optimalisasi pemanfaatan lahan hutan …digilib.unila.ac.id/55498/3/skripsi tanpa bab...

48
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN HUTAN RAKYAT PADA KELOMPOK TANI TUNAS KARYA II DI DESA AIR KUBANG KECAMATAN AIR NANINGAN KABUPATEN TANGGAMUS (Skripsi) Oleh HASANATUN DIAH EKA WURI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: others

Post on 31-Dec-2019

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN HUTAN RAKYATPADA KELOMPOK TANI TUNAS KARYA II DI DESA AIR KUBANG

KECAMATAN AIR NANINGAN KABUPATEN TANGGAMUS

(Skripsi)

Oleh

HASANATUN DIAH EKA WURI

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

ABSTRAK

OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN HUTAN RAKYAT PADAKELOMPOK TANI TUNAS KARYA II DI DESA AIR KUBANGKECAMATAN AIR NANINGAN KABUPATEN TANGGAMUS

Oleh

HASANATUN DIAH EKA WURI

Salah satu kelompok tani yang mengelola hutan rakyat di Desa Air Kubang adalah

Kelompok Tani Tunas Karya II. Terdapat berbagai pola tanam hutan rakyat yang

telah diterapkan oleh petani hutan rakyat, akan tetapi belum diketahui keuntungan

optimal dari berbagai pola tanam tersebut. Penelitan ini bertujuan untuk

mengetahui jumlah pola tanam di lahan petani, sistem pengelolaan hutan rakyat,

jumlah biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang dihasilkan, jumlah

keuntungan optimal serta pengaruh perubahan ketersediaan sumberdaya terhadap

keuntungan optimal pada Kelompok Tani Tunas Karya II di Desa Air Kubang

Kecamatan Air Naningan Kabupaten Tanggamus. Variabel yang digunakan

meliputi penerimaan hutan rakyat, biaya produksi dan pengeluaran petani hutan

rakyat. Metode penelitian ini menggunakan program linear dengan bantuan

software QM for Windows. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata penerimaan

petani hutan rakyat per tahun sebesar Rp. 20.992.344,- dan rata-rata biaya

Hasanatun Diah Eka Wuriproduksi yang dikeluarkan sebesar Rp.3.544.659,-/ha/th. Penerimaan rata-rata

sebesar Rp.21.159.218,-/ha/th. keuntungan optimal yang didapat sebesar

Rp.1.241.894.000/ha/th. Berdasarkan pengolahan program linear dapat diketahui

bahwa penggunaan sumberdaya yang sudah optimal yaitu penggunaan lahan, dan

pupuk, sedangkan pada penggunaan bibit dan tenaga kerja belum optimal.

Kata Kunci : hutan rakyat, program linier, optimalisasi lahan.

ABSTRACT

OPTIMIZATION OF UTILIZATION OF PRIVATE FOREST LAND INTUNAS KARYA II FARMERS GROUP IN AIR KUBANG VILLAGE AIR

NANINGAN SUB-DISTRICT TANGGAMUS DISTRICT

By

HASANATUN DIAH EKA WURI

One of the farmer group that manages the private forests in Air Kubang Village

was Tunas Karya II Farmer Group. There were various private forest planting

patterns that had been implemented by the private forest farmers, but the optimal

profit of these various cropping patterns was not yet known. This research aimed

to find out the number of cropping patterns on the farmer’s land, the private forest

management system, the number of costs incurred and receipts generated, the

optimal number of profit and the effect of changes in resource availability on the

optimal profits at Tunas Karya II Farmers Group in Air Kubang Village, Air

Naningan Sub-District, Tanggamus District. The variables used included

community forest receipts, production costs, and expenditure of private forest

farmers. This research method used linear programming with the help of QM for

Windows software. The results showed that the average annual private forest

farmer income was Rp.20.992.344,-/ha/yr and the average production costs

incurred were Rp.3.544.659,-/ha/yr. The average income was Rp.21.159.218,-

Hasanatun Diah Eka Wuri/ha/yr. The optimal profit obtained was Rp.1.241.894.000/ha/yr. Based on the

linear program, it could be seen that the optimal use of resources was land use and

fertilizer, while the use of seeds and labor were not optimal.

Keywords: land optimization, linear programming, private forest.

OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN HUTAN RAKYATPADA KELOMPOK TANI TUNAS KARYA II DI DESA AIR KUBANG

KECAMATAN AIR NANINGAN KABUPATEN TANGGAMUS

Oleh

HASANATUN DIAH EKA WURI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA KEHUTANAN

Pada

Jurusan KehutananFakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

RIWAYAT HIDUP

Hasanatun Diah Eka Wuri lahir di Pringsewu, pada tanggal

14 Juni 1996. Putri tersayang dari pasangan Rugino dan

Suwarti. Anak kelima dari lima bersaudara. Penulis

menempuh pendidikan di SDN 2 Pringsewu Timur pada

tahun 2002 – 2008, kemudian melanjutkan pendidikan di

SMPN 3 Pringsewu pada tahun 2008 – 2011 dan SMAN 1 Gadingrejo pada tahun

2011 – 2014. Penulis melanjutkan pendidikan di Jurusan Kehutanan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung diterima melalui Seleksi Bersama Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) pada tahun 2014.

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten Pemasaran Hasil

Hutan dan Pengantar Ekonomi Kehutanan. Penulis juga aktif di Organisasi

Himpunan Mahasiswa Kehutanan (HIMASYLVA) Fakultas Pertanian Universitas

Lampung. Pada tahun 2017 penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di

Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pekalongan Barat Perum Perhutani Divisi

Regional Jawa Tengah. Penulis juga telah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata

(KKN) di Desa Sinar petir, Kecamatan Talang Padang, Kabupaten Tanggamus

pada tahun 2018.

Kepada Bapak, Mama dan Kakak-kakakku Tersayang

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat

dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul

“Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Hutan Rakyat Pada Kelompok Tani Tunas

Karya II di Desa Air Kubang Kecamatan Air Naningan Kabupaten Tanggamus ”

adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Kehutanan di Universitas

Lampung. Penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Melya Riniarti, S.P., M.Si., selaku Ketua Jurusan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. Hari Kaskoyo, S.Hut., M.P., selaku pembimbing utama atas

kesediaan untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Susni Herwanti, S.Hut., M.Si., selaku pembimbing kedua atas kesediaan

untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian

skripsi ini.

5. Ibu Rommy Qurniati, S.P., M.Si., selaku penguji utama atas saran-saran yang

telah diberikan dalam proses penyelesaian skripsi.

iii

6. Bapak Dr. Ir.Agus Setiawan, M.Si., IPM. selaku pembimbing akademik atas

segala bantuan, bimbingan dan motivasi dalam perkuliahan serta proses

penyelesaian skripsi.

7. Seluruh Dosen Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

atas ilmu yang diberikan.

8. Kepada orang tua saya Bapak Rugino dan Ibu Suwarti yang selalu

mendukung saya selama ini, memberikan kasih sayang, semangat, motivasi

dan do’a.

9. Kepada kakak-kakak saya Dedek Mujiono, Wawan Muriawan, Joko Purnomo

dan Cucu Nuri Wurianto yang telah memberi motivasi, semangat dan do’a

dalam menyelesaikan skripsi.

10. Keluarga besar Angkatan 2014 (Lugosyl’14) atas kebersamaan, persaudaraan,

motivasi serta dukungan dalam proses penyelesaian skripsi.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuan dalam

menyelesaikan skripsi.

