oklusi.doc

25
BAB I KAJIAN PUSTAKA Dasar Teori Pengertian Relasi dan Oklusi Oklusi adalah perubahan hubungan permukaan gigi geligi pada maksila dan mandibula, yang terjadi selama pergerakan mandibula dan berakhir dengan kontak penuh dari gigi geligi pada kedua rahang. Oklusi terjadi karena adanya interaksi antara dental system, skeletal system dan muscular system. Oklusi gigi geligi bukanlah merupakan keadaan yang statis selama mandibula bergerak, sehingga ada bermacam-macam bentuk oklusi, misalnya : sentrik, eksentrik, habitual, supra-infra, mesial distal, lingual. dsb. Dikenal dua macam istilah oklusi yaitu : 1. Oklusi ideal adalah merupakan suatu konsep teoritis oklusi yang sukar atau bahkan tidak mungkin terdapat pada manusia. 2. Oklusi normal adalah suatu hubungan yang dapat diterima oleh gigi geligi pada rahang sama dan rahang yang berlawanan, apabila gigi dikontakan dan kondilus berada dalam fosa glenoidea. Selain itu istilah maloklusi, yaitu yang menyangkut hal-hal diluar oklusi normal. Pada oklusi normal masih memungkinkan adanya beberapa variasi dari oklusi ideal yang secara fungsi maupun estetik masih Page | 1

Upload: citra-ayu

Post on 01-Dec-2015

30 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

oklusi

TRANSCRIPT

Page 1: oklusi.doc

BAB I

KAJIAN PUSTAKA

Dasar Teori

Pengertian Relasi dan Oklusi

Oklusi adalah perubahan hubungan permukaan gigi geligi pada maksila

dan mandibula, yang terjadi selama pergerakan mandibula dan berakhir dengan

kontak penuh dari gigi geligi pada kedua rahang. Oklusi terjadi karena adanya

interaksi antara dental system, skeletal system dan muscular system. Oklusi gigi

geligi bukanlah merupakan keadaan yang statis selama mandibula bergerak,

sehingga ada bermacam-macam bentuk oklusi, misalnya : sentrik, eksentrik,

habitual, supra-infra, mesial distal, lingual. dsb. Dikenal dua macam istilah oklusi

yaitu :

1.    Oklusi ideal adalah merupakan suatu konsep teoritis oklusi yang sukar atau

bahkan tidak mungkin terdapat pada manusia.

2.    Oklusi normal adalah suatu hubungan yang dapat diterima oleh gigi geligi pada

rahang sama dan rahang yang berlawanan, apabila gigi dikontakan dan kondilus

berada dalam fosa glenoidea.

Selain itu istilah maloklusi, yaitu yang menyangkut hal-hal diluar oklusi

normal. Pada oklusi normal masih memungkinkan adanya beberapa variasi dari

oklusi ideal yang secara fungsi maupun estetik masih dapat diterima/memuaskan.

Ada 2 tahap oklusi pada manusia :

1.     Perkembangan gigi geligi susu.

2.     Perkembangan gigi geligi permanen (rssm.iwarp.com).

Oklusi berasal dari kata occludere yang mempunyai arti mendekatkan dua

permukaan yang berhadapan sampai kedua pemukaan tersebut saling kontak.

Secara teoritis, oklusi didefinisikan sebagai kontak antara gigi-geligi yang saling

berhadapan secara langsung (tanpa perantara) dalam suatu hubungan biologis

yang dinamis antara semua komponen sistem stomato-gnatik terhadap permukaan

gigi-geligi yang berkontak dalam keadaan berfungsi berkontak dalam keadaan

berfungsi.

Page | 1

Page 2: oklusi.doc

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa oklusi bukanlah

merupakan suatu proses statik yang hanya dapat diketahui bila seseorang penutup

mulut sampai gigi geliginya dalam keadaan kontak. Tetapi, kita harus pula

memahami bahwa selain faktor gigi-geligi masih ada faktor lain yang ikut terlibat

dalam proses tersebut. Beberapa ahli menyatakan bahwa oklusi dibentuk oleh

suatu sistem struktur yang terintegrasi antara sistem otot-otot mastikasi dan sistem

neuromuskuler sendi temporomadibular dan gigi-geligi (Hamzah, Zahseni; dkk).

Dari aspek sejarah perkembangannya, dikenal tiga konsep dasar oklusi

yang sejauh ini diajarkan dalam pendidikan kedokteran gigi.

