sistem informasi tni -...

158
SISTEM INFORMASI TNI DALAM RANGKA INTEROPERABILITY DATA LINK PERTAHANAN NEGARA

Upload: hoangnguyet

Post on 03-Mar-2019

264 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

SISTEM INFORMASI TNI

DALAM RANGKA INTEROPERABILITY DATA LINK

PERTAHANAN NEGARA

Page 2: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang
Page 3: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

SISTEM INFORMASI TNI

DALAM RANGKA INTEROPERABILITY DATA LINK

PERTAHANAN NEGARA

Penyunting

Dr. Ir. SUPARTONO, MM

Kata Pengantar Rektor Universitas Pertahanan

Letjen TNI Dr. I Wayan Midhio, M.Phil

Universitas Pertahanan

Bogor 2017

Page 4: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

SISTEM INFORMASI TNI DALAM RANGKA INTEROPERABILITY DATA LINK

PERTAHANAN NEGARA

Penyunting

Dr. Ir. SUPARTONO, MM

[email protected]

mobile : 08161444483

ISBN: 9-786027-499959

Hal 141 halaman

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

Cetak Pertama, Oktober 2017

Diterbitkan Oleh UNIVERSITAS PERTAHANAN

Bogor, Oktober 2017

Kawasan IPSC Sentul Bogor Indonesia 16730

Website: www.idu.ac.id

Page 5: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Kata Pengantar Rektor Universitas Per tahanan

KATA PENGANTAR

REKTOR UNIVERSITAS PERTAHANAN

Implementasi Sistem Informasi Pertahanan Negara merupakan salah

satu sistem yang perlu dikembangkan dalam penyelenggaraan pertahanan

negara yang akuntabel. Sistem ini sangat diperlukan untuk dipergunakan

dalam kaitannya dengan pertahanan negara, sebagai alat bantu utama

proses pengambilan keputusan dalam pengelolaan pertahanan negara

yang akuntabel. Sistem informasi ini sifatnya federasi atau satu kesatuan

dan tidak dapat berdiri sendiri. Selain itu sistem ini harus merupakan

suatu sistem yang terintegrasi dan menjadi bagian dari sistem informasi

nasional. Sistem informasi TNI sebagai bagian dari sistem informasi

pertahanan negara di bangun dan dikembangkan oleh Kementerian

Pertahanan mengarah pada suatu sistem berbasis design, yaitu membangun

dan memperkaya suatu sistem berbasis teknologi informasi. Sistem ini

juga memberikan layanan data dan informasi dalam rangka mendukung

penyelenggaraan pertahanan negara yang meliputi layanan internal untuk

tercapainya tujuan reformasi birokrasi menuju ke pemerintahan yang baik,

dan layanan publik di lingkungan Kemhan dan TNI.

Secara lebih spesifik sistem informasi TNI yang merupakan bagian

dari interoperability data linkpertahanan negara akan mengatur pola

komunikasi antar Pusat Komando Pengendalian (Puskodal) matra TNI

menggunakan saluran yang berbeda, sehingga penyampaian pesan dan

v

Page 6: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

informasi mengalami tantangan pada standarisasi. Langkah ini penting

dilakukan mengingat jajaran Komando Utama TNI masih memiliki sistem

komunikasi dengan jenis yang berbeda-beda dan menjadi masalah dalam

hal interoperability antar sistem komunikasi. Interoperability menjadi kata

yang kerap mudah diucapkan dalam dunia militerdanmerupakansalahsatu

Indikator kemajuan militer suatu negara.

Namun faktanya, mewujudkan interoperability merupakan sebuah

tantangan besar, terlebih bila sedari awal perangkat yang digunakan berasal

dari beberapa macamtehnologi yang berbeda. Hal inilah yang menjadi

pekerjaan rumah bagi TNI untuk bisa dicarikan solusinya. Melalui karya

ilmiah ini, akan dirumuskan solusi interoperability dan data link yang terbaik

untuk dapat diadopsi oleh ketiga matra TNI AD, TNI AL, dan TNI AU.

Selama ini interoperability masih menjadi masalah yang cukup signifikan

bagi operasional TNI. Salah satu faktornya karena penggunaan beberapa

perangkat (jaringan komunikasi) yang berbeda antarsatuan, sehingga

menjadi persoalan dalam lingkup Komando dan Pengendalian (Kodal).

Dengan teknologi informasi yang sudah berkembang dewasa ini,

maka integrasi sistem informasi harus meningkat ke tahap berikutnya

yaitu interoperability sistem informasi. Di negara-negara yang sudah maju,

konsep interoperability bahkan sudah pada tahap composability. Demikian pula

Interoperability sistem informasi harus selaras dengan sistem informasi yang

dikembangkan Kemeninfo RI, agar compatible dalam tataran system of system

dan familiy of system. Inilah urgensi pokok dalam pengembangan sistem dan

teknologi informasi terpadu guna terwujudnya strategi pertahanan negara

yang kuat, efektif dan efisien.

Buku tentang Sistem Informasi TNI bertujuan mendorong terwujudnya

interoperabilitas data link pertahanan yang diterbitkan oleh Universitas

Pertahanan (Unhan), perlu dibaca dan disimak oleh Mahasiswa Unhan

dan pihak-pihak yang membutuhkan informasi tambahan tentang upaya

untuk membangun interoperability komunikasi TNI. Dalam prakteknya,

sistem ini telah dilakukan pada Operasi Gabungan (Opsgab) TNI yang

telah dituangkan dalam Permenhan No. 38 Tahun 2011, tentang Kebijakan

Sistem Informasi Pertahanan Negara. Kepada Penyunting buku, Laksamana

vi Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

Page 7: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Muda TNI Dr. Ir. Supartono, MM, dan tim peneliti dari LP2M Unhan, saya

sampaikan penghargaan atas hasil karya ilmiahnya yang dapat diterbitkan

dalam bentuk buku dan dapat dibaca oleh masyarakat luas.

Sekian dan Terima kasih.

Bogor, Oktober 2017

Rektor UniversitasPertahanan,

Dr. I Wayan Midhio, M.Phil

LetnanJenderal TNI

Kata Pengantar Rektor Universitas Per tahanan vii

Page 8: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

[Halaman ini sengaja dikosongkan]

Page 9: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

ix Kata Pengantar Penyunting

KATA PENGANTAR PENYUNTING

Syukur Alhamdulillah, penulisan Buku denganjudul “Sistem Informasi

TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

merupakan gabungan dari Laporan Hasil Penelitian tentang Sistem

Informasi TNI AD, TNI AL dan TNI AU dalam rangka Interoperability Data

Link Pertahanan Negara, dapat diselesaikan tepat waktu.

Kelancaran penulisan buku iniberkatdukungan dari banyak pihak yang

tidak mungkin bisa kami sebutkan satu persatu. Sungguhpun demikian,

pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih secara

khusus kepada Bapak Rektor Universitas Pertahanan, yang telah bersedia

memberikan kata pengantar pada Buku ini. Ucapan terima kasih juga perlu

kami sampaikan kepada para peneliti, Dekan, Ketua LP2M, Ketua LP3M,

Kapus Perbatasan, Kaprodi AW dan Staf Universitas Pertahanan. Kami juga

mengucapkan terima kasih kepada para senior di Kementerian Pertahanan,

Markas Besar TNI AD, Markas BesarTNI AL dan Markas Besar TNI AU,

serta pihak eksternal yang telah mendukung secara langsung maupun tidak

langsung atas terbitnya buku ini. Sungguhpun demikian, semua kesalahan

yang terdapat pada Buku ini menjadi tanggung jawab penulis.

Kami menyadari Buku ini masih banyak kekurangan, untuk itu dengan

tangan terbuka kami selalu menunggu masukan dari pihak-pihak yang

berkepentingan dalam rangka kebaikan bersama. Penerbitan Buku ini

Page 10: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

tidak akan berarti kalau hanya bersifat dokumentasi semata, tapi proses

dialektika menuju arah yang lebih baik. Karena sebagian dari peneliti

yang memberikan kontribusi pada penerbitan buku ini adalah sama, maka

pengulangan kalimat pada setiap Bab tidak bisa dihindari, walaupun

penyunting sudah berusaha meminimalkan pengulangan tersebut.

Demikian yang dapat kami sampaikan, sekali lagi terima kasih kepada

semua pihak dan mohon maaf segala kekurangan.

Universitas Pertahanan,

10 November 2017

Dr. Ir. Supartono, MM

Laksamana Muda TNI

x Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

Page 11: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

xi Daftar Isi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS

PERTAHANAN v

KATA PENGANTAR PENYUNTING ix

DAFTAR ISI xi

BAB 1 SISTEM INFORMASI TNI AD DALAM RANGKA

INTEROPERABILITY DATA LINK

PERTAHANAN NEGARA 1

1.1 Pendahuluan 1

1.2 Literatu dan Pengembangan Teori 3

1.3 Metode Penelitian 6

1.4 Hasil Penelitan dan Pembahasan 9

1.5 Kesimpulan dan Saran 14

1.5.1 Kesimpulan 14

1.5.2 Saran 16

BAB 2 SISTEM INFORMASI TNI AL DALAM RANGKA

INTEROPERABILITY DATA LINK

PERTAHANAN NEGARA 23

2.1 Pendahuluan 23

2.2 Rumusan Masalah 26

Page 12: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

2.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 29

2.4 Kerangka Teori dan Tujuan Pustaka 30

2.4.1 Model Perang Informasi

(Information Warfare)

31

2.4.2 C4ISR/K4IPP Pertahanan Negara 35

2.5 Keunggulan Informasi dan OODA 40

2.6 Metodologi Penelitian 43

2.6.1 Metode Pendekatan Rapid Application

Development (RAD)

45

2.6.2 Subjek Penelitian 49

2.6.3 Objek Penelitian 50

2.6.4 Teknik Pengumpulan data 51

2.6.5 Pelaporan 51

2.7 Hasil Penelitian dan Pembahasan 52

2.7.1 Doktrin TNI AL Eka Sasana Jaya 50

2.7.2 Sistem Komunikasi Satelit TNI AL 56

2.7.3 Radar Pantai sebagai alat Pendeteksi

Lalu Lintas Kapal Laut

57

2.8 Pembahasan 66

2.8.1 Doktrin TNI sebagai dasar Pengembangan

Doktrin TNI AL

66

2.8.2 Interoperabilitas sebagai Kapabilitas

dalam Perang Informasi

72

2.8.3 Perang Cyber salah satu Jenis

Operasi Informasi

73

2.8.4 KODIM P5 sebagai Kapabilitas

Perang Informasi

73

2.9 Kesimpulan dan Saran 76

2.9.1 Kesimpulan 76

2.9.2 Saran 77

xii Sistem Informasi Tni Dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

Page 13: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

BAB 3 SISTEM INFORMASI TNI AU DALAM RANGKA

INTEROPERABILITY DATA LINK

PERTAHANAN NEGARA 85

3.1 Pendahuluan 85

3.2 Rumusan Masalah 88

3.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 91

3.4 Tinjauan Pustaka 91

3.4.1 Model Perang Informasi

(Information Warfare) 93

3.4.2 Sistem Informasi 95

3.4.3 Interoperability 95

3.5 Metode Penelitian 105

3.5.1 Subjek Penelitian 105

3.5.2 Objek Penelitian 106

3.5.3 Metode Analisis 106

3.5.4 Pelaporan 106

3.6 Hasil Penelitian dan Pembahasan 108

3.6.1 TNI AU Menjaga Kedaulatan di Udara 108

3.6.2 Disinfolahtaau Sebagai Pioner

Sistem Informasi TNI AU 111

3.6.3 Dispenau sebagai Pusat Informasi Publik

TNI AU 120

3.7 Grand Design Interoperabality Kodal

TNI AU dan Pertahanan Negara 123

3.8 Kesimpulan dan Saran 130

3.8.1 Kesimpulan 130

3.8.2 Saran 132

BIODATA PENULIS 139

Daftar Isi xiii

Page 14: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

[Halaman ini sengaja dikosongkan]

Page 15: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

xv Daftar Isi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Observe, Orientation,

Decition dan Action (OODA)

4

Gambar 1.2 Kodal kalau merujuk Model Lawson 6

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Pertahanan Cyber 21

Gambar 2.2 Model Perang Informasi 34

Gambar 2.3 Kerangka Pengembangan C4ISR 40

Gambar 2.4 Siklus Informasi Observe, Orientation,

Decition dan Action (OODA)

41

Gambar 2.5 Model Pengembangan RAD 45

Gambar 2.6 Sistem Integrasi dalam Cara Kerja

Radar Pantai

58

Gambar 2.7 Prinsip kerja Echo 59

Gambar 2.8 Efek Doppler 59

Gambar 2.9 Skema Cara Kerja Radar 60

Gambar 2.10 Antena Radar 63

Gambar 2.11 Instalasi Radar Pantai 67

Gambar 2.12 Radar Pantai di Monitor 67

Gambar 2.13 Sistem Komunikasi Data Link 69

Page 16: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

xvi Sistem Informasi Tni Dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

Gambar 2.14 Model OSI Data Link 71

Gambar 2.15 Hubungan Kapabilitas,

Operasi dan Keputusan 73

Gambar 3.1 Jaringan Data Antar Angkatan 96

Gambar 3.2 Data Link Antar Satuan dalam Internal

Angkatan 96

Gambar 3.3 Pola Interoperatibilitas Sebagai

Strategi dan Taktis 97

Gambar 3.4 Teori Interoperability 102

Gambar 3.5 Skema Grand Research Sistem Informasi

Pertahanan Negara 107

Gambar 3.6 Grand Design Sistem Komunikasi dan Informasi TNI AU 125

Gambar 3.7 Blok Diagram Comand and Control System 125

Gambar 3.8 Blok Diagram Intelligent and Information

System 126

Gambar 3.9 Wall Display System 127

Gambar 3.10 Sistem Memaksa Berbicara Cerdas Tentang Input,

Proses Output dan Umpan Balik 129

Page 17: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

1 Bab 1 | Sistem Informasi TNI AD dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

Bab 1

SISTEM INFORMASI TNI AD DALAM RANGKA INTEROPERABILITY DATA LINK PERTAHANAN

NEGARA

Dr. I Gede Sumerta, Dr. Supartono, Dr. Moh. Halkis dan Dr. Tri Yoga B.S.

1.1 Pendahuluan

Upaya untuk membangun Interoperability komunikasi dalam jajaran

TNI telah dilakukan pada Operasi Gabungan (Opsgab) TNI. Kegiatan ini

untuk menciptakan satu kesatuan komando, kendali dan koordinasi antar

satuan yang terlibat dalam operasi dan terlaksananya proses perencanaan

komunikasi pada Opsgab TNI secara lengkap, terinci, terkendali dan

terkoordinasi. Secara permanen Menhan RI telah menetapkan Peraturan

Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 Tentang

Kebijakan Sistem Informasi Pertahanan Negara.

Dalam prakteknya sulit dilaksanakan, bahkan selama penelitian

berlansung tahun 2016 peneliti belum menemukan TNI Angkatan

Darat menggunakan Permen ini dalam membuat keputusan pengaturan

pengendalian informen Nomor 38 Tahun 2011 tersebut adalah upaya untuk

mengintegrasikan sistem informasi lingkungan Kementerian Pertahanan

termasuk Mabes TNI AD. Upaya tersebut merupakan langkah strategis

dalam bidang penguasaan data informasi dalam mendukung Keputusan

Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), termasuk sampai pada level Panglima

TNI dan Presiden. Langkah langkah seperti ini menurut Stuart H. Starr

akan mendapatkan tantangan yang serius karena perbedaan konsep operasi

Page 18: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

2 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

dan budaya manajemen tiap bagian, untuk itu interoperabilitas merupakan

upaya yang perlu dilakukan terus menerus.1

Interoperability bukan hanya teknis sambung-putus jaringan data, tapi

interoperability menggambarkan strategi dan capability. Generasi ke-empat

perang yang didominasi oleh virtual reality, Michel Foucault menggambarkan

tidak ada sistem yang dapat berlaku tunggal, tidak ada yang dapat melaku

menyatukan seluruh bagian-bagian, tapi system by system. Kalau suatu zaman

“kebenaran dan kekuasaan” menjadi domain wakil tuhan di muka bumi, dialah

sang raja, kemudian negara sang subjek dalam era perang generasi kedua,

dan ketiga berubah menjadi “kekuasaan yang tersebar ada dimana-mana,

dan teknologi informasi menjadi penentu”. Saat ini tidak hanya penguasaaan

teknologi komunikasi, tapi epistemik publik mencair menjadi kekuatan non-

state perlu menjadi perhatian serius bagi aparat penyelenggara negara.

Bagaimanapun, wadah kehidupan bersama adalah negara harus

diselamatkan. Kekuasaan bisa terbagi, namun sistem terus bekerja dalam

membangun interaksi dalam suatu kesatuan untuk itu manajemen

sistem informasi merupakan sesuatu yang sangat vital dalam pengelolaan

Pertahanan Negara. Menurut Sun Tzu,“ jika anda tidak tahu dengan

informasi kekuatan mu, dan tidak tahu dengan dengan kekuatan lawan,

maka anda kalah setiap kali pertempuran. Kalau anda tahu dengan

kemampuan pasukan anda, dan tidak tahu dengan kekuatan lawan, maka

perang memungkinkan akan berimbang. Namun jika anda tahu dengan

kekuatan sendiri dan tidak tahu juga dengan kekuatan lawan, maka pasukan

anda akan menang setiap pertempuran.

Melihat teori informasi yang dikemukan Sun Tzu ini sesungguhnya

negara harus mampu memiliki bank data tetang kekuatan sendiri dan

kekuatan lawan. Penguasaan informasi sangat menentukan menang dan

kalahnya sebuah pertempuran, karena pengetahuan atau seseorang menjadi

“tahu” terkait dengan informasi. Karena dengan informasi strategi, taktik

dan teknik operasional dibangun. Untuk itu intelijen menjadi penjuru

paling depan dalam pertempuran. Tugas intelijen tidak hanya mendapatkan

1Starr, Stuart H., The Challenges Associated with Achieving Interoperability in Support of Net- Centric Operations, Barcroft Research Institute Falls Church, VA 22041 http:// dodccrp.org/events/10th ICCRTS/CD/papers/093.pdf, 2016

Page 19: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 1 | Sistem Informasi TNI AD dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 3

data dan informasi lawan tapi juga mengamankan data dan informasi-

informasi sendiri, apabila informasi kategori rahasia jatuh ketangan lawan

maka perang akan dimenangkan pihak lawan. Akan tetapi, sekalipun data

militer bersifat rahasia para pencari informasi tidak hanya intelijen tapi juga

para wartawan bersifat terbuka perlu konsumsi informasi militer sehingga

peran Pusat Penerangan militer menjadi penting.

Pentingnya informasi juga terlihat dari pesan yang diungkapkan oleh

Cosmo dalam film “Sneakers”, “There is a war out there,old friend-a World War.

And it’s not about whose got the most bullets; It’s about who controls the information.

” Film yang muncul setelah perang dingin ini usai (tahun 1992) seolah-olah

menafikan persenjataan bersifat fisik. Pertarungan bergeser dari pengamanan

informasi menjadi kontrol terhadap informasi. Dunia media masa sangat

berperan dalam menentukan, cara pemberitaan, media apa, kapan sebuah

informasi disampaikan, kapan harus dihentikan dan sebagainya. Pola

pengelolaan informasi demikian sangat berpengaruh terhadap situasi politik,

ekonomi dan perdagangan global. Perang Timur Tengah diawali dengan

terbukanya informasi, kecurangan pelaku kekuasaan, kebencian rakyat

tersebar akhinya terjadi revolusi dengan alas an demokrasi dan HAM. Karena

terdapat indikasi keterlibatan Negara asing, maka fenomena tersebut masuk

dalam konsep informations warfare, sistem informasi tanpa batas Negara.

1.2 Literatur dan Pengembangan Teori

Secara umum manusia menerima informasi 83 persen berasal dari

media publik terutama internet, televise, koran, majalah, jurnal dan radio.2

Hanya sedikit yang diterima melalui jaringan khusus, bahkan laporan-

laporan dari agen khusus juga sering terlambat jika dibandingkan dengan

informasi dari media elektonik, terutama internet on line dan televisi.

Informasi yang diterima oleh Pimpinan TNI sebelum membuat keputusan

memang tidak hanya dari media publik tapi dari staf intelijen dan staf

khusus dan staf-staf lain. Penjelasan terdahulu terkait dengan sistem

informasi dan upaya keunggulan informasi TNI antara lain ditulis oleh

Iwan Kustiyawan dan Arwin DWS.

2http://repository. ipb. ac. id/handle/123456789/64794?show=full

Page 20: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

4 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

Menurut Iwan Kustiyawan, TNI saat ini perlu merubah doktrin agar

dapat menafaatkan teknologi dalam merebut keunggulan informasi,

diantaranya melalui konsep Revolution Military Affair (RMA). Didasari

atas teori Asymmetric Warfare, kelihatannya kemenangan perang tidak lagi

ditentukan factor-faktor yang pasti, maka upaya merebut keunggulan

informasi dilakukan melalui prinsip Network Centic Warfare, yaitu:

merencanakan, membangun dan mengembangkan jaringan sesuai dengan

tuntutan kebutuhan operasional sistem, sehingga memiliki kekuatan yang

akan meningkatkan kemampuan sharing informasi, kerja sama informasi/

kolaborasi, dan meningkatkan efektivitas misi secara dramatis. 3

Kemudian Arwin DWS sesungguhnya fokus masalah doktrin Operasi

Informasi TNI AU yang tidak implementatif, namun relevan bagi TNI AD.

Arwin mengajukan pola tersendiri untuk merangkai elemen-elemen yang

dimiliki TNI AU menjadi sebuah sistem informasi. Arwin DWS membuat

formulasi siklus informasi mulai dari input data, proses dan ouput secara

terpadu, yang disebut Observe, Orientation, Decition dan Action (OODA)4;

Gambar 1.1 Observe, Orientation, Decition dan Action (OODA)

3Disampaiakan pada acara :“Sarasehan Informatika TNI AL 2009”25 Juni 2009,

Auditorium Denma Mabesal, Cilangkap, Jakarta Timur. 4Lihat Arwin D. W. Sumari dan Adang S. Ahmad, Information Fusion System

FIR Supproting Decition Making (a Case Study on Military Operantion, ITB Journal of Information and Communication Technology (J. ICT), Vol. 2, No. 1, May, 2008

Page 21: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 1 | Sistem Informasi TNI AD dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 5

Menurut peneliti, kerangka kerja ini sangat bagus dalam menyusun

kerangka kerja dalam suatu sistem secara linear. Akan tetapi kalau melihat

hubungan data menjadi data base terjadi loncatan, karena pada saat ini

terjadi reduksi data. Artinya tidak semua data masuk ke data base. Like

and dislike operator misalnya sangat menentukan, atau arahan pimpinan

data yang masuk cukup ini dan itu sehingga terjadi kekacauan reduksional.

Apabila peralatan yang bagus namun tidak dibarengi dengan sumber daya

yang diharapkan, maka perlatan mahal menjadi sia-sia.

Untuk mengatasi ini harus ada perubahan mind set, atau cara pandang

bersama tentang keunggulan informasi. Standar data yang masuk dan itu

sangat dipengaruhi oleh otoritas pimpinan dan bawahan pun menyesuaikan

dengan selera pimpinan. Akan tetapi, walau bagaimanapun juga proses

tetap harus jalan, maka sebuah konsep hanya bisa diuji oleh waktu.

Kemudian Eitan Altman dalam tulisannya berjudul “Information Theory:

New Challenges and New Interdisciplinary Tools” dengan menggunakan teori

permainan (Game Theory) menunjukan hubungan ketidak teraturan satu dengan

yang lain pola tersendiri walaupun digerakkan secara bebas. Artinya sesuatu

yang bekerja menurut dirinya sendiri akan menghasilkan pola sendiri. 5

Operasi-operasi informasi pada dasarnya terbagi dua, operasi informasi

depensif dan opersai informasi opensif. Operasi informasi depensif

merupakan kesiapan sistem untuk mengamankan informasi sendiri dari

upaya musuh untuk merusak, mengganti,mencuri atau dengan cara lain

yang dapat mengganggu keputusan komando. Sedangkan operasi opensif

bersifat menyerang, atau berupaya untuk mendapatkan informasi tentang

lawan dengan cara-cara yang aman dari pengetahuan musuh, namun

mendapatkan informasi yang objektif, cepat, akurat dan dibutuhkan.

Terkait dengan sistem informasi satuan-satuan TNI, pertanyaan yang

diuji adalah kemampuan ofensif dan defense seperti apa yang dimiliki TNI

sekarang. Untuk itu perlu dilakukan penilaian terhadap Prosedur, Aplikasi,

Infrastruktur dan Data (PAID) dalam menghidangkan sebuah keputusan

untuk pimpinan TNI/Komando. Dalam beberapa latihan gabungan TNI

telah melaksanakan operasi informasi. TNI menyadari pentingnya operasi

5Postal address: INRIA, 2004 Route des Lucioles B. P. 93, 06902 Sophia Antipolis, France

Page 22: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

6 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

informasi, namun belum memiliki landasan teori karena belum ada research

standar akademis tentang operasi informasi.

Kebijakan pimpinan mencari refensi diataranya United States Joint

Publication (JP 3-13) tahun 2014 tentang Information Operations dan United

States Air Force Doctrin Documen (AFDD) 2-5 tahun 2002 tentang Informations

Operations. Kodal kalau merujuk Model Lawson dapat digambarkan;.6

Gambar 1.2 Kodal kalau merujuk Model Lawson

Khusus operasi informasi di lingkungan TNI AD dimuat dalam dotrin

SBP 2004 dan dituangkan dalam Surat Keputusan Kasad nomor Skep/133/

VII/2005 tentang Operasi Informasi dalam bentuk Naskah Sementara

Buku Petunjuk Pelaksana (Bujuklak). Karena JP 3-13 sepanjang penelitian

literature yang dilakukan peneliti paling lengkap, maka penelitian ini akan

merujuk kembali JP 3-13 sehingga dapat menelaah doktrin yang digunakan

TNI AD dan operasional secara teknis dilapangan.

1.3 Metode Penelitian

Metodologi Penelitian dapat diartikan dengan suatu kegiatan keilmuan

untuk mencari kebenaran, kebaikan dan kemuliaan dengan cara meneliti.

6A., Neville (edt.), Modelling Command and Control Event Analysis of Systemic Teamwork,

Human Factors Integration Defence Technology Centre, ASHGT, 2008,p.15

Page 23: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 1 | Sistem Informasi TNI AD dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 7

Karena upaya tersebut bersifat metafisis, dalam hal ini untuk membangun

sistem informasi agar command and control (CC) dapat melakukan koordinasi

dengan baik, keputusan yang tepat dan sebagainya. Pertanyaannya

bagaimana menyusun data dari berbagai sumber yang tidak tersusun dan

transfer data yang lambat untuk dapat mendukung command and control

(CC) komando, sesuai dengan hirarkhi dan kondisi yang berbeda dalam

kerangka keilmuan, maka disini tugas filsafat ilmu memberi persyaratan

dasar sebuah penelitian bernilai karya ilmu.

Bagi Filsafat Ilmu, sebuah penelitian yang termasuk dalam suatu kajian

harus memiliki tiga unsur, yaitu; ontologis, epistemologis dan axiologis.

Dalam aplikasinya, ketiga unsur tersebut harus diimplementasikan melalui

sebuah metodologi yang mengandung; keteraturan (sistematis), konsistensi,

korespondensi (rasional-empiris) dan determinisme (kausalitas). Dengan

demikian Metodologi Penelitian adalah prosedur keilmuan yang dilakukan

peneliti untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh peneliti itu sendiri.

Untuk mencapai sesuatu tujuan harus dilakukan dengan cara yang

tepat. Ilmu menentukan cara yang tepat untuk mencapai tujuan dalam dunia

ilmu pengetahuan dipelajari dalam metodologi. Secara harfiah metodologi

berasal dari bahasa Yunani yaitu metodos dan logos. Metodos berasal dari

metha yang berarti melalui dan hodos berarti jalan ke atau prosedur, dan

logos berarti ilmu. Secara sederhana metodologi artinya ilmu atau prosedur

untuk mencapai tujuan. Kemudian kata “Penelitian” berasal dari kata teliti,

tambah konfiks pe-an, sehingga menambah makna cara meneliti.

Dengan demikian metode penelitian dalam penelitian ini untuk

menentukan langkah-langkah dalam mencari kemudahan untuk

melaksanakan command and control (CC) bagi komando atas sesuai dengan

hirarkhi dan kondisi yang berbeda dalam kerangka keilmuan. Sesuai dengan

tujuan CC adalah untuk dapat merumuskan perintah, keputusan yang

tepat, mengontrol pelaksanaannya, melakukan koordinasi antar komando,

intansi samping dan sebagainya.

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu menggambarkan sistem

informasi di lingkungan TNI AD, maka karena berbagai keterbatasan,

peneliti hanya memilih Dinas Penerangan dan Dinas Informasi dan

Pengolahan Data Angkatan Darat, sebagai nara sumber, serta salah satu

Page 24: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

8 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

Kodim sebagai representasi aplikasi di lapangan. Dua Dinas tersebut

diharapkan dapat memenuhi tuntutan elemen informasi yaitu prosedur,

aplikasi, infrastruktur dan data.

Penelitian yang terkait dengan Pertahanan Negara selama ini belum

optimal7. Keterkaitan ini penting untuk memperlihatkan keberadaan Strata

Mutlak Pertahanan Negara demi kelangsungan NKRI berupa integritas

teritorial, kedaulatan nasional, dan keselamatan bangsa Indonesia8.

Integritas teritorial tergambar dalam efektifitas CC, dalam hal ini Presiden

sebagai Pemimpin seluruh Angkatan, termasuk Angkatan Darat mestinya

memiliki akses terhadap prajurit di lapangan karena dalam era Perang

Informasi perebutan keunggulan informasi merupakan keniscayaan.

Informasi yang cepat, akurat dan lengkap sangat diperlukan oleh pimpinan

dalam mengambil keputusan yang tepat, dan mengkoordinasikan siapa

berbicara apa sehingga keseimbangan opini dapat menjaga suasana nyaman

dan menjamin sinergitas dalam sebuah sistem pertahanan negara.

Kalau melihat kenyataan di lapangan dan penjelasan pejabat Kemhan/

TNI sistem informasi belum memiliki bentuk yang dapat mendukung

operasi informasi dan masih belum standar kalau dibandingkan dengan

US JP-313.9 Penelitian ini terkait dengan model interoperability data link

pertahanan Negara sebagai upaya membangun Kodal Presiden atau Kodal

Pertahanan Negara, dan bisa juga diarahkan Pusat Siber Indonesia (Indonesia

Cyber Centre). Dengan demikian Interoperability data link bagian dari sistem

informasi menggunakan teknologi digital, maka penelitian ini merujuk pada

metode mencari model penyempurnaan sistem informasi. Karena pilihan

metode-metode untuk melakukan penelitian sistem informasi sangat banyak,

maka peneliti berhadapan dengan pilihan-pilihan metode mana yang tepat

dalam mengadakan perbaikan sistem informasi pertahanan negara tersebut.

Bagi peneliti, secara sederhana metode pengembangan sistem

informasi terbagi dua; yaitu metode bersifat tradisional atau konservatif

yang mengutamakan pemikiran deduktif, dan kedua metode yang progresif

7Hasil dialog dalam Focus Group Discussion (FGD) dalam Seminat Internasional

tentang Merebut Keunggulan Informasi, 11-12 November 2015 di Hotel Lor In, Bogor 8Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2008 Tentang

Kebijakan Umum Pertahanan Negara 9Masalah ini terkait dengan OODA (Observation, Orientation, Decition, And Action)

Page 25: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 1 | Sistem Informasi TNI AD dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 9

yang bertumpu pada metode induktif. Setelah meninjau beberapa metode

untuk menggambarkan sistem informasi TNI AD, peneliti menggunakan

metode pendekatan interaksional simbolik. Penekanan penelitian adalah

untuk mendapatkan pemahaman tentang Sistem Informasi TNI AD

dalam kaitannya dengan Kodal Presiden sebagai Pemimpin tertinggi. Hasil

penelitian ini dikaitkan dengan penelitian Pemodelan Interoperability Data Link

Pertahanan Negara dengan pendekatan Rapid Application Development (RAD).

1.4 Hasil Penelitian dan Pembahasan

US JP3-13 sebagai rujukan dalam memahami operasi-operasi informasi

tidak bisa diterjemahkan dengan operasi informasi. Kesalahan pegertian

ini berakibat kepada pola operasi yang dilakukan. Dalam operasi informasi

bermaksud menjelaskan beberapa jenis operasi yang tergabung dalam

suatu operasi. Gabungan berbagai jenis operasi tersebut bisa dilaksanakan

secara mandiri dan bisa dilakukan secara bersama. Hubungan antara satu

operasi dengan operasi tersebut perlu dilakukan dalam rangka menghasilkan

sinergitas sistem operasi sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Kendala

yang dihadapi adalah sistem operasi itu sendiri yang memang berbeda dan

tradisi manajemen yang banyak rahasia menjadi kendala.

Akan tetapi dengan kendala apapun mesti diatasi karena dalam perang

Asimetris intinya adalah informasi. Informasi tersebut berasal dari data-

data dari manapun sumbernya. Persoalannya, ketika data itu diterima oleh

satu bagian, barang kali tidak bermakna, atau kurang bermakna, sebaliknya

jika diterima oleh bagian yang lain data tersebut akan sangat bermakna.

Untuk itu Perang Asimetris kadang kala dikatakan juga dengan Irregular

Warfare, dan bisa juga dikatakan dengan perang hybrid. Padahal, jika telusuri

lebih jauh, konsep tersebut sama dengan pemberdayaan wilayah, sistem

pertahanan rakyat semesta atau “perang rakyat”.

Upaya ini sesuai dengan konstitusi dan perundangan Negara.

Sebagaimana ditulis dalam laporan Komado Distrik Militer 0612/Tasik

Malaya Komando Rayon Militer 1203 ”Melaksanakan pemberdayaan

wilayah pertahanan di darat sesuai UU RI No. 34 tahun 2004 pasal 8

merupakan tugas TNI AD yaitu membantu pemerintah menyiapkan Potnas

menjadi kekuatan pertahanan untuk melaksanakan OMP dengan cara

Page 26: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

10

Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

membantu pemerintah menyelenggarakan pelatihan dasar kemiliteran

secara wajib dan memberdayakan rakyat sebagai kekuatan pendukung.

Secara substantif Binter yang dilakukan TNI AD adalah amanat UU,

karena pada hakekatnya penyelenggaraan Binter bagi TNI AD merupakan

pelaksanaan tugas pemberdayaan wilayah pertahanan di darat yang

diselenggarakan oleh Satkowil. Maka Binter dijadikan fungsi utama TNI

AD dengan sasaran untuk mewujudkan Ruang, Alat dan Kondisi Juang

yang tangguh untuk kepentingan Hanneg”10

Pemahaman ini sudah menjadi pemahan umum setiap Pembina

teritorial. Untuk itu pemberdayaan wilayah dapat juga diartikan dengan

segala kemampuan menggunakan sumber daya yang ada baik mausia,

buatan, alamiah untuk mengalahkan lawan, termasuk cyber. Dalam perang

modern digambarkan oleh Jenderal (Mar) Charles C. Krulak adalah untuk

menghadapi wilayah yang diklaim oleh Amerika sebagai tempat melaksakan

tugas pada tataran operasional militer dikatakan berhasil namun gerakan

rakyat tidak bisa dibendung. Keadaan demikian Krulak menyebutnya dalam

istilah perang tiga blok (Three Block War), “Anda berjuang seperti iblis pada

satu blok, Anda berbuat baik menyerahkan bantuan kemanusiaan di blok

berikutnya, dan Anda harus berjuang untuk tetap menjaga supaya kedua faksi

tidak bertikai di blok yang berikutnya”. (Marine Corps Gazette, edisi 1999). 11

Teknologi sesungguhnya bersifat pasif, hanya pikiran manusia yang

menentukan. Perang bentuk apapun bukan hanya teknologi tapi juga

manusia sehingga harus diingat musuh bukah hanya teknologi. Untuk

itu perang juga memerhatikan aspek sosial budaya dan aspek lain dalam

masyarakat.12 Perang dalam bentuk apapun, Presiden menjadi penentu

kenegaraan sehingga Presiden memilki akses terhadap Kodal TNI. Kalau

merujuk pemahaman Kodal yang digariskan NATO (1988) bahwa Komando

dan kontrol berfungsi melalui pengaturan personil, peralatan, komunikasi,

10https://www.academia.edu/12058633/1_REN_BINFUNG_GIAT_TW_II_

TA_2015 11Budiman S. Pratomo, Tenologi Informasi dalam Perang Hybrid, Kasubdis Binfung

Disinfolahtad dalam http://seskoad2seskoad.blogspot.co.id/2014/03/teknologi- informasi-dalam-perang-hibrida.html.

12(Proceedings Magazine, Issue: November 2005 Vol. 132/11/1,233 Future Warfare: The Rise of Hybrid Warsoleh Letnan Jenderal James N. Mattis, USMC, dan Letkol (Purn) Frank Hoffman, USMCR

Page 27: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 1 | Sistem Informasi TNI AD dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 11

fasilitas, dan prosedur yang digunakan oleh dalam perencanaan,

mengarahkan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan untuk mencapai

prestasi mencapai tujuan bersama.

Mengingat pentingnya aspek manusia, kalangan militer Amerika untuk

menghadapi perang hibrida ini, mereka mengembangkan konsep yang

disebut sebagai Human Terrain Systems (HTS). Konsep HTS ini pertama kali

dikembangkan oleh Anthropolog Montgomery McFate pada tahun 2005,

sebagai respons terhadap kesenjangan antara komandan dan staf tentang

pemahaman terhadap penduduk dan budaya setempat, terutama ketika

melakukan invasi ke Irak dan Afghanistan. HTS ternyata bukan hal yang

asing bagi TNI AD karena apabila dipadankan tidak lain dan tidak bukan

adalah konsep pembinaan teritorial.13

“Keutamaan yang ingin dicapai dalam pengabdian dan perjuangan

setiap personel TNI-AD dan kekuatan Matra darat adalah perjuangan tanpa

akhir yang dilandasi niat dan keinginan yang luhur dengan berpegang

teguh pada tegaknya kebenaran murni dan keadilan yang suci menjadi

keutamaan pengabdian, perjuangan dan pengorbanan segenap prajurit

dengan keyakinan kepada rahmat Tuhan YME yang akan selalu menyertai

setiap langkah perjuangannya.”14

Konsep perang apapun, TNI selalu menyiapkan diri termasuk Perang

Hibrida yang di bicarakan banyak kalangan. Hibrida dalam istilah biologi,

hibrida identik dengan heterozigot: setiap anak yang dihasilkan dari

perkawinan dua individu secara genetik berbeda, artinya kombinasi antara

gen yang berbeda. Dalam bidang elektronika, hibrida menggambarkan

kombinasi dari produsen listrik dan sarana untuk menyimpan tenaga

dalam media penyimpanan energi. Sistem hibrida, seperti namanya,

menggabungkan dua atau lebih mode pembangkit listrik bersama-sama.