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, saya

mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat dalam bidang kehutanan.

Bandar Lampung, Januari 2019

Penulis

Hasanatun Diah Eka Wuri

DAFTAR ISI

HalamanDAFTAR TABEL ........................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vii

II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 82.1 Hutan Rakyat ................................................................................... 82.2 Pengelolaan Hutan Rakyat ............................................................... 102.3 Pendapatan dan Biaya pada Hutan Rakyat ...................................... 112.4 Optimalisasi Lahan .......................................................................... 122.5 Program linear.................................................................................. 15

III. METODE PENELITIAN ..................................................................... 183.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 183.2 Alat dan Objek Penelitian ................................................................ 193.3 Populasi dan Sampel ....................................................................... 193.4 Batasan Penelitian............................................................................ 193.5 Jenis Data ......................................................................................... 203.6 Metode Pengambilan Data............................................................... 21

3.6.1 Observasi................................................................................ 213.6.2 Wawancara............................................................................. 213.6.3 Dokumentasi .......................................................................... 213.6.4 Studi literatur ......................................................................... 22

3.7 Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................................ 223.7.1 Analisis primal-dual .............................................................. 233.7.2 Analisis sensitivitas................................................................ 24

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 254.1 Karakteristik Responden .................................................................. 25

4.1.1 Luas Lahan............................................................................. 254.1.2 Umur ...................................................................................... 26

I. PENDAHULUAN ................................................................................. 11.1. Latar Belakang ................................................................................. 11.2. Rumusan Masalah............................................................................ 41.3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 41.4. Manfaat Penelitian ........................................................................... 51.5. Kerangka Pemikiran......................................................................... 5

v

Halaman4.1.3 Tingkat pendidikan................................................................. 274.1.4 Jumlah tanggungan keluarga .................................................. 29

4.2 Sistem Pengelolaan Hutan Rakyat ................................................... 304.3 Penerimaan dan Biaya Hutan Rakyat............................................... 324.4 Perumusan Model dan Hasil Optimalisasi Pemanfaatan Lahan

Hutan Rakyat.................................................................................... 344.4.1 Perumusan variabel keputusan............................................... 344.4.2 Perumusan fungsi tujuan........................................................ 354.4.3 Perumusan fungsi kendala ..................................................... 36

4.4.3.1 Luas lahan.................................................................. 364.4.3.2 Bibit .......................................................................... 374.4.3.3 Pupuk......................................................................... 384.4.3.4 Tenaga kerja ............................................................. 38

4.4.4 Hasil optimalisasi pemanfaatan lahan hutan rakyat............... 404.4.5 Analisis penggunaan sumberdaya.......................................... 42

4.5 Analisis Sensitivitas ......................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 47

LAMPIRAN .................................................................................................. 52Gambar 7-14 .................................................................................................. 53-56Tabel 5............................................................................................................ 57-58Kuesioner ....................................................................................................... 59-64

V. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 455.1 Simpulan .......................................................................................... 455.2 Saran ................................................................................................ 46

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman1. Pola tanam dan dominasi tanaman ............................................................ 31

2. Penerimaan dan biaya produksi Kelompok Tunas Karya II...................... 33

3. Nilai redust cost pada berbagai pola tanam............................................... 41

3. Nilai slack/surplus dan dual ...................................................................... 42

4. Upper bound dan lower bound dari analisis sensitivitas ........................... 43

5. Hasil linear programming ........................................................................ 56

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman1. Kerangka pemikiran................................................................................ 7

2. Peta lokasi penelitian di Desa Air Kubang ............................................. 17

3. Luas kepemilikan lahan petani Kelompok Tunas Karya II..................... 25

4. Umur petani Kelompok Tunas Karya II ................................................. 27

5. Tingkat pendidikan petani Kelompok Tunas Karya II ........................... 28

6. Jumlah tanggungan petani Kelompok Tunas Karya II ........................... 29

7. Tegakan hutan rakyat monokultur karet.................................................. 53

8. Tegakan hutan rakyat agroforestri kopi dan kakao ................................. 53

9. Tegakan hutan rakyat agroforestri lada dan pisang ................................ 54

10. Tegakan hutan rakyat agroforestri kopi dan pisang ............................... 54

11. Kebun Bibit Rakyat (KBR) Kelompok Tani Tunas Karya II.................. 55

12. Wawancara dengan Ketua Kelompok Tani Tunas Karya II .................. 55

13. Wawancara dengan anggota petani hutan rakyat ................................... 56

14. Wawancara dengan anggota petani hutan rakyat ................................... 56

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Undang-Undang No 41 tahun 1999 tentang kehutanan, hutan adalah

suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati

yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya yang satu

dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Hutan berfungsi sebagai pendukung

sistem kehidupan manusia yaitu mampu menyediakan bahan-bahan dasar seperti

sandang, pangan dan papan yang dibutuhkan bagi kehidupan manusia serta

perlindungan dari berbagai bentuk ancaman. Hutan juga berguna bagi

perkembangan manusia melalui berbagai manfaat barang dan jasa yang dapat

diberikan oleh ekosistem hutan dan diperlukan dalam kehidupan manusia

(Suhendang, 2013). Manfaat-manfaat tersebut dapat dikelompokkan ke dalam

manfaat ekologi, ekonomi, sosial, budaya dan spiritual dalam kehidupan manusia.

Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat mengakibatkan meningkatnya

tuntutan akan pemenuhan kebutuhan hidup seperti sandang, pangan dan papan.

Hal ini akan berakibat pada peningkatan ancaman kerusakan terhadap sumberdaya

alam terutama sumberdaya hutan. Kerusakan hutan di Indonesia selalu terjadi

pada setiap tahunnya dan menyebabkan luas kawasan hutan berkurang.

Berdasarkan data Statistik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, luas

2kawasan hutan daratan Indonesia mengalami perubahan dari tahun ke tahun yaitu

seluas 124.022.848,67 ha (2013), 120.981.305,98 ha (2014), 120.773.441,71 ha

(2015) dan 120. 634,821,71 ha (2016). Menurut Antaou dkk (2015), menurunnya

luas kawasan hutan terjadi karena dilatarbelakangi kemiskinan di daerah

perdesaan yang memiliki lahan-lahan sempit sehingga mendorong keinginan

masyarakat untuk melakukan penebangan hutan, penambangan, perkebunan

agrikultur skala besar, kebakaran hutan dan aktivitas lain seperti memindahkan

pertanian dan menebang kayu untuk bahan bakar secara ilegal.

Salah satu upaya untuk merehabilitasi lahan dan hutan yang telah rusak ini yaitu

dengan membangun hutan rakyat (Rasyid dan Lahjie, 2011). Pembangunan hutan

rakyat memiliki manfaat secara ekonomi maupun ekologi. Secara ekonomi

pembangunan hutan rakyat dapat menghasilkan hasil hutan berupa kayu dan non

kayu seperti buah-buahan, getah dan hasil lainnya yang memiliki nilai ekonomi

tinggi dan dapat mendukung ketahanan pangan (Rizal dkk, 2012). Diniyati dan

Achmad (2015) menambahkan bahwa pembangunan hutan rakyat dapat

menciptakan lapangan pekerjaan terhadap aktivitas produksi, pengolahan dan

pemasarannya. Pada segi ekologi, pembangunan hutan rakyat memberikan

manfaat seperti fungsi hidrologi, klimatologis, estetika dan lainnya yang menjadi

kebutuhan dasar masyarakat (Dako, 2012). Widarti (2015) menyatakan bahwa

hutan rakyat mampu memperbaiki kondisi lahan yang pada awalnya kritis dan

tandus menjadi lahan yang hijau dan subur.