  Pertama, konsep oklusi seimbang (balanced occlusion) yang menyatakan suatu

oklusi baik atau normal, bila hubungan antara kontak geligi bawah dan geligi atas

memberikan tekanan yang seimbang pada kedua rahang, baik dalam kedudukan

sentrik maupun eksentrik.

  Kedua, konsep oklusi morfologik (morphologic occlusion) yang penganutnya

menilai baik-buruknya oklusi melalui hubungan antar geligi bawah dengan

lawannya dirahang atas pada saat geligi tersebut berkontak.

  Ketiga, konsep oklusi dinamik/individual/fungsional

(dinamic)/individual/functional occlusion). Oklusi yang baik atau normal harus

dilihat dari segi keserasian antara komponen-komponen yang berperan dalam

proses terjadinya kontak antar geligi tadi. Komponen-komponen ini antara lain

ialah geligi dan jaringan ini antara lain ialah geligi dan jaringan penyangganya,

otot-otot mastikasi dan sistem neuromuskularnya, serta sendi temporo mandibula.

Bila semua struktur tersebut berada dalam keadaan sehat dan mampu menjalankan

fungsinya dengan baik, maka oklusi tersebut dikatakan normal (Gunadi, Haryanto

A; dkk).

Posisi Oklusal Maksila Mandibula

Oklusi sentrik adalah posisi kontak maksimal dari gigi geligi pada waktu

mandibula dalam keadaan sentrik, yaitu kedua kondisi berada dalam posisi

bilateral simetris di dalam fossanya. Sentris atau tidaknya posisi mandibula ini

sangat ditentukan oleh panduan yang diberikan oleh kontak antara gigi pada saat

Page | 2

Page 3: oklusi.doc

pertama berkontak. Keadaan ini akan mudah berubah bila terdapat gigi supra

posisi ataupun overhanging restoration.

Kontak gigi geligi karena gerakan mandibula dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

1.     Intercupal Contact Position (ICP), adalah kontak maksimal antara gigi geligi

dengan antagonisnya

2.     Retruded Contact Position (RCP), adalah kontak maksimal antara gigi geligi

pada saat mandibula bergerak lebih ke posterior dari ICP, namun RB masih

mampu bergerak secara terbatas ke lateral.

3.     Protrusif Contact Position (PCP) adalah kontak gigi geligi anterior pada saat RB

digerakkan ke anterior

4.     Working Side Contact Position (WSCP) adalah kontak gigi geligi pada saat RB

digerakkan ke lateral.

Selain klasifikasi diatas, secara umum pola oklusi akibat gerakan RB dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

1.     Bilateral balanced occlusion, bila gigi geligi posterior pada kerja dan sisi

keseimbangan, keduanya dalam keadaan kontak

2.     Unilateral balanced occlusion, bila gigi geligi posterior pada sisi kerja kontak

dan sisi keseimbangan tidak kontak

3.     Mutually protected occlusion, dijupai kontak ringan pada gigi geligi anterior,

sedang pada gigi posterior

4.     Tidak dapat ditetapkan, bila tidak dikelompokkan dalamklasifikasi diatas.

(Hamzah, Zahreni,dkk)

Oklusi memiliki 2 aspek. Aspek yang pertama adalah statis yang mengarah

kepada bentuk, susunan, dan artikulasi gigi geligi pada dan antara lengkung gigi,

dan hubungan antara gigi geligi dengan jaringan penyangga. Aspek yang kedua

adalah dinamis yang mengarah kepada fungsi system stomatognatik ang terdiri

dari gigi geligi, jaringan penyangga, sendi

Dikenal 2 macam istilah oklusi yaitu:

Oklusi Ideal

Merupakan konsep teoretis dari struktur oklusal dan hubungan fungsional yang

mencakup prinsip dan karakteristik ideal yang harus dimiliki suatu keadaan

Page | 3

Page 4: oklusi.doc

oklusi. Menurut Kamus Kedokteran Gigi, oklusi ideal adalah keadaan

beroklusinya semua gigi, kecuali insisivus central bawah dan molar tiga atas,

beroklusi dengan dua gigi di lengkung antagonisnya dan didasarkan pada bentuk

gigi yang tidak mengalami keausan. Syarat lain untuk mendapatkan oklusi ideal

antara lain:

-       Bentuk korona gigi berkembang dengan normal dengan perbandingan yang tepat

antara dimensi mesio-distal atau buko-lingual

-       Tulang, otot, jaringan disekitar gigi anatomis mempunyai perbandingan yang

normal

-       Semua bagian yang membentuk gigi geligi geometris dan anatomis, satu dan

secara bersama-sama memenuhi hubungan yang tertentu

-       Gigi geligi terhadap mandibula dan cranium mempunyai hubungan geometris

dan anatomis yang tertentu

Karena gigi dapat mengalami atrisi akibat fungsi pengunyahan, maka bentuk gigi

ideal jarang dijumpai. Oklusi ini jarang ditemukan pada gigi geligi asli yang

belum diperbaiki.

Oklusi Normal

Leory Johnson menggambarkan oklusi normal sebagai suatu kondisi oklusi yang

berfungsi secara harmonis dengan proses metabolic untuk mempertahankan

struktur penyangga gigi dan rahang berada dalam keadaan sehat. Oklusi dikatakan

normal jika:

-       Susunan gigi di dalam lengkung gigi teratur dengan baik

-       Gigi dengan kontak proksimal

-       Hubungan seimbang antara gigi dan tulang rahang terhadap cranium dan

muscular di sekitarnya

-       Kurva spee normal

-       Ketika gigi berada dalam kontak oklusal, terdapat maksimal interdigitasi dan

minimal overbite dan overjet

-       Cusp mesio-bukal molar 1 maksila berada di groove mesio-bukal molar 1

mandibula dan cusp disto-bukal molar 1 maksila berada di embrasure antara molar

1 dan 2 mandibla dan seluruh jaringan periodontal secara harmonis dengan kepala

dan wajah.

Page | 4

Page 5: oklusi.doc

 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Oklusi

Oklusi pada masing-masing individu tidaklah sama. Faktor-faktor yang

mempengaruhi oklusi gigi manusia antara lain:

      Variasi genetik

      Perkembangan gigi-geligi secara acak

      Adanya gigi-gigi supernumerary

      Otot-otot dan jaringan sekitar rongga mulut

      Kebiasaan

      Trauma

Page | 5

Page 6: oklusi.doc

BAB II

HASIL PERCOBAAN

Tabel Hasil Pengamatan

1.3.1 Pemeriksaan Oklusi Gigi-geligi

1.3.1.1. Pemeriksaan Oklusi Statik

Jenis Kelamin Orang

CobaPosisi Oklusi Sisi Kanan Sisi Kiri

Perempuan

Cusp to marginal

ridge

15 16 17

45 46 47

24 25

34 35

Cusp to fossa27

37

1.3.1.2. Pemeriksaan Oklusi Sentrik

Jenis kelamin orang coba Hubungan gigi geligi posterior

Perempuan

Gigi geligi dalam keadaan oklusi sentrik

dan terjadi kontak maksimal antara gigi

geligi dengan antagonisnya (ICP).

1.3.1.3 Pemeriksaan Overbite dan Overjet

Jenis Kelamin

Orang CobaOverbite Overjet

P 0,4 cm 0,2 cm

Page | 6

Page 7: oklusi.doc

L 0,3 cm 0,1 cm

1.3.1.4 Pemeriksaan Oklusi Ideal

Gerakan Orang coba normal hambatan

Oklusi sentrik Perempuan -

Relasi sentris ke oklusi sentris Perempuan -

Pergerakan mandibular ke

anteriorPerempuan -

Jenis kelamin

Orang Coba

Gerakan

Oklusi

Gigi Geligi yang mengalami kontak

premature (ditandai spot yang tebal)

Perempuan ICP ,

Perempuan RCP , , ,

Perempuan PCP ,

1.3.2 Pemeriksaan Hubungan Mandila Terhadap Maksila

1.3.2.1 Pemeriksaan Relasi Sentrik

Jenis kelamin orang

coba

Jarak gigit saat oklusi

sentris

Jarak gigi saat relasi

sentris

Page | 7

Page 8: oklusi.doc

Perempuan 4 mm 6 mm

Jenis kelamin orang

coba

Jarak pergeseran dari posisi ICP ke RCP (mm)

Perempuan 6mm

1.3.2.2 Pemeriksaan Physiological Rest Position

Jenis kelamin orang coba Free way space (mm)

Perempuan 2,2 mm

1.3.3.3 Pemeriksaan Oklusi Dinamik / Artikulasi

Jenis Kelamin Orang

Coba

Oklusi gigi pada sisi

kerja

Oklusi gigi pada

keseimbangan

Perempuan (I) - +

Perempuan (II) + +

Jenis kelamin orang cobaPola Oklusi (BBO/UBO/MBO/tidak dapat

diklasifikasikan)

Perempuan (I) MBO

Perempuan (II) BBO

PERTANYAAN

Page | 8

Page 9: oklusi.doc

1. Apakah setelah RCP rahang masih dapat digerakkan ke posisi lebih

posterior?

