optimasi proses mie ganyong

42
LOMBA PENELITIAN INOVASI SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI Optimasi Proses Produksi Mie Berbahan Baku Ganyong (Canna discolor) Pemanfaatan Bahan Alam Disusun oleh: LIN HOFA NURUL A. 10708035 LIA QURRATA AKYUNI 10708015 MAE LUTFIYAH 10708082 NADIA HANA S. 13008011 HASNAH SAKINAH 13408094

Upload: nadia-hana-soraya

Post on 19-Jun-2015

1.385 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Buat lomba inovasi ITB yang deadlinenya 1 Juni. Hehe. Ngedadak pisan buatnya punten jadinya aneh. Nggak menang pun kami bahagia, karena kerjanya buat uang makan (uang penggantian proposal, hehe :D).Yang ini ada beberapa yang direvisi tapi kalo mau buat contoh template proposal insya Allah bisa dipake.Ijin aplod Neng Alin, Neng Lia, Neng Mae, dan Teh Hasnah! :D

TRANSCRIPT

Page 1: Optimasi Proses Mie Ganyong

LOMBA PENELITIAN INOVASI SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI

Optimasi Proses Produksi Mie Berbahan Baku Ganyong (Canna discolor)

Pemanfaatan Bahan Alam

Disusun oleh:

LIN HOFA NURUL A. 10708035

LIA QURRATA AKYUNI 10708015

MAE LUTFIYAH 10708082

NADIA HANA S. 13008011

HASNAH SAKINAH 13408094

KANTOR WAKIL REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN

LEMBAGA KEMAHASISWAAN

2010

Page 2: Optimasi Proses Mie Ganyong

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Peneletian : Optimasi Proses Produksi Mie Berbahan Baku

Ganyong (Canna discolor)

2. Bidang Penelitian : Pemanfaatan Bahan Alam

3. Ketua Pelaksana Penelitian

a. Nama Lengkap : Lin Hofa Nurul Alifah

b. NIM : 10708035

c. Prodi/Fakultas/Sekolah : Sains dan Teknologi Farmasi/Sekolah Farmasi

d. Alamat Rumah dan No. Telp/HP : Jl. Kiaracondong No. 279 A, Bandung.

e. Alamat email : [email protected]

4. Anggota Pelaksana Penelitian : 4 orang

5. Biaya Penelitian yang diusulkan : Rp 4.415.000,00

6. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan

Bandung, 31 Mei 2010

Mengetahui:

Pembimbing

(Elfahmi, Ph.D)

NIP.

Ketua Pelaksana

(Lin Hofa Nurul Alifah)

NIM. 10708035

Menyetujui:

Ketua Program Studi,

(Lucy Nurhayati Sasongko, Ph.D.)

NIP.

Page 3: Optimasi Proses Mie Ganyong

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang subur. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya

varietas tumbuhan yang ditemukan di Indonesia. Selain itu, didukung pula dengan letak

Indonesia yang strategis yakni berada di daerah tropis dengan asupan energi matahari yang

cukup sehingga menjadikan Indonesia sebagai lahan yang cocok untuk pertumbuhan berbagai

jenis tanaman. Tidak salah jika pada zaman dahulu Indonesia menjadi pusat perniagaan

rempah-rempah terbesar di dunia.

Salah satu tanaman yang memiliki peluang tinggi untuk tumbuh di bumi pertiwi ini

adalah jenis umbi-umbian. Umbi-umbian banyak tumbuh di Indonesia karena tanahnya cocok

dan sesuai dengan keadaan fisik untuk berkembangnya tanaman tersebut. Namun, kurangnya

pemahaman masyarakat pribumi akan zat yang terkandung dalam tanaman tersebut

menyebabkan pemanfaatannya sampai sekarang masih terbilang sangat minim. Sebagai

akibatnya, tanaman tersebut hanya mampu diolah secara sederhana tanpa pengolahan lebih

lanjut. Padahal kandungan karbohidrat dalam umbi-umbian yang sangat tinggi mampu

dijadikan sebagai bahan pangan alternatif pengganti beras dan mie.

Salah satu contoh jenis tanaman yang termasuk dalam komoditas umbi-umbian adalah

ganyong. Ganyong yang memilki nama ilmiah Canna discolor L. ini belum sepopuler ubi

jalar atau ubi kayu. Hal senada diutarakan salah seorang pedagang ketika dilakukan survey ke

salah satu pasar tradisional yang ada di kota Bandung. Pedagang tersebut menyatakan bahwa

ganyong tidak dijual di pasar-pasar karena pemanfaatannya yang masih sangat minim yakni

hanya sebatas direbus atau digoreng kemudian dimakan seadanya. Berbeda dengan umbi-

umbian yang lain seperti ubi dan singkong yang katanya “pulen”, ganyong mengandung

banyak serat sehingga rasanya kurang enak ketika dimakan biasa (ganyong rebus). Itulah

penyebab mengapa para pedagang tradisional pun enggan menjual ganyong, selain karena

pemanfaatannya yang masih minim, ganyong juga kurang diminati masyarakat. Tidak heran

jika sekarang ini sulit sekali ditemukan pedagang umbi-umbian yang menjual ganyong

tersebut. Padahal, menurut penelitian ganyong merupakan salah satu bahan pangan non beras

yang bergizi cukup tinggi terutama karena kandungan kalsium, fosfor, dan karbohidrat yang

terkandung di dalamnya.

Tanaman ganyong merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Serikat. Di

Indonesia ganyong tersebar dari Sabang sampai Merauke terutama di Jawa Tengah, Jawa

Page 4: Optimasi Proses Mie Ganyong

Timur dan Bali, tanaman ini telah diusahakan penduduk walaupun masih secara sampingan.

Saat ini, sudah mulai berkembang pembuatan tepung terigu alternatif yang berasal dari umbi

ganyong untuk menjawab kesukaran pemerolehan tepung terigu yang kian hari harganya

makin meningkat. Tepung ganyong yang dihasilkan pun tak kalah dengan jenis tepung

lainnya baik dalam segi kandungan gizi ataupun kualitasnya. Salah satu kelebihan tepung

ganyong dibanding tepung lainnya adalah tepung ganyong sangat mudah dicerna sehingga

sering digunakan untuk makanan bayi dan orang-orang sakit. Tidak mengherankan jika di

negara maju seperti Australia, tepung ganyong diproduksi secara besar-besaran dalam skala

pabrik. Untuk Indonesia sendiri pembuatan tepung ganyong umumnya masih dikerjakan

secara tradisional.

