nilai-nilai pendidikan akhlak dalam al-qur’an...
TRANSCRIPT
NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN
SURAH LUQMAN AYAT 14 DAN 15
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh :
Nurul Atika
23010150176
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
ii
iii
NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN
SURAH LUQMAN AYAT 14 DAN 15
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh :
Nurul Atika
23010150176
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
iv
v
vi
MOTTO
“Barangsiapa menempuh satu jalan (cara) untuk mendapatkan ilmu, maka Allah
pasti mudahkan baginya dalam menuju surge”. (HR. Muslim)
vii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah Swt, atas limpahan rahmat serta karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Proses
peneyelesaikan skripsi ini tidak hanya kerja keras dan usaha penulis, namun
kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselsesaikannya skripsi ini.
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Muntasir dan Ibu Siti Sangadah yang
selalu mendo‟akan, mendukung, memberikan material, cinta, dan kasih
sayang yang tak terhinggasehinggga penulis dapat menyelesaikan studi ini.
2. Adikku tersayang Muhammad Fahmi Adam yang selalu memberikan do‟a,
semangat, kasih sayang, dan perhatian yang diberikan, semoga selalu
diberikan kelancaran dan kemudahan dalam menuntut ilmu.
3. Suamiku tercinta Farisa Bahriyandika dan anak tercinta Muhammad Rasya
Athaya Ahnaf yang senantiasa memberikan dukungan baik secara moral
maupun material, selalu mendo‟akan, dan perhatian yang telah diberikan.
4. Segenap keluarga besarku yang selalu mendo‟akan dan mendukung agar
terselesaikannya skripsi ini.
5. Kepada Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama
bimbingan, meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan,
viii
dan memotivasi penulis dengan sabar dan iklas hingga sampai
terselesaikannya skripsi ini.
6. Sahabatku “Empat Sekawan Pejuang Toga” yang telah menemani penulis
dari semester 1 hingga sekarang dan selalu memberikan dukungan.
7. Teman-teman khususnya Jurusan PAI angkatan 2015, terimakasih untuk
memori dan pertemanan yang sudah terjalin dan solidaritas yang luar
biasa.
8. Teman-teman KKN khususnya posko 3 di Desa Prigi Kedungjati (Izzat,
Malla, Wakhid, Silvia, Aliyya, Fitria, Isyahrul) yang telah memberikan
pengalaman baru selama mengabdi di masyarakat yang luar biasa.
9. Dan Almamater tercintaku IAIN Salatiga.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas
akhir skripsi yang berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Al-Qurán
Surah Luqman Ayat 14 dan 15”.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai
pihak yang telah berkenan membantu penulis dalam menyelesikan skripsi ini.
Oleh karena itu penulis mengucapakan banyak terima kasih kepada:
1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag.
2. Dekan FTIK IAIN Salatiga Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag.
3. Ketua Program Studi PAI Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
4. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang berkenan
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dengan senang hati, tulus, ikhlas dan
sabar memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
5. Segenap dosen IAIN Salatiga yang telah membimbing, mendidik dan
memberikan pencerahan untuk selalu berpikir kritis, edukatif dan inovatif
selama berada di lingkungan kampus IAIN Salatiga.
6. Teman-teman PAI 2015 yang telah memberikan kenangan yang tak
terhapuskan, doa serta semangat.
x
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i
HALAMAN BERLOGO .................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................... vi
MOTTO ................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
ABSTRAK ................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7
E. Kajian Pustaka ..................................................................................... 9
F. Metode Penelitian ................................................................................ 11
G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 13
BAB II KOMPILASI AYAT
A. Redaksi Surah Luqman ayat 14 dan 15 serta Terjemahannya ............ 15
B. Arti Kosa Kata Mufrodat ..................................................................... 15
C. Pokok-Pokok Kandungan Surah Luqman ayat 14 dan 15 ................... 19
BAB III ASBABUN NUZUL DAN MUNASABAH AL-QURÁN SURAH
LUQMAN AYAT 14 DAN 15
A. Sejarah Turunnya Surah Luqman ........................................................ 23
xii
B. Tema danTujuan Utama Surah Luqman ayat 14 dan 15 ...................... 29
C. AsbabunNuzul ..................................................................................... 31
D. Munasabah .......................................................................................... 34
BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-
QURA’AN SURAH LUQMAN AYAT 14 DAN 15
A. Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Al-Qur‟an Surah Luqman
ayat 14 .................................................................................................. 39
1. Berbakti Kepada Kedua Orang Tua .............................................. 39
2. Perintah Bersyukur ......................................................................... 46
3. Tempat Kembalinya Manusia ........................................................ 52
4. Larangan Menyekutukan Allah (Syirik) ....................................... 53
B. Aplikasi Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Al-Qur‟an Surah Luqman
ayat 14 dan 15 dalam Bermasyarakat .................................................... 58
1. Memberikan Pendidikan Tauhid ...................................................... 59
2. Mengajarkan Adab dan Akhlak ....................................................... 60
3. Bersikap Lembut Terhadap Anak dan Bersikap Tegas Bila
Diperlukan ....................................................................................... 61
4. Melalui Contoh dan Teladan Orang tuanya ..................................... 61
5. Mengajak Anak Saat Menjenguk Orang Sakit ................................ 63
6. Memilihkan Teman yang Baik ........................................................ 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 65
B. Saran .................................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 70
LAMPIRAN .................................................................................................... 71
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 Surat Penunjukan Pembimbing
Lampiran 3 Lembar Konsultasi
Lampiran 4 Daftar Nilai SKK
xiv
ABSTRAK
Atika, Nurul. 2020.Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Al-Qurán surah Luqman
ayat 14 dan 15. Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Pembimbing: Jaka Siswanta, M.Pd.
Kata Kunci:Nilai Pendidikan Akhlak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan akhlak
dalam al-qurán surah Luqman ayat 14 dan 15 dan juga pengaplikasiannya
terhadap kehidupan di masyakarat.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library
Research).Sumber data dalam penelitian ini ada 2 yaitu primer dan sekunder dan
diperoleh dari sumber-sumber literatur.Sumber primer adalah sumber yang
diambil dari al-Qurán dan As-Sunnah, kitab-kitab Tafsir.Sedangkan data yang
sekunder adalah sumber data yang diambil dari buku-buku, jurnal, dan tulisan
lainnya yang berkaitan dengan tema yang dijadikan referensi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Nilai-nilai pendidikan
akhlak yang terkandung dalam al-Qur‟an surah Luqman ayat 14 dan 15 yaitu
perintah untuk menghormati dan berbakti kepada kedua orang tua baik yang
masih hidup atau sudah meninggal, perintah bersyukur kepada Allah SWT karena
segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah pemberian dari Allah SWT, Tempat
kembalinya manusia yaitu kepada Allah SWT sehingga seseorang itu apabila saat
akan melakukan perbuatan ia senantiasa ingat bahwa semua akan dimintai
pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT, dan juga larangan melakukan syirik
karena syirik merupakan dosa besar.(2) Sedangkan pengaplikasian nilai-nilai
pendidikan akhlak dalam al-Qurán surah Luqman ayat 14 dan 15 yang diterapkan
oleh orangtua dalam bermasyarakat yaitu dengan mengajarkan tentang
ketauhidan, mengajarkan tentang adab dan akhlak yang baik, bersikap lemah
lembut, memberikan contoh atau tauladan yang baik,mengajak anak saat
menjenguk orang sakit supaya anak belajar untuk bersosialiasi, dan memilihkan
teman yang baik.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhlak adalah sistem yang lengkap yang terdiri dari karakteristika-
karakteristik akal atau tingkah laku yang membuat sesorang menjadi
istimewa.Karakteristik-karakteristik tersebut dapat membentuk
kerangka psikologi seseorang dan membuatnya berperilaku sesuai
dengan dirinya dan nilai yang cocok dengan dirinya dalam kondisi
yang berbeda-beda.(Ali Abdul Halim Mahmud,2004:26).Dalam hal ini
berarti bahwa akhlak merupakan suatu hal biasa yang sudah dilakukan
oleh semua orang sehingga menghasilkan keadaan yang berbeda-
berbeda antara satu orang dengan orang lainnya.
Berbicara tentang islam tidak akan luput dari pembicaraan
tentang akhlak, karena agama ini memang sarat dengan ajaran tentang
kemuliaan akhlak. Bahkan Rasulullah SAW sendiri selaku pembawa
agama ini pernah mendeklarasikan diri, bahwa beliau diutus menjadi
Rasul semata-mata untuk menyempurnakan akhlak. (M.Nipan Abdul
Halim, 2000 :7). Akhlak merupakan roh islam yang mana agama tanpa
akhlak sama seperti jasad yang tidak bernayawa. Akhlak juga
merupakan ciri-ciri kelebihan diantara manusia karena akhlak
merupakan lambang kesempurnaan iman, ketinggian taqwa, dan
kealiman seorang manusia yang berakal. Ketiadaan akhak yang baik
pada diri individu atau masyarakat akan menyebabakan berlakunya
2
krisis nilai diri. Keududukan akhlak dalam islam nampaklah amat
terhormat. Kedudukannya memiliki kemutlakan yang nyaris absolud
ibarat islam adalah sebuah gedung, maka akhlak adalah yang wajib
ditegakkan oleh setiap muslim. Maka barangsiapa yang
menegakkannya berarti menegakkan agama dan barangsiapa yang
mengabaikannya berarti merobohkan agama. (M.Nipan Abdul Halim,
2000:20). Jadi akhlak dengan islam ini tidak bisa dipisahkan karena
sudah menjadi satu kesatuan yang harus dijalankan oleh semua umat
islam dalam kehidupan beragama.
Pendidikan akhlak dalam islam merupakan rangkaian proses
pemberdayaan manusia menuju kedewasaan dalam menentukan sikap
,baik secara akal, mental, maupun moral untuk menjalankan fungsi
kemanusiaan yang diembankan sebagai seorang hamba dihadapan
Khaliq-Nya.
Islam telah mengajak dan menganjurkan kepada kaum
muslimin untuk menjalankan dan berpegang pada akhlak-akhlak
mulia.Yaitu akhlak yang berasaskan pada prinsip-prinsip kebaikan dan
kebenaran.Akhlak dapat memberikan kebahagiaan pada individu dan
masyarakat dunia dan akhirat. (Ali Abdul Halim Mahmud, 2004:70).
Karena tujuan islam yaitu supaya manusia bisa menjalani kehidupan di
dunia ini dengan akhlak yang baik sehinggan tercipta kedamaian.
Jadi aqidah dan akhlak islam ini bersifat mengikat sehingga
semua umat muslim terikat dengan segala aturan hukum yang
3
datang dari islam. Karena itu menjadi seorang muslim berarti
meyakini dan melaksanakan segala sesuatu yang diatur dalam
ajaran islam, hal ini difirmankan Allah :
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu
ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-
langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata
bagimu. (QS. Al-Baqarah : 208).
Anak dilahirkan membawa fitrah kesucian, Namun fitrah
tersebut berada dalam lubuk jiwanya.Orangtua (ibu, bapak, dan
keluarganya) dan lingkungan harus mampu mengembangkan dan
menampakkan fitrah tersebut dalam dunia nyata. Jadi semua anak
yang baru lahir ini sangat mudah terpengaruh dengan orang-orang
di sekitarnya dan juga anak akan meniru apa saja yang dilakukan
oleh orang-orang yang berada di lingkungannya, jadi sebagai
keluarga sebagai seorang yang paling dekat dengan seorang anak
diharapkan dapat menjadi contoh utama yang layak ditiru sehingga
ia akan terbiasa hingga dewasa nanti.
Akhlak mulia tidak tidak hadir secara tiba-tiba, akan tetapi
membutuhkan proses yang panjang melalui pendidikan. Akhlak
4
yang baik dapat membentuk pribadi yang baik. Misalnya
pendidikan akhlak di dalam keluarga dilaksanakan dengan contoh
dan teladan dari orangtua dalam hubungan dan pergaulan antara
ibu dan bapak, perlakuan orang tua terhadap anak-anak mereka,
dan perlakuan orang tua terhadap orang lain dalam lingkungan
keluarga dan masyarakat. (Zakiah Daradjat cet 2, 1995: 60).
Dalam ajaran Al-qurán selain berisi aqidah juga terdapat
pendidikan akhlak seorang anak kepada orang tua disaat mereka
sangat membutuhkan yakni disaat orang tua sudah lanjut usia.
