mengidentifikasi desa tertinggal

Upload: serlincesanit

Post on 08-Oct-2015

132 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

identifikasi desa tertinggal

TRANSCRIPT

  • Mengidentifikasi Desa Tertinggal, Desa Terpencil dan Pulau-Pulau Terpencil (Studi Kasus Pada Desa Sidoluhur, Kecamatan Lawang-Kab. Malang)

    PERENCANAAN PERDESAAN

    Di Susun Oleh: Andre Nurrohman (1324047)

    FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

    INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

    2014

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pada Peraturan Presiden No. 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan

    Jangka Menengah ( RPJM ) Nasional tahun 2004-2009 digambarkan bahwa

    kesenjangan pembangunan antar daerah masih lebar, seperti:

    antara Jawa Luar Jawa,

    antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) Kawasan Timur Indonesia (KTI), serta

    antara kota desa.

    Untuk dua konteks pertama, ketimpangan telah berakibat langsung pada

    munculnya semangat kedaerahan yang pada titik yang paling ekstrim, muncul

    dalam bentuk upaya-upaya separatis. Sedangkan untuk konteks yang ketiga

    kesenjangan antara desa dan kota disebabkan oleh investasi ekonomi

    (infrastruktur dan kelembagaan) yang cenderung terkonsentrasi di daerah

    perkotaan. Akibatnya, kota mengalami pertumbuhan yang lebih cepat sedangkan

    wilayah perdesaan relatif tertinggal.

    Ketertinggalan tingkat kemajuan wilayah perdesaan juga disebabkan oleh

    masih rendahnya produktivitas dan kualitas petani dan pertanian, terbatasnya

    akses petani terhadap sumber daya permodalan, serta rendahnya kualitas dan

    kuantitas infrastruktur pertanian dan perdesaan. Akibatnya kesejahteraan

    masyarakat di perdesaan, yang mencakup sekitar 60 persen penduduk Indonesia,

    khususnya petani masih sangat rendah tercermin dari julah pengangguran dan

    jumlah penduduk miskin yang lebih besar dibandingkan perkotaan.

    1.2. Maksud, Tujuan dan Sasaran

    1.2.1. Maksud

    Kegiatan Identifikasi Lokasi Desa Terpencil, Desa Tertinggal dan Pulau-

    Pulau Kecil memiliki maksud mendapatkan daftar lokasi desa terpencil, desa

    tertinggal dan pulau-pulau kecil yang diindikasikan pada suatu Kabupaten/Kota

    yang telah ditentukan sebelumnya.

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 3

    1.2.2. Tujuan

    Kegiatan Identifikasi Lokasi Desa Terpencil, Desa Tertinggal dan Pulau-

    Pulau Kecil bertujuan untuk memudahkan pemrograman penanganan pada

    tahapan selanjutnya pada desa terpencil, desa tertinggal dan pulau-pulau yang

    diindikasikan dalam daftar lokasi.

    1.2.3. Sasaran

    Sasaran (goals) Kegiatan Identifikasi Lokasi Desa Terpencil, Desa

    Tertinggal dan Pulau-Pulau Kecil yaitu:

    Tersusunnya daftar lokasi desa sesuai dengan urutan prioritas berawal

    dari lokasi-lokasi paling rawan yang perlu segera ditangani.

    Terstrukturnya penanganan Desa Terpencil, Desa Tertinggal dan Pulau-

    Pulau Kecil sesuai prioritas.

    1.3. Lingkup Kajian

    Lingkup substansi kajian yang akan dilakukan dalam Kegiatan Identifikasi

    Lokasi Desa Terpencil, Desa Tertinggal dan Pulau-Pulau Kecil meliputi :

    1. Persiapan

    2. Inventarisir dan Review Kebijakan Nasional

    3. Penetapan Definisi dan Parameter secara kualitatif dan kuantitatif

    4. Identifikasi Deliniasi dan Inventarisasi desa-desa

    5. Konfirmasi desa teridentifikasi

    6. Analisa Kawasan Perencanaan

    Penilaian (Scoring)

    Pengelompokan Tipologi

    Identifikasi Potensi & Permasalahan Desa

    7. Penetapan Prioritas Penanganan

    8. Penyusunan Skenario & Strategi Penanganan berdasarkan Tipologi

    9. Menetapkan Lembaga/Instansi yang berwenang melakukan penanganan

    10. Menyusun Daftar Lokasi Desa Terpencil, Desa Tertinggal dan Pulau-

    Pulau Kecil.

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 4

    1.4. Pengertian

    1.4.1. Definisi

    Dalam Kegiatan Identifikasi Lokasi Kawasan Tertinggal, Daerah

    Terpencil dan Pulau-Pulau Kecil yang dimaksud dengan:

    Identifikasi adalah usaha mengenali dengan pertimbangan/kriteria

    tertentu.

    Lokasi adalah batasan wilayah dengan deliniasi tertentu.

    Identifikasi Lokasi adalah usaha menetapkan wilayah dengan deliniasi

    tertentu sesuai dengan pertimbangan/kriteria tertentu.

    Sehingga yang dimaksud dengan Identifikasi Lokasi Desa Terpencil, Desa

    Tertinggal dan Pulau-Pulau Kecil merupakan suatu studi/kajian sebagai upaya

    penetapan lokasi-lokasi yang termasuk dalam kriteria dan parameter Desa

    Terpencil, Desa Tertinggal dan Pulau-Pulau Kecil yang telah ditetapkan sesuai

    Kebijakan-Kebijakan Nasional.

    1.5. Dasar Kebijakan

    Dasar Kebijakan Nasional yang dijadikan acuan kajian dalam Identifikasi

    Lokasi Desa Terpencil, Desa Tertinggal dan Pulau-Pulau Kecil antara lain yaitu:

    Peraturan Presiden No: 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan

    Jangka Menengah ( RPJM ) Nasional tahun 2004-2009

    Keputusan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal No:

    001/KEP/M-PDT/II/2005 tentang Strategi Nasional Pembangunan Daerah

    Tertinggal

    Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No: 41 tahun 2000 tentang

    Pedoman umum Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Yang Berkelanjutan Dan

    Berbasis Masyarakat.

    Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No: Kep.67/Men/2002

    tentang Perubahan Lampiran Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No 41

    tahun 2000 tentang Pedoman umum Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Yang

    Berkelanjutan Dan Berbasis Masyarakat.

    RTRWK (Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota)

    RPJMK (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten/Kota)

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 5

    Strada PDT-K (Strategi Daerah Pembangunan Daerah Tertinggal

    Kabupaten/Kota)

    1.6. Pendekatan, Kebijakan dan Strategi

    1.6.1. Pendekatan

    Pelaksanaan Kajian Identifikasi Lokasi Desa Terpencil, Desa Tertinggal

    dan Pulau-Pulau Kecil dilakukan dengan dua arah pendekatan, yaitu:

    1. Pendekatan perencanaan Top-down merupakan arah perencanaan yang

    bergerak dari atas bergerak ke bawah. Pendekatan dari atas harus dilakukan

    terutama pada kegiatan review dan acuan kebijakan yang telah ditetapkan terkait

    dengan Identifikasi Lokasi Desa Terpencil, Desa Tertinggal dan Pulau-Pulau

    Kecil.

    2. Pendekatan perencanaan Bottom-Up adalah konsep perencanaan dengan

    aspirasi yang muncul dari bawah. Pendekatan dari bawah harus dilakukan

    terutama pada kegiatan identifikasi karakteristik permasalahan dan potensi tiap

    lokasi. Dengan demikian, maka gambaran karakteristik yang diperoleh merupakan

    hasil yang valid, akurat, dan sesuai dengan aspirasi masyarakat.