Namun, pada tahun 2009 sebuah industri rumah tangga di Purbalingga yang bekerja

sama dengan pemerintah daerah setempat, mampu mengangkat status ganyong dari yang

awalnya sekadar tanaman budidaya yang kurang diminati menjadi tepung ganyong yang lebih

bermanfaat. Ganyong yang disulap menjadi tepung ganyong bergizi tinggi pun membawa

dampak positif juga bagi penduduk sekitar hingga terbentuklah industri-industri rumah

tangga yang memanfaatkan tepung ganyong tersebut. Dalam bentuk bahan mentah ganyong

mempunyai nilai jual komoditas yang sangat rendah yakni sekitar Rp 400,00 sampai Rp.

1500,00 per kilogramnya. Sedangkan ketika telah diolah menjadi tepung ganyong, nilai jual

komoditasnya melonjak signifikan menjadi sekitar Rp. 8000,00 per kilogramnya.

Pada tahun 1970-an, tidak sedikit dijumpai masyarakat Indonesia yang mengonsumsi

langsung ganyong yang diolah alakadarnya seperti direbus. Namun, seiring dengan

perkembangan zaman dan banyaknya makanan olahan yang lebih bervariatif dengan tampilan

bentuk dan rasanya yang khas, konsumsi tanaman yang dijadikan bahan pangan alternatif ini

menjadi berkurang. Ironisnya, banyak generasi muda saat ini yang tidak mengetahui jenis dan

bentuk dari tanaman ganyong tersebut. Untuk membuat orang tertarik mengonsumsi tanaman

ini, maka ganyong harus dikemas dalam bentuk, rasa dan selera yang tinggi sehingga

membuat orang lebih tertarik untuk mengonsumsinya. Oleh karena itu, dalam proposal

pengajuan ini akan dibahas tentang pemanfaatan ganyong sebagai bahan tepung terigu dalam

pembuatan mie. Mengingat harga tepung terigu yang biasa digunakan untuk bahan olahan

makanan didatangkan dari luar negeri (impor), ditambah lagi dengan kenaikan harga yang

terus menanjak dari tahun ke tahun, maka sudah saatnya kita kembali bangkit dengan melirik

pemanfaatan potensi lokal yang ada yakni dengan mengembangkan dan memaksimalkan

pemanfaatan bahan alam lokal, salah satunya adalah tepung ganyong sebagai bahan pangan

alternatif pengganti tepung terigu.

Page 5: Optimasi Proses Mie Ganyong

Salah satu produk pangan olahan yang umum di negeri ini adalah mie. Di Indonesia

mie merupakan makanan utama setelah nasi dan diminati hampir oleh semua kalangan mulai

dari anak-anak sampai orang dewasa. Akan tetapi, mie belum dapat dianggap sebagai

makanan penuh (wholesome food) karena belum mencukupi kebutuhan gizi yang seimbang

bagi tubuh. Mie yang terbuat dari terigu mengandung karbohidrat dalam jumlah besar, tetapi

kandungan protein, vitamin, dan mineralnya hanya sedikit. Namun, sifat karbohidrat dalam

mie berbeda dengan sifat yang terkandung di dalam nasi. Sebagian karbohidrat dalam nasi

merupakan karbohidrat kompleks yang memberi efek rasa kenyang lebih lama. Sedangkan

karbohidrat dalam mie sifatnya lebih sederhana sehingga mudah diserap. Akibatnya, mie

memberi efek lapar lebih cepat dibanding nasi. Meskipun mie belum bisa menggeser posisi

nasi, dimana kebanyakan orang Indonesia beranggapan bahwa belum makan kalau tidak

dengan nasi, namun mie ini merupakan bahan pangan yang cukup banyak digemari oleh

khalayak umum sebagai pengganti nasi dalam hal sumber energi. Di samping itu, keefektifan

dan keefisienan tenaga dan waktu dalam penyajiannya inilah yang menjadikan mie sebagai

salah satu kandidat pengganti nasi. Di mata anak-anak, mie memiliki daya tarik tersendiri

baik dalam hal bentuk penyajian yang relatif mudah dan sederhana ataupun dalam hal rasa

yang menggoyang lidah. Tidak heran banyak anak-anak yang lebih suka mengonsumsi mie

daripada nasi. Hal itulah yang menjadikan mie sebagai sorotan utama dalam penelitian ini

karena potensinya yang besar sebagai salah satu bahan makanan substitusi parsial bagi

makanan pokok beras.

Beragam jenis mie telah dikenal masyarakat akan tetapi mie instan merupakan ragam

mie yang paling popular. Data consult (1995) melaporkan bahwa konsumsi mie instan oleh

masyarakat Indonesia pada tahun 1995 sebesar 3.544,5 juta bungkus atau setara dengan

265.838 ton. Pada tahun-tahun berikutnya konsumsi mie instan meningkat dengan laju sekitar

25%, dan pada awal tahun 2000-an sekarang ini, angka ini diperkirakan terus meningkat

dengan laju sekitar 15% per tahun. Impor gandum Indonesia tahun 2002 mencapai 4 juta ton

dan angka ini akan terus meningkat (World Grain 2003). Sebagian besar gandum tadi dibuat

tepung terigu dan digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan mie.

Perkembangan konsumsi mie yang pesat memberi pelajaran bahwa mie merupakan

jenis makanan yang sesuai dengan kebutuhan atau preferensi konsumen Indonesia. Namun di

sisi lain, konsumsi mie seperti saat ini berpeluang menurunkan devisa negara, mengingat

tepung terigu yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan mie merupakan bahan yang

harus diimpor dari luar negeri. Di lain sisi, pembangunan sektor pertanian nasional yang terus

berkembang, telah mampu menghasilkan beragam komoditas sumber karbohidrat yang perlu

Page 6: Optimasi Proses Mie Ganyong

ditingkatkan pemanfaatannya terutama dalam rangka penyediaan pangan alternatif bagi

masyarakat. Jika hal tersebut dikaji lebih dalam, tentu dapat dijadikan solusi bagi masalah

pangan yang dihadapi negara kita. Oleh sebab itu, pemikiran yang paling sering muncul dan

paling urgent adalah perlunya pengembangan teknologi mie berbahan baku tepung selain

terigu, salah satunya adalah dengan menggunakan tepung dari ganyong.