Salah satu hutan rakyat yang terdapat di Provinsi Lampung yaitu hutan rakyat

milik Kelompok Tani Tunas Karya II di Dusun Kramat Jati, Desa Air Kubang,

3Kecamatan Air Naningan, Kabupaten Tanggamus yang dikelola oleh petani. Pada

tahun 2017, Kelompok Tani Tunas Karya II menjadi juara ke-4 mewakili

Rainforest Indonesia dalam perlombaan Rainforest Alliance. Berdasarkan hasil

survei yang telah dilakukan, para petani mengelola lahannya dengan

menggunakan pola hutan rakyat campuran yang terdiri dari tanaman kayu-kayuan

seperti sengon, cempaka dan puspa serta tanaman MPTS (Multi Purpose Trees

Species) seperti durian, jengkol, petai, manggis dan pala.

Berdasarkan profil Desa Air Naningan (2015), rata-rata luas lahan yang digarap

oleh petani yaitu 1 ha. Dengan luas kepemilikan lahan tersebut petani harus

mampu menentukan jumlah dan jenis pohon yang ditanam karena hal ini dapat

mempengaruhi produktivitas dan kualitas kayu yang dihasilkan. Upaya yang

dapat dilakukan untuk meningkatkan sumberdaya lahan yang efektif dan efisien

yaitu dengan cara memilih pola tanam yang optimal.

Optimalisasi pola pemanfaatan hutan rakyat dapat dilakukan dengan menentukan

pola tanam yang dapat memberikan keuntungan optimal. Berdasarkan hasil survei

yang telah dilakukan, terdapat berbagai pola tanam yang telah diterapkan oleh

petani KTH Tunas Karya II, namun belum diketahui optimalisasi keuntungan dari

pola tanam tersebut. Oleh karena itu, perlu diketahui keuntungan optimal dari

hasil pola tanam hutan rakyat KTH Tunas Karya II.

41.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana karakteristik petani hutan rakyat pada Kelompok Tani Tunas

Karya II?

2. Bagaimana pola tanam pada lahan petani dan sistem pengelolaan hutan

rakyat di lokasi penelitian?

3. Berapa biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang dihasilkan oleh petani

hutan rakyat pada Kelompok Tani Tunas Karya II?

4. Berapa keuntungan optimal yang diperoleh Kelompok Tani Tunas Karya II?

5. Bagaimana pengaruh perubahan ketersediaan sumberdaya terhadap

keuntungan optimal?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi karakteristik petani hutan rakyat pada Kelompok Tani

Tunas Karya II.

2. Mengetahui pola tanam yang ada di lahan petani dan sistem pengelolaan

hutan rakyat di lokasi penelitian.

3. Mengetahui biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang dihasilkan oleh

petani hutan rakyat pada Kelompok Tani Tunas Karya II.

4. Menentukan keuntungan optimal pada pengelolaan hutan rakyat Kelompok

Tani Tunas Karya II.

5. Menganalisis perubahan ketersediaan sumberdaya terhadap keuntungan

optimal.

51.4 Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang

pentingnya optimalisasi lahan dalam mengelola hutan rakyat agar

pemanfaatannya menguntungkan secara ekonomi.

2. Sebagai bahan untuk evaluasi bagi pemerintah atau lembaga terkait dalam

pengelolaan Hutan Rakyat KTH Tunas Karya II di Desa Air Kubang agar

pengelolaannya menjadi lebih baik lagi.

3. Sebagai bahan informasi untuk penelitian sejenis.

1.5 Kerangka Pemikiran

Hutan rakyat memiliki peranan secara ekonomi dan ekologi. Secara ekonomi

hutan rakyat berperan dalam meningkatkan pendapatan, penyedia lapangan

pekerjaan dan memacu pembangunan daerah. Secara ekologi, hutan rakyat

berperan sebagai penahan laju erosi dan banjir serta mampu memperbaiki tata air

lingkungan. Kelompok Tani Tunas Karya II di Desa Air Kubang Kecamatan Air

Naningan Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu kelompok tani yang

mengelola hutan rakyat yang ada di Provinsi Lampung. Hutan rakyat dapat

berbentuk hutan rakyat campuran, murni dan sistem tumpangsari tergantung pada

jenis tanaman yang dipilih petani. Petani hutan rakyat biasanya memilih jenis-

jenis tanaman yang sudah dikenal dan disukai petani. Pemilihan jenis tanaman ini

merupakan dasar dalam penentuan pola tanam yang dikembangkan. Tujuan

petani dalam mengembangkan pola tanam adalah untuk memperoleh keuntungan

optimal dengan sumberdaya yang tersedia di hutan rakyat.

6Alur penelitian yang akan dilakukan pada Kelompok tani Tunas Karya II yaitu

melakukan analisis usahatani yang terdiri analisis keuntungan usahatani, analisis

optimalisasi, serta melakukan perbandingan antara kondisi aktual dengan kondisi

optimal. Analisis keuntungan usahatani diperoleh dari selisih penerimaan yang

diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan petani. Analisis optimalisasi

menggunakan program linear dengan bantuan software QM for Windows. Hasil

yang diperoleh dalam analisis optimalisasi yaitu mendapatkan keuntungan optimal

dan alokasi sumberdaya yang optimal. Analisis selanjutnya dibantu dengan

analisis sensitivitas untuk mengetahui bagiamana solusi optimal yang diperoleh

petani apabila terjadi perubahan dari kondisi awal. Perubahan ini akan

mempengaruhi keuntungan yang diterima petani. Selanjutnya, hasil analisis

optimalisasi yaitu keuntungan optimal dibandingkan dengan kondisi aktual.

Kondisi aktual merupakan kondisi yang sebenarnya terjadi pada kegiatan

usahatani petani. Perbandingan kondisi aktual dan kondisi optimal akan

memberikan informasi mengenai keuntungan optimal dari hasil pola tanam hutan

rakyat Kelompok Tani Tunas Karya II. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada

Gambar 1.

7

Gambar 1. Kerangka Pemikiran.

Hutan Rakyat Kelompok Tani Tunas Karya II

Berbagai Pola Tanam Hutan Rakyat

Analisis Optimalisasi: Program Linear (QM

for Windows) Analisis primal-dual Analisis sensitivitas

Rekomendasi

Analisis Keuntungan : Penerimaan Biaya produksi

Keuntungan Optimal Alokasi Sumberdaya Optimal

Peningkatan Keuntungan Petani

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hutan Rakyat

Berdasarkan UU No. 41 tahun 1999, hutan rakyat merupakan hutan yang

dikelompokkan ke dalam hutan hak. Hutan hak adalah hutan yang berada pada

tanah yang dibebani hak atas tanah. Begitu pula dengan hutan rakyat yang

diartikan sebagai hutan yang terdapat di atas tanah yang dibebani hak atas tanah

seperti hak milik, hak guna usaha dan hak pakai. Berdasarkan Keputusan Menteri

Kehutanan No. 49 tahun 1997, hutan rakyat merupakan hutan yang dimiliki oleh

rakyat dengan luas minimal 0,25 ha, penutupan tajuk tanaman berkayu dan atau

jenis lainnya lebih dari 50% atau jumlah tanaman pada tahun pertama minimal

500 tanaman/ha dan akhir 250 pohon/ha.

Menurut Hardiani (2017), hutan rakyat merupakan hutan yang dibuka oleh

masyarakat atau suatu kelompok di atas tanah di luar kawasan hutan negara.

