obstipasi, infeksi, - copy
DESCRIPTION
Obstipasi, Infeksi,dan mtbsTRANSCRIPT
OBSTIPASI, INFEKSI,SYNDROM KEMATIAN BAYI
MENDADAK DAN MANAJEMEN TERAPI BAYI SAKIT
(MTBS)
NAMA KELOMPOK :
• 1. ARUM RACHMAWATI • 2. EKI KUMALASARI• 3. UMMI SAROFAH • 4. YUHANIS YULIANA MARTIN
OBSTIPASI
DEFINISI OBSTIPASI •Obstipasi adalah penimbunan feses yang keras akibat adanya
penyakit atau adanya obstruksi pada saluran cerna. •Bisa juga didefinisikan sebagai tidak adanya pengeluaran feses
selama 3 hari atau lebih.
ETIOLOGI OBSTIPASIKebiasaan
makanHipotiroidis
meKeadaan-keadaan mental
Penyakit organik
Kelainan Kongenital
Penyebab lain
TANDA DAN GEJALA OBSTIPASI Pada neonatus jika tidak mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama, pada
bayi jika tidak mengeluarkan feses selama 3 hari atau lebih. Sakit dan kejang pada perut Pada pemeriksaan rectal, jari akan merasa jepitan udara dan mekonium yang
menyemprot Feses besar dan tidak dapat digerakkan dalam rectum Bising usus yang janggal Merasa tidak enak badan, anoreksia, dan sakit kepala Terdapat luka pada anus
PEMBAGIAN OBSTIPASI
Obstipasi Akut• Yaitu rektum tetap mempertahankan
tonusnya dan defekasi timbul secara mudah dengan stimulasi laksatif, supositoria, atau enema.
Obsipasi Kronik• Yaitu rektum tidak kosong dan
dindingnya mengalami peregangan berlebihan secara kronik, sehingga tambahan feses yang datang mencapai tempat ini tidak menyebabkan rektum meregang lebih lanjut.
MANAJEMEN TERAPI OBSTIPASI
• Penilaian asupan makanan dan cairan• Penilaian dari kebiasaan usus (kebiasaan pola makan)• Penilaian penampakan stress emosional pada anak yang dapat
memengaruhi pola defekasi bayi.
PENATALAKSANAAN OBSTIPASI
• Mencari penyebab obstipasi• Menegakkan kembali kebiasaan defekasi yang normal dengan
mempertahankan gizi, tambahan cairan, dan kondisi psikis • Pengosongan rektum dilakukan jika tidak ada kemajuan setelah dianjurkan
untuk menegakkan kembali kebiasaan defekasi. Pengosongan rektum bisa dilakukan dengan enema dan laksatif.
INFEKSI
DEFINISI INFEKSI
•Infeksi perinatal adalah infeksi pada neonates yang terjadi pada masa antenatal, intranatal dan postnatal.
ETIOLOGI INFEKSI• Infeksi antenatal
Infeksi yang terjadi pada masa kehamilan ketika kuman masuk ke tubuh janin melalui sirkulasi darah ibu, lalu masuk melewati plasenta dan akhirnya kedalam sirkulasi darah umbilkus. Berikut ini contoh kuman yang menginvasi ke dalam janin.a. Virus : rubella, poliomyelitis, variola, vaccinia, coxsackie, dan cytomrgalic
inclusion.b. Spirochaeta : terponema palidium.c. Bakteri : e. Coli dan listeria monocytoganes
• Infeksi terjadi pada masa persalinan. Infeksi ini sering terjadi ketika mikroorganisme masuk dari
vagina, lalu naik kemudian masuk ke dalam rongga amnion, biasanya setelah selaput ketuban pecah. Ketuban yang pecah lebih dari 12 jam akan menjadi penyebab timbulnya plasentitis dan amnionitis.
• Infeksi postnatalInfeksi pada priode postnatal dapat terjadi setelah bayi lahir
lengkap, misalnya melalui kontaminasi langsung dengan alat-alat yang tidak steril, tindakan yang tidak antisetik atau dapat juga terjadi akibat infeksi silang, misalnya pada neonates neonatorum, omfalitis, dan lain-lain.
TANDA DAN GEJALA INFEKSI• Bayi malas minum• Gelisah• Frekuensi pernafasan meningkat• Berat badan menurun• Pergerakan kurang• Muntah• Diare• Sklerma dan udema• Perdarahan, icterus, dan kejang• Suhu tubuh dapat normal, hipotermi, atau hipetermi.
PENATALAKSANAAN INFEKSI• Berikan posisi semifowler agar sesak berkurang• Apabila suhu tinggi, lakukan kompres dingin• Berikan ASI perlahan-lahan, sedikit demi sedikit• Apabila bayi muntah, lakukan perawatan muntah yaitu posisi tidur miring
kekiri atau ke kanan.• Apabila ada diare, perhatikan personal hygiene dan keadaan lingkungan• Rujuk segera ke rumah sakit. Lakukan informed consent pada keluarga.
