outline new

12
OUTLINE USULAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT TERPADU PADA TANAMAN CABAI MERAH BESAR ( Capsicum annuum L.) DI BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN (BALITSA) LEMBANG, BANDUNG. Oleh: Ricky Yuliawan Sigmatika NIM A1L012149

Upload: galang

Post on 11-Nov-2015

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

CDFDFDFDFDF

TRANSCRIPT

OUTLINE USULAN PRAKTIK KERJA LAPANGANPENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT TERPADU PADA TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuumL.) DI BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN (BALITSA) LEMBANG, BANDUNG.

Oleh:Ricky Yuliawan SigmatikaNIM A1L012149

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO2014I. Latar BelakangCabai (Capsicum Annum) merupakan salah satu komoditas atau tanaman hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia, karena buahnya selain dijadikan sayuran atau bumbu masak juga mempunyai kapasitas menaikkan pendapatan petani, sebagai bahan baku industri, memiliki peluang eksport, membuka kesempatan kerjaserta sebagai sumber vitamin C. Berdasarkan data SUSENAS, rata-rata tingkat konsumsi cabai merah per kapita mencapai 1.4 kg per tahun. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang saat ini berada pada kisaran 225 juta orang, maka kebutuhan cabai merah untuk keperluan rumah tangga diperkirakan mencapai 252 ribu ton per tahun. Ke depan, permintaan cabai merah untuk keperluan rumah tangga tersebut diperkirakan akan berkelanjutan dan stabil tinggi seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. (Badan Pusat Statistik. 2013).Besarnya kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri menjadikan cabai sebagai komoditas menjanjikan. Permintaan cabai yang tinggi untuk kebutuhan bumbu masakan, industri makanan, dan obat-obatan merupakan potensi untuk meraup keuntungan. Tidak heran jika cabai merupakan komoditas hortikultura yang mengalami fluktuasi harga paling tinggi di Indonesia. Produksi cabai besar segar dengan tangkai yang dilaporkan Badan Pusat Statistik tahun 2013 sebesar 60.981 ton. Luas pertanaman cabai menurut data terakhir sekitar 165.000 hektar dan merupakan suatu usaha budidaya yang terluas dibandingkan komoditas sayuran lainnya. Namun rata-rata nasional produksi cabai baru mencapai 5,5 ton/hektar (Rizqi, 2010), masih jauh di bawah potensi hasilnya yang berkisar antara 12-20 ton/hektar. Salah satu kendala penyebab rendahnya produksi adalah gangguan penyakit yang dapat menyerang sejak tanaman di persemaian sampai hasil panennya (Aripin, 2003). Laporan Departemen Pertanian RI tahun 2006 menunjukkan bahwa kerusakan pada tanaman cabai di Indonesia dapat mencapai 35%. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan Prajatna (2002) bahwa cabai merupakan salah satu tanaman sayuran yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Kebutuhan cabai setiap tahunnya meningkat, namun tidak seimbang dengan jumlah produksi yang dihasilkan. Harga di pasaran sangat fluktuatif dan dapat bernilai tinggi, hal ini disebabkan karena pasokan cabai kurang dan permintaan yang sangat tinggi. Serangan HPT dapat langsung menurunkan produksi cabai terutama saat cabai berbuah (Prajanata,2002).Balai Penelitian Tanaman Sayuran atau lebih dikenal dengan sebutan Balitsa, merupakan salah satu lembaga pemerintah dan unit pelaksana teknis Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang berada dibawah serta bertanggung jawab langsung kepada Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian Hortikultura. Lembaga tersebut terletak dikaki Gunung Tangkuban Perahu, Lembang, Bandung. Dengan ketinggian 1250 diatas permukaan laut (Dpl). Dilihat dari segi geologisnya, jenis tanah dikawasan tersebut merupakan tanah andosol yang dipengaruhi oleh tipe iklim B dengan suhu rata-rata harian berkisar antara 19-24 C serta curah hujan 2.207,5 mm/tahun. (Balitsa).