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 6

    BAB II

    KRITERIA DESA TERTINGGAL

    2.1 Definisi Desa Tertinggal

    Dalam kegiatan ini, yang dimaksud dengan Desa Tertinggal merupakan

    Kawasan Perdesaan yang ketersediaan Sarana dan Prasarana Dasar Wilayahnya

    kurang/tidak ada (tertinggal) sehingga menghambat pertumbuhan/perkembangan

    kehidupan masyarakatnya dalam bidang ekonomi (kemiskinan) dan bidang

    pendidikan (keterbelakangan).

    2.2 Kriteria Desa Tertinggal

    Atas dasar definisi yang ditetapkan di atas, Kriteria untuk menentukan

    (mengindikasikan) Desa Tertinggal dalam kegiatan ini yaitu:

    Daerah perdesaan (unit administratif desa)

    Prasarana Dasar Wilayah Kurang/Tidak Ada:

    o Air Bersih,

    o Listrik,

    o Irigasi

    Sarana Wilayah Kurang/Tidak Ada:

    o Sarana Ekonomi: (Pasar, Pertokoan, PKL, Industri)

    o Sarana Sosial: (Kesehatan dan Pendidikan)

    o Sarana Transportasi: (Terminal, Stasiun, Bandara, dll)

    Perekonomian masyarakat rendah (Miskin/Pra Sejahtera)

    Tingkat Pendidikan Rendah (Terbelakang/Pendidikan kurang dari 9 tahun)

    Produkitivitas Masyarakat Rendah (Pengangguran pada usia produktif)

    2.3 Parameter Desa Tertinggal Berdasarkan Kriteria

    Untuk Desa tertinggal, penetapan Parameter sebagai indikator kuantitatif

    untuk tiap Kriteria yang bersifat kualitatif yaitu:

    1. Kawasan Permukiman

    Kriteria: Kawasan perdesaan Parameter: Unit Administratif Desa

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 7

    2. Prasarana Dasar Wilayah

    Kriteria: Jaringan Air Bersih

    Parameter: Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari (

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 8

    1. Kawasan Permukiman

    Kriteria: Kawasan perdesaan Parameter: Unit Administratif Desa

    2. Prasarana Dasar Wilayah

    Kriteria: Jaringan Air Bersih

    o Parameter: Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari () 50%, Nilainya: 3

    Kriteria: Jaringan Listrik

    Parameter: Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari () 50%, Nilainya: 3

    Kriteria: Jaringan Irigasi

    o Parameter: Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari () 50%, Nilainya: 3

    3. Sarana Wilayah

    Kriteria: Sarana Ekonomi (Pasar, Pertokoan, PKL, dll)

    o Parameter: Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari () 50%, Nilainya: 3

    Kriteria: Sarana Industri (Industri RT, Industri Menengah, Industri

    Besar)

    Parameter: Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari () 50%, Nilainya: 3

    Kriteria: Sarana Kesehatan (RSD, Puskemas, Pustu, dll)

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 9

    o Parameter: Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari () 50%, Nilainya:

    3

    Kriteria: Sarana Pendidikan (TK, SD, SMP, SMU)

    o Parameter: Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari () 50%, Nilainya:

    3

    Kriteria: Sarana transportasi (Terminal, Stasiun)

    o Parameter: Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari () 50%, Nilainya: 3

    4. Kondisi Kehidupan Masyarakat

    Kriteria: Perekonomian masyarakat

    o Parameter: Jumlah Penduduk Miskin lebih dari (>) 50 %, Nilainya: 1

    o Jumlah Penduduk Miskin antara 25% - 50 %, Nilainya: 2

    o Jumlah Penduduk Miskin kurang dari (

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 10

    BAB III

    IDENTIFIKASI WILAYAH

    3.1 Identifikasi Wilayah Provinsi Jawa Timur

    Jawa Timur terletak di bagian timur Pulau Jawa dengan ibukota Surabaya.

    Wilayah Jawa Timur membentang antara 1110 BT 114 4 BT dan 7 12 LS

    8 48 LS. Jawa Timur berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Selat Bali di

    timur, Samudra Hindia di selatan, serta Provinsi Jawa Tengah di barat. Wilayah

    Jawa Timur juga meliputi Pulau Madura, Pulau Bawean, Pulau Kangean serta

    sejumlah pulau-pulau kecil di Laut Jawa dan Samudera Hindia. Dengan wilayah

    terluas di Pulau Jawa (47.963 Km2), Provinsi Jawa Timur dihuni oleh 37.687.622

    jiwa (2011) yang merupakan provinsi dengan penduduk terbanyak kedua di

    Indonesia setelah Jawa Barat.

    3.1.1 Identifikasi Jumlah Penduduk Jawa Timur

    Tabel 3.1

    Jumlah Penduduk

    Jawa Timur Tahun 2007-2010

    Sumber: SIKD, Kementerian Keuangan Prov. Jawa Timur Dalam Angka 2007 2010, BPS www.jatimprov.go.id

    Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kota Surabaya, diikuti oleh

    Kabupaten Malang dan Kabupaten Jember. Ketiga daerah ini mempunyai jumlah

    penduduk di atas 2 juta jiwa. Secara kesleuruhan, kepadatan penduduk di Jatim

    berkisar 780 jiwa per km2.

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 11

    3.1.2 Idetifikasi Jumlah Sekolah Dasar di Jawa Timur

    Tabel 3.2

    Jumlah Sekolah, Guru, dan Murid Sekolah Dasar

    Jawa Timur Tahun 2010

    Sumber: SIKD, Kementerian Keuangan Prov. Jawa Timur Dalam Angka 2007 2010, BPS www.jatimprov.go.id

    Dengan wilayah yang cukup besar dan jumlah penduduk yang besar pula,

    Kabupaten Malang mempunyai jumlah sekolah dasar paling banyak di Jawa

    Timur. Meski demikian, jumlah murid dan guru SD yang terbesar adalah di Kota

    Surabaya. Sebaliknya, Kota Mojokerto mempunyai jumlah murid dan guru paling

    sedikit di Jawa Timur. Rasio jumlah murid SD per satu guru SD di Jawa

    Timursecara rata-rata berada di kisaran 14.

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 12

    3.1.3 Identifikasi Angka Melek Huruf di Jawa Timur

    Tabel 3.3

    Jumlah Angka Melek Huruf

    Jawa Timur Tahun 2010

    Sumber: SIKD, Kementerian Keuangan Prov. Jawa Timur Dalam Angka 2007 2010, BPS www.jatimprov.go.id

    Angka melek huruf secara kumulatif di Jawa Timur ternyata tidak terlalu

    tinggi, yaitu hanya di kisaran 88%, bahkan apabila dibandingkan dengan kawasan

    Timur Indonesia seperti Maluku dan Papua Barat ternyata justru lebih rendah.

    3.1.4 Produk Domestik Bruto di Jawa Timur

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 13

    Diagram 3.1

    Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku

    Menurut Lapangan Usaha (2010)

    Sumber: SIKD, Kementerian Keuangan Prov. Jawa Timur Dalam Angka 2007 2010, BPS www.jatimprov.go.id

    Perekonomian Provinsi Jawa Timur lebih didominasi oleh sektor

    perdagangan serta sektor industry pengolahan. Kontribusi sektor perdagangan,

    hotel dan restoran adalah yang tertinggi mencapai 29% atau setara dengan Rp229

    triliun, diikuti oleh sektor industri pengolahan yang mencapai 27% atau setara

    dengan Rp214 triliun. Total PDRB Jawa Timur yang mencapai kisaran Rp800

    triliun memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada perekonomian

    nasional, yakni mencapai 14,8%. Sebagaimana daerah Jawa lainnya, meskipun

    sektor primer dari pertanian memberikan sumbangan yang cukup besar, namun

    tidak sebesar sektor industri.

