outline skripsi (percobaan 1)

31
“FAILED” INTEGRASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN TOPSIS DALAM USULAN PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BESI TERBAIK (Studi Kasus : UKM UD. RAHMAT) TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri DISUSUN OLEH : Dandung Argaseta (11 522 213) PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Upload: prasetyo-djiwandono

Post on 14-Jul-2016

34 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

learn

TRANSCRIPT

Page 1: Outline Skripsi (Percobaan 1)

“FAILED”INTEGRASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN TOPSIS

DALAM USULAN PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BESI

TERBAIK(Studi Kasus : UKM UD. RAHMAT)

TUGAS AKHIRDiajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1

Pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

DISUSUN OLEH :

Dandung Argaseta (11 522 213)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: Outline Skripsi (Percobaan 1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Biaya bahan baku dan komponen pendukung merupakan komponen biaya pokok produksi

sebuah produk. Oleh karena itu, pemilihan supplier merupakan masalah pengambilan

keputusan yang paling penting, karena pemilihan supplier yang tepat dapat menurunkan biaya

pembelian dan meningkatkan daya saing perusahaan (Ceby dan Bayraktar, 2003). Akan

tetapi dewasa ini biaya bahan baku tidak mutlak menjadi kriteria utama, masih banyak

kriteria-kriteria lain yang mempengaruhi. Hal ini diperkuat oleh Ceby dan Bayraktar (2003)

yang menjelaskan bahwa masalah pengambilan keputusan pemilihan pemasok perlu

melibatkan banyak kriteria yang meliputi faktor kuantitatif dan kualitatif yang mungkin

bertolak belakang. Dengan kata lain, pemilihan supplier selama ini hanya didasarkan pada

harga yang ditawarkan dan kecepatan pengiriman yang dijanjikan. Setelah supplier terpilih

pun sering terjadi permasalahan permasalahan yaitu kualitas, kuantitas, dan waktu pengiriman

yang tidak sesuai dengan yang dijanjikan saat pemesanan sehingga mengganggu proses

produksi. Jika perusahaan tetap menggunakan banyak supplier sekaligus dapat menimbulkan

permasalahan antara lain, terlalu sulit dalam pengaturan jadwal masuk gudang, pengendalian

supplier serta pengaturan pembayaran pesanan bahan baku tersebut.

Menurut Ghodsypour dan O’brien (1998), permasalah pemilihan pemasok dapat

diklasifikasikan menjadi 2 tipe. Pada tipe pertama seorang pemasok dapat memenuhi semua

kebutuhan pembeli (single sourcing), sedangkan tipe yang kedua, tidak ada pemasok yang

dapat memenuhi semua kebutuhan sehingga manajemen perusahaan harus memilih dan

mengalokasikan order pada beberapa pemasok (multiple sourcing).

Penelitian yang dilakukan Ozkan et al. (2011) tentang pemilihan supplier terbaik untuk

komputer dan printer menggunakan 4 kriteria dan 16 subkriteria. Kualitas menjadi kriteria

tertinggi, struktur organisasi perusahaan, kemampuan produksi dan harga menjadi kriteria

terendah. Kemudian Chan dan Kumar (2007) merasa bahwa setiap negara mempunyai faktor

yang berbeda sehingga secara global faktor resiko berpengaruh dalam pemilihan supplier,

karena dalam keadaan yang tidak dapat ditebak, selalu akan ada resiko yang dihadapi

perusahaan. Oleh karena itu Chan dan Kumar menganggap penting untuk memasukkan

kriteria tersebut ke dalam pemilihan supllier secara global. Harga, kualitas, pelayanan, profil

supplier, dan faktor resiko menjadi lima kriteria yang digunakan dalam penelitian. Tahriri et

Page 3: Outline Skripsi (Percobaan 1)

al. (2008) menggunakan 13 kriteria dalam pemilihan supplier dan 35 subkriteria pada

perusahaan manufaktur baja. Penelitiannya dibantu dengan menggunakan expert choice untuk

mempermudah dalam perhitungan.

