nnnnnnnn

Upload: ulybon

Post on 03-Mar-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jgajsa

TRANSCRIPT

Nama Peserta : dr. Yuliana Sari

Nama Wahana: RSUD OKU TIMUR

Topik: Intoksikasi Organofosfat

Tanggal (kasus) : 30 Juli 2015

Nama Pasien : Tn. PNo. RM : 131815

Tanggal presentasi : 1 Juli 2015Pendamping: dr. Mona Satriana

Tempat presentasi : RSUD OKU TIMUR

Obyek presentasi :

KeilmuanKeterampilanPenyegaranTinjauan pustaka

DiagnostikManajemenMasalahIstimewa

NeonatusBayiAnak RemajaDewasaLansiaBumil

Deskripsi: Laki-laki, 27 tahun, masuk ke Unit Gawat Darurat dengan keluhan muntah-muntah yang dialami sejak 30 menit yang lalu.

Tujuan: memberikan penanganan pertama pada pasien intoksikasi organofosfat

Bahan bahasan:Tinjauan pustakaRisetKasusAudit

Cara membahas:DiskusiPresentasi dan diskusiE-mailPos

Data utama untuk bahan diskusi:

1. Diagnosis/gambaran klinis: Laki-laki, 27 tahun, masuk ke Unit Gawat Darurat RSUD OKU TIMUR dengan keluhan muntah-muntah yang dialami sejak 30 menit yang lalu. Frekuensi 3 kali, berisi air dan sisa makanan. Pasien ditemukan oleh keluarganya setelah minum racun serangga (baygon) sebanyak 100cc. Pasien kemudian diberikan air kelapa lalu muntah. Sakit kepala (+), pusing (-), sesak napas (-), mual (+), nyeri ulu hati (+), BAB: biasa BAK: lancar. Berdasarkan alloanamnesis, pasien sedang mempunyai masalah dengan kekasihnya sehingga menyebabkan pasien ingin bunuh diri.2. Tanda vital: Tekanan Darah: 100/70 mmHg, nadi 92x/m, pernafasan 24x/m, suhu 36,60C dan akral dingin (+)3. Riwayat pengobatan : -4. Riwayat keluarga: tidak ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan yang sama5. Riwayat pekerjaan: buruh bangunan6. Riwayat sosial : Pasien sedang mempunyai masalah dengan kekasihnya sehingga menyebabkan pasien ingin bunuh diri.7. Lain-lain: -

Daftar Pustaka:

1. Organophosphate toxicity. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/167726 2. Organophosphate poisoning. Diunduh dari http://intensivecare.hsnet.nsw.gov.au/organophosphate-poisoning3. Intervention for acute organophosphate poisoning. 2012. South Asian Cochrane Network and Centre

Hasil pembelajaran:

1. Pengertian intoksikasi organofosfat 2. Gambaran klinis Intoksifikasi organofosfat 3. Diagnosis intoksifikasi organofosfat 4. Penanganan yang tepat pada pasien intoksifikasi organofosfat

Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:

1. Subyektif:Laki-laki, 27 tahun, masuk ke Unit Gawat Darurat RSUD OKUT dengan keluhan muntah-muntah yang dialami sejak 30 menit yang lalu. Frekuensi 3 kali, berisi air dan sisa makanan. Pasien ditemukan oleh keluarganya setelah minum racun serangga (baygon) sebanyak 100cc. Pasien kemudian diberikan air kelapa lalu muntah. Sakit kepala (+), pusing (-), sesak napas (-), mual (+), nyeri ulu hati (+), BAB: biasa BAK: lancar..

