opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...tidak hanya itu,...

196

Upload: lynga

Post on 09-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi
Page 2: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi
Page 3: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi
Page 4: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Indonesia

Dalam Berbagai Perspektif

Dr. Bambang Wahyudi, M.Si. M.M.

Page 5: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Indonesia

Dalam Berbagai Perspektif

Copyright @2018

Cetakan pertama: 8 Oktober 2018

Penulis: Dr. Bambang Wahyudi, M.Si. M.M.

Editor : Maymay Maysarah, M.Han.

Layout : Vindi Fitriana, S.Sos.

Cover : Gitakara

Tebal Buku: ii+190 halaman

Diterbitkan oleh:

Vigi Bless Publisher

Jalan Perintis Kemerdekaan No. 09 RT. 04/05, Purwokerto 53141

Telp. : 082221636380

Email : [email protected]

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Dilarang memperbanyak sebagian atau

Seluruh isi buku tanpa seizing penerbit.

ISBN : 978-602-5725-24-1

Isi di luar tanggung jawab percetakan

ii | I n d o n e s i a D a l a m B e r b a g a i P e r s p e k t i f

Page 6: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Sebuah Pengantar Mencintai

Indonesia

Indonesia melalui proses panjang dalam

perkembangan kemajuan yang diperolehnya hingga saat

ini, telah banyak prestasi yang didapatkan namun banyak

juga catatan sejarah yang menunjukkan keterpurukan

posisi Indonesia sebelum kemerdekaan. Tidak hanya,

setahun atau dua tahun saja, Indonesia tertulis pernah

dijajah selama 350 tahun lamanya oleh Belanda. Bisa

dibayangkan berapa kali berganti generasi merasakan

kesakitan penjajahan.

Pasca 73 tahun kemerdekaan Indonesia, masih

banyak pro dan kontra yang mengiringi perjalanan bangsa

Indonesia menuju cita-cita kemerdekaan, tidak hanya

begitu makna kemerdekaan sendiri masih saja selalu

menjadi pertentangan. Bangsa Indonesia memiliki

pemaknaan yang beragam mengenai kemerdekaan

iii | I n d o n e s i a D a l a m B e r b a g a i P e r s p e k t i f

Page 7: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

negaranya. Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya,

agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang

menghiasi perjalanan kemerde-kaan bangsa Indonesia.

Berbicara mengenai kemerdeka-an Indonesia maka

Pancasila menjadi satu produk agung yang mampu

mengikat keberagaman bangsa Indonesia,

mempersatukan perbeda-an yang tentu saja bukan

perkara mudah. Pancasila tidak hanya menjadi sebuah

masterpiece para pahlawan, namun juga menggambar-kan

mengenai kebudayaan bangsa Indonesia itu sendiri.

Sayangnya, seiring perkembang-an zaman

pemahaman mengenai identitas negara dan bangsa

Indonesia mulai memudar. Semakin lama, kebanggaan dan

rasa cinta tanah air memudar. Untuk itu, konsep mengenai

wawasan nusantara menjadi penting untuk selalu

disampaikan sebagai sebuah ajaran yang diyakini oleh

setiap lapisan di masyarakat.

Seluruh masyarakat Indonesia tentu tidak ingin

mengulang masa-masa sulit perpecahan dan peperangan

iv | I n d o n e s i a D a l a m B e r b a g a i P e r s p e k t i f

Page 8: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

yang terjadi di negara Indonesia, kemerdekaan yang

terjadi sebelumnya merupakan hasil dari semangat

persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, oleh sebab itu

rasa semangat itu perlu ditanamkan dan terus

dipertahankan demi menjaga persatuan bangsa Indonesia.

Wawasan nusantara merupakan sebuah ajaran yang

dipercayai kebenarannya untuk mencapai dan

mewujudkan tujuan nasional. Singkat kata, wawasan

nusantara merupakan sebuah paradigma berpikir bangsa

Indonesia yang dispesifikasikan kepada beberapa poin

utama yakni kedudukan pancasila sebagai falsafah,

Ideologi, dan dasar negara. UUD 1945 sebagai landasan

konstitusi negara, posisinya yakni sebagai landasan

konstitusional.

Fungsi dari pengajaran wawasan nusantara yakni,

sebagai pedoman bagi berbagai pihak untuk pengambilan

keputusan, kebijakan, dan perbuatan bagi berbagai

kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Tidak

hanya itu, wawasan nusantara juga merupakan bentuk

v | I n d o n e s i a D a l a m B e r b a g a i P e r s p e k t i f

Page 9: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

menunjukkan motivasi untuk terus membudayakan jiwa

nasionalisme dengan pemahaman utuh kondisi bangsa

dan negaranya.

vi | I n d o n e s i a D a l a m B e r b a g a i P e r s p e k t i f

Page 10: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Daftar Isi

Sebuah Pengantar Mencintai Indonesia………….. iii

Daftar Isi……………………………………………………………. vii

1. Indonesia dalam Perspektif Sejarah…..…….. 1

2. Agama-Agama di Indonesia………………………. 15

3. Sistem Pendidikan di Indonesia……………….… 19

4. Sistem Politik dan Pemerintahan……….……… 31

5. Sistem Pertahanan dan Keamanan……………. 71

6. Catatan Kesehatan dan Kesejahteraan

Masyarakat………….……………………………………. 83

7. Prospek Ekonomi dan Pembangunan……..….. 105

8. Dari Hukum Adat Hingga Hukum Positif……… 147

Tentang Penulis…………………………………………………… 190

vii | I n d o n e s i a D a l a m B e r b a g a i P e r s p e k t i f

Page 11: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Indonesia dalam Perspektif Sejarah

Mengetahui sejarah negara merupakan tahap dasar

bagi sebuah bangsa untuk bisa menumbuhkan rasa cinta

tanah air. Negara yang kuat dipenuhi oleh masyarakat

yang menunjukkan sikap dan jiwa cinta terhadap tanah air

dan kerelaan untuk berkorban demi negara yang

ditinggalinya. Sikap tersebut seharusnya tumbuh sebagai

bagian dari kesadaran diri yang muncul tanpa paksaan

ataupun tekanan. Pada bagian ini akan dijelaskan

mengenai sejarah Indonesia dan falsafah yang diyakini

bangsanya.

Asal Mula Nama Indonesia

Nama Indonesia berasal dari bahasa Latin yaitu Indus

yang artinya Hindia dan dari kata dalam bahasa Yunani

nesos yang memiliki arti pulau. Sebutan atau kata

Indonesia berarti wilayah Hindia kepulauan, atau

kepulauan yang berada di Hindia. Nama tersebut

menunjukkan sudah terbentuk jauh sebelum Indonesia

menjadi negara yang berdaulat.

1 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 12: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

George Earl, etnolog berkebangsaan Inggris yang pada

tahun 1850, pertama kali mengusulkan istilah Indunesia

dan Malayunesia untuk penduduk "Kepulauan Hindia atau

Kepulauan Melayu". Murid dari Earl, bernama James

Richardson Logan, menggunakan kata Indonesia sebagai

sinonim dari Kepulauan India. Namun, penulisan akademik

Belanda di media Hindia-Belanda tidak menggunakan kata

Indonesia, tetapi istilah Kepulauan Melayu (Maleische

Archipel); Hindia Timur Belanda (Nederlandsch Oost Indië),

atau Hindia (Indië); Timur (de Oost); dan bahkan Insulinde

(istilah ini diperkenalkan tahun 1860 dalam novel Max

Havelaar (1859), ditulis oleh Multatuli, mengenai kritik

terhadap kolonialisme Belanda).

Sejak tahun 1900, nama Indonesia menjadi lebih

umum pada lingkungan akademik di luar Belanda, dan

golongan nasionalis Indonesia menggunakannya untuk

ekspresi politik. Adolf Bastian dari Universitas Berlin

mempopulerkan nama ini melalui buku Indonesien oder

die Inseln des Malayischen Archipels, 1884–1894. Pelajar

2 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 13: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Indonesia pertama yang menggunakan istilah tersebut

ialah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), yaitu

ketika beliau mendirikan kantor berita di Belanda yang

bernama Indonesisch Pers Bureau pada tahun 1913.

Indonesia terkadang juga disebut dengan nama Nusantara

atau Kepulauan Nusantara, yang membentang dari ujung

barat Pulau Sumatera hingga ujung timur Papua. Indonesia

merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang

terdiri atas 13.466 pulau.

Geografis, Demografis, dan Historis

Posisi Indonesia berada pada lintas khatulistiwa dan

berada di antara benua Asia dan Australia serta antara

Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia

merupakan negara yang berbentuk republik dan berada di

kawasan Asia Tenggara. Indonesia berbatasan darat

dengan Malaysia di Pulau Kalimantan, dengan Papua

Nugini di Pulau Papua dan dengan Timor Leste di Pulau

Timor. Negara tetangga lainnya adalah Singapura, Filipina,

Australia, dan wilayah persatuan Kepulauan Andaman dan

Nikobar di India.

3 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 14: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di

antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Luas daratan

Indonesia adalah 1.922.570 km2 dan luas perairannya

3.257.483 km2. Pulau terpadat penduduknya berada di

Jawa. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa

dengan luas 132.107 km2, Sumatera dengan luas 473.606

km2, Kalimantan dengan luas 539.460 km2, Sulawesi

dengan luas 189.216 km2, dan Papua dengan luas 421.981

km2. Batas wilayah Indonesia diukur dari kepulauan

dengan menggunakan teritorial laut: 12 mil laut serta zona

ekonomi eksklusif: 200 mil laut. Indonesia memiliki 13.487

pulau besar dan kecil, sekitar 6.000 di antaranya tidak

berpenghuni. Jumlah pulau yang sangat banyak untuk satu

negara.

Sebagian besar (95%) penduduk Indonesia adalah

Bangsa Austronesia , dan terdapat juga kelompok-

kelompok suku Melanesia, Polinesia, dan Mikronesia

terutama di Indonesia bagian Timur. Banyak penduduk

Indonesia yang menyatakan dirinya sebagai bagian dari

kelompok suku yang lebih spesifik, yang dibagi menurut

4 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 15: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

bahasa dan asal daerah, misalnya Jawa, Sunda, Madura,

Batak, dan Minangkabau. Selain itu ada juga penduduk

pendatang yang jumlah-nya minoritas di antaranya adalah

etnis Tionghoa, India, dan Arab. Mereka sudah lama

datang ke Nusantara melalui perdagangan sejak abad 8

Masehi dan menetap menjadi bagian dari penduduk

Nusantara.

Secara khusus ingin dikatakan, di Indonesia terdapat

sekitar empat juta populasi etnis Tionghoa. Angka ini

berbeda-beda karena hanya pada tahun 1930 dan 2000

pemerintah melakukan sensus dengan menggolong-

golongkan masyarakat Indonesia ke dalam suku bangsa

dan keturunannya.

Dalam konteks agama, Islam merupakan agama

mayoritas yang dipeluk oleh sekitar 85,2% penduduk

Indonesia. Sisanya beragama Protestan (8,9%), Katolik

(3%), Hindu (1,8%), Budha (0,8%), dan lain-lain (0,3%).

Selain agama-agama tersebut , pemerintah Indonesia juga

secara resmi mengakui Konghucu sejak pemerintahan

Abdurrahman Wahid.

5 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 16: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Pada tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia

mencapai 237 juta jiwa, sehingga menempatkan Indonesia

sebagai negara berpenduduk terbesar keempat di dunia

dan negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia,

kendati secara resmi Indonesia bukanlah negara Islam.

Dalam aspek kesejarahan, Indonesia banyak

dipengaruhi oleh bangsa-bangsa lain. Kepulauan Indonesia

menjadi wilayah perdagangan penting setidaknya sejak

abad ke-7, yaitu ketika Kerajaan Sriwijaya di Palembang

menjalin hubungan agama dan perdagangan dengan

Tiongkok dan India. Kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha

telah tumbuh pada awal abad Masehi, diikuti para

pedagang yang membawa agama Islam, serta berbagai

kekuatan Eropa yang saling bertempur untuk memonopoli

perdagangan rempah-rempak Maluku semasa era

penjelajahan samudra.

Setelah berada di bawah penjajahan Belanda,

Indonesia yang saat itu bernama Hindia-Belanda

menyatakan kemerdekaannya pada tahun 1945.

6 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 17: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Selanjutnya Indonesia mendapat berbagai hambatan,

ancaman dan tantangan dari bencana alam, korupsi,

separatisme, proses demokratisasi, dan periode

perubahan ekonomi yang pesat.

Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa (etnis),

bahasa, dan agama yang berbeda. Etnis Jawa merupakan

etnis terbesar dengan populasi mencapai 41,7% dari

seluruh penduduk Indonesia. Semboyan nasional

Indonesia adalah Bhinneka Tunggal Ika (keberagaman

dalam persatuan). Ini merupakan semboyan negara

modern yang setara dengan semboyan Amerika, Unity in

Diversity. Hal ini menunjukkan Indonesia mengakui

keberagaman (pluralisme), dan keberagaman itulah pula

yang membentuk negara bangsa ini.

Dalam perspektif historis, ketika Hindia atau Indonesia

atau Nusantara di bawah pengaruh agama Hindu dan

Buddha, beberapa kerajaan terbentuk di Pulau

Kalimantan, Sumatera, dan Jawa sejak abad ke-4 hingga

abad ke-14. Kutai, merupakan kerajaan tertua di

Nusantara yang berdiri pada abad ke-4 di hulu sungai

7 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 18: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Mahakam, Kalimantan Timur. Di wilayah barat Pulau Jawa,

pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M berdiri kerajaan

Tarumanegara. Pemerintahan Tarumanagara dilanjutkan

oleh Kerajaan Sunda dari tahun 669 M sampai 1579 M.

Pada abad ke-7 muncul kerajaan Malayu yang berpusat di

Jambi, Sumatera.

Sriwijaya mengalahkan Malayu dan muncul sebagai

kerajaan maritim yang paling perkasa di Nusantara.

Wilayah kekuasaannya meliputi Sumatera, Jawa,

semenanjung Melayu, sekaligus mengontrol perdagangan

di Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Cina Selatan. Di

bawah pengaruh Sriwijaya, antara abad ke-8 dan ke-10

wangsa Syailendra dan Sanjaya berhasil mengembangkan

kerajaan-kerajaan berbasis agrikultur di Jawa, dengan

peninggalan bersejarahnya seperti candi Borobudur dan

candi Prambanan. Di akhir abad ke-13, Majapahit berdiri di

bagian timur Pulau Jawa. Di bawah pimpinan mahapatih

Gadjah Mada, kekuasaannya meluas sampai hampir

meliputi wilayah Indonesia saat ini, dan sering disebut

"Zaman Keemasan" dalam sejarah Indonesia.

8 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 19: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Ketika pedagang-pedagang Arab dan Persia

berdatangan ke Nusantara melalui Gujarat, India,

kemudian membawa agama Islam. Selain itu, pelaut-

pelaut Tiongkok yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho

(Zheng He) yang beragama Islam, juga pernah menyinggahi

wilayah ini pada awal abad ke-15. Para pedagang ini juga

menyebarkan agama Islam di beberapa wilayah lain di

Kepulauan Nusantara. Samudera Pasai yang berdiri pada

tahun 1267, merupakan kerajaan Islam pertama di

Indonesia.

Dalam perspektif kolonialisme, Indonesia ternyata

tidak hanya pernah dijajah oleh Belanda, melainkan juga

oleh beberapa negara Eropa lainnya. Dari rumpun bangsa

Asia, Jepang tercatat juga pernah menjajah Indonesia.

Kaum kolonialis datang dan menjajah Indonesia pada

mulanya lebih bermotif ekonomi. Hal itu logis, sebab

Indonesia dikenal di dunia sebagai wilayah yang kaya akan

hasil bumi, termasuk rempah-rempah. Beberapa negara

yang tercatat pernah menjajah Indonesia:

a. Portugis pada 1509, hanya Maluku, lalu berhasil diusir

9 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 20: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

pada tahun 1595.

b. Spanyol pada 1521, hanya Sulawesi Utara, tetapi

berhasil diusir pada 1692.

c. Belanda pada 1602, untuk seluruh wilayah Indonesia. d. Perancis secara tidak langsung menguasai Pulau Jawa

pada periode 1806-1811 karena Kerajaan Belanda

takluk kepada kekuatan Perancis. Ketika Louis

Bonaparte adik Napoleon Bonaparte naik tahta Belanda

pada tahun 1806, maka jajahan Belanda pun jatuh ke

tangan Perancis. Periode ini berlangsung pada

pemerintahan Gubernur Jenderal Herman Willem

Daendels pada 1808-1811, dan berakhir pada 1811

ketika Inggris mengalahkan kekuatan Belanda-Perancis

di Pulau Jawa. e. Inggris pada 1811, sejak ditanda-tanganinya Kapitulasi

Tungtang yang salah satunya berisi penyerahan Pulau

Jawa dari Belanda kepada Inggris. Pada 1814

dilakukanlah Konvensi London yang isinya bahwa

pemerintah Belanda berkuasa kembali atas wilayah

jajahan Inggris di Indonesia. Lalu, baru pada 1816,

10 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 21: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

pemerintahan Inggris di Indonesia secara resmi

berakhir.

f. Jepang pada 1942, hanya 3,5 tahun, dan berakhir pada

1945, sejak kekalahan Jepang kepada sekutu. Pada saat

orang-orang Eropa datang pada awal abad ke-16,

mereka pun menemukan beberapa kerajaan yang

dengan mudah dapat mereka kuasai untuk

mendominasi perdagangan rempah-rempah. Portugis

pertama kali mendarat di dua pelabuhan Kerajaan

Sunda yaitu Banten dan Sunda Kelapa. Namun

kemudian dapat diusir, dan mereka bergerak ke arah

timur dan menguasai Maluku.

Pada abad ke-17, Belanda muncul sebagai yang

terkuat di antara negara-negara Eropa lainnya,

mengalahkan Britania Raya dan Portugal (kecuali untuk

koloni mereka, Timor Portugis). Pada masa itulah agama

Kristen masuk ke Indonesia sebagai salah satu misi

imperialisme lama yang dikenal sebagai 3G, yaitu Gold,

Glory, and Gospel. Belanda menguasai Indonesia sebagai

koloni hingga Perang Dunia II. Semula melalui VOC, dan

11 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 22: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

kemudian langsung oleh pemerintah Belanda sejak awal

abad ke-19 Indonesia Merdeka.

Pada Maret 1945 Jepang membentuk sebuah komite

untuk kemerdekaan Indonesia. Setelah perang Pasifik

berakhir pada 1945, di bawah tekanan organisasi pemuda,

Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdeka-an

Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, bertepatan

dengan bulan Ramadhan. Setelah kemerdekaan, tiga

pendiri negara-bangsa yakni Soekarno, Mohammad Hatta,

dan Sutan Sjahrir masing-masing menjabat sebagai

presiden, wakil presiden, dan perdana menteri.

Sementara itu, Belanda ternyata masih ingin

menguasai Indonesia, dan dalam rangka itu mereka

mengirimkan pasukan perangnya ke Indonesia. Usaha-

usaha berdarah untuk meredam pergerakan

kemerdekaan Indonesia, dikenal oleh orang Belanda

sebagai 'Aksi Kepolisian' (Politionele Actie). Orang

Indonesia menyebutnya sebagai Agresi Militer. Belanda

akhirnya menerima kemerdekaan Indonesia pada 27

Desember 1949, sebagai negara federal yang disebut

12 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 23: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Republik Indonesia Serikat. Itu pun setelah Belanda

mendapat tekanan yang kuat dari dunia internasional,

terutama Amerika Serikat.

Mosi Integral Natsir pada 17 Agustus 1950,

menyerukan kembalinya Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI) dan membubarkan Republik Indonesia

Serikat (RIS). Soekarno kembali menjadi Presiden dengan

Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden. Mohammad

Natsir sendiri tampil sebagai Perdana Menteri.

Indonesia Pasca Penjajahan

Pada 1950-an dan 1960-an, pemerintahan Soekarno

mulai mengikuti sekaligus merintis gerakan non-blok.

Namun kemudian relatif lebih dekat dengan blok sosialis,

seperti Republik Rakyat China dan Yugoslavia. Pada 1965

meletus sebuah peristiwa hang bernuansa ideologis yakni

Gerakan Tiga Puluh September (G30S) yang membawa

cukup banyak korban jiwa, termasuk tewasnya 6 (enam)

jenderal dan sejumlah perwira menengah. Pasca peristiwa

yang menggemparkan itu, muncul kekuatan baru yang

menyebut dirinya Orde Baru.

13 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 24: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Era Pemerintah Orde Baru secara tegas menilai Partai

Komunis Indonesia (PKI) sebagai otak di belakang G30S

(dan karenanya sering disebut G30S/PKI), yang bermaksud

menggulingkan pemerintahan yang sah serta mengganti

ideologi nasional menjadi paham sosialis-komunis.

Penilaian ini sekaligus menjadi alasan untuk berganti dari

Orde Lama menuju Orde Baru.

Pasca runtuhnya rezim otoritarian Orde Baru,

Indonesia sejak 1998 hingga saat ini menikmati kebebasan

politik yang luar biasa. Partai politik tumbuh bak jamur di

musim hujan. Sistem kepartaian dan pemilihan umum

mengalami perubahan mendasar sesuai tuntutan

reformasi dan demokratisasi. Pemilihan Presiden

dilaksanakan secara langsung sejak 2004, dan Pemilihan

Kepala Daerah juga digelar secara langsung sejak 2005.

Antara 1998 hingga saat ini (2018) Indonesia sudah

memiliki 4 (empat) presiden yakni B.J. Habibie,

Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarno Putri, dan Susilo

Bambang Yudhoyono, Joko Widodo.

14 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 25: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Agama-Agama di Indonesia

Pada pasal 29 UUD 1945 dikatakan “Negara

berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Negara

menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk

memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat

menurut agama dan kepercayaannya itu.” Klausul

konstitusi tersebut memberi penegasan bahwa agama dan

keberagamaan di negeri ini mendapat pengakuan dan

perlindungan resmi dari negara. Tersirat pula dari amanat

konsitusi bahwa tidak ada tempat bagi manusia yang tidak

beragama dan tidak memiliki kepercayaan kepada Tuhan

Yang Maha Esa di republik ini.

Dalam konteks demikian, agama- agama mendapat

lahan yang subur, aman, dan adil untuk tumbuh dan

berkembang di Indonesia. Sampai saat ini di Indonesia

terdapat beberapa agama: Islam, Kristen Protestan,

Kristen Katolik, Hindu, Budha, dan Kong Hu Chu. Selain itu,

terdapat pula kepercayaan lokal seperti Aliran

15 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 26: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (kelompok

Pangestu) yang umumnya berada di Jawa, terutama Jawa

Bagian Tengah, dan “agama” Kaharingan yang ada

Kalimantan Tengah.

Jika Islam, Kristen Protestan, dan Kristen Katolik

merupakan agama samawi (agama yang datang dari langit,

dari Tuhan, atau agama langit), maka Hindu, Budha, Kong

Hu Chu, juga Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

serta Kaharingan merupakan kelompok agama ardhi

(agama yang diciptakan oleh manusia di dunia atau agama

dunia/bumi).

Agama dan Negara

Kendati negara mengakui dan melindungi secara

resmi agama-agama serta kegiatan keagamaan setiap

warga negara, tetapi Indonesia bukanlah negara agama,

dan bukan negara yang diatur berdasarkan ajaran agama

tertentu. Bahwa perilaku bernegara turut dipengaruhi

oleh nilai-nilai agama, tentu tak dapat dipungkiri. Negara

membebaskan warganya untuk menganut agama dan

kepercayaan tertentu sesuai panggilan nuraninya masing-

16 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 27: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

masing, berikut melindungi bahkan memfasilitasi

kegiatan-kegiatan keagamaan tertentu, seperti keberang-

katan umat Islam menunaikan ibadah haji di tanah suci.

Tetapi, negara tidak memunculkan kebijakan-

kebijakan resmi berdasarkan ajaran agama, apalagi agama

tertentu. Negara merumuskan dan menentukan

kebijakan-kebijakan berdasarkan prinsip-prinsip umum

yang hidup, berkembang, dan menjadi pegangan sosial-

budaya bersama masyarakat. Payung besar untuk itu

adalah Pancasila dan UUD 1945. Agama mana pun di

republik ini mengakui nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang

ada dalam Pancasila dan UUD 1945.