Fenomena lain yang sangat disayangkan adalah fakta mengenai kandungan bahan

pengawet yang cukup tinggi pada mayoritas mie yang beredar di pasaran saat ini yang bisa

berakibat negatif jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebih. Kandungan yang berbahaya

yang terdapat dalam mie instan diantaranya adalah sodium glutamat yang dapat

menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Kandungan pewarna kuning (tartrazin) yang

terdapat dalam mie instan lebih berbahaya bagi kesehatan. Pewarna tersebut dapat

menyebabkan kekambuhan pada penderita penyakit asthma dan efek-efek negatif lainnya

pada kesehatan seperti kanker dan penyakit lambung lainnya. Selain itu dalam mie instan

terdapat juga bahan pengawet dan MSG yang dapat memicu timbulnya penyakit kanker jika

dikonsumsi secara belebihan.

Selain itu, pada umumnya banyak di antara konsumen lebih memilih mie karena rasa

dan bentuk yang lebih menarik dibanding dengan kandungan yang terkandung didalamnya.

Atas pertimbangan tersebut maka dalam penelitian ini, akan diupayakan untuk membuat mie

sehat bergizi tinggi dengan bahan baku berupa tepung terigu dari umbi ganyong yang

mengandung mineral yang baik untuk tubuh, terutama kandungan kalsium dan fosfornya.

Namun, seperti yang telah diutarakan pada paragraf awal bahwa usaha pembuatan mie dari

ganyong ini mulai dikelola oleh pihak industri rumah tangga di daerah Purbalingga.

Mengingat proses produksi yang telah diupayakan oleh pihak industri rumah tangga di

Purbalingga tersebut masih terbilang sederhana maka hal ini dapat dijadikan salah satu sarana

yang potensial untuk membuat mie ganyong dengan nilai kandungan kalsium dan fosfor yang

lebih tinggi. Dalam penelitian ini akan dilakukan optimalisasi mie ganyong dengan

kandungan fosfor dan kalsium yang lebih tinggi sehingga mampu mengubah image mie yang

pada awalnya berbahaya bagi kesehatan menjadi mie yang bergizi tinggi. Dikatakan bergizi

tinggi karena kandungan fosfor dan kalsium yang terkandung dalam mie ganyong, baik untuk

masa pertumbuhan dan perkembangan anak terutama dalam pertumbuhan tulang. Untuk

orang dewasa, kandungan fosfor dan kalsium berperan untuk mempertahankan kekuatan

tulang dan gigi serta mencegah osteoporosis. Melihat peranan penting fosfor dan kalsium

bagi tubuh, sudah sepantasnya kita memanfaatkan potensi dari ganyong yang mengandung

Page 7: Optimasi Proses Mie Ganyong

fosfor dan kalsium tinggi terutama sebagai bahan pangan alternatif yang diminati masyarakat

luas.

Program penelitian ini muncul dari keinginan kami untuk mengoptimalkan

pemanfaatan bahan baku alam (dalam hal ini ganyong) yakni dengan memanfaatkan kadar

kalsium dan fosfor ganyong yang cukup tinggi menjadi bahan pangan olahan (mie ganyong)

yang bernilai ekonomi tinggi dan bergizi tinggi yang baik untuk kesehatan masyarakat. Selain

itu, diharapkan program penelitian ini pun merupakan salah satu upaya kami untuk

mengoptimalkan peran ganyong sebagai bahan pangan alternatif sehingga mampu dijadikan

solusi pemecahan masalah kekurangan kebutuhan pangan di Indonesia.

I.2 Perumusan Masalah

Tanaman ganyong (Canna edulis Ker.) yang konon berasal dari Amerika Selatan telah

dimanfaatkan oleh masyarakat di beberapa daerah. Pemanfaatan tersebut bervariasi

tergantung bagian tanaman yang digunakan seperti umbinya untuk dimakan dengan cara

direbus atau dibakar, sisa umbi yang tertinggal untuk dijadikan kompos, pucuk dan tangkai

daun muda untuk pakan ternak, serta bunga daunnya yang cukup indah dapat digunakan

sebagai tanaman hias. Adapun kami disini memfokuskan pada pemanfaatan umbi (rhizoma)

ganyong sebagai bahan pangan alternatif non-beras.

Dibandingkan dengan jenis umbi-umbian lain, ganyong memiliki keunggulan dalam

hal kandungan fosfor, kalsium, dan karbohidratnya dimana kandungannya lebih besar jika

dibandingkan dengan yang lain. Untuk itu kami disini ingin memanfaatkan kandungan fosfor

dan kalsium yang tinggi pada tanaman ganyong serta kandungan karbohidratnya yang juga

tidak kalah tinggi dibandingkan umbi-umbian lain, untuk dijadikan sebagai pangan alternatif

pengganti beras yang bergizi.

Perkembangan konsumsi mie yang pesat pada masyarakat Indonesia khususnya,

memberi pelajaran bahwa mie merupakan jenis makanan yang sesuai dengan kebutuhan atau

preferensi konsumen Indonesia. Saat ini mayoritas produk mie yang diproduksi berbahan

dasar tepung terigu (gandum) yang merupakan suatu komoditas impor. Oleh karena itu

pengkonsumsian mie yang melonjak di negara kita dapat berpeluang dalam menurunkan

devisa negara. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dipikirkan bahan dasar pembuatan

mie pengganti gandum yang dapat dilakukan dengan pemanfaatan tanaman lokal di negara

kita sehingga tidak perlu mengimpor dari luar. Melihat tanaman ganyong yang tumbuh

melimpah di negara kita namun masih kurang dalam pemanfaatannya, maka kami berusaha

untuk membudidayakan tanaman ganyong sebagai tanaman lokal kita sekaligus sebagai

Page 8: Optimasi Proses Mie Ganyong

upaya mengurangi laju impor terigu dengan memanfaatkan tanaman ganyong ini sebagai

pangan alternatif, khususnya sebagai bahan dasar pembuatan mie pengganti gandum.

Terdapat berbagai jenis mie seperti mie mentah (fresh /raw noodle), mie basah (wet

noodle), mie kering (dry noodle) dan mie instan (instant noodle), bihun, kwetiau, sohun, dan

sebagainya yang semuanya tergantung dari proses pembuatannya dan bahan dasarnya.

Adapun disini kami memfokuskan pada produksi mie basah dengan bahan dasar ganyong.

Untuk menghasilkan mie yang tidak kalah kualitasnya dibandingkan mie yang

berbahan dasar gandum, diperlukan optimasi dalam proses pembuatan mie yang berbahan

dasar non-gandum ini. Pada program penelitian ini, kami menaruh perhatian pada

perancangan proses produksi untuk menghasilkan mie dari ganyong dengan kualitas yang

baik serta mengoptimasi kandungan posfor dan kalsium dari tanaman ganyong pada produk

jadi mie tersebut.