SINDROM KEMATIAN BAYI MENDADAK
DEFINISI SINDROM KEMATIAN BAYI MENDADAK
• Sindrom kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome sids) terjadi pada bayi yang sehat, saat ditidurkan tiba-tiba ditemukan meninggal beberapa jam kemudian.
• SIDS terjadi kurang lebih 4 dari 1000 kelahiran hidup, insiden puncak dari SIDS pada bayi usia 2 minggu dan 1 tahun
ETIOLOGI SINDROM KEMATIAN BAYI MENDADAK
• Secara pasti penyebabnya belum diketahui, namun beberapa ahli telah melakukan penelitian dan mengemukakan ada beberapa penyebab SIDS yaitu sebagai berikut: • Ibu yang masih remaja• Bayi premature• Gemelli (bayi kembar)• Bayi dengan kekurangan surfaktan pada alveoli • Bayi dari ibu dengan ketergantungan narkotika
FAKTOR-FAKTOR YANG MUNGKIN MENYEBABKAN BAYI MENINGGAL MENDADAK
• Jeda pernafasan karena apnea dan sianosis yang lama selama tidur. Telah diobservasi pada dua bayi yang kemudian dianggap meninggal karena SIDS dan adanya obstruksi saluran nafas bagian atas dengan jeda pernafasan serta bradikardia yang lama pada bayi-bayi dengan SIDS abortif. Walaupun demikian masih belum pasti apakah apnea sentral atau apnea obstruktif yang lebih penting dalam terjadinya SIDS.
• Cacat batang otak karena sedikitnya 2 kepingan bukti telah mengisyaratkan bahwa bayi-bayi dengan sids memiliki abnormalitas pada susunan saraf pusat.
• Fungsi saluran nafas atas yang abnormal, berdasarkan pada perkembangan dan anatomi, maka bayi yang muda dianggap beresiko tinggi terhadap saluran pernafasan bagian atas, apakah keadaan ini terjadi pada sids masih belum di ketahui.
• Reflek saluran nafas yang hiperreaktif karena masuknya sejumlah cairan ke dalam laring dapat merangsang timbulnya reflek ini dan di duga menimblkan apnea, maka di berikan perhatian yang cukup besar akan kemungkinan reflek gasoesofagus dan aspirasi sebagai mekanisme primer terjadinya sids pada beberapa bayi.
• Abnormalita jantung, beberapa ahli mengajukan adanya ketidakstabilan pada jantung muda, tetapi tidak mendapatkan bukti yang meyakinkan saat ini untuk menunjukan bahwa aritma jantung memainkan peranan pada sids.
PENATALAKSANAAN SINDROM KEMATIAN BAYI MENDADAK
• Bantu orang tua mengatur jadwal untuk melakukan konseling• Mengungkapkan rasa dukanya• Berikan penjelasan mengenai SIDS, beri kesempatan pada orang tua untuk mengajukan
pertanyaan• Beri pengertian pada orang tua bahwa perasaan yang mereka rasakan adalah hal yang wajar• Beri keyakinan pada sibling (jika ada) bahwa mereka tidak bersalah terhadap kematian bayi
tersebut, bahkan jika mereka sebenarnya juga mengharapkan kematian dari bayi tersebut • Jika kemudian ibu melahirkan bayi kembali, beri dukungan pada orang tua selama beberapa
bulan pertama, paling tidak sampai melewati usia bayi yang meninggal sebelumnya.
MANAJEMEM TERPADU BALITA
SAKIT
DEFINISI MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT
• Manajemen terpadu balita sakit (MTBS) merupakan pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi upaya kuratif terhadap penyakit pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi, dan upaya promotif dan preventif yang meliputi imunisasi, pemberian vitamin A dan konseling pemberian makan yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak balita serta menekan morbiditas karena penyakit tersebut (pedoman penerapan manajemen terpadu balita sakit di puskesmas, modul-7. 2004).
PROSES MANAJEMEN KASUS
Menilai Dan Membuat Klasifikasi Anak Sakit Umur 2 Bulan - 5 Tahun.
Menentukan Tindakan Dan Memberi Pengobatan.
Memberi Konseling Bagi Ibu.
Memberi Pelayanan Tindak Lanjut.
MANAJEMEN TERPADU
BALITA SAKITPENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT
UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
PENILAIAN DAN KLASIFIKASI BAYI UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
Langkah- langkah pada bagan penilaian dan klasifikasi menggambarkan apa yang harus dilakukan apabila seorang anak dibawa keklinik dan bagan ini tidak digunakan bagi anak sehat yang imunisasi atau bagi anak dengan keracunan, kecelakaan atau luka bakar.Klasifikasi bukan merupakan diagnosis tapi merupakan indikator yang menuju ke arah diagnostik klinikLajur warna klasifikasi :• Lajur merah : kondisi yang harus segera dirujuk• Lajur kuning : kondisi yang memerlukan tindakan khusus• Lajur hijau : kondisi yang tidak memerlukan tindakan khusus tetapi penyuluhan pada ibu
1. MENANYAKAN KEPADA IBU MENGENAI MASALAH YANG DIHADAPI ANAKNYA.
Menanyakan kepada ibu mengenai empat keluhan utama :
1. Batuk atau sukar bernapas2. Diare3. Demam4. Masalah telinga
2. MEMERIKSA TANDA BAHAYA UMUM
Periksa tanda bahaya umum pada semua anak sakit.