Tidak, karena RCP merupakan titik dimana RB dalam posisi paling

posterior (posterior maksimum) terhadap RA, sehingga hanya dapat

digerakkan ke samping saja, tanpa mampu digerakkan ke posisi lebih

posterior lagi.

2. Pada keadaan normal tanda ada pergerakan rahang oklusi umumnya

terjadi kontak gigi geligi RA dan RB yang bagaimana?

Pada keadaan normal yang sehat, posisi gigi geligi dalam keadaan baik, di

mana gigi geligi kontak dalam keadaan ideal. Saat oklusi static terjadi gigi

geligi dalam keadaan cusp to marginal maupun cusp to fossa. Sedangkan

gigi anterior kontak antara insisal gigi RB anterior dengan singulum RA

anterior (overbite, overjet). Pada oklusi dinamik gigi geligi kontak dalam

keadaan seimbang dalam pergerakannya.

3. Hubungan terbanyak antara gigi rahang atas dan rahang bawah

adalah kontak yang bagaimana?

Retruded Contact Position (RCP), yaitu kontak maksimal antara gigi-

geligi pada saat mandibula bergerak lebih ke posterior dari ICP, namun

RB masih mampu bergerak secara terbatas ke lateral

4. Pada orang normal oklusi terbanyak adalah?

Mutually Protected Occlusion, dijumpai kontak ringan pada gigi geligi

anterior, sedang pada gigi posterior tidak kontak

5. Berapa besar Free way space normal?

Besar free way space normal 2- 4 mm. Pengukuran free way space pasien

dimaksudkan untuk mengetahui berapa besar jarak in-terocclusal pasien

pada saat posisi istirahat. Ini berguna untuk menentukan ketebalan bite

plane jika diperlukan pada perawatan nanti.

Page | 9

Page 10: oklusi.doc

6. Gigi-gigi posterior manakah yang mengalami Cusp to margin?

Yang mengalami Cusp to margin adalah gigi premolar

7. Gigi-gigi posterior manakah yang mengalami Cusp to fossa?

Yang mengalami Cusp to fossa adalah gigi molar

8. Untuk mencapai posisi working side, dimana posisi cusp gigi posterior

RB?

Untuk mencapai posisi working side, posisi cusp gigi posterior RB

berkontak dengan cusp gigi posterior RA, dimana cusp mesio-bukal gigi

posterior pada RB berkontak dengan gigi posterior RA pada posisi mesio-

bukalnya.

Page | 10

Page 11: oklusi.doc

BAB III

PEMBAHASAN

1.3.1 Pemeriksaan Oklusi Gigi-geligi

1.3.1.1. Pemeriksaan Oklusi Statik

Pada percobaan pemeriksaa oklusi sentrik awalnya orang coba dalam

posisi duduk tenang dengan bidang oklusal sejajr dengan lantai kemudian

instruksikan untuk membuak mulut dan dilanjutkan dengan menutup mulut

sampai gigi geligi kedua rahang menyentuh. Lihat lubang gigi geligi anterior dan

posteriornya. Kemudian letakkan articulating paper di atas permukaan oklusal

gigi posterior dan intruksikan orang coba untuk menutup mulut sampai gigi geligi

kedua rahang menyentuh. Gerakan dilakukan selama 3 – 5 kali. Kemudian

perhatikan hubungan gigi geligi posterior (cusp fungsional) untuk menetukan

relasi gigi posterior cusp to margina ridge dan relasi gigi posterior cusp to fossa.