Bagaimana seorang anak berbuat baik kepda kedua orang tua
karena pada usia lanjut usia perilaku mereka berubah seperti anak-
anak dan banyak lupa. Ini termasuk bagian dari perilaku birrul
walidain seorang anak terhadap kedua orang tua. (Quraish shihab,
2007: 45).
Namun di zaman dewasa ini banyak dari kita seperti lupa
terhadap kewajiban kita terhadap orang tua. Sebagai muslim yang
baik, yaitu kita harus memiliki akhlak sempurna terhadap orang tua
kita. Bahkan di zaman sekarang ini banyak terjadi kasus-kasus
penganiayaan sampai pembunuhan terhadap orang tua dengan
masalah sepele. Berangkat dari persoalan di atas bahwa
kemerosotan akhlak dan moral yang seharusnya menjadi hal yang
tak boleh dipandang sebelah mata dan harus diprioritaskan, karena
pendidikan akhlak akan menjadi kata-kata hiasan saja dalam
5
kehidupan tanpa aplikasi yang sesuai dengan akhlak muslim yang
sesungguhnya yaitu akhlakul karimah seperti yang diajarkan oleh
Rasulullah SAW. Fenomena yang terjadi saat ini akibat dari
kurangnya pemahaman terhadap nilai akhlak yang sesuai dengan
tuntunan Al-Qurán dan Nabi Muhammad SAW. Pendidikan akhlak
ini berlangsung seumur hidup maka prosesnya dapat dilakukan
dalam keluarga, masyarakat, lembaga-lembaga formal dan non
formal. (Zainudin et, 2009:59).
Pendidikan akhlak ini akan terjadi ketika seorang anak baru
lahir hingga usia lanjut, tanpa kita sadari kita senantiasa belajar
tentang akhlak dimanapun kita berada tanpa disengaja. Perlu
diketahui para ulama‟sepakat bahwa hukum berbuat baik (berbakti)
kepada pada kedua orangtua hukumnya adalah wajib, hanya saja
mereka berselisih tentang ibarat-ibarat (contoh pengamalannya).
Bahkan di dalam Al-Qurán permasalahan tersebut telah
diulang sebanyak 16 kali.Selain itu, perintah berbakti kepada orang
tua disejajarkan dengan perintah beriman dan beribadah kepada
Allah. Perintah tersebut terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 83,
surat An-Nisa‟ayat 36, Surah Al-Anám ayat 151, surah Al-
Isyra‟ayat 23. Akan tetapi, didalam Al-Qurán tidak semua perintah
berbakti kepada orang tua diiringi dengan perintah beriman kepada
Allah.
6
Adapun salah satu contoh perintah tersebut dalam QS.Al-
Isra‟ayat 23:
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan
supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah
kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-
baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-
duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia.
7
Artinya : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat
baik) kepada dua orang ibu-bapaknya. Ibunya telah mengandungnya
dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya
dalam dua tahun(Maksudnya: Selambat-lambat waktu menyapih ialah
setelah anak berumur dua tahun.Bersyukurlah kepadaku dan kepada
dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”. (QS.
Luqman : 14). ( Kementerian Agama RI, 2014 : 412).
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan
dengan aku ses uatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu,
Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya
di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-
Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. Luqman ayat 15).
Berdasarkan latar belakang di atas dan pentingnya akhlak serta adanya
fenomena-fenomena yang telah terjadi secara nyata pada saat ini
membuat penulis ingin melakukan penelitian ini dengan menjadikan
Al-Qur‟an sebagai jawaban dari masalah-masalah yang terjadi di
lingkungan masyarakat saat ini. Maka penulis akan membahasnya
8
dengan judul Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Al-Qur‟an Surah
Luqman ayat 14 dan 15.
B. Rumusan Masalah
Mengacu dari uraian di atas, maka selanjutnya penulis
merumuskan pokok permasalahan yang akan dibahas lebih lanjut. Hal
tersebut antara lain:
1. Bagaimana nilai-nilai pendidikan akhlak yang diajarkan dalam Al
Qurán surat Luqman ayat 14 dan 15 ?
2. Bagaimana aplikasi nilai-nilai pendidikan akhlak dalam Al-Qurán
surat Luqman ayat 14 dan 15 dalam kehidupan bermasyarakat?
C. Tujuan Penelitian
Bertolak dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka
dapat ditetapkan beberapa tujuan penelitian seabagai berikut :
1. Untuk mengetahui nilai-nilai yang diajarkan dalam Al-Qurán surah
Luqman ayat 14 dan 15
2. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi nilai-nilai pendidikan akhlak
dalam Al-Qurán Surah Luqman ayat 14 dan 15 dalam kehidupan
bermasyarakat.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Secara Teoritis
9
a. Memberikan sumbangsih pemikiran ilmu pada umumnya dan
pendidikan akhlak pada khususnya, terutama mengenai nilai-nilai
pendidikan akhlak dalam Al-qurán surah Luqman ayat 14 dan 15.
b. Karena penelitian ini ada implementasinya dengan Ilmu Agama
Islam maka akan berguna dan menambah literatur atau bacaan
tentang nilai-nilai pendidikan akhlak dalam Al-qurán surah
Luqman ayat 14 dan 15.
c. Penelitian ini semoga dapat memberikan kontribusi positif bagi
masyarakat umumnya kepada penulis, khususnya untuk
mengetahui dan mendalami serta mengamalkan nilai-nilai
pendidikan akhlak dalam Al-quran surah Luqman ayat 14 dan 15.
2. Secara Praktis
a. Penelitian ini sebagai sumbangan pemikiran dalam bentuk tulisan
yang berbentuk karya ilmiah, guna dapat dimanfaatkan oleh
kalangan mahasiswa, khususnya mahasiswa IAIN Salatiga, yang
sekiranya membutuhkan wawasan lebih luas lagi dalam pembuatan
karya ilmiah maupun untuk berbagai pihak yang memerlukannya.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi
penulis dan mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
IAIN Salatiga khususnya, maupun mahasiswa yang lain dan para
pembaca lainnya.
10
E. Kajian Pustaka
Guna menghindari terjadinya pengulangan kajian dalam hal-hal
yang sama dalam penelitian lain, maka penulis memparkan
beberapa penelitian sebelumnya, sebagai perbandingan terhadap
penelitian ini. Dalam skripsi ini penulis mengambil beberapa
contoh skripsi peneliti terdahulu guna menambah referensi,
diantaranya sebagi berikut:
Skripsi yang berjudul Kecerdasan Spiritual Dalam
Perspektif Al-Qurán Surah An-Nahl ayat 78,yang ditulis oleh
Annisa Destyaningrum mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga. Dalam skripsi ini penulis menjelaskan
,macam-macam aspek kecerdasan spiritual yang terkandung dalam
surah tersebut yaitu diantaranya:Ada aspek ruh yaitu yang
berkaitan dengan jiwa seseorang ataupun hati nurani, aspek
biologis berkaitan dengan kesehatan seseorang dari penyakit,aspek
social hidup dalam bermasyarakat yang individu-individunya diikat
oleh hubungan yang beragam.(Annisa Destyaningrum,2019: 43).
Skripsi yang berjudul Nilai-nilai Pendidikan Akhlak Dalam
Salat Tahajud(Kajain Surah Al-Isra’ayat 79 dan Al-Muzammil
ayat 1-4), yang ditulis oleh Muhammad Mukhib mahasiswa
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga. Dalam
skripsi tersebut dijelaskan implementasi nilai pendidikan akhlak
kepada Allah SWT, bahwa orang yang shalat tahajud akan
11
mengangkat derajat orang tersebut ke tempat terpuji, memperoleh
cinta Allah. (Muhammad Mukhib, 2015:59) dan juga dalam
penelitian tersebut penulis menjelaskan akhlak yang diajarkan di
dalam al-qurán surah Muzzammil ayat 1-4.
Skripsi yang berjudul Nilai-Nilai Pendidikan Multikultural
(Telaah Al-Qurán Surah Al-Hujarat Ayat 13 ) yang ditulis oleh
Yuli Ratini, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga, 2017. Dalam penelitian ini
penulis sama-sama membedah tentang ayat Al-Qurán , dalam
penelitian ini penulis membahas tentang multicultural yang
meskipun berbeda-beda antara laki-laki dan perempuan maupun
satu suku dengan suku lainnya.
Skripsi yang berjudul Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam
Al-Qurán Surah Ali-Imron Ayat 159-160 yang ditulis oleh
Khifdhotul Kholifah, Jurusan Pendidikan Agama Isam,
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,IAIN Salatiga ,2017.
Dalam ayat tersebut peneliti menulis tentang akhlak yang
terkandung didalamnya seperti lemah lembut, mudah
memaafkan, bermusyawarah, dll.
Skripsi yang berjudul Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam
Surah Yusuf Ayat 20-29 Pada Tafsir Al-Misbah Karya
M.Quraish Shihab.karya Taufiqurrahman, Jurusan Pendidikan
Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,IAIN
12
Salatiga, 2017. Dalam skripsi yang ditulis oleh
Taufiqurraahman pertama-tama membahas tentang biografi M.
Quraish Shihab dan akhlak yang terkandung dalam ayat
tersebut yaitu membahas tentang sabar, khawatir melakukan
keburukan, kemandirian, rendah hati, ihsan,tanggung jawab
,teguh pendirian, menghindar dari berdua-duaan, jujur, tidak
pendendam, dan bijaksana.Dalam skripsi ini Taufiqurrahman
menggunakan tafsir Al-Misbah.
Adapun skripsi ini adalah membahas tentang nilai-nilai
pendidikan akhlak dalam al-qurán surah Luqman ayat 14,
dalam pembahasan ini penulis menjelaskan tentang berbakti
kepada orangtua serta aprikasinya terhadap kehidupan
bermasyarakat.
Dari penelusuran pustaka berupa karya-karya penulis dan
landasan di atas bahwa judul dengan tema nilai-nilai
pendidikan akhlak dalam al-qurán surah Luqman ayat 14 ini
layak untuk diteliti dan bersifat untuk memperluas wawasan
dan sebagai kajian lebih lanjut dari penelitian sebelumnya
mengenai salah satu ayat al-qurán.
F. Metode Penelitian
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa penelitian ini
mengkaji tentang nilai-nilai pendidikan akhlak dalam al-qurán
surah Luqman ayat 14 dan 15. Jenis penelitian ini adalah
13
Library Research (kepustakaan) yaitu kajiannya dilakukan
dengan menelaah literature atau penelitian yang difokuskan
pada bahan-bahan pustaka, berupa buku-buku dan lain-lain.
1. Jenis Penelitian
Ditinjau dari objek kajian tempat, penelitian ini
termasuk kategori penelitian kepustakaan (library research),
yaitu teknik penelitian yang mengumpulkan data dan informasi
yang berhubungan dengan objek penelitian dengan
mengumpulkan data-data yang diperlukan yang sebagian besar
didapatkan dari perpustakaan yang sumber literaturnya tidak
hanya berasal dari buku-buku, tetapi juga bisa berasal dari
jurnal, majalah, internet dan karya ilmiah lain yang relevan
dengan masalah yang akan diteliti.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Library
Research (penelitian kepustakaan), maka peneliti menggunakan
teknik yang diperoleh dari perpustakaan dan dikumpulkan dari
kitab-kitab dan buku-buku yang berkaitan dengan objek
penelitian yang terdiri dari dua sumber:
a. Sumber primer, merupakan data utama yang langsung
berkaitan dengan permasalahan yang didapat yaitu : Alqurán
Al-Karim, kitab atau buku Tafsir surah Luqman ayat 14 dan 15.
14
b. Sumber sekunder, merupakan data yang diperoleh dari sumber
pendukung untuk memperjelas data primer yang lain dengan
cara mencari buku lain yang berkaitan dengan judul ini yaitu
terjemahan Al-Qurán dan informasi lainnya yang mendukung
judul dari penelitian ini.
3. Teknik Analisi Data
Melihat objek penelitian ini adalah buku-buku atau
literatur yang termasuk dalam kategori penelitian kepustakaan,
maka penelitian ini merupakan Library Research. Data yang
terkumpul selanjutnya akan penulis analisa dengan menguraikan
secara detail kata demi kata, ayat demi ayat yang telah diperoleh
setelah pengumpulan data. Hal itu karena metode ini membahas
ayat secara utuh dan mendalam berdasarkan suatu tema
tertentu.Disamping itu, metode ini sangat berperan dalam
membentuk pemahaman yang utuh terhadap ayat-ayat Al-Qurán
serta menanggulangi penyimpangan. (Samsurrohman,
2014:138).
I. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menyeluruh
sehingga pembaca nantinya dapat memahami tentang isi skripsi
dengan mudah, penulis berusaha memberikan sistematika
penulisan dengan penjelasan secara garis besar. Skripsi ini terdiri
15
dari lima bab, maka penulis memberikan sistematika penulisan
sebagai bberikut:
BAB I : Pendahuluan,menguraikan tentang : Latar Belakang
Masalah, Rumusan Masalah,Tujuan Penelitian,Manfaat Penelitian,
Kajian Pustaka, Metode Penelitian,Sistematika penulisan sebagai
gambaran awal dalam memahami penelitian ini.
BAB II : Dalam bab ini membahas redaksi surah Luqman ayat 14
dan 15 beserta terjemahannya, arti kosa kata (Mufrodat), pokok-
pokok kandungan Surah Luqman ayat 14 dan 15.
BAB III : Dalam bab ini membahas tentang sejarah turunnya surah
Luqman, Tema dan tujuan utama surah Luqman ayat 14 dan 15,
asbabun nuzul, dan munasabat ayat).
BAB IV : Pembahasan berisi tentang analisis Nilai-Nilai
Pendidikan Akhlak dalam Al-Qurán surah Luqman ayat 14 dan
kemudian mengenalisi bagaimana penelitian akhlak dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB V : Bab terakhir yang merupakan penutup dari skripsi
ini,kesimpulan dari pembahasan dan analisa pada bab-bab
sebelumnya.Kemudian saran-saran dari hasil penelitian ini dan kata
penutup.
16
BAB II
KOMPILASI AYAT
A. Redaksi Surah Luqman ayat 14 dan 15 Beserta Terjemahannya
Untuk menyesuaikan dengan judul dan untuk mengetahui
maknanya yang terkandung didalam surah Luqman ayat 14 dan 15,maka
penulis menyajikan kompilasi ayat-ayat yang menjadi tema pembahasan
dalam skripsi ini.Adapun yang dikaji yaitu surah Luqman ayat 14 dan 15
yaitu :
Artinya : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada
dua orang ibu-bapanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua
tahun.Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu. (QS. Luqman : 14).
Maksudnya: Selambat-lambat waktu menyapih ialah setelah anak berumur
dua tahun.
17
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan
aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah
kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan
baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya
kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah
kamu kerjakan. (QS. Luqman : 15).
B. Arti Kosa Kata (Mufrodat)
Setelah menyajikan teks ayat dan terjemahannya,perlu bagi penulis
untuk menyajikan beberapa kosa kata yang terkait dengan ayat-ayat
tersebut.
mengandungnya terhadap kedua
orangtuanya
manusia dan kami
wasiatkan
kelelahan Atas kelelahan ibunya
agar dua tahun dalam dan ia
menyapihnya
18
kepada-Ku dan kepada
orangtuamu
kepada-Ku bersyukurlah
hUntuk Keduanya
memaksamu
Dan jika tempat
kembali
Apa-apa Dengan Aku mempersekutukan bahwa
pengetahuan Dengannya
tentang itu
bagimu tidak
Di Dan pergaulilah
keduanya
Kamu mentaati
keduanya
Maka jangan
19
Ayat ini akan disajikan seluruh kosa kata yang terdapat dalam ayat
14 dan 15 untuk memperjelas makna kosa kata seluruhnya :
adalah fiil mahdi yang bergandeng dengan (dhomir) kata ganti ,ووصىىا .1
kami (وحه) yang bermakna telah kami wasiatkan, akar ini berasal dari
dengan mengikuti wazan (faála yafúlu fa’lan) tetapi (وص ىص وصاىة(
dalam lafif marfuq (huruf depannya cacat (و).
Jalan Dan ikutilah Dengan baik dunia
Tempat
kembalimu
kepadaKu kembali Orang yang
Kamu kerjakan Kalian adalah Tentang apa Lalu akan
Ku-
beritahukan
kamu
20
memiliki satu makna, yaitu membawa atau memikul, ia dapat ,حمل .2
digunakan pada banyak hal, sehingga bentuk fiílnya (kata kerja) hanya
satu. Akan tetapi ia akan berada dalam bentuk mashdarnya tergantung
pada sifat yang dibawa. Untuk beban-beban yang dibawa sejak lahir,
seperti sesuatu yang digendong di atas punggung maka bentuk
masdharnya dikatakan dengan حمل, sedangkan untuk beban-beban yang
dibawa secara batin,maka dikatakan حمل, seperti membawa janin yang ada
dalam kandungan.(Ar-Raghib, 2017: 570).
لة حم dia adalah fiil Mahdi yang bergandengan dengan (dhomir) kata
ganti dia (wanita) yang bermakna ia (wanita) telah membawa.Akar kata ini
berasalah dari( حمل ىحمل حمل) dengan mengikuti wazan (faála yafúlu
fa’lan).
wahana yahinu ( وهه ىهه وهه ) adalah masdhar (kata baku) dari fiíl وهه .3
wahnan yang artinya kelelahan. Kata ini mengikuti wazan faála yafílu
fa’lan) tetapi dalam babmitlal wawi (karena didepannya ada huruf (ilah)
cacat yaitu و dan belangnya ي.
kata (syukur) artinya adalah menggambarkan (mengingat) serta , شكر .4
menampakkan nikmat.Ada yang berpendapat bahwa kata الشكر merupakan
perubahan bentuk dari الكشر, yaitu melupakan atau menutupi nikmat. (Ar
Raghib, Kamus Al-Quran ,2017: 396).
adalahh fiíl Amr yang ditunjukan ke satu orang yang di hapannya الكشر
(laki-laki) yang berarti bersyukurlah. Akar kata ini berasal dari (asyakara,
yasykuru, syukron) yang mengikuti wazan faál , yafúlu,fa’lan.
21
dia adalah isim makan yang berarti tempat kembali yang berasalah ,المصىر .5
dari (shoroo, yashiiru, shiron) yang mengikuti wazan faála, yafúlu, faálan
tetspi ia di bab ajwaf yaa I (karena di tengahnya ada huruf ilah yaitu alif).
اه د ك .6 yakni kemampuan. Patron kata yang digunakan جهد berasal dari kata ج
ayat ini menggambarkan adanya upaya sungguh-sungguh. Kalau upaya
sungguh-sungguh pun dilarangnya, yang dalam hal ini bisa bentuk
ancaman, tentu lebih-lebih lagi bila sekedar imbauan atau peringatan.
(Quraish Shihab : 303).
تشرك .7 adalah fiíl mudhore’dengan dhomir kamu laki-laki 2 yang berasal
dari kata “ ئشرك , اشرك) yang artinya mempersekutukan
8. kata “ علم”yang artinya pengetahuan/imu adalah isim masdar yang berasal
dari ىعلمى,علم
artinya kamu memberi makan yaitu fiíl mudhore’ untuk kamu yang تطعم .9
berasalkan dari ىطعمى ,اطعم
,صحب yang artinya teman , dia adalah isim fail yang berasal dari kata صحب .10
ىصبى
ارف artinya adalah yang diketahui ,ia adalah isism mafúl dari fiíl معرف .11 ,
ىعرف
artinya adalah ikutilah ,ia adalah fiíl Amr untuk kamu yang berasal dari ات بع .12
fiíl ىتبعى ,ات بع
yang berasal dari هى yang artinya kembali , ia adalah fííl madhi untuk اوبا .13
kata ىىبى ,اوبا
22
artinya adalah tempat kembali ,ia adalah isim makan yang berasal مرجع .14
dari kata ىرجعى ,رجع
artinya kalian dulu ia adalah isim kana untuk mereka orang banyak كىتم .15
yang berasal dari كه, ىكىى
artinya adalah kalian mengetahui,ia adalah fiíl mudhori untuk تعلمىن .16
dhomir antum/kalian jama’/ banyak yang berasal dari kata علم, ىعلمى j
C. Pokok-pokok Kandungan Surah Luqman ayat 14 dan 15
Setelah menyajikan teks ayat dan terjemahannya,selanjutnya
penulis akan menyajikan beberapa pokok kandungan ayat 14 dan 15,
adapun redaksinya adalah sebagai berikut :
Artinya : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
kepada kedua orang ibu-bapanya. Ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua
tahun.Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu. (QS. Luqman : 14).
23
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan
aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah
kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan
baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya
kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah
kamu kerjakan. (QS. Luqman : 15).
Isi yang terkandung dalam surat Luqman ayat 14 dan 15 :
1) Bersyukur kepada Allah
Syukur berasal dari kata “syakara”, yang berarti pujian atas
kebaikan, penuhnya sesuatu. Dalam hal ini,menampakkan nikmat Allah
antara lain dalam bentuk memberikan sebagian nikmat Allah kepada orang
yang membutuhkan.
Sedang menurut istilah syara‟, syukur adalah pengakuan terhadap
nikmat yang dikaruniakan Allah yang disertai dengan ketundukan kepeda-
Nya dan mempergunakan nikmat tersebut sesuai dengan kehendak Allah
(Bantanie,2009:2). Jadi, syukur itu adalah mempergunakan nikmat Allah
sebagai pemberi nikmat. Karena itu dapat dikatakan bahwasanya syukur
yang sebenarnya adalah mengungkapkan pujian kepada Allah dengan
lisan,mengakui dengan hati akan nikmat Allah dan mempergunakan
nikmat itu sesuai dengankehendak Allah (Bantanie, 2009:2).
Yang biasa dilakukan manusia pada umumnya adalah bersyukur di
lisan, dengan lisan itupun sudah termasuk sudah baik.Dapat disimpulkan
bahwa bersyukur itu meyakini semua karunia berasal dari Allah dan
24
dilafalkan dengan lisan. Kedua, sikap hati atau jiwa terhadap karunia Allah
sehingga selalu mendorong untuk menikmati semua karunia Allah yang
telah dianugrahkan dan akan menjadikan kepatuhan kepada Allah SWT.
2). Beriman Kepada Allah
Iman adalah seorang hamba itu beriman kepada Rabb-nya dengan
keimanan yang merasuk didalam dirinya.Ia meyakini bahwa Allahlah yang
telah menciptakannya dan mewujudkannya dari ketiadaan. Dia akan
mengembalikannya kepada-Nya guna menghitung amal perbuatannya dan
mendirikannya di hadapan-Nya. Seorang mukmin meyakini bahwa amal
adalah rizki semuanya berada ditangan Allah dan bahwasanya seorang itu
tidaklah mati hingga sempurnalah rizki dan ajalnya. (As-Saluum,2013:5).
3). Perintah Berbuat baik Kepada Kedua Orang Tua
Ibu dan Bapak sangatlah besar jasanya kepada anak-anaknya.Tidak
ada manusia dimuka bumi ini yang lebih besar jasanya daripada ibu dan
bapak. Dari salah satu karakteristik utama dari seorang muslim sejati
adalah perlakuannya yang baik pada orang tuanya, sebab memperlakukan
orang tua dengan hormat dan baik meurpakan salah satu ajaran teragung
islam, sebagaimana dengan jelas ditegaskan dalam Al-qurán dan sunah.
Seorang muslim yang benar-benar mengikuti perintah ini (yang
merupakan tema dalam kitab Allah dan sunah Rasul-Nya) dicirikan oleh
sikapnya yang baik dan hormat kepada orang tuanya Kandungan dari ayat
ini bahwasanya Allah mengabarkan dalam dua ayat ini tentang kondisi
manusia ketika mendahulukan dunia atas akhirat, lalu Aallah menjelaskan
25
perbedaan yang besar dan ketidaksamaan antara kedua alam tersebut,
dimana Allah mengabarkan bahwa manusia dihiasi dengan perkara-
perkara tersebut hingga mereka meliriknya dengan mata mereka, jiwa-jiwa
mereka terbuai dalam kenikmatannya. Dan setiap kelompok dari manusia
itu condong kepada salah satu jenis dari jenis-jenis kenikmatan tersebut
yang sebenarnya mereka telah menjadikannya sebagai cita-cita mereka dan
puncak dari pengetahuan mereka. Padahal itu semua hanyalah kenikmatan
yang sesaat dan akan hilang.