    3.1.5 Produksi Perikanan Darat di Jawa Timur

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 14

    Tabel 3.4

    Produksi dan Nilai Produksi Ikan Darat dan Ikan Laut

    Tahun 2009

    Sumber: SIKD, Kementerian Keuangan Prov. Jawa Timur Dalam Angka 2007 2010, BPS www.jatimprov.go.id

    Untuk produksi perikanan darat, maka daerah yang cukup dominan adalah

    Kabupaten Sidoarjo dan Gresik serta Lamongan, sementara untuk ikan laut sangat

    didominasi oleh Kabupaten Sumenep yang produksinya mencapai lebih dari 500

    ribu ton dengan nilai produksi mencapai Rp1,6 triliun.

    3.1.6 Jumlah Penduduk Miskin di Jawa Timur

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 15

    Tabel 3.5

    Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin

    Jawa Timur Tahun 2007-2009

    Sumber: SIKD, Kementerian Keuangan Prov. Jawa Timur Dalam Angka 2007 2010, BPS www.jatimprov.go.id

    Dari segi jumlah maupun persentase jumlah penduduk miskin di Jatim

    mengalami penurunan dari tahun 2009 ke tahun 2010. Tingkat kemiskinan pada

    tahun 2010 mencapai 14,87% dengan jumlah penduduk miskin mencapai lebih

    dari 5,5 juta jiwa. Persentase kemiskinan di Kota Batu adalah yang paling rendah,

    yaitu hanya 5,1% penduduk yang berstatus miskin. Tingkat kemiskinan tertinggi

    terdapat di Kabupaten Sampang yang mencapai angka lebih dari 32%.

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 16

    Peta 3.1

    Penggunaan Lahan Provinsi Jawa Timur

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 17

    3.2 Identifikasi Kabupaten Malang

    3.2.1 Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik

    Secara administratif, Kabupaten Malang termasuk dalam wilayah Propinsi

    Jawa Timur. Secara geografis, terletak pada 112 17' 10,90" sampai dengan 112

    57' 00" Bujur Timur dan 7 44' 55,11" sampai dengan 8 26' 35,45" Lintang

    Selatan. Batas administratif Kabupaten Malang adalah sebagai berikut :

    Sebelah utara : Kabupaten Jombang, Mojokerto dan Pasuruan

    Sebelah selatan : Samudera Indonesia

    Sebelah barat : Kabupaten Blitar dan Kediri

    Sebelah timur : Kabupaten Lumajang dan Probolinggo

    Kabupaten Malang mencakup 33 kecamatan dengan luas wilayah

    keseluruhan 3347,87 km2. dikelilingi oleh gunung /pegunungan Arjuno,

    Anjasmoro, Kelud, Bromo, Semeru dan Tengger.

    Kondisi iklim Kabupaten Malang menunjukan nilai kelembaban tertinggi

    adalah 90.74 % yang jatuh pada bulan Desember, sedangkan nilai kelembaban

    terendah jatuh pada bulan Mei, rata-rata berkisar pada 87.47 %. Suhu rata-rata

    26.1 28.3 C dengan suhu maksimal 32.29 C dan minimum 24.22 C. Rata-rata

    kecepatan angin di empat stasiun pengamat antara 1,8 sampai dengan 4,7 km/jam.

    Kecepatan angin terendah yakni berkisar pada 0.55 km/jam umumnya jatuh pada

    bulan Nopember dan tertinggi yakni 2.16 km/jam jatuh pada bulan September.

    Curah hujan rata-rata berkisar antara 1.800 3.000 mm per tahun, dengan hari

    hujan rata-rata antara 54 117 hari/tahun.

    Topografi kabupaten Malang terdiri dari:

    Kelerengan 0-2% yang meliputi kecamatan Bululawang, Gondanglegi,

    Tajinan, Turen, Kepanjen, Pagelaran dan Pakisaji

    Kelerengan 2-15% yang meliputi kecamatan Singosari, Lawang,

    Karangploso, Dau, Pakis, bampit, Sumberpucung, Kromengan, Pagak,

    Kalipare, Donomulyo, Bantur, Ngajum dan Gedangan

    Kelerengan 15-40% yang meliputi kecamatan Sumbermanjing Wetan, Wagir,

    dan Wonosari)

    Dan kelerengan 40% meliputi kecamatan Pujon, Ngantang, Kasembon,

    Poncokusumo, Jabung, Wajak, Ampelgading dan Tirtoyudo.

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 18

    3.2.2 Jumlah Kelurahan di Kabupaten Malang

    Tabel 3.6

    Nama, Luas Wilayah per-Kecamatan dan Jumlah Kelurahan/Desa

    Tahun 2011

    No Nama Kecamatan Jumlah

    Kelurahan/Desa

    Luas Wilayah

    (Ha) (%) thd total

    1 DONOMULYO 10 Desa 17.535 4,96%

    2 KALIPARE 9 Desa 13.215 3,74%

    3 PAGAK 8 Desa 9.010 2,55%

    4 BANTUR 10 Desa 17.575 4,97%

    5 GEDANGAN 8 Desa 17.000 4,81%

    6 SUMBER MANJING WETAN 15 Desa 27.160 7,68%

    7 DAMPIT 11 Desa/1 Kel 14.895 4,21%

    8 TIRTOYUDO 13 Desa 22.651 6,41%

    9 AMPELGADING 13 Desa 20.044 5,67%

    10 PONCOKUSUMO 17 Desa 22.250 6,29%

    11 WAJAK 13 Desa 12.485 3,53%

    12 TUREN 15 Desa/2 Kel 6.420 1,82%

    13 BULULAWANG 14 Desa 5.195 1,47%

    14 GONDANGLEGI 14 Desa 6.985 1,98%

    15 PAGELARAN 10 Desa 4.015 1,14%

    16 KEPANJEN 14 Desa/4 Kel 5.660 1,60%

    17 SUMBERPUCUNG 7 Desa 4.138 1,17%

    18 KROMENGAN 7 Desa 4.452 1,26%

    19 NGAJUM 9 Desa 6.624 1,87%

    20 WONOSARI 8 Desa 6.191 1,75%

    21 WAGIR 12 Desa 7.709 2,18%

    22 PAKISAJI 12 Desa 4.465 1,26%

    23 TAJINAN 12 Desa 4.032 1,14%

    24 TUMPANG 15 Desa 6.480 1,83%

    25 PAKIS 15 Desa 6.481 1,83%

    26 JABUNG 15 Desa 12.680 3,59%

    27 LAWANG 10 Desa/ 2 Kel 7.165 2,03%

    28 SINGOSARI 14 Desa/ 3 Kel 12.244 3,46%

    29 KARANGPLOSO 9 Desa 7.115 2,01%

    30 D A U 10 Desa 5.775 1,63%

    31 PUJON 10 Desa 12.095 3,42%

    32 NGANTANG 13 Desa 15.195 4,30%

    33 KASEMBON 6 Desa 8.550 2,42%

    Total 378 Desa/12 Kelurahan 353.486 100,00%

    Sumber: Kabupaten Malang Dalam Angka, 2012

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 19

    3.2.3 Data Perekonomian Umum Kabupaten Malang

    Tabel 3.7

    Data Perekonomian Umum

    Tahun 2008-2012

    No Deskripsi Tahun

    2008 2009 2010 2011 2012

    1

    PDRB harga konstan

    (struktur

    perekonomian Rp)

    24,698,863.17 27,754,389.82 31,390,584.51 37,588,304.37 -

    2

    Pendapatan

    perkapita Kabupaten

    (Rp)

    13,035,088.46 13,718,799.10 14,578,967.81 16,199,262.34 -

    3

    Upah Minimum

    Regional Kabupaten

    (Rp)