Konflik Atas Nama Agama

Di Indonesia seringkali terjadi konflik berlabel agama,

baik di kalangan internal umat beragama maupun antar-

umat beragama. Pertanyaannya, benarkah itu konflik

agama? Tampaknya bukan. Lihatlah konflik yang terjadi di

Ambon, di Maluku Utara, di Poso, di Kalimantan Barat, di

Madura, di Lombok, dan lain-lain. Semuanya bukanlah

17 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 28: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

konflik agama, tetapi hanya mengatasnamakan agama

serta membawa-bawa agama agar cenderung kelihatan

heroik, suci, dan merasa berada di jalan yang benar.

Konflik-konflik tersebut sesungguhnya merupakan

konflik horizontal yang terjadi lebih karena kepentingan-

kepentingan non-agama seperti kepentingan ekonomi dan

politik (kekuasaan). Seperti halnya dengan konflik di

Irlandia Utara, Eropa Barat, atau di Israel/ Palestina,

bukanlah konflik agama, melainkan konflik politik, karena

tujuannya pada dasarnya adalah politik, bukan agama.

18 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 29: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Sistem Pendidikan Indonesia

Pada UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyebutkan “Pendidikan nasional

adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan

Undang- Undang Dasar Negara Kesatuan Republik

Indonesia Tahun 1945, yang berakar pada nilai-nilai

agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap

terhadap tuntutan perubahan zaman.”

Pendidikan yang diproses dalam setiap tingkatannya

diorientasikan untuk kepentingan manusia dalam

keutuhannya sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Dalam

konteks ini, pendidikan bukan hanya menekankan segi

pengetahuan saja, melainkan juga menekankan segi

emosi, rohani, hidup bersama, dan lain-lain. Dengan

demikian pendidikan bukan sebatas peningkatan

pengetahuan namun juga mengenai penanaman sikap dan

etika yang diperlukan oleh setiap manusia.

19 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 30: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Permasalahan Pendidikan Indonesia

Permasalahan besar yang dihadapi pendidikan

Indonesia saat ini meliputi:

a. Mutu pendidikan yang tidak merata; b. Sistem pembelajaran di sekolah-sekolah yang belum

memadai; c. Krisis moral yang melanda masyarakat; d. Politisasi pendidikan di tingkat elit; dan e. Birokrasi pendidikan yang masih rumit;

Sementara itu, pendidikan yang diperlukan untuk

menghadapi kehidupan di zaman sekarang adalah

a. Pendidikan yang tanggap terhadap situasi persaingan

dan kerjasama global;

b. Pendidikan yang membentuk pribadi yang mampu

belajar seumur hidup; dan

c. Pendidikan yang menyadari sekaligus mengupayakan

penting-nya pendidikan nilai.

Mengatasi berbagai permasalah-an pendidikan,

bukan hanya tugas dan kewajiban pemerintah pusat,

melainkan juga pemerintah daerah. Di dalam UU

20 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 31: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Pemerintahan Daerah ditegaskan bahwa bidang

pendidikan termasuk bidang pembangunan yang menjadi

urusan daerah, sebagai bagian dari paket otonomi daerah.

Tiga Arena Pendidikan

Pendidikan berlangsung dalam tiga arena besar yakni

arena pendidikan formal, arena pendidikan nonformal,

dan arena pendidikan informal. Pendidikan formal adalah

jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang

terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan

pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur

pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat di-

laksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan

informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

UU Sisdiknas mengisyaratkan 6 (enam) prinsip

penting dalam penyelenggaraan pendidikan, yaitu:

1. Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan

berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan

menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai

21 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 32: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa;

2. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan

yang sistemik dengan sistem terbuka dan multi

makna; 3. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses

pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang

berlangsung sepanjang hayat; 4. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi

keteladanan, membangun kemauan, dan

mengembangkan kreativitas peserta didik dalam

proses pembelajaran; 5. Pendidikan diselenggarakan dengan mengembang-

kan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi

segenap warga masyarakat; 6. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan

semua komponen masyarakat melalui peran serta

dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu

layanan pendidikan.

22 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 33: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Fungsi dan Tujuan Pendidikan

Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tercantum

pada Pasal 3 UU Sisdiknas. Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membantuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Formulasi fungsi dan tujuan pendidikan nasional

seperti tertera di atas secara amat jelas memperlihatkan

kentalnya pemikiran yang menempatkan pendidikan

sebagai upaya pewarisan budaya bangsa. Jadi, ada

pengakuan terhadap kekayaan budaya sendiri. Pada fungsi

dan tujuan di atas terlihat pemikiran pendidikan

naturalisme yang “berpusat pada kodrat alam masing-

masing peserta didik” (child centred). Suatu paham yang

menekankan perlunya pendidikan menyelaraskan diri

23 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 34: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

dengan potensi, kebutuhan, dan perkembangan jiwa dan

raga peserta didik itu sendiri.

Di dalam Rencana Strategis Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan 2010-2014 menyebut soal pilar strategis

landasan filosofis pendidikan nasional. Landasan filosofi

dimaksud mengacu pada strategi pembangunan

pendidikan nasional sebagaimana dikemukakan di dalam

penjelasan umum UU Sisdiknas, yakni:

a. Pendidikan agama serta akhlak mulia;

b. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis

kompetensi;

c. Proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis;

d. Evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi pendidikan yang

memberdayakan;

e. Peningkatan profesionalitas pendidik dan tenaga

kependidikan;

f. Penyediaan sarana belajar yang mendidik;

g. Pembiayaan pendidikan sesuai dengan prinsip

pemerataan dan berkeadilan;

h. Penyelenggaraan pendidikan yang terbuka dan

24 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 35: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

merata;

i. Pelaksanaan wajib belajar;

j. Pelaksanaan otonomi satuan pendidikan;

k. Pemberdayaan peran masyarakat;

l. Pusat pembudayaan dan pembangunan masyarakat;

m. Pelaksanaan pengawasan dalam sistem pendidikan

nasional.

Dengan mengacu pada amanat UUD 1945, pakar

pendidikan Profesor Winarno Surakhmad (2009)

mengemukakan tiga tujuan utama pendidikan (yang

selama ini justru sering diabaikan oleh lembaga-lembaga

pendidikan), yakni:

1. Pendidikan yang Memanusiakan. Pendidikan di satu sisi

harus menjadi kekuatan yang melawan setiap proses

dehumanisasi, di sisi lain pendidikan menjadi sumber

kekuatan yang memungkinkan manusia

mengembangkan setiap fitrah dan potensinya sebagai

mahluk yang mulia, yang pada gilirannya menjadi dasar

untuk membentuk bangsa besar yang mulia.

25 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 36: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

2. Pendidikan yang Membudayakan. UUD 1945

mengandung ideologi yang kuat, yang memberikan

cetak biru untuk melahirkan bangsa berbudaya. Ini

berarti bahwa pendidikan harus mampu, di satu pihak,

menjadi benteng yang kuat melawan dekadensi budaya

dan demoralisasi peradaban bangsa, di lain pihak

menjadi motivator untuk bertumbuh dan

berkembangnya kekayaan serta kekuatan budaya

sebagai bentuk yang tinggi dari nilai etik, estetik, ilmu,

dan teknologi bangsa dalam arti yang seluas-luasnya. 3. Pendidikan yang Meng-Indonesiakan. UUD 1945

merupakan landasan yang paling kokoh untuk budak

saja sekadar menyatukan seribu rumpun masyarakat

besar yang memiliki keberagaman yang begitu tinggi

menjadi sebuah bangsa, tetapi juga menjadi landasan

yang kokoh untuk membangun bangsa tersebut

menjadi bangsa besar yang kekuatan dan

keseragamannya bersumber dari keberagamannya.

26 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 37: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Pendidikan Berdasarkan Pancasila

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa

dalam UU Sisdiknas tegas menyatakan pendidikan

nasional haruslah berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

Konseptualisasi pendidikan nasional tersebut

mengandung setidaknya tiga implikasi yang sangat jelas,

yakni: keharusan Sistem Pendidikan Nasional untuk

melestarikan identitas dan karakter bangsa yang

Pancasilais; keharusan Sistem Pendidikan Nasional untuk

tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman; keharusan

yang disebutkan pertama dan kedua bukanlah untuk

dipertentangkan satu sama lain, melainkan untuk

“dipersandingkan” sehingga senantiasa tercipta

perubahan dan kesinambungan (change and continuity);

menjadi bangsa yang senantiasa tumbuh dan berkembang

ke arah yang semakin maju dan sejahtera dengan tetap

terpelihara identitas dan karakter ke-Indonesiaannya yang

Pancasila.

Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila

memiliki beragam makna, yakni: Pendidikan sebagai

27 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 38: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

pengamalan Pancasila. Yaitu pengamalan Pancasila

sebagai pandangan hidup bangsa, dasar negara, identitas

bangsa, ideologi negara/bangsa. Hanya saja, persoalan

tersebut sesungguhnya tidak pernah jelas dan gamblang

hingga saat ini.

Apakah kebijakan dan praktik pendidikan yang selama

ini berlangsung dapat disebut sebagai wujud nyata

pengamalan Pancasila di dunia pendidikan nasional?

Apakah filosofi dan teori pendidikan nasional memang

berdasarkan Pancasila? Seperti apakah filosofi pendidikan

yang Pancasila dimaksud? Seperti apakah teori pendidikan

yang Pancasila itu? Kesemuanya belum tampak

jawabannya. Yang jelas hanyalah Pancasila menjadi mata

pelajaran di sekolah-sekolah, tetapi itu jelas bukan

cerminan dari sosok pendidikan sebagai pengamalan

Pancasila.

Pendidikan dipandang sebagai suatu proses budaya

yang melibatkan reproduksi dan sekaligus produksi

budaya; melestarikan budaya dan memproduksi budaya;

keduanya berjalan seiring. Posisi itulah yang ditawarkan

28 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 39: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional. Dalam

pandangan Ki Hadjar Dewantara, pendidikan dan

pengajaran pada hakikatnya suatu usaha kultural; suatu

proses kultural; suatu pekerjaan kultural; laku yang

semata-mata bersifat “kultural”. Dengan pemaknaan

seperti itu, pendidikan menjadi kental dengan urusan

”bangun jiwa” (cipta, rasa, karsa) agar peserta didik tajam

pikirannya, halus rasanya, serta suci dan kuat

kemauannya; tak ketinggalan juga “bangun badan”, yang

dengan begitu, senapas dengan lirik lagu kebangsaan

Indonesia, Indonesia Raya, yaitu “bangun jiwanya, bangun

badannya, untuk Indonesia raya”.

Pendidikan merupakan upaya memberdayakan

peserta didik untuk berkembang menjadi manusia

Indonesia seutuhnya, yaitu yang menjunjung tinggi dan

memegang dengan teguh norma dan nilai berikut:

1) a. Norma agama dan kemanusiaan untuk menjalani

kehidupan sehari-hari, baik sebagai makhluk Tuhan Yang

Maha Esa, makhluk individu, maupun makhluk sosial; 2) b. Norma persatuan bangsa untuk membentuk

29 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 40: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

karakter bangsa dalam rangka memelihara keutuhan

bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

3) c. Norma kerakyatan dan demokrasi untuk

membentuk manusia yang memahami dan menerapkan

prinsip-prinsip kerakyatan dan demokrasi dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; dan

d. Nilai-nilai keadilan sosial untuk menjamin

terselenggaranya pendidikan yang merata dan bermutu

bagi seluruh bangsa serta menjamin penghapusan segala

bentuk diskriminasi dan bias gender serta terlaksananya

pendidikan untuk semua dalam rangka mewujudkan

masyarakat berkeadilan sosial.

30 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 41: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Sistem Politik dan Pemerintahan

Apa itu negara? Tokoh besar sosiologi Jerman Max

Weber mendefinisikan negara sebagai sebuah komunitas

manusia yang berhasil mengklaim monopoli penggunaan

kekuatan fisik yang sah di dalam suatu kawasan tertentu.

Berbeda dengan Weber, Filosof terkemuka Hegel

berpandangan, negara adalah institusi yang etis dan

rasional. Lain lagi dengan Karl Marx dan Friedrich Engels,

melihat negara tak lebih dari sekadar komite untuk

mengurusi seluruh kepentingan para borjuis.

Secara umum, negara adalah sebuah entitas

komunitas masyarakat modern yang mengikatkan diri

dalam loyalitas institusional. Negara ada dalam realitas

masyarakat yang membuat konsensus siapa yang

diperintah dan yang memerintah untuk merealisasikan

tujuan bersama. Sebagai konsekuensinya, yang

memerintah adalah mereka yang memiliki dan dapat

menggunakan sumber-sumber kekuasaannya sehingga

31 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 42: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

mendapatkan legitimasi dari masyarakat yang diperintah.

Negara tidaklah bertindak atas kehendak dirinya

sebagaimana paham para institusionalis. Negara bukan

hanya institusi melainkan juga aktor yang menjadikan

negara sebagai arena sekaligus kontestasi di mana nilai

kekuasaan terdistribusi di tengah-tengah masyarakat.

Fungsi Negara

Mengacu pada Pembukaan UUD 1945, fungsi (sekaligus

tujuan) negara adalah: (1) melindungi segenap bangsa

Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; (2)

memajukan kesejahteraan umum; (3) mencerdaskan

kehidupan bangsa; dan (4) ikut melaksanakan ketertiban

dunia yang berdasarkan kemeredaan, perdamaian abadi,

dan keadilan sosial. Mendasarkan tesisnya pada Laporan

Bank Dunia, ilmuwan politik Francis Fukuyama (2004),

mengaju-kan tiga fungsi negara, yakni: fungsi minimal;

fungsi menengah; dan fungsi aktivis.

1. Fungsi minimal, di mana negara: (1) menyediakan

kebutuhan publik berupa: pertahanan, hukum, dan

32 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 43: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

ketertiban; hak milik pribadi; manajemen makro-

ekonomi; dan kesehatan masyarakat; (2)

meningkatkan keadilan, dalam wujud melindungi

kaum miskin.

2. Fungsi menengah, di mana negara: [1] menangani

persoalan eksternal pendidikan, dan lingkungan; [2]

mengatur monopoli; [3] memperbaiki kualitas

pendidikan, asuransi, regulasi keuangan, dan asuransi

sosial. 3. Fungsi aktivis, di mana negara membangun kebijakan

industri dan melakukan redistribusi kekayaan.

Bentuk Negara

Di dalam UUD 1945 dikatakan, Negara Indonesia

adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik.

Dikatakan pula, Negara Indonesia adalah negara hukum.

Kata “republik” yang dipakai oleh banyak negara di dunia

saat ini, termasuk Indonesia, berasal kata “respublica”

yang ditawarkan filosof terkemuka Cicero. “Respublica”

berarti mengutamakan kepentingan publik (orang banyak

33 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 44: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

atau masyarakat luas). Sebuah negara yang secara sadar

menganut bentuk republik, maka secara sadar pula ia

menghadirkan dirinya untuk melindungi dan melayani

kebutuhan serta kepentingan publik (orang banyak atau

masyarakat luas) sebaik mungkin. Sebuah negara yang

berbentuk republik menghargai serta menghormati milik

publik (respublica) dan milik rakyat (respopuli). Rakyat

menjadi fokus utama sebuah negara republik.

Ketika Indonesia mengambil dan menyepakati bentuk

republik, maka para pemimpin dituntut memiliki

pemahaman dan komitmen yang kuat untuk secara total

menyiapkan dirinya melayani dan melindungi seluruh

rakyat dan atau warga negara secara adil dan tidak

diskriminatif.

Sistem Pemerintahan

Di kalangan negara-negara di dunia, umumnya

mengenal dua sistem pemerintahan yang utama, yakni:

sietem presidensial dan sistem parlementer. Menurut

Joseph Robbins (2013), secara mendasar rezim

presidensial adalah rezim di mana ada satu politisi

34 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 45: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

tunggal yang dipilih untuk mewakili seluruh negeri dan

yang masa jabatannya tidak tergantung pada dukungan

legislatif. Tetapi, terdapat variasi substansial di antara

rezim-rezim presidensial di dunia karena kekuasaan yang

seharusnya ada pada seorang presiden ternyata tidak

dimilikinya. Faktanya, presiden mungkin memiliki

kombinasi dari hal-hal berikut: kekuasaan menunjuk

pejabat, mengendalikan pertemuan kabinet, kekuasaan

veto, kekuasaan darurat, kontrol klebijakan luar negeri,

otoritas dalam pembentukan pemerintahan, dan

kekuasaan membubarkan badan legislatif.

Sementara itu, rezim perlementer (atau diebut pula

model Wesminster, yang diambil dari nama pemerintahan

Inggris), di mana karakteristik utamanya adalah pada fusi

antara cabang-cabang eksekutif dan legislatif. Jika pada

rezim presidensiel kepala pemerintahan dan kepala

negara berada pada satu orang yang sama, maka pada

sistem parlementer memisahkan kedua peran tersebut.

Sistem parlementer sering mengombinasikan tanggung

jawab cabang-cabang

35 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 46: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

eksekutif dan legislatif. Dalam kenyataannya pada negara-

negara di dunia, sistem perlementer lebih banyak dipilih

dan digunakan ketimbang sistem presidensiel.

Pertanyaannya, sistem pemerintahan macam apa

yang dianut dan berkembang di Indonesia?

Parlementerkah? Presidensialkah? Ataukah sistem yang

lain? Sampai saat ini, sistem pemerintahan kita masih

debateble. Masih terjadi perselihan paham terhadapnya.

Ahli sejarah konstitusi dari Universitas Indonesia Ananda

Kusuma (2011) menyebutkan, para penyusun UUD 1945

dengan tegas menyatakan bahwa sistem pemerintahan

kita berlainan dengan sistem presidensial seperti di

Amerika Serikat, Filipina, dan Amerika Selatan. Sistem

pemerintahan kita berbeda pula dengan sistem

parlementer seperti di Inggris. Menurut para penyusun

UUD 1945, kita memakai “sistem sendiri”.

Seperti apa “sistem sendiri” itu? Sistem sendiri, dalam

konteks ketatanegaraan Indonesia, adalah sistem

“Hibrida” yang kekuasaanya didominasi oleh presiden

36 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 47: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

(president dominant presidentialism), mirip dengan “semi-

presidensialisme” Perancis tetapi berbeda dengan “semi-

presiden-sialisme” Portugal yang pemerintahannya justru

didominasi oleh parlemen.

Di dalam UUD 1945 (hasil amademen) dikatakan:

a. Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan

pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar (pasal

4 ayat 1). b. Presiden berhak mengajukan rancangan undang-

undang kepada DPR (pasal 5 ayat 1). c. Dalam hal ikhwal kegentingan yang memaksa,

Presiden berhak menetapkan peraturan pemerintah

pengganti undang-undang (pasal 22 ayat 1).

Dalam praktik politik, lembaga parlemen ternyata juga

memiliki kekuasaan yang tidak kecil. Banyak hal yang bisa

dilakukan oleh Presiden tetapi harus mendapat

persetujuan DPR. Sesuai ketentuan UUD 1945, ketika

presiden mengangkat dan menunjuk duta besar saja harus

mendapat pertimbangan DPR, juga dalam hal menerima

negara-negara lain. DPR pendapat mengajukan

37 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 48: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

usul pemberhentian Presiden kepada MPR, jika Presiden

dianggap melakukan pelanggaran hukum berupa

pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan,

tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela

maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat

sebagai Presiden.

Trias Politika

Seperti yang berlangsung di banyak negara demokratis di

dunia, sistem politik Indonesia didasarkan pada trias

politika yaitu kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif.

Kekuasaan legislatif dipegang oleh Majelis

Permusyawaratan Rakyat (MPR). Dalam sejarah politik dan

ketatanegaraan Indonesia, MPR pernah menjadi lembaga

tertinggi negara unikameral. Namun setelah amandemen

ke-4 MPR bukanlah lembaga tertinggi lagi, dan komposisi

keanggotaannya pun berubah. MPR, sejak 2004, hadir dan

diposisikan menjadi lembaga bikameral yang terdiri dari

560 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang

merupakan wakil rakyat melalui partai politik, ditambah

dengan 132 anggota Dewan Perwakilan Daerah

38 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 49: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

(DPD) yang merupakan wakil provinsi dari jalur

independen.

Lembaga yudikatif, pasca amandemen UUD 1945,

dijalankan oleh Mahkamah Agung, Komisi Yudisial, dan

Mahkamah Konstitusi, termasuk pengaturan administrasi

para hakim.

Konstitusionalitas UUD 1945

Grand design UUD 1945 memenuhi teori konstitusi, baik

struktur maupun fungsinya (Kusuma, 2011).Struktur UUD

1945 terdiri atas:

1. Preambule (Pembukaan);

2. Struktur pemerintahan yang menentukan

kekuasaan masing-masing lembaga negara,

hubungan antarlembaga negara, serta hubungan

antara negara dan rakyat;

3. Hak dan kewajiban warga negara yang

berdasarkan hak asasmi manusia.

4. Prosedur untuk mengubah dan meng-amandemen

UUD. Semua fungsi konstitusi ada pada UUD 1945,

yakni:

39 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 50: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

5. Membatasi kekuasaan negara (fungsi limitatif);

6. Fungsi intergratif, dalam bentuk Negara Kesatuan,

Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan, Sang

Merah-Putih dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya;

7. Fungsi “proteksi” yaitu dimuatnya hak asasi

manusia dalam UUD 1945;

8. Fungsi melindungi kaum minoritas, baik minoritas

ras, agama maupun golongan yang berbeda

dengan kaum mayoritas (prinsip “majority rule,

minority rights”);

9. Fungsi transformatif atau “social engineering”.

Kendati penutur bahasa Jawa merupakan

mayoritas, tetapi para pendiri negara telah

memilih bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan

agar masyarakat Indonesia menjadi demokratis.

Partai Politik dan Pemilihan Umum

Apa itu partai politik? Dalam literatur Ilmu Politik, partai

politik didefinisikan sebagai kelompok otonom warga

negara yang bertujuan mengajukan nominasi dan

40 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 51: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

bersaing dalam pemilu dengan harapan mendapatkan

kekuasaan di pemerintahan melalui jabatan publik dan

organisasi pemerintahan (Huckshorn, dalam Kraus, 2013).

Menurut UU Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai

Politik, partai politik diartikan sebagai organisasi yang

bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga

negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan

kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan

membela kepentingan politik anggota, masyarakat,

bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945.

Partai politik dibentuk untuk mencapai tujuan

tertentu serta memiliki fungsi tertentu pula. Di dalam UU

Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik dikatakan,

tujuan umum partai politik adalah:

Menjaga dan memelihara keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia;

Mengembangkan kehidupan demokrasi ber-

41 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 52: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

dasarkan Pancasila dengan menjunjung tinggi

kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia;

Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat

Indonesia.

Sedangkan tujuan khusus partai politik adalah:

Meningkatkan partisipasi politik anggota dan

masyarakat dalam rangka penyelenggaraan kegiatan

politik dan pemerintahan;

Memperjuangkan cita-cita partai politik dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, serta

bernegara; dan

Membangun etika dan budaya politik dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

Sementara itu, pada diri partai politik melekat sejumlah

fungsi yang harus dijalankannya, yaitu sebagai sarana:

Pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas

agar menjadi warga negara Indonesia yang sadar

akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan

42 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 53: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;

Penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan

kesatuan bangsa Indonesia untuk kesejahteraan

masyarakat;

Penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik

masyarakat dalam merumuskan dan menetapkan

kebijakan negara;

Partisipasi politik warga negara Indonesia; dan

Rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan

politik melalui mekanisme demokrasi dengan

memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender.

Pada Pemilihan Umum 1955, partai politik peserta

pemilu berjumlah 27 buah, satu peserta perorangan (R.

Soedjono Prawirisoedarso), dan satu lagi disebut peserta

lain-lain. Partai Nasional Indonesia tampil sebagai

pemenang dengan perolehan suara 8.434.653 (22,32%),

disusul Masyumi dengan perolehan suara 7.903.886

(20,92%). Tetapi jumlah kursi antara PNI dan Masyumi

sama yakni 57 kursi DPR. Suara untuk PNI lebih banyak dari

Jawa, sedangkan suara untuk Masyumi lebih banyak

43 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 54: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

berasal dari luar Jawa. Setelah PNI dan Masyumi menyusul

Nahdlatul Ulama (NU) dan Partai Komunis Indonesia (PKI)

dengan perolehan suara yang tak jauh terpaut antara

keduanya.

