nilai pemuliaan

13
MAKALAH PEMULIAAN TERNAK NILAI PEMULIAAN Disusun Oleh: Kelas : D Kelompok : 7 Aulia Fajrin 200110130252 Gemah Daria TL 200110130255 Chairunnisa 200110130266 Siti Nurhasanah 200110130267 Rena Yulia 200110130268

Upload: nisa-chairunnisa-chai

Post on 01-Oct-2015

198 views

Category:

Documents


46 download

DESCRIPTION

Pemter

TRANSCRIPT

MAKALAH PEMULIAAN TERNAKNILAI PEMULIAAN

Disusun Oleh:Kelas : DKelompok : 7

Aulia Fajrin200110130252Gemah Daria TL 200110130255Chairunnisa200110130266Siti Nurhasanah 200110130267Rena Yulia 200110130268

FAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS PADJADJARANSUMEDANG2015

IPENDAHULUAN

0. Latar BelakangDalam pembangunan peternakan ada empat komponen yang saling terkait, yaitu manusia (peternak) sebagai subjek yang harus ditingkatkan kesejahteraannya, ternak sebagai objek yang harus ditingkatkan produksi dan produktivitasnya, lahan sebagai basis ekologi budidaya dan pendukung pakan serta teknologi sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi produktivitas usaha peternakan. Peningkatan produktivitas ternak asli (native) dapat dilakukan melalui perbaikan lingkungan (mutu pakan dan tatalaksana) serta program pemuliaan. Peningkatan mutu genetik melalui program pemuliaan dapat dilakukan dengan perkawinan silang (persilangan) dan program seleksi. Seleksi dan persilangan merupakan dua metode yang dapat dilakukan dalam perbaikan mutu genetik untuk meningkatkan produktivitas ternak.Dalam kegiatan seleksi maka perlu memperhatikan tampilan fenotipik dari ternak dan mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi tampilan fenotipik untuk mendapatkan ternak yang unggul. Jika nilai pemuliaan masing-masing ternak diketahui dengan pasti, maka penentuan peringkat ternak menurut nilai pemuliaan sesungguhnya dalam populasi dapat dilaksanakan dengan mudah, dan atas dasar tersebut seleksi dilakukan. Nilai pemuliaan tetua sangat menentukan nilai pemuliaan dan performans anak-anaknya, karena nilai pemuliaan menjadi dasar dalam melakukan seleksi.Seleksi dapat dilakukan dengan memilih ternak yang nilai pemuliaannya paling tinggi untuk dijadikan tetua. Perubahan rataan nilai pemuliaan suatu populasi dalam satuan waktu tertentu didefinisikan juga sebagai kemajuan genetik. Kemajuan genetik ditentukan berdasarkan analisis semua data ternak yang tersedia dari seluruh generasi, sehingga tumpang-tindih generasi tidak dapat dihindarkan, kecuali pejantan hanya digunakan dalam kurun waktu singkat. Metode pendugaan nilai pemuliaan yang banyak dikembangkan adalah metode Best Linear Unbiased Prediction (BLUP). BLUP dapat menghasilkan dugaan nilai pemuliaan pada generasi yang berbeda berkaitan dengan latar belakang genetik yang sama, sehingga dapat menyusun peringkat ternak pada generasi yang berbeda.

0. Identifikasi MasalahApa yang dimaksud nilai pemuliaanApa yang dimaksud dugaan nilai pemuliaanApa saja model dalam pengukuran pendugaan nilai pemuliaan0. Maksud dan TujuanMengetahui apa yang dimaksud nilai pemuliaanMengetahui apa yang dimaksud dugaan nilai pemuliaanMengetahui model dalam pengukuran pendugaan nilai pemuliaan

