nilai-nilai pendidikan akhlak dalam al-qur’an surat yusuf...

133
i NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF AYAT 8-18 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Siti Himatul Anisah NIM. 111 14 065 BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Upload: others

Post on 29-Jul-2020

34 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

i

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM

AL-QUR’AN SURAT YUSUF AYAT 8-18

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Siti Himatul Anisah

NIM. 111 14 065

BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

Page 2: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

ii

Page 3: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

iii

Page 4: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

iv

Page 5: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

v

Page 6: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

vi

MOTTO

ق الاعلام دب فوا الا“Orang yang beradab itu diatas orang yang berilmu”

(K. M. Chalim Abdus Syakur)

Page 7: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahlan untuk:

1. Keluarga tercinta Ayahanda Muslimun dan Ibunda Sofiatun yang tidak bosan

mendo’akan, dan yang telah mendidik serta merawat dengan penuh kerelaan

dan pengorbanan baik secara lahir maupun batin dengan iringan do’a

restunya.

2. Seluruh keluarga besar (Siti Basamah, Ahmad Turmudzi, Ahmad Sururi, Siti

Juwariyah, Mashudi, Muhammad Khalim, Tri Nuryani) yang selalu memberi

dorongan dan motivasi.

3. Bapak Kyai M. Chazim AS dan Kyai M. Chalim AS selaku Pengasuh Pondok

Pesantren Putri Darul ‘Ulum Reksosari, Suruh, Kab. Senarang yang selalu

membimbing, mendidik dan menasehati.

4. Bapak Drs. H. Nasafi, M.Pd.I selaku dosen pembimbing akademik yang

selalu membimbing selama 4 tahun.

5. Bapak Prof. Dr. H. Budihardjo. M.Ag. selaku pembimbing skripsi sekaligus

sebagai motivator sampai sampai selesainya penulisan skripsi ini.

6. Seluruh guru yang telah mendidik dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat

perguruan tinggi.

7. Seluruh sahabat, khususnya yang ada di Pondok Pesantren Putri Darul ‘Ulum

suruh, Pondok Pesantren Yasinta Salatiga dan teman PAI angkatan 2014 yang

selalu memberikan semangat dan motivasi untuk segera menyelesaikan

skripsi ini.

8. Seseorang spesial yang selama ini telah menyemangati serta mendo’akan.

Page 8: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

viii

KATA PENGANTAR

حيم ن ٱلره حم ٱلره بسم ٱلله

Segala puji bagi Allah swt, yang telah melimpahkan rahmat, taufik,

hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua. Sehingga penulis bisa

menyelesaikan skripsi ini, walaupun masih jauh dari kesempurnaan. Sholawat dan

salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad saw. sebagai

suri tauladan kita untuk mencapai kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.

Dengan penuh rasa syukur penulis panjatkan, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK

DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF AYAT 8-18”. Skripsi ini disusun guna

memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana program studi Pendidikan

Agama Islam (PAI) pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN).

Penulis menyadari bahwa selesainya penulisan karya tulis sederhana ini

berkat motivasi, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Selanjutnya penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu

pembuatan skripsi ini, kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

IAIN Salatiga yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian dan

kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. H. Nasafi, M.Pd.I, selaku pembimbing akademik

5. Bapak Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing Skripsi

yang telah dengan sabarnya memberikan bimbingan dan arahan kepada

penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,

baik secara langsung maupun tidak langsung.

Page 9: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

ix

Page 10: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

x

ABSTRAK

Siti Himatul Anisah. 2018. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Al-Qur’an Surat

Yusuf Ayat 8-18. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Prof.

Dr. H. Budihardjo. M.Ag

Kata Kunci: Nilai, Pendidikan, Akhlak, Al-Qur’an

Sesungguhnya pendidikan akhlak merupakan bagian yang penting dalam

substansi pendidikan Islam. Rasulullah saw. diutus oleh Allah swt. untuk menjadi

rasul dengan tugas menyempurnakan kemuliaan akhlak umat manusia. Akhlak

dalam Tanpa akhlak, maka kehidupan manusia tidak berbeda dengan binatang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji apa saja nilai pendidikan

akhlak dalam al-Qur’an Surat Yusuf ayat 8-18. Pertanyaan yang akan dijawab

melalui penelitian ini adalah: 1) Mengetahui nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam

al-Qur’an Surat Yusuf ayat 8-18 dan 2) Mngetahui relevansi Nilai Pendidikan

Akhlak pada al-Qur’an Surat Yusuf ayat 8-18 dalam kehidupan manusia.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan

jenis penelitian Library research, yaitu penelitian tersebut dengan mengumpulkan

data-data yang ada hubungannya dengan objek penelitian, baik yang data primer

(Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir al-Qur’an surat

Yusuf ayat 8-18), maupun tersier (buku-buku lain yang bersangkutan dengan

penelitian dicari dari sumber kepustakaan). Adapun teknis analisis data

menggunakan metode tafsir Maudhu’i, deskripsi dan analisis (tahlili).

Penelitian ini menunjukkan bahwa nilai pendidikan akhlak yang terdapat

dalam al-Qur’an surat Yusuf ayat 8-18 sangat dibutuhkan dalam kehidupan

sehari-hari. Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam al-Qur’an surat Yusuf ayat 8-18

yaitu: 1) larangan bersifat hasad 2) Larangan bersifat angkuh dan dengki

3)Khusnudhan 4) larangan bersifat dzalim 5) jujur 6) sabar dan 7) amanah.

Relevansi nilai pendidikan akhlak dalam al-Qur’an surat Yusuf ayat 8-18 yaitu

pendidikan akhlak relevan terhadap kehidupan sehari-hari entah itu sesama

saudara, keluarga ataupun masyarakat, bahwa pendidikan akhlak yang harus

diterapkan disetiap diri seseorang.

Page 11: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

xi

DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................

JUDUL .................................................................................................................. i

LEMBAR BERLOGO ......................................................................................... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING .................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI ............ v

MOTTO ................................................................................................................ vi

PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii

ABSTRAK ............................................................................................................ x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................... .................................................... 5

C. Tujuan penelitian .................................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

E. Penegasan Istilah .................................................................................. 7

F. Metode Penelitian................................................................................. 15

G. Kajian Penelitian Terdahulu ................................................................. 17

H. Sistematika Penulisan Skripsi .............................................................. 19

BAB II NILAI PENDIDIKAN AKHLAK RUANG LINGKUPNYA

A. Nilai Pendidikan Akhlak ...................................................................... 21

1. Pengertian Nilai .............................................................................. 21

2. Pengertian Pendidikan .................................................................... 22

3. Pengertian Akhlak .......................................................................... 25

Page 12: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

xii

B. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak ..................................................... 28

1. Akhlak Terhadap Allah .................................................................. 28

2. Akhlak Terhadap Manusia ............................................................. 31

3. Akhlak Terhadap Alam .................................................................. 39

C. Metode Pendidikan Akhlak .................................................................. 40

BAB III TAFSIR SURAT YUSUF AYAT 8-18

1. Asbabun Nuzul Surat Yusuf ................................................................. 42

2. Kisah Nabi Yusuf as............................................................................. 45

3. Tafsir Surat Yusuf ................................................................................ 55

a. Q.S. Yusuf ayat 8 ........................................................................... 55

b. Q.S. Yusuf ayat 9-10 ...................................................................... 60

c. Q.S. Yusuf ayat 11-12 .................................................................... 66

d. Q.S. Yusuf ayat 13-14 .................................................................... 69

e. Q.S. Yusuf ayat 15 ......................................................................... 73

f. Q.S. Yusuf ayat 16-17 .................................................................... 77

g. Q.S. Yusuf ayat 18 ......................................................................... 79

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN

SURAT YUSUF AYAT 8-18

A. Nilai Pendidikan Akhlak dalam al-Qur’an ........................................... 84

B. Relevansi Nilai Pendidikan Akhlak Surat Yusuf Ayat 8-18 dalam

Kehidupan sehari-hari .......................................................................... 96

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 104

B. Saran-Saran .......................................................................................... 105

C. Penutup ................................................................................................. 106

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 87

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam merupakan Agama yang diturunkan Allah melalui malaikat

Jibril untuk Rasulullah Muhammad saw. sebagai pedoman hidup dan

petunjuk bagi manusia untuk mencapai kesejahteraan dunia akhirat serta

sebagai pendidikan bagi manusia diseluruh alam. Islam sangat mementingkan

pendidikan, dengan pendidikan yang benar dan berkualitas, individu-individu

yang beradab akan terbentuk yang akhirnya memunculkan kehidupan yang

beretika dan bermoral.

Salah satu aspek penting dan mendasar dalam pendidikan adalah

aspek tujuan. Pendidikan setidaknya memiliki tujuan mengembangkan aspek

jasmani diantaranya seperti kesehatan, cakap, kreatif dan rohani yang

merujuk kepada kualitas kepribadian, karakter, watak dan akhlak. Yang

semua itu menjadi bagian penting dalam kehidupan. Pendidikan memiliki

peran yang strategis dalam membentuk manusia menjadi individu-individu

yang berkualitas, tidak hanya berkualitas dalam aspek skill, kognitif, afektif,

tetapi juga aspek spiritual. Melalui pendidikan individu memungkinkan

menjadi saleh, pribadi berkualitas secara skill, kognitif dan spiritual.

Pengertian pendidikan berdasarkan UU No.20 Tahun 2003 adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

Page 14: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

2

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Menurut John Dewey, sebagaimana yang dikutip oleh Wiji Suwarno,

pendidikan yaitu sebuah rekonstruksi atau reorganisasi pengalaman agar lebih

bermakna, sehingga pengalaman tersebut dapat mengarahkan pengalaman

yang akan didapat berikutnya. (Suwarno, 2006: 20)

Akhlak merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi kelangsungan

hidup berbangsa dan bernegara, sudah pasti etika yang baik dan mulia

(akhlaqul karimah). Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati

posisi yang sangat penting, karena akhlak merupakan mutiara kehidupan yang

membedakan antara makhluk ciptaan Allah yang berupa manusia dan

makhluk lainnya.

Sesungguhnya pendidikan akhlak merupakan bagian yang penting

dalam substansi pendidikan Islam, karena akhlak itulah merupakan misi

Islam, sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad saw., “Sesungguhnya aku

diutus (oleh Allah) semata-mata untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak”

Seakan-akan pernyataan itu merupakan deklarasi atas kerasulan beliau.

Rasulullah saw. diutus oleh Allah swt. untuk menjadi rasul dengan tugas

menyempurnakan kemuliaan akhlak umat manusia. Akhlak dalam Islam tidak

hanya membimbing umat manusia dalam menjalin hubungan dengan sesama

manusia semata, melainkan juga dengan Sang Khaliq dan dengan sesama

makhluk pada umumnya.

Page 15: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

3

Kedudukan akhlak dalam Islam nampaklah amat terhormat.

Keberadaanya memiliki kemutlakan yang nyaris absolud. Ibarat Islam adalah

sebuah gedung, maka akhlak adalah tiangnya yang wajib ditegakkan oleh

setiap muslim. Maka barang siapa yang menegakkannya berarti menegakkan

agama dan barang siapa yang mengabaikannya berarti merobohkannya.

(Halim, 2000: 20)

Mengkaji dan mendalami konsep akhlak merupakan sarana yang dapat

mengantarkan kita dapat mengamalkan akhlak mulia seperti yang dipesankan

oleh Nabi saw., dengan pemahaman yang jelas tentang konsep akhlak, kita

akan memiliki pijakan dan pedoman untuk mengarahkan tingkah laku kita

sehari-hari, sehingga kita memahami apakah yang kita lakukan benar atau

tidak, termasuk akhlak mahmudah (mulia) atau akhlak madzmumah (tercela).

Seorang muslim yang sempurna ialah orang yang ber-aqidah islamiah

secara total, tekun ber-ibadah islamiah dan ber-ahklaq Islamiah secara total

pula. Kuat dalam berakidah, tekun dalam beribadah dan mulia akhlaknya.

Seorang muslim baru tegak kemuslimannya apabila ia menegakkan ketiga

tiang itu sekaligus. Mustahil tegak akidahnya apabila tidak tegak ibadahnya.

Tidak mungkin tegak ibadahnya apabila akhlaknya tidak tegak. Dan tak

mungkin tegak akhlaknya apabila aqidahnya tidak tegak. (Halim, 2000: 23)

Al-Jurjani mengemukakan pendapat sebagaimana yang dikutip oleh

Ali Abdul Halim Mahmud bahwa akhlak adalah istilah bagi suatu sifat yang

tertanam pada diri manusia, yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan

mudah dan ringan, tanpa perlu berfikir dan merenung. Jika dari sifat tersebut

Page 16: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

4

terlahir perbuatan-perbuatan yang indah menurut akal dan syari’at dengan

mudah, maka sifat tersebut dinamakan dengan akhlak yang baik. Sedangkan

jika darinya terlahir perbuatan-perbuatan yang buruk, maka sifat tersebut

dinamakan akhlak yang buruk. (Mahmud, 2004: 26)

Jadi akhlak adalah sifat dan perilaku yang ada dalam diri seseorang,

yang akan terlahir perbuatan-perbuatan secara tidak sadar. Jika perbuatan

yang terlahir merupakan perbuatan yang sesuai norma dan syari’at yang

berlaku maka dinamakan akhlak yang baik. Sebaliknya, jika perbuatan yang

terlahir merupakan perbuatan yang melanggar norma dan syari’at yang

berlaku maka dinamakan akhlak yang buruk.

Al-Qur’an merupakan sumber pendidikan akhlak, yang menjelaskan

bagaimana cara berbuat baik kepada Allah maupun sesama manusia. Kita

sebagai manusia dianjurkan untuk meneladani akhlak-akhlak yang baik.

Tingkah laku para Nabi dan Rasul merupakan contoh akhlak yang baik bagi

manusia.

Dalam kisah Nabi Yusuf dalam Qur’an Surat Yusuf ayat 8-18 banyak

tersimpan nilai-nilai akhlak bagaimana etika yang harus dilakukan manusia

terhadap manusia lainnya. Seperti halnya akhlaqul karimah seperti sifat sabar

dan akhlaqul madzmumah seperti su’udzon(berburuk sangka), hasad, dusta,

dhalim, khianat dan munafik.

Page 17: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

5

Dari uraian diatas penulis ingin lebih jauh mengkaji tentang nilai-nilai

pendidikan akhlak dalam kisah Nabi Yusuf AS dalam al-Qur’an surat Yusuf

ayat 8-18. Untuk itu, maka penulis menyusun sebuah skripsi yang berjudul

“NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN

SURAT YUSUF AYAT 8-18” dengan harapan semoga dapat memberikan

manfaat dan konstribusi terutama bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam al-Qur’an Surat Yusuf ayat

8-18?

2. Bagaimanakan relevansi Nilai Pendidikan Akhlak pada al-Qur’an Surat

Yusuf ayat 8-18 dalam Kehidupan Manusia?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui apa saja Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam al-Qur’an Surat

Yusuf ayat 8-18.

2. Mengetahui relevansi Nilai Pendidikan Akhlak pada al-Qur’an Surat

Yusuf ayat 8-18 dalam Kehidupan Manusia

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat,

baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu:

Page 18: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

6

1. Manfaat Teoritis

Penelitian pendidikan akhlak ini diharapkan dapat memberikan

manfaat secara teoritis, yaitu dapat memperbaiki akhlak bangsa terutama

bagi kaum muda. Selain itu diharapkan juga dapat menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi penulis pribadi, teman-teman dan

semua yang membacanya. Dan memberikan konstribusi pemikiran dalam

upaya meningkatkan pengetahuan tentang kajian kisah Nabi Yusuf as.

sehingga dapat diketahui bagaimana kehidupan Nabi Yusuf as. Dengan

demikian diharapkan bagi setiap individu dalam keadaan tertentu dapat

mengambil pelajaran dari sifat-sifat Nabi Yusuf, baik untuk

mempengaruhi hidup menuju kebahagiaan dunia maupun akhirat.

