otitis_media_otosklerosis.pdf
TRANSCRIPT
Asuhan Keperawatan pada Klien dg Gangguan:
OTITIS DAN OTOSKLEROSISBy Kelompok 4 – A3
Anggota Kelompok • Wulan Yulia Dintasari 131311133012• Mufidatun Nisa’ 131311133032• A’ida Fitriyah 131311133050• Lilis Ernawati 131311133068• Magita Novita Sari 131311133086• Lukman Handoyo 131311133104• Lyntar Ghendis L. 131311133122• Jaka Januar H. 131311133140
OTITIS MEDIA
DEFINISI• Otitis media : inflamasi (peradangan) telinga
tengah tanpa referensi etiologi ataupun protogenesis.
• Otitis media akut :keadaan terdapatnya cairan di dalam telinga tengah dengan tanda dan gejala infeksi telinga
• Otitis media dengan efusi adalah inflamasi telinga tengah dengan adanya cairan di ruang telinga tengah, tanpa tanda dan gejala infeksi telinga
EtiologiPenyebab utama otitis media akut adalah masuknya bakkteri
patogenik ke dalam telinga tengan yang normalnya steril/. Bakteri yang umum ditemukan sebagai berikut:
• Steptococcus pneumonia (25% sampai 50% kasus)• aemophilus influenza (15% sampai 30% kasus), • Moraxella catarrhalis (3% sampai 20% kasus), • virus, dan anaerob tertentu.
Patofisiologi• Otitis media sering diawali dengan infeksi pada
saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. Infeksi di saluran Eustachius menyebabkan pembengkakan tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri.
cont..• Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan
mengorbankan diri mereka sendiri terbentuklah nanah dalam telinga tengah pendengaran terganggu karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas telinga juga akan terasa nyeri dapat merobek gendang telinga karena tekanannya
Tanda : Otalgia (keluhan yeri telinga), demam, anoreksiaGejala : - Sakit telinga berat dan menetap - gangguan pendengaran bersifat sementara - anak2 bisa mengalami mual, muntah, diare & demam
sampai 40,5 celciur - Gendang teling mengalami peradangan dan menonjol
Manifestasi KlinisOtitis Media Akut (OMA)
Stadium otitis media akut (OMA) berdasarkan perubahan mukosa telinga tengah :
a. Stadium oklusi tuba Eustachius: Terdapat gambaran retraksi membran timpani akibat tekanan negatif di dalam telinga tengah. Kadang berwarna normal atau keruh pucat.
b. Stadium hiperemis (presupurasi): Tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani atau seluruh membran timpani tampak hiperemis serta edema.
c. Stadium supurasi: Membran timpani menonjol ke arah telinga luar akibat edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial serta terbentuknya eksudat purulen di kavum timpani.
d. Stadium perforasi: Karena pemberian antibiotik yang terlambat atau virulensi kuman yang tinggi, dapat terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke telinga luar.
e. Stadium resolusi: Bila terjadi perforasi maka sekret akan berkurang dan mengering. Otitis media akut (OMA) berubah menjadi otitis media supuratif subakut bila perforasi menetap dengan sekret yang keluar terus-menerus atau hilang timbul lebih dari 3 minggu. Disebut otitis media supuratif kronik (OMSK) bila berlangsung lebih 1,5 atau 2 bulan.
Otitis Media Kronis:
1. OMK tipe benigna:Gejalanya berupa discharge mukoid tidak terlalu berbau busuk.
Discharge terlihat berasal dari rongga timpani dan orifisium tuba eustachius yang mukoid dan setelah satu atau dua kali pengobatan local bau busuk berkurang. Cairan mukus yang tidak terlalu bau datang dari perforasi besar tipe sentral dengan membrane mukosa yang berbentuk garis pada rongga timpani merupakan diagnosa khas pada omsk tipe benigna.
2. OMK tipe maligna dengan kolesteatoma:Sekret pada infeksi dengan kolesteatom beraroma khas, sekret yang sangat bau dan berwarna kuning abu-abu, kotor purulen dapat juga terlihat keping-keping kecil, berwarna putih mengkilat. Selain tipe konduktif dapat pula tipe campuran karena kerusakan pada koklea yaitu karena erosi pada tulang-tulang kanal semisirkularis akibat osteolitik kolesteatom.
• Gejalanya bervariasi, berdasarkan pada lokasi perforasi gendang telinga:1. Perforasi sentral (lubang terdapat di tengah-tengah gendang telinga). 2. Perforasi marginal (lubang terdapat di pinggiran gendang telinga). Bisa terjadi tuli konduktif dan keluarnya nanah dari telinga.