UD.Rahmat adalah UKM yang berada di Jalan Kaliurang KM 13 Besi, Yogyakarta

mempunyai masalah dalam pemilihan supplier material besi terbaik. Terkadang pasokan dari

supplier terlambat atau supplier tidak dapat memenuhi semua kebutuhan yang diminta dalam

sekali order, sehingga perlu dilakukan pemilihan supplier bahan baku secara selektif dengan

mempertimbangkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan perusahaan dan pengalokasian

pesanan kepada supplier terpilih. Pemilihan supplier ini dapat diselesaikan dengan cara

menguraikan dalam beberapa kriteria yang disusun menjadi suatu bentuk hirarki. Pada UD.

Rahmat ada banyak kriteria yang muncul dalam masalah pemilihan supplier mereka, yaitu

biaya, logistik supplier, pengiriman, hubungan dengan supplier, spesifikasi/kualitas, dan toko

supplier. Dari kriteria –kriteria tersebut dapat di kembangkan lagi menjadi sub – sub kriteria,

yang di mana saling berkaitan, sehingga bisa menjadi dasar pengambilan keputusan. Setelah

itu lanjut ke bagian alternative supplier dimana alternative supplier pada UKM UD. Rahmat

adalah toko Sekawan, toko Langgeng, dan toko Kana. Kemudian sebuah model akan

diformulasikan untuk mencapai dua fungsi tujuan yaitu maksimasi total nilai pembelian dan

minimasi total biaya pembelian serta mempertimbangkan batasan kapasitas pemasok.

1.2 Rumusan Masalah

1 Apa sajakah yang menjadi kriteria, sub-kriteria dan alternatif solusi yang mempengaruhi

pengambilan keputusan pada pemilihan supplier di UD. Rahmat ?

2 Siapa supplier yang terbaik yang dapat direkomendasikan kepada UD. Rahmat?

3 Bagaimana hasil analisis dan rekomendasi solusi permasalahan dalam memenuhi pasokan

bahan baku dan meminimalkan biaya pembelian serta memaksimalkan nilai pembelian?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahuai kriteria dan sub kriteria apa saja yang mempengaruhi dalam

pemilihan supplier di UKM UD. Rahmat.

2. Untuk mengetahui supplier terbaik yang dapat direkomendasikan kepada UKM UD.

Rahmat.

3. Untuk mengetahui solusi terbaik dalam pemenuhan pasokan bahan baku dan meminimalkan biaya pembelian.

Page 4: Outline Skripsi (Percobaan 1)

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini adalah gambaran mengenai isi yang dibahas pada laporan Tugas

Akhir ini, yang dimana dibagi menjadi enam pokok bahasan yaitu sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

BAB I ini menjelaskan tentang gambaran umum mengenai latar belakang masalah,

rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi

penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

BAB II ini berisikan tentang kajian induktif dan kajian deduktif. Dimana kajian

deduktif berisikan dasar teori yang berfungsi sebagai materi yang dapat membantu

memecahkan masalah ataupun sebagai informasi, pendukung serta untuk memberikan

pemahaman akan permasalahan yang berkenaan tentang prediksi, data mining,

klasifikasi, metode decision tree dan metode support vector machines. Sedangkan

kajian induktif berisikan penelitian yang sudah dilakukan dimana juga berkaitan

dengan penelitian yang akan dilakukan.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

BAB III ini menjelaskan tentang objek penelitian yang akan digunakan di penelitian

ini, teknik pengumpulan data, jenis-jenis data serta alur penelitian yang digambarkan

menggunakan flowchart.

BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV berisikan tentang data-data yang sudah diperoleh dan akan di olah

menggunakan metode yang sudah ditentukan. Dimana data yang diolah akan dianalisis

juga dari hasil yang diperoleh.

BAB V : PEMBAHASAN

BAB V berisikan tentang analisis dari hasil penelitian yang diperoleh dimana analisis

itu menjawab pertanyaan dari rumusan masalah.

Page 5: Outline Skripsi (Percobaan 1)

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI memuat kesimpulan dan saran. Dimana kesimpulan merupakan ringkasan

singkat mengenai hasil penelitian yang sudah dianalisis sedangkan pembahasan

merupakan jawaban dari rumusan masalah. Untuk saran berisikan tentang idepenulis

untuk lebih mengembangkan penelitian yang serupa dari penelitian-penelitian

sebelumnya agar menjadi lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka berisikan tentang sumber-sumber yang digunakan dalam penelitian ini,

baik itu berupa jurnal, buku, kutipan-kutipan dari internet ataupun dari sumber-sumber

yang lainnya.