2. Manfaat Praktis

Sebagai sumbangan fikiran dalam bentuk tulisan yang berbentuk

karya ilmiah bagi lembaga IAIN Salatiga guna dapat dimanfaatkan oleh

mahasiswa IAIN Salatiga maupun mahasiswa dari lembaga lain yang

sekiranya membutuhkan wawasan luas dalam pembuatan karya ilmiah,

maupun untuk berbagai pihak yang memerlukannya, khususnya bagi umat

Islam dalam rangka memperbaiki akhlak yang belum sesuai dengan

kriteria Islam yang sesungguhnya.

Sebagaimana tujuan dari visi dan misi Rasulullah SAW diutus

dimuka bumi ini untuk menyempurnakan akhlak kaum muslimin dan

muslimat. Dan penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu

pengetahuan bagi penulis dan mahasiswa jurusan Pendidikan Agama

Page 19: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

7

Islam(PAI) IAIN Salatiga khususnya maupun mahasiswa jurusan lainnya

dan para pembaca umumnya.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kekeliruan dalam menafsirkan maupun memahami

karya ilmiah ini, maka penulis kemukakan pengertian dan penegasan judul

skripsi ini sebagai berikut:

1. Nilai

Nilai berasal dari bahasa Latin vale’re yang artinya berguna,

mampu akan, berdaya, berlaku, sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu

yang dipandang baik, bermanfaat, dan paling benar menurut keyakinan

seseorang atau sekelompok orang. Nilai adalah kualitas suatu hal yang

menjadikan hal itu disukai, diinginkan, dikejar, dihargai, berguna dan

dapat membuat orang yang menghayatinya menjadi bermanfaat.

(Adisusilo, 2013: 56)

Nilai adalah sesuatu yang dipandang baik, disukai, dan paling

benar menurut keyakinan sesorang atau kelompok orang sehingga

prefensinya tercermin dalam perilaku, sikap dan perbuatan-perbuatannya.

(Maslikhah, 2009: 106)

Steeman mengemukakan pendapat sebagaimana yang dikutip oleh

Sutarjo Adisusilo bahwa nilai adalah sesuatu yang memberi makna pada

hidup, yang memberi acuan, titik tolak dan tujuan hidup. Nilai adalah

sesuatu yang dijinjung tinggi, yang dapat mewarnai dan menjiwai

Page 20: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

8

tindakan seseorang. Nilai itu lebih dari sekedar keyakinan, nilai selalu

menyangkut pola pikir dan tindakan, sehingga ada hubungan yang sangat

erat antara nilai dan etika. (Adisusilo, 2013: 56)

Jadi, nilai adalah sesuatu hal yang menentukan tingkah laku

seseorang dalam kehidupan yang mempunyai banyak manfaat dan

berharga sehingga dijadikan acuan dalam bertindak.

2. Pendidikan

Pendidikan berasal dari kata bahasa Arab (تربية) tarbiyah adalah

derivasi dari kata (رب) rabba, dan (تربية) tarbiyah adalah kata bendanya.

Kata yang tersusun dari ra’ dan ba’ menunujukkan tiga hal yaitu

membenahi dan merawat sesuatu, menetapi sesuatu dan menempatinya,

dan menggabungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Ibnu faris

mendefinisikan pendidikan adalah perbaikan, perawatan dan pengurusan

terhadap pihak yang dididik dengan menggabungkan unsur-unsur

pendidikan dalam jiwanya, sehingga ia menjadi matang dan mencapai

tingkat sempurna yang sesuai dengan kemampuannya. (Mahmud, 2004:

23)

Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai

macam situasi yang bertujuan memberdayakan diri. Aspek yang yang

biasanya paling dipertimbangkan dalaam pendidikan antara lain yaitu

aspek penyadaran, pencerahan, pemberdayaan, dan perubahan perilaku.

(Soyomukti, 2010: 27)

Page 21: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

9

Definisi pendidikan secara luas yaitu segala pengalaman belajar

yang berlangsung dalam segala linkungan dan sepanjang hidup.

Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan

individu. (Mudyahardjo, 2010: 3)

Sedangkan definisi pendidikan secara sempit adalah pengajaran

yang diselenggarakan disekolah sebagai lembaga pendidikan formal.

Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap

anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai

kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-

hubungan dan tugas-tugas sosial mereka. (Mudyahardjo, 2010: 6)

Pengertian pendidikan berdasarkan UU No.20 Tahun 2003 adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar pesertadidik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang

dilakukan oleh seseorang kepada orang lain supaya bisa memberdayakan

diri, dan dapat mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,

dan negara yang berlangsung didalam segala situasi dan sepanjang hidup.

Page 22: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

10

3. Akhlak

Istilah akhlak adalah istilah bahasa Arab. Kata akhlak merupakan

bentuk jamak dari bentuk tunggal khuluq, yang memiliki arti umum

perilaku, baik itu perilaku terpuji maupun tercela. Kata akhlak jika diurai

secara bahasa berasal dari rangkaian huruf-huruf kha-la-qa, jika

digabung khalaqa(خلق) berarti menciptakan. Ini mengingatkan kita pada

kata al-Khaliq yaitu Allah SWT dan kata makhluk, yaitu seluruh alam

yang Allah swt ciptakan. Maka kata akhlak tidak bisa dipisahkan dengan

al-Khaliq (Allah). Akhlak berarti sebuah perilaku yang muatannya

“menghubungkan” antara hamba dengan Allah SWT. (Ahmadi, 2004:

13)

Secara Bahasa, kata akhlak berasal dari bahasa Arab yang

merupakan jamak dari khuluq atau khulq, yang berarti tabiat atau budi

pekerti, kebiasaan atau adat, keperwiraan, kesatriaan, kejantanan dan

agama. (Wibowo, Dkk, 1999: 54)

Senada dengan hal tersebut, Al-Qur’an menyebutkan bahwa agama

itu adalah adat kebiasaan dan budi pekerti yang luhur, sebagaimana yang

terkandung dalam dua ayat Al-Qur’an berikut ini:

⧫✓

“(Agama Kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu.”

(Q.S. As-Syu’ara : 137)

◆ ◼➔⬧ ➔ →⧫

“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”

(Q.S. Al-Qalam : 4)

Page 23: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

11

Dua ayat al-Qur’an diatas menegaskan dua hal. Pertama, bahwa

al-Qur’an menyebut Akhlak dalam bentuk tunggal, yaitu khuluq, bukan

akhlaq. Kedua, bahwa yang terpenting dari ajaran Islam adalah

mengamalkan ajarannya, sehingga menjadi kebiasaan sehari-hari.

(Shobahiya & Rosyadi, 2011: 86)

Adapun secara istilah, akhlak adalah hal yang melekat didalam

jiwa yang darinya timbul perbuatan dengan mudah tanpa difikir dan

diteliti. (Wibowo, Dkk, 1999: 56). Al-Jurjani mengemukakan pendapat

sebagaimana yang dikutip oleh Ali Abdul Halim Mahmud bahwa akhlak

adalah istilah bagi suatu sifat yang tertanam pada diri manusia, yang

darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan, tanpa

perlu berfikir dan merenung. Jika dari sifat tersebut terlahir perbuatan-

perbuatan yang indah menurut akal dan syari’at dengan mudah, maka

sifat tersebut dinamakan dengan akhlak yang baik. Sedangkan jika

darinya terlahir perbuatan-perbuatan yang buruk, maka sifat tersebut

dinamakan akhlak yang buruk. (Mahmud, 2004: 26)

Jadi akhlak adalah sifat dan perilaku yang ada dalam diri

seseorang, yang akan terlahir perbuatan-perbuatan secara tidak sadar.

Jika perbuatan yang terlahir merupakan perbuatan yang sesuai norma dan

syari’at yang berlaku maka dinamakan akhlak yang baik. Sebaliknya, jika

perbuatan yang terlahir merupakan perbuatan yang melanggar norma dan

syari’at yang berlaku maka dinamakan akhlak yang buruk.

Page 24: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

12

4. Al-Qur’an

Ditinjau dari bahasa, al-Qur’an berasal dari bahasa Arab, yaitu

bentuk jamak dari masdar kata ( قران –يقرأ –أ قر ) qara’a – yaqra’u –

qur’anan yang berarti bacaan atau sesuatu yang dibaca berulang-ulang.

(Yunus, 2010: 335)

Ada beberapa pendapat tentang asal kata Al-Qur’an, diantaranya

ialah:

a. Asy-Syafi’i berpendapat bahwa al-Qur’an ditulis dan dibaca tanpa

hamzah (Al-Qur’an) dan tidak diambil dari kata lain. Ia adalah nama

yang khusus dipakai untuk kitab suci yang diberikan kepada Nabi

Muhammad.

b. Al-Fara’ dalam kitabnya “Ma’anil Qur’an” berpendapat bahwa

lafadz al-Qur’an tidak memakai hamzah, dan diambil dari kata qarain

jamak dari qarinah, yang berarti indikator(petunjuk). Hal ini

disebabkan karena sebagian ayat-ayat Al-Qur’an itu serupa satu sama

lain, maka seolah-olah sebagian ayat-ayatnya merupakan indikator

dari apa yang dimaksud oleh ayat lain yang serupa itu.

c. Al-Asy’ari berpendapat bahwa lafadz al-Qur’an tidak memakai

hamzah dan diambil dari kata qarana, yang berarti menggabungkan.

Hal ini disebabkan karena surat-surat dan ayat-ayat al-Qur’an

dihimpun dan digabungkan dalam satu mushaf.

d. Az-Zajjaj berpendapat bahwa lafadz al-Qur’an itu berhamzah,

mengikuti wazan fu’lan dan diambil dari kata Al-Qar’u yang berarti

Page 25: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

13

menghimpun. Hal ini karena al-Qur’an merupakan kitab suci yang

menghimpun intisari ajaran-ajaran dari kitab-kitab suci sebelumnya.

e. Al-lihyani berpendapat bahwa lafadz al-Qur’an itu berhamzah,

bentuk masdarnya diambil dari kata qara’a yang berarti membaca,

hanya saja lafadz al-Qur’an ini menurut Al-Lihyani berbentuk masdar

dengan makna isim maf’ul. Jadi al-Qur’an artinya maqru’ (yang

dibaca).

f. Subhi Al-Shalih menyamakan kata al-Qur’an dengan al-qira’ah

sebagaimana dalam Q.S. Al-Qiyamah ayat 17-18

◆◼⧫ ➔⬧

⧫◆➔◆ ⬧⬧

⧫⧫⬧ ⬧

⧫◆➔

“Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di

dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah

selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.” (Q.S. Al-

Qiyamah : 17-18)

Sedangkan al-Qur’an menurut Abdul Wahab Khalaf yaitu firman

Allah yang diturunkan melalui ruhul amin (Jibril) kepada Nabi

Muhammad SAW dengan bahasa Arab, isinya dijamin kebenarannya,

dan sebagai hujjah kerasulannya, undang-undang bagi seluruh manusia

dan petunjuk dalam beribadah serta dipandang ibadah dalam

membacanya, yang terhimpun dalam mushaf yang dimulai dari surat al-

Fatikhah dan diakhiri dengan surat an-Nas, yang diriwayatkan kepada

kita dengan jalan mutawatir. (Tadja & Mujib, 1994: 88)

Page 26: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

14

5. Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18

❑⬧ ❑⬧

◼❑◆ ◼

⧫◆

⧫ ⧫⧫ ⬧

◼ ✓

❑➔ ❑

◼❑⧫ ⬧

⬧ ◆

❑❑⬧◆ ◼➔⧫

❑⬧ ⧫✓⬧ ⧫⬧

❑➔⬧ ❑

◼❑→◆ ⧫◆

→ ⧫⧫

➔⧫ ◆▪

⧫➔⬧

❑⬧ ⧫⧫⧫ ⧫

⬧ ⬧ ◼⧫ ❑

◆ ⬧ ⧫❑⬧⬧

➔⧫

⬧⧫ ➔⧫◆

◆ ⬧ ⧫❑→⬧⬧

⧫⬧

⬧◆⬧

❑⬧ ⬧◆

⬧→⧫

◆ ⧫ ❑➔

❑⬧ ⬧ ⬧

⬧⧫◆ ⧫

☺◼⬧ ❑⬧

❑➔◆◆

◼❑➔➔⬧ ⧫◆

➔ ◆◆

⬧ ⧫⧫⬧

➔◆

⧫➔ ◆

Page 27: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

15

➔⧫ ⧫ ❑⧫

❑⬧ ⧫⧫⧫

⬧ ◼

◆⧫⬧◆ ❑

➔⧫⧫ ⬧⬧

⧫◆

⬧☺ ◆ ❑⬧◆ →

⧫✓ ◆

◼⧫ ☺⬧

⧫⬧ ⧫ ⬧▪❑

⬧ →

⬧ ⬧ ◆

➔⧫☺ ◼⧫ ⧫

⧫❑→⬧

“(Yaitu) ketika mereka berkata: "Sesungguhnya Yusuf dan saudara

kandungnya (Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita dari pada kita

sendiri, padahal kita (ini) adalah satu golongan (yang kuat).

Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang nyata. Bunuhlah

Yusuf atau buanglah dia kesuatu daerah (yang tak dikenal) supaya

perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja, dan sesudah itu hendaklah

kamu menjadi orang-orang yang baik." Seorang diantara mereka

berkata: "Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah dia ke dasar

sumur supaya dia dipungut oleh beberapa orang musafir, jika kamu

hendak berbuat." Mereka berkata: "Wahai ayah kami, apa sebabnya

kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya

kami adalah orang-orang yang mengingini kebaikan baginya.

Biarkanlah dia pergi bersama kami besok pagi, agar dia (dapat)

bersenang-senang dan (dapat) bermain-main, dan sesungguhnya kami

pasti menjaganya." Berkata Ya´qub: "Sesungguhnya kepergian kamu

bersama Yusuf amat menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau dia

dimakan serigala, sedang kamu lengah dari padanya." Mereka berkata:

"Jika ia benar-benar dimakan serigala, sedang kami golongan (yang

kuat), sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang yang

merugi." Maka tatkala mereka membawanya dan sepakat

memasukkannya ke dasar sumur (lalu mereka masukkan dia), dan (di

waktu dia sudah dalam sumur) Kami wahyukan kepada Yusuf:

"Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan

mereka ini, sedang mereka tiada ingat lagi." Kemudian mereka datang

kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis.Mereka berkata:

"Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami

tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan

serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami,

Page 28: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

16

sekalipun kami adalah orang-orang yang benar." Mereka datang

membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu.

Ya´qub berkata: "Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik

perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik itulah

(kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya

terhadap apa yang kamu ceritakan" (Q.S. Yusuf: 8-18)

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian

kepustakaan (Library Research), karena semua yang digali adalah

bersumber dari pustaka dan yang dijadikan obyek kajian adalah hasil

karya tulis yang merupakan hasil dari pemikiran.

2. Tekhnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian

ini adalah dengan menggunakan metode library research (penelitian

kepustakaan) maka peneliti menggunakan teknik yang diperoleh dari

perpustakaan dan dikumpulkan dari tafsir-tafsir, kitab-kitab dan buku-

buku yang berkaitan dengan obyek penelitian. Yang terdiri dari tiga

sumber:

a. Sumber primer, adalah sumber yang langsung dengan permasalahan

yang didapat yaitu: al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18.

Page 29: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

17

b. Sumber sekunder, adalah data yang diperoleh dari sumber pendukung

untuk memperjelas data primer, yaitu Terjemah al-Qur’an dan Tafsir

Al-Qur’an.

c. Sumber Tersier, dalam penelitian ini data tersiernya penulis

mengambil dari kitab-kitab, buku-buku dan media elektronik seperti

in ternet yang mendukung objek penelitian.

3. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan atau mengadakan

penelitian kepustakaan, maka metode yang digunakan untuk membahas

sebagai kerangka pikir penelitian adalah sebagai berikut:

a. Metode Analisis (tahlili)

Metode penafsiran tahlili adalah metode yang berupaya

menafsirkan ayat demi ayat al-Qur’an dari setiap surat-surat dalam

al-Qur’an dengan seperangkat alat-alat penafsiran diantaranya

asbabun nuzul, munasabat, nasikh mansukh, dan lain sebaginya.

(Departemen Agama RI, 2009: 68) untuk itu, pengkajian metode ini

kosa kata dan lafadz, menjelaskan arti yang dikehendaki, sasaran

yang dituju dan kandungan ayat, menjelaskan apa yang dapat

diistinbathkan dari ayat serta mengemukakan kaitan ayat-ayat dan

relevansinya dengan ayat sebelumnya dan sesudahnya.

Metode Analisis adalah metode yang digunakan untuk

menganalisis bab perbab guna mencari pendidikan akhlak yang

Page 30: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

18

terkandung dalam al-Qur’an khususnya surat Yusuf ayat 8-18 yang

diperkuat oleh tafsir para mufassir.

b. Metode Deskripsi

Metode deskripsi adalah suatu metode penelitian dengan

mendiskripsikan realita-realita, fenomena sebagaimana adanya yang

dipilih dari perspektif subyektif. (Winarno, 1989:132)

G. Kajian Penelitian Terdahulu

Kajian penelitian terdahulu sangat berguna bagi pembahasan skripsi ini.

Untuk mengkaji skripsi ini, peneliti melakukan kajian terhadap penelitian-

peneliatian sebelumnya. Diantaranya adalah sebagai berikut:

Pertama, Skripsi yang berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam

Al-Qur’an (Telaah Surat ‘Abasa Ayat 1-10)” yang ditulis oleh Sri Widayati

Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,

Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Skripsi ini menjelaskan tentang nilai-

nilai akhlak yang terkandung dalam surat ‘Abasa ayat 1-10.

Kedua, Skripsi yang berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam

Kitab Al-Adzkar Karya Imam Nawawi” yang ditulis oleh Ngumdatul Qori’

Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,

Institut Agama Islam Negeri Salatiga tahun 2016. Skripsi ini menjelaskan

tentang nilai-nilai akhlak yang terkandung dalam Kitab Al-Adzkar karya

Imam Nawawi dan relevansi pendidikan akhlak dalam Kitab Al-Adzkar karya

Imam Nawawi bagi kehidupan manusia.

Page 31: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

19

Ketiga, Skripsi yang berjudul “Analisis Nilai-nilai Pendidikan Akhlak

dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 90-91” yang ditulis oleh Maulia

Rahmawati Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga tahun 2016. Skripsi ini

menjelaskan tentang nilai-nilai pendidikan akhlak yang ada dalam surat an-

Nahl ayat 90-91 dan implementasi nilai-nilai pendidikan akhlak dalam surat

an-Nahl ayat 90-91 dalam kehidupan sehari-hari.

Keempat, Skripsi yang berjudul “Konsep Pendidikan Akhlak dalam

Kitab Taisirul Khalaq” Karya Muhammad Taslim Jurusan Pendidikan Agama

Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri

Salatiga tahun 2016. Skripsi ini menjelaskan tentang konsep pendidikan

akhlak yang terkandung dalam kitab Taisirul Khalaq dan relevansi konsep

pendidikan akhlak dalam kitab Taisirul Khalaq dalam konteks kekinian.

Dengan mencermati uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

peneliti terdahulu berbeda dengan penelitian yang penulis susun. Letak

perbedaanya yaitu objek kajiannya. Dalam skripsi yang disusun oleh Sri

Widayati menjelaskan Nilai akhlak dalam surat ‘Abasa ayat 1-10, dalam

skripsi yang disusun oleh Ngumdatul Qori’ menjelaskan Nilai akhlak dalam

kitab Al-Adzkar karya Imam Nawawi, dalam skripsi yang disusun oleh

Maulia Rahmawati menjelaskan Nilai akhlak dalam al-Qur’an Surat an-Nahl

ayat 90-91, dan skripsi yang disusun oleh Muhammad Taslim menjelaskan

Konsep pendidikan akhlak dalam kitab Taisirul Khalaq sedangkan penelitian

Page 32: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

20

yang penulis susun akan menjelaskan nilai pendidikan akhlak dalam al-

Qur’an Surat Yusuf ayat 8-18.

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan yang penulis maksud disini adalah sistematika

penyusunan skripsi dari bab ke bab. Sehingga skripsi ini menjadi satu

kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Hal ini bertujuan agar

tidak ada pemahaman yang menyimpang dari maksud penulisan skripsi ini.

Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan, menguraikan tentang: Latar Belakang Masalah,

Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian,

Penegasan Istilah, kajian Penelitian Terdahulu, dan sistematika Penulisan

sebagaimana gambaran awal dalam memahami skripsi ini.

BAB II: Nilai pendidikan akhlak dan ruang lingkupnya, menguraikan

tentang Pengertian Nilai Pendidikan Ahklak dan Ruang Lingkup Pendidikan

Akhlak.

BAB III: Deskripsi Surat dan Tafsir al-Qur’an Surat Yusuf ayat 8-18

BAB IV: Analisis Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam al-Qur’an Surat

Yusuf ayat 8-18 dan relevansi Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam al-Qur’an

Surat Yusuf ayat 8-18 dalam kehidupan manusia.

BAB V: Penutup, Menguraikan Kesimpulan, Saran dan Penutup.

Page 33: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

21

BAB II

NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DAN RUANG LINGKUPNYA

A. Nilai Pendidikan Akhlak

1. Pengertian Nilai

Nilai berasal dari bahasa Latin vale’re yang artinhya berguna,

mampu akan, berdaya, berlaku, sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu

yang dipandang baik, bermanfaat, dan paling benar menurut keyakinan

seseorang atau sekelompok orang. Nilai adalah kualitas suatu hal yang

menjadikan hal itu disukai, diinginkan, dikejar, dihargai, berguna dan

dapat membuat orang yang menghayatinya menjadi bermanfaat.

(Adisusilo, 2013: 56)

Nilai adalah sesuatu yang dipandang baik, disukai, dan paling

benar menurut keyakinan sesorang atau kelompok orang sehingga

prefensinya tercermin dalam perilaku, sikap dan perbuatn-perbuatnnya.

(Ensiklopedia Pendidikan, 2009: 106)

Steeman mengemukakan pendapat sebagaimana yang dikutip oleh

Sutarjo Adisusilo bahwa nilai adalah sesuatu yang memberi makna pada

hidup, yang memberi acuan, titik tolak dan tujuan hidup. Nilai adalah

sesuatu yang dijinjung tinggi, yang dapat mewarnai dan menjiwai

tindakan seseorang. Nilai itu lebih dari sekedar keyakinan, nilai selalu

menyangkut pola pikir dan tindakan, sehingga ada hubungan yang sangat

erat antara nilai dan etika. (Adisusilo, 2013: 56)

Page 34: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

22

Jadi, nilai adalah sesuatu hal yang menentukan tingkah laku

seseorang dalam kehidupan yang mempunyai banyak manfaat dan

berharga sehingga dijadikan acuan dalam bertindak.

2. Pengertian Pendidikan

Pendidikan berasal dari kata bahasa Arab (تربية) tarbiyah adalah

derivasi dari kata (رب) rabba, dan (تربية) tarbiyah adalah kata bendanya.

Kata yang tersusun dari ra’ dan ba’ menunujukkan tiga hal yaitu

membenahi dan merawat sesuatu, menetapi sesuatu dan menempatinya,

dan menggabungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Ibnu faris

mendefinisikan pendidikan adalah perbaikan, perawatan dan pengurusan

terhadap pihak yang dididik dengan menggabungkan unsur-unsur

pendidikan dalam jiwanya, sehingga ia menjadi matang dan mencapai

tingkat sempurna yang sesuai dengan kemampuannya. (Mahmud, 2004:

23)

Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai

macam situasi yang bertujuan memberdayakan diri. Aspek yang yang

biasanya paling dipertimbangkan dalaam pendidikan antara lain yaitu

aspek penyadaran, pencerahan, pemberdayaan, dan perubahan perilaku.

(Soyomukti, 2010: 27)

Definisi pendidikan secara luas yaitu segala pengalaman belajar

yang berlangsung dalam segala linkungan dan sepanjang hidup.

Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan

individu. (Mudyahardjo, 2010: 3)

Page 35: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

23

Sedangkan definisi pendidikan secara sempit adalah pengajaran

yang diselenggarakan disekolah sebagai lembaga pendidikan formal.

Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap

anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai

kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-

hubungan dan tugas-tugas sosial mereka. (Mudyahardjo, 2010: 6)

Pengertian pendidikan berdasarkan UU No.20 Tahun 2003 adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar pesertadidik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Menurut John Dewey, sebagaimana yang dikutip oleh Wiji

Suwarno, pendidikan yaitu sebuah rekonstruksi atau reorganisasi

pengalaman agar lebih bermakna, sehingga pengalaman tersebut dapat

mengarahkan pengalaman yang akan didapat berikutnya. (Suwarno, 2006:

20)

Wiji Suwarno merumuskan bahwa pendidikan bisa diartikan sebagi

berikut:

a. Pendidikan mengandung pembinaan kepribadian, pengembangan

kemampuan, atau potensi yang perlu dikembangkan; peningkatan

pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu, serta tujuan kearah mana

peserta didik dapat mengaktualisasikan dirinya seoptimal mungkin.

Page 36: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

24

b. Dalam pendidikan, terdapat hubungan antara pendidikan dan peserta

didik. Di dalam hubngan itu, mereka memiliki kedudukan dan

perasaan yang berbeda. Tetapi, keduanya memiliki daya yang sama,

yaitu saling mempengaruhi guna terlaksanya proses pendidikan

(transformasi pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan

yang tertuju kepada tujuan yang di inginkan).

c. Pendidikan adalah proses sepanjang hayat sebagai perwujudan

pembentukan diri secara utuh. Maksudnya, pengembangan segenap

potensi dalam rangka penentuan semua komitmen manusia sebagai

individu, sekaligus sebagai makhluk sosial dan makhluk Tuhan.

d. Aktivitas pendidikan berlangsung di dalam keluarga, sekolah, dan

masyarakat.

e. Pendidikan merupakan suatu proses pengalaman yang sedang dialami

yang memberikan pengertian, pandangan (Insight), dan penyesuaian

bagi seseorang yang menyebabkan perkembangan. (Suwarno, 2006:

22-23)

Menurut Umar Tirtahardja dan Lasula sebagaimana yang dikutip

oleh Binti Maunah mengemukakan pendapat pendidikan, seperti sifat

sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak aspek dan sifatnya yang

sanagt kompleks. Oleh karena itu beliau mengemukakan beberapa batas

pendidikan yang berbeda berdasarkan fungsinya.

Page 37: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

25

a. Pendidikan sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan

sebagai bagian atau pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi

yang lain.

b. Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan

sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada

terbentuknya kepribadian peserta didik.

c. Pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara, diartikan sebagai

suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar

menjadi warga negara yang baik.

d. Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja, diartikan sebagai kegiatan

atau membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk

kerja. (Maunah, 2009: 2-3)

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang

dilakukan oleh seseorang kepada orang lain supaya bisa memberdayakan

diri, dan dapat mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,

dan negara yang berlangsung didalam segala situasi dan sepanjang hidup.

3. Pengertian Akhlak

Istilah akhlak adalah istilah bahasa Arab. Kata akhlak merupakan

bentuk jamak dari bentuk tunggal khuluq, yang memiliki arti umum

perilaku, baik itu perilaku terpuji maupun tercela. Kata akhlak jika diurai

secara bahasa berasal dari rangkaian huruf-huruf kha-la-qa, jika digabung

Page 38: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

26

khalaqa(خلق) berarti menciptakan. Ini mengingatkan kita pada kata al-

Khaliq yaitu Allah swt. dan kata makhluk, yaitu seluruh alam yang Allah

swt ciptakan. Maka kata akhlak tidak bisa dipisahkan dengan al-Khaliq

(Allah). Akhlak berarti sebuah perilaku yang muatannya

“menghubungkan” antara hamba dengan Allah SWT. (Ahmadi, 2004: 13)

Kata akhlak berasal dari bahasa Arab akhlaqun, jamak dari

Kholqun. Yang secara etimologi berasal dari budi pekerti, tabiat, perangai,

adat kebiasaan, perilaku dan sopan santun. (Jamhari, 1969: 59)

Senada dengan hal tersebut, al-Qur’an menyebutkan bahwa agama

itu adalah adat kebiasaan dan budi pekerti yang luhur, sebagaimana yang

terkandung dalam dua ayat al-Qur’an berikut ini:

⧫✓

“(Agama Kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu.”

(Q.S. As-Syu’ara : 137)

◆ ◼➔⬧ ➔ →⧫

“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”

(Q.S. Al-Qalam : 4)

Dua ayat al-Qur’an diatas menegaskan dua hal. Pertama, bahwa al-

Qur’an menyebut Akhlak dalam bentuk tunggal, yaitu khuluq, bukan

akhlaq. Kedua, bahwa yang terpenting dari ajaran Islam adalah

mengamalkan ajarannya, sehingga menjadi kebiasaan sehari-hari.

(Shobahiya & Rosyadi, 2011: 86)

Adapun secara istilah, akhlak adalah hal yang melekat didalam

jiwa yang darinya timbul perbuatan dengan mudah tanpa difikir dan

Page 39: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

27

diteliti. (Wibowo, Dkk, 1999: 56). Sedangkan menurut imam Ghazali

sebagaimana yang dikutip oleh Ali Abdul Halim Mahmud bahwa kata al-

khuluq merupakan suatu sifat yang terpatri dalam jiwa, yang darinya

terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memikirkan dan

merenung terlebih dahulu. Jika sifat yang tertanam itu darinya terlahir

perbuatan-perbuatan baik dan terpuji menurut syariat, maka sifat tersebut

dinamakan akhlak yang baik. Sedangkan jika yang terlahir adalah

perbuatan-perbuatan buruk, maka sifat tersebut dinamakan akhlak yang

buruk. (Mahmud, 2004: 28)

Al-Jurjani mengemukakan pendapat sebagaimana yang dikutip oleh

Ali Abdul Halim Mahmud bahwa akhlak adalah istilah bagi suatu sifat

yang tertanam pada diri manusia, yang darinya terlahir perbuatan-

perbuatan dengan mudah dan ringan, tanpa perlu berfikir dan merenung.

Jika dari sifat tersebut terlahir perbuatan-perbuatan yang indah menurut

akal dan syari’at dengan mudah, maka sifat tersebut dinamakan dengan

akhlak yang baik. Sedangkan jika darinya terlahir perbuatan-perbuatan

yang buruk, maka sifat tersebut dinamakan akhlak yang buruk.( Mahmud,

2004: 26)

Jadi akhlak adalah sifat dan perilaku yang ada dalam diri

seseorang, yang akan terlahir perbuatan-perbuatan secara tidak sadar. Jika

perbuatan yang terlahir merupakan perbuatan yang sesuai norma dan

syari’at yang berlaku maka dinamakan akhlak yang baik. Sebaliknya, jika

Page 40: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

28

perbuatan yang terlahir merupakan perbuatan yang melanggar norma dan

syari’at yang berlaku maka dinamakan akhlak yang buruk.

B. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak

Akhlak memiliki karakteristik yang universal. Artinya, ruang lingkup

akhlak dalam pandangan Islam sama luasnya dengan luasnya ruang lingkup

pola hidup dan tindakan manusia dimana ia berada. Secara sederhana, ruang

lingkup akhlak sering dibedakan menjadi tiga, yaitu akhlak terhadap Allah,

akhlak terhadap manusia dan akhlak terhadap alam.

