okumen encana aksi daerah ercepatan pembangunan aerah tertinggal · 2018. 1. 15. · pembangunan...

112
DOKUMEN RENCANA AKSI DAERAH PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL PROVINSI BENGKULU Tahun Anggaran 2017

Upload: others

Post on 16-Feb-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • DOKUMEN

    RENCANA AKSI DAERAH

    PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL PROVINSI BENGKULU Tahun Anggaran 2017

  • i

    KATA PENGANTAR

    Untuk menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi,

    dan berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan sembilan agenda prioritas, kesembilan

    agenda prioritas itu disebut NAWA CITA. Dalam NAWA CITA ketiga disebutkan membangun

    Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka

    negara kesatuan harus dipahami dalam perspektif yang utuh, dalam hal ini sebagai afirmasi

    untuk mendorong kegiatan sosial-ekonomi dan pembangunan wilayah pinggiran yang

    selama ini kurang diprioritaskan pemerintah. Hal tersebut selaras dengan salah satu misi

    pembangunan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007

    tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2005-2025,

    yakni mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan dengan meningkatkan

    pembangunan daerah; mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh dengan

    meningkatkan keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan wilayah/daerah yang masih

    lemah; menanggulangi kemiskinan dan pengangguran secara drastis; menyediakan akses

    yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan

    prasarana ekonomi; serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek termasuk

    gender.

    Isu kesenjangan wilayah sebagaimana dinyatakan dalam RPJMN 2015-2019

    menjelaskan bahwa ketimpangan atau kesenjangan pembangunan antar wilayah di

    Indonesia masih merupakan tantangan yang harus diselesaikan dalam pembangunan ke

    depan. Kesenjangan pembangunan antar wilayah dalam jangka panjang bisa memberikan

    dampak pada kehidupan sosial masyarakat. Kesenjangan antar wilayah juga dapat dilihat

    dari masih terdapatnya 122 kabupaten yang merupakan daerah tertinggal, dengan rincian

    19 daerah tertinggal berada di KBI dan 103 daerah tertinggal tersebut berada di KTI.

    Membangun Indonesia dari pinggiran harus dipahami dalam perspektif yang utuh,

    yakni sebagai afirmasi untuk mendorong pembangunan pada sektor/bidang yang relatif

    tertinggal dan kurang mendapatkan prioritas di wilayah perdesaan, perbatasan dana atau

    daerah tertinggal pada sektor pertanian, peternakan, perikanan, usaha mikro dan kecil serta

    aktivitas tradisional.

    Salah satu bentuk afirmasi pembangunan dari pinggiran adalah melalui percepatan

    pembangunan daerah tertinggal yakni keberpihakan dan penajaman terhadap

    pembangunan daerah tertinggal di bidang perencanaan dan pendanaan serta pelaksanaan

    pembangunan daerah tertinggal.

  • ii

    Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2014 tentang Percepatan

    Pembangunan Daerah Tertinggal pasal 14 mengamanatkan untuk menyusun Rencana Aksi

    Daerah Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (RAD-PPDT) Provinsi sebagai salah

    satu bentuk afirmasi di bidang perencanaan pembangunan daerah tertinggal.

    Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kementerian Desa,

    Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Direktorat Jenderal Pembangunan

    Daerah Tertinggal mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan

    kebijakan di bidang percepatan pembangunan daerah tertinggal sesuai ketentuan peraturan

    perundang-undangan.

    Penyusunan dokumen ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran umum tentang

    semua aspek di wilayah administrasi Provinsi Bengkulu khususnya Kabupaten Seluma.

    Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (RAD-PPDT) Provinsi

    Bengkulu ini merupakan hasil dari pembahasan dengan berbagai Organisasi Perangkat

    Daerah (OPD) dalam lingkungan Provinsi Bengkulu berdasarkan berbagai indikator

    ketertinggalan daerah.

    Dokumen Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (RAD-

    PPDT) diharapkan dapat menjadi acuan dan arahan strategis Organisasi Perangkat Daerah

    (OPD) dalam menyusun perencanaan yang berpihak pada percepatan pembangunan

    daerah tertinggal.

    Disadari bahwa RAD-PPDT Provinsi Bengkulu ini masih membutuhkan berbagai

    masukan yang konstruktif dari semua pihak demi penyempurnaannya. Akhir kata semoga

    RAD-PPDT ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dan kemajuan daerah untuk dapat

    mensejajarkan taraf hidup masyarakat di Provinsi Bengkulu yang lebih maju.

    Bengkulu, September 2017

    Plt. Kepala Bappeda Provinsi Bengkulu

    Dra. Noni Yuliesti, MM

  • iii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ……………………………………………………………............... i

    DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

    DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………………. iv

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... vi

    BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………. 1

    A. Latar Belakang …………………………………………………………… 1

    B. Maksud dan Tujuan ............................................................................ 6

    C. Landasan Hukum ............................................................................... 6

    D. Hubungan Dokumen RAD-PPDT Provinsi

    dengan dokumen perencanaan lainnya .........………………………… 8

    BAB II ANALISIS POTENSI DAN KETERTINGGALAN WILAYAH ……………. 10

    A. Analisis Potensi Wilayah ………………………………………………. 10

    B. Analisis Ketertinggalan Wilayah ………………………………………. 20

    C. Prioritas Intervensi Variabel Ketertinggalan …………………………. 41

    D. Isu Strategis, Sasaran dan Prioritas

    Penanganan Daerah Tertinggal ………………………………………... 41

    BAB III PENETAPAN RAD-PPDT PROVINSI 2018 ……………………………… 44

    A. Arah Kebijakan dan Sasaran Umum …………………………………. 44

    B. Program dan Kegiatan Prioritas ………………………………………... 48

    BAB IV RANCANGAN RAD-PPDT PROVINSI 2019 …………………………… 63

    BAB V PEMANTAUAN RAD-PPDT PROVINSI 2017 ……………………………. 78

    BAB VI PENUTUP ……………………………………………………………………. 89

    [email protected] textLAMPIRAN

    [email protected] text

    [email protected] textMatrik RAD PPDT Provinsi Bengkulu

  • iv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 IPM Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu Tahun 2014-2016 …………... 5

    Tabel 2 Rencana Pengembangan Pusat Kegiatan di Kabupaten Seluma ………. 10

    Tabel 3 Faktor Utama Penyebab Ketertinggalan di Kabupaten Seluma ………… 20

    Tabel 4 Perbandingan Tingkat Kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi

    Bengkulu ……………………………………………………………………….

    22

    Tabel 5 Perbandingan Pengeluaran per Kapita di Provinsi Bengkulu Tahun

    2010-2016 …………………………………………………………………….

    23

    Tabel 6 Perbandingan Angka Harapan Hidup di Provinsi Bengkulu tahun 2010-

    2016 ……………………………………………………………………………

    24

    Tabel 7 Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Seluma Tahun 2014-2017 .. 25

    Tabel 8 Derajat Otonomi Fiskal Daerah Kabupaten Seluma ……………………… 26

    Tabel 9 Panjang Ruas Jalan di Kabupaten Seluma menurut Status Jalan ……… 26

    Tabel 10 Ruas Jalan per Kecamatan di Kabupaten Seluma ……………………….. 27

    Tabel 11 Rasio Dokter per 1000 Penduduk di Kabupaten Seluma Tahun 2012-

    2016 …………………………………………………………………………….

    30

    Tabel 12 Rasio Fasilitas Pendidikan Dasar per 1000 Penduduk di Kabupaten

    Seluma …………………………………………………………………………

    31

    Tabel 13 Rasio Fasilitas Pendidikan Dasar per 1000 Penduduk per Kecamatan di

    Kabupaten Seluma ……………………………………………………………

    31

    Tabel 14 Jumlah desa menurut Jenis Bencana di Provinsi Bengkulu …………….. 35

    Tabel 15 Sebaran Potensi Rawan Banjir di Kabupaten Seluma …………………… 36

    Tabel 16 Prioritas Intervensi Variabel Ketertinggalan ……………………………….. 41

    Tabel 17 Isu Strategis, Sasaran dan Prioritas Penanganan Daerah Tertinggal ….. 42

    Tabel 18 Faktor Utama Penyebab Ketertinggalan di Kabupaten Seluma ………… 44

    Tabel 19 Sasaran Umum dan Target RAD-PPDT Kabupaten Seluma Tahun 2018 46

    Tabel 20 Strategi dan Arah Kebijakan PPDT Kabupaten Seluma …………………. 47

  • v

    Tabel 21 Matrik Program dan Kegiatan RAD PPDT Kabupaten Seluma Provinsi

    Bengkulu Tahun 2018: EKONOMI …………………………………………

    49

    Tabel 22 Matrik Program dan Kegiatan RAD PPDT Kabupaten Seluma Provinsi

    Bengkulu Tahun 2018: INFRASTRUKTUR ………………………………..

    57

    Tabel 23 Matrik Program dan Kegiatan RAD PPDT Kabupaten Seluma Provinsi

    Bengkulu Tahun 2018: KARAKTERISTIK DAERAH ……………………...

    61

    Tabel 24 Matrik Program dan Kegiatan RAD PPDT Kabupaten Seluma Provinsi

    Bengkulu Tahun 2018: SDM ……………… ……………………………….

    62

    Tabel 25 Matrik Rancangan Program dan Kegiatan RAD PPDT Kabupaten

    Seluma Provinsi Bengkulu Tahun 2019: EKONOMI ………………………

    64

    Tabel 26 Matrik Rancangan Program dan Kegiatan RAD PPDT Kabupaten

    Seluma Provinsi Bengkulu Tahun 2019: INFRASTRUKTUR …………….

    73

    Tabel 27 Matrik Rancangan Program dan Kegiatan RAD PPDT Kabupaten

    Seluma Provinsi Bengkulu Tahun 2019:SDM ……...……………………...

    77

    Tabel 28 Total Output dan Alokasi APBD dan APBN berdasarkan Indikator

    Ketertinggalan Daerah Tahun 2017 ……………………………………….

    78

    Tabel 29 Matrik Program dan Kegiatan RAD PPDT Kabupaten Seluma Provinsi

    Bengkulu Tahun 2017: EKONOMI ………………………………………….

    79

    Tabel 30 Matrik Rancangan Program dan Kegiatan RAD PPDT Kabupaten

    Seluma Provinsi Bengkulu Tahun 2019: INFRASTRUKTUR …………….

    85

    Tabel 31 Matrik Rancangan Program dan Kegiatan RAD PPDT Kabupaten

    Seluma Provinsi Bengkulu Tahun 2019: SDM ……………….……………

    88

  • vi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1 Perkembangan dan Perbandingan Tingkat Kemiskinan Provinsi

    Bengkulu dan Kabupaten Seluma Tahun 2009 – 2016 …………………..

    2

    Gambar 2 Perbandingan Kemiskinan di Provinsi Bengkulu Tahun 2016 …………... 3

    Gambar 3 Perbandingan IDM di Provinsi Bengkulu Tahun 2015 ……………………. 3

    Gambar 4 Sebaran Desa Tertinggal di Kabupaten Seluma ………………………..... 4

    Gambar 5 Bagan Keterkaitan Dokumen RAD PPDT dengan Dokumen

    Perencanaan Lainnya ………………………………………………………...

    9

    Gambar 6 Rencana Pola Ruang Kabupaten Seluma Tahun 2012-2032 …………… 18

    Gambar 7 Struktur Ruang Kabupaten Seluma Tahun 2012-2032 …………………... 19

    Gambar 8 Grafik Perkembangan Kemiskinan di Kabupaten Seluma Tahun 2009-

    2016 …………………………………………………………………………….

    21

    Gambar 9 Pengeluaran per Kapita Penduduk di Kabupaten Seluma Tahun 2010 –

    2016 …………………………………………………………………………….

