nur asmila subhan_1329040102_ptik02_routing.docx
TRANSCRIPT
8/11/2019 Nur Asmila Subhan_1329040102_PTIK02_ROUTING.docx
http://slidepdf.com/reader/full/nur-asmila-subhan1329040102ptik02routingdocx 1/15
MAKALAH
JARINGAN KOMPUTER DASAR
ROUTING
Di Susun Oleh :
Nama : Nur Asmila Subhan
Nim : 1329040102
Kelas : PTIK 02
PENDIDIKAN TEKNIK INFOMATIKA DAN
KOMPUTER
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2014
8/11/2019 Nur Asmila Subhan_1329040102_PTIK02_ROUTING.docx
http://slidepdf.com/reader/full/nur-asmila-subhan1329040102ptik02routingdocx 2/15
i
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada saya. Dengan rahmat dan hidayah-Nya, Alhamdulillah makalah ini
dapat terselesaikan dangan tepat waktu. Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah Jaringan computer dasar
Terima kasih saya ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
bentuk materi dan saran, serta dibuat dengan segala masukan dan kekurangan yang telah
diberikan pada saya sehingga makalah ini dapat selesai.
Saya berharap kepada semua pihak dengan segala kritik dan saran yang bersifat
membangun, sangat saya harapkan untuk dimasa yang akan datang agar bisamenyempurnakan makalah ini, sebab makalah ini masih banyak kekurangannya.
Makassar, 23 April 2014
Penulis
8/11/2019 Nur Asmila Subhan_1329040102_PTIK02_ROUTING.docx
http://slidepdf.com/reader/full/nur-asmila-subhan1329040102ptik02routingdocx 3/15
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................................................ 1
C. TUJUAN ....................................................................................................................................................... 1
BAB 2 PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 2
A. PENGERTIAN ROUTING ....................................................................................................................... 2
B. JENIS KONFIGURASI ROUTING ......................................................................................................... 2
C.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ROUTER .................................................................................. 10
BAB 3 PENUTUP .................................................................................................................................................... 11
A. KESIMPULAN ............................................................................................................................................ 11
B. SARAN ......................................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................................ 12
8/11/2019 Nur Asmila Subhan_1329040102_PTIK02_ROUTING.docx
http://slidepdf.com/reader/full/nur-asmila-subhan1329040102ptik02routingdocx 4/15
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Routing adalah suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute dari satu jaringanke jaringan yang lain. Rute ini, disebut dengan route dan informasi route secara dinamis dapat
diberikan ke router yang lain ataupun dapat diberikan secara statis ke router lain.
Routing adalah proses dimana suatu router mem-forward paket ke jaringan yang dituju.
Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket. Semua routermenggunakan IP address tujuan untuk mengirim paket. Agar keputusan routing tersebut benar,
router harus belajar bagaimana untuk mencapai tujuan. Ketika router menggunakan routing
dinamis, informasi ini dipelajari dari router yang lain. Ketika menggunakan routing statis, seorang
network administrator mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang ingin dituju secara
manual.
Jika routing yang digunakan adalah statis, maka konfigurasinya harus dilakukan secara
manual, administrator jaringan harus memasukkan atau menghapus rute statis jika terjadi
perubahan topologi. Pada jaringan skala besar, jika tetap menggunakan routing statis, maka akan
sangat membuang waktu administrator jaringan untuk melakukan update table routing. Karena itu
routing statis hanya mungkin dilakukan untuk jaringan skala kecil. Sedangkan routing dinamis bias
diterapkan di jaringan skala besar dan membutuhkan kemampuan lebih dari administrator.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Routing?
