nur

32
STUDI KASUS PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II PADA PASIEN USIA LANJUT DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN PENJARINGAN JANUARI 2013 Oleh : Kelompok I Nur Halimah 110.2007.198 Pembimbing: DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes MODUL KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA 1

Upload: puspalia-pristiyanti

Post on 27-Oct-2015

27 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Nur

STUDI KASUS PASIEN

DIABETES MELITUS TIPE II PADA PASIEN USIA LANJUT DENGAN

PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS

KECAMATAN PENJARINGAN JANUARI 2013

Oleh :

Kelompok I

Nur Halimah

110.2007.198

Pembimbing:

DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes

MODUL KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

JAKARTA 2013

1

Page 2: Nur

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan studi kasus Diabetes Melitus pada lansia dengan pendekatan kedokteran keluarga di puskesmas kecamatan Penjaringan pada periode 21 Januari 2013 - 1 Februari 2013 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI bagian Kedokteran Keluarga.

Jakarta, Januari 2013

Pembimbing

DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa , M.Kes

2

Page 3: Nur

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas bimbingan dan

tuntunanNya sehingga kami dapat menyelesaikan hasil Studi Kasus Pasien dengan

penerapan Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Ilmu Kedokteran Keluarga yang

berjudul DIABETES MELLITUS pada Ny. SH di Puskesmas Kecamatan

Penjaringan Periode 21 Januari 2013 - 1 Februari 2013.

Tujuan pembuatan Studi Kasus Pasien dengan penerapan Pendekatan

Kedokteran Keluarga ini sebagai salah satu tugas dalam menjalani kepaniteraan

Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI untuk Periode

21 Januari 2013 - 1 Februari 2013.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Hj. Qomariyah RS MS PKK DK AIFM selaku guru besar Kepaniteraan

Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi

2. DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes dosen pembimbing yang telah

membimbing dan memberikan masukan yang bersifat membangun.

3. Dr. Sugma Agung Purbowo, MD, MARS sebagai Koordinator Kepaniteraan

Klinik Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

4. Dr. Citra Dewi, M.Kes sebagai Sekretaris Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu

Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

5. Dr. H. Sumedi Sudarsono, MPH, Dr. Dian Mardhiyah M.KK, Dr. Fathul Jannah,

M.Si, Ibu Rifda Wulansari, S.P, M.Kes, dan dr. Dini.

6. Seluruh staf Puskesmas Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara yang telah

memberikan bimbingan dan data kepada kami untuk kelancaran kegiatan Studi

Kasus Pasien ini.

7. Seluruh Rekan Sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama sehingga

tersusun laporan ini.

3

Page 4: Nur

Kami menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam penyusunan

ini. Oleh karena itu kami menerima kritik dan saran membangun sebagai perbaikan

bagi kami.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta, Januari 2013

Penulis

4

Page 5: Nur

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. SH

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 61 tahun

Agama : Islam

Alamat : Pejagalan

Suku Bangsa : Jawa

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

No. Rekam Medis : 38921

Puskesmas : Puskesmas Kecamatan Penjaringan

Tanggal berobat : 29 Januari 2013

BERKAS PASIEN

A. Anamnesa

Anamnesa dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 29 Januari 2013

1. Keluhan Utama

Badan terasa lemas

2. Keluhan Tambahan

Sering buang air kecil pada malam hari, kesemutan pada kedua tangan, sering lapar dan haus.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke puskesmas penjaringan dengan keluhan badan terasa lemas sejak dua hari yang lalu., keluhan ini dirasakan sepanjang hari, sehingga pasien tidak dapat melakukan aktivitas seperti hari-hari sebelumnya. Pasien hanya dapat duduk dan berbaring di tempat tidur. Pasien mengatakan bahwa, pasien sudah banyak makan dan minum tetapi badan pasien tetap terasa lemas dan masih terasa lapar serta haus.

Keluhan ini disertai dengan sering buang air kecil pada malam hari sebanyak ± 5 kali sehingga membuat tidur pasien terganggu, pasien juga mengatakan terdapat keluhan kesemutan pada kedua tangannya yang dirasakan hilang timbul.