Pemilu 1955 digelar selama 2 (dua) kali. Yang pertama

diselenggarakan pada 29 September 1955 untuk memlih

anggota DPR, sedangkan yang kedua pada 15 Desember

1955 untuk memilih anggota Dewan Konstituante. Setelah

begitu lama tak ada gelaran pemilu, maka pemerintah

Orde Baru menyelenggarakan pemilu pada 1971, sekaligus

sebagai pemilu pertama Orde Baru.

Sebelum Pemilu 1971 digelar, pemerintah bersama DPR

GR menyelesaikan UU Nomor 15 Tahun 1969 tentang

Pemilu dan UU Nomor 16 tentang Susunan dan Kedudukan

MPR, DPR dan DPRD.

Pemilu 1971 diikuti oleh 10 (sepuluh) kontestan, termasuk

Golongan Karya. (Di masa Orde Baru, Golkar tidak disebut

sebagai partai politik, tetapi Golongan Karya saja). Tampil

sebagai pemenang pada Pemilu 1971 adalah Golongan

Karya dengan perolehan suara yang sangat

44 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 55: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

fantastis yakni 34.348.673 suara nasional (62,82%)

sehingga mendapatkan sebanyak 236 kursi parlemen.

Dalam kategori lima besar perolehan suara setelah Golkar

adalah NU (10.213.650 atau 18,68% suara dengan 58 kursi

parlemen), Parmusi (2.930.746 atau 5,36% suara dengan

24 kursi parlemen), PNI (3.793.266 atau 6,93% suara

dengan 20 kursi parlemen), dan PSII (1.308.237 atau 2,39%

dengan 10 kursi parlemen nasional).

Setelah Pemilu 1971, rezim Orde Baru yang memiliki

watak otoritarian, mendorong dan memaksa partai politik

melakukan fusi (melebur dan bergabung) dengan

mengikuti kategori “ideologi” yang longgar dan kasar yakni

religius dan nasionalis. Partai politik berbasis Islam seperti

NU, Parmusi, PSII, dan Perti bergabung ke wadah baru

bernama Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Sedangkan partai politik berbasis nasionalis dan agama

non-Islam bergabung membentuk Partai Demokrasi

Indonesia (PDI).

Pada pemilu-pemilu berikutnya sepanjang era Orde

Baru, hanya tiga partai politik itulah yang selalu menjadi

45 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 56: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

kontestan pemilu yakni Golkar, PPP, dan PDI. Golkar, yang

ditopang penuh oleh militer dan birokrasi, selalu

memenangi pemilu dengan perolehan suara di atas 65%,

sedangkan PPP dan PDI dari pemilu ke pemilu perolehan

suaranya cenderung menurun, dan untuk daerah-daerah

tertentu menunjukkan kecenderungan naik tetapi tidak

signifikan.

Ketika rezim Orde Baru berakhir pada 1998, maka

Pemilu 1999 pun digelar sebagai pemilu pertama masa

reformasi. Pemilu 1999 diikuti oleh 48 partai politik sebagai

peserta. PDI Perjuangan (jelmaan dari PDI akibat konflik

internal) memimpin perolehan suara nasional dengan

35.689.073 suara (33,74%) dengan kursi di parlemen

sebanyak 153 biuah. Sedangkan Partai Golkar memperoleh

23.741.758 suara (22,44%) sehingga mendapatkan 120 kursi

parlemen. (Golkar kehilangan 205 kursi dibanding Pemilu

1997). Disusul PKB dengan 13.336.982 suara (12,61%),

mendapatkan 51 kursi. PPP dengan 11.329.905 suara

(10,71%), mendapatkan 58 kursi (PPP kehilangan 31 kursi

dibanding Pemilu 1997). PAN

46 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 57: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

meraih 7.528.956 suara (7,12%) dan mendapatkan 34 kursi

parlemen.

Meskipun memenangi Pemilu 1999, PDI-Perjuangan

tidak mampu memperjuangkan ketua umumnya

Megawati Soekarno putri sebagai presiden yang ketika itu

masih dipilih oleh MPR. Berbeda dengan Pemilu 1999,

Pemilu 2004 membawa perubahan cukup mendasar dalam

peta politik Indonesia. Partai Golkar – yang warisan Orde

Baru – justru tampil pada posisi pertama dalam perolehan

suara nasional. Sementara PDI-Perjuangan tersingkir ke

posisi kedua. Disusul pada posisi ketiga Partai Demokrat

sebagai pemain baru, kemudian PPP, PKB, PAN, dan PKS.

Sebagai pendatang baru yang membuat banyak orang

tercengang, Partai Demokrat berhasil meraih suara

signifikan sehingga berhak mengajukan calon presiden

untuk bertarung pada Pemilihan Presiden langsung pada

2004. Menariknya, calon yang diajukan Partai Demokrat

berkoalasi dengan Partai Bulan Bintang (Susilo Bambang

Yudhoyono – Jusuf Kalla) tampil sebagai pemenang,

47 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 58: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

kendati harus melewati dua putaran berhadapan

dengan pasangan incumbent Megawati – Hasyim Muzadi

yang dijagokan PDI-Perjuangan.

Pada Pemilu 2009, Partai Demokrat tampil sebagai partai

dengan perolehan suara terbesar, disusul Partai Golkar,

PDI- Perjuangan, PKS, PAN, PKB, Partai Gerindra, dan

Partai Hanura. Ketika pilpres langsung dilaksanakan, lagi-

lagi pasangan calon yang diajukan oleh Partai Demokrat

bersama PKS dan PAN yakni Susilo Bambang Yudhoyono –

Boediono tampil sebagai pemenang mengalahkan

pasangan Megawati- Prabowo Subianto serta pasangan

Jusuf Kalla – Wiranto, hanya dalam satu putaran.

Otonomi Daerah

Otonomi daerah, menurut UU Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah, diartikan sebagai hak,

wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk me-

ngatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

48 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 59: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Sedangkan daerah otonom adalah kesatuan

masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah

yang berwenang mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat

menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat

dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam pengertian politik, kebijakan otonomi daerah

diterapkan sejak 1999 seiring tuntutan reformasi.

Sedangkan dalam pengertian administrasi, kebijakan

otonomi sudah diterapkan sejak awal kemerdekaan.

Saat ini, di Indonesia terdapat 34 daerah otonom

tingkat provinsi, lima di antaranya memiliki status yang

berbeda, serta 403 kabupaten dan 98 kota. Kebijakan

otonomi daerah di Indonesia ternyata tidak seragam untuk

semua daerah. Selain kebijakan otonomi yang berlaku

secara umum untuk semua daerah (provinsi dan

kabupaten/kota), tetapi ada juga kebijakan otonomi yang

bersifat khusus untuk daerah-daerah yang memiliki

keunikan tertentu.

49 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 60: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Dalam konteks ini, negara mengakui dan menghormati

satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus

atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-

undang. Satuan-satuan pemerintahan daerah yang

bersifat khusus adalah daerah yang diberikan otonomi

khusus. Daerah-daerah yang diberikan otonomi khusus

itu adalah:

a. Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

b. Provinsi Papua; dan

c. Provinsi Papua Barat. UU Khusus Daerah-daerah

yang memiliki status istimewa dan diberikan

otonomi khusus selain diatur dengan Undang-

Undang Pemerintahan Daerah diberlakukan pula

ketentuan khusus yang diatur dalam undang-undang

lain.

d. Provinsi DKI Jakarta berlaku UU Nomor 29 Tahun

2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus

Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan

Republik Indonesia;

50 Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 61: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

e. Provinsi NAD berlaku UU Nomor 44 Tahun 1999

tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi

Daerah Istimewa Aceh dan UU Nomor 11 Tahun

2006 tentang Pemerintahan Aceh; dan

f. Provinsi Papua dan Papua Barat berlaku UU Nomor

21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi

Provinsi Papua.

Negara juga mengakui dan menghormati satuan-

satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau

bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang.

Satuan-satuan pemerintahan daerah istimewa adalah

Daerah Istimewa Aceh dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dulu juga pernah ada Daerah Istimewa Surakarta.

Diberlakukan UU khusus bagi daerah-daerah yang

memiliki status istimewa dan diberikan otonomi khusus

selain juga turut diatur dengan Undang-Undang Peme-

rintahan Daerah diberlakukan pula ketentuan khusus yang

diatur dalam undang-undang lain.

Untuk Daerah Istimewa Aceh (Provinsi NAD)

diberlakukan UU sebagaimana disebutkan di atas; dan

51 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 62: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

untuk Daerah Istimewa Yogyakarta diberlakukan UU

Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah

Istimewa Yogyakarta. Negara Gagal Apa itu negara gagal

(failed state)? Kendati tak ada definisi tunggal mengenai

apakah “negara gagal”, namun para ilmuwan politik secara

umum sepakat bahwa “negara gagal” adalah negara yang

gagal atau tidak mampu menjalankan fungsinya sebagai

negara.

Dua ilmuwan politik terkemuka Juan Linz dan

Alfred Stepan menyebut beberapa kriteria sebuah negara

dikatakan negara gagal, yakni: (1) pemilihan umum yang

bebas dan otoritatif tidak bisa dilangsungkan; (2)

pemenangnya tidak dapat memonopoli penggunaan

kekuasaan yang sah; dan (3) hak warga negara tidak dapat

terlindungi oleh hukum jika tidak ada negara. Di dalam

literatur Ilmu Politik dikatakan, negara gagal juga ditandai

oleh di mana di berbagai belahan dunia, konflik mengenai

otoritas dan domain dari polis (negara) dan identitas serta

loyalitas dari demos (rakyat) sangat intens sehingga tidak

ada negara. Negaranya mungkin secara resmi ada, tapi dia

tidak mampu berfungsi dengan efektif.

52 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 63: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Negara gagal terkadang juga diistilahkan dengan

“kesenjangan kedaulatan” (sovereignty gap): kesenjangan

antara kedaulatan de jure (yang secara formal dimiliki

negara) dengan kedaulatan de facto (yang sebenarnya

dapat dilaksanakan oleh negara). Ada juga yang menyebut

istilah “kegagalan negara” (state failure). Istilah ini

digunakan di dalam penyusunan Failed States Index

(Indeks Negara Gagal) oleh Fund For Peace. Indeks

tersebut menyebutkan beberapa ciri “kegagalan negara”,

seperti: (1) hilang atau berkurangnya kontrol fisik atas

wilayah dan atas monopoli terhadap penggunaan senjata

yang sah, tergerusnya otoritas yang sah untuk membuat

keputusan kolektif; (2) ketidakmampuan untuk

menyediakan pelayanan publik yang mendasar; dan (3)

ketidakmampuan untuk berinteraksi dengan negara lain

sebagai anggota masyarakat internasional.

Lebih jauh, Fund For Peace mengajukan dua belas

indikator untuk melihat tingkat kerentanan suatu negara

menuju kegagalan negara.

1. Tekanan demografis yang kuat;

53 Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 64: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

2. Perpindahan besar-besaran pengungsi atau

internally displaced persons;

3. Warisan dendam atau paranoia kelompok;

4. Migrasi keluar yang kronis dan berkelanjutan; 5. Pembangunan ekonomi yang tidak merata dan

terbelah berdasarkan kelompok; 6. Kemunduran ekonomi yang tajam atau parah; 7. Kriminalisasi dan atau delegitimasi negara; 8. Kemunduran pelayanan publik yang progresif;

9. Tidak ada penegakan hukum atau penerapan

hukum yang sewenang-wenang serta pelanggaran

terhadap hak asasi manusia yang luas; 10. Aparat keamanan beroperasi sebagai “negara di

dalam negara”; 11. Naiknya elit yang terfaksionalisasi; dan 12. Intervensi negara lain atau aktor politik eksternal.

Demokrasi Apa itu demokrasi? Secara semantik,

demokrasi berasal dari kata “demos” yang berarti rakyat,

dan “kratos” yang berarti kekuasaan atau berkuasa.

Demokrasi, dengan demikian, berarti kekuasaan rakyat

54 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 65: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

atau kedaulatan rakyat. Ilmuwan politik Joseph

Schumpeter mengajukan definisi yang sederhana tentang

demokrasi. Dikatakannya, demokrasi adalah sebuah

sistem politik yang di dalamnya para pemimpin politik

dipilih oleh rakyat. Rakyat memilih para pemimpin politik

tersebut di antara para kandidat yang bersaing untuk

mendapatkan suara rakyat di dalam pemilihan umum.

Sementara itu, Robert Dahl, yang menyebut

demokrasi dengan istilah “poliarki” (poliarchy),

mengajukan delapan ciri institusional demokrasi, yakni:

a. Kebebasan untuk membentuk dan bergabung dengan

organisasi;

b. Kebebasan berekspresi;

c. Hak untuk memilih;

d. Keterbukaan bagi seluruh warga negara untuk

menduduki jabatan publik;

e. Hak dari para pemimpin politik untuk bersaing untuk

meraih dukungan dan suara;

f. Adanya sumber informasi alternatif;

g. Pemilihan umum yang bebas dan adil; dan

54 Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 66: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

h. Keberadaan institusi-institusi untuk membuat

kebijakan pemerintah ditentukan oleh suara (vote)

dan wujud-wujud preferensi yang lain.

Dalam perkembangannya, terdapat dua aliran

demokrasi, yaitu demokrasi konstitusional dan demokrasi

yang mendasarkan diri pada komunisme. Kelompok

pertama berkembang di negara-negara Eropa dan

Amerika, sedangkan kelompok kedua berkembang di

negara-negara berpaham komunis. Perbedaan

fundamental antara keduanya ialah bahwa demokrasi

konstitusional mencita-citakan pemerintahan yang

terbatas kekuasaannya, suatu negara hukum (rechstaat)

yang tunduk pada rule of law. Sebaliknya, demokrasi yang

mendasarkan dirinya atas komunisme mencita- citakan

pemerintahan yang tidak dibatasi kekuasaannya

(machstaat) dan lebih bersifat totaliter.

Demokrasi di Indonesia

Di Indonesia, demokrasi yang kita kenal sekarang ini

dipelopori oleh organisasi-organisasi modern pada masa

pergerakan nasional sebagai wacana penyadaran. Di

56 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 67: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

antara organisasi modern tersebut adalah Boedi Oetomo,

Sarekat Islam, dan Perserikatan Nasional Indonesia. Dalam

sejarah politik Indonesia hingga saat ini, perkembangan

demokrasi dapat dibagi menjadi 5 (lima) periode, yaitu:

Demokrasi Kerakyatan pada masa Revolusi (1945-1950)

Periode panjang pergerakan nasional yang didominasi

oleh munculnya organisasi modern digantikan periode

revolusi nasional. Pada masa revolusi 1945-1950 banyak

kendala yang dihadapi bangsa indonesia, misalnya

perbedaan-perbedaan antara kekuatan-kekuatan

perjuangan bersenjata dengan kekuatan diplomasi, antara

mereka yang mendukung revolusi sosial dan mereka yang

menentangnya, dan antara kekuatan Islam dalam kekutan

sekuler.

Di awal revolusi tidak banyak perbedaan berarti di antara

bangsa indonesia yang dapat terpecahkan. Semua

permasalahan itu dapat diselesaikan setelah kelompok-

kelompok kekuatan itu duduk satu meja untuk

memperoleh satu kata sepakat bahwa tujuan pertama

bangsa Indonesia adalah meraih kemerdekaan bangsa.

57 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 68: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Pada akhirnya kekuatan-kekuatan perjuangan bersenjata

dan kekuatan diplomasi bersama-sama berhasil mencapai

kemerdekaan.

Masa Demokrasi Parlementer (1950-1959)

Di masa kemerdekaan, persoalan yang muncul adalah

bagaimana mengisi kemerdekaan dengan melaksanakan

pembangunan. Ini bukan pekerjaan mudah. Pemerintah

kolonial Belanda meninggalkan warisan di antaranya

kemiskinan, rendahnya tingkat pendidikan, dan tradisi

otoriterisme. Pada periode tahun 1950-an muncul kaum

nasionalis perkotaan dari partai sekuler dan partai-partai

Islam yang memegang kendali pemerintahan. Ada

kesepakatan umum ketika itu di mana kedua kelompok

tersebutlah yang akan membangun kehidupan politik

demokratis di negeri ini.

Sistem pemerintahan parlementer yang berlangsung

pada waktu di mana badan eksekutif terdiri atas Presiden

sebagai Kepala Negara konstitusional serta para menteri

yang mempunyai tanggung jawab politik. Kabinet

terbentuk berdasarkan koalisi pada satu atau dua partai

58 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 69: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

besar dengan beberapa partai kecil. Koalisi ternyata

kurang mantap dan partai-partai koalisi kurang dewasa

dalam menghadapi tanggung jawab mengenai berbagai

permasalahan yang dihadapi. Sementara itu, partai-partai

dalam barisan oposisi tidak mampu berperan sebagi

oposisi kontruktif yang menyusun program-program

alternatif, tetapi hanya menonjolkan segi-segi negatif dari

fungsi oposisi.

Kabinet pemerintah pada masa sebelum Pemilu 1955 tidak

bertahan lebih lama. Kabinet jatuh-bangun dan silih

berganti dalam rentang waktu relatif singkat. Hal ini tentu

saja menghambat perkembangan ekonomi dan politik,

sebab pemerintah tidak memiliki kesempatan untuk

melaksanakan program-progranya. Ketika Pemilu 1955

berhasil digelar, ternyata hasilnya pun tidak membawa

stabilitas yang diharapkan. Bahkan terjadi perpecahan

antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Faktor-

faktor tersebut mendorong Presiden Soekarno

mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 untuk kembali

ke UUD 1945. Maka, masa Demokrasi Parlementer pun

berakhir.

59 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 70: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1966)

Di tengah-tengah krisis sekitar 1957 dan pengalaman jatuh

bangunnya pemerintahan, membuat Presiden Soekarno

berusaha mengambil langkah-langkah taktis menuju

pemerintahan yang stabil. Di sinilah Presiden Soekarno

memberlakukan apa yang disebutnya Demokrasi

Terpimpin. Suatu sistem politik yang didominasi dan

dikendalikan secara oleh Presiden Soekarno sendiri, di

mana sekaligus dia menjadi pusat kekuasaan. Presiden

Soekarno juga melibatkan militer di dalam implementasi

Demokrasi Terpimpin. Di samping itu, terjadi kompetisi

antara militer (Angkatan Darat) dan kelompok komunis

(PKI) untuk mendapat keperpihakan dan legitimasi

Presiden Soekarno.

Meskipun menggunakan frasa demokrasi, di

Demokrasi Terpimpin justru tampil dalam wujud

pemerintahan otoritarian, sekaligus menyimpang dari

semangat UUD 1945. Partai politik dikebiri dan

dibubarkan, pemilu pun ditiadakan. Presiden Soekarno

juga membubarkan DPR hasil Pemilu 1955 dan

60 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 71: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

menggantikannya dengan DPR Gotong Royong. Perjalanan

Demokrasi Terpimpin harus terhenti setelah meletusnya

pemberontakan kaum komunis melalui Gerakan 30

September (G30S/PKI) tahun 1965.

Masa Demokrasi Pancasila versi Orde Baru (1967-1998)

Pemerintah Orde Baru yang tampil tahun 1966/1967 di

bawah kepemimpinan Jenderal Soeharto seolah

membawa harapan baru bagi Indonesia yang lebih baik.

Rezim Orde Baru mengubah banyak hal dari rezim-rezim

sebelumnya. Jika sebelumnya politik menjadi “panglima”,

maka di masa Orde Baru ekonomilah yang menjadi

“panglima”. Orientasi politik ditekan sedemikian rupa, dan

perhatian masyarakat lebih difokuskan pada ekonomi

(kesejahteraan), pendidikan, dan kesehatan.

Pembangunan menjadi jargon utama Orde Baru.

Dalam penyelenggaraan pembangunan, pemerintah

Orde Baru merangcang kebijakan yang disebut “trilogi

pembangunan”, yakni pertumbuhan ekonomi, stabilitas

(politik) nasional, dan pemerataan hasil-hasil

pembangunan. Untuk melaksanakan kebijakan tersebut,

61 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 72: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

pemerintah Orde Baru antara lain melakukan depolitisasi

masyarakat. Masyarakat dijauhkan dari politik. Untuk itu,

partai politik dilarang memiliki pengurus hingga ke tingkat

desa. Partai politik hanya boleh punya kepengurusan

sampai tingkat ibukota kabupaten. Masyarakat desa tidak

boleh disentuh dengan jargon-jargon dan pengaruh partai

politik. Inilah yang kemudian dengan kebijakan floating

mass (masa mengambang).

Rezim Orde Baru menerapkan dengan ketat UU

Subversif, sehingga dapat dengan mudah mencurigai,

memata-matai, mengontrol, dan menangkap orang-orang

yang dianggap “membahayakan” pemerintah. Pada waktu

yang sama, rezim Orde Baru juga sangat giat dan intens

menyosialisasikan ideologi Pancasila melalui program

pendidikan politik yang disebut Penataran P4 (Pedoman

Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Sepanjang masa

Orde Baru pemilu dilaksanakan dengan teratur setiap lima

tahun sekali, dan hanya boleh diikuti oleh tiga kontestan

(PPP, Golkar, dan PDI), kecuali Pemilu 1971 yang diikuti oleh

sepuluh partai politik. Tetapi, pemilu- pemilu Orde Baru

62 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 73: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

merupakan pemilu yang penuh rekayasa, sebab siapa

pemenangnya (dalam hal ini Golkar) sudah ditentukan

sebelumnya. Militer dan birokrasi secara formal diletakkan

sebagai bagian dari Golkar, dan mereka dikerahkan secara

massal untuk memenangkan Golkar. Pemilu pun menjadi

sekadar formalisme demokrasi. Maka, terbitlah

“demokrasi seolah-olah”. Itulah yang oleh Orde Baru

dinamakan “Demokrasi Pancasila”. Di dalamnya juga ada

trias politika secara formal, tetapi sepenuhnya

dikendalikan oleh pihak istana.

Demokrasi Era Reformasi (1998-Sekarang)

Tumbangnya rezim otoritarian Orde baru pada 1998

membawa Indonesia memasuki era baru, dera reformasi.

Gerakan reformasi menuntut banyak hal untuk diubah

secara total dan mendasar. Di antara perubahan yang

dituntut adalah mengakhiri masa kekuasaan Presiden

Soeharto, mencabut dwifungsi ABRI (menjauhkan militer

dari politik praktis dan harus kembali ke barak),

memberantas KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme),

63 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 74: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

menegakkan supremasi hukum, melakukan pemulihan

ekonomi, dan menegakkan prinsip-prinsip demokrasi.

Arus utama yang sangat menonjol di masa reformasi

adalah tingginya tingkat kebebasan dalam masyarakat.

Terjadi ledakan partisi-pasi politik yang luar biasa. Salah

satu indikasinya adalah berdirinya lebih dari dua ratus

partai politik, walau kemudian hanya 48 buah yang lolos

verifikasi atau memenuhi untuk mengikuti Pemilu 1999.

Reformasi bidang politik menempati porsi terbesar,

sementara reformasi di bidang-bidang yang lain ternyata

kemudian tidak terlalu hadir sebagaimana diharapkan.

Dengan kata lain, reformasi politik tidak berjalan seimbang

dan tidak diikuti secara konsisten dengan reformasi

ekonomi, hukum, birokrasi, pendidikan, dan lain-lain.

Itulah sebabnya, reformasi yang di-kumandangkan pada

1998 tidak mencapai hasil yang maksimal, sehingga dalam

banyak masih seperti di masa Orde Baru. Misalnya, praktik

KKN masih sangat marak bahkan mungkin lebih parah

dibandingkan dengan masa Orde Baru. Hukum masih

carut-marut.

64 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 75: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Ekonomi lebih dikuasai asing, dan biaya hidup menjadi

jauh lebih mahal. Praktik demokrasi identik dengan uang.

