obat obatan syaraf
TRANSCRIPT
OBAT OBATAN SYARAF
1. PIRACETAM
Piracetam (2-oxo-1 pyrolidine-acetamid) merupakan golongan nootropic agents yang berbentuk
bubuk kristal putih dan tidak berbau. Piracetam bekerja dengan cara meningkatkan efektifitas
dari fungsi telensefalon otak melalui peningkatan fungsi neurotransmiter kolinergik.
Telensefalon inilah yang mengatur fungsi kognitif pada manusia (memori, kesadaran, belajar dan
lain). Fungsi lain dari piracetam adalah menstimulasi glikolisis oksidatif, meningkatkan
konsumsi oksigen pada otak, serta mempengaruhi pengaturan cerebrovaskular dan juga
mempunyai efek antitrombotik. Oleh karena itu piracetam biasanya digunakan untuk
pengobatan stroke, terutama stroke iskemik Piracetam mempengaruhi aktifitas otak melalui
berbagai mekanisme yang berbeda
antara lain:
Merangsang transmisi neuron di otak
Merangsang metabolisme otak
Memperbaiki mikrovaskular tanpa efek vasodilatasi
Farmakokinetik
1. Distribusi, Piracetam di distribusikan melewati sawar otak dan terkonsentrasi pada bagian abu-
abu dari korteks cerebri dan cerebelum, nukleus caudatus, hipokampus, korpus genikulatum
lateral, dan pleksus koroideus.
2. Ekskresi, Piracetam di ekskresi melalui urin dan feces, ekskresi melalui urin mencapai 98%
oleh karena itu diperlukan perhatian khusus pada penderita dengan gangguan ginjal
Indikasi
Berikut ini adalah beberapa indikasi dari piracetam;
Sindrom yang berkaitan dengan penuaan, seperti defisit memori, astenia, dan gangguan
psikomotor
Sindrom post taumatik
Terapi pada anak-anak dengan dysleksia
Kelainan dimana terdapat gangguan peredaran otak seperti iskemia
Demikian sedikit penjelasan blog ini tentang piracetam, sebagai salah satu nootropic agents
2. CITICOLINE
Citicoline adalahpsychostimulant. Citicoline ini merupakan zat kimia di otak yang terjadi secara
alamiah dalam tubuh. Untuk sebagian orang, suplemen citicoline ini digunakan sebagai obat.
Indikasi:
Untuk meningkatkan zat kimia oatak yang disebutphosphatidylcholine. Zat kimia ini penting
untuk fungsi otak. Citicoline juga bisa mengurangi kerusakan jaringan otak ketika otak terluka.
Dosis:
1. 200-600 mg/hari melalui mulut (per oral), dibagi menjadi 2-3 kali sehari, atau
2. 250-500 mg/hari melalui otot (intra muscular) atau melalui pembuluh darah (intra
venous), hingga 1 gr/hari
Efek Samping:
Stimulasi parasimpatetik, hipotensi
Instruksi Khusus:
Berkontraindikasi pada pasien dengan parasimpatetik hypertonia
3. MANNITOL
Mannitol adalah diuretik osmotik. Mannitol bekerja dengan cara meningkatkan jumlah cairan
yang dikeluarkan oleh ginjal dan membantu tubuh dalam mengurangi tekanan di otak dan mata.
Indikasi:
Untuk mencegah atau mengobati kelebihan air dalam tubuh pada keadaan ginjal tertentu,
mengurangi pembengkakan otak, atau mengurangu tekanan dalam mata.
Dosis:
Sebagai 15-25% soln:
0.25-2 gr/kg melalui infus pembuluh darah (intra venous) selama 30-60 menit.
Efek Samping:
Sistem peredaran darah yang kelebihan beban, gagal jantung kongestif (CHF), sakit
kepala,convulsions, kedinginan, kepeningan, ruam, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit,
instoksikasi air, dehidrasi dan hipovolemia sekunder hingga diuresis cepat, N/V, pulmonary
edema, reaksi alergi.
