obat-obatan di icu

23
OBAT-OBAT KARDIOVASKULER I. Obat Anti Angina A. Beta Bloker Beta reseptor ada 2 yaitu di otot jantung dan di bronchial & jaringan lunak otot pembuluh darah. Beta bloker dapat menurunkan kebutuhan jantung akan oksigen dengan jalan menurunkan kontraktilitas miokard dan laju denyut jantung. Jenis beta bloker: - kardioselektif (tidak menyebabkan spasme bronkus), misalnya metoprolol, atenolol, acebutalol - Non kardioselektif (menyebabkan spasme bronchus), misalnya propranolol, pindolol, nadolol Efek samping beta bloker: gagal jantung, AV blok, spasme bronkus, depresi B. Nitrat Nitrat berperan sebagai vasodilator arteri kuat, selain itu juga mempunyai efek dilatasi pembuluh darah vena sistemik. Hal ini mengakibatkan peningkatan volume pembuluh darah capacitate (venous), dan meningkatkan redistribusi volume sirkulasi darah menghasilkan penurunan aliran balik di ventrikel sehingga kebutuhan oksigen didinding jantung serta miokard menurun. Efek samping paling sering adalah penurunan tekanan darah sehingga sering pusing atau sakit kepala. C. Calcium Chanel Antagonis Merupakan obat pilihan untuk angina pectoris karena memiliki efek vasodilator dan menurunkan tahanan perifer. Selain itu juga digunakan untuk terapi aritmia dan hipertensi. Jenis Calcium Antagonis: 1. Verapamil Digunakan pada varian angina, juga sebagai anti aritmia misalnya SVT. Hal ini dimungkinkan karena verapamil mempunyai kemampuan untuk menekan jaringan slow respon di AV nodal.

Upload: anonim

Post on 19-Feb-2016

1.635 views

Category:

Documents


427 download

DESCRIPTION

MEDIS

TRANSCRIPT

Page 1: Obat-Obatan di ICU

OBAT-OBAT KARDIOVASKULER

I. Obat Anti AnginaA. Beta Bloker

Beta reseptor ada 2 yaitu di otot jantung dan di bronchial & jaringan lunak otot pembuluh darah. Beta bloker dapat menurunkan kebutuhan jantung akan oksigen dengan jalan menurunkan kontraktilitas miokard dan laju denyut jantung. Jenis beta bloker:- kardioselektif (tidak menyebabkan spasme bronkus), misalnya metoprolol,

atenolol, acebutalol- Non kardioselektif (menyebabkan spasme bronchus), misalnya propranolol,

pindolol, nadololEfek samping beta bloker: gagal jantung, AV blok, spasme bronkus, depresi

B. NitratNitrat berperan sebagai vasodilator arteri kuat, selain itu juga mempunyai efek dilatasi pembuluh darah vena sistemik. Hal ini mengakibatkan peningkatan volume pembuluh darah capacitate (venous), dan meningkatkan redistribusi volume sirkulasi darah menghasilkan penurunan aliran balik di ventrikel sehingga kebutuhan oksigen didinding jantung serta miokard menurun.Efek samping paling sering adalah penurunan tekanan darah sehingga sering pusing atau sakit kepala.

C. Calcium Chanel AntagonisMerupakan obat pilihan untuk angina pectoris karena memiliki efek vasodilator dan menurunkan tahanan perifer. Selain itu juga digunakan untuk terapi aritmia dan hipertensi.Jenis Calcium Antagonis:1. Verapamil

Digunakan pada varian angina, juga sebagai anti aritmia misalnya SVT. Hal ini dimungkinkan karena verapamil mempunyai kemampuan untuk menekan jaringan slow respon di AV nodal.Efek samping: sakit kepala, berdebar, mual, dyspepsia dan fatique, penurunan tekanan darah, juga AV blok atau asistol walaupun jarang terjadi.

2. NifedipinMerupakan vasodilator arteriol yang sangat kuat, tetapi efek terhadap SA/AV nodal kecil. Nifedipin sering digunakan dalam terapi pasien dengan iskemi miokard kronik, angina pectoris stabil dan hipertensi.

Page 2: Obat-Obatan di ICU

Efek samping: hipotensi, keringat dingin, palpitasi karena tonus simpatis.

II. Obat Anti Gagal JantungA. Diuretik

Furosemid adalah diuretic yang sering digunakan dan mempunyai efek sangat kuat. Dikenal sebagai loop diuretic, sebab bekerja di medular pada loop Henle dimana terjadi penyekatan resorbsi Na dan Cl.Furosemid digunakan pada pengobatan gagal jantung, edema paru, edema perifer, hipertensi emergensi, dan syndrome nefrotik. Furosemid kontraindikasi bagi pasien asidosis metabolic, peningkatan azotemia, kehamilan atau menyusui, dan pasien yang sensitive dengan obat-obatan sulfa.

B. ACE InhibitorACE Inhibitor adalah agen penghambat (menyekat) pembentukan angiotensin II, sehingga menurunkan tekanan darah. ACE inhibitor juga dapat menurunkan beban awal (preload) dan beban akhir (afterload), sehingga dapat mengatasi kegagalan fungsi ventrikel atau gagal jantung kongestif.Efek penurunan TD biasanya timbul 1-2 jam setelah pemberian, dan berkurang setelah 6 jam pemberian. ACE inhibitor yang sering digunakan pada pasien gagal jantung atau hipertensi adalah captopril, quinapril, ramipril, trandolapril, cilazapril, enalapril, fosinopril dan peridopril.