2. Obyektif:Tanda vital: Tekanan Darah : 100/70 mmHgNadi : 92 x/menitPernafasan : 24 x/menitSuhu : 36,60C Pemeriksaan Fisis:Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-) Pupil : miosis (+/+), refleks cahaya (+/+)Mulut : lidah normal, tonsil T1-T1, faring hiperemi (-)Leher : JVP (5-2) cmH2O, pembesaran KGB (-)Toraks : Simetris, vesikuler (+/+) normal, Rh (-/-), Wh (-/-), cor dalam batas normal, murmur (-), gallop (-)Abdomen : datar, lemas, BU (+) normal, hepar/lien tak terabaEkstremitas : akral dingin (+), edema pretibial (-/-)

3. Assesment:DefinisiIntoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya.Istilah peptisida pada umumnya dipakai untuk semua bahan yang dipakai manusia untuk membasmi hama yang merugikan manusia. Termasuk peptisida ini adalah insektisida. Ada 2 macam insektisuda yang paling benyak digunakan dalam pertanian: Insektisida hidrokarbon klorin ( IHK= Chlorinated Hydrocarbon ) Insektida fosfat organik ( IFO = Organo Phosphatase insectisida )

Yang paling sering digunakan adalah IFO yang pemakaiannya terus menerus meningkat. Sifat dari IFO adalah insektisida poten yang paling banyak digunakan dalam pertanian dengan toksisitas yang tinggi. Salah satu derivatnya adalah Tabun dan Sarin. Bahan ini dapat menembusi kulit yang normal (intact) juga dapaat diserap diparu dan saluran makanan,namun tidak berakumulasi dalam jaringan tubuh seperti golongan IHK. Macam-macam IFO adalah malathion (Tolly) Paraathion, diazinon, Basudin, Paraoxon dan lain-lain. IFO ada 2 macam adalah IFO Murni dan golongan carbamate. Salah satu contoh golongan carbamate adalah baygon.

Patomekanisme

Manifestasi klinisManifestasi klinis yang paling menonjol adalah kelainan visus, hiperaktifitas kelenjar ludah, keringat dan gangguan saluran pencernaan, serta kesukaran dalam bernafas. Gejala ringan meliputi : Anoreksia, nyeri kepala, rasa lemah, rasa takut, tremor pada lidah, kelopak mata, pupil miosis. Keracunan sedang : nausea, muntah-muntah, kejang atau kram perut, hipersaliva, hiperhidrosis, fasikulasi otot dan bradikardi. Keracunan berat : diare, pupil pinpoint, reaksi cahaya negatif, sesak nafas, sianosis, edema paru, .inkontenesia urine dan feces, kovulsi, koma, blokade jantung akhirnya meninggal.

Penatalaksanaan Pengobatan terhadap kasus keracunan terutama berdasarkan cara masuk racun ke dalam tubuh. Triase penangan keracunan organofosfat dilakukan berdasarkan gambaran klinis keracunan organofosfat.a. Pada kasus pemaparan pada kulit/inhalasi : Jika tampilan stabil, pasien dilakukan dekontaminasi untuk menyingkirkan zat racun dari kulit. Jika tidak stabil dilakukan triase untuk menstabilkan area yang akan dilakukan penatalaksanaan sebelum dilakukan dekontaminasi dan penanganan lanjut. Sampel atau produk zat racun diletakkan pada kantong yang ditutup dan diberi label Racun. Tahapan dekontaminasi pada kulit, baju, rambut dan mata adalah dengan membasuh cairan kimia pada daerah tersebut dengan larutan steril NaCl 0,9% untuk mata. Lepaskan pakaian yang terkena zat racun, kemudian bersihkan bagian tubuh yang terkena zat racun dengan sabun dan air. Pastikan lipatan kulit dan bagian dalam kuku dibersihkan. Barang-barang yang diduga terkontaminasi disingkirkan pada tempat yang memiliki tutup dan diberikan label sebagai barang pribadi yang terkontaminasi. Sabun yang mengandung klorheksidin dan alkohol membantu untuk menghilangkan bahan-bahan yang bersifat lipofilik.