Hutan rakyat juga dikatakan sebagai hutan yang tumbuh di lahan masyarakat, baik

di pekarangan (sekitar rumah tinggal), tegalan (tanah kering yang umumnya

ditanami tanaman selain padi), maupun sawah (Palmolina, 2015). Suwardane

dkk. (2015), menambahkan bahwa hutan rakyat juga berada di atas tanah milik

atau tanah adat.

9Menurut Ardiansyah (2017), jenis tanaman hutan rakyat dibedakan menjadi :

1. Hutan rakyat murni, yaitu hutan rakyat yang terdiri dari hanya satu jenis pohon

yang ditanam (monokultur).

2. Hutan rakyat campuran, yaitu hutan rakyat yang terdiri dari beberapa jenis

pohon yang ditanam secara campuran atau polikultur.

3. Hutan rakyat agroforestry (wanatani), yaitu hutan rakyat yang ditanam dengan

tanaman kombinasi antara kehutanan dengan cabang usaha tani lainnya,

tanaman perkebunan, perikanan, peternakan dan lain sebagainya. Menurut

Sardjono dkk. (2003), sistem agroforestri yang didasarkan dengan komponen

penyusunnya diklasifikan menjadi:

a. Agrisilvikultur

Agrisilvikultur adalah suatu bentuk sistem agroforestri yang

mengkombinasikan komponen kehutanan (tanaman kayu) dengan

komponen pertanian (tanaman non-kayu). Tanaman kayu yang dimaksud

yang berdaur panjang dan tanaman non-kayu dari jenis tanaman semusim.

Bentuk pengelolaan dengan sistem ini diharapkan dapat memanfaatkan

lahan hasil hutan rakyat seoptimal mungkin dengan tidak hanya

mengandalkan salah satu komponen penyusunnya.

b. Silvopastura

Silvopastura adalah suatu bentuk agroforestri yang meliputi komponen

kehutanan dengan tanaman peternakan. Tanaman peternakan terdiri dari

tanaman pohon berkayu, perdu dan jenis rumput hijauan ternak pada padang

penggembalaan.

10c. Agrosilvopastura

Agrosilvopastura adalah suatu bentuk agroforestri dengan kombinasi

komponen berkayu (kehutanan) dengan pertanian (semusim) dan sekaligus

peternakan/binatang pada unit manajemen lahan yang sama dilakukan

secara terencana untuk mengoptimalkan fungsi produksi dan jasa

(khususnya komponen berkayu/kehutanan) kepada masyarakat.

2.2 Pengelolaan Hutan Rakyat

Pengelolaan hutan rakyat pada umumnya dilakukan secara tradisional dan

sederhana oleh masyarakat setempat (Pratama dkk., 2015). Jenis pohon yang

dikembangkan pada hutan rakyat terdiri dari jenis kayu-kayuan, buah-buahan dan

tumbuhan tahan naungan (Widarti, 2015). Pengelolaan hutan rakyat terdiri dari

proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan (Hardiani,

2017 dan Pratama dkk., 2015). Tujuan dari pengelolaan hutan rakyat yaitu untuk

mencapai ekosistem hutan dengan proses pembangunan yang memuat berbagai

proses yang terdiri dari keterlibatan dan pemberdayaan masyarakat dalam

pengelolaan hutan rakyat dengan mewajibkan adanya tanggung jawab dalam

mengelola hutan rakyat sehingga dapat dinikmati dimasa mendatang (Hardiani,

2017).

Pengelolaan hutan rakyat memberikan manfaat bagi masyarakat yang ikut

berpartisipasi diantaranya peningkatan pendapatan, pemenuhan kebutuhan kayu

dan pangan, serta peningkatan produktivitas lahan milik rakyat (Pratama dkk.,

2015). Selain itu, hutan rakyat juga berkontribusi dalam memperbaiki lingkungan

yang semula kritis dan tandus menjadi subur (Widarti, 2015).

112.3 Pendapatan dan Biaya pada Hutan Rakyat

Keberhasilan usahatani dapat diukur melalui tingkat pendapatan yang bisa dicapai

oleh para petani (Kumalasari, 2016). Pendapatan terbagi menjadi 2 yaitu

pendapatan kotor dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor (penerimaan)

merupakan perkalian antara jumlah produksi yang diperoleh dengan harga jual

sedangkan pendapatan bersih merupakan selisih antara penerimaan dan total biaya

produksi yang dikeluarkan petani (Panjaitan dkk., 2014). Biaya produksi

merupakan suatu pengorbanan sumberdaya ekonomi yang diperlukan untuk

memproduksi suatu produk (Lambajang, 2013).

Keberadaan hutan rakyat memberikan kontribusi pendapatan bagi petani hutan

rakyat yang diperoleh dari penjualan hasil hutan berupa kayu maupun non kayu.

Pendapatan usaha tani dihitung untuk setiap jenis tanaman per ha dalam satuan

waktu tahun. Total pendapatan didapat dari hasil dari total harga jual dikurangi

dengan total biaya dalam proses produksi mulai dari pemupukan, penyiangan,

pemangkasan, pemanenan, penjemuran sampai pengangkutan (Antou dkk., 2015).

Peningkatan pendapatan hutan rakyat pola agroforestri lebih menjanjikan

dibandingan dengan yang sejenis. Menurut Widiarti dan Prajadinata (2008)

pendapatan hutan rakyat banyak didapatkan dari pola agroforesti dibandingan

dengan yang sejenis. Hal ini dikarenakan pola tanaman agroforestri memberikan

hasil yang beragam.

122.4 Optimalisasi Lahan

Optimalisasi merupakan analisis yang dilakukan terhadap suatu produksi untuk

memaksimalkan keuntungan dengan memperhatikan keterbatasan-keterbatasan

yang ada (Muhaimin dan Pamungkas, 2014). Optimalisasi pada dasarnya

memiliki tujuan yaitu memaksimalkan keuntungan, efisiensi dan meminimumkan

biaya atau resiko (Devani, 2012). Keterbatasan optimalisasi dalam mengelola

hutan rakyat biasanya berupa keterbatasan lahan, ketersediaan modal dan tenaga

kerja serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Lahan merupakan salah satu

bagian dari sumberdaya alam yang terdiri atas tanah, air, iklim, topografi, dan

vegetasi (Ratnawati, 2013).

Optimalisasi lahan merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk

memaksimalkan keuntungan dengan penggunaan sumberdaya yang tersedia.

Menurut Gunawan dkk. (2014), optimalisasi lahan yang tepat akan menghasilkan

nilai ekologi dan ekonomi yang tinggi bagi masyarakat. Penelitian mengenai

optimalisasi lahan telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu. Antara dan

Suardika (2014) melakukan analisis optimalisasi alokasi sumberdaya pada sistem

usahatani lahan kering di Desa Kerta, Gianyar, Bali. Penelitian ini menggunakan

alat analisis linear programming dengan fungsi tujuan memaksimalkan

pendapatan bersih dengan kombinasi jenis tanaman dan alokasi sumberdaya yang

optimal. Aktivitas-aktivitas yang terjadi adalah aktivitas produksi tanaman dan

ternak, aktivitas menyewa tenaga kerja dan aktivitas memelihara ternak.