Di bidang otomotif, mobil hibrida adalah mobil yang menggunakan

energi dari listrik dan juga bisa dari bahan bakar fosil. Sedangkan di bidang

komputer adalah merupakan gabungan antara kemampuan komputer

analog dan komputer digital. Dengan demikian istilah hibrida intinya adalah

13Ibid 14Doktrin TNI AD Kartika Eka Paksi yang disahkan dengan keputusan KASAD

Nomor KEP / 480 / XII / 2013 Tanggal 4 Desember 2013 “

Page 28: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

12

Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

merupakan gabungan dari beberapa hal yang berbeda, sehingga dengan

demikian perang hibrida secara logika adalah penggabungan beberapa jenis

perang yang meliputi perang konvensional dan inkonvensional.

Lebih lanjut apabila kita mengacu pada pendapat dari para ahli yang

mendalami teori mengenai perang hibrida maka kita akan mendapatkan

hal-hal yang kurang lebih sama. Salah satunya adalah Frank Hoffman yang

mendefinisikan perang hibrida sebagai setiap musuh yang menggunakan

secara bersama dan mengkombinasikan senjata konvensional, perang tidak

teratur, terorisme dan cara kriminal dalam pertempuran untuk mencapai

tujuan politis (Conflict in 21st Century: The Rise of Hybrid Wars).

Apabila Indonesia ingin dapat bertahan sebagai bangsa pejuang yang

besar maka yang pertama dibangun dalam menghadapi era perang hibrida ini

adalah menguatkan jati diri bangsa Indonesia agar tidak mudah terbawa oleh

paham-paham yang tidak sesuai dengan filosofi yang ada dalam Pancasila.

Pancasila sudah terbukti sebagai benteng kekuatan untuk melindungi dari

ancaman, gangguan, tantangan serta hambatan dalam penyelenggaraan

kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karenanya maka TNI AD haruslah

menjadi pengawal yang setia terhadap Pancasila untuk menjamin tetap

tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Tugas po ko k TNI adalah me ne gakk an kedaulatan negara,

mempertahankan keutuhan wilayah NKRI berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta

melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari

ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Tugas

pokok tersebut dilakukan dengan melalui operasi militer untuk perang

dan operasi militer selain perang. (Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia).

Pembinaan Teritorial yang selama ini diklaim sebagai roh TNI AD

haruslah diilmiahkan sehingga menjadi ilmu yang bisa dipelajari dan

diterapkan untuk membantu kesuksesan setiap operasi yang digelar oleh TNI

AD baik di dalam maupun di luar negeri. Sampai saat ini apabila ada pihak

yang ingin mempelajari teritorial akan sulit mencari dimana tempatnya. Hal

ini disebabkan oleh kerancuan mengenai apa yang disebut sebagai teritorial.

Penulis mengusulkan untuk cenderung memandang teritorial ini sebagai

Page 29: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 1 | Sistem Informasi TNI AD dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 13

salah satu staf dalam militer dan dikembangkan mengikuti pola negara-

negara lain namun dengan mengusung nilai-nilai asli Indonesia.

Ketika berbicara Teritorial sebagai staf militer maka padanan yang

ada adalah sebagai Cvivil Affair atau Civil Military Cooperation (CIMIC) di

negara-negara lain. Oleh karenanya, tidak ada salahnya apabila kita meniru

Korea yang mengusung konsep CIMIC namun dengan nilai-nilai Korea yang

mengemas konsep Saemaul Undong yang berisi tiga nilai utama yaitu: rajin

(dilligence), berdikari (self-help) dan gotong royong (cooperation).15

Untuk mengilmiahkan Teritorial sebagai CIMIC yang mengusung

nilai-nilai asli Indonesia, maka yang pertama kali dirumuskan adalah nilai

apa yang akan dimasukkan (pilih dua atau tiga nilai saja, misalnya ramah,

berdikari, gotong royong, ringan tangan dan sebagainya). Setelah dipilih

nilai luhurnya maka hal itu perlu dibakukan dan dibentuk pusat-pusat

pelatihan teritorial di seluruh Indonesia. Berikutnya adakan evaluasi ketika

dilaksanakan pada operasi di medan pertempuran yang berbeda-beda dan

diadakan penyesuaian-penyesuaian, baru berikutnya dirumuskan konsep

bakunya dengan berdasarkan pengalaman-pengalaman operasi tersebut

(lesson learned).

Setelah konsep baku ini jadi maka dapat digunakan sebagai pedoman

bagi TNI AD untuk menjadikan teritorial sebagai roh dari TNI AD. Dengan

demikian apabila memang sudah terbukti bahwa teritorial ini memang

menjadi roh TNI AD maka siapapun dan dimanapun orang bertanya tentang

teritorial rakyat pun akan mengetahui tentang hal tersebut. Hal ini bisa

dianalogikan dengan sistem Subak di Bali, dimanapun petani atau orang

ingin tahu tentang Subak maka ketika pergi ke Bali kemanapun perginya

asal bertanya kepada petani maka mereka akan bisa menjelaskannya karena

Subak sudah menjadi bagian dari hidup atau roh petani di Bali. Demikian

pula, nantinya apabila orang bertanya tentang teritorial maka setiap prajurit

dan rakyat akan tahu karena hal itu sudah menjadi bagian dari kehidupan

prajurit. Dengan demikian maka dalam menghadapi ancaman perang

hibrida ini, setiap prajurit akan siap karena teritorial ini sudah menjadi

roh dari setiap prajurit 16

15(http://www. saemaul. or. kr/english/). 16Op.Cit, Budiman.

Page 30: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

14

Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

1.5 Kesimpulan dan Saran

1.5.1 Kesimpulan

Konsep Operasional TNI AD bertitik tolak pada Doktrin Kartika Eka

Paksi (KEP). Jika dibandingkan KEP dengan Doktrin TNI Tridek terdapat

perbedaan masalah pemaham defenisi kekuatan atau capability. Inti

kekuatan tersebut trush (keyakinan) sebagai prasyarat dalam menyusun

strategi dan penyelenggaraan operasi. Konsep Interoperability data link

pertahanan negara belum tergambar pada program TNI AD sebagaimana

halnya juga tidak ada dalam doktrin TNI Tridek. Upaya penggunaan Web

dengan jajaran satuan bawah merupakan upaya kearah moderinasi C2

(Command and Control) walaupun masih sederhanya.

Karena konsep interoperability data link sebagai bagaian dari upaya

mendukung informations operation belum ada dalam Doktrin TNI AD, maka

pelatihan atau kegiatan yang ada masih di luar konteks informations operation.

Untuk itu penelitian ini membuktikan memeng benar konsep operasi dan

budaya organisasi TNI AD merupakan kendala dalam membagun integrasi

sistem informasi pertahanan negara secara menyeluruh. Konsep operasi

TIN AD tercermin dalam Doktrin TNI AD dan turunannya, memang

telah memiliki semangat untuk menghadapi information warfare melalui

pembinaan teritorial (Binter). Kepala Staf Angkatan Darat menyadari

perang gerilya adalah startegi pemungkas dalam perang. Konsep Informations

Operation, secara leterlek diartikan dengan operasi-operasi dengan berbagai

system terintegrasi. Karena banyak system operasi TNI AD bagaimana pun

perlu data, banyak personil terlibat dan banyak dukungan, termasuk radio

pasukan, termasuk penggalangan warga warga masyarakat sehingga dapat

menjadi sumber data dan informasi menjadi pengetahuan yang tepat dalam

melahirkan keputusan pimpinan, terutama Kasad.

Radar Pantai TNI AD dapat diaplikasikan dalam Operasi Informasi

Interoperability data link Pertahanan Negara, namun perlu regulasi yang

komprehensif, sehingga dapat dirumuskan dalam bentuk model data dan

model proses data dalam konteks perang informasi sehingga memungkinkan

dapat diaplikasikan dalam bentuk semantik web. Setiap data baik yang

didapat melaui eksternal maupun internal di lingkungan satuan TNI AD

Page 31: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 1 | Sistem Informasi TNI AD dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 15

dapat diklasifikasi berdasarkan tingkat kerahasian menurut masing-masing

angkatan. Persepsi klasifikasi kerahasiaan tiap angkatan berbeda-beda,

bahakan setiap sub Satuan Kerja dalam angkatan juga berbeda-beda. Untuk

menjaga otoritas tiap angkatan, namun menjaga hubungan koordinasi tiap

angkatan dan mengurangi kecurigaan antar angkatan perlu ketentuan khusus

level Peraturan Presiden selaku Panglima Tertinggi dan diturunkan menjadi

Keputusan Kasad. Pemodelan data agar dapat disusun dan diberikode

menurut ontologi semantik web sehingga dapat dimanfaatkan pada saat

dibutuhkan kapanpun dan di manapun atau ada koneksi internet.

Untuk menjamin transfer data dalam rangka mendukung keputusan

Pimpinan TNI, ada tiga model interoperabiliti yang memungkinkan

dilakukan oleh TNI; Interoperabiliti (tutup buka) tergantung pada situasi,

Interoperabiliti (tutup buka) tergantung pada urgensi, dan data yang

bersifat operasional dan taktis non struktural bersifat integrasi.

Budaya organisasi TNI AD dalam mendukung kerahasiaan operasi

sangat kuat. Pengamanan informasi tercermin dari sikap Kepala Staf

Angkatan Darat yang keberatan peneliti melakukan penelitian lansung,

namun diharapkan data melalui kuesioner dalam bentuk jawabatan

tertulis. Gelar kekuatan dengan didomnasi menggunakan peralatan

komunikasi teknologi TR2400 Radio Taktis Infantri TNI AD cukup efektif

walaupun belum dapat disetarakan dengan informations warfare, atau

informations operation sebagaimana konsep aslinya. Penggunaan media

sosial yang digunakan satuan bawah dengan twitter, facebook, insagram

perlu diwaspadai karena disatu sisi merupkan bernilai promosi satuan dan

pemimpinya tapi satu sisi lawan mengukur posisi dan sikap TNI, bahkan

hungan sipil militer tergambar di situ.

Doktrin TNI AD fokus pada menjaga kedaulatan di darat, kelar kekuatan

dan sebagainya dimaknai dengan upaya mempertahanankan wilayah darat

dan objek vital, sehingga pasukan pengamanan darat tersebar diselur objek

vital dan wilayah darat di manapun. Dengan melihat kemampuan pasukan

TNI AD yang dikembangkan dan digunakan TNI AD dapat diolah dan

disalurkan melalui web sehingga menyentuh dengan operasi informasi-

informasi terutama dalam menignkatkan capability C4iSR/K4IPP TNI.

Budaya organisasi TNI AD terlihat dalam tradisi pembinanaan kekuatan.

Page 32: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

16

Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

Interoperability data link sebagai bagian dari Sistem Informasi Pertahanan

Negara mestinya masuk dalam Peraturan Menteri Pertahanan Republik

Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Kebijakan Sistem Informasi

Pertahanan Negara, karena interoperability data link menghubungan satu

bagian dengan yang lain dalam batas tempo dan atau subjek tertentu. Akan

tetapi mengingat struktur hukum yang mengatur keberadaan TNI dan

Departemen Pertahanan pada level Undang-undang, maka Sistem Informasi

Pertahanan Negara relevan berdiri diatas sebuah Undang-undang khusus

sehingga akan efektif dalam membangun interoperabiliti dan integrasi

sistem informasi antar dan inter-angkatan Angkatan Darat dan ekseteral,

yaitu Komponen Pendukung dan Komponen Cadangannya.

1.5.2 Saran

Mabes TNI Angkatan Darat dapat terus meningkatkan kemampuan

integrasi sistem informasi dalam bentuk Kodal Pertahanan Negara diawali

dengan merevisi doktrin dan merubah budaya organisasi. Akan tetapi

kendala strukral dan kerahasiaan sehingga pengajuan amandemen UU TNI

suatu keniscayaan. Untuk itu secara bertahap Kasad dapat mendorong

perubahan UU TNI dengan membahkan klausul “operasi informasi-

informasi” masuk sebagai bagian dari tugas Pokok TNI operasi militer

selain perang” dalam rangka memaknai Sistem Pertahanan Rakyat Semesta

dalam UUD 1945 dalam suatu Kodal Presiden RI.

Budaya organisasi yang mengandung banyak kerahasiaan yang

tidak jelas Kasad dapat melakukan intervensi terhadap satuan bawah

agar taat hukum dan norma-norma kemasyarakatan yang berkembang

dan menggunakan teknologi informasi yang memiliki kemampuan

interoperability data link. Agar TNI AD dapat menguasai teknologi informasi

level enterpres dalam standar Levels of Information System Interoperability

(LISI), Kasad menyiapkan kemampuan sumberdaya manusia pada level

unified, jika tidak TNI AD akan membutuhkan personil sipil diluar TNI

AD karena perkembangan teknologi dan perubahan tren perang informasi

menuntut aplikasikas secara bersama dalam websehingga system informasi

mampu dalam bentuk integrasi, interoperability dan independen data.

Page 33: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 1 | Sistem Informasi TNI AD dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 17

Kemhan dan semua pihak mendukung Pembentukan RUU Sistem

Informasi Perahanan Negara. Kasad dapat merevisi Doktrin TNI AD

agar memasukan informations operation sebagai tugas pokok TNI dalam

konteks OMSP. Kemhan melakukan pengadaan Aplikasi Sistem Informasi

dan Pengadaan Personil secara terpusatKasad Mendukung ketersediaan

data untuk Interoperability Data Link Pertahanan Negara. Manajemen

TNI AD, disatu sisi bersifat teknis dan mengatur kedalam lanjutan dari

Undang-undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI dan pada sisi lain

Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara sebagai

paying hukum pengadaan dan dukungan keuangan dan manajerial. Menteri

Pertahanan meninjaukembau efektifitas Peraturan Menteri Pertahanan

Republik Indonesia Nomor 38 Tahun2011 Tentang Kebijakan SistemInformasi

Pertahanan Negara, satusisi memiliki kekuatan untuk perencanaan anggaran

namun dalam prakteknya tidak mampu menerobos perbedaan system operasi

dan tradisi manajeman TNI. Universitas Pertahanan dapat mengembangkan

studi Sistem Informasi dititik beratkan pada Prodi Peperangan Asimetris dan

Teknologi Informasi pada Prodi Industri Pertahanan.

DAFTAR PUSTAKA

A., Neville (edt.), Modelling Command and Control Event Analysis of Systemic

Teamwork, Human Factors Integration Defence Technology Centre,

ASHGT, 2008

Anandarajan (Editors), e-Research Collaboration Theory, 2010 Techniques and

Challenges, Springer, Heidelberg Dordrecht, London New York.

Ablameyko, Sergey (ed. ), Limitations and Future Trends in Neural Computation,

Amsterdam Berlin Oxford Tokyo Washington, DC Published in

cooperation with NATO Scientific Affairs Division, 2003.

Akers, Daniel (Ed. ), Understanding Voice and Data Link Networking, Northrop

Grumman’s Guide to Secure Tactical Data Link, Grumman, Northrop

(Distributed, San Diego, 2014.

Armistead, Leigh (edt. ). Information Operation Warfare and The Hard

Reality of Soft Power, (ISBN-13 978-1574886993),Brassey ’is Inc. Virginia,

2004 .

Page 34: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

18

Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

Arwin D. W. SumaridanAdang S. Ahmad, Information Fusion System fir

Supproting Decition Makingg (a Case Study on Military Operantion, ITB

Journal of Information and Communication Technology (J. ICT), Vol. 2, No.

1, May, 2008.

David T. Signori, Jr. , and Stuart H. Starr, “The Mission Oriented Approach

to NATO C2 Planning,” SIGNAL, pp 119 – 127, September 1987.

Division on Engineering and Physical Sciences National Research Council,

Cybersecurity Today and Tomorrow, Division on Engineering and Physical

Sciences , Academy Press Washington. D. C, 2002.

Franklin D. Kramer, Stuart H. Starr, and Larry K. Wentz, (edt.)

Cyberpower and National Security, Center for Technology and

National Security Policy National Defense University, ISO27001 A

Pocket Guide, Governance Publishisting, 2008.

John M. Artz, The Fundamentals of Metric Driven Data Warehouse Design,

George Washington University, http://home. gwu. edu/~jartz/

books/DWDesign. pdf

Joint Cief of Staff, Information Operation, Joint Publication 3 13, 2014.

J. E. Freeman and S. H. Starr, “Use of Simulation in the Evaluation of the

IFFN Process”, AGARD Conference Proceedings No. 268 (“Modeling

and Simulation of Avionics Systems and C3 Systems”), Paris, France,

paper 25, 15 – 19 October 1979.

Kasunic, Markand William Anderson , Measuring Systems Interoperability:

Challenges and Opportunities, Unlimited distribution subject to the

copyright. Technical Note CMU/SEI-2004-TN-003 April 2004.

Kott, Alexander, Information Warfare and Organizational Decision-Making,

Artech House, Inc. 685 Canton Street, Norwood, MA, 2007.

Kuhl, F. S. , Weatherly, R. W., Dahmann, J. S. , “Creating Computer Simulation

Systems: An Introduction to the High Level Architecture”, Prentice Hall, 2000.

Larson, Eric V. (ed. ) ,Assessing Irregular Warfare A Framework for Intelligence

AnalysisBrianNichiporuk, Prepared for the United States ArmyApproved

for public release; distribution unlimited, RAND Corporation1776

Main Street, P. O. Box 2138, Santa Monica, CA, 2007.

Page 35: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 1 | Sistem Informasi TNI AD dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 19

Martin, James William, Measuring and Improving Performance Information

Technology Applications in Lean Systems, CRC Press, London New York,

2010.

Mauroux, Philippe Cudré, Emergent Semantics Interoperability In Large-

Scale Decentralized Information Systems, Epfl Press, A Swiss Academic

Publisher, 2008.

McFarlane, Nigel, Rapid Application Development with Mozilla, Prentice Hall,

Professional Technical Reference Upper Saddle River, NJ 07458.

Otter, Martine, Guide Des, Certifications SI Comparatif, Analyse Et

TendancesItil, Cobit, Iso 27001, Escm.

Russ Richards, “MORS Workshop on Analyzing C4ISR in 2010”,

PHALANX, Vol. 32, No. 2, p 10, June 1999.

Randi R dan Riant Nugroho, Manajemen Pemberdayaan (Jakarta:2007,Elek

Media Komputindo) hal. 103-104.

Ramachandran, Muthu, Engineeringfor Software DevelopmentLife Cycles:

Support Technologies and Applications, Leeds Metropolitan University,

UKKnowledge, 2011.

Ricki Sweet, et al, “The Modular Command and Control Evaluation Structure

(MCES): Applications of and Expansion to C3 Architectural

Evaluation”, Naval Postgraduate School, September 1986.

Sapsford, Roger and Victor Jupp, Data Collection And Analysis, Sage

Publications, L ondon Thousand Oaks New Delhi, The Open

University,2006.

Sidharta, Lani, 1995. Pengantar Sistem Informasi Bisnis, PT. Elex Media

Komputindo, Jakarta.

Schneider, John R. , Resolving Tactical Network Management Interoperability

by Using Ontology, http://www. jhuapl. edu/techdigest/TD/

td3301/33_01-Schneider.

Swanson, Richard A, Analysis for Improving Performance Tools for Diagnosing

Organizations and Documenting Workplace Expertise, Second Edition,

Revised and Expanded, Berrett-Koehler Publishers, Inc. 235

Montgomery Street, Suite 650, San Francisco, California.

Page 36: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

20

Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

Tang Christopher S. , Chung-PiawTeo, Kwok-Kee Wei, Supply Chain Analysis

A Handbook on the Interaction of Information, System and Optimization ,

Springer New York Dordrecht Heidelberg London, 2008.

Thomas J. Pawlowski III, et al, C3IEW Measures of Effectiveness Workshop,

Final Report, Military Operations Research Society (MORS), Fort

Leavenworth, Kansas, 20 - 23 October 1993.

Tim Direktorat Keamanan Informasi Kementerian Komunikasi dan

Informatika RI, Panduan Penerapan Tata KelolaKeamanan Informasibagi

Penyelenggara Pelayanan Publik, , Edisi: 2. 0,September 2011.

Thurstone, L. L. ,The Vectors of Mind, The Psychological Review, Vol. 41 No.

I, The University Chicago, 1934.

Turban, Efraim., McClean, Ephraim., Wetherbe. James, Information

Technology for Management Making Coinnections for Strategis

Advantage. 2 nd Edition, John Wiley &Sons.Inc, 1999.

_, Surat Keputusan Kasad nomor Skep/133/VII/2005 tentang Operasi

Informasi dalam bentuk Naskah Sementara Buku Petunjuk Pelaksana

(Bujuklak).

USA, Depatement of Defense, National Defense Strategy, 2008.

U. S. House of Representatives, Systems Development Life-Cycle Policy, Final

3/24/99.

Nanang Martono, Metode Penelitian kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data

Sekunder, Jakarta:2010, RajaGrafindo Persada, hal. 57.

NATO Code of Best Practice (COBP) on the Assessment of C2, RTO

Technical Report 9,AC/323(SAS)TP/4, Hull, Que. : Communication

Group, Inc. , March 1999..

Nigel McFarlane, Rapid Application Development with Mozilla, Prentice Hall

Professional Technical Reference, Upper Saddle River, NJ 07458, www.

phptr.com

Pressman, Roger S. , Software Engineering A Practitioner’ S Approach, Seventh

Edition Hight Education, Boston Toronto, 2010.

Page 37: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 1 | Sistem Informasi TNI AD dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 21

Sylvain Hellegouarch,CherryPy Essentials Rapid Python Web Application

Development Design, develop, test, and deploy your Python web

applications easily, Published by Packt Publishing Ltd. 32 Lincoln

Road Olton Birmingham, B27 6PA, UK, 2007.

Veer, Hans van der (Alcatel-Lucent), TSI White Paper No. 3 Achieving

Technical Interoperability - the ETSI ApproachAuthors: Anthony Wiles

(ETSI Secretariat, 2008

Page 38: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

[Halaman ini sengaja dikosongkan]

Page 39: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 2 | Sistem Informasi TNI AL dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

Bab 2

SISTEM INFORMASI TNI AL DALAM RANGKA INTEROPERABILITY DATA LINK PERTAHANAN

NEGARA

Dr. Supartono, Dr. I Wayan Medio, Dr. Moh. Halkis dan Dr. Yusnaldi

2.I Pendahuluan

Esensi Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor 38

Tahun 2011 Tentang Kebijakan Sistem Informasi Pertahanan Negara adalah

upaya untuk mengintegrasikan sistem informasi dilingkungan Kementerian

Pertahanan termasuk Mabes TNI AL. Upaya tersebut merupakan langkah

strategis dalam bidang penguasaan data informasi dalam mendukung

Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), termasuk sampai pada

level Panglima TNI dan Presiden. Langkah seperti ini menurut Stuart H.

Starr akan mendapatkan tantangan yang serius karena perbedaan konsep

operasi dan budaya manajemen tiap bagian, untuk itu interoperabilitas

merupakan upaya yang perlu dilakukan terus menerus.

Interoperability bukan hanya teknis sambung-putus jaringan data,

tapi menggambarkan strategi dan capability. Generasi ke-empat perang

yang didominasi oleh virtual reality, Michel Foucault menggambarkan tidak

ada sistem yang dapat berlaku tunggal, tidak ada yang dapat menyatukan

seluruh bagian-bagian, tapi system by system. Suatu zaman kebenaran

menjadi domain wakil Tuhan di muka bumi, dialah sang raja, kemudian

negara sang subjek dalam era perang generasi kedua, dan ketiga berubah

menjadi “kekuasaan yang tersebar ada dimana-mana, teknologi informasi

23

Page 40: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

24 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

menjadi penentu”. Saat ini tidak hanya penguasaan teknologi komunikasi,

tapi epistemik publik mencair menjadi kekuatan non-state.

Bagaimanapun, sebagai wadah kehidupan bersama, negara harus

diselamatkan. Kekuasaan bisa terbagi, namun sistem terus bekerja dalam

membangun interaksi dalam suatu kesatuan. Untuk itu manajemen

sistem informasi merupakan sesuatu yang sangat vital dalam pengelolaan

Pertahanan Negara. Menurut Sun Tzu, “jika anda tidak tahu dengan

informasi kekuatan mu, dan tidak tahu dengan dengan kekuatan lawan,

maka anda akan kalah dalam setiap kali pertempuran. Kalau anda tahu

dengan kemampuan pasukan anda, dan tidak tahu dengan kekuatan lawan,

maka perang kemungkinan akan berimbang. Namun jika anda tahu dengan

kekuatan sendiri dan tahu juga dengan kekuatan lawan, maka pasukan anda

akan menang pada setiap pertempuran”.

Melihat teori informasi yang dikemukan Sun Tzu ini sesungguhnya

negara harus mampu memiliki Bank Data tetang kekuatan sendiri dan

kekuatan lawan. Penguasaan informasi sangat menentukan menang dan

kalahnya sebuah pertempuran. Karena dengan informasi, maka strategi,

taktik dan teknik operasional bias dibangun. Untuk itu intelijen menjadi

juru paling depan dalam pertempuran. Tugas intelijen tidak hanya

mendapatkan data dan informasi lawan tapi juga mengamankan data dan

informasi sendiri, karena jika informasi rahasia jatuh ketangan lawan maka

perang akan dimenangkan pihak lawan. Akan tetapi, sekalipun data militer

bersifat rahasia para pencari informasi tidak hanya intelijen, tapi juga para

wartawan, yang membutuhkan informasi militer, sehingga peran Pusat

Penerangan militer menjadi penting.

Pentingnya informasi juga terlihat dari pesan yang diungkapkan oleh

Cosmo (1992) dalam film “Sneakers”, There is a war out there, old friend - a

World War. And it’s not about whose got the most bullets; It’s about who controls the

information. Film yang muncul setelah perang dingin ini, seolah-olah menafikan

persenjataan yang bersifat fisik. Pertarungan bergeser dari pengamanan

informasi menjadi kontrol terhadap informasi. Media masa menjadi sangat

berperan dalam menentukan cara pemberitaan, media apa, kapan sebuah

informasi disampaikan, kapan harus dihentikan dan sebagainya.

Page 41: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 2 | Sistem Informasi TNI AL dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 25

Pola pengelolaan informasi demikian sangat berpengaruh terhadap

situasi politik, ekonomi dan perdagangan global. Perang Timur Tengah

diawali dengan terbukanya informasi, kecurangan pelaku kekuasaan,

kebencian rakyat tersebar, yang akhirnya terjadi revolusi dengan alasan

demokrasi dan HAM. Karena terdapat indikasi keterlibatan Negara asing,

maka fenomena tersebut masuk dalam konsep informations warfare, sistem

informasi tanpa batas Negara.

Informations warfare secara sederha diartikan sebagai perang informasi-

informasi. Terminologi pengucapan kata “informasi-informasi”, atau kata

informasi yang diulang tidak lazim diucapkan. Banyak yang lebih senang

mengucapkan kata pengganti atau memaknai kata informations warfare

dengan “perang informasi”, termasuk karya ilmuwan dan pembuatan

doktrin dan Standard Operating Procedure (SOP). Padahal lingkungan yang

menyangkut informasi tersebut paling tidak terkait dengan kognitif, fisik

dan data itu sendiri. Untuk itu kesalahan dalam memaknai maka lingkungan

kognitif akan berdampak terhadap keberadaan data dan lingkungan fisik

informasi itu sendiri.

Perubahan pengertian demikian berakibat pergeseran makna dari

yang benar-benar menghendaki berbagai informasi-informasi dari berbagai

dimensi kehidupan melalui berbagai informasi menjadi perang sarana

informasi sehingga informations warfare sulit dibedakan dengan cyber

warfare. Secara sederhana sebagian menjawab kalau information warfare

adalah perangkat lunak (soft) dan cyber warfare perangkat kerasnya (hard).

Kalau ditinjau tambah kesalahan lagi, karena cyber warfare, bukan hanya

teknis perangkat keras semata, tapi disana tersimpan persoalan perangkat

lunak juga, bahkan cyber dikaitkan dengan virtual reality juga menyangkut

persoalan etika.

Sistem informasi dalam era globalisasi menerobos zona negara tanpa

batas, dominasi kekuasaan negara-negara ditentukan dalam merebut

keunggulan informasi. Persoalannya bukan terletak penting dan tidaknya

informasi, namun bagaimana mengelola informasi. Menurut Donald

Rumsfeld (tahun...) manusia itu unik.“ there are things we know we know. We

also know there are known unknowns; that is to say we know there are some things

we do not know. But there are also unknown unknowns -- the ones we don't know

Page 42: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

26 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

we don't know. Untuk itu persoalannya bukan terletak dari data sebagai

objek, tapi data juga ditentukan oleh persepsi pelaku. Untuk itu perlu

diselidiki bukan hanya konsep operasional yang tergambar dalam doktrin

dan budaya manajemen yang tergambar dalam perilaku yang tak terungkap

dalam tulisan/ketentuan tertulis. Agar penelitian ini dapat terintegrasi

dengan teori universal, peneliti melakukan pembandingan dengan sistem

informasi NATO.

Untuk menjamin integrasi sistem informasi dalam mendukung operasi

taktis antar Negara, NATO menggunakan interoperability data link standar yang

sama, yaitu Link 22 (pembaharuan dari Link 11 dan Link 16. Setiap satuan

anggota NATO memiliki ketentuan tentang PAID (Prosedur, Aplikasi,

Infrastruktur dan Data) yang sama, sehingga setiap elemen yang terlibat

dapat melaksakan komunikasi untuk mendukung terselenggaranya operasi.

2.2 Rumusan Masalah

Persoalan inti penelitian ini adalah untuk melaksanakan Command and

Control (C2), TNI perlu membangun sistem informasi seluruh angkatan

secara terintegrasi. TNI, termasuk TNI AL, sebagai sebuah organisasi militer

menganut asas satu komando dengan Presiden sebagai Panglima Tertinggi.

C2 terkait dengan tata kelola informasi, atau perebutan keunggulan

informasi, karena prajurit bekerja menjalankan perintah untuk mendukung

kebijakan negara yang perlu perlindungan. Disamping itu pimpinan dapat

mengontrol prajurit, khususnya yang terkait dengan tugas-tugas mereka.

Penguasaan informasi merupakan persoalan militer atau negara

sepanjang zaman, menyangkut masalah data, knowledge, berdampak

strategy, decision dan action. Pada satu sisi, negara ala sosialis harus kuat

mendominasi penguasaan informasi namun disisi lain, negara liberal

memberi ruang yang luas kepada para pebisnis, LSM, wartawan, dan lain-

lain, dalam merebut informasi.

Indonesia memiliki pola sendiri dalam membangun penguasaan atas

informasi. Negara memiliki struktur, kemudian dalam elemen struktur

penyelenggara negara banyak terdapat bagian-bagian, atau departemen-

departemen, institusi-institusi termasuk Departemen Pertahanan. Demikian

Page 43: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 2 | Sistem Informasi TNI AL dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 27

juga halnya dalam Depertemen Pertahanan yang terkait lansung dengan

Mabes TNI, Markas Besar TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Darat dan TNI

Angkatan Udara. Dalam kondisi darurat perang, semua kekuatan dalam satu

Komando di bawah Presiden sebagai Panglima Tertinggi, untuk itu idealnya

Command and Control (C2) bekerja dibawah Presiden. Namun sampai saat ini

secara formal belum ada prosedur, aplikasi dan instalasi yang menunjukkan

C2 dibawah Presiden. Bukan hanya hanya dalam lingkup taktis, dalam

menghadapi masalah tersulit - strategipun Presiden belum memiliki PAID

(Prosedur, Aplikasi, Infrastruktur dan Data) dalam menjalankan C2 tersebut.

Konsep C2 lahir untuk menjawab persoalan bagaimana komandan

mengerahkan semua kekuatan personil, persenjataan dan pendukung

untuk memenangkan pertempuran. Konsep ini berkembang seiring

dengan perkembangan teknologi dan cara berpikir manusia, secara

simultan; Command, Control, Communications, Computers, Surveillance and

Reconnaissance (C4ISR). Di era perang generasi keempat, banyak ahli

berpendapat setelah perang dingin usai, perang tidak lagi mengandalkan

kekuatan fisik, sehingga perbandingan jumlah personil dan persenjataan

tidak lagi relevan untuk dijadikan indikator kekuatan, tapi yang paling

menentukan sesungguhnya adalah upaya mendapatkan informasi

unggul. Informasi unggul atau keunggulan informasi adalah efek dari

informasi yang disampaikan ke atasan dalam menyerang sistem informasi

musuh, mempertahanankan sistem informasi sendiri dan membentuk

lingkungan informasi. Pertanyaannya adalah, “apakah Indonesia telah

memiliki sistem informasi yang dapat merebut keunggulan informasi”.

Dugaan awal, Indonesia belum memiliki kesamaan persepsi dalam

merumuskan keunggulan informasi, sehingga masih lemah pada

tataran doktrin, organisasi, sumberdaya manusia, teknologi maupun

implementasinya. Konsep operasi informasi secara umum dasarnya terkait

dengan operasi elektronika, operasi cyber, opererasi intelijen, operasi

psikologi dan operasi Humas (public affair).

Integritas teritorial diantaranya tergambar dalam efektifitas C2, dalam

hal ini Presiden sebagai Panglima Tertinggi, Panglima TNI, dan Kepala Staf

Angkatan, mestinya memiliki akses terhadap prajurit di lapangan karena

dalam era Perang Informasi merebut keunggulan informasi merupakan

sebuah keniscayaan. Informasi yang cepat, akurat dan lengkap sangat

Page 44: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

28 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

diperlukan oleh pimpinan dalam mengambil keputusan. Asumsinya C2

belum optimal dikarena Prosedur, Aplikasi, Infrastruktur dan Data (PAID),

tidak sepenuhnya diarahkan bekerja mendukung penuh terjaminnya C2.

Agar dapat memastikan sistem informasi satuan TNI AL tidak

terintegrasi dengan Mabes TNI perlu diidentifikasi baik perangkat keras

atau peralatan yang digunakan, perangkat lunak berupa atauran main

terkait dengan manusia, kepemimpinan, doktrin, Protap dan tradisi yang

membuat jarak masing-masing angkatan tersebut, sehingga penelitian ini

lebih umum lagi dengan melakukan audit sistem informasi TNI. Dengan

demikian dapat diketahui sejauh mana kesiapan Angkatan Laut dalam

menghadapi pertahanan era cyber tersebut. Adapun gambaran umum

pertahanan cyber dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Pertahanan Cyber

Dengan berbagai pertimbangan tersebut, penelitian ini terbatas pada

manajemen (tata kelola) sistem informasi Pertahanan Negara Indonesia,

fokus pada Mabes TNI Angkatan Laut, dalam merebut keunggulan

informasi. Karena data awal menunjukan bahwa hubungan antar angkatan

dan Mabes TNI pada level 0 (independent) dan level 1 (ad hoc) pada

saat Latihan Gabungan, maka data diambil pada Disinfolahta = Dinas

Informasi Pengolahan Data tentang masalah prosedur dan aplikasi dan

Page 45: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 2 | Sistem Informasi TNI AL dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 29

Dinas Penerangan Angkatan Laut terkait operasi informasi. Interoperability

data link merupakan strategi dalam mendapatkan informasi, namun

belum terselenggara secara optimal, maka penelitian ini diharapkan dapat

menjawab pertanyaan; mengapa interoperability data link dalam sistem

informasi TNI AL tidak dapat terselenggara secara optimal.

Dengan demikian penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan

PAID (Prosedur, Aplikasi, Infrastruktur dan Data) yang dimiliki TNI AL

dalam mendukung tugas Pokok. Karena esensi dari penelitian ini adalah

pengembangan sistem informasi, maka metode pendekatan yang digunakan

adalah interaksional symbolic, sehingga penelitian ini terkait dengan

penelitian Sistem Informasi TNI AL dalam merebut keunggulan informasi.

Inti pertanyaan penelitian ini adalah mengapa TNI Angkatan Laut

melihat informasi sebagai sesuatu yang sangat penting sehingga data

operasi tidak dapat diintegrasikan dengan Mabes TNI? Untuk itu penting

diketahui bagaimana pemahaman Mabesal tentang operasi informasi terkait

dengan pengolahan data menjadi informasi dan keputusan pimpinan.

Untuk itu, pertanyaan penelitiannya adalah;

a. Bagaimana gambaran konsep operasional yang dimiliki TNI Angkatan

Laut tentang operasi informasi yang tergambar dalam sistem informasi

TNI AL.

b. Bagaimana Budaya Tata Kelola Informasi TNI Angkatan Laut dalam

rangka kesiapsiagaan information warfare.

c. Bagaimana penggunaan radar pantai dalam mengumpulkan, mengolah

dan mendistribusikan data dalam membangun interoperabilitas

sebagai kapabilitas TNI Angkatan Laut.

2.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian;

a. Menganalisa konsep operasional TNI AL yang diaplikasikan melalui

sistem informasi dalam rangka kesiapsiagaan information warfare.

b. Menganalisa Budaya Tata Kelola Informasi dalam lingkungan TNI

Angkatan Laut dalam rangka meningkatkan interoperabilitas sebagai

kapabilitas pertahanan negara.

Page 46: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

30 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

c. Menganalisa penggunaan radar pantai dalam mengumpulkan, mengolah

dan mendistribusikan data dalam membangun interoperabilitas

sebagai kapabilitas TNI Angkatan Laut.

Manfaat Penelitian.

a. Sebagai bahan masukan bagi pimpinan TNI, khususnya TNI Angkatan

Laut, dalam membuat data link pertahanan Negara

b. Sosialisasi revisi Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor

38 Tahun 2011 Tentang Kebijakan Sistem Informasi Pertahanan Negara.

c. Mendukung pembaharuan Doktrin TNI AL terutama menyangkut

Operasi Informasi.

2.4 Kerangka Teori dan Tinjauan Pustaka

Oleh karena penelitian terdahulu tentang Interoperability Data Link

Pertahanan Negara belum pernah ditemukan, maka Bab ini akan membahas

konsep atau teori yang digunakan, untuk lebih memahami persoalan

Interoperability data link Pertahanan Negara. Studi ini bersifat konseptual

yang memungkinkan dapat diterapkan dalam pengembangan sistem

informasi dalam pertahanan negara.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang

Pertahanan Negara menyatakan bahwa pertahanan negara bertujuan

untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan keselamatan segenap

bangsa dari segala bentuk ancaman. Pertahanan negara berfungsi untuk

mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah NKRI sebagai satu

kesatuan pertahanan, diselenggarakan melalui usaha membangun dan

membina kemampuan, daya tangkal bangsa dan negara, dan menanggulangi

setiap ancaman yang diselenggarakan oleh pemerintah dan dipersiapkan

secara dini dengan sistem pertahanan negara.

Pertahanan negara pada hakekatnya merupakan segala upaya

pertahanan bersifat semesta, yang penyelenggaraannya didasarkan pada

kesadaran akan hak dan kewajiban seluruh warga negara serta keyakinan

pada kekuatan sendiri untuk mempertahankan kelangsungan hidup

bangsa dan Negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Kesemestaan

Page 47: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 2 | Sistem Informasi TNI AL dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 31

mengandung makna pelibatan seluruh rakyat, segenap sumber daya

nasional, sarana dan prasarana, serta seluruh wilayah negara sebagai satu

kesatuan pertahanan yang utuh danmenyeluruh.