Pesan Luqman kepada anaknya juga kepada kita agar kita
menghormati orangtua terutama ibu, dalam ayat ini ibu yang ditekankan
karena kebiasaan anak lebih berani kepada ibunya yang lemah
dibandingkan kepada bapaknya, padahal jasa ibunya tidak kalah besar
dibandingkan dengan jasa bapaknya dan juga ibu yang telah
mengandungnya selama 9 bulan 10 hari dan melahirkannya dengan
pertaruhan nyawa, dan menyapihnya dalam 2 tahun. Perintah untuk
bersyukur kepada Allah dan orang tua karena pada akhirnya kepada
Allahlah kita kembali.
4). Dilarang menyekutukan Allah (syirik)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti menyekutukan
Allah SWT dengan yang lain. (Ibnu Manzur, 1990 : 2248). Misalnya
pengakuan kemampuan ilmu daripada kemampuan dan kekuatan Allah
SWT, peribadatan selain kepada Allah, atau salah satunya, jika seorang
hamba meyakini bahwa ada sang pencipta atau sang penolong selain Allah
26
SWT ,maka ia telah musyrik. Syirik ada sebagian yang sudah diketahui
seperti menyembelih, bernadzar, berdoa meminta dihilangkan musibah
kepada selain Allah SWT. Dan terdapat juga bentuk syirik yang sangat
sulit dikenali ( sangat samar). Syirik dalam niat dan tujuan, ini terrmasuk
perbuatan yang samar karena niat terdapat dalam hati dan yang
mengetahuinya hanya Allah SWT seperti shalat yang ingin dilihat atau
didengar oranglain, tidak ada yang mengetahui perbuatan seperti itu
kecuali Allah SWT.
Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa surah Luqman ayat 14 dan
15 yaitu memberikan perintah kepada manusia untuk senantiasa berbakti
kepada orang tua terutama kepada ibu yang telah mengandung dan
melahirkannya dan juga kepada ayah yang berkorban untuk menafkahi
keluarganya. Sebagai seorang anak sebaiknya kita selalu bersyukur kepada
Allah SWT yang telah memberikan kehidupan dan rizki yang berlimpah
dan juga berterimakasih kepada orang tua atas jasa-jasa beliau yang tidak
bisa dihitung, beliau yang telah merawat kita dari masih bayi dan juga
selalu berusaha mencukupi kebutuhan anaknya untuk makan dan sekolah.
Selain itu juga kita diperintah untuk menjauhi sifat syirik dan selalu ingat
kemana kita akan kembali, yaitu kembali kepada Allah SWT.
27
BAB III
ASBABUN NUZUL DAN MUNASABAH AL-QUR’AN SURAH LUQMAN
AYAT 14 DAN 15
A. Sejarah Turunnya surah Luqman
Surah Luqman merupakan surah yang ke-13 yang ada di dalam Al-
qurán dan berisi 34 ayat.Surah ini dinamakan Luqman karena surah
tersebut sebagaian ayat-ayatnya menceritakan kisah Luqman al-Hakim
yang mencakup keutamaan hikmah dan rahasia ma‟rifat tentang Allah
SWT dan sifat-sifat-Nya,mencela perbuatan syirik, menyuruh supaya
berakhlak mulia,menyuruh melakukan pekerjaan yang terpuji dan
mencegah perbuatan yang tercela,yang semua itu adalah pokok-pokok
tujuan diturunkannya Al-Qurán.(Saád Abdul Wahid,2003:105).
Surah Luqman termasuk di dalam golongan surah-surah Makkiyah
kecuali ayat 27, 28, dan 29 ayat Madaniyah. (Wahhab Zuhaily, 2003:135).
Nasehat Luqman menjadi menjadi pengajaran dan petunjuk kepada semua
manusia. Permulaan pendidikan berkaitan dengan syirik, diikuti dengan
perintah berbuat baik kepada kedua orang tua, terhadap semua perkara
baik kecil atau besar, mendirikan shalat, Amar Ma‟ruh Nahi Munkar,
rendah diri, dan menjauhi perkara-perkara dosa, adab berjalan dan
menjaga suara. Surah ini diturunkan sebab Bani Quraish senantiasa
bertanya kepada Rasulullah SAW tentang kisah Luqman bersama anaknya
dan tentang berbuat baik kepada kedua orang tua.Ayat 13-19 menceritakan
28
secara khusus tentang pendidikan yang dilaksanakan oleh Luqman al-
Hakim kepada anaknya. (Wahhab Zuhaily, 2003:104-105).
Ulama salaf berselisih pendapat tentang Luqman, apakah dia
seorang Nabi ataukah seorang hamba yang saleh saja tanpa predikat
Nabi.Ada dua pendapat mengenai hal itu, kebanyakan ulama mengatakan
Luqman al-Hakim adalah seorang hamba yang saleh. (Wahhab Zuhaily,
2003:104-105). Said Ibnu Musayyab berkata, ”ia berasal dari Sudan Mesir,
Ia diberikan anugrah hikmah oleh Allah SWT, tetapi bukan kenabian”,
Mujahid berkata, ”Luqman adalah seorang hamba sahaya yang berkulit
hitam, berbibir tebal, dan berkaki retak-retak. ”(Wahhab Zuhaily,
2003:154-155).
Sufyan al-Sauri telah meriwayatkan dari al-Asyás dari Ikrimah,
dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Luqman al-Hakim adalah
seorang budak dari negeri Habsyah (Abesenia) dan seorang tukang batu.
Al-Auzaí mengatakan, telah menceritakan kepadaku Abdur Rahman Ibnu
Harmalah yang menceritakan bahwa pernah ada seorang lelaki berkulit
hitam datang kepada Saíd, maka Saíd Ibnu Musayyab menghiburnya,
”Janganlah kamu bersedih hati karena kamu berkulit hitam karena
sesungguhnya ada tiga orang manusia yang terbaik berasal dari bangsa
kulit hitam yaitu Bilah, Mahja‟, Maula Umar Ibnu Khattab, dan Luqman
al-Hakim yang berkulit hitam, berasal dari Nubian dan berbibir tebal. (Al-
Imam Abul Fida Ismaíl Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi, 2006: 169).
29
B. Tema dan Tujuan Utama Surah Luqman ayat 14 dan 15
a. Bersyukur kepada Allah
Syukur berasal dari kata “syakara”, yang berarti pujian atas
kebaikan, penuhnya sesuatu. Dalam hal ini,menampakkan nikmat Allah
antara lain dalam bentuk memberikan sebagian nikmat Allah kepada orang
yang membutuhkan.
Sedang menurut istilah syara‟, syukur adalah pengakuan terhadap
nikmat yang dikaruniakan Allah yang disertai dengan ketundukan kepada-
Nya dan mempergunakan nikmat tersebut sesuai dengan kehendak Allah
(Bantanie,2009:2).Jadi, syukur itu adalah mempergunakan nikmat Allah
sebagai pemberi nikmat.Karena itu,dapat dikatakan bahwasanya syukur
yang sebenarnya adalah mengungkapkan pujian kepada Allah dengan
lisan,mengakui dengan hati akan nikmat Allah,dan mempergunakan
nikmat itu sesuai dengankehendak Allah (Bantanie, 2009:2).
Yang biasa dilakukan manusia pada umumnya adalah bersyukur di
lisan,dengan lisan itupun sudah termasuk sudah baik. Dapat disimpulkan
bahwa bersyukur itu meyakini semua karunia berasal dari Allah dan
dilafalkan dengan lisan. Kedua sikap hati atau jiwa terhadap karunia Allah
sehingga selalu mendorong untuk menikmati semua karunia Allah yang
telah dianugrahkan dan akan menjadikan kepatuhan kepada Allah SWT.
30
b. Beriman Kepada Allah
Iman adalah seorang hamba itu beriman kepada Rabb-nya dengan
keimanan yang merasuk didalam dirinya.Ia meyakini bahwa Allahlah yang
telah menciptakannya dan mewujudkannya dari ketiadaan. Dia akan
mengembalikannya kepada-Nya guna menghitung amal perbuatannya dan
mendirikannya di hadapan-Nya. Seorang mukmin meyakini bahwa amal
adalah rizki semuanya berada ditangan Allah dan bahwasanya seorang itu
tidaklah mati hingga sempurnalah rizki dan ajalnya. (As-Saluum, 2013:5).
c. Perintah Berbuat baik Kepada Kedua Orang Tua
Ibu dan Bapak sangatlah besar jasanya kepada anak-anaknya.Tidak
ada manusia dimuka bumi ini yang lebih besar jasanya daripada ibu dan
bapak. Dari salah satu karakteristik utama dari seorang muslim sejati
adalah perlakuannya yang baik pada orang tuanya, sebab memperlakukan
orangtua dengan hormat dan baik meurpakan salah satu ajaran teragung
islam, sebagaimana dengan jelas ditegaskan dalam Al-qurán dan sunah.
Seorang muslim yang benar-benar mengikuti perintah ini (yang
merupakan tema dalam kitab Allah dan sunah Rasul-Nya) dicirikan oleh
sikapnya yang baik dan hormat kepada orang tuanya.
4). Dilarang menyekutukan Allah (syirik)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti menyekutukan
Allah SWT dengan yang lain. (Ibnu Manzur, 1990 : 2248). Misalnya
pengakuan kemampuan ilmu daripada kemampuan dan kekuatan Allah
SWT, peribadatan selain kepada Allah, atau salah satunya, jika seorang
31
hamba meyakini bahwa ada sang pencipta atau sang penolong selain Allah
SWT ,maka ia telah musyrik. Syirik ada sebagian yang sudah diketahui
seperti menyembelih, bernadzar, berdoa meminta dihilangkan musibah
kepada selain Allah SWT. Dan terdapat juga bentuk syirik yang sangat
sulit dikenali ( sangat samar). Syirik dalam niat dan tujuan, ini terrmasuk
perbuatan yang samar karena niat terdapat dalam hati dan yang
mengetahuinya hanya Allah SWT seperti shalat yang ingin dilihat atau
didengar oranglain, tidak ada yang mengetahui perbuatan seperti itu
kecuali Allah SWT.
C. Asbabun Nuzul
Secara etimologis ,asbabun nuzul ayat itu berarti sebab-sebab
turunnya ayat.Dalam pengertian sederhana turunnya suatu ayat disebabkan
oleh suatu peristiwa,sehingga tanpa adanya peristiwa itu,ayat tersebut
tidak turun.Pembahasan mengenai asbab al-nuzul ini sangat penting dalam
pembahasan ulum al-Qurán, karena pembahasan ini merupakan kunci
pokok dari landasan keimanan terhadap pembuktian bahwa Al-quran itu
benar turunnya dari Allah SWT.(Jalaludin Abdurrahman as-suyuti,
1951:40).
Asbabun nuzul surah Luqman ayat 14 dan 15 yaitu surah yang
turun sebelum Nabi Muhammad SAW, berhijrah ke Madinah. Semua ayat-
ayatnya Makkiyah.Demikian pendapat mayoritas ulama‟.Dinamakannya
dengan surah Luqman dikarenakan surah ini mengandung berbagai wasiat
dan nasihat yang disampaikan Luqman kepada adiknya.Adapun sebab
32
turunnya ayat 13-14 para mufasirberpendapat bahwa ayat ini turun
terhadap permasalahan Saád Bin Abi Waqash. Tatkala dirinya memeluk
islam lalu ibunya mengatakan kepadanya,”wahai Saád telah sampai
informasi kepadaku bahwa engkau telah condong (agama
Muhammad).Demi Allah SWT aku tidak akan berteduh dari teriknya
matahari dan angina yang berhembus,aku tidak akan makan dan minum
hhingga engkau mengingkari Muhammad dan kembali ke agamamu
sebelumnya,”Saád adalah laki-laki yang sangat dicintainya.
Tetapi Saád enggan untuk itu dan ibunya menjalani itu semua
selama tiga hari dalam keadaan tidak makan tidak pula minum serta tidak
pula berteduh sehingga Saád pun mengkhawatirkannya. Lalu Saád
menemui Nabi Muhammad SAW dan mengadukan sikap ibunya dan
turunlah ayat ini.
Kata Saád Ibn Abi Waqash: “Ibuku pernah berkata,bukankah
Allah memerintahkan agar engkau menyambung silaturahmi dan berbakti
kepada orangtua?Demi Allah aku tidak akan pernah makan makanan
apapun dan minum minuman apapun hingga engkau mengingkari
Muhammad.Dan dia benar-benar tidak makan dan tidak minum sampai
orang-orang harus membuka mulutnya dengan paksa, agar dapat
memberinya minum. (Abdullah Ibn Ahmad Ibnu Hambal, cet pertama
:84). Maka turunlah ayat yang artinya :
“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada
kedua ibu bapaknya,ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah
33
bertambah-tambah,dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah
kepada-Ku dan kedua ibu bapakmu,hanya padaKu lah kembali.