Sedangkan kendala yang dihadapi petani yaitu kendala luas lahan, luas areal

tanaman musiman, ketersediaan tenaga kerja dan stok ternak sapi. Berdasarkan

13analisis optimalisasi yang dilakukan, aktivitas-aktivitas pada sistem usahatani

lahan kering seluruhnya menguntungkan dan penggunaan sumberdaya lahan

untuk usaha kacang tanah pada musim tanam 1 dan musim tanam 3 pada kondisi

optimal tidak habis dimanfaatkan.

Dwiratna dkk. (2016) melakukan optimasi pola tanam pada lahan sawah tadah

hujan dengan menggunakan dua alternatif, yaitu alternatif MT I dan alternatif MT

II. Kedua alternatif tersebut dibatasi oleh pergiliran tanaman yang telah

dilakukan, yaitu pada MT I adalah padi dan jagung, sedangkan pada MT II adalah

padi, jagung, tembakau, timun dan jagung manis. Alternatif MT I menganalisis

permasalahan pola tanam berdasarkan pergiliran tanaman selama setahun,

sedangkan alternatif MT II menganalisa permasalahan pola tanam dengan cara

menganalisa setiap jenis komoditas pada setiap musim tanam dan tetap

memperhatikan pergiliran pola tanam yang telah ditentukan. Fungsi tujuan pada

MT I adalah memaksimumkan tingkat pendapatan bersih petani dari pola tanam

selama setahun yang telah ditentukan, sedangkan fungsi tujuan MT II untuk

memaksimumkan tingkat pendapatan petani dari usahatani yang akan dilakukan.

Fungsi kendala pada permasalahan ini yaitu luas lahan sawah tadah hujan seluas

77 ha. MT I menggunakan lahan tersebut untuk menanam padi dan jagung dan

pada MT II dengan luas lahan yang sama sebesar 77 ha digunakan untuk

menanam padi, jagung, tembakau, timun, dan jagung manis. Berdasarkan hasil

analisis optimalisasi yang dilakukan, pola tanam padi-timun merupakan pola

tanam yang paling optimal karena dapat menghasilkan keuntungan maksimum

sebesar Rp. 2.576.420.000,- per tahun.

14Hefni dkk. (2012) melakukan optimalisasi pendapatan hutan tanaman jenis

meranti merah, sengon, mahoni, pulai dan bayur dalam kombinasi pengelolaan di

Kalimantan Timur. Fungsi tujuan pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui

keuntungan optimal, kombinasi pengelolaan untuk mendapat pendapatan optimal

dan mengetahui luas (ha) yang ideal bagi tiap jenis komoditas. Aktivitas-aktivitas

yang terjadi adalah persiapan bibit, pembuatan lubang, penanaman, pemeliharaan,

penjarangan dan pemanenan. Kendala yang dihadapi petani yaitu keterbatasan

modal dan aksesnya. Penelitian ini menggunakan 2 model dalam kombinasi

pengelolaan hutan tanaman, dari 2 model tersebut kombinasi model 1 memiliki

pendapatan yang paling optimal yaitu sebesar Rp. 2.655.167 per bulan.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu yang telah dijabarkan, dapat diketahui

bahwa tujuan yang ingin dicapai dari suatu kegiatan usahatani adalah untuk

memaksimalkan pendapatan usahatani dengan kombinasi komoditi yang optimal.

Terdapat perbedaan dan persamaan antara penelitian sebelumnya dengan

penelitian ini. Perbedaan penelitian yang dilakukan adalah lokasi penelitian dan

jenis komoditi. Komoditi yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah komoditi

agroforestry yang terdapat di Kelompok Tani Tunas Karya II di Desa Air Kubang

Kecamatan Air Naningan Kabupaten Tanggamus. Persamaan yang terdapat

antara penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian sebelumnya adalah

menggunakan analisis optimalisasi untuk mengetahui pengalokasian sumberdaya

yang ada untuk memperoleh tingkat produksi yang optimal, serta sesuai dengan

kapasitas dan ketersediaan sumberdaya yang dimiliki Kelompok Tani Tunas

Karya II.

152.5 Program Linear

Program linear merupakan suatu model matematika untuk menggambarkan

masalah yang dihadapi (Hillier dan Lieberman, 2005). Menurut Wijaya (2012),

Linear Programming merupakan perencanaan kegiatan-kegiatan untuk

memperoleh hasil optimal yang ditentukan dengan cara yang paling baik (sesuai

dengan model matematis) dari semua alternatif yang tersedia. Agustini dan

Rahmadi (2009), juga menyatakan program linear merupakan suatu metode

pengambilan keputusan dari beberapa alernatif pilihan dengan dibatasi oleh

kendala tertentu.

Menurut Wijaya (2012), terdapat dua macam fungsi di dalam program linear,

yaitu :

1. Fungsi tujuan, menggambarkan suatu perusahaan yang ingin mencapai suatu

hasil akhir yang baik dengan sumberdaya yang tersedia. Fungsi tujuan

biasanya dinyatakan dalam bentuk notasi Z dan digambarkan dalam bentuk

maksimasi (misalnya untuk laba, penerimaan, produksi dan lain-lain) atau

minimasi (misalnya untuk biaya yang dikeluarkan).

2. Fungsi kendala, menggambarkan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan

untuk mencapai tujuan tersebut, misalnya tenaga kerja, mesin dan lain-lain.

Menurut Hillier dan Lieberman (2005), terdapat empat asumsi dalam program

linear, yaitu:

1. Proposionalitas, naik turunnya nilai Z dan sumberdaya yang tersedia akan

sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan (X).

162. Aditivitas, setiap fungsi dalam model program linear merupakan hasil

penjumlahan dari kontribusi individual dari masing-masing kegiatan.

3. Divisibilitas, variabel-variabel keputusan dalam pemrograman linear tidak

hanya terbatas pada bilangan bulat (integer) saja, akan tetapi dapat juga berupa

bilangan pecahan (non-integer) karena setiap variabel keputusan mewakili

tingkat beberapa aktivitas.

4. Kepastian, nilai untuk setiap parameter model pemrograman linear

diasumsikan sebagai konstanta yang diketahui. Namun, dalam prakteknya

asumsi ini jarang tepat. Model pemrograman linear biasanya dirumuskan

untuk memilih beberapa tindakan pasti dimasa depan.

Menurut Schroeder (1989), model umum program linear dapat dituliskan sebagai

berikut :

Tujuan :

Maksimumkan Z = C1X1+C2X2+.....+CnXn

Kendala :

1. a11X1 + a12X2 + .... + a1n Xn ≤ b1

2. a12X1 + a22X2 + .... + a2n Xn ≤ b2

3. . . . .

4. . . . .

5. . . . .

6. am1X1 + am2X2 + .... + amn Xn ≤ bm

X1 ≥ 0, X2 ≥ .., Xn ≥ 0

Keterangan :

m = Macam-macam batasan sumber atau fasilitas yang tersedia.n = Macam-macam aktifitas yang menggunakan sumber atau fasilitas tersebut.i = Nomor setiap macam sumber atau fasilitas tersedia (i = 1,2,....m).j = Nomor setiap macam aktivitas yang menggunakan sumber atau fasilitas

17yang tersedia (j=1,2,....n).