C. DigitalisDigitalis mempunyai efek menyekat sodium yang merupakan membrane bound, yaitu suatu system transport enzim yang mempengaruhi pertukaran Na – Ca di intraseluler; sehingga meningkatkan jumlah sistolik Ca yang secara langsung meningkatkan kontraktilitas miokard (inotropik positif)Digitalis juga mempunyai efek kronotropik negatif yaitu menurunkan denyut jantung. Digitalis sangat bermanfaat pada gagal jantung yang disebabkan oleh penurunan fungsi ventrikel.

D. Inotropik1. Dopamin

Adalah jenis inotropik yang dapat menstimulasi beta 1 adrenergic dan reseptor dopaminergik. Dopamine digunakan untuk meningkatkan tekanan darah, curah jantung (cardiac output) dan produksi urin pada pasien dengan syok kardiogenik. Obat ini bermanfaat sebagai terapi gagal jantung kongestif.Pada pemberian dosis rendah (0,5-2 mcg/kgBB/mnt) dopamine menstimuli reseptor dopaminergik yang menghasilkan vasodilatasi pembuluh darah renal, mesentrika dan splanik. Denyut jantung dan curah bisa meningkat.

Page 3: Obat-Obatan di ICU

Pada dosis sedang (2,5 mcg/kgBB/mnt) dopamine dapat menstimuli reseptor alpha dan beta miokard dan berpengaruh terhadap pelepasan norepineprine. Curah jantung, tekanan darah dan denyut jantung bisa meningkat pada pemberian dosis ini.Pada dosis tinggi (>5mcg/kgBB/mnt), dopamine dapat mengakibatkan vasokonstriksi sehingga tekanan darah bisa meningkat. Efek samping: mual, muntah, takikardi, hipertensi, vasokonstriksi pembuluh darah perifer.

2. DobutaminDobutamin adalah inotropik murni yang menstimuli adrenoreseptor di jantung sehingga dapat meningkatkan kontraktilitas. Pemberian dobutamin jarang menyebabkan aritmia dibanding dopamine, tapi kedua obat ini sering digunakan bersamaan. Dobutamin menyebabkan vasodilatasi dan penggunaannya sering mengakibatkan penurunan tekanan darah. Dobutamin dosis rendah (2,5 mcg/kgBB/mnt) mempunyai efek meningkatkan curah jantung tanpa meningkatkan denyut jantung.Dobutamin dosis sedang (5-10 mcg/kgBB/mnt) dapat meningkatkan curah jantung disertai penurunan tekanan kapiler pulmonal.Pemberian dosis tinggi (10-20 mcg/kgBB/mnt) mempunyai efek meningkatkan curah jantung.Kombinasi dengan DopaminKombinasi keduanya efektif untuk mengatasi sindroma curah jantung rendah (low cardiac output) dan bendungan paru. dapat juga dikombinasikan dengan sodium nitroprusid yang dapat menyebabkan vasodilatasi vena dan arteri, sehingga dapat menurunkan preload dan afterload.Dobutamin tidak boleh diberikan pada pasien dengan takiaritmia. Sedangkan efek samping yang timbul pada pemberian obat ini adalah mual, muntah, sakit kepala, palpitasi dan tremor.

Add: reseptor adrenergic ada 3 yaitu:Alpha ↑ HRBeta 1 ↑ HR, vasokonstriksi, ↑ kontraktilitas otot jantungBeta 2 N HR, vasodilatasi, ↑ kontraktilitas otot jantung

III. Obat anti AritmiaObat anti aritmia dibagi 4 kelas, yaitu:A. Kelas 1: sodium chanel bloker, terdiri dari kelas 1A, 1B dan 1 C

Kelas 1A

Page 4: Obat-Obatan di ICU

Quinidine adalah obat yang digunakan untuk mencegah berulangnya atrial flutter, juga sebagai obat lanjutan pasien post kardioversi, dan terapi PSVT dan ventrikel takiaritmiaDosis: 2-3 tab (250 mg/tab) perhariEfek samping: AV blok, takikardi, mual, muntah, pusing, vertigo, pingsan, gangguan penglihatan dan pendengaranProcainamideIndikasi: VES, PAT, aritmia yang menyertai tindakan bedahDosis: 100 mg bolus perlahan tiap 5 menit sampai aritmia terkontrol atau total 1-1,5 gr. Selama pemberian harus dikontrol TD dan monitor EKGEfek samping: hipotensi, mual, muntah, diare, gangguan neurologistDysopiramideIndikasi: SVT akut dan berulangDosis: Iv loading 2 mg/kg BB diberikan selama 10-15 menit, dosis total tidak boleh lebih dari 150 mgEfek samping: mual, muntah, nafsu makan turun, pusing, gangguan neurologis Kelas 1BLignocainIndikasi: aritmia ventrikel khususnya karena iskhemi miokard, VTDosis : bolus 1-2 mg/kgBB dalam 5 menit bias diulang 3-5 menit, tidak boleh >

300 mg dalam 1 jam. Dilanjutkan maintenance 1-4 mg/menitEfek samping: pusing,agitasi, disorientasi, mual, muntah, depresi nafas, henti jantungMetiletine, secara kimiawi mirip dengan lignocain, dapat diberikan peroral.Indikasi: aritmia ventrikel dan VTDosis bolus : 200-250 mg selama 10 menit. Pemeliharaan 0,5 mg permenit Ora l: 200-250 mg 3x/hr