LAMPIRAN

Page 6: Outline Skripsi (Percobaan 1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Supplier

Supplier merupakan suatu perusahaan dan individu yang menyediakan sumber daya yang

dibutuhkan oleh perusahaan dan para pesaing untuk memproduksi baran dan jasa tertentu.

Menurut Ghodsypour dan O’brien (1998), permasalah pemilihan pemasok dapat

diklasifikasikan menjadi 2 tipe. Pada tipe pertama seorang pemasok dapat memenuhi semua

kebutuhan pembeli (single sourcing), sedangkan tipe yang kedua, tidak ada pemasok yang

dapat memenuhi semua kebutuhan sehingga manajemen perusahaan harus memilih dan

mengalokasikan order pada beberapa pemasok (multiple sourcing). Adapun kriteria-kriteria

supplier yang baik adalah sebagi berikut :

a. Tepat waktu dalam pemenuhan

b. Fleksibilitas penyerahan

c. Frekuensi penyerahan

d. Mutu pemasok

e. Manajemen pemasok

f. Biaya transportasi

2.2 Metode Analytical Hierarchy Process

2.2.1 Kajian Deduktif

Salah satu metode yang dapat digunakan dalam menyelesaikan persoalan pengambilan

keputusan dalam kondisi multikriteria yaitu metode Analytical Hierarchy Process (AHP).

Metode pengambilan keputusan ini telah dikembangkan oleh Thomas L. didasarkan pada

kemampuan mengambil keputusan untuk mengkonstruksi persepsi secara hierarkis dari suatu

persoalan multikriteria, juga untuk membuat perbandingan baik yang bersifat tangible atau

intangible dari suatu kriteria, atribut atau sifat dari masing-masing elemen keputusan.

Kelebihan dari metode AHP ini antara lain, yaitu struktur yang berhirarki, sebagai

konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam;

memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan

alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan, AHP tidak tidak memaksakan

konsensus tetapi mensistensis suatu hasil yang representatif dari berbagai pilihan, serta AHP

Page 7: Outline Skripsi (Percobaan 1)

memungkinkan organisasi/perusahaan memperhalus definisi mereka pada suatu persoalan dan

memperbaiki pertimbangan serta pengertian mereka melalui pengulangan (Saaty, 1991).

Dalam metode AHP dilakukan langkah-langkah sebagai berikut (Kadarsyah Suryadi

dan Ali Ramdhani, 1998) :

1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.

Dalam tahap ini kita berusaha menentukan masalah yang akan kita pecahkan secara

jelas, detail dan mudah dipahami. Dari masalah yang ada kita coba tentukan solusi

yang mungkin cocok bagi masalah tersebut. Solusi dari masalah mungkin berjumlah

lebih dari satu. Solusi tersebut nantinya kita kembangkan lebih lanjut dalam tahap

berikutnya.

2. Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama.

Setelah menyusun tujuan utama sebagai level teratas akan disusun level hirarki yang

berada di bawahnya yaitu kriteria-kriteria yang cocok untuk mempertimbangkan atau

menilai alternatif yang kita berikan dan menentukan alternatif tersebut. Tiap kriteria

mempunyai intensitas yang berbeda-beda. Hirarki dilanjutkan dengan subkriteria (jika

mungkin diperlukan).

3. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang

menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau

kriteria yang setingkat di atasnya. Matriks yang digunakan bersifat sederhana,

memiliki kedudukan kuat untuk kerangka konsistensi, mendapatkan informasi lain

yang mungkin dibutuhkan dengan semua perbandingan yang mungkin dan mampu

menganalisis kepekaan prioritas secara keseluruhan untuk perubahan pertimbangan.

Pendekatan dengan matriks mencerminkan aspek ganda dalam prioritas yaitu

mendominasi dan didominasi. Perbandingan dilakukan berdasarkan judgment dari

pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan

elemen lainnya. Untuk memulai proses perbandingan berpasangan dipilih sebuah

kriteria dari level paling atas hirarki misalnya K dan kemudian dari level di bawahnya

diambil elemen yang akan dibandingkan misalnya E1,E2,E3,E4,E5.