Xj = Tingkat aktivitas ke (j=1,2,....n).aij = banyaknya sumber i yang diperlukan untuk menghasilkan setiap unit

output aktivitas i (i= 1,2,....m dan j =1,2,...,n).Bi = Banyaknya sumber atau fasilitas i yang tersedia untuk dialoksikan ke

setiap jenis aktivitas (i=1,2,..,m).Z = Nilai yang dimaksimumkan atau diminimumkan.Cj = Kenaikan nilai Z apabila pertambahan tingkat aktivitas (Xj) dengan satu

satuan, atau merupakan sumbangan setiap satuan output aktivitas jterhadap nilai Z.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan yaitu bulan Juli – Agustus 2018 di Desa

Air Kubang Kecamatan Air Naningan Kabupaten Tanggamus. Penelitian ini

dilakukan di desa ini karena di Desa Air Kubang terdapat hutan rakyat yang

dikelola oleh Kelompok Tani Tunas Karya II, sehingga perlu adanya penelitian ini

untuk membantu memberikan gambaran keuntungan yang optimal dari pola tanam

yang ada di hutan rakyat. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian di Desa Air Kubang.

193.2 Alat dan Objek Penelitian

Alat yang digunakan yaitu panduan wawancara, kamera, alat tulis,

komputer/laptop. Objek dalam penelitian ini adalah masyarakat yang memiliki

lahan dan mengelola lahan hutan rakyat pada Kelompok Tani Tunas Karya II.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini dilakukan secara purposive sampling. Purposive

sampling merupakan teknik pengambilan responden secara sengaja (tidak acak)

yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Populasi dalam penelitian ini yaitu

Kelompok Tani Tunas Karya II di Desa Air Kubang. Penentuan jumlah sampel

dilakukan secara sensus karena menurut Arikunto (2012), apabila jumlah

populasinya kurang dari 100 orang maka jumlah sampelnya diambil secara

keseluruhan, tetapi jika populasinya lebih besar dari 100 orang maka bisa diambil

10 - 15% atau 20 - 25% dari jumlah populasinya. Jumlah populasi Kelompok

Tani Tunas Karya II sebanyak 32 orang responden. Namun, hasil di lapangan

hanya mendapatkan 25 responden. Hal ini terjadi karena ada beberapa responden

yang sudah tidak aktif atau keluar dari kelompok dan ada juga yang telah

meninggal dunia.

3.4 Batasan Penelitian

Batasan pada penelitian ini yaitu:

1. Luas lahan garapan petani, yaitu luas lahan yang diusahakan oleh petani dalam

setahun, baik pada musim hujan maupun musim kemarau.

202. Kebutuhan tenaga kerja, yaitu jumlah tenaga kerja (pria dan wanita) selain

keluarga yang diperlukan untuk menyelenggarakan setiap aktivitas produksi

tanaman.

3. Kebutuhan biaya, yaitu jumlah uang yang diperlukan dalam setahun untuk

membiayai setiap aktivitas produksi tanaman hutan rakyat seperti biaya sarana

produksi, biaya tenaga kerja luar keluarga dan biaya lain untuk usahatani yang

dinyatakan dalam satuan rupiah per hektar.

4. Pola usahatani, yaitu aktivitas produksi yang dilaksanakan oleh petani dalam

setahun termasuk pola tanam, penggunaan tenaga kerja dan modal serta

aktivitas lain yang berhubungan dengan usahatani.

3.5 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

Data primer diperoleh dari pengamatan langsung, pengisian kuisioner dan

wawancara terhadap responden petani hutan rakyat yang terdiri dari (i)

karakteristik rumah tangga responden meliputi nama, umur, jenis kelamin, jumlah

anggota keluarga, pendidikan dan sumber mata pencaharian; (ii) pengelolaan

hutan rakyat meliputi luas kepemilikan lahan, status kepemilikan lahan, kegiatan-

kegiatan yang dilakukan dalam pengelolaan hutan rakyat, biaya yang dikeluarkan

dan pendapatan yang dihasilkan petani, jenis komoditas yang dibudidayakan/

dikelola, jumlah produksi komoditas yang dikelola, harga penjualan komoditas

yang dihasilkan, jumlah penjualan yang telah dihasillkan, biaya produksi yang

digunakan seperti pupuk, benih, bibit, dan jumlah tenaga kerja; (iii) kondisi

tegakan yang diperoleh dari hasil inventarisasi hutan rakyat.

21Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari studi pustaka dan monografi

desa. Data sekunder meliputi keadaan geografis, keadaan fisik lingkungan, sarana

dan prasarana di lokasi penelitian, lembaga yang terkait di lokasi penelitian seperti

Badan Pusat Statistik (BPS), Pemerintah Daerah dan Dinas Kehutanan Provinsi

Lampung.

3.6 Metode Pengambilan Data

3.6.1 Observasi

Metode observasi dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara pengamatan

secara langsung terhadap aktivitas yang dilakukan oleh responden pada lahan

yang digarapnya.

3.6.2 Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara

langsung kepada responden (Sudaryono, 2017). Wawancara yang akan dilakukan

yaitu wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Pada wawancara terstruktur,

hal-hal yang akan ditanyakan telah tersusun dan telah ditetapkan sebelumnya

secara rinci melalui kueisioner sedangkan pada wawancara tidak terstruktur hal-

hal yang akan ditanyakan belum ditetapkan secara rinci.

3.6.3 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode yang dilakukan dengan cara membuat foto-foto

dokumentasi kegiatan penelitian (Sudaryono, 2017). Hal ini digunakan untuk

memperoleh informasi dan bukti terkait data penelitian tentang gambaran pola

tanam di lahan petani.

223.6.4 Studi literatur

Studi literatur dilakukan dengan cara membaca dan mengutip teori-teori yang

berasal dari buku, jurnal dan tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan

penelitian.

3.7 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data

kualitatif dijabarkan secara deskriptif, mengenai gambaran dan kondisi hutan

rakyat. Data kuantitatif yang digunakan adalah data produksi berupa jumlah

produksi, penggunaan input, biaya, dan penerimaan. Data kuantitatif diolah dan

dijadikan dasar untuk membentuk fungsi tujuan dan kendala dalam upaya

menghasilkan keuntungan optimal.

Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel berdasarkan informasi berbagai

pola tanam dan aktivitas yang ada kemudian dimasukkan ke dalam bentuk

program linier untuk diketahui optimalisasi dari setiap pola tanam yang ada.

Selanjutnya, untuk mengetahui keuntungan optimal dilakukan dengan

menggunakan software komputer, yaitu program QM for Windows. QM

(Quantitative Method) for Windows merupakan sebuah software yang dirancang

untuk melakukan perhitungan dalam pengambilan keputusan

Masalah optimasi pola tanam pada lahan petani menggunakan program linear

dapat dirumuskan sebagai berikut.

a. Fungsi tujuan : Z = C1X1 +... + CnXn

b. Fungsi kendala : a11X1 + .... + a1n Xn ≤ b1

23: a21X1 + .... + a2n Xn ≤ b2

: a31X1 + .... + a3n Xn ≤ b3

: a41X1 + .... + a4n Xn ≤ b4

c. Asumsi : X1 ≥ 0, X2 ≥ .., Xn ≥ 0

Keterangan :

Z = Fungsi tujuan, dalam penelitian ini adalah memaksimalkankeuntungan pada berbagai pola tanam di lahan petani hutan rakyat.

X1 s.d Xn =..Luas Pola tanam Xi s.d Xn (ha).b1 = Luas lahan (ha).b2 = Ketersediaan pupuk (Rp).b3 = Ketersediaan bibit (Rp).b4 = Ketersediaan tenaga kerja (Rp).C1 s.d Cn = Koefisien dari keuntungan pola tanam yang terdapat pada hutan

Rakyat (Rp/ha).a11 = Luas lahan yang digunakan per pola tanam.a21 = Jumlah pupuk yang digunakan per pola tanam.a31 = Jumlah bibit yang digunakan per pola tanam.a41 = Jumlah tenaga kerja yang digunakan per pola tanam.