Kelas 1 CFlekainideIndikasi : ventrikel ektopik dan takikardiDosis IV : 2 mg/kgBB dalam 10 menit, total dosis 150 mg Oral: 2x 100 mg/hariMonitor TD dan EKG selama pemberian

B. Kelas 2: Beta Adrenergik blockadeAtenolol, Metoprolol, PropanololIndikasi: aritmia jantung, Angina pectoris, dan hipertensiDosis : Atenolol oral 50-100 mg 1x/hr. IV 2,5 mg selama 2-3 menit, dapat diulang

setelah 5 menit sampai maksimal 10 mg

Page 5: Obat-Obatan di ICU

Metoprolol: oral 50 mg 2x/hr. IV 5 mg dalam 5 menit, dapat diulang tiap 5 menit sampai maksimal 20 mg

C. Kelas 3: prolong repolarisationAmiodaroneIndikasi: VT dan SVT berulangDosis : IV 5mg/kgBB dalam 50-100 cc D5% diberikan sampai 2 jam. Maintenance

900 mg dalam 24 jam. Sebaiknya bila diberikan secara IV melalui vena sentral untuk menghindari tromboplebitis.

Kontraindikasi: SB, AV blok, sick-sinus syndrome, penyakit tiroidEfek samping: hipotensi, bradikardi, alveolitis paru, gagal jantung

D. Kelas 4: calcium channel blokerGolongan ini menghambat masuknya calcium ke dalam sel dan otot polos, sehingga mengurangi kontraksi dan afterload. Verapamil. Indikasi: aritmia supraventrikulerDosis: IV bolus 5-10 mg diberikan selama 5 menit atau lebih, dosis dapat diulang setelah 5 menit sebanyak 5 mg. oral 40-160 mg 3x/hrEfek samping: hipotensi

IV. Obat Anti KoagulanObat anti koagulan dibagi menjadi tiga:1. Antikoagulan, menghambat secara langsung koagulan aktif atau dengan sintesa

faktor pembekuan di hati.a. Heparin

Merupakan mukopolisakarida yang menghambat bekuan darah perubahan protrombin menjadi trombin. Heparin juga menghambat agregrasi platelet oleh trombin.Indikasi: Heparin digunakan dalam pengobatan dan pencegahan tromboemboli di vena dan arteri. Tetapi lebih efektif bila digunakan untuk pengobatan tromboemboli di vena. Juga digunakan dalam pengobatan miokard infark, CVD, unstable angina pectoris dan DIC. Kontraindikasi: pasien dengan kecenderungan terjadi perdarahan, gastric ulcer, SBE, defisiensi vitamin K, gagal ginjal atau hati dan atau pasien yang menjalani bedah otak atau spinal cord. Pemberian heparin juga tidak dianjurkan bagi pasien dengan hipertensi malignan, TBC aktif atau pasien dengan kecanduan alcohol. Cara Pemberian parenteral: dosis awal diberikan secara bolus sebanyak 5000 unit dilanjutkan dengan drip 1000 unit atau 20.000-30.000 unit per 24 jam. Pada pemberian heparin harus dilakukan pemeriksaan APTT tiap 6 jam dimana nilai APTT berkisar 1,5-2 kali nilai kontrol.

Page 6: Obat-Obatan di ICU

Efek samping: meskipun sangat jarang tetapi bisa timbul gejala mual, muntah dan skin rush.

b. WarfarinIndikasi: antikoagulan oral diberikan pada pasien yang berisiko terjadi tromboemboli, misalnya pada pasien dengan pasca infark miokard, atrial fibrilasi, gagal jantung kongestif, atau adanya riwayat emboli sistemik atau adanya thrombus di LV.Pemberian warfarin sangat bervariasi tergantung usia dan jenis kelamin.

2. Anti Trombolitik Agen, yaitu obat yang menghancurkan bekuan darah dengan mengaktifkan endogenous plasminogen yang menyebabkan fibrinolisis.Tujuan pemberian antitrombolitik adalah melarutkan thrombus yang menyumbat arteri koroner pada serangan akut miokard infark.- Streptokinase- Rekombinan Tissue Plasminogen Activator- UrokinaseIndikasi: - Usia kurang dari 75 tahun, dengan nyeri dada khas infark yang kurang dari 12

jam sejak timbulnya nyeri.- Elevasi segmen ST >0,1 mV pada sekurang-kurangnya dua sadapanKontraindikasi relative: hipertensi yang tidak terkontrol, sedang dalam terapi koagulan, trauma baru dalam 2 minggu, perdarahan yang tidak terkontrol, perdarahan internal - tidak termasuk menstruasi, riwayat pemberian atau alergi streptokinase sebelumnya, kehamilan, ulkus peptikum aktif. Efek samping: perdarahan, aritmia jantung, hipotensi, alergi

Persiapan pemberian terapi trombolitik:1. Administrasi dan persiapan persetujuan tindakan (inform consent)2. Persiapan pasien3. Pasang monitor EKG4. Siapkan defibrillator dan obat-obat resusitasi kardiovaskuler (trolley

emergency)5. Profilaksis corticosteroid atau anti histamine bila diperlukan.Cara Pemberian:1. Streptokinase

Sebelum pemberian, suntikkan kortikosteroid sebagai profilaksis terhadap reaksi alergi. Kemudian masukkan 1.500.000 unit selama 60 menit. Berikan heparin 1000 unit per jam dengan menyesuaikan dosis agar APTT berkisar 1,5-2 kali kontrol.