Tanda bahaya umum adalah :
Anak tidak bisa minum atau menetek. Anak memuntahkan semuanya. Anak kejang. Anak letargis atau tidak sadar.
3. PENILAIAN DAN KLASIFIKASI BATUK ATAU SUKAR BERNAPAS
• Infeksi saluran pernapasan dapat terjadi pada bagian mana saja dari saluran pernapasan seperti hidung, tenggorokan, laring, trakea, saluran udara atau paru. Anak dengan batuk atau sukar bernapas mungkin menderita pneumonia atau infeksi saluran pernapasan berat lainnya.
• Menilai batuk atau sukar bernapas:• Apakah anak sukar bernapas dimana pola pernapasan yang tidak biasa cepat atau berbunyi atau
terputus-putus dan sudah berapa lama ; jika lebih 3 minggu berarti batuk kronis, kemungkinanan TBC, asma , batuk rejan
• Hitung napas dalam 1 menit pada bayi tenang• Jika umur anak 2 sampai 12 bulan dikatakan bernapas cepat jika frekuensi 50 kali permenit atau lebih
dan jika umur anak 12 bulan sampai 5 tahun dikatakan bernapas cepat 40 kali permenit.• Amati gerak napas pada dada atau perut anak itu, dinding dada bagian bawah masuk ke dalam ketika
anak menarik napas.• Dengar adanya stridor bunyi yang kasar saat anak menarik napas dan stridor terjadi apabila ada
pembengkakan pada laring, trakea sehingga menyebabkan sumbatan masuknya udara kedalam paru-paru
KLASIFIKASI BATUK ATAU SUKAR BERNAPAS
Ada tanda bahaya umum atau Tarikan dinding dada ke dalam atau Stridor
PNEUMONIA atau PENYAKIT SANGAT BERAT
Napas cepat PNEUMONIA
Tidak ada tanda-tanda pneumonia BATUK :BUKAN PNEUMONIA
PENILAIAN DAN KLASIFIKASI DIARE
Diare terjadi apabila tinja mengandung air yang lebih banyak dari normal. Diare biasa terjadi pada anak-anak umur antara 6 bulan sampai 2 tahun.
Jenis diare :• Bila terjadi lebih dari 14 hari disebut diare persisten.• Diare dengan darah dalam tinja disebut disentri.
MENILAI DIARE Anak yang menderita diare dinilai dalam hal :• Berapa lama anak menderita diare.• Adakah darah dalam tinja untuk menentukan apakah anak menderita disentri.• Adakah tanda-tanda dehidrasi. Tanyakan tentang diare pada semua anak :• Tanya : apakah anak menderita diare ?• Tanya : sudah berapa lama ?• Tanya : adakah darah dalam tinja ? lihat keadaan umum anak : letargis / tidak sadar ? gelisah / rewel ? lihat apakah matanya cekung. Beri anak minum. Cubit kulit perut anak.
KLASIFIKASI DEHIDRASITerdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut ini:• Letargis atau tidak sadar• Mata cekung• Tidak bisa minum atau malas minum• Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat.
DEHIDRASI BERAT
Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut ini:• Gelisah, rewel/mudah marah• Mata cekung• Haus, minum dengan lahap• Cubitan kulit perut kembalinya lambat
DEHIDRASI RINGAN SEDANG
• Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat atau ringan/sedang
TANPADEHIDRASI
KLASIFIKASI DIARE PERSISTEN
• Ada dehidrasi DIARE PERSISTEN BERAT
• Tanpa dehidrasi DIARE PERSISTEN
4. PENILAIAN DAN KLASIFIKASI DEMAM
1. MALARIADemam merupakan tanda utama malaria dan anak dengan malaria mungkin menderita anemia kronis. Malaria berat adalah malaria dengan komplikasi seperti malaria serebral atau anemia berat.Harus mengetahui risiko malaria di daerah anda tinggi, rendah, atau tanpa. Dan pemeriksaan malaria dapat dilakukan dengan alat diagnostik cepat, praktis dan tepat. Ambil sediaan darah periksa RDT jika belum dalam 28 hari dan periksa mikroskopis darah jika pernah dilakukan RDT dalam 28 hari terakhir (tidak dilakukan untuk daerah tanpa resiko malaria)
Kemudian lanjutkan penilaian anak demam• Sudah berapa lama anak itu demam• Jika lebih dari 7 hari apakah demam setiap hari• Apakah pernah mendapat obat anti malaria dalam 2 minggu terakhir• Apakah anak menderita campak dalam 3 bulan terakhir• Apakah ada kaku kuduk• Apakah ada pilek• Lihat ada tanda campak yaitu ruam kemerahan yang menyeluruh dan
salah satu dari batuk, pilek atau mata merah
2. CAMPAK
• Demam dan ruam kemerahan yang menyeluruh adalah tanda utama campak. Campak disebabkan oleh virus yang merusak sistem kekebalan.