PenatalaksanaanMenurut Elizabeth J. Corwin (2009) :• Otitis media akut: antibiotik pemasangan slang timpanostomi• Walaupun otitis media dengan efusi biasanya akan sembuh sendiri
selama 3 sampai 4 bulan, observasi ketat oleh pemberi perawatan kesehatan diperlukan. Ketika gangguan pendengaran terlibat, pasien dirujuk ke ahli otolaringologi untuk evaluasi mengenai penggunaan pemasangan slang timpanostomi.
• Otitis eksterna: tetes anti-inflamasi, tetes antimikroba atau keduanya.
Penatalaksanaan Bedah pada Otitis Media Akut
• Miringotomo/ Timpanosintesis : prosedur terapi dengan menghilangkan tekanan udara di telinga tengah untuk diagnostik karena cairan yang didapat dari tindakan miringotomo dapat dikirim untuk kultur dan sensitivitas.
cont...
• CWU (Canal Wall Up) Indikasi dilakukan teknik CWU adalah penderita dengan
pneumatisasi mastoid baik, aerasi udara telinga tengah baik dan perkiraan fungsi tuba yang baik pula, koleasteatom telah melibatkan tulang pendengaran dan kavum mastoid destruksi tulang dinsing posterior tidak mencapai setengahnya dan kemungkinan timbul berulang (Abla Ghanie, 2008).
Penatalaksanaan Bedah pada Otitis Media Akut
cont...
• CWD (Canal Wall Down) Indikasi dilakukan teknik CWD adalah koleasteatom yang luas,
koleasteatom hanya terdapat pada telinga yang mendengar, riwayat vertigo (curiga adanya fistel labirin), koleasteatom rekuren setelah dilakukan CWU, dan mastoid yang sklerotik (Abla Ghanie, 2008).
Penatalaksanaan Bedah pada Otitis Media Akut
ASUHAN KEPERAWATAN
KasusAn. R berumur 5 tahun datang ke rumah sakit diantar oleh ibunya, ibunya mengatakan keluar cairan pada telinga kiri sejak 2 minggu yang lalu. Cairan tersebut berwarna putih kekuningan berbau. Keluhan ini baru pertama kali dirasakan. An. R juga mengeluh adanya nyeri telinga bagian dalam dan ibu Pt mengatakan adanya penurunan fungsi pendengaran. Ibunya juga mengatakan demam disertai batuk pilek sejak seminggu sebelum keluar cairan dari telinga, dan juga kebiasaan pasien suka mengorek telinga. Dengan Tanda Vital T:100/70 mmHg, S: 39, RR:24x/menit, N:88x/menit. Dengan otoskop tuba eustachius tampak bengkak, merah, suram. Klien merasa cemas, menarik dan malu pada lingkungan karena mengalami penurunan pendengaran.
• Pengkajian• Biodata
• Identitas– Nama : An. R– Usia : 5 tahun– jenis kelamin : Laki-Laki– Agama : Islam– Alamat : Surabaya– Pekerjaan : pelajar– Tanggal MRS : 24 November 2014– No.RM : 316708
• Keluhan Utama : keluar cairan dari telinga kiri
• Riwayat Penyakit Sekarang : Ibu Pt mengatakan keluar cairan pada telinga kiri sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Cairan tersebut berwarna putih kekuningan dan berbau.Keluhan ini baru pertama kali dirasakan. Pt juga mengeluh adanya nyeri telinga bagian dalam dan ibu Pt mengatakan adanya penurunan fungsi pendengaran. Keluhan berupa telinga berdenging, berdengung ataupun rasa penuh di telinga disangkal. Riwayat panas badan disertai batuk pilek dirasakan sejak 1 minggu sebelum keluar cairan dari telinga. Nyeri telinga dan panas badan dirasakan berkurang setelah keluar cairan dari telinga. Tidak ada keluhan pada telinga kanan Os. Keluhan sakit tenggorokan,nyeri menelan, suara sengau, benjolan di leher disangkal
Riwayat Penyakit Dahulu: Pt tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya. Pt sering menderita batuk & pilek serta sering mengkorek telinga sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak adaRiwayat Alergi : Tidak ada
2. Pemeriksaan FisikStatus generalisKeadaan umum: baikKesadaran: compos mentisVital Sign:T: 100/70 mmHgS: 39RR: 24x/menitN: 88x/menit
Bagian Kelainan Auris (dekstra) Auris (Sinistra)Membran timpani Warna
IntakRetraksiRefleks cahayaPerforasi
Putih keabu-abuan+_+-
Hiperemis___+
Canalis Acustikus Externa
Kelainan kongenitalKulitSekretSerumenEdemaJaringan granulasiMassaCholesteatoma
-Tenang
------
-Tenang+ putih
-----
Pengkajian head to toeB1 (Breathing) : RR: 24 x/menitB2 (Blood) : T: 100/70 mmHg N: 88x/menitB3 (Brain) : Istirahat : ibu Pasien mengatakan bahwa pasien hanya
bisa tidur 3-4 jam sehari (Bowel) : Nafsu makan menurun, Makan ½ porsi habisB5 (Bladder) : Eliminasi BAK : 4-7 x/menit Warna kuning jernihB6 (Bone) : -
Pemeriksaan penunjang– Pemeriksaan laboratorium– Pengujian audiometrik– Otoscope– Pemeriksaan otoskopik memperlihatkan membran timpani yang eritema
atau tertekan; penonjolan memberan timpani tanpa tanda yang terlihat jelas, termasuk tidak adanya refleks terhadap cahaya; hilangnya mobilitas membran timpani. Sekret purulen.