2. r- TPASebaiknya diberikan sebelum 6 jam serangan jantung.

Page 7: Obat-Obatan di ICU

Dosis: bolus 15 mg IV, lanjutkan 0,75 mg/kg BB dalam drip selama 1 jam (total dosis maksimal 100 mg).Berikan heparin 5000 unit bolus pada saat bersamaan dengan pemberian r TPA. Lanjutkan dengan pemberian heparin 1000 unit perjam dengan menyesuaikan dosis agar APTT berkisar 1,5-2 kali kontrol.

3. Pengontrol Platelet, yaitu obat yang menghambat fungsi platelet.

EMERGENCY DRUGS

a. Obat-Obat HemodinamikObat-obatan jantung dipengaruhi oleh:- Tropik : mempengaruhi kontraktilitas miokard- Atropik : mempengaruhi heart rate- Inotropik : mempengaruhi kecepatan hantaran impulsKegagalan sirkulasi bisa disebabkan oleh inadekuat preload, gagal jantung, maldistribusi (mis. Pada shock sepsis dan anafilaksis). Bila kegagalan sirkulasi menetap setelah loading cairan optimal, maka perlu dipertimbangkan obat-obat inotopik aktif untuk meningkatkan kontraktilitas miokard.CO = SV x HR

Preload Afterload KontraktilitasInotropik dibagi dalam 2 golongan:- Katekolamin : Dopamin, dobutamin, epinephrine dan nor-epinephrine- Nonkatekolamin: Digitalis, Milrinon, Ca-chloride

Page 8: Obat-Obatan di ICU

1. Adrenaline/EpinephrineEfek: menaikkan laju nadi dan tekanan darah, vasokinstriksi, bronkodilatasi

melalui sistem saraf simpatis reseptor alpha dan beta.Sediaan: Obat injeksi dalam ampul 1:1000 dan 1:10.000Indikasi: Asistole, anapilaksis, gagal jantung, vasokonstriktor Rute Dosis dewasa Dosis Pediatric IV Cardiac arrest 1 mg (dapat

diberikan intracardiac), atau 0,1 ml/kgBB, 1:10.000 larutan adrenalin titrasi

0,1 ml/kgBB, larutan 1:10.000 (bisa intracardiaca pada cardiac arrest

Infus 25mg dalam 250 ml dextrose 5% mulai dengan 5mg/mnt dinaikkan sampai mencapai hasil yang diharapkan

0,1 ml/kgBB, larutan 1:10.000, dapat diulang setelah 15 menit

SC/IM 0,1-0,15 ml larutan, 1:1000 dapat diulang setelah 15 menit

E.T 2 x dosis intravena

Lama Kerja: pendek, hanya beberapa menit dalam pemberian intravenaEfek Samping: Hipertensi, aritmia, iskemik jantung, fibrilasi ventrikelPeringatan: Penderita jantung, aritmia, penderita yang mendapat infuse adrenalin harus dimonitor dengan ketat (lebih baik dengan arterial line) dan obat sebaiknya diberikan lewat vena sentral

2. NoradrenalinEfek: vasokonstriksi pembuluh darah, bekerja pada reseptor alfa, berefek menaikkan TDSediaan: 1mg/ml (dalam 1 ampule)Indikasi: Hipotensi karena vasodilatasi yang hebatDosis: larutkan 4 mg dalam 250 ml dextrose 5%, infuse dimulai dengan dosis 4-8mg/mnt, titrasiLama kerja: singkatEfek samping: hipertensi, vasokonstriksi, iskemik miokard, aritmia

3. DopaminEfek: merupakan inotropik kuat, menaikkan laju denyut nadi dan menguatkan kontraksi, melalui efek simpatis reseptor beta, meningkatkan cardiac outputSediaan: 250 mg/5 ml dalam flaconIndikasi: gagal jantungDosis: larutkan 250 mg kedalam 250-1000 dextrose 5%, dan mulai dengan dosis 2,5 mg/kgBB/menit, dan dapat dinaikkan sesuai kebutuhan. Walaupun dapat diberikan lewat vena tepi yang besar tapi yang terbaik lewat vena sentral. Dapat pula diberikan leeway syringe pump.

Page 9: Obat-Obatan di ICU

Lama kerja: beberapa menitEfek samping: Takikardi, hipertensi, aritmia, iskemik jantungPerhatian: pemberian lewat infuse dan diberikan lewat vena sentral

4. DobutaminEfek: merupakan ionotropik kuat, menaikkan laju HR dan menguatkan kontraksi melalui efek simpatis reseptor beta jantung, meningkatkan COSediaan: 250 mg/20 ml dalam flakonIndikasi: gagal jantungDosis; larutkan 250 mg dalam 250-1000 ml D5% dan mulai dengan dosis 2,5 mg/kg BB per menit dan dapat dinaikkan sesuai dengan kebutuhan. Walaupun dapat diberikan levat vena tepi yang besar tapi yang terbaik lewat vena sentral, dapat juga melalui syring pump.Lama kerja: beberapa menitEfek samping: takikardi, hipertensi, aritmia, iskhemi jantungPeringatan: pemberian lewat infuse harus dimonitor dengan ketat dan diberikan nlewat vena sentralIndikasi: syok yang berhubungan dengan CHF, AMI, CKDDosis:

Ringan: 2-5 mcg/kg BB/mnt. Mengaktifkan reseptor dopaminergik, menjadikan vasodilatasi ginjal, koroner dan serebralSedang: 5-10mcg/kgBB/mnt. Mengaktifkan beta reseptor sehingga dapat meningkatkan kontraktilitas tekanan darah dan CO. Berat: >10mcg/kgBB/mnt. Mengaktifkan reseptor alfa, membuat vasokonstriksi pembuluh darah.Rumus; dosis x BB x 60

jumlah mcg/cc 5. Heparin

Efek: merupakan antikoagulan potan yang bekerja terhadap potensiasi terhadap beberapa faktor koagulan termasuk thrombin dan faktor x. efektifitasnya dapat diukur secara laboratories yaitu APTTSediaan: 2500UI/ml dalam 5 ml (vial), 100 unit=1 mg. Indikasi; prevensi dan pengobatan thrombosis vena dalam, prevensi thrombus pada katub protetic dan untuk pengobatan emboli pulmonum. Untuk efek terapi dapat dicek APTT 1,5-2 kali harga normal.Dosis; Iv: 5000Unit diikuti dengan infuse 40.000 unit/24 jam, atau 10.000 unit tiap 6 bulan; SC: 5000 unit sebelum pembedahan kemudian 5000 unit setiap 8-12 jam.Lama kerja: 4-6 jam

6. AMINOPHILYLLINE

Page 10: Obat-Obatan di ICU

Efek: Bronkodilatasi, chronotropic (mempengaruhi denyut miokard) dan inotropic ringan, diuretic ringanSediaan: 250 mg dalam 10ml, ampulIndikasi: Bronkodilatasi karena berbagai sebab, termasuk gagal jantung kongestifDosis:

IV: 4 mg/kgBB dalam 15 menitInfus: Berikan dosis bolus diikuti infus 0,5 mg/kgBB/jam, kurang dosis pada usia lanjut, chirrosis hepatis atau gagal hepar atau penderita dengan pengobatan crythromcin atau cimetidineOral: 100-300 mg 3-4 kali sehariRectal: 360 mg suppositoria 1-2 kali sehari

Lama kerja: 6-15 jamEfek samping: Aritmia, muntah, diuresis, merangsang SP

7. ANTACIDEfek: Karena sifatnya alkalis, dia menaikkan pH asam lambung (basa)Sediaan: Alumunium hydrozida 500 mg tablet. Alumunium hydrozida 4% cair. Alumunium trisilicate 250 mg tablet. Magnesium trisilicateIndikasi: Pengobatan simtomatis pada dispepsia yang disebabkan ulkus peptikum, gastritis, duodenitis reflux esophagitis, dispepsi non ulkus dan prevensi stres ulcus. Pada dosis efektif untuk penyembuhan.Dosis: Untuk pengobatan dispepsia: 1-2 tablet atau 10-20 ml. Untuk pengobatan ulcus pepticum 20 ml tiap 2 jam.Lama kerja: 1-4 jamEfek samping: Senyawa aluminium dapat menyebabkan konstipasi. Senyawa magnesium dapat menyebabkan diare.

8. BUPIVACAINE (Marcain)Efek: Obat anestesi lokalSediaan: 0,25%, 0,5%, 0,75%, plain atau + adrenaline dalam vial 20 ml Indikasi: infiltrasi, plexus, epidural, spinal anestesi.Dosis: tidak melebihi 2 mg/kgBB tiap 4 jam.Lama kerja: 2-8 jamEfek samping: toksis anestesi lokalPerhatian: jangan diberikan intravena

9. CALCIUMEfek: inotropik ringan, mengurangi efek depresi citrate pada jantung, pada transfusi darah mencegah tetapi karena kadar Ca yang rendahSediaan: Ca gluconate dan Ca chloride 10%

Page 11: Obat-Obatan di ICU

Indikasi: Pada tranfusi darah (lebih dari 1 unit/5 menit pada orang dewasa) hiperkalemia, tetani.Dosis: 2-4 mg/kgBB Ca chloride; 4-8 mg/kgBB Ca gluconateEfek samping: Bradikardi, iritasi vena dan jaringanPerhatian: jangan diberikan melalui set yang sama dengan darah

10.CIMETIDINEEfek: merupakan antagonis reseptor H2 yaitu untuk mengurangi sekresi asam lambungSediaan: injeksi 100mg/ml dalam ampul 2 ml. Tablet 200mg, 400 mg, 800 mg.Indikasi: pengobatan ulkus lambung dan ulkus duodenum jinak refluks esofagitis dan preventiv stress ulcus.Dosis:

IV : 100-200 mg/jam selama 2 jam, bila perlu dapat diulang setelah 4-6 jam.Infus: 400 mg dalam 100ml NaCl 0,9% diberikan dalam 1 jam dan diulang

seteah 4-6 jam. Dapat juga dengan infus kontinyu 50-100 mg/jam selama 24 jam

Oral: 400 mg 2xsehari atau dosis tunggal 800 mg selama 4-6 mingguLama kerja: 3-6 jamEfek samping: Pada pemberian IV secara cepat dapat menimbulkan aritmia, interaksi dengan obat lain (potensiasi warfarin, phenitoin, aminophiline, ginekomasti (jarang))