Catat pada gigi yang mana (RA atau RB) dijumpai teraan cusp to marginal ridge

yitu poada saat cusp fungsional gigi rahang atas dan bawah saling bersandar pada

marginal ridge posterior lawannya. Serta catat gigi yang dijumpai cusp to fossa

dan cusp fungsional gigi RA dan RB saling bersandar pada fossa posterior

lawannya

Pada pemeriksaan oklusi statik, orang coba memposisikan giginya seperti

dalam keadaan saat dia diam (tidak ada pergerakan antara RA dan RB). Diketahui

bahwa di sisi kiri RB dan RB, posterior ,oklusi cusp to marginal ridge pada orang

coba adalah gigi premolar 1 dan premolar 2. Sedangkan gigi molar 2 mengalami

oklusi cusp to fossa, dengan keadaan gigi molar 1 atas yang sudah diekstraksi

sehingga tidak terjadi kontak, dan gigi molar 3 yang belum tumbuh.

Page | 11

Page 12: oklusi.doc

Di sisi kanan, hanya terjadi oklusi cusp to marginal ridge saja pada gigi

premolar 1,premolar 2 dan molar 1 RA dan RB, dan gigi posterior lainnya tidak

terjadi oklusi.

1.3.1.2. Pemeriksaan Oklusi Sentrik

Pada pemeriksaan oklusi sentrik, orang coba disipakan dalam posisi duduk

dengan tenang, dengan posisi bidang oklusi sejajar lantai. Lalu diinstruksikan

untuk membuka mulut, dianjurkan menutup mulut sampai gigi geligi kedua

rahang saling menyentuh (ICP). Keadaan seperti ini dipertahankan. Lalu, orang

coba dimintai untuk menggerakkan RB ke posisi kontak maksimal se-posterior

mungkin (sentrik/RCP), namun RB masih mampu bergerak ke lateral dan tanpa

disertai rasa nyeri. Posisi kontak maksimal dari gigi-geligi pada waktu mandibula

dalam keadaan sentrik harus diperhatikan. Lalu dicatat hubungan gigi geligi

posterior rahang atas terhadap gigi lawannya.

Pemeriksaan oklusi sentrik pada sampel didapatkan informasi bahwa, gigi

-geligi dalam keadaan oklusi sentrik dan terjadi kontak maksimal antara gigi

geligi dengan antagonisnya (ICP). Hal ini menunjukkan orang coba dalam kondisi

oklusi normal, dimana kontak gigi geligi RA dan RB dalam posisi seimbang, dan

keadaan over jet serta over bite gigi anterior dalam keadaan normal, dimana

kontak itu terjadi antara bidang insisal RB dengan singulum RA. Sedangkan

hubungan antar gigi posterior sedikit mengalami pergeseran, dimana gigi geligi

bagian posterior RB (premolar 1), kontak dengan premolar RA dan seterusnya,

sehingga posisi kontak lebih ke belakang.

Berdasarkan hasil percobaan, pada gigi posterior, terjadi kontak antara

tonjolan gigi rahang bawah terhadap tonjolah gigi rahang atas. Posisi gigi RB

yang lebih ke belakang pada orang coba, menyebabkan gigi Premolar 1 RA akan

berkontak dengan Premolar 2 RB dan Premolar 2 RB dengan Molar. Sehingga

dapat dikatakan bahwa gigi geligi berada dalam keadaan tidak sentrik. Karena

kondisi gigi geligi tidak berada dalam posisi bilateral simetris di dalam fossanya

saat pertama berkontak. Hal ini dapat disebabkan karena gigi mengalami supra--

posisi atau overhanging restoration.

1.3.1.5 Pemeriksaan Overbite dan Overjet

Page | 12

Page 13: oklusi.doc

Overjet adalah jarak horizontal antara gigi insisivus atas dan bawah pada

keadaan oklusi diukur pada ujung insisivus atas. Nilai rata-rata overjet pada oklusi

normal kurang lebih 2mm atau 1mm sampai 3mm. Overjat tergantung pada

inklinasi dari gigi-gigi insisivus dan hubungan antero-posterior dari lengkung gigi.

Pada sebagian besar individu, ada overjetpositif, misalnya sewaktu insisivus atas

terletak di depan insivus bawah pada keadaan oklusi, namun overjet juga bisa

kebalikan, atau edge to-edge

Overbite adalah jarak vertical antara ujung gigi insisivus atas dan bawah.