5

Page 6: Nur

Pasien datang ke Puskesmas dengan keinginan sendiri dan ditemani oleh anaknya.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat penyakit kencing manis diakui pada tahun 2007

Pada tahun 2007 pasien didiagnosis menderita penyakit kencing manis oleh dokter. Saat itu pasien datang berobat dengan keluhan badan terasa lemas yang disertai dengan banyak buang air kecil di malam hari. Keluhan ini disertai dengan kesemutan pada kedua tangannya. Pasien juga megeluhkan sering merasa haus dan sering lapar walaupun telah sering makan dan minum.

Saat itu dokter menyarankan untuk melakukan pemeriksaan gula darah, dan hasil gula darah sewaktu saat itu adalah 260 mg/dl, kemudian dokter menyarankan untuk mengubah pola makanannya, dan mengatur gizinya, serta rutin untuk kontrol gula darah setiap bulan, namun pasien tidak rutin berobat selama 3 tahun tersebut. Pasien hanya berobat jika ada keluhan. Namun pasien sedikit demi sedikit merubah pola makannya. Riwayat luka yang tidak sembuh disangkal, riwayat adanya gangguan pada penglihatan disangkal.

- Riwayat penyakit darah tinggi disangkal

- Riwayat stroke disangkal

5. Riwayat Penyakit Keluarga

- Riwayat penyakit kencing manis diakui yaitu ibu pasien

- Riwayat penyakit darah tinggi disangkal

- Riwayat stroke disangkal

6. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien seorang ibu rumah tangga, sehingga tidak memiliki penghasilan sendiri. Biaya hidup pasien dan keluarga ditanggung suami serta anak-anaknya. Suaminya bekerja sebagai buruh bangunan. Penghasilan perbulan tidak menentu, ± 1.500.000,-. Jika suaminya tidak mendapat pemasukan, biaya hidup dibantu oleh ketiga anaknya yang bekerja total ketiganya ± 3.000.000,-. Jumlah penghasilan tersebut cukup untuk sehari-hari. Pasien hanya butuh biaya angkutan umum untuk pergi kepuskesmas. Sedangkan biaya berobat gratis, karena Pasien memiliki KTP.

6

Page 7: Nur

7. Riwayat Kebiasaan

Pada saat ini pasien sudah tidak memiliki kebiasaan makan makanan yang manis-manis. Kebiasaan tersebut dikurangi dan mulai berhenti setelah pasien didiagnosis memiliki penyakit kencing manis. Pasien juga sudah terbiasa mengatur pola makannya dengan porsi makan yang dikurangi.

B. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : tampak sakit sedang

Kesadaran : compos mentis

2. Vital Sign

- Tekanan darah : 120/80 mmHg

- Respirasi : 20 x/menit

- Nadi : 82 x/menit

- Suhu : 36,6oC

3. Status Gizi

- Berat badan : 75 kg

- Tinggi badan : 159 cm

- IMT : 29,67 kg/m2 (Gemuk)

4. Status Generalis

a. Kepala

- Bentuk : normocephal

- Rambut : hitam beruban, tidak mudah dicabut

- Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)

: pupil bulat, isokor, refleks cahaya (+/+)

- Telinga : bentuk normal, tidak terdapat serumen

- Hidung : septum tidak deviasi, tidak terdapat sekret

- Tenggorokan : tidak hiperemis

7

Page 8: Nur

- Mulut : bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor

b. Leher

- Trakea di tengah

- Pembesaran kelenjar getah bening (-)

c. Thorak

- Inspeksi : bentuk dada simetris

: pergerakan dinding dada simetris

: iktus kordis tidak terlihat

- Palpasi : fremitus taktil dan vokal sama kanan dan kiri

: iktus kordis teraba di sela iga V garis midclavicula

kiri

- Perkusi : sonor diseluruh lapang paru, batas jantung normal

- Auskultasi : vesikuler diseluruh lapang paru, wheezing (-),

ronki (-)

: bunyi jantung I dan II murni regular, murmur (-)

gallop (-)

d. Abdomen

- Inspeksi : perut datar, lembut, simetris

- Auskultasi : bising usus (+) normal

- Palpasi : nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak

teraba

- Perkusi : timpani diseluruh lapang abdomen, shifting

dullness (-)

e. Genitalia : tidak diperiksa

f. Ekstremitas : akral hangat, edema (-), sianosis (-)