• Jika anak sedang sakit campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir periksa adanya gejala komplikasi campak seperti : luka dimulut, nanah pada mata dan kekeruhan pada kornea
3. DEMAM BERDARAH DENGUE
• DBD adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat di indonesia yang jumlah kasus maupun daerah yang terjangkit cenderung meningkat. DBD disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti
Lakukan penilaian untuk DBD hanya jika demam 2 hari sampai dengan 7 hari.
• Apakah anak mengalami bintik merah dikulit atau perdarahan akibat trombositopeni. Perdarahan dari hidung dan gusi sangat dimungkinkan disebabkan DBD
• Apakah sering muntah bercampur darah /berwarna kopi
• Apakah beraknya berwarna hitam
• Apakah ada nyeri ulu hati
• Apakah ada tanda syok ujung ekstermitas teraba dingin, nadi teraba lemah atau tidak teraba.
• Bintik perdarahan di kulit (petekie)
• Uji torniket (+) ditemukan sebanyak 10 /lebih petekie pada daerah seluas diameter 2,8 cm
KLASIFIKASI RISIKO TINGGI MALARIA
Tanda dan Gejala Klasifikasi Ada tanda bahaya umumKaku kuduk
PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM
Demam (pada anamnesa atau teraba panas atau suhu ≥ 37,5C)Rapid Diagnostic test (RDT) positif
MALARIA
Demam (pada anamnesa atau teraba panas atau suhu ≥ 37,5C)Rapid Diagnostic test (RDT) negatif
DEMAM MUNGKIN BUKAN MALARIA
KLASIFIKASI RISIKO RENDAH MALARIA
Tanda dan Gejala Klasifikasi Ada tanda bahaya umumKaku kuduk
PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM
Tidak ada pilek danTidak ada campakTidak ada penyebab lain dari demam
MALARIA
Ada pilek atauAda campak atauAda penyebab lain dari demam
DEMAM MUNGKIN BUKAN MALARIA
KLASIFIKASI TANPA RISIKO MALARIA
Tanda dan Gejala Klasifikasi Ada tanda bahaya umum atauKaku kuduk
PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM
Tidak ada tanda bahaya umum atau tidak ada kaku kuduk
DEMAM BUKAN MALARIA
KLASIFIKASI DEMAM UNTUK CAMPAK
Tanda dan Gejala Klasifikasi Ada tanda bahaya umum ATAUKekeruhan pada kornea mata ATAULika dimulut yang dalam atau luas
CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI BERAT
Mata bernanah ATAULuka dimulut
CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI PADA MATA DAN/MULUT
Tidak ada tanda-tanda diatas
CAMPAK
KLASIFIKASI DEMAM UNTUK DBD
Tanda dan Gejala Klasifikasi Ada tanda –tanda syok atau gelisah ATAUMuntah bercampur darah/seperti kopi ATAUBerak berwarna hitam ATAUBintik-bintik perdarahan dikulit (petekie) dan uji torniket positif ATAUSering muntah ATAU
DBD
Demam mendadak tinggi dan terus-menerus ATAUNyeri ulu hati atau gelisah ATAUBintik perdarahan di kulit
MUNGKIN DBD
Tidak ada tanda-tanda diatas DEMAM MUNGKIN BUKAN DBD
5. PENILAIAN DAN KLASIFIKASI MASALAH TELINGA
Jika seorang anak menderita infeksi telinga, nanah terkumpul di belakang gendang telinga yang menyebabkan nyeri dan seringkali demam. Jika infeksi tidak diobati, gendang telinga mungkin pecah, nanah keluar dan anak akan berkurang rasa sakitnya. Anak akan berkurang pendengarannya sebab gendang telinganya tidak sembuh dan anak menjadi tuliMenilai masalah telingaSeorang anak dengan masalah telinga dinilai untuk:Nyeri telingaAdanya nanah/cairan dari telinga.Jika ada nanah, berapa lama telinga anak itu mengeluarkan nanahPembengkakan yang nyeri di belakang telinga sebagai tanda mastoiditis
Klasifikasi masalah telingaAda empat klasifikasi untuk masalah telinga:Tanda dan Gejala Klasifikasi Pembengkakan yang nyeri di belakang telinga
MASTOIDITIS
Tampak cairan /nanah dari telinga dan telah terjadi kurang dari 14 hari ATAU Nyeri telinga
INFEKSI TELINGA AKUT