Dipengaruhi oleh derajat perkembangan vertikal dari segmendento-alveolar

anterior. Idealnya, gigi insisivus bawah harus berkontak dengan sepertiga

permukaan palatal dari insisivus atas atau 2-3 mm,pada keadaan oklusi. Namun

bisa juga terjadi suatu keadaan di mana jarak menutupnya bagian insisal insisivus

maksila terhadap insisal insisivus mandibula dalam arah vertikal melebihi 1/3

(deep bite). Bisa juga terjadi keadaan adanya ruangan oklusal atau insisal dari gigi

saat rahang atas dan rahang bawah dalam keadaan oklusi sentrik (openbite). Bisa

juga terjadi edge to edge atau permukaan insisal insisivus rahangatas berkontak

dengan insisivus rahang bawah.

Overjet dan overbite pada laki-laki dan perempuan mengalami perbedaan,

tetapi perbedaan ini tidak bermakna secara signifikan. Besar kecilnya overjet dan

overbite bisa disebabkan oleh faktor skeletal, dental atau kombinasi keduanya.

1.3.1.6 Pemeriksaan Oklusi Ideal

Oklusi sentrik adalah posisi kontak maksimal dari gigi geligi pada waktu

mandibula dalam keadaan sentrik, yaitu kedua kondisi berada dalam posisi

bilateral simetris di dalam fossanya. Pada percobaan yang dilakukan oleh orang

coba, didapatkan pemeriksaan gerakan oklusi sentrik dalam keadaan normal,

gerakan relasi sentries ke oklusi sentris dalam keadaan normal, dan pergerakan

mandibula ke anterior juga dalam keadaan normal. Ketiganya tidak mengalami

hambatan. Sentris atau tidaknya posisi mandibula ini sangat ditentukan oleh

panduan yang diberikan oleh kontak antara gigi pada saat pertama berkontak.

Page | 13

Page 14: oklusi.doc

Keadaan ini akan mudah berubah bila terdapat gigi supra posisi ataupun

overhanging restoration.

Pemeriksaan Hubungan Mandila Terhadap Maksila

1.3.2.1 Pemeriksaan Relasi Sentrik

Pada percobaan yang dilakukan oleh orang coba perempuan, gerakan

oklusi Intercupal Contact Position (ICP) yaitu kontak maksimal antara gigi-

geligi dengan antagonisnya, yang mengalami kontak premature adalah gigi-geligi

insisiv sentral. Gerakan oklusi Retruded Contract Position (RCP), yaitu kontak

maksimal gigi geligi pada saat mandibula bergerak lebih ke posterior dari ICP,

namun rahang bawah masih mampu bergerak secara terbatas ke lateral, yang

mengalami kontak premature adalah gigi geligi premolar, molar pertama, dan

molar kedua. Sedangkan gerakan oklusi Protrusif Contact Position (PCP), yaitu

kontak gigi geligi anterior pada saat rahang bawah digerakkan ke anterior, yang

mengalami kontak premature adalah gigi geligi insisiv sentral.

Dari praktikum yang telah kami lakukan yaitu pemeriksaan relasi sentrik

pada orang coba yang berjenis kelamin perempuan didapatkan jarak gigit saat

oklusi sentries adalah 4mm, dan jarak gigi saat relasi sentries sebesar 6mm. Yang

mana dalam keadaan sentrik ini kondisi kontak dari gigi-geligi pada posisi

bilateral simetris di dalam fossanya. Untuk pengamatan dari posisi ICP ke RCP

pada orang coba didapatkan 6mm. pada pengamatan , orang coba menggerakkan

mandibula ke belakang ke posisi yang paling posterior sejauh 1cm dari keadaan

oklusi. Didapatkan 6 mm, yaitu selisih dari keadaan kontak yang maksimal ke

posterior dikurangi dengan kontak maksimal dari gigi-geligi antagonisnya. 10 mm

dikurangkan 4 mm. Dan pemeriksaan kali ini juga untuk melihat sentris atau

tidaknya posisi mandibula, yang sangat ditentukan oleh panduan yang diberikan

oleh kontak antara gigi pada saat pertama kontak.

1.3.2.2 Pemeriksaan Physiological Rest Position

Dari praktikum yang telah kami lakukan yaitu pemeriksaan physiological

rest position pada orang coba yang berjenis kelamin perempuan didapatkan free

Page | 14

Page 15: oklusi.doc

way space 2,2 mm. Free way space sendiri adalah celah yang terdapat antara

rahang atas dan rahang bawah dalam keadaan istirahat yang merupakan selisih

antara relasi vertikal istirahat dan relasi vertikal oklusi hal ini dapat dikatakan

normal, free way space yang normal yaitu 2-4mm. Pengukuran free way space

pasien dimaksudkan untuk mengetahui berapa besar jarak in-terocclusal pasien

pada saat posisi istirahat. Ini berguna untuk menentukan ketebalan bite plane jika

diperlukan pada perawatan nanti.