1. Akhlak Terhadap Allah

Yang dimaksud dengan akhlak terhadap Allah atau pola hubungan

manusia dengan Allah adalah sikap dan perbuatan yang seharusnya

dilakukan oleh manusia terhadap Allah. Akhlak terhadap Allah meliputi

beribadah kepadanya, mentauhidkannya, berdo’a, berdzikir dan bersyukur

serta tunduk dan taat hanya kepada Allah.

Allah Berfirman:

⧫◆ →◼

▪◆ ➔◆

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

mengabdi kepada-Ku.” (Q.S. Adz-Dzariyat : 56)

Pada dasarnya kebesaran dan kemahakuasaan Allah tidak akan

berkurang apabila seandainya manusia di seluruh bumi ini ingkar atau

tidak menyembah Allah. Ingkar atau taat tidak berpengaruh terhadap

kekuasaan Allah. Dengan demikian ibadah yang dikerjakan manusia

sesungguhnya untuk kebaikan manusia itu sendiri.

Page 41: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

29

Segala aktivitas ibadah harus didasarkan pada akidah tauhid yang

benar. Yaitu keyakinan bahwa Allah Maha Esa, satu-satunya Dzat yang

wajib disembah, tidak ada sesembahan yang pantas disembah selain Allah

SWT.

⧫ ⧫⬧

⧫ ⬧

◆ ◼❑◼ ✓

“Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain

Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku.”

(Q.S. Thaha : 14)

Agar akidah tauhid kita tetap terjaga dan terhindar dari godaan

syirik, maka kita diharuskan untuk selalu memohon dan mengingat Allah.

Dengan berdzikir dan berdo’a kepada Allah akan dapat menentramkan

hati orang-orang yang beriman.

⧫⬧◆ →◆ ❑

⧫ ⬧ ....

“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan

Kuperkenankan bagimu....” (Q.S. Al-Mu’min: 60)

⧫ ❑⧫◆

◆⬧◆ ❑➔➔

☺⬧

❑➔→

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan

mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati

menjadi tenteram.” (Q.S. Ar-Ra’d: 28)

Termasuk akhlak terhadap Allah adalah mensyukuri nikmat.

Dengan selalu bersyukur kepada Allah akan membuat hidup kita terasa

Page 42: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

30

ringan, tidak rakus dan selalu optimis. Dalam firman-Nya Allah

menegaskan bahwa orang yang bersyukur akan mendapat tambahan

nikmat.

◆ ⬧ ◆ ⬧

⬧◆ ◼

⧫ ⧫⬧

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; Sesungguhnya

jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,

dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku

sangat pedih.” (Q.S. Ibrahim: 7)

Akhlak terhadap Allah pada hakekatnya adalah memperteguh iman

kepada-Nya melalui beribadah, berdo’a, berdzikir, menjalankan

syari’atnya dan melaksanakan perbuatan dengan mengharap ridho-Nya.

(Shobahiya & Rosyadi, 2011: 116)

Akhlak yang harus kita lakukan sebagai seorang hamba pada

intinya yaitu kita harus beriman kepada Allah, mentauhidkan-Nya,

melaksanakan apa-apa yang diperintah-Nya, menjauhi larangan-Nya

dengan tujuan hanya mengharap ridho-Nya.

Ada beberapa alasan mengapa manusia perlu berakhlak kepada

Allah, yaitu:

a. Karena Allah yang menciptakan manusia.

Page 43: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

31

b. Karena Allah yang telah memberikan perlengkapan panca indera,

berupa pendengaran, penglihatan, akal, pikiran dan hati sanubari,

serta anggota badan yang kokoh dan sempurna pada manusia.

c. Karena Allah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana

yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan

makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, air, udara, bintang,

ternak dan lain sebagainya.

d. Allah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya

kemampuan untuk menguasai daratan dan lautan. (Nata, 1997: 148)

2. Akhlak Terhadap Manusia

Akhlak terhadap manusia dapat digolongkan menjadi beberapa

diantaranya yaitu Akhlak terhadap Rasululla, akhlak terhadap diri sendiri,

akhlak terhadap keluarga dan akhlak terhadap orang lain/masyarakat.

a. Akhlak Terhadap Rasulullah

Mencintai Rasulullah adalah wajib dan termasuk bagian dari

iman, semua orang islam mengimani bahwa Rasulullah adalah

hamba Allah dan utusan-Nya. Makna mengimani ajaran Rasulullah

Saw adalah menjalankan ajarannya, menaati perintahnya dan

berhukum dengan ketetapannya.

Diantara perilaku atau akhlak yang harus dilakukan oleh

manusia terhadap Rasulullah diantaranya ialah sebagai berikut:

1) Taat kepadanya

Page 44: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

32

2) Mengikuti dan mengamalkan ajarannya

3) Mengucapkan Shalawat dan salam kepadanya

4) Mencintai keluarga Nabi

b. Akhlak Terhadap Diri Sendiri

Akhlak terhadap diri sendiri yaitu pemenuhan kewajiban

manusia sebagai makhluk yang berjasmani dan rohani dituntut untuk

memenuhi kebutuhan jasmani serta rohaninya sendiri. Seperti halnya

beribadah untuk memenuhi kebutuhan rohaninya dan bekerja untuk

memenuhi kebutuhan jasmaninya.

Mengenai akhlak terhadap diri sendiri, telah dijelaskan dalam

Al-Qur’an baik yang berbentuk perintah maupun larangan.

Diantaranya yaitu:

1) Jujur dan Dapat Dipercaya

Orang jujur sering digambarkan sebagai orang yang tidak

suka berbohong, bisa dipercaya serta bertanggungjawab.

Seseorang hendaknya berlaku jujur dan menjaga apa yang telah

diamanahkan kepadanya untuk disampaikan kepada yang berhak

tanpa mengurangi ataupun menambahi sedikitpun.

❑⧫◆ ❑→

❑❑◆ ⧫

“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah,

dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (Q.S.

At-Taubah : 119)

Page 45: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

33

2) Sabar

Yang dimaksud dengan sabar adalah tidak mengeluh

kepada selain Allah tentang penderitaan yang menimpanya.

Maka apabila ditimpa penderitaan, harus memperkuat jiwa agar

mampu menanggungnya, disamping harus berikhtiar mencari

sebab-sebab penderitaan kegagalan. (Wibowo, Dkk, 1999: 67)

Seorang hamba diwajibkan untuk bersabar dalam segala

hal, walaupun dalam keadaan yang kurang baik. Apabila

ditimpa masalah ataupun penderitaan maka ia harus berusaha

meyakinkan hatinya, mempkuat jiwa agar semua itu bisa

dilewati dan harus yakin bahwa semua pasti ada jalan keluarnya.

Perintah bersabar diterangkan dalam firman Allah:

❑⧫◆

❑◆◆

❑→◆

➔⬧ ❑⬧➔

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan

kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di

perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya

kamu beruntung.” (Q.S. Ali Imran : 200)

3) Kerja keras dan disiplin

Yang dimaksud dengan kerja keras adalah bekerja dengan

batas-batas kemampuan yang maksimal tetapi tidak berlebihan

dari kemampuan yang dimiliki. Untuk mencapai keberhasilan

Page 46: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

34

tidak ada istilah santai. Keberhasilan, baik duniawi maupun

ukhrowi tidak akan tercapai tanpa kerja keras. (Wibowo, Dkk,

1999: 67)

Dalam sebuah kehidupan, harus seimbang antara dunia dan

akhirat. Seseorang disamping harus beribadah sebagai

kewajiban seorang muslim untuk akhirat nanti, ia juga harus

menyeimbangkan kehidupannya di dunianya. Maka, sesorang

harus giat dalam berkerja keras serta disiplin sebagai penunjang

kehidupan dunia. Tetapi dalam bekerja keras tidak dianjurkan

untuk berlebih-lebihan, dilakukan sesuai kemampuan pribadi.

➔ ❑⬧⧫

❑➔☺ ◼⧫

→⧫⬧⧫

⧫ ⧫❑⬧

❑☺◼➔⬧ ⧫ ❑⬧

⬧ ➔⧫⧫

❑☺→

“Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh

kemampuanmu, Sesungguhnya akupun berbuat (pula). kelak

kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan

memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-

orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan.”

(Q.S. Al-An’am : 135)

4) Bersikap Sopan

Sikap sopan santun adalah memelihara pergaulan dan

hubungan dengan sesama manusia tanpa perasaan kelebihan diri

Page 47: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

35

dari orang lain secara tidak merendahkan orang lain, maksudnya

memberikan hak kepada yang mempunyainya. Menghormati

kepada yang lebih tua dan mengasihi kepada yang lebih muda.

Sopan santun ini menyebabkan dirinya memperoleh kemuliaan.

(Wibowo, Dkk, 1999: 66)

⧫◆ ◆❑▪

⧫❑→☺⧫ ◼⧫

❑ ⬧◆

⧫⬧⬧

❑➔

❑⬧ ☺◼

“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah)

orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan

apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka

mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.”

(Q.S. Al-Furqan: 63)

5) Hidup Sederhana

Seseorang seharusnya tidak berlebihan dalam

kehidupannya. Seperti halnya tidak berlebihan dalam

membelanjakan hartanya untuk memenuhi kebutuhannya,

berhias dan lain sebagainya.

⧫◆ ⬧

❑→ ⬧

❑➔ ⬧◆

⧫ ⧫◆ ✓⧫

⬧ ◆❑⬧

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta),

mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah

(pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.”

(Q.S. Al-Furqan: 67)

6) Berjiwa Ikhlas

Page 48: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

36

Ikhlas adalah membersihkan diri dari sifat riya’ (pamer)

dalam mengerjakan perintah Allah. Ikhlas juga dapat dimaknai

sebagai perbuatan yang dilandasi dan berharap kepada keridhaan

Allah. (Mahasri shobahiya & Imron Rosyadi, 2011: 120)

Apabila memberikan sesuatu atau suatu kebaikan maka

seseorang harus ikhlas dan tidak boleh mengharapkan imbalan.

Semua dilandaskan untuk mengharap ridho Allah swt.

➔ ⬧ ◼◆

❑☺◆ ❑

→ ⧫

◼❑◆ ✓➔

⬧ ⧫ ☺

⧫ ⧫❑➔⬧

Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan". dan

(katakanlah): "Luruskanlah muka (diri)mu di Setiap

sembahyang dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan

ketaatanmu kepada-Nya. sebagaimana Dia telah menciptakan

kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali

kepadaNya)". (Q.S. Al-A’raf :29)

7) Dapat Menjadi Teladan

Dimaksudkan dengan teladan ialah perbuatan, sikap dan

perkataan yang baik yang dapat dicontoh oleh orang lain.

Seorang muslim harus bisa menjadi teladan bagi orang lain

sebab akhlaknya. (Arief Wibowo, Dkk, 1999:69) kita dianjurkan

untuk memberi contoh kepada orang lain dalam hal yang baik.

Page 49: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

37

Akhlak adalah salah satu hal yang perlu kita perbaiki, karena

kita dinilai orang lain dari perilaku kita.

⬧ ⧫ ⬧

❑◆ ◆❑

◆ ☺ ⧫

❑⧫

⧫❑◆◆ ⧫

⧫⬧◆

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan

yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)

Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut

Allah.” (Q.S. Al-Ahzab : 21)

c. Akhlak Terhadap Keluarga

Keluarga adalah sekelompok orang yang mempunyai

hubungan darah atau perkawinan. Hubungan antara orang tua dan

anak, suami dan steri hendaklah tetap terjaga serasi. Kewajiban

masing-masing anggota keluarga dituntut untuk dilaksanakan sebaik-

baiknya. Demikian juga hak-hak masing-masing anggota keluarga

harus diberikan seadil-adilnya. (Shobahiya & Rosyadi, 2011: 121)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan mangenai akhlak

terhadap keluarga diantaranya yaitu:

1) Berbuat Baik Terhadap Orang Tua

Orang tua adalah seseorag yang paling banyak memberikan

kebaikan terhadap anak. Terutama ibu yang telah mengandung

selama sembilan bulan, melahirkan dan menyusui. Orang tua

merupakan pendidik pertama yang mendidik anak. Seorang ayah

yang telah menghidupi kebutuhan sehari-hari keluarga. Maka,

Page 50: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

38

wajib bagi semua orang untuk menghormati dan berbuat baik

kepada kedua orang tua, yaitu dengan berbakti, mentaati

perintahnya, berbicara dengan baik dan lain sebagainya.

◆ ◆

❑➔

⧫◆❑◆

◼→ ....

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya

dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-

bapa, karib-kerabat, ....” (Q.S. An-Nisa’: 36)

2) Menghormati Hak Hidup Anak

Anak adalah amanah dari Allah. Kalau orang yang

mendapatkan amanah dapat melaksanakan dengan baik maka ia

akan mendapat kebaikan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Oleh karena itu, orang tua wajib mengupayakan agar anak-anak

hidup sehat jasmani dan mencerdaskan pikirannya serta

mengasah spiritualnya. Allah melarang orang-orang yang

menelantarkan dan membunuh anak-anaknya. (Shobahiya &

Rosyadi, 2011: 122)

◆ ❑➔⬧

⬧ ⬧◆

◼ ⧫

➔⧫ ◆

◼⬧ ⧫

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut

kemiskinan. kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka

Page 51: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

39

dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah

suatu dosa yang besar.” (Q.S. Al-Isra’ :31)

3) Membiasakan Bermusyawarah

Didalam sebuah keluarga pasti tidak akan luput dari

masalah yang bisa mengganggu keharmonisan dalam kehidupan

keluarga. Baik itu masalah kecil maupun masalah yang besar.

Maka di dalam kelauarga dianjurkan bermusyawarah untuk

mencari jalan keluar dari maslah-masalah yang terjadi.

Musyawarah merupakan sarana yang sangat efektif untuk

menyelesaikan masalah-masalah.

... ☺⬧◆ ◆⧫

➔ ....

”... dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu)

dengan baik....” (Q.S. At-Thalaq :6)

4) Bergaul dengan Baik

Didalam keluarga harus saling menghormati dan

menyayangi terhadang anggota keluarga. Pastikan tidak ada

saling mengejek atau menghina, merasa iri ataupun saling

membenci. Pergaulan dalam keluarga harus dijaga dengan baik,

yang tua menyayangi yang muda dan yang muda menghormati

yang lebih tua.

d. Akhlak Terhadap Orang Lain/Masyarakat

Dalam msebuah masyarakat kita tidak bisa hidup sendiri, tetapi

harus berdampingan dengan orang lain. Terhadap orang lain, kita

Page 52: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

40

diwajibkan untuk saling tolong-menolong dalam berbuat kebaikan,

membantu yang lemah, dan kita dilarang berlaku sombong serta

angkuh terhadap orang lain. Oleh karena itu, berakhlak kepada orang

lain adalah menjadi keharusan.

3. Akhlak Terhadap Alam

Yang dimaksud dengan alam disini adalah alam semesta yang

mengitari kehidupan manusia. Yang mencakup tumbuhan, hewan, udara,

dan lain sebagainya. Kehidupan manusia memerlukan lingkungan yang

seimbang. Maka akhlak terhadap alam lingkungan terutama sekali adalah

memanfaatkan potensi alam untuk kepentingan hidup manusia. Tetapi

harus diingat bahwa potensi alam terbatas dan umur kemanusiaan akan

panjang. Oleh karenanya, pelestarian dan pengembangan potensi alam

sepanjang mungkin. Manusia tidak boleh boros dalam memanfaatkan

potensi alam dan serakah dalam menggali kekayaan alam yang dapat

berakibatkan kerusakan alam itu sendiri.

C. Metode Pendidikan Akhlak

Dalam buku Daur al-Bait fi Tarbiyah ath-Thifl al-Muslim, karangan

Khatib Ahmad Santhut yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia,

membagi metode pendidikan moral/akhlak ke dalam 5 bagian, di antaranya

adalah:

1. Keteladanan: Metode ini merupakan metode terbaik dalam pendidikan

akhlak. Keteladanan selalu menuntut sikap yang konsisten serta kontinyu,

baik dalam perbuatan maupun budi pekerti yang luhur.