3.7.1 Analisis primal-dual

Analisis primal dilakukan untuk mengetahui tingkat kombinasi produksi yang

memberikan keuntungan maksimum atau pendapatan bersih dengan

mempertimbangkan sumberdaya yang tersedia. Sumberdaya yang tersedia pada

penelitian ini meliputi luas lahan, pupuk, bibit dan tenaga kerja. Output dari

analisis ini kemudian dibandingkan dengan kondisi aktual. Hal ini dilakukan

untuk mengetahui apakah kegiatan usahatani hutan rakyat yang selama ini

dijalankan oleh petani dengan hasil kayu dan non kayu sudah berjalan optimal

atau belum.

Analisis dual dilakukan untuk mengetahui penilaian terhadap sumberdaya yang

tersedia dan menilai keputusan proses produksi dengan melihat nilai slack/surplus

24dan nilai dualnya. Nilai dual yaitu perubahan yang akan terjadi pada fungsi

tujuan apabila sumberdaya berubah satu satuan. Jika nilai dualnya sama dengan 0

(nol) dan nilai slacknya lebih besar dari 0 (nol) maka sumberdaya yang tersedia

tersebut dikategorikan sebagai sumberdaya yang sifatnya berlebih atau tidak

menjadi kendala. Sumberdaya tersebut termasuk ke dalam kendala yang tidak

habis terpakai dalam proses produksi dan tidak akan mempengaruhi fungsi tujuan

apabila terjadi penambahan sebesar satu satuan. Sebaliknya, apabila nilai slack

sama dengan 0 (nol) dan nilai dualnya lebih besar dari 0 (nol) maka artinya

sumberdaya tersebut merupakan sumberdaya yang terbatas.

3.7.2 Analisis sensitivitas

Analisis sensitivitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana solusi optimal bisa

diterapkan apabila terjadi perubahan. Perubahan ini meliputi perubahan koefisien

fungsi tujuan (keuntungan optimal) dan perubahan sumberdaya yang tersedia.

Analisis ini dilihat pada nilai lower bound dan upper bound. Batas bawah (lower

bound) merupakan besarnya nilai penurunan ketersediaan sumberdaya yang tidak

mengubah solusi optimum awal sedangkan batas atas (upper bound) merupakan

nilai peningkatan yang tidak akan mengubah solusi optimal awal.

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Simpulan dari penelitian yang telah dilakukan, yaitu:

1. Petani responden memiliki lahan sedang sebanyak 40 % dan lahan luas 40 %.

Sebanyak 92 % petani responden memiliki umur produktif. Sebanyak 72 %

petani responden memiliki tingkat pendidikan SD dan Jumlah tanggungan

petani responden berkisar 3-4 orang.

2. Pola tanam yang terdapat di Kelompok Tani Tunas Karya II terdiri dari 23

pola tanam. Sistem pengelolaan hutan rakyat pada Kelompok Tani Tunas

Karya II yaitu sebagian besar agroforestri dan hanya satu yang monokultur.

3. Biaya produksi yang dikeluarkan rata-rata sebesar Rp. 3.544.659,-/ha/th dan

mendapatkan penerimaan rata-rata sebesar Rp. 21.159.518,-.

4. Keuntungan optimal yang diperoleh Kelompok Tani Tunas Karya II yaitu

sebesar Rp. 1.241.894.000,-.

5. Berdasarkan pengolahan program linear dapat diketahui bahwa penggunaan

sumberdaya yang sudah optimal yaitu penggunaan lahan dan pupuk,

sedangkan pada penggunaan bibit dan tenaga kerja belum optimal.

Saran dari penelitian yang telah dilakukan, yaitu:

1. Sebaiknya petani selalu berusaha untuk merencanakan dan memproduksi

usahatani yang dimiliki dengan memanfaatkan sumberdaya dengan

mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada agar pengelolaannya

dapat menghasilkan keuntungaan optimal.

2. Perlu adanya penyuluhan dari pihak pemerintah ataupun swasta mengenai

penggunaan bibit dan tenaga kerja agar penggunaannya sesuai dan bisa

menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi.

465.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Abdi, F.I., Hasyim, H. dan Ayu, S.F. 2013. Faktor-faktor yang berpengaruhterhadap penggunaan tenaga kerja luar keluarga pada usaha tani padi sawah.Journal on Socioeconomics of Agriculture and Agribusiness. 2(7):1-12.

Agustini, D.H. dan Rahmadi, Y.E. 2009. Riset Operasional Konsep-KonsepDasar. Buku. PT. Asdi Mahasatya. Jakarta. 218 hlm.

Aminah, L. N., Qurniati, R. dan Hidayat, W. 2013. Kontribusi hutan rakyatterhadap pendapatan petani di desa buana sakti kecamatan batangharikabupaten lampung timur. Jurnal Sylva Lestari. 1(1):47-54.

Antaou, G.T.J., Walangitan, H.D. dan Katiandagho, T.M. 2015. Optimalisasialokasi lahan rumah tangga petani hutan rakyat di desa wongkai minahasatenggara. Jurnal Cocos. 6(17):1-10.

Antara, M dan Suardika, N. 2014. Optimalisasi alokasi sumberdaya pada sistemusahatani lahan kering di desa kerta, gianyar, bali: pendekatan linearprogramming. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan. 7(1):35-51.

Ardiansyah, T. 2017. Hutan Rakyat: Definisi, Pengelolaan, Jenis, dan Kendalayang dihadapi. Artikel. https://foresteract.com/hutan-rakyat/. Diaksespada tanggal 29 Maret 2018.

Arifin. Z., Cepriadi. dan Muwardi, D. 2015. Analisis faktor-faktor yangmempengaruhi motivasi petani dalam meningkatkan produksi padi di desabungaraya kecamatan bungaraya kabupaten siak. Jurnal Online MahasiswaBidang Pertanian. 2(2):1-9.

Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Buku.Rineka Cipta. Jakarta. 104 hlm.

Budidarsono, S dan Wijaya, K. 2004. Praktek konservasi dalam budidaya kopirobusta dan keuntungan petani. Agrivita. 26(1):109-117.

Dako, F. X. 2012. Rancangan pembangunan hutan di indonesia. Partner.19(1):73-84.

49Devani, V. 2012. Optimasi pola tanam pada lahan kering di kota pekanbaru

dengan menggunakan metode multi objective (goal) programming. JurnalIlmiah Teknik Industri. 11(2):165-172.

Diniyati, D. dan Achmad, B. 2015. Kontribusi pendapatan hasil hutan bukankayu pada usaha hutan rakyat pola agroforestri di kabupaten tasikmalaya.Jurnal Ilmu Kehutanan. 9(1):23-31.

Diniyati, D dan Awang, S. A. 2010. Kebijakan penentuan bentuk insentifpengembangan hutan rakyat di wilayah gunung sawai, ciamis denganmetoda ahp. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan. 7(2):129-143.

Dwiratna, S., Suryadi, E. dan Kamaratih, K. D. 2016. Optimasi pola tanam padalahan sawah tadah hujan di kecamatan cimanggung kabupaten sumedang.Jurnal Teknotan. 10(1):1-9.

Gumayanti, F dan Suwarto. 2016. Pemupukan tanaman karet (hevea brasiliensismuell arg.) menghasilkan di kebun sembawa, sumatera selatan. BuletinAgrohorti. 4(2):233-240.