Menurut Al-Biqaí ayat 14: Bagaikan menyatakan hal itu kepada
anaknya sebagai nasihat kepadanya, padahal kami telah mewasiatkan
anaknya dengan wasiat itu seperti apa yang dinasehatkannya menyangkut
hak kami. Thahir Ibn Ásyur berpendapat bahwa jika kita menyatakan
bahwa Luqman bukan seorang Nabi, maka ayat ini adalah sisipan yang
sengaja diletakkan setelah wasiat Luqman yang lalu tentang keharusan
mengesakan Allah dan mensyukuri-Nya.Allah menggambarkan betapa Dia
sejak dini telah melimpahkan anugrah kepada hamba-hamba Nya dengan
mewasiatkan anak agar berbakti kepada orang tuanya.
Di ayat 14 tidak menyebutkan jasa bapak, tetapi lebih menekankan
jasa ibu, ini disebabkan karena ibu berpotensi untuk tidak dihiraukan oleh
anak karena kelemahan ibu berbeda dengan bapak. Di sisi lain peranan
bapak dalam konteks kelahiran anak lebih ringan dibanding peranan ibu.
Perkara ini diperkuat lagi dengan pengaruh yang lain. Kemudian
dipaparkanlah hubungan antara seorang anak kepada ayah dan ibunya
,dengan gaya bahasa yang penuh kasih sayang dan rahmat. ”Dan kami
perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua ibu dan
bapaknya.Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. (Sayyid Quthb,
2004:247).
34
Jadi dapat disimpulkan bahwa perintah bersyukur tidak hanya
bersyukur kepada Allah melainkan juga harus mensyukur kepada kedua
orang tua yang telah melahirkan dan merawat hingga tumbuh menjadi
dewasa.
D. Munasabah
Secara bahasa munasabah berarti saling mendekati dan sealing
menyerupai.Sedangkan menurut istilah, munasabah adalah ilmu yang
menjelaskan tentang berbagai hubungan antara ayat satu atau surah yang
satu dengan ayat atau surah yang lain.Segi-segi hubungana tersebut berupa
ikatan antara ám (umum) dan Khash (khusus),antara sebab akibat ,antara
abstrak dan konkrit, antara rasional dan irasional,antara illah dan
ma’lulnya atau hal yang berlawanan. (M.Gufron dan Rahmawati,2013:85).
Kata munasabah berasal dari kata واسب- يىسب - مىاسبة merupakan
bentuk tsulasi mujaradnya واسب yang berarti hubungan sesuatu yang lain,
munasabah berarti muroqobahatau kedekatan dan kemiripan. Dengan
demikian munasabah menurut istilah ialah adanya kecocokat, kepantasan,
keserasian antara ayat dengan ayat, antara surah dengan surah. (Budiharjo,
2012:39).
Oleh karena itrdju dapat disimpulan bahwa munasabah merupakan
keterkaitan antara surah yang satu dengan yang lainnya atau ayat satu
dengan ayat yang lainnya di dalam Al-Qurán. Maka pada surah Luqman
ini dapat dicari munasabah ayat yang sesuai dengan surah tersebut, baik
35
dari segi munasabah dengan surah lain atau dengan ayat lain lainnya,
berikut keterkaitannya dengan penulis deskripsikan di bawah ini:
1. Munasabah surah Luqman dengan surah sebelum dan sesudahnya
a. Muhasabah dengan Surah sebelum (Al-Rum)
Munasabah surah Luqman dengan surah sebelumnya (al-Rum)
adalah:
1) Dalam surah Luqman Allah SWT menerangkan bahwa
barangsiapa yang bersyukur kepada Allah SWT maka
sesungguhnya ia bersyukur untuk kemaslahatan dirinya sendiri.
Dia sedikitpun tidak merugikan Allah SWT, sebagaimana yang
bersyukur tidak menguntungkan-Nya. Karena, sesungguhnya
Allah SWT Maha Kaya tidak butuh kepada apapun, lagi Maha
Terpuji oleh makhluk di langit dan di bumi.
2) Sama-sama sebagian besar diturunkan sebelum hijriah.
3) Sama-sama terkandung ayat yang melarang untuk berbuat
musyrik.
4) Dibagian akhir sama-sama menerangkan tentang kebangkitan.
b. Muhasabah dengan Surah As-Sajdad
Adapun kesamaan antara surah Luqman dan As-Sajdad antara lain:
1) Surahnya sebagian besar sama-sama diturunkan sebelum hijriah.
2) Dibagian awal surah sama-sama diawali dengan (alif lam mim).
3) Sama-sama membahas tentang kekuasaan Allah.
36
4) Kedua surah ini dikenal sebagai surah sajjadah Luqman karena
suratnya berdampingan.
c. Muhasabah surah Luqman ayat 13 dan 14
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada
anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku,
janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
(QS. Luqman ayat 13).
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada
dua orang ibu- bapanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua
tahun.Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu,
hanya kepada-Kulah kembalimu”. (QS. Luqman ayat 14).
Dari ayat 13 diawali dengan huruf (ؤ) di awal ayat 14 juga
diawali dengan huruf (ؤ).Di dalam nasehat Luqman ayng terkandung
dalam ayat 13 bahwasanya manusia dilarang menyekutukan Allah
atau hanya beriman kepada Allah itu menduduki tataran pertama.
Kemudian di ayat ke 14 yang sebenarnya bukan termasuk nasehat
Luqman mengisyaratkan kepada manusia untuk berbakti kepada
37
kedua orang tua yang merupakan kewajiban kedua stelah beriman
kepada Allah, kitab Allah, dan Rasul Allah.
d. Muhasabah surah Luqman ayat ke 14 dan 15
Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat
baik) kepada dua orang ibu-bapanya. Ibunya telah mengandungnya
dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya
dalam dua tahun.Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. Luqman ayat 14).
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan
dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka
janganlah kamu mengikuti keduanya dan pergaulilah keduanya di
dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku,
kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. Luqman ayat 15).
Di ayat 14 diawali dengan huruf (ؤ) dan di awal ayat 15 juga
diawali dengan huruf (ؤ). Di dalam ayat ke 14 Allah mengisyaratkan
38
kepada manusia untuk taat dan berbakti kepada orang tua, yang telah
sudah payah dalam mengandung selama kurang lebih sembilan bulan,
melahirkan dengan sangat sulit bahkan hidup dan mati pun
dipertaruhkan, menyusui, merawat, dan membesarkan, mencarikan
nafkah dengan keadaan yang tidak menentu. Sebagai gambaran
renungan kepada anak jika membantah perintah orang tua, atau
durhaka terhadap kedua orang tua.
Di ayat 15 Allah memerintahkan manusia untuk tidak
mematuhi perintah orang tua yang melanggar syariat agama, akan
tetapi harus memperlakukan dengan baik. Ayat ini sebagai dasar
bahwasanya tidak semua perintah orangtua itu harus dituruti, karena
tidak semua perintah orang tua itu selalu berdampingan dengan ajaran
agama, terkadang orang tua menyuruh anaknya untuk ingkar terhadap
nikmat Allah, bahkan lebih parah yaitu menyekutukan Allah dengan
perkara yang lain.
Diakhir ayat 14 Allah menyisyaratkan bahwa hanya kepada
Allah tempat kembali manusia, kalimat itu menegaskan bahwasanya
setiap perbuatan yang didasari niat kepada Allah, maka di akhirat
akan dikembalikan amal itu kepada yang diniati dan sesungguhnya
amal yang diniati untuk selain Allah tidak akan mendapatkan manfaat.
(Bangkit Putra D, 2017 : 45).
39
BAB IV
ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QURÁN
SURAH LUQMAN AYAT 14 DAN 15
A. Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak yang Diajarkan dalam Al Qurán Surat
Luqman Ayat 14 dan 15
1. Berbakti Kepada Kedua Orang tua
Firman Allah dalam QS. Luqman ayat 14 dan 15
Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
kepada dua orang ibu- bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua
tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu,
hanya kepada-Kulah kembalimu.
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan
aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka
janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di
dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku,
kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan
40
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Departemen Agama RI, Al-
Qurán dan Terjemahnya, 1898:655).
Perintah berbakti kepada kedua orang tua yang dimuat pada
kedua ayat tersebut, dinilai oleh banyak ulama bukan bagian dari
pengajaran Luqman kepada anaknya.Ia disisipkan dalam Al-qurán
untuk menunjukkan betapa penghormatan dan kebaktian kepada orang
tua menempati tempat kedua setelah pengagungan kepada Allah SWT.
Perintah berbuat baik kepada orang tua sering-sering digandengkan
dengan perintah menyembah Allah SWT. Hal ini dilihat pada surah
Al-Isyra‟ ayat 23 yang berbunyi:
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu
jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik
pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. (QS. Al-Isra‟: 23).
Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang mulia. Tetapi kendati nasehat ini bukan
41
nasehat Luqman, namun tidak berarti bahwa beliau tidak
menasehati anaknya dengan nasehat yang serupa.Ulama menilai
ayat di atas sebagai lanjutan dari nasehat Luqman yang
menyatakan bahwa Luqman menyampaikan itu kepada anaknya
dengan wasiat ini seperti yang dinasehatkannya menyangkut hak
kami. Hanya saja kata ulama itu redaksinya diubah agar nasehat
tersebut mencakup semua manusia bukan hanya putra Luqman itu.
(M.Quraish Shihab, 2003: 133-134).
Dalam kaitannya dengan berbakti kepada kedua orang tua, ada
beberapa hal yang merupakan pengecualian menaati kedua orang
tua, sekaligus menggarisbawahi wasiat Luqman kepada anaknya
tentang keharusan meninggalkan kemusyrikan dalam bentuk serta
kapan dan di manapun. Ayat diatas menyatakan: Dan jika
keduanya, apalagi kalau hanya salah satunya. Lebih-lebih kalau
orang lain yang yang bersungguh-sungguh memaksamu
mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, apalagi setelah engkau mengatahui
bila menggunakan nalarmu, maka janganlah engkau mematuhi
keduanya. Namun demikian jangan memutuskan hubungan
dengannya atau tidak menghormatinya, tetapi tetaplah berbakti
kepada keduanya selama tidak bertentangan dengan ajaran
agamamu, dan pergaulilah keduanya di dunia yakni selama mereka
hidup dan dalam urusan keduniaan, bukan aqidah dengan
42
pergaulan yang baik, tetapi jangan sampai hal ini mengorbankan
prinsip agamamu. (Ahsanul FuadiTafsir Al-Misbah, Volume 11 :
131-132).
Diantara hal-hal yang perlu dilakukan untuk menunjukkan rasa
hormat kepada orang tua diantaranya:
a. Mencintai dan sayang kepada orangtua
Seorang muslim menyadari bahwa kedua orangtuanya
memiliki jasa yang besar terhadapnya, karena keduanya telah
mengerahkan pikiran dan tenaga untuk menyenangkan anaknya.
Oleh karena itu, meskipun seorang muslim telah mengerahkan
kemampuannya untuk menghormati, namun tentu saja belum
mampu membalasnya.
b. Mentaati kedunya
Seorang muslim hendaknya mentaati perintah keduanya,
kecuali apabila kedua orang tua menyuruh berbuat maksiat
kepada Allah SWT.
c. Menanggung dan menafkahi orang tua
Seorang muslim juga hendaknya menanggung dan
menafkahi orangtua agar ia memperoleh keidhaan Allah. Jika
ia seorang yang berharta banyak, lalu orang tuanya butuh
kepada sebagian harta itu, maka ia wajib memberikannya.