4. Melakukan Mendefinisikan perbandingan berpasangan

Page 8: Outline Skripsi (Percobaan 1)

Sehingga diperoleh jumlah penilaian seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan

n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan. Hasil perbandingan dari masing-

masing elemen akan berupa angka dari 1 sampai 9 yang menunjukkan perbandingan

tingkat kepentingan suatu elemen. Apabila suatu elemen dalam matriks dibandingkan

dengan dirinya sendiri maka hasil perbandingan diberi nilai 1. Skala 9 telah terbukti

dapat diterima dan bisa membedakan intensitas antar elemen. Hasil perbandingan

tersebut diisikan pada sel yang bersesuaian dengan elemen yang dibandingkan. Skala

perbandingan perbandingan berpasangan dan maknanya yang diperkenalkan oleh

Saaty bisa dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.1 Skala intensitas kepentingan

Intensitas

penilaian pada

skala absolute

Definisi

1Kedua elemen sama pentingnya, Dua elemen mempunyai pengaruh

yang sama besar

3

Elemen yang satu sedikit lebih penting dari pada elemen yang

lainnya, Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen

dibandingkan elemen yang lainnya.

5

Elemen yang satu lebih penting dari pada yang lainnya, Pengalaman

dan penilaian sangat kuat menyokong satu elemen dibandingkan

elemen yang lainnya

7

Satu elemen jelas lebih mutlak penting dari pada elemen lainnya,

Satu elemen yang kuat disokong dan dominan terlihat dalam

praktek.

9

Satu elemen mutlak penting dari pada elemen lainnya, Bukti yang

mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memeliki tingkat

penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan.

2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan angka

berdekatan, Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi di antara 2

Page 9: Outline Skripsi (Percobaan 1)

Intensitas

penilaian pada

skala absolute

Definisi

pilihan

Kebalikan

Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka dibanding dengan

aktivitas j , maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding dengan

i

5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya. Jika tidak konsisten maka

pengambilan data diulangi.

6. Mengulangi langkah 3,4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.

7. Menghitung Eugene vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan yang

merupakan bobot setiap elemen untuk penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat

hirarki terendah sampai mencapai tujuan. Penghitungan dilakukan lewat cara

menjumlahkan nilai setiap kolom dari matriks, membagi setiap nilai dari kolom

dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks, dan

menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen

untuk mendapatkan rata-rata.

8. Memeriksa konsistensi hirarki. Yang diukur dalam AHP adalah rasio

konsistensi dengan melihat index konsistensi. Konsistensi yang diharapkan adalah

yang mendekati sempurna agar menghasilkan keputusan yang mendekati valid.

Walaupun sulit untuk mencapai yang sempurna, rasio konsistensi diharapkan kurang

dari atau sama dengan 10 %.

2.2.2 Kajian Induktif

Masalah yang dialami oleh perusahaan adalah sulitnya menentukan supplier mana yang

memiliki performansi yang terbaik dari segi waktu, kualitas dan kuantitas sehingga

perusahaan bisa memprioritaskan supplier tersebut dalam memenuhi bahan baku yang

dibutuhkan. Ada banyak kriteria yang harus dipertimbangkan dalam menentukan supplier

terbaik. Weber (1990) mengungkapkan bahwa terdapat 23 kriteria yang bisa dijadikan dasar

penilaian dalam pemilihan supplier. Menurut Fenton & Wang (2006), pengambilan keputusan

Page 10: Outline Skripsi (Percobaan 1)

dengan adanya perangkingan tiap alternatif terhadap kriteria dan pembobotan diberikan pada

tiap kriteria dapat menggunakan Multi Criteria Decision Making (MCDM).

Yusuf (2009) menerapkan metode AHP untuk memilih supplier bahan kulit.

Menurutnya saat ini pemilihan supplier yang hanya berdasarkan pada faktor biaya sudah tidak

tepat lagi. Masalah pengambilan keputusan pemilihan supplier perlu melibatkan banyak

kriteria yang meliputi faktor kuantitatif dan kualitatif yang mungkin dapat bertolak belakang

(Ceby dan Bayraktar, 2003).