    802.000 954.500 1.000.005 1.077.600 -

    4 Inflasi (%) 7.61 5.37 6.43 6.47 -

    5 Pertumbuhan

    Ekonomi (%) 5.76 5.25 6.27 7.43 -

    Sumber : Kabupaten Malang Dalam Angka, 2012

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 20

    3.2.4 Jumlah Fasilitas Pendidikan Kabupaten Malang

    Tabel 3.8

    Fasilitas Pendidikan

    Tahun 2011

    No Nama Kecamatan Jumlah Sarana Pendidikan

    SD/Sederajat SMP/Sederajat SMU/Sederajat

    1 Donomulyo 47 12 4

    2 Kalipare 53 13 1

    3 Pagak 35 7 2

    4 Bantur 51 14 2

    5 Gedangan 39 12 5

    6 Sumber Manjing Wetan 70 22 4

    7 Dampit 64 20 6

    8 Tirtoyudo 39 18 2

    9 Ampelgading 37 14 2

    10 Poncokusumo 68 17 5

    11 Wajak 57 10 4

    12 Turen 69 20 12

    13 Bululawang 42 18 11

    14 Gondanglegi 49 24 17

    15 Pagelaran 39 18 5

    16 Kepanjen 53 17 16

    17 Sumberpucung 34 11 6

    18 Kromengan 24 9 4

    19 Ngajum 37 11 3

    20 Wonosari 32 6 1

    21 Wagir 39 9 3

    22 Pakisaji 40 13 4

    23 Tajinan 36 9 4

    24 Tumpang 45 13 6

    25 Pakis 53 12 4

    26 Jabung 45 15 4

    27 Lawang 50 17 6

    28 Singosari 64 20 7

    29 Karangploso 30 9 6

    30 D A U 27 8 3

    31 Pujon 41 9 4

    32 Ngantang 41 11 3

    33 Kasembon 23 6 2

    Total 1473 444 168

    Sumber: Kabupaten Malang Dalam Angka, 2012

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 21

    3.2.5 Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Malang

    Jumlah keluarga miskin di Kabupaten Malang pada tahun 2011 sejumlah

    155.755 KK yang tersebar merata di seluruh Kecamatan. Daerah yang memiliki

    jumlah KK miskin terbesar adalah Kecamatan Poncokusumo 7907 KK dan yang

    terkecil di Kecamatan Wagir 2420 KK. Secara lengkap dapat dilihat dalam table

    di bawah ini.

    Tabel 3.9

    Jumlah Penduduk Miskin

    Tahun 2011

    No Nama Kecamatan Jumlah keluarga

    Miskin (KK) No Nama Kecamatan

    Jumlah keluarga

    Miskin (KK)

    1 Donomulyo 4.035 18 Kromengan 2.470

    2 Kalipare 3.890 19 Ngajum 3.037

    3 Pagak 3.362 20 Wonosari 3.399

    4 Bantur 4.266 21 Wagir 2.420

    5 Gedangan 2.503 22 Pakisaji 3.409

    6 Sumber Manjing

    Wetan 4.562 23 Tajinan 4.958

    7 Dampit 7.375 24 Tumpang 7.071

    8 Tirtoyudo 4.281 25 Pakis 8.581

    9 Ampelgading 3.986 26 Jabung 6.690

    10 Poncokusumo 7.907 27 Lawang 4.384

    11 Wajak 5.584 28 Singosari 7.207

    12 Turen 6.696 29 Karangploso 4.430

    13 Bululawang 4.568 30 D A U 2.716

    14 Gondanglegi 5.240 31 Pujon 5.033

    15 Pagelaran 4.259 32 Ngantang 5.332

    16 Kepanjen 5.453 33 Kasembon 3.469

    17 Sumberpucung 3.172 Total 155.745

    Sumber: Kabupaten Malang Dalam Angka, 2012

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 22

    Peta 3.2

    Batas Administratif Kabupaten Malang

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 23

    3.3 Identifikasi Kecamatan Lawang

    Kecamatan Lawang merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten

    Malang dari 33 Kecamatan yang terletak di bagian utara yang berjarak 20 Km

    dari Kota Malang dan merupakan pintu gerbang atau masuk wilayang Malang

    Raya.

    3.3.1 Keadaan Geografis

    Kecamatan Lawang mempunyai luas wilayah 6.823 Ha, dengan rincian

    sebagai berikut :

    1. Hutan : 1023,45 Ha

    2. Perkebunan : 1705,75 Ha

    3. Persawahan : 1364,6 Ha

    4. Pemukiman : 2046,9 Ha

    5. Lain-Lain : 682,3 Ha

    3.3.2 Batas Wilayah

    Di Kecamatan ini terdapat sepuluh desa dan dua kelurahan. Adapun batas

    batas administratif wilayah Kecamatan Lawang adalah sebagai berikut:

    Sebelah Utara : Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan;

    Sebelah Timur : Kec. Purwodadi, Kab. Pasuruan dan Kec. Jabung,

    Kab.Malang

    Sebelah Barat : Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang;

    Sebelah Selatan : Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.

    Dari segi administrasi, wilayah Kecamatan Lawang terbagi menjadi sepuluh

    desa dan dua kelurahan, antara lain :

    Kelurahan Lawang

    Kelurahan Kalirejo

    Desa Ketindan

    Desa Wonorejo

    Desa Turirejo

    Desa Sumber Porong

    Desa Mulyoarjo

    Desa Sumberngepoh

    Desa Bedali

    Desa Sidodadi

    Desa Srigading

    Desa Sidoluhur

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 24

    Luas desa dan kelurahan yang berada di Kecamatan Lawang terlihat pada

    tabel 3.10 berikut :

    Tabel 3.10

    Luas Desa dan Kelurahan

    Kecamatan Lawang 2012

    Sumber : KDA Lawang 2010

    3.3.3 Fasilitas Pemukiman

    Data jumlah rumah di Kecamatan Lawang menunjukkan bahwa sudah

    banyak jumlah rumah permanen yakni mencapai 21524 unit, sedangkan jumlah

    rumah non permanen mencapai 2563 unit. Untuk lebih jelas lihat tabel 1.11

    berikut .

    No. Desa / Kel.

    Luas

    Wilayah

    (Ha)

    1 Lawang 236

    2 Kalirejo 400

    3 Ketindan 558

    4 Wonorejo 631

    5 Turirejo 375

    6 Sumber Porong 292

    7 Mulyoarjo 228

    8 Sumberngepoh 709

    9 Bedali 604

    10 Sidodadi 695

    11 Srigading 1103

    12 Sidoluhur 972

    Jumlah 6823

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 25

    Tabel 3.11

    Jumlah Perumahan Kecamatan Lawang

    Tahun 2010

    Sumber : KDA Lawang 2010

    3.3.4 Fasilitas Pendidikan

    Fasilitas pendidikan di Kecamatan Lawang tahun 2010 berjumlah 128

    unit yang terdiri dari TK 52 unit, SD 55 unit, SMP 14 unit, SMA 7 unit,

    perguruan tinggi 3 unit, SLB 2 unit, Pondok Pesantren 19, Madrasah Diniah 17,

    dan Seminari 11 unit. Untuk lebih jelas lihat tabel 1.12 di bawah ini.