(Fika Pijaki Nufus, dkk, jurnal ilmiah VOL.18, No 01, 2017 :
21). Jadi sudah semestinya sebagai seorang anak kita harus
43
berusaha membalas jasa-jasa kedua orangtua kita dengan
memberikan nafkah sesuai dengan kempuan yang kita miliki
meskipun jasa orangtua sebenarnya tidak akan terbalaskan
karena terlalu banyak sehingga tidak terhitung jumlahnya.
d. Berbuat baik kepada keduanya
Seorang muslim berusaha untuk berbuat baik kepada
kedua orang tuanya meskipun keduanya non muslim. Asma
binti Abu Bakar berkata, “ibuku pernah datang kepadaku
dalam keadaan musyrik di masa Quraisy ketika Beliau
mengadakan perjanjian (damai) dengan mereka, lalu aku
meminta fatwa kepada Rasulullah SAW, aku berkata,
“wahai Rasulullah, ibuku datang kepadaku karena berharap
(bertemu) denganku.Bolehkan aku sambung (hubungan)
dengan ibuku? “beliau menjawab, “Ya, sambunglah
(hubungan) dengan ibumu. (HR.Muslim).
e. Menjaga perasaan keduanya dan berusaha membuat ridha
orang tuanya
Seorang muslim juga harus menjauhi ucapan atau
tindakan yang menyakitkan hati orang tuanya meskipun
sepele. Contohnya dengan menjaga sikap serta perkataan
terhadap kedua orangtua.
44
f. Tidak memanggil orang tua dengan namanya
Seorang anak hendaknya memanggil orang tuanya tidak
dengan namanya. Oleh karena itu, ia panggil bapaknya “abi”dan
ia panggil ibunya “Ummi, Abu Hurairah Ra pernah melihat ada
dua orang, lalu ia bertanya kepada salah satunya tentang
hubungannya dengan yang satu lagi, ia berkata, “ia adalah
bapakku”maka Abu Hurairah berkata, “janganlah kamu panggil
ia dengan namanya, jangan berjalan di depannya dan jangan
duduk sebelumnya. “(Diriwayatkan oleh Bukhori salam Al
Adabul Mufrad). (Fika Pijaki Nufus, dkk, jurnal ilmiah VOL.18,
No 01, 2017 : 22).
Namun apabila kedua orang tua telah meninggal dunia
seorang anak tetap dapat menghormati keduanya dengan cara
yang berbeda. Diantaranya:
a. Menshalati keduanya, yang dimaksud menshalati di sini
yaitu mendo‟akan keduanya setelah meninggal dunia.
Karena ini termasuk berbakti kepada orang tua. Sabda
Rasulullah SAW : “Apabila manusia sudah meninggal,
maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal, sedelah
jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan amal shalih yang
berbakti kepada orang tuanya.” (HR. Muslim).
b. Beristighfar untuk keduanya, orang tua adalah orang
yang paling utama bagi seorang muslim untuk
45
dido‟akan agar Allah mengampuni dosa mereka. Allah
SWT menceritakan kisah Nabi Ibrahim AS dalam Al-
Qur‟an :
Artinya : “Ya Tuhan Kami, beri ampunlah aku dan
kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin
pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)". (QS. Ibrahim :
41). (Tim Ar- Rahman, 2014: 134).
c. Menunaikan janji kedua orang tua, maksudnya adalah
menunaikan wasiat kedua orang tua dan melanjutkan
secara berkesinambungan amalan-amalan kebaikan
yang dahulu pernah dilakukan. (Tim Ar- Rahman,
2014: 134).
d. Memuliakan teman kedua orang tua, disebutkan dalam
sebuah hadist, Ibnu Umar RA pernah berpapasan
dengan seorang Arab badui di jalan menuju Mekkah.
Kemudian Ibnu Umar mengucapkan salam kepadanya
dan mempersilahkannya naik ke atas keledai yang ia
tunggangi. Selanjutnya ia juga memberikan sorbannya
yang ia pakai. Ibnu Dinar berkata: “Semoga Allah
memuliakanmu, mereka itu orang Arab badui dan
mereka sudah terbiasa berjalan. “Ibnu „Umar berkata:
46
sungguh, dulu ayahnya teman Umar bin Khattab dan
aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya bakti anak yang terbaik ialah seorang
anak yang menyambung tali persahabatan dengan
keluarga teman ayahnya setelah ayahnya tersebut
meninggal dunia.” (Tim Ar- Rahman, 2014: 135).
e. Menyambung tali silaturrahmi dengan kerabat ibu dan
ayah
Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa ingin
menyambung silaturrahmi ayahnya yang ada di
kuburannya, maka sambunglah tali silaturahmi dengan
saudara-saudara ayahnya setelah meninggal. (Tim Ar-
Rahman, 2014: 136). Maka sebagai anak kita harus
senantiasa berbuat baik dan menghormati orang tua
baik yang masih hidup atau yang sudah meninggal
dunia, dari contoh di atas masih ada beberapa contoh
yang lain yang bisa kita temukan dalam kehidupan kita
sehari yang harusnya kita jadikan sebagai pedoman
dalam kehidupan bersama keluarga dan orang tua.
2. Perintah Bersyukur
Kata syukur yang dikutip oleh Ida Shobibah dalam kamus
Kontemporer Arab-Indonesia, berasal dari bahasa arab kata
dasar “Syakara” yang artinya berterima kasih, bentuk masdar
47
dari kalimat ini adalah syukr,syukraan yang artinya rasa terima
kasih. (Ida Fitri Shohibah, 2013: 23). Syukur dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah pujian sebagai rasa terima kasih
kepada Allah SWT, dan untunglah (menyatakan perasaan lega,
senang, dan sebagainya. (Ida Fitri Shohibah, 2013:23).
Firman Allah:
Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat
kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah dan
barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya
ia bersyukur untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang tidak
bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji". (QS. Luqman ayat 12).
Pada ayat tersebut telah dijelaskan bahwasanya seorang hamba
diperintah untuk bersyukur atas segala nikmat yang telah Allaha
berikan kepada umat manusia, karena sesungguhnya nikmat yang
telah Allah berikan tidak terbatas oleh apapun juga.Salah satunya
nikmat kesehatan, kita bisa memberikan contoh seperti pasien di
rumah sakit yang sangat ingin merasakan sehat sedangkan kita
diberikan kesehatan untuk bisa melakukan semua kegiatan tidak
48
ada alasan untuk enggan bersyukur terhadap segala nikmat Allah
yang tidak terhingga ini.
Selain itu juga memiliki seorang anak juga anugrah atau rahmat
yang diharapkan dalam setiap keluarga dan semestinya harus
disyukuri, karena banyak juga orang dengan pernikahan bertahun-
tahun tetapi belum dikaruniai seorang anak tetapi walau terkadang
tingkah laku seorang anak membuat pusing orang tua namun juga
sebagai orang tua yang baik yang telah dipercaya oleh Allah kita
akan senantiasa belajar dari seorang anak tersebut, bagaimana cara
mendidik yang baik, karena bagaimanapun juga di dunia ini
seorang manusia akan senantiasa belajar dan terus belajar dari
segala kejadian yang sudah mereka alami.
Ungkapan rasa terimakasih (syukur) itu dapat diwujudkan
dalam tiga bentuk atau tiga cara, yaitu:
1.) Melalui hati, tercermin dengan timbulnya rasa puas, rasa
gembira, dan pengakuannya terhadap nikmat yang diterimanya
itu datangnya dari Allah SWT.
2.) Melalui ucapan, syukur melalui ucapan tercermin dalam
ucapan pujian terhadap Allah SWT, misalnya dengan ucapan
“Alhamdulillah”.
3.) Melalui perbuatan, syukur kepada Allah dengan jalan menaati
segala perintah dan menjauhi larangan-Nya, menggunakan
49
segala nikmat yang diterimanya untuk berbuat kebaikan san
juga melakukan sujud syukur.
Satu hal yang perlu diperhatikan bagi siapa saja yang
ingin bersyukur kepada Allah SWT, haruslah didasari dengan
niatan yang bersih dan betul-betul ikhlas Lillahi ta’ala, tanpa
ada tendensi yang lainnya. (Yunus Hanis Syam, 2012: 50-51).
Adapun hikmah dibalik syukur yaitu:
1) Orang yang bersyukur akan selalu mendapatkan tambahan
nikmat dari Allah SWT, sebaliknya orang yang ingkar dan
tidak pernah mau bersyukur kepada Allah akan mendapatkan
siksa dan murka-Nya. Hal ini sesuai dengan firman-Nya dalam
QS. Ibrahim ayat 7
Artinya: “Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhanmu
memaklumkan "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti
Kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih". (QS. Ibrahim ayat 7).
Apa yang telah difirmankan Alla SWT tersebut dapat kita
lihat contohnya dengan perlakuan Allah kepada Qarun yang
ditenggelamkan ke dasar bumi beserta kekayaan atau harta
50
bendanya sebagai akibat keingkaran yang dilakukan terhadap
segala kenikmatan yang telah didapatkannya. (Yunus Hanus
Syam, 2012: 58) karena dengan adanya contoh dan fenomena
yang nyata yang terjadi di dunia ini sudah sepantasnya manusia
bersyukur kepada Allah SWT.
2) Orang yang bersyukur nikmat akan merasakan kepuasan batin
sehingga orang itu akan selalu mendapatkan kebahagiaan.
Berbeda dengan orang yang ingkar terhadap nikmat Allah
SWT, jiwanya akan selalu haus tidak terpuaskan dan akan
selalu tersiksa batinnya. Hal itu tidak jauh berbeda dengan
ungkapan orang kaya yang terasa miskin jiwanya. Meskipun
hidupnya sudah bergelimang dengan harta akan tetapi ia akan
senantiasa kurang dan kurang. Berbeda dengan orang yang
mempunya harta atau tidak mempunyai harta namun hatinya
selalu tenang, merasa kepuasan dalam jiwanya maka inilah
yang disebut orang kaya yang sebenarnya. (Yunus Hanus
Syam, 2012: 59). Maka ia akan senantiasa bersyukur atas
berapapun rezeki yang telah Allah berikan kepadanya.
3) Syukur nikmat merupakan perintah dari agama islam
Oleh sebab itu, orang yang bersyukur atas nikmat dan
karunia Allah SWT disertai dengan niat yang tulus iklas semata
untuk Allah STW, maka perbuatan itu termasuk ibadah. Dan
sesungguhnya setiap perbuatan hamba yang bernilai ibadah
51
maka oleh Allah akan diberikan imbalan berupa pahala dan
hanya Allah lah yang tau saja besarnya .(Yunus Hanus Syam,
2012: 60).
Berikut ini merupakan cara bersyukur kepada Allah atas
segala nikmat yang tidak terkira, kenikmatan yang dikatakan
oleh Imam Ghazali dikatakan sebagai kebahagiaan, kebaikan,
kekuatan, dan segala macam keinginan yang dapat terpenuhi
dan kita rasakan, pada hakikatnya terbagi menjadi 2 macam,
yaitu:
a) Kenikmatan yang bersifat fitri atau azaki, yaitu
kenikmatan yang diberikan Allah sejak manusia
dilahirkan. Misalnya mata untuk melihat, telingan untuk
mendengar, hati (akal) untuk berfikir, serta bagian
tubuh yang lainnya yang sangat dibutuhkan oleh
manusiadalam hidup di dunia. Sebagaimana dalam
surah an-Nahla ayat 78 sebagai berikut:
Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut
ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun,
dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati, agar kamu bersyukur.
52
b) Kenikmatan yang dirasakan pada waktu yang akan
datang (tidak langsung diberikan ketika lahir). Yang
termasuk dalam golongan ini adalah seperti
diciptakannya berbagai tanaman, berbagai macam
hewan, bumi, dan semua yang terkandung didalamnya.
( Yunus Hanus Syam, 2012: 61).
3. Tempat kembalinya Manusia
Kehidupan dunia sejatinya adalah perjalanan manusia menuju
atau kembali kepada Allah asalnya.Namun, manusia sering kali lupa
diri dan tujuannya karena tergoda nikmatnya kehidupan dan
gemerlapnya dunia.Oleh karena itu, Allah mengingatkan dalam Al-
qur‟an, “Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu dan berserahlah
dirilah kepada-Nya.”(QS. Az-Zumar (39) : 54). Penanaman adanya
tempat kembali harus ditanamkan kepada umat manusia agar
senantiasa menerima dan mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan
kepadanya. Dunia merupakan tempat beristirahat dan kehidupan yang
kekal adalah akhirat, diakhirat semua amal manusia akan
dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT, orang yang berat
timbangan amal kebaikannya akan dijanjikan surga oleh Allah
sedangkan orang yang berat timbangan keburukannya akan
dimasukkan ke dalam neraka. Maka dari itu sebagai hamba Allah kita
harus senantiasa mengingat bahwa setelah ini akan adanya hari
pembalasan.
