obat

38
Obat

Upload: vikaseptideyani

Post on 05-Oct-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

vvjv

TRANSCRIPT

  • Obat

  • PengertianObat adalah bahan atau panduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan & kontrasepsi (Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992).

  • Penggolongan ObatObat dapat dibagi menjadi 4 golongan yaitu :Obat Bebas Disebut juga obat OTC = Over The Counter)Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam.Contoh : Parasetamol, vitamin/multi vitamin (Livron B Plex, )

  • Obat anti mabuk (Antimo), anti flu (Noza).

  • Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah antibiotik (tetrasiklin, penisilin, dan sebagainya), serta obat-obatan yang mengandung hormon (obat kencing manis, obat penenang, dan lain-lain)

    Obat-obat ini berkhasiat keras dan bila dipakai sembarangan bisa berbahaya bahkan meracuni tubuh, memperparah penyakit atau menyebabkan mematikan.

  • Obat-obat ini sama dengan narkoba yang kita kenal dapat menimbulkan ketagihan dengan segala konsekuensi yang sudah kita tahu. Karena itu, obat-obat ini mulai dari pembuatannya sampai pemakaiannya diawasi dengan ketat oleh Pemerintah dan hanya boleh diserahakan oleh apotek atas resep dokter. Tiap bulan apotek wajib melaporkan pembelian dan pemakaiannya pada pemerintahPsikotropika adalah Zat/obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya. Jenis jenis yang termasuk psikotropika:a. Ecstasy b. Sabu-sabu

  • NARKOTIKA Adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakan dengan memasukkannya ke dalam tubuh manusia. Pengaruh tersebut berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat , halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan yang menyebabkan efek ketergantungan bagi pemakainya.Macam-macam narkotika:a. Opiod (Opiat) Bahan-bahan opioida yang sering disalahgunakan : Morfin Heroin (putaw) Codein Demerol (pethidina) Methadoneb. Kokain c. Cannabis (ganja)

  • Jika anda harus meminum obat dalam jangka lama, minumlah semua obat sesuai dosisnya. Jangan digerus atau dihisap jika tidak diberi petunjuk seperti itu. Jika meminum obat cairan, hrs diperhatikan pgunaan sendok yg disebutkan pd obat dg sendok yg umumnya tdpt dirumah anda.

    Sendok makan pada obat perhitungannya 15 ml, sedang sendok makan yang umum pada rumah tangga sekarang biasanya isinya 8 ml. Sendok teh pada takaran obat adalah 5 ml tapi sendok teh dirumah biasanya sekitar 3 ml.Sebaiknya kalau sendok teh pd obat gunakanlah sendok takar obat yg biasanya disertakan bsama obat cair.Jika anda merasa kesulitan meminum obat dlm bentuk tablet, kapsul atau cairan spt pd resepnya, konsultasikan dg dokter atau apoteker

  • Antibiotika

  • PengertianAntibiotika adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Antibiotika berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya. Desifektan membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi kuman untuk hidup.Tidak seperti perawatan infeksi sebelumnya, yang menggunakan racun seperti strychnine, antibiotika dijuluki "peluru ajaib": obat yang membidik penyakit tanpa melukai tuannya. Antibiotik tidak efektif menangani infeksi akibat virus, jamur, atau nonbakteri lainnya, dan Setiap antibiotik sangat beragam keefektifannya dalam melawan berbagai jenis bakteri. Ada antibiotika yang membidik bakteri gram negatif atau gram positif, ada pula yang spektrumnya lebih luas. Keefektifannya juga bergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan antibiotik mencapai lokasi tersebut.Antibiotika oral (yang dimakan) mudah digunakan bila efektif, dan antibiotika intravena (melalui infus) digunakan untuk kasus yang lebih serius. Antibiotika kadangkala dapat digunakan setempat, seperti tetes mata dan salep.

  • Pada dasarnya obat yang ditemukan oleh Alexander Fleming dari Scotlandia di tahun 1928 ini, mempunyai dua cara kerja, yaitu mampu menghambat pertumbuhan bakteri penyakit atau bakteriostasis dan membunuh bakteri penyakit tersebut atau baktericidal. Sehingga obat ini mampu menghilangkan dan membasmi bakteri, tanpa menimbulkan efek samping yang berarti pada tubuh yang mengkonsumsinya.

  • Macam-macam antibiotikaAntibiotika dapat digolongkan berdasarkan sasaran kerja senyawa tersebut dan susunan kimiawinya. Ada enam kelompok antibiotika[1] dilihat dari target atau sasaran kerjanya(nama contoh diberikan menurut ejaan Inggris karena belum semua nama diindonesiakan atau diragukan pengindonesiaannya):Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan Penicillin, Polypeptide dan Cephalosporin, misalnya ampicillin, penicillin G;Inhibitor transkripsi dan replikasi, mencakup golongan Quinolone, misalnya rifampicin, actinomycin D, nalidixic acid;Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari golongan Macrolide, Aminoglycoside, dan Tetracycline, misalnya gentamycin, chloramphenicol, kanamycin, streptomycin, tetracycline, oxytetracycline;Inhibitor fungsi membran sel, misalnya ionomycin, valinomycin;Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida, misalnya oligomycin, tunicamycin; danAntimetabolit, misalnya azaserine.