8

Page 9: Nur

C. Pemeriksaan Penunjang

Tanggal 29 Januari 2013

- Gula darah sewaktu : 237 mg/dl

Berkas Keluarga

1. Profil Keluarga

1. Karakterisktik Keluarga

a. Identitas Kepala Keluarga

Nama : Tn. S

Usia : 65 Tahun

b. Identitas Pasangan

Nama : Ny. SH

Usia : 61 tahun

c. Struktur Komposisi Keluarga

Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah

No Nama

Kedudukan dalam

keluarga Gender Umur

(th)

Pendidikan Pekerjaan Keterangan Tambahan

1. Tn. S Kepala Keluarga

Laki 62 SMA Buruh

2. Ny. SH Istri Perempuan 60 SMP Ibu rumah tangga

Pasien

3. H Anak I Laki 29 SMA Karyawan

4. D Anak II Perempuan 25 SMA Karyawati

5. J Anak III Laki 23 SMA Karyawan

9

Page 10: Nur

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a. Lingkungan tempat tinggal

Tabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal

Status Kepemilikan Rumah : milik sendiri

Daerah Perumahan : Padat

Karakteristik Rumah dan

Lingkungan

Kesimpulan

Luas rumah : 12 x 5 m2 Rumah yang saat ini ditempati

merupakan milik sendiri dengan luas

rumah 12 x 5 m2 dan berada pada

daerah perumahan yang padat. Rumah

tersebut nyaman untuk ditempati karena

sudah berlantaikan keramik,

berdindingkan tembok dan telah

memiliki listrik serta air bersih, rumah

tersebut ditempati oleh lima orang

anggota keluarga.

Jumlah penghuni dalam satu

rumah : 5 orang

Luas halaman rumah : tidak memiliki

halaman

Tidak bertingkat

Lantai rumah dari : keramik

Dinding rumah dari : tembok

Jamban keluarga : ada

Tempat bermain : tidak ada

Penerangan listrik : 2200 watt

Ketersediaan air bersih : ada (PAM)

Tempat pembuangan sampah : ada

b. Kepemilikan barang-barang berharga

Keluarga Ny. SH memiliki dua buah motor. Keluarga ini memiliki barang-

barang elektronik antara lain satu buah televisi dan satu buah dvd yang

terletak di ruang keluarga, tiga buah handphone dan tiga buah kipas angin di

setiap kamar tidur dan satu terdapat di ruang tamu. Peralatan rumah tangga

yang dimiliki keluarga ini antara lain magic jar, kompor gas, dan kulkas.

10

Page 11: Nur

c. Denah rumah

U

11

Page 12: Nur

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga

a. Tempat Berobat : Puskesmas dan Rumah Sakit

b. Balita : -

c. Asuransi/Jaminan Kesehatan : -

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Tabel 3. Pelayanan Kesehaatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai pusat

pelayanan kesehatan

Angkutan

umum

Pasien pergi berobat ke puskesmas

menggunakan angkutan umum. Setiap

pasien berobat di Puskesmas pasien

tidak dikenakan biaya karena pasien

memiliki KTP DKI Jakarta dan kualitas

pelayanannya pun memuaskan.

Tarif pelayanan

kesehatan

Gratis

Kualitas pelayanan

kesehatan

Memuaskan

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a. Kebiasaan makan

Keluarga Ny. SH makan sebanyak dua - tiga kali sehari, makanan yang di makan sehari-hari dimasak sendiri oleh pasien dengan menu makanan yang bervariasi setiap harinya. Kadang-kadang mereka juga membeli makanan yang sudah jadi di rumah makan.

Pasien dan suami pasien selalu makan bersama pada pagi dan malam hari, untuk makan siang suami pasien selalu dibekali makanan oleh pasien, sedangkan ketiga anaknya jarang ikut makan bersama karena anak-anak pasien sudah berangkat kerja dan baru pulang pada malam hari dengan waktu yang berbeda-beda.

Pasien sendiri memiliki kebiasaan makan makanan yang manis dan sering minum teh manis pada pagi hari.

b. Menerapkan pola gizi seimbang

Menu makanan keluarga Ny.SH yang selalu ada saat mereka makan

setiap harinya ialah nasi, sayur mayur, lauk pauk dan buah-buahan. Disertai

menu makanan lainnya seperti tahu, tempe, ikan, telur, ayam atau daging.