Kosep Interoperability dan Data Link sebagai pokok bahasan mem-

pertemukan konsepsi dalam diri manusia dengan peralatan, sebagai bagian

dari teknologi komputer dalam konteks Command, Control, Communication,

Computer, Inteligent, Surveilance, and Reconnaisance (C4ISR) Pertahanan

Negara. Dilihat dari material, atau fisik yang dimiliki, studi ini lebih

menekankan pada aspek elektronik, karena dilihat dari aspek Teknologi

Komputer. Padahal studi ini tidak hanya tataran fisik komputer tapi terkait

sistem, logika dan pemaknaan kita tentang Data, Informasi, Keputusan

Komando, Strategi, Operasi dan Pertahanan Negara. Untuk itu Sistem

Informasi merupakan studi bersama dari berbagai kepentingan sehingga

Teknologi Komputer dapat bekerja sesuai dengan fungsinya. Ada beberapa

konsep dan teori yang menjadi alat analisis kajian ini, yaitu :

2.4.1 Model Perang Informasi (Information Warfare)

Sebelum memperkenalkan konsep luas informasi yang diterapkan

dalam peperangan skala besar, adalah penting untuk memahami peran

informasi dalam konflik ditingkat fungsional dasar. Pertimbangkan model

satu-directional dasar konflik untuk menggambarkan peran informasi

dalam peperangan. (dua kombatan menggunakan elemen dasar ini).

Model bisa berlaku untuk dua individu dalam konflik atau dua bangsa

menyatakan berperang. Seorang penyerang, A, terlibat perang dengan B,

yang harus menentukan bagaimana harus bertindak, atau bereaksi. Tujuan

dari A adalah untuk mempengaruhi dan memaksa B untuk bertindak

dengan cara yang menguntungkan A. Ini adalah tujuan akhir dari setiap

Perang. A berharap lawan akan bertindak dengan cara yang diinginkan,

yaitu; menyerah, berbuat salah atau gagal, menarik pasukan, berhenti dari

permusuhan, dan sebagainya.

Penyerang mungkin menggunakan kekuatan atau pengaruh lain

yang tersedia untuk mencapai tujuan ini. Pihak B mungkin membuat

keputusan yang diketahui mendukung A (misalnya, mengakui kekalahan

Page 48: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

32 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

dan menyerah) atau mungkin menjadi korban rayuan atau penipuan dan

tanpa disadari membuat keputusan mendukung A.

Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi keputusan dan tindakan

yang menghasilkan B (atau reaksi) untuk menyerang A.

a. Kapasitas B untuk bertindak. Kemampuan B untuk merespon keinginan

A dilihat dari faktor fisik, kemampuan untuk diperintah dan dipaksa B.

Peperangan didasarkan pada premis bahwa degradasi kapasitas perang

melawan B akhirnya akan menyebabkan B untuk membuat keputusan

menyerah. Kapasitas tidak diukur tunggal; tapi banyak komponen,

termasuk "pusat kekuatan sebagai gravitasi global", karakteristik

strategis, kemampuan atau daerah dari mana kekuatan militer berasal,

kebebasan tindakan, kekuatan dan kemauan untuk melawan.

b. Kehendak B. Kehendak untuk bertindak adalah faktor manusia, ukuran

dari menyelesaikan atau penentuan pembuat keputusan manusia dari

B dan kecenderungan mereka kepada tindakan alternatif. Elemen ini

adalah yang paling sulit untukmenyerang, mengukur, model, atau

langsung mempengaruhi. Kekuatan kehendak untuk mengambil

tindakan dalam mencapai tujuan tujuan atau menyatakan mungkin

melampaui "obyektif" kriteria keputusan. Dihadapkan keadaan

tertentu masalah militer atau kekalahan ekonomi, kehendak pembuat

keputusan dapat menekan, tidak peduli seberapa besar risiko, bereaksi

dengan cara yang tidak rasional (dalam domain militer atau ekonomi).

c. Persepsi B. Pemahaman situasi dari perspektif dari B merupakan

faktor informasi abstrak, diukur dalam hal tersebut sebagai akurasi,

kelengkapan, kepercayaan atau ketidakpastian, dan ketepatan waktu.

Keputusan B ditentukan oleh persepsi situasi (serangan A pada

B) dan persepsi kapasitas B sendiri untuk bertindak. Berdasarkan

persepsi tersebut, yang dirasakan tindakan alternatif yang tersedia

dan hasil kemungkinan mereka, dan kemauan manusia keputusan

pembuat, B merespon. Bagaimana kemudian dapat A memaksa B

untuk bertindak dengan cara yang baik untuk tujuan A. Penyerang

memiliki beberapa alternatif untuk mempengaruhi tindakan B,

berdasarkan faktor-faktor ini. penyerang dapat langsung menyerang

kapasitas B untuk bertindak. Ini mengurangi pilihan yang tersedia

Page 49: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 2 | Sistem Informasi TNI AL dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 33

ke B, secara tidak langsung mempengaruhi kehendak B. Penyerang

juga dapat mempengaruhi persepsi B tentang situasi (serangan

terhadap Kapasitas pasti melakukan ini secara langsung, sementara

serangan terhadap sensor dan komunikasi dapat mencapai hal ini

secara tidak langsung); kendala untuk tindakan; atau mungkin hasil

dari tindakan. Sementara penyerang tidak dapat langsung menyerang

atau mengendalikan keinginan (will) dari B, kapasitas dan persepsi

serangan kedua menyediakan sarana akses ke kehendak.

Sekarang dapat lebih lanjut detil model konflik untuk menggambarkan

sarana yang A dapat mempengaruhi kapasitas B dan arus informasi yang

memungkinkan B untuk memahami situasi konflik. Model rinci (Lihat

Gambar 2.1) menyediakan arus informasi dari penyerang, A, di empat domain

dengan keputusan dan tindakan B. Model ini akan memungkinkan kita untuk

mengeksplorasi alternatif dengan A dapat mempengaruhi persepsi situasi B.

Pertama, domain fisik di mana kapasitas B untuk bertindak berada.

Orang-orang,proses produksi, stok sumber daya, pembangkit energi,

platform senjata,jalur komunikasi, dan komando dan kontrol kemampuan

berada didomain fisik. Domain kedua adalah domain informasi,

elektronikranah di mana B mengamati dunia, memonitor serangan A,

langkah-langkah status pasukan nya sendiri, dan mengkomunikasikan

laporan mengenai lingkungan Hidup. Dalam domain berikutnya, satu

persepsi, B menggabungkan dan analisis semua pengamatan untuk

melihat atau menjadi berorientasi dengan situasi. Ini "Berorientasi" proses

menilai tujuan, kemauan, dan kemampuan A. Hal ini juga membandingkan

hasil layak reaksi itu dapat memilih, berdasarkan B Kapasitas sendiri,

yang disediakan melalui proses observasi sebagai kekuatan melaporkan

status mereka. Dalam domain ini, meskipun didukung oleh pengolahan

elektronik dan proses visualisasi, pikiran manusia adalah elemen pusat

yang komprehensif dan dalam situasi tingkat keyakinan yang dalam.

Page 50: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

34 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

Gambar 2.2 Model Perang Informasi

Perang informasi dalam Informations Warfare sangat menentukan.

Pentingnya informasi dan peran sentral yang dimainkannya dalam

peperangan bukan hal yang baru. Abad kesepuluh sebelum Masehi,

komandan militer dan Raja,Solomon, menekankan pentingnya pengetahuan

(intelijen militer), bimbingan (perencanaan strategis dan operasional),

dan penasehat (analis tujuan) untuk menang dalam perang: "Seorang

yang bijaksana memiliki kekuatan besar, dan seorang pria pengetahuan

meningkatkan kekuatan; untuk melancarkan perang membutuhkan

bimbingan, dan kemenangan dengan banyak penasihat.

Pada abad keenam SM, ahli strategi militer Cina Sun Tzu menulis

dalam The Art of War pentingnya informasi. Berikut ini adalah empat

pernyataan Sun Tzu mengenai informasi.

a. Informasi adalah penting untuk proses pengawasan, situasi pengkajian,

pengembangan strategi, dan penilaian alternatif dan risiko untuk

pengambilan keputusan. Sun Tzu menulis Konsep Informasi di Bab

Perang bagian Tiga, Metode militer ; pertama, pengukuran; kedua,

estimasi kuantitas; ketiga, perhitungan; keempat, menyeimbangkan

peluang; kelima, kemenangan. "

Page 51: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 2 | Sistem Informasi TNI AL dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 35

b. Informasi dalam bentuk kecerdasan dan kemampuan untuk

meramalkan hasil masa depan mungkin membedakan prajurit terbaik.

Jadi, apa yang memungkinkan perintah bijaksana dan baik umum

untuk menyerang dan menaklukkan, dan mencapai hal-hal di luar

jangkauan orang biasa, adalah ramalan. "

c. Kontrol beberapa informasi dikomunikasikan kepada lawan, oleh

penipuan (rayuan dan kejutan) dan penolakan, adalah kontribusi

yang dapat memberikan persepsi yang salah sementara untuk musuh.

"Semua perang didasarkan pada penipuan musuh," dan, " Seni perang

yang bijak sangat kehalusan dan penih kerahasiaan! Untuk itu belajar

untuk menjadi tak terlihat, dan tak terdengar."

d. Bentuk tertinggi peperangan menggunakan informasi untuk

mempengaruhi persepsi musuh untuk menaklukkan kehendak

daripada menggunakan memaksa fisik. "Dalam seni praktis perang, hal

terbaik adalah untuk mengambil musuh negara secara keseluruhan dan

utuh. Oleh karena itu untuk melawan dan menaklukkan dalam semua

Anda pertempuran tidak keunggulan tertinggi; keunggulan tertinggi

terdiri melanggar perlawanan musuh tanpa pertempuran."Masing-

masing prinsip utama ini, diterapkan bahkan sebelum abad keenam

SM, mengandalkan akuisisi, pengolahan, dan penyebaran informasi.

Prinsip-prinsip tidak berubah, tetapi cara akuisisi, pengolahan,dan

diseminasi memiliki, sarana elektronik memperoleh dan mengelola

informasi memiliki teknologi diganti sebelumnya, kurir manusia,

dan komunikasi tertulis. Meningkatnya ketergantungan pada sarana

elektronik mengelola volume besar informasi dan peningkatan

nilai informasi yangtelah membuat informasi itu sendiri target

yang menguntungkan dan berharga senjata perang. Perubahan ini

merevolusi peran informasi dan perilaku perang.

2.4.2 C4ISR/K4IPP Pertahanan Negara

Command and Control (C2) Communications, Computers, Surveillance and

Reconnaissance(C4IPP) atau Komando, Kendali, Komunikasi, Komputer,

Intelijen, Pemantauan dan Pengintaian (K4IPP)Pertahan Negara adalah

sistem informasi integral untuk mendukung kemampuan militer. Militer

Page 52: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

36 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

sesuah sistem organsisi dengan menggunakan tool-tool elektronika untuk

mencapai tujuan operasi militer. Pada awalnya dalam militer ada atasan

dan bawahan, atasan berhak dan bertanggunjawab memberi perintah

dan mengontrol sejauh mana perintah dilaksanakan.Berjalan waktu,

organisasi lebih luas personil lebih banyak, maka komunikasi merupakan

penambahan elemen selanjutkan. Demikian juka setelah komunikasi adalah

komputer sebagai teknologi dalam mendukung CC tersebut. Selanjutnya

peran intelijen, pemantauan dan pengintaian sebagai kemampuan dasar

organisasi militer. Untuk meningkatkan fungsi C4ISR dalam mendukung

CC atau keputusan pimpinan menurut Stuart H. Starr, ada dua persoalan;

pertama meningkatkan komunikasi lintas komunitas dan mendorong

masyarakat terlibat dalam mengatasi masalah tersebut baik dalam bidang

pendidikan, politik, ekonomi, kebudayaan dan lain-lain. Dua segmen

tersebut berkembang namun dalam prakteknya akan terhalang dalam

meningkatkan C4ISR oleh banyak masalah, antara lain;

a. Masalah Budaya. Dalam penelitian terdahulu secara umum

menggambarakan bahwa budaya TNI sudah mulai berubahdari dulu

yang terfokus pada perintah demi perintah menjadi lebih responsif yaitu

melihat keinginan dan persepsi masyarakat. Perubahan itu tentu modal

awal dalam era reformasi demi tegak dan kuatnya intansi TNI, tetapi

perkembangan masalah bangsa selalu berkembang dan melibatkan

instansi lain yang memiliki wewenangan seperti Depatemen Dalam

Negeri masalah teroris mestinya counter radikadikal lebih awal

ditangani bagaian Kesbangpol misalnya. Penculikan WNI oleh Abu

Sayyap mesti Departemen Luar Negeri lebih terbuka, demikian juga

dengan mitra koalisi kitaterutama anggota negara Asean, negara

tetangga sangat penting dalam pengembangan Interoperability C4ISR.

Kemudian untuk mengubah budaya antara angkatan yang terlihat

memiliki batas, perlu dikaji lebih lanjut. Hampir sama halnya juga

dengan masyarakat, harus ada langkah-langkah untuk menghilangkan

ketakutan, kekhawatiran penyalahgunaan, kesalahpahaman, dan

konsekuensi yang merugikan pihak kita.

b. Organisasi. Keputusan dibuat oleh Komando merupakan proses interaksi

bawahan dan atasan dalam mengelola data-informasi-pengetahuan dan

Page 53: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 2 | Sistem Informasi TNI AL dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 37

tindakan kita dalam suatu organiasi. Fragmentasi elemen masyarakat

merupakan bagian dari C4ISR. Untuk itu harus dilihat apa langkah

institusional dapat diambil untuk memastikan bahwa penilaian C4ISR

memperlakukan semua elemen masyarakat secara seimbangdalam upaya

masa depan, masayarakat organisasi besar dalam praktet C4ISR.

c. Masyarakat. Pendidikan dan pelatihan dari semua orang yang terlibat

dalam proses penilaian C4ISR dianggap menjadi kritis dalam tingkat

penilaian. Ini menggolongkan program untuk memastikan bahwa

analis berpengalaman dalam metodologi terbaru, serta tantangan yang

berkaitan dengan berurusan dengan sejumlah besar data heterogen.

Tapi harus ditekankan bahwa pendidikan perlu terlibat dalam

pengambil keputusan akan membutuhkan masyarakat berpendidikan

untuk pemahaman atas suatu analis. Secara khusus, ada nilai

yang besar dalam menyediakan pembuat keputusan dengan daftar

pertanyaan yang ia harus berpose untuk analis sebagai hasil penilaian.

d. Proses. Sepanjang Perang Dingin, komunitas penilaian C4ISR diarahkan

untuk melakukan penilaian-ancaman berbasis (misalnya, fokus pada

skenario yang dipilih didokumentasikan). Tantangan masa mendatang

akan melakukan penilaian berdasarkan kemampuan yang berusaha

untuk mengidentifikasi titik kuat-lemah dalam efektifitas operasional

di seluruh spektrum yang luas dari lawan. Dalam rangka untuk

melakukan penilaian ini secara efektif, maka akan diperlukan untuk

melakukan yang luas, analisis eksplorasi (mempekerjakan berjalan

cepat, alat penilaian tingkat tinggi) untuk mengidentifikasi segmen

ruang skenario. Mereka "menarik" segmen kemudian harus dikaji secara

lebih mendalam. Penilaian ini akan sangat menantang bagi daerah misi

yang semakin penting dalam kekuatan berubah (misalnya, Informasi

Operasi, Stabilitas dan Dukungan Operasi, kontra-terorisme).

e. Alat. Hal ini secara luas diakui bahwa tujuan dari transformasi tidak

akan tercapai hanya melalui solusi materil. Sebagaimana dinyatakan

dalam Joint Vision 2020 (Referensi 21), itu akan memerlukan

kerjasama dari semua Kekuatan : Kepemimpinan, Organisasi, Doktrin,

Interoperability, Masyarakat, Personil, Peralatan, Pelatihan, Pasilitas

Pendukung, Perusahanaan Swasta, Pemerintah Daerah, atau disingkat

KODIM-P5. Sayangnya, penilaian masyarakat saat ini hampir tidak

Page 54: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

38 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

ada alat yang memungkinkan kita untuk berinovasi dalam kreativitas.

Dengan demikian, alat baru akan dibutuhkan yang komponennya dapat

diatur secara efektif, untuk memperbaiki kekurangan ini.

f. Penelitian dan Pengembanga (Litbang). Di antara unsur-unsur penting

yang mempengaruhi C2 adalah faktor kognitif dan perilaku, kalau tidak

alat kita ada cenderung untuk kembali ke solusi tahun 1970-an. Untuk

masalah ini kita abaikan atau menganggap sebagai efek urutan kedua

atau ketiga. Ada upaya pemahaman awal untuk mengatasi masalah ini

(misalnya, NATO SAS-050) tetapi penelitian mendasar yang diperlukan

untuk membangun basis teoritis dari mana mereka dapat mengembangkan

alat baru dan membimbing pengumpulan data yang berarti.

g. Data. Hal ini semakin diakui bahwa tepat waktu, tersedia, data yang

dimengerti merupakan "inti" dari masalah penilaian C4ISR. Meskipun

Depepartemen Pertahanan belum berhasil menghimpun data dalam

jajaran TNI secara utuh tapi bagaimanapun data merupakan hal yang

penting, masalah data itu sendiri memerlukan kebutuhan untuk

perubahan dalam budaya, pendidikan dan pelatihan, dan proses

masyarakat (misalnya, kebutuhan untuk kaya, metadata disiplin).

h. Produk. Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor

38 Tahun 2011 Tentang Kebijakan Sistem Informasi Pertahanan

Negara telah mengatur peran dan tugas Pusat data Dan Informasi

tiap angkatan memiliki pembagian tugas, misalnya dalam lampiran

dijelaskan; Tataran Sistem Informasi Pertahanan Negara. Sesuai dengan

kewenangan, kepentingan, tugas, tanggung jawab dan fungsi yang

diemban pada tiap strata organisasi, maka sistem informasi pertahanan

negara disusun dalam tataran sebagai berikut;

1) Tingkat Kementerian Pertahanan. Melaksanakan pembinaan

dan penyelenggaraan sistem informasi pertahanan negara untuk

mendukung tugas pokok dan fungsi Kementerian Pertahanan serta

sistem informasi nasional.

2) Tingkat Markas Besar Tentara Nasional Indonesia. Melaksanakan

pembinaan dan penyelenggaraan system informasi pertahanan

negara untuk mendukung tugas pokok dan fungsi Tentara Nasional

Indonesia serta system informasi di tingkat Kementerian Pertahanan.

Page 55: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 2 | Sistem Informasi TNI AL dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 39

3) Tingkat Markas Besar Angkatan. Melaksanakan pembinaan

dan penyelenggaraan sistem informasi pertahanan negara di

lingkungan Angkatan, untuk mendukung tugas pokok dan fungsi

Angkatan, serta sistem informasi di tingkat Markas Besar Tentara

Nasional Indonesia dan Kementerian Pertahanan.

4) Tingkat Komando Utama dan Badan Pelaksana Pusat. Melaksanakan

pembinaan dan penyelenggaraan system informasi pertahanan

negara di lingkungan Komando Utama dan Badan Pelaksana Pusat,

untuk mendukung tugas pokok dan fungsi Komando Utama dan

Badan Pelaksana Pusat, dan sistem informasi di tingkat Angkatan

serta Markas Besar Tentara Nasional Indonesia dan Kementerian

Pertahanan.

Walaupun Dephan memiliki Peraturan tapi dalam kenyataannya

belum dapat dilakukan secara penuh, bahkan belum mampu menghimpun

data dari angkatan yang diperlukan. Bahkan dalam wawancara Peneliti

dengan Staf Pusadatin Tahun 2016 telah dianggarkan 76 milyar samapai

bulan Agustus tiap angkatan masih berbeda pendapat. TNI AL dan

AU sudah mulai berjalan, tapi Mabes TNI dan Mabes Angkatan belum

tahu perkembangannya. Tapi ditelusuru lebih dalam pada tataran taktis

sesungguhnya sulit untuk mendapatkan data tetang kegiatan TNI di

lapangan, misal monitoring pergerakan PAUM dari satu pulau ke pulau

lain, Kapal Laut dari satu pulau ke pulau lain, Pengamanan Industri vital

seperti Freeport, Cevron, Arun dan sebagainya.

Bagaimanapun.untuk pengembangan Kerangka Kerja Arsiteks C4ISR,

dilakukan dengan langkah-langkah;

a. Tinjauan Operasional, menjelaskan tugas dan kegiatan, node (titik

simpul) operasional, dan informasi yang mengalir antara node yang

diperlukan untuk mencapai atau mendukung operasi. Pandangan

operasional menggambarkan sifat pertukaran informasi secara

cukup rinci untuk menentukan apa tingkat tertentu interoperabilitas

pertukaran informasi diperlukan.

b. Tinjauan Sistem, menerjemahkan tingkat yang diperlukan inter-

operabilitas menjadi satu set kemampuan sistem yang diperlukan,

mengidentifikasi sistem saat ini yang digunakan dalam mendukung

Page 56: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

40 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

kebutuhan operasional (atau sistem mendalilkan yang dapat

digunakan), dan memfasilitasi perbandingan implementasi sistem

saat ini/mendalilkan dengan yang dibutuhkan kemampuan.

c. Tinjaun teknis, mengartikulasikan kriteria yang mengatur pelaksanaan

diperlukan kemampuan sistem. Agar konsisten dan terpadu, deskripsi

arsitektur harus menyediakan hubungan eksplisit antara berbagai

pandangannya. Set produk Framework, dijelaskan secara singkat

dalam paragraf berikutnya, menyediakan sejumlah keterkaitan tersebut

antara pandangan. Kerangka Pengembangan C4ISR dapat digambarkan

sebagai berikut;

Gambar 2.3 Kerangka Pengembangan C4ISR

2.5 Keunggulan Informasi dan OODA

Secara umum manusia menerima informasi 83 persen berasal dari

media publik terutama internet, televise, koran, majalah, jurnal dan radio.

Hanya sedikit yang diterima melalui jaringan khusus, bahkan laporan-

laporan dari agen khusus juga sering terlambat jika dibandingkan dengan

informasi dari media elektonik, terutama internet on line dan televisi.

Informasi yang diterima oleh Pimpinan TNI sebelum membuat keputusan

Page 57: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 2 | Sistem Informasi TNI AL dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 41

memang tidak hanya dari media publik tapi dari staf intelijen dan staf khusus

dan staf-staf lain. Penjelasan terdahulu terkait dengan sistem informasi dan

upaya keunggulan informasi TNI antara lain ditulis oleh Iwan Kustiyawan

dan Arwin DWS. Menurut Iwan Kustiyawan, TNI saat ini perlu merubah

doktrin agar dapat menafaatkan teknologi dalam merebut keunggulan

informasi, diantaranya melalui konsep Revolution Military Affair (RMA).

Didasari atas teori Simmetric Warfare, kelihatannya kemenangan perang

tidak lagi ditentukan factor-faktor yang pasti, maka upaya merebut

keunggulan informasi melalui prinsif Network Centic Warefare, adalah sbb:

merencanakan, membangun dan mengembangkan jaringan sesuai dengan

tuntutan kebutuhan operasional sistem, sehingga memiliki kekuatan yang

akan meningkatkan kemampuan sharing informasi, kerja sama informasi/

kolaborasi, dan meningkatkan efektivitas misi secara dramatis.

Kemudian Arwin DWS lebih fokus masalah doktrin Operasi Informasi

TNI AL yang tidak implementatif. Arwin mengajukan pola tersendiri untuk

merangkai elemen-elemen yang dimiliki TNI AL menjadi sebuah sistem

informasi. Awin DWS membuat formulasi siklus informasi mulai dari input

data, proses dan ouput secara terpadu, yang disebut Observe, Orientation,

Decition dan Action (OODA);

Gambar 2.4 Siklus Informasi Observe, Orientation, Decition dan Action (OODA)

Page 58: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

42 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

Menurut peneliti kerangka kerja ini sangat bagus dalam menyusun

kerangka kerja dalam suatu sistem secara linear. Akan tetapi kalau melihat

hubungan data menjadi data base terjadi loncatan, karena pada saat ini terjadi

reduksi data. Artinya tidak semua data masuk ke data base. Like and dislike

operator misalnya sangat menentukan, atau arahan pimpinan data yang masuk

cukup ini dan itu sehingga terjadi kekacauan reduksi. Apabila peralatan yang

bagus namun tidak dibarengi dengan sumber daya yang diharapkan, maka

perlatan mahal menjadi sia-sia. Untuk mengatasi ini harus ada perubahan mind

set, atau cara pandang bersama tentang keunggulan informasi. Standar data

yang masuk dan itu sangat dipengaruhi oleh otoritas pimpinan dan bawahan

pun menyesuaikan dengan selera pimpinan. Akan tetapi kalau bagaimanapun

proses tetap jalan, maka sebuah hanya diuji oleh waktu.

Kemudian Eitan Altman, dalam tulisannya berjudul “InformationTheory:

New Challenge sand New Interdisciplinary Tools” dengan menggunakan teori

permainan (Game Theory) menunjukan hubungan ketidak teraturan satu

dengan yang lain pola tersendiri walaupun digerakkan secara bebas. Artinya

sesuatu bekerja menurut dirinya sendiri akan menghasilkan pola sendiri.

Operasi-operasi informasi pada dasarnya terbagi dua, operasi informasi

depensif dan opersai informasi opensif. Operasi informasi depensif

merupakan kesiapan sistem untuk mengamankan informasi sendiri dari

upaya musuh untuk merusak, mengganti,mencuri atau dengan cara lain

yang dapat mengganggu keputusan komando. Sedangkan operasi opensif

bersifat menyerang, atau berupaya untuk mendapatkan informasi tentang

lawan dengan cara-cara yang aman dari pengetahuan musuh, namun

mendapatkan informasi yang objektif, cepat, akurat dan dibutuhkan.

Terkait dengan sistem informasi satuan-satuan TNI, pertanyaan yang

diuji adalah kemampuan opensif dan defense seperti apa yang dimiliki TNI

sekarang. Untuk itu perlu dilakukan penilaian terhadap Prosedur, Aplikasi,

nfrastruktur dan Data (PAID) dalam menghidangkan sebuah keputusan

untuk pimpinan TNI/Komando.

Dalam beberapa latihan gabungan TNI telah melaksanakan operasi

informasi. TNI menyadari pentingnya operasi informasi, namun belum

memiliki landasan teori karena belum ada research standar akademis

tentang operasi informasi.

Page 59: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 2 | Sistem Informasi TNI AL dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 43

Kebijakan pimpinan mencari refensi diataranya United States Joint

Publication (JP 3-13) tahun 1998 tentang Information Operations dan

United States Air Force Doctrin Documen (AFDD) 2-5 tahun 2002 tentang

Informations Operations. Secara khusus operasi informasi di lingkungan TNI

AL dimuat dalam dotrin SBP 2004 dan dituangkan dalam Surat Keputusan

Kasal nomor Skep/133/VII/2005 tentang Operasi Informasi dalam bentuk

Naskah Sementara Buku Petunjuk Pelaksana (Bujuklak). Karena TNI AL

mengadopsi JP 3-13 sebagi rujukan, maka penelitian ini akan merujuk

kembali JP 3-13 sehingga dapat menelaah doktrin yang digunakan TNI dan

operasional secara teknis dilapangan. Doktrin ini telah dilakukan uji coba

dalam Geladi Pos Komando (Posko) Angkasa Yudha tahun 2011 dan 2012.

2.6 Metodologi Penelitian

Metodologi berasal dari bahasa Yunani yaitu metodos dan logos.

Metodos berasal dari metha yang berarti melalui dan hodos berarti jalan

ke atau prosedur, dan logos berarti ilmu.Secara sederhana metodologi

artinya ilmu prosedur. Kemudian kata “Penelitian” berasal dari kata teliti,

tambah konfiks pe-an, sehingga menambah makna cara meneliti. Artinya

Metodologi Penelitian di sini suatu kegiatan keilmuan untuk mencari

kebenaran, kebaikan dan kemulian dengan cara meneliti. Karena upaya

tersebut bersifat metafisis, dalam hal ini untuk membangun sistem

informasi agar command and control (CC) dapat melakukan koordinasi dengan

baik, keputusan yang tepat dan sebagainya.

Pertanyaannya bagaimana menjawab menyusun data dari berbagai

sumber yang tidak tersusun dan transfer data yang lambat untuk dapat

mendukung command and control (CC) komando atas sesui dengan hirarkhi

dan kondisi yang berbeda dalam kerangka keilmuan, maka disini tugas

filsafat ilmu memberi persyarakat dasar sebuah penelitian bernilai karya

ilmu. Bagi Filsafat Ilmu sebuah penelitian masuk dalam suatu kajian harus

memiliki unsur ontologis, epistemologis dan axiologis. Dalam aplikasinya

diimplementasikan oleh sebuah model metodologi yang mengandung;

keteraturan (sistematis), konsistensi, korespondensi (rasional-empiris)

dan determinisme (kausalitas). Dengan demikian Metodologi Penelitian

Page 60: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

44 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

adalah prosedur keilmuan yang dilakukan peneliti untuk mencapai tujuan

yang ditetapkan oleh peneliti itu sendiri.

Untuk mencapai suatu tujuan harus dilakukan dengan cara yang tepat.

Ilmu menentukan cara yang tepat untuk mencapai tujuan dalam dunia

ilmu pengetahuan dipelajari dalam metodologi. Secara harfiah metodologi

berasal dari bahasa Yunani yaitu metodos dan logos. Metodos berasal dari

metha yang berarti melalui dan hodos berarti jalan ke atau prosedur, dan

logos berarti ilmu. Secara sederhana metodologi artinya ilmu prosedur

mencapai tujuan. Kemudian kata “Penelitian” berasal dari kata teliti, tambah

konfiks pe-an, sehingga menambah makna cara meneliti. Dengan demikian

metode penelitian dalam penelitian ini untuk menentukan langkah langkah

dalam mencari kemudahan untuk melaksanakan command and control (CC)

bagi komando atau sesuai dengan hirarkhi dan kondisi yang berbeda

dalam kerangka keilmuan. Sesuai dengan tujuan CC adalah untuk dapat

merumuskan perintah, keputusan yang tepat, mengontrol pelaksnaannya,

melakukan koordinasi antar komando, intansi samping dan sebagainya.

Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan menggambarkan

lingkungan informasi TNI AL. Karena keterbatasan peneliti, maka peneliti

memilih Dinas Penerangan dan Dinas Informasi dan Pengolahan Data. Dua

dinas tersebut dapat memehuhi tuntutan elemen informasi yaitu prosedur,

aplikasi, infrastruktur dan data. Penelitian ini terkait dengan Pertahanan

Negara belum optimal. Keterkaitan ini penting untuk memperlihatkan

keberadaan Strata Mutlak Pertahanan Negara demi kelangsungan NKRI

berupa integritas teritorial, kedaulatan nasional, dan keselamatan bangsa

Indonesia. Integritas teritorial tergambar dalam efektifitas CC, dalam hal ini

Presiden sebagai Panglima Tertinggi, Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan

mestinya memiliki akses terhadap prajurit di lapangan karena dalam era

Perang Informasi perebutan keunggulan informasi merupakan keniscayaan.

Informasi yang cepat, akurat dan lengkap sangat diperlukan oleh pimpinan

dalam mengambil keputusan yang tepat, dan mengkoordinasikan siapa

berpicara apa sehingga kesembangan opini dapat menjaga suasana nyaman

dan menjamin sinergisitas dalam sebuah sistem pertahanan negara.

Kalau melihat kenyataan di lapangan dan penjelasan pejabat Kemhan/

TNI sistem informasi belum memiliki bentuk yang dapat mendukung

Page 61: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 2 | Sistem Informasi TNI AL dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 45

operasi informasi dan masih belum standar kalau dibandingkan dengan

US JP-3 13 Sesuai dengan penjelasan Bab I bahwa penelitian ini terkait

dengan model interoperability data link pertahanan negara. Dengan demikian

Interoperability data link bagian dari sistem informasi menggunakan

teknologi digital, maka penelitian ini merujuk pada metode mencari model

penyempurnaan sistem informasi. Karena pilihan metode-metode untuk

melakukan penelitian sistem informasi sangat banyak, maka peneliti

berhadapan dengan pilihan-pilihan metode mana yang tepat dalam

mengadakan perbaikan sistem informasi pertahanan negara tersebut.

Bagi peneliti, secara sederhana metode pengembangan sistem

informasi terbagi dua; yaitu metode bersifat tradisional atau konservatif

yang mengutamakan pemikiran deduktif, dan kedua metode yang progresif

yang bentumpu pada metode induktif. Setelah meninjau beberapa metode

untuk mencari model sistem informasi dan konsultasi dengan beberapa

ahli, baik dari TNI, Kemhan dan Akademisi maka penelitian ini akan

menggunakan metode pendekatan Rapid Application Development (RAD).

2.6.1 Metode Pendekatan Rapid Application Development (RAD).

Upaya penyatuan pengembangan tradisional dengan progresif dapat

digambarkan sebagai berikut ;

Gambar 2.5 Model Pengembangan RAD

Page 62: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

46 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

Pertimbangan peneliti memilih model pengembangan RAD ini

karena relevan dengan tujuan penelitian untuk mencari model proses

(interoperability) dan model data (data link). Kelebihan Model RAD mampu

mengintegrasikan dari berbagai sistem, memang kelemahan Model RAD

tidak melibatkan proses regulasi, padahal intansi strategis pemerintah

sangat perlu. Kemudian peneliti juga mempertimbangkan aspek tradisi di

lingkungan Kemhan/TNI, pola hukum yang ada dan potensi kemampuan

personil Kemhan/TNI, sehingga peneliti menambah satu tahapan yaitu

tahap regulasi sebelum aplikasi. Memang RAD memiliki kelebihan tapi

juga memiliki kelemahan diataranya;

a. Sangat tergantung pada tim yang kuat dan kinerja individu untuk

mengidentifikasi kebutuhan bisnis. Untuk mengatasi ini Kemhan/TNI

memiliki potesi sumber daya manusia yang dapat dididik dan dibina.

b. Membutuhkan desainer yang sangat terampil. Untuk mengatasi

masalah ini Kemhan/TNI dapat bekerjasama dengan pihak ketiga

dengan didampingi pihak internal, sampai pihak internal mandiri.

c. Ketergantungan tinggi pada kemampuan modeling. Untuk menjaga

kontinuitas kebutuhan yang berkembang Kemhan/TNI perlu

menyiapkan kader secara berkelanjutan, mendidik generasi muda yang

potensial.

d. Diterapkan untuk proyek-proyek yang lebih murah sebagai biaya

pemodelan dan otomatis generasi kode sangat tinggi, sehingga ketika

menggunakan model RAD:harus menciptakan sebuah sistem yang

dapat modular dalam waktu 3-6 bulan.

e. Pembiayaan yang cukup tinggi dari desainer untuk pemodelan, biaya

pembuatan kode samapai menghasilkan alat otomatis sesuai dengan

model proses yang diinginkan.

Untuk memperkuat metode ini peneliti meletakan dalam kerangka

paradigma filosofis-fenomenologis. Intinya, penelitian ini merupakan

penelitian bagian dari sistem pertahanan negara yang sangat komplek

(system to system) berguna untuk pembentukan model yang berdampak

luas, pertimbangan itu peneliti harus memiliki dasar filosofis yang kuat.

Menariknya lagi, dalam metode RAD ini bukan hanya faktor teknis semata

Page 63: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 2 | Sistem Informasi TNI AL dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 47

tapi memahami persoalan human yang terkait dalam proses sebagai titik

awal yang perlu diperhitungkan. Penelitian ini merupakan rangkaian

dari penelitian terkait lainnya terutama Sistem Informasi tiap Angkatan

di lingkungan TNI, sehingga penelitian tersebut bagian dari penelitian

ini walaupun menggunaka metode yang berbeda, karena sesuai dengan

tujuan pada tahapan yang dikerjakan. Untuk itu pilihan berbagai metode

untuk pengembangan Sisinfohaneg tergantung pada tujuan dan sasaran

penelitian. Model tersebut menentukan berbagai tahap proses dan urutan

di yang akan dilakukan.

James Martin membangun pendekatan RAD membagi proses dalam

empat tahap yang berbeda:

a. Persyaratan tahap perencanaan. Analisa tentang Target, Tujuan dan

Tugas Pokok organisasi menjadi penting. Menggabungkan unsur

perencanaan sistem dan analisis sistem fase Sistem Development Life

Cycle (SDLC). Pengguna, manajer, dan anggota staf IT membahas

dan menyepakati kebutuhan bisnis, lingkup peluang, kendala, dan

persyaratan sistem. Tahap ini penting mencari kesepahaman, secara

prinsip harus ditemukan dan dibicarakan secara terbuka dan diikat

dengan ketentuan.

b. Tahap Mendesain Pengguna, pada fase ini, pengguna berinteraksi

dengan sistem analis dan mengembangkan model dan prototipe yang

mewakili semua sistem proses, input, dan output. Aliran informasi

yang sudah didefinisikan, disusun menjadi sekumpulan objek data.

Ditentukan oleh karakteristik/atribut dan hubungan antar objek-objek

tersebut. Intinya analisis kebutuhan dan data. Kelompok Peneliti dengan

pendekatan RAD atau subkelompok biasanya menggunakan kombinasi

teknik Joint Application Development (JAD) untuk menerjemahkan

kebutuhan pengguna ke dalam model kerja. Dalam JAD memahami

Proses dan Data Model, Merekam Keputusan Stakeholder, Isu, & Action

serta menghasilkan Rencana JAD Rencana, Sesi, & Wrap-Up Kerja.

Desain pengguna adalah proses interaktif yang berkesinambungan

yang memungkinkan pengguna untuk memahami, memodifikasi, dan

akhirnya menyetujui sebuah model kerja dari sistem yang memenuhi

kebutuhan mereka. Langkah-langkah pelaksanaan JAD adalah sebagai

Page 64: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

48 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

berikut; Wawancara Executive Sponsor, Baca Dokumentasi yang ada,

Draft Lengkap, Ringkasan rencana kerja, Wawancara Stakeholder,

Membentuk Tim JAD, Aplikasi Dasar Dokumen, Buat Rencana JAD,

Siapkan Bahan, Set Up Room, Ulasan dengan Executive Sponsor.

c. Tahap Konstruksi, berfokus pada program dan pengembangan aplikasi

tugas mirip dengan SDLC. Namun dalam RAD pengguna terus

berpartisipasi dan masih dapat menyarankan perubahan atau perbaikan

sebagai layar atau laporan yang perlu dikembangkan. Tugasnya adalah

pengembangan program dan aplikasi, coding, unit-integrasi dan

pengujian sistem. Objek data yang sudah didefinisikan diubah menjadi

aliran informasi yang diperlukan untuk menjalankan fungsi-fungsi

bisnis. RAD menggunakan komponen program yang sudah ada atau

membuat komponen yang bisa digunakan lagi, selama diperlukan.

d. Tahap Aplikasi. Pendekatan dasar, (cut-over) - menyerupai tugas akhir

dalam tahap implementasi SDLC, termasuk konversi data, pengujian,

change-over ke sistem baru, dan pelatihan pengguna. Dibandingkan

dengan metode tradisional, seluruh proses yang dikompresi. Testing

and Turnover: karena menggunakan componen yang sudah ada,

maka kebanyakan componen sudah melalui uji atau testing. Namun

komponen baru dan interface harus tetap diuji.