I.3 Tujuan Penelitian

Dengan dilaksanakannya penelitian ini, kami berharap dapat mencapai tujuan

berikut:

1. Pembuatan mie dari tepung terigu berkalsium dan fosfor yang tinggi yang berasal dari

umbi ganyong agar bernilai ekonomis dan bermanfaat.

2. Memperoleh kondisi optimum proses pembuatan mie dari tepung terigu ganyong agar

mengandung kalsium dan fosfor yang tinggi untuk menghasilkan produk mie yang

memiliki karakteristik sesuai dengan keinginan.

3. Mewujudkan program pemanfaatan bahan alam yang ada di Indonesia terutama yang

tumbuh di sekitar dan potensi yang terkandung didalamnya belum tergali secara

maksimal.

I.4 Luaran yang Diharapkan

Dengan dilaksanakannya penelitian ini, luaran yang diharapkan adalah sebagai

berikut:

1. Masyarakat sadar bahwa seluruh makhluk hidup yang ada di dunia ini memiliki nilai

kegunaannya masing-masing, termasuk umbi ganyong selain sebagai bahan pangan

tradisional, umbi yang satu ini memiliki kelebihan yang lain yaitu sebagai bahan

pembuatan mie sehat bergizi tinggi.

2. Masyarakat mengetahui dan menerapkan cara pengolahan umbi ganyong menjadi mie

sehat bergizi tinggi.

Page 9: Optimasi Proses Mie Ganyong

3. Umbi ganyong dimanfaatkan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin menjadi bahan

pangan, dengan mempertimbangkan zat yang terkandung didalamnya yang berguna bagi

kesehatan tubuh konsumen.

4. Umbi ganyong memberikan keuntungan ekonomis bagi masyarakat desa, karena dengan

mengubah umbi menjadi tepung terigu yang kaya akan kalsium dan fosfor sebagai bahan

pangan dalam pembuatan mie, menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat sekitar, sebab

meningkatkan penghasilan masyarakat desa yang umumnya tanahnya lebih subur dan

lebih memungkinkan untuk tumbuhnya umbi-umbian termasuk umbi ganyong.

5. Pihak yang berhubungan dalam produksi pangan dapat memperhatikan potensi yang

terkandung dalam umbi ganyong, karena umbi ini memiliki kandungan fosfor dan

kalsium yang tinggi dan memiliki peluang yang cukup besar untuk dikembangkan dan

bersaing dengan produk yang lainnya di pasaran.

I.5 Manfaat Penelitian

1. Masyarakat mendapat pengetahuan mengenai cara mengolah umbi ganyong dengan cara

yang lebih baik, yaitu sebagai produk berupa mie dengan kandungan kalsium dan fosfor

yang bernilai tinggi.

2. Menyadarkan masyarakat bahwa umbi ganyong ini memiliki potensi yang tinggi dalam

hal kandungan mineral yang sangat vital diperlukan oleh tubuh, sehingga sangat

disayangkan apabila umbi ini hanya dibiarkan tumbuh tanpa pengolahan yang lebih

lanjut.

3. Mendapatkan keuntungan ekonomi dari hasil pemasaran pengolahan umbi tersebut.

4. Mendapatkan suatu teknologi pengolahan umbi yang sederhana namun melahirkan

produk bahan pangan yang maksimal.

Page 10: Optimasi Proses Mie Ganyong

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Deskripsi GanyongGanyong (Canna discolor L. syn. C. edulis, suku kana-kanaan atau Cannaceae)

adalah sejenis tumbuhan penghasil umbi yang cukup populer namun kelestariannya semakin

terancam karena tidak banyak orang yang menanam dan mengonsumsinya. Umbi ganyong

mengandung pati, meskipun tidak sebanyak ubi jalar. Umbi yang dewasa dapat dimakan

dengan mengolahnya lebih dulu atau untuk diambil patinya. Sisa umbinya yang tertinggal

setelah diambil patinya dapat digunakan sebagai kompos. Sementara pucuk dan tangkai daun

muda dipakai untuk pakan ternak. Bunga daunnya yang cukup indah dimanfaatkan sebagai

tanaman hias. Ganyong dikenal dengan banyak nama daerah. Ada yang menyebut sebagai

“buah tasbih”, “ubi pikul”, “ganyal”, “ganyol”, ataupun “sinetra”. Sedangkan nama asingnya

quennsland arrowroot. Sementara ini, sekurangnya ada dua provinsi sebagai sentral ganyong,

yakni Jawa Tengah (Klaten, Wonosobo, dan Purworejo), dan Jawa Barat (Majalengka,

Sumedang, Ciamis, Cianjur, Garut, Lebak, Subang, dan Karawang).

Pemanenan ganyong bergantung tujuan penggunaannya. Bila untuk umbi rebus yang

langsung dimakan, maka digunakan ganyong muda berumur 6-8 bulan. Sebaliknya, jika akan

digunakan untuk pembuatan produk pati atau tepung bisa dipanen tua (15-18 bulan).

Di tengah kondisi ekonomi yang semakin terpuruk menjadi faktor kemampuan daya

beli masyarakat menjadi turun, sudah seyogyanyalah masyarakat menggalakkan kembali

pemanfaatan sumber pangan lokal yang justru lebih murah, mudah dijangkau dengan

kandungan gizi yang tidak kalah baiknya.

Dalam dunia tumbunhan, umbi ganyong memiliki taksonomi sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Subkingdo

m

: Tracheobiota (berpembuluh)

Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)

Divisio : Magnoliophyta (berbunga)

Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub-kelas : Commelinidae

Ordo : Zingiberales

Familia : Cannaceae

Genus : Canna

Spesies : Canna edulis Ker.

Page 11: Optimasi Proses Mie Ganyong

II.2 Kandungan Gizi dalam Ubi GanyongBerdasarkan sumber dari Direktorat Gizi Depkes RI, 1981, setiap 100 gram ubi

ganyong mengandung komponen-komponen sebagai berikut.