2. Bagaimana bentuk routing?
3. Bagaimana konfigurasi routing?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian routing
2. Mengetahui bentuk routing3. Mengetahui konfigurasi routing
8/11/2019 Nur Asmila Subhan_1329040102_PTIK02_ROUTING.docx
http://slidepdf.com/reader/full/nur-asmila-subhan1329040102ptik02routingdocx 5/15
2
BAB 2
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Routing
Routing adalah proses dimana suatu routermemforwardpaketke jaringan yang
dituju.Semua router menggunakan IP address tujuan untukmengirimpaket. Agar keputusan
routing tersebut benar,router harus belajar bagaimana untuk mencapaitujuan. Ketika
router menggunakan routing dinamis, informasi ini dipelajari dari router yang lain. Ketika
menggunakan routing statis, seorang network administrator mengkonfigurasi
informasitentang jaringan yang ingin dituju secara manual.
Jika routing yang digunakan adalah statis, makakonfigurasinya harus dilakukan
secara manual,administrator jaringan harus memasukkan ataumenghapusrute statis jika
terjadi perubahantopologi. Pada jaringan skala besar, jika tetapmenggunakan routing statis,
maka akan sangat membuang waktu administrator jaringan untukmelakukan update tablerouting. Karena iturouting statis hanya mungkin dilakukan untukjaringan skala kecil.
Sedangkan routing dinamisbiasa diterapkan di jaringan skala besar danmembutuhkan
kemampuan lebih dari administrator.
B. Jenis Konfigurasi Routing
Secara umum, router dibagi menjadi dua buah jenis, yaitu :
1. Rhouthing static
Static router (router statis):adalah sebuah router yang memiliki tabel routing
statik yang di setting secara manual oleh para administrator jaringan.
2. Rhouting dynamic
dynamic router (router dinamis): adalah sebuah router yang memiliki dan
membuat tabelrouting secara otomatis, dengan mendengarkan lalu lintas
jaringan dan juga dengan saling berhubungan antara router lainnya.
Tabel perbedaan spesific antara dua jenis router :
Routing Statik Routing Dinamik
Berfungsi pada protocol IP Berfungsi pada inter-routing protocol
Router tidak dapat membagi informasi
routing
Router membagi informasi routing secara
otomatis
Routing table dibuat dan dihapus
secara manual
Routing table dibuat dan dihapus secara
otomatis
8/11/2019 Nur Asmila Subhan_1329040102_PTIK02_ROUTING.docx
http://slidepdf.com/reader/full/nur-asmila-subhan1329040102ptik02routingdocx 6/15
3
Tidak menggunakan routig protocol Terdapat routing protocol, seperti RIP
atau OSPF
Microsoft mendukung multihomed
system seperti router
Microsoft mendukung RIP untuk IP dan
IPX/SPX
1. RoutingstatisCara kerja routing statis dapat dibagi menjadi 3 bagian:
-> Administrator jaringan yang mengkonfigurasirouter
-> Router melakukan routing berdasarkan informasidalam tabel routing
-> Routing statis digunakan untuk melewatkan paket data
Seorang administrator harus menggunakan perintah ip route secara manual untuk
mengkonfigurasi router dengan routing statis
Gambar.8.3 menentukan outgoing interface
8/11/2019 Nur Asmila Subhan_1329040102_PTIK02_ROUTING.docx
http://slidepdf.com/reader/full/nur-asmila-subhan1329040102ptik02routingdocx 7/15
4
JARINGAN KOMPUTER DASAR 200 Gambar.8.4 menentukan next-hop IP address
Pada gambar di atas, administrator jaringandari router Hoboken harus mengkonfigurasi
routing statis ke jaringan 172.16.1.0/24 dan 172.16.5.0/24. Karena itu administrator
memasukkan2 perintah kerouter
-> Administrative distance adalah parameter tambahan yang menunjukkan reliabilitas dari rute.Semakin kecil nilai administrative distance semakin reliable rutenya.
Oleh Karena itu rute dengan administrative distanceyang lebih kecil harus diberikan
pertama kali sebelumadministrative distance yang lebih besar diberikan.