    22

    Gambar 10 Perkembangan Angka Harapan Hidup di Kabupaten Seluma Tahun

    2010 – 2016 ……………………………………………………………………

    24

    Gambar 11 Kondisi Jalan Provinsi di Kabupaten Seluma ……………………………... 27

    Gambar 12 Jumlah Desa dengan Kondisi Jalan di Provinsi Bengkulu ……………….. 28

    Gambar 13 Jumlah Desa berdasarkan Kondisi Pasar di Provinsi Bengkulu ………… 29

    Gambar 14 Peta Sebaran Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Seluma ………………. 33

    Gambar 15 Rumah Tangga Pengguna Air Bersih di Provinsi Bengkulu Tahun 2016 . 34

    Gambar 16 Persentase Desa menurut Jenis Bencana di Kabupaten Seluma ………. 36

    Gambar 17 Peta Rawan Bencana di Kabupaten Seluma ……………………………… 37

    Gambar 18 Peta Bahaya Banjir Kabupaten Seluma …………………………………… 38

  • vii

    Gambar 19 Peta Bahaya Gempa Bumi Kabupaten Seluma …………………………... 39

    Gambar 20 Peta Bahaya Tanah Longsor Kabupaten Seluma ………………………… 40

  • 1

    B A B I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pemerintahan Presiden Joko Widodo telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor

    131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015-2019 pada tanggal 4

    November 2015 (Perpres 131/2015). Dalam Perpres tersebut, ditetapkan 122 Kabupaten

    sebagai Daerah Tertinggal. Perpres tersebut merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah

    Nomor 78 Tahun 2014 (PP 78/2014) tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal.

    Sesuai pengertian dalam PP 78/2014, yang dimaksud dengan daerah tertinggal adalah

    daerah kabupaten yang wilayahnya serta masyarakatnya kurang berkembang dibandingkan

    dengan daerah lain dalam skala nasional. Hal tersebut dapat diukur dari 6 (enam) kriteria

    utama yaitu ekonomi, sumber daya manusia, infrastruktur, kapasitas keuangan daerah,

    aksesibilitas dan karakteristik daerah. Daftar 122 kabupaten yang ditetapkan sebagai

    daerah tertinggal tahun 2015-2019 merupakan lanjutan dari 183 kabupaten tertinggal dalam

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014, dikurangi

    70 kabupaten yang telah terentaskan, dan ditambah 9 (sembilan) Daerah Otonomi Baru.

    Perpres 131/2015 merupakan pintu gerbang dalam melakukan percepatan

    pembangunan daerah tertinggal. Terlebih percepatan pembangunan daerah tertinggal

    merupakan implementasi dari agenda Nawa Cita ketiga yaitu membangun Indonesia dari

    pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

    Dalam RPJMN 2015-2019, sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan daerah

    tertinggal pada tahun 2019 ialah peningkatan rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah

    tertinggal sebesar 7,24 persen, penurunan rata-rata presentase penduduk miskin di daerah

    tertinggal menjadi 14,00 persen, peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di

    daerah tertinggal sebesar 69,59 persen, dan minimal terdapat 80 kabupaten yang dapat

    dientaskan menjadi kabupaten maju.

    Berdasarkan Perpres 131/2015 tersebut, Kabupaten Seluma merupakan satu-satunya

    kabupaten di Provinsi Bengkulu yang masih dikategorikan tertinggal. Kabupaten Seluma

    merupakan kabupaten pemekaran di Provinsi Bengkulu yang dibentuk melalui Undang-

    Undang Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Muko-muko, Kabupaten

    Seluma dan Kabupaten Kaur Dalam Provinsi Bengkulu. Selama 14 tahun sejak terbentuk

    sebagai kabupaten, Kabupaten Seluma terus giat melakukan pembangunan di berbagai

    sektor. Namun, upaya pembangunan tersebut terhambat dalam berbagai sektor sehingga

  • 2

    menempatkan Kabupaten Seluma sebagai salah satu kabupaten tertinggal di Provinsi

    Bengkulu. Beberapa faktor yang menyebabkan ketertinggalan di Kabupaten Seluma adalah

    sebagai berikut:

    1. Tingginya angka kemiskinan;

    2. Rendahnya pendapatan/pengeluaran per kapita penduduk;

    3. Rendahnya Angka harapan Hidup;

    4. Rendahnya Kemampuan Keuangan Daerah;

    5. Minimnya sarana dan prasarana infrastruktur dasar, fasilitas pendidikan dan fasilitas

    kesehatan;

    6. Karakteristik daerah yang termasuk pada daerah rawan bencana;

    Sebagai contoh, dapat kita lihat dari Angka kemiskinan di Kabupaten Seluma.

    Berdasarkan data BPS, Juni 2017, tingkat kemiskinan di Kabupaten Seluma menempati

    posisi yang cukup tinggi. Secara lengkap dapat dilihat pada Grafik 1.1 berikut ini :

    Gambar 1

    Perkembangan dan Perbandingan Tingkat Kemiskinan Provinsi Bengkulu dan

    Kabupaten Seluma Tahun 2009 - 2016

    Sumber: BPS Provinsi Bengkulu, Juni 2017

    Berdasarkan grafik tersebut, terlihat bahwa selama kurun waktu 2009 – 2016, tingkat

    kemiskinan di Kabupaten Seluma selalu berada diatas tingkat kemiskinan Provinsi

    Bengkulu. Terendah tingkat kemiskinan di Kabupaten Seluma adalah pada tahun 2010 yang

    sebesar 20,8% dan tertinggi mencapai 22,98% pada tahun 2015. Selain itu, berdasarkan

    Gambar 1.1 pada tahun 2016, Kabupaten Seluma merupakan kabupaten dengan tingkat

    kemiskinan tertinggi kedua setelah Kabupaten Kaur.

  • 3

    Selain tingkat kemiskinan, data lain yang dapat menunjukkan ketertinggalan

    Kabupaten Seluma adalah data Indeks Desa Membangun (IDM). IDM yang dikembangkan

    oleh Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi adalah suatu indeks dan nilai untuk

    mengukur ketertinggalan suatu desa dengan 3 (tiga) domain sosial yaitu sosial, ekonomi dan

    ekologi. Secara lengkap, perbandingan nilai IDM di Provinsi Bengkulu Tahun 2015 adalah

    sebagai berikut:

    Gambar 3

    Perbandingan IDM di Provinsi Bengkulu Tahun 2015

    Sumber : Data BPS diolah.

    Gambar 2

    Gambar Perbandingan Kemiskinan di Provinsi Bengkulu

    Tahun 2016

  • 4

    Sumber: Buku IDM, 2015.

    Berdasarkan data IDM Tahun 2015 tersebut, Kabupaten Kepahiang adalah kabupaten

    dengan nilai IDM tertinggi di Provinsi Bengkulu dan nilai IDM yang terendah adalah

    Kabupaten Seluma yang mencapi 0,5370. Peta sebaran desa tertinggal di Kabupaten

    Seluma dapat dilihat pada Gambar 4.

    Selain IDM, indikator lain yang dapat kita perhatikan untuk melihat poisis

    ketertinggalan Kabupaten Seluma adalah IPM. IPM merupakan indikator penting untuk

    mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia

    (masyarakat/penduduk). IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil

    pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya. IPM

    dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy

    life), pengetahuan (knowledge) dan standar hidup layak (decent standard of living). Jika kita

    melihat Gambar 5 berikut, terlihat jika dalam kurun waktu 2014-2016, IPM Kabupaten

    Seluma selalu berada pada posisi terendah dari kabupaten lain di Provinsi Bengkulu. Hal ini

    menggambarkan bahwa ketertinggalan menyebabkan perlambatan dalam pemajuan

    pembangunan manusia di Kabupaten Seluma.

  • 5

    Tabel 1

    IPM Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 - 2016

    Sumber: BPS Provinsi Bengkulu, Juni 2017

    Melalui data-data yang disajikan tersebut, dapat diketahui secara jelas posisi indikator

    – indikator yang mengakibatkan ketertinggalan Kabupaten Seluma di Provinsi Bengkulu.

    Jika kita cermati, ketertinggalan di Kabupaten Seluma merupakan suatu permasalahan yang

    menyangkut tanggung jawab lintas sektor baik pemerintah pusat, daerah, swasta dan

    masyarakat. Penanganan problem ketertinggalan Kabupaten Seluma tentunya perlu

    melibatkan seluruh tingkatan pemerintah yang memiliki basis program sesuai yang

    dibutuhan juga peran aktif dari sektor swasta dan masyarakat. Beragamnya aspek

    pembangunan wilayah di daerah tertinggal tentunya merupakan suatu peluang untuk

    mempercepat pengentasan ketertinggalan. Upaya pembangunan daerah tertinggal haruslah

    terkoneksi sebagai suatu sistem pembangunan yang sinergis. Oleh karena itu,

    pembangunan yang terkoneksi dan sinergi dapat mewujudkan target pengentasan dan

    menjawab kebutuhan masyarakat di daerah tertinggal. Program dan sumber daya anggaran

    di kementerian/lembaga dapat dioptimalkan menuju pembangunan yang efektif dalam

    menjawab permasalahan, bukan program yang hanya berujung pada serapan anggaran.

    Mewujudkan sinergitas tersebut, sesuai dengan amanat pasal 14 Peraturan

    Pemerintah Nomor 78 Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal,

    pemerintah provinsi, sebagai salah satu bentuk di bidang perencanaan pembangunan

    daerah tertinggal, menyusun Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Daerah

    Tertinggal (RAD PPDT) yang ditetapkan setiap tahun oleh Gubernur. RAD PPDT

    merupakan dokumen perencanaan tahunan PDT yang disusun dengan memperhatikan

    2014 2015 2016

    1 Bengkulu Selatan 68.28 68.57 68.71

    2 Rejang Lebong 66.55 67.51 68.34

    3 Bengkulu Utara 67.27 67.46 67.63

    4 Kaur 63.75 64.47 64.95

    5 Seluma 62.94 63.41 64.04

    6 Mukomuko 65.31 65.77 66.52

    7 Lebong 63.90 64.72 65.58

    8 Kepahiang 65.22 65.45 66.35

    9 Bengkulu Tengah 64.10 64.68 65.44

    10 Kota Bengkulu 76.49 77.16 77.94

    IPMKabupatenNo.

  • 6

    STARNAS-PPDT dan menjadi acuan dalam penyusunan RKPD setiap tahunnya. Pada

    tahun 2017, melalui dana dekonsentrasi Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah

    Tertinggal, Pemerintah Provinsi Bengkulu melakukan penyusunan RAD PPDT Provinsi

    Bengkulu Tahun Anggaran 2017 sebagai bentuk tahapan perencanaan, koordinasi

    penatalaksanaan dan supervisi dalam percepatan pembangunan daerah tertinggal di

    Provinsi Bengkulu.

    B. Maksud dan Tujuan

    Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (RAD PPDT)

    Provinsi Bengkulu Tahun 2017 disusun dengan maksud untuk menyediakan dokumen

    perencanaan pembangunan daerah tertinggal di Provinsi Bengkulu sebagai acuan berbagai

    pihak baik pemerintah pusat, daerah, swasta, maupun masyarakat untuk

    mengimplementasikan program dan kegiatan dalam mendorong percepatan pembangunan

    daerah tertinggal di Provinsi Bengkulu.