Tabel 1. Kandungan Senyawa per 100 g Ganyong

Komponen JumlahKalori 95,00 kalProtein 1,00 gLemak 0,11 gKarbohidrat 22,60 gKalsium 21,00 gFosfor 70,00 gBesi 1,90 mgVitamin B1 0,10 mgVitamin C 10,00 mgAir 75,00 g

Sementara apabila dibandingkan dengan jenis umbi-umbian yang lain, maka perbandingan

kadar kandungannya dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 2. Kandungan Gizi Umbi-umbian

Jenis Makanan

Al (g)

Protein (g)

Lemak (g)

Karbohidrat (g)

Kalsium (mg)

Fosfor (mg)

Besi (mg)

Vit A

(IU)

Vit B

Vit C

Ubi jalar 75 1,0 0,1 22,6 21 70 20 0 0,1 10Singkong 63 1,2 0,3 34,7 33 40 0,7 0 0,0

630

Kentang 78 2,0 0,1 19,1 11 56 0,7 0 0,11

17

Tepung ganyong

14 0,7 0,2 85,2 8,0 22 1,5 0,09

0

Tepung singkong

9 1,1 0,5 88,2 84 125 1,0 0,4 0

Tepung kentang

13 0,3 0,,1 85,6 21 30 0,5 0,04

0

Sumber: Data Komposisi Bahan Makanan, Dep. Kes. RI.

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kandungan kalsium dan fosfor dalam umbi

ganyong cukup tinggi. Oleh karena itu dalam penelitian ini lebih ditekankan pada

optimalisasi kandungan kalsium dan fosfor tersebut dalam bentuk pangan hasil olahan

ganyong.

Kalsium dan fosfor memiliki banyak fungsi. Manfaat fosfor antara lain:

Memiliki peranan utama dalam mempertahankan kalsium, tulang dan gigi.

Page 12: Optimasi Proses Mie Ganyong

Membantu mempertahankan pH darah sedikit basa, komponen penting DNA, serta

merupakan bagian dari semua membran sel terutama dalam jaringan otak.

Berfungsi untuk penunjang perkembangan disaat pertumbuhan anak.

Meningkatkan ketahanan dari para atlet dan memberikan keunggulan kompetitif yang

lebih baik.

Sementara manfaat kalsium antara lain:

Membentuk serta mempertahankan tulang dan gigi yang sehat.

Mencegah osteoporosis.

Membantu proses pembekuan darah dan penyembuhan luka.

Menghantarkan signal ke dalam sel-sel saraf.

Mengatur kontraksi otot.

Membantu transport ion melalui membran.

Sebagai komponen penting dalam produksi hormon dan enzim yang mengatur proses

pencernaan, energi dan metabolisme lemak.

II.3 Kandungan Gizi MieUmumnya jenis mie berupa mie instan terbuat dari bahan yang sudah distandarisasi.

Oleh karena itu, apabila dilihat komposisi berbagai produk mie instan, terlihat bahwa

berbagai produk mie instan tersebut mengandung bahan yang lebih kurang sama.

Komposisi Mie : Tepung terigu, minyak sayur, tepung tapioka, garam, pengatur keasaman,

pewarna makanan (Tartrazin CI 19140).

Bumbu : Garam, penguat rasa (mononatrium glutamat), gula, perisa ayam, bubuk lada, bubuk

kair, perisa bawang putih, bubuk cabe, vitamin (A, B1, B5, B6, B12, Niasin, Asam Folat).

Berikut tabel perbandingan nilai gizi dari beberapa produk mie instan.

Tabel 3. kandungan gizi dalam mie

Supermi Rasa Kaldu Ayam

Mie Sedap Rasa Kari Ayam

Indomie Rasa Soto Mie

Energi Total 300 kkal 340 kkal 340 kkal

Energy dari Lemak

90 kkal 130 kkal 110 kkal

Lemak TotalLemak JenuhKolesterol

10 g | 17% AKG6 g | 31% AKG0 mg | 0% AKG

14 g | 23% AKG7 g | 41% AKG0 mg | 0% AKG

12 g | 22% AKG4 g | 19% AKG0 mg | 0% AKG

Protein 6 g | 10% AKG 8 g | 14% AKG 7 g | 15% AKG

Page 13: Optimasi Proses Mie Ganyong

Supermi Rasa Kaldu Ayam

Mie Sedap Rasa Kari Ayam

Indomie Rasa Soto Mie

Karbohidrat TotalSerat makananGula

46 g | 15% AKG2 g | 7% AKG2 g

44 g | 15% AKG2 g | 8% AKG3 g

50 g | 15% AKG2 g | 9% AKG2 g

Natrium 870 mg | 38% AKG 980 mg | 43% AKG

600 mg | 25% AKG

Di kemasan mie instan tertulis : “Persen AKG berdasarkan kebutuhan energi 2000 kkal.

Kebutuhan energi Anda mungkin lebih tinggi atau lebih rendah.” Nilai AKG yang digunakan

ini mengacu pada The Percent Daily Value yang menjadi patokan pada pelabelan nutrisi yang

dianjurkan oleh The US Food and Drug Administration Center for Food Safety and Applied

Nutrition.

II.4 Produksi MieMie adalah salah satu produk makanan yang digemari oleh berbagai masyarakat mulai

dari masyarakat perkotaan sampai masyarakat pedesaan. Hal ini disebabkan tidak hanya oleh

karena rasanya yang cukup enak, tetapi juga cara penyajiannya yang praktis dalam waktu

singkat.

Secara garis besar jenis-jenis mie dapat dibedakan menjadi mie mentah (fresh/raw

noodle), mie basah (wet noodle), mie kering (dry noodle), dan mie instan (instant noodle).

Namun pada penelitian ini jenis mie yang akan dibuat adalah mie basah sehingga hanya

dibahas proses pembuatan mie basah dari ganyong. Proses pembuatan mie basah dari

ganyong adalah sebagai berikut.

Pembuatan Pati Ganyong

Ganyong yang sudah berumur (cukup tua) dipanen, diambil umbinya. Umbi ganyong

dicuci bersih, dikupas kulitnya kemudian diparut. Ganyong parut selanjutnya diperas hingga

hanya tersisa ampas/seratnya. Saring air perasan tadi dengan kain penyaring. Diamkan air

dalam wadah hingga pati ganyong mengendap. Pisahkan air dengan pati ganyong. Keringkan

pati ganyong dengan dijemur sinar matahari atau dioven.

Pembuatan Minyong (Mie Ganyong)

Panaskan 5 s/d 6 liter air hingga hampir mendidih. Masukkan 1 kg pati ganyong ke

dalam air panas tersebut sambil terus diaduk supaya jangan menggumpal. Jika terlalu kental,

dapat ditambahkan air panas hingga menjadi bubur encer. Tambahkan 75 gram minyak

goreng (agar mie ganyong tidak lengket).

Page 14: Optimasi Proses Mie Ganyong

Didihkan selama 10 s/d 15 menit agar tanak. Angkat, lalu lapiskan tipis-tipis pada daun

pisang yang sudah disiapkan. Jemur di bawah sinar matahari hingga 5 s/d 6 jam. Jika sudah

nampak kering, pisahkan lapisan mie ganyong dari daun pisang. Diamkan lembaran mie

ganyong tersebut selama 10 hingga 15 jam. Iris lembaran mie ganyong tersebut hingga

membentuk mie. Jemur di bawah sinar matahari hingga kering. Ikat dengan tali, atau

langsung dapat dikemas.