    No. Nama

    Desa/Kelurahan

    Jumlah Rumah Menurut Kualitas Bangunan (Unit)

    Jumlah

    Permanen Bukan

    Permanen

    1 Lawang 3.027 302 3.329

    2 Kalirejo 3.265 127 3.392

    3 Ketindan 1.424 107 1.531

    4 Wonorejo 1.418 175 1.593

    5 Turirejo 1.516 114 1.630

    6 Sumber Porong 1.295 17 1.312

    7 Mulyoarjo 1.229 117 1.346

    8 Sumber Ngepoh 1.031 275 1.306

    9 Bedali 3.176 305 3.481

    10 Sidodadi 2.230 146 2.376

    11 Srigading 904 528 1.432

    12 Sidoluhur 1.009 350 1.359

    Jumlah 21.524 2.563 24.087

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 26

    Tabel 3.11

    Jumlah Fasilitas Pendidikan

    Kecamatan Lawang Tahun 2010

    Sumber : KDA Lawang 2010

    3.3.5 Jumlah Penduduk

    Jumlah Penduduk di Kecamatan Lawang pada tahun 2006 berjumlah

    92.636 jiwa, dengan jumlah laki-laki 44.502 jiwa, dan perempuan dengan jumlah

    48.134 jiwa. Tahun 2007 jumlah penduduk 95.733 jiwa, dengan jumlah laki-laki

    46.091 jiwa, dan perempuan dengan jumlah 49.642 jiwa. Tahun 2010 jumlah

    penduduk 91.323 jiwa, dengan jumlah laki-laki 45.301 jiwa, dan perempuan

    dengan jumlah 46.022 jiwa. Untuk lebih jelas lihat tabel 1.12, 1.13, dan 1.14di

    bawah ini :

    NO. Nama Desa/

    Kelurahan TK SD SMP SMA

    Perg.

    Tinggi

    Sekolah

    Luar

    Biasa

    Pondok

    Pesantren

    Madrasah

    Diniyah Seminari

    1 Sidoluhur 1 3 1 0 0 0 0 3 3

    2 Srigading 1 3 0 0 0 0 0 2 2

    3 Sidodadi 3 5 1 0 0 0 1 0 1

    4 Bedali 10 6 0 1 1 1 2 1 0

    5 Kalirejo 5 4 2 2 0 1 3 1 0

    6 Mulyoarjo 2 4 0 0 0 0 0 0 0

    7 Sbr. Ngepoh 2 3 1 0 0 0 1 1 0

    8 Sbr. Porong 3 4 0 0 0 0 3 0 0

    9 Turirejo 4 4 3 1 0 0 6 0 0

    10 Lawang 14 10 4 3 2 0 1 0 3

    11 Ketindan 3 5 1 0 0 0 2 1 2

    12 Wonorejo 4 4 1 0 0 0 0 8 0

    Jumlah 52 55 14 7 3 2 19 17 11

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 27

    Tabel 3.12

    Jumlah Penduduk

    Kecamatan Lawang Tahun 2006

    Sumber : KDA Lawang 2006

    Tabel 3.13

    Jumlah Penduduk

    Kecamatan Lawang Tahun 2007

    Sumber : KDA Lawang 2007

    NO. Nama Desa/

    Kelurahan

    Penduduk (Jiwa)

    Laki-

    laki Perempuan Jumlah

    1 Sidoluhur 2,782 2,838 5,620

    2 Srigading 2,368 2,269 4,637

    3 Sidodadi 3,510 3,735 7,245

    4 Bedali 6,089 7,592 13,681

    5 Kalirejo 5,790 6,545 12,335

    6 Mulyoarjo 2,637 2,563 5,200

    7 Sbr. Ngepoh 1,958 2,087 4,045

    8 Sbr. Porong 2,485 2,600 5,085

    9 Turirejo 4,234 4,111 8,345

    10 Lawang 6,262 7,228 13,490

    11 Ketindan 3,274 3,321 6,595

    12 Wonorejo 3,113 3,245 6,358

    Jumlah 44,502 48,134 92,636

    NO. Nama Desa/

    Kelurahan

    Penduduk (Jiwa)

    Laki-

    laki Perempuan Jumlah

    1 Sidoluhur 2,788 2,847 5,635

    2 Srigading 2,371 2,274 4,645

    3 Sidodadi 3,557 3,822 7,379

    4 Bedali 6,109 7,611 13,720

    5 Kalirejo 6,570 7,395 13,965

    6 Mulyoarjo 2,703 2,706 5,409

    7 Sbr. Ngepoh 2,091 2,056 4,147

    8 Sbr. Porong 2,696 2,808 5,504

    9 Turirejo 4,249 4,131 8,380

    10 Lawang 6,294 7,211 13,505

    11 Ketindan 3,297 3,387 6,684

    12 Wonorejo 3,366 3,394 6,760

    Jumlah 46,091 49,642 95,733

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 28

    Tabel 3.13

    Jumlah Penduduk

    Kecamatan Lawang Tahun 2008

    Sumber : KDA Lawang 2010

    3.3.6 Jumlah Penduduk Menurut Migrasi

    Jumlah Penduduk menurut Perpindahan Penduduk di Kecamatan

    Lawang pada tahun 2010, dengan tingkat paling banyak pendatang adalah Desa

    Bedali dan tingkat paling banyak penduduk keluar adalah Kelurahan Lawang.

    Untuk lebih jelas lihat table 3.14 dibawah ini :

    NO. Nama Desa/

    Kelurahan

    Penduduk (Jiwa)

    Laki-

    laki Perempuan Jumlah

    1 Sidoluhur 2,768 2,853 5,621

    2 Srigading 1,995 2,187 4,182

    3 Sidodadi 3,680 3,685 7,365

    4 Bedali 6,449 6,693 13,142

    5 Kalirejo 5,821 5,996 11,817

    6 Mulyoarjo 2,769 2,768 5,537

    7 Sbr. Ngepoh 2,130 2,070 4,200

    8 Sbr. Porong 2,675 2,773 5,448

    9 Turirejo 4,054 3,842 7,896

    10 Lawang 6,086 6,234 12,320

    11 Ketindan 3,403 3,477 6,880

    12 Wonorejo 3,471 3,444 6,915

    Jumlah 45,301 46,022 91,323

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 29

    Tabel 3.14

    Jumlah Penduduk Menurut Migras

    Kecamatan Lawang Tahun 2010

    Sumber : KDA Lawang 2010

    No. Nama Desa/

    Kelurahan Datang Pergi Jumlah

    1 Lawang 111 305 416

    2 Kalirejo 92 107 199

    3 Ketndan 108 82 190

    4 Wonorejo 56 15 71

    5 Turirejo 53 82 135

    6 Sbr. Porong 85 113 198

    7 Mulyoarjo 59 28 87

    8 Sbr. Ngepoh 29 32 61

    9 Bedali 154 249 403

    10 Sidodadi 53 60 113

    11 Srigading 6 4 10

    12 Sidoluhur 0 0 0

    Jumlah 702 1035 1883

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 30

    Peta 3.3

    Penggunaan Lahan Kecamatan Lawang

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 31

    3.4 Identifikasi Desa Siduluhur

    Dalam gambaran umum Desa Sidoluhur membahas tentang aspek fisik,

    baik itu fisik dasar maupun fisik binaan. Fisik dasar yang tujuannya untuk

    mengetahui letak administrasi, topografi, hidrologi geologi dan klimatologi,

    sedangkan fisik binaan untuk mengetahui pola penggunaan lahan.