12

Page 13: Nur

Pola makan pasien tiga hari terakhir ialah :

Tanggal Pagi Siang Malam

26-Januari-2013 nasi, tempe, tahu nasi, ikan, sayur nasi, ayam, buah

27-Januari-2013 nasi, telur nasi, ikan, sayur nasi, telur, sayur

28-Januri-20133 nasi, telur, tempe nasi, ayam, sayurnasi, tempe, telur,

sayur

6. Pola Dukungan Keluarga

a. Faktor pendukung terselesainya masalah dalam keluarga

- Suami pasien senantiasa memberikan dukungan atas penyakit pasien

dengan cara :

o Menjaga pola makan sehari-hari

o Menemani pasien kontrol ke puskesmas

o Sering mengingatkan pasien untuk minum obat

o Menemani pasien berolahraga sebelum suami pasien bekerja

- Anak-anak pasien memberikan dukungan dan memotivasi pasien

untuk sembuh dari penyakitnya.

b. Faktor penghambat terselesainya masalah dalam keluarga

- Pasien jarang mengontrolkan penyakitnya dan kontrol apabila pasien

merasa ada keluhan dan pasien jarang meminum obatnya karena

pasien merasa bosan bila minum obat setiap hari, tetapi pasien

menjadi rajin minum obat jika gula darahnya tinggi. Pasien memiliki

pemikiran jika tidak meminum obat secara rutin tidak menimbulkan

masalah, dan pasien berpendapat bahwa orang yang selalu minum

obat nantinya menjadi ketergantungan.

- Tidak adanya anggota keluarga yang memiliki pengetahuan tentang

penyakit pasien sehingga keluarga pasien tidak dapat menjelaskan

kepada pasien bahwa hal tersebut tidak benar.

13

Page 14: Nur

- Anak-anak pasien kurang memberikan perhatian terhadap penyakit

yang diderita pasien karena sibuk dengan urusan pekerjaan dan urusan

pribadi.

B. Genogram

1. Bentuk Keluarga

Bentuk keluarga ini adalah keluarga inti (nuclear family) dimana terdiri dari ayah

(Tn.S), ibu (Ny. SH), dan anak pertama (H) anak kedua (D) anak ketiga (J) yang

tinggal dalam satu rumah.

2. Tahapan Siklus Keluarga

Menurut Duvall (1977) dikutip dalam Friedman (1998), keluarga Tn.S berada

pada tahapan siklus keluarga yang ke tujuh, yaitu keluarga orang tua usia

pertengahan (middle-anged family). Dimulai ketika anak terakhir keluar dan

berakhir sampai pensiun.

1. Family Map

Tn. W (68 thn) Ny.Y (63 thn) Tn. K (72) Ny. R (67)

Tn. S (62 thn) Ny. SH (60 thn)

Tn. H Ny. D Tn. A Tn. J

(29 thn) (25 thn) (30 thn) (22 thn)

14

Page 15: Nur

3. Identifikasi Permasalahan yang didapat dalam keluarga

- Masalah dalam organisasi keluarga

C. Identifikasi Permasalahan yang didapat dalam keluarga

- Masalah dalam organisasi keluarga

Pasien adalah ibu rumah tangga yang berusia lanjut, tidak memiliki pekerjaan

sehingga tidak memiliki penghasilan sendiri, suami pasien bekerja sebagai

buruh bangunan yang memiliki penghasilan tidak menetap setiap bulannya,

ketiga anak pasien sudah bekerja. Anak-anak pasien sibuk dengan urusannya

masing-masing dan pekerjaannya.

- Masalah dalam fungsi biologis

Di dalam keluarga pasien terdapat riwayat yang memiliki penyakit kencing

manis yaitu ayah pasien.

- Masalah dalam fungsi psikologi

Pasien dan suami pasien merupakan pasangan suami istri yang berusia lanjut.

Pasien menderita penyakit kencing manis sejak enak tahun yang lalu. Anak-

anak pasien kurang memberikan dukungan karena pasien dengan anak-

anaknya jarang berkomunikasi dan anak-anak pasien sibuk dengan urusan

pribadi serta urusan pekerjaannya masing-masing.

- Masalah dalam fungsi ekonomi

15

Keterangan Gambar :

: laki-laki : meninggal

: perempuan : pernikahan

: meninggal dengan riwayat DM : keturunan

: meninggal : tinggal serumah

: pasien

Page 16: Nur

Pasien sebagai ibu rumah tangga, tidak bekerja sehingga tidak memiliki

penghasilan. Suami pasien bekerja sebagai buruh bangunan dimana

penghasilannya tidak tetap. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

didapatkan dari anak-anaknya setiap bulan. Sedangkan untuk pengobatan

pasien, pasien berobat di puskesmas secara gratis. Ekonomi keluarga pasien

cukup terpenuhi.