11.DIAZEPAMEfek: sedativa, anticonvulsi potenSediaan: 100mg/2ml dalam ampuIndikasi: premedikasi sedasi, anti convulsi, anti spasmodik, prevensi halusinasi.Dosis: Rute Dosis dewasa Dosis Pediatric IV 5-20 mg, dengan efek bervariasi pada

tiap pasien, pada pasien tua lebih sensitif

Titrasi, mulai dengan 0,1 ml/kgBB

Infus 80 mg/lt dan diberikan dalam 8 jamPR 0,25 mg/kgBBLama kerja: 15 menit sampai beberapa jam, tergantung dosisEfek samping: Mengantuk, kurang kooperatif, depresi napas atau obstruksi terutam pada pasien tua, kadang terjadi hipotensi. Metabolit diazepam dapat terakumulasi pada pemberian per infus selama beberapa hari dengan dosis tingi. Dianjurkan menurunkan dosis secara bertahap berdasarkan respon klinis pasienPerhatian: pada pemberian intravena dapat menyebabkan kerusakan pada vena dan pada pemberian jangka lama sebaiknya digunakan jalur vena sentral,

Page 12: Obat-Obatan di ICU

sebaiknya dihindari pemberian intramuskuler karena absorbsinya kurang baik, selain rasanya nyeri

12.LARGACTILEfek: Merupakan transquiliser mayor dengan efek sedatif anti emetic dan berguna untuk pengobatan hiccup yang persisten. Selain itu juga merupakan vasodilator dan mempengaruhi homeostatis temperatur.Sediaan: 25mg/ml dalam ampulIndikasi: vomitus persisten, tetanus, hiccup persisten, pulmonalDosis: im: 25-50 mg dalam 4-8 jam.

iv: 5 mg sebagai vasodilator ringan atao 0,16 mg/kgBB/jamEfek samping: gejala ekstra piramidal, hipotensi, takikardi, mengatuk

13.DIGOXINEfek: menurunkan kecepatan konduksi impuls yang melalui nodus arttrioventrikularis. Meningkatkan kekuatan kontraksi jantung (efek inotropic positif)Sediaan: Injeksi: 250 mg/ml dalam ampul. Tablet: 62,5 mg, 125 mgIndikasi: aritmia supraventrikuler, atrial fibrilasi, gagal jantungDosis:

IV: 0,5 mg dalam 15 menit dan diulang setelah 6 jam kemudian dilanjutkan pemberian peroral.Oral: Untuk digitalis cepat mulai dengan 0,75-1,5 mg diikuti dengan 0,25 mg setiap 6 jam sampai fibrilasi terkontrol. Dosis pemeliharaan: 0,25-0,5 mg/hari. Untuk digitalisasi lambat mulai dengan 0,25-0,75 mg/hari sampai terjadi perbaikan kemudian dosis dituunkan. Level digoxin dalam darah 1-2 mg/liter (therapeutik)

Lama kerja: Half life: 34-51 jam dan lebih lama pada gagal ginjalEfek samping: Pada pasien dengan insufisiensi renal atau hipokalemia biasanya lebih mudah terjadi keracunan digoxin dengan gejala: mual, muntah, aritmia (supraventikuler, bradikardia, dan block) Ginecomastia (sangat jarang)Perhatian: pemebrian digoxin intravena harus pelan atau perinfus dan hanya pada situasi darurat. Dosis harus diturunkan bila pasien telah mendapat obat glikoside jantung yang lain dalam waktu 72 jam sebelumnya

14.EPHEDRINEEfek: merupakan obat vasopressor dan menyebakan vasokonstriksi pembuluh darah, meningkatkan laju denyut nadi dan kontraktilitas melalui reseptor alpha dan beta sehingga menaikkan TD dan CO, juga merupakan bronkodilator ringanSediaan: 50 mg/ml dalam ampulIndikasi: hipotensi karena vasodilatasi. Pemberian cairan harus selalu dilakukan sebelum menggunakan vasopressor. Aman digunakan pada penderita yang sedang hamil karena tidak menurunkan aliran darah plasenta.

Page 13: Obat-Obatan di ICU

Dosis: 5-10 mg iv, dapat diulang sesuai kebutuhanLama kerja: 10-30 menitEfek samping: hipertensi, aritmia, iskemik miokard, stimulasi SSPPerhatian: hati-hati pada penderita iskemik

15.FUROSEMIDEEfek: merupakan diuretik poten yang bekerja pada Loop of HenleSediaan: 20 mg/2 ml dalam ampulIndikasi: udema pulmonum, gagal jantung, kelebihan cairan, oliguria bukanlah indikasi sampai dapt dipastikan bahwa penderita benar tidak kekurangan cairanDosis: 0,3 – 1 mg/kgBB. Pada gangguan renal dibutuhkan dosis yang tidak tinggi Lama kerja: 2-4 jamEfek samping: dapat memperburuk keadaan hipovolumia pada pasien dehidrasi, hipokalemia

16.GLYCERYL TRINITRATEEfek: menyebabkan relaksasi otot polos sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah vena, pada dosis yang besar juga menyebabkan dilatasi arteri koronerIndikasi: iskemia miokard, gagal jantung.Sediaan: 25 mg/ 10 ml dalam vial; Tablet 0,3 mg Dosis: Sublingual: 0,3-0,6 mg sesuai kebutuhan. Infus: 50 mg dilarutkan dalam 250 dextrose 5% titrasi juga dapat diberikan dengan syringe pumpLama kerja: singkatEfek samping: takikardia, hipotensi, sakit kepalaPerhatian: pemberian lewat infus harus dimonitor dengan sangat ketat dan obat diberikan lewat vena sentral