Page 53: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

41

2. Dengan memberikan tuntunan: Yang dimaksud di sini adalah dengan

memberikan hukuman atas perbuatan anak atau perbuatan orang lain yang

berlangsung di hadapannya, baik itu perbuatan terpuji atau tidak terpuji

menurut pandangan al-Qur’an dan Sunnah.

3. Dengan kisah-kisah sejarah: Islam memperhatikan kecenderungan alami

manusia untuk mendengarkan kisah-kisah sejarah. Di antaranya adalah

kisah-kisah para Nabi, kisah orang yang durhaka terhadap risalah

kenabian serta balasan yang ditimpakan kepada mereka. Al-Qur’an telah

menggunakan kisah untuk segala aspek pendidikan termasuk juga

pendidikan akhlak.

4. Memberikan dorongan dan menanamkan rasa takut (pada Allah):

Tuntunan yang disertai motivasi dan menakut-nakuti yang disandarkan

pada keteladanan yang baik mendorong anak untuk menyerap perbuatan-

perbuatan terpuji, bahkan akan menjadi perwatakannya.

5. Memupuk hati nurani: Pendidikan akhlak tidak dapat mencapai

sasarannya tanpa disertai pemupukan hati nurani yang merupakan

kekuatan dari dalam manusia, yang dapat menilai baik buruk suatu

perbuatan. Bila hati nurani merasakan senang terhadap perbuatan tersebut,

dia akan merespon dengan baik, bila hati nurani merasakan sakit dan

menyesal terhadap suatu perbuatan, ia pun akan merespon dengan buruk.

(Khamdun, 02 Agustus 2018)

Page 54: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

42

BAB III

TAFSIR SURAT YUSUF AYAT 8-18

Surat Yusuf merupakan surat ke 12 yang terdiri dari 111 ayat. Penamaan

surat Yusuf ini berdasar kandungannya yang menguraikan kisah Nabi Yususf as.

berbeda dengan banyak Nabi yang lain, kisah Nabi Yusuf as. ini hanya disebut

dalam surat ini. Nama Nabi Yusuf (sekedar nama) disebut dalam surat al-An’am

ayat 6 dan surat Ghafir ayat 40. (Shihab, 2012: 3) Dalam surat ini dijelaskan

tentang kisah Nabi Yusuf as. secara runtun yang mengandung banyak

contoh(teladan), nasehat dan pelajaran.

Skripsi ini hanya fokus pada Surat Yusuf ayat 8-18 yang berisi teladan Nabi

Yusuf as. Dalam kisah Nabi Yusuf dalam Qur’an Surat Yusuf ayat 8-18 juga

banyak tersimpan nilai-nilai akhlak bagaimana etika yang harus dilakukan

manusia terhadap manusia lainnya. Seperti halnya akhlaqul karimah seperti sifat

sabar dan akhlaqul madzmumah seperti su’uzhon (berburuk sangka), hasad, dusta,

dhalim, khianat dan munafik. Pembahasan dalam tafsir ayat ini diambil dari tafsir

al-Misbah karya Quraish Shihab, Tafsir Ibnu Katsir dan kitab Tafsir al-Qur’an

lainnya.

A. Asbabun Nuzul Surat Yusuf

Secara bahasa asbabun nuzul berasal dari kata asbab dan nuzul. Kata

asbab merupakan mufrod (bentuk tunggal) dari kata sabab yang artinya

alasan atau sebab. Sebab adalah kejadian atau sesuatu hal yang

melatarbelakangi suatu wahyu al-Qur’an diturunkan. (Anas, 2008: 9)

Page 55: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

43

Sedangkan nuzul secara bahasa berarti turun, jadi asbabun nuzul

dapat diartikan sebagai sebab-sebab turunnya al-Qur’an. Menurut Ahmad

Shadali, mengartikan asbabun nuzul adalah sesuatu yang menyebabkan

turunnya ayat-ayat al-Qur’an yang memberi jawaban terhadap sebab itu,

dan menerangkan hukumnya pada masa terjadinya sebab itu. (Shadali,

2000:90)

Jadi, asbabun nuzul adalah sesuatu hal yang menjadikan sebuah

sebab turunnya ayat-ayat al-Qur’an yang memberikan penjelasan terhadap

hukum yang ada pada saat ayat-ayat al-Qur’an itu diturunkan.

Dilihat dari segi turunnya, al-Qur’an dibedakan menjadi dua

kelompok, yang pertama adalah ayat yang tidak memiliki sebab dan

hubungan dengan kejadian. Bagian kedua adalah ayat yang memiliki sebab

dengan suatu peristiwa. (Ichwan, 2008:74)

Ibnu Rahawaih sebagaimana sebagaimana dalam kitabnya

Almathalib al’aliyah, Telah menceritakan kepada kami ‘Amru bin

Muhammad, Telah menceritakan kepada kami Khalad Ashshofar dari Amru

bin Sa’ad dari S’ad tentang firman Allah Ta’ala:

⧫ →⧫ ◼⧫

⬧ ☺

◆ ⬧

⧫◆→ ◆ →

⬧ ☺⬧

✓⧫

“Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan

mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum

(Kami mewahyukan)nya adalah termasuk orang-orang yang belum

mengetahui.” (Q.S. Yusuf: 3)

Page 56: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

44

Ia mengatakan, “Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Rasulullah

saw., maka Rasulullah saw. membacakannya kepada para sahabatnya

sekian lama, sehingga mereka bertanya-tanya, “Ya Rasulallah, bagaimana

sekiranya engkau bercerita-cerita kepada kami!” Lalu Allah menurunkan:

Alif laam raa, tilka ayaatul kitaabil mubiin, hingga Firman-Nya nahnu

naqushshu ‘alaika ahsanal qoshoshi, maka Rasulullah membacakannya

sekian lama, maka para sahabat mengatakan, “Hai Rasulullah, bagaimana

sekiranya engkau bercerita kepada kami”, maka Allah swt. menurunkan

ayat Allohu nazzala ahsanal hadiitsi kitaaban mutasyaabihab.” (Muqbil,

2006: 226)

Muhammad Hasbi menjelaskan suatu hari ketika Rasulullah saw

beberapakali memperdengarkan pembacaan al-Qur’an kepada sahabatnya,

para sahabat rasul mengajukan usul, “Ya Rasulullah, apakah tidak lebih

baik engkau menjelaskan kepada kami tentang kisah umat-umat yang telah

lalu untuk melapangkan dada kami dan mengisinya dengan perumpamaan

dan pelajaran yang terkandung dalam kisah-kisah itu.” Maka, berkenaan

dengan itu, turunlah surat Yusuf. (Hasbi, 2000: 1966)

Dalam Surat Yusuf diterangkan bahwa kisah Yusuf as. merupakan

kisah yang baik, dilihat dari bebrapa sisi. Pada ayat kedua dalam surat ini

Allah telah menegaskan bahwa al-Qur’an hanya bisa dipahami orang yang

memiliki akal dan mau menggunakan akalnya untuk memikirkan ayat-ayat

Allah. Salah satu fungsi dan kemampuan dari akal adalah menuturkan

Page 57: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

45

cerita. Allah memberi manusia kemampuan untuk menyusun cerita atau

kisah dan memberinya dasar-dasar pengetahuan tentang kisah. Dengan

demikian, manusia bisa menjadikan kisah sebagai salah satu sarana penting

untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mendidik manusia, dan

mengajarkan mereka nilai-nilai keutamaan.

Manusia juga diberi kemampuan mendengarkan, mencermati, dan

menganalisis berbagai peristiwa yang ada dalam kisah atau cerita, kemudian

menjadikannya sebagai sarana untuk menilai tindakan dan mengambil

pelajaran yang berharga. Semua keistimewaan itu terkandung dalam surat

Yusuf sehingga sangat pantas jika kisah dalam Surat Yusuf ini disebut

sebagai kisah yang paling baik. Dalam kisah Nabi Yusuf ini terkandung

sejumlah nilai yang menjadi landasan kisah baik dari sisi tema, rangkaian

peristiwa, berbagai fenomena kejiwaan, kesesuaian gaya bahasa dengan

kejadian, teknis peralihan dari satu peristiwa menuju peristiwa lain, maupun

penggunaan diksi dan gaya bahasa yang paling tinggi. (Al-Aris, 2013: 20)

B. Kisah Nabi Yusuf AS.

Nabi Yusuf as. lahir pada tahun 1745 SM di sebuah daerah bernama

Faddan yang berada dibawah kekuasaan Babilonia. Beliau adalah seorang

Nabi Allah swt, yang merupakan putra Nabi Ya’kub as. beliau merupakan

putera ke tujuh dari dua belas putera Nabi Ya’kub as. Nabi Yusuf as. adalah

anak yang disayangi oleh ayahnya yaitu Nabi Ya’kub as. Namun, kasih

sayang dan perhatian Nabi Ya’kub kepada Nabi Yusuf as. itu ditanggapi

berbeda oleh saudara-saudaranya. Mereka menganggap ayah mereka hanya

Page 58: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

46

sayang dan perhatian kepada Nabi Yusuf as.sehingga hal itulah yang

menumbuhkan rasa iri hati dan dengki saudara-saudara Nabi Yusuf kepda

Nabi Yusuf. Pada suatu hari saudara-saudara Nabi Yusuf as. mengadakan

pertemuan rahasia untuk bermusyawarah dalam mengatur aksi yang harus

mereka lakukan untuk menyadarkan ayahnya dan menuntut perelakuan yang

adil. (Khairu, 2014: 20)

Dalam pertemuan itu mereka sepakat untuk membunuh atau

mengasingkan Nabi Yusuf as. ke daerah yang tidak dikenal, sebagaimana

dalam Q.S. Yusuf berikut:

❑➔ ❑

◼❑⧫ ⬧

⬧ ◆

❑❑⬧◆ ◼➔⧫

❑⬧ ⧫✓⬧

“Bunuhlah Yusuf atau buanglah Dia kesuatu daerah (yang tak dikenal)

supaya perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja, dan sesudah itu

hendaklah kamu menjadi orang-orang yang baik." (Q.S. Yusuf: 9)

Pada keesokan harinya setelah mereka semalaman berunding dan

sepakat untuk membuang Nabi Yusuf as., mereka menyusun strategi agar

Nabi Ya’kub as. memberi izin kepada mereka untuk membawa Nabi Yusuf as

keluar rumah, dengan alasan mengajak Nabi Yusuf as untuk ikut bersenang-

senang. Pada awalnya Nabi Ya’kub as. keberatan dengan hal itu karena

khawatir Nabi Yusuf akan celaka bersama mereka. Tetapi mereka berjanji

akan selalu menjaga Yusuf dan mengklaim bahwa mereka adalah golongan

yang kuat. Dan akhirnya Nabi Ya’kub as. tidak ada alasan untuk menolak

Page 59: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

47

permintaan anak-anaknya membawa Nabi Yusuf as. pergi bermain dan

bersenang-senang. (Khairu, 2014: 29)

Pada keesokan harinya mereka menuju tempat yang telah

direncanakan, dimana mereka akan melemparkan Nabi Yusuf as. di dasar

sumur dengan harapan Yusuf bisa dipungut oleh musafir-musafir yang tengah

melintas. Setelah rencana mereka membuang Nabi Yusuf as. ke dasar sumur,

sore harinya mereka kembali kerumah menemui ayahnya dengan menangis

dan bersandiwara seakan-akan sangat sedih. Mereka mengatakan bahwa Nabi

Yusuf as. telah dimakan oleh serigala. Dan sebagai buktinya mereka

membawa baju yang dikenakan Nabi Yusuf as yang telah dilumuri darah

binatang sebagai penguat buktinya. Tetapi mereka lupa akan menyobek-

nyobek pakaian Nabi Yusuf as. sehingga Nabi Ya’kub tidak percaya jika

Nabi Yusuf as. telah dimakan oleh serigala. Dengan kejadian yang tengah

menimpa Nabi Yusuf as., Nabi Ya’kub as. pun merasa sangat sedih dengan

hal tersebut, walau sebenarnya Nabi Ya’kub as. telah yakin jika Nabi Yusuf

as. masih hidup. Tetapi Nabi Ya’kub as. sedih karena telah dipisahkan dari

putera kesayangannya. Sampai akhirnya Nabi Ya’kub as. menjadi tidak bisa

melihat karena terus-terusan menangis dan berdo’a kepada Allah swt. agar

dipertemukan kembali dengan anaknya. (Khairu, 2014: 35)

Sementara itu ketika Nabi Yusuf as. berada di dasar sumur itu Allah

swt. mewahyukan kepada Nabi Yusuf as.:

☺◼⬧ ❑⬧

❑➔◆◆ ◼❑➔➔⬧

⧫◆ ➔

◆◆ ⬧

Page 60: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

48

⧫⧫⬧

➔◆ ⧫➔

“Maka tatkala mereka membawanya dan sepakat memasukkannya ke dasar

sumur (lalu mereka masukkan dia), dan (di waktu Dia sudah dalam sumur)

Kami wahyukan kepada Yusuf: "Sesungguhnya kamu akan menceritakan

kepada mereka perbuatan mereka ini, sedang mereka tiada ingat lagi." (Q.S.

Yusuf: 15)

Setelah beberapa hari sejak Nabi Yusuf as. berada di dasar sumur,

nampak tanda-tanda yang memberi harapan baginya dapat keluar dari tempat

tersebut. Nabi Yusuf as. tiba-tiba mendengar suara orang berbicara saerta

jejak langkah kaki manusia disekitar sumur yang semakin lama semakin jelas

suaranya. Ternyata apa yang didengar oleh Nabi Yusuf as. adalah suara-suara

yang timbul oleh serombongan musafir yang sedang melakukan perjalanan

menuju Mesir. Dan mereka semua menuju sumur untuk beristirahat serta

mencari sumber air untuk diminum. Alangkah gembiranya Nabi Yusuf as.

ketika mendengar suara ketua Khafilah memerintahkan orangnya melepaskan

ember untuk mengambil air di dalam sumur itu. Musafir itu terkejut ketika

melihat ember itu adalah manusia yang berwajah tampan, bertubuh tegak dan

berkulit bersih. (Khairu, 2014: 37)

Setalah orang yang menemukan Nabi Yusuf as. itu tiba di Mesir

merekapun membawanya ke pasar untuk menjual Nabi Yusuf as. sebagai

seorang hamba sahaya dengan harga yang murah. Orang yang telah membeli

Yusuf bukanlah orang sembarangan. Ia adalah seorang yang berasal dari

pemerintah yang berkuasa di Mesir. Ia adalah menteri raja yang bernama

Futhifar. Mulai saat itu Nabi Yusuf tinggal bersama Futhifar dan istrinya

Page 61: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

49

yang bernama Zulaikha. Nabi Yusufas. Pun dilaperlakukan sebagai salah

seorang anggota keluarga . Nabi Yusuf as. melakukan tugas sehari-harinya

dengan penuh semangat dan kejujuran serta disiplin. Nabi Yusuf diberi

kemampuan untuk mengendalikan suatu masalah dan ia diberi pengetahuan

mengenai kehidupan dan peristiwa-peristiwa. Ia juga diberi kemampuan

berdialog yang dapat menarik simpati orang yang mendengarnya. Rasa

simpati dan kekaguman Zulaikha terhadap kerja Nabi Yusuf as. lama

kelamaan menjadi simpati dan kekaguman terhadap bentuk paras mukanya.