Page 15: Optimasi Proses Mie Ganyong

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian kami akan terbagi menjadi beberapa tahap:

1. Survey ke Purbalingga untuk mendapatkan data jumlah produksi mie ganyong per

harinya, kondisi proses produksi mie ganyong serta pengaruhnya terhadap kualitas

mie ganyong yang diproduksi, kelayakan ekonomi mie ganyong, dan minat pasar

terhadap mie ganyong.

2. Analisis kualitas mie ganyong produksi Purbalingga untuk mengetahui kandungan

gizi (terutama kalsium dan fosfor) dan sifat organoleptis mie ganyong. Analisis ini

dilakukan menggunakan instrumen kimia dan uji organoleptis dengan responden

masyarakat kota Bandung.

3. Percobaan skala laboratorium yang diawali dengan pembuatan tepung dari ganyong,

kemudian dilanjutkan dengan pembuatan mie untuk mengetahui proses produksi yang

menghasilkan mie ganyong dengan kualitas terbaik.

4. Melakukan analisis akhir terhadap mie ganyong yang optimum, baik secara kualitas

maupun kelayakan ekonominya.

A. Alat dan Bahan

1. Bahan

a. Mie ganyong Purbalingga

Mie ganyong yang berasal dari Purbalingga ini kami jadikan sebagai patokan

awal.

b. Umbi ganyong

Umbi ganyong yang akan kami gunakan dalam penelitian kami adalah umbi

ganyong yang berasal dari Pangandaran.

c. Bahan baku pendukung mie

Semua bahan baku yang kami gunakan di dalam penelitian kami adalah

bahan-bahan food grade dengan kualitas standar yang dijual di pasaran.

Telur

Minyak goreng

Air

Garam

d. Sampel mie ganyong yang sudah diproduksi

Page 16: Optimasi Proses Mie Ganyong

Mie ganyong yang akan dianalisis kualitasnya ini sudah diproduksi di

Purbalingga.

e. Bahan-bahan pendukung

Bahan-bahan pendukung ini adalah bahan-bahan sekali pakai seperti air,

plastik, dan lain-lain.

2. Alat

a. Peralatan pembuatan pati ganyong

Pembuatan pati ganyong ini akan menggunakan peralatan-peralatan sederhana

seperti pemarut, pisau, dan lain-lain.

b. Peralatan pembuatan mie ganyong

Panci sebagai media tempat pencampuran.

Pengaduk sebagai agitator yang mempercepat pembentukan adonan

sesuai keinginan.

Kompor sebagai pemanas yang mempercepat pembentukan adonan

sesuai keinginan.

Oven sebagai pengering adonan mie ganyong.

Alat penggiling dan pemotong adonan berfungsi untuk membentuk mie

sesuai keinginan.

c. Peralatan pendukung lainnya

Peralatan yang mendukung penelitian kami misalnya adalah ember, wadah

untuk menyimpan ganyong, dan lain-lain.

B. Variabel Percobaan

Beberapa variasi yang akan kami lakukan dalam percobaan kami adalah:

1. Variasi umbi ganyong

Mie ganyong asal Purbalingga yang kami analisis ini menggunakan pari dari umbi

ganyong asal Purbalingga. Karena itu, pada variasi ini, kami hanya akan mengganti

umbinya menjadi umbi yang berasal dari Pangandaran.

2. Variasi penambahan telur

Mie ganyong asal Purbalingga yang kami analisis ini tidak menambahkan telur di

dalam adonanannya. Karena itu, variasi yang akan kami lakukan adalah:

a. Resep lama dengan penambahan telur sebanyak 1 butir

b. Resep lama dengan penambahan telur sebanyak 2 butir

Page 17: Optimasi Proses Mie Ganyong

c. Resep lama dengan penambahan telur sebanyak 2 kuning telur dan 1 putih

telur

3. Variasi penambahan minyak goreng

Mie ganyong asal Purbalingga yang kami analisis ini menambahkan sebanyak 75

gram minyak goreng per 1 kg pati ganyong. Karena itu, variasi yang akan kami

lakukan adalah:

a. Resep lama dengan penambahan 25 gram minyak goreng

b. Resep lama dengan penambahan 50 gram minyak goreng

c. Resep lama dengan penambahan 100 gram minyak goreng

4. Variasi metode pengeringan

Mie ganyong asal Purbalingga yang kami analisis ini melakukan pengeringan dengan

sinar matahari selama 15-16 jam. Karena itu, variasi yang akan kami lakukan adalah:

a. Resep lama dengan pengeringan langsung menggunakan oven

b. Resep lama dengan pengeringan sinar matahari selama 9-10 jam dilanjutkan

dengan pengeringan oven

c. Resep lama dengan pengeringan sinar matahari selama 2-3 jam dilanjutkan

dengan pengeringan oven

C. Tahap-Tahap Penelitian

1. Survey

Untuk memperoleh data yang terbaru dan akurat, penelitian ini membutuhkan survey

ke beberapa tempat, antara lain:

a. Tempat Pembuatan Mie Ganyong di Purbalingga

Survey ke tempat pembuatan mie ganyong di Purbalingga dilakukan untuk

memperoleh data berupa:

Jumlah produksi rata-rata mie ganyong per hari

Kondisi produksi mie ganyong

Keuntungan produksi mie ganyong per hari

b. Pasar Tradisional Purbalingga

Survey ke beberapa pasar tradisonal di Purbalingga ini bertujuan untuk

memperoleh data:

Minat masyarakat Purbalingga terhadap mie ganyong

Konsumsi rata-rata per bulan mie ganyong

c. Supermarket di Bandung

Page 18: Optimasi Proses Mie Ganyong

Survey ke sejumlah supermarket di kota Bandung ini bertujuan untuk

memperoleh data:

Konsumsi masyarakat terhadap produk dengan bahan baku yang lain

dari biasanya

Kesiapan supermarket untuk mendistribusikan mie ganyong

2. Analisis Kualitas Mie Ganyong Purbalingga

a. Pembelian bahan baku

Bahan baku yang digunakan adalah sampel mie ganyong asal Purbalingga.

b. Analisis kandungan gizi

Beberapa kandungan yang akan dianalisis di antaranya adalah kandungan

kalsium dan fosfor. Analisis dilakukan secara kuantitatif menggunakan

analisis spektrofometri di laboratorium LIPI.

c. Analisis kualitas tekstur dan rasa

Analisis kualitas tekstur dan rasa mie ganyong sampel dilakukan

menggunakan uji organoleptis menggunakan responden yang berasal dari kota

Bandung.