    3.4.1 Batas Administrasi

    Wilayah Desa Sidoluhur mempunyai luas 972 Ha yang terdiri dari lima

    dusun, 12 RW dan 48 RT. Adapun 5 dusun yang ada di Desa Sidoluhur ialah

    sebagai berikut :

    Dusun Krajan 1

    Dusun Krajan 2

    Dusun Sumberejo

    Dusun Blendongan

    Dusun Gunung Tumpuk

    Batas administratif wilayah Desa Sidoluhur adalah :

    Sebelah Utara : Desa Srigading, Kecamatan Lawang

    Sebelah Timur : Desa Kemiri, Kecamatan Jabung

    Sebelah Barat : Desa Baturetno, Kecamatan Singosari

    Sebelah Selatan : Desa Wonorejo, Kecamatan Sngosari

    Jarak pusat pemerintahan Desa Sidoluhur dengan :

    Ibu kota Kabupaten/kota : 26 Km

    Ibu kota Kecamatan : 9 Km

    Lama tempuh ke ibu kota : 1 Jam

    Lama tempuh ke ibu kota Kec. : 15 Menit

    3.4.2 Topografi

    Dari kondisi topografinya wilayah Desa Sidoluhur lebih menunjukan

    pada kondisi datar dan bergelombang, serta tidak begitu terjal, kondisi tersebut

    dapat di lihat pada tabel 3.15 :

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 32

    Tabel 3.15

    Topografi Desa Sidoluhur

    Tahun 2010

    Sumber : Hasil Survey

    3.4.3 Hidrologi

    Hidrologi merupakan salah satu yang memiliki unsur penting, menyangkut

    masalah air bersih untuk keperluan sehari-hari. Dilihat dari faktor hidrologi Desa

    Sidoluhur di lewati 4 sungai, yaitu Sungai Danyang, Poh, Seruk, dan Lo. Panjang

    5 km dan lebar 4-6 meter dengan kedalaman sungai 2-12 meter. Kondisi air

    cukup keruh, serta aliran air yang lancar. Desa Sidoluhur memiliki 1 sumber mata

    air.

    3.4.4 Klimatologi

    Desa Sidoluhur memiliki suhu rata-rata 21 C - 30 C dengan curah hujan

    rata-rata 1800 mm/tahun.

    3.4.5 Jenis Tanah

    Jenis Tanah yang berada di Desa Sidoluhur adalah jenis tanah Litosol.

    Tanah Litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah yang

    tidak begitu tebal. Bahannya berasal dari jenis batuan beku yang belum

    mengalami proses pelapukan secara sempurna.

    3.4.6 Fasilitas Pemukiman

    Untuk fasilitas pemukiman, jumlah rumah permanen di Desa Sidoluhur

    berjumlah 1.009 unit, dan jumlah rumah bukan permanen di Desa Sidoluhur

    berjumlah 350 unit.

    No Dusun

    Kriteria

    Datar

    (0-15)

    Bergelombang

    (15-45) Terjal >45

    1 Krajan 1 -

    2 Krajan 2 - -

    3 Sumberejo - -

    4 Blendongan -

    5 Gunung tumpuk -

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 33

    Kondisi Bagunan di bagi menjadi 3 bagian yaitu baik, sedang dan buruk.

    Kriteria bangunan baik adalah dinding batu bata yang siplester dan dicat, beratap

    genteng, lantai keramik, ventilasi ada di tiap ruangan, dan plafon ada di tiap

    ruangan. Kondisi Bangunan Sedang adalah dinding batu bata yang siplester dan

    dicat, beratap genteng, lantai semen, ventilasi cukup, dan plafon cukup di tiap

    ruangan. Kondisi Bangunan Buruk adalah dinding terbuat dari kayu/bambu,

    beratap seng, lantai tanah, ventilasi kurang, dan tidak mempunyai plafon.

    Hasil survey yang dilaksanakan, kondisi bangunan di Desa Sidoluhur

    dapat dikategorikan sedang. Untuk lebih jelas lihat pada tabel 3.16

    Kondisi lingkungan dikategorikan menjadi tiga bagian, yaitu baik,

    sedang, dan buruk. Kriteria lingkungan baik adalah halaman luas, drainase lancar,

    kebresihan baik, adanyan penghijauan, dan kondisi jalan baik. Kondisi lingkungan

    sedang adalah halaman cukup luas, drainase kurang lancar, kebersihan cukup,

    penghijauan cukup dan kondisi jalan sedang. Kondisi lingkungan buruk adalah

    halaman sempit, drainase tidak lancar, kebersihan kurang, penghijauan kurang,

    dan kondisi jalan buruk.

    Hasil survey yang dilaksanakan, kondisi lingkungan di Desa Sidoluhur

    dapat dikategorikan sedang. Untuk lebih jelas lihat pada tabel 3.17

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 34

    Tabel 3.16

    Kondisi Bangunan

    Desa Sidoluhur Tahun 2010

    Sumber: Survey 2010

    No. Kondisi Bangunan

    Kesimpulan Dinding Atap Lantai Ventilasi Plafon

    1 sedang sedang Sedang buruk buruk Sedang

    2 sedang baik Baik sedang sedang Sedang

    3 baik baik Sedang sedang baik Baik

    4 buruk sedang Sedang buruk buruk Buruk

    5 buruk buruk Buruk sedang buruk Buruk

    6 baik baik Buruk sedang sedang Baik

    7 baik baik Baik baik baik Baik

    8 buruk sedang Buruk sedang buruk Buruk

    9 baik sedang Baik baik baik Baik

    10 buruk sedang Buruk buruk buruk Buruk

    11 baik sedang Baik sedang sedang Sedang

    12 baik sedang Sedang baik sedang Sedang

    13 sedang sedang Sedang sedang baik Sedang

    14 sedang sedang Buruk buruk buruk Buruk

    15 sedang sedang Sedang sedang baik Sedang

    16 buruk sedang Buruk sedang buruk Buruk

    17 baik sedang Baik sedang baik Baik

    18 buruk buruk Sedang buruk buruk Buruk

    19 sedang sedang Baik baik sedang Sedang

    20 sedang buruk Sedang sedang sedang Sedang

    21 buruk sedang Buruk sedang buruk Buruk

    22 sedang baik Baik sedang sedang Sedang

    23 sedang sedang Buruk buruk sedang Sedang

    24 baik sedang Sedang sedang sedang Sedang

    25 sedang buruk Sedang sedang buruk Sedang

    26 sedang sedang Baik buruk sedang Sedang

    27 baik sedang Baik sedang baik Baik

    28 baik sedang Sedang baik sedang Sedang

    29 baik sedang Baik buruk sedang Sedang

    30 buruk sedang Buruk sedang buruk Buruk

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 35

    Tabel 3.17

    Kondisi Lingkungan

    Desa Sidoluhur Tahun 2010

    No

    Kondisi Lingkungan

    Kesimpulan Drainase Pohon Jalan Pagar

    Jarak

    Bangunan

    1 buruk buruk buruk - sedang Buruk

    2 buruk baik sedang - sedang Sedang

    3 sedang baik baik sedang baik Baik

    4 baik sedang buruk Buruk sedang Sedang

    5 buruk baik buruk - sedang Buruk

    6 baik sedang Baik sedang baik Baik

    7 sedang buruk Baik sedang sedang Sedang

    8 baik buruk buruk sedang sedang Sedang

    9 buruk buruk Sedang - sedang Sedang

    10 baik sedang Buruk - buruk Buruk

    11 sedang - Baik sedang sedang Sedang

    12 baik - baik sedang baik Baik

    13 buruk buruk sedang - buruk Buruk

    14 sedang baik buruk - sedang Sedang

    15 sedang baik buruk - sedang Sedang

    16 buruk - buruk Buruk sedang Buruk

    17 baik sedang Baik - baik Baik

    18 buruk baik buruk - buruk Buruk

    19 buruk sedang Baik - sedang Sedang

    20 sedang baik Buruk - sedang Sedang

    21 sedang sedang buruk sedang buruk Sedang

    22 buruk buruk sedang - sedang Buruk

    23 sedang - sedang sedang baik Sedang

    24 baik sedang baik - baik Baik

    25 sedang - Baik - buruk Sedang

    26 sedang baik sedang - sedang Sedang

    27 buruk - Sedang Buruk buruk Buruk

    28 sedang buruk Sedang - sedang Sedang

    29 baik - sedang sedang sedang Sedang

    30 buruk sedang Buruk - buruk Buruk

    Sumber: Survey 2010

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 36

    3.4.7 Fasilitas Pendidikan

    Fasilitas pendidikan yang ada di Desa Sidoluhur adalah fasilitas Taman

    Kanan-kanak, Sekolah Dasar, dan Sekolah Menengah Pertama/sederajat. Untuk

    lebih jelas, lihat pada tabel 1.17 berikut :