    Adapun tujuan dari penyusunan RAD PPDT Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran 2017

    adalah:

    1. Untuk merumuskan dan mengoordinasikan kebijakan pengentasan dan

    penanggulangan kemiskinan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi,

    Pemerintah Kabupaten, pihak swasta serta masyarakat;

    2. Menjamin terciptanya integrasi, sikronisasi, dan sinergi baik antar sektor dalam

    percepatan pembangunan daerah tertinggal;

    3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

    pelaksanaan, dan pengawasan dalam pelaksanaan program dan kegiatan percepatan

    pembangunan daerah tertinggal;

    4. Menjaga kesinambungan dan kesatuan arah antara pembangunan jangka panjang

    dan menengah dengan operasional kebijakan pembangunan daerah tertinggal;

    5. Sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah untuk

    percepatan pembangunan daerah tertinggal;

    C. Landasan Hukum

    Landasan hukum yang menjadi dasar dalam penyusunan RAD PPDT Provinsi

    Bengkulu Tahun Anggaran 2017 ini adalah sebagai berikut:

    1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan Provinsi Bengkulu

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 19, Tambahan

  • 7

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2828);

    2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Muko-

    muko, Kabupaten Seluma dan Kabupaten Kaur Dalam Provinsi Bengkulu

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 23, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4466);

    3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

    Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

    4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

    Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor

    82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

    5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah

    dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014

    tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

    Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

    246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589);

    6. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 5495);

    7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan

    Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik

    Indonesia tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 5539);

    8. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan

    Daerah Tertinggal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

    264, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5598);

    9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

    10. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan

    Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 - 2019;

  • 8

    11. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kementerian Desa,

    Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

    12. Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah

    Tertinggal Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015

    Nomor 259);

    13. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Bengkulu Tahun

    2016-2021 (Lembaran Daerah Tahun 2016 Nomor 6/205);

    D. Hubungan RAD PPDT dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

    Keterkaitan antar dokumen perencanaan mutlak diperlukan agar pengambil kebijakan

    tidak bertentangan dengan palaksanaan sebelumnya. Begitu juga degan dokumen Rencana

    Aksi Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Provinsi Bengkulu Tahun 2017 yang

    disusun dengan mengacu pada Rencana Aksi Nasional Percepatan Pembangunan Daerah

    Tertinggal. Keberadaan dokumen ini diharapkan menjadi pedoman dalam Rencana Kerja

    Pemerintah Daerah. Selanjutnya agar aspek legalitas dokumen terjaga, maka dokumen

    RAD PPDT Provinsi Bengkulu Tahun Anggaran 2017 ditetapkan melalui keputusan

    gubernur.

    Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (RAD PPDT)

    merupakan instrumen pelaksanaan percepatan pembangunan daerah tertinggal yang

    disusun dengan mempedomani STRADA PPDT serta memperhatikan dan mengacu pada

    STRANAS PPDT dan RAN PPDT. Melalui rencana aksi daerah, dapat terpetakan bentuk

    kegiatan beserta mitra pelaksanaan, sasaran utama, arah kebijakan, program lintas bidang

    terkait pembangunan daerah tertinggal dan lain sebagainya. Oleh karena itu, RAD PPDT

    tidak dapat dipisahkan dengan dokumen perencanaan lainnya. Adapun keterkaitan antar

    dokumen perencanaan dalam RAD PPDT adalah sebagai berikut:

    1. STRANAS PPDT merupakan dokumen perencanaan strategi untuk jangka waktu 5

    (lima) tahun yang penyusunannya mengacu pada RPJM Nasional 2015-2019 untuk

    pemerintah pusat, RPJMD untuk pemerintah daerah baik ditingkat provinsi maupun

    kabupaten, yang secara sistematis berkaitan dan diturunkan di setiap jenjang

    pemerintahan, yakni Pemerintah pusat (STRANAS PPDT), Provinsi (STRADA PPDT

    Provinsi) dan kabupaten (STRADA PPDT Kabupaten);

    2. STRADA PPDT merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah tertinggal

    untuk periode 5 (lima) tahun di tingkat provinsi yang merupakan bagian integral dari

  • 9

    RPJMD Provinsi;

    3. RAN PPDT merupakan dokumen perencanaan tahunan PDT yang disusun dengan

    memperhatikan STRANAS PPDT dan menjadi acian dalam penyusunan RKP dan

    berkaitan erat dengan penyusunan Renja K/L;

    4. RAD PPDT merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah tertinggal untuk

    periode 1 (satu) tahun ditingkat daerah yang menjadi acuan dalam penyusunan RKPD

    dan berkaitan langsung dengan Renja OPD;

    Berikut adalah alur keterkaitan dokumen STRANAS dan RAN PPDT dengan dokumen

    perencanaan lainnya:

    Gambar 5

    Bagan Keterkaitan Dokumen RAD PPDT dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

    Sumber : Roadmap PP No. 78 Tahun 2014, Kementerian Desa PDTT, 2014 (diolah)

  • 10

    B A B II

    ANALISIS POTENSI DAN KETERTINGGALAN WILAYAH

    A. Analisis Potensi Wilayah

    Pada subbab ini, akan dijelaskan sektor/komoditi unggulan yang dapat dikembangkan

    di Kabupaten Seluma yang merujuk pada RTRW Provinsi Bengkulu. Akan dijelaskan pula

    kawasan-kawasan yang berpotensi sebagai pusat kegiatan ekonomi dan keterkaitan wilayah

    serta sarana dan prasarana pendukung dalam pengembangan wilayah agar dapat terlepas

    dari ketertinggalan.

    A.1. Potensi Pengembangan Wilayah di Kabupaten Seluma

    Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Seluma Nomor 2 Tahun 2013 tentang

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Seluma Tahun 2012-2032, Rencana

    Pengembangan Pusat Kegiatan di Kabupaten Seluma adalah sebagai berikut:

    Tabel 2

    Rencana Pengembangan Pusat Kegiatan di Kabupaten Seluma

    Sistem Pusat Kegiatan

    PKL PPK PPL

    Tais

    PPK Cahaya Negeri (Kec. Sukaraja) PPK Rimbo Kedui (Kec. Seluma Selatan) PPK Masmambang (Kec. Talo) PPK Darmayu (Kec. Air Periukan)

    PPL Sukasari

    PPK Pajar Bulan (Kec. Semindang Alas) PPL Kayu Elang

    PPK Puguk (Kec. Seluma Timur) PPL Rawa Indah

    PPK Rena Panjang (Kec. Lubuk Sandi) PPL Dusun Tengah

    PPK Pagar Agung (Kec. Seluma Barat)

    PPK Kembang Mumpo (Kec. Semindang Alas Maras) PPL Muara Maras

    PPK Selebar (Kec. Seluma Timur)

    PPK Air Keruh (Kec. Ulu Talo)

    PPK Padang Cekur (Kec. Ilir Talo)

    PPK Sukamerindu (Kec. Talo Kecil)

    Sumber: RTRW Kabupaten Seluma

    Rencana sistem perkotaan di wilayah Kabupaten Seluma adalah rencana susunan

    kawasan perkotaan sebagai pusat kegiatan di dalam wilayah kabupaten yang menunjukkan

  • 11

    keterkaitan saat ini maupun rencana yang membentuk hierarki pelayanan dengan cakupan

    dan dominasi fungsi tertentu dalam wilayah kabupaten.Pusat Kegiatan Lingkungan (PKL)

    yang berlokasi di Kecamatan Seluma merupakan potensi wilayah yang diperuntukan

    kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa

    yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan; dan/atau kawasan perkotaan

    yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala kabupaten

    atau beberapa kecamatan. Terdapat 13 Lokasi sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

    yang berada di Cahaya Negeri; Masmambang; Rimbo Kedui; Dermayu; Pajar Bulan; Puguk;

    Renah Panjang; Pagar Agung; Kembang Mumpo; Selebar; Air Keruh; Padang Cekur; dan

    Suka Merindu. dan penetapan 5 lokasi sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yang

    berada di Sukasari; Kayu Elang; Muara Maras; Rawa Indah; dan Dusun Tengah.

    Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Seluma, terdapat 4 (empat) wilayah

    pembangunan, yaitu:

    1. Wilayah Pembangunan Seluma A

    Wilayah Pembangunan Seluma A berpusat di Cahaya Negeri Sukaraja dengan area

    seluas 58.925 hektar yang mencakup wilayah di bagian utara Kabupaten Seluma yang

    berbatasan dengan Kota Bengkulu. Kegiatan perekonomian yang menonjol pada

    Wilayah Pembangunan Seluma A yaitu perkebunan (perkebunan besar dan

    perkebunan rakyat), pertanian lahan basah dan pertanian lahan kering. Kegiatan

    perekonomian yang potensial untuk dikembangkan yaitu perdagangan dan jasa

    pertambangan, peternakan, pariwisata, industri pengolahan hasil pertanian dan

    industri kecil lainnya.

    2. Wilayah Pembangunan Seluma B

    Wilayah Pembangunan Seluma B berpusat di Tais dengan area seluas 62.894 hektar

    yang merupakan daerah perkotaan dengan fungsi utama sebagai ibukota kabupaten.

    Kegiatan perekonomian yang menonjol pada Wilayah Pembangunan Seluma B yaitu

    perkebunan (perkebunan besar dan perkebunan rakyat), pertanian lahan basah dan

    pertanian lahan kering. Kegiatan perekonomian yang potensial untuk dikembangkan

    yaitu perdagangan dan jasa pertambangan, peternakan, perikanan (terutama

    perikanan laut), pariwisata, industry pengolahan hasil pertanian dan industri kecil

    lainnya.

  • 12

    3. Wilayah Pembangunan Seluma C

    Wilayah Pembangunan Seluma C berpusat di Masmambang dengan area seluas

    52.475 hektar yang mencakup wilayah kecamatan Talo, Ulu Talo, Ilir Talo dan Talo

    Kecil. Kegiatan perekonomian yang menonjol pada Wilayah Pembangunan Seluma C

    yaitu perkebunan (perkebunan besar dan perkebunan rakyat), pertanian lahan basah

    dan pertanian lahan kering. Kegiatan perekonomian yang potensial untuk

    dikembangkan yaitu perdagangan dan jasa pertambangan, peternakan, perikanan

    (terutama perikanan laut), pariwisata, industri pengolahan hasil pertanian dan industri

    kecil lainnya.

    4. Wilayah Pembangunan Seluma D

    Wilayah Pembangunan Seluma D berpusat di Kembang Mumpo dengan area seluas

    65.850 hektar yang mencakup wilayah kecamatan Semidang Alas Maras dan

    Semidang Alas. Wilayah ini merupakan bagian paling selatan Kabupaten Seluma yang

    berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Selatan. Kegiatan perekonomian yang

    menonjol pada Wilayah Pembangunan Seluma C yaitu perkebunan (perkebunan besar

    dan perkebunan rakyat), pertanian lahan basah dan pertanian lahan kering. Kegiatan

    perekonomian yang potensial untuk dikembangkan yaitu perdagangan dan jasa

    pertambangan, peternakan, perikanan (terutama perikanan laut), pariwisata, industri

    pengolahan hasil pertanian dan industri kecil lainnya.

    Pemerintah Kabupaten Seluma masih melakukan pengembangan beberapa kawasan

    strategis di Kabupaten Seluma yang terbagi menjadi:

    1. Kawasan strategis provinsi, yaitu kawasan Lambaitaritam di Kecamatan Air Periukan

    dan Kecamatan Sukaraja.

    2. Kawasan strategis kabupaten, yang terdiri atas:

    a. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi, kawasan yang dimaksud

    meliputi:

    - Kecamatan agropolitan, yang berlokasi di Kecamatan Sukaraja, Kecamatan Air

    Periukan, Kecamatan Lubuk Sandi, Kecamatan Seluma, Kecamatan Seluma

    Utara, Kecamatan Seluma Barat, Kecamatan Seluma Selatan, Kecamatan

    Seluma Timur, Kecamatan Talo, Kecamatan Talo Kecil, Kecamatan Ilir Talo,

    Kecamatan Ulu Talo, Kecamatan Semidang Alas dan Kecamatan Semidang

    Alas Maras.

  • 13

    - Kecamatan minapolitan, yang berlokasi di Kecamatan Seluma Selatan,

    Kecamatan Sukaraja, dan Kecamatan Air Periukan.

    b. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya, terdapat di kawasan

    pusat pemerintahan di Kecamatan Seluma.

    c. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan

    hidup yang berupa kawasan lindung, meliputi Kecamatan Lubuk Sandi,

    Kecamatan Seluma Utara, Kecamatan Ulu Talo dan Kecamatan Semidang Alas.

    Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Seluma Nomor 2 Tahun 2013 tentang

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Seluma Tahun 2012-2032, klasifikasi

    pengembangan wilayah yaitu dibagi menjadi kawasan lindung dan kawasan budidaya.

    Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Seluma yang menjadi focus pembangunan terdiri

    atas:

    A.1.1. Kawasan Lindung

    Kawasan lindung yang menjadi termasuk dalam pengembangan wilayah yaitu Dalam

    wilayah Provinsi Bengkulu, telah ditetapkan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK), yang

    menetapkan baik hutan dengan fungsi lindung maupun hutan dengan fungsi budidaya.