Menurut Chan et al. (2009) AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak

terstruktur menjadi suatu modell yang fleksibel dan mudah dipahami. Ia juga mengemukakan

bahwa AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan sistem dan

pengintegrasian secara deduktif. Kabir (2010) mengatakan AHP mewakili pemikiran alamiah

yang cenderung mengelompokkan elemen sistem ke level-level yang berbeda dari masing-

masing level yang berisi elemen serupa. Sehingga AHP cocok untuk menyelesaikan masalah-

masalah multi kriteria untuk pemilihan lebih dari satu alternatif.

2.3 TOPSIS

2.3.1 Kajian Deduktif

TOPSIS (Technique For Others Reference by Similarity to Ideal Solution) adalah salah satu

metode pengambilan keputusan multikriteria yang pertama kali diperkenalkan oleh Yoon dan

Hwang pada tahun 1981. TOPSIS menggunakan prinsip bahwa alternatif yang terpilih harus

mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal positif dan terjauh dari solusi ideal negatif dari

sudut pandang geometris dengan menggunakan jarak Euclidean untuk menentukan kedekatan

relatif dari suatu alternatif dengan solusi optimal. Solusi ideal positif didefinisikan sebagai

jumlah dari seluruh nilai terbaik yang dapat dicapai untuk setiap atribut, sedangkan solusi

negatifideal terdiri dari seluruh nilai terburuk yang dicapai untuk setiap atribut. TOPSIS

mempertimbangkan keduanya, jarak terhadap solusi ideal positif dan jarak terhadap solusi

ideal negatif dengan mengambil kedekatan relatif terhadap solusi ideal positif. Berdasarkan

perbandingan terhadap jarak relatifnya, susunan prioritas alternatif bisa dicapai. Metode ini

banyak digunakan untuk menyelesaikan pengambilan keputusan secara praktis. Hal ini

disebabkan konsepnya sederhana dan mudah dipahami, komputasinya efisien,dan memiliki

kemampuan mengukur kinerja relatif dari alternatif-alternatif keputusan.

Berikut ini adalah contoh sebuah matriks dengan alternatif dan kriteria :

Prosedur TOPSIS :

1. Normalisasi matriks keputusan

Page 11: Outline Skripsi (Percobaan 1)

Setiap elemen pada matriks D dinormalisasikan untuk mendapatkan matriks normalisasi R. Setiap normalisasi dari nilai rij dapat dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut:

rij=x y

√∑i=1

m

x y2

Untuk i=1,2,3,…,m; j=1,2,3,…,n

2. Pembobotan pada matriks yang telah dinormalisasikan Diberikan bobot W = (w1,w2,…,wn), sehingga weighted normalized matrix V dapat dihasilkan sebagai berikut:

V=[ w11 r11 ⋯ w1n r1n

⋮ ⋱ ⋮wm1rm1 ⋯ wnm rnm

]Dengan i=1,2,3,…,m dan j=1,2,3…,n

3. Menentukan solusi ideal positif dan solusi ideal negative Solusi ideal positif dinotasikan dengan A+ dan solusi ideal negatife dinotasikan dengan A-, sebagi berikut : Menentukan Solusi Ideal (+) & (-)

4. Menghitung Separation Measure Separation measure ini merupakan pengukuran jarak dari suatu alternatif ke solusi ideal positif dan solusi ideal negatif. Perhitungan matematisnya adalah sebagai berikut:

Page 12: Outline Skripsi (Percobaan 1)

5. Menghitung kedekatan relative dengan ideal positif Kedekatan relative dari alternatif A+ dengan solusi ideal Adirepresentasikan dengan:

6. Mengurutkan Pilihan Alternatif dapat dirangking berdasarkan urutan Ci. Maka dari itu,

alternatif terbaik adalah salah satu yang berjarak terpendek terhadap solusi ideal dan

berjarak terjauh dengan solusi ideal negatif

2.3.2 Kajian InduktifMetode TOPSIS juga telah dilakukan dalam Rekrutmen Tenaga Pengajar Baru di Libra

Education Institute. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan

multikriteria kriteria adalah metode TOPSIS. Rekrutmen tenaga pengajar baru di Libra

Education Institute yang ditentukan oleh beberapa kriteria yaitu pendidikan, pengalaman

mengajar, hasil tes, hasil wawancara dan hasil training (pelatihan) merupakan masalah

multikriteria. Dalam kajian ini telah dibangun sebuah sistem pendukung keputusan untuk

membantu dalam menentukan calon tenaga pengajar baru yang akan direkrut dengan metode

TOPSIS. Hasil akhir dari penerapan metode TOPSIS ini akan menghasilkan berupa

pengurutan data calon tenaga pengajar baru yang dijadikan sebagai alat bantu dalam

pengambilan keputusan.