Bunga api cinta yang masih kecil di dalam hati Zulikha semakin hari semakin

membesar dan membara tiap kali ia melihat Nabi Yusuf as. Sikap dingin dan

tak acuh Nabi Yusuf as. terhadap rayuan dan tingkahlaku Zulaikha,

menjadikan Zulaikha tambah panas hati dan bertekad akan berusaha terus

sampai maksudnya tercapai. Jika aksi samar-samar yang ia lakukan tetap

tidak mengertikan Nabi Yusuf as. yang dianggapnya bersikap dingin itu,

maka akan dilakukannya secara berterus terang dan kalau perlu dengan cara

paksaan sekalipun. (Khairu, 2014: 45)

Kesempatan ketika sang suami Zulaikha tidak dirumah, iapun masuk

ke kamar Nabi Yusuf seraya berkata kepada Nabi Yusuf agar mengikutinya

ke kamar. Zulaikha menutup semua pintu dan meyobek cadar rasa malunya

dan ia menjelaskan rasa cintanya kepada Nabi Yusuf as. Terjadilah

perkembangan pergelutan antara mereka berdua. Dialog telah berkembang

dari bahasa lisan menuju bahasa tangan. Zulaikha mengulurkan tangannya

kepada Nabi Yusuf as. dan berusaha untuk memeluknya. Tetapi Nabi Yusuf

Page 62: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

50

as berusaha untuk menolaknya. Zulaikha pun marah akibat penolakan Nabi

Yusuf as. terhadap ajakannya. Ia merasakan dirinya dihina dan diremehkan

oleh Nabi Yusuf as. Nabi yusuf as. melihat amarah Zulaikha dan menjadi

takut akan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan, dengan wajah pucat Nabi

Yusuf berlari menuju pintu. Ditariknya kuat-kuat baju bagian belakang Nabi

Yusuf as. oleh Zulaikha sehingga robek. Tepat saat mereka berada dibelakang

pintu seraya tarik menarik, datanglah Futhifar mandapai mereka dalam

keadaan mencurigakan itu. Zulaikha yang mendapati sumainya muncul

ditengah-tengah peristiwa itu, ia segera menggunakan kelicikannya. Zulaikha

melontarkan tuduhan kepada Nabi Yusuf as. ia menuduh Nabi Yusuf telah

merayunya dan mengatakan Nabi Yusuf as. berusaha berbuat tidak baik

kepadanya. Dan Nabi Yusuf berkata, “dia menggodaku untuk menuduhkan

diriku kepadanya”. Futhifar merasa bingung, siapa diantara mereka yang

benar. (Khairu, 2014: 51)

Dalam keadaan itu tiba-tiba datanglah saudara mereka yang dianggap

bijaksana. Dia berkata, “sesungguhnya kunci persoalan ini terletak pada

pakaian Yusuf. Jika pakaiannya robek di depan, maka ini berarti Yusuf

memang ingin berbuat tidak baik kepadanya. Wanita itu akan merobek baju

Yusuf untuk mempertahankan dirinya. Lalu apabila pakaiannya robek dari

belakang, maka ini berarti wanita itu yang merayunya.” Setelah diperhatikan,

ternyata yang robek adalah pakian bagian belakang, sehingga terbukti yang

merayu adalah Zulaikha. Ketika Futhihar memastikan penghianatan isterinya,

Page 63: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

51

ia menunjukkan sikap yang tenang serta tidak menunjukkan emosi yang

berlebihan. (Khairu, 2014: 52)

Peristiwa yang ada antara Zulaikha dan Nabi Yusuf akhirnya sampai

ketelinga masyarakat sehingga membuat Zulaikha jengkel. Zulaikha

memutuskan untuk membuat jamuan besar di istana dan mengundang wanita-

wanita yang telah membicarakannya. pada jamuan itu Zulaikha

mengisyaratkan kepada Nabi Yusuf as. untuk masuk kedalam ruangan

jamuan. Wanita-wanita itupun terdian ketika melihat Nabi Yusuf as. dan pada

saat yang sama mereka terus memotong buah yang ada ditangan mereka

sampai mereka tidak menyadarinya bahwa mereka juga memotong-motong

tangannya karena pandangan mereka tertuju kepada Nabi Yusuf as. yang

rupawan. Dengan adanya perbincangan berita mengenai Nabi Yusuf as. yang

terus menjadi perbincangan di mesir, pemerintah merasa kewibawaannya

sedang dipertaruhkan. Lalu penguasa dari pemerintah menangkap Nabi Yusuf

as. dan dimasukkan ke dalam penjara. (Khairu, 2014: 70)

Pada suatu hari datanglah dua orang tahanan datang kepada Nabi

Yusuf as. dan mengisahkan bahwa meraka telah mendapati mimpi. Nabi

Yusuf as pun menafsirkan mimpi mereka yang mengatakan bahwa satu dari

mereka akan bebas dan satu lagi akan dihukum mati. (Khairu, 2014: 80)

Pada suatu hari sang Raja bermimpi ia melihat dirinya berdiri ditepi

sungai Nil. Air sungai Nil tenggelam dan habis sehingga air itu menjadi tanah

yang kosong. Kemudian ikan melompat-lompat dan keluarlah dari sungai itu

tujuh sapi yang gemuk dan tujuh sapi yang kurus. Sapi-sapi yang kurus itu

Page 64: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

52

justru menyerang sapi-sapi yang gemuk. Ia melihat teriakan-teriakan sapi

yang gemuk ketika diserang sapi-sai yang kurus. Kemudian diatas sungai Nil

muncul tujuh butir gandum hijau itu tenggelam dalam tanah. Dan muncullah

di tanah yang sama tujuh butir yang kering. Mimpi itu telah berusaha untuk

ditafsirkan oleh sekian banyak penafsir mimpi, tetapi tidak ada yang sanggup

untuk menafsirkannya. Hingga saatnya Nabi Yusuf as. lah yang

menafsirkannya. Nabi Yusuf as. menjelaskan bahwa negeri Mesir akan

mengalami masa-masa yang subur selama tujuh tahun dan setelah itu akan

ada masa kemarau selama tujuh tahun. (Khairu, 2014: 90)

Dan setelah kejadian itu Nabi Yusuf as. dibersihkan kembali namanya

dan dibebaskan dari penjara. Raja yang sudah mempunyai kepercayaan penuh

terhadap Nabi Yusuf as. menyerahkan kekuasaannya kepada Nabi Yusuf as.

dalam suatu upacara penobatan. Nabi Yusuf as. dikukuhkan sebagai

bendahara Mesir.

◆ ⧫

▪❑⧫⧫⧫

◆◆❑⧫ ⧫ ⧫

◆ ⧫

⧫✓⬧☺

“Dan Demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir;

(dia berkuasa penuh) pergi menuju kemana saja ia kehendaki di bumi Mesir

itu. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada siapa yang Kami kehendaki dan

Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S.

Yusuf: 56)

Setelah selesai penobatan, raja pun menikahkan Nabi Yusuf as.

dengan Zulaikha janda majikannya yang telah meninggal. Demikianlah Nabi

Page 65: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

53

Yusuf as. bertemu dengan Zulaikha dalam keadaan gadis. Dalam waktu tujuh

tahun pertama Nabi Yusuf as menjalankan pemerintahan di Mesir, rakyat

merasa tenteram, aman dan sejahtera. Dan dia mempersiapkan gudang untuk

menyimpan bahan makananan untuk musim kemarau mendatang. (Khairu,

2014: 99)

Diwaktu kemarau kemudian datanglah orang-orang dari pinggiran

Mesir bahkan dar negara-negara lain yang berdekatan dengan mesir untuk

mengharapkan pertolongan Nabi Yusuf untuk membeli gandum serta

makanan lainnya yang masih tersimpan digudang pemerintah. Dan diantara

mereka adalah saudara-saudara Nabi Yusuf as. yang dulu telah membuangnya

ke dalam sumur. Tetapi Nabi Yusuf tidak memiliki dendam terhadap mereka.

Setelah kembali mereka bercerita kepada Nabi Ya’kub tentang perjalanannya

di Mesir. Disamping itu, mereka diharuskan oleh Nabi Yusuf as. untuk

membawa adik bungsu mereka ke Mesir, apabila tanpa adik bungsu mereka,

mereka tidak akan dilayani. (Khairu, 2014: 107)

Ketika mereka kembali ke Mesir untuk membeli gandum-gandum

nabi Yusuf menahan bunyamin tidak boleh pulang dengan tuduhan mencuri

piala gelas Raja. Kejadian itu yang membuat Nabi Ya’kub as semakin

bersedih. Tibalah putera-putera Nabi Ya’kub as. di Mesir untuk katiga

kalinya. Dan mereka meminta kebijakan untuk membeli gandum serta

mengembalikan Bunyamin kepada pangkuan ayah mereka. Waktu itu

kesempatan Bagi Nabi Yusuf untuk bercerita tentang dirinya kepada saudara-

Page 66: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

54

saudaranya sedari ia bilempar ke dalam sumur hangga sekarang. (Khairu,

2014: 122)

Saudara-saudara Nabi Yusuf as. kembali kehadapan ayahnya dengan

membawa gamis Nabi Yusuf as. untuk diausapkan ke wajah Nabi Ya’kub.

❑ ☺⬧

◼❑→⬧ ◼⧫ ◆

⧫ ⧫

❑➔◆ →

✓➔☺

“Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu letakkanlah Dia

kewajah ayahku, nanti ia akan melihat kembali; dan bawalah keluargamu

semuanya kepadaku". (Q.S. Yusuf: 93)

Nabi Ya’kub as. dan anak-anaknya untuk menghadiri undangan Nabi

Yusuf as. untuk bergabung menjadi satu dalam istananya. Dirangkullah sang

ayah oleh Nabi Yusuf as seraya mencucurkan air mata setiba Nabi Ya’kub as.

tiba dihalaman istana, demikian pula Nabi Ya’kub. Dan Nabi Yusuf as.

berkata, “wahai ayahku! Inilah dia takbir mimpiku yang dahulu itu, menjadi

kenyataan. Dan tidak kurang-kurang rahmat dan karunia Allah kepadaku

yang telah mengangkatku dari dalam sumur, mengeluarkan akau dari

penjara dan mempertemukan kami setelah syaitan telah merusakkan

perhubungan persaudaraan antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya

Allah maha lembut dan apa yang Dia kehendaki dan sessungguhnya Dia lah

yang Maha Mengetahui lahi Maha Bijaksana”. (Khairu, 2014: 133)

☺◼⬧ ❑➔ ◼⧫

❑ ◆◆ ⬧

◆❑⧫ ⧫⬧◆

❑➔ ◆ ◆

⧫✓◆ ⬧◆◆

Page 67: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

55

◆❑⧫ ◼⧫ ➔

◆ ⬧

⧫⬧◆ ⧫⧫

⬧ ⧫ ⬧ ⬧

◼➔ ◼◆

⬧◆

◆◆

⧫ ➔⧫

⬧⧫ ⬧ ⧫

⧫✓⧫◆ ◆❑

◼◆ ⬧ ☺ ⧫

◆❑➔ ➔

“Maka tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf: Yusuf merangkul ibu

bapanya dan Dia berkata: ‘Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah

dalam Keadaan aman’. Dan ia menaikkan kedua ibu-bapanya ke atas

singgasana. dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada

Yusuf. dan berkata Yusuf: ‘Wahai ayahku Inilah ta'bir mimpiku yang dahulu

itu; Sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. dan

Sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaKu, ketika Dia

membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari dusun

padang pasir, setelah syaitan merusakkan (hubungan) antaraku dan saudara-

saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha lembut terhadap apa yang Dia

kehendaki. Sesungguhnya Dialah yang Maha mengetahui lagi Maha

Bijaksana.” (Q.S. Yusuf: 99-100)

Kemudian Nabi Yusuf mengangkat tangannya dan berdo’a:

◆ ⬧ ⧫⬧◆

☺ ⧫☺⧫◆

⬧ ⧫◼ ⧫⬧

◆❑☺ ◆

◆ ◆

⧫◆ ◆❑⬧

☺ ⬧◆

⧫✓⬧

“Ya Tuhanku, Sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku

sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir

mimpi. (ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah pelindungku di

dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam Keadaan Islam dan

gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.” (Q.S. Yusuf: 101)

Page 68: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

56

C. Tafsir Surat Yusuf Ayat 8-18

1. Q.S. Yusuf ayat 8

❑⬧ ❑⬧

◼❑◆ ◼

⧫◆

⧫ ⧫⧫ ⬧

◼ ✓

“(yaitu) ketika mereka berkata: "Sesungguhnya Yusuf dan saudara

kandungnya (Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita dari pada kita

sendiri, Padahal kita (ini) adalah satu golongan (yang kuat).

Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang nyata.” (Q.S.

Yusuf: 8)

Ayat ini menjelaskan tentang kedengkian yang terjadi pada diri

saudara-saudara Nabi Yusuf terhadap Nabi Yusuf as. bersama

saudaranya yang bernama Bunyamin, karena menurut mereka sang ayah

lebih mencintai Nabi Yusuf as. dan saudaranya dibandingkan mereka

sendiri yang merupakan kelompok besar dan kuat. Mereka berkata bahwa

ayah mereka tersesat dan keliru besar dengan mencintai dua saudara

mereka itu lebih daripada mereka.

Nabi Ya’kub memiliki dua belas orang anak, dua diantaranya

berasal dari ibu yang sama yaitu Yusuf dan Bunyamin, dan yang lain-lain

berasal dari ibu yang lain. Kasih sayang Nabi Ya’kub as. kepada Yusuf

karena usianya yang muda dan akhlaknya yang baik, membuat saudara-

saudaranya iri kepadanya. Mereka tidak saja iri kepadanya, tetapi juga

mengatakan “sedangkan kita adalah satu kelompok yang kuat”

menjelaskan bahwa mereka memiliki jiwa yang arogan. Karena itu,

Page 69: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

57

mereka menuduh ayah mereka keliru dan menyimpang dari fokus kasih

sayangnya.

Banyak dari mereka yang berada pada kedudukan dan derajat yang

lebih rendah di masyarakat berusaha menjatuhkan mereka yang

kedudukannya lebih tinggi demi memperoleh kompensasi bagi

kelemahan mereka.

Ada perbedaan-perbedaan antara istilah ‘diskriminasi’ dan

‘pembedaan’. Istilah diskriminasi berarti mengutamakan seseorang atas

orang lain tanpa alasan yang bisa dibenarkan. Sedngkan pembedaan

berarti melakukan pembedaan atas dasar kemampuan dan kondisi yang

dimiliki seseorang. Sedangkan saudara-saudara yusuf menganggap

kecintaan Nabi Ya’kub as. kepada Yusuf sebagai kecintaan yang tidak

mempunyai alasan yang kuat. (Imani, 2005: 435)

Lafadz Yusuf (يوسف)pada kata (اذقالوا ليوسف) idz qoolu layusufu

berkedudukan menjadi mubtada’, dan lafadz (و اخوه) wa ahkhuhu berarti

saudara sekandung, yaitu Bunyamin, kata (احب) ahabbu yang memiliki

arti lebih dicintai menjadi khabar dari lafadz yusuf tadi. (al-Mahalli &

As-Suyuti, 2014: 946)

Kata (عصبة) ‘usbah adalah kata yang menunujuk arti kelompok

yang paling sedikit terdiri dari sepuluh orang dan yang paling banyak

terdiri dari empat puluh orang. Karena kelompok ini terdiri dari banyak

orang, maka tentulah mereka kuat. Atas dasar itu, kata tersebut dipahami

Page 70: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

58

dalam arti “kelompok yang kuat”. Saudara-saudara Nabi Yusuf dari ibu

yang lain berjumlah sepuluh orang. (Shihab, 2012: 21)

Kata (ضالل) dhalal biasa digunakan al-Qur’an untuk makna sesat,

kehilangan jalan, bingung atau tidak mengetahui arah. Makna-makna itu

dikembangkan sehingga bisa juga berarti binasa, terkubur, kemudian

diartikan secara immaterial sebagai sesat dari jalan kebajikan. Dapat

disimpulkan bahwa kata tersebut pada akhirnya dipahami dalam arti

segala kegiatan yang tidak mengantar kepada kebenaran. Dalam hal ini,

saudara-saudara Nabi Yusuf yang menilai ayah mereka mencintai Yusuf

secara berlebih-lebihan telah melakukan sesuatu sikap yang tidak

mengantar kepada kebenaran. (Shihab, 2012: 21)

Ayat ini mengandung beberapa pelajaran. Pertama, firman Allah:

“(Yaitu) ketika mereka berkata, ‘sesungguhnya Yusuf dan saudaranya

(Bunyamin) lebih dicintai ayah kita dari pada diri kita”, menunjukkan

bahwa Nabi Ya’kub as mencintai semua anak-anaknya. Meskipun

dianggap lebih mengutamakan Yusuf, Nabi Ya’kub tetap mengasihi

anak-anaknya yang lain. Hanya saja, mereka tidak merasa dan mencela

sikap sang ayah yang lebih memperhatikan Yusuf. Mereka tetap patuh

terhadap sang ayah dan tidak menunjukkan pembangkangan mereka.