    Dimana penetapan kawasan hutan berdasarkan KEPMENHUTBUN Nomor: 420/KPTS-

    II/1999 tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Provinsi Bengkulu dan dilakukan perubahan

    terakhir sesuai dengan KEPMENHUT RI Nomor: SK.643/Menhut-II/2011 tentang Perubahan

    Peruntukan Kawasan Hutan Menjadi Kawasan Hutan seluas ± 2.192 hektar, perubahan

    antar fungsi kawasan hutan seluas ± 31.013 hektar, dan penunjukan kawasan bukan hutan

    menjadi kawasan hutan seluas ± 101 hektar di Provinsi Bengkulu. Kawasan hutan lindung di

    Kabupaten Seluma berupa hutan lindung Bukit Sanggul seluas kurang lebih 62.942 (enam

    puluh dua ribu Sembilan ratus empat puluh dua) hektar meliputi Kecamatan Lubuk Sandi,

    Kecamatan Seluma Utara, Kecamatan Ulu Talo dan Kecamatan Semidang Alas.

    Dalam kawasan lindung juga terdapat kawasan resapan air dimana curah hujan yang

    tinggi, struktur tanah yang mudah meresapkan air dan bentuk geomorfologi yang mampu

    meresapkan air hujan secara besar-besaran.Kawasan resapan air di Kabupaten Seluma

    terdapat di Kecamatan Lubuk Sandi, Kecamatan Seluma Utara, Kecamatan Ulu Talo, dan

    Kecamatan Semidang Alas. Kawasan lindung juga berada pada kawasan perlindungan

    setempat yang meliputi kawasan sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar

    danau atau waduk, sempadan mata air, ruang terbuka hijau.Pada kawasan lindung di

    Kabupaten Seluma juga terdapat kawasan suaka alam dan cagar budaya.

  • 14

    A.1.2. Kawasan Budidaya

    1. Kawasan peruntukan hutan produksi, meliputi:

    a. Hutan Produksi Terbatas Air Talo reg. 77 seluas kurang lebih 2.533,79 (dua ribu lima

    ratus tiga puluh tiga tujuh sembilan) hektar di Kecamatan Ulu Talo.

    b. Hutan Produksi Terbatas Bukit Badas reg. 76 seluas 9.044,42 (Sembilan ribu empat

    puluh empat koma empat dua) hektar di Kecamatan Seluma Utara dan Kecamatan

    Lubuk Sandi.

    c. Hutan Produksi Terbatas Bukit Rambang reg. 78 seluas 2.632 (dua ribu enam ratus

    tiga puluh dua) hektar di Kecamatan Semidang Alas.

    2. Kawasan peruntukan pertanian, meliputi:

    a. Kawasan budidaya tanaman pangan, dengan luas kurang lebih 25.086 hektar

    terdapat di Kecamatan Sukaraja, Air Periukan, Lubuk Sandi, Seluma Barat, Seluma

    Timur, Seluma Utara, Seluma, Seluma Selatan, Talo, Talo Kecil, Ulu Talo, Ilir Talo,

    Semidang Alas, Semidang Alas Maras.

    b. Kawasan budidaya holtikultura, dengan luas kurang lebih 34.633 hektar terdapat di

    Kecamatan Sukaraja, Air Periukan, Lubuk Sandi, Seluma Barat, Seluma Utara,

    Seluma, Seluma Selatan, Talo, Talo Kecil, Ilir Talo, Semidang Alas, Semidang Alas

    Maras.

    Kawasan peruntukan pertanian baik pertanian tanaman pangan dan hortikultura

    telah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pembangunan Kabupaten

    Seluma, baik terhadap PDRB, dan penyerapan tenaga kerja. Potensi sumberdaya lahan

    tanaman pangan dan hortikultura meliputi lahan sawah dan lahan bukan sawah yang

    terdiri dari pekarangan, ladang, dan tegalan/kebun. Dari potensi yang ada masih

    menunjukkan bahwa intensitas pertanaman masih rendah, terutama lahan bukan

    sawah.

    3. Kawasan budidaya perkebunan

    Kawasan budidaya perkebunan seluas kurang lebih 118.796 hektar yang terdiri dari

    86.303 (delapan puluh enam ribu tiga ratus tiga) hektar diperuntukkan untuk

    perkebunan besar dan sisanya untuk perkebunan rakyat dan cadangan lahan

    perkebunan. Kawasan budidaya perkebunan meliputi:

    a. Kecamatan Sukaraja dengan luasan sebesar 18.026 Hektar.

    b. Kecamatan Air Periukan dengan luasan sebesar 10.780 Hektar.

  • 15

    c. Kecamatan Lubuk Sandi dengan luasan 13.194 Hektar.

    d. Kecamatan Seluma Barat dengan luasan sebesar 6.805 Hektar.

    e. Kecamatan Seluma Timur dengan luasan sebesar 2.084 Hektar.

    f. Kecamatan Seluma Utara dengan luasan sebesar 17.470 Hektar.

    g. Kecamatan Seluma dengan Kecamatan Seluma Selatan dengan luasan sebesar

    1.522 Hektar.

    h. Kecamatan Talo dengan luasan sebesar 5.975 Hektar.

    i. Kecamatan Talo Kecil dengan luasan sebesar 2.825 Hektar.

    j. Kecamatan Ulu Talo dengan luasan sebesar 4.784 Hektar.

    k. Kecamatan Ilir Talo dengan luasan sebesar 8.712 Hektar.

    l. Kecamatan Semidang Alas dengan luasan sebesar 20.846 Hektar.

    m. Kecamatan Semidang Alas Miras dengan luasan sebesar 5.017 Hektar. luasan

    sebesar 756 Hektar.

    4. Kawasan budidaya peternakan yang terdapat di Kecamatan Sukaraja, Air Periukan,

    Lubuk Sandi, Seluma Barat, Seluma Timur, Seluma Utara, Seluma, Seluma Selatan,

    Talo, Talo Kecil, Ilir Talo, Semidang Alas, Semidang Alas Maras.

    5. Kawasan peruntukan perikanan, terdiri atas:

    a. Kawasan peruntukan perikanan tangkap.

    b. Kawasan peruntukan perikanan budidaya, meliputi:

    - Kawasan perikanan budidaya perairan umum yang meliputi Kecamatan Sukaraja,

    Kecamatan Air Periukan, Kecamatan Seluma Barat, Kecamatan Seluma Selatan,

    Kecamatan Ilir Talo, Kecamatan Talo Kecil dan Kecamatan Semidang Alas

    Maras.

    - Kawasan perikanan budidaya kolam air tenang yang meliputi Kecamatan

    Sukaraja, Kecamatan Air Periukan, Kecamatan Seluma Selatan, Kecamatan Ilir

    Talo, Kecamatan Talo Kecil dan Kecamatan Semidang Alas Maras.

    - Pengembangan prasarana pendidikan perikanan budidaya meliputi Balai Benih

    Ikan (BBI) dan Unit Pembibitan Rakyat (UPR) meliputi Kecamatan Seluma dan

    Kecamatan Seluma Selatan.

    c. Kawasan pengolahan dan pemasaran hasil.

  • 16

    6. Kawasan peruntukan pertambangan

    Kawasan peruntukan pertambangan seluas 44.089 (empat puluh empat ribu delapan

    puluh sembilan) hektar berupa pertambangan mineral dan batubara yang tidak

    termasuk di dalam kawasan cagar alam. Kawasan peruntukan pertambangan berada di

    Kecamatan Sukaraja, Lubuk Sandi, Seluma Utara, Seluma, Selatan, Seluma Timur, Ulu

    Talo, Ilir Talo, Semidang Alas, Semidang Alas Maras. Dalam mengelola usaha

    pertambangan, pemerintah menetapkan Wilayah Pertambangan (WP), yang terdiri dari

    Wilayah Usaha Pertambangan (WUP), Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) dan

    Wilayah Pencadangan Negara (WPN).

    7. Kawasan peruntukan pariwisata, meliputi

    a. Daerah Pengembangan pariwisata I yang meliputi Koridor Kungkai Baru, Muara

    Siabun, Riak Siabun dan Pasar Ngalam;

    b. Daerah Pengembangan Pariwisata II meliputi Koridor Tais, Puguk dan Lubuk

    Resam;

    c. Daerah pengembangan Pariwisata III meliputi Koridor Pasar Seluma;

    d. Daaerah Pengembangan pariwisata IV meliputi Masmambang, Giri Nanto, Penago

    Baru dan pasar Talo;

    e. Daerah pengembangan pariwisata V meliputi koridor Pajar Bulan, Air Melancar,

    Cugung Langu, Ketapang Baru dan Muara Maras;

    8. Kawasan peruntukan permukiman, terdiri atas:

    a. Permukiman perkotaan, yang meliputi Tais, Masmambang, Cahaya Negeri dan

    Rimbo Kedui

    b. Permukiman perdesaan yang meliputi Kembang Mumpo, Pajar bulan, Padang

    Cekur, Sukamerindu, Air Keruh, Pagar Agung, Selebar, Puguk, Dermayu, dan Rena

    Panjang

    Kawasan permukiman merupakan kawasan di luar kawasan lindung yang digunakan

    sebagai lingkungan tempat tinggal yang berada di wilayah perkotaan dan perdesaan

    Kabupaten Seluma, dengan mempertimbangkan kelestarian lingkungan dan diupayakan

    tidak melakukan peralihan fungsi terhadap lahan pertanian teknis. Pengembangan

    potensi kawasan permukiman diarahkan untuk mendukung pengembangan pusat-pusat

    kegiatan dan pusat pelayanan yang tersebar.

  • 17

    9. Kawasan peruntukan industri, meliputi:

    a. Kawasan peruntukan industri kecil and mikro yang meliputi Kecamatan Sukaraja,

    Kecamatan Seluma Selatan, Kecamatan Talo, Kecamatan Ilir Talo, Kecamatan Ulu

    Talo, Kecamatan Talo Kecil dan Kecamatan Semidang Alas.

    b. Kawasan peruntukan industri menengah dan besar yang meliputi Kecamatan

    Sukaraja, Kecamatan Lubuk Sandi, Kecamatan Air Periukan, Kecamatan Seluma

    Selatan, Kecamatan Seluma Utara, Kecamatan Talo Kecil, Kecamatan Ulu Talo,

    Kecamatan Talo, Kecamatan.

    10. Kawasan peruntukan lainnya

    Kawasan peruntukan lainnya yang dimaksudkan yaitu kawasan pertahanan dan

    keamanan diperuntukkan bagi daerah perbatasan Bengkulu Selatan, Bengkulu Tengah,

    Kota Bengkulu, Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten

    Lahat Provinsi Sumatera Selatan serta Daerah Pesisir pantai, yang meliputi Kecamatan

    Sukaraja, Kecamatan Seluma, Kecamatan Seluma Timur, Kecamatan Semidang Alas

    Maras dan Kecamatan Talo. Selain itum kawasan peruntukan lainnya yang akan

    dikembangkan di Kabupaten Seluma adalah kawasan pertahanan dan keamanan yang

    meliputi TNI AD, Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan, dan instansi vertikal lainnya yang

    memiliki peran dalam pertahanan dan keamanan negara di Kabupaten Seluma. Untuk

    pertahanan dan keamanan dalam pelaksanaannya diserahkan kepada instansi vertikal

    masing-masing yang nantinya dirakomodir di dalam penataan ruang daerah,

    pengembangan terhadap kawasan pertahanan dan keamanan berada di lokasi

    Kecamatan Sukaraja, Seluma, Seluma Timur, Semidang Alas Maras, dan Talo.

