nutrisi dan cairan

14
KONSEP PENGHITUNGAN NUTRISI PENGERTIAN Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000).Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi. PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI Tunjangan nutrisi yang tepat dan akurat pada anak sakit kritis dapat menurunkan angka kematian. Terdapat dua tujuan dasar dari tunjangan nutrisi yaitu: a. mengurangi konsekuensi respon berkepanjangan terhadap jejas yaitu starvation dan infrastruktur. b. Mengatur respon inflamasi, penentuan status nutrisi pada anak sakit kritis hendaknya dilakukan berulang ulang untuk menentukan kecukupan nutrisi dan untuk menentukan nutrisi selanjutnya. Pemeriksaan yang berulangulang ini penting karena 16-20% anak yang dirawat di ruang Intensif mengalami defisiensi makronutrien 48jam

Upload: nurul-fahmi-rizka-laily

Post on 19-Dec-2015

44 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ANAK

TRANSCRIPT

Page 1: Nutrisi Dan Cairan

KONSEP PENGHITUNGAN NUTRISI

PENGERTIAN

Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya,

yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-

proses kehidupan (Soenarjo, 2000).Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah

proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi,

mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi

normal setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi.

PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

Tunjangan nutrisi yang tepat dan akurat pada anak sakit kritis dapat menurunkan

angka kematian. Terdapat dua tujuan dasar dari tunjangan nutrisi yaitu:

a. mengurangi konsekuensi respon berkepanjangan terhadap jejas yaitu

starvation dan infrastruktur.

b. Mengatur respon inflamasi, penentuan status nutrisi pada anak sakit kritis

hendaknya dilakukan berulang ulang untuk menentukan kecukupan

nutrisi dan untuk menentukan nutrisi selanjutnya. Pemeriksaan yang

berulangulang ini penting karena 16-20% anak yang dirawat di ruang

Intensif mengalami defisiensi makronutrien 48jam setelah anak dirawat.

Disamping itu disfungsi/gagal organ multipel dapat terjadi sesudah

trauma, sepsis atau gagal nafas yang berhubungan dengan

hipermetabolisme yang berlangsung lama (Setiati,2000).

BEBERAPA CARA MENUKUR KEBUUHAN NUTRISI

a. Metabolic Chart- Indirect Calorimetry Resting Energy Expenditur

(REE). [(konsentrasi O2)(0,39) + (produksi CO2)(1,11)] x 1440. Rumus

ini kurang akurat pada pasien-pasien dengan FiO2 lebih dari 40%.

b. Persamaan Harris Benedict( untuk dewasa). Basal Energy Expenditure

(BEE): Laki-laki: 66,47 + (13,75 x BB) + (5 x TB) – (6,76 x Umur)

Page 2: Nutrisi Dan Cairan

Wanita: 655,1 + (9,56 x BB) + (1,85 x TB) – (4,67 xUmur) Rata-rata

BEE adalah mendekati 25 kkal/ kgbb /hari. BB=berat badan, TB=tinggi

badan Untuk menghitung BEE harus disesuaikan dengan factorfaktor

metabolik, seperti: demam, operasi, sepsis, luka bakar dan lain-lain.

c. 25-30 kkal/kgbb ideal/hari (untuk dewasa)

120-135 kkal/kgbb/hari (untuk premature)

120-140 kkal/kgbb/hari (untuk infant) (Setiati, 2000)

d. Menghitung balance nitrogen dengan menggunakan urea urine 24 jam

dan dalam hubungannya dengan urea darah dan Albumin. Tiap gram

nitrogen yang dihasilkan menggunakan energy sebesar 100-150 kkal (At

Tock, 2007). Kebutuhan energi pada pasien kritis: Rule of Thumb dalam

menghitung kebutuhan kalori, yaitu 25-30 kkal/kgbb/hari. Selain itu

penetapan Resting Energy Expenditure (REE) harus dilakukan sebelum

memberikan nutrisi. REE adalah pengukuran jumlah energy yang

dikeluarkan untuk mempertahankan kehidupan pada kondisi istirahat dan

12-18 jam setelah makan. REE sering juga disebut Basal Metabolic Rate

(BMR), Basal Energy Requirement (BER), atau Basal Energy

Expenditure (BEE). Perkiraan REE yang akurat dapat membantu

mengurangi komplikasi akibat kelebihan pemberian nutrisi (overviding)

seperti infiltrasi lemak ke hati dan pulmonary compromise (Wiryana,

2007).