Adapun model RAD yang akan digunakan peneliti adalah:

a. Pemodelan Tugas Pokok: Aliran informasi diidentifikasi antara

berbagai fungsi dan tugas. Tahap perencanaan ini dimulai dengan

menggabungkan unsur perencanaan sistem dan analisis sistem pada

fase Sistem Development Life Cycle (SDLC). Terdiri dari pengguna,

manajer, dan anggota staf IT membahas dan menyepakati kebutuhan,

lingkup proyek, kendala, dan persyaratan sistem. Kata kunci adalah

untuk mencapai kata kesepakatan tim, tentang isu-isu kunci dan

memperoleh otorisasi manajemen untuk menelitinya. Pada tahap ini

menjawab pertanyaan-pertanyaan:

1) Bagaimana mengklsifikasikan data, artinya bagaimana menentukan

apakah data bersifat strategis, takstis, dan operasional, terstruktur,

semi-terstruktur dan non strukural?

Page 65: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 2 | Sistem Informasi TNI AL dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 49

2) Bagaimana data dikirim dan kepada siapa yang bersifat dua arah

atau hanya atasan lansung (kompatibilitas), data yang mana yang

dikirim terus menerus (jaringan secara integrasi), dan mana pula

data yang disampaikan hanya data tertentu dalam waktu tertentu,

atau kondisi tertentu (interoperabilitas)

3) Bagaimana untuk menganalisa data menjadi informasi, apa

yang mengendalikan proses pengambilan keputusan? Kemana

informasi itu diberikan? Siapa yang menyimpan informasi? Apa

sesungguhnya kebutuhan dari sistem kebutuhan dari sistem.

4) Pemodelan Data: Informasi yang dikumpulkan dari pemodelan

tugasdan fungsi digunakan untuk mendefinisikan objek data yang

dibutuhkan untuk melaksanakan tugas pokok.

5) Pemodelan Proses: objek data yang didefinisikan dalam pemodelan

data dikonversi untuk mencapai aliran informasi bisnis untuk

mencapai beberapa tujuan bisnis yang spesifik. Deskripsi

diidentifikasi dan dibuat untuk Create, Read, Update and Delete

(CRUD) objek data.

6) Pembentukan regulasi dengan melibatkan setiap stakeholder

yang ada secara mendalam, dengan mempertimbangan hak dan

keawajiban setiap bagian sehingga tergambar siapa berbuat apa.

7) Aplikasi generasi: alat otomatis yang digunakan untuk mengkonversi

model proses ke dalam kode dan sistem yang sebenarnya.

8) Pengujian dan maintenance: Uji komponen baru dan semua antar

muka.

2.6.2 Subjek Penelitian

Subjek adalah Kementerian Pertahanan, yang memiliki wewenang

dalam mengatur system informasi pertahanan Negara, sesuai dengan judul

penelitian yaitu Sistem Informasi TNI AL dalam rangka Interoperabiliti

Pertahanan Negara. Pertahanan Negara terdiri dari berbagai unsur sebagai

kekuatan negara yang diharapkan bekerja untuk menjamin kedaulatan

dan keutuhan wilayah NKRI. Intra dan ekstra lingkungan militer. Dalam

lingkungan militer ada angkatan Darat, Laut dan Udara. Penelitian ini

Page 66: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

50 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

khusus angkatan laut, yaitu sistem informasi Angkatan Laut terkait dengan

pertahanan negara untuk terselenggaranya CC antara atasan dengan

bawahan, koordinasi antar pimpinan.

Sistem Informasi Pertahanan Negara disingkat Sinfohaneg sesuai

dengan Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor 38

Tahun 2011 Tentang Kebijakan Sistem Informasi Pertahanan Negara,

bahwa Sisfohanneg adalah informasi yang dibina dan diselenggarakan oleh

Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia yang digunakan

untuk kepentingan penyelenggaraan pertahanan negara. Pembina Teknis

Sistem Informasi di Kementerian Pertahanan adalah Pusat Data dan

Informasi Kementerian Pertahanan yang selanjutnya disingkat Pusdatin

Kemhan. Pembina Teknis Sistem Informasi di Unit Organisasi Tentara

Nasional Indonesia dan Angkatan adalah Pusat Informasi dan Pengolahan

Data Tentara Nasional Indonesia dan Dinas Informasi dan Pengolahan Data

Angkatan yang selanjutnya disingkat Pusinfolahta TNI dan Disinfolahta

Angkatan. Dengan demikian Subjek Penelitian adalah Mabes TNI AL,

dalam hal ini sample Dispen TNI AL dan Disinfolahta TNI AL. Namun

setelah diadakan penjajakan tidak ada model interoperability baik antar

satker, antara angkatan, maupun Mabes TNI sehingga penelitian hanya

menggambarkan lingkungan informasi TNI AL, dan data dikumpulkan

melalui metode e-research collaboration.

2.6.3 Objek Penelitian

Objek adalah sasaran. Sasaran Penelitian adalah Sistem Informasi TNI

AL, yaitu Peralatan dan personil yang menjadi penentu terselenggaranya

proses informasi, dari data menjadi fakta, fakta mengaji pengetahuan

dalam pengambilan keputusan pimpinan. Untuk itu yang mejadi objek

pada penelitian ini adalah;

a. Radar Pantai yang digunakan dalam mengumpulkan dan mengolah

data data menjadi informasi.

b. Para prajurit yang disiapkan, baik pejabat pada level strategis, taktis

maupun operasional.

c. Peralatan pendukung komukasi yang dipergunakan, terutama telepon,

ponsel, dan radio.

Page 67: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 2 | Sistem Informasi TNI AL dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 51

d. Naskah, Buku dan dokumen yang diharapkan dapat menggambarkan

tentang tata cara kerja dan pelatan dalam pengumpulan data, proses

data untuk menjadi bukti-bukti dan petunjuk tentang sistem informasi

Haneg.

2.6.4 Teknik Pengumpulan data

Data dikumpulkan dengan berbagai cara, wawancara, pengumpulan

data melalaui perpustakaaan, dokumentasi dan berbagai sumber lainnya.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan e-reserch

collaboration. Jenis teknik pengumpulan data ini masih baru. Menurut

Siemens untuk memahami e research collaboration sesungguhnya kita

hanya membahas peran alat komunikasi untuk memfasilitasi penelitian

kolaboratif. Siemens menekankan pentingnya tidak menjadi lebih

bergantung pada alat e research collaboration karena hal ini dapat benar-benar

menghambat kolaborasi. Siemens mencatat bahwa individu bisa menjadi

rentan terhadap lebih dari ketergantungan pada satu cara mengumpulkan

data, atau salah satu alat digital. Sementara e research collaboration telah

memperluas peluang untuk kolaborasi antara akademisi, catatan peneliti

agar menjadi efektif, tim global perlu menerapkan berbagai alat komunikasi

dan kolaborasi, menggambar atas kekuatan masing-masing. Siemens

mencatat bahwa keseimbangan antara alat e research collaboration dan

pertemuan tatap muka adalah diperlukan untuk kolaborasi yang efektif.

2.6.5 Pelaporan

Penelitian ini bagian dari proyek Penelitian Pusat Studi Perbatasan

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M).Unhan,

sehingga laporan penelitian ini disampaiakan kepada Rektor Unhan melalui

LP2M. Pelaporan menggunakan ketentuan yang ditetapkan oleh Rektor

Unhan. Penelitian ini bagian dari Penelitian Pertahanan Negara, sub dari

Penelitian Interoperability Data Link Pertahanan Negara.

Penelitian system informasi Pertahanan Negara pada tahap Pertama

mulai dari analisa tugas pokok, implementasinya terkait dengan system

informasi. Kemampuan masing-masing angkatan diharapkan tergambar

dalam Penguasaan Tata Kelola Organisasi, Penguasaan Tenologi dan Kesipan

Page 68: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

52 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

dalam Operasi Informasi.Pembuatan laporan sesui dengan format dan

standar yang belaku di Unhan.Debatable mengenai standar dapat mengacu

pada Standar KKNI, sehingga dalam penelitian ini diharapkan dapat

memenuhi standar tersebut. Kekurang di sana sisi sudah pasti, melalui

kritikan dan saran penelitian ini akan terus diperbaiki.

2.7 Hasil Penelitian dan Pembahasan

Kepala Staf Angkatan Laut merupakan pembina tertinggi dalam matra

laut dan pengunaan kekuatan berada di bawah kendali Panglima TNI.

Kemudian Pasal 10 UUD 1945 menyatakan Presiden memegang kekuasaan

yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Laut. Pasal

ini menunjukan secara konstitusional Presiden adalah pimpinan tertinggi

TNI, termasuka angkatan laut. Persoalannya belum ada jaringan khusus

antara Presiden dengan prajurit sehingga Presiden tidak memiliki hubungan

lansung dengan prajurit, untuk itu penting diteliti bagaimana Presiden

melakukan Command and Control (C2) terhadap prajurit TNI. Secara teoritis

pelaksanaan tugas menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI didistribusikan

kepada satuan bawah sehingga Presiden melakukan C2 tidak secara lansung,

namun bukan berarti lepas dari kendaliatau tidak memiliki prosedur, aplikasi

dan infrastuktur dan data (PAID) yang pasti. Kalau dibandingkan dengan

Amerika Serikat saat Operasi Navy Seal dimana Obama dapat lansung

memonitor bagaimana kegiatan prajurit mereka menerobos kediaman

Osama bin Laden yang dikejar 10 tahun lebih tersebut.

2.7.1 Doktrin TNI AL Eka Sasana Jaya

Menurut Undang Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, Tugas

TNI Angkatan Laut;

a. Menjamin kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI, TNI Angkatan

Laut bertugas :

1) Melaksanakan tugas TNI matra laut di bidang pertahanan.

2) Menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah laut

yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan

hukum internasional yang telah diratifikasi.

Page 69: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 2 | Sistem Informasi TNI AL dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 53

3) Melaksanakan tugas TNI AL dan pengembangan kekuatan matra

laut.

4) Melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan laut.

b. Pelaksanaan tugas diatas diwujudkan dalam kegiatan operasi militer

untuk perang (OMP) dan operasi militer selain perang (OMSP).

Untuk mengarahkan TNI AL dalam melaksanakan tugas, TNI memiliki

doktrin; Eka Sasana Jaya.

Doktrin TNI AL Eka Sasana Jaya merupakan landasan bagi pelaksanaan

tugas AL yang berdasarkan istilahnya dipakai sebagai penuntun ke arah

keunggulan Angkatan Laut di medan perang. Selain itu, doktrin ini memberi

inspirasi yang visionary tentang perlunya kekuatan dan kemampuan

maritime serta Angkatan Laut yang kuat untuk menjadikan Indonesia

sebagai bangsa yang besar, kuat, dan disegani di dunia. Doktrin Eka Sasana

Jaya menjelaskan beberapa hal dasar sebagai berikut:

a. lingkungan laut dan sifat dasar kekuatan laut;

b. perang dan konflik bersenjata;

c. konsepsi pertahanan negara di laut;

d. kekuatan dan kemampuan maritime;

e. gambaran tentang bagaimana Angkatan Laut memberikan kontribusinya

kepada pertahanan negara.

Penjelasan tentang lingkungan laut dan sifat dasar kekuatan laut

beranjak dari konsepsi geostrategis dan geografi Indonesia sebagai negara

kepulaun terbesar didunia yang mengandung beberapa konsekuensi baik

ekonomi, politik, hukum, militer, dan fisik yang harus dilindungi. Sebagai

negara kepulauan terbesar dan dimensi maritime yang terbuka maka aspek/

konsekuensi ekonomi, politik, hukum, militer, dan fisik yang harus dilindungi

menuntut suatu pengembangan kekuatan laut yang mampu memanfaatkan

dan mengeksploitasi sifat laut diatas. Karena itulah kekuatan maritime

dipandang strategis dan mempunyai akses yang lebih besar baik secara

fisik maupun politik; lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan situasi.

Beranjak dari pemahaman tentang kekuatan dan kemampuan maritime

di atas, doktrin Eka Sasana Jaya kemudian menjelaskan konsepsi Perang dan

Page 70: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

54 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

Konflik Bersenjata, Secara khusus doktrin ini menyatakan bahwa karena

sifat khas laut, peperangan di laut bersifat lebih terbuka, bergerak secara

bebas yang menuntut manuver lebih tinggi, medan tempur tidak statis,

bias berubah secara cepat. Karena sifatnya pula, perang laut lebih banyak

diikat oleh tidak hanya hukum humaniter internasional, melainkan juga oleh

rezim hukum laut intemasional seperti ditentukan dalam UNCLOS yang

mengandung aspek kewajiban dan tanggung jawab yang harus dipenuhi

oleh Indonesia. Sebagai negara kepulauan dengan luas laut yang yang

menjadi tanggung jawab Indonesia sekitar 5.8 juta km persegi, maka wajar

laut mempunyai makna penting. Secara politik laut melahirkan konsepsi

tentang persatuan tidak hanya ke dalam, melainkan juga ke luar sebagaimana

telah diakui oleh UNCLOS/l982. Laut juga menjadi media perhubungan

(termasuk perdagangan) yang sangat vital. Kecenderungan ke depan

justru akan menunjukkan makin pentingnya jalur-jalur perhubungan dan

perdagangan laut sejalan dengan proses globalisasi. Laut juga mempunyai

arti ekonomi yang besar karena kandungan sumber-sumber alamnya.

Dengan nilai-nilai penting laut itu dan pengalarnan sejarah, serta

lingkungan strategis dan geografis, maka laut akan menjadi elemen

penting bagi pertahanan Indonesia baik secara konsepsi dan cara

pandang pertahanan (geopolitik dan geo strategis), perumusan kebijakan

pertahanan, maupun kepentingan nasional yang harus dilindungi, terutama

kepentingan nasional di dan lewat laut yaitu: keamanan di perairan wilayah

jurisdiksi Indonesia; keamanan GPL dan ALKI; keamanan sumber alam

di laut; perlindungan ekosistem atau lingkungan laut; stabilitas kawasan

strategis yang berbatasan dengan negara tetangga; keamanan ZEE; dan

peningkatan kemampuan industri untuk mendukung pertahanan negara di

laut. Pandangan dan konsepsi tentang laut yang mempengaruhi kebijakan

pertahanan dan kepentingan nasional di dan lewat laut membentuk fungsi

dan peran Angkatan Laut yaitu peran militer (pertahanan negara dan

penangkalan), peran polisionil; peran dukungan diplomasi; dan peran

lain (MOOTW). Tetapi yang penting dalam doktrin ini adalah peran dan

fungsi Angkatan Laut tersebut kemudian diterapkan dalam perlindungan

kawasan-kawasan yang dianggap vital dari perspektif geopolitik dan geo

strategis Indonesia yaitu SLOC, SLOT, GPL, dan ALKI.

Page 71: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 2 | Sistem Informasi TNI AL dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 55

Untuk itulah doktrin ini menegaskan perlunya pembangunan kekuatan

dan kemampuan maritime dan secara khusus perlunya pembangunan

kekuatan Angkatan Laut dengan focus pada: kemampuan pertahanan laut;

kemampuan keamanan laut; kemampuan intelijen maritime; kemampuan

angkutan laut militer; kemampuan survei; dsb. Semua itu ditujukan untuk

tugas-tugas baik perang (dengan tugas penguasaan, pengendalian, dan

penangkalan) maupun non perang.

Doktrin Angkatan Laut secara garis sudah sangat komprehensif baik

dilihat dari konsepsi geopolitik dan geostrategis yang mendasari maupun

secara operasional yang dijabarkan dalam berbagai bentuk kepentingan

nasional nasional di laut dan perlunya pembangunan kemampuan angkatan

laut untuk memperjuangkan kepentingan nasional tersebut. Menjadi

persoalan adalah komitmen politik untuk memberikan prioritas dalam

kebijakan pertahanan dan pembangunan kekuatan militer yang diwujudkan

dalam bentuk bentuk pemenuhan kebutuhan anggaran.

Dasar pemikiran keuatan maritime bertitil tolak pada pemikiran rezim

maritime, diataranya yang paling popular adal Alfred T Mahan dalam buku

yang berjudul ”The Influence of Sea Powerupon History 1660-1753” terbit

pada tahun 1890 menyebutkan betapapentingnya peran laut sebagai aspek

kekuatan sebuah bangsa. Seiring dengan keterpanggilan pembangunan

maritim Indonesia sesuai dengan kodrat penciptaannya maka untuk

mewujudkan TNI AL yang memiliki kemampuan World Class Navy yang

memiliki lompatan pemikiran kedepan harus melakukan revolusi paradigma

maritim terhadap Character of the people dan Style of government serta

harus diwujudkan dalam sebuah konsep doktrin maritim dan strategi

militer maritim Indonesia. Doktrin maritim harus didukung dengan

kebijakan politik yang berupa penerbitan undang-undang kemaritiman

atau kelautan untuk mengikat semua komponen bangsa. Demikian pula

apabila Indonesia akan melaksanakan transformasi dari status Negara

berkembang menuju negara maju. Strategi maritim yang disusun harus

mampu mengamankan aspirasi kepentingan nasional Indonesia yangmasih

berstatus negara berkembang. Dalam 20 sd 30 tahun ke depan, bisa jadi

status Indonesia telah meningkat menjadi negara maju sehingga aspirasinya

mengalami perluasan dibandingkan saat ini. Perubahan itu akan diikuti

Page 72: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

56 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

pula strategi keamanan nasionalnya, termasuk pula strategi maritim dan

strategi militer maritim yang disusunnya.

2.7.2 Sistem Komunikasi Satelit TNI AL

Sejak 7 Desember 2015 Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana

TNI Ade Supandi, S.E, MAP di Komando Armada RI Kawasan Timur

(Koarmatim) Surabaya meresmikan sistem komunikasi di lingkungan

TNI AL dengan menggunakan sistem komunikasi satelit (Siskomsat).

Penggunakan site mini merupakan langkah maju bagi Angkatan Laut

dalam dunia informasi. Siskomsat TNI AL ini dapat berdiri karena berbasis

bantuan Satelit Komunikasi BRISAT yang telah mengorbit pada bulan

Oktober 2015. Siskomsat TNI AL ini direalisasikan dalam dua kegiatan

yaitu Pengembangan Siskomsat TNI AL dengan Backbone C Band untuk

pendirian darat dan Siskomsat TNI AL dengan Backbone Ku-Band untuk

KRI. Pada tahapan pelaksanaannya TNI AL juga menjalin kerja sama

dengan PT Telkom dan PT LEN dari tahap perencanaan teknis, tahap

pengembangan software hingga pengadaan hardware-nya.

Dasar pemikiran Mabes TNI AL untuk menghadapiperang laut moderen,

komunikasi sangat menentukan keberhasilan operasi. Perkembangan

teknologi informasi dan komunikasi menuntut pelaksanaan gelar operasi

yang semakin kompleks dimana jaminan terjalinnya komunikasi yang lancar,

aman dan dapat dipercaya merupakan suatu keharusan. Selama ini sistem

komunikasi di lingkungan TNI, baik di darat maupun unsur kapal perang

(KRI) yang menggunakan perangkat radio HF, VHF, dan UHF, memiliki

keterbatasan dalam pengoperasiannya karena memiliki data rate rendah.

Dengan gelar Sistem Komunikasi Satelit (Siskomsat) TNI yang berada

di bawah Komando Pengendalian Panglima TNI belum optimal diaplikasikan

sebagian besar KRI karena dimensi Antena C-Band yang relatif cukup besar.

Karena itu TNI AL mengambil peluang kesempatan dengan adanya alokasi

satu transponder Ku-Band untuk TNI AL melalui Satelit Komunikasi BRISAT

Siskomsat TNI AL akan diaplikasikan untuk penugasan prajurit

yang bertugas di pulau-pulau terluar, survellance, mobile trunking, dan

backpack prajurit Korps Marinir. Untuk penggunaan surveillance atau

pengamatan, Siskomsat dilengkapi dengan perangkat surveillance yang

Page 73: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 2 | Sistem Informasi TNI AL dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 57

terdiri dari fasilitas radar, kamera, Automatic Identification System (AIS)

transponder, PSTN dan E-mail. Sebagai Siskomsat mobile atau mobile

trunking, kendaraan Siskomsat dilengkapi perangkat Very Short Aperture

Terminal (VSAT) dan repeater, serta pada aplikasi bacpack untuk pasukan

Korps Marinir, Siskomsat dilengkapi fasilitas e-mail, PSTN dan handy talky

(HT) berbasis Internet Protocol (IP).

Siskomsat TNI AL dengan Backbone KU-Band diterapkan pada KRI dari

unsur-unsur pemukul sehingga Komando dan Pengendalian Operasi bisa

dilaksanakan secara langsung oleh pimpinan kepada unsur-unsur pelaku

operasi.Siskomsat pada aplikasi KRI ini memiliki fasilitas berupa data, PSTN

dan Visual Comunication (Vicom) serta dilengkapi dengan kamera, radar

dan Automatic Identification System (AIS) Transponder.Tahun ini, Siskomsat

dengan Backbone KU-Band dipasang di Multi Role Light Frigate KRI Usman

Harun-359 dan korvet KRI Sultan Iskandar Muda-367.Aplikasi Siskomsat

di pendirat dan KRI dari unsur pemukul diharapkan mampu meningkatkan

performa operasi TNI Angkatan Laut yang berkelas dunia.

2.7.3 Radar Pantai sebagai alat Pendeteksi Lalu Lintas Kapal Laut

ISRA (Indonesian Sea Radar) merupakan radar pengawas pantai yang

dikembangkan oleh Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET-LIPI). Radar pengawas

pantai PPET-LIPI menggunakan teknologi FMCW (Frequency Modulated

Continous Wave) yang digunakan untuk mendeteksi dan mengukur jarak

suatu kapal di lautan dengan menggunakan daya pancar yang rendah.

Karena daya pancar yang rendah radar ISRA tidak menimbulkan radiasi

yang besar sehingga tidak mengganggu perangkat elektronik lain di

sekitarnya. Radar ini diperuntukkan untuk mengamati obyek kapal laut

dengan tujuan membantu manajemen lalu lintas laut dengan mendeteksi

keberadaan kapal laut.

Radar pengawas pantai ISRA digunakan untuk mendeteksi adanya

suatuobyek misalnya kapal laut yang sedang beroperasi di perairan

Indonesia. Obyek yang dideteksi tersebut dapat diketahui jenisnya

berdasarkan informasi yang didapatkan oleh radar berupa karakteristik

dari obyek tersebut. Pada radar, sebuah target ditandai dengan fungsi Radar

Page 74: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

58 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

Cross Section (RCS). Melalui Radar Cross Section dapat diperkirakan ukuran

obyek yang dideteksi.

Gambar 2.6 Sistem Integrasi dalam Cara Kerja Radar Pantai

RCS merupakan ukuran obyek yang tertangkap oleh radar, walaupun

berbeda dengan ukuran fisik yang sebenarnya. Hal ini karena RCS tidak

hanya tergantung dari ukuran obyek saja tetapi juga dari bentuknya, materi

obyek dan sudutnya terhadap sinyal radar. Oleh karena itu estimasi dan

kalibrasi RCS pada radar merupakan aspek yang sangat penting untuk

perkiraan akurasi informasi target. Prinsip Kerja Radar apapun memiliki

kesamaan seperti pada Echo (gema) dan Efek Dopler.

a. Efek Echo dapat juga di sebut dengan proses gema. Echo dapat

dicontohkan pada teriakan pada tebing gunung atau jurang yang akan

menghasilkan gema beberapa saat kemudian. Gema terjadi karena

adanya pantulan gelombang suara dari permukaan (dinding, tebing

atau jurang) menuju ke indra pendengaran (telinga). Lamanya waktu

antara saat berteriak dan saat mendengar gema ditentukan oleh jarak

antara sumber suara dengan permukaan yang menciptakan echo.

Cara kerja echo adalah sinyal gelombang mikro (microwave) akan

dipancarkan oleh antena radar pada sasaran (objek), kemudian sasaran

akan memantulkan kembali sinyal microwave kepada alat penerima

dan sinyal listrik akan diteruskan oleh antena penerima.

Page 75: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 2 | Sistem Informasi TNI AL dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 59

Gambar 2.7 Prinsip kerja Echo

b. Efek Dopler Efek doppler merupakan pergeseran sinyal/frekuensi yang

diproduksi oleh target dimana perbedaan sinyal yang dipancarkan dan

sinyal yang diterima akan dihitung. Efek dopler dapat dicontohkan

dengan suara sirine ambulan yang mendekati objek (pendengar) yang

sedang diam ditepi jalan, suara sirine makin keras, namun setelah

melewati objek (pendengar) maka suara sirine semakin mengecil

seiring semakin jauhnya jarak objek (pendengar) dengan mobil sirine.

Terdengar keras lemahnya suara yang didengar tersebut bisa dikatakan

sebagai pergeseran doppler atau efek Doppler.

Gambar 2.8 Efek Doppler

Page 76: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

60 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

Secara sederhana komponen-komponen radar antara lain adalah:

a. Antena, berfungsi memancarkan gelombang elektromagnetika ke ruang

bebas.

b. Transmitter, berfungsi untuk menghasilkan sinyal gelembang elektro

magnetik untuk ditransmiskan ke antenna untuk diradiasikan ke udara

bebas.

c. Receiverand processing (RP), berfungsi menerima sinyal echo dari obyek

yang terkena gelombang elektromagnetik dan memproses sinyal

tersebut, selanjutnya mengirim ke kabin operasi.

d. Display, berfungsi menampilkan hasil tangkapan Radar yang telah

diterima dan diproses di RP.

e. Ancillaries, merupakan peralatan pelengkap seperti generator dan

peralatan komunikasi.

Gambar 2.9 Skema Cara Kerja Radar

Prinsip kerja radar Transmitter dapat berupa oscillator, seperti magnetron,

dimana pulsa transmisi dihasilkan oleh modulator untuk membangkitkan

deretan pulsa yang berulang. Sebuah radar yang digunakan untuk medeteksi

pesawat pada jarak 100-200 NM, membutuhkan Peak Power 1 MW, Average

power beberapa kilowatt, lebar pulsa beberapa ms, dan PRF (Pulse Repetition

Frequency) beberapa ratus pulsa per detik. Bentuk gelombang dihasilkan

oleh transmitter dan disalurkan melalui transmission line ke antena, untuk

selanjtnya dipancarkan ke udara bebas. Radar membutuhkan satu buah

antena saja untuk memancarkan dan menerima sinyal, yang dilengkapi

dengan duplexer untuk melindungi dari kerusakan.

Duplexer mampu menerima sinyal yang diterima ke receiver, bukan

menuju ke transmitter. Duplexer terdiri dari dua bagian, yaitu TR

Page 77: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 2 | Sistem Informasi TNI AL dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 61

(Transmitt-Receive) dan ATR (Anti Transmitt-Receive). TR berfungsi untuk

melindungi receiver selama pemancaran dan ATR meneruskan sinyal echo

ke receiver selama penerimaan sinyal. Tahap pertama dapat berupa Low

Noise RF Amplifier, seperti penguat parametrik atau rendah kebisingan

transistor. Namun, menggunakan LNA yang pertama di radar tidak selalu

diinginkan. Input penerima hanya dapat tahap mixer, terutama di radar

militer yang harus beroperasi di lingkungan yang bising. Meskipun receiver

dengan low-noise front-end akan lebih sensitif, input mixer dapat memiliki

rentang yang lebih besar dinamis, berkurang kerentanannya terhadap

overload, dan kurang kerentanan terhadap interferensi elektronik. Mixer

dan Local Oscillator (LO) mengubah sinyal RF ke Intermediate Frequency

(IF). Sebuah IF amplifier untuk radar surveillance 8 dapat memiliki

pusat frekuensi 30 atau 60 MHz dan bandwidth satu megahertz. Jika

penguat harus dirancang sebagai filter, yaitu, fungsi frekuensi-respon H(f)

memaksimalkan puncak-sigtial-to-berarti-noise-daya rasio pada output.

Hal ini terjadi ketika besarnya frekuensi-respon fungsi H(f) sama

dengan besarnya spektrum sinyal echo S(f), dan spektrum fase filter yang

cocok adalah negatif dari spektrum fase sinyal echo. Dalam radar sinyal

yang mendekati gelombang pulsa persegi panjang, konvensional jika

karakteristik bandpass filter mendekati filter cocok ketika produk dari IF

bandwidth B dan lebar pulsa p. Setelah memaksimalkan signal-to-noise

rasio di IF amplifier, modulasi pulsa diekstraksi oleh detektor kedua dan

diperkuat oleh video amplifier hingga ke tingkat puncak kemampuannya.

Kelebihan, Kekurangan dan Penerapan Radar

a. Kelebihan radar:

1) Dapat mendeteksi target yang berada ditempat yang sangat jauh

2) Dapat mengukur jangkauan dengan cepat dan teliti

3) Dapat bekerja ditempat gelap dan disegala cuaca dengan uap,

asap, kabut dan sebagainya

4) Kecepatan relatif dari target dapat diukur.

b. Kekurangan radar:

1) Aspek resolusi yang terbatas, misalnya gambar mentah (raw

video) yang mewakili sinyal yang kembali tidak mengindikasikan

Page 78: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

62 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

sudut target (target angle) dan sulit untuk membedakan obyek-

obyek yang berdekatan.

2) Kadang-kadang sinyal yang kembali palsu.

c. Penerapan Radar di Indonesia. Pengamanan dan pengawasan wilayah

NKRI yang terdiri dari kurang lebih 17.504 pulau dengan 2/3 wilayah

terdiri dari lautan memerlukan aparat dan peralatan yang berjumlah

sangat besar. Kemampuan TNI dan Polri untuk mengawasi wilayah

RI sangat terbatas sehingga wilayah perairan Indonesia rawan

akan pencurian ikan, pelanggaran wilayah oleh kapal-kapal asing,

pembajakan kapal laut dan penyelundupan. Wilayah udara Indonesia

(terutama di Indonesia timur) juga rawan akan penyusupan oleh

pesawat udara asing.

Khusus untuk wilayah perairan, salah satu cara untuk meningkatkan

kemampuan aparat pemerintah dalam mengawasi dan mengamankan

wilayah NKRI adalah dengan menggunakan Radar pengawas pantai. Radar

ini digunakan untuk mengawasi pergerakan kapal-kapal laut sehingga dapat

dicegah tindakan-tindakan yang dapat merugikan NKRI dan juga tabrakan

kapal apabila hendak merapat ke pelabuhan. Indonesia sangat memerlukan

Radar pengawas pantai dalam jumlah yang banyak dan hal ini disebabkan

oleh beberapa fakta berikut ini:

a. Jarak dari kota Sabang di NAD sampai kota Jayapura diPapua sekitar

5. 556 Km.

b. Jumlah kapal milik angkatan laut Indonesia adalah sekitar 117 buah

dan 77 diantaranya berusia 21-60 tahun.

c. Perbandingan antara jumlah kapal terhadap total luas perairan

Indonesia adalah sekitar 1:72 ribu mil persegi.

d. Sekitar 350 kapal patroli diperlukan untuk mencakup seluruh perairan

Indonesia.

Adanya jaringan Radar ini memungkinkan seluruh wilayah perairan

Indonesia dapat dipantau secara terus menerus. Beberapa radar yang

diterapkan di Indonesia antara lain adalah system Airborne early warning

(AEW) adalah sistem radar untuk mendeteksi pesawat terbang lain.

Sistem radar ini sering digunakan untuk pertahanan dan penyerangan

Page 79: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 2 | Sistem Informasi TNI AL dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 63

udara. Radar Gun dan Microdigicam radar merupakan contoh radar yang

sering digunakan pihak kepolisian untuk mendeteksi kecepatan kendaraan

bermotor di jalan. Sistem penerbangan di Indonesia juga memanfaatkan

teknologi radar, yaitu Air traffic control (ATC). ATC adalah Kendali lalu

lintas udara yang bertugas mengatur kelancaran lalulintas udara bagi

pesawat terbang yang akan lepas landas, ketika terbang di udara maupun

ketika akan mendarat serta 10 meberikan layanan informasi bagi pilot

tentang cuaca, situasi dan kondisi Bandar.

Saat ini Indonesia butuh 800 radar pengawas Pantai untuk bisa

memantau seluruh perairan di Indonesia. Radar yang ada selama ini diimpor

dengan harga sangat mahal yakni 8 milyar rupiah hingga 10 milyar rupiah

per unitnya. Dengan program LIPI ini Indonesia diharapkan mengurangi

mengimpor produk luar.

Gambar 2.10 Antena Radar

ISRA ( Indonesian Sea Radar ada juga yang menyebutkan Indonesian Sea

Radar). Radar ISRA berfungsi mengawasi lalu lintas laut sehingga dapat

mencegah tindakan yang merugikan Negara, dan juga tabrakan kapal

apabila hendak merapat ke pelabuhan. Dia Juga menambahkan bahwa

radar tersebut mampu mendeteksi hingga jarak 64 km.

Page 80: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

64 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

Gambar 2.11 Instalasi Radar Pantai

Gambar 2.12 Radar Pantai di Monitor

ISRA menggunakan teknologi terbaru di bidang radar yakni FM-CW

( Frequency Modulated Continous Wave ), dengan teknologi ini ukuran dan

konsumsi daya radar menjadi kecil, sedangkan sistemnya menggunakan

komponen yang tersedia secara komersial. Frequensi kerja ISRA adalah

pada pita X-band 9,4 Ghz dengan menggunakan dua antenna pemancar dan

penerima yang bekerja bersamaan berbentuk modular serta mempunyai

daya pancar maksimum 2 watt dengan penguatan (gain) antenna 30 dB.

Page 81: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 2 | Sistem Informasi TNI AL dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 65

Agar penyimpanan data lebih aman dan dapat terkonekasi dengan berbagai

pihak kepentingan, maka Radar Pantai dapat disalurkan welalui web.

Untuk mendukung kemampuan teknologi informasi TNI Angkatan

Laut juga telah menggelar pelatihan Cyber Warfare tanggal 7 Juni 2016 di

Mabesal, Cilangkap Jakarta Timur. Kegiatan latihan tersebut dibuka oleh

Asisten Operasi (Asops) Kasal Laksamana Muda TNI I.N.G.N. Ary Atmaja,

SE. Latihan tersebut bertujuan untuk menciptakan sekaligus menggali

pengetahuan dan kemampuan personel pengawak sistem komputer dan

jaringan internet dalam melaksanakan operasi cyber pada konteks pertahanan

cyber TNI Angkatan Laut melalui ruang/media siber (cyberspace).

Latihan Cyber Warfare dipandang penting dalam rangka mengantar

sekaligus memperkenalkan konsep peperangan di masa mendatang yaitu

konsep peperangan domain kelima atau dikenal sebagai peperangan

siber .TNI Angkatan Laut juga dituntut untuk mampu menyelenggarakan

operasi siber dalam rangka peperangan siber sebagai wujud pertahanan

siber angkatan laut. Materi yang diberikan dalam latihan selama 3 hari ini

meliputi teori dan praktek antara lain pengenalan berbagai bentuk ancaman

cyber, perkembangan dunia cyber serta latar belakang timbulnya konsep

cyber security, cyber crime dan cyber defense, pengenalan konsep operasi

cyber TNI AL dan pengenalan basic cyber war challenge serta dilaksanakan

demonstrasi meretas sistem jaringan berbasis android.

Latihan tersebut untuk pemanfaatan Teknologi Informasi dan

Komunikasi dalam rangka membangun pertahanan Siber TNI Angkatan

Laut yang diikuti oleh 100 personil yang terdiri dari staf latihan, tim

penasihat, peninjau, penilai dan evaluasi serta pelaku latihan yang berasal

dari Mabesal, Koarmatim, Koarmabar, Kolinlamil, Kormar, Kobangdikal,

AAL, dan Seskoal. Bertindak sebagai Direktur Latihan adalah Kepala

Dinas Informasi dan Pengolahan Data (Kadisinfolahta) Kolonel Laut (E)

Ir. Nur Fahrudin. Harapan yang ingin dicapai TNI AL adalah terpeliharanya

tingkat pengetahuan dan kemampuan personil pengawak sistem komputer

dan jaringan internet, tercapainya tingkat kesiapan peralatan cyber TNI

Angkatan Laut, terbinanya pola pikir dan pola tindak dalam penyelenggaraan

cyber warfare serta terujinya konsep-konsep penyelenggaraan operasi cyber

yang sesuai dengan perkembangan situasi di lapangan.

Page 82: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

66 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

2.8 Pembahasan

2.8.1 Doktrin TNI sebagai dasar Pengembangan Doktrin TNI AL

Doktrin TNI belum mengenal operasi informasi sebagai strategi.

Dengan demikian Doktrin TNI AL Eka Sasana Jaya belum memperlihatkan

nomenklatur perang informasi. Kalau dilihat kerangka dasar Perang

informasi perang informasi identik dengan tugas intelijen, walaupun

intelijen bagian dari perang informasi. Memang sulit disetarakan karena

memang perang informasi memilki dasar filosofis yang beda dengan

intelijen. Dalam peperangan skala besar, adalah penting untuk memahami

peran informasi dalam konflik ditingkat fungsional dasar. Pertimbangkan

model satu-directional dasar konflikuntuk menggambarkan peran informasi

dalam peperangan. (dua kombatan menggunakan elemen dasar ini).

Model bisa berlaku untuk dua individu dalam konflik atau dua bangsa

menyatakan berperang. Seorang penyerang, A, terlibat (B), yang harus

menentukan bagaimana harus bertindak, atau bereaksi. Tujuan dari A

adalah untuk mempengaruhi dan memaksa B untuk bertindak dengan

cara menguntungkan untuk tujuan A. Ini adalah tujuan akhir dari setiap

Perang. Diharapkan A menyebabkan lawan untuk bertindak dengan cara

yang diinginkan: untuk menyerah, untuk berbuat salah atau gagal, untuk

menarik pasukan, untuk berhenti dari permusuhan, dan sebagainya.

Penyerang mungkin menggunakan kekuatan atau pengaruh lain

yang tersedia untuk mencapai tujuan ini. Pihak B mungkin membuat

keputusan diketahui mendukung A (misalnya, untuk mengakui kekalahan

dan menyerah) atau mungkin menjadi korban rayuan atau penipuan dan

tanpa disadari membuat keputusan mendukung A.

Tiga faktor utama mempengaruhi keputusan dan tindakan yang

menghasilkan B (atau reaksi) untuk menyerang A.

a. Kapasitas B untuk bertindak. Kemampuan B untuk merespon keinginan

A dilihat dari faktor fisik, kemampuan untuk diperintah dan dipaksa B.