Tampak cairan /nanah dari telinga dan telah terjadi selama dari 14 hari ATAU lebihNyeri telinga
INFEKSI TELINGA KRONIS
Tidak sakit telinga DAN tidak ada cairan/nanah keluar dari telinga
TIDAK ADA INFEKSI TELINGA
6. PENILAIAN DAN KLASIFIKASI STATUS GIZI
Anak yang kurang gizi mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk berbagai jenis penyakit dan kematian. Menilai status gizi :
• Apakah anak kurus nampak tidak berlemak, seperti tulang dibungkus kulit (marasmus)
• Raba pembengkakan pada kedua punggung kaki akibat dari sejumlah besar cairan terkumpul dalam jaringan tubuh anak (kwashiokor)
• Tentukan BB menurut panjang badan atau tinggi badan
KLASIFIKASI STATUS GIZI
Tanda dan Gejala Klasifikasi Badan sangat kurus ATAUBB/PB (TB) < -3 SD ATAUBengkak pada kedua punggung kaki
SANGAT KURUS DAN ATAU ANEMIA
Badan kurus ATAUBB/PB (TB) ≥ -3 SD - < -2 SD
KURUS
BB/PB (TB) – 2 SD - + 2 SD DANTidak ditemukan tanda-tanda kelainan gizi diatas
NORMAL
7. PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANEMIA
• Kekurangan zat besi pada makanan dapat menyebabkan anemia atau dari penyakit malaria yang dapat menghancurkan sel darah merah dan parasit seperti cacing yang dapat terjadi perdarahan
• Menilai anemiaLihat tanda kepucatan pada telapak tangan yang merupakan tanda anemia dan bandingkan telapak tangan anak dengan telapak tangan anda dikatakan agak pucat jika kulit telapak tangan anak itu pucat dan dikatakan sangat pucat jika telapak tangan kelihatan putih. Kepucatan dapat dilihat juga melalui konjungtiva
KLASIFIKASI ANEMIA
Tanda dan Gejala Klasifikasi Telapak tangan sangat pucat
ANEMIA BERAT
Telapak tangan agak pucat
ANEMIA
Tidak ditemukan tanda kepucatan pada telapak tangan
TIDAK ANEMIA
8. STATUS IMUNISASI ANAK
•Sesudah diterbitkannya SK menkes RI no 1611/MENKES/SK/XI/2005 tentang pedoman penyelenggaraan imunisasi, jadwal pemberian imunisasi berbeda untuk kelahiran di rumah dan sarana kesehatan dimana vaksin DPT dan hepatitis B tercampur dalam satu suntikan yang disebut combo
JADWAL IMUNISASI DI RUMAH
UMUR JENIS VAKSIN TEMPAT
0-7 hari HB 0 Rumah
1 bulan BCG, Polio 1 Posyandu
2 bulan DPT/HB1, Polio 2 Posyandu
3 bulan DPT/HB 2, Polio 3 Posyandu
4 bulan DPT/HB3, Polio 4 Posyandu
9 bulan Campak Posyandu
JADWAL IMUNISASI DI TEMPAT PELAYANAN KESEHATAN
UMUR JENIS VAKSIN TEMPAT
0 hari HB 0, BCG, Polio 1 RS/RB/Bidan
2 bulan DPT/HB1, Polio 2 RS/RB/Bidan
3 bulan DPT/HB 2, Polio 3 RS/RB/Bidan
4 bulan DPT/HB3, Polio 4 RS/RB/Bidan
9 bulan Campak RS/RB/Bidan
9.PEMBERIAN VITAMIN A
• Untuk pemberian vitamin A periksa status pemberian vitamin A pada semua anak yang berumur 6 bulan – 5 tahun dan catat pada kolom KMS, tidak ada kontra indikasi
• Jadwal pemberian vitamin a• Pemberian setiap pebruari dan agustus
• Umur 6 bulan – 11 bulan : 100.000 IU (warna biru)• Umur 12 bulan-5 tahun : 200.000 IU (warna merah)
MANAJEMEN TERPADU BALITA
SAKIT
MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN
1Menentukan
perlunya Rujukansegera
2Menentukan
tindakan dan
Pengobatan pra rujukan
3Merujuk
anak
4Menentukan
tindakan dan
Pengobatan untuk yang
tidak Memerlukan
rujukansegera
MENENTUKAN PERLUNYA DILAKUKAN RUJUKAN SEGERA
Rujukan untuk klasifikasi berat Perhatikan klasifikasi berat pada buku bagan MTBS. :
– Pneumonia berat atau penyakit sangat berat– Dehidrasi berat – Diare persisten berat– Penyakit berat dengan demam– Campak dengan komplikasi berat– Demam berdarah dengue– Mastoiditis– Gizi buruk atau anemia berat
MENENTUKAN TINDAKAN /PENGOBATAN PRA RUJUKAN
Bila anak memerlukan rujukan segera harus cepat ditentukan tindakan yang paling dibutuhkan dan segera diberikan
• Beri dosis pertama antibiotik yang sesuai.