    Tabel 3.18

    Jumlah Fasilitas Pendidikan

    Desa Sidoluhur Tahun 2010

    No Dusun

    Jumlah Fasilitas

    (Unit) Jumlah

    Unit

    Kondisi

    Fasilitas TK SD SMP

    1 Krajan 1 1 1 1 3 Sedang

    2 Krajan 2 - - - - Sedang

    3 Sumberejo 1 1 - 2 Sedang

    4 Blendongan - - - - Sedang

    5 Gunung Tumpuk - 1 1 2 Sedang

    Jumlah 2 3 1 7

    Sumber: Survey 2010

    3.4.8 Fasilitas Perdagangan dan Jasa

    Fasilitas perdagangan dan jasa adalah salah satu penunjang kegiatan

    perekonomian masyarakat, di dalam hal ini warga Desa Sidoluhur memiliki

    fasilitas warung, dan toko. Untuk lebih jelas, lihat pada tabel 1.18 berikut :

    Tabel 3.19

    Jumlah Fasilitas Perdagangan dan Jasa

    Desa Sidoluhur Tahun 2010

    Sumber: Monografi Desa dan Hasil Surey 2010

    No Dusun Jumlah Fasilitas (Unit)

    Warung/Kios Toko

    1 Krajan 1 3 16

    2 krajan 2 4 8

    3 Sumberejo 7 11

    4 Blendongan 3 13

    5 Gunung Tumpuk 3 18

    Jumlah 20 66

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 37

    3.4.9 Fasilitas Kesehatan

    Fasilitas kesehatan merupakan salah satu faktor penting untuk

    meningkatkan hidup masyarakat yang sehat. Fasilitas di Desa sidoluhur adalah

    memiliki fasilitas praktek bidan dan posyandu. Untuk lebih jelas, lihat pada table

    1.19 berikut :

    Tabel 3.20

    Jumlah Fasilitas Kesehatan

    Desa Sidoluhur Tahun 2010

    Sumber: Monografi Desa dan Hasil Surey 2010

    3.4.10 Utilitas Jaringan Listik

    Jaringan Listrik yang berada di Desa Sidoluhur memiliki tegangan listrik

    menegah dan tegangan listrik rendah. Masyarakat Desa sidoluhur ada yang

    memakai listrik yang berasal dari PLN, maupun tidak memakai listrik. Untuk

    lebih jelas, lihat pada table 3.21 berikut :

    Tabel 3.21

    Jumlah Sarana Listrik

    Desa Sidoluhur Tahun 2010

    No Dusun Total KK

    Pelanggan listrik

    (unit ) Jumlah

    PLN Non PLN

    1 Krajan 1 419 195 224 419

    2 Krajan 2 229 132 97 229

    3 Sumberejo 317 135 182 317

    4 Blendongan 342 114 228 342

    5 Gunung tumpuk 408 134 274 408

    Jumlah 1715 710 1005 1715

    Sumber : Data Monografi dan Hasil Survey 2010

    No Dusun

    Jumlah Fasilitas (Unit)

    Pratek Bidan Posyandu

    1 Krajan 1 1 1

    2 Krajan 2 0 1

    3 Sumberejo 0 1

    4 Blendongan 0 1

    5 Gunung Tumpuk 0 1

    Jumlah 1 5

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 38

    3.4.11 Jaringan Telematika

    Jaringan telematika di Desa Sidoluhur tidak menggunakan telepon

    umum ataupun jaringan Telkom, karena jaringan Telkom tidak masuk ke wilayah

    Desa Sidoluhur. Masyarakat Desa Sidoluhur mengunakan telepon pribadi

    (Handphone). Untuk lebih jelas, lihat pada table 3.22 berikut :

    Tabel 3.22

    Jumlah Sarana Telematika

    Desa Sidoluhur Tahun 2010

    No Dusun

    Jenis Sarana

    Televisi Radio Telepon

    Warnet Wartel Pribadi Umum

    1 Krajan 1 315 58 133 - - -

    2 Krajan 2 178 18 66 - - -

    3 Sumberejo 232 - 214 - - -

    4 Blendongan 203 6 70 - - -

    5 Gunung tumpuk 219 67 122 - - -

    Jumlah 1147 149 605 - - -

    Sumber: Data Monografi dan Hasil Survey 2010

    3.4.12 Jaringan Air Bersih

    Jaringan air bersih yang berada di Desa Sidoluhur mengunakan sumur, air

    HIPPA dan umum. Untuk lebih jelas, lihat pada table 3.23 berikut :

    Tabel 3.23

    Jumlah Sarana Air Bersih

    Desa Sidoluhur Tahun 2010

    No Dusun Jumlah Pemakaian Air Bersih (KK)

    Jumlah Sumur Air HIPPA Umum

    1 Krajan 1 4 371 44 419

    2 Krajan 2 - 201 28 229

    3 Sumberejo 217 - 100 317

    4 Blendongan - 149 193 342

    5 Gunung tumpuk 49 353 6 408

    Jumlah 270 1074 371 1715

    Sumber: Data Monografi dan Hasil Survey 2010

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 39

    3.4.13 Jaringan Drainase

    Jaringan Drainase yang berada di Desa Sidoluhur adalah drainase

    Primer (sungai) dan drainase sekunder (di pinggir jalan besar/utama). Tiap

    drainase memiliki kondisi dan keadaan yang berbeda, baik dalam bentuk lebar dan

    kedalaman. Drainase dapat pula berfungsi sebagai irigasi untuk mengairi. Untuk

    lebih jelas, lihat pada table 3.24 berikut :

    Tabel 3.24

    Jaringan Drainase

    Desa Sidoluhur Tahun 2010

    No Jenis Drainase Panjang (m) Lebar (m) Kedalaman (m) Kondisi

    1 Primer 5235 6 12 sedang

    2 Sekunder - 0,5 0,5 sedang

    3 Tersier - 0,3 0,3 buruk

    4 Quarter - 0,25 0.2 buruk

    3.4.14 Jaringan Pembuangan Sampah

    Jaringan pembuangan sampah pada Desa Sidoluhur adalah dengan

    menimbun dan membakar, di karenakan Desa Sidoluhur tidak memiliki TPS dan

    TPA. Sehingga para warga Desa Sidoluhur kebanyakan menggunakan metode

    menimbun sampah dan membakar sampah.

    3.4.15 Sarana Transportasi

    Sarana transportasi di Desa Sidoluhur terbagi menjadi dua bagian

    trasportasi pribadi yaitu sepeda motor dan mobil, serta transportasi umum yaitu

    angkot.

    3.4.16 Prasarana Jaringan Jalan

    Jaringan jalan di Desa Sidoluhur menurut statusnya adalah termasuk

    jalan desa yang menghubungkan antar desa lainnya yang berdekatan dan terdapat

    pula jalan lingkungan yang menghubungkan tiap dusun, RW dan RT.

    Perkerasan jalan pada Desa Sidoluhur adalah jenis aspal, paving, tanah

    dan makadam. Sedangkan pada kondisinya terdapat banyak aspal rusak, jalan

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 40

    tanah dengan kondisi rusak. Penampang jalan pada Desa Sidoluhur memiliki lebar

    rata-rata 3 m, sedangkan jalan makadam, paving dan jalan tanah memiliki lebar

    rata-rata 2,5 m.

    3.4.17 Jembatan

    Jembatan yang berada di Desa Sidoluhur berjumlah 3unit, yang tebuat

    dari beton dan bambu. Tiap jembatannya memiliki panjang, lebar serta kondisi

    yang sangat berbeda.

    3.4.18 Terminal

    Di Desa Sidoluhur tidak terdapat terminal, namun terdapat terminal

    bayangan tempat mangkal para supir angkot jurusan lawang-sidoluhur. Lokasi

    terminal bayangan tersebut berada di Dusun Krajan 1.