  • 18

    Gambar 6

    Rencana Pola Ruang Kabupaten Seluma

    Tahun 2012-2032

  • 19

    Gambar 7

    Struktur Ruang Kabupaten Seluma

    Tahun 2012-2032

    Kawasan Strategis Provinsi LAMBAITARITAM

    (Ngalam, P. Baii, Tapak Paderi, Sungai Hitam)

  • 20

    B. Analisis Ketertinggalan Wilayah

    Pada subbab analisis ketertinggalan wilayah, akan dijelaskan faktor – faktor utama

    ketertinggalan, permasalahan dan akar masalah yang menyebabkan ketertinggalan dan

    rendahnya keberhasilan pembangunan di Kabupaten Seluma sebagai dasar untuk

    menyusun Rencana Aksi Daerah PPDT. Selain itu, akan dibahas pula kekurangan dan

    keterbatasan di Kabupaten Seluma sebagai bahan evaluasi program-program percepatan

    pembangunan daerah tertinggal yang telah dijalankan sebelumnya. Dari fakta dan data

    tersebut, akan dapat diidentifikasi kondisi/aspek penting yang memiliki dampak yang besar

    dalam pembangunan daerah tertinggal dan sasaran riil dalam upaya percepatan

    pembangunan daerah tertinggal. Berdasarkan identifikasi Kemendes, PDT dan Transmigrasi

    RI, faktor utama penyebab ketertinggalan di Kabupaten Seluma adalah sebagai berikut:

    Tabel 3

    Faktor Utama Penyebab Ketertinggalan di Kabupaten Seluma

    NO.

    KODE 1705

    KABUPATEN Selum

    a

    A EKONOMI

    1 Persentase penduduk miskin v

    2 Pendapatan/pengeluaran per kapita penduduk v

    B SUMBER DAYA MANUSIA

    3 Angka harapan hidup v

    C KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH

    4 Kemampuan Keuangan Daerah v

    D INFRASTRUKTUR

    5 Jumlah desa dengan jenis permukaan jalan terluas aspal v

    6 Jumlah desa dengan Pasar tanpa bangunan permanen v

    7 Jumlah Dokter per 1000 penduduk v

    8 Jumlah SD/SMP (Pendidikan Dasar) per 1000 penduduk v

    9 Persentase rumahtangga pengguna air bersih v

    10 Persentase Rumah tangga Pengguna Telepon (HP) v

    E KARAKTERISTIK DAERAH

    11 Persentase Desa Gempa Bumi v

    12 Persentase Desa Tanah Longsor v

    13 Persentase Desa Banjir v

    14 Persentase Desa Berlahan kritis v

    Sumber: Kemendes PDT dan Transmigrasi RI, 2017.

  • 21

    B.1. Penyebab Ketertinggalan dari Aspek Ekonomi

    Faktor utama ketertinggalan dari aspek ekonomi di Kabupaten Seluma, diukur dari

    indikator Persentase Penduduk Miskin dan Pendapatan/Pengeluaran per Kapitan

    Penduduk.

    Berdasarkan data SUSENAS BPS pada bulan Juli 2017, tingkat kemiskinan di

    Kabupaten Seluma mencapai 21,68%. Tingkat kemiskinan tersebut jauh berada diatas

    tingkat kemiskinan nasional yang mencapai 10,86% dan Provinsi Bengkulu yang sebesar

    17,32%. Selama kurun waktu 2009-2010, kemiskinan di Kabupaten Seluma hanya mampu

    menurun sebesar 1,39%, dan tidak pernah mencapai angka lebih rendah dari tingkat

    kemiskinan di Provinsi Bengkulu maupun nasional. Secara detil, perkembangan kemiskinan

    di Kabupaten Seluma dapat dilihat pada Gambar berikut.

    Gambar 8

    Grafik Perkembangan Kemiskinan di Kabupaten Seluma Tahun 2009-2016

    Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, Juli 2017.

    Selain itu, berdasarkan data time series perbandingan tingkat kemiskinan se-Provinsi

    Bengkulu, sejak tahun 2009 – 2016 Kabupaten Seluma selalu berada pada posisi ‘merah’

    dengan tingkat kemiskinan yang tinggi dari tingkat kemiskinan provinsi. Pada tahun 2016,

    Kabupaten Seluma menempati posisi ke-tiga kabupaten dengan tingkat kemiskinan tertinggi

    setelah Kabupaten Kaur dan Kabupaten Bengkulu Selatan. Lebih jelasnya dapat dilihat dari

    tabel berikut.

  • 22

    Tabel 4

    Perbandingan Tingkat Kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu

    Sumber: BPS Provinsi Bengkulu, diolah.

    Indikator lainnya yang menjadi faktor utama ketertinggalan di Kabupaten Seluma

    adalah pendapatan/pengeluaran perkapita penduduk. Pengeluaran per kapita penduduk

    digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat yang dilihat dari besaran

    pengeluaran yang dibelanjakan untuk memenuhi standar hidup layak secara rata-rata per

    tahun. Pada tahun 2016, pengeluaran per kapita penduduk di Kabupaten Seluma hanya

    sebesar Rp. 7.335.000/tahun, masih berada dibawah capaian provinsi yang sebesar Rp.

    9.492.000/tahun. Selama kurun waktu 2010-2016, pengeluaran per kapitan penduduk di

    Kabupaten Seluma tidak pernah lebih besar dari provinsi.

    Gambar 9

    Pengeluaran per Kapita Penduduk di Kabupaten Seluma Tahun 2010 - 2016

    Sumber: BPS Provinsi Bengkulu, Juli 2017, diolah.

    Kabupaten/kota Jul 2009 Jul 2010 Sep 2011

    Sep 2012

    Sep 2013

    Sep 2014

    Mar 2015

    Mar 2016

    Bengkulu Selatan 25.08 22.6 22.55 22.97 22.59 21.91 22.76 22.10

    Rejang Lebong 15.79 15.1 16.79 17.30 18.48 17.99 18.03 17.81

    Bengkulu Utara 16.10 14.8 14.40 14.40 14.50 13.95 14.78 13.67

    Kaur 23.49 21.2 22.26 22.65 23.25 21.96 22.87 22.36

    Seluma 23.07 20.8 20.90 21.19 21.84 21.17 22.98 21.68

    Muko-muko 15.39 14.1 13.28 13.21 12.98 12.48 13.45 13.01

    Lebong 13.94 13.0 12.43 12.47 12.89 12.44 12.32 12.26

    Kepahiang 16.60 14.8 15.02 15.34 16.13 15.65 16.83 16.31

    Bengkulu Tengah

    6.4 6.49 6.52 7.24 8.22 8.33 8.71

    Kota Bengkulu 17.57 17.7 22.23 22.10 21.51 20.16 21.14 20.72

    Provinsi Bengkulu 18.14 16.4 17.36 17.51 17.75 17.09 17.88 17.32

  • 23

    Selain itu, kurun waktu 2010-2016 pengeluaran per kapita penduduk di Kabupaten

    Seluma selalu berada pada posisi terendah setelah Kabupaten Kaur (ditandai dengan warna

    merah pada tabel). Hal ini menggambarkan bahwa daya beli penduduk di Kabupaten

    Seluma lebih rendah dari rata-rata provinsi dan kabupaten lainnya, sehingga mengakibatkan

    rendahnya kualitas hidup layak penduduk. Secara rinci, dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 5

    Perbandingan Pengeluaran per Kapita di Provinsi Bengkulu Tahun 2010 - 2016

    Wilayah Pengeluaran Perkapita Disesuaikan (Ribu Rupiah)

    2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

    Provinsi Bengkulu 8,459 8,572 8,682 8,803 8,864 9,123 9,492

    Bengkulu Selatan 8,486 8,526 8,566 8,606 8,777 8,951 9,044

    Rejang Lebong 8,320 8,469 8,631 8,813 8,869 9,050 9,520

    Bengkulu Utara 8,832 8,923 9,025 9,145 9,293 9,444 9,566

    Kaur 6,883 6,947 7,022 7,114 7,232 7,599 7,842

    Seluma 6,726 6,761 6,807 6,870 6,894 7,077 7,335

    Mukomuko 9,165 9,179 9,203 9,243 9,269 9,296 9,482

    Lebong 9,167 9,601 9,914 10,132 10,210 10,363 10,682

    Kepahiang 8,082 8,197 8,307 8,486 8,545 8,605 8,701

    Bengkulu Tengah 7,710 7,749 7,799 7,865 7,885 8,163 8,425

    Kota Bengkulu 11,095 11,299 11,518 11,759 11,873 12,277 12,698

    Sumber: BPS Provinsi Bengkulu, Juli 2017, diolah.

    B.2. Penyebab Ketertinggalan dari Aspek Sumber Daya Manusia

    Faktor utama ketertinggalan dari aspek sumber daya manusia di Kabupaten Seluma,

    diukur dari indikator Angka Harapan Hidup.

    Angka Harapan Hidup saat lahir merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup

    sehat penduduk. Berdasarkan data BPS, Angka harapan Hidup di Kabupaten Seluma pada

    tahun 2016 mencapai 66,77 tahun. Capaian tersebut masih berada dibawah capaian Angka

    harapan Hidup Provinsi Bengkulu yang sebesar 68,56 tahun. Walaupun menunjukkan ren

    peningkatan, namun selama kurun waktu tahun 2010-2016, Angka Harapan Hidup di

    Kabupaten Seluma hanya mampu naik sebesar 0,46 tahun, dan tidak pernah mencapai

    angka lebih tinggi Angka Harapan Hidup di Provinsi Bengkulu. Secara detail, perkembangan

    Angka harapan Hidup di Kabupaten Seluma dapat dilihat pada Gambar berikut.

  • 24

    Gambar 10

    Perkembangan Angka harapan Hidup di Kabupaten Seluma Tahun 2010 - 2016

    Sumber: BPS Provinsi Bengkulu, Juli 2017, diolah.

    Adapun perbandingan Angka Harapan Hidup kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu

    dapat dilihat pada tabel berikut. Jika kita cermati tabel berikut, terlihat bahwa posisi Angka

    harapan Hidup di Kabupaten Seluma berada pada posisi keempat terendah dan lebih baik

    dari kabupaten Lebong, Kabupaten Kaur dan Kabupaten Mukomuko yang menempati posisi

    masing-masing pertama, kedua dan ketiga dengan Angka harapan Hidup terendah di

    Provinsi Bengkulu

    Tabel 6

    Perbandingan Angka Harapan Hidup di Provinsi Bengkulu Tahun 2010 – 2016

    Kabupaten/Kota Angka Harapan Hidup

    2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

    Provinsi Bengkulu 67.82 67.98 68.16 68.33 68.37 68.5 68.56

    Bengkulu Selatan 66.95 67 67.03 67.05 67.06 67.16 67.2

    Rejang Lebong 67.2 67.28 67.34 67.39 67.42 67.52 67.58

    Bengkulu Utara 67.28 67.32 67.35 67.37 67.38 67.38 67.4

    Kaur 65.36 65.41 65.43 65.45 65.46 65.76 65.84

    Seluma 66.31 66.35 66.38 66.39 66.4 66.7 66.77

    Mukomuko 65.57 65.66 65.74 65.8 65.83 65.83 65.88

    Lebong 61.95 62 62.01 62.01 62.01 62.31 62.39

    Kepahiang 66.51 66.55 66.6 66.63 66.65 66.95 67.03

    Bengkulu Tengah 67.57 67.6 67.61 67.61 67.61 67.62 67.63

    Kota Bengkulu 69.31 69.36 69.4 69.44 69.46 69.46 69.49

    Sumber: BPS Provinsi Bengkulu, Juli 2017, diolah.

  • 25

    B.3. Penyebab Ketertinggalan dari Aspek Kemampuan Keuangan Daerah

    Kriteria penting yang lain untuk mengetahui secara nyata kemampuan daerah dalam

    mengatur dan mengurus rumah tangganya adalah kemampuan daerah dalam bidang

    keuangan. Dengan perkataan lain, faktor keuangan merupakan faktor yang penting dalam

    mengatur tingkat kemampuan daerah dalam melaksanakan otonomi daerah. Sehubungan

    dengan pentingnya posisi keuangan tersebut, keuangan daerah sebagai salah satu indikator

    untuk mengetahui kemampuan daerah dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya

    sendiri.

    Berdasarkan data yang diperoleh dari Dirjen Keuangan Daerah Kemendagri RI, pada

    APBD Tahun Anggaran 2017, total pendapatan Kabupaten Seluma adalah sebesar Rp.

    591,87 Miliar yang terdiri dari PAD sebesar Rp. 32,11 Miliar, BHP/BP sebesar 26,36 miliar,

    DAU sebesar Rp. 503,99 miliar, BHP dari Provinsi sebesar Rp. 29,42 M. Sedangkan untuk

    belanja pegawai adalah sebesar Rp. 337,43 miliar, sehingga dapat dihitung Kemampuan

    Keuangan Daerah untuk membiayai pembangunan pada tahun 2017 adalah sebesar Rp.