• Beri dosis pertama kinin untuk malaria berat (di daerah risiko tinggi atau rendah malaria).
• Beri dosis pertama vitamin a.
• Mulai beri carian intravena pada anak dbd dengan syok.
• Lakukan tindakan untuk mencegah turunnya kadar gula darah (termasuk memberi asi, susu atau air gula)
• Beri dosis pertama obat antimalaria oral (daerah risiko tinggi dan rendah malaria).
• Beri 1dosis parasetamol untuk demam tinggi (38,50c atau lebih) atau nyeri akibat mastoiditis.
• Beri salep mata tetrasiklin atau kloramfenikol (bila ada kekeruhan kornea atau mata bernanah).
• Beri oralit sedikit demi sedikit dalam perjalanan ke rumah sakit.
MENENTUKAN TINDAKAN DAN PENGOBATAN UNTUK ANAK YANG TIDAK MEMERLUKAN RUJUKAN SEGERA
Anak yang tidak memerlukan rujukan, dapat ditangani di klinik saudara, yaitu yang mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
• Pneumonia• Batuk: bukan pneumonia• Dehidrasi ringan/sedang• Tanpa dehidrasi• Diare persisten• Disentri• MALARIA (risiko tinggi dan risiko rendah malaria)
• DEMAM-MUNGKIN BUKAN MALARIA (risiko rendah malaria) dan DEMAM: BUKAN MALARIA (tanpa risiko malaria)
• Campak dengan komplikasi pada mata atau mulut
• Campak• Mungkin dbd• Infeksi telinga akut• Infeksi telinga kronis• anemia
MERUJUK ANAK
• Menjelaskan pentingnya rujukan dan minta persetujuan untuk membawa anaknya ke RS
• Hilangkan kekhawatiran ibu dan bantu untuk mengatasi setiap masalah• Tulis surat rujukan untuk dibawa ke RS• Membawa peralatan yang diperlukan selama perjalanan ke RS
MENENTUKAN TINDAKAN DAN PENGOBATAN UNTUK ANAK YANG TIDAK MEMERLUKAN RUJUKAN
Anak yang tidak memerlukan rujukan dapat ditangani di klinik saudara yaitu yang mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
• Batuk : bukan pneumonia
• Diare dehidrasi ringan /sedang
• Diare tanpa dehidrasi
• Diare persisten
• Anemia
• Kurus
• Infeksi telinga kronis
• Demam : bukan DBD
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT
KONSELING BAGI IBU
1. MENGAJARI IBU CARA PEMBERIAN OBAT ORAL DI RUMAH
• Menentukan jenis dan dosis obat yang sesuai untuk umur atau berat bada anak• Memberitahukan ibu alasan pemberian obat kepada anak• Memperagakan cara mengukur satu dosis• Mengamati cara ibu menyiapkan obat satu dosis• Ibu memberi dosis pertama pada anak• Menjelaskan cara memberi obat, kemudian beri tanda dan pembungkus• Bila anak mendapat lebih dari satu jenis obat: pilih, hitung dan kemas tiap jenis obat secara
terpisah• Menjelaskan bahwa obat yang diberikan harus diminum sampai habis sesuai jadwal
pengobatan, walaupun keadaan anak sudah membaik• Mengecek pemahaman ibu sebelum meninggalkan klinik
2. MENGAJARI IBU CARA MENGOBATI INFEKSI LOKAL DIRUMAH
• Jelaskan kepada ibu tentang pengobatan yang diberikan dan alasannya• Uraikan langkah-langkah pengobatan infeksi lokal • Amati cara ibu melakukan pengobatan ini di klinik• Jelaskan berapa kali ibu harus mengerjakannya di rumah• Jika dibutuhkan pengobatan di rumah, beri ibu salep mata
tetrasiklin/kloramfenikol atau 1 botol kecil berisi gentian violet• Cek pemahaman ibu sebelum meninggalkan klinik
3. MENGAJAR IBU CARA MENCAMPUR DAN MEMBERI ORALIT
Aturan pertama perawatan di rumah : BERI CAIRAN TAMBAHAN .jika seorang anak diare tanpa dehidrasi diperbolehkan pulang, ibu perlu
dinasihati tentang cara memberi cairan tambahan di rumah (rencana terapi A)Cairan tambahan antara lain: ASI lebih sering dan lebih lama,air matang ,cairan
rumah tangga yang lain seperti : larutan gula garam, cairan makanan (kuah sayur, air tajin) dan oralit
Pada keadaan tersebut, ibu perlu diajari cara mencampur dan memberikan oralit kepada anak. Peragakan cara mencampur dan meminumkan pada anak. Ibu diminta untuk mengerjakan sendiri, sementara saudara mengamati
LANGKAH LANGKAH MEMBUAT ORALIT