Gunawan, T., Suprodjo, S.W. dan Muta’ali, L. 2014. Optimalisasi penggunaanlahan untuk agroforestri di daerah aliran sungai cimanuk provinsi jawabarat. Jurnal Teknosains. 4(1):39-53.

Hardiani, K. 2017. Tata kelola hutan rakyat di kabupaten pelalawan. JurnalOnline Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 4 (1):1-11.

Hefni, A., Lahjie, A. M., Sardjono, A. M., Ruchaemi, A.M. dan Agang, M. W.2012. Optimalisasi pendapatan hutan tanaman jenis meranti merah, sengon,mahoni, pulai dan bayur dalam kombinasi pengelolaan di kalimantan timur.Jurnal Hutan Tropis. 13(2):159-172.

Hillier, F. S. dan Lieberman, G. J. 2005. Introduction To Operations Research(Eight Edition). Buku. McGraw-Hill. New York. 187 hlm.

Hudiyani, I. 2013. Partisipasi petani dalam pengelolaan hutan rakyat di desakabupaten bogor provinsi jawa barat. Jurnal Penyuluhan. 9(2):132-145.

Hulupi, R. dan Martini, E. 2013. Budidaya dan Pemeliharaan Tanaman Kopi diKebun Campuran. Buku. World Agroforestry Centre (ICRAF). Bogor.72 hlm.

Kementerian Kehutanan. 2013. Statistik Kementerian Kehutanan. Jakarta.320 hlm.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2014. Statistik KementerianLingkungan Hidup dan Kehutanan. Jakarta. 439 hlm.

50Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2015. Statistik Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Jakarta. 294 hlm.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2016. Statistik KementerianLingkungan Hidup dan Kehutanan. Jakarta. 382 hlm.

Kementerian Pertanian. 2014. Pedoman Teknik Pengembangan Optimasi Lahan.Jakarta. 71 hlm.

Kumalasari, R.A. 2016. Analisis keuntungan pedagang nasi kuning. eJournalAdministrasi Bisnis. 4(4):990-1001

Kholifah, U. N., Wulandari, C., Santoso, T. dan Kaskoyo, H. 2017. Kontribusiagroforestry terhadap pendapatan petani sumber agung kecamatan kemilingkota bandar lampung. Jurnal Sylva Lestari. 5(3):39-47.

Lambajang, A.A.A. 2013. Analisis perhitungan biaya produksi menggunakanmetode variabel costing pt. tropica cocoprima. Jurnal EMBA. 1(3):673-683.

Muhaimin, M dan Pamungkas, A. 2014. Optimalisasi penggunaan lahan untukmemaksimalkan pendapatan pemerintah daerah kabupaten sidoarjo. JurnalTeknik Pomits. 3(2):87-91.

Muntasyarah, A.S. 2006. Agroforest karet di jambi: dapatkah bertahan di eradesentralisasi. Cifor Governance Brief. (31):1-4.

Nurdina, I. F., Kustanti, A. dan Hilmanto, R. 2015. Motivasi petani dalammengelola hutan rakyat di desa sukoharjo 1 kecamatan sukoharjo kebupatenpringsewu. Jurnal Sylva Lestari. 3(3):51-62.

Palmolina, M. 2015. Pengelolaan hutan rakyat pada lahan sempit. ProssidingSeminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia. 1(4):732-737.

Panjaitan, F.E.D., Lubis, S.N. dan Hashim, H. 2014. Analisis efisiensi produksidan pendapatan usahatani jagung (studi kasus: desa kuala, kecamatantigabinanga, kabupaten karo). Journal Of Agriculture and AgribusinessSocioeconomics. 9(3):1-14.

Pemerintah Republik Indonesia. 1999. Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan. Jakarta. 7 hlm.

Pratama, A.R., Yuwono, S.B. dan Hilmanto, R. 2015. Pengelolaan hutan rakyatoleh kelompok pemilik hutan rakyat di desa bandar dalam kecamatansidomulyo kabupaten lampung selatan. Jurnal Sylva Lestari. 3(2):99-112.

Premono, B.T. dan Lestari, S. 2013. Analisis finansial agroforestry kayu bawang(dysoxilum mollissimim blume) dan kebutuhan lahan minimum di provinsi

51bengkulu. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan. 10(4):211-223.

Rasyid, S.A. dan Lahjie, A.M. 2011. Optimalisasi pendapatan usahatani hutanrakyat di kabupaten parigi moutong provinsi sulawesi tengah. JurnalKehutanan Tropika Humida. 4(2):1-13.

Ratnawati, E. 2013. Optimalisasi sumberdaya lahan untuk budidaya tambak dikabupaten luwu utara provinsi sulawesi selatan. Media Akuakultur.8(2):101-114.

Rizal HB, A., Nurhaedah. dan Hapsari, E. 2012. Kajian strategi optimalisasipemanfaatan lahan hutan rakyat di provinsi sulawesi selatan. JurnalPenelitian Sosoal dan Ekonomi Kehutanan. 9(4):216-228.

Santoso, A. B. 2015. Pengaruh luas lahan dan pupuk bersubsidi terhadapproduksi padi nasional. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 20(3):208-212.

Sardjono, M. A., Djogo, T., Arifin, H. S. dan Wijayanto, N. 2003. Klasifikasidan Pola Kombinasi Komponen Agroforestri. Buku. World AgroforestryCentre (ICRAF). Bandung. 38 hlm.

Schroeder, R. G. 1989. Operations Management Decision Making in TheOperations Function. Buku. McGraw-Hill Book. Singapura. 794 hlm.

Senoaji, G. 2009. Kontribusi hutan lindung terhadap pendapatan masyarakat desadi sekitarnya: studi kasus di desa air lanang bengkulu. Jurnal Manusia danLingkungan. 16(1):12-22.

Sita, B.R., Sutiarso, E. dan Hadi, S. 2017. Analisis produktivitas usahatani tomatdi kabupaten jember. Jurnal Agribest. 1(2):13-19.

Sudaryono. 2017. Metodologi Penelitian. Buku. PT. Rajagrafindo Persada.Depok. 496 hlm.

Suhendang, E. 2013. Pengantar Ilmu Kehutanan. Buku. PT Penerbit IPB Press.Bogor. 333 hlm.

Suwardane, K.E., Suardi, I.D.P.O. dan Handayani, M. T.H. 2015. Partisipasipetani dalam pengembangan hutan rakyat di dusun talang gunung desatalang batu kecamatan mesuji timur kabupaten mesuji provinsi lampung.Journal of Agribisnis dan Agrowisata. 4(2):86-96.

Syofiandi, R. R., Hilmanto, R. dan Herwanti, S. 2016. Analisis pendapatan dankesejahteraan petani agroforestry di kelurahan sumber agung kecamatankemiling kota bandar lampung. Jurnal Sylva Lestari. 4(2):17-26.

52Thamrin, M., Herman, S. dan Hanafi, F. 2012. Pengaruh faktor sosial ekonomi

terhadap pendapatan petani pinang. Jurnal Agrium. 12(2):85-94.

Widarti, A. 2015. Kontribusi hutan rakyat untuk kelestarian lingkungan danpendapatan. Prossiding Seminar Nasional Masyarakat BiodiversitasIndonesia. 1(7):1622-1626.

Widiarti, A. dan Prajadinata, S. 2008. Karakteristik hutan rakyat pola kebuncampuran. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. 5(2):145-156.

Wijaya, A. 2012. Pengantar Riset Operasi (Edisi 2). Buku. Mitra WacanaMedia. Jakarta. 293 hlm.