  • Antibiotik ada dua jenis, yaitu yang berspektrum luas dan yang berspektrum sempit. Sebagaimana namanya, antibiotik dengan spektrum luas efektif untuk melawan bakteri dengan jenis beragam, sedangkan yang berspektrum sempit untuk memerangi bakteri dengan jenis spesifik. Oleh karena penggunaan antibiotik sangat beragam, maka sejumlah bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik. Mereka tidak lagi dapat diatasi dengan obat konvensional, seperti antibiotik berspektrum luas.

  • Obat antibiotika, umumnya banyak dipakai untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Obat-obatan seperti Penisilin (khusus bayi), Cloran Feniko, Sefalos Sporin, Tetrasiklin (khusus anak di atas 8 tahun) dan Quinolon (khusus anak besar), diberikan dokter bersama sejumlah obat lain. Umumnya, dokter akan menyarankan untuk 'meminumnya sampai habis', baik pada resep maupun secara lisan.

  • Meski antibiotik mampu secara langsung membunuh jamur atau bakteri penyebab penyakit, tapi penggunaannya tidak boleh sembarangan. Pemberian antibiotik yang terlalu banyak akan menyebabkan jamur atau bakteria tersebut menjadi kebal terhadap daya sembuh obat ini (resisten). "Bila ini terjadi, maka penyakit yang diderita tidak akan sembuh, meski telah diberikan antibiotik.

  • untuk lebih jelasnya, berikut ini beberapa mitos dan fakta tentang penggunaan obat antibiotika:

    Berhenti Minum Obat Setelah Sembuh Menurut Hindra, banyak masyarakat awam yang meminum obat antibiotik secara salah, yaitu tidak menepati petunjuk meminum obat yang diberikan oleh dokter. "Kebanyakan masyarakat awam, bila ia merasa sudah baikan, obat yang diberikan tidak lagi diminum." Misalnya, bila obat yang diberikan seharusnya diminum selama 7 hari, tapi baru 3 hari diminum sudah tidak diminum lagi. Pendapat ini, merupakan cara yang salah. "Umumnya, hal ini akibat pertimbangan orangtua yang salah." Mungkin lantaran anaknya sendiri susah untuk diminta minum obat, karena orangtua takut anak kebanyakan obat, atau karena khawatir anak terkena efek samping antibiotik seperti disebut-sebut orang, misalnya, membuat gigi anak menjadi cokelat," jelasnya.

  • Padahal, meminum obat antibiotik tidak sesuai anjuran dokter atau penggunaan antibiotik dengan dosis rendah ini berbahaya. Selain bisa merusak daya kerja antibiotik itu sendiri - akibat penyembuhan penyakit anak belum tuntas - pemakaian yang dihentikan sebelum waktunya akan menimbulkan efek negatif, karena bakteri 'jinak' yang dimasukkan ke dalam tubuh akan kalah 'berperang' dan memancing bakteri 'musuh' terus berkembang dan berlipatganda.

  • Obat Antibiotik Tidak Efektif Banyak masyarakat awam, banyak juga yang 'kecewa' dengan pemberian obat antibiotik. Banyak yang mengatakan, bahwa obat ini tidak efektif dalam menyembuhkan beberapa penyakit. Pada kenyataannya, antibiotik yang tidak efektif ini bisa disebabkan oleh bakteri yang sudah menjadi kebal terhadap beberapa jenis obat antibiotik. Misalnya, konon penyakit akibat bakteri Streptococcus (penyebab penyakit pneumonia atau radang paru-paru) tidak bisa lagi disembuhkan dengan antibiotik jenis Vancomycin. Menurut Centre for Disease Control and Prevention (CDCP), hal ini terjadi akibat adanya mutasi bakteri di dalam tubuh yang membuat bakteri Streptococcus kebal terhadap antibiotik.

  • Nah, bakteri-bakteri yang kebal ini, akan terus menginfeksi dan bahkan terus melipatgandakan jumlahnya sehingga menimbulkan ancaman-ancaman baru yang lebih mengerikan pada tubuh. Penyebabnya, juga akibat penggunaan antibiotik yang tidak pada tempatnya, misalnya, penggunaan dosis yang rendah, terlalu tinggi atau penggunaan resep antibiotik yang tak perlu. "Kuman-kuman yang resisten sangat sulit diobati dengan antibiotik biasa. Sehingga perlu antibiotik generasi baru yang tentunya mahal," ujar dr. Latre Buntaran SpMK dari Bagian Mikrobiologi RSAB Harapan Kita, Jakarta. Kuman-kuman itu bisa menyebabkan penyakit apa saja, misalnya pneumonia, infeksi saluran kemih, infeksi perut, dan infeksi luka operasi.