Peperangan didasarkan pada premis bahwa degradasi kapasitas perang

melawan B akhirnya akan menyebabkan B untuk membuat keputusan

menyerah. Kapasitas tidak diukur tunggal; tapi banyak komponen,

Page 83: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 2 | Sistem Informasi TNI AL dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 67

termasuk "pusat kekuatan sebagai gravitasi global", karakteristik

strategis, kemampuan atau daerah dari mana kekuatan militer berasal,

kebebasan tindakan, kekuatan dan kemauan untuk melawan.

b. Kehendak B. Kehendak untuk bertindak adalah faktor manusia, ukuran

dari menyelesaikan atau penentuan pembuat keputusan manusia dari

B dan kecenderungan mereka kepada tindakan alternatif. Elemen ini

adalah yang paling sulit untukmenyerang, mengukur, model, atau

langsung mempengaruhi. Kekuatan kehendak untuk mengambil

tindakan dalam mencapai tujuan tujuan atau menyatakan mungkin

melampaui "obyektif" kriteria keputusan. Dihadapkan keadaan

tertentu masalah militer atau kekalahan ekonomi, kehendak pembuat

keputusan dapat menekan, tidak peduli seberapa besar risiko, bereaksi

dengan cara yang tidak rasional (dalam domain militer atau ekonomi).

c. Persepsi B. Pemahaman situasi dari perspektif dari B merupakan

faktor informasi abstrak, diukur dalam hal tersebut sebagai akurasi,

kelengkapan, kepercayaan atau ketidakpastian, dan ketepatan waktu.

Keputusan B ditentukan oleh persepsi situasi (serangan A pada

B) dan persepsi kapasitas B sendiri untuk bertindak. Berdasarkan

persepsi tersebut, yang dirasakan tindakan alternatif yang tersedia

dan hasil kemungkinan mereka, dan kemauan manusia keputusan

pembuat, B merespon. Bagaimana kemudian A dapat memaksa B

untuk bertindak dengan cara yang baik untuk tujuan A. Penyerang

memiliki beberapa alternatif untuk mempengaruhi tindakan B,

berdasarkan faktor-faktor ini. penyerang dapat langsung menyerang

kapasitas B untuk bertindak. Ini mengurangi pilihan yang tersedia

ke B, secara tidak langsung mempengaruhi kehendak B. Penyerang

juga dapat mempengaruhi persepsi B tentang situasi (serangan

terhadap Kapasitas pasti melakukan ini secara langsung, sementara

serangan terhadap sensor dan komunikasi dapat mencapai hal ini

secara tidak langsung); kendala untuk tindakan; atau mungkin hasil

dari tindakan. Sementara penyerang tidak dapat langsung menyerang

atau mengendalikan keinginan (will) dari B, kapasitas dan persepsi

serangan kedua menyediakan sarana akses ke kehendak.

Page 84: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

68 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

Sekarang dapat lebih lanjut detil model konflik untuk menggambarkan

sarana yang A dapat mempengaruhi kapasitas B dan arus informasi yang

memungkinkan B untuk memahami situasi konflik. Model rinci (Lihat

Gambar 1.1) menyediakan arus informasi dari penyerang, A, di empat

domain dengan keputusan dan tindakan B. Model ini akan memungkinkan

kita untuk mengeksplorasi alternatif dengan A dapat mempengaruhi

persepsi situasi B.

Pertama, domain fisik di mana kapasitas B untuk bertindak berada.

Orang-orang,proses produksi, stok sumber daya, pembangkit energi,

platform senjata,jalur komunikasi, dan komando dan kontrol kemampuan

berada didomain fisik. Domain kedua adalah domain informasi,

elektronikranah di mana B mengamati dunia, memonitor serangan A,

langkah-langkah status pasukan nya sendiri, dan mengkomunikasikan

laporan mengenai Lingkungan Hidup. Dalam domain berikutnya, satu

persepsi, B menggabungkan dan analisis semua pengamatan untuk

melihat atau menjadi berorientasi dengan situasi. Ini "Berorientasi" proses

menilai tujuan, kemauan, dan kemampuan A. Hal ini juga membandingkan

hasil layak reaksi itu dapat memilih, berdasarkan B Kapasitas sendiri,

yang disediakan melalui proses observasi sebagai kekuatan melaporkan

status mereka. Dalam domain ini, meskipun didukung oleh pengolahan

elektronik dan proses visualisasi, pikiran manusia adalah elemen pusat

yang komprehensif dan dalam situasi tingkat keyakinan yang dalam.

Hubungan A dan B dapat berhubungan dengan system komunikasi

yang baik. Hubungan A secara internal harus memeliki system informasi

yang solid. Dapat dipahami Indonesia Negara luas, namun dengan

teknologi komunikasi bukan hambatan. Interoperability data link adalah

cara menghubungkan satu lokasi ke lokasi lain untuk tujuan transmisi dan

menerima informasi digital.

Page 85: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 2 | Sistem Informasi TNI AL dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 69

Gambar 2.13 Sistem Komunikasi Data Link

Hal ini juga dapat merujuk ke satu set majelis elektronik, yang terdiri

dari pemancar dan penerima (dua buah peralatan terminal data) dan

data sirkuit telekomunikasi interkoneksi. Ini diatur oleh protokol link

memungkinkan data digital yang akan ditransfer dari sumber data ke

wastafel data. Setidaknya ada tiga jenis konfigurasi data-link dasar yang

dapat dipahami dan digunakan:

a. Komunikasi simpleks, yang paling umum yang berarti semua

komunikasi satu arah saja.

b. Komunikasi half-duplex, yang berarti komunikasi di kedua arah, tetapi

tidak kedua-duanya secara bersamaan.

c. Komunikasi duplex, komunikasi dua arah secara bersamaan.

Dalam penerbangan sipil, sistem data-link (dikenal sebagai Pengendali

Percontohan Data Link Communications) digunakan untuk mengirim

informasi antara pesawat dan pesawat pengendali lalu lintas ketika

sebuah pesawat terlalu jauh dari ATC untuk membuat komunikasi radio

suara dan radar pengamatan. Sistem seperti ini digunakan untuk pesawat

melintasi Samudera Atlantik dan Pasifik, diantaranya digunakan oleh Nav

Kanada menggunakan lima digit data link nomor urut dikonfirmasi antara

kontrol lalu lintas udara dan pilot pesawat sebelum pesawat hasil untuk

menyeberangi lautan. Sistem ini menggunakan komputer manajemen

Page 86: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

70 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

penerbangan pesawat untuk mengirimkan lokasi, kecepatan dan ketinggian

informasi tentang pesawat ke ATC. ATC kemudian dapat mengirim pesan

ke pesawat mengenai perubahan yang diperlukan tentu saja.Pada pesawat

tak berawak, kendaraan darat, kapal, dan pesawat ruang angkasa, data-link

dua arah (full-duplex atau half-duplex) digunakan untuk mengirim sinyal

kontrol, dan menerima telemetri.

Data Link berguna untuk mengklasifikasikan bit-bit data dalam suatu

format. IEEE 802 membagi level ini pada Logical Link Control (LLC) dan

lapisan Media Access Control (MAC). Dalam Model OSI meletakan Data

Link antara lapisan fisik, berupa perangkat keras dengan lapisan Network.

Kemudian padal level ini terjadi bentuk hubungan, apakah integrasi,

interoperabiliti dan independensi. Dengan demikian pada level ini

mengatur perangkat-perangkat jaringan:

a. Logical Link Control (LLC): link control logis mengacu pada fungsi yang

diperlukan untuk pembentukan dan kontrol link logis antara perangkat

lokal pada jaringan. Seperti disebutkan di atas, ini biasanya dianggap

sebagai sublapisan DLL; menyediakan layanan ke lapisan jaringan di

atasnya dan menyembunyikan sisa rincian lapisan data link untuk

memungkinkan teknologi yang berbeda untuk bekerja secara lancar

dengan lapisan yang lebih tinggi. Sebagian wilayah jaringan teknologi

lokal menggunakan IEEE 802. 2 LLC protokol.

b. Media Access Control (MAC): ini mengacu pada prosedur yang digunakan

oleh perangkat untuk mengontrol akses ke media jaringan. Karena

banyak jaringan menggunakan medium bersama (seperti kabel jaringan

tunggal, atau serangkaian kabel yang elektrik terhubung ke media

virtual tunggal) itu perlu memiliki aturan untuk mengelola media

untuk menghindari konflik. Sebagai contoh. Ethernet menggunakan

metode CSMA / CD kontrol akses media, sementara Token Ring

menggunakan token passing.

c. Data Framing: Lapisan data link bertanggung jawab atas enkapsulasi

akhir dari pesan-tingkat yang lebih tinggi ke dalam frame yang dikirim

melalui jaringan pada lapisan fisik.

d. Alamat: Data link layer adalah lapisan terendah dalam model OSI

yang berkaitan dengan pengalamatan: label informasi dengan lokasi

Page 87: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 2 | Sistem Informasi TNI AL dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 71

tujuan tertentu. Setiap perangkat pada jaringan memiliki nomor unik,

biasanya disebut alamat hardware atau alamat MAC, yang digunakan

oleh protokol lapisan data link untuk memastikan bahwa data yang

dimaksudkan untuk mesin tertentu sampai ke benar

e. Kesalahan Deteksi dan Penanganan: Lapisan data link menangani

kesalahan yang terjadi pada tingkat yang lebih rendah dari stack

jaringan. Misalnya, bidang cyclic redundancy check (CRC) sering

digunakan untuk memungkinkan stasiun menerima data untuk

mendeteksi jika diterima dengan benar.

Gambar 2.14 Model OSI Data Link

Kemudian Data Link akan dilakukan pemodelan. Pemodelan adalah

membangun cara baru dalam menyelesaian masalah, dalam hal ini adalah

sistem informasi Pertahanan Negara. Pemodelan terkait dengan sistem.

Ciri dari suatu system

a. Terdiri atas sekumpulan elemen

b. Terdapat interaksi dan interdependensi

c. Terdapat mekanisme umpanbalik.

d. Memiliki tujuan bersama

e. Terdapat hubungan antara lingkung.

General Systems Theory (GSS) merupakan pemikiran untuk pengembangan

model teori sistem yang dasaranya terletak pada teori umum matematika

Page 88: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

72 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

murni dan teori disiplin tertentu. Studi tentang sistem dalam konteks

ini lebih berorientasi pada pengenalan dan pengembangan sistem.

Cybernatics berpikir kesisteman yang didasarkan pada ilmu pengendalian

dan komunikasi pada hewan dan mesin. Konsep kotak hitam (black

box) dan negative feedback yang dapat digunakan untuk memahami dan

memperbaiki sistem komplek, seperti: teori otomatisasi, teori kontrol,

terori keputusan dan teori informatika.

Dengan demikian TNI AL sesungguhnya memilki kapasitas untuk

membangun system mendukung operasi informasi dengan personil dan

perlatan yang ada. Dengan Pembinaan satuan, penggunaan satelit dalam

mengembangkan system informasi terlihat TNI AL siap siaga dalam

menghadapi Informations warfare.

2.8.2 Interoperabilitas sebagai Kapabilitas dalam Perang Informasi

Banyaknya data rahasia di masing-masing angkatan merupakan salah

satu faktor mengapa integrasi tidak bisa dilaksanakan. Kerahasian data

melahirkan budaya tertutup dalam setiap angkatan. Dapat dimaklumi TNI

bertindak penuh dengan tipu dan muslihat sehingga data operasi merupakan

rahasia, namun tidak menjadi alasan dalam membangun integrasi kekuatan

agar masing-masing angkatan berada dalam sebuah komado dan control

satuan atas, untuk itu diperlukan interoperabilitas. Artinya data mana

yang bisa disampaikan ke satuan atas, data mana yang tidak. Demikian

juga dengan satuan samping, data mana yang bisa disampaikan dan mana

yang tidak, sehingga kalau digambarkan hubungan antara kapabilitas, jenis

operasi dan jenis keputusan dapat digambarkan secara geometris;

a. Dimensi Tinggi; unsur Kapabilitas/kekuatan,

b. Dimensi Panjang; Jenis Operasi Informasi-Informasi dan,

c. Dimensi Lebar; level keputusan pimpinan dapat digambarkan secara

geometris.

Page 89: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 2 | Sistem Informasi TNI AL dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 73

Gambar 2.15 Hubungan Kapabilitas, Operasi dan Keputusan

2.8.3 Perang Cyber salah satu Jenis Operasi Informasi

Cyber secara fisik hanya komputer, alat pintar dan dilihat kemampuan

kerja lebih pintar dari manusia. Persoalannya bukan hanya alat tapi sudah

menggeser eksistensi manusia ke dalam suatu ruang kesadaran. Komputer

sesungguhnya tidak lagi dalam dimensi ruang fisik, untuk itu model

koneksi mempengaruhi ruang kesadaran tersebut, ada beberapa model

yang sedang berjalan;

a. Internet (Interconnected Network)

Internet merupakan koneksi elektronika dengan jaringan komputer

bersifat global yang menghubungkan seluruh komputer di dunia

walaupun berbeda system dan aplikasi operasionalnya. Teknologi

komunikasi datanya terdiri dari berbagai model dan platform, namun

dapat saling terhubung dengan protokol TCP/IP dan aplikasi berbasis

web. Internet dapat disebut suatu jaringan telekomunikasi yang sangat

luas meliputi seluruh dunia. Jaringan ini memungkinkan terjadinya

komunikasi data antar berbagai tempat di dunia.

b. Intranet (Intra Network)

Intranet adalah sebuah jaringan komputer berbasis protokol TCP/IP

seperti internet, hanya saja digunakan dalam internal perusahaan/

kantor, dengan aplikasi berbasis web dan teknologi komunikasi data

seperti internet. Bagi intansi militer diperlukan intranet ini karena

sebuah intranet tidak perlu sambungan luar ke internet untuk

berfungsi secara benar, intranet menggunakan semua protokol TCP/

IP dan aplikasi-nya sehingga kita memiliki “private” network atau

Page 90: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

74 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

jaringan internal. Misalnya jaringan komunikasi yang memungkinkan

terjadinya pertukaran data antara cabang dan kantor pusat Bank

Mandiri. Pihak lain (publik) tidak dapat mengakses situs, data atau

aplikasi yang dishare atau dipublikasi di jaringan intranet ini.

c. Ekstranet

Ekstranet merupakan jaringan komunikasi antar dua atau lebih

institusi (perusahaan) untuk kepentingan bisnis tertentu. Komunikasi

data menggunakan jaringan yang sama dengan internet, namun

bersifat tertutup sehingga hanya yang berkepentingan saja yang dapat

terhubung. Teknologinya menggunakan apa yang kita kenal dengan

istilah VPN (Virtual Private Network), misalnya jaringan komunikasi

antara perusahaan manufatur dengan perusahaan supplier (O’brien,

2007). Bisa dibilang ekstranet adalah keadaan dimana sebuah bada

usaha/bisnis/ perusahaan yang mengekspose sebagian dari interal

jaringannya ke komunitas luar. Biasanya tidak semua isi intranet

dikeluarkan ke publik untuk menjadikan intranet sebagai ekstranet.

Badan usaha atau perusahaan yang memiliki jaringan internal

tersebut biasanya memblokir akses ke intranet mereka melalui router

dan meletakkan firewall. Firewall adalah sebuah perangkat lunak/

perangkat keras yang mengatur akses seseorang ke dalam intranet

atau akses user di dalam jaringan lokal ke jaringan di luar. Proteksi

bisa dilakukan dengan berbagai parameter jaringan, apakah itu dari

aplikasi, IP adress, nomor port, dll. Jika firewall diaktifkan maka akses

dapat dikontrol sehingga kita hanya dapat mengakses sebagian saja

dari intranet perusahaan tersebut.

d. Ethernet

Ethernet konsepnya sangat berbeda dengan ketiga konsep diatas.

Ethernet adalah hardware, berupa card yang dipasang pada komputer

agar komputer bisa terhubung dengan jaringan atau kabel LAN. Jadi

ethernet merupakan salah satu alat (media komunikasi) yang dipasang

di dalam CPU pada PCI slot. Ini berfungsi untuk menghubungkan

kabel dalam jaringan dan memungkinkan terjadi koneksi internet,

intranet, atau ekstranet.

Page 91: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 2 | Sistem Informasi TNI AL dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 75

2.8.4 KODIM P5 sebagai Kapabilitas Perang Informasi

Dalam menyusun strategi, perhitungan kekuatan terhadap kapabilitas

sendiri dan perbandingan lawan, sangat menentukan. Dalam bahasa Inggris

ada tiga istilah yang hampir sulit dibedakan antara ability, capability, dan

capacity. Secara sederhana ability menunjuk pada kemampuan yang didapat

melalui proses latihan, sedangkan capacity kemampuan dibawa sejak lahir,

sedangkan kapabilitas menunjukan kapasitas atau potensi untuk melakukan

atau mempengaruhi sesuatu. Studi ini menekankan pada kapabilitas berarti

potensi yang dapat menentukan proses dalam mendapatkan informasi

sampai pada terlaksananya suatu keputusan dan tindakan.

Ada beberapa model kapabilitas yang dapat dijadikan perbandingan.

a. Konstruksi Model Kanada dikenal dengan PRICIE, singkatan dari;

Personel, Research & Development/Operation Reserch, Infrastructure &

organisation, Concepts, doctrine, collective training, IT Infrastructure dan

Equipment, supplies and services

b. Model Australia disebut Fundamental Inputs to Capability atau FIC, terdiri

dari Organisation, Personnel, Collective Training, Major Systems, Supplies,

Facilities, Support, Command and Management

c. Model Amerika dikonstruksikan dengan DOTMLP, singkatan dari

Doctrine, Organization, Training and Education, Materiel, Leadership, People.

d. NATO mengkonruksi Model DOTMLPFI, standar untuk Doctrine,

Organisation, Training, Materiel, L eadership, Personnel, Facilities,

Interoperability.

e. Dalam Doktrin TNI, kapabilitas diartikan dengan kemampuan, dalam

hal ini menyangkut kemampuan Intelijen, Operasional, Personil,

Logistik, Komunikasi dan Pendukung Lainnya. Dalam penelitian

ini dengan melihat doktrin Negara lain dan doktrin yang ada,

dan dihadapkan dengan pola operasi informasi-informasi peneliti

mengajukan pendekatan; KODIM-P5, merupakan singkatan dari;

Kepemimpinan, Organisasi, Doktrin, Interoperability, Masyarakat,

Personil, Peralatan, Pelatihan, Pendukung invisibility, Penelitian dan

Pengembangan.

Page 92: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

76 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

2.9 Kesimpulan dan Saran

2.9.1 Simpulan

Konsep Operasional Interoperability data link Pertahanan Negara

sudah mulai tergambar pada program TNI AL untuk menyiapkan

pasukan cyber. Karena konsep interoperability data link sebagai bagian

dari upaya mendukung informations operation belum ada dalam Doktrin

TNI AL, maka pelatihan atau kegiatan yang ada masih diluar konteks

informations operation. Untuk itu konsep operasi dan budaya organisasi

TNI AL merupakan kendala dalam membagun integrasi sistem informasi

pertahanan negara secara menyeluruh. Konsep operasi TIN AL tercermin

dalam Doktrin TNI AL dan turunannya, memang telah memiliki semangat

untuk menghadapi information warfare melalui informations operation karena

kepala Staf Angkatan Laut telah mengadakan pelatihan cyber warfare dan

potensi fisik seperti radar pantai. Konsep Informations Operation diartikan

dengan operasi-operasi dengan berbagai system terintegrasi. Karena banyak

system operasi TNI AL bagaimana pun perlu data, banyak personil terlibat

dan banyak dukungan, termasuk radar pantai, termasuk awak nelayan dan

masyarakat pantai sehingga dapat menjadi sumber data dan informasi

menjadi pengetahuan yang tepat dalam melahirkan keputusan pimpinan,

terutama Kasal. Radar Pantai TNI AL dapat diaplikasikan dalam Operasi

Informasi Interoperability data link Pertahanan Negara, namun perlu regulasi

yang komprehensif, sehingga dapat dirumuskan dalam bentuk model

data dan model proses data dalam konteks perang informasi sehingga

memungkinkan dapat diaplikasikan dalam bentuk semantik web. Setiap

data baik yang didapat melaui eksternal maupun internal di lingkungan

satuan TNI AL, dapat diklasifikasi berdasarkan tingkat kerahasian menurut

masing-masing angkatan. Persepsi klasifikasi kerahasiaan tiap angkatan

berbeda-beda, bahkan setiap sub Satuan Kerja dalam angkatan juga

berbeda-beda. Untuk menjaga otoritas tiap angkatan, menjaga hubungan

koordinasi tiap angkatan, serta mengurangi kecurigaan antar angkatan perlu

peraturan khusus, misalnya Peraturan Presiden selaku Panglima Tertinggi

dan diturunkan menjadi Keputusan Kasal. Pemodelan data agar dapat

disusun dan diberi kode menurut ontologi semantik web sehingga dapat

dimanfaatkan pada saat dibutuhkan, kapan pun dan di mana pun, kalau ada

Page 93: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 2 | Sistem Informasi TNI AL dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 77

koneksi internet. Untuk menjamin transfer data dalam rangka mendukung

keputusan Pimpinan TNI, ada tiga model interoperabiliti yang mungkin

dilakukan oleh TNI, yaitu Interoperabiliti (tutup buka) tergantung pada

situasi, Interoperabiliti (tutup buka) tergantung pada urgensi, dan data

yang bersifat operasional dan taktis non struktural yang bersifat integrasi.

Budaya organisasi TNI cenderung mendukung penggunaan teknologi

yang berkembang seterti penggunaan satelit BRISAT walaupun belum dapat

disetarakan dengan informations warfare, atau informations operation

sebagaimana konsep aslinya. Doktrin TNI AL fokus pada menjaga kedaulatan

di laut yang dimaknai dengan upaya mempertahanankan wilayah laut

sehingga radar pantai sebagai bagian pengamanan laut, sangat bermanfaat

untuk pengamatan pantai secara statis. Dengan melihat kemampuan radar

pantai yang dikembangkan dan digunakan TNI AL, datanya dapat diolah

dan disalurkan melalui web sehingga dapat menyentuh operasi informasi-

informasi terutama dalam meningkatkan capability C4iSR/K4IPP TNI.

Budaya organisasi TNI AL terlihat dalam tradisi pembinaan kekuatan.

Interoperability data link sebagai bagian dari Sistem Informasi Pertahanan

Negara mestinya masuk dalam Peraturan Menteri Pertahanan Republik

Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Kebijakan Sistem Informasi

Pertahanan Negara, karena interoperability data link menghubungan satu

bagian dengan yang lain dalam batas tempo dan atau subjek tertentu.

Akan tetapi mengingat struktur hukum yang mengatur keberadaan TNI

dan Departemen Pertahanan pada level Undang-undang, maka Sistem

Informasi Pertahanan Negara perlu diatur dalam bentuk sebuah Undang-

undang khusus sehingga akan efektif dalam membangun interoperabiliti

dan integrasi sistem informasi antar dan inter-angkatan Angkatan Laut

dan ekseteral, yaitu Komponen Pendukung dan Komponen Cadangannya.

2.9.2 Saran

a. TNI AL Mabes Angkatan Laut dapat terus meningkatkan kemampuan

integrasi sistem informasi pertahanan negara diawali dengan merevisi

doktrin dan merubah budaya organisasi. Akan tetapi, ada kemungkinan

akan mengalami kendala struktural sehingga pengajuan amandemen

UU TNI menjadi suatu keniscayaan. Untuk itu secara bertahap Kasal

Page 94: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

78 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

dapat mendorong perubahan UU TNI dengan menambahkan klausul

“operasi informasi-informasi” masuk sebagai bagian dari tugas Pokok

TNI AL operasi militer selain perang” dalam rangka memaknai Sistem

Pertahanan Rakyat Semesta dalam UUD 1945.

b. Untuk masalah budaya organisasi yang mengandung banyak

kerahasiaan yang tidak jelas, Kasal dapat melakukan intervensi terhadap

satuan bawah agar taat hukum dan norma-norma kemasyarakatan yang

berkembang dan menggunakan teknologi informasi yang memiliki

kemampuan interoperability data link. Agar TNI AL dapat menguasai

teknologi informasi level enterpries dalam standar Levels of Information

System Interoperability (LISI), Kasal perlu menyiapkan kemampuan

sumberdaya manusia pada level unified, jika tidak TNI AL akan

membutuhkan personil sipil diluar TNI AL, karena perkembangan

teknologi dan perubahan tren perang informasi menuntut aplikasi

secara bersama dalam web sehingga system informasi mampu

membentuk integrasi, interoperability dan independen data.

c. Kemeneterian Pertahanan dan semua pihak perlu mendukung

Pembentukan RUU Sistem Informasi Pertahanan Negara. Kasal dapat

merevisi Doktrin TNI AL agar memasukan informations operation

sebagai tugas pokok TNI dalam konteks OMSP. Kemhan dapat melakukan

pengadaan Aplikasi Sistem Informasi dan Pengadaan Personil secara

terpusat. Kasal Mendukung ketersediaan data untuk Interoperability Data

Link Pertahanan Negara. Manajemen TNI AL, disatu sisi bersifat teknis

dan mengatur kedalam lanjutan dari Undang-undang Nomor 34 Tahun

2004 tentang TNI dan pada sisi lain Undang-undang Nomor 3 Tahun

2002 tentang Pertahanan Negara sebagai payung hukum pengadaan dan

dukungan keuangan dan manajerial. Menteri Pertahanan diharapkan bisa

meninjau kembali efektifitas Peraturan Menteri Pertahanan Republik

Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Kebijakan Sistem Informasi

Pertahanan Negara, yang walaupun disatu sisi memiliki kekuatan untuk

perencanaan anggaran namun dalam prakteknya tidak mampu menerobos

perbedaan system operasi dan tradisi manajeman TNI. Universitas

Pertahanan dapat mengembangkan studi Sistem Informasi yang dititik

beratkan pada Program Studi Peperangan Asimetris dan Teknologi

Informasi pada Program Studi Industri Pertahanan.

Page 95: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 2 | Sistem Informasi TNI AL dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 79

DAFTAR PUSTAKA

Anandarajan, A (Editors) e-Research Collaboration Theory, Techniques and

Challenges, Springer Heidelberg Dordrecht London New York, 2010

Ablameyko, Sergey (ed.), Limitations and Future Trends in Neural Computation,

Amsterdam, Berlin, Oxford, Tokyo, Washington, DC Published in

cooperation with NATO Scientific Affairs Division, 2003

Akers, Daniel (Ed.), Understanding Voice and Data Link Networking, Northrop

Grumman’s Guide to Secure Tactical Data Link, Grumman, Northrop

Distributed, San Diego, 2014

Armistead, Leigh (ed.). Information Operation Warfare and The Hard Reality of

Soft Power, (ISBN-13 978-1574886993),Brassey ’is Inc. Virginia, 2004

Arwin D.W, Sumaridan, Adang S. Ahmad, Information Fusion System for

Supporting Decision Making (a Case Study on Military Operation), ITB Journal

of Information and Communication Technology, Vol. 2, No.1, May, 2008

Chan, Yupo, John R. Talburt, Terry M. Talley (ed.) Data Engineering, Mining,

Information and Intelligence, Springer New York Dordrecht Heidelberg

London, 2010

COBIT 4.1, Framework Control Objectives Management Guidelines

Maturity Model, IT Governance Institute, 3701 Algonquin Road, Suite

1010, Rolling Meadows, IL 60008 USA, 2001

Cobit 5, A Business Framework for the Governance and Management of

Enterprise IT Personal Copy of: Anne Milkovich, CGEIT

Data Link Layer Recommended Standard CCSDS 211. 0-B-5 Committee for

Space Data Systems (CCSDS), Recommendation for Space Data System

Standards Proximity-1 Space Link Protocol, Blue Book December 2013

David T. Signori, Jr., and Stuart H. Starr, “The Mission Oriented Approach

to NATO C2 Planning,” SIGNAL, pp 119 – 127, September 1987.

Division on Engineering and Physical Sciences National Research Council,

Cybersecurity Today and Tomorrow, Division on Engineering and Physical

Sciences , Academy Press Washington. D.C, 2002

Fenton, R. Performance Assessment System Development. Educational Research

Journal, Alaska, 1996

Page 96: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

80 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

European Telecommunications Standards Institute (ETSI) TSI TS 103 097

V1.2. 1, Intelligent Transport Systems (ITS); Security; Security header and

certificate formats,2015

European Telecommunications Standards Institute (ETSI), Interoperability Best

Practices, Solve the Challenge of Interoperability www. etsi. org, 2016.

Pattavina, Achille, Switching Theory Architectures and Performance in Broadband

ATM Networks Politecnico di Milano, Italy JOHN WILEY & SONS

Chichester New York Weinheim Brisbane Singapore Toronto, 1998

Franklin D. Kramer, Stuart H. Starr, and Larry K. Wentz, (ed.) Cyberpower

and National Security, Center for Technology and National Security

Policy National Defense University, ISO27001 A Pocket Guide,

Governance Publishisting, 2008

John M. Artz, The Fundamentals of Metric Driven Data Warehouse Design,

George Washington University, http://home.gwu.edu/~jartz/books/

DWDesign. pdf

Joint Cief of Staff, Information Operation, Joint Publication 3 13, 2014

J.E. Freeman and S. H. Starr, “Use of Simulation in the Evaluation of the

IFFN Process”, AGARD Conference Proceedings No. 268 (“Modeling

and Simulation of Avionics Systems and C3 Systems”), Paris, France,

paper 25, 15 – 19 October 1979.

Kasunic, Markand, and William Anderson, Measuring Systems Interoperability:

Challenges and Opportunities, Unlimited distribution subject to the

copyright. Technical Note CMU/SEI-2004-TN-003 April 2004.

Kott, Alexander, Information Warfare and Organizational Decision-Making,

Artech House, Inc. 685 Canton Street, Norwood, MA, 2007.

Kuhl, F.S, Weatherly, R.W dan Dahmann, J.S., “Creating Computer Simulation

Systems: An Introduction to the High Level Architecture”, Prentice Hall, 2000.

K. T. Hoegberg, “Toward a NATO C3 Master Plan,” SIGNAL, October 1985.

Proceedings of Simulation Technology (SIMTECH) 2007, MORS, 1998.

Larson, Eric V. (ed.), Assessing Irregular Warfare A Framework for Intelligence

Analysis Brian Nichiporuk, Prepared for the US Army Approved for public

release; distribution unlimited, RAND Corporation 1776 Main Street,

P. O. Box 2138, Santa Monica, CA, 2007.

Page 97: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 2 | Sistem Informasi TNI AL dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 81

Lazarinis, Fotis (ed.), Handbook of Research on E-Learning Standards and

Interoperability: Frameworks and Issues, Information science reference,

Hershey, New York, 2011.

Liou, Fank W, Rapid Prototyping and Engineering Applications, a Toolbox for

Prototype Development Mechanical Engineering a Series of Textbooks

and Reference Books Founding Editor L. L. Faulkner, Columbus Division,

Battelle Memorial Institute and Department of Mechanical Engineering

The Ohio State University Columbus, Ohio, 2008.

Martin, James William, Measuring and Improving Performance Information Technology

Applications in Lean Systems, CRC Press, London New York, 2010.

Mauroux, Philippe Cudré, Emergent Semantics Interoperability In Large-

Scale Decentralized Information Systems, Epfl Press, A Swiss Academic

Publisher, 2008.

McFarlane, Nigel, Rapid Application Development with Mozilla, Prentice Hall,

Professional Technical Reference Upper Saddle River, NJ 07458.

Otter, Martine, Guide Des, Certifications SI Comparatif, Analyse Et TendancesItil,

Cobit, Iso 27001, Escm.

Russ Richards, “MORS Workshop on Analyzing C4ISR in 2010”, PHALANX,

Vol. 32, No. 2, p 10, June 1999.

Randi R dan Riant Nugroho, Manajemen Pemberdayaan (Jakarta: 2007, Elek

Media Komputindo) hal. 103-104.

Ramachandran, Muthu, Engineering for Software Development Life Cycles:

Support Technologies and Applications, Leeds Metropolitan University,

UK Knowledge, 2011.

Ricki Sweet, et al, “The Modular Command and Control Evaluation Structure

(MCES): Applications of and Expansion to C3 Architectural Evaluation”,

Naval Postgraduate School, September 1986.

Sapsford, Roger and Victor Jupp, Data Collection And Analysis, Sage

Publications, L ondon Thousand Oaks New Delhi, The Open

University, 2006.

Sidharta, Lani, 1995. Pengantar Sistem Informasi Bisnis, PT. Elex Media

Komputindo, Jakarta.

Page 98: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

82 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

Schneider, John R. , Resolving Tactical Network Management Interoperability

by Using Ontology, http://www.jhuapl.edu/techdigest/TD/

td3301/33_01-Schneider.

Swanson, Richard A., Analysis for Improving Performance Tools for Diagnosing

Organizations and Documenting Workplace Expertise, Second Edition,

Revised and Expanded, Berrett-Koehler Publishers, Inc. 235

Montgomery Street, Suite 650, San Francisco, California, 2007

Tang Christopher S., Chung-PiawTeo, Kwok-Kee Wei, Supply Chain Analysis

A Handbook on the Interaction of Information, System and Optimization ,

Springer New York Dordrecht Heidelberg London, 2008.

Thomas J. Pawlowski III, et al, C3IEW Measures of Effectiveness Workshop,

Final Report, Military Operations Research Society (MORS), Fort

Leavenworth, Kansas, 20 - 23 October 1993.

Tim Direktorat Keamanan Informasi Kementerian Komunikasi dan

Informatika RI, Panduan Penerapan Tata Kelola Keamanan Informasi bagi

Penyelenggara Pelayanan Publik, , Edisi: 2. 0,September 2011.

Thurstone, L.L. ,The Vectors of Mind, The Psychological Review, Vol. 41 No. I,

The University Chicago, 1934.

Turban, Efraim., McClean, Ephraim. Wetherbe. James, Information Technology

for Management Making Coinnections for Strategis Advantage. 2nd Edition,

John Wiley &Sons.Inc, 1999.

TNI AL , Doktrin Swa Bhuwana Paksa tahun 2007

, Surat Keputusan Kasal nomor Skep/133/VII/2005 tentang Operasi

Informasi dalam bentuk Naskah Sementara Buku Petunjuk Pelaksana

(Bujuklak).

USA, Depatement of Defense, National Defense Strategy, 2008.

U.S. House of Representatives, Systems Development Life-Cycle Policy, Final

3/24/99.

Nanang Martono, Metode Penelitian kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data

Sekunder, (Jakarta: 2010, Raja Grafindo Persada) hal. 57.

NATO Code of Best Practice (COBP) on the Assessment of C2, RTO Technical

Report 9, AC/323(SAS)TP/4 (Hull, Que. : Communication Group,

Inc. , March 1999).

Page 99: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 2 | Sistem Informasi TNI AL dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 83

NATO Code of Best Practice (COBP) on the Assessment of C2, SAS-026,

Reprinted by CCRP, Revised 2002.

Nigel McFarlane, Rapid Application Development with Mozilla, Prentice Hall

Professional Technical Reference, Upper Saddle River, NJ 07458, www.

phptr.com.

O’brien, Introduction to Information System, Mc. Graw Hill, 2007.

Pressman, Roger S. Software Engineering A Practitioner’ S Approach, Seventh

Edition Hight Education, Boston Toronto, 2010.

Prosseding, International Seminar ,Meraih Keunggulan Nasional di Bidang

Teknologi Pertahanan, Unhan-SAAB, Desember 2015.

Sylvain Hellegouarch, Cherry Py Essentials Rapid Python Web Application

Development Design, develop, test, and deploy your Python web

applications easily, Published by Packt Publishing Ltd. 32 Lincoln

Road Olton Birmingham, B27 6PA, UK, 2007.

Veer, Hans van der (Alcatel-Lucent), TSI White Paper No. 3 Achieving Technical

Interoperability - the ETSI ApproachAuthors: Anthony Wiles (ETSI

Secretariat, 2008.

Wagner, J.A, III. Studies of individualism-collectivism: Effects on cooperation in

groups. Academy of Management Journal, 38, 1995 p. 152–172.

Welch, Major General Jasper A. Jr., “Command and Control Simulation – A

Common Thread”, Key Note Address, AGARD Conference Proceedings

No.268 (“Modeling and Simulation of Avionics Systems and C3

Systems”), Paris, France, 15 – 19 October 1979.

Whaley, Barton Stratagem Deception and Surprise in War, Published by Artech

House 685 Canton Street, Norwood, MA, 2007

Zielinski, Krzysztof, New Developments In Distributed Applications And

Interoperable Systems, Kluwer Academic Publishers, New York, Boston,

Dordrecht, London, Moscow, 2001

Zhao, Yaoyao (ed), Information Modeling for Interoperable Dimensional Metrology,

Springer, Verlag London, 2001.

Page 100: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

[Halaman ini sengaja dikosongkan]

Page 101: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 3 | Sistem Informasi TNI AU dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

Bab 3

SISTEM INFORMASI TNI AU DALAM RANGKA INTEROPERABILITY DATA LINK PERTAHANAN

NEGARA

Dr. Agus Sudarya, Dr. Supartono, Dr. Mardi Siswoyo dan Dr. Moh.Halkis

3.1 Pendahuluan

Esensi Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor 38

Tahun2011 tentang Kebijakan SistemInformasi Pertahanan Negara adalah

upaya untuk mengintegrasikan sistem informasi di lingkungan Kementerian

Pertahanan termasuk Mabes TNI AU.Upaya tersebut merupakan langkah

strategis dalam bidang penguasaan data dan informasi dalam mendukung

Keputusan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), termasuk sampai pada

level Panglima TNI dan Presiden. Langkah seperti ini menurut Stuart H.

Starr akan mendapatkan tatangan yang serius karena perbedaan konsep,

operasi dan budaya manajemen tiap bagian, untuk itu interoperabilitas

merupakan upaya yang dilakukan terus menerus.

Interoperability bukan hanya teknis sambung-putus jaringan data, tapi

interoperability menggambarkan strategi dan capability.Generasi ke-empat

perang yang didominasi oleh virtual reality, Michel Foucault menggambarkan

tidak ada sistem yangdapat berlaku tunggal, tidak ada yang dapat melaku

menyatukan seluruh bagian-bagaian, tapi system by system. Suatu zaman

kebenaran menjadi domain wakil tuhan di muka bumi, dialah sang raja,

kemudian negara sang subjek dalam era perang generasi kedua, dan ketiga

berubah menjadi “kekuasaan yang tersebar ada dimana-mana, teknologi

85

Page 102: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

100 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

informasi menjadi penentu”. Saat ini tidak hanya penguasaaan teknologi

komunikasi, tapi epistemik publik mencair menjadi kekuatan non-state.

Bagaimanapun, wadah kehidupan bersama adalah negara harus

diselamatkan.Kekuasaan bisa terbagi, namun sistem terus bekerja dalam

membangun interaksi dalam suatu kesatuan untuk itu manajemen

sistem informasi merupakan sesuatu yang sangat vital dalam pengelolaan

Pertahanan Negara. Menurut Sun Tzu,“ jika anda tidak tahu dengan

informasi kekuatan mu, dan tidak tahu dengan dengan kekuatan lawan,

maka anda kalah setiap kali pertempuran. Kalau anda tahu dengan

kemampuan pasukan anda, dan tidak tahu dengan kekuatan lawan, maka

perang memungkinkan akan berimbang. Namun jika anda tahu dengan

kekuatan sendiri dan tidak tahu juga dengan kekuatan lawan, maka pasukan

anda akan menang setiap pertempuran.