– Timpanogram untuk mengukur kesesuaian dan kekakuan membran timpani
Data Etiologi Masalah keperawatan
DS:-Pt mengatakan nyeri pada telingaDO:-Suhu: 39-Pt terlihat tidak nyaman-Pt terlihat pucat-Pt terlihat menahan nyeri
Invasi bakteri
Infeksi telinga tengahPoses peradangan
Nyeri akut
nyeri akut
DS;-Ibu pt mengatakan pt hanya bisa tidur selama 3-4 sehari-Ibu pt mengatakan setelah tidur pt masih belum freshDO: -Klien terlihat lemas-Mata sayu
Poses peradangan
Nyeri akut
Gangguan pola tidur
Gangguan pola tidur
DS:-Ibu pt mengatakan Pt cemas karena pendengarannya menurunDO:-Pt terlihat murung-Pt terlihat ketakutan-Pt mengalami gangguan pola tidur
Otitis media
Penurunan pendengaran
Ansietas
Ansietas
Diagnosa keperawatan• Nyeri akut b.d proses peradangan• Gangguan pola tidur b.d nyeri• Ansietas b.d penurunan pendengaran
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil IntervensiNyeri b.d
proses peradangan
NOC:Pain levelPain controlComfort levelSetelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien tidak mengalami nyeri, dengan kriteria hasil:-Mampu mengontrol nyeri-Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri-Merasakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
4. Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dalam, relaksasi, distraksi
5. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
6. Tingkatkan istirahatGangguan pola tidur b.d nyeri
NOC:Anxiety controlComfort levelPain levelRest: extend and patternSleep : extend and patternSetelah dilakukan tindakan keperawatan gangguan pola tidur pasien teratasi dengan kriteria hasil:-Jumlah jam tidur dalam batas normal-Pola tidur, kualitas dalam batas normal-Perasaan fresh sesudah tidur/istirahat-Mampu mengidentifikasi hal-hal yang meningkatkan tidur
1. Determinasi efek-efek medikasi terhadap pola tidur
2. Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
3. Fasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur
4. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang
5. Bantu klien memilih posisi tidur yang nyaman
6. Kolaborasi pemberian obat tidur
Ansietas b.d penurunan
pendengaran
NOC:
Kontrol kecemasan
Koping
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
ansiets klien teratasi dengan kriteria
hasil:
-Klien mamu mengidentifikasi dan
mengungkapkan ansietas
-Menunjukkan tekhnik untuk
mengontrol ansietas
-Ekspresi wajah, bahasa tubuh dan
tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya ansietas
1. Gunakan pendekatan yang
menenangkan
2. Jelaskan semua prosedur dan apa yang
dirasakan selama prosedur
3. Temani pasien untuk memberikan
keamanan dan mengurangi takut
4. Libatkan keluarga untuk mendampingi
pasien
5. Instruksikan pada pasien untuk
menggunakan tekhnik relaksasi
6. Identifikasi tingkat ansietas pasien
7. Bantu pasien mengenal situasi yang
menimbukan ansietas
8. Dorong pasien untuk mengungkpkan
perasaan ketakutan, persepsi
OTOSKLEROSIS
Definisi OtosklerosisEtiologiPatofisiologiManifestasi KlinisKomplikasi OtosklerosisPenatalaksaan OtosklerosisASUHAN KEPERAWATAN
DefinisiOtosklerosis adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan
pertumbuhan tulang yang abnormal di telinga tengah yang dapat menyebabkan ketulian.