53
Thahir Ibn „Asyur berpendapat bahwa jika kita menyatakan
bahwa Luqman bukan seorang Nabi, ayat ini adalah sisipan yang
sengaja diletakkan setelah wasiat Luqmanyang lalu tentang keharusan
meng-Esakan Allah dan mensyukuri-Nya. Dengan sisipan ini, Allah
menggambarkan betapa Dia sejak dini telah melimpahkan anugrah
kepada hamba-hamba-Nya dengan mewasiatkan anak agar berbakti
kepada kedua orang tuanya.Dengan demikian, anugrah ini tetap
mencakup Luqman sebagai ganjaran atas perhatiannya memulai
nasehatnya kepada anaknya agar memerhatikan hak Allah.Jangan
sampai dipersekutukan. Dalam konteks ayat ini, Ibn Ásyur
mengemukakan riwayat bahwa Luqman ketika menyampaikan nasehat
ini kepada anaknya, dia menyampaikan juga bahwa: “sesungguhnya
Allah telah menjadikan aku rela kepadamu sehingga Dia tidak
mewasiatkan aku terhadapmu. Tetapi Dia belum menjadikan engkau
rela kepadaku maka Dia mewasiatkan berbakti kepadaku. Demikian
antara lain Ibn „Asyur. (Zainal Arifin, 2017:76-77).
4. Larangan menyekutukan Allah SWT (syirik).
Syirik menurut bahasa berasal dari kata syaraka yang memiliki arti
kongsi, saham, andil, kerjasama. (Zainal Arifin, 1996 : 226).
Sedangkan syirik menurut istilah adalah mengi‟tikadkan sesuatu
selaian Allah SWT sebagai perubah takdir dan pengatur alam. (H.M.
Ashaf Shaleh, op cit : 48). Syirik adalah menyekutukan Allah SWT
dalam rububiyyah-Nya ,Uluhiyyah-Nya, asma’(nama-nama) maupun
54
sifat-Nya. Jika seorang hamba meyakini bahwa ada tuhan selain Allah
SWT yang berhak untuk disembah, meyakini ada sang pencipta atau
penolong selain Allah SWT , maka ia telah musyrik. Umumnya yang
dilakukan manusia adalah menyekutukan dalam uluhiyahNya, yaitu
dalam hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdoa
kepada selain Allah di samping berdoa kepada Allah, atau
memalingkan sesuatu bentuk ibadah selain kepada Allah. (Roli Abdul
Rahman, 2009 : 33).
Klasifikasi Dosa Syirik dilihat dari sifat dan tingkat sanksinya
syirik dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Syirik besar adalah menjadikan bagi Allah sekutu, dia
berdoa kepada hanya seperti berdoa kepada Allah. Ia takut,
harap, dan cinta kepadanya seperti ibadah kepada Allah
SWT. (Margiono, 2011 : 34). Syirik besar adalah
memalingkan suatu bentuk ibadah kepada selain Allah,
seperti berdoa kepada selain Allah atau mendekatkan diri
kepadanya dengan menyebelih kurban dan bernadzar untuk
selain Allah,baik untuk kuburan, jin atau setan, dan lainnya.
Atau seseorang takut kepada orang mati yang akan
membahayakan dirinya, atau mengharapkan sesuatu kepada
selain Allah yang tidak kuasa memberikan menfaat ataupun
mudarat, atau orang yang meminta sesuatu kepada selain
55
Allah. Allah tidak akan mengempuni dosa syirik,
sebagaimana firman Allah berikut ini :
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni
dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain
dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh
ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An-Nisa‟: 48).
Jadi disimpulkan bahwa Allah SWT sangat
membenci orang yang berdosa besar dengan cara syirik,
maka seorang muslim kita senantiasa untuk memelihara
keimanan kita supaya tidak terjerumus dalam dosa-dosa
syirik.
b. Syirik kecil dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Dalam bentuk
ucapan misalnya, bersumpah dengan selain nama Allah,
Rasulullah bersabda :”Barang siapa bersumpah dengan selain
nama Allah maka ia telah berbuata kufur atau syirik”.
56
Contoh perilaku-perilaku syirik yang sering terjadi di
masyarakat, diantaranya sebagai berikut :
a. Riya‟
Adalah bukan yang beramal karena Allah, melainkan
karena ingin dipuji atau dilihat orang. Riya‟ termasuk
syirik, sebagaimana sabda Rasulullah yang artinya :
“sesuatu ayng amat aku takuti akan menimpa kamu islah
syirik kecil. Nabi ditanya tentang hal ini, maka beliau
menjawab, ialah riya‟.( HR. Ahmad).
b. Sihir
Sihir adalah kejadian luar biasa yang sifatnya menipu dan
didasari ilmu-ilmu hitam dengan tujuan kejahatan. Mereka
yang melakukan sihir atau mendatangi dukun untuk
mencelakakan orang lain dengan cara guna-guna, tenung,
santet, dan yang lainnya. Sihir haram hukumnya dilakukan
karena meyakini selain Allah sebag penolong.( Sutrisno
Hadi, 1993: 7).
c. Meramal
Ucapan yang menyebutkan suatu peristiwa akan terjadi
pada masa yang akan datang dengan dasar pada
persangkaan dan petunjuk atau tanda-tanda yang bukan
dari Allah. Perbuatan ini termasuk syirik karena masa
depan sifatnya ghaib dan juga karena percaya bawah
57
dukun atau peramal itu lebih mengetahui dari Allah SWT.
(Ibnu Hajar, 1999 : 274).
d. Nusyrah
Adalah pengobatan yang dilakukan terhadap orang yang
diduga kemasukan jin atau terkena sihir dengan
menggunakan kekuatan janji. Maksudnya kekuatan yang
ditimbulkan dengan bantuan makhluk tertentu dengan
suatu ikatan perjanjian.( Ibnu Hajar, 1999 : 276)
e. Tamaim ( Jimat)
Yaitu sesuatu yang dikalungkan di leher atau bagian dari
tubuh seseorang yang bertujuan mendatangkan manfaat
atau menolak kejahatan, dalam bahasa masyarakat disebut
jimat.Memakai azimat termasuk perbuatan syirik karena
mengandung unsur meminta atau mengharapkan sesuatu
kepada kekuatan lain selain Allah SWT. (
NashruddinBaidan, 1998: 31). Contoh dari azimat yang
sering kita temui dalam kehidupan yaitu ibu hamil harus
memakai bengle dan peniti yang dikaitkan dengan baju
sebagai penjagaan agar tidak diganggu oleh makhluk
halus.
58
Akibat negative perbuatan syirik yang akan terjadi
diantaranya :
1). Sulit menerima kebenaran Allah
2). Munculnya perasaan bimbang dan ragu
3). Hanya akan memperoleh kesenangan sementara
4.) Amalan dan harta yang dinafkahkan akan sia-sia
5.) Orang musyik dinilai orang yang terburuk
6.) Menjadi musuh Allah
7.) Dijanjikan mendapat siksa neraka
B. Aplikasi Nilai-nilai Pendidikan akhlak dalam Al-qurán surah
Luqman ayat 14 dan 15 dalam kehidupan bermasyarakat
Dalam ayat tersebut kita dapat mengaplikasikan apa saja
nilai-nilai yang dapat ditanamkan pada anak dalam hubungan
bermasayarakat kaitannya dengan bagaimana cara mengormati
orangtua melalui pendidikan-pendidikan akhlak dan karakter
mereka. Terdapat dua tahapan usia anak-anak hingga mencapai
masa balighnya. Tahapan yang pertama adalah sebelum tamyiz dan
tahapan yang kedua adalah sesudah tamyiz.Pengertian tamyiz yaitu
masa dimana anak-anak telah dapat membedakan sesuatu dengan
59
baik.Anak dapat membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk atau berbahaya bagi dirinya.
Pencapaian usia tamyiz akan sangat dipengaruhi dengan
pelajaran, peringatan, dan arahan dari kedua orangtua yang dapat
dipahami oleh anak seiring dengan pertumbuhan akan si anak.
(Prabowo, 2017 : 30). Dalam mendidik anak hendaknya orangtua
hendaknya memiliki ketentuan-ketentuan atau konsep untuk dapat
mencapai tujuan yang diinginkan yaitu membentuk karakter dan
kepribadian anak supaya anak ini dapat terus beerlanjut untuk
menerapkannya di dalam kehidupan social yang akan mereka
alami. Konsep-konsep tersebut diantaranya :
a. Memberikan pendidikan Tauhid
Tauhid merupakan landasan islam yang paling penting
bagi anak, oleh karenanya mengajarkan pendidikan tauhid
terhadap mereka merupakan kewajiban yang mutlak dan utama.
Sebagaimana Luqman telah mengajarkan tauhid kepada anaknya.
Firman Allah :
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya,
di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah
60
kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan
(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS.Luqman :
13).
Jadi, apabila seorang anak sudah diajarkan tentang
ketauhidan maka harapannya ia akan tau kalau perbuatan yang
dilakukan akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT di
akherat kelak, percaya aka nada tempat kembalinya manusia yaitu
kepada Allah SWT dan juga anak bisa diajarkan bagaimana cara
mensyukuri nikmat-nikmat yang diberikan oleh Allah SWT sejak
dia lahir kedua hinggan dewasa, karena banyak sekali nikmat yang
telah Allah berikan kepada anak-anak sehingga tidak terhitung
nikmat Allah tersebut.
b. Mengajarkan adab dan akhlak
Seperti yang selalu kita ketahui bahwa pendidikan yang
utama bagi anak adalah keluarga. Secara garis besar ada banyak
macam adab, etika, dan akhlak yang harus diajarkan kepada
anak.beberapa macam tersebut diantaranya adalah:
1. Adab dan akhlak kepada Allah SWT, seperti penghambaan,
tidak syirik, mentaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-
Nya.
61
2. Adab dan akhlak terhdapat Rasulullah SAW, seperti mengenal
beliau sebagai Nabi dan Rasul terakhir, melaksanakan sunah-
sunahnya serta meniru akhlaknya.
3. Adab dan akhlak terhadap diri sendiri dan sesama manusia,
seperti adab makan, tidur, berpakaian, bertamu, meminta
izin, dan bertutur kata kepada orang yang lebih tua.
4. Adab dan akhlak terhadap hewan dan tumbuhan yang sesuai
dengan tuntunan syariat, seperti tindak menyakiti, tidak
menyiksa, dan memberinya makan dan minum serta
merawatnya. (Azizah Maulina E, 2016 : 44).
c. Bersikap lemah lembut terhadap anak dan bersikap tegas bila
diperlukan
Adakalanya orang tua harus bersikap lembut dan
mengasihi anaknya.Namun, orang tua juga perlu bersikap
tergas bila diperlukan.Sikap tegas terhadap anak terkadang
juga diperlukan manakala anak melanggar ketentuan
syariat.Sikap tegas yang dimaksud bukanlah sikap kasar,
kekerasan, atau menganiaya, tetapi sikap tegas disini
ditujuan sebagai metode pendidikan anak untuk
mmeberikan efek jera. (Azizah Maulina E, Vol.5 No.2,
2017: 425). Jadi hal ini juga sekaligus mengajarkan anak
untuk senantiasa menghormati kedua orang tuanya dan
62
menyadari bahwa apa yang dilakukan orang tuanya semata-
mata demi kebaikan dirinya.
d. Melalui contoh dan teladan dari orang tuanya
Pada hakikatnya seorang anak akan cenderung meniru
perilaku dari keduanya karena ia akan melihat bagaimana orang
tuanya beraktifikas sehari-hari baik di dalam rumah atau di dalam
bermasyarat. Jadi selaku orangtua diharapkan dapat mengontrol
perilaku yang biasa dilakukan, jangan sampai perilaku buruk
orahngtua diturunkan kepada anak-anaknya karena pendidikan
akhlak pada dasarnya lebih mudah dibandingkan dengan
mengajarkan kepada orang dewasa.