Melihat teori informasi yang dikemukan Sun Tzu ini sesungguhnya

negara harus mampu memiliki bank data tetang kekuatan sendiri dan

kekuatan lawan. Penguasaan informasi sangat menentukan menang dan

kalahnya sebuah pertempuran, karena pengetahuan atau seseorang menjadi

“tahu” terkait dengan informasi. Karena dengan informasi strategi, taktik

dan teknik operasional dibangun. Untuk itu intelijen menjadi penjuru

paling depan dalam pertempuran. Tugas intelijen tidak hanya mendapatkan

data dan informasi lawan tapi juga mengamankan data dan informasi-

informasisendiri, apabila informasi kategori rahasia jatuh ketangan lawan

maka perang akan dimenangkan pihak lawan. Akan tetapi, sekalipun data

militer bersifat rahasia para pencari informasi tidak hanya intelijen tapi juga

para wartawan bersifat terbuka perlu konsumsi informasi militer sehingga

peran Pusat Penerangan militer menjadi penting.

Pentingnya informasi juga terlihat dari pesan yang diungkapkan oleh

Cosmo dalam film “Sneakers”, “There is a war out there, old friend-a World War.

Andit’snot about whose got the most bullets; It’s about who controls the information.

Film yang muncul setelah perang dingin ini usai (tahun 1992) seolah-olah

menafikan persenjataan bersifat fisik. Pertarungan bergeser dari pengamanan

informasi menjadi kontrol terhadap informasi. Dunia media masa sangat

berperan dalam menentukan, cara pemberitaan, media apa, kapan sebuah

informasi disampaikan, kapan harus dihentikan dan sebagainya. Pola

Page 103: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 3 | Sistem Informasi TNI AU dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 87

pengelolaan informasi demikian sangat berpengaruh terhadap situasi politik,

ekonomi dan perdagangan global.Perang Timur Tengah diawali dengan

terbukanya informasi, kecurangan pelaku kekuasaan, kebencian rakyat

tersebar akhinya terjadi revolusi dengan alasan demokrasi dan HAM. Karena

terdapat indikasi keterlibatan negara asing, maka fenomena tersebut masuk

dalam konsep informations warfare, sistem informasi tanpa batas Negara.

Informations warfare secara letter leg diartikan perang informasi.

Terminologi ini dalam tradisi pengetahuankognitif pergaulan sehari-

hari pengucapan kata “informasi-informasi”, atau kata informasi yang

diulangtampaknya tidak lazim diucapkan. Banyak orang lebih senang

mengucapkankata pengganti atau memaknai kata informations warfare

dengan “perang informasi”, termasuk karya ilmuwan dan pembuatan

doktrin dan Standard Operating Procedure (SOP). Padahal lingkungan yang

menyangkut informasi tersebut paling tidak terkait dengan kognitif, fisik

dan data itu sendiri. Untuk itu kesalahan dalam memaknai lingkungan

kognitif akan berdampak terhadap keberadaan data dan lingkungan fisik

informasi itu sendiri.

Perubahan pengertian demikian berakibat pergeseran makna dari

yang benar-benar menghendaki berbagai informasi-informasi dari berbagai

dimensi kehidupan melalui berbagai informasi menjadiperang sarana

informasi sehingga informations warfare sulit dibedakan dengan cyber warfare.

Secara sederhana, sebagian menjawab kalau information warfare perangkat

lunaknya (soft) dan cyber warfare perangkat kerasnya (hard).Kalau ditinjau

tambah kesalahan lagi, karena cyber warfare, bukan hanya teknis perangkat

keras semata, tapi disana tersimpan persoalan perangkat lunak juga, bahkan

cyber dikaitkan dengan virtual reality juga menyangkut persoalan etika.

Sistem informasi dalam era globalisasi menerobos zona negara tanpa

batas, dominasi kekuasaan negara-negara ditentukan dalam merebut

keunggulan informasi. Persoalannya bukan terletak penting dan tidaknya

informasi, namun bagaimana mengelola informasi. Menurut Donald

Rumsfeld manusia itu unik. “there are things we know. We also know there are

known unknowns; that is to say we know there are some things we do not know. But

there are also unknown unknowns -- the ones we don’t know we don’t know. “Untuk

itu persoalannya bukan terletak dari data sebagai objek, tapi data juga

Page 104: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

88 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

ditentukan oleh persepsi pelaku.Untuk itu perlu diselidiki bukan hanya

konsep operasional yang tergambar dalam doktrin dan budaya manajemen

yang tergambar dalam perilaku yang tak terungkap dalam tulisan/ketentuan

tertulis. Agar penelitian ini dapat terintegrasi dengan teori universal

peneliti melakukan pembandingan dengan sistem informasi NATO.

Untuk menjaga terjamin integrasi sistem informasi dalam mendukung

operasi taktis antar negara NATO menggunakan interoperability data link

standar yang sama, yaitu Link 22 (pembaharuan dari Link 11 dan Link 16,

perbandingan lihar Lampiran I). Setiap satuan anggota NATO memiliki

ketentuan tentang PAID (Prosedur, Aplikasi, Infrastruktur dan Data) yang

sama, sehingga setiap elemen yang terlibat dapat melaksakan komunikasi

untuk mendukung terselenggaranya operasi.

3.2 Rumusan Masalah

Perebutan keunggulan informasi, atau penguasaan informasi

merupakan persoalan umat manusia sepanjang zaman, menyangkut

masalah data, knowledge, berdampak strategy, decision dan action.Pada

satu sisi negara (state) ala sosialis harus kuat mendominasi penguasaan

informasi namun sisi lain negara liberal memberi ruang yang luas

pada para pebisnis, non-state/LSM, para wartawan dan lain-lain dalam

merebut informasi. Indonesia memiliki pola sendiri dalam membangun

penguasaan atas informasi. Negara memilki struktur, kemudian dalam

elemen struktur penyelenggara negara banyak terdapat bagian-bagian,

atau departemen-departemen, institusi-institusi termasuk Kementerian

Pertahanan. Demikian juga halnya institusi pertahanan yang terkait

lansung dengan Mabes TNI, Markas Besar TNI Angkatan Udara, TNI

Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara. Kemudian dalam kondisi darurat

perang semua kekuatan dalam satu Komando di bawah Presiden sebagai

Panglima Tertinggi, untuk itu idealnya Command and Control (C2) berkerja

memiliki network dibawah Presiden. Namun sampai saat ini secara formal

belum ada prosedur, aplikasi dan instalasi yang menunjukan C2 dibawah

Presiden. Bukan hanya hanya dalam lingkup taktis, dalam menghadapi

masalah tersulitpun, Presiden belum memiliki PAID (Prosedur, Aplikasi,

Infrastruktur dan Data) dalam menjalankan C2 tersebut.

Page 105: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 3 | Sistem Informasi TNI AU dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 89

Konsep Command and Control (C2) lahir untuk menjawab persoalan

bagaimana komandan mengerahkan semua kekuatan personil, persenjataan

dan pendukung untuk memenangkan pertempuran. Konsep ini berkembang

seiring dengan perkembangan teknologi dan cara berpikir manusia, secara

simultan; Command, Control, Communications, Computers, Surveillance and

Reconnaissance (C4ISR). Di era perang generasi keempat, para ahli berpendapat

setelah perang dingin usai kemenangan perang sesungguhnya tidak lagi

mengandalkan kekuatan fisik, sehingga perbandingan jumlah personil dan

persenjataan tidak lagi relevan untuk dijadikan indikator kekuatan, tapi yang

paling mentukan sesungguhnya adalah upaya mendapatkan keunggulan

informasi atau informasi unggul. Informasi unggul atau keunggulan

informasi adalah efek dari informasi yang disampaikan ke atasan dalam

menyerang sistem informasi musuh, mempertahanankan sistem informasi

sendiri dan membentuk lingkungan informasi, sehingga pertanyaannya

adalah apakah Indonesia telah memiliki sistem informasi yang dapat

merebut keunggulan informasi. Dugaan awal, Indonesia belum memilki

kesamaan persepsi dalam merumuskan keunggulan informasi, sehingga

lemah pada tataran doktrin, organisasi sumberdaya manusia, teknologi

maupun implementasinya. Konsep operasi informasi, secara umum dasarnya

terkait dengan operasi elektronika, operasi cyber, opererasi intelijen, operasi

psikologi dan operasi Humas (public affair). Agar dapat memastikan bahwa

sistem informasi satuan TNI AU tidak terintegrasi dengan Mabes TNI,

perlu dilakukan identifikasi baik perangkat keras ataupun peralatan yang

digunakan, perangkat lunak berupa aturan main terkait dengan manusia,

kepemimpinan, doktrin, protap dan tradisi yang membuat jarak masimg-

masing angkatan tersebut, sehingga penelitian ini lebih umum lagi dengan

melakukan audit sistem informasi TNI AU.

Penelitian ini untuk menjawab pertanyaan mengapa jaringan command

and control (CC) Pertahanan Negara belum optimal. Menurut Kepala Staf

Angkatan Udara (Kasau), “pada pengelolaan informasi saat ini, tidak semua

pejabat yang ngomong di media memperhatikan kepentingan negara”.

Pertanyaan ini penting untuk menjawab keberadaan Strata Mutlak Pertahanan

Negara demi kelangsungan NKRI berupa integritas teritorial, kedaulatan

nasional, dan keselamatan bangsa Indonesia. Integritas teritorial diantaranya

tergambar dalam efektifitas CC, dalam hal ini Presiden sebagai Panglima

Page 106: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

90 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

Tertinggi, Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan mestinya memiliki akses

terhadap prajurit di lapangan karena dalam era Perang Informasi merebut

keunggulan informasi merupakan keniscayaan. Informasi yang cepat, akurat

dan lengkap sangat diperlukan oleh pimpinan dalam mengambil keputusan.

Asumsinya CC belum optimal dikarena Prosedur, Aplikasi, Infrastruktur dan

Data (PAID) tidak sepenuhnya diarahkan untuk mendukung terjaminnya CC.

Dengan berbagai pertimbangan, penelitian ini terbatas pada

manajemen (tata kelola) sistem informasi Pertahanan Negara Indonesia,

fokus pada Mabes TNI Angkatan Udara dalam dalam merebut keunggulan

informasi. Karena data awal menunjukan bahwa hubungan antar angkatan

dan Mabes TNI pada level 0 (independent) dan level 1 (ad hoc) pada saat

Latihan Gabungan, maka sampel diambil pada Disinfolahta tentang masalah

prosedur dan aplikasi serta Dinas Penerangan Angkatan Udara terkait

operasi informasi. Karena interoperability data link merupakan strategi dalam

mendapatkan informasi, namun belum terselenggara secara optimal, maka

penelitian ini diharapkan dapat menjawab;mengapa interoperability data link

dalam sistem informasi TNI AU tidak dapat terselenggara optimal. Dengan

demikian penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan PAID (Prosedur,

Aplikasi, Infrastruktur dan Data) yang dimiliki TNI AU dalam mendukung

tugas Pokok. Karena esensi penelitian ini adalah pengembangan sistem

informasi, maka metode pendekatan yang digunakan adalah interaksional

symbolic, sehingga penelitian ini terkait dengan penelitian tim Sistem

Informasi TNI AU dalam merebut keunggulan informasi.

Inti pertanyaanpenelitian ini adalah mengapa TNI Angkatan Udara

melihat informasi sebagai sesuatu yang sangat penting?Untuk itu penting

diketahui bagaimana mendapatkan data, mengolah data menjadi keputusan

dan menyimpannya.Secara umum informasi ada yang bersifat terbuka

(public) dan ada yang tertutup (intelijen, komunitas internal).Penelitian ini

fokus pada informasi terbuka, untuk itu mengambil tempat di Disinfolahta

dan Dispenau. Untuk itu, pertanyaan penelitiannya adalah;

a. Bagaimana Prosedur Tetap (Protap) atau ketentuan yang mengatur

tentang proses dan pengumpulan data.

b. Bagaimana aplikasi dan infrastruktur yang digunakan dalam me-

ngumpulkan, mengolah dan distribusi data.

Page 107: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 3 | Sistem Informasi TNI AU dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 91

c. Bagaimana data diproses menjadi informasi, menjadi pengetahuan

dan didistribusikan untuk pembentukan opini publik dalam operasi

informasi konsteks Pertahanan Negara.

3.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian.

Tujuan Penelitian

a. Menganalisa Prosedur Tetap (Protap) sebagai Konsep Operasi dan

Budaya Organisasi dalam lingkungan informasi TNI Angkatan Udara

dalam rangka interoperability data link pertahanan negara.

b. Menganalisa aplikasi, infrastruktur data sistem informasi TNI AU

dalam konteks C4ISR.

c. Menganalisa Pengembangan sistem informasi Pertahanan Negara

terutama Mebes TNI AU sehingga dapat mengintegrasikan untuk

melaksanakan operasi informasi dalam Konteks Pertahanan Negara.

Manfaat Penelitian

a. Bahan masukan bagi pimpinan, khusus TNI Angkatan Udara dalam

pembaharuan Protap dan membuat data link pertahanan Negara.

b. Bahan pertimbangan bagi komando atas dalam mengambil kebijakan

pertahanan Negara terkait sistem informasi.

c. Bahan Kajian untuk penelitian Komando dan Kendali TNI.

d. Sosialisasi dan revisi Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia

Nomor 38 Tahun2011 Tentang Kebijakan Sistem Informasi Pertahanan

Negara.

e. Mendukung pembaharuan Doktrin TNI AUterutama menyangkut;

Operasi Informasi.

f. Menambah wawasan dan angka penilaian peneliti selaku dosen

Universitas Pertahanan

3.4 Tinjauan Pustaka

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan lingkungan infor-

masi TNI AU dalam rangka operasi informasi dengan menggunakan

Page 108: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

92 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

interoperability data link sistem pertahanan negara. Penelitian terdahulu

terkait objek Penelitian tentang Interoperability Data Link Pertahanan Negara

belum pernah ditemukan. Mestinya, secara umum Penelitian ini dibicarakan

dalam Sistem Informasi Pertahanan Negara, karena Penelitian Interoperability

dan Data Link merupakan bagian dari Sistem Informasi. Peneliti juga berusaha

mencari Naskah Akademik Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia

Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Kebijakan Sistem Informasi Pertahanan

Negara dan Keputusan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor :

Kep/ 1255 / M / XII/2015 Tentang Kebijakan Pertahanan Negara Tahun 2016

belum ditemukan juga, mungkin karena kajian Naskah Akademik tersebut

dianggap rahasia. Akan tetapi jikapun ada tampaknya istilah interoperability

dan data link bagaimana duduk masalahnya kemungkinan besar juga tidak

ditemukan, karena dari berbagai informasi,bahkan dalam intansi pengelola

keamanan negara pun belum ada sistem atau aplikasi yang nampak

menggunakan interoperability (bukan integrasi). Studi terdahulu diharapkan

menjadi penuntun dalam penelitian, karena itu Tinjauan Pustaka yang kami

laporkan berisikan konsep atau teori yang digunakan untuk memahami

persoalan Interoperabilitydata link Pertahanan Negara. Studi ini bersifat

konseptual yang memungkinkan dapat diterapkan dalam pengembangan

sistem informasi dalam pertahanan negara.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002tentang

Pertahanan Negara menyatakan bahwa pertahanannegara bertujuan

untuk menjaga dan melindungi kedaulatannegara, keutuhan wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesiadan keselamatan segenap bangsa dari

segala bentuk ancaman. Pertahanan negara berfungsi untuk mewujudkan

danmempertahankan seluruh wilayah Negara Kesatuan RepublikIndonesia

sebagai satu kesatuan pertahanan, diselenggarakanmelalui usaha

membangun dan membina kemampuan, dayatangkal bangsa dan negara,

dan menanggulangi setiapancaman yang diselenggarakan oleh pemerintah

dandipersiapkan secara dini dengan sistem pertahanan negara.

Pertahanan negara pada hakekatnya merupakan segala upaya

pertahanan bersifat semesta, yang penyelenggaraannya didasarkan pada

kesadaran akan hak dan kewajiban seluruh warga negara serta keyakinan

pada kekuatan sendiri untuk mempertahankan kelangsungan hidup

Page 109: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 3 | Sistem Informasi TNI AU dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 93

bangsa dan Negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Kesemestaan

mengandung makna pelibatan seluruh rakyat, segenap sumber daya

nasional, sarana dan prasarana, serta seluruh wilayah negara sebagai satu

kesatuan pertahanan yang utuh dan menyeluruh.

Konsep Interoperability dan Data Link sebagai sebuah pokok bahasan,

mempertemukan konsepsi dalam diri manusia dengan peralatan, masalah

ini bagian dari teknologi komputer dalam konteks Command, Control,

Communication, Computer, Inteligent, Surveilance, and Reconnaisance (C4ISR)

Pertahanan Negara. Dilihat dari material, atau fisik yang dimiliki studi ini

lebih menekankan pada aspek elektronik, karenadilihat dari aspek Teknologi

Komputer, padahal studi ini tidak hanya tataran fisik komputer tapi

terkaitsistem, logika-logika dan pemaknaan kita tentang Data, Informasi,

Keputusan Komando, Strategi, Operasi dan Pertahanan Negara. Untuk

itu Sistem Informasi merupakan studi bersama dari berbagai kepentingan

sehingga Teknologi Komputer dapat bekerja sesuai dengan fungsinya. Ada

beberapa konsep dan teori yang menjadi alat analisis dalam kajian ini;

3.4.1 Model Perang Informasi (Information Warfare)

Sebelum memperkenalkan konsep informasi untuk diterapkan dalam

peperangan skala besar, adalah penting untuk memahami peran informasi

dalam konflik ditingkat fungsional dasar. Pertimbangkan model satu-directional

dasar konflik untuk menggambarkan peran informasi dalam peperangan (dua

kombatan menggunakan elemen dasar ini). Model bisa berlaku untuk dua

individu dalam konflikatau dua bangsa menyatakan berperang.

Perang informasi dalam Informations Warfare sangat menentukan.

Pentingnya informasi dan peran sentral yang dimainkannya dalam

peperangan bukan hal yang baru. Abad kesepuluh sebelum Masehi,

komandan militer dan Raja Solomon menekankan pentingnya pengetahuan

(intelijen militer), bimbingan (perencanaan strategis dan operasional),

dan penasehat (analis tujuan)untuk menang dalam perang. Seorang

yang bijaksana memiliki kekuatan besar, dan seorang pria meningkatkan

kekuatan; untuk melancarkan perang membutuhkan bimbingan, dan

kemenangan dengan banyak penasihat.

Page 110: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

94 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

Pada abad 6 SM, ahli strategi militer Cina Sun Tzu menulis dalam The

Art of War tentang pentingnya informasi.

a. Informasi adalah penting untuk proses pengawasan, situasi pengkajian,

pengembangan strategi, dan penilaian alternatif danrisiko untuk

pengambilan keputusan. Sun Tzu menulis, Konsep Informasi di Bab

Perang bagian Tiga, Metode militer; pertama, pengukuran; kedua,

estimasi kuantitas; ketiga, perhitungan; keempat, menyeimbangkan

peluang; kelima, kemenangan.

b. Informasi dalam bentuk kecerdasan dan kemampuan untuk meramalkan

hasil masa depan mungkin membedakan prajurit terbaik.” Jadi,

apa yang memungkinkan perintah bijaksana dan baik umum untuk

menyerangdan menaklukkan, dan mencapai hal-hal di luar jangkauan

orang biasa, adalah ramalan.”

c. Kontrol beberapa informasi dikomunikasikan kepada lawan, oleh

penipuan (rayuan dan kejutan) dan penolakan, adalah kontribusi

yang dapat memberikan persepsi yang salah sementara untuk musuh.

”Semua perang didasarkan pada penipuan musuh, dan Seni perang

yang bijak sangat halus dan penuh kerahasiaan. Untuk itu belajar

untuk menjadi tak terlihat, dan tak terdengar.“

d. Bentuk tertinggi peperangan menggunakan informasi untuk mem-

pengaruhi persepsi musuh untuk menaklukkan kehendak daripada

menggunakan memaksa fisik.

Dalam seni praktis perang, hal terbaik adalah untuk mengambil musuh

negara secara keseluruhan dan utuh. Oleh karena itu untuk melawan dan

menaklukkan semua pertempuran tidak keunggulan tertinggi; keunggulan

tertinggi terdiri melanggar perlawanan musuh tanpa pertempuran. Masing-

masing prinsip utama ini, diterapkan bahkan sebelum abad keenam SM,

mengandalkan akuisisi, pengolahan, dan penyebaran informasi. Prinsip-

prinsip tidak berubah, tetapi cara akuisisi, pengolahan,dan diseminasi

memiliki. sarana elektronik memperoleh dan mengelola informasi memiliki

teknologi diganti sebelumnya, kurir manusia, dan komunikasi tertulis.

Meningkatnya ketergantungan pada sarana elektronikmengelola volume

besar informasi dan peningkatan nilai informasi yangtelah membuat

Page 111: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 3 | Sistem Informasi TNI AU dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 95

informasi itu sendiri target yang menguntungkan dan berharga senjata

perang. Perubahan ini merevolusi peran informasidan perilaku perang.

3.4.2 Sistem Informasi

Sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling

berhubungan, mengumpulkan/mendapatkan, memproses, menyimpan,

dan mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan

dan pengawasan dalam suatu organisasi. Infrastruktur teknologi informasi

(TI) sebagai sumber daya teknologi bersama yang menyediakan platform

untuk aplikasi sistem informasi perusahaan yang terperinci. Infrastruktur

TI meliputi investasi dalam peranti keras, peranti lunak dan layanan

konsultasi, pendidikan, dan pelatihan yang tersebar di seluruh perusahaan

atau tersebar di seluruh unit bisnis dalam perusahaan. Infrasturktu

TI terdiri atas sekumpulan perangkat dan aplikasi peranti lunak yang

dibutuhkan untuk menjalankan suatu perusahaan besar secara keseluruhan.

Infrastruktu TI di dalam organisasi saat ini merupakan hasil dari evolusi

selama lebih dari 50 tahun di dalam platform komputasi. Lima tahap dalam

evolusi ini adalah:

a. Era Mesin Akuntansi Elektroni.

b. Era Maninframe Umum dan Komputer Mini.

c. Era PC.

d. Era Klien/Server.

e. Era Komputasi Internet Perusahaan

Perubahan infrastruktur TI yang baru dijelaskan telah menghasilkan

perkembagna dalam memrosesan komputer, chip memori, perangkat

penyimpanan, telekomunikasi, dan jaringan peranti keras dan peranti lunak,

dan rancangan peranti lunak yang telah meningkatkan daya komputasi

secara eksponensial sementara mengurangi biaya juga secara eksponensial.

3.4.3 Interoperability

Interoperability, atau interoperabilitas secara harfiah dapat diartikan

kemampuan sistem (sebagai sistem senjata) untuk bekerja dengan atau

Page 112: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

96 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

menggunakan bagian-bagian atau peralatan dari sistem lain1. Menurut

Andika Triwidada interoperabiliti adalah masalah pola komukasi antara satu

terminal dengan terminal lain. Pola komunikasi tersebut ada 3 kemungkinan;

kompabilitas, bentuk standard (integrasi) dan interoperabilitas. Kalau

diimplementasikan dalam lingkungan TNI dapat digambarkan;

a. Kompabilitas. Jaringan data (Data Link) antar angkatan (TNI AD, AL

dan AU) masih dalam bentuk Kompabilitas. Dimana satu bagian

dengan bagian lain terhubung menggunakan LAN/WAN atau internet

dapat berkomunikasi dua arah baik antar pimpinan mapun antara

bawahan dan atasan.

Gambar 3.1 Jaringan Data Antar Angkatan

b. Inter Kemungkinan Data Link antar satuan dalam internal angkatan,

masih dalam bentuk standar, dimana satu dengan yang lain terintegrasi,

misal dengan menggunakan satu domain web secara bersama-sama,

satu dengan yang lain dapat berkomunikasi secara terintegrasi, hal itu

dapat digambarkan:

Gambar 3.2 Data Link Antar Satuan dalam Internal Angkatan

c. Dalam kondisi tertentu antar satu satuan dengan satuan lain bekerja

sama dalam waktu tertentu dan tempat tertentu, maka diperlukan sistem

1http://www.merriam-webster.com/dictionary/interoperability, Defenition

of Interoperability: ability of a system (as weapon system) to work with or use the parts or equipment of another system.

Page 113: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 3 | Sistem Informasi TNI AU dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 97

komunikasi yang dapat melakukan interoperabiliti. Dalam lingkungan

Markas Komando (Mako) dapat dilakukan antar Mako baik sesama

angkatan maupun antara angkatan, hungan tersebut semi-permanen,

dimana antara pusat data satu yang lain terhubung mungkin hanya

masalah tertentu saja, dan mungkin juga dalam batas waktu tertentu

juga. Dengan demikian dalam waktu tertentu dan masalah salah tertentu

antar TNI dapat berkerjasama untuk mendukung tugas komando

menyediakan data yang cepat, akurat dan sesuai dengan kebutuhan,

untuk itu antar angkatan dapat menggunakan pola interoperatibilitas

sebagai strategi dan taktis2

Gambar 3.3 Pola Interoperatibilitas Sebagai Strategi dan Taktis

Dalam prakteknya teori interoperability berkembang dalam dunia militer,

dalam US Joint Publication 1-02 menjelasakan interoprabiliti merupakan

kemampuan sistem, unit, atau kekuatan untuk menyediakan layanan ke dan

menerima layanan dari sistem lain, unit, atau kekuatan dan menggunakan

jasa yang dipertukarkan untuk memungkinkan mereka untuk beroperasi

secara efektif bersama-sama. Kemudian secra teknis interoperabiliti dapat

diartikan; Kondisi dicapai antara sistem komunikasi-elektronik atau sistem

peralatan komunikasi-elektronik ketika informasi atau layanan dapat ditukar

langsung dan memuaskan antara mereka dan / atau pengguna mereka.

Tingkat interoperabilitas harus didefinisikan ketika mengacu pada kasus-

kasus tertentu 3 Dan hampir tidak berbeda dengan sebelumnya; kemampuan

sistem, unit, atau kekuatan untuk menyediakan layanan atau jasa akses dari

2Schneider, John R. , Resolving Tactical Network Management Interoperability by Using Ontology, http://www. jhuapl. edu/techdigest/TD/td3301/33_01-Schneider.

3Joint Chiefs of Staff. “Department of Defense Dictionary of Military and Associated Terms, as amended through December 7, 1998” (Joint Publication 1-02).

Page 114: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

98 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

sistem lain, unit, atau kekuatan, dan menggunakan layanan untuk beroperasi

secara efektif bersama-sama. Interoperabilitas adalah kemampuan dari sistem

untuk memberikan informasi dinamis interaktif dan pertukaran data antara

node C4I untuk perencanaan, koordinasi, integrasi, dan pelaksanaan operasi

latihan Rudal Pertahanan Udara 4

Paul Sutton menjelaskan “Interoperabilitas: Paradigma Baru,” menyediakan

diskusi menyegarkan. Interoperabilitas yang sebagian besar mempengaruhi

jalannya penelitian ini. Kritik Paul Sutton atas Level Interoperabilitas Sistem

Informasi (LISI) menjadi pertimbangan dalam mencoba untuk menggunakan

LISI sebagai dasar alat prediksi. Secara khusus, Sutton mengidentifikasi lima

“kekurangan yang signifikan” dalam model LISI:

Pertama, tidak membahas antarmuka listrik khusus, yang diperlukan

untuk konektivitas sederhana antara komponen sistem, yang dibutuhkan

tetapi tidak kondisi untuk interoperabilitas.

Kedua, tidak menangani masalah kompatibel objek dan model objek.

Ketiga, memberikan nilai nominal dengan tingkat interoperabilitas

antara dua sistem yang berbeda yang didasarkan pada system dokumentasi,

tetapi tidak memberikan langkah-langkah kinerja sistem obyektif yang

didasarkan pada operasi yang sebenarnya dari sistem.

Keempat, metode yang menugaskan skor interoperabilitas tidak

memperhitungkan fakta bahwa beberapa sistem mungkin tidak perlu

terhubung ke sistem lain pada tingkat yang lebih tinggi dari interoperabilitas

menjadi dianggap berhasil. Akhirnya, itu tidak menjelaskan bagaimana

interoperabilitas dapat dikontrol, diubah, atau ditingkatkan. Sutton mengacu

pada analogi keandalan peralatan elektronik untuk mendalilkan teori

kegagalan interoperabilitas (Sutton menggunakan kinerja interoperabilitas).

Namun, asumsi nya untuk kegagalan interoperabilitas acak dan interoperation

konstan tingkat kegagalan dapat dilihat sebagai terlalu optimis. Hal ini

menyebabkan model yang terlalu sederhana untuk menjadi berguna sebagai

dasar aturan prediksi. Akibatnya, teori ini kegagalan interoperabilitas tidak

memiliki cukup “hubungan-struktur dengan model proses itu”.

4JointTheaterAirMissileDefenseOrganization(JTAMDO). “JTAMDO MasterPlan”

Chapter 7.JTAMDO, Joint Staff, Department of Defense, Washington, D.C. 1997.

Page 115: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 3 | Sistem Informasi TNI AU dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 99

Dengan demikian faktor kontribusi potensial mulai muncul yang

mengarah ke upaya pengumpulan dan analisis data yang mahal, memakan

waktu, dan mungkin tidak pernah akan dilakukan. Apa yang dibutuhkan

adalah teori kegagalan interoperabilitas yang menyederhanakan tugas

mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk mengukur hubungan antara

interoperabilitas dan faktor-faktor yang berkontribusi. Dengan menantang

asumsi tingkat kegagalan interoperabilitas konstan dan hati-hati mengingat

mekanisme kegagalan peralatan elektronik, adalah mungkin untuk menarik

lebih berguna analogi. Pertimbangkan bahwa tingkat kegagalan untuk

peralatan elektronik dan mekanik dengan bertambahnya usia mereka lebih

dari waktu sering mengikuti model distribusi kehidupan di bentuk dikenal

luas kurva “Bathtub”. 5

Interoperabilitas - “kemampuan dari dua atau lebih sistem untuk

bertukar informasi dan untuk saling menggunakan informasi yang telah

ditukar. “[IEEE 1988]. Kesalahan Interoperabilitas - cacat atau kondisi

yang berkaitan dengan interaksi sistem yang menyebabkan kerusakan

direproduksi dalam kemampuan dua atau lebih system untuk bertukar

informasi dan saling menggunakan informasi yang telah ditukar. Catatan:

kerusakan dianggap direproduksi jika terjadi secara konsisten di bawah

yang sama keadaan. Kegagalan interoperabilitas- ketidakmampuan,

karena sebuah kesalahan interoperabilitas, dari dua atau lebih sistem

untuk bertukar informasi dan saling menggunakan informasi yang telah

ditukar.6Interoperabilitas dan kompleksitas: Sistem Interaksi dan Coupling,

ada lebih untuk gambar interoperabilitas dari model distribusi kehidupan

yang menangkapinteraksi interoperabilitas dua sistem dari waktu ke

waktu. Kualitas atau sifat interoperabilitas antara dua sistem juga dapat

mempengaruhi kemungkinan interoperabilitas kegagalan.Secara konseptual,

interoperabilitas antara dua sistem real-time kritis yang membutuhkan

beberapa transaksi sinkron untuk menyelesaikan pertukaran informasi

secara inheren lebih rumit dari interoperabilitas antara dua sistem kecepatan

5NIST 2003, Bagian 8. 1. 2. 4 6Michael S. McBeth, Coalition Interoperability Title: A Theory of Interoperability

Failures, Communication Systems Department Space and Naval Warfare Systems Center, Charleston Joint Methodology to Assess C4ISR Architecture 7025 Harbour View Blvd. , Suite 105 Suffolk, VA 2343, mcbethm@spawar. navy. mil http://www. jmaca. jte. osd. mil. P. 4

Page 116: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

100

Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

rendah noncritical hanya membutuhkan transaksi asynchronous tunggal

untuk menyelesaikan pertukaran informasi.Ada hanya lebih peluang untuk

hal-hal yang tidak beres dalam kasus pertukaran informasi yang lebih rumit.

Salah satu cara untuk mendekati interoperabilitas dan kompleksitas adalah

melalui atribut “interaksi” dan “kopling.” Ide ini dapat ditelusuri ke karya

Charles Perrow dalam bukunya normal Kecelakaan dan kemudian, John

Rushby yang diperpanjang ide-ide untuk sistem komputer.

Interoperability diartikan Interaksi, yang bisa berkisar dari “linear”

ke “kompleks,” mengacu pada sejauh yang perilaku salah satu komponen

dalam sistem dapat mempengaruhi perilaku komponen lainnya. Secara

sederhana, sistem linear, komponen hanya mempengaruhi orang-orang

orang lain yang secara fungsional “hilir” dari mereka; dalam sistem yang

lebih kompleks, komponen tunggal dapat berpartisipasi dalam berbagai

urutan yang berbeda dari interaksi dengan banyak komponen lainnya.

Dalam sistem komputer, gagasan “komponen” harus mencakup entitas baik

fisik dan abstrak; misalnya, entitas abstrak “Database” adalah komponen,

seperti proses dan data, serta perangkat yang menyediakan eksekusi dan

penyimpanan. Sistem komputer yang mempertahankan gagasan global yang

koordinasi dan konsistensi (misalnya, database terdistribusi) dianggap

memiliki interaksi yang kompleks, karena aktivitas di lokasi yang berbeda

berinteraksi dengan satu sama lain.

Interoperability dapat diartikan dengan kopling, bisa berkisar dari

“longgar” untuk “ketat,” mengacu pada sejauh mana ada metafora “slack”

atau “fleksibilitas” dalam sistem. Kopling bukan gagasan independen; kita

benar-benar harus bertanya “coupling untuk apa?” Untuk analisis awal

yang dilakukan di sini, namun, kita dapat mentolerir ketidaktepatan istilah

wajar tanpa pengecualian, dan pasokan lebih spesifisitas bila diperlukan.

Longgar sistem digabungkan biasanya kurang dibatasi waktu yang erat

yang, dapat mentolerir hal yang dilakukan di urutan yang berbeda dari

yang diharapkan, dan dapat beradaptasi untuk asumsi yang berbeda dari

yang awalnya dianggap. Misalnya, industri kerajinan biasanya longgar

digabungkan, sedangkan produksi baris dengan pengendalian persediaan

just-in-time yang erat. Dipandang sebagai sistem komputer, jaringan

switching telepon dapat dianggap longgar ditambah, karena ada beberapa

Page 117: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 3 | Sistem Informasi TNI AU dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 101

cara untuk panggilan rute, sedangkan sebagian besar hard-realtime sistem

kontrol yang ketat ditambah, karena mereka bergantung pada segala

sesuatu berperilaku seperti yang diharapkan. Interoperability penting,

karena militer sebagaimana dijelaskan Clausewitz;

The primary purpose of any theory is to clarify concepts and ideas

that have become, as it were, confused and entangled. Not until terms

and concepts have been defined can one hope to make any progress in

examining the question clearly and simply and expect the reader to share

one’s views. Carl Von Clausewitz, On War.

Teori lahir dari phenomena yang telah terjadi, semantara militer

menghadapi tantangan ke depan. Militer akan kesulitan kalau hanya terpaku

pada doktrin yang ditetapkan pada satu teori, karena antar masa lalu

dengan masa depan kadang kala tidak selalu sama, dan kalau kita membabi

buta, bertindak sama, maka kita dalam kebingungan karena terjebak oleh

teori itu sendiri yang menseting pikiran kita. Untuk itu Clausewitz tidak

berharap banyak dengan teori yang sudah sebagai pedoman, diyakni akan

ada kesulitan dengan melihat kejadian kedepan dengan dasar pandangan

orang lain yang kita pahami secara mandiri. Sistem informasi medis mulus

dan manufaktur cerdas upaya untuk mengubah hidup kita dan lingkungan

kerja menggunakan jaringan orang dan teknologi. Tumit Achilles dari upaya

ini akan spesifikasi dan interoperabilitas di berbagai sistem yang merupakan

jaringan yang berbeda. Ada berbagai macam formalisme dan metode yang

digunakan dalam desain sistem, termasuk primitif pemodelan dan bahasa

dari perspektif perangkat lunak (UML), sistem perspektif (SysML) dan

perspektif matematika (persamaan diferensial, diskrit model event).

Model-model yang berbeda, masing-masing dengan semantik sendiri,

menciptakan masalah memastikan kompatibilitas komponen sistem

dalam hal kinerja dan maintenance. Tujuan dari studi ini adalah untuk

menciptakan landasan untuk interoperabilitas menggunakan formalisme

matematis yang disebut kategori teori. Penciptaan Industri jaringan

untuk menghubungkan rantai pasokan dan munculnya sistem cyber

fisik untuk mengelola segala sesuatu dari lalu lintas ke titik kebutuhan

di garis depan ekspansi industri saat ini, sistem yang mudah disusun.

Integrasi sistem tersebut secara tradisional bergantung pada pertukaran

Page 118: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

102

Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

data dan format yang pertukaran, tetapi ini tidak cukup untuk menangani

kompleksitas mereka.Ada kebutuhan penting bagi representasi semantik

kaya yang mengikat bersama formalisme yang berbeda semantik dan ad

hoc yang sedang digunakan dan di bawah desain. Kebutuhan ini meliputi

baik di sektor komersial dan pertahanan industri. Untuk pemodelan dan

mengintegrasikan sistem ini, biaya mempertahankan dan merancang sistem

ini akan menjadi penghalang dan rentan terhadap potensi kegagalan.

Gambar 3.4 teori interoperability

Pendekatan National Institute of Standarts and Technology (NIST)

denganteknik matematika untuk mengatasi masalah pemodelan informasi,

agregasi dan transfer. Kategori teori (CT) adalah cabang matematika yang

mempelajari proses dalam arti yang sangat umum, dan menyediakan

pendekatan yang kuat dan fleksibel untuk pemodelan matematika.

CT adalah formalisme grafis, cocok untuk alur kerja yang ada dengan

menggunakan alat-alat seperti UML / SysML.CT memiliki teknik yang kuat

matematika yang mulai menangani masalah integrasi dan interoperabilitas,

menyediakan, misalnya, definisi formal dan hasil provably benar untuk

migrasi data antara model domain, agregasi data dan model integrasi.

Model-model kategoris juga memiliki semantik yang sangat kaya,

memungkinkan kita untuk membangun proses non-deterministik dan

stokastik semudah yang deterministik. Kami sedang bekerja pada aplikasi

dari CT di reproduktifitas ilmiah, manufaktur aditif, perangkat medis

interoperabilitas dan desain sistem cyber fisik dan spesifikasi.7

7https://www2. nist. gov/software-and-systems-division/foundations-semantic- interoperability-and-integration,2016

Page 119: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 3 | Sistem Informasi TNI AU dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 103

Sebuah teori kegagalan interoperabilitas diperlukan untuk memandu

pengumpulan data yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi. Indikator

kausal dan membangun aturan prediksi statistik untuk memilih end-

to-end peralatan stringuntuk pengujian interoperabilitas. Sebelumnya

upaya untuk mencapai pemahaman yang baik dan model untukend-

to -end kinerja interoperabilitas telah terhambat oleh kurangnya

pengumpulan data dan analisis untuk mengukur hubungan antara kinerja

interoperabilitas dan berkontribusi faktor. Hal ini terutama disebabkan

banyaknya faktor kontribusi potensial untuk dipelajari. Suara teori kerja

kegagalan interoperabilitas dapat membantu mengatasi situasi ini dengan

”Menginformasikan” dan membimbing desain eksperimental untuk fokus

pada faktor yang paling erat kaitannya dengan mekanisme dan mode diduga

bertanggung jawab untuk kesalahan interoperabilitas dan kegagalan.