17.HYDROCORTISONEEfek: menekan reaksi inflamasi, mempunyai efek mineral coricoid lemahIndikasi: asma akut, shock anaphylactic, reaksi alergi, reaksi obat, reaksi transfusi, terapi insufisiensi adrenal, menekan proses inflamasi beberapa penyakitSediaan: 100 mg/ 2ml dalam vial; Tablet 10 mg, 20 mgDosis: Dewasa: IV: 100-500 mg tiap 25 mg Oral: 20-30 mg/hari dalam dosis terbagi

Pediatric: sampai umur 1 tahun 25mg; 1-5 tahun 50mg; 6-12 tahun 100mg

Lama kerja: onset: 2 jam, durasi 12 jamEfek samping: pengobatan jangka panjang: hipertensi, kelemahan otot, osteoporosis, ulcus pepticum. Perubahan netral dapat terjadi seperti: euphoria dan disphoria. Gangguan pertumbuhan pada anak. Pada pengobatan lama dapat juga terjadi supresi kelenjar adrenal (pada dosis tinggi)

Page 14: Obat-Obatan di ICU

Perhatian: untuk mencegah efek withdrawal, maka perlu dilakukan tapering dosis

18.LABETALOLEfek: Merupakan antagonis reseptor beta sistem saraf simpatis. Menyababkan lambatnya laju denyut nadi, dan menurunkan kekuatan kontraksi. Juga pada reseptor alpha sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah. Akibatnya akan terjadi penurunan tekanan darah.Indikasi: Hipertensi, aritmia supraventrikularSediaan: 0,5% dalam 20ml ampulDosis: IV: 10 -20 mg maksimum Infus: 20 mg/jam, dapat dinaikkan maksimum 150 mg/jam Oral: 100-200 mg, 2xsehariEfek samping: kelebihan cairan, gagal ginjal menetap.

19.METHYLDOPAEfek: menurunkan tekanan darah melalui efek control.Sediaan: 50 mg/ml dalam ampul 5 ml. Tablet: 125 mg, 250 mg, 500 mgIndikasi: Hipertensi sedang sampai beratDosis: IV: 250 mg- 500 mg dalam 500 ml Dextrose 5%, infus Oral: 250 mg, 2xsehari, sampai maksimum 3 gr/hariLama Kerja: 8-48 jam (oral), onset 4-6 jam, Durasi 16 jam (iv)Efek samping: anemia hemolitik, sedasi, hipotensi, impotensi

20.MORPHINEEfek: Merupakan Analgesik opiat yang bekerja pada otak dan medula spinalisSediaan: 10 mg/ml dalam ampulIndikasi: Nyeri akutDosis: Dewasa : 10-15 mg larutan dalam 10 ml titrasi atau dengan syringe pump

dengan 50 cc spuit disposible belPediatrik: 0,2 mg/kgBB

Lama Kerja: 2-6 jam tergantung rute pemberianEfek samping: mual, muntah, depresi nafas, kontraksi otot polos kadang kolik kantung empedu, dapat memperburuk nyeri pada kolik renal, sedasi gatal di kulit

21.LIGNOCAINEEfek: sebagai anestesi lokal, juga menstabilkan membran sel miokard sehingga berefek sebagai anti aritmiaSediaan: 0,5%, 1%, 2%, 4%, 5%, 10% dalam ampul 2 ml atau vial 2 ml dan 50 mlIndikasi:Dosis: LA : maksimum dalam 4 jam: 3 mg/kgBB. 7 mg/kgBB dengan adrenalin

1:200.000IV: untuk aritmia ventrikuler: 1-1,5 mg/kgBB plain bolus dan diikuti dengan

infus kalau perlu

Page 15: Obat-Obatan di ICU

Oral: 250 mg, 2xsehari, sampai maksimum 3 gr/hariInfusion: 4 mg/menit dalam 30 menit kemudian 2 mg/menit selama 2 jam

dan i mg/menit sampai tercapai hasil yang diharapkanEfek samping: Toksis anestesi lokal

22.PHETIDINEEfek: analgesik ophiat, bekerja pada otak dan medula spinalisSediaan: 50mg/mldalam ampul 2 mlIndikasi: Nyeri hebatDosis dewasa: 1-15 mg/kg BB, larutkan dalam 10 ml, titrasiPediatrik: 1-1,5 mg/kgBBLama kerja tergantung rutenyaPerhatian: pasien <5 kg, cidera kepala, penyakit saluran nafas, orang tua

23.NALOXONEEfek: menetralisir efek obat opiatSediaan: 400mg/ml dan 20 mg/ml dalam ampul 1 mlIndikasi: overdosis opiat, depresi karena opiatDosis dewasa: 100-400 mg/kgBB, titrasiPediatrik: 10 mg/kgBB, iv atau imLama kerja: 30-60 menitEfek samping: bila naloxone digunakan untuk mereverse suatu over dosis opiat maka efek analgesiknya akan ikut hilang sehingga problem nyeri akan timbul kembali terutama pada pemberian naloxone dosis tinggi

24.NIFEDIPINEEfek: vasodilatasi perifer coronerSediaan: tablet 5 mg, 10 mg. Tablet sustaind release: 20 mgIndikasi: hipertensi, anginaDosis: 20-40 mg tablet SR 2xsehari10-20 mg 3x sehari, 10 mg sublingual untuk hipertensi emergencyEfek samping: sakit kepala, flusing, edema sendi ankle

25.NITROPRUSIDEfek: vasodilator potenSediaan: powder 50 mg dalam ampulIndikasi: malignant hipertensi, hipotensi kendaliDosis: pemberian perinfus 0,1-1 mg/kgBB/menit sebagai dosis awal, selanjutnya disesuaikan dengan respon tekanan darah. Jangan melebihi dosis maksimum 8 mg/kgBB/menit, dan apabila dalam 20 menit tidak memberikan respon yang memuaskan maka pemberian dihentikan.Lama kerja: sangat pendekEfek samping: hipotensi, muntah, pusing dan nyeri perut terutama apabila tetesan infus terlalu cepat pada overdosis: akan terjadi asidosis berat.