Ungkapan mereka, “lebih dicintai ayah dari pada diri kita”

menunjukkan bahwa mereka masih memiliki adab. Kedua, firman Allah

“Padahal kita adalah golongan (ushbah)” menunjukkan betapa bahasa

Arab sarat makna dan struktur. Semua bahasa di dunia mengenal sistem

Page 71: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

59

bilangan dan angka. Namun, hanya bahasa Arab yang memiliki ungkapan

khusus terkait jumlah orang dalam sebuah kumpulan. Misalnya, kata

nafar menunjukkan arti sebuah kumpulan yang berjumlah hingga tiga

orang. Kata rahth menunjukkan arti sebuah kumpulan yang berjumlah

hingga sembilan orang. Sedangkan kata ‘ushbah yang seperti yang

terdapat dalam ayat ini menunjukkan arti sebuah kumpulan yang

berjumlah hingga sepuluh orang atau lebih. Ketiga, di ayat “Sungguh

ayah kita berada dalam kekeliruan yang nyata” terdapat keunikan

makna tersendiri. Kata dhalal digunakan untuk beragam makna dan

tingkatan yang berbeda-beda sesuai dengan konteks pengucapan kata

tersebut. Kata dhalal bisa mengacu pada makna yang sangat keras, yaitu

kekufuran. Kata dhalal juga bisa berarti tidak mengetahui jalan yang

benar. (Al-Aris, 2013: 52)

Disisi lain, kasus yang menimpa saudara-saudara Nabi Yusuf as.

adalah melakukan penghianatan terhadap sang ayah, dengki terhadap

saudaranya, berbuat ghibah kepada ayahnya sendiri, berprasangka jelek,

semua hal itu muncul akibat sifat dzalim mereka terhadap Nabi Yusuf

as. Sifat dengki mereka telah mengubah jalan hidupnya menjadi pribadi

yang hina, hingga sanggup melontarkan perkataan yang tidak pantas

diucapkan seorang anak kepada ayahnya yang saat itu bersetatus sebagai

Nabi.

Perkataan buruk yang ditujukan kepada seorang Nabi lebih jahat

dibandingkan berkata bahwa dirinya kafir. Akan tetapi, saat itu saudara

Page 72: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

60

Nabi Yusuf as. tidak mengetahui apa saja yang diperbolehkan untuk

diucapkan kepada para Nabi. Sehingga, merekapun dimaafkan dan tidak

digolongkan sebagai orang-orang kafir, meskipun mereka tetap harus

menaggung dosa besar atas kesalahannya. (Burhami, 2014: 49)

Jadi, dapat disimpulkan isi dari ayat tersebut adalah kedengkian

saudara-saudara Yusuf terhadap Yusuf dan saudaranya yaitu Bunyamin,

karena Nabi Yusuf as. dan Bunyamin lebih dicintai oleh ayah mereka

daripada mereka, padahal mereka adalah golongan yang kuat.

Sebenarnya ayah mereka tetap mengasihi mereka, tetapi sifat dengki

merekalah yang membuat mereka menganggap bahwa ayah mereka

hanya mengasihi Yusuf saja. Dan kesalahan mereka adalah, mereka

menanggap ayah mereka dalam kesesatan.

2. Q.S. Yusuf ayat 9-10

❑➔ ❑

◼❑⧫ ⬧

⬧ ◆

❑❑⬧◆ ◼➔⧫

❑⬧ ⧫✓⬧ ⧫⬧

❑➔⬧ ❑

◼❑→◆ ⧫◆

→ ⧫⧫

➔⧫ ◆▪

⧫➔⬧

“Bunuhlah Yusuf atau buanglah Dia kesuatu daerah (yang tak dikenal)

supaya perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja, dan sesudah itu

hendaklah kamu menjadi orang-orang yang baik." Seorang diantara

mereka berkata: "Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah Dia

ke dasar sumur supaya Dia dipungut oleh beberapa orang musafir, jika

kamu hendak berbuat." (Q.S Yusuf : 9-10)

Page 73: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

61

Karena alasan Yusuf dan Bunyamin lebih dicintai oleh ayahnya

maka sudara-saudara Yusuf berunding dan mereka berpendapat agar

Yusuf yang menjadi saingan mereka merebut hati ayah mereka,

dienyahkan saja dari muka ayah mereka, dengan membunuhnya atau

mengasingkannya ke suatu tempat yang jauh, sehingga dengan demikian

terbuka lebarlah hati ayah mereka bagi mereka tanpa ada saingan,

kemudian setelah itu akan bertaubatlah mereka dan seterusnya menjadi

orang-orang baik. Seorang diantara mereka berkata, “Janganlah kamu

membunuhnya sekedar memuaskan rasa permusuhanmu dan

kebencianmu kepadanya, tetapi cukuplah jika kamu memasukkannya ke

dalam sebuah sumur, sehingga ada kemungkinan ia dipungut oleh

serombongan musafir yang melalui sumur itu. Dengan demikian

tercapailah apa yang kamu inginkan, menjauhkannya dari ayah sedang ia

tetap hidup tidak kehilangan nyawanya.” (Katsir, 2005: 383)

Ibnu Ishaq berkata, “Saudara-saudara Nabi Yusuf itu bersepakat

untuk melaksanakan sesuatu yang besar, berupa pemutusan hubungan

kekeluargaan, berusaha untuk membangkang kepada sang ayah, tidak

menaruh belas kasihan kepada saudaranya yang kecil dan lemah, padahal

dia tidak mempunyai dosa apa-apa, tidak bisa menghormati orang tua,

sedangkan beliau berada pada pihak yang benar, terhormat dan memiliki

keutamaan, berusaha untuk mengesampingkan hak anak terhadap orang

tuanya, padahal hak-hak itu seharusnya dijaga, karena hal itu merupakan

perintah Allah, mereka hendak memisahkan sang anak dengan ayahnya

Page 74: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

62

yang selalu menci tainya, padahal saat itu sang ayah sudah tua renta dan

merupakan orang yang agung, mereka berusaha untuk melepaskan

kecintaan sang ayah terhadap anak yang masih kecil, lemah dan masih

berumur sangat muda, dimana pada saat itu sang anak masih

membutuhkan kelembutan dan pendidikan sang ayah. Itulah bahaya yang

akan ditimbulkan oleh sifat dengki, sebagaimana yang digambarkan

dalam ayat diatas. Namun meskipun demikian, Allah masih memberikan

ampunan terhadap mereka, karena Dia maha pengasih.

Bisakah mereka mengalihkan hati sang ayah setelah membunuh

anak yang dicintai? Sungguh, seandainya mereka mau sedikit

menggunakan akal pikirannya, maka mereka akan memiliki kesimpulan,

bahwa perbuatan mereka itu hanya akan mengundang kebencian dan

amarah sepanjang hidup sang ayah. Akan tetapi, tipu daya setan dan

janji-janji yang penuh kebohongan itu telah melumuri hati mereka serta

menjadikan mereka mabuk. Kemudian apakah mereka berusaha untuk

menjaga kecintaan sang ayah mereka? Seandainya mereka ingin berusaha

menjaga kecintaan sang ayah, pastilah mereka akan mencintai apa yang

dicintainya. Mereka sebenarnya mengetahui, bahwa sang ayah akan

marah jika Yusuf disingkirkan. Mereka pada hakikatnya tidak mencintai

sang ayah, keinginan mereka hanyalah inginmemuaskan hawa nafsu yang

dilampiaskan kepada sang ayah. Kecintaan seperti ini adalah kecintaan

yang penuh penyakit, dimana orang yang mencintai tidak akan pernah

Page 75: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

63

memandang orang yang dicintainya kecuali untuk memuaskan hawa

nafsu belaka.

Seperti kecintaan istri seorang raja kepada Nabi Yusuf as., bukanlah

kecintaan yang hakiki, melainkan kecintaan yang didasarkan atas hawa

nafsu dan egoisme yang buruk dan hina. Dan diantara keadilan Allah

adalah menciptakan kecintaan yang seperti itu tidak ada manfaatnya

sama sekali dan tidak akan menghantarkan pemiliknya kepada tujuan

yang mulia, bahkan dia hanya akan menghantarkan pemiliknya kepada

adzab dan menjauhkannya dari tujuan cinta sebenarnya. Oleh karena itu,

seorang hamba harus berhati-hati, jangan sampai kecintaanya pada Allah

adalah kecintaan yang dipenuhi dengan penyakit tersebut, tidak mau

untuk mentaatinya kecuali menginginkan kesenangan duniawi, baik

berupa ketenaran, harta maupun kehendak-kehendak hawa nafsu.

Gambaran seperti ini terlihat dalah firman Allah:

◆ ⧫ ➔⧫

◼⧫ ⬧

☺ ◆

⧫ ◆

◼⬧ ◼⧫ ◆

◆ ◆

◼⧫◆ ⬧ ◆❑➔

◆ ✓☺

“Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan

berada di tepi; maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam

keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke

belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah

kerugian yang nyata.” (Q.S. Al-Hajj: 11)

Page 76: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

64

Ketahuilah bahwa kebahagiaan seorang hamba berasal dari

ketaatannya kepada Allah, yang bermuara pada kecintaan dan kerinduan

kepada-Nya, mengharap ridha, berbaik sangka dan bertawakal kepada-

Nya. Kelezatan suatu ibadah bukanlah upaya untuk memuaskan hawa

nafsu belaka, akan tetapi hal itu merupakan tuntutan syari’ah yang

terbesar dan sangat disukai oleh Allah. (Burhami, 2014: 55)

Kata (غيابة) ghayaabah ada juga yang membacanya dalam bentuk

jamak (غيبات) ghayabaat. Kata ini terambil dari kata (غيب) ghaib, yakni

berarti tidak terlihat. Maksud dari ayat ini adalah dasar dari sumur. Kata

al-jubb adalah sumur yang sekedar digali dan tidak direkat (الجب)

mulutnya dengan batu semen sehingga mudah tertimbun lagi, khususnya

hingga hujan lebat. Sementara ulama memperkirakan bahwa sumur yang

mereka inginkan adalah yang tidak terlalu dalam dan tidak terlalu

tersembunyi karena mereka bermaksud melemparkannya ke dalam tanpa

mengakibatkan kematian atau remukan badan. Disisi lain, boleh jadi ada

tempat dibawah sumur itu yang tidak diliputi air sehingga Yusuf as. tidak

mati tenggelam dan kemudian dapat ditemukan oleh kafilah yang sering

mondar-mandir di daerah itu. Dalam perjanjian lama, sumur tersebut

dinilai sumur tua yang tidak berair. (Shihab, 2012: 26)

Kata (سيارة) sayyaarah terambil dari kata (سار) saara yang berarti

berjalan. Kata ini pada mulanya dipahami dalam arti kelompok yang

banyak berjalan. Kata ini merupakan salah satu contoh dari

Page 77: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

65

pengembangan makna kata. Kini, ia dipahami dalam arti mobil dan tentu

saja bukan mobil yang dimaksud di sini. (Shihab, 2012: 26)

Ucapan mereka, dan sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-

orang yang saleh, bisa juga dipahami dalam arti bahwa problema Yusuf

bila terselesaikan maka kalian dapat tenang sehingga dapat menjalin

hubungan yang leih baik dengan ayahnya, atau menjadi orang-orang

yang baik, yakni yang hidup tenang dan dapat berkonsentrasi dalam

kehidupan. (Shihab, 2012: 26)

Ayat ini diawali dengan kata perintah, yaitu “Bunuhlah atau

buanglah dia kesuatu daerah (yang tak dikenal)”. Penggalan ayat ini

mengandung sejumlah pelajaran. Pertama, orang yang menyampaikan

usulan itu benar-benar mengungkapkannya dengan tegas. Ia mengalihkan

usulan keji itu kepada saudara-saudaranya yang terkumpul, dan tidak

menybutkan dirinya bersama mereka karena ia sendiri menyadari bahwa

usulannya itu benar-benar keji.

Kedua, usulan itu menunjukkan lemahnya kepercayaan diri mereka

sehingga menyampaikan usulan itu agar bisa terbebas dari Yusuf. Ketika

mengusulkan untuk membunuh Yusuf, ia langsung menyusul usuannya

itu dengan usulan yang lain yang lebih ringan, “atau buanglah kesuatu

daerah (yang tak dikenal)!” jelasnya, jika Yusuf tidak dibunuh, alangkah

lebih baik jika ia dibuang ke tempat yang jauh dari tempat tingalnya.

Usulan ini mungkin lebih diterima oleh kebanyakan saudaranya.

Page 78: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

66

Penggalan terakhir ayat ini mengandung beberapa pelajaran

berharga. Pertama, ungkapan “supaya perhatian ayah tertumpah pada

kalian” mengisyaratkan besarnya keinginan mereka untuk dicintai dan

diperhatikan ayah mereka. Selama Yusuf masih ada disana, mereka terus

dilanda ketakutan, karena merasa bahwa ayahnya akan lebih mencintai

Yusuf. Kedua, ungkapan “Dan sesudah itu hendaklah kalian menjadi

orang yang baik” sesungguhnya menunjukkan kecenderungan manusia

yang terjebak bisikan setan. Seakan-akan mereka bisa melepaskan diri

dari dosa dan kesalahan dengan melakukan pertobatan dan mengubah

perilaku mereka menjadi orang yan baik. (Al-Aris, 2013: 58)

Jadi, inti dari ayat tersebut yaitu kesepakatan saudara-saudara Yusuf

untuk membunuh Yusuf atau mengasingkannya dengan tujuan agar ayah

mereka yaitu Nabi Ya’kub as. dapat melupakan Yusuf dan kasih

sayangnya akan beralih kepada mereka.

Saudara-saudara Yusuf sepakat untuk memasukkan Yusuf de dasar

sumur, dengan harapan agar dipungut oleh musafir yang tengah melintas.

Dan setelah mereka berhasil melakukan kejahatan itu mereka akan

bertaubat dan kembali ke jalan yang benar.

3. Q.S. Yusuf ayat 11-12

❑⬧ ⧫⧫⧫ ⧫

⬧ ⬧ ◼⧫ ❑

◆ ⬧ ⧫❑⬧⬧

➔⧫

⬧⧫ ➔⧫◆

◆ ⬧ ⧫❑→⬧⬧

Page 79: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

67

Mereka berkata: "Wahai ayah kami, apa sebabnya kamu tidak

mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya kami

adalah orang-orang yang mengingini kebaikan baginya. Biarkanlah

dia pergi bersama kami besok pagi, agar dia (dapat) bersenang-

senang dan (dapat) bermain-main, dan sesungguhnya kami pasti

menjaganya" (Q.S Yusuf: 11-12)

Ayat ini menjelaskan bahwa setelah mereka berunding dan

mengadakan persekongkolan untuk mengambil Yusuf dan

memasukkannya dalam sebuah sumur menurut usul dari salah satu

mereka, maka datanglah mereka menghadap ayahnya dan berkata,

“mengapa engkau tidak mempercayakan Yusuf kepada kami, padahal

kami menyayanginya dan selalu menginginkan kebaikannya, cobalah

besok biar dia pergi bersama-sama kami dan bersenang-senang dan

bermain-main, dan janganlah khawatir, kami pasti akan menjaganya

dengan baik.”