IIPEMBAHASAN

2.1Nilai PemuliaanNilai pemuliaan (Breeding Value) didefinisikan sebagai nilai seekor ternak sebagai tetua (the value of an individual as a parent) yanrg diperoleh dari perkawinan acak. Nilai pemuliaan memberikan gambaran tentang pendugaan kemampuan mewariskan sifat. Bagi pemulia ternak (animal breeder), tugas utamanya adalah menentukan seberapa besar keunggulan genetik (dipandang sebagai superioritas atau interioritas) untuk suatu sifat yang disebabkan oleh efek genetik aditif. Hal tersebut sangat penting karena keunggulan genetik diwariskan tetua kepada anak-anaknya melalui gen yang dimilikinya. Keunggulan genetik dapat diduga pada seekor ternak secara relatif terhadap ternak-ternak lainnya pada kondisi, lingkungan dan waktu yang sama.Dugaan Nilai Pemuliaan (Estimated Breeding Value atau EBV) merupakan salah satu istilah yang digunakan untuk menggambarkan keunggulan. Istilah lain yang sering digunakan adalah Estimated Progency Difference (EPD.) yang besarnya setengah dari nilai EBV. EPD itu sendiri menjadi nilai dugaan penampilan keturunan yang dibandingkan dengan penampilan keturunan dari individu lainnya pada bangsa yang sama. Dalam hal ini individu-individu pembanding dikenal sebagai contemporary group.Nilai pemuliaan ternak digunakan sebagai dasar penyeleksian ternak. Ternak-ternak dengan nilai pemuliaan tinggi mempunyai peluang untuk dipertahankan dalam suatu peternakan. Sebaliknya, ternak-ternak yang mempunyai nilai pemuliaan rendah akan disingkirkan dari peternakan. Oleh karena itu ternak harus diketahui nilai pemuliaannya. Keunggulan ternak bukan dilihat dari nilai mutlak hasil pengukuran, tetapi berdasarkan atas hasil pembanding antara penampilannya dengan penampilan kelompok lain.Nilai pemuliaan ternak diduga dari hasil kali antara pembobot dengan selisih rata-rata penampilan dirinya terhadap penampilan pembandingnya. Besarnya pembobot tergantung pada sumber informasi yang digunakan untuk menduga nilai pemuliaan. Pada usaha peternakan yang mempunyai tujuan memperoleh keuntungan, sifat yang memperoleh perhatian adalah sifat yang mempunyai nilai ekonomis, dalam hal ini adalah sifat kuantitatif. Sifat ini dipengaruhi oleh aksi gen aditif. Dengan demikian hanya aksi gen aditif yang mempunyai kontribusi terhadap nilai pemuliaan. Bagian ragam fenotipik yang dikontrol oleh keragaman genetik aditif merupakan besaran yang sangat penting dalam pemuliaan ternak.Pendugaan nilai pemuliaan tidak pernah lepas dengan data-data hasil pengukuran atau pencatatan sifat kuantitatif. Atas dasar data yang diperoleh, nilai pemuliaan terduga (Estimated Breeding Value atau EBV) dapat dihitung.Pendugaan nilai pemuliaan didasarkan pada tiga model pengukuran, yaitu:1. Pengukuran Tunggal Dirinya SendiriPengukuran tunggal dilakukan untuk memperoleh data dari sifat kuantitatif tertentu, misalnya produks susu dari satu masa laktasi, bobot badan pedet pada waktu lahir, bobot badan pedet waktu sapih dan sebagainya. Berikut ini rumusnya:

Keterangan:

Korelasi antara nilai pemuliaan dengan ukuran fenotipik sering disebut sebagai kecermatan pendugaan NP. Karena NP digunakan untuk keperluan selekasi maka kecermatan pendugaan NP sering disebut juga sebagai kecermatan seleksi. Kecermatan untuk pengukuran tunggal = 2.1. Pengukuran Berulang Dirinya SendiriCatatan berulang dapat diperoleh dari seekor ternak, misalnya pada sapi perah adalah laktasi pertama, laktasi kedua dan seterusnya, pada domba adalah produksi wol pencukuran pertama, pencukuran kedua dan seterusnya. Berikut ini rumusnya :

Keterangan:

Kecermatan seleksi pengukuran berulang, yaitu:

1. Pengukuran Anak-anaknyaCatatan produksi anak sering digunakan untuk pendugaan NP tetuanya, terutama bapanya. Pada sapi perah tampak nyata bahwa seekor pejantan (bapak) tidak dapat diketahui tingkat keunggulan dalam menghasilkan susu. Oleh sebab itu satu-satunya cara untuk mengetahui tingkat keunggulan pejantan adalah melalui penampilan anak-anaknya yang betina. Prinsip ini yang dikenal dengan Uji Zuriat atau Uji Keturunan. Berikut ini rumusnya :Keterangan:

Kecermatan seleksi uji keturunan, yaitu:

Penyederhanaan rumus:Jika h2=0,25, maka t=0,0625. Kecermatan seleksi uji keturunan menjadi:

Kecermatan relatif uji keturunan biasanya melampaui kecermatan seleksi individu. Kecermatan relatif uji keturunan terhadap seleksi individu sebesar:

IIIKESIMPULAN

Berdasarkan dari pembahasan yang telah dipaparkan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :Nilai pemuliaan (Breeding Value) didefinisikan sebagai nilai seekor ternak sebagai tetua (the value of an individual as a parent) yanrg diperoleh dari perkawinan acak. Nilai pemuliaan memberikan gambaran tentang pendugaan kemampuan mewariskan sifat. Bagi pemulia ternak (animal breeder), tugas utamanya adalah menentukan seberapa besar keunggulan genetik (dipandang sebagai superioritas atau interioritas) untuk suatu sifat yang disebabkan oleh efek genetik aditif.Dugaan Nilai Pemuliaan (Estimated Breeding Value atau EBV) merupakan salah satu istilah yang digunakan untuk menggambarkan keunggulan. Istilah lain yang sering digunakan adalah Estimated Progency Difference (EPD.) yang besarnya setengah dari nilai EBV. EPD itu sendiri menjadi nilai dugaan penampilan keturunan yang dibandingkan dengan penampilan keturunan dari individu lainnya pada bangsa yang sama. Dalam hal ini individu-individu pembanding dikenal sebagai contemporary group.Pendugaan nilai pemuliaan didasarkan pada tiga model pengukuran, yaitu:1. Pengukuran Tunggal Dirinya Sendiri2. Pengukuran Berulang Dirinya Sendiri3. Pengukuran Anak-anaknya

DAFTAR PUSTAKA

Kurnianto, Edy. 2013. Ilmu Pemuliaan Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Diponegoro. Semarang.Martojo, H & S. S. Manjoer. 1995. Ilmu Pemuliaan Ternak. Sisdiknas, Intim. Bogor.Pallawaruka, 1999. Ilmu Pemuliaan Ternak Perah. Institut Pertanian Bogor, Bogor.Warwick, E., Astuti J. M., dan Hardjosubroto W. 1995. Pemuliaan Ternak. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.