Page 16: Obat-Obatan di ICU

Perhatian: tidak dianjurkan penggunaan tanpa fasilitas arterikline monitor untuk tekanan darahnya. Obat ini harus terlindung dari cahaya dan segera digunakan memalui jalur vena sentral.

26.NORADRENALINEEfek: vasokonstriksi pembuluh darah melalui alpha reseptor sehingga menaikkan tekanan darahSediaan: 1 mg/ml dalam ampulIndikasi: hipotensi karena vasodilatasi yang hebatDosis: larutkan 4 mg dalam 250 ml D5%, infus dimulai dengan dosis 4-8 mg/menit titrasiLama kerja: singkatEfek samping: hipertensi, vasokonstriksi berlebihan, iskemik miokard, aritmia

27.PHENYTOINEfek: merupakan anti konvulsan, mengurangi frekuensi kejang dengan menstabilir ambang kejangSediaan: kapsul: 25 mg, 50 mg, 100 mgSuspensi: 30 mg/5 mlInjeksi: 250 mg/5 ml dalam ampul (iv atau im)Indikasi: untuk prevensi dan mengontrol kejang pada grandmal epilepsi dan lobus temporalis, juga efektif pada pasien eklampiaDosis awal: oral: 150-300mg/hariIv: 13-15 mg/kgBB bolus (maksimal 50 mg/menit) kemudian diteruskan 100 mg tiap 6 jamPediatrik: 5-9 mg/kaGG/hariLama kerja: 12-24 jamEfek samping: toxic akut ataxia, nystagmus dan bicara tidak jelas, hirsutisine, lymphadenopati, hiperflasi ginggiva. Hindari penggunaan pada pasien hamil, khususnya trimester pertama

28.SALBUTAMOLEfek: merupakan bronkodilator kuat yang bekerja pada reseptor beta 2 susunan saraf simpatis, juga sebagai relaksan uterus.Sediaan: aerosol inhaler, nebuliser, injeksi, tabletIndikasi: bronkospasme, persalinan rematurDosis dewasa:

- aerosol: 1-2 semprotan tiap 4 jam- nebilizer: 2,5-5 mg tiap 2-4 jam- intramuskular: 500 mg tiap 4 jam- Infus: 3-20 mg/menit titrasi- Tablet: 2-5 tahun: 1-2 mg 3-4 x/perhari

6-12 tahun: 2 mg, 3 -4 x/hari

Page 17: Obat-Obatan di ICU

Lama kerja: 3-6 jamPerhatian: takikardi, tremor, sakit kepala, hipokalemia terutama pada pemberian perinfus

29.VERAPAMILEfek: meningkatkan periode refraktur otot jantung yaitu dengan menurunkan kecepatan konduksi jaringan pengantarSediaan: injeksi 2,5 mg/ml dalam ampul 2 mlTablet: 40 mg, 80 mg, 160 mgIndikasi: aritmia supraventrikuler, anginaDosis: intravena 5 mg pasien dan diulang setelah 5 menit sampai dosis maksimum 10-15 mgOral: untuk aritmia 40-120 mg 3x/hari. Utnuk angina 80-120 mg 3x/hariLama kerja: 4-8 jamEfek samping iv: hipotensi, bradikardi, blok, asistoleTablet: mual, muntah dan konstipasiPerhatian: jangan berikan verapamil bersama-sama dengan beta bloker, karena dapat terjadi blok jantung yang fatal

30.WARFARINEfek: memperpanjang coagulasi darah dan dapat diukur melalui protrombin time. Efek antikoagulan ini timbul melalui mekanisme penghambatan efek vitamin KSediaan: tablet 1mg, 3 mg, 5 mgDosis: 10 mg/hari selama 3 hari diikuti 2-8 mg/hari sampai nilai protrombin time normalIndikasi: trombosis vena dalam, emboli pulmonum, fibrilasi atrial, penderita dengan katub stenosisPerhatian: terjadi [potensiasi dengan alkohol dan obat seperti aspirin, phenobarbital, phenilbuzone, beberapa antibiotik dan phenytoin.

Daftar Pustaka:

Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah vol. 2. EGC: JakartaRambe, A. 2004. Obat-obat Penyakit Serebrovaskuler. Available on: www.library.usu.ac.id

tanggal akses: 22 Mei 2008Rokhaeni, H., Purnamasari, E., Rahayoe, A. 2001. Buku Ajar keperawatan Kardiovaskuler.

Bidang DIKLAT Harapan Kita: JakartaSuryono, dkk. 2007. Materi Pelatihan keperawatan Intensif. IRI RSUP DR. Sardjito:

Yogyakarta

Page 18: Obat-Obatan di ICU