BENTUK PEMBERIAN KALORI

a. Karbohidrat: karbohidrat merupakan sumber energy yang penting. Setiap

gram karbohidrat menghasilkan kurang lebih 4 kalori. Asupan

karbohidrat di dalam diit sebaiknya berkisar 50%-60% dari kebutuhan

kalori (Setiati, 2000)

b. Lemak: komponen lemak dapat diberikan dalam bentuk nutrisi enteral

maupun parenteral sebagai emulsi lemak. Pemberian lemak dapat

mencapai 20% -40% dari total kebutuhan. Satu gram lemak

menghasilkan 9 kalori. Lemak memiliki fungsi antara lain sebagai

sumber energi, membantu absorbsi vitamin yang larut dalam lemak,

menyediakan asam lemak esensial, membantu dan melindungi organ-

Page 3: Nutrisi Dan Cairan

organ internal, membantu regulasi suhu tubuh dan melumasi jaringan-

jaringan tubuh (Setiati, 2000).

c. Protein (Asam Amino): kebutuhan protein adalah 0,8gr/kgbb/hari atau

kurang lebih 10% dari total kebutuhan kalori. Namun selama sakit kritis

kebutuhan protein meningkat menjadi 1,2-1,5 gr/kgbb/hari. Pada

beberapa penyakit tertentu, asupan protein harus dikontrol, misalnya

kegagalan hati akut dan pasien uremia, asupan protein dibatasi sebesar

0,5 gr/kgbb/hari(Wiryana,2007). Setiati, 2000 juga berpendapat,

kebutuhan protein untuk BBLR 2,0-2,5g/kgbb/hari, bayi 2,5-

3,0g/kgbb/hari, anak 1,5-2,5g/kgbb/hari.

Kebutuhan micro nutrient juga harus dipertimbangkan, biasanya diberikan

natrium, kalium 1 mmol/kgbb, dapat ditingkatkan jika terdapat kehilangan yang

berlebihan. Elektrolit lain seperti magnesium, besi, tembaga, seng dan selenium,

juga dibutuhkan dalam jumlah yang lebih sedikit. Pasien dengan suplementasi

nutrisi yang lama membutuhkan pengecekan kadar elektrolit-elektrolit ini secara

periodik. Elektrolit yang sering terlupakan adalah fosfat, kelemahan otot yang

berhubungan dengan penggunaan ventilator yang lama dan kegagalan lepas dari

ventilator, dapat disebabkan oleh hipofosfatemia (Wiryana,2007). Pasien kritis

membutuhkan vitamin-vitamin A, E, K, B1 (tiamin), B3 (niasin), B6 (piridoksin),

vitamin C, asam pantotenat dan asam folat yang lebih banyak dibandingkan

kebutuhan normal sehari-harinya (Wiryana,2007).

NUTRISI ENTERAL

Nutrisi enteral adalah nutrisi yang diberikan pada pasien yang tida dapat

memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui rute oral, formul nutrisi diberikan melalui

tube ke dalam lambung (gastric tube) nasogastrik tube (NGT), atau jejunum dapat

secara manual maupu dengan bantuan pompa mesin (At Tock, 2007). Menurut

Wiryana (2007), Nutrisi enteral adalah faktor resiko independent pnemoni

nosokomial yang berhubungan dengan ventilasi mekanik. Cara pemberian sedini

mungkin dan benar nutrisi enteral akan menurunkan kejadian pneumonia, sebab

bila nutrisi enteral yang diberikan secara dini akan membantu memelihara epitel

pencernaan, mencegah translokasi kuman, mencegah peningkatan distensi gaster,

Page 4: Nutrisi Dan Cairan

kolonisasi kuman, dan regurgitasi. Posisi pasien setengah duduk dapat

mengurangi resiko regurgitasi aspirasi. Diare sering terjadi pada pasien di Intensif

Care Unit yang mendapat nutrisi enteral, penyebabnya multifaktorial, termasuk

therapy antibiotic, infeksi clostridium difficile, impaksi feses, dan efek tidak

spesifik akibat penyakit kritis. Komplikasi metabolik yang paling sering berupa

abnormalitas elektrolit dan hiperglikemi (Wiryana, 2007).

NUTRISI PARENTERAL

Nutrisi parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung

melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernakan (Wiryana, 2007).

Nutrisi parenteral diberikan apabila usus tidak dipakai karena suatu hal misalnya:

malformasi kongenital intestinal, enterokolitis nekrotikans, dan distress respirasi

berat.