Pragmatisme dalam segala bidang kehidupan semakin

menjadi sesuatu yang biasa. Pemilu yang secara teratur

digelar sejak 1999, termasuk pemilihan langsung untuk

memilih presiden dan kepala daerah, belum banyak

memberikan hasil yang signifikan bagi kemajuan bangsa

dan negara sebagaimana dituntut di awal gerakan

reformasi. Namun demikian, era reformasi masih

menjanjikan optimisme. Hadirnya kebebasan dan

terbukanya peluang bagi berbagai kalangan untuk

mengembangkan diri memberi akses tersendiri untuk

suatu ketika muncul orang-orang terbaik untuk

menempati posisi-posisi strategis terutama di bidang

politik dan pemerintahan. Mereka itulah yang akan

memberikan sentuhan bagi perubahan sejati melalui

kebijakan-kebijakan yang berbasis kebutuhan dan

permasalahan riil bangsa.

65 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 76: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Politik Gender

Manusia dihadirkan ke dunia oleh Sang Pencipta

berpasang-pasangan; ada laki-laki dan ada perempuan.

Dalam aspek-aspek tertentu, terutama fisik dan jenis

kelamin, terdapat perbedaan di antara keduanya. Tetapi,

perbedaan fisikal tersebut tidak ada korelasinya dengan

perbedaan kemampuan (berpikir, bertindak, memimpin,

dan lain-lain) antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan

fisikal tidak berarti bahwa yang satu lebih kuat, lebih

hebat, dan lebih berhak dari yang lain. Posisi berpasang-

pasangan mengisyaratkan bahwa antara laki-laki dan

perempuan saling melengkapi, saling bekerjasama, saling

menghormati, dan saling menyempurnakan dalam

kehidupan sebagai makhluk Tuhan, sebagai manusia, dan

sebagai pembentuk masyarakat.

Pengarusutamaan Gender

Pengarusutamaan gender (gender mainstreaming) atau

terkadang disebut sensitivitas gender merupakan suatu

strategi yang dibangun untuk mewujudkan kesetaraan dan

keadilan gender di berbagai bidang kehidupan dan

66 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 77: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi
Page 78: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

pembangunan. Strateginya adalah dengan

mengintegrasikan gender menjadi satu dimensi terpadu

dalam kebijakan dan program pembangunan nasional,

mulai dari perencanaan, penyusunan program, proses

pengambilan keputusan, sampai dengan pelaksanaan

tugas dan fungsi masing-masing, sehingga dapat mencapai

hasil dan dampak kesetaraan gender.

Pengarusutamaan gender merupakan manifsetasi dari

komitmen global dalam penghormatan terhadap hak-hak

asasi manusia, berkaitan dengan kesamaan kesempatan

dan perlakuan bagi laki-laki dan perempuan dalam

melaksanakan peran-peran politik, ekonomi, dan sosial

budaya dalam kehidupan masyarakat.

Dalam relasi sosial yang setara, perempuan dan laki-

laki merupakan faktor yang sama pentingnya dalam

menentukan berbagai hal menyangkut kehidupan, baik

dalam lingkungan keluarga maupun dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam konteks

ini, menjadi tidak tepat konsep “emansipasi wanita”. Yang

tepat adalah pengarusutamaan gender.

67 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 79: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Sebab, pengarusutamaan gender justru menghormati hak-

hak baik perempuan maupun laki-laki tanpa diskriminasi.

Pengarusutamaan gender lebih menekankan bagaimana

menempatkan perspektif itu dalam berbagai peran secara

optimal.

Munculnya Gerakan Kesetaraan

Gerakan kesetaraan perempuan dan laki-laki dimulai

dengan munculnya gerakan 'emansipasi' pada dekade

1950- 1960-an. Pada tahun 1963 muncul pula gerakan

kaum perempuan yang mendeklarasikan suatu resolusi

melalui badan ekonomi dan sosial PBB. Gerakan

kesetaraan perempuan dan laki-laki diperkuat dengan

deklarasi yang dihasilkan dari konferensi PBB tahun 1975,

dengan tema Women In Development (WID) yang

memprioritaskan pembangunan bagi perempuan yang

dikembangkan dengan mengintegrasi perempuan dalam

pembangunan.

Pada fase berikutnya, terjadi sejumlah pertemuan

internasional yang memperhatikan pemberdayaan

perempuan. Akhirnya, sekitar 1980-an berbagai studi

68 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 80: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

menunjukkan bahwa kualitas kesetaraan lebih penting

daripada kuantitas, maka tema WID diubah menjadi

Women and Development (WAD). Pada tahun 1992 dan

1993, studi Anderson dan Moser memberikan

rekomendasi bahwa tanpa kerelaan, kerjasama, dan

keterlibatan kaum laki-laki maka program pemberdayaan

perempuan tidak akan berhasil dengan baik. Dengan

alasan tersebut maka digunakanlah pendekatan gender

yang dikenal dengan konsep Gender and Development

(GAD), yang menekankan prinsip hubungan kemitraan dan

keharmonisan antara perempuan dan laki-laki.

Pada tahun 2000, konferensi PBB menghasilkan 'The

Millenium Development Goals' (MDGs) yang

mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan

perempuan sebagai cara efektif untuk memerangi

kemiskinan, kelaparan, dan penyakit serta menstimulasi

pembangunan yang sungguh-sungguh dan berkelanjutan.

69 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 81: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Sistem Pertahanan dan Keamanan

Hakikat Pertahanan dan Keamanan

Di dalam Pembukaan UUD 1945 dikatakan: “...

Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap

bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia ...” Frasa

“melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah”,

setidaknya mengandung dua dimensi utama yakni

pertahanan dan keamanan.

Pertahanan atau pertahanan negara adalah segala

usaha untuk menegakkan kedaulatan negara,

mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia, dan melindungi keselamatan segenap

bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan

bangsa dan negara, disusun dengan mem-perhatikan

kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan (UU

TNI). Sedangkan keamanan nasional secara umum

diartikan sebagai kebutuhan dasar untuk melindungi dan

menjaga kepentingan nasional suatu bangsa yang

menegara dengan menggunakan kekuatan

70 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 82: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

politik, ekonomi, dan militer untuk menghadapi berbagai

ancaman baik yang datang dari luar maupun dari dalam

negeri.

Keamanan nasional juga bisa diartikan sebagai

kebutuhan untuk memelihara dan mempertahankan

eksistensi negara melalui kekuatan ekonomi, militer dan

politik serta pengembangan diplomasi. Konsep ini

menekankan kepada kemampuan pemerintah dalam

melindungi integritas teritorial negara dari ancaman yang

datang dari luar dan dari dalam negara tersebut (Dewan

Ketahanan Nasional, 2010). Di dalam pasal 30 ayat (2) UUD

1945 dikatakan: usaha pertahanan dan keamanan negara

dilaksanakan melalui sistem pertahanan rakyat semesta

oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara

Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat,

sebagai kekuatan pendukung. Dalam pengertian sempit,

dimensi pertahanan menjadi domain Tentara Nasional

Indonesia, sedangkan dimensi keamanan lebih menjadi

domain Kepolisian. Dalam pengertian luas, baik

pertahanan maupun keamanan berhubungan secara

71 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 83: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

dialektikal di mana TNI dan Kepolisian dapat bekerjasama

membentuk kekuatan bersama. Bahkan, jika diperlukan,

seluruh rakyat pun berpartisipasi di dalamnya.

Pembangunan Pertahanan dan Keamanan

Pembangunan pertahanan dan keamanan nasional

merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.

Berhasilnya pembangunan nasional akan meningkatkan

ketahanan nasional dan selanjutnya ketahanan nasional

yang tangguh akan lebih mendorong lagi pembangunan

nasional.

Pembangunan pertahanan dan keamanan nasional

didasarkan pada pandangan hidup bangsa Indonesia yang

mencintai perdamaian, tetapi terlebih lagi mencintai

kemerdekaan dan kedaulatannya. Hanya dalam suasana

kehidupan dunia yang damai dan dalam suasana negara

yang merdeka dan berdaulat itu, memungkinkan bangsa

Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan-nya melalui

usaha pembangunan.

72 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 84: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Upaya pertahanan dan keamanan nasional haruslah

menjamin tercegahnya atau teratasinya hal-hal yang

langsung atau tidak langsung dapat mengganggu jalannya

pembangunan nasional. Hal-hal yang langsung dapat

mengganggu jalannya pembangunan nasional, adalah

gangguan keamanan dalam negeri dan ancaman terhadap

kemerdekaan, kedaulatan dan integritas RI, sedangkan

hal-hal yang bersifat tidak langsung adalah keamanan

dunia umumnya dan keamanan di kawasan Asia Tenggara

khususnya.

Bangsa Indonesia menyadari bahwa kelangsungan

hidup Bangsa dan Negara ditentukan oleh keberhasilan

pembangunan nasionalnya. Ancaman dan gangguan oleh

lawan dari dalam dan luar negeri, merupakan hal yang

tidak dapat begitu saja diserahkan kepada nasib, ataupun

dipercayakan kepada kekuatan-kekuatan lain di dunia.

Oleh karena itu, upaya dan cara penyelenggaraan

pertahanan dan keamanan nasional ditentukan dalam

kebijaksanaan Hankamnas.

73 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 85: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Reformasi TNI

Reformasi TNI berlangsung sesuai amanat UU Nomor 34

tahun 2004 tentang TNI. Di dalam UU ini dikatakan bahwa

salah satu jati diri TNI adalah sebagai Tentara Profesional,

yaitu tentara yang terlatih, terdidik, diperlengkapi secara

baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis, dan dijamin

kesejahteraannya, serta mengikuti kebijakan politik

negara yang menganut prinsip demokrasi, supremasi sipil,

hak asasi manusia, ketentuan hukum nasional, dan hukum

internasional yang telah diratifikasi.

Amanat UU tersebut sudah dilaksanakan dengan baik

oleh TNI secara sungguh-sungguh, konsisten, dan

berkelanjutan. Amanat tersebut bersifat radikal

sebenarnya diukur dari bagaimana sosok, postur, dan

kiprah TNI di masa Orde Baru. Ketika itu, TNI selain tampil

dalam politik praktis sebagai pelaku secara institusional,

juga terlibat dalam kegiatan berbisnis secara institusional

pula, kemudian tidak tunduk kepada supremasi sipil, tidak

menghargai prinsip-prinsip demokrasi, tidak menghargai

74 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 86: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

hak asasi manusia. Kenyataan ini membuat TNI

dipertanyakan profesionalismenya. Saat ini, kalau mau

jujur, TNI merupakan satu-satunya lembaga negara yang

cukup konsisten melaksanakan reformasi internalnya,

meskipun masih menghadapi tantang yang tak ringan

dalam hal kesejahteraan prajurit yang dijanjikan oleh

negara.

Reformasi Kepolisian

Kepolisian yang di masa Orde Baru menjadi bagian dari

militer, sudah memiliki perangkat hukum (UU Nomor 2

tahun 2002) untuk melakukan reformasi internal dirinya.

Di dalam UU Kepolisian dikatakan: Kepolisian Negara

Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan

dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,

menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan,

pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam

rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.

75 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 87: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Soal Ancaman

Dari mana datangnya ancaman? Ancaman terhadap

pertahanan dan keamanan dapat berasal baik dari dalam

maupun dari luar negeri. Bentuk ancaman yang datang

dari dalam negeri misalnya pemberontakan, aksi teror,

bencana alam, kemiskinan, kebodohan, ke-terbelakangan,

dan sebagainya. Ancaman dari luar negeri, misalnya

berupa agresi militer dari negara lain, boikot ekonomi dari

negara lain atau kelompok tertentu di luar negeri, dan

lainnya.

Ancaman dapat bersifat ancaman militer dan

nonmiliter. Ancaman militer merupakan ancaman

tradisional sifatnya. Sedangkan ancaman nonmiliter

merupakan ancaman nontradisional atau modern, selain

bentuknya sangat beragam, juga tidak mudah dideteksi

dan diprediksi. Ancaman nonmiliter saat ini sudah

menggunakan teknologi canggih bahkan super-canggih. Ia

tidak hanya datang secara berkelompok, juga oleh

perorangan atau aktor-aktor tertentu.

Bagaimana merespons suatu ancaman? Merespons

ancaman tergantung sifat dan bentuknya. Ada sifat-sifat

76 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 88: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

dan bentuk-bentuk ancaman yang hanya perlu

direspons secara militer, tetapi ada pula yang harus

direspons secara nonmiliter atau nirmiliter. Karena itu,

sangat diperlukan dan disiapkan kemampuan militer dan

non-militer untuk merespons dalam mengantisipasi

kemungkinan ancaman terhadap pertahanan dan

keamanan negara.

Di era globalisasi saat ini, tuntutan terhadap jaminan

keselamatan manusia, masyarakat dan negara berikut

penghormatan kepada hak asasi manusia semakin tinggi.

Untuk itu, penggunaan kekuatan militer oleh suatu negara

untuk meraih kepentingan nasionalnya semakin tidak

populer. Dalam konteks ini, bagi Indonesia memperkuat

kemampuan respons non-militer menjadi sangat perlu

tanpa meninggalkan kemungkinan dilakukannya respons

militer. Untuk menghadapi ancaman yang sifat

kompleksitasnya semakin tinggi, dengan sendirinya

Indonesia semakin dituntut untuk mampu melakukan

respons yang komprehensif dan terpadu antara respons

militer dan nonmiliter secara

77 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 89: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

efektif, baik pada tataran domestik maupun regional dan

global.

Sistem Pertahanan dan Keamanan Nasional

Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (hankamrata)

merupakan sistem pertahanan negara yang dianut oleh

Indonesia. Sesuai UU Nomor 34 Tahun 2004, hankamrata

adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta, yang

melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan

sumberdaya nasional lainnya serta dipersiapkan secara

dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total,

terpadu, terarah, berkesinambungan dan berkelanjutan

untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan

keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

dan melindungi keselamatan segenap bangsa dari setiap

ancaman.

Sistem keamanan nasional merupakan landasan legal

pengaturan keamanan nasional, baik keamanan nasional

sebagai fungsi maupun sebagai kondisi. Sistem keamanan

nasional berisi pengaturan-pengaturan tentang lingkup

keamanan nasional, aktor dan kewenangannya,

78 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 90: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

interrelasi antar-aktor, kebijakan, dan lain-lain yang

lebih terinci, konkrit, dan operable.

Sistem keamanan nasional berisi bagian-bagian, atau

subsistem-subsistem, yang terdiri dari subsistem

Keamanan Negara, subsistem Keamanan Publik, dan

subsitem Keamanan Warga Negara. Subsistem Keamanan

Negara bertujuan untuk menjaga dan melindungi negara

sebagai sebuah entitas politik yang meliputi kemerdekaan,

kedaulatan negara, integritas teritorial, dan tegaknya

konstitusi dari setiap ancaman dari manapun datangnya.

Ketika menghadapi ancaman yang berasal dari

kalangan eksternal, negara menjalankan fungsi

pertahanan negara (defence). Sedangkan ketika

menghadapi ancaman yang berasal dari kalangan, maka

fungsi yang dijalankan adalah keamanan internal (internal

security).

Subsistem Keamanan Publik bertujuan memberikan

perlindungan keamanan kepada publik (masyarakat)

terhadap setiap ancaman atau segala sesuatu yang

membahayakan kepentingan dan kebutuhan publik.

79 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 91: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Subsistem Keamanan Warga Negara bertujuan

memberikan perlindungan keamanan kepada setiap warga

negara Indonesia di mana pun berada terhadap setiap

ancaman atau segala sesuatu yang dapat membahayakan

haknya untuk bebas dari rasa takut (freedom from fear)

dan bebas untuk berkeinginan (freedom from want), yang

meliputi keamanan ekonomi, keamanan pangan,

keamanan kesehatan, keamanan lingkungan, keamanan

personal, keamanan komunitas, dan keamanan politik.

Dalam menjalankan kewajiban tersebut, negara

melakukan subfungsi-subfungsi Keamanan Nasional yang

diperankan oleh aktor-aktor negara. Dengan demikian,

keamanan nasional sebagai salah satu fungsi

pemerintahan diemban oleh aktor negara yang memiliki

otoritas politik dan aktor negara yang memiliki otoritas

operasional.

80 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 92: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Catatan Kesehatan dan Kesejahteraan

Masyarakat

Beberapa Permasalahan Kesehatan

Penyelenggaraan pembangunan bidang kesehatan dengan

berbagai aspek di dalamnya merupakan tangguung jawab

pemerintah. UU Nomor 36 Tahun 2009 sangat jelas

menyebutkan hal itu. Namun demikian, berbagai kalangan

masyarakat dapat memberikan partisipasi dan

kontribusinya dalam menciptakan kehidupan yang sehat.

Apalagi, Indonesia sampai saat ini masih menghadapi

banyak permaslahan yang cukup berat di bidang

kesehatan.

Sejumlah permasalahan bidang kesehatan dimaksud, di

antaranya:

1. Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusinya

tidak merata. Kurangnya minat tenaga kesehatan

untuk bekerja di daerah terpencil memberi andil

terhadap semakin beratnya permasalahan

pemerataan tenaga kesehatan;

81 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 93: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

2. Belum baiknya kesinambungan dan integrasi

antarprogram kesehatan; 3. Secara geografis masih terdapat ketimpangan

antar-regional dalam pelayanan kesehatan;

4. Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola

hidup bersih dan sehat; 5. Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan. Hal ini

berpengaruh terhadap derajat kesehatan

masyarakat.

Kesehatan lingkungan merupakan kegiatan lintas-sektor

yang belum dikelola dalam suatu sistem kesehatan

kewilayahan. Lemahnya dukungan peraturan perundang-

undangan, kemampuan sumberdaya manusia,

standarisasi, penilaian hasil penelitian produk,

pengawasan obat tradisional, kosmetik, produk

terapetik/obat, obat asli Indonesia, dan sistem informasi.

Masih tingginya disparitas status kesehatan. Meskipun

secara nasional kualitas kesehatan masyarakat mengalami

peningkatan, akan tetapi disparitas status kesehatan

antartingkat sosial ekonomi, antarkawasan, dan

antarperkotaan-perdesaan masih cukup tinggi.

82 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 94: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Di tahun 2014, misalnya, program BPJS (Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial) mulai diterapkan, dengan

asumsi sudah terjadi pemerataan pelayanan kesehatan.

Pada awal 2014, kepesertaan BPJS Kesehatan terdiri atas:

Direncanakan, pada awal 2019 kepesertaan BPJS

Kesehatan adalah seluruh penduduk Indonesia yang

jumlahnya diperkirakan mencapai 257,5 juta jiwa. Namun

demikian, beberapa persoalan masih dihadapi dalam

rangka BPJS Kesehatan, terutama menyangkut peraturan

pelaksana BPJS (Peraturan Pemerintah dan Peraturan

Presiden) yang belum diterbitkan dalam catatan peneliti,

seperti:

1. PP tentang Aset dan Liabilitas;

2. PP tentang Dana Operasional;

83 Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 95: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

3. PP tentang Sanksi bagi Dewan Pengawas dan

Direksi;

4. PP tentang Pelayanan Keshatan Tertentu;

5. PP tentang Hubungan Antar-lembaga;

6. PP tentang Tata Cara Pemilihan Dewan Pengawas

dan Direksi; dan

7. Perpres tentang Pengelolaan BPJS.

Sementara itu, dewasa ini, terdapat beberapa masalah

kesehatan penduduk yang masih perlu mendapat

perhatian secara sungguh-sungguh dari semua pihak,

misalnya:

a. Anemia pada ibu hamil, kelompok mahasiswa, dan anak-anak usia sekolah;

b. Kekurangan kalori dan protein pada bayi dan

anak-anak, terutama di daerah endemik;

c. Kekurangan vitamin A pada anak;

d. Bagaimana mempertahankan dan meningkatkan

cakupan imunisasi.

84 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 96: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Permasalahan tersebut harus ditangani secara sungguh-

sungguh karena dampaknya akan mempengaruhi kualitas

bahan baku sumberdaya manusia Indonesia di masa yang

akan datang. Sementara itu, tak jarang terjadi perubahan

masalah kesehatan ditandai dengan terjadinya berbagai

macam transisi kesehatan berupa transisi demografi,

transisi epidemiologi, transisi gizi, dan transisi perilaku.

Transisi kesehatan ini pada dasarnya telah menciptakan

beban ganda (double burden) masalah kesehatan.

- Transisi demografi, mendorong peningkatan usia

harapan hidup yang meningkatkan proporsi

kelompok usia lanjut sementara masalah bayi dan

BALITA tetap menggantung;

- Transisi epidemiologi, menyebabkan beban ganda

atas penyakit menular yang belum pupus ditambah

dengan penyakit tidak menular yang meningkat

dengan drastis;

- Transisi gizi, ditandai dengan gizi kurang dibarengi

dengan gizi lebih;

- Transisi perilaku, membawa masyarakat beralih dari

85 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 97: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

perilaku tradisional menjadi modern yang cenderung

membawa risiko tertentu.

Status kesehatan penduduk miskin masih rendah. Masalah

kesehatan tidak hanya ditandai dengan keberadaan

penyakit, melainkan juga gangguan kesehatan yang

ditandai dengan adanya perasaan terganggu secara fisik,

mental, dan spiritual. Gangguan pada lingkungan juga

merupakan masalah kesehatan karena dapat memberikan

gangguan kesehatan atau sakit. Selama ini tampak bahwa

perhatian yang lebih besar ditujukan kepada mereka yang

sakit. Sedangkan mereka yang berada di antara sehat dan

sakit tidak banyak mendapat upaya promosi. Untuk itu,

dalam penyusunan prioritas anggaran, peletakan

perhatian dan biaya seharusnya diberikan kepada

masyarakat sehat yang perlu mendapatkan upaya promosi

kesehatan.

Soal Penyakit

Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung

pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting

dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan

86 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 98: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

kesehatan harus dipandang sebagai investasi untuk

meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Dalam

pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM),

kesehatan adalah salah satu komponen utama, selain

pendidikan dan pendapatan.

Kondisi pembangunan kesehatan secara umum dapat

dilihat dari status kesehatan dan gizi masyarakat, yaitu

angka kematian bayi, kematian ibu melahirkan, prevalensi

gizi kurang, dan umur angka harapan hidup. Angka

kematian bayi menurun dari 46 (1997) menjadi 35 per-

1.000 kelahiran hidup (2002–2003), dan angka kematian

ibu melahirkan menurun dari 334 (1997) menjadi 307 per-

100.000 kelahiran hidup (2002-2003). Umur harapan

hidup meningkat dari 65,8 tahun (1999) menjadi 66,2

tahun (2003). Umur harapan hidup meningkat dari 65,8

tahun (Susenas 1999) menjadi 66,2 tahun (2003).

Prevalensi gizi kurang (underweight) pada anak balita,

telah menurun dari 34,4% (1999) menjadi 27,5% (2004).

Dalam konteks gizi antar provinsi, misalnya, terlihat sangat

bervariasi yaitu terdapat 10 provinsi dengan

87 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 99: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

prevalensi gizi kurang di atas 30% dan bahkan ada yang di

atas 40% yaitu di Provinsi Gorontalo, NTB, NTT, dan Papua.

Kasus gizi buruk umumnya menimpa penduduk

miskin/tidak mampu. Di sisi lain, masalah baru gizi seperti

kegemukan, terutama di wilayah perkotaan cenderung

meningkat karena perubahan gaya hidup masyarakat.

Angka kesakitan yang tinggi terjadi pada anak-anak dan

usia di atas 55 tahun, dengan tingkat morbiditas lebih

tinggi pada wanita dibanding pria.

Sepuluh penyakit dengan prevalensi tertinggi adalah:

penyakit gigi dan mulut, gangguan refraksi dan

penglihatan, ISPA (infeksi saluran pernafasan atas,

gangguan pembentukan darah (anemia) dan imunitas,

hipertensi, penyakit saluran cerna, penyakit mata lainnya,

penyakit kulit, sendi dan infeksi nafas kronik. Selain itu,

Indonesia juga menghadapi ”emerging diseases” seperti

demam berdarah dengue (DBD), HIV/AIDS, chikungunya,

SARS, avian influenza, serta penyakit-penyakit

”reemerging diseases” seperti malaria dan TBC.