Penguat hubungan antara teori dan eksperimen. Pengamatan penasaran

mengarah pada pembangunan sebuah konsep yang masuk akal. Sebuah

konsep yang masuk akal adalah dimanipulasi melalui proses logis dari

penculikan untuk memberikan penjelasan, induksi untuk memberikan

generalisasi, dan deduksi untuk memberikan konsistensi.

Proses-proses yang logis menyebabkan hipotesis dan model yang

menginformasikan desain eksperimendimana pengukuran dilakukan

untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang mengarah ke hasil

diinterpretasikan. Hasil ditafsirkan berfungsi untuk memberikan bukti

atau menentang teori yang diuji. Teori dan proses percobaan dapat dilihat

sebagai salah satu bentuk metode ilmiah.

Interoperabiliti Data Link cukup maju dibidang Kesehatan. Perangkat

medis mungkin perlu berkomunikasi dengan puluhan, jika bukan ratusan,

dari perangkat lain dari berbagai merek, model, dan modalitas tidak hanya

implikasi pasar yang besar tetapi dapat mengakibatkan hidup atau mati

skenario. Akut point-of-perawatan pengaturan seperti unit perawatan intensif

sebuah rumah sakit atau di samping tempat tidur pasien mengharuskan

setiap kelas perangkat medis untuk menggunakan terminologi dan data

yang sama organisasi untuk mulus dan terpercaya mengkomunikasikan

data fisiologis. Untuk memenuhi point kebutuhan kesehatan kritis standar

komunikasi perangkat medis perawatan yang membahas plug-and-play medis

perangkat interoperabilitas sedang dalam pengembangan.

Page 120: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

104

Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

Peneliti National Institute of Standarts and Technology (NIST) bekerjasama

dengan para ahli perangkat medis untuk memfasilitasi pengembangan

dan adopsi standar untuk kesehatan komunikasi perangkat di seluruh

perusahaan kesehatan serta mengintegrasikannya ke dalam catatan

kesehatan elektronik.NIST peneliti telah mengembangkan alat uji dan

representasi elektronik sesuai model informasi standar internasional

yang menyediakan beberapa kemampuan penting yang mengarah ke arah

perangkat interoperabilitas.Dalam sebuah survei terbaru yang dilakukan

oleh Informasi Kesehatan dan Manajemen Sistem Masyarakat, responden

diidentifikasi “berbagi perusahaan lintas dari perangkat perawatan pasien

data” sebagai salah satu prioritas tertinggi mereka. Tujuan didirikan untuk

memenuhi prioritas ini mencakup memperpendek waktu keputusan,

meningkatkan produktivitas, meminimalkan kesalahan transkripsi, dan

investasi dan mengembangkan cara-cara untuk benar menentukan dan

menginterpretasikan data yang dipertukarkan. Untuk memenuhi tujuan

tersebut berbagi informasi perawatan pasien, komunikasi data antara

perangkat medis dan sistem informasi klinis diperlukan sebagai point-

of-perawatan perangkat sering menjadi sumber utama (atau tujuan).

Kesesuaian dan interoperabilitas pengujian komunikasi perangkat medis

data terkemuka penting untuk jangka proposisi nilai panjang yang

meliputi:Integritas data - populasi otomatis semua sistem informasi-

mengurangi kesalahan medis, mengotomatisasi sistem untuk menangkap

data klinis dalam Kesehatan Dokumen Elektronik (EHRs) sehingga

menghemat waktu untuk dokter,m eningkatkan kelincahan perusahaan

untuk memenuhi beban pasien bervariasi, meningkatkan biaya siklus hidup

kepemilikan,akses ke data pasien di seluruh perangkat dan sistem sehingga

antarmuka komunikasi kustom dapat dihilangkan sehingga memungkinkan

untuk terbaik berkembang biak dan bahkan perangkat plug-and-play.

Proyek Penelitian ini terdiri dari skema dan uji alat berbasis standar

yang dikembangkan oleh para peneliti NIST untuk membantu perangkat

medis ahli domain. Silakan gunakan ini domain publik dan sumber daya

yang tersedia secara bebas. Kolaborasi Teknologi Informasi Laboratorium

(ITL) dalam Departemen National Institute of Standards and Technology

(NIST) bekerja sama dengan Organisasi Internasional untuk Standardisasi /

Institute of Electrical and Electronics Engineers, Inc (ISO / IEEE 11073 (X73)

Page 121: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 3 | Sistem Informasi TNI AU dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 105

3.5 Metode Penelitian

3.5.1 Subjek Penelitian

Subjek adalah yang melakukan tindakan. Sesuai dengan judul

penelitian bahwa Sistem Informasi TNI AU dalam rangka Interoperabiliti

Pertahanan Negara. Pertahanan Negara terdiri dari berbagai unsur sebagai

kekuatan negara yang diharapkan bekerja untuk menjamin kedaulatan

dan keutuhan wilayah NKRI. Intra dan ekstra lingkungan militer. Dalam

lingkungan militer ada angkatan Darat, Laut dan Udara.Penelitian ini

khusus angkatan udara, yaitu sistem informasi Angkatan Udara terkait

dengan pertahanan negara untuk terselenggaranya CC antara atasan

dengan bawahan, koordinasi antar pimpinan. Sistem Informasi Pertahanan

Negara disingkat Sisinfohaneg sesuai dengan Peraturan Menteri Pertahanan

Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Kebijakan Sistem

Informasi Pertahanan Negara, bahwa Sisfohanneg adalah informasi yang

dibina dan diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan dan Tentara

Nasional Indonesia yang digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan

pertahanan negara.

Pembina Teknis Sistem Informasi di Kementerian Pertahanan adalah

Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertahanan yang selanjutnya

disingkat Pusdatin Kemhan. Pembina Teknis Sistem Informasi di Unit

Organisasi Tentara Nasional Indonesia dan Angkatan adalah Pusat

Informasi dan Pengolahan Data Tentara Nasional Indonesia dan Dinas

Informasi dan Pengolahan Data Angkatan yang selanjutnyadisingkat

Pusinfolahta TNI dan Disinfolahta Angkatan. Dengan demikian Subjek

Penelitian adalah Mabes TNI AU, dalam hal ini sample Dispen TNI AU

dan Disinfolahta TNI AU. Namun setelah diadakan penjajakan tidak ada

model interoperability baik antar satker, antar angkatan, maupun Mabes

TNI sehingga penelitian hanya menggambarkan lingkungan informasi TNI

AU, dan data dikumpulkan melalui metode e-research collaboration.8

8Lihat lebih lanjut; A. Anandarajan (Editors) e-Research Collaboration Theory, Techniques and Challenges, Springer Heidelberg Dordrecht London New York, 2010. Lihat juga; Advances in Research on Networked Learning Edited by Peter Goodyear and etc.

Page 122: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

106

Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

3.5.2 Objek Penelitian

Objek adalah sasaran. Sasaran Penelitian adalah Sistem Informasi,

yaitu Orang dan Peralatan yang menjadi penentu terselenggaranya proses

informasi, dari data menjadi fakta, fakta mengaji pengetahuan dalam

pengambilan keputusan pimpinan. Untuk itu yang mejadi objek adalah;

a. Alat komputer yang digunakan dalam mengumpulkan dan mengolah

data menjadi informasi.

b. Para Pelaku setiap level, baik pejabat pada level strategis, taktis maupun

operasional.

c. Peralatan pendukung komunikasi yang dipergunakan, terutama

telepon, dan radio.

Naskah, Buku dan dokumen yang diharapakan dapat menggambarkan

tentang tata cara kerja dan pelatan dalam pengumpulan data, proses data

untuk menjadi bukti-bukti dan petunjuk tentang sistem informasi Haneg.

3.53 Metode Analisis

Metode analisa penelitian ini menggunakan pendekatan Rapid

Application Development (RAD) dimaksudkan untuk merumuskan sistem

Pertahanan Negara sekaligus dapat diaplikasikan dalam komputer, Sematik

Web. Pilihan ini dianggap peneliti sebagai pendekatan yang relevan dengan

persoalan yang dihadapi dalam Sistem Informasi Pertahanan Negara dengan

cara baru. Karena penelitian ini sebagai tahap awal maka akan dibatasi pada

persoalan tugas pokok TNI AU dalam perspekatif informations operation maka

peneliti spesifik menggunakan metode interaksional simbolik.

3.5.4 Pelaporan

Penelitian ini bagian dari proyek Penelitian Pusat Studi Perbatasan

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M). Unhan,

sehingga laporan penelitian ini disampaikan kepada Rektor Unhan melalui

LP2M.Pelaporan menggunakan ketentuanyang ditetapkan oleh Rektor

Unhan.Penelitian ini bagian dari Penelitian Pertahanan Negara, sub dari

Penelitian Interoperability Data Link Pertahanan Negara.

Page 123: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 3 | Sistem Informasi TNI AU dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 107

N

Penelitian sistem informasi Pertahanan Negara pada tahap Pertama

mulai dari analisa tugas pokok, implementasinya terkait dengan system

informasi. Kemampuan masing-masing angkatan diharapkan tergambar

dalam Penguasaan Tata Kelola Organisasi, Penguasaan Tenologi dan Kesipan

dalam Operasi Informasi. Pembuatan laporan sesui dengan format dan

standar yang belaku di Unhan. Debatable mengenai standar dapat mengacu

pada Standar KKNI, sehingga dalam penelitian ini diharapkan dapat

memenuhi standar tersebut. Kekurang di sana sisi sudah pasti, melalui

kritikan dan saran penelitian ini akan terus diperbaiki.

Desain Penelitian ini sebagai bagian dari Grand Penelitian yang terkait

dapat dilihat dalam gambar 3.5.

SKEMA GRAND RESEARCH SISTEM INFORMASI PERTAHANAN NEGARA

REDUKSI

DATA LAPANGAN

DAN LITERATUR

IV. REGULASI

V. APLIKASI

PHENOMENOLOGI

INTENSIONALITAS

KONSTRUKSI

VI. SIMULASI/TES

III. Model

Proses

II. Model

Data

Integrasi,Kompatabiliti Interoperabiliti dan Independensi

EPOCHÉ

N

MENHAN/PANG/

KASTAF

PenelitiUtama

Data Link

I. PenelitianDasar; Identifikasi/Audit FungsiSI

utk. Duk. TupokMasing-masingAngkatan

O OESIS

E

M A

EMIK

ETIK

Asumsi; KAPABILITAS I TERGAMBAR

DARI TATA KELOLA DAN PERALATAN

PenelitiUtama SI

Angkatan

Gambar 3.5 Skema Grand Research Sistem Informasi Pertahanan Negara

Page 124: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

108

Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

3.6 Hasil Penelitian dan Pembahasan

Kepala Staf Angkatan Udara merupakan Pembina tertinggi dalam

kematraaan udara dan pengunaan kekuatan berada di bawah kendali

Panglima TNI. Kemudian Pasal 10 UUD 1945 menyatakan Presiden

memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Udara, Angkatan Laut

dan Angkatan Udara. Pasal ini menunjukan secara konstitusional Presiden

adalah pimpinan tertinggi TNI, untuk itu penting diteliti bagaimana

Presiden melakukan Command and Control (C2) terhadap prajurit TNI.

Secara teoritis pelaksanaan tugas menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI

didistribusikan kepada satuan bawah sehingga Presiden melakukan C2

tidak secara lansung, namun bukan berarti lepas dari kendali atau tidak

memiliki prosedur, aplikasi dan infrastuktur yang pasti. Kalau dibandingkan

dengan Amerika Serikat saat Operasi Navy Seal dimana Obama dapat

lansung memonitor bagaimana kegiatan prajurit mereka menerobos

kediaman Osama bin Laden yang dikejar 10 tahun lebih tersebut.9

3.6.1 TNI AU Menjaga Kedaulatan di Udara

Menurut Undang Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, Tugas

TNI Angkatan Udara;

a. Dalam menjamin kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI, TNI

Angkatan Udara bertugas:

1) Melaksanakan tugas TNI matra udara di bidang pertahanan.

2) Menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah udara

yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan

hukum internasional yang telah diratifikasi.

3) Melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan

kekuatan matra udara.

4) Melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan udara.

b. Pelaksanaan tugas diatas diwujudkan dalam kegiatan operasi militer

untuk perang (OMP) dan operasi militer selain perang (OMSP) meliputi:

9US.Navy SEAL (The United States Navy Sea, Air and Land) merupakan prajurit

Amerika untuk melakukan operasi militer selain perang seperti kontra terorisme, dan operasi khusus lainnya.

Page 125: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 3 | Sistem Informasi TNI AU dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 109

1) Operasi Militer untuk Perang terdiri atas:

a) Operasi Pertahanan Udara, meliputi kegiatan Operasi Hanud

Aktif dan Operasi Hanud Pasif.

b) Operasi Serangan Udara Strategis, meliputi kegiatan Operasi

Pengamatan dan Pengintaian Udara Strategis, Operasi

Penyerangan Udara dan Operasi Perlindungan Udara.

c) Operasi Lawan Udara Ofensif, meliputi kegiatan Operasi

Penyerangan dan Operasi Perlindungan Udara.

d) Operasi Dukungan Udara, meliputi kegiatan Operasi

Penyekatan Udara, Operasi Serangan Udara Langsung, Operasi

Pengungsian Medis Udara, Operasi Angkutan Udara, Operasi

Patroli Udara, Operasi Pengintaian Udara Taktis, Operasi

Pengisian Bahan Bakar di Udara, Operasi Perlindungan Udara,

Operasi SAR Tempur, Operasi Pengamanan Alutsista, Operasi

Bantuan Tembakan Udara dan Operasi Khusus.

e) Operasi Informasi, meliputi kegiatan Operasi L awan

Informasi Ofensif danOperasi Lawan Informasi Defensif.

2) Operasi Militer Selain Perang (OMSP) berupa Operasi Pertahanan

Udara, Operasi Dukungan Udara dan Operasi Informasi, dalam

rangka:

a) Mengatasi gerakan separatis bersenjata.

b) Mengatasi pemberontakan bersenjata.

c) Mengatasi aksi terorisme.

d) Mengamankan wilayah perbatasan.

e) Mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis.

f) Melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan

kebijakan politikluar negeri.

g) Mendukung mengamankan Presiden dan Wakil Presiden RI

besertakeluarganya.

h) Memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pen-

dukungnya secara dini dalam rangka sistem pertahanan semesta.

Page 126: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

110

Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

i) Membantu tugas pemerintahan di daerah.

j) Membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam

rangka tugas keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur

dalam undang-undang.

k) Mendukung mengamankan tamu negara setingkat kepala

negara dan perwakilan asing yang sedang berada di Indonesia.

l) Membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian

dan pemberian bantuan kemanusiaan.

m) Membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan

(search and rescue).

n) Membantu pemerintah untuk pengamanan pelayaran

dan penerbangan terhadap pembajakan, perompakan dan

penyelundupan.

Intinya, TNI sebagai komponen bangsa bertugas menjaga dan

mempertahankan kedaulatan negara, sedangkan TNI Angkatan Udara

merupakan bagian integral dari TNI yang mempunyai tugas melaksanakan

tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra

udara. Dalam menjalankan tugasnya TNI Angkatan Udara melaksanakan

operasi udara dimana membutuhkan beberapa hal diantaranya personel,

Alutsista dan sarana informasi.Sarana informasi tersebut diperlukan tingkat

kehandalan dan kesiapan yang tinggi untuk menghadapi era Informasi.

Menurut fungsinya antara lain berupa informasi tentang intelijen, operasi,

personel, logistik, produksi kesehatan, perencanaan program anggaran dan

metode penegakan prosedur. TNI Angkatan Udara telah memiliki beberapa

program aplikasi diantaranya sarana informasi antara lain Sistem Informasi

Status Kesiapan Satuan dan Pangkalan (SISKSP), Eksekutif Informasi

Sistem (EIS), Automatic Logistic Management System (ALMS), Inventaris

Kekayaan Negara (IKN), Riwayat Hidup (RH), Daftar Penghasilan Pokok

(DPP), Photobase (personel) dan Jaringan Informasi Operasi (JIOPS),

Operasi Pendidikan (OPSDIK) TNI AU.

Disamping sarana informasi diatas ada pula sistem informasi lain

yang telah diaplikasikan di TNI Angkatan Udara yaitu Sistem Informasi

Komando Kendali Komunikasi dan Informasi yang dikenal dengan sebutan

Page 127: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 3 | Sistem Informasi TNI AU dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 111

K3I. Dari semua aplikasi yang ada dalam menjalankan aplikasinya semua

sistem informasi tersebut masih berjalan sendiri-sendiri atau terpisah.

Oleh sebab itu informasi yang dihasilkan masih terputus-putus sehingga

apabila diperlukan untuk input sistem informasi lainnya masih harus

dilaksanakan setelah teknologi informasi sebelumnya selesai dan dilakukan

secara manual, dengan demikian kebutuhan informasi yang disyaratkan

harus mudah, cepat, tepat, aman dan mutahir tidak terpenuhi.

Untuk menjawab tantangan akan teknologi Informasi TNI Angkatan

Udara yang handal, dapat menghadapi ancaman dan tantangan di masa

ke depan maka harus dilakukan pembenahan terhadap Sarana Informasi

yang ada yaitu dengan membuat suatu Sistem Informasi yang terintegrasi

dari semua aplikasi yang dibutuhkan. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi untuk merealisasikan suatu sistem teknologi Informasi yang

diharapkan tidak menjadi suatu masalah, tinggal komitmen kita bersama

bagaimana untuk memanfaatkan penggunaan teknologi informasi.

3.6.2 Disinfolahtaau Sebagai Pioner Sistem Informasi TNI AU

Sistem Informasi TNI Angkatan Udara sebagai suatu Sarana Informasi

dan pengolahan data, memegang peranan yang cukup penting dalam

menunjang penyelenggaran kodal, pembinaan dan penggunaan kekuatan

TNI Angkatan Udara yang berkaitan dengan perkembangan dan kemajuan

Iptek di era informasi yang demikian pesatnya, dituntut kehandalan Sistem

Informasi yang dapat menyajikan informasi secara mudah, cepat, tepat, aman

dan mutahir Untuk memenuhi tuntutan tersebut, penyelenggaraan dan

pembinaan Sistem Informasi TNI Angkatan Udara perlu selalu disesuaikan

secara terus menerus dan terpadu. Dalam rangka mendinamisasikan

keterpaduaan dalam penyelenggaraan dan pembinaan, maka perlu

memantapkan dan menata kembali. Pada hakekatnya merupakan kebijakan

penyelenggaraan komputerisasi Teknologi Informasi TNI Angkatan Udara.

Kebijakan perancangan komputerisasi serta pembinaannya dalam rangka

mendukung pelaksanaan Tugas TNI Angkatan Udara perlu memperhatikan

strata manajemen dan komando dalam jaringan sistem yang terpadu.

Peranan dalam perancangan Teknologi Informasi TNI AU yang dapat

menyatu dengan Sistem Informasi Dephan/TNI dilakukan sebagai berikut

Page 128: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

112

Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

yaitu: Mabesau, Wewenang Mabesau sebagai badan pelaksana pusat dalam

meningkatkan penggunaan sistem informasi TNI AU sebagai berikut:

a. Perangkat Keras (Hardware). Perangkat keras yang digunakan tidak

dapat mendukung kegiatan dalam mengoperasikan program-program

aplikasi yang ada untuk itu diperlukan peranan untuk meningkatkan

kinerja dari hardware tersebut, yaitu dengan cara:

1) Mengupgrade harddisk SCSI komputer server utama dari 75 GB

menjadi 120 GB sehingga kapasitas penyimpanan data dari pemrosesan

semua server aplikasi dapat disimpan.

2) Mengupgrade memori komputer server utama dari 512 Mb

menjadi menjadi 2 Gb sehingga proses pengolahan data dapat

dilakukan cepat hasil pengolahan data dapat dengan cepat

ditampilkan untuk pimpinan.

3) Untuk komputer-komputer server aplikasi di upgrade kapasitas

harddisk SCSI dari 35 GB menjadi 100 GB sehingga dapat

menampung data dari komputer workstasion.

4) Untuk komputer server aplikasi dengan menambah memori

menjadi 1 Gb sehingga proses pengolahan data pengolahan semua

aplikasi dapat dilakukan cepat.

b. Perangkat Lunak (Software). Proses perancangan sistem dimulai

dengan penjabaran rumusan kebutuhan sistem para Pembina

Fungsi dan Pengguna Informasi dalam rangka melaksanakan fungsi

manajemen dan komando yang menjadi tugasnya. Sesuai dengan

siklus hidup pengembangan Sistem Infomasi kegiatan perencanaan

dimulai dari survei dan investigasi permasalahan atau kebutuhan dan

studi kelayakan sistem. Selanjutnya disusun usulan tentang Sistem

Informasi dan setelah mendapatkan arahan dan persetujuan Pimpinan,

maka usulan Sistem Informasi TNI AU tersebut dijabarkan dalam

rancangan terstruktur yang terintegrasi yang meliputi10:

1) Integrasi Perangkat Lunak Sistem Aplikasi Informasi. Rancangan

Aplikasi Sistem Informasi TNI AU digunakan untuk mendukung

10Lihat; http://wanodyaairforce.blogspot.co.id/2009/11/optimalisasi -

penggunaan-teknologi.html

Page 129: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 3 | Sistem Informasi TNI AU dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 113

fungsi manajemen dalam melaksanakan kegiatan pembinaan dan

penggunaan kekuatan TNI AU. Aplikasi Sistem Informasi TNI

AU dibentuk dalam susunan modul dari setiap bidang kegiatan

organisasi. Secara garis besar rancangan modul aplikasi Sistem

Informasi TNI AU adalah sebagai berikut:

a) Integrasi Modul Aplikasi Intelijen. Aplikasi Intelijen dibagi

dalam Sub Modul yang terdiri dari:

(1) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Intelijen. Modul

ini berisi informasi tentang data-data intelijen yang akan

disajikan ke pimpinan.

(2) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Pengamanan.

Modul ini berisi informasi tentang data-data pengamanan

para pejabat VIP dan VVIP.

b) Integrasi Modul Aplikasi Operasi. Aplikasi Operasi dibagi

dalam Sub Modul yang terdiri dari:

(1) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Kesiapan

Operasi dan Latihan. Modul ini berisi informasi tentang

kesiapan latihan yang akan dilaksanakan oleh TNI AU.

(2) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Pelaksanaan

Operasi dan Latihan. Modul ini berisi informasi tentang

kegiatan operasi dan latihan yang sedang diselengarakan

oleh TNI AU dan jajarannya.

(3) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Kesiapan Logistik

Dukungan Operasi. Modul ini berisi informasi tentang

kesiapan logistik baik berupa Bmp maupun Senmu.

(4) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Teritorial dan

Potdirga. Modul ini berisi informasi kegiatan binpotdirga.

c) Integrasi Modul Aplikasi Personel. Aplikasi Personel dibagi

dalam Sub Modul yang terdiri dari:

(1) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Pembinaan

Personel Terpusat. Modul ini berisi informasi tentang

pembinaan personel tingkat pusat.

Page 130: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

114

Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

(2) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Pembinaan

Personel Kotama / Lanud. Modul ini berisi informasi

tentang pembinaan personel tingkat kotama ataupun lanud.

d) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Pembinaan Lembaga

Pendidikan. Modul ini berisi informasi tentang pembinaan

personel tingkat pusat.

e) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Pembinaan Rumah

Sakit.

f) Integrasi Modul Aplikasi Logistik. Aplikasi bidang logistik

dibagi dalam Sub Modul yang terdiri dari:

(1) Sub Modul Aplikasi yang berkaitan dengan Bidang

Pemeliharaan Alutsista. Modul aplikasi ini berisikan

infomasi tentang pemeliharaan alutsista pesawat yang

dlakukan di satuan pemeliharan.

(2) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Pengendalian

Pemeliharaan Pesawat terbang. Modul aplikasi ini

berisikan infomasi tentang pemeliharaan pesawat

terbang yang dlakukan di satuan pemeliharan.

(3) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Pengendalian

Pemeliharaan Radar / Komlek. Modul aplikasi ini

berisikan infomasi tentang pemeliharaan radar / Komlek

yang dlakukan di satuan pemeliharan.

(4) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Pengendalian

Kalibrasi. Modul aplikasi ini berisikan infomasi tentang

pengendalian kalibrasi di satuan pemeliharan.

g) Integrasi Aplikasi yang berkaitan dengan Bidang Pembekalan

Alutsista. Aplikasi yang berkaitan dengan bidang pembekalan

Alutsista ini mempunyai beberapa modul diantaranya:

(1) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Pengendalian

Inventori, yang terdiri dari Sub Modul Sistem Informasi

Manajemen Pengendalian Inventori tingkat Lanud dan

Inventory Tingkat Pusat.

Page 131: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 3 | Sistem Informasi TNI AU dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 115

(2) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Pengendalian

Pengadaan/Kontrak. Modul ini berisikan informasi

tentang pengadaan/kontak-kontrak yang sudah

dilakukan.

(3) Aplikasi yang berkaitan dengan komoditi non Alutsista

y ait u Sub Mo dul Sist em I nf o masi Manaje me n

Pengendalian Tanah dan Bangunan.

h) Integrasi Modul Aplikasi Produksi Kesehatan. Aplikasi

Produksi Kesehatan ini terdiri dari dari sub modul diantaranya

sebagai berikut:

(1) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Pengendalian

Produksi Obat-obatan. Modul ini berisikan informasi

tentang data-obat yang dilkeluarkan oleh dinas.

(2) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Inventory Bekal

Kesehatan. Modul ini berisikan informasi tentang stok

bahan baku dari obat yang dilkeluarkan oleh dinas.

i) Integrasi Modul Aplikasi Perencanaan Program dan Anggaran.

Aplikasi Perencanaan Program dan Anggaran ini terdiri dari

beberapa sub modul diantaranya sebagai berikut:

(1) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Perencanaan

Daftar Usulan Kegiatan (DUK / DIK). Modul ini

berisikan informasi tentang usulan kegiatan yang

diajukan oleh satuan-satuan ke Srenaau.

(2) Sub Modul Sistem Informasi Manajemen Perencanaan

Daftar Usulan Pembangunan (DUP/DIP). Modul ini

berisikan informasi tentang usulan pembangunan

(3) Perangkat Lunak Sistem Operasi. Dengan melihat model

aplikasi yang akan dibangun maka pemilihan Sistem

Operasi harus yang memenuhi syarat adalah:

(a) Windows 2003 ser ver. Windows ser ver 2003

server merupakan sebuah operating system yang

digunakan pada komputer server utama

Page 132: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

116

Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

(b) Linux Redheat versi 7.3. Perangkat lunak ini adalah

sebuah operating system yang digunakan pada

komputer server aplikasi

2) Integrasi Perangkat Lunak Aplikasi. Mengintegrasikan semua

aplikasi-aplikasi yang ada dengan melibatkan semua organisasi

yang berkepentingan untuk dapat menampilkan data yang

nantinya diperlukan. Melihat sistem yang akan dibangun komplek

maka memerlukan perangkat lunak aplikasi yang handal yaitu, (a)

Oracle Interprise, (b) Oracle Development, (c) Oracle Reporting,

d) Integrasi Modul Aplikasi. Software aplikasi yang sudah ada

harus ada perubahan dan melengkapi kekurangannya, aplikasi

tersebut harus terintegrasi dalam suatu Sistem Informasi.

Perangkat lunak yang dikembangkan dan dioperasikan adalah (1)

Modul Aplikasi Intelijen. Modul ini berisikan informasi tentang

kegiatan intelijen udara. (2) Modul Aplikasi Operasi. Modulini

berisikan informasi tentang kegiatan operasi udara. (3) Modul

Aplikasi Personel. Modul ini berisikan informasi tentang personel

baik berupa riwayat hidup maupun photobase. (4) Modul Aplikasi

Logistik. Modul ini berisikan informasi tentang kegiatan logistik

berupa Senmu dan BMP. (5) Modul Aplikasi Produksi Kesehatan.

Modul ini berisikan informasi tentang kegiatan dalam produksi

obat-obat dan bahan baku yang disiapkan dalam produksi obat-obt

tersebut. (6) Modul Aplikasi Perencanaan Program dan Anggaran.

Modul ini berisikan informasi perencanaan program dan anggaran

tiap-tiap satuan kerja dilingkungan TNI Angkatan Udara.

Integrasi Perangkat Lunak Data Base adalah Penggabungan data

base yang ada dengan melakukan konversi dari data base lama dengan

data base baru serta melakukan pengindekkan ulang untuk semua data

yang adanya dengan melakukan konversi secara manual ataupun secara

automatis dengan menggunakan software. Sotfware data base yang harus

digunakan harus sudah mendukung multi user dan dapat mengelola data

yang sangat banyak mengingat data personel yang sudah pensiun tidak

boleh dihilangkan, untuk itu software data base yang digunakan adalah;

Page 133: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 3 | Sistem Informasi TNI AU dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 117

a. Oracle Data Base Interprise. Merupakan software database yang

digunakan untuk mengintegrasikan modul-modul aplikasi yang ada.

b. My SQL. Software aplikasi yang digunakan untuk menjalankan program

aplikasi yang dibangun.

Secara umum pemanfaatan teknologi informasi dalam SDM terhadap

TNI Angkatan Udara dapat memberikan pelayanan informasi seperti yang

diharapkan. Hal ini disebabkan adanya software aplikasi, adanya sumber

daya dan prasarana pendukung sehingga kemantapan komponen teknologi

Informasi yang meliputi beberapa bidang yaitu perangkat lunak, perangkat

keras dan personel dapat terpenuhi khususnya untuk tingkat Kotama dan

Lanud, adapun bidang-bidang tersebut adalah;

a. Perangkat Lunak (Software). Perangkat lunak yang digunakan saat ini

dengan pembangunan yang dikembangkan dilakukan secara terencana

serta dilakukan oleh satu pembuat sistem aplikasi, sehingga aplikasi

yang dihasilkan dapat saling terintegrasi atau bekerja dalam satu

database yang besar. Perangkat Lunak yang berupa buku-buku petunjuk

penyelenggaraan teknologi informasi terpenuhi dan memasyarakat

di seluruh instansi TNI Angkatan Udara. Kondisi perangkat lunak

meliputi perangkat lunak aplikasi dan perangkat lunak sistem operasi

yang ada saat ini adalah sebagai berikut:

1) Perangkat Lunak Aplikasi. Perangkat lunak aplikasi yang telah

dikembangkan dandiimplementasikan tersedia. Perangkat lunak

yang dikembangkan dan dioperasikan adalah:

a) Bidang Personel. Modul Aplikasi Manajemen dan

Pembinaan Personel dengan Sub Modul, antara lain:

(1) Sub Modul Aplikasi Riwayat Hidup Personel. Modul ini

berisikan data riwayat hidup personel TNI Angkatan

Udara.

(2) Sub Modul Aplikasi Data Nominatif Personel. Modul

aplikasi ini berisikan tentang daftar nama-nama

nominatif perwira yang diurutkan berdasarkan pangkat

dan jabatan.

Page 134: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

118

Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

(3) Sub Modul Aplikasi Pembayaran Penghasilan. Modul

aplikasi ini mengolah data-data yang berhubungan

dengan gaji rutin maupun non rutin personel TNI AU.

(4) Sub Modul Aplikasi EIS Personel. Modul aplikasi ini

berisikan sub modul operasi, logistik dan personel.

(5) Sub Modul Aplikasi Photobase. Modul aplikasi ini

berisikan data personel yang dilengkapi dengan foto,

dimana digunakan untuk p r o m o s i a t a u p u n u s u l a n

kenaikan pangkat personel.

b) Bidang Logistik. Modul Aplikasi Manajemen dan Pembinaan

Logistik dengan Sub Modul antara lain:

(1) Sub Modul Inventori yang dikembangkan oleh Ditjen

Ranahan Dephan meliputi IKN.

(2) Sub Modul Automatic Logistic Manajement System

(ALMS) diselenggarakan Dismatau hasil pengembangan

yang dilaksanakan pihak ketiga.

c) Bidang Operasi. Modul Aplikasi Manajemen dan Pembinaan

Operasi dengan Sub Modul antara lain:

(1) Sub Modul Executive Informasi Sistem (EIS).

Modul aplikasi ini berisikan data tentang operasi,

logistik, personel dan aplikasi ini masih dalam tahap

pengembangan.

(2) Sub Modul Sistem Informasi Status Kesiapan Satuan dan

Pangkalan (SISKSP).

2) Perangkat Lunak Sistem. Perangkat Lunak sistem yang digunakan

adalah:

a) Sistem Operasi. Merupakan suatu perangkat lunak yang

digunakan untuk memproses kerja dari komputer, adapun

sistem operasi yang digunakan adalah:

(1) Windows 2010 Server. Windows server 2010 server

merupakan sebuah operating system yang digunakan

pada komputer server utama.

Page 135: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 3 | Sistem Informasi TNI AU dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 119

(2) Linux Redheat versi 7.3. Perangkat lunak ini adalah

sebuah operating system yang digunakan pada komputer

server aplikasi.

3) Software Aplikasi. Merupakan perangkat lunak yang digunakan

dalam merancang suatu program aplikasi, yang mana terdiri dari:

a) Visual Basic Versi 6.0. Visual Basic merupakan salah

satu bahasa pemrograman komputer yang mendukung

object(Object Oriented Programming=OOP).

b) Visual Foxpro Versi 6.0. Visual Foxpro merupakan salah satu

bahasa pemrograman komputer yang mendukung object yang

berorientasi kepada multi database.

4) Software Database. Suatu perangkat lunak yang digunakan dalam

merancang datatabase yang akan digunakan, yang terdiri dari :

a) SQL Server Versi 7.0. Perangkat lunak yang digunakan untuk

merancang database pada komputer server.

b) SQL Workstation Versi 2000. Perangkat lunak yang digunakan

untuk merancang database pada komputer workstation

b. Perangkat Keras (Hardware). Di bidang perangkat keras sarana dan

prasarana komunikasi mengunakan server yang dimana tiap-tiap

program aplikasi mempunyai satu server tersendiri. Perangkat keras

untuk mendukung Sistem Informasi TNI Angkatan Udara terdiri dari

perangkat komputer dan perangkat komunikasi data, diantaranya dapat

kita lihat sebagai berikut:

1) Tingkat Mabesau. Konfigurasi komputer yang digunakan adalah

server dan beberapa terminal dengan sistem client server. Jaringan

komputer yang digunakan adalah LAN terbatas aplikasi personel..

2) Tingkat Kotama dan Lanud. Untuk tingkat Kotama TNI AU sudah

di gelar diantaranya:

a) Koopsau I dan jajaran

b) Koopsau II. dan Jajaran

c) Kohanudnas.

Page 136: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

120

Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

Komunikasi Data. Telah tergelar “Fiber Optic” di setiap gedung

(Gedung B-I, B-II, B-III dan gedung pimpinan) sebagai Back Bone yang

disiapkan untuk pengembangan jaringan komputer ditingkat Mabesau,

sedangkan jaringan komunikasi data yang menghubungkan Mabesau

dengan Kotama menggunakan jaringan Telkom. Komunikasi data SISKSP

yang menghubungkan Puskodal TNI AU dengan Puskodal Kotama

memungkinkan untuk dikembangkan sebagai jaringan komunikasi data

dari sistem informasi TNI AU tetapi sudah tidak berjalan dan juga saat ini

belum optimalnya pemanfaatan jaringan VPN IP.

Personel (Brainware). Dibidang personel belum semua Kotama

maupun Lanud terdapat personel yang mempunyai kualifikasi komputer

sehingga tidak mampu mengawaki peralatan yang telah diinstalasi, dimana

jumlah personel PDE yang ada untuk mengawaki Infolahta TNI AU sangat

terbatas. Salah satu faktor utama adalah karena di reorganisasi, sehingga

proses pengumpulan, pengolahan data tidak dapat berjalan dengan optimal

dan Infolahta Kotama tidak berfungsinya badan-badan infolahta ditingkat

Kotama dan tingkat Lanud karena tidak adanya personel yang mengawaki

organisasi tersebut.

3.6.3 Dispenau sebagai Pusat Informasi Publik TNI AU

Doktrin Swa Bhuwana Paksa merupakan penjabaran kekuatan

udara, nilai-nilai hakiki TNI Angkatan Udara serta konsepsi

pembinaan kemampuan dan penggunaan kekuatan TNI Angkatan

Udara.Dalam rangka penggunaan kemampuan dan penggunaan

kekuatan TNI Angkatan Udara menggunakan operasi informasi

untuk mempengaruhi, menolak dan mengeksploitasi informasi dan sistem

informasi lawan termasuk menyesatkan siklus pengambilan keputusannya,

serta mampu memproteksi dan mengembangkan informasi dan sistem

informasi yang dimiliki TNI Angkatan udara.

Keputusan Kasau Nomor: Kep/5/II/2005 tanggal 14 Februari

Tahun 2005 Tentang Pokok-Pokok Organisasi dan Prosedur Dinas

Penerangan TNI AngkatanUdara. Pada pasal 2, mengatakan

Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara bertugas membina dan

Page 137: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 3 | Sistem Informasi TNI AU dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 121

menyelenggarakan fungsi penerangan TNI Angkatan Udara secara

terpadu dan berlanjut, meliputi pengolahan informasi menjadi

bahan penerangan kepada masyarakat umum dan keluarga besar

TNI Angkatan Udara untuk mendukung tugas TNI Angkatan Udara.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Dinas Penerangan TNI Angkatan

Udara menyelenggarakan fungsi Dinas Penerangan TNI Angkatan

Udara menyelenggarakan fungsi utama sebagai berikut 11:

a. Menyelenggarakan pengelolaan informasi dan komunikasi melalui

media massa untuk membentuk dan menciptakan opini guna

kepentingan TNI Angkatan Udara.

b. Menyelenggarakan publikasi penerangan TNI Angkatan Udara untuk

memberikan informasi resmi kepada prajurit dan masyarakat.

c. Menyelenggarakan kegiatan kesejarahan dan perpustakaan untuk

pembinaan tradisi kejuangan.

d. Menyelenggarakan produksi dan dokumentasi berhubungan dengan

peliputan obyek penerangan TNI Angkatan Udara.

Keputusan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Nomor : Kep/5II/2005

tentang Pokok-pokok Organisasi dan Prosedur Dinas Penerangan TNI

Angkatan Udara dan Dinas Perawatan Personel TNI Angkatan Udara.

Dalam Keputusan tersebut disebutkan pada pasal 16 poin a butir 1 sampai

dengan 6 tentang Subdispenum yang menyebutkan : Subdispenum

adalah staf pelaksana Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara

yang mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut, merencanakan dan

melaksanakan program kegiatan penerangan umum melalui media massa

dalam rangka membangun dan memelihara opini publik ; Menjalin dan

membina hubungan kerjasama dengan media cetak/elektronik termasuk

wartwannya ; Menjalin hubungan kerjasama dengan lembaga kehumasan

instansi pemerintah dan non pemerintah ; Mengkoordinasikan dan

melaksanakan liputan kegiatan pimpinan Mabesau dan Balakpus TNI

Angkatan Udara, sesuai kebijakan dan kepentingan TNI Angkatan Udara

; Menyusun, menyiapkan dan menyebarluaskan siaran pers dan materi

11Keputusan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Nomor : Kep/5/11/2005 tanggal

14 Februari 2005, tentang Pokok-Pokok Organisasi Dan Prosedur Dinas Penerangan Dinas Perawatan Personel TNI AU, hal. 1, Jakarta 2005.