• Cuci tangan dengan sabun• Ukur 200ml air matang (gunakan gelas belimbing atau gelas ukur bila ada).• Gunakan air yang sudah direbus kemudian dinginkan. Bila tidak mungkin gunakan air
minum yang paling bersih yang tersedia• Tuangkan seluruh bubuk oralit (200ml) kedalam berisi air matang tersebut• Aduk sampai seluruh bubuk oralit larut• Cicipi rasa oralit, agar saudara tahu rasa oralit
Terangkan bahwa larutan oralit harus dibuat dan digunakan pada hari yang sama. Buanglah sisa oralit yang dibuat sehari sebelumnya.Beri 6 bungkus oralit (200ml) untuk digunakan di rumah
MENUNJUKKAN KEPADA IBU BERAPA BANYAK CAIRAN TAMBAHAN TERMASUK ORALIT YANG
HARUS DIBERIKAN SEHARI-HARIJelaskan kepada ibu bahwa anak harus tetap minum cairan yang biasa diminumnya sehari-hari dan minum cairan tambahanJelankan kepada ibu bahwa diare akan segera berhenti. Oralit tidak akan menghentikan diare. Keuntungan pemberian oralit adalah mengganti cairan dan garam yang hilang bersama diare serta mencegah menjadi lebih parah
• Memberi cairan sedikit demi sedikit tapi sering dengan menggunakan gelas atau mangkuk. Gunakan sendok untuk anak yang nasih kecil
• Bila anak muntah, tunggu kurang lebih 10 menit, kemudian minumkan lagi dengan lebih lambat
• Melanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti
Contoh :Umur sampai 1 tahun 1 sendok teh per menit (1 jam : 60 * 5ml = 300ml)Umur 1 sampai 5 tahun 2 sendok teh per menit (1 jam : 60 * 10ml =
600ml)
4. ANJURAN PEMBERIAN ASI DAN MAKANAN
Anjuran pemberian makan ini sesuai untuk keadaan anak sakit maupun sehat. Selama sakit, biasanya anak sulit makan,Tapi mereka harus makan sesuai umur dan frekwensi yang dianjurkan. Walaupun tiap kali makan anak tidak manghabiskan porsinya. Setelah sembuh, makanan yang baik akan membantu pemilihan kehilangan berat badan dan mencegah kurang gizi. Pada anak sehat, makanan yang baik akan mencegah timbulnya penyakit.
6. MENENTUKAN MASALAH PEMBERIAN MAKAN ANAK
Sebelum memberi nasihat tentang pemberian makanan, saudara harus melengkapi penilaian pemberian makan dengan menentukan masalahnya.Berdasarkan jawaban ibu, tentukan perbedaan antara yang sebenarnya dilakukan dengan yang dianjurkan.
CONTOH MASALAH PEMBERIAN MAKANAN
PRAKTEK PEMBERIAN MAKAN ANAK YANG DILAKUKAN IBU ANJURAN PEMBERIAN MAKAN
Bayi umur 3 bulan diberi larutan gula dan ASI
Bayi 3 bulan hanya diberi ASI tanpa tambahan makanan atau cairan lain.
Anak umur 2 tahun diberi makan hanya 3 kali sehari
Anak umur 2 tahun harus mendapat 2 kali makanan selingan selain makanan pokok 3 kali
6. MENASEHATI IBU TENTANG MASALAH PEMBERIAN MAKAN ANAK
MEMBERI NASIHAT YANG SESUAI Jika ibu mengeluh kesulitan dalam pemberian ASI, lakukan penilaian
pemberian ASI). Jika perlu, tunjukkan kepada ibu posisi meneteki dan cara melekat yang benar.
Jika bayi umur kurang dari 4 bulan dan menerima susu no-ASI atau makanan lain:
• Bangkitkan rasa percaya diri ibu bahwa ia dapat memproduksi ASI sesuai kebutuhan anak.
• Anjurkan ibu untuk memberi ASI lebih sering, pagi, siang dan malam dan secara bertahap mengurangi pemberian susu non-ASI atau makanan lainnya.
Jika susu non ASI terpaksa harus dilanjutkan, nasihati ibu agar:• Memberi ASI sesering mungkin, termasuk pada malam hari.• Memastikan bahwa susu non ASI tersebut tepat dan mudah diperoleh.• Memastikan bahwa susu no ASI tersebut disiapkan dengan benar dan higienis serta
diberikan dalam jumlah yang cukup.• Membuat susu non ASI hanya sejumlah yang dapat dihabiskan anak dalam waktu 1
jam untuk menghindarkan kerusakan. Jika masih ada sisa, buang.
Jika ibu memberi susu kepada bayi menggunakan botol.• Nasihati ibu mengganti botol dengan cangkir/mangkuk/gelas.• Peragakan cara mamberi susu dengan cangkir/ mangkuk/ gelas.
• Gelas lebih baik daripada botol, karena lebih mudah dibersihkan.