88 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 100: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Indikator Kesehatan

Untuk mengukur status kesehatan penduduk yang tepat digunakan adalah indikator positif, bukan hanya indikator negatif (sakit dan mati) yang dewasa ini masih dipakai. WHO menyarankan agar faktor yang digunakan sebagai indikator kesehatan penduduk mengacu pada empat hal berikut:

a. Melihat ada atau tidaknya kelainan patosiologis

pada seseorang;

b. Mengukur kemampuan fisik;

c. Melakukan penilaian atas kesehatan sendiri; dan

d. Indeks massa tubuh.

Paradigma Baru Kesehatan

Sejak adanya penemuan bermakna pada pertengahan

1970-an mengenai konsep sehat memberi arti tersendiri

bagi para ahli kesehatan masyarakat di dunia. Hal itu

sekaligus menjadi pertanda dimulainya era kebangkitan

kesehatan masyarakat baru, karena sejak pertengahan

1970-an (tepatnya 1974) itu terjadi diskusi intensif

berskala nasional dan internasional tentang karakteristik,

89 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 101: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

konsep, dan metode untuk meningkatkan pemerataan

pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

Setelah deklarasi Alma HFA-Year 2000 (1976), pertemuan

Mexico (1990), dan Saitama (1991), para ahli kesehatan

dan pembuat kebijakan secara bertahap beralih dari

orientasi sakit ke orientasi sehat. Perubahan tersebut

antara lain disebabkan oleh:

a) Transisi epidemiologi pergeseran angka kesakitan dan

kematian yang semula disebabkan oleh penyakit

infeksi ke penyakit kronis, degeneratif dan

kecelakaan;

b) Batasan tentang sehat dari keadaan atau kondisi ke

alat/sarana; dan

c) Semakin jelasnya pemahaman kita tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi kesehatan penduduk.

Balonde (1974) dan diperkuat oleh Hendrik L. Blum

(1974) secara jelas mengatakan bahwa “status kesehatan

penduduk bukanlah hasil pelayanan medis semata-mata”.

Akan tetapi faktor-faktor lain seperti lingkungan, perilaku,

dan genetika justru lebih menentukan terhadap

90 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 102: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

status kesehatan penduduk.

Menurut UU Nomor 36 Tahun 2009, kesehatan adalah

keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup

produktif secara sosial dan ekonomis. Selanjutnya, pada

pasal 2 UU tersebut dikatakan, pembangunan kesehatan

diselenggarakan dengan berasaskan peri-kemanusiaan,

keseimbangan, manfaat, pelindungan, penghormatan

terhadap hak dan kewajiban, keadilan, gender dan

nondiskriminatif, dan norma-norma agama.

Menyangkut hak manusia Indonesia untuk memperoleh

akses dan pelayanan kesehatan yang baik, UU Nomor 36

(pasal 4- 8) menyebutkan:

a) Setiap orang berhak atas kesehatan;

b) Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam

memperoleh akses atas sumberdaya di bidang

kesehatan;

c) Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh

pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan

91 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 103: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

terjangkau.

d) Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung

jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang

diperlukan bagi dirinya;

e) Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang

sehat bagi pencapaian derajat kesehatan;

f) Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan

edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan

bertanggung jawab;

g) Setiap orang berhak memperoleh informasi

tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan

pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya

dari tenaga kesehatan. Sementara kewajiban setiap

manusia Indonesia di bidang kesehatan, UU Nomor 36

(pasal 9-13) menyebutkan:

h) Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan,

mempertahankan, dan meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya;

92 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 104: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

i) Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang

lain dalam upaya memperoleh lingkungan yang

sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial;

j) Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat

untuk mewujudkan, mempertahankan, dan

memajukan kesehatan yang setinggi-tingginya;

k) Setiap orang berkewajiban menjaga dan

meningkatkan derajat kesehatan bagi orang lain yang

menjadi tanggung jawabnya;

l) Setiap orang berkewajiban turut serta dalam

program jaminan kesehatan sosial.

Fasilitas ini belum sepenuhnya dapat dijangkau oleh

masyarakat, terutama terkait dengan biaya dan jarak

transportasi. Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya adalah

Rumah Sakit yang terdapat di hampir semua

kabupaten/kota, namun sistem rujukan pelayanan

kesehatan perorangan belum berjalan dengan optimal. Di

bidang obat dan perbekalan kesehatan telah ditetapkan

standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan jenis

obat generik.

93 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 105: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Penggunaan obat generik dan obat tradisional cenderung

mengalami kenaikan, dan 95% kebutuhan obat nasional

telah dipenuhi di dalam negeri. Demikian juga dengan

vaksin dan sebagian alat-alat kesehatan.

Kendati demikian, ketersediaan, mutu, serta keamanan

obat dan perbekalan kesehatan masih belum optimal serta

belum dapat dijangkau dengan mudah oleh seluruh

masyarakat. Selain itu, Obat Asli Indonesia (OAI) belum

sepenuhnya dikembangkan dengan baik meskipun potensi

yang dimiliki sangat besar. Pengawasan terhadap

keamanan dan mutu obat dan makanan telah dilakukan

lebih luas meliputi produk pangan, suplemen makanan,

obat tradisional, kosmetika, produk terapetik/obat, dan

NAPZA disertai dengan penyidikan kasus tindak pidana.

Dalam hal tenaga kesehatan, Indonesia mengalami

kekurangan pada hampir semua jenis tenaga kesehatan

yang diperlukan.

Permasalahan besar di bidang SDM (sumberdaya

manusia) adalah inefisiensi dan inefektivitas SDM dalam

menanggulangi masalah kesehatan. Walaupun rasio SDM

kesehatan mengalami peningkatan, tetapi masih jauh dari

94 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 106: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

target Indonesia Sehat saat ini, dan variasi antardaerah

masih tajam.

Kesehatan dan Perempuan

Banyak tulisan dan analisis yang merekam kondisi

perempuan dalam konteks yang beraneka ragam; baik

dari sisi bahasannya (kesehatan, pendidikan, kesehatan,

kekerasan terhadap perempuan, partisipasi politik)

maupun cara melihat kondisi tersebut (misalnya teori

sosial, pendekatan ekonomi, ideologi gender). Terdapat

suatu pemikiran bahwa peran politik perempuan

mempunyai andil besar dalam usaha memecahkan

masalah perempuan. Dengan memandang masalah

domestik sebagai masalah publik, maka berbagai

masalah seperti perkawinan, kekerasan dalam rumah

tangga, dan kesehatan reproduksi mulai dibicarakan

dalam tataran politik dan hukum nasional.

Perempuan dan Kebijakan Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi perempuan terkait dengan

berbagai hal berikut:

a. Kebijakan kependudukan;

95 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 107: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

b. Muncul dan berkembangnya penyakit HIV/AIDS

dan PMS (penyakit menular seksual) lainnya; dan

c. Kecenderungan aktivitas seksual pada usia yang

semakin muda.

Kesehatan reproduksi perempuan tidak terpisah

dengan kebijakan kependudukan. Kebijakan ke-

pendudukan meliputi dua hal mendasar, yaitu:

a. Pengendalian fertilitas. Adalah hak perempuan

dan laki-laki untuk mengambil keputusuan tentang

kapasitas reproduksi mereka; dan

b. Pengendalian penduduk. Usaha pihak luar

pemerintah nasional, badan-badan internasional,

atau lembaga agama untuk mengendalikan hak

keluarga dalam mengambil keputusan tentang

jumlah anak yang diinginkan.

Banyak hal dapat dilakukan untuk menurunkan tingkat

fertilitas seperti kondisi kesehatan yang lebih baik,

penghapusan buta aksara, peningkatan kesempatan kerja

bagi, dan pemberdayaan perempuan. Kebijakan dalam

bidang kesehatan reproduksi berikut ini tampaknya perlu

dilakukan, yakni:

96 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 108: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

1. Peningkatan kondisi kesehatan perempuan dan

peningkatan kesempatan kerja. Hal ini dilakukan

dalam upaya untuk meningkatkan usia kawin dan

melahirkan, sehingga risiko selama kehamilan akan

menurun;

2. Pendekatan target pada program KB harus disertai

dengan adanya tenaga dan peralatan medis yang

cukup. Hal ini untuk mencegah terjadinya malpraktik

karena keinginan untuk mencapai target;

3. Peningkatan partisipasi laki-laki dalam menurunkan

angka kelahiran. Tidak hanya perempuan yang

dituntut untuk mencegah kehamilan, tetapi juga laki-

laki, karena pada saat ini sudah tersedia beberapa alat

kontrasepsi untuk laki-laki;

Banyak hal dalam kehidupan sosial perempuan

berdasarkan kelas, ras, maupun nation, dapat dikaitkan

secara isu-isu sentral perempuan seperti pendidikan,

kesehatan reproduksi, kerja domestik, upah rendah, peran

ganda, kekerasan seksual, ideologi jender, terutama pada

masyarakat yang telah mengenal kapitalisme dan

komersialisasi. Dari berbagai pendekatan

97 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 109: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

dalam menangani masalah perempuan, seyogyanya

beberapa pendekatan berikut dipakai sebagai dasar

penyusunan kebijakan:

a. Kebutuhan praktis gender merupakan kebutuhan

yang meringankan beban kerja kehidupan

perempuan, tetapi tidak menyinggung ketidak-

sejajaran dalam bidang kerja, seksual, dan

pendidikan;

b. Pendekatan kesetaraan (equity approach).

Perempuan me-rupakan partisipan aktif dalam

proses pembangunan yang mempunyai sumbangan

dalam pertumbuhan ekonomi melalui kegiatan

produktif dan reproduktif;

c. Pendekatan pemberdayaan (empowerment

approach). Pendekatan ini berdasarkan asumsi

bahwa untuk memperbaiki posisi perempu-an,

beberapa intervensi dari atas, tanpa disertai upaya

untuk meningkatkan kekuasaan perempuan dalam

melakukan negosiasi, tawar-menawar, dan

mengubah sendiri situasinya tidak akan berhasil.

Selama ini perempuan ditempatkan hanya sebagai

98 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 110: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

instrumen perantara dalam mencapai target ke-

pendudukan atau kesehatan yang dicanangkan

pemerintah tanpa memandang hak-hak perempuan atas

tubuhnya sendiri. Kebijakan kesehatan yang menghormati

hak perempuan atas tubuhnya, dalam jangka panjang akan

memberikan kontribusi mengatasi masalah

kependudukan, dengan risiko yang jauh lebih kecil.

99 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 111: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Prospek Ekonomi dan Pembangunan

Apa Itu Ekonomi?

Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, asal kata

‘oikosnamos’ atau oikonomia’ yang berarti ‘manajemen

urusan rumah-tangga’, khususnya penyediaan dan

administrasi pendapatan (Sastradipoera, 2001). Sejak

perolehan maupun penggunaan kekayaan sumberdaya

secara fundamental perlu diadakan efesiensi termasuk

pekerja dan produksinya, maka dalam konteks modern

istilah ‘ekonomi’ tersebut menunjuk pada prinsip usaha

maupun metode untuk mencapai tujuan dengan alat-alat

sesedikit mungkin.

Menurut Profesor Mubyarto (1993), ekonomi atau

perekonomian adalah sistem yang menggambarkan

perikehidupan manusia sehari-hari, yang menyangkut

usahanya untuk memenuhi kebutuhannya, dan yang

terutama berhubungan dengan masalah pemanfaatan

100 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 112: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

barang-barang material. Bagaimanapun didefinisikan,

masalah ekonomi adalah masalah materi, masalah benda.

Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro

Ekonomi mikro (micro economy) merupakan cabang

ekonomi ekonomi yang mempelajari prilaku dari unit-unit

ekonomi individual, seperti: rumah tangga, perusahaan,

dan struktur industri. Ekonomi mikro membahas tentang

alokasi dan efisiensi sumberdaya pasar. Terdapat tiga teori

penting dalam ekonomi mikro, yakni:

a. Teori harga, melihat interaksi antara penawaran dan

permintaan barang jasa di dalam suatu pasar, faktor-

faktor yang mempengaruhinya: struktur pasar,

elastisitas penawaran, serta permintaan, dan

sebagainya;

b. Teori produksi, menganalisis biaya produksi serta

tingkat produksi optimal bagi produsen sehingga

mencapai tingkat laba maksimum; dan

c. Teori distribusi, membahas tingkat upah tenaga kerja,

tingkat bunga yang harus dibayarkan kepada

101 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 113: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

pemilik modal, serta tingkat keuntungan dari

pengusaha.

Sedangkan ekonomi makro (macro economy) merupakan

cabang ekonomi yang mempelajari persoalan ekonomi

secara keseluruhan (nasional), seperti: pertumbuhan,

deflasi, inflasi, pengangguran atau kesempatan kerja.

Persoalan yang yang dianalisis dalam ekonomi makro

adalah:

a. Faktor-faktor yang menentukan kegiatan ekonomi

suatu negara;

b. Masalah-masalah yang dihadapi setiap

perekonomian suatu negara;

c. Peranan pemerintah dalam mengatasi masalah-

masalah ekonomi.

102 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 114: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Tabel 4.1 Perbedaan Ekonomi Mikro dan Makro

Beberapa Konsep dalam Ekonomi

1. Skarsitas

Skarsitas atau kelangkaan adalah sebuah prinsip bahwa

sebagian besar barang yang diinginkan orang hanya

tersedia dalam jumlah yang terbatas (kecuali seperti

barang bebas seperti udara). Dengan demikian, barang

umumnya dalam keadaan langka dan harus dijatah, baik

103 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 115: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

melaui mekanisme harga maupun cara lainnya (Samuelson

dan Nordhaus, 1990).

2. Produksi

Produksi dapat diartikan secara luas dan sempit. Dalam

pengertian luas, produksi adalah segala usaha untuk

menambah atau mempertinggi nilai atau faedah dari

sesuatu barang. Sedangkan dalam arti sempit, produksi

adalah segala usaha dan aktivitas untuk menciptakan

suatu barang atau mengubah bentuk suatu barang

menjadi barang lain (Abdullah, 1992). Contoh, seorang

petani berusaha untuk menghasilkan padi atau beras

melalui usaha bertani, hal ini dapat diklasifikasikan

produksi dalam pengertian sempit. Jika jumlah padi atau

beras yang dihasilkan di tempat petani tersebut berlimpah

bila dibandingkan dengan keperluan konsumsinya, maka

beras atau padi tersebut nilai atau faedahnya akan rendah.

Dalam hal ini kemudian para pedagang berusaha

membawa limpahan beras tersebut ke tempat baru yang

memiliki nilai faedah yang lebih tinggi. Untuk aktivitas yang

terakhir ini dapat digolongkan produksi dalam arti luas.

104 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 116: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Suatu aktivitas produksi tidak akan berjalan tanpa melalui

“proses produksi”. Sebab sesuatu produksi tidaklah terjadi

dengan tiba-tiba, melainkan melalui tahapan suatu proses

yang cukup panjang. Proses produksi adalah suatu proses

atau kegiatan untuk memperoleh alat-alat pemuas

kebutuhan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Jadi tujuan pokok dari produksi adalah untuk konsumsi.

Dan, usaha-usaha untuk nenyampaikan barang-barang

dari produsen ke konsumen tersebut dinamakan proses

“distribusi”. Terdapat empat macam faktor produksi,

yakni: (1) alam;

(2) tenaga kerja; (3) modal; dan (4) skill atau

keterampilan.

3. Konsumsi

Secara sederhana konsumsi adalah segala tindakan

manusia yang dapat menimbulkan turunnya atau

hilangnya “faedah atau guna” sesuatu barang. Bagi

Samuelson dan Nordhaus (1990), konsumsi adalah sebagai

pengeluaran untuk barang dan jasa seperti makanan,

pakaian, mobil, pengobatan, dan perumahan. \

105 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 117: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Dari penjelasan di atas, maka jelas berbeda dengan

pemahaman umum di masyarakat yang memahami

konsumsi selalu inherent dengan ‘makanan’. Seseorang

konsumen akan bersedia membeli sesuatu barang, karena

barang itu sangat berguna baginya. Begitu juga terhadap

jasa, seseorang akan membayar suatu jasa karena jasa

tersebut sangat bermanfaat baginya.

4. Investasi

Investasi dapat diartikan sebagai perubahan stok modal

dalam kurun waktu tertentu, bisanya satu tahun buku

(Mullineux, 2000). Makna investasi tersebut sering

dikacaukan dengan investasi keuangan (financial

investment) yang definisinya adalah pembelian aset-aset

keuangan seperti saham dan obligasi yang nantinya akan

akan dijual kembali begitu harganya meningkat, dan hal itu

lebih terkait dengan analisis jasa.

Investasi juga berbeda dari “investasi inventori”, yakni

penyimpanan atau perubahan stok produk final, produk

setengah jadi, atau bahan-bahan mentah. Begitu pun

barang-barang investasi modal (capital investment goods)

berbeda dari barang konsumsi, karena hal itu dapat

106 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 118: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

menghasilkan arus jasa selama periode tertentu, dan jasa

itu tidak langsung memenuhi kebutuhan konsumen.

5. Pasar

Pasar adalah sebuah mekanisme yang melaluinya para

pembeli dan para penjual berinteraksi untuk menentukan

harga dan melakukan pertukaran barang dan jasa

(Samuelson dan Nordhaus, 2003). Dengan demikian pasar

pada dasarnya juga merupakan keseluruhan permintaan

dan penawaran barang serta jasa.

Walaupun sepintas kelihatannya seperti sebuah kumpulan

campur-baurnya penjual dan pembeli yang

membingungkan dan merupakan mekanisme yang rumit,

namun sistem ini merupakan suatu alat komunikasi untuk

menyatukan pengetahuan dan tindakan-tindakan dari

jutaan individu yang berbeda untuk proses pemenuhan

kebutuhan.

Ada empat jenis pasar, yakni:

a. Jika dilihat dari barang-barang yang diperjual-

belikannya, dapat dibedakan antara pasar barang

konsumsi dan pasar faktor produksi;

107 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 119: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

b. Jika dilihat dari waktu terjadinya, dapat dibedakan

antara pasar harian, pasar mingguan, dan bulanan.

Sementara itu untuk pasar tahunan biasanya

dilaksanakan dalam bentuk pekan raya;

c. Jika dilihat dari lingkup aktivitasnya, dapat dibedakan

ada pasar lokal, nasional, maupun internasional; d. Jika dilihat dari strukturnya, dapat dibedakan antara

pasar persaingan sempurna, pasar monopoli, pasar

oligopoli, dan pasar persaingan monopolistik.

6. Uang

Ekonom terkemuka John Maynard Keynes (1930)

mendefinisikan uang sebagai alat penyelesaian

kontraktual, dan sebuah store of value, sebuah wahana

purchasing power yang bergerak dalam lintasan waktu.

Dengan demikian uang secara umum dilihat dari fungsinya

dapat didefinisikan sebagai alat tukar. Uang juga berfungsi

sebagai satuan ukuran (standard for valuing things), dan

memiliki fungsi turunan (seperti sebagai standard

perincian utang atau standard deferred payments, dan

sebagai alat penyimpan kekayaan).

108 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 120: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Dalam perkembangannya, uang juga merupakan alat

untuk menjalankan kekuasaan ekonomi. Justru oleh

karena uang memberikan hak kekuasaan abstrak atas

dasar-dasar dan jasa-jasa, maka pada umumnya manusia

ingin memiliki uang. Uang berarti kekuasaan pada

sebuah masyarakat yang individualistik.

7. Letter of Credit

Letter of Credit (L/C) adalah suatu surat yang dikeluarkan

oleh bank devisa atas permintaan importir nasabah bank

devisa bersangkutan dan ditujukan kepada eksportir di

luar negeri yang menjadi relasi dari importir tersebut

(Amir, 1996). Isi surat itu menyatakan bahwa eksportir

penerima L/C diberi hak oleh importir untuk menarik

wesel (surat perintah untuk melunasi utang) atas Bank

Pembuka untuk sejumlah uang yang disebut dalam surat

itu. Bank yang bersangkutan menjamin untuk

mengakseptir atau menghonorir wesel yang ditarik

tersebut asalkan sesuai dan memenuhi semua syarat

yang tercantum di dalam surat tersebut.

109 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 121: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

8. Neraca Pembayaran

Neraca pembayaran (balance of payments) adalah

keseluruhan catatan akuntansi dari transaksi-transasksi

internasional suatu negara dengan negara lainnya

(Thirlwall, 2000). Penerimaan valuta asing dari penjualan

barang dan jasa disebut ekspor dan sebagai item kredit

dalam apa yang disebut neraca transaksi berjalan

(current account) yang merupakan salah satu bagian dari

neraca pembayaran. Sedangkan pem-bayaran valuta

asing untuk pembelian barang-barang dan jasa disebut

impor dan muncul sebagai item debet dalam neraca

berjalan.

9. Bank (Perbankan)

Konsep bank mempunyai arti yang sebenarnya dan sudah

berakar khususnya pada masyarakat Eropa bermakna

“meja” atau “kounter”. Pengertian “meja” yang

dimaksud adalah “meja” yang sering dipakai tempat

penukaran uang di pasar pada Abad Pertengahan, dan

bukan “meja” yang dipakai oleh para “lintah darat”

(Revel, 2000). Pada awalnya bank-bank yang ada pada

110 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 122: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

masa lalu itu acapkali bermula sebagai usaha yang

disubsidi oleh para pedagang, awak kapal, pedagang

ternak, dan belakangan ini para agen perjalanan.

Ada pula bank-bank yang muncul dari bisnis perhiasan

emas yang beberapa di antaranya disubsidi oleh para

dermawan. Namun setelah dua abad lebih, perbankan

berkembang menjadi sektor perdagangan mandiri, dan

muncul berbagai perusahaan dan rekanan yang

menjalankannya sebagai bisnis yang tersendiri (Revel,

2000). Ada pun fungsi utama bank adalah: (1)

menghimpun dana-dana yang dimiliki masyarakat; (2)

menyalurkan dana yang telah berhasil dihimpun tersebut

dalam bentuk kredit; dan (3) memperlancar kegiatan

perdagangan dan arus lalu-lintas uang antara para

pedagang.

10. Koperasi

Koperasi adalah sebuah gerakan ekonomi maupun

sebagai badan usaha (Chaurmain dan Prihatin, 1994).

Sebagai gerakan ekonomi, koperasi mempersatukan

sejumlah orang-orang yang mempunyi kebutuhan yang

111 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 123: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

sama dan sepakat bahwa kebutuhan bersama itu akan

direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan dan diawasi,

serta dipertanggungjawabkan secara bersama

berdasarkan asas kekeluargaan dan kebersamaan.

Sedangkan sebagai badan usaha milik bersama, koperasi

merupakan sebuah badan yang bertujuan melakukan

usaha pemenuhan kebutuhan bersama seluruh anggota.

11. Kebutuhan Dasar

Konsep kebutuhan dasar telah memainkan peran penting

dalam analisis kondisi-kondisi khususnya di negara

miskin dan berkembang. Drenowski dan Scott (1966)

mengemukakan bahwa istilah kebutuhan dasar memiliki

riwayat yang panjang. Menurut Townsend (2000)

kebjutuhan dasar mulai dipakai secara luas sejak

Konperensi Tenaga Kerja Dunia (ILO) yang berlangsung di

Jenewa tahun 1976, yang mengemukakan bahwa bahwa

kebutuhan dasar itu memiliki dua unsur.

Pertama, meliputi jumlah minimum tertentu yang

dibutuhkan oleh suatu keluarga untuk konsumsi pribadi,

meliputi; makanan, perumahan, sandang, serta perabot

dan peralatan rumah tangga. Kedua, kebutuhan dasar

juga meliputi layanan-layanan pokok yang disediakan

112 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 124: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

oleh dan untuk komuniatas secara keseluruhan, seperti;

kesehatan, pendidikan, air minum yang aman, sanitasi,

angkutan umum, dan fasilitas-fasilitas budaya.

12. Kewirausahaan

Konsep kewirausahaan (entrepre-neurship) merujuk

kepada suatu sifat keberanian, keutamaan dan dalam

mengambil risiko dalam kegiatan inovasi (Samuelson dan

nordhaus, (1990). Dari kata entrepreneur tersebut maka

muncullah tafsiran yang beragam, seperti: merchant

(pedagang), pemilik usaha, serta petualang.

13. Perpajakan

Konsep perpajakan mengacu kepada suatu pembayaran

yang dilakukan kepada pemerintah untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan dalam hal

menyelenggarakan jasa-jasa, untuk kepentingan umum,

yang sekaligus sebagai sumber pendapatan negara

(Brown, 2000). Di kalangan negara-negara maju, rata-

rata pajak menduduki seperlima sampai setengahnya

dari GDP. Misalnya, Swedia sampai setengah dari GDP.