Jadi maksud dari pengaplikasian nilai-nilai pendidikan
akhlak dalam Al-Quran surah Luqman ayat 14 dan 15 dalam
bermasyarakat disini yaitu bagaimana cara orang tua dalam
mendidik putra putrinya supaya mereka siap ketika seorang anak
tersebut terjun langsung ke dalam kehidupan bermasyarakat agar
mereka mengetahui apa yang harus mereka kerjakan ketika ia telah
mendapatkan pendidikan ketauhidan, dengan bagaimana cara
bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat kesehatan dan riski yang
telah Allah berikan, kemudian dengan pendidikan adab dan akhlak
yang diharapkan anak tersebut mampu membedakan mana yang
baik dan yang buruk yang boleh dikerjakan seperti berbuat baik
terhadap tetangga, menegur sapa saat bertemu, saling menolong
63
dalam hal kebaikan. Dan juga pemberian teladan yang baik supaya
anak bisa meniru perbuatan baik yang telah dicontohkan oleh
kedua orang tuanya.
e. Mengajak anak saat menjenguk orang sakit
Dalam hal ini orang tua membantu anak melalui pembinaan
ikatan-ikatan sosial kemasyarakatan bagi anak-anak. Selain itu
orang yang sedang sakit ketika dijenguk akan merasa sangat
senang sehingga termotivasi untuk sembuh. Demikianlah kita
temukan bahwa Rasulullah SAW menggunakan setiap kesempatan
untuk menanamkan sesuatu kepada anak.Setiap pertemuan beliau
mengajarkan ilmu yang berguna, dan setiap ada acara beliau
gunakan untuk membiasakan anak-anak untuk melakuikan
kebaikan. (Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, 2003 : 212).
f. Memilihkan teman yang baik
Diantara sunah kehidupan bermasyarakat yang begitu
mengakar di antara sesama manusia adalah persahabatan. Adalah
tabiat antara manusia satu dengan yang lain untuk menjalin
komunikasi, berkenalan dengan sesama, dan hidup dalam
persaudaraan. Jika orang tua pandai-pandai dalam memilihkan
teman yang shalih bagi anaknya, mereka telah membuka pintu
pendidikan dalam memperbaiki dan mengembangkan anak
tersebut. (Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, 2003 : 213).
64
Dalam hal ini bukan memilihkan antara teman yang kaya
atau yang miskin, namun memilihkan teman yang baik sifat dan
akhlaknya sehingga anak kita bisa meniru akhlak baik dari
temannya.
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan dari pembahasan dan
analisis hasil dari penelitian tentang nilai-nilai pendidikan akhlak dalam
al-qur‟an surah Luqman ayat 14 sesuai rumusan masalah sebagai berikut:
1. Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak yang Diajarkan dalam Al Qurán
Surat Luqman Ayat 14 dan 15
a. berbakti kepada kedua orang tua
Perintah berbakti kepada kedua orang tua yang dimuat
pada kedua ayat tersebut, dinilai oleh banyak ulama bukan
bagian dari pengajaran Luqman kepada anaknya.Ia disisipkan
dalam Al-qurán untuk menunjukkan betapa penghormatan dan
kebaktian kepada orang tua menempati tempat kedua setelah
pengagungan kepada Allah SWT. Perintah berbuat baik kepada
orang tua sering-sering digandengkan dengan perintah
menyembah Allah SWT.Dalam kaitannya dengan berbakti
kepada kedua orang tua, ada beberapa hal yang merupakan
pengecualian menaati kedua orang tua, sekaligus
menggarisbawahi wasiat Luqman kepada anaknya tentang
keharusan meninggalkan kemusyrikan dalam bentuk serta
kapan dan di manapun.
66
b. Perintah bersyukur
Ungkapan rasa terimakasih (syukur) itu dapat
diwujudkan dalam tiga bentuk atau tiga cara, yaitu:
1). Melalui hati, tercermin dengan timbulnya rasa
puas, rasa gembira, dan pengakuannya terhadap
nikmat yang diterimanya itu datangnya dari Allah
SWT.
2). Melalui ucapan, syukur melalui ucapan
tercermin dalam ucapan pujian terhadap Allah
SWT, misalnya dengan ucapan “Alhamdulillah”.
3). Melalui perbuatan, syukur kepada Allah dengan
jalan menaati segala perintah dan menjauhi
larangan-Nya, menggunakan segala nikmat yang
diterimanya untuk berbuat kebaikan san juga
melakukan sujud syukur.
Satu hal yang perlu diperhatikan bagi siapa
saja yang ingin bersyukur kepada Allah SWT,
haruslah didasari dengan niatan yang bersih dan
betul-betul ikhlas Lillahi ta’ala, tanpa ada tendensi
yang lainnya.
67
c. Tempat kembalinya Manusia
Kehidupan dunia sejatinya adalah perjalanan
manusia menuju atau kembali kepada Allah
asalnya.Namun, manusia sering kali lupa diri dan tujuannya
karena tergoda nikmatnya kehidupan dan gemerlapnya
dunia.Oleh karena itu, Allah mengingatkan dalam Al-
qur‟an, “Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu dan
berserahlah dirilah kepada-Nya.”
d. Sedangkan syirik menurut istilah adalah mengi‟tikadkan
sesuatu selaian Allah SWT sebagai perubah takdir dan
pengatur alam. (H.M. Ashaf Shaleh, op cit : 48). Syirik
adalah menyekutukan Allah SWT dalam rububiyyah-Nya
,Uluhiyyah-Nya, asma’(nama-nama) maupun sifat-Nya.
Jika seorang hamba meyakini bahwa ada tuhan selain Allah
SWT yang berhak untuk disembah, meyakini ada sang
pencipta atau penolong selain Allah SWT , maka ia telah
musyrik. Umumnya yang dilakukan manusia adalah
menyekutukan dalam uluhiyahNya, yaitu dalam hal-hal
yang merupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdoa
kepada selain Allah di samping berdoa kepada Allah, atau
memalingkan sesuatu bentuk ibadah selain kepada Allah.
2. Aplikasi Nilai-nilai Pendidikan akhlak dalam Al-qurán surah
Luqman ayat 14 dan 15 dalam kehidupan bermasyarakat
68
a. Memberikan pendidikan Tauhid, Tauhid merupakan
landasan islam yang paling penting bagi anak, oleh
karenanya mengajarkan pendidikan tauhid terhadap mereka
merupakan kewajiban yang mutlak dan utama.
b. Mengajarkan adab dan akhlak, Seperti yang selalu kita
ketahui bahwa pendidikan yang utama bagi anak adalah
keluarga.
c. Bersikap lemah lembut terhadap anak dan bersikap tegas
bila diperlukan
d. Mengajak anak saat menjenguk orang sakit, Dalam hal ini
orang tua membantu anak melalui pembinaan ikatan-ikatan
sosial kemasyarakatan bagi anak-anak.
e. Memilihkan teman yang baik
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang didapatkan oleh
penulis pada penelitian ini, maka penulis mengemukakan beberapa saran,
diantaranya :
1. Dari hasil penelitian ini, maka seseorang seharusnya memiliki
akhlak yang baik terhadap orang tua atau orang lain dengan
melakukan perbuatan-perbuatan yang terpuji
2. Sebagai umat islam, pasti mengetahui bahwa apa yang kita
miliki adalah pemberian dari Allah SWT. Maka sebagai
69
seorang muslim kita harus senantiasa mensyukuri nikmat yang
telah diberikan oleh Allah SWT kepada kita semua.
3. Dari hasil akhir penelitian ini belum sepenuhnya sempurna,
mungkin masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan penelitian ini dapat dikaji lebih lanjut dan teliti
guna menambah wawasan dan pengetahuan.
70
DAFTAR PUSTAKA
Ibn Ahmad Ibnu Hambal,Abdulillah.Hadist-Hadist Imam Ahmadcet pertama.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Abdul Halim Mahmud, Ali.2004.Akhlak Mulia. Jakarta :Gema Insani.
Abdul Wahid, Sa‟ad. 2003.Tafsir al-Hidayah . Yogyakarta: Suara
Muhammadiyah.
Abdul Fida Isnail Kasir Ad- Dimasyqi,Al- Imam. 2006.Tafsir Ibnu Katsir juz 21
Terjemahan Bahtun Abu Bakar. Bandung : Sinar Biru Algesindo
Abdul Rahman Roli. 2009.Menjaga Aqidah dan Akhlak.Solo : Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri
Abdurrahman As-Suyuti, Jalaludin. 1951. Al-Itqon fi Ulumil Qurán.Kairo:
Musthafa al-Babi al-Halabi.
Al-Ashfani, Ar-Raghib.2017.Kamus Al-Qur’an Jilid 2. Jawa Barat: Pustaka
Khazanah Fawa‟id.
As- Saluum, Abdullah bin Fahd. 2013.Keajaiban Iman, Surabaya : Pustaka
Yasir
Baidan Nahruddin. 1998. Metodologi Penafsiran Al-Qurán . Yogyakarta:
Pustakan Pelajar Offsite
Bantanie, Syafi‟i. 2009 .Dahsyatnya Syukur.Jakarta: Qultummedia.
Budiharjo. 2012.Pembahasan Ilmu-Ilmu Al-Qurán.Yogyarakta :Tiara Wacana
Group
Candra, Mohammad, dkk Tim Ar-Rahman. 2014. Rangkuman Pengetahuan
Islam Lengkap.Jakarta : Erlangga
Dardjat,Zakinah. 1995. Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, cet 2.
Jakarta: Ruhama
Dewandaru, Bangkit Putra. 2017. Nilai-Nilai Pendidikan Keluarga Dalam Al-
Qur’an Surah Luqman ayat 12-19. Skripsi.Salatiga : IAIN Salatiga
Erzad, Azizah Maulina. 2016. Konsep Mendidik Anak Dalam Islam. Majalah
Idea. STAIN Kudus Jurusan Tarbiyah.
71
Fitria Shohibah,Ida. 2013. Dinamika Syukur pada Ulama Yogyakarta.Skripsi.
Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga.
Fuadi, Ahsanul dan Elsa. 2017. Nilai-nilai pendidikan dalam surah Luqmanul,
BELAJEA. Jurnal Pendidikan Islam vol 2, no 02.
Hadi Sutrisno. 1993.Metodlogi Riset, Jilid II. Yogyakarta: Offsite
Hanis Syam, Yunus. 2012. Sabar dan Syukur Bikin Hiduo Lebih Bahagia.
Yogyakarta : Media Pressindo
Iman al-Ghazali.2016.Terjemahan Minhajul Abidin.Yogyakarta: Diva Press
Kementrian Agama RI. 2014.Al-Qurán Terjemahan dan Tajwid. Bandung
:Sygma Examedia Arkaleema
Margiono.2011. Aqidah Akhlak.Jakarta : Yudhistira
Nipan, M. Abdul Halim. 2000. Menghias Diri Dengan Akhlak Terpuji.
Yogyakarta : Mitra Pustaka
Pijaki Nufus, Fika dkk. 2017.Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA, Konsep Pendidikan
Birrul Walidain dalam QS.Luqman ayat 14 dan QS. Al-Isra’ ayat 23-24
Prabowo, Ari. 2017.Pentingnya Berkisah Al-Qur’an dan Sunnah Bagi Anak
Usia Dini. Proceeding of The 2nd
Annual Conference on Islamic Early
Chilhood Edication.
Samsurrohman.2014. Pengantar Ilmu Tafsir. Jakarta: AMZAH.
Shihab, M. JQuraish.2007. Membumikan Al-Qur’an. Bandung: PT.Mizan
Pustaka.
. 2003.Tafsir al Misbah, Pesan kesan dan keserasian Al-Qur’an juz 11. Jakarta:
Lentera Hati.
Suaidi, Pan. 2016. Almulida Vol 1 Juli – Desember.
Suwaid, M. Nur Abdul Hafizh. 2003. Mendidik Anak Bersama Nabi. Solo:
Pustaka Arafah
Qutbh, Sayyid.2004.Tafsir fi Zhilalil Qurán jilid 17, cet 1. Jakarta: Gema Insani
72
Zainudin,et. 2009.Pendidikan Islam dari Paradigma Klasik hingga
Kontemporer.Malang : UIN Malang Press
Zuhaily, Wahab.2003.Tafsir al Munir, Vol.XI.Beirut : Dar al-Fikr.
73
LAMPIRAN
74
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Bahwa yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Nurul Atika
Tempat, Tanggal Lahir : Kab. Semarang , 18 Januari 1997
Kwarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Nama Ayah : Muntasir
Nama Ibu : Siti Sangadah
Alamat : Dusun Domas, Desa Lebak, RT 01/ RW 04
Kec. Bringin, Kab. Semarang
Email : [email protected]
No. Hp : 085225302448
Menerangkan dengan sesungguhnya :
RIWAYAT PENDIDIKAN
MI NURUL ISLAM 01 WONOKERTO 2003-3009
MTs ROUDLOTUL FURQON BANYUBIRU 2009-2012
SMAN 01 BRINGIN 2012-2015
IAIN SALATIGA 2015-2020
Demikian Daftar hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 25 Februari 2020
Penulis
Nurul Atika
23010150176
75
76
77
78
79
80
81