Kondisi ini biasanya terjadi pada kedua telinga. Penderita otosklerosis memiliki tulang seperti rongga (sponge) yang
abnormal yang tumbuh di telinga tengah, mencegah tulang-tulang pendengaran di dalam telinga untuk bergetar sebagai respon terhadap gelombang suara.
Etiologi Penyebab pertumbuhan tulang yang berlebihan ini tidak
jelas, kendati terdapat predileksi autosomal domina familial dengan frekuensi yang beragam. Proses terjadinya otosklerosis berlangsung lambat, tetapi progresif, dan akhirnya menimbulkan kehilangan pendengaran yang nyata .
Patofisiologi
• Infeksi lapisan mukosa telinga tengah berubah tuba eustachius terseumbat pendengaran terganggu -> lapisan mukosa di dalam telinga berubah dgendang telinga membengkak nyeri dan demam akan timbul jika cairan tidak dikeluarkan gendang telinga perforasi -> tuli
Manifestasi Klinis1. Pendengaran menurun secara progresif2. Telinga berdenging (titinus) 3. Vertigo 4. Sulit mendengar suara yang lembut dan
nada rendah (tuli 30-40 db)
Komplikasi1. Tuli kondusif2. Glomus jugulare (tumor yang tumbuh dari bulbus
jugularis)3. Neuroma nervus fasialis (tumor yang berada pada
nervus VII, nervus fasialis)4. Granuloma Kolesterin. Reaksi system imun terhadap
produksi samping darah (kristal kolesterol)5. Timpanosklerosis. Timbunan kolagen dan kalsium
didalam telinga tengah yang dapat mengeras disekitar osikulus sebagai akibat infeksi berulang.
Penatalaksanaan
1. Medikamentosa2. Operasi - Stapedektomi :operasi
dengan membuang seluruh footplate. Operasi stapedektomi pada otosklerosis disisipkan protesis diantara inkus dan oval window.
- Stapedotomi: stapedotomi, dibuat lubang dinfootplate, dilakukan hanya untuk tempat protesis.
hand-held drill Laser
Teknik Stapedotomi (A) Fenestrasi footplate, (B) Menempatkan protesis difenestra.
ASUHAN KEPERAWATAN1. Identitas Klien2. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama Saat MRS : penurunan pendengaran, pusing, mual, muntah dan vertigo
2) Riwayat Kesehatan Masa Lalu: adanya riwayat operasi, pengalaman trauma, penggunaan obat-obatan
3) Riwayat Kesehatan Keluarga3. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Klien 1) Pemeriksaan Fisik Dasar
2) Pemeriksaan Lanjutan
• Diagnosa Keperawatan1) Ansietas b.d. tindakan pembedahan, risiko kehilangan pendengaran
• Kriteria Hasil (NOC) : Nursing Outcome Classification (NOC) pada ansietas terdiri dari
ansietas kontrol dan mekanisme koping, yaitu sebagai berikut :Ansietas kontrol, dengan ketentuan (1-5; tidak pernah, jarang,
kadang-kadang, sering, konsisten), dengan indikator :a. Monitor intensitas kecemasanb. Menyingkirkan tanda kecemasanc. Mencari informasi untuk menurunkan kecemasand. Merencanakan strategi koping
e. Menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan kecemasanf. Melaporkan penurunan durasi dan episode cemasg. Melaporkan tidak adanya manifestasi fisik dan kecemasanh. Tidak ada manifestasi perilaku kecemasanMekanisme Koping, dengan ketentuan (1-5; tidak pernah,
jarang, kadang-kadang, sering, konsisten), dengan indikator :a. Menunjukkan fleksibilitas peranb. Keluarga menunjukkan fleksibilitas peran para anggotanyac. Melibatkan angoota keluarga dalam membuat keputusand. Mengekspresikan perasaan dan kebebasan emosionale. Menunjukkan strategi penurunan stress
NIC (Nursing Intervensi Classification) :Nursing Intervensi Classification (NIC) pada klien yang
mengalami ansietas, terdiri dari penurunan kecemasan dan peningkatan koping, seperti pada uraian berikut :
Penurunan kecemasana. Tenangkan klienb. Berusaha memahami keadaan klienc. Berikan informasi tentang diagnosa prognosis dan tindakand. Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat
kecemasan.e. Gunakan pendekatan dan sentuhan
TERIMA KASIH