Selandia Baru, mengalami peningkatan 61%.

113 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 125: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Menurut Brown (2000), terdapat tiga peranan pajak

dalam masyarakat: (1) efek alokatif; (2) efek distributif;

dan [3] efek administratif. Efek alokatif, bahwa pajak

mempengaruhi perilaku warga. Efek distribusional,

artinya pajak memiliki pengaruh terhadap distribusi

pendapatan. Efek administratif, bahwa memungut pajak

mengakibatkan munculnya biaya-biaya baik pada sektor

publik maupun swasta yang bervariasi.

14. Retribusi

Pungutan sebagai pembayaran atas pemakaian atau

karena memperoleh jasa pekerjaan, usaha, atau fasilitas

pemerintah bagi yang berkepentingan atau karena jasa

yang diberikan oleh pemerintah berdasarkan peraturan

umum yang telah dibuat oleh pemerintah.

15. Resesi

Penurunan kegiatan ekonomi, yang tercermin dari

penurunan Produk Nasional Bruto (GNP) suatu negara,

minimal satu semester atau dua triwulan berurut-turut.

Dunia pernah mencatat resesi hebat pada 1930-an,

114 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 126: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

ketika semua pasar saham dan di diunia ambruk. Kondisi

ekonomi praktis tidak tumbuh, malah cenderung

melemah. Perang Dunia ke-2 pecah pada akhir 1930-an,

dan upaya pemulihan ekonomi dilakukan setelah perang

tahun 1945 sehingga ekonomi dunia pun kembali

bergairah.

16. Periklanan

Istilah ”perikalanan” menngacu pada suatu komunikasi

pasar yang dilakukan para penjual barang dan jasa. Pada

mulanya yang paling banyak memperhatikan bidang ini

ini adalah para ekonom, dan pembahasannya didasarkan

pada konsep kunci informasi dalam konteks struktur

pasar di tingkat lokal maupun nasional (Jhally, 2000).

17. Perseroan Terbatas

Perseroan terbatas merupakan konsep yang paling

populer dalam ekonomi, yang mendasarkan kepemilikan

dan tanggung jawab pada sejumlah saham, dan

sepenuhnya diakui sebagai badan hukum. Terdapat tiga

karakteristik dalam perseroan terbatas: (1) setiap utang

115 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 127: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

perusahaan, menjadi tanggung jawab perusahaan, dan

tidak bisa dikaitkan dengan kekayaan pribadi pemegang

saham; (2) identitas perusahaan tidak akan berubah

sekalipun saham dialihkan ke pihak lain; dan (3)

hubungan kontraktual dilakukan dan menjadi tanggung

jawab dewan direksi (Reekie, 2000).

18. Produk Domestik Bruto

Produk Domestik Bruto (PDB) dapat dipahami sebagai

jumlah balas jasa untuk faktor-faktor produksi yang

dalam kegiatan ekonomi berupa upah dan gaji, sewa

tanah, bunga modal dan keuntungan, termasuk pajak tak

langsung dan pungutan. Untuk konteks ekonomi

daerah/provinsi dikenal istilah PDRB (Produk Domestik

Regional Bruto). PDB merupakan salah satu indikator

yang banyak digunakan untuk melihat, mengukur, dan

menganalisis keadaan makro ekonomi. Data PDB

memiliki peran yang cukup penting dalam menganalisis

makro ekonomi sebagai dasar dalam pengambilan

kebijakan. Kegunaan data PDB antara lain adalah untuk

menentukan laju pertumbuhan ekonomi dan struktur

116 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 128: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

ekonomi. Selain itu, dari data PDB ini juga dapat

diturunkan menjadi beberapa indikator ekonomi lainnya.

Penghitungan PDB dilakukan dengan tiga pendekatan,

yaitu:

a. Pendekatan Produksi, dimana jumlah nilai tambah

atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai

unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka

waktu tertentu (biasanya satu tahun). Unit-unit

produksi tersebut dikelompok-kan menjadi 9

(sembilan) sektor, yakni: pertanian, peternakan,

kehutanan dan perikanan; pertambangan dan

penggalian; industri pengolahan; listrik, gas dan air

bersih; konstruksi, perdagangan, hotel, dan

restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan;

real estate dan jasa perusahaan; Jasa, termasuk jasa

pelayanan pemerintah.

b. Pendekatan Pendapatan, di mana jumlah balas jasa

yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut

serta dalam proses produksi di suatu negara dalam

jangka waktu tertentu. Balas jasa faktor produksi

117 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 129: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah,

bunga modal dan keuntungan, semuanya sebelum

dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung

lainnya. PDB mencakup juga penyusutan dan pajak

tidak langsung neto (pajak tak langsung dikurangi

subsidi).

c. Pendekatan Pengeluaran/Penggunaan, dimana

semua komponen permintaan akhir yang terdiri

atas:

1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan

lembaga swasta (PC);

2. pengeluaran konsumsi pemerintah (GC);

3. pembentukan modal tetap (TCF);

4. Perubahan inventori/stok (S);

5. Ekspor neto (ekspor (EX) dikurangi impor (IM).Y

= PC + GC + TCF + S + (EX-IM)

118 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 130: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Potret Ekonomi Indonesia

Sistem ekonomi Indonesia awalnya didukung dengan

diluncurkannya Oeang Repoeblik Indonesia (ORI) yang

menjadi mata uang pertama Republik Indonesia, yang

selanjutnya berganti menjadi Rupiah.

Pada masa Orde Lama, Indonesia tidak seutuhnya

mengadaptasi sistem ekonomi kapitalis, melainkan

memadukannya dengan nasionalisme ekonomi.

Pemerintah, masih ikut campur tangan ke dalam

beberapa kegiatan produksi yang berpengaruh bagi

masyarakat banyak. Hal tersebut, ditambah pula kemelut

politik, mengakibatkan terjadinya ketidakstabilan

ekonomi negara.

Pemerintahaan Orde Baru segera menerapkan

disiplin ekonomi yang bertujuan menekan inflasi,

menstabilkan mata uang, penjadualan ulang hutang luar

negeri, dan berusaha menarik bantuan dan investasi

asing. Pada era tahun 1970-an harga minyak bumi yang

meningkat menyebabkan melonjaknya nilai ekspor, dan

memicu tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata yang

119 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 131: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

tinggi sebesar 7% antara tahun 1968 sampai 1981.

Reformasi ekonomi lebih lanjut menjelang akhir tahun

1980-an, antara lain berupa deregulasi sektor keuangan

dan pelemahan nilai rupiah yang terkendali, selanjutnya

mengalirkan investasi asing ke Indonesia khususnya pada

industri-industri berorientasi ekspor pada antara tahun

1989 sampai 1997.

Ekonomi Indonesia mengalami kemunduran pada

akhir tahun 1990-an akibat krisis ekonomi yang melanda

sebagian besar Asia pada saat itu, yang disertai pula

berakhirnya masa Orde Baru dengan pengunduran diri

Presiden Soeharto tanggal 21 Mei 1998. Di bulan Agustus

1998, Indonesia dan IMF menyetujui program pinjaman

dana di bawah Presiden B.J Habibie. Presiden Gus Dur

yang terpilih sebagai presiden pada Oktober 1999

kemudian memperpanjang program tersebut.

Pada 2010 ekonomi Indonesia sangat stabil dan tumbuh

pesat. PDB bisa dipastikan melebihin Rp 6.300 triliun

meningkat lebih dari 100 kali lipat dibanding PDB tahun

1980. Setelah India dan China, Indonesia adalah negara

dengan ekonomi yang tumbuh paling cepat di antara

120 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 132: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

20 negara anggota industri ekonomi terbesar di dunia G-

20.

Dilihat dari lapangan usaha utama, kontribusi sektor

primer terhadap PDB pada tahun 1983 adalah sebesar

43,64% dan pada tahun 2010 tinggal 26,49%. Sementara

itu, kontribusi sektor sekunder yang semula hanya

sebesar 19,08% pada tahun 1983 menjadi sekitar 35,89%

pada tahun 2010. Sedangkan sektor tersier mengalami

perubahan yang relatif konstan, kontribusi sektor ini

terhadap PDB pada tahun 1983 sebesar 37,29% dan pada

tahun 2010 sebesar 37,62%, tidak jauh berbeda dengan

tahun 1983.

121 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 133: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Hal ini menunjukkan telah terjadi transformasi

perekonomian atau perubahan struktur ekonomi

Indonesia yang ditandai dengan semakin menurunnya

peran sektor primer dalam sumbangannya terhadap PDB

dan semakin meningkatnya peran sektor non-primer.

Badan Pusat Statistik melaporkan bahwa ekonomi pada

triwulan II 2012 tumbuh 6,4 persen dari periode yang

sama tahun lalu. Dibandingkan triwulan I 2012, ekonomi

nasional tumbuh 2,8 persen.

Indikator kemajuan ekonomi Indonesia per-Agustus 2012:

1. Produk Domestik Brtuto Rp 7.417,2 triliun atas

sekitar 525 miliar dollar AS; 2. Nilai APBN 2011 mncapai Rp 1.229 triliun dan APBN

2012 mencapai Rp 1.548,3 triliun; 3. Pendapatan per kapita sekitar 3.500 dolar AS; 4. Produksi padi tahun 2011 sebesar 65,39 juta ton

GKG; 5. Cadangan devisa hingga 29 Juni 2012 sebesar 106,5

miliar dollar AS;

122 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 134: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

6. Angka kemiskinan 2010 tercatat 13,3 persen, pada

tahun 2011 turun menjadi 12,36 persen, dan Maret

2012 turun menjadi 11,96 persen;

7. Angka pengangguran pada 2011 tercatat 6,56

persen, pada Februari 2012 turun menjadi 6,32

persen;

8. Subsidi tahun2012 sebesar Rp 245,1 triliun meliputi

BBM, LPG, dan BBN Rp 202,4 triliun, listrik Rp 137,4

triliun, pangan Rp 20,9 triliun, pupuk Rp 14

triliun,benih Rp 0,1 triliun, PSO Rp 2,2 triliun, dan

bunga kredit program Rp 1,3 triliun;

9. Indonesia telah masuk anggota G-20, kelompok

negara yang sangat mempengaruhi eko-nomi dunia

dari ratusan Negara; 10. Dunia internasional mengakui dan memberi

apresiasi soal kemajuan yang dicapai Indonesia

dengan menjadikan Indonesia sebagai Negara

Investment Grade, dan juga berbagai kesuksesan

Indonesia dalam penyelenggaraan kegiatan

internasional seperti KTT ASEAN, East Asia Summit,

123 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 135: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

SEA Games. Sementara itu, kelas mengengah

Indonesia juga dilaporkan naik menjadi 56,6%, dan

angka kemiskinan terus menurun dari 17% tahun

2004 menjadi 11,6% pada 2013.

Masalah Kemiskinan

Angka kemiskinan di Indonesia masih tergolong tinggi.

Badan Pusat Statistik mencatat bahwa penurunan angka

kemiskinan dalam sepuluh tahun terakhir (2001-2011)

cenderung melambat, yakni rata-rata penurunan

kemiskinannya hanya 0,53%. Padahal, sejak tahun 2000

pemerintah memiliki beberapa program untuk

menanggulangi kemiskinan, seperti subsidi beras miskin

(Raskin), Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin

(Jamkesmas), Program Keluarga Harapan (PKH), dan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).

Program-program tersebut dilengkapi dengan

keikutsertaan Indonesia dalam program MDGs

(Millennium Development Goals) bersama 188 negara

anggota PBB. Program yang dimulai sejak 2000 itu

diharapkan targetnya tercapai pada 2015.

124 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 136: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Di sisi lain, anggaran negara untuk program-program

pemberantasan kemiskinan selalu meningkat dari tahun

ke tahun. Di dalam Laporan Kementerian Koordinator

Kesejahteraan Rakyat disebutkan bahwa tahun 2010,

misalnya, alokasi anggaran dari APBN untuk program

pemberantasan kemiskinan sebesar Rp 94 triliun; ada

peningkatan sekitar 27,8 triliun (dari Rp 66,2 triliun pada

tahun 2009). Sayang sekali, angka kemiskinan pada 2010

hanya mengalami penurunan kurang dari 1%. Selain

anggaran dari APBN, setiap provinsi dan kabupaten atau

kota juga memiliki anggaran tersendiri pula untuk

mendukung dan melakukan program pemberantasan

kemiskinan.

Ketahanan Pangan

Apa itu pangan? UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang

Pangan mendefinisikan pangan sebagai segala sesuatu

yang berasal dari sumber hayati produk pertanian,

perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan,

dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang

diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi

125 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 137: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan,

bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan

dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau

pembuatan makanan atau minuman.

Bahan pangan yang dimakan manusia Indonesia haruslah

pangan yang terjamim keamanan dan kehalalannya. Di

dalam UU Pangan (pasal 67) dikatakan, “keamanan pangan

diselenggarakan untuk menjaga pangan tetap aman,

higienis, bermutu, bergizi, dan tidak bertentangan dengan

agama, keyakinan, dan budaya masyarakat. Keamanan

Pangan dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan

cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat

mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan

manusia”

Lalu, apa pula ketahanan pangan? Menurut FAO,

ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan dan

kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah

rumah tangga dikatakan memiliki ketahanan pangan jika

penghuninya tidak berada dalam kondisi kelaparan atau

dihantui ancaman kelaparan. Sementara itu, WHO

126 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 138: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

menetapkan tiga komponen utama dalam ketahanan

pangan, yaitu: (1) ketersediaan pangan; (2) akses pangan;

dan (3) pemanfaatan pangan.

Ketersediaan pangan adalah kemampuan memiliki

sejumlah pangan yang cukup untuk kebutuhan dasar.

Akses pangan adalah kemampuan memiliki sumberdaya,

secara ekonomi maupun fisik, untuk mendapatkan bahan

pangan bernutrisi. Pemanfaatan pangan adalah

kemampuan dalam me-manfaatkan bahan pangan dengan

benar dan tepat secara proporsional. Melengkapi tiga

komponen dari WHO tersebut, FAO kemudian

menambahkan komponen keempat dalam ketahanan

pangan yaitu kestabilan, untuk kurun waktu yang panjang.

Menurut UU Pangan Tahun 2012, ketahanan pangan

adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai

dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya

pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman,

beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak

bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya

127 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 139: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif

secara berkelanjutan.

Selanjutnya, UU Pangan Tahun 2012 juga menyebut soal

kedaulatan pangan dan kemandirian pangan. Kedaulatan

pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri

menentukan kebijakan pangan yang menjamin hak atas

pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi

masyarakat untuk menentukan sistem pangan yang sesuai

dengan potensi sumberdaya lokal.

Sedangkan kemandirian pangan adalah kemampuan

negara dan bangsa dalam memproduksi pangan yang

beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin

pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai di

tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi

sumberdaya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan

lokal secara bermartabat.

Dalam perspektif UU Pangan Tahun 2012,

penyelenggaraan pangan dilakukan dengan berdasarkan

asas: (a) kedaulatan; (b) kemandirian; (c) ketahanan; (d)

keamanan; (e) manfaat; (f) pemerataan; (g) berkelanjutan;

128 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 140: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

dan (h) keadilan.

Penyelenggaraan pangan dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan dasar manusia yang memberikan manfaat

secara adil, merata, dan berkelanjutan berdasarkan

Kedaulatan Pangan, Kemandirian Pangan, dan Ketahanan

Pangan. Selanjutnya dikatakan, penyelenggaraan pangan

bertujuan untuk:

1. Meningkatkan kemampuan memproduksi pangan

secara mandiri; 2. Menyediakan pangan yang beraneka ragam dan

memenuhi persyaratan keamanan, mutu, dan gizi

bagi konsumsi masyarakat; 3. Mewujudkan tingkat kecukupan pangan, terutama

pangan pokok dengan harga yang wajar dan

terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat; 4. Mempermudah atau meningkatkan akses pangan

bagi masyarakat, terutama masyarakat rawan

pangan dan gizi; 5. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing

komoditas Pangan di pasar dalam negeri dan luar

129 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 141: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

negeri;

6. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran

masyarakat tentang pangan yang aman, bermutu,

dan bergizi bagi konsumsi masyarakat;

7. Meningkatkan kesejahteraan bagi petani, nelayan,

pembudidaya ikan, dan pelaku usaha pangan; dan

8. Melindungi dan mengembangkan kekayaan

sumberdaya pangan nasional. UU Nomor Pangan

2012 menekankan pentingnya produksi dalam

negeri sebagai tumpuan utama pasokan pangan

nasional, sedangkan pangan impor merupakan

pilihan terakhir manakala produksi dalam negeri

tidak mencukupi.

Ada 4 (empat) lingkup ketahanan pangan, yaitu: (1)

cukup, baik dari segi jumlah maupun mutunya serta

keragamannya, sehingga terpenuhi kebutuhan akan gizi

untuk hidup sehat dan produktif; (2) aman, bebas dari

cemaran biologi, kimia, benda lain yang menganggu,

merugikan dan membahayakan kesehatan serta aman dari

kaidah agama; (3) merata, pangan harus tersedia

130 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 142: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

setiap saat dan merata pada lokasi yang membutuhkan di

seluruh indonesia; dan (4) terjangkau, secara fisik pangan

mudah diperoleh setiap waktu oleh rumah tangga dengan

harga yang terjangkau.

UU Pangan yang dimiliki saat ini tidak memungkiri

kenyataan adanya sejumlah produk pangan yang tidak bisa

dihasilkan Indonesia. Untuk komoditas tertentu, Indonesia

juga belum mampu berswasembada. Untuk komoditas

kedelai, misalnya, Indonesia hanya mampu menghasilkan

sekitar 800 ribu ton per-tahun, jauh di bawah kebutuhan

konsumsi yang mencapai 2,6 juta ton.

Sebaliknya, UU Pangan juga tidak menafikan

kemungkinan Indonesia untuk mengekspor produk

pangan. Namun, ekspor pangan tetap harus

memperhatikan kebutuhan dan kepentingan nasional.

Selain minyak kelapa sawit (CPO), Indonesia sebenarnya

juga berpeluang mengekspor beras dan gula. Pada tahun

2012, produksi beras nasional berkisar 35-40 juta ton per-

tahun, sedangkan konsumsinya sekitar 33 juta ton. Pada

2014 pemerintah menargetkan produksi beras nasional

131 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 143: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

surplus 10 juta ton. Surplus itu bisa lebih besar lagi bila

konsumsi beras dikurangi dengan diversifikasi pangan.

Selama ini, konsumsi beras Indonesia tergolong tinggi,

yakni 140 kg per-orang per-tahun, jauh di atas Vietnam,

Thailand, dan Malaysia yang hanya berkisar 65-70 kg. Jika

Indonesia bisa menurunkan konsumsi beras dari 140 kg

menjadi 100 kg per-orang per-tahun, berarti ada

penghematan sedikitnya 10 juta ton. Kalau itu bisa

dilakukan, Indonesia tidak perlu lagi mengimpor beras,

justru sebaliknya malah bisa mengekspor.

Ketahanan Energi

Energi, secara teknis, diartian sebagai kemampuan untuk

melakukan usaha. Energi berbeda dengan sumber energi

(seperti listrik, gas, batubara, biomassa, dan lainnya).

Berbeda pula antara energi dan suatu komoditas (seperti

beras, besi, tembaga, dan lain-lain). Yang dimanfaatkan

dari enegri adalah “layanan” yang disediakannya, bukan

energinya itu sendiri (Budiarto, 2011). Layanan energi

(energy service) adalah berupa manfaat yang dihasilkan

oleh pembawa energi bagi kepentingan hidup manusia

132 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 144: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

(Modi, 2005). Contoh layanan energi yang diterima oleh

manusia adalah: panas untuk memasak, cahaya untuk

penerangan rumah, daya mekanik untuk menumbuk atau

menggiling biji-bijian, komunikasi, dan lain-lain.

Terdapat berbagai macam pembawa energi, seperti:

listrik yang dapat dibangkitkan dari bermacam-macam

sumber energi (air, angin, matahari, batubara). Sementara

itu, layanan energi dapat diperoleh dari beragam

pembawa energi tersebut, seperti: cahaya dari bahan

bakar atau listrik atau daya mekanik yang diperoleh dari

energi potensial (air, energi kinetik angin, atau dari listrik).

Energi berkait dengan konsep pembangunan

berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan itu sendiri

dapat diartikan sebagai pembangunan yang memenuhi

kebutuhan masa kini tanpa mengobankan kemampuan

generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya

(UNEP-IEA, 2002). Pembangunan berkelanjutan

mengandung hubungan antara energi saat ini dan masa

mendatang, serta terkait dengan tiga dimensi sekaligus,

133 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 145: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

yakni: ekonomi, kesejahteraan sosial, dan lingkungan.

Energi menjadi komponen yang tak terpisahkan di dalam

tiga komponen tersebut.

Menurut Hughes (2000), energi diperlukan untuk

menggerakkan berbagai aktivitas, baik alami maupun

buatan. Energi menjadi salah satu penentu

keberlangsungan hidup suatu masyarakat; dalam ke-

mampuannya menjaga berbagai proses ekologis,

menggerakkan berbagai aktivitas ekonomi, dan secara

umum meningkatkan kualitas hidup. Keberlangsungan

tingkat dan kualitas aktivitas sangat tergantung pada

ketersediaan dan konsumsi energi.

Hakikat Ketahanan Energi

Ketahanan energi berkaitan dengan energy system

presilience (ketersediaan, daya tahan, keterjangkauan).

Menurut Asia Pacific Energy Research Center (2008),

ketahanan energi adalah kemampuan sebuah sistem

ekonomi untuk menjamin ketersediaan pasokan energi

secara berkelanjutan danm dalam waktu yang tepat

dengan tingkat harga yang tidak merugikan kinerja

134 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 146: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

sistem ekonomi tersebut. Sementara itu, organisai Uni

Eropa memaknai energi sebagai kemampuan untuk

menjamin ketersediaan produk fisik energi di pasar secara

terus-menerus dalam tingkat harga yang terjangkau oleh

konsumen, baik pribadi maupun industri, dengan selalu

memperhatikan pertimbangan lingkungan untuk

mendukung kelangsungan pembangunan

berkelanjutan.Bagi UNDP, ketahanan energi tidak lain

adalah ketersediaan berbagai bentuk energi di setiap

waktu dalam jumlah yang memadai serta harga yang

terjangkau tanpa menimbulkan dampak negatif yang

irreversible terhadap lingkungan.

Energi dalam Perekonomian Indonesia

Peran energi dalam perekonomian Indonesia biasanya

dikaitkan dengan sektor sumberdaya mineral. Menurut

Kementerian ESDM (2008), peran dua sektor tersebut

(energi dan sumberdaya mineral) dapat dilihat dari 9

(sembilan) faktor berikut:

1. Sebagai sumber energi domestik;

2. Sebagai sumber penerimaan negara;

135 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 147: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

3. Sebagai pendukung pembangunan daerah;

4. Sebagai faktor penting dalam nercara perdagangan;

5. Sebagai sumber sasaran investasi;

6. Sebagai beban subsisdi;

7. Sebagai faktor penting Indeks Harga Saham

Gabungan;

8. Sebagai bahan baku industri; dan

9. Sebagai pemacu efek positif berantai.

Perlu ditegaskan, menurut beberapa sumber, bahwa

secara nasional saat ini Indonesia sudah mengonsumsi

energi hampir 128%, ini berarti melebihi dari kuota yang

ditetapkan. Dan, hampir 70% bahan bakar kita adalah

impor. Sistem Ekonomi Pancasila Pancasila merupakan

dasar dan ideologi negara. Adalah sebuah keharusan bagi

Indonesia untuk membangun sistem ekonomi berdasarkan

Pancasila (dan UUD 1945). Ada baiknya Indonesia dengan

dasar negara Pancasila mencoba mengkaji kembali sistem

Ekonomi Pancasila. Di dalam UUD 1945 pasal 33,

dikatakan:

1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama

136 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 148: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

berdasar atas asas kekeluargaan;

2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara

dan yang menguasai hajat hidup orang banyak

dikuasai oleh negara;

3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di

dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan

untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat;

4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar

atas demokrasi ekonomi dengan prinsip

kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,

berwawasan lingkungan, serta dengan menjaga

keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi

nasional.