Selain itu, metode TOPSIS juga dilakukan dalam Seleksi Penerima Beasiswa. Untuk

membantu penentuan dalam menetapkan seseorang yang layak menerima beasiswa maka

dibutuhkan sebuah sistem pendukung keputusan. Metode yang dapat digunakan untuk Sistem

Pendukung Keputusan adalah dengan menggunakan Analitical Hierarcy Process (AHP) dan

Technique Order Preference by Similarity To Ideal Solution (TOPSIS). Pada penelitian ini

Page 13: Outline Skripsi (Percobaan 1)

akan diangkat suatu kasus yaitu mencari alternatif terbaik berdasarkan kriteria-kriteria yang

telah ditentukan dengan mengggunakan metode AHP kemudian mencari solusi dengan

metode TOPSIS. Metode ini dipilih karena mampu menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah

alternatif, dalam hal ini alternatif yang dimaksudkan yaitu yang berhak menerima beasiswa

berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan. Penelitian dilakukan dengan mencari nilai bobot

untuk setiap atribut, kemudian dilakukan proses pengurutan kandidat yang akan menentukan

alternatif yang optimal, yaitu mahasiswa terbaik. Kriteria yang digunakan dalam menentukan

penerima beasiswa yaitu IPK, jumlah penghasilan orang tua, jumlah tanggungan orang tua,

semester, status beasiswa. Menentukan Peringkat Siswa dalam Pembelajaran Teknologi

Informasi Dan Komunikasi. Pada penelitian ini, penentuan peringkat dilakukan berdasarkan

kepada Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pada setiap aspek penilaian. Dengan

menentukan peringkat, guru dapat membandingkan hasil belajar setiap siswa sehingga

kedepannya guru dapat memberikan perlakukan yang berbeda sesuai dengan hasil belajar

setiap siswa. Sistem pendukung keputusan dengan metode TOPSIS merupakan salah satu

solusi untuk memfasilitasi guru dalam menentukan peringkat siswa. Dalam sistem yang

dibuat, guru secara fleksibel dapat menentukan aspek penilaian beserta KKM pada setiap

aspek tersebut sesuai dengan kebutuhan. Setelah itu guru melakukan input nilai siswa untuk

setiap aspek penilaian. Setelah input nilai siswa selesai dilaksanakan, sistem akan melakukan

perhitungan sesuai prinsip TOPSIS yang pada akhirnya menghasilkan suatu penentuan

peringkat yang dapat membantu guru dalam membandingkan hasil belajar setiap siswa.

Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan, sistem yang dibuat telah mampu untuk

menentukan peringkat siswa pada kegiatan pembelajaran Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK).

Page 14: Outline Skripsi (Percobaan 1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah UKM UD. Rahmat yang berlokasi di Jalan Kaliurang,

Besi KM 13. UKM ini menyediakan besi dan baja yang biasanya digunakan untuk

konstruksi, teralis, kanopi dan lain-lain. Pemilik dari UKM ini adalah bapak Rahmat

3.2 Variabel Penelitian

Vaariabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua variabel yaitu variabel bebas dan

variabel tidak bebas. Untuk variabel bebas bertindak sebagai input penelitian yaitu

kriteria dan sub-kriteria supplier serta alternatif supplier, bobot perbandingan

berpasangan antar kriteria yang bersifat subjektif dari pemilik UKM, kapasitas

pengiriman masing-masing pemasok. Sedangkan untuk variabel tidak bebas adalah

supplier dengan bobot tertinggi, kuantitas pembelian bahan baku dari pemasok, kualitas

bahan baku dari pemasok, biaya pengiriman, tepat waktu pengiriman dari pemasok,

pencapaian di atas target dari tujuan pertama, dan pencapaian di bawah target dari tujuan

kedua.