- Masalah lingkungan

Pasien tinggal dalam lingkungan yang padat

- Masalah perilaku kesehatan

Pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi makan makanan yang manis-

manis dan sering mengkonsumsi teh manis pada pagi hari. pasien jarang

berolah raga karena pasien malas dan sibuk mengurus rumah. Pasien juga

tidak kontrol secara teratur dikarenakan kurangnya pengetahuan akan

penyakitnya dan pasien beranggapan jika tidak kontrol secara teratur tidak

akan memperburuk keadaan pasien, pasien juga memiliki persepsi yang salah

mengenai keteraturan minum obat dimana pasien beranggapan bahwa orang

yang selalu minum obat akan ketergantungan dan terkadang pasien bosan

karena harus minum obat setiap hari.

4. Diagnosis Holistik

1. Aspek Personal

- Alasan kedatangan :

Pasien datang berobat ke puskesmas karena memiliki keluhan badan terasa lemas, kedua tangan terasa kesemutan, sering haus dan lapar walaupun makan telah banyak dan sering BAK pada malam hari. pasien datang ke Puskesmas dengan keinginan sendiri tanpa ada suruhan dari orang lain.

- Harapan :

Pasien memiliki harapan untuk dapat sembuh dari penyakitnya.

- Kekhawatiran :

16

Page 17: Nur

Pasien memiliki kekhawatiran akan penyakitnya karena pasien sudah lama

menderita penyakit kencing manis namun tidak kunjung sembuh.

2. Aspek Klinik

Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

disimpulkan sebagai berikut :

- Diagnosis kerja : diabetes melitus tipe 2

- Diagnosis banding : -

3. Aspek Risiko Internal

- Genetik :

Terdapat riwayat penyakit diabetes melitus pada keluarga pasien yaitu ayah

pasien.

- Pola makan :

Pola makan pasien memenuhi pola gizi seimbang setiap harinya, namun

pasien sering mengkonsumsi makan makanan yang manis dan sering

meminum teh manis pada pagi hari.

- Kebiasaan :

Pasien memiliki kebiasaan berolah raga yaitu jalan kaki dan lari-lari kecil

pada pagi hari selama ± 30 menit yang baru pasien rutin lakukan setelah

didiagnosis penyakit diabetes melitus.

- Spiritual :

Pasien percaya bahwa penyakit yang dideritanya merupakaan cobaan yang

diberikan dari Allah SWT kepadanya dan menerimanya dengan lapang dada

apapun akibat yang akan terjadi akibat penyakitnya.

4. Aspek Psikososial Keluarga

Faktor pendukung kesehatan pasien yang berasal dari keluarga ialah

adanya dukungan dari suami pasien dengan menjaga pola makan pasien,

17

Page 18: Nur

menemani pasien berolah raga pada pagi hari sebelum suami pasien berangkat

bekerja, serta selalu mengingatkan pasien untuk meminum obat dan kontrol ke

puskesmas.

Faktor penghambat kesehatan pasien yang berasal dari keluarga ialah

kurangnya perhatian dari anak-anak pasien terhadap penyakitnya. Hal ini

dikarenakan kurangnya komunikasi antara pasien dengan anak-anaknya yang

sibuk dengan urusan masing-masing.

5. Aspek Fungsional

Menurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien mampu

melakukan pekerjaan ringan sehari-hari seperti pekerjaan rumah.

5. Rencana Pelaksanaan

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan

Aspek

Personal

- Memberikan penjelasan

kepada pasien tentang

penyakit diabetes melitus

dan komplikasi dari

penyakitnya tersebut.

- Memberikan edukasi dan

motivasi pasien akan

pentingnya kontrol dan

kepatuhan minum obat.

- Menjelaskan kepada pasien

bahwa apapun yang terjadi

memang sudah menjadi

takdir Allah SWT tetapi

sebagai manusia tetap harus

berusaha dalam hal ini

berusaha menjaga kesehatan

dengan rajin kontrol dan

minum obat secara teratur.