Ekonomi Pancasila adalah keseimbangan (equilibrium)

dan mencegah terjadinya over sentralistik ekonomi, dan

mencegah semua harga komoditas diatur sepenuhnya

oleh pasar. Pada era Orde Baru boleh dikatakan tidak

semua harga barang diserahkan ke harga pasar -

contohnya harga sembako diawasi ketat, bahkan siaran

TVRI/RRI selalu dibacakan harga sayur-mayur, cabe

137 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 149: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

keriting dan sebagainya. Pemerintah selalu

mengintervensi harga barang yang terlalu melambung

dengan menetapkan batas harga tertinggi dan sebagainya.

Jangan menyerahkan segala harga barang kepada pasar.

Sistem Ekonomi Pancasila adalah middle way antara

ekstrim kiri dan ekstrim kanan. Menurut pelopor

pemikiran Ekonomi Pancasila Profesor Mubyarto, Ekonomi

Pancasila adalah sistem ekonomi, atau sistem

perekonomian, yang berbeda dengan Ekonomi Kapitalis

dan sistem Ekonomi Komunis. Sistem Ekonomi Pancasila

adalah ekonomi yang dijiwai oleh ideologi Pancasila, yaitu

sistem ekonomi yang merupakan usaha bersama yang

berdasarkan kekeluargaan dan kegotong-royongan

nasional. Selanjutnya, Profesor Mubyarto juga menyebut

konsep Moral Ekonomi Pancasila, sebagai kesatuan ukuran

atau norma-norma yang mengatur pola berpikir dan

bertindak dari pelaku-pelaku ekonomi dalam sietem

Ekonomi Pancasila.

138 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 150: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Mubyarto menyebut lima ciri sistem Ekonomi

Pancasila, yakni:

1. Roda perekonomian digerakkan oleh rangsangan

ekonomi, sosial, dan moral;

2. Kehendak kuat dari seluruh masyarakat ke arah

keadaan kemerataan sosial (egalitarianisme), sesuai

asas-asas kemanusiaan;

3. Prioritas kebijakan ekonomi adalah penciptaan

perekonomian nasional yang tangguh yang berarti

nasionalisme menjiwai tiap kebijakan ekonomi;

4. Koperasi merupakan soko guru perekonomian dan

merupakan bentuk yang paling konkrit dari usaha

bersama;

5. Adanya imbangan yang jelas dan tegas antara

perencanaan di tingkat nasional dengan desentralisasi

dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi untuk

menjamin keadilan ekonomi dan sosial.

Ciri-ciri yang lain dari sistem Ekonomi Pancasila adalah:

- Yang menguasai hajat hidup orang banyak adalah

negara atau pemerintah, seperti air, BBM,

139 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 151: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

pertambangan, hasil bumi dan lain-lain;

- Peran negara adalah penting namun tidak dominan,

juga peranan koperasi dan swasta posisinya penting

namun tidak mendominasi. Sehingga tidak terjadi

kondisi sistem ekonomi liberal maupun sistem ekonomi

komando; - Masyarakat adalah bagian yang penting di mana

kegiatan produksi dilakukan oleh semua untuk semua

serta dipimpin dan diawasi oleh anggota masyarakat; - Modal atau pun buruh tidak mendominasi

perekonomian karena didasari atas asas kekeluargaan

antarsesama manusia.

140 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 152: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Dari Hukum Adat Hingga Hukum Positif

Negara Hukum

Sebuah negara disebut negara hukum (rule of law) jika

hukum menjadi kekuatan yang supreme. Superioritas

hukum telah dijadikan sebagai aturan main (rule of the

game) sehingga segala sesuatu berlangsung secara fair

dalam proses penyelenggaraan pemerintahan, terutama

dalam pemeliharaan ketertiban dan perlindungan

terhadap hak-hak warga negara. Pemikir kenegaraan

terkemuka berkebangsaan Inggris Jhon Locke,

mengisyaratkan tiga unsur minimal bagi suatu negara

hukum, yaitu:

1. Adanya hukum yang mengatur bagaimana anggota

masyarakat dapat menikmati hak asasinya dengan

damai;

2. Adanya suatu badan yang dapat menyelesaikan

sengketa yang timbul di bidang pemerintahan; dan

3. Adanya badan yang tersedia diadakan untuk

141 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 153: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

penyelesaian sengketa yang timbul di antara

sesama anggota masyarakat.

Menurut John Locke, di dalam negara hukum, warga

negara atau masyarakat tidak lagi diperintah oleh seorang

raja atau apa pun namanya, akan tetapi diperintah

berdasarkan hukum. Ide ini merupakan suatu isyarat

bahwa bagi negara hukum mutlak adanya penghormatan

terhadap supremasi hukum. Prinsip Negara hukum

mengajarkan bahwa komunikasi dan interaksi sosial yang

terdiri atas berbagai elemen komunitas berinteraksi dan

bertransaksi untuk mencapai tujuan dan cita-cita bersama.

Bahwa tatanan kehidupan dan komunikasi antar-individu

dalam suatu komunitas mengacu kepada aturan main yang

disepakati dan dipakai sebagai acuan dan referensi para

pihak dalam melakukan hubungan dan perbuatan hukum.

Tidak ada pihak yang merasa dizalimi atau menzalimi

(Wignjosoebroto, 2002).

Pertanyaannya, bagaimana dengan Indonesia?

Apakah dapat dikategorikan sebagai negara hukum?

142 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 154: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Para pendiri negara mencita-citakan negeri ini sebagai

suatu negara hukum: Negara Hukum Pancasila. Itulah yang

secara tegas dirumuskan di dalam pasal 1 ayat (3) UUD

1945: Negara Indonesia adalah Negara hukum. Pertanyaan

berikutnya, bagaimana cetak biru dan desain makro

penjabaran ide negara hukum itu? Sayang, sejauh ini

belum pernah atau belum ada rumusan komprehensif

tentang itu. Yang ada hanyalah pembangunan bidang

hukum yang bersifat sektoral (Asshiddiqie, 2009).

Penghormatan terhadap supremasi hukum tidak

hanya dimaksudkan dengan maraknya pembangunan dan

pembentukan hukum dalam arti peraturan perundang-

undangan. Tetapi, bagaimana hukum yang dibentuk itu

benar-benar dapat diberlakukan dan diterapkan, sehingga

hukum berfungsi sebagai sarana (tool) penggerak aktifitas

kehidupan bernegara, pemerintahan, dan ke-

masyarakatan. Supremasi hukum hanya akan punya arti

jika ada penegakan hukum, dan penegakan hukum hanya

akan memiliki nilai evaluatif jika disertai dengan

pemberlakuan hukum yang responsif. Artinya, superioritas

143 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 155: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

hukum akan terjelma dengan suatu penegakan hukum

yang bersendikan prinsip persamaan di hadapan hukum

(equality before the law) dengan dilandasi nilai dan rasa

keadilan.

Sistem Hukum Indonesia

Sistem hukum Indonesia merupakan campuran dari sistem

hukum-hukum Eropa, hukum Agama dan hukum Adat.

Sebagian besar sistem yang dianut, baik perdata maupun

pidana, berbasis pada hukum Eropa kontinental,

khususnya dari Belanda karena aspek sejarah masa lalu

Indonesia yang merupakan wilayah jajahan dengan

sebutan Hindia Belanda (Nederlandsch-Indie).

Hukum Agama, karena sebagian besar masyarakat

Indonesia menganut Islam, maka dominasi hukum atau

Syari'at Islam lebih banyak terutama di bidang

perkawinan, keluarga, dan warisan. Selain itu, di Indonesia

juga berlaku sistem hukum Adat, yang merupakan

penerusan dari aturan-aturan setempat dari masyarakat

dan budaya-budaya yang ada di wilayah Nusantara.

144 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 156: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Hukum Perdata Indonesia

Salah satu bidang hukum yang mengatur hak dan

kewajiban yang dimiliki pada subyek hukum dan hubungan

antarsubyek hukum. Hukum perdata disebut pula hukum

privat atau hukum sipil sebagai kontras dari hukum publik.

Jika hukum publik mengatur hal-hal yang berkaitan dengan

negara serta kepentingan umum, misalnya politik dan

pemilu (hukum tata negara), kegiatan pemerintahan

sehari-hari (hukum administrasi atau tata usaha negara),

kejahatan (hukum pidana), maka hukum perdata

mengatur hubungan antara penduduk atau warga negara

sehari-hari, seperti soal kedewasaan seseorang,

perkawinan, perceraian, kematian, pewarisan, harta

benda, kegiatan usaha dan tindakan-tindakan yang

bersifat keperdataan lainnya.

Ada beberapa sistem hukum yang berlaku di dunia

dan perbedaan sistem hukum tersebut juga

mempengaruhi bidang hukum perdata, antara lain sistem

hukum Anglo-Saxon (yaitu sistem hukum yang berlaku di

Kerajaan Inggris Raya dan negara-negara persemakmuran

145 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 157: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

atau negara-negara yang terpengaruh oleh Inggris. Lalu,

ada pula sistem hukum Eropa kontinental, sistem

hukum komunis, sistem hukum Islam, dan sistem-

sistem hukum lainnya.

Hukum perdata di Indonesia didasarkan pada

hukum perdata di Belanda, khususnya hukum perdata

Belanda pada masa penjajahan. Bahkan Kitab Undang-

undang Hukum Perdata (dikenal dengan sebutan

KUHPer.) yang berlaku di Indonesia hingga saat ini tidak

lain merupakan terjemahan yang kurang tepat dari

Burgerlijk Wetboek (atau dikenal dengan BW) yang

berlaku di kerajaan Belanda dan diterapkan di Indonesia

(juga di wilayah jajahan Belanda yang lain) berdasarkan

asas konko rdansi. Untuk Indonesia yang saat itu masih

bernama Hindia Belanda, BW diberlakukan mulai 1859.

Hukum perdata Belanda sendiri disadur dari hukum

perdata yang berlaku di Perancis dengan beberapa

penyesuaian.

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(KUHPer) terdiri atas empat bagian, yaitu:

- Buku I, tentang Orang. Mengatur tentang hukum

146 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 158: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

perseorangan dan hukum keluarga, yaitu hukum yang

mengatur status serta hak dan kewajiban yang dimiliki

oleh subyek hukum. Antara lain ketentuan mengenai

timbulnya hak keperdataan seseorang, kelahiran,

kedewasaan, perkawinan, keluarga, perceraian dan

hilangnya hak keperdataan. Khusus untuk bagian

perkawinan, sebagian ketentuan-ketentuannya telah

dinyatakan tidak berlaku dengan diundangkannya UU

Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan.

- Buku II, tentang Kebendaan. Mengatur tentang hukum

benda, yaitu hukum yang mengatur hak dan kewajiban

yang dimiliki subyek hukum yang berkaitan dengan

benda, antara lain hak-hak kebendaan, waris dan

penjaminan. Yang dimaksud dengan benda meliputi: (i)

benda berwujud yang tidak bergerak (misalnya tanah,

bangunan dan kapal dengan berat tertentu); (ii) benda

berwujud yang bergerak, yaitu benda berwujud lainnya

selain yang dianggap sebagai benda berwujud tidak

bergerak;

147 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 159: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

dan (iii) benda tidak berwujud (misalnya hak tagih atau

piutang). Khusus untuk bagian tanah, sebagian

ketentuan-ketentuannya telah dinyatakan tidak

berlaku dengan diundangkannya UU Nomor 5 tahun

1960 tentang Agraria. Begitu pula bagian mengenai

penjaminan dengan hipotik, telah dinyatakan tidak

berlaku dengan diundangkannya

UU tentang hak tanggungan.

- Buku III, tentang Perikatan. Mengatur tentang hukum

perikatan (atau kadang disebut juga perjanjian

(walaupun istilah ini sesunguhnya mempunyai makna

yang berbeda), yaitu hukum yang mengatur tentang

hak dan kewajiban antara subyek hukum di bidang

perikatan, antara lain tentang jenis-jenis perikatan

(yang terdiri dari perikatan yang timbul dari

(ditetapkan) undang-undang dan perikatan yang timbul

dari adanya perjanjian), syarat- syarat dan tata cara

pembuatan suatu perjanjian. Khusus untuk bidang per-

dagangan, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang

148 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 160: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

(KUHD) juga dipakai sebagai acuan. Isi KUHD

berkaitan erat dengan KUHPer, khususnya Buku III.

Bisa dikatakan KUHD adalah bagian khusus dari

KUHPer.

- Buku IV, tentang Daluarsa dan Pembuktian.

Mengatur hak dan kewajiban subyek hukum

(khususnya batas atau tenggat waktu) dalam

mempergunakan hak-haknya dalam hukum perdata

dan hal-hal yang berkaitan dengan pembuktian.

Hukum Pidana Indonesia

Dalam literatur Ilmu Hukum dikatakan, berdasarkan isinya,

hukum dapat dibagi menjadi dua, yaitu hukum privat dan

hukum publik. Hukum privat adalah hukum yang mengatur

hubungan orang perorang, sedangkan hukum publik

adalah hukum yang mengatur hubungan antara negara

dan warga negaranya.

Hukum pidana merupakan bagian dari hukum publik.

Hukum pidana terbagi menjadi dua bagian, yaitu hukum

pidana materiil dan hukum pidana formil. Hukum pidana

materiil mengatur tentang penentuan tindak pidana,

149 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 161: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

pelaku tindak pidana, dan pidana (sanksi). Di Indonesia,

pengaturan hukum pidana materiil diatur dalam Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Hukum pidana

formil mengatur tentang pelaksanaan hukum pidana

materiil. Pengaturan hukum pidana formil telah disahkan

melalui UU Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara

Pidana (KUHAP).

Hukum Tata Negara

Hukum tata negara adalah hukum yang mengatur tentang

negara, yaitu antara lain dasar pendirian, struktur

kelembagaan, pembentukan lembaga-lembaga negara,

hubungan hukum (hak dan kewajiban) antarlembaga

negara, wilayah, dan warga negara. Dalam konteks

ketatanegaraan Indonesia, jenis dan hirarki peraturan per-

UU-an terdiri atas:

1. UUD Negara RI Tahun 1945;

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;

3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang;

4. Peraturan Pemerintah;

150 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 162: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

5. Peraturan Presiden;

6. Peraturan Daerah Provinsi; dan

7. Peraturan Daerah Kabupaten atau Kota.

Hukum Tata Usaha (Administrasi) Negara

Hukum tata saha (administrasi) negara adalah hukum yang

mengatur kegiatan administrasi negara. Yaitu hukum yang

mengatur tata pelaksanaan pemerintah dalam

menjalankan tugasnya. Hukum administarasi negara

memiliki kemiripan dengan hukum tata negara.

Kesamaanya terletak dalam hal kebijakan pemerintah.

Dalam hal perbedaan, hukum tata negara lebih mengacu

kepada fungsi konstitusi (hukum dasar) yang digunakan

oleh suatu negara dalam hal pengaturan kebijakan

pemerintah, untuk hukum administrasi negara.

Hukum Islam di Indonesia

Dalam praktik hukum, hukum Islam di Indonesia

sesungguhnya berlaku dan dijalankan oleh umat Islam

dalam konteks-konteks yang spesifik. Hanya saja, hukum

Islam tidak atau belum bisa ditegakkan secara

151 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 163: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

menyeluruh, karena dalam sejumlah hal akan

bertentangan dengan hukum yang berlaku umum. Hukum

Islam berasal dari Al-Quran, sedangkan hukum di

Indonesia berasal dari Pancasila, UUD 1945, dan hukum

warisan Belanda. Dalam hukum Islam, misalnya, berzina

dihukum rajam, sedangkan di Indonesia berzina

hukumannya adalah penjara. Jadi, dalam hukum Islam

sebenarnya tidak mengenal penjara, karena dalam penjara

tidak ada penghapusan dosa sebagai ganti hukuman di

akhirat. Apabila di dunia orang yang bersalah telah

dihukum sesuai syari’at Islam, maka di akhirat orang

tersebut sudah tidak diproses lagi, karena telah diproses

sesuai dengan ketentuan yang ada di dalam kitab suci Al-

Qur'an.

Dalam kehidupan ekonomi dan bisnis, hukum Isam

dan prinsip-prinsip syari’at Islam semakin menjadi trend di

Indonesia. Hal ini antara lain terlihat dalam praktik

lembaga perbankan ditandai dengan munculnya bank-

bank syari’ah, termasuk yang menempel di lembaga

perbankan konvensional. Ditandai pula dengan maraknya

152 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 164: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

lembaga-lembaga keuangan mikro di masyarakat yang

dikelola dengan menggunakan prinsip-prinsip syari’at

Islam.

Setidaknya dalam kurun waktu dua dasa warsa

terakhir, sistem perbankan syari’ah tidaknya hanya

menjadi trend di Indonesia, melainkan juga di banyak

negara lainnya termasuk di Eropa. Bahkan turut pula

digerakkan oleh kalangan non-Muslim.

Pemberantasan Korupsi

Apa itu korupsi? Secara etimologis, korupsi berasal dari

bahasa Latin corruptio yang berarti kerusakan,

pembusukan, kemerosotan, dan penyuapan. Ada

beberapa istilah yang memiliki arti yang sama dengan

korupsi, seperti: corrupt (Inggris) artinya korup, jahat,

buruk; gin moung (Muangthai) artinya makan bangsa;

tanwu (China) berarti keserakahan bernoda; dan

oshoku (Jepang) yang berarti kerja kotor. Corruption,

dalam bahasa Inggris berarti kecurangan.

Berdasarkan makna harfiah, korupsi adalah

keburukan, keburukan, kejahatan, ketidakjujuran,

153 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 165: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

penyimpangan dari kesucian, kata-kata yang bernuansa

menghina atau memfitnah, penyuapan. Dalam bahasa

Indonesia korupsi adalah perbuatan buruk seperti

penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan

sebagainya.

Secara terminologis, korupsi adalah tindakan yang

dilakukan oleh setiap orang yang secara melawan

hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri

atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat

merugikan negara atau perekonomian negara. Di dalam

penjelasan umum UU Nomor 30 Tahun 2002 tentang

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dikatakan, tindak

pidana korupsi di Indonesia sudah meluas di

masyarakat. Perkembangannya terus meningkat dari

tahun ke tahun, baik dari jumlah kasus yang terjadi dan

jumlah kerugian keuangan negara maupun dari segi

kualitas tindak pidana yang dilakukan semakin

sistematis serta lingkupnya yang memasuki seluruh

aspek kehidupan masyarakat. Meningkatnya tindak

pidana korupsi yang tidak terkendali akan membawa

bencana tidak saja terhadap kehidupan perekonomian

154 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 166: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

nasional, juga pada kehidupan berbangsa dan bernegara

pada umumnya. Untuk mencegah dan memberantas

korupsi, maka di awal refomasi terbit Tap MPR Nomor

XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih

dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme; kemudian UU

Nomor 28 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU

Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas UU Nomor

31 tahun Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Kewenangan KPK dalam melakukan penyelidikan,

penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi

meliputi tindak pidana korupsi yang:

- Melibatkan aparat penegak hukum, penyelenggara

negara, dan orang lain yang ada kaitannya dengan

tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh aparat

penegak hukum atau penyelenggara negara;

- Mendapat perhatian yang meresahkan masyarakat;

dan

- Menyangkut kerugian negara paling sedikit Rp

155 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 167: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Sementara itu, pemberantasan tindak pidana korupsi

adalah serangkaian tindakan untuk mencegah dan

memberantas tindak pidana korupsi melalui upaya

koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan, penyidikan,

penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan,

dengan peran serta masyarakat berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Tujuan pembentuk-an

KPK, menurut UU adalah untuk meningkatkan daya guna

dan hasil guna terhadap upaya pemberantasan tindak

pidana korupsi. Dalam konteks itu, tugas dan wewenang

KPK adalah:

- Melakukan koordinasi dengan instansi yang

berwenang melakukan pemberantasan tindak

pidana korupsi;

- Melakukan supervisi terhadap instansi yang

berwenang melakukan pemberantasan tindak

pidana korupsi;

- Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan

penuntutan terhadap tindak pidana korupsi;

156 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 168: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

- Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak

pidana korupsi;

- Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan

pemerintahan negara. Sebab-sebab Korupsi

Banyak faktor penyebab mengapa korupsi terjadi di

republik ini, antara lain: - Korupsi di Indonesia telah menjadi budaya dan

sudah sangat massif di seluruh level pemerintahan; - Rendahnya gaji dan insentif para penyelenggara

negara dan aparatus birokrasi; - Lemah iman dan rendahnya kualitas moral para

penyelenggara negara dan aparatur birokrasi; - Adanya gaya hidup mewah dan hedonistik dari para

penyelenggara negara dan aparatus birokrasi; - Lemah dan buruknya sistem pengaturan anggaran

negara sehingga banyak peluang bagi penyelenggara

negara dan aparatus birokrasi melakukan

penyimpangan atau penyelewengan; - Rendahnya sanksi dan hukuman minimal bagi

pelaku tindak kejahatan korupsi;

157 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 169: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

- Lemahnya penegakan hukum dan mudahnya aparat

penegak hukum dibeli atau disuap;

- Ketidaktegasan dan ketidak-konsistenan rezim

penguasa dalam usaha dan gerakan pem-

berantasan korupsi; dan

- Tidak berjalan dan tidak efektifnya kontrol parlemen

dan partai politik terhadap penyelenggara negara

dan aparatur birokrasi. Bahkan tak jarang lembaga

parlemen dan partai politik menjadi pelaku tindak

kejahatan korupsi itu sendiri.

Strategi Pemberantasan Korupsi

Dapatkah korupsi yang sangat luar biasa di negeri ini

diberantas? Memberantas korupsi bukan sesuatu yang

mustahil, sepanjang ada political will serta usaha yang

sungguh-sungguh, konsisten, dan berkelanjutan dari rezim

penguasa. Memberantas korupsi dapat dilakukan dalam

jangka pendek dan menengah, juga dalam jangka panjang.

Untuk jangka pendek dan menengah, korupsi dapat

diberantas dengan strategi:

158 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 170: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

- Melakukan seleksi ulang secara objektif terhadap

aparat penegak hukum baik di Kepolisian, Kejaksaan,

dan Mahkamah Agung;

- Mengangkat kesejahteraan aparat penegak hukum

hingga ke tingkat yang pantas dan layak; dan

- Memperkuat KPK, antara lain dengan mem-

perbanyak jumlah penyedik baik dari Kepolisian

maupun Kejaksaan.

Untuk jangka panjang, pemberantasan korupsi dapat

dilakukan melalui pendidikan. Artinya, setiap manusia

Indonesia sejak dari masa balita mendapat pendidikan

yang berkarakter. Sejak awal sekali manusia-manusia

Indonesia diajar dan dipraktikkan soal kejujuran,

keterbukaan, keberanian, dan ketulusan. Pada lembaga-

lembaga pendidikan baik formal, nonformal maupun

informal wajib memiliki kurikukum antikorupsi mulai dari

tingkat PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) hingga

perguruan tinggi.

159 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 171: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Hak Asasi Manusia

Perkembangan konsep Hak Asasi Manusia (HAM) sejak

lama, setidaknya sejak abad ke-18, tetapi Perserikatan

Bangsa-Bangsa baru secara resmi menggunakan konsep

HAM pada 25 Juni 1945. Apa itu HAM? James Nickel

(2004), memaknai HAM dalam 8 (delapan) kategori:

1. HAM sebagai kepemilikan;

2. HAM sebagai sesuatu yang universal;

3. HAM diposisikan sebagai norma utama;

4. HAM diposisikan sebagai suatu sistem yang tidak

tergantung pada pengakuan dan otoritas namun

bertuimpu pada norma moral seperti individu,

waktu dan orang tertentu atau berlaku pada semua

orang dan semua situasi HAM;

5. HAM dijadikan sebagai standar evaluasi

masyarakat internasional yang tidak terbatas pada

masalah politik, dan tidak terkait kedaulatan. Posisi

ini kemudian dijadikan sebagai standar kritik

terhadap pelaksanaan HAM negara-negara;

160 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 172: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

6. HAM dianggap norma politik dibanding norma

personal. Dengan posisi itu, rectitude harus

tunduk pada hukum;

7. HAM dianggap sebagai konsep kaidah yang spesifik

sehingga terlihat jelas mana yang menjadi daftar

yang boleh dan tidak boleh bagi pemerintah;

8. HAM dijadikan standar minimal rujukan untuk

mengawal dan mengarahkan proses legislasi,

pembuatan kebijakan serta tindakan pemerintah

agar sesuai dengan aturan-aturan dasar HAM.