3.3 Jenis Data

3.3.1 Primer

Melakukan pengamatan langsung ke tempat kerja tersebut atau UKM UD. Rahmat dan

mewawancarai beberapa pekerja di tempat tersebut untuk mendapatkan data yang

diperlukan. Dimana dalam penelitian ini, data primer peneliti digunakan untuk

pembobotan antar kriteria dan pembobotan antar sub kriteria serta pembobotan kriteria

dan sub kriteria dengan alternatif. Selain itu terdapat data kapasitas pengiriman

masing-masing pemasok yang nantinya digunakan sebagai fungsi kendala dalam

metode TOPSIS.

3.3.2 Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat dari referensi seperti buku dan jurnal dimana

dalam penelitian ini, data sekunder yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai

pertimbangan dalam penentuan kriteria-kriteria dan penentuan sub kriteria apa saja

yang penting dalam pemilihan supplier. Dalam hal ini peneliti mendapatkannya dari

Page 15: Outline Skripsi (Percobaan 1)

buku dan jurnal-jurnal mengenai penelitian yang sejenis, yang digunakan untuk

mendapatkan dan menggali teori-teori yang yang nantinya akan mendukung terhadap

penelitian untuk memecahkan masalah.

3.4 Pengumpulan Data

Pengambilan data pada studi kasus kali ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Observasi

Pengamatan langsung ke lapangan yaitu ke UKM UD. Rahmat, untuk mendapatkan

informasi dan data yang diperlukan seperti

2. Kuisioner

Kuisioner ditujukan kepada pemilik dari UD. Rahmat. Kuisioner berisi tabel bobot

perbandingan berpasangan antar kriteria, antar sub-kriteria dan antar alternatif.

Dalam penggunaan metode AHP, input bobot perbandingan berpasangan dilakukan

oleh ekspert/ ahli, yang mana dalam kasus ini adalah pemilik UD. Rahmat.

3. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada pemilik UKM UD. Rahmat dan pegawai yang bekerja

disana, dengan tujuan untuk mengetahui apa saja kendala yang dihadapi pemenuhan

bahan baku yang dibutuhkan, serta untuk mengetahui alasan-alasan yang

dipertimbangkan dalam pemilihan pemasok.

4. Studi Pustaka

Pengumpulan data yang didapatkan dari studi pustaka, literatur, referensi dan

sebagainya yang diperlukan dalam pemilian supplier terbaik dan untuk mencapai

tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

3.5 Pengolahan Data

3.5.1 Analitycal Hierarchy Process

Dalam metode AHP dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi. Persoalan yang akan

diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu kriteria dan alternatif,

kemudian disusun menjadi struktur hierarki seperti Gambar 3.1 di bawah ini:

Page 16: Outline Skripsi (Percobaan 1)

Gambar 3.1 Struktur Hierarki AHP

2. Penilaian kriteria dan alternatif

Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut Saaty

(1988), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam

mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala

perbandingan Saaty dapat dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Skala intensitas kepentingan

Intensitas

penilaian pada

skala absolute

Definisi

1Kedua elemen sama pentingnya, Dua elemen mempunyai pengaruh

yang sama besar

3

Elemen yang satu sedikit lebih penting dari pada elemen yang

lainnya, Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen

dibandingkan elemen yang lainnya.

5

Elemen yang satu lebih penting dari pada yang lainnya, Pengalaman

dan penilaian sangat kuat menyokong satu elemen dibandingkan

elemen yang lainnya

7

Satu elemen jelas lebih mutlak penting dari pada elemen lainnya,

Satu elemen yang kuat disokong dan dominan terlihat dalam

praktek.

9 Satu elemen mutlak penting dari pada elemen lainnya, Bukti yang

mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memeliki tingkat

Page 17: Outline Skripsi (Percobaan 1)

Intensitas

penilaian pada

skala absolute

Definisi

penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan.

2,4,6,8

Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan angka

berdekatan, Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi di antara 2

pilihan

Kebalikan

Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka dibanding dengan

aktivitas j , maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding dengan

i

3. Penentuan Prioritas

Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan

(pairwise comparisons). Nilai-nilai perbandingan relative kemudian diolah untuk

menentukan peringkat alternatif dari seluruh alternatif. Baik kriteria kualitatif,

maupun kriteria kuantitatif, dapat dibandingkan sesuai dengan penilaian yang telah

ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas.Bobot atau prioritas dihitung

dengan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematik.

Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk

memperoleh keseluruhan prioritas melalui tahapan-tahapan berikut:

a. Kuadratkan matriks hasil perbandingan berpasangan.

b. Hitung jumlah nilai dari setiap baris, kemudian lakukan normalisasi matriks.

4. Konsistensi Logis

Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingatkan secara konsisten

sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Matriks bobot yang diperoleh dari hasil

perbandingan secara berpasangan tersebut harus mempunyai hubungan kardinal dan

ordinal. Hubungan tersebut dapat ditunjukkan sebagai berikut (Suryadi & Ramdhani,

1998):

Hubungan kardinal : aij . ajk = aik

Hubungan ordinal : Ai> Aj, Aj> Ak maka Ai> Ak Hubungan diatas dapat dilihat

dari dua hal sebagai berikut :

Page 18: Outline Skripsi (Percobaan 1)

a. Dengan melihat preferensi multiplikatif, misalnya bila anggur lebih enak

empat kali dari mangga dan mangga lebih enak dua kali dari pisang maka

anggur lebih enak delapan kali dari pisang.

b. Dengan melihat preferensi transitif, misalnya anggur lebih enak dari

mangga dan mangga lebih enak dari pisang maka anggur lebih enak dari

pisang.

Pada keadaan sebenarnya akan terjadi beberapa penyimpangan dari hubungan

tersebut, sehingga matriks tersebut tidak konsisten sempurna. Hal ini terjadi

karena ketidakkonsistenan dalam preferensi seseorang. Penghitungan konsistensi

logis dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

a. Mengalikan matriks dengan proritas bersesuaian.

b. Menjumlahkan hasil perkalian per baris.

c. Hasil penjumlahan tiap baris dibagi prioritas bersangkutan dan hasilnya

dijumlahkan.

d. Hasil c dibagijumlahelemen, akandidapatλmaks.

e. Indeks Konsistensi (CI) = (λmaks-n) / (n-1)

f. Rasio Konsistensi = CI/ RI, di mana RI adalah indeks random

konsistensi. Jika rasio konsistensi ≤ 0.1, hasil perhitungan data dapat

dibenarkan.

Daftar RI dapat dilihat pada Tabel 3.2

Tabel 3.2 Nilai Indeks Random

n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

RC 0 0 0.58 0.9 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49 1.51

Perhitungan dalam metode AHP menggunakan software Microsoft Office Excel.

3.5.2

Page 19: Outline Skripsi (Percobaan 1)

3.5.3 TOPSIS

Langkah - langkah TOPSIS

Page 20: Outline Skripsi (Percobaan 1)
Page 21: Outline Skripsi (Percobaan 1)

Gambar 3.2 Flowchart Penelitian

Page 22: Outline Skripsi (Percobaan 1)

DAFTAR PUSTAKA

Chan, Felix TS, dan Niraj Kumar. “Global supplier development considering risk factors using extended AHP-based approach”, Omega the International Journal of Management Science No. 35 (2007): 417-431.

Ghodsypour, S.H. dan O’Brien, C. (1998). Decision Support System for Supplier Selection Using an Integrated Analytic Hierarchy Process and Linear Programming, International Journal of Production Economics, 56–57, 199–212.

Kadarsyah, Suryadi dan Ramdhani, M. (1998). System Pendukung Keputusan: Suatu Wacana Struktural Idealisasi Dan Implementasi Konsep Pengambilan Keputusan, PT. RemajaRosdakarya, Bandung.

Ozkan, Betul Huseyin Bashgil dan Nergis Sahim. (2011). “Supplier selection using analytical hierarchy process: an aplication from Turkey”. Proceding of the world congress on Engineering Vol 2

Saaty, T.L. (1991). Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.

Tahrir, Farzad, M. Rasid Osman, dan Aidy Ali. “AHP approach for supplier evaluation and selection in a steel manufacturing company”. Journal of Industrial Engineering and Management No. 01 (2008): 54 -76

Yusuf, M. (2009). Pendekatan Analytic Hierarchy Process dan Goal Programming Untuk Menentukan Model Pemasok. Jurnal Teknologi, 2(2), 137-142.