  • Antibiotik Menyebabkan Gigi KuningSaat ini teknologi dunia kedokteran sudah canggih, sehingga ahli medis dapat menekan sebanyak mungkin efek samping antibiotik yang merugikan terhadap tumbuh-kembang si kecil. Sebagian besar jenis antibiotik yang digunakan dokter saat ini tidak akan membuat gigi berubah warna. Tetapi, memang ada satu jenis antibiotik yang sensitif bagi gigi, biasanya obat ini tidak boleh diberikan sebelum seorang anak berusia 8 tahun, yaitu jenis Tetrasiklin, karena sifatnya yang mengendap pada gigi.Antibiotik Bisa Mengganggu KecerdasanPendapat ini, menurut adalah mitos belaka. "Penggunaan obat antibiotik tidak ada hubungannya sama sekali dengan kecerdasan anak,". Pada kenyataannya, kecerdasan anak dapat terganggu jika pada masa keemasan anak (usia 0-5 tahun), ia sering sakit dan pengobatan dilakukan tidak secara maksimal atau serampangan. Misalnya, salah dalam menggunakan obat termasuk antibiotik yang mengakibatkan penyakit si kecil menjadi berlarut-larut. Sehingga ia tidak dapat memanfaatkan waktunya untuk menjalani proses tumbuh-kembang.

  • Menyebabkan Jamur pada Rongga MulutJamur yang terlihat seperti lapisan atau selaput putih yang menonjol pada mulut, merupakan jenis jamur Candida albicans. Jamur ini sebenarnya merupakan penghuni normal di mulut. Namun jika keseimbangannya terganggu, seperti penggunaan antibiotik yang tidak tepat, akan menguntungkan jamur untuk tumbuh dan menyebabkan gejala infeksi. Infeksi jamur ini sendiri tidak berbahaya, tapi nyerinya dapat mengganggu. Hubungi dokter jika Anda menduga adanya infeksi jamur ini.Antibiotik Pencetus DiarePada bayi, penggunaan antibiotik kadang bisa menyebabkan terjadinya diare. Gejalanya seperti tinja yang encer, kadang ditambah kondisi lebih sering buang air besar, kotoran lebih banyak, ada lendir, dan muntah. Keadaan ini kemungkinan besar akibat efek samping dari kerja obat dalam mengatasi infeksi dan bakteri penyebab penyakit. Cara mengatasinya sebenarnya mudah, yaitu dengan memberikan yogurt dengan biakan utuh pada bayi yang sedang mendapatkan antibiotik.

  • Gunakan Antibiotika Secara AmanPerhatikan petunjuk penggunaan obat yg diberikan oleh dokter, misalnya apakah penggunaan antibiotik memang diperlukan. Gunakan sesuai dosis yg dianjurkan, jgn mberikan antibiotik dg dosis yg kelewat rendah atau tinggi, karena bisa berbahaya. Berapa kali sehari, apakah diberikan sesudah atau sebelum makan.Tanyakan pada dokter, apakah obat yang diberikan mempunyai efek samping.Buatlah catatan setiap kali obat diberikan, sehingga Anda selalu tahu kapan Anda memberikan dosis terakhir. Jika sedikit terlambat memberikan obat, kembalilah pada jadwal pada pemberian dosis berikutnya. Bacalah label pemeliharaan/penyimpanan obat, misalnya obat harus disimpan di tempat kering/sejuk.Jangan memberikan antibiotik yg diresepkan bagi orang lain tanpa persetujuan dokter - bahkan pada penyakit yang sama sekalipun.Selalu memberikan antibiotik untuk jangka waktu ditentukan dokter, kecuali jika dokter mengatakan hal lain, bahkan jika pasien tampak sudah pulih benar.Catat semua obat yang Anda berikan pada pasien (termasuk antibiotik), untuk penyakit apa diberikan, jangka waktu pemberian, efek samping atau efek terbalik yang timbul, pada buku riwayat kesehatan pasien.Jangan meminum obat antibiotik sisa. Meski jarak sakit si pasien hanya satu bulan dengan gejala penyakit sama persis dengan penyakit sebelumnya, sisa antibiotik tak boleh diminumkan kembali. Ini karena selain masa aman obat tak terjamin, pada dasarnya setiap kali seseorang sakit, kadar penyakit dan kumannya berbeda. Jadi antibiotik 'bekas sakit kemarin' belum tentu cocok digunakan lagi. Obat ini memang berbeda dengan obat penurun panas atau pilek yang dapat ditebus kembali jika diserang penyakit yang sama.

  • Thanks