Nutrisi parsial parenteral diberikan apabila usus dapat dipakai, tetapi tidak dapat

mencukupi kebutuhan nutrisi untuk pemeliharaan dan pertumbuhan ( Setiati,

2000). Tunjangan nutrisi parenteral diindikasikan bila asupan enteral tidak

dapat dipenuhi dengan baik. Terdapat kecenderungan untuk memberikan nutrisi

enteral walaupun parsial dan tidak adekuat dengan nutrisi parenteral. Pemberian

nutrisi parenteral pada setiap pasien dilakukan dengan tujuan untuk dapat beralih

ke nutrisi enteral secepat mungkin. Pada pasien IRIN, kebutuhan dalam sehari

diberikan lewat infuse secara kontinyu dalam 24 jam. Monitoring terhadap faktor

biokimia dan klinis harus dilakukan secara ketat. Hal yang paling ditakutkan pada

pemberian nutrisi parenteral total (TPN) melalui vena sentral adalah infeksi (Ery

Leksana, 2000)

Berdasarkan cara pemberian nutrisi parenteral dibagi atas: nutrisi parenteral

sentral dan nutrisi parenteral perifer (Wiryana, 2007)

Indikasi Nutrisi Parenteral :

a. Gangguan absorbs makanan seperti pada fistula enterokunateus, atresia

intestinal, colitis infeksiosa, obstruksi usus halus.

b. Kondisi dimana usus harus diistirahatkan seperti pada pancreatitis berat,

status pre operatif dengan malnutrisi berat, angina intestinal, diare

berulang.

Page 5: Nutrisi Dan Cairan

c. Gangguan motilitas usus seperti pada ileus yang berkepanjangan

d. Makan, muntah terus menerus, gangguan hemodinamik, hiperemisis

gravidarum (Wiryana, 2007).

PENGHITUNGAN STATUS GIZI

I. Indeks Atropometri

Penggolongan Keadaan Gizi Menurut Indeks Antropometri (Sumber Puslitbang

Gizi, 1980. Pedoman Ringkas Cara Pengukuran Antropometri dan Penentuan

Gizi, Bogor)

Ambang batas baku untuk keadaan gizi berdasarkan indeks

Klasifikasi KEP: Antropometri

Hasil diskusi temu Antropomteri

Page 6: Nutrisi Dan Cairan
Page 7: Nutrisi Dan Cairan

CAIRAN

Kebutuhan cairan berdasrkan BB dan umur

Jumlah kebutuhan cairan yang dianjurkan

PEMILIHAN CAIRAN DAN CARA PEMBERIANNYA (NUTRISI

PARENTERAL)

Umumnya cairan NP, baik larutan asam amino (aa), KH ataupun lipid digunakan

larutan standar. Kadar larutan tergantung pada akses NP yang akan digunakan.

Pada beberapa keadaan klinis seperti penyakit hati dan ginjal seringkali

Page 8: Nutrisi Dan Cairan

dibutuhkan larutan khusus terutama yang menyangkut susunan asam aminonya.

Larutan aa untuk penyakit hepar mengandung kadar aa rantai cabang tinggi.

Kebutuhan lipid untuk Nutrisi Parenteral

Mineral dan elektroli untuk Nutrisi Parenteral

Jumlah trace elements yang dianjurkan pada Nutrisi Parenteral

Page 9: Nutrisi Dan Cairan

Jumlah Kalsium dan fosfor yang dianjurkan

Dosis vitamin yang dianjurkan pada Nutrisi Parenteral

Pemberian aa dimulai 0.5g/kg/hari pada neonatus 1g/kg/ hari pada anak,

selanjutnya dinaikkan sebanyak 0.5g/kg/ hari sampai dosis maksimal tercapai.

Pada keadaan adanya restriksi pemberian cairan, lebih disukai menggunakan

Page 10: Nutrisi Dan Cairan

preparat lipid dengan konsentrasi tinggi (20%) agar tidak menambah jumlah

cairan terlalu banyak tetapi dapat memenuhi kebutuhan kalori. Untuk memenuhi

ALE dapat digunakan emulsi lipid yang mengandung minyak safflower. Emulsi

lipid yang mengandung MCT (middle chain triglyceride) mempunyai nilai tambah

karena MCT tidak ditimbun di hepar atau jaringan lemak serta mengalami

proses hidrolisis dan oksidasi cepat yang juga tidak tergantung pada karnitin.

Pemberian lemak dimulai dengan dosis rendah yang dinaikkan perlahan-lahan

sampai dosis yang diperhitungkan tercapai. Pemberian dapat secara terusmenerus

selama 24 jam atau hanya 18 jam dengan 6 jam ‘istirahat‘ untuk memberikan

kesempatan tubuh melakukan clearance.