Default administrative distance saat menggunakanrouting statis adalah sebagai berikut :
è Ketika interface luar dikonfigurasi sebagai gateway, routing statis akan ditunjukkandalam
tabel routing sebagai informasi yang“directly connected”. Untuk melihat informasiadministrative
distance digunakanperintah show ip route. Nilai dari administrative distance adalah
antara 0 sampaidengan 255 yang diberikan setelah next-hop atauoutgoing interface
Contoh:waycross(config)#ip route 172.16.3.0 255.255.255.0 172.16.4.1 130
Jika interface dari router down, rute tidak akan dimasukkan ke table routing. Kadang-kadang
routing statis digunakan untuk tujuan backup. Routing statis dapat dikonfigurasi dalam router yang
hanya akan digunakan ketika routing dinamis mengalami kegagalan. Untuk menggunakan routing
statis sebagai backup, harus dilakukan seting administrative distance ke nilai yang lebih besar
daripada protokol routing dinamis yang digunakan.
8/11/2019 Nur Asmila Subhan_1329040102_PTIK02_ROUTING.docx
http://slidepdf.com/reader/full/nur-asmila-subhan1329040102ptik02routingdocx 8/15
5
Langkah-langkah untuk melakukan konfigurtasi routing statis adalah sebagai berikut:
- Langkah 1 –
ètentukan dahulu prefix jaringan, subnet mask dan address.
Address biasanya interface local atau next hop address yang menuju tujuan.
- Langkah 2 –
èmasuk ke mode global configuration.
- Langkah 3 –
èketik perintah ip route dengan prefix dam mask yang diikuti dengan address seperti yang sudah
ditentukan di langkah 1.
Sedangkan untuk administrative distance bersifat tambahan, boleh digunakan boleh tidak.
- Langkah 4 –
è ulangi langkah 3 untuk semua jaringan yang dituju yang telah ditentukan pada langkah 1.
- Langkah 5 –
è keluar dai mode global configuration.
- Langkah 6 – ègunakan perintah copy running-config startup-config untuk menyimpan konfigurasi yang sedang
aktif ke NVRAM
Contoh jaringan sederhana dengan 3 router
Gambar.8.5 konfigurasi sederhana dengan 3 router
8/11/2019 Nur Asmila Subhan_1329040102_PTIK02_ROUTING.docx
http://slidepdf.com/reader/full/nur-asmila-subhan1329040102ptik02routingdocx 9/15
6
Konfigurasi routing statis
n Router Hoboken harus dikonfigurasi sehingga dapat mencapai jaringan 172.16.10 dan jaringan
172.16.5.0. Kedua jaringan subnet masknya 255.255.255.0.
Paket yang tujuannya ke jaringan 172.16.1.0 harus dirutekan ke Sterling dan paket yang ditujuan ke
jaringan 172.16.5.0 haus dirutekan ke Waycross.Dalam hal ini routing statis bisa digunakan. Kedua routing statis tersebut akan dikonfigurasi
menggunakan interface local sebagai gateway ke jaringan yang dituju. Seperti yang ditunjukkan
olehgambar 2.5
Gambar 8.6 Konfigurasi dengan interface local
8/11/2019 Nur Asmila Subhan_1329040102_PTIK02_ROUTING.docx
http://slidepdf.com/reader/full/nur-asmila-subhan1329040102ptik02routingdocx 10/15
7
Dua routing statis yang sama juga dapat dikonfigurasidengan next-hop address sebagai
gateway. Seperti yang ditunjukkan oleh gambar 2.6. Rute pertama ke jaringan172.16.1.0 dengan
gateway ke 172.16.2.1. Sedangkan rute kedua ke jaringan 172.16.5.0 dengan gateway ke 172.16.4.2.
Administrative distance tidak digunakan, sehingga defaultnya bernilai 1.
Gambar 8.7 Penggunaan Next hop
Routingdefault -> Default routing digunakan untuk merutekan paket dengan tujuan yang tidak sama dengan
routing yang ada dalam table routing. Secara tipikal router dikonfigurasi dengan cara routing
default untuk trafik internet. Routing default secaraactual menggunakan format:
->ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 [next-hop-address | outgoing interface ]
-> Mask 0.0.0.0, secara logika jika kita AND-kan dengan IP address tujuan selalu menunjuk ke
jaringan 0.0.0.0. Jika paket tidak cocok dengan rute yang ada dalam table routing,
maka paket akan dirutekan ke jaringan 0.0.0.0.