Dilihat dari asal usul pertumbuhan-nya, HAM dpat dilihat

dalam dua versi, yakni versi Islam dan versi Eropa. Dalam

konteks masyarakat Islam, HAM sudah berusia cukup tua.

Ia sudah tercantum dalam Piagam Madinah di zaman Nabi

Muhammad SAW, ditandai dengan adanya pengakuan

akan hak-hak serta toleransi akan perbedaan-perbeadaan.

Ilmuwan Islam Abul A’la Maududi (2000), mendefinisikan

HAM sebagai hak setiap orang secara kodrati karena ia

manusia, yang dianungrahkan Allah SWT kepada setiap

161 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 173: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Manusia yang tidak dapat dicabut atau dikurangi oleh

kekuasaan atau badan apa pun. Hak-hak tersebut bersifat

kekal, permanen, dan abadi yang tidak boleh diubah dan

dimodifikasi. Karena itulah HAM memiliki prinsip yang

tegas mengenai persamaan (equality), nondiskriminasi,

tak dapat dibagi (interdependence) dan tanggung jawab

(responsibility), di mana setiap orang, negara dan pihak

lain bertanggung jawab pada pemenuhan HAM. Dalam

vesi Eropa modern (terutama pasca-Perang Dunia II),

mengenal apa yang disebut “hak sipil dan politik” serta

“hak sosial, ekonomi, dan budaya”.

Hak Sipil dan Politik

Hak sipil dan politik ditetapkan oleh Resolusi Majelis

Umum PBB tanggal 16 Desember 1966. Hak sipil dan politik

tergolong non-derogable rights, yakni hak-hak yang tidak

boleh dikurangi atau dibatasi pemenuhan-nya oleh

Negara-negara Pihak. Indonesia telah meratifikasi hak sipil

dan politik dengan penetapan UU Nomor 12 Tahun 2005

tentang Ratifikasi Hak Sipil dan Politik. Di dalam pasal 6

162 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 174: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Kovenan Internasional Hak Sipil dan Politik dikatakan

“setiap manusia berhak atas hak untuk hidup yang

melekat pada dirinya. Hak ini wajib dilindungi oleh

hukum. Tidak seorang pun dapat dirampas hak

hidupnya secara sewenang-wenang”

Di negara-negara yang belum menghapuskan

hukuman mati, putusan hukuman mati hanya dapat

dijatuhkan terhadap beberapa kejahatan yang paling

serius sesuai dengan hukum yang berlaku pada saat

dilakukannya kejahatan tersebut, dan tidak

bertentangan dengan ketentuan Kovenan dan Konvensi

tentang Pencegahan dan Hukum Kejahatan Genosida.

Hukuman ini hanya dapat dilaksanakan atas dasar

keputusan akhir yang dijatuhkan oleh suatu pengadilan

yang berwenang:

a. Apabila suatu perampasan kehidupan merupakan

kejahatan genosida, harus dipahami, bahwa tidak

satu pun dalam pasal ini yang memberikan

kewenangan pada Negara yang menjadi Pihak

dalam Kovenan ini, untuk mengurangi kewajiban

163 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 175: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

apa pun yang telah dibebankan oleh ketentuan

dalam Konvensi tentang Pencegahan dan Hukuman

bagi Kejahatan Genosida;

b. Setiap orang yang telah dijatuhi hukum mati berhak

untuk memohon pengampunan atau penggantian

hukuman.

Amnesti, pengampunan atau penggantian hukuman

mati dapat diberikan dalam semua kasus;

c. Hukuman mati tidak boleh dijatuhkan atas kejahatan

yang dilakukan oleh seseorang di bawah usia

delapan belas tahun dan tidak boleh dilaksanakan

terhadap perempuan yang tengah mengandung;

Tidak ada satu pun dalam pasal ini yang boleh dipakai

untuk menunda atau mencegah penghapusan hukuman

mati oleh Negara yang menjadi Pihak dalam Kovenan ini.

Di dalam pasal 7 Kovenan dikatakan, tidak seorang pun

yang dapat dikenakan penyiksaan atau perlakuan atau

hukuman lain yang keji, tidak manusiawi atau

merendahkan martabat. Pada khususnya, tidak

164 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 176: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

seorang pun dapat dijadikan obyek eksperimen medis atau

ilmiah tanpa persetujuan yang diberikan secara bebas.

Selanjutnya, pada pasal 8 dikatakan:

1. Tidak seorang pun dapat diperbudak; perbudakan

dan perdagangan budak dalam segala bentuknya

harus dilarang;

2. Tidak seorang pun dapat diperhambakan.

3. Tidak seorang pun dapat diwajibkan untuk

melakukan kerja paksa atau kerja wajib.

Pasal 16 menyebutkan, setiap orang berhak untuk diakui

sebagai pribadi di hadapan hukum di mana pun ia berada.

Sedangkan pasal 17 menyebutkan “tidak boleh seorang

pun yang dapat secara sewenang-wenang atau secara

tidak sah dicampuri masalah-masalah pribadi-nya,

keluarganya, rumah atau hubungan surat-menyuratnya,

atau secara tidak sah diserang kehormatan dan nama

baiknya; dan setiap orang berhak atas per-lindungan

hukum terhadap campur tangan atau serangan seperti

tersebut di atas.”

165 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 177: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Pada pasal 18 dikatakan jika setiap orang berhak atas

kebebasan berpikir, keyakinan dan beragama. Hak ini

mencakup kebebasan untuk menetapkan agama atau ke-

percayaan atas pilihannya sendiri, dan kebebasan, baik

secara sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain,

baik di tempat umum atau tertutup, untuk menjalankan

agama dan kepercayaannya dalam kegiatan ibadah,

pentaatan, pengamalan, dan pengajaran. Tidak seorang

pun dapat dipaksa sehingga terganggu kebebasannya

untuk menganut atau menetapkan agama atau

kepercayaannya sesuai dengan pilihannya.

Kebebasan menjalankan dan menentukan agama atau

kepercayaan seseorang hanya dapat dibatasi oleh

ketentuan berdasarkan hukum, dan yang diperlukan untuk

melindungi keamanan, ketertiban, kesehatan, atau moral

masyarakat, atau hak-hak dan kebebasan mendasar orang

lain;

Negara Pihak dalam Kovenan ini berjanji untuk

menghormati kebebasan orang tua dan apabila diakui,

wali hukum yang sah, untuk memastikan bahwa

166 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 178: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

pendidikan agama dan moral bagi anak-anak mereka

sesuai dengan keyakinan mereka sendiri.

Pasal 19 menyebutkan setiap orang berhak untuk

berpendapat tanpa campur tangan; setiap orang berhak

atas kebebasan untuk menyatakan pendapat; hak ini

termasuk kebebasan untuk mencari, menerima dan

memberikan informasi dan pemikiran apapun, terlepas

dari pembatasan-pembatasan secara lisan, tertulis, atau

dalam bentuk cetakan, karya seni atau melalui media lain

sesuai dengan pilihannya;

Pelaksanaan hak-hak yang diicantumkan dalam ayat 2

pasal ini menimbulkan kewajiban dan tanggung jawab

khusus. Oleh karenanya dapat dikenai pembatasan

tertentu, tetapi hal ini hanya dapat dilakukan seesuai

dengan hukum dan sepanjang diperlukan untuk:

- Menghormati hak atau nama baik orang lain; dan

- Melindungi keamanan nasional atau ketertiban

umum atau kesehatan atau moral umum.

167 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 179: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Pasal 20 menyebutkan:

1. Segala propaganda untuk perang harus dilarang oleh

hukum;

2. Segala tindakan yang menganjurkan kebencian atas

dasar kebangsaan, ras atau agama yang merupakan

hasutan untuk melakukan diskriminasi, permusuhan

atau kekerasan harus dilarang oleh hukum;

Pasal 21 menyebutkan:

Hak untuk berkumpul secara damai harus diakui. Tidak ada

pembatasan yang dapat dikenakan terhadap pelaksanaan

hak ini kecuali yang ditentukan sesuai dengan hukum, dan

yang diperlukan dalam suatu masyarakat demokratis

untuk kepentingan keamanan nasional dan keselamatan

publik, atau ketertiban umum, perlindungan terhadap

kesehatan atau moral umum, atau perlindungan atas hak-

hak dan kebebasan-kebebasan orang lain.

168 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 180: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Pasal 22 menyebutkan:

- Setiap orang berhak atas kebebebasan untuk

berserikat dengan orang lain, termasuk hak untuk

membentuk dan bergabung dalam serikat pekerja

untuk melindungi kepentingannya;

- Tidak diperkenankan untuk membatasi pelaksanaan

hak ini, kecuali yang telah diatur oleh hukum, dan yang

diperlukan dalam masyarakat demokratis untuk

kepentingan keamanan nasional dan keselamatan

publik, ketertiban umum, perlindungan kesehatan

dan moral umum, atau perlindungan atas hak dan

kebebasan dari orang lain. Pasal ini tidak boleh

mencegah diberikannya pembatasan yang sah bagi

anggota angkatan bersenjata dan kepolisian dalam

melaksanakan hak ini;

- Tidak ada satu hal pun dalam pasal ini yang

memberikan kewenangan kepada Negara Pihak

Konvensi Organisasi Buruh Internasional tahun 1948

tentang Kebebasan Berserikat dan Perlindungan atas

Hak Berserikat untuk mengambil tindakan legislatif

169 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 181: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

atau menerapkan hukum sedemikian rupa, sehingga

dapat mengurangi jaminan-jaminan yang diberikan

dalam Konvensi tersebut.

Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya

Hak ekonomi, sosial, dan budaya ditetapkan oleh Resolusi

Majelis Umum PBB pada 16 Desember 1966. Hak ekonomi,

sosial, dan budaya tergolong derogable rights, yakni hak-

hak yang boleh dikurangi atau dibatasi pemenuhannya

oleh Negara-negara Pihak. Indonesia telah meratifikasi hak

ekonomi, sosial, dan budaya pada tahun 2005 melalui

penetapan UU Nomor 11 Tahun 2005 tentang Ratifikasi

Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya.

Di dalam pasal 1 ayat (1) dan (2) Kovenan ini

dikatakan:

- Semua bangsa mempunyai hak untuk menentukan

nasib sendiri. Berdasarkan hak tersebut mereka

dapat secara bebas menentukan status politik

mereka dan secara bebas mengejar kemajuan

ekonomi, sosial, dan budaya mereka;

170 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 182: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

- Semua bangsa, untuk tujuan-tujuan mereka sendiri,

dapat secara bebas mengelola kekayaan dan

sumberdaya alam mereka tanpa mengurangi

kewajiban-kewajiban yang timbul dari kerjasama

ekonomi internasional berdasarkan asas saling

menguntungkan dan hukum internasional. Dalam

hal apa pun tidak dibenarkan untuk merampas hak-

hak suatu bangsa atas sumber-sumber peng-

hidupannya sendiri.

Pasal 6 Kovenan Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya

menyebutkan:

1. Negara Pihak dari Kovenan ini mengakui hak atas

pekerjaan, termasuk hak semua orang atas

kesempatan untuk mencari nafkah melalui

pekerjaan yang dipilih atau diterimanya secara

bebas, dan akan mengambil langkah-langkah yang

memadai guna melindungi hak ini;

2. Langkah-langkah yang akan diambil oleh Negara

Pihak pada Kovenan ini untuk mencapai perwujudan

hak ini sepenuhnya, harus meliputi

171 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 183: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

juga bimbingan teknis dan kejuruan serta program-

program pelatihan, kebijakan, dan teknik-teknik

untuk mencapai perkembangan ekonomi, sosial, dan

budaya yang mantap serta lapangan kerja yang

penuh dan produktif, dengan kondisi-kondisi yang

menjamin kebebasan politik dan ekonomi yang

mendasar bagi perorangan.

Pasal 7 menyebutkan bahwa Negara Pihak pada Kovenan

ini mengakui hak setiap orang untuk menikmati kondisi

kerja yang adil dan menguntungkan, dan khususnya

menjamin:

1. Bayaran yang memberikan semua pekerja,

sekurang-kurangnya:

2. Upah yang adil dan imbalan yang sesuai dengan

pekerjaan yang senilai tanpa pembedaan dalam

bentuk apapun, khususnya bagi perempuan yang

harus dijamin kondisi kerja yang tidak lebih rendah

daripada yang dinikmati laki-laki dengan upah yang

sama untuk pekerjaan yang sama.

3. Kehidupan yang layak bagi mereka dan keluarga

172 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 184: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

mereka, sesuai dengan ketentuan-ketentuan

Kovenan ini;

4. Kondisi kerja yang aman dan sehat;

5. Kesempatan yang sama bagi setiap orang untuk

dipromosikan ke jenjang yang lebih tinggi, tanpa

didasari pertimbangan apapun selain senioritas

dan kemampuan.

6. Istirahat, liburan dan pembatasan jam kerja yang

wajar, dan liburan berkala dengan gaji maupun

imbalan-imbalan lain pada hari libur umum.

Pasal 8 menyebutkan:1. Negara Pihak pada Kovenan ini

berjanji untuk menjamin:a. hak setiap orang untuk

membentuk serikat pekerja dan bergabung dalam serikat

pekerja pilihannya sendiri, berdasarkan peraturan

organisasi yang bersangkutan, demi memajukan dan

melindungi kepentingan ekonomi dan sosialnya.

Pembatasan dalam pelaksanaan hak ini tidak di-

perbolehkan kecuali yang ditentukan hukum, dan yang

diperlukan dalam suatu masyarakat demokratis demi

kepentingan keamanan nasional atau ketertiban umum,

173 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 185: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

atau untuk perlindungan hak-hak dan kebebasan-

kebebasan orang lain;

- Hak setiap pekerja untuk membentuk federasi-

federasi atau konfederasi-konfederasi nasional dan

hak konfederasi nasional untuk membentuk atau

bergabung dengan organisasi serikat pekerja

internasional;

- Hak serikat pekerja untuk bertindak secara bebas,

yang tidak dapat dikenai pembatasan-pembatasan

apa pun selain yang ditentukan oleh hukum, dan

yang diperlukan dalam suatu masyarakat

demokratis untuk kepentingan keamanan nasional

atau ketertiban umum, atau untuk perlindungan

hak-hak dan kebebasan-kebebasan orang lain;

- Hak untuk melakukan pemogokan, asalkan

pelaksanaannya sesuai dengan hukum negara yang

bersangkutan;

- Pasal ini tidak menghalangi dikenakannya

pembatasan-pembatasan yang sah dalam

pelaksanaan hak-hak tersebut di atas, oleh

174 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 186: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

anggota-anggota angkatan bersenjata atau

kepolisian atau penyelenggara suatu Negara.

- Tidak ada satupun dalam Pasal ini yang memberi

kewenangan pada Negara-Negara Pihak dalam

"Konvensi Internasional Organisasi Perburuhan

Inter- nasional tahun 1948 tentang Kebebasan

Berserikat dan Perlindungan Hak Berserikat" untuk

mengambil langkah legislatif atau menerapkan

hukum apa pun sedemikian rupa yang akan

mengurangi jaminan-jaminan yang telah diberikan

Konvensi itu.

Pasal 11 menyebutkan:

Negara Pihak pada Kovenan ini mengakui hak setiap orang

atas standar kehidupan yang layak baginya dan

keluarganya, termasuk pangan, sandang dan perumahan,

dan atas perbaikan kondisi hidup terus menerus. Negara

Pihak akan mengambil langkah-langkah yang memadai

untuk menjamin perwujudan hak ini dengan mengakui arti

penting kerjasama internasional yang berdasarkan

kesepakatan sukarela; Negara Pihak pada Kovenan ini,

175 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 187: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

dengan mengakui hak mendasar dari setiap orang untuk

bebas dari kelaparan, baik secara individual maupun

melalui kerjasama internasional, harus mengambil

langkah-langkah termasuk program-program khusus yang

diperlukan untuk:

a. Meningkatkan cara-cara produksi, konservasi dan

distribusi pangan, dengan sepenuhnya me-

manfaatkan pengetahuan teknik dan ilmu

pengetahuan, melalui penyebarluasan penge-tahuan

tentang asas-asas ilmu gizi, dan dengan mengembang-

kan atau memperbaiki sistem pertanian sedemikian

rupa, sehingga mencapai suatu perkembangan dan

pemanfaatan sumberdaya alam yang efisien;

b. Memastikan distribusi pasokan pangan dunia yang

adil yang sesuai kebutuhan, dengan mem-

perhitungkan masalah-masalah negara-negara

pengimpor dan pengekspor pangan.

176 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 188: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Pasal 13 menyebutkan:

1. Negara-negara Pihak pada Kovenan ini mengakui hak

setiap orang atas pendidikan. Mereka menyetujui

bahwa pendidikan harus diarahkan pada

perkembangan kepribadian manusia seutuhnya dan

kesadaran akan harga dirinya, dan memperkuat

penghormatan atas hak-hak asasi dan kebebasan

manusia yang mendasar. Mereka selanjutnya setuju

bahwa pendidikan harus memungkinkan semua

orang untuk berpartisipasi secara efektif dalam

suatu masyarakat yang bebas, meningkatkan rasa

pengertian, toleransi serta persahabatan antar

semua bangsa dan semua kelompok, ras, etnis atau

agama, dan lebih memajukan kegiatan-kegiatan PBB

untuk me-melihara perdamaian.

2. Negara Pihak dalam Kovenan ini mengakui bahwa

untuk mengupayakan hak tersebut secara penuh:

3. Pendidikan dasar harus diwajibkan dan tersedia

secara cuma-cuma bagi semua orang;

177 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 189: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

4. Pendidikan lanjutan dalam berbagai bentuknya,

termasuk pendidikan teknik dan kejuruan tingkat

lanjutan pada umumnya, harus tersedia dan terbuka

bagi semua orang dengan segala cara yang layak, dan

khususnya melalui pengadaan pendidikan cuma-cuma

secara bertahap; 5. Pendidikan tinggi juga harus tersedia bagi semua orang

secara merata atas dasar kemampuan, dengan segala

cara yang layak, khususnya melalui pengadaan

pendidikan cuma-cuma secara bertahap; 6. Pendidikan mendasar harus sedapat mungkin didorong

atau ditingkatkan bagi orang-orang yang belum menda-

patkan atau belum menyelesaikan pendidikan dasar

mereka; 7. Pengembangan suatu sistem sekolah pada semua

tingkatan harus secara aktif diupayakan, suatu sistem

beasiswa yang memadai harus dibentuk dan kondisi-

kondisi materiil staf pengajar harus terus menerus

diperbaiki.

178 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 190: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Negara Pihak pada Kovenan ini berjanji untuk

menghormati kebebasan orang tua dan wali yang sah, bila

ada, untuk memilih sekolah bagi anak-anak mereka selain

yang didirikan oleh lembaga pemerintah, sepanjang

memenuhi standar minimal pendidkan sebagaimana

ditetapkan atau disetujui oleh negara yang bersangkutan,

dan untuk memastikan bahwa pendidikan agama dan

moral anak-anak mereka sesuai dengan keyakinan mereka.

Tidak satu pun ketentuan dalam Pasal ini yang dapat

ditafsirkan sebagai pembenaran untuk mencampuri

kebebasan individu dan badan-badan untuk mendirikan

dan mengurus lembaga-lembaga pendidikan sepanjang

prinsip-prinsip yang dikemukakan ayat 1 pasal ini selalu

diindahkan, dan dengan syarat bahwa pendidikan yang

diberikan dalam lembaga-lembaga itu me-menuhi standar

minimum yang ditetapkan oleh negara.

Pasal 14 menyebutkan bahwa setiap Negara Pihak pada

Kovenan ini yang pada saat menjadi Pihak belum mampu

menyelenggarakan wajib belajar tingkat dasar secara

179 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 191: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

cuma-cuma di wilayah perkotaan atau wilayah lain di

bawah yurisdiksinya, harus berusaha dalam jangka waktu

dua tahun, untuk menyusun dan menetapkan rencana

kegiatan rinci untuk diterapkan secara progresif, dan

dalam beberapa tahun yang layak harus melaksanakan

prinsip wajib belajar dengan cuma-cuma bagi semua

orang, yang harus dimasukkan dalam rencana kegiatan

tersebut.

Pasal 15 menyebutkan:

- Negara-negara Pihak pada Kovenan ini mengakui

hak setiap orang:

- Untuk berpartisipasi dalam kehidupan budaya;

- Untuk menikmati manfaat dari kemajuan ilmu

penge-tahuan dan penerapannya;

- Untuk memperoleh manfaat dari perlindungan

atas kepentingan moral dan material yang timbul

dari karya ilmiah, sastra atau seni yang telah

diciptakannya.

180 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 192: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Langkah-langkah yang harus diambil oleh Negara

Pihak pada Kovenan ini untuk mencapai perwujudan

sepenuhnya dari hak ini, harus meliputi pula langkah-

langkah yang diperlukan guna melestarikan,

mengembangkan dan menyebarkan ilmu pengetahuan

dan kebudayaan. Negara Pihak pada Kovenan ini berjanji

untuk menghormati kebebasan yang mutlak diperlukan

untuk penelitian ilmiah dan kegiatan yang kreatif. Negara

Pihak pada Kovenanini mengakui manfaat yang akan

diperoleh dari pemajuan dan pengembangan hubungan

dan kerjasama internasional di bidang ilmu pengetahuan

dan kebudayaan.

HAM dalam Perspektif UUD 1945

UUD 1945 memiliki komitmen kuat terhadap hak asasi

manusia. HAM di dalam UUD 1945 dapat diklasifikasikan

menjadi empat kelompok, yaitu: (1) hak sipil dan politik;

(2) hak ekonomi, sosial, dan budaya; (3) hak atas

pembangunan dan hak khusus lain; serta (4) tanggung

jawab negara dan kewajiban asasi manusia. Selain itu,

terdapat hak yang dikategorikan sebagai hak yang tidak

181 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 193: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

dapat dikurangi dalam keadaan apa pun (non- derogable

rights) yang meliputi hak untuk hidup, hak untuk tidak

disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak

beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui

sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak

dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut.

Dalam konteks hak sipil dan politik, misalnya,

komitmen UUD 1945 terlihat pada pasal-pasal:

Pasal 28A dan pasal 28I ayat (1) hak untuk hidup;

Pasal 28D ayat (1) hak atas pengakuan, jaminan,

per-lindungan, dan kepastian hukum yang adil

serta perlakuan yang sama di hadapan hukum;

Pasal 28D ayat (3) hak atas kesempatan sama

dalam pemerintahan;

Pasal 28D ayat (4) dan pasal 28E ayat (1) hak atas

status kewarganegaraan dan hak berpindah;

Pasal 28E ayat (1) dan pasal 28I ayat (1) hak

kebebasan beragama;

Pasal 28E ayat (2) dan pasal 28I ayat (1) hak atas

kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pi-

182 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 194: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

kiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya;

Pasal 28E ayat (3) hak atas kebebasan berserikat,

berkumpul, dan mengeluarkan pendapat Pasal 28F hak untuk berkomunikasi dan

memperoleh informasi; Pasal 28G ayat (1) hak atas rasa aman dan bebas

dari ancaman; Pasal 28G ayat (2) dan 28I ayat (1) hak bebas dari

penyiksaan; Pasal 28G ayat (2) hak memperoleh suaka politik; Pasal 28I ayat (1) hak untuk tidak diperbudak;

Pasal 28I ayat (1) hak untuk diakui sebagai pribadi

di hadapan hukum; Pasal 28I ayat (1) hak untuk tidak dituntut atas

dasar hukum yang berlaku surut; Pasal 28I ayat (2) hak untuk tidak diperlakukan

diskriminatif.

183 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 195: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi

Tentang Penulis

184 | Indonesia Dalam Berbagai Perspektif

Page 196: opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/unhan-ebook/assets/uploads/files/69046-buku...Tidak hanya itu, keragaman etnik, budaya, agama, turut menghiasi perbedaan pendapat yang menghiasi