3. Percobaan Skala Laboratorium

a. Pembelian bahan baku

Untuk umbi ganyong didapat dengan pemesanan langsung dari daerah

Pangandaran yang masih banyak menanam umbi tersebut. Sementara itu,

bahan-bahan lain seperti minyak goreng, telur, dan garam dapat dibeli di

supermarket dan pasar tradisional di Bandung.

b. Pembuatan pati

Umbi ganyong diparut kemudian dilarutkan dalam sejumlah tertentu,

kemudian diendapkan lalu filtrat disaring dan dikeringkan dengan pemanasan

matahari.

c. Perebusan mie ganyong

Selanjutnya, dilakukan pembuatan mie ganyong. Tepung ganyong yang

berasal dari pati ganyong ini dicampurkan ke dalam air mendidih dan diaduk

hingga mencapai kekentalan tertentu.

d. Penambahan minyak goreng

Saat dilakukan pendidihan, dilakukan penambahan minyak goreng. Hal ini

dilakukan agar mie ganyong tidak lengket. Jumlah minyak goreng yang

Page 19: Optimasi Proses Mie Ganyong

ditambahkan divariasikan untuk kemudian dianalisis kualitas mie ganyong

berdasarkan variasi tersebut.

e. Penambahan telur

Saat dilakukan pendidihan, dilakukan pula penambahan telur. Hal ini

dilakukan agar mie ganyong memiliki kandungan gizi dan elastisitas yang

lebih baik. Jumlah telur yang ditambahkan divariasikan untuk kemudian

dianalisis kualitas mie ganyong berdasarkan variasi tersebut.

f. Pengeringan adonan mie

Setelah adonan selesai direbus, adonan tersebut dibuat tipis-tipis dan

dikeringkan. Pengeringan ini divariasikan metodenya untuk kemudian

dianalisis kualitas mie ganyong berdasarkan variasi tersebut.

g. Pembentukan mie

Adonan mie yang sudah kering kemudian diiris sesuai bentuknya. Pengirisan

ini menggunakan pisau dan cetakan mie.

4. Analisis produk-produk mie ganyong akhir

Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan data kondisi produk-produk akhir sebagai

pembanding dengan kondisi awal. Beberapa analisis yang akan kami lakukan adalah:

a. Analisis kandungan gizi

Seperti analisis sampel, analisis kandungan gizi ini juga dilakukan di

laboratorium LIPI Bandung.

b. Analisis tekstur dan rasa

Analisis ini juga dilakukan dengan uji organoleptik menggunakan responden

yang berasal dari kota Bandung.

c. Analisis kelayakan ekonomi

Selain dua analisis lain, dilakukan pula analisis kelayakan ekonomi dari

produk-produk mie ganyong.

Page 20: Optimasi Proses Mie Ganyong

BAB IV

BIAYA PENELITIAN

1. Survey (pulang-pergi):

Supermarket : Rp 100.000,00

Posdaya Majasari Purbalingga : 3 x Rp 300.000 = Rp 900.000,00

Pasar tradisional Purbalingga : Rp 100.000,00

2. Percobaan Skala Lab

a. Penyiapan bahan baku

Pembelian umbi ganyong : 100 kg x Rp 5.000 = Rp 500.000,00

Transport dari Pangandaran : Rp 150.000,00

Pembelian mie ganyong sampel : Rp. 200.000,00

b. Pencucian

Air (80 L) : Rp 200.000,00

Ember : 6 x Rp 50.000 = Rp 300.000,00

c. Pengupasan kulit

Pisau : 5 x Rp 20.000,00 = Rp 100.000,00

Sewa mesin parut : Rp 300.000,00

d. Pengambilan Pati : Rp 250.000,00

e. Pembuatan Tepung : Rp 100.000,00

f. Pembuatan Mie

Laboratorium Teknologi Pangan : Rp 200.000,00

3. Analisis Kualitas Mie Ganyong Purbalingga dan Mie Ganyong yang Divariasikan

a. Analisis Kandungan Gizi di LIPI

Mie Ganyong Purbalingga : Rp 50.000,00

Variasi 1 : Rp 50.000,00

Variasi 2 : 3 x Rp 50.000,00 = Rp 150.000,00

Variasi 3 : 3 x Rp 50.000,00 = Rp 150.000,00

Variasi 4 : 3 x Rp 50.000,00 = Rp 150.000,00

b. Analisis Tekstur dan Rasa

Fotokopi kuesioner responden : Rp 50.000,00

Distribusi kuesioner : Rp 100.000,00

4. Dokumentasi dan Laporan

Kertas (untuk analisis dan pengumpulan data) : 1 rim x Rp40.000,00

Page 21: Optimasi Proses Mie Ganyong

Pencetakan laporan : 50 lembar x Rp500,00/lembar =

Rp25.000,00

Penjilidan laporan : 5 x Rp10.000,00 = Rp50.000,00

Penggandaan laporan : 5 x Rp10.000,00 = Rp50.000,00

Dokumentasi : Rp 150.000,00

Total Biaya Untuk Penelitian ini adalah Rp 4.415.000,00

Page 22: Optimasi Proses Mie Ganyong

BAB V

PELAKSANAAN PROGRAM

1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Waktu dan tempat pelaksanaan program penelitian ini akan disajikan dalam tabel

berikut ini dan diurutkan sesuai dengan tahap-tahap penelitian pada bab III.

No. Rincian Kegiatan Waktu Tempat Keterangan

1 Survey

Posdaya Majasari Purbalingga

dan pembelian mie ganyong

sampel serta bahan baku mie

29-30 juni 2010 Purbalingga

Supermarket 2 juli 2010 Bandung

2 Percobaan skala lab

a. Pembelian bahan ganyong pemesanan

3-5 juli 2010

b. Pembuatan pati

Pencucian

Pengupasan

Pemarutan

Penambahan air

Penyaringan

Pengeringan

1-5 Agustus

2010

Balubur

c. Analisis kandungan gizi

sampel dan kualitas tekstur

mie ganyong sampel

9-11 Agustus

2010

LIPI

d. Pembuatan mie ganyong

dengan beberapa variabel

20 September -

14 Oktober

2010

Laboratorium

Teknologi

Pangan

e. Analasis kandungan gizi

sampel dan kualitas tekstur

mie ganyong

3-21 Oktober

2010

LIPI

DAFTAR PUSTAKA

http://www.deptan.go.id/ditjentan/admin/rb/Ganyong.pdf

Page 23: Optimasi Proses Mie Ganyong

David, Harvey. Modern Analytical Chemistry. 2000. USA: The McGraw Hills Company.