II. Tujuan1. Mengetahui struktur organisasi dan kegiatan utama di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) Lembang, Bandung.2. Mengetahui pengelolaan hama dan penyakit pada tanaman cabai merah besar di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) Lembang, Bandung.3. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam pengelolaan hama dan penyakit tanaman cabai merah besar di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) Lembang, Bandung.4. Mengetahui wawasan dan pengalaman kerja dalam pengelolaan hama dan penyakit cabai merah besar di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) Lembang, Bandung.

III. Metode Praktik Kerja LapanganA. Waktu dan TempatPraktik Kerja Lapangan akan dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) Lembang, Bandung selama 25 hari kerja dimulai pada bulan Januari sampai dengan bulan Februari 2015.

B. Materi Praktik Kerja LapanganMateri yang dikaji dalam Praktik Kerja Lapangan meliputi berbagai hal yang berkaitan dengan Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu tanaman cabai merah besar di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) Lembang, Bandung.

C. Pengumpulan Data Primer dan SekunderData yang akan diambil dalam praktik kerja lapangan ini yaitu berupa data primer dan data sekunder.1. Data PrimerData primer diperoleh dari hasil pengamatan dan observasi lapang secara langsung serta melalui wawancara. Data yang akan diambil antara lain populasi hama dan penyakit, pengelolaan hama dan penyakit tanaman, perlindungan tanaman serta pengendalian hama dan penyakit.

2. Data SekunderData sekunder diperoleh dari arsip dan dokumen yang terdapat pengelolaan hama penyakit dan studi pustaka yang dapat mendukung objek Praktik Kerja Lapangan. Adapun data yang akan diambil antara lain data-data lahan seperti keadaan umum perusahaan dan lahan, keadaan iklim, tata guna lahan, keadaan tanaman dan produksi, struktur organisasi dan ketenagakerjaan, serta data hama penyakit tahun-tahun sebelumnya.

D. Pelaksanaan Praktik Kerja LapanganPraktik Kerja Lapangan akan dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian.1. Tahap persiapanKegiatan yang dilakukan adalah penyelesaian administrasi dan melengkapi syarat-syarat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan, pengumpulan referensi atau studi pustaka yang berhubungan dengan masalah yang dikaji serta penyusunan Usulan Praktik Kerja Lapang.2. Tahap pelaksanaan dan PengamatanKegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data yang meliputi data primer dan data sekunder.3. Tahap penyelesaianKegiatan yang dilakukan adalah menganalisis data yang diperoleh pada saat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dan penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan.E. Jadwal Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

NoJenis kegiatanMinggu ke-

1234

1.Persiapan

2.Pelaksanaan dan pengamatan

a. Pelaksanaan di lapang

1) Identifikasi dan observasi

2) Pengelolaan

b. Pengumpulan data primer dan sekunder

3.Penyelesaian

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

DAFTAR PUSTAKAAripin, Kasmal. 2003. Teknik Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) Pada Tanaman Cabai (Capsicum annum) di Dataran Rendah. Universitas Sumatra Utara. Hal 1-3.Badan Pusat Statistik. 2013. Berita Resmi Statistik. BPS No. 54/08: 2-4.Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Profil Balitsa. http://balitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/. Diakses tanggal 20 November 2014.Prajnanta. 2002. Mengatasi Permasalahan Bertanam Cabai. Penebar Sawadaya. Jakarta. 87 hal.

Rizqi, Devi. 2010. Budidaya Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.) Di UPTD Perbibitan Tanaman Hortikultura Desa Pakopen Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.Srie, Ati. 2007. Penyakit Penting pada Tanaman Cabai dan Cara Pengendalianya. DIPA Balitsa Vol 31 : 5. Taufik, Muhammad. 2010. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai yang Diaplikasi Plant Growth Promoting Rhizobakteria. J. Agrivigor 10(1): 101-104.