    214,44 miliar dan dikategorikan SEDANG. Selama kurun waktu 2014-2017, KKD Kabupaten

    seluma belum pernah mencapai kategori TINGGI. Hal ini menggambarkan jika kapasitas

    fiskal keuangan daerah pada APBD Kabupaten Seluma masih sangat terbatas dalam

    membiayai pembangunan. Secara rinci, Kemampuan Keuangan Daerah di Kabupaten

    Seluma kurun waktu 2014-2017 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

    Tabel 7

    Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Seluma Tahun 2014-2017 (dalam miliar)

    Sumber: Dirjen Keuangan Daerah Kemendagri RI, Mei 2017, diolah.

    Kemampuan Keuangan Daerah juga dapat diukur dengan Derajat Otonomi Fiskal.

    Derajat Otonomi Fiskal adalah besar kecilnya kemampuan keuangan suatu daerah dalam

    memberikan suatu kontribusi terhadap realisasi penerimaan daerah, dinyatakan dalam

    persen. Semakin tinggi Derajat Otonomi Fiskal, maka semakin tinggi pula kemandirian suatu

    Uraian 2014 2015 2016 2017

    a PAD 15.62 21.79 23.93 32.11

    b Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 24.5 18.01 18.01 26.36

    c DAU 444.7 460.58 503.99 503.99

    d Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 20.1 27.42 29.42 29.42

    e Total Pendapatan Umum (a+b+c+d) 504.92 527.8 575.35 591.88

    f Belanja Pegawai 303.42 355.22 380.45 377.43

    g KKD (e-f) 201.5 172.58 194.9 214.45

    KATEGORI SEDANG RENDAH RENDAH SEDANG

  • 26

    daerah dalam memperoleh pendapatan asli daerahnya. Berdasarkan data yang diperoleh,

    pada APBD 2017 Derajat Otonomi Fiskal Kabupaten Seluma masih rendah yang sebesar

    3,59%. Derajat Otonomi Fiskal Kabupaten Seluma kurun waktu APBD TA. 2014 – 2017

    adalah sebagai berikut.

    Tabel 8

    Derajat Otonomi Daerah Kabupaten Seluma Tahun 2014-2017 (dalam miliar)

    Uraian 2014 2015 2016 2017

    a PAD 15.62 21.79 23.93 32.11

    b Total Pendapatan 616.19 695.18 940.82 893.7

    c Derajat Otonomi Fiskal 2.53% 3.13% 2.54% 3.59%

    Sumber: Dirjen Keuangan Daerah Kemendagri RI, Mei 2017, diolah.

    B.4. Penyebab Ketertinggalan dari Infrastruktur

    Faktor utama ketertinggalan dari aspek infrastruktur di Kabupaten Seluma, diukur dari

    indikator jumlah desa dengan jenis permukaan jalan terluas aspal, jumlah desa dengan

    pasar tanpa bangunan permanen, jumlah Dokter per 1000 penduduk, jumlah SD/SMP

    (Pendidikan Dasar) per 1000 penduduk, persentase rumah tangga pengguna air bersih dan

    persentase Rumah tangga Pengguna Telepon (HP).

    Indikator pertama terkait aspek infrastruktur yang menjadi penyebab ketertinggalan di

    Kabupaten Seluma adalah jenis permukaan jalan terluas aspal/beton. Transportasi yang ada

    di Kabupaten Seluma sebagian besar hanya berupa transportasi jalan raya. Jalan di

    Kabupaten Seluma terbagi berdasarkan status pertanggung jawaban jalan, yaitu jalan

    nasional (105,9 Km), jalan provinsi (169,5 Km), jalan kabupaten (530,8 Km), dan jalan

    lingkungan kabupaten (537,7 Km). Total panjang ruas jalan di Kabupaten Seluma mencapai

    1.343 Km.

    Tabel 9

    Panjang Ruas Jalan di Kab. Seluma Menurut Status Jalan

    Status Jalan Panjang Jalan (Km)

    Jalan Nasional 102,96

    Jalan Provinsi 174,52

    Jalan Kabupaten 668,62

    Jalan Lingkungan 913,17

    Jumlah 1.859,27

    Sumber: Dinas PUPR Kabupaten Seluma, diolah.

  • 27

    Sedangkan rincian ruas jalan di Kabupaten Seluma per kecamatan dapat dilihat pada

    tabel berikut.

    Tabel 10

    Ruas Jalan per Kecamatan di Kabupaten Seluma

    No Kecamatan Jalan Nasional

    (Km)

    Jalan Provinsi

    (Km)

    Jalan Kabupaten

    (Km)

    Jalan Lingkungan

    (Km)

    1 Sukaraja 18.4 18.2 57.5 100.8

    2 Air Periukan 8.5 29.4 36.2 67.3

    3 Lubuk Sandi 6.2 13.4 62.5 9.5

    4 Seluma Barat 9.2 8.4 24.6 38.7

    5 Seluma Timur 11.4 - 59.4 34.8

    6 Seluma 6.5 3.6 25.4 23.9

    7 Seluma Utara - - 80.1 32.5

    8 Seluma Selatan - 13.8 28.3 33.6

    9 Talo 13.6 7.6 25.7 8.2

    10 Talo Kecil 9.8 16.6 20.6 31.6

    11 Ulu Talo - - 29.8 38.8

    12 Ilir Talo - 28.8 25.7 40.9

    13 Semidang Alas - 15.1 36.6 52.1

    14 Semidang Alas Maras

    22.3 14.6 18.5 25

    Sumber: Dinas PUTR Kabupaten Seluma, diolah.

    Berdasarkan data dari Dinas PUTR Provinsi Bengkulu, dari total 174,52 km panjang

    jalan provinsi yang ada di Kabupaten Seluma, sepanjang 58,31 km dalam kondisi rusak

    berat, 38 km dalam kondisi belum tembus dan hanya sepanjang 24,20 km dalam kondisi

    baik. Secara rinci, kondisi jalan provinsi di Kabupaten Seluma dapat dilihat pada Gambar

    berikut.

    Gambar 11

    Kondisi Jalan Provinsi di Kabupaten Seluma (dalam Km)

    Sumber: Dinas PUTR Provinsi Bengkulu.

    24,2 23,830,21

    58,3

    38

    Baik Sedang Rusak Rusak Beras Belum Tembus

  • 28

    Berdasarkan data Statistik Potensi Desa Provinsi Bengkulu Tahun 2014, jumlah desa

    dengan kondisi jalan aspal di Provinsi Bengkulu adalah sebanyak 1.075 desa dan sebanyak

    107 diantaranya terdapat di Kabupaten Seluma. Sehingga dari jumlah total 202 desa,

    sebanyak 53% diantaranya sudah dalam kondisi diaspal. Selain itu masih terdapat 82 desa

    di Kabupaten Seluma dengan kondisi jalan diperkeras dari total 382 desa se-Provinsi

    Bengkulu. Secara lengkap, kondisi jalan desa di Provinsi Bengkulu dapat dilihat pada

    gambar berikut.

    Gambar 12

    Jumlah Desa dengan Kondisi Jalan di Provinsi Bengkulu

    Sumber: BPS Statistik Potensi Desa Provinsi Bengkulu Tahun 2014.

    Indikator kedua terkait aspek infrastruktur yang menjadi penyebab ketertinggalan di

    Kabupaten Seluma adalah jumlah desa dengan pasar tanpa bangunan permanen. Kondisi

    infrastruktur pasar merupakan indikator penting dalam mengukur kemantapan infrastruktur

    dalam meningkatkan kondisi perekonomian di satu desa. Jika pada desa tersebut tidak

    memiliki pasar yang representatif, maka perputaran ekonomi di desa tersebut juga dapat

    dikatakan lemah. Pada kondisi tersebut, masyarakat akan sulit untuk menjual komoditas

    desa sehingga mengharuskan menjualnya di tempat lain yang membutuhkan tambahan

    ongkos perjalanan. Hal ini akan berdampak pada penurunan nilai jual suatu komoditas,

    maupun akan mengakibatkan tingginya harga suatu komoditas. Selain itu, pada kondisi

    tersebut juga mengakibatkan penduduk desa akan sulit membeli barang kebutuhan

    pokoknya. Pasar Tanpa Bangunan adalah pasar yang tidak berada dalam bangunan,

    136 143

    136 144

    107

    69

    93

    109

    71

    67

    22

    11

    68

    39

    82

    73

    11

    7

    69

    01 2

    15

    14

    12

    10

    7

    1 3 0Aspal/Beton Diperkeras Tanah

  • 29

    termasuk pasar terapung. Gambar berikut akan menggambarkan kondisi desa berdasarkan

    kelompok pasar yang bersumber dari Statistik Potensi Desa Provinsi Bengkulu Tahun 2014.

    Gambar 13

    Jumlah Desa berdasarkan Kondisi Pasar di Provinsi Bengkulu

    Sumber: BPS Statistik Potensi Desa Provinsi Bengkulu Tahun 2014.

    Berdasarkan data pada Gambar 15 di atas, pada tingkat Provinsi Bengkulu terdapat

    sebanyak 122 desa memilki kelompok pertokoan, 199 desa memiliki pasar dengan

    bangunan permanen, 144 desa dengan pasar tanpa bangunan 1.130 desa yang tidak ada

    kelompok pertokoan dan pasar. Selanjutnya pada tingkat Kabupaten Seluma, masih

    terdapat 11 desa yang memiliki pasar tanpa bangunan dan 152 desa yang tidak memiliki

    pasar. Baru terdapat 11 desa yang memiliki pasar dengan bangunan permanen dan 11 desa

    yang memiliki kelompok pertokoan.

    Jika kita lihat pada gambar tersebut, pada dasarnya jumlah desa dengan pasar tanpa

    bangunan di Kabupaten Seluma masih dikatakan relatif sedikit jika di bandingkan dengan

    mayoritas kabupaten lain. Hanya Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Mukomuko dan

    Kota Bengkulu yang memiliki desa dengan pasar tanpa bangunan yang jumlahnya lebih

    sedikit dari kondisi di Kabupaten Seluma. Secara persentase, sebanyak 5% dari 202 desa di

    Kabupaten Seluma yang memiliki pasar tanpa bangunan permanen dan 75% yang belum

    memiliki pasar.

    Indikator ketiga terkait aspek infrastruktur yang menjadi penyebab ketertinggalan di

    Kabupaten Seluma adalah rasio dokter per 1000 penduduk. Berdasarkan data BPS

    6

    14 2

    1

    2

    11 12

    3 6 6

    41

    17 20 2

    6

    26 3

    3

    27

    13

    10

    21

    69

    27

    21

    13

    11

    2

    13 1

    9 22

    7

    131

    102

    173

    160

    152

    118

    88

    86

    97

    23

    BengkuluSelatan

    RejangLebong

    BengkuluUtara

    Kaur Seluma Mukomuko Lebong Kepahiang BengkuluTengah

    KotaBengkulu

    Kelompok Pertokoan Pasar dengan Bangunan

    Pasar tanpa bangunan tidak ada kelompok pasar dan pertokoan

  • 30

    Kabupaten Seluma yang bersumber dari Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma, jumlah

    dokter yang terdiri dari dokter spesialis, dokter umum dan dokter gigi selalu mengalami

    perubahan. Pada tahun 2012 terdapat 35 dokter di Kabupaten Seluma yang terdiri dari 1

    dokter spesialis, 33 dokter umum dan 1 dokter gigi. Tapi pada tahun 2016, jumlah tersebut

    menurun menjadi 29 dokter yang terdiri dari 18 dokter umum, 11 dokter gigi dan tanpa

    dokter spesialis. Secara detail, jumlah dokter per 1000 penduduk dapat dilihat pada tabel

    dibawah ini:

    Tabel 11

    Rasio Dokter per 1000 Penduduk di Kabupaten Seluma Tahun 2012 – 2016

    Tenaga Dokter 2012 2013 2014 2015 2016

    a Dokter Spesialis 1 1 - - -

    b Dokter Umum 33 11 19 33 18

    c Dokter Gigi 1 2 1 2 11

    d Jumlah Dokter 35 14 20 35 29

    e Jumlah penduduk 178,888 181,242 183,420 185,587 187,807

    f Rasio dokter per 1000 penduduk (d/e x 1000)

    0.196 0.077 0.109 0.189 0.154

    Sumber: BPS Kabupaten Seluma, 2017, diolah.

    Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 14 di atas, dapat kita lihat jika rasio

    dokter per 1000 penduduk di Kabupaten Seluma selama kurun waktu 2012 – 2016 masih

    sangat rendah, dimana pada tahun 2016 hanya sebesar 0,156 dokter per 1000 penduduk.

    Dokter spesialis di Kabupaten Seluma pada tahun 2012 dan 2013 berjumlah 1 orang,

    namun pada tahun 2014 – 2016 sudah tidak tersedia lagi dokter spesialis di Kabupaten

    Seluma. Dengan rasio dokter per 1000 penduduk pada tahun 2016 sebesar 0,156, maka

    berarti tidak sampai 1 dokter di Kabupaten Seluma yang melayani 1000 penduduk.

    Indikator keempat terkait aspek infrastruktur yang menjadi penyebab ketertinggalan di

    Kabupaten Seluma adalah jumlah SD/SMP (Pendidikan Dasar) per 1000 penduduk.

    Berdasarkan data BPS Kabupaten Seluma yang bersumber dari Dinas Pendidikan

    Kabupaten Seluma, pada tahun 2016 terdapat fasilitas 135-unit TK, 202-unit SD/MI, 56 unit

    SMP/Mts dan 21 unit SMA/SMK/MA. Jika dihitung dengan jumlah penduduk, maka pada

    tahun 2016 rasio fasilitas pendidikan dasar SD dan SMP per 1000 penduduk di Kabupaten

    Seluma adalah sebesar 1,37. Hal ini mengartikan bahwa terdapat 1-unit fasilitas pendidikan

    dasar untuk melayani 1000 penduduk di Kabupaten Seluma. Secara lengkap, fasilitas

    pendidikan di Kabupaten Seluma pada tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut.

  • 31

    Tabel 12

    Rasio Fasilitas Pendidikan Dasar per 1000 Penduduk di Kabupaten Seluma

    Jenjang Pendidikan

    Jumlah Unit

    Jumlah Penduduk Tahun 2016

    Rasio Fasilitas Dikdas per 1000 penduduk

    TK 135

    187,807 1.37

    SD/MI 202

    SMP/MTs 56

    SMA/SMK/MA 21

    Sumber: BPS Kabupaten Seluma, 2017, diolah.

    Data jumlah fasilitas pendidikan dasar dan rasio-nya terhadap 1000 penduduk per

    kecamatan di Kabupaten Seluma dapat dilihat pada tabel 16 dibawah ini.

    Tabel 13

    Rasio Fasilitas Pendidikan Dasar per 1000 Penduduk per Kecamatan

    di Kabupaten Seluma Tahun 2016

    No. Kecamatan Fasilitas SD/MI

    Fasilitas SMP/MTs

    Jumlah Fasilitas Dikdas

    Jumlah Penduduk

    Rasio Fasilitas

    Dikdas per 1000

    Penduduk

    SD MI SMP MTs

    1 Semindang Alas Maras 21 - 3 - 24 23,124 1.04

    2 Semindang Alas 20 - 6 - 26 14,448 1.80

    3 Talo 13 7 3 1 24 11,194 2.14

    4 Ilir Talo 11 1 3 1 16 13,328 1.20

    5 Talo Kecil 10 - 2 - 12 10,417 1.15

    6 Ulu Talo 10 1 4 1 16 5,121 3.12

    7 Seluma 8 - 2 2 12 9,770 1.23

    8 Seluma Selatan 9 - 2 - 11 11,264 0.98

    9 Seluma Barat 9 1 2 - 12 8,160 1.47

    10 Seluma Timur 9 1 3 - 13 9,312 1.40

    11 Seluma Utara 10 4 2 - 16 8,245 1.94

    12 Sukaraja 26 - 8 3 37 33,658 1.10

    13 Air Periukan 14 1 4 - 19 19,082 1.00

    14 Lubuk Sandi 12 4 3 1 20 10,684 1.87

    KABUPATEN SELUMA 182 20 47 9 258 187,807 1.37 JUMLAH 202 56 258 187,807

    Sumber: BPS Kabupaten Seluma, 2017, diolah.

  • 32

    Jika kita melihat data yang disajikan pada tabel di atas, dapat kita ketahui jika rasio

    fasilitas pendidikan dasar per 1000 penduduk terendah di Kabupaten Seluma terdapat di

    Kecamatan Seluma Selatan yang sebesar 0,98 dengan jumlah fasilitas dikdas sebanyak 11-

    unit untuk 11.264 jiwa penduduk. Sedangkan yang tertinggi adalah di Kecamatan Ulu Talo

    yang mencapai 3,12 dengan jumlah fasilitas dikdas sebanyak 16-unit untuk melayani 5.121

    jiwa penduduk.

    Sebaran fasilitas pendidikan di Kabupaten Seluma dapat dilihat pada Gambar 14

    dibawah ini.

  • 33

    Gambar 14

    Peta Sebaran Fasilitas Pendidikan

    di Kabupaten Seluma

  • 34

    Indikator kelima terkait aspek infrastruktur yang menjadi penyebab ketertinggalan di

    Kabupaten Seluma adalah persentase Rumah Tangga yang menggunakan telepon.

    Berdasarkan data dari Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Seluma Tahun 2015,

    persentase rumah tangga di Kabupaten Seluma yang anggota rumah tangga-nya

    mempunyai HP adalah sebesar 45,31%.

    Indikator keenam terkait aspek infrastruktur yang menjadi penyebab ketertinggalan di

    Kabupaten Seluma adalah persentase rumah tangga pengguna air bersih. Rumah tangga

    pengguna air bersih adalah persentase rumah tangga yang menggunakan air kemasan, air

    isi ulang dan sumur bor/pompa, sumur terlindung dengan jarak ke tempat pembuangan tinja

    lebih dari 10 M. Berdasarkan data Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Bengkulu Tahun

    2016, persentase rumah tangga pengguna air bersih di Kabupaten Seluma adalah sebesar

    19,45%. Persentase tersebut adalah persentase terendah di Provinsi Bengkulu. Pada

    tingkat provinsi, capaian rumah tangga pengguna air bersih adalah sebesar 41,53%. Secara

    rinci dapat dilihat pada gambar berikut.

    Gambar 15

    Rumah Tangga Pengguna Air Bersih di Provinsi Bengkulu Tahun 2016

    Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Bengkulu Tahun 2016.

    B.5. Penyebab Ketertinggalan dari Aspek Karakteristik Daerah

    Faktor utama ketertinggalan di Kabupaten Seluma dari aspek karakteristik daerah

    diukur dari indikator persentase desa gempa bumi, desa tanah longsor, desa banjir dan

    desa berlahan kritis.

    31

    ,42

    35

    ,17

    28

    ,58

    32

    ,91

    19

    ,45

    43

    ,48

    61

    ,82

    43

    ,39

    34

    ,96

    70

    ,28

    41

    ,53

  • 35

    Pada Kabupaten Seluma terdapat beberapa kawasan rawan bencana. Laten gempa di

    wilayah Kabupaten Seluma berasal dari gempa tektonik dan gempa vulkanik dengan potensi

    pusat gempa (episentrum) berada di luar Kabupaten Seluma. Laten pusat gempa tektonik

    terletak di Samudera Indonesia, yang membentuk jalur gempa tektonik karena pertemuan 2

    lempeng benua, yaitu Lempengan Indo-Australia dan Lempengan Eurasia. Gempa tektonik

    yang terjadi akan berdampak di daratan dan di dasar laut. Dampak di daratan adalah berupa

    guncangan gempa yang dapat merusak infrastruktur, permukiman, dan bentangan lahan

    lainnya. Sementara dampaknya di lautan akan berpeluang menimbulkan gelombang pasang

    dan tsunami, yang selanjutnya berdampak ke pesisir daratan, seperti yang telah di alami di

    beberapa bagian di Pulau Sumatera.

    Berdasarkan data Statistik Potensi Desa Provinsi Bengkulu Tahun 2014, terdapat 18

    desa di Kabupaten Seluma yang mengalami bencana tanah longsor, 9 desa yang

    mengalami bencana gempa bumi dan 49 desa yang mengalami banjir serta 2 desa yang

    mengalami banjir bandang. Secara lengkap, banyak desa di Provinsi Bengkulu menurut

    jenis bencana dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 14

    Jumlah Desa menurut jenis bencana di Provinsi Bengkulu

    Kabupaten

    Jenis Bencana

    Tanah Longsor

    Banjir Banjir

    Bandang Gempa Bumi

    Bengkulu Selatan 17 12 8 -

    Rejang Lebong 17 7 1 -

    Bengkulu Utara 16 16 4 -

    Kaur 18 28 13 6

    Seluma 18 49 2 9

    Mukomuko 10 17 - 36

    Lebong 12 28 8 1

    Kepahiang 16 8 4 -

    Bengkulu Tengah 26 27 6 3

    Kota Bengkulu 1 21 - 1

    Sumber: Statistik Potensi Desa Provinsi Bengkulu Tahun 2014.

    Berdasarkan data pada tabel tersebut, dengan jumlah desa sebanyak 202 desa maka

    diperoleh data seperti yang dijelaskan pada gambar berikut.

  • 36

    Gambar 16

    Persentase Desa menurut Jenis Bencana di Kabupaten Seluma

    Sumber: Statistik Potensi Desa Provinsi Bengkulu Tahun 2014, diolah.

    Jika kita cermati data pada gambar di atas, dapat diketahui jika bencana yang paling

    banyak terjadi di desa-desa di Kabupaten Seluma adalah bencana banjir yaitu sebesar

    25,26%. Gempa bumi adalah bencana yang paling sedikit dialami desa-desa di Kabupaten

    Seluma yaitu hanya sebesar 4,46%. Sebagai tambahan data, sebaran potensi rawan banjir

    di Kabupaten Seluma dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 15

    Sebaran Potensi Rawan Banjir di Kabupaten Seluma

    Sumber : Bappeda Kabupaten Seluma, 2016.

    Peta rawan bencana di Kabupaten Seluma dapat dilihat pada Gambar 19. Peta

    bahaya bencana banjir, gempa bumi dan longsor di Kabupaten Seluma dapat dilihat pada

    Gambar 17, 18, 19 dan 20.

    No Kecamatan Luas (ha) Rawan banjir

    1 Seluma 96,89 Potensi genangan

    2 Seluma Utara 27,65 Potensi genangan

    3 Seluma Timur 53,01 Potensi genangan

    4 Seluma Selatan 777,65 Potensi genangan

    5 Talo 3,65 Potensi genangan

    6 Semidang Alas Maras 1569,62 Potensi genangan

    7 Sukaraja 32,62 Potensi genangan

    8 Air Periukan 463,99 Potensi genangan

    9 Semidang Alas 2671,16 Potensi genangan

    10 Ulu Talo 2995,61 Potensi genangan

    11 Ilir Talo 2304,11 Potensi genangan

    8.91

    25.26

    4.46

    Tanah Longsor Banjir Gempa Bumi

  • 37

    Gambar 17

    Peta Rawan Bencana di Kabupaten Seluma

  • 38

    Gambar 18

    Peta Bahaya Banjir Kabupaten Seluma

  • 39

    Gambar 19

    Peta Bahaya Gempa Bumi Kabupaten Seluma

  • 40

    Gambar 20

    Peta Bahaya Tanah Longsor Kabupaten Seluma

  • 41

    C. Prioritas Intervensi Variabel Ketertinggalan di Kabupaten Seluma

    Berdasarkan analisis terhadap data yang dilakukan pada pembahasan sebelumnya,

    maka indicator variabel yang perlu di intervensi yang memiliki daya ungkit yang tinggi dalam

    pengentasan ketertinggalan di Kabupaten Seluma adalah sebagai berikut:

    Tabel 16

    Prioritas Intervensi Variabel Ketertinggalan di Kabupaten Seluma

    NO. KODE Data Tahun 1705

    KABUPATEN Seluma

    A EKONOMI

    1 Persentase penduduk miskin 2016 21,68%

    2 Pendapatan/pengeluaran per kapita penduduk 2016 Rp. 7.335.000

    B SUMBER DAYA MANUSIA

    3 Angka harapan hidup 2016 66,77 tahun

    C INFRASTRUKTUR

    4 Jumlah desa dengan jenis permukaan jalan terluas aspal 2014 107 desa

    5 Jumlah desa dengan Pasar tanpa bangunan permanen 2014 11 desa

    6 Jumlah Dokter per 1000 penduduk 2016 0,154

    7 Jumlah SD/SMP (Pendidikan Dasar) per 1000 penduduk 2016 1,37

    8 Persentase rumahtangga pengguna air bersih 2016 19,45%

    9 Persentase Rumah tangga Pengguna Telepon (HP) 2015 45,31%

    D KARAKTERISTIK DAERAH

    10 Persentase Desa Gempa Bumi 2014 4,46%

    11 Persentase Desa Tanah Longsor 2014 8,91%

    12 Persentase Desa Banjir 2014 25,26%

    13 Persentase Desa Berlahan kritis 2014 -

    Sumber: Olahan data sekunder.