Page 138: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

122

Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

penerangan umum melalui media cetak dan elektronik. Sedangkan

menyebarkan informasi actual melalui media massa secara cepat dan tepat

melalui internet merupakan tugas kewajiban dari Disinfomed. Dikaitkan

dalam penulisan dalam taskap ini penulis ingin membuat terobosan agar

fungsi humas TNI Angkatan Udara melalui media massa dapat dilaksanakan

secara optimal guna mendukung tugas-tugas TNI Angkatan Udara.

Pemberdayaan fungsi humas TNI Angkatan Udara saat ini secara

tidak langsung tercermin di dalam Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 34 tahun 2004 mengatakan tugas TNI Angkatan Udara adalah

melaksanakan tugas matra udara di bidang pertahanan, menegakkan hukum

dan menjaga keamanan di wilayah udara yuridiksi nasional sesuai dengan

ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi,

melaksanakan tugas TNI dalam membangun dan mengembangkan kekuatan

matra udara serta melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan udara12.

Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara adalah badan pelaksana pusat pada

tingkat Markas Besar TNI Angkatan Udara yang berkedudukan langsung

di bawah Kepala Staf TNI Angkatan Udara.

Dalam struktur organisasi TNI Angkatan Udara, secara institusional

Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara memikul tugas dan tanggung

jawab fungsi penerangan TNI Angkatan Udara yang melaksanakan tugas

Humas, baik dalam bentuk Penerangan Pasukan (Penpas) dan Penerangan

Umum (Penum). Penerangan Pasukan yang bersifat pembinaan ke dalam

dimaksudkan untuk menyampaikan kebijakan pimpinan TNI Angkatan

Udara dan berbagai informasi lainnya dalam rangka pembinaan moril

dan peningkatan kinerja anggota maupun satuan di jajaran TNI Angkatan

Udara. Sedangkan Penerangan umum bersifat ke luar, dimaksudkan

untuk menjelaskan kebijakan pimpinan TNI Angkatan Udara, agar

masyarakat memperoleh informasi yang benar dan berimbang tentang

TNI Angkatan Udara. Namun kenyataannya di lapangan saat ini dalam

melaksanakan kegiatan penerangan melalui media massa dalam rangka

membangun dan memelihara opini publik, membina hubungan kerjasama

dengan media cetak dan elektronik termasuk wartawan, dan menjalin

12UU RI no 34 tahun 2004 tentang TNI, Jakarta, 2004.

Page 139: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 3 | Sistem Informasi TNI AU dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 123

hubungan kerjasama dengan lembaga kehumasan instansi pemerintah

dan non pemerintah serta melaksanakan peliputan berita belum optimal.

Hal ini akan memberikan pengaruh di dalam pelaksanaan operasi

informasi yang diharapkan. Dikatakan demikian karena untuk mencapai

keunggulan informasi, susunan tugas informasi merupakan gabungan

kegiatan menyerang dan melindungi yang dilaksanakan oleh unsur-unsur

diantaranya unsur penerangan. Selanjutnya terdapat kesan selama ini di

satuan-satuan bahwa Pentak yang ada di Lanud-lanud hanyalah sebagai

tukang photo, begitu itu juga pendidikan penerangan yang dilaksanakan

sebagian besar dilakukan secara intren TNI Angkatan Udara saja.

3.7 Grand Design Interoperability Kodal TNI AU dan Pertahanan

Negara13

Grand design pembangunan sistem komunikasi dan informasi untuk

mendukung komando dan kendali Panglima harus memiliki interoperability

infrastructure yang aman serta mudah digunakan (user friendly) namun tetap

dapat mengakomodir informasi yang diperlukan dan disampaikan. Grand

design sistem komunikasi dan informasi TNI AU meliputi command and

control system dan intelligent and information system.

Dasar hukum dalam pembuatan grand design interoprability sistem

komunikasi dan informasi TNI AU dasar yang dipakai:

a. Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/45/VII/2010 tanggal 15 Juli

2010 Tentang Doktrin TNI Tridarma Ekakarma (Tridek).

b. Keputusan Kasau Nomor Kep/571/X/2012 tanggal 24 Oktober 2012

tentang Doktrin TNI AU Swa Bhuwana Paksa.

c. Keputusan Kepala Staf TNI AU Nomor: Kep/622/VIII/2014 tanggal

26 Agustus 2014 tentang Protap Komlek TNI AU.

d. Keputusan Kepala Staf TNI AU Nomor: Kep/623/VIII/2014 tanggal

26 Agustus 2014 tentang Instap Komlek TNI AU.

13Grand DesignInteroperability Sistem Komunikasi dan Informasi untuk Komando

dan Kendali TNI AU sampai dengan Tahun 2020 oleh Diskomleks TNI AU

Page 140: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

124

Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

e. Keputusan Kepala Staf TNI AU Nomor: Kep/624/VIII/2014 tanggal

26 Agustus 2014 tentang Insops Komlek TNI AU.

f. Keputusan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Nomor Kep/587/10/2013

tanggal 16 Januari 2013 tentang Buku Pentunjuk Teknis TNI AU

tentang Standarisasi Kekuatan Peralatan Komunikasi.

Kemajuan yang sangat pesat dalam bidang teknologi, baik itu teknologi

komunikasi, komputer, teknologi informasi serta teknik elektronika, sangat

mempengaruhi sebuah sistem di dunia kemiliteran, hal tersebut bertujuan

untuk mencapai keunggulan dalam pertempuran. Kombinasi teknologi

komunikasi dan informasi mendorong terjadinya penyesuaian konsep grand

design sistem komunikasi dan informasi TNI AU untuk melekat di jamannya.

Grand design sistem komunikasi dan informasi TNI AU merupakan sistem

yang dapat terintegrasikan untuk diimplementasi ke sistem yang lebih

advance yaitu K4IPP atau C4ISR, karena grand design ini merupakan basic

dari interoperability sistem komunikasi dan informasi untuk komando dan

kendali di TNI AU. Konsep grand design sistem komunikasi dan informasi

TNI AU merupakan suatu konsep untuk mendukung proses komando

dan kendali kegiatan operasional baik dalam keadaan damai dan konflik,

sehingga kegiatan tersebut dapat dilakukan secara efektif, akurat dan

real time. Sistem ini memberi fasilitas proses monitoring, komando, dan

kendali suatu operasi agar bisa dilakukan secara efektif dan efisien. Hal

ini dilakukan dengan mengintegrasikan semua data elemen alutsista

maupun elemen pendukungnya dalam satu jaringan komputer terpusat,

menggunakan infrastruktur komunikasi yang handal. Dengan terpusatnya

semua data dalam satu jaringan komputer, dan ditampilkan dalam tampilan

situation display, maka proses monitoring bisa dilakukan secara real time.

Tampilan situation display ini disajikan melalui wall display agar bisa diamati

oleh lebih dari satu observer. Tampilan data dalam situation display dapat

dianalisis untuk menentukan apa yang sedang terjadi saat ini, sehingga

bila diperlukan, proses komando dan kendali bisa segera dilaksanakan.

Page 141: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 3 | Sistem Informasi TNI AU dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 125

Gambar 3.6 Grand Design Sistem Komunikasi dan Informasi TNI AU

Sistem yang tergambar dalam blok diagram diatas yang terdiri dari:

a. Comand and control system. Peralatan terpenting dalam sistem ini adalah

tactical communication server yang berfungsi mengatur lalu lintas komunikasi

sistem komunikasi mulai dari radio, PSTN maupun seluler. Komunikasi

dapat dilakukan antar personel Mabesau atau kotama ke personel satuan

radio, desktop telephone, PC, maupun smartphone secara cepat, tepat dan live.

Gambar 3.7 Blok Diagram Comand and Control System

Page 142: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

126

Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

b. Inteligent and information system, yang Terdiri dari dua bagian yaitu:

Intelligent data processing system berfungsi untuk mengatur dan mengolah

semua data yang diperlukan sehingga siap digunakan oleh command

and control system. Data yang diolah antara lain:

1) Kesiapan pesawat.

2) Kesiapan senjata.

3) Data pangkalan.

4) Data pesawat dan personel

5) Data track radar.

6) Data enroute chart.

7) Data intel.

8) Tampilan track kapal laut.

9) Tampilan informasi cuaca.

10) Tampilan Google Earth.

11) Tampilan berita/news.

12) Tampilan siaran televisi.

Gambar 3.8 Blok Diagram Intelligent and Information System

Page 143: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 3 | Sistem Informasi TNI AU dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 127

c. Wall Display system.

Sistem wall display digunakan untuk menampilkan data ataupun

video conference atau video operational situation yang didapat dari sistem

intelligent and information system dalam screen besar. Wall display mampu

menampilkan satu atau lebih tampilan dari data yang diperlukan

dengan menggunakn video processor.

Gambar 3.9 Wall Display System

Grand design sistem komunikasi dan informasi terdiri dari dua basic

system yaitu command and control system dan intelligent and information system

yang saling mendukung. Backbone jaringan yang digunakan FO (VPN IP)

maupun Satelit , diharapkan sistem ini dapat menjangkau diseluruh

satuan TNI AU yang digelar maupun satuan temporary sesuai dengan

perkembangan situasi oprasional.

Grand design ini direncanakan sampai dengan tahun 2020, setelah itu

pengembangan akan disesuaikan dengan kemajuan teknogi, disposisi,

komposisi serta tata gelar TNI AU yang disesuaikan dengan ancaman

yang berkembang, namun basic system tetap seperti yang telah dijelaskan

diatas.Integrasi dengan satuan atas (Mabes TNI) dan satuan samping (TNI

AD dan TNI AL) sangat mungkin dilaksanakan dengan berpedoman

dengan backbone jaringan yang sama. Pengadaan dan pengembangan sistem

komunikasi dan informasi TNI AU diharapkan direncanakan oleh TNI AU

Page 144: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

128

Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

sendiri, namun demikian dukungan dan masukan dapat didukung oleh

satuan atas atau samping dengan alasan, untuk memudahkan pemetaan

sistem yang dibangun dan pengembangan disesuaikan dengan operasi yang

dilaksankankan oleh TNI AU

Model bukan sebuah teori. Dengan tujuan meningkatkan kinerja

organisasi TNI AU, dalam hal ini adalah operasi informasi-informasi telah

dikembangkan TNI AU kemudian disebarluaskan pemikiran rasional melalui

buku-buku, seminar, dan instusi-intitusi pendidikan belum memadai. Saat

ini penebaran informasi melalui web suatu keharusan, kendalanya bukan

saja masalah teknis tapi system-sistem yang bekerja belum terkonsep

dengan tepat, termasuk operasi informasi ataupun perang informasi.

Beberapa dari ini bisa menjadi model didasarkan pada pengalaman praktis

yang luas dengan meningkatkan kinerja operasional TNI AU. Secara

umum model-model untuk meningkatkan kinerja telah menjadi cara untuk

memecahkan masalah, diataranya dengan mengatasi masalah multidimensi

yang menuntut solusi multidimensi. Misalanya masalah teroris diatasi

dengan berbagai cara, bukan hanya militer semata. Pihak pemerintah dapat

memulai terlibat dalam melakukan kounter-radikalisasi melalui pendidikan.

TNI AU memalaui Dinas penerangan dapat mengambil peran, sehingga apa

penyerangan dengan fasilitas media udara dapat diantisipasi.

Secara teoritis beberapa model untuk peningkatan kinerja bisa jadi

dalam bentuk metrik atau diagram berdasarkan pengalaman pengalaman

para ahli terbaru. Berbekal deskripsi komponen, peningkatan kinerja

mungkin cukup kuat untuk perubahan efek, mereka yang paling mungkin

menjelaskan dinamika yang kompleks dari kinerja organisasi. Singkatnya,

model berasal dari logika merupakan pengganti untuk suatu teori. Model

seperti ini dipandu dalam upaya perbaikan melalui hubungan hipotesis

tanpa memiliki hubungan-hubungan yang pernah diuji. Anda dapat

memiliki model dan tidak ada teori, Anda dapat memiliki teori tanpa model,

dan Anda dapat memiliki teori disertai dengan model yang mendukung.

Studi ini terkait dengan teori sistem, dalam teori sistem relative kecil

jika dibandingkan dengan ekonomi dan psikologi. Dari perspektif teori

sistem, persoalan sistemik negatif mempengaruhi kinerja. Misalnya (1)

tidak mampu secara jelas mencapai tugas pokok yang diharapkan atau (2)

Page 145: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 3 | Sistem Informasi TNI AU dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 129

tidak memiliki sistematis yang dapat didefinisikan untuk proses perbaikan

(lihat Rummler & Brache, 1995). Terkait dengan penelitian lebih mendekat

dengan tidak memiliki sistem, operasi informasi belum ada baik prosedur

maupun aplikasi. Atau peralatan pendukungnya. Teori sistem adalah

disiplin yang relatif muda terdiri dari “koleksi umum konsep, prinsip,

alat, masalah dan metode terkait dengan sistem “(Passmore, 1997, hlm.

206-207).

Pada intinya, teori sistem memaksa kita untuk berbicara dengan

cerdas tentang input, proses, output, dan umpan balik.Teori sistem umum

menginformasikan kepada kita dari realitas istilah sistem terbuka (vs

sistem tertutup) dibandingkan dengan rekayasa sistem yang berfokus pada

aspek kurang dinamis organisasi dan keterbatasan dari teori tunggal dalam

memprediksi perilaku manusia (Bertalanffy, 1962).

Gambar 3.10 Sistem Memaksa Berbicara Cerdas Tentang Input, Proses Output dan Umpan Balik

Bahkan penggambaran sederhana ini suatu organisasi sebagai suatu

sistem menunjukkan bahwa setiap organisasi memiliki lingkungan; input,

proses, dan output (lihat Gambar di atas). Sistem berpikir menuntut

bahwa analis memahami kuat memengaruhi yang mengemudi kekuatan di

lingkungan memiliki pada organisasi sebagai suatu sistem dan tantangan

dan peluang kekuatan-kekuatan pendorong hadir untuk para pengambil

Page 146: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

130

Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

keputusan di seluruh organisasi. Organisasi yang mempelajari pengembang

sistem terbuka; yaitu, mereka mengambil persoalan strategi dalam

input, personalia, persenjataan, dan seterusnya-dari lingkungan. Mereka

kemudian memproses masukan ini dan, di waktunya, mengembalikan

mereka ke lingkungan dalam bentuk output: barang dan/atau jasa.

TNI AU sebagai sebuah organisasi memiliki tujuan, misi. organisasi ada

untuk melaksanakan misinya, untuk melakukan tugasnya. Meningkatkan

kehidupan pekerjaan itu orang dalam organisasi tidak, karena beberapa

ingin kita percaya, itu. Tujuan utama dari sebuah organisasi adalah

pekerjaan atau bisnis. Menghasilkan output yang berkualitas untuk rakyat,

pertahanan negara adalah alasan utama bagi keberadaan organisasi. Ketika

rakyat tidak mencari output organisasi TNI AU, mestinya TNI AU harus

mengubah apa yang harus dilakukan atau akan ditinggalkan rakyat. Setiap

organisasi yang kompleks terdiri dari sejumlah subsistem, masing-masing

memiliki dukungan internal sendiri, mereka berfungsi interdependen

dengan semua subsistem lain dalam mencapai keseluruhan misi organisasi.

Tergantung pada masalah kinerja tertentu, subsistem seperti diplomasi,

pertahanan asimetris, resolusi konflik,penanganan bencana, teroris dan

lain sebagainya.

3.8 Kesimpulan dan Saran

3.8.1 Kesimpulan

TNI AU telah memiliki konsep dan budaya dalam penyelenggaraan

OperasiInformasi, namun belum dapat disetarakan dengan informations

warfare, atau informations operation sebagaimana konsep aslinya. Namun

setelah dikombinasikan dengan Dinas Penerangan TNI hampir menyentuh

dengan operasi psikologi, setidak-tidaknya ada keinginan untuk memahami

opini publik dalam pengambilan keputusan walaupun tidak sepenuhnya

demikian. Konsep Informations Operation, secara leterlek diartikan dengan

operasi-operasi dengan berbagai system terintegrasi. Karena banyak

system sehingga perlu data, banyak personil terlibat dan mendukung

profesionalisme bukan hanya persenjataan militer tapi penting kemampuan

intektual untuk menganalisa data dan informasi menjadi pengetahuan

yang tepat sehingga dapat melahirkan keputusan dan tindakan yang tepat.

Page 147: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 3 | Sistem Informasi TNI AU dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 131

a. Sistem informasi TNI AU dapat diaplikasikan dalam Operasi Informasi

Interoperability data link Pertahanan Negara, namun perlu regulasi yang

komprehensif, sehingga dapat dirumuskan dalam bentuk model data

dan model proses data dalam konteks perang informasi sehingga

memungkinkan dapat diaplikasikan dalam bentuk semantik web.

Setiap data baik yang didapat melalui eksternal maupun internal di

lingkungan satuan TNI AU dapat diklasifikasi berdasarkan tingkat

kerahasian menurut masing-masing angkatan. Persepsi klasifikasi

kerahasiaan tiap angkatan berbeda-beda, bahakan setiap sub Satuan

Kerja dalam angkatan juga berbeda-beda. Untuk menjaga otoritas tiap

angkatan, namun menjaga hubungan koordinasi tiap angkatan dan

mengurangi kecurigaan antar angkatan perlu ketentuan khusus level

Peraturan Presiden selaku Panglima Tertinggi dan diturunkan menjadi

Keputusan Kasau. Pemodelan data agar dapat disusun dan diberikode

menurut ontologi semantik web sehingga dapat dimanfaatkan pada

saat dibutuhkan kapanpun dan di manapun asal ada koneksi internet.

Untuk menjamin transfer data dalam rangka mendukung keputusan

Pimpinan TNI, ada tiga model interoperabiliti yang memungkinkan

dilakukan oleh TNI;

1) Interoperabiliti (tutup buka) tergantung pada situasi

2) Interoperabiliti (tutup buka) tergantung pada urgensi

3) Data yang bersifat operasional dan taktis non struktural bersifat

integrasi.

4) internal masing-masing angkatan, untuk menjamin jalannya

kordinasi antara pimpinan TNI, antarsatuan TNI (AD,AL, dan AU)

dengan lembanga/instansi lain dan antara TNI dengan masyarakat.

b. Interoperability data link sebagai bagian dari Sistem Informasi Pertahanan

Negara mestinya masuk dalam Peraturan Menteri Pertahanan Republik

Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Kebijakan Sistem Informasi

Pertahanan Negara, karena interoperability data link menghubungan satu

bagian dengan yang lain dalam batas tempo dan atau subjek tertentu.

Akan tetapi mengingat struktur hukum yang mengatur keberadaan TNI

dan Departemen Pertahanan pada level Undang-undang, maka Sistem

Informasi Pertahanan Negara relevan berdiri diatas sebuah Undang-

Page 148: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

132

Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

undang khusus sehingga akan efektif dalam membangun interoperabiliti

dan integrasi sistem informasi antar dan interAngkatan Udara, Angkatan

Laut dan Angkatan Udara beserta dengan pihak ekseternal, yaitu

Komponen Pendukung dan Komponen Cadangannya.

3.8.2 Saran

a. Kepala Staf Angkatan Udara sebaiknya menyiapkan SDM yang mampu

mengikuti perkembangan teknologi dan perubahan tren perang

informasi sehingga dapat diaplikasikan secara bersama dalam web

baik dalam bentuk itegrasi, interoperability dan indefenden.

b. Kepala staf Angkatan dan Panglima TNI mendorong DPR dan Presiden

untuk membentuk UU Sistem Informasi Pertahanan Negara, dengan

memuat ketentuan tentang Interoperability data link baik internal TNI

maupun eksternal TNI. Dalam pelaksnaan dapat membentuk lembaga

khusus dibawah koordinasi Menkopolhutkan dengan Kemenhan,

Kemeninfokom dan Kemendagri.

c. Dualitas Undang-undang terkait dengan Manajemen TNI, disatu sisi

bersifat teknis dan mengatur kedalam tentang Undang-undang Nomor

34 Tahun 2004 tentang TNI dan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002

tentang Pertahanan Negara untuk memisahkan persoalan bidang tugas

TNI dengan Kepolisian.

d. Menteri Pertahanan meninjau kembali efektifitas Peraturan Menteri

Pertahanan Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 Tentang

Kebijakan SistemInformasi Pertahanan Negara, satusisi memiliki

kekuatan untuk perencanaan anggaran namun dalam prakteknya tidak

mampu menerobos perbedaan system operasi dan tradisi manajeman

TNI. Universitas Pertahanan dapat mengembangkan studi Sistem

Informasi dititik beratkan pada Prodi Peperangan Asimetris dan

Teknologi Informasi pada Prodi Industri Pertahanan.

Page 149: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 3 | Sistem Informasi TNI AU dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 133

DAFTAR PUSTAKA

A. Anandarajan (Ed.) e-Research Collaboration Theory, Techniques and Challenges,

Springer Heidelberg Dordrecht London New York, 2010.

Ablameyko, Sergey (ed.), Limitations and Future Trends in Neural Computation,

Amsterdam Berlin Oxford Tokyo Washington, DC Published in

cooperation with NATO Scientific Affairs Division,2003.

Akers, Daniel (Ed. ), Understanding Voice and Data Link Networking, Northrop

Grumman’s Guide to Secure Tactical Data Link, Grumman, Northrop

(Distributed, San Diego, 2014.

Armistead, Leigh (edt. ). Information Operation Warfare and The Hard Reality of

Soft Power, (ISBN-13 978-1574886993),Brassey ’is Inc. Virginia, 2004.

Arwin D. W. SumaridanAdang S. Ahmad, Information Fusion System for

Supporting Decition Makingg (a Case Study on Military Operantion), ITB

Journal of Information and Communication Technology, Vol. 2, No. 1, May,

2008.

Chan, Yupo, John R. Talburt, Terry M. Talley (ed. ), Data Engineering, Mining,

Information and Intelligence, Springer New York Dordrecht Heidelberg

London, 2010.

COBIT 4.1, Framework Control Objectives Management Guidelines Maturity Model,

IT Governance Institute, 3701 Algonquin Road, Suite 1010, Rolling

Meadows, IL 60008 USA, 2001.

Cobit 5, A Business Framework for the Governance and Management of Enterprise

IT Personal Copy of: Anne Milkovich, CGEIT.

Data Link Layer Recommended Standard CCSDS 211. 0-B-5Committee

for Space Data Systems (CCSDS), Recommendation for Space Data System

Standards Proximity-1 Space Link Protocol, Blue Book December 2013.

David T. Signori, Jr. , and Stuart H. Starr, “The Mission Oriented Approach to

NATO C2 Planning,” SIGNAL, pp 119 – 127, September 1987.

Division on Engineering and Physical Sciences National Research Council,

Cybersecurity Today and Tomorrow, Division on Engineering and Physical

Sciences , Academy Press Washington. D. C, 2002.

Fenton, R. .Performance Assessment System Development. Educational Research

Journal, Alaska, 1996.

Page 150: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

134

Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

European Telecommunications Standards Institute (ETSI) TSI TS 103 097

V1.2. 1, Intelligent Transport Systems (ITS); Security; Security header and

certificate formats,2015.

European Telecommunications Standards Institute (ETSI), Interoperability

Best Practices,Solve the Challenge of Interoperability www.etsi.org,

2016.

Pattavina,Achille, Switching Theory Architectures and Performance in Broadband

ATM Networks Politecnico di Milano , Italy JOHN WILEY & SONS

Chichester New York Weinheim Brisbane Singapore Toronto, 1998.

Franklin D. Kramer, Stuart H. Starr, and Larry K. Wentz, (edt.)Cyberpower

and National Security, Center for Technology and National Security Policy

National Defense University,.

ISO27001 A Pocket Guide, Governance Publishisting, 2008.

John M. Artz, The Fundamentals of Metric Driven Data Warehouse Design,

George Washington University, http://home. gwu. edu/~jartz/books/

DWDesign. pdf.

Joint Cief of Staff, Information Operation, Joint Publication 3 13, 2014.

J. E. Freeman and S. H. Starr, “Use of Simulation in the Evaluation of the IFFN

Process”, AGARD Conference Proceedings No. 268 (“Modeling and

Simulation of Avionics Systems and C3 Systems”), Paris, France, paper

25, 15 – 19 October 1979.

Kasunic, Markand, William, Anderson, “Measuring Systems Interoperability:

Challenges and Opportunities”, Unlimited distribution subject to the

copyright. Technical Note CMU/SEI-2004-TN-003 April 2004.

Kott, Alexander, Information Warfare and Organizational Decision-Making,

Artech House, Inc. 685 Canton Street, Norwood, MA, 2007.

Kuhl, F. S. , Weatherly, R. W. , Dahmann, J. S. , “Creating Computer Simulation

Systems: An Introduction to the High Level Architecture”, Prentice Hall, 2000.

K. T. Hoegberg, “Toward a NATO C3 Master Plan,” SIGNAL, October 1985.

Proceedings of Simulation Technology (SIMTECH) 2007, MORS, 1998.

Larson, Eric V. (ed. ) , Assessing Irregular Warfare A Framework for Intelligence

AnalysisBrianNichiporuk, Prepared for the United States ArmyApproved

Page 151: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 3 | Sistem Informasi TNI AU dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 135

for public release; distribution unlimited, RAND Corporation1776

Main Street, P. O. Box 2138, Santa Monica, CA, 2007

Lazarinis,Fotis (ed.),Handbook of Research on E-Learning Standards and

Interoperability: Frameworks and Issues, Information science reference,

Hershey, New York, 2011.

Liou, Fank W, Rapid Prototyping and Engineering Applications, a Toolbox for

Prototype Development Mechanical Engineering a Series of Textbooks

and Reference Books Founding Editor L. L. Faulkner, Columbus

Division, Battelle Memorial Institute and Department of Mechanical

Engineering The Ohio State University Columbus, Ohio, 2008.

Martin, James William, Measuring and Improving Performance Information

Technology Applications in Lean Systems, CRC Press, London New York,

2010.

Mauroux, Philippe Cudré, Emergent Semantics Interoperability In Large-

Scale Decentralized Information Systems, Epfl Press, A Swiss Academic

Publisher, 2008.

McFarlane, Nigel, Rapid Application Development with Mozilla, Prentice Hall,

Professional Technical Reference Upper Saddle River, NJ 07458.

Otter, Martine, Guide Des, Certifications SI Comparative, Analyse Et

TendancesItil, Cobit, Iso 27001, Escm..

Russ Richards, “MORS Workshop on Analyzing C4ISR in 2010”, PHALANX,

Vol. 32, No. 2, p 10, June 1999. .

RandiRdanRiantNugroho,ManajemenPemberdayaan(Jakarta:2007,Elek Media

Komputindo)hal. 103-104.

Ramachandran, Muthu, Engineeringfor Software DevelopmentLife Cycles:

Support Technologies and Applications, Leeds Metropolitan University,

UKKnowledge, 2011.

Ricki Sweet, et al, “The Modular Command and Control Evaluation Structure

(MCES): Applications of and Expansion to C3 Architectural Evaluation”,

Naval Postgraduate School, September 1986.

Sapsford, Roger and Victor Jupp, Data Collection And Analysis, Sage

Publications, L ondon Thousand Oaks New Delhi, The Open

University,2006.

Page 152: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

136

Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

Sidharta, Lani, 1995. PengantarSistemInformasiBisnis, PT. Elex Media

Komputindo, Jakarta.

Schneider, John R. , Resolving Tactical Network Management Interoperability by

Using Ontology, http://www. jhuapl. edu/techdigest/TD/td3301/33_01-

Schneider.

Swanson, Richard A. , Analysis for Improving Performance Tools for Diagnosing

Organizations and Documenting Workplace Expertise, Second Edition,

Revised and Expanded, Berrett-Koehler Publishers, Inc. 235

Montgomery Street, Suite 650, San Francisco, California, 2007.

Tang Christopher S. , Chung-PiawTeo, Kwok-Kee Wei, Supply Chain Analysis

A Handbook on the Interaction of Information, System and Optimization ,

Springer New York Dordrecht Heidelberg London, 2008.

Thomas J. Pawlowski III, et al, C3IEW Measures of Effectiveness Workshop,

Final Report, Military Operations Research Society (MORS), Fort

Leavenworth, Kansas, 20 - 23 October 1993.

Tim Direktorat Keamanan Informasi Kementerian Komunikasi dan

Informatika RI, Panduan Penerapan Tata KelolaKeamanan Informasibagi

Penyelenggara Pelayanan Publik, , Edisi: 2. 0,September 2011.

Thurstone, L. L. ,The Vectors of Mind, The Psychological Review, Vol. 41 No.

I, The University Chicago, 1934.

Turban, Efraim.,McClean, Ephraim. , Wetherbe. James, Information

Technology for Management Making Coinnections for Strategis Advantage. 2

nd Edition, John Wiley &Sons.Inc, 1999.

TNI AU ,Doktrin Swa Bhuwana Paksa tahun 2007

_______, Surat Keputusan Kasau nomor Skep/133/VII/2005 tentang

Operasi Informasi dalam bentuk Naskah Sementara Buku Petunjuk

Pelaksana (Bujuklak).

USA, Depatement of Defense, National Defense Strategy, 2008.

U. S. House of Representatives, Systems Development Life-Cycle Policy, Final

3/24/99.

Nanang Martono, Metode Penelitian kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data

Sekunder, (Jakarta:2010, RajaGrafindo Persada) hal. 57.

Page 153: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Bab 3 | Sistem Informasi TNI AU dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara 137

NATO Code of Best Practice (COBP) on the Assessment of C2, RTO Technical

Report 9,AC/323(SAS)TP/4 (Hull, Que. : Communication Group,

Inc. , March 1999).

NATO Code of Best Practice (COBP) on the Assessment of C2, SAS-026, Reprinted

byCCRP, Revised 2002.

Nigel McFarlane, Rapid Application Development with Mozilla, Prentice Hall

Professional Technical Reference, Upper Saddle River, NJ 07458, www.

phptr. com

Pressman, Roger S. , Software Engineering A Practitioner’ S Approach, Seventh

Edition Hight Education, Boston Toronto, 2010

Prosseding, International Seminar ,Meraih Keunggulan Nasional di Bidang

Teknologi Pertahanan, Unhan-SAAB, Desember 2015

Sylvain Hellegouarch,CherryPy Essentials Rapid Python Web Application

Development Design, develop, test, and deploy your Python web

applications easily, Published by Packt Publishing Ltd. 32 Lincoln

Road Olton Birmingham, B27 6PA, UK, 2007

Veer, Hans van der (Alcatel-Lucent), TSI White Paper No. 3 Achieving Technical

Interoperability - the ETSI ApproachAuthors: Anthony Wiles (ETSI

Secretariat, 2008.

Wagner, J. A. , III. Studies of individualism-collectivism: Effects on

cooperation in groups. Academy of Management Journal,38, 1995

p. 152–172.

Welch, Major General Jasper A. , Jr. , “Command and Control Simulation – A

Common Thread”, Key Note Address, AGARD Conference Proceedings

No. 268 (“Modeling andSimulation of Avionics Systems and C3

Systems”), Paris, France, 15 – 19 October 1979.

Whaley, Barton Stratagem Deception and Surprise in War, Published by Artech

House 685 Canton Street, Norwood, MA, 2007

Zielinski, Krzysztof, New Developments In Distributed Applications And

Interoperable Systems, Kluwer Academic Publishers, New York, Boston,

Dordrecht, London, Moscow, 2001

Zhao, Yaoyao (ed), Information Modeling for Interoperable Dimensional Metrology,

Springer, Verlag London, 2001.

Page 154: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

[Halaman ini sengaja dikosongkan]

Page 155: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Biodata Penulis

BIODATA PENULIS

Laksamana Muda TNI Dr. Ir. Supartono, MM, lahir di Sidoarjo, 17

Januari 1961. Menyelesaikan pendidikan di SDN Sidoarjo (1973), SMPN

Sidoarjo (1976), SMAN Sidoarjo (1979), Tahun 1984 lulus dari Akademi

Angkatan Laut, Surabaya. Tahun 1995 lulus dari Sekolah Tinggi Teknologi

Angkatan Laut (STTAL) Surabaya. Tahun 2002 menyelesaikan pendidikan

S2 (Master Manajemen Agri bisnis Kelaulatan ) IPB Bogor. Tahun 2007

menyelesaikan S3 (Doktor) pada program studi Teknologi Kelautan IPB

Bogor. Sejak 1998 mengajar dibeberapa Perguruan Tinggi, yaitu Dosen

Akademi Maritim Pembangunan (AMP) Jakarta (1998-2002), Dosen STTAL

(2005-Sekarang), Dosen UHT, Stima IMMI, UNJ (2008-Sekarang), Dosen

Universitas Pertahanan (2015-Sekarang), Riwayat penugasan Tahun 2012-

2015 Kadisdikal, Tahun 2015-2016 Kasatwas Unhan, Tahun 2016-2017 Ka

LP3M, Tahun 2017-sekarang Warek II Bid. Umum dan Keuangan Unhan.

Letnan Jenderal TNI Dr. I Wayan Midhio, M.Phil, lahir di Gianyar Bali

27 Desember 1959. Menyelesaikan pendidikan di SDN (1972), SMPN

(1975), SMAN (1979), di Gianyar, Bali. Tahun 1983 lulus dari Akmil

Darat, Magelang. Tahun 2009 menyelesaikan pendidikan S2 Defence and

Strategic Study di Moduor University, India. Tahun 2017 menyelesaikan S3

(Doktor) di UNJ Jakarta. Riwayat penugasan; Asisten Athan RI di Jepang

(1994-1998), Athan di India (2003-2006), Warek III Bid Kerja sama dan

139

Page 156: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

140 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara

Kelembagaan,Unhan (2013), WarekII Bid Umum dan Keuangan, Unhan

(2014-2015), Rektor Universitas Pertahanan, Kemhan RI (2015-sekarang).

Mayor Jenderal TNI I GedeSumerthaKy PSC, M.Sc, lahir di Singaraja 16

Nopember 1958, Menyelesaikan pendidikan di SDN (1976), SMPN (1973),

SMAN (1976), di Bali. Tahun 1981 lulus dari Akmil Darat, Magelang,

Riwayat jabatan Ka PMPP TNI (2008), Kasatwas Universitas Pertahanan

(2014), Dekan Fakultas Strategi Pertahanan (2015), Dosen di Universitas

Pertahanan (2015-sekarang).

Marsekal Muda TNI Dr. Agus Sudarya, S.H., S.E., M.M lahir di Bandung

5 Oktober 1959, Menyelesaikan pendidikan di SD Halimun II Bandung

(1972), SMPN VII Bandung (1975), SMAN VII Bandung (1979). Tahun

1984 lulus dari Akademi Angkatan Udara, Tahun 1997 menyelesaikan

pendidikan S1 (Sarjana Ekonomi), Tahun 2001 menyelesaikan pendidikan

S2 (MM Magister Of Management). Tahun 2008 menyelesaikan pendidikan

S1 (SH), Tahun 2011 menyelesaikan pendidikan S2 (M.Sc), Tahun 2016

menyelesaikan pendidikan S3 (Doktor) di UNJ Jakarta.Riwayat jabatan

Wakil Komandan Kodikau (2015), Wakil Rektor III Bid. Kerjasama

KelembagaanUnhan (2016), Dosen Tetap Unhan (2017).

KolonelCaj Dr. Mardi Siswoyo, lahir di Pati, 17 Oktober 1959,

menyelesaikan pendidikan SD (1972), SMPN (1980), SMAN (1985),

Tahun 1988 menjadi anggota TNI AD melalui SEPAMILWA, Tahun 2002

menyelesaikan pendidikan S1, Tahun 2011 menyelesaikan pendidikan pasca

sarjana S2, Tahun 2014 menyelesaikan pendidikan S3 (Doktor), Riwayat

jabatan tahun 2004 menjadi KasubbagBangmatBagbintalpsiPusbintal TNI,

sejak 2015 menjadi Dosen tetap prodi Peperangan Asimetris Fakultas

Strategi Pertahanan dan Kaprodi Asymetric Warefare FSP tahun 2016.

Letkol Dr. Triyoga Budi Prasetyo, M.Silahir di Surabaya 6 Desember

1963, Menyelesaikan pendidikan SD (1977), SMPN (1980), SMAN (1983),

Tahun 1989 lulus Sepawamil di Magelang, Tahun 1988 menyelesaikan

pendidikan S1, Tahun 2002 menyelesaikan pendidikan S2 (M.Sc),

Tahun 2006 menyelesaikan pendidikan S3 (Doktor). Riwayat jabatan

KasubagHublemKemenkopolhukam (2014), Peneliti Muda Bela Negara

Unhan (2016) dan menjadi Dosen Unhan program studi Peperangan

Asimetris Fakultas Strateg Pertahanan.

Page 157: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

Letkol Sus Dr. H.M. Halkis, lahir di Kebunlado (Riau), 13 Mei 1969.

Menyelesaikan pendidikan di SDN (1982), SMPN (1985), SMAN (1988),

Tahun 1992 lulus dari AIN SUSKA Pekanbaru (S1). Tahun 2006 lulus

pasca Sarjana (S2), Tahun 2014 menyelesaikan pendidikan S3 (Ilmu

Fisafat), Tahun 1994 lulus SEPA PK ABRI. Tahun 2006 lulus SEKKAU,

Riwayat jabatan Kasi Binwilraddisptdilga (2013), Perencana Muda Kerja

sama LP3M Unhan (2015) dan Tahun 2016 menjadi Dosen tetap Unhan

Fakultas Manajemen Pertahanan.

Letkol Laut Dr. Yusnaldi, S.H, S.E., S.Ag.,M.Pd., MM lahir di Padang

Sibusuk, 21 Juli 1970. Menyelesaikan pendidikan di SDN (1985), SMPN

(1988), SMAN (1991), Tahun 1995 menyelesaikan pendidikan S1 (Filsafat),

Tahun 2015 S1 (Manajemen), Tahun 2015 S1 (Ilmu Hukum), Tahun 2002

menyelesaikan pendidikan pasca sarjana S2 (Magister Pendidikan), Tahun

2015 S2 (Magister Manajemen) danTahun 2008 menyelesaikan pendidikan

S3 (Doktor) program studi Manajemen Pendidikan. Tahun 1995 menjadi

anggota TNI AL melalui SEPA PK ABRI angkatan ke 3. Riwayat jabatan

Kasikermadik/subdisbangdikDisdikalMabesal (2013), sejak 2015 menjadi

Dosen tetap Manajemen Bencana Fakultas Manajemen Pertahanan.

Biodata Penulis 141

Page 158: SISTEM INFORMASI TNI - opac.lib.idu.ac.idopac.lib.idu.ac.id/.../files/319b9-sistem-informasi-tni-dalam.pdf · TNI dalam rangka Interoperability Data Link Pertahanan Negara”, yang

142 Sistem Informasi TNI dalam Rangka Interoperability Data Link Per tahanan Negara