b. Pada kasus racun yang tertelan, penanganannya adalah mengeluarkan racun sebanyak mungkin dengan jalan memuntahkan (dengan merangsang dinding faring atau pemberian emetik, misalnya sirup ipecac). Rangsangan muntah dikontraindikasikan pada zat racun yang bersifat korosif. Pada keracunan organofosfat, rangsangan muntah untuk mengeluarkan racun dianjurkan. Terapi bilas lambung diindikasikan pada kasus keracunan organofosfat, diberikan juga arang aktif, dan katartik diberikan jika racunnya sudah tertelan.

c. Pada keracunan akut, tindakan darurat :1. Berikan sulfas atropine untuk memblok efek dari asetilkolin dengan dosis 1-2 mg i.v pada keracunan sedang, pada keracunan berat 2-5mg i.v atau 10-20 mg diberikan secara drip infusan.2. Naikkan dosis SA 2x tiap 3-5 menit sampai timbul gejala atropinisasi atau sampai tanda-tanda muskarinik hilang.3. Jika terapi inisial i.v tidak dapat dilakukan, mulailah dengan cara i.m SA 2 mg, dan naikkan dosis seperti SA i.v.4. Mulailah drip 60 mg SA dalam 50 cc.5. Pemberian atropine sebanyak 12 mg dalam 2 jam pertama cukup aman. Tetapi atropine yang terputus akan segera disusul dengan kegagalan pernafasan. 6. Takaran SA untuk anak-anak adalah 0,04mg/kgBB. Bila timbul takikardi hebat dapat diberi propranolol.7. Pemberian pradiloksim untuk menstimulus asetilkolinesterasi dan bekerja sinergis dengan atropin. Sebelum diberikan pastikan sampel darah telah ambil dan telah diberikan heparin untuk dinilai asetilkolinesterasenya. Pemberian secara cepat bisa membuat takikardi, spasme laring, rigid otot, blokade neuromuscular yang sementara.8. Dosis pemberian pradiloksim adalah 1 gr dalam larutan akuades i.v diberikan perlahan-lahan, dapat diulang 30 menit bila pernafasan tidak membaik. Takaran dapat diberikan 2 kali/24 jam.9. Pada keracunan yang kronik dapat diketahui dengan penentuan AChE dalam darah.10. Bila ada indikasi (keracunan ringan) maka korban dapat diberikan istirahat, dan tidak boleh kontak lagi dengan insektisida.

6. Plan: Diagnosis: Dari anamnesis, didapatkan bahwa pasien datang dengan keluhan muntah yang dialami sejak 30 menit yang lalu. Frekuensi 3 kali, berisi air dan sisa makanan. Pasien ditemukan oleh keluarganya setelah minum racun serangga (baygon) sebanyak 100cc. Pasien kemudian diberikan air kelapa lalu muntah. Pasien juga merasa sakit kepala, mual, nyeri ulu hat. Berdasarkan alloanamnesis, pasien sedang mempunyai masalah dengan kekasihnya sehingga menyebabkan pasien ingin bunuh diri. Dari pemeriksaan fisis didapatkan pupil miosis dan akral dingin. Berdasarkan hal tersebut, maka pasien didiagnosis intoksikasi organofosfat.

Penatalaksanaan: Cek ABC O2 3-4 lpm IVFD RL 30 tetes/menit + drip NB 1 ampul Inj. Ranitidin 1 amp/ 12 jam iv Kumbah lambung Observasi tanda-tanda vital Inpepsa syr 3x 1 cth SA 3x1 ampul

Pendidikan:Menjelaskan prognosis dari pasien, serta komplikasi yg mungkin terjadi.

Konsultasi:Setelah dilakukan penanganan awal pada pasien ini, kami menyimpulkan pasien mengalami Intoksikasi Organofosfat.

Rujukan: Diperlukan jika terjadi komplikasi serius yang harusnya ditangani di rumah sakit dengan sarana dan prasarana yang lebih memadai. Dan karena pada pasien ini Intoksikasi terjadi akibat percobaan bunuh diri perlu juga rujukan ke dokter penyakit jiwa.

1