    D. Isu Strategis, Sasaran Dan Prioritas Penanganan Daerah Tertinggal Kabupaten

    Seluma

    Berdasarkan analisis terhadap Prioritas Intervensi Variabel Ketertinggalan di

    Kabupaten Seluma, maka dapat dirumuskan isu strategis, sasaran dan prioritas penanganan

    daerah tertinggal Kabupaten Seluma adalah sebagai berikut:

  • 1 1 Angka Kemiskinan di Kabupaten Seluma

    masih tinggi

    1 Menurunkan tingkat kemiskinan menjadi

    19,75% – 18, 73%

    1 Peningkatan akses keluarga miskin dalam pemenuhan

    kebutuhan dasar

    2 Peningkatan kemampuan usaha bagi keluarga miskin

    2 Pengeluaran per kapita penduduk di

    Kabupaten Seluma masih terendah se-

    Provinsi Bengkulu

    1 Meningkatkan pengeluaran per kapita

    penduduk menjadi Rp. 7.537.000/tahun

    1 Pembukaan lapangan pekerjaan berbasiskan potensi lokal

    daerah

    2 Peningkatan produktivitas potensi perikanan tangkap dan

    budidaya

    3 Peningkatan pembangunan industri maritim dan

    agroindustri

    4 Peningkatan produksi dan produktivitas perkebunan

    5 Peningkatan produksi dan produktivitas peternakan

    6 Peningkatan produktivitas pertanian

    7 Peningkatan Pemberdayaan masyarakat desa dalam

    rangka pemerataan pembangunan

    2 Masih rendahnya kualitas SDM di

    Kabupaten Seluma

    1 IPM di Kabupaten Seluma terendah se-

    Provinsi Bengkulu

    1 Meningkatkan IPM Kabupaten Seluma 1 Meningkatnya akses dan pemerataan layanan pendidikan

    2 Peningkatan puskesmas menjadi puskesmas rawat inap

    3 Pemerataan jumlah bidan terutama di desa terpencil

    5 Pembangunan Pustu di desa-desa yang belum memiliki

    Pustu

    7 Peningkatan layanan kesehatan bagi ibu hamil, bayi dan

    balita

    8 Peningkatan puskesmas menjadi puskesmas rawat inap

    Masih rendahnya tingkat

    kesejahteraan dan perekonomian di

    Kabupaten Seluma

    Tabel 17

    ISU STRATEGIS, SASARAN DAN PRIORITAS PENANGANAN DAERAH TERTINGGAL KABUPATEN SELUMA

    Permasalahan Sasaran Prioritas PenangananIsu Strategis

    42

  • Tabel 17

    ISU STRATEGIS, SASARAN DAN PRIORITAS PENANGANAN DAERAH TERTINGGAL KABUPATEN SELUMA

    Permasalahan Sasaran Prioritas PenangananIsu Strategis

    9 Pemerataan jumlah bidan terutama di desa terpencil

    10 Peningkatan status akreditasi puskesmas

    11 Peningkatan penyuluhan pola hidup bersih dan sehat

    3 1 Kualitas jalan di Kabupaten Seluma masih

    buruk

    1 Meningkatkan kualitas infrasturktur jalan 1 Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan jalan

    dan jembatan

    2 1 Meningkatkan jangkauan internet di

    Kabupaten Seluma

    1 Pengembangan infrastruktur TI ke desa-desa

    2 Optimalisasi Akses Internet terpusat di desa-desa

    3 Masih rendahnya kualitas air bersih dan

    sanitasi

    1 1 Penyediaan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga.

    2 Pembangunan sarana dan prasarana sanitasi rumah

    tangga

    3 Pembangunan sarana dan prasarana persampahan

    4 Pemicuan STBM

    4 Masih rendahnya elektrifikasi di Kabupaten

    Seluma

    1 Meningkatkan pelayanan sarana dan

    prasarana kelistrikan

    1 Peningkatan kualitas Jasa Pelayanan Sarana dan

    Prasarana Ketenagalistrikan melalui program listrik untuk

    perdesaan, terutama pada daerah-daerah yang jauh dari

    grid PLN

    5 Masih rendahnya kualitas infrastruktur

    pertanian

    1 1 Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi

    2 Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan Usaha Tani

    3 Pembangunan, Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan

    Sentra Produksi

    Masih rendahnya kualitas infrastruktur

    di Kabupaten Seluma

    Belum memadainya jangkauan Teknologi

    Informasi di Kabupaten Seluma

    Meningkatkan cakupan air bersih dan air

    limbah serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

    Meningkatkan pembangunan, pengembangan

    dan pemeliharaan infrastruktur irigasi dan jalan

    sentra produksi/Jalan usaha tani

    43

  • Tabel 17

    ISU STRATEGIS, SASARAN DAN PRIORITAS PENANGANAN DAERAH TERTINGGAL KABUPATEN SELUMA

    Permasalahan Sasaran Prioritas PenangananIsu Strategis

    4 Kabupaten Seluma berada pada

    daerah rawan bencana

    1 Masih tingginya kejadian bencana longsor,

    banjir dan gempa bumi

    1 Meningkatkan penyelenggaraan

    penanggulangan bencana

    1 Peningkatan kesiapsiagaan, pengendalian dan

    Pemulihan akibat bencana

    2 Peningkatan peran serta dunia Usaha dan Masyarakat

    dalam Pra, saat dan Pasca Bencana

    3 Peningkatan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana

    di kecamatan dan desa rawan bencana

    44

  • 44

    BAB III

    PENETAPAN RAD-PPDT PROVINSI 2018

    A. Arah Kebijakan dan Sasaran Umum

    Ketertinggalan suatu daerah merupakan cerminan terjadinya kesenjangan antar

    daerah dalam pemanfaatan hasil-hasil pembangunan sebagai dampak dari kebijakan

    pembangunan masa lalu yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi tinggi. Daerah-

    daerah tertinggal di Kabupaten Seluma pada umumnya terletak di daerah pedalaman,

    pinggiran hutan, tepian gunung di daerah perbatasan, daerah rawan bencana, dan daerah

    pesisir yang terpencil. Tidak tersentuhnya pembangunan di daerah tersebut menyebabkan

    rendahnya kualitas kehidupan masyarakat dan lambannya pertumbuhan kegiatan

    perekonomian di daerah tertinggal.

    Rendahnya kualitas SDM serta lemahnya kapasitas masyarakat serta kelembagaan

    sosial ekonomi dalam pengelolaan usaha ekonomi, termasuk rendahnya akses petani

    nelayan, transmigran, dan pengusaha kecil kepada informasi dan modal, juga merupakan

    masalah bagi lambatnya perkembangan ekonomi di daerah tertinggal.

    Arah kebijakan dan sasaran merupakan komponen yang diperlukan dalam mencapai

    tujuan, bagaimana menyelesaikan berbagai issue ketertinggalan di Kabupaten Seluma,

    sehingga dapat ditentukan berbagai intervensi program prioritas pada tahun 2018.

    Berdasarkan identifikasi Kemendes, PDT dan Transmigrasi RI, faktor utama penyebab

    ketertinggalan di Kabupaten Seluma adalah sebagai berikut:

    Tabel 18 Faktor Utama Penyebab Ketertinggalan di Kabupaten Seluma

    NO.

    KODE 1705

    KABUPATEN Seluma

    A EKONOMI

    1 Persentase penduduk miskin V

    2 Pendapatan/pengeluaran per kapita penduduk V

    B SUMBER DAYA MANUSIA

    3 Angka harapan hidup V

    D INFRASTRUKTUR

    4 Jumlah desa dengan jenis permukaan jalan terluas aspal V

  • 45

    NO.

    KODE 1705

    KABUPATEN Seluma

    5 Jumlah desa dengan Pasar tanpa bangunan permanen V

    6 Jumlah Dokter per 1000 penduduk V

    7 Jumlah SD/SMP (Pendidikan Dasar) per 1000 penduduk V

    8 Persentase rumahtangga pengguna air bersih V

    9 Persentase Rumah tangga Pengguna Telepon (HP) V

    E KARAKTERISTIK DAERAH

    10 Persentase Desa Gempa Bumi V

    11 Persentase Desa Tanah Longsor V

    12 Persentase Desa Banjir V

    13 Persentase Desa Berlahan kritis V

    Dari 5 aspek penyebab ketertinggalan di kabupaten seluma yang perlu diintervensi

    pada tahun 2018 yakni aspek Ekonomi, SDM, Sarana dan Prasarana dan aspek

    Karakteristik Daerah. Dari 2 (aspek) tersebut akan di fokuskan pada pencapaian 3 indikator

    yakni :

    a. Menurunkan persentase penduduk miskin

    Berdasarkan data SUSENAS BPS pada bulan Juli 2017, tingkat kemiskinan di

    Kabupaten Seluma mencapai 21,68%. Tingkat kemiskinan tersebut jauh berada diatas

    tingkat kemiskinan nasional yang mencapai 10,86% dan Provinsi Bengkulu yang

    sebesar 17,32%. Selama kurun waktu 2009-2010, kemiskinan di Kabupaten Seluma

    hanya mampu menurun sebesar 1,39%, jika di rata-rata per tahun hanya mampu

    menurunkan sebesar 0,19%. Dalam penyusunan dokumen RAD-PPDT ini target

    kemiskinan yang ingin dicapai pada tahun 2018 menurun menjadi 19,75 – 18,73%

    sesuai dengan target yang ditetapkan dalam RPJMD Kab. Seluma.

    b. Meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia

    IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya

    membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM Kabupaten Seluma

    selalu berada pada posisi terendah dari kabupaten lain di Provinsi Bengkulu dan pada

    tahun 2016 berada di angka 64,04% terendah se-Provinsi Bengkulu. Pada tahun 2018,

    ditargetkan IPM Kabupaten Seluma meningkat menjadi 65,09%.

    c. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi

    Saat ini, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Seluma adalah sebesar 5,01%, masih

    berada di bawah capaian pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu. Jumlah penduduk

    yang masih sedikit dan belum berkembangnya potensi daerah serta kondisi infrastruktur

  • 46

    yang masih belum memadai mengakibatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten

    Seluma cenderung lambat. Dengan pembangunan yang integrative dan sinergi dari

    aspek ekonomi, SDM dan infrastruktur, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Seluma

    ditargetkan meningkat menjadi 5,30% pada tahun 2018.

    Tabel 19

    Sasaran Umum dan Target RAD-PPDT Kabupaten Seluma Tahun 2018

    Sasaran Umum Indikator sasaran Kondisi Awal Target

    2016 2017 2018

    Menurunnya angka

    kemiskinan

    Persentase penduduk

    miskin (%)

    21,68 20,81-

    19,75

    19,75-

    18,73

    Meningkatnya IPM IPM (%) 64,04 64,68 65,09

    Meningkatnya Pertumbuhan

    Ekonomi

    Pertumbuhan

    Ekonomi (%)

    5,01 5,15 5,30

    Untuk mencapai sasaran umum tersebut, maka strategi d