1.3.3.3 Pemeriksaan Oklusi Dinamik / Artikulasi

Oklusi dinamik merupakan hubungan antara gigi geligi rahang atas dan

rahang bawah pada saat seseorang melakukan gerakan mandibula ke arah lateral

(samping) ataupun ke depan (antero-posterior). Oklusi yang terjadi karena

pergerakan mandibula ini sering disebut artikulasi. Pada gerakan ke lateral akan

ditemukan sisi kerja (working side) yang ditunjukan dengan adanya kontak antara

cusp bukal rahang atas dan cusp molar rahang bawah; dan sisi keseimbangan

(balancing side). Working side dalam oklusi dinamik digunakan sebagai panduan

oklusi (oklusal guidance), bukan pada balancing side.

Pada pemeriksaan oklusi dinamik atau artikulasi kali ini, digunakan dua

orang coba yang berbeda namun dengan jenis kelamin yang sama. Pada orang

coba pertama diperoleh data bahwa oklusi gigi geligi pada sisi kerja tidak terjadi

kontak sedangkan oklusi gigi pada sisi keseimbangannya terjadi kontak.

Sementara itu, pada orang coba kedua, oklusi gigi geligi pada sisi kerja terjadi

kontak dan oklusi geligi pada sisi keseimbangan juga terjadi kontak. Sehingga

dapat diambil kesimpulan bahwa orang pertama termasuk dalam pola oklusi MBO

( Mutually balanced Occlusion) yaitu dijumpai kontak ringan atau tidak kontak

pada gigi geligi anterior, sedang pada gigi posterior tidak terjadi kontak.

Sedangkan pola oklusi orang kedua adalah BBO (Bilateral Balanced Occlusion)

dimana gigi geligi posterior pada sisi kerja dan sisi keseimbangan, keduanya

dalam keadaan kontak.

Page | 15

Page 16: oklusi.doc

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Oklusi didefinisikan sebagai kontak antara gigi-geligi yang saling

berhadapan secara langsung dalam suatu hubungan-hubungan biologis yang

dinamis antara semua komponen sistem stomatognasi terhadapa permukaan

gigi-geligi yang berkontok dalam keadaan berfungsi.

Oklusi dibentuk oleh suatu sistem struktur yang terintegrasi antar sistem

otot-otot mastikasi dan sistem neuromuskuler, sendi temporomandibular

(STM) dan gigi-geligi. Oklusi dikatakan baik/benar apabila hubungan kontak

antara gigi-geligi pada rahang bawah dan rahang atas memberikan tekanan

yang seimbang pada kedua sisi rahang, baik dalam keadaan sentrik maupun

eksentrik.

Oklusi yang ideal dapat diperoleh apabila bentuk cusp, ridge, dan groove gigi

geligi ideal, tetapi hal ini akan sulit dicapai sebab dalam proses pemakainnya

seringkali gigi-geligi tersebut mengalami perubahan. Berbagai macam

perubahan yang terjadi adalah :

a. Atrisi, yaitu keausan gigi yang disebabkan faktor fisiologi (misalnya

gesekan antar gigi)

b. Abrasi, yaitu keausan gigi yang disebabkan faktor mekanis (misalnya

sikat gigi)

Page | 16

Page 17: oklusi.doc

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Ida Ayu Candranita Manuaba, Sp.OG, dkk. 2009. Buku Ajar Patologi Obsteri

untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : EGC

Guyton, Arthur C. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

Junadi, Purnawan. 1982. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapis

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Avi Laviana. 2004. Analisis Model Studi, Sumber Informasi Penting bagi

Diagnosis Ortodonti. Bag. Orthodonti FKG Universitas Padjadjaran. pp. 1-18.

Budiman, J.A., Yashadana, E.D.D., Sadoso, S.D., dan Masbirin. 1997. Hubungan

Rasio Anterior dengan Overjet dan Overbite pada Perawatan Orthodontik. Jurnal

Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Vol. 4 (3): 19-43.

Despopoulos & Silbernagl. 2003. Color Atlas Of Physiology Chapter 9. Elsevier:

Philadelpia

Page | 17