Jika anak tidak diberi makan secara aktif, nasihati ibu untuk:• Duduk di samping anak dan membujuk anak untuk makan• Memberi makan anak dengan porsi cukup dalam piring atau mangkuk sendiri• Mengamati makanan yang disukai anak dan mempertimbangkan hal ini pada waktu
menyiapkan makanan anak.
Jika anak tidak diberi makan dengan baik selama sakit, nasihati ibu agar:• Memberi ASI lebih sering dan lebih lama jika mungkin.• Memberi makan yang lembek, bervariasi, menarik dan disukai anak, agar anak mau
makan sebanyak mungkin. Berikan dalam porsi yang kecil tapi sering.• Tetap membujuk anak untuk makan, karena nafsu makan akan lebih baik setelah
keadaan anak membaik.
7. MENASEHATI IBU TENTANG PEMBERIAN CAIRAN SELAMA ANAK SAKIT
MENASEHATI IBU UNTUK MENINGKATKAN PEMBERIAN CAIRAN SELAMA ANAK SAKIT.
UNTUK SETIAP ANAK SAKIT:• Beri ASI lebih sering dan lebih lama setiap kali meneteki.• Tingkatkan pemberian cairan. Contoh: beri kuah sayur, air tajin, atau air matang.UNTUK ANAK DIARE:• Pemberian cairan tambahan dapat menyelamatkan nyawa anak. Beri cairan sesuai Rencana Terapi A atau BUNTUK ANAK DENGAN MUNGKIN DBD:• Pemberian cairan tambahan sangat penting• Beri cairan tambahan (cairan apa saja atau oralit).
8. MENASEHATI IBU KAPAN HARUS KEMBALI KE PETUGAS KESEHATAN KUNJUNGAN ULANGPada setiap akhir kunjungan, jelaskan kapan ibu harus kembali untuk kunjungan ulang. Kadang-
kadang seorang anak membutuhkan tindak lanjut untuk lebih dari satu masalah. ANAK DENGAN: KUNJUNGAN ULANG:
PNEUMONIADISENTRIMALARIA, jika masih demamDEMAM-MUNGKIN BUKAN MALARIA, jika masih demamDEMAM-BUKAN MALARIA, jika masih demamCAMPAK DENGAN KOMPLIKASI PADA MATA ATAU MULUTMUNGKIN DBD, jika masih demamDEMAM-MUNGKIN BUKAN DEMAM BERDARAH, jika masih demam
2 hari
DIARE PERSISTENINFEKSI TELINGA AKUTINFEKSI TELINGA KRONISMASALAH PEMBERIAN MAKANPENYAKIT LAIN, jika tidak ada perbaikan
5 hari
ANEMIA 4 minggu/1 bulanBERAT BADAN MENURUT UMUR SANGAT RENDAH (BGM) 4 mgg/1 bln
KAPAN HARUS KEMBALI SEGERA
Nasihat ibu agar kembali segera bila ditemukan tanda-tanda sbb:
Setiap anak sakit • Tidak bisa minum atau menetk.• Bertambah parah.• Timbul demam.
Anak dengan Batuk: Bukan Pneumonia, juga kembali jika:
• Napas cepat.• Sukar bernapas.
Jika anak DIARE, juga kembali jika: • Berak campur darah.• Malas minum
Jika anak: Mungkin DBD atau Demam-Mungkin bukan DBD, juga harus kembali jika:
• Ada tanda-tanda perdarahan.• Ujung ekstremitas dingin.• Nyeri ulu hati atau gelisah.• Sering muntah.
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT
KUNJUNGAN ULANG UNTUK PELAYANAN TINDAK LANJUT
KUNJUNGAN ULANG UNTUK PELAYANAN TINDAK LANJUT
• Untuk kunjungan ulang gunakan kotak pelayanan tindak lanjut yang sesuai klasifikasi sebelumnya
• Jika anak mempunyai masalah baru, lakukan penilaian klasifikasi dan tindakan terhadap masalah baru tersebut seperti pada bagan PENILAIAN, KLASIFIKASI DAN TINDAKAN/PENGOBATAN ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
Anak dengan: Kunjungan ulang:
PNEUMONIADISENTRIMALARIA, jika masih demamDEMAM-MUNGKIN BUKAN MALARIA, jika masih demamDEMAM-BUKAN MALARIA, jika masih demamCAMPAK DENGAN KOMPLIKASI PADA MATA ATAU MULUTMUNGKIN DBD, jika masih demamDEMAM-MUNGKIN BUKAN DEMAM BERDARAH, jika masih demam
2 hari
DIARE PERSISTENINFEKSI TELINGA AKUTINFEKSI TELINGA KRONISMASALAH PEMBERIAN MAKANPENYAKIT LAIN, jika tidak ada perbaikan
5 hari
ANEMIA 4 minggu/1 bulanBERAT BADAN MENURUT UMUR SANGAT RENDAH (BGM) 4 mgg/1 bln
Thanks