8/11/2019 Nur Asmila Subhan_1329040102_PTIK02_ROUTING.docx
http://slidepdf.com/reader/full/nur-asmila-subhan1329040102ptik02routingdocx 11/15
8
Di bawah ini adalah langkah-langkah untukmengkonfigurasi routing default:
- Langkah 1 –
è masuk mode global configuration.
- Langkah 2 –
è ketik perintah ip route dengan 0.0.0.0 sebagi prefix dan 0.0.0.0 sebagai mask.
Alamat tambahan untuk routing default dapat berupa address dari local interface yang terhubunglangsung ke jaringan luar atau IP address dari next-hop router.
- Langkah 3 –
è keluar dari mode global config.
- Langkah 4 –
è gunakan perintah copy runningconfig
startup-config untuk menyimpan konfigurasi yang sedang jalan ke NVRAM.
Pada halaman sebelumnya, routing statis yangdikonfigurasi dalam Hoboken akses ke
jaringan 172.16.1.0pada Sterling dan 172.16.5.0 pada Waycross.n Sekarang seharusnya
kemungkinan rute paket ke dua jaringan tersebut dari Hoboken. Bagaimanapun, Sterlingdan
Waycross tidak tahu bagaimanan mengembalikan paket ke jaringan yang lain yang terhubung
langsung.NRouting statis dapat dikonfigurasi pada Sterling danWaycross untuk mencapai jaringantujuan.NSterling terhubung ke semua jaringan yang tidakterhubung langsung melalui interface
serial 0.Waycrosshanya satu koneksi ke semua jaringan yang tidak terhubung langsung melalui
interfaceserial 1. Routingdefault pada Sterling dan Waycross akan digunakan untukrut eke semua
paketyang ditujukan untuk jaringan yangtidak terhubung langsung.
Setelah routing statis dikonfigurasi, langkahselanjutnya adalah hal yang sangat
pentinguntuk melakukan verifikasi apakah table routing dan proses routingnya bekerjadengan
baik.Perintah untuk melihatkonfigurasi yang sedang aktif dan untukmem-verifikasi routing
statisadalah showrunningconfig dan show ip route
Adapaun langkah-langkah untuk melakukanverifikasi konfigurasi routing statis adalah:
- Berikan perintah show runngin-config dalamprivileged mode untuk melihatkonfigurasi
yangsedang aktif
- Verifikasi routing statis yang telah dimasukkan.Jika rute tidak benar, maka diperlukan kembali lagi
ke mode global config untuk menghapusrouting statis yang salah danmasukkan routingyang benar
- Berikan perintah show ip route
- Verifikasi lagi, apakah table routing yangdimasukkan sudah sesuai dengan tujuan darihasil perintah
tersebut
8/11/2019 Nur Asmila Subhan_1329040102_PTIK02_ROUTING.docx
http://slidepdf.com/reader/full/nur-asmila-subhan1329040102ptik02routingdocx 12/15
9
Troubleshooting konfigurasirouting statis
Pada sub bab ini diberikan contoh konfigurasi routing statis dalam Hoboken untukmengakses
jaringan pada Sterling dan Waycross, seperti yang dilihat pada gambar di bawah ini. Pada
konfigurasi di router Sterling jaringan 172.16.1.0 tidak dapat mencapai jaringan diWaycross
172.16.5.0
2. Routing dinamis
Dynamic rauting adalah teknik routing dengan menggunakan beberapa aplikasi networking
yang bertujuan menangani routing secara otomatis. Tabel routing (ARP table) akan dimaintain oleh
sebuah protokol. Dynamic Routing Protocol adalah routing protocol yang memungkinkan network
admin untuk menset-uo jaringan tanpa harus meng-updet konten dari routing table secara manual
bila terjadi perubahan.