Day, R.A.. & Underwood, A.L. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. 2001. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Fellows, P. Food Processing Technology: Principles and Practice Second Edition. 2000.

Boca Raton, FL: CRC Press

Page 24: Optimasi Proses Mie Ganyong

LAMPIRAN

BIODATA KETUA KELOMPOK

Nama : Lin Hofa Nurul Alifah

NIM : 10708035

TTL : Garut, 6 September 1990

Alamat Asal : Jl. Hasan Arif No.425 Desa Sukaratu Kec. Banyuresmi Garut

Alamat Bandung : Jl. Kiaracondong No. 279 A Bandung

No Telp : 085221509509

Program Studi : Sains dan Teknologi Farmasi, ITB

Fakultas/Sekolah : Farmasi

Semester : IV

Riwayat Pendidikan : SDN Sukaratu II

SLTPN I Banyuresmi

SMAN I Tarogong Kidul

Sains dan Teknologi Farmasi ITB

Page 25: Optimasi Proses Mie Ganyong

BIODATA ANGGOTA KELOMPOK

Nama : Lia Qurrata Akyuni

NIM : 10708015

TTL : Medan, 14 Maret 1991

Alamat Asal : Jl. H. Komarudin Gg. Nitiuda No. 24 Rajabasa, Bandar Lampung

Alamat Bandung : Jl. Pelesiran No. 24 Bandung

No Telp : 085664930819

Program Studi : Sains dan Teknologi Farmasi, ITB

Fakultas : Farmasi

Semester : IV

Riwayat Pendidikan : SDN 1 Langsa, Aceh Timur

SLTPN 2 Bengkulu

SMAN 2 Bengkulu

SMAN 2 Bandar Lampung

Sains dan Teknologi Farmasi ITB

Page 26: Optimasi Proses Mie Ganyong

BIODATA ANGGOTA KELOMPOK

Nama : Mae Lutfiyah

NIM : 10708082

TTL : Cirebon, 20 Mei 1990

Alamat Asal : Desa Sibubut No.20 Rt.05 Rw.02 Kecamatan Gegesik Kabupaten

Cirebon 45164

Alamat Bandung : Jl. Taman Hewan No. 164/56 Kelurahan Lebak Siliwangi Kecamatan

Coblong, Bandung 40132

No Telp : 087829506795

Program Studi : Sains dan Teknologi Farmasi, ITB

Fakultas : Farmasi

Semester : IV

Riwayat Pendidikan : SDN Sibubut, Kabupaten Cirebon

SLTP N 1 Gegesik

SMA N 1 Cirebon

Sains dan Teknologi Farmasi, ITB

Page 27: Optimasi Proses Mie Ganyong

BIODATA ANGGOTA KELOMPOK

Nama : Nadia Hana Soraya

NIM : 13008011

TTL : Jakarta, 5 Januari 1992

Alamat Asal : Jl. Niaga 7 G-15, Kemang Pratama 1, Bekasi 17116

Alamat Bandung : Jl. Pamagersari no 4, Bandung 40252

No Telp : 08572012214

Program Studi : Teknik Kimia

Fakultas : Fakultas Teknologi Industri

Semester : IV

Riwayat Pendidikan : SD Bani Saleh 2, Bekasi

SMPI Al Azhar 8, Bekasi

SMAN 3 Bandung Teknik Kimia, ITB

Page 28: Optimasi Proses Mie Ganyong

BIODATA ANGGOTA KELOMPOK

Nama : Hasnah Sakinah

NIM : 13408094

TTL : Bandung, 16 Juni 1990

Alamat Asal : Jl. Cijerah I No. 41 RT 01 RW 05 Bandung 40213Alamat Bandung : Jl. Cijerah I No. 41 RT 01 RW 05 Bandung 40213No Telp : 08986467025

Program Studi : Teknik Industri

Fakultas : Fakultas Teknologi Industri

Semester : IV

Riwayat Pendidikan : SDN Perumnas Cijerah V, Bandung SDN Tunas Harapan II, Badnung SMP Negeri 1, Bandung

SMA Negeri 3, Bandung

Page 29: Optimasi Proses Mie Ganyong

PERSONALIA PENELITIAN (LAMPIRAN)

1. Biodata Peneliti

Ketua Pelaksana Penelitian

a. Nama Lengkap : Lin Hofa Nurul Alifah

b. NIM : 10708035

c. Prodi/Fakultas/Sekolah : Sains Teknologi Farmasi/Sekolah

Farmasi

d. Waktu untuk kegiatan Peenelitian : 16 jam/minggu

Anggota Pelaksana

Anggota 1

a. Nama Lengkap : Lia Qurrata Akyuni

b. NIM : 1070815

e. Prodi/Fakultas/Sekolah : Sains Teknologi Farmasi/Sekolah

Farmasi

c. Waktu untuk kegiatan Peenelitian : 16 jam/minggu

Anggota 2

a. Nama Lengkap : Mae Lutfiyah

b. NIM : 10708082

f. Prodi/Fakultas/Sekolah : Sains Teknologi Farmasi/Sekolah

Farmasi

c. Waktu untuk kegiatan Peenelitian : 16 jam/minggu

Anggota 3

a. Nama Lengkap : Nadia Hana Soraya

b. NIM : 13008011

c. Prodi/Fakultas/Sekolah : Teknik Kimia/Fakultas Teknologi

Industri

d. Waktu untuk kegiatan Peenelitian : 16 jam/minggu

Anggota 4

a. Nama Lengkap : Hasnah Sakinah

b. NIM : 13408094

Page 30: Optimasi Proses Mie Ganyong

c. Prodi/Fakultas/Sekolah : Teknik Industri/Fakultas Teknologi

Industri

d. Waktu untuk kegiatan Peenelitian : 16 jam/minggu

BIODATA DOSEN PEMBIMBING

Page 31: Optimasi Proses Mie Ganyong

1. Nama lengkap dan gelar : Elfahmi, Ph.D

2. Golongan, pangkat dan NIP :

3. Jabatan fungsional : Dosen Sekolah Farmasi ITB

4. Jabatan struktural :

5. Fakultas/Program studi : Farmasi

6. Perguruan tinggi : Institut Teknologi Bandung

7. Bidang keahlian : biologi Farmasi

8. Waktu untuk kegiatan PKM :