Pasien Pada saat di

Puskesmas

dan

kunjungan

rumah

Pasien memahami mengenai

diabetes melitus,

komplikasinya, mau kontrol

secara teratur, kepatuhan

minum obat, dan rajin untuk

kontrol secara rutin ke dokter.

18

Page 19: Nur

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan

Aspek

Klinik

- Menyarankan kepada pasien

untuk memeriksa Gula

Darah Puasa (GDP), Gula

Darah 2 jam Post

Prandial(GD2PP), dan

kolesterol secara rutin.

- Memberikan obat diabetes

melitus yaitu metformin 3x

500 mg setelah makan

Pasien Pada saat di

Puskesmas

Pasien mengalami perbaikan

dalam status kesehatannya dan

kualitas hidup pasien

meningkat.

Aspek

Risiko

Internal

- Menjelaskan kepada pasien

mengenai diet untuk

diabetes melitus

- Memberitahu pasien untuk

tetap melanjutkan olah raga

yang telah dimulainya dan

memotivasi pasien untuk

tetap rutin melakukan olah

raga setiap harinya.

- Memberi pengertian kepada

pasien bahwa dengan

minum obat setiap hari

dapat mengontrol gula darah

pasien serta menjelaskan

bahwa meminum obat setiap

hari bukan merupakan

ketergantungan obat seperti

para pecandu obat terlarang.

- Memberitahu dan

menyarankan pasien

menggunakan pelindung

kaki agar tidak terluka.

- Memberitahu agar segera

membersihkan dan

melakukan perawatan luka

jika terluka.

Pasien Pada saat

kunjugan

rumah

Pasien mau untuk mulai

melakukan diet diabetes

melitus, melanjutkan dan

melakukan secara teratur

olahraga, serta pasien mau

menggunakan pelindung kaki

dan melakukan pearwatan luka

jika pasien terluka.

19

Page 20: Nur

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan

Aspek

Psikososi

al

keluarga

- Menjelaskan kepada suami

dan anak-anak pasien

mengenai penyakit pasien

- Menganjurkan kepada

anak-anak pasien agar lebih

memberikan dukungan dan

perhatian kepada pasien.

- Menyarankan kepada anak-

anak pasien agar melakukan

pemeriksaan darah karena

anak-anak pasien memiliki

risiko diabetes melitus.

Suami dan

Anak-anak

pasien

Pada saat

kunjungan

rumah

Suami dan anak-anak pasien

lebih memperhatikan dan

memberikan dukungan kepada

pasien serta anak-anak pasien

mau melakukan pemerikaan

darah (screening DM).

Aspek

Fungsion

al

- Menyarankan kepada

pasien agar tetap melakukan

aktivitas sehari-hari sesuai

dengan kemampuannya.

- Memberitahu pasien agar

tidak melakukan aktivitas

yang dapat menyebabkan

pasien terluka.

Pasien Pada saat di

Puskesmas

dan

kunjungan

rumah

Pasien tetap melakukan

aktivitas sehari-hari dan pasien

menghindari aktivitas yang

dapat menyebabkan pasien

terluka.

Analisa Kasus

1. Aspek Personal

Keluhan – keluhan yang dirasakan pasien saat ini merupakan tanda

bahwa pasien memiliki respon kekhawatiran, sehingga setiap pasien

merasakan keluhan pasien datang berobat ke puskesmas. Hal ini bersesuaian

dengan teori perilaku kesehatan dalam bagian perilaku sehubungan dengan

pencarian pengobatan (health seeking behaviour), dimana hal tersebut

merupakan respon dari sebuah stimulus (sakit). (Notoatmodjo, 2007).

Pasien memiliki harapan untuk melanjutkan hidupnya dan memiliki

harapan untuk sembuh. Pasien mengatakan ini semua takdir yang diberikan

Allah SWT. Pada analisis aspek personal dapat dilihat bahwa pasien

seseorang yang memiliki harapan untuk dapat melanjutkan hidupnya dan

20

Page 21: Nur

memiliki harapan untuk sembuh, tetapi pasien masih memiliki kekhawatiran

bahwa pasien tidak akan sembuh dari penyakitnya karena pasien sudan lama

menderita penyakit kencing manis namun tidak kunjung sembuh walaupun

sudah sering berobat dan minun obat.