Dynamic routing yang terdiri dari tabel routing, dibangun dan dipelihara secara otomatis
melalui komunikasi yang berkelanjutan antara router. Komunikasi ini difasilitasi oleh sebuahrouting protocol, serangkaian periodik atau on-demand routing pesan yang berisi informasi yang
dipertukarkan antara router. Kecuali untuk konfigurasi awal mereka, router dinamis memerlukan
sedikit pemeliharaan, dan karena itu dapat internetwork skala yang lebih besar. Kesalahan routing
dinamis toleran. Dinamis rute belajar dari router lain memiliki hidup yang terbatas. Jika sebuah
router atau link turun, router merasakan perubahan dalam topologi jaringan internet melalui
berakhirnya masa hidup belajar rute dalam tabel routing. Perubahan ini kemudian dapat
disebarkan ke router lain sehingga semua router pada internetwork menyadari topologi
internetwork baru.Kemampuan untuk skala dan pulih dari internetwork kesalahan routing dinamis
membuat pilihan yang lebih baik untuk menengah, besar, dan sangat besar internetwork.
ROUTING PROTOCOL
-> Routing protocol adalah berbeda dengan routed protocol. Routing protocol adalah komunikasi
antara router-router. Routing protocol mengijinkan router-router untuk sharing informasi tentang
jaringan dan koneksi antar router.
-> Router menggunakan informasi ini untuk membangun dan memperbaiki table
routingnya.Seperti pada gambar di bawah ini
8/11/2019 Nur Asmila Subhan_1329040102_PTIK02_ROUTING.docx
http://slidepdf.com/reader/full/nur-asmila-subhan1329040102ptik02routingdocx 13/15
10
C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MASING-MASING ROUTER
1. Router Statis
Kelebihannya :
Beban kerja router terbilang lebih ringan dibandingkan dengan routing
dinamis. Karena pada saat konfigurasi router hanya mengupdate sekali saja ip table
yang ada
Pengiriman paket data lebih cepat karena jalur atau rute sudah di ketahui
terlebih dahulu
Deteksi dan isolasi kesalahan pada topologi jaringan lebih mudah
Kekurangannya :
Harus tahu semua alamat network yang akan dituju beserta subnet mask
dan next hoopnya (gateway nya)
2. Router Dinamis
Kelebihannya :
Hanya mengenalkan alamat network yang terhubung langsung dengan
routernya
Tidak perlu mengetahui semua alamat network yang ada
Bila terjadi penambahan suatu network baru tidak perlu semua router
mengkonfigurasi. Hanya router-router yang berkaitan
Kekurangannya :
Beban kerja router lebih berat karena selalu memperbarui ip table pada tiap
waktu tertentu
Kecepatan pengenalan network terbilang lama karena router membroadcast
ke semua router hingga ada yang cocok
Setelah konfigurasi harus menunggu beberapa saat agar setiap routermendapat semua Alamat IP yang ada
Susah melacak permasalahan pada suatu topologi jaringan lingkup besar
8/11/2019 Nur Asmila Subhan_1329040102_PTIK02_ROUTING.docx
http://slidepdf.com/reader/full/nur-asmila-subhan1329040102ptik02routingdocx 14/15
8/11/2019 Nur Asmila Subhan_1329040102_PTIK02_ROUTING.docx
http://slidepdf.com/reader/full/nur-asmila-subhan1329040102ptik02routingdocx 15/15
12
DAFTAR PUSTAKA
http://www.catatanteknisi.com/2011/05/pengertian-routing-tabel-routing.html
http://wahyuly.blogspot.com/2010/11/konsep-routing.html
http://ningbeningherwijayanti.blogspot.com/2013/02/subnet-konsep-routing.html
http://www.slideshare.net/Rezye/makalah-routing-dynamic
http://ekopurdana.blogspot.com/2011/03/makalah-router-routing.html