    3.4.19 Aspek Perekonomian

    Dalam aspek perekonomian yang terdapat di Desa Sidoluhur adalah

    pertanian dan perkebunan. Untuk lebih jelas, lihat pada table 3.25 berikut :

    Tabel 3.25

    Perekonomian ( Pertanian dan Perkebunan)

    Desa Sidoluhur Tahun 2010

    Sumber: Profil Desa dan Hasil Survey 2010

    No Jenis Luas Lahan

    (HA)

    Hasil

    Produksi

    (Kg/HA)

    Jumlah

    Produksi

    (Kg)

    1 Jagung 150 53.33 8000

    2 Kacang Tanah 3 1333.33 4000

    3 Kacang Panjang 4 2500 10000

    4 Ubi Kayu 25 720 18000

    5 Ubi Jalar 3 4333.33 13000

    6 Cabe 3 1666.67 5000

    7 Tomat 2 3500 7000

    8 Mentimun 2 6000 12000

    9 Terong 1 4000 4000

    10 Kopi 10 500 5000

    11 Tebu 300 80 24000

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 41

    3.4.20 Jumlah Penduduk

    Jumlah Penduduk Desa Sidoluhur pada Tahun 2010 berjumlah 5621,

    dengan tingkat penduduk terbesar berada di daerah Krajan 1, dan yang terndah di

    Krajan 2. Untuk lebih jelas, lihat pada table 3.26 berikut :

    Tabel 3.26

    Jumlah Penduduk

    Desa Sidoluhur Tahun 2010

    Sumber: Monografi Desa dan Hasil Survey 2010

    3.4.21 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

    Tingkat pendidikan penduduk Desa Sidoluhur paling banyak adalah

    tidak buta hurup, tidak tamat sekolah dan tamatan SD. Tingkat terbesar buta huruf

    berjumlah 396 jiwa berada di dusun Sumberejo, tidak tamat sekolah berjumlah

    470 jiwa berada di dusun Gunung Tumpuk, dan tamatan SD berjumlah 413 jiwa

    berada di dusun Gunung Tumpuk. Untuk lebih jelas, lihat pada table 3.27 berikut :

    No Dusun Jumlah

    Penduduk

    1 Krajan 1 1398

    2 Krajan 2 812

    3 Sumberejo 1004

    4 Blendongan 1071

    5 Gunung tumpuk 1336

    Jumlah 5621

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 42

    Tabel 3.27

    Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

    Desa Sidoluhur Tahun 2010

    No Dusun

    Jumlah Penduduk (Jiwa)

    Buta

    Huruf

    Tidak

    Tamat

    Sekolah

    Tamat

    TK

    Tamat

    SD

    Tamat

    SMP

    Tamat

    SMA

    Tamat

    PT

    Tanpa

    Ket. Jumlah

    1 Krajan 1 303 299 - 403 105 25 1 262 1398

    2 Krajan 2 365 153 - 217 31 9 - 37 812

    3 Sumberejo 396 192 - 277 12 3 - 124 1004

    4 Blendongan 194 362 - 275 12 3 - 225 1071

    5 G. Tumpuk 281 470 - 413 30 12 - 130 1336

    Jumlah 1539 1476 0 1585 190 52 1 778 5621

    Sumber: Monografi Desa dan Hasil Rekap

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 43

    Peta 3.4 Penggunaan Lahan Desa Sidoluhur

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 44

    BAB IV

    ANALISA

    4.1 Instrumen Penilaian (Scoring Tools) Desa Terpencil

    Untuk Desa terpencil, penetapan Penilaian (Scoring) untuk tiap Kriteria

    dan Parameternya yaitu:

    1. Kawasan Permukiman

    Kriteria: Kawasan perdesaan

    Parameter: Unit Administratif Desa

    2. Aksesibilitas

    Kriteria: Sarana/Infrastruktur Aksesibilitas

    (Jalan/Jembatan/Dermaga/Bandar Udara)

    Parameter: Tidak Ada, Nilainya: 0 (Rendah)

    Ada, Nilainya: 1 (Sedang)

    Ada > 1, Nilainya: 2 (Tinggi)

    3. Jarak

    Kriteria: Jarak dari Pusat Pertumbuhan

    Parameter: Lebih dari (>) 100 Km, Nilainya: 1 (Rendah)

    Antara 50-100 Km, Nilainya: 2 (Sedang)

    Kurang dari ( 1, Nilainya: 1 (Rendah)

    Ada, Nilainya: 2 (Sedang)

    Tidak Ada, Nilainya: 3 (Tinggi)

    Untuk melihat Rumusan Instrumen Penilaian (Scoring Tools) Desa

    Sidoluhur dalam bentuk tabulasi, dapat dilihat pada Tabel Rumusan Instrumen

    Penilaian (Scoring Tools) Desa Sidoluhur berikut ini.

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 45

    Tabel 4.1

    Instrumen Penilaian (Scoring Tools) Kriteria & Parameter Secara Kuantitaf

    dan Kualitatif

    Kriteria Penilaian Parameter Secara

    Kuantitatif

    Pemilaian Kriteria dan

    Parameter (Rata-rata)

    1. Kawasan Permukiman

    Unit Administratif Desa

    2.Sarana Aksesibilitas

    Jarak antar kawasan Jembatan antar

    kawasan

    Dermaga antar kawasan

    Tidak Ada

    0

    Ada

    1

    Ada > 1

    2 Rendah

    1

    Sedang

    2

    Tinggi

    3

    3. Jarak

    Jarak dari pusat pertumbuhan

    o Pusat Kabupaten o Pusat Kota o Kecamatan Lain

    > 100 Km

    0

    50-100 Km

    1

    1

    2

    Ada

    1

    Tidak Ada

    0 Rendah

    3

    Sedang

    2

    Tinggi

    1

    Sumber : Hasil Analisa 2014

    Dari Analisa diatas, dapat disimpulkan jika untuk unit administratif desa

    tidak terdapat masalah, untuk sarana Aksesibilitas terdapat jembatan dan jalan

    yang berstandar nasional untuk di lewati, untuk jarak desa ke pusat pertumbuhan

    juga tidak terlalu jauh, untuk Isolasi geografis Desa Sidoluhur mempunyai Sungai

    dan beberapa bukit yang ada disekelilingnya.

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 46

    Instrumen Penilaian (Scoring Tools) Kriteria & Parameter Secara Kualitatif

    Kegiatan Identifikasi Lokasi Desa Sidoluhur

    Kriteria Penilaaian Parameter

    Secara Kualitatif

    Penilaian Kriteria &

    Parameter ( Rata2 )

    1. Kawasan Permukiman Unit admistrasi Desa

    2. Infrastruktur (Sarana & Prasarana Wilayah)

    A. Prasarana dasar wilayah Air bersih

    Thp luas

    kawasan,pelayn

    an 25-60%

    Sedang

    2

    Listrik Thp luas

    kawasan,pelaya

    nn 25-60%

    Sedang

    2

    Irigasi

    Thp luas

    kawasan,pel

    ayanan

    60%

    Tinggi

    3

    Sarana pukesmas

    Thp luas

    kawasan,pel

    ayanan

    50 %

    Tinggi

    3 c. Produktivitas masyarakat Persen penganguran

    usia produktif

  • ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 47

    BAB V

    KESIMPULAN

    5.1 Rumusan Kelompok Tipologi Desa Tertinggal

    Pengelompokan tipologi untuk desa tertinggal didasarkan pada kriteria

    penilaian desa tertinggal. Berdasarkan simulasi terhadap penilaian kriteria-kriteria

    tersebut, maka dapat dirumuskan pengelompokan tipologi untuk desa tertinggal

    adalah berikut :