Maka rencana penatalaksanaan menjelaskan kepada pasien mengenai

penyakit dan komplikasi, memberikan edukasi dan motivasi kepada pasien

akan pentingnya kontol dan minum obat secara teratur, menjelaskan kepada

pasien bahwa penyakitnya tidak dapat sembuh namun dapat dikontrol jika

minum obat secara teratur, serta menjelaskan kepada pasien bahwa apapun

yang terjadi memang sudah menjadi takdir Allah SWT tetapi sebagai manusia

tetap harus berusaha dalam hal ini berusaha menjaga kesehatan dengan rajin

kontrol dan minum obat secara teratur.

Dengan harapan pasien memahami mengenai penyakitnya, mau

kontrol secara teratur, kepatuhan minum obat, dan rajin untuk kontrol secara

rutin ke dokter.

2. Aspek Klinik

Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

didapatkan secara anamnesa pasien Pasien datang ke puskesmas penjaringan

dengan keluhan badan terasa lemas sejak dua hari yang lalu, keluhan ini

dirasakan sepanjang hari, sehingga pasien tidak dapat melakukan aktivitas

seperti hari-hari sebelumnya. Pasien hanya dapat duduk dan berbaring di

tempat tidur. Pasien mengatakan bahwa, pasien sudah banyak makan dan

minum tetapi badan pasien tetap terasa lemas dan masih terasa lapar serta

haus. Keluhan ini disertai dengan sering buang air kecil pada malam hari

sebanyak ± 5 kali, pasien juga mengatakan terdapat keluhan kesemutan pada

kedua tangannya yang dirasakan hilang timbul.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan status gizi berat badan 75 kg, tinggi

badan 159 cm, IMT 29,67 kg/m (gizi lebih). Pada pemeriksaan penunjang

tanggal 29 Januari GDS 237 mg/dl. Maka rencana penatalaksanaan

menjelaskan kepada pasien untuk melakukan pemeriksa Gula Darah Puasa

(GDP), Gula Darah 2 jam Post Prandial(GD2PP), dan kolesterol secara rutin

21

Page 22: Nur

serta memberikan obat diabetes melitus yaitu metformin 3x 500 mg setelah

makan.

3. Aspek Risiko Internal

Dari aspek risiko internal yang perlu diperhatikan yaitu pola makan

yang dikonsumsi sehari-hari oleh pasien, faktor kebiasaan yang dimiliki

pasien dan faktor keturunan, sehingga rencana penatalaksanaannya adalah

dengan Menjelaskan kepada pasien mengenai diet untuk diabetes mellitus,

menyarankan kepada pasien pasien untuk tetap melanjutkan olah raga yang

telah dimulainya dan memotivasi pasien untuk tetap rutin melakukan olah

raga setiap harinya, memberi pengertian kepada pasien bahwa dengan minum

obat setiap hari dapat mengontrol gula darah pasien serta menjelaskan bahwa

meminum obat setiap hari bukan merupakan ketergantungan obat seperti para

pecandu obat terlarang, memberitahu dan menyarankan pasien menggunakan

pelindung kaki agar tidak terluka serta memberitahu agar segera

membersihkan dan melakukan perawatan luka jika terluka.

4. Aspek Psikososial keluarga

Kurangnya waktu bertemu antara pasien dengan anak-anaknya karena

sibuk bekerja serta kurangnya komunikasi sehingga menyebabkan pasien

kurang mendapatkan perhatian terutama dari anak-anak pasien terhadap

penyakit yang diderita pasien, maka rencana pelaksanaan menjelaskan

kepada suami dan anak-anak pasien mengenai penyakit pasien, menganjurkan

kepada anak-anak pasien agar lebih memberikan dukungan dan perhatian

kepada pasien dan menyarankan kepada anak-anak pasien agar melakukan

pemeriksaan darah karena anak-anak pasien memiliki risiko diabetes melitus.

5. Aspek Fungsional

Menurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien mampu

untuk melakukan pekerjaan ringan sehari-hari seperti pekerjaan rumah,

dengan rencana pelaksanaan menyarankan kepada pasien agar tetap

melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya serta

memberitahu pasien agar tidak melakukan aktivitas yang dapat menyebabkan

22

Page 23: Nur

pasien terluka, dengan hasil yang diharapkan pasien dapat meningkatkan

kualitas hidupnya.

6. Prognosis

1. Ad vitam : ad bonam

2. Ad sanasionam : dubia ad malam

3. Ad fungsionam : dubia ad malam

23