Instruksi Khusus:
1. Jangan digunakan hingga kecukupan fungsi dan aliran urine ditetapkan.
2. Jangan digunakan lebih dari 5 hari karena fenomena kemunculan efek samping
kembali.
3. Tingkat serum osmolalitas yang harus dicapai: >310 mOsm/L dan <340 mOsm/L
Jangan diberikan pada pasien sampai diketahui fungsi ginjal dan kecepatan aliran urin,
lakukan 2-3 uji dosis untuk mengetahui fungsi ginjal. Dapat menyebabkan disfungsi ginjal
terutama
pada penggunaan dosis tinggi, hati-hati pada pasien yang menggunakan obat nefrotoksik lain,
dengan sepsis atau penyakit ginjal.Untuk mengurangi efek samping, sesuaikan dosis untuk
mempertahankan
osmolalitas serum lebih rendah dari 320 mOsm/L. Hentikan penggunaan jika terjadi nekrosis
tubular akut.
Pada pasien edema serebral, manitol dapat terakumulasi pada otak (menyebabkan kenaikan
tekanan
intrakranial kembali) jika digunakan pada waktu yang lama dengan infus kontinyu, pemberian
bolus berkala
lebih direkomendasikan. status kardiovaskular harus dimonitor, jangan memberikan larutan
manitol bebas
elektrolit dengan darah. Jika terjadi hipotensi, monitor perfusi serebral untuk memastikan
kesesuaiannya.
Dosis
Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Anak-anak :
I.V : dilakukan uji dosis (untuk menilai fungsi ginjal): 200 mg/kg selama 3-5 menit
untuk menghasilkan kecepatan aliran
urin sekurangnya 1 mL/kg selama 1-3 jam.
Dosis awal : 0.25-1 g/kg.
Dosis pemeliharaan : 0.25-0.5 g/kg diberikan setiap 4-6 jam
Dewasa :
I.V : dilakukan uji dosis (untuk menilai fungsi ginjal) : 12.5 g(200 mg/kg) selama 3-5 menit
untuk menghasilkan kecepatan aliran urin sekurangnya 30-50 mL urin per jam, jika kecepatan
tidak meningkat, lakukan uji kedua.
Jika tes ini tidak menghasilkan output urin yang diharapkan, dilakukan pemeriksaan kembali.
Dosis awal : 0.2-1 g/kg.
Dosis pemeliharaan : 0.25-0.5 g/kg setiap 4-6 jam, dosis harian lazim : 20-200 g/24 jam.
Tekanan intrakranial : edema serebral : 0,25-1.5 g/kg/dosis I.V dalam larutan 20%-50% larutan
dalam > 30 menit, pertahankan osmolalitas serum 310 sampai <320 mOsm/kg
Pencegahan gagal ginjal akut (oliguria) : 50-100 g.
Pengobatan oliguria : 100 g
Pre operasi neuro : 1.5-2 g/kg diberikan 1-1.5 jam sebelum operasi
Penurunan tekanan intraokular : 1.5-2 g/kg dalam larutan 20%-50%; berikan selama
30 menit.
Pasien lanjut usia : berikan rentang dosis awal terendah.
Manitol dikontraindikasikan untuk keadaan gagal ginjal parah. Hati-hati pada penggunaan pada
pasien dengan penyakit ginjal.
Farmakologi
Onset kerja : diuresis injeksi : 1-3 jam, penurunan tekanan intrakranial : ~15-30 menit.
Distribusi : pada saluran ekstraselular (kecuali pada konsentrasi eksterm), tidak berpenetrasi
pada sawar darah otak (umumnya penetrasinya lemah).
Metabolisme : melalui hati.
T½ eliminasi : 1-1.6 jam
Ekskresi : melalui urin (sebagai obat tidak berubah)