Terjadilah kesepakatan diantara mereka untuk melaksanakan

usulan yang terakhir, yaitu membuang Yusuf kedalam sumur. Untuk

melaksanakan niat tersebut, maka mereka memulai dengan langkah

pertama, yaitu melakukan kebohongan dan janji palsu, janji itu pasti

tidak akan dipenuhi, kemudian meminta agar mereka diberi amanah

yang tidak akan pernah dijaga. Mereka mendatangi ayahnya seraya

berkata, “wahai ayah kami, apa sebabnya kamu tidak mempercayai

kami terhadap Yusuf”. Dari perkatan itu, jelaslah bahwa Nabi Ya’kub

as. sudah mempunyai firasat bahwa mereka akan melakukan

kejahatan kepada Yusuf.

Page 80: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

68

Alasan yang dikatakan saudaranya agar dapat meyakinkan

ayahnya agar mengizinkan membawa Yusuf pergi bersama mereka,

“Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang menginginkan

kebaikan baginya.” Merupakan kebohongan mereka yang sangat

jelas, sebab pada hakikatnya mereka dengki dan hasad kepada Yusuf

dan pasti mereka akan berusaha untuk melakukan kejahatan kepada

Yusuf. Berapa banyak orang yang bersumpah kepada kita untuk

melakukan kebaikan, namun pada kenyataannya mereka hanya

berbohong. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berusah

menjauhkan diri dari tipu daya orang yang menjanjikan kebaikan,

sampai mereka menampakkan kebaikan yang telah dijanjikan.

Dahulu, iblis juga pernah bersumpah kepada Nabi Adam as. Dengan

ucapan yang indah.

☺☺⬧◆

☺⬧ ☺⬧

Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya

adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua"

(Q.S. Al-A’raf: 21)

Janji tersebut adalah janji palsu yang nantinya pasti akan

dikhianati. Mari kita perhatikan kata yang dilontarkan oleh mereka,

ternyata memakai berbagai macam adawatul ta’qid (alat-alat untuk

memperkuat), seperti kata (ان المؤكدة) dan (الم التوكيد المتكررة) seperti

perkataan mereka (لنا صحون) dan kata(لحافضون). Namun, pada

Page 81: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

69

kenyataannya mereka melakukan sesuatu yang bertolak belakang dari

yang telah dijanjikan. (Burhami, 2014:60)

Kata (يرتع) yurta’ berasal dari fi’il madhi kata (رعى) ra’aa yang

pada mulanya berarti memberi makan binatang. Kata ini digunakan

juga untuk manggambarkan lahap dan lezatnya makanan dan

minuman serta bebasnya gerak. Sedemikian bebas, lahap dan banyak

dimakan sehingga diibaratkan seperti keadaan binatang yang sedang

makan tanpa berfikir. (Shihab, 2012: 27)

Rupanya Nabi Yusuf as. pada masa kecilnya tidak sering makan

seperti halnya anak-anak lain yang harus dibujuk dan dipaksa makan.

Kakak-kakaknya mengetahui hal tersebut dan mengetahui pula betapa

ayah mereka selalu membujuk Nabi Yusuf as. untuk makan. Keadaan

itu mereka manfaatkan untuk membujuk ayah mereka. (Shihab, 2012:

28)

Kata (يلعب) yal’ab memiliki arti bermain adalah suatu kegiatan

yang menggembirakan untuk menghilangkan kejenuhuan serta dapat

digunakan untuk memperoleh manfaat. Bermain buat anak dapat juga

merupakan salah satu cara belajar. Karena itu, tidak ada agama yang

melarangnya kecuali jika permainan itu mengakibatka terlupakannya

kewajiban. (Shihab, 2012: 28)

Dengan ringkas ayat ini berisi tentang usaha saudara-saudara

Yusuf agar Yusuf diizinkan oleh ayah mereka untuk bergi bersama

mereka. Jika berhasil merayu ayah mereka agar yusuf boleh pergi

Page 82: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

70

bersama mereka, mereka akan melemparkan Yusuf kedalam sumur.

Saudara-saudara Yusuf merayu ayahnya dengan kata-kata yang

penuh kebohongan, seperti kata mereka “Sesungguhnya kami adalah

orang-orang yang menginginkan kebaikan baginya”, padahal

kenyataannya berkebalikan. Mereka menginginkan Yusuf hilang dari

kehidupan mereka.

4. Q.S. Yusuf ayat 13-14

⧫⬧ ⬧◆⬧

❑⬧

⬧◆ ⬧→⧫

⧫ ❑➔

❑⬧ ⬧ ⬧

⬧⧫◆

Berkata Ya´qub: "Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf

amat menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan

serigala, sedang kamu lengah dari padanya." Mereka berkata: "Jika

ia benar-benar dimakan serigala, sedang kami golongan (yang kuat),

sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang yang

merugi" (Q.S Yusuf: 13-14)

Pada ayat ini dijelaskan bahwa Nabi Ya’kub berusaha mencegah

kepergian Yusuf bersama sudara-saudaranya, disebabkan karena

beliau akan merasa sangat sedih berpisah dengan Yusuf selama

kepergiannhya dengan saudara-saudaranya dan kekhawatiran beliau

kepada saudaranya yang akan meninggalkan Yusuf seorang diri,

sehingga kemungkinan dimakan serigala. Mengingat Yusuf saat itu

Page 83: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

71

masih kecil, dan belum mampu melindungi dirinya dengan baik.

(Burhani, 2014: 62)

Nabi Ya’kub as. berusaha mencegah kepergian Nabi Yusuf as.

bersama saudar-saudaranya, disebabkan dua faktor. Pertama, karena

beliau akan merasa sangat sedih berpisah dengan Nabi Yusuf as.

selama kepergiannya dengan saudara-saudaranya. Kedua,

kekhawatiran beliau terhadap saudara-saudara Yusuf yang akan

meninggalkan Yusuf seorang diri, sehingga kemungkinan dimakan

serigala. Mengingat Yusuf saat itu masih kecil, dan belum mampu

melindungi dirinya dengan baik. (Burhami, 2014: 63)

Mendengar anak-anaknya yang membujuknya, Nabi Ya’kub as.

menjawab. Tetapi, jawaban beliau ternyata menambah kecemburuan

saudara-saudara Nabi Yusuf as. Dia berkata, “Aku bukannya tidak

mempercayai kalian, tetapi sesungguhnya kepergian kamu

kemanapun bersama dia, yakni Yusuf, pasti akan sangat

menyedihkanku karena akau tidak dapat berpisah dengannya. Tentu

kalian tidak rela melihat aku yang tua ini bersedih hati. Dan apalagi

kamu semua tahu bahwa Yusuf masih kecil, belum dapat mandiri

menghadapi bahaya. Aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala,

sedang kamu lengah darinya disebabkan oleh perhatianmu

menggembala atau keasyikan bermain. Dan tentu kamu semua tahu

betapa banyak serigala yang berkeliaran lagi ganas di daerah tempat

yang kamu tuju itu.” Mereka berkata, “Jika benar-benar dia dimakan

Page 84: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

72

serigala, sedang kami kelompok yang kuat, sesungguhnya kami kalau

demikian pastilah orang-orang yang merugi, yang sempurna

kerugiannya, dengan kehilangan saudara serta kehilangan

kepercayaan dan harga diri sebagai pemuda-pemuda yang kuat dan

kompak dihadapan masyarakat.” (Shihab, 2012: 28)

Saudara-saudara Nabi Yusuf as. tidak menyanggah alasan

pertama ayah mereka karena mereka sadar tentang kebenaran yang

diucapkannya. Bahkan, hal itu menambah kecemburuan mereka.

Alasan sang ayah yang kedua pun boleh jadi mereka dapat terima

karena tidak mustahil ditempat yang mereka tuju ada binatang buas,

baik serigala maupun selainnya yang dapat membahayakan apalagi

anak sebesar Yusuf. (Shihab, 2012: 29)

Sementara beberapa ulama manilai bahwa Nabi Ya’kub as.

secara tidak sadar telah mengajarkan anak-anaknya berbohong.

Bukankah dia mengatakan bahwa serigala dapat memakan manusia?

Thahir Ibn ‘Asyur menilai bahwa serigala yang hidu; di Syam daerah

tempat Nabi Ya’kub as. bermukim itu adalah serigala yang ganas,

serupa dengan serigala di wilayah Rusia. Disisi lain bahwa serigala

apabila diganggu ia akan menggigit manusia dan mencederainya.

Selanjutnya, begitu serigala melihat darah lawannya ia menjadi

ganas bagaikan harimau. Ada juga yang memahami kata serigala

yang dimaksud oleh anbi Ya’kub as. adalah kakak-kakak Nabi Yusuf

as. yang cemburu kepadanya. (Shihab, 2012: 29)

Page 85: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

73

Maha suci Allah, yang telah menjadikan setiap peristiwa

mengandung banyak pelajaran. Begitu juga dengan kisah Nabi Yusuf

as. beserta ayahnya. Ujian demi ujian mereka lalui hingga mencapai

derajat tinggi, berupa nikmat tiada tara, lalu menjadikan Nabi Yusuf

as. sebagai raja di Mesir. Allah telah menajaganya dari bahaya,

melindungunya dari kesesatan hidup, dan membimbingnya agar tetap

berada dijalan yang lurus.

Kekhawatiran Nabi Ya’kub as. terhadap Nabi Yusuf as. jika

beliau dimakan oleh serigala, maka kekhawatiran yang seperti itu

adalah kekhawatiran yang normal dan tidak tercela, serta bukan

sebuah kekurangan selama dia berada pada kondisi tawakkal yang

sempurna. Kekhawatiran Nabi Ya’kub as. tersebut didorong oleh

sikap kehati-hatian beliau.

Sedangkan perkataan mereka, “Jika ia benar-benar dimakan

serigala, sedang kami golongan (yang kuat), sesungguhnya kami

kalau demikian adalah orang-orang yang merugi”. Dapat terdeteksi

sebuah pengulangan kalimat “Sedang kami golongan (yang kuat)”

dimana sebelumnya lafadz itu sudah mereka katakan, “Sesungguhnya

Yusuf dan saudara kandungnya lebih dicintai oleh ayah kita

daripada kita sendiri, padahal kita adalah suatu golongan (yang

kuat)”. Hal ini menunjukkan kepada perasaan mereka yang berlebih-

lebihan menyatakan sebagai kelompok yang kuat. Hal ini merupakan

penyakit hati yang sangat berbahaya. (Burhami, 2014: 64)

Page 86: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

74

Jadi, isi dari ayat ini yaitu Ya’kub berusaha mencegah kepergian

Yusuf bersama saudara-saudaranya, karena kekhawatiran Nabi

Ya’kub terhadap Nabi Yusuf yang bisa jadi Yusuf akan dimakan oleh

serigala, sedangkan Nabi Yusuf saat itu masih berusia muda dan

belum bisa melindungi dirinya sendiri.

5. Q.S. Yusuf ayat 15

☺◼⬧ ❑⬧

❑➔◆◆

◼❑➔➔⬧ ⧫◆

◆◆ ⬧

⧫⧫⬧

➔◆

⧫➔ Maka tatkala mereka membawanya dan sepakat memasukkannya ke

dasar sumur (lalu mereka masukkan dia), dan (di waktu dia sudah

dalam sumur) Kami wahyukan kepada Yusuf: "Sesungguhnya kamu

akan menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini, sedang

mereka tiada ingat lagi" (Q.S Yusuf: 15)

Pada ayat ini dijelaskan bahwa Ya’kub mengizinkan Yusuf

pergi bersama saudara-saudaranya. Ketika mereka membawanya dan

berada di tengah padang pasir, setan mempengaruhi mereka.

Merekapun sepakat untuk membuang Yusuf kedalam sebuah sumur.

Akan tetapi, Allah mewahyukan kepada Naabi Yusuf as. bahwa ia

akan selamat dan menuturkan kembali kepada saudara-saudaranya

tentang perbuatan mereka, padahal mereka sudah tidak ingat lagi

tentang hal itu. (al-Qarni, 2008:286)

Rupanya desakan anak-anaknya dapat meyakinkan Nabi Ya’kub

as. Al-Qur’an mengisyaratkan bahwa Nabi Ya’kub as. mengizinkan

Page 87: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

75

mereka membawanya, lalu mereka membawanya. Menurut al-

Qurthubi, sepanjang mata nabi Ya’kub memandang, mereka

menggendongnya menuju tempat penggembalaan untuk bermain dan

bersuka ria. Dalam perjalanan itu, sekali lagi mereka sepakat

memasukkan Yusuf as kedasar sumur dan akhirnya mereka

mamasukkannya. Dan sewaktu dia sudah berada dalam sumur, Kami

wahyukan , yakni Kami ilhamkan kepadanya, yaitu kepada Yusuf as.

sehingga hatinya tidak risau mengalami apa yang dihadapinya, “Hai

Yusuf jangan khawatir! Engkau akan selamat. Ini adalah tangga

menuju kemuliaan, walau telihat bagimu sebagai kesulitan. Dan suatu

ketika pasti engau akan menceritakan kepada mereka perbuatan

mereka ini, sedang mereka tidak sadar, yakni tidak ingat lagi atau

tidak mengetahui bahwa engkau adalah Yusuf karena masa yang

telah berlalu demikian panjang dan mereka pun mendugamu telah

wafat. (Shihab, 2012: 30)

Ketika menjelaskan tentang pengaruh mimpi dalam benak Yusuf

dan penjelasan ayahnya tentang mimpi itu, itu telah menyuburkan

rasa cinta kepad Allah swt. di dalam jiwanya. Yusuf yakin bahwa

Tuhan memilihnya dan terbayang juga dalam benaknya ketika itu

betapa baik Tuhan kepadanya dengan berbagai anugerah yang akan ia

terima dari-Nya. Perasaan itu terbukti kini, yaitu oada saat kesulitan

setelah dilempar oleh saudara-saudaranya ke dalam sumur. Ketika

itu, tiba-tiba dia mendengar bisikan dalam hatinya menyatakan,

Page 88: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

76

jangan khawatir engkau akan selamat. Bahkan suatu ketika engkau

akan bertemu lagi dengan saudara-saudaramu, dan ketika itu engkau

akan menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini. Peristiwa

ini, membuktikan sekali lagi pada diri Yusuf, betapa cinta dan

dekatnya Allah swt. kepadanya, dan membuktikan juga kepada kita

betapa dekat dan cinta juga Yusuf kepada-Nya. (Shihab, 2012: 30)

Huruf ba’ pada kata (به) bihii pada firman-Nya (ذهبوا به)

dzahabuu bihii mengandung makna keberdempetan (menempel) atau

apa yang diistilahkan dalam kaidah bahasa Arab li al-ilshaq. Hal ini,

jika enggan dipahami dalam arti mereka menggendng atau

meletakkannya dipunggung mereka, sebagaimana yang dikemukakan

al-Qurthubi, maka paling tidak kata tersebut menggambarkan bahwa

mereka begitu mendekat dan bergandengan tangan dengan Yusuf.

(Shihab, 2012: 31)

Kata (و) wa yang berarti “dan” yang mendahului kata (اوحينا(

awhainaa yang berarti “Kami wahyukan” ada yang memahaminya

sekedar sebagai penguat yang biasa juga diistilahkan dengan

zaa’idah(tambahan). Dan dengan demikian, kalimat “Kami

wahyukan kepadanya” merupakan penjelasan tentang apa yang

terjadi ketika mereka membawa Yusuf ke tempat yang mereka tuju.

Ada juga yang memahami wahyu yang dimaksud bukan ditujukan

kepada Yusuf as., tetapi ditjukan kepada Nabi Ya’kub as. dalam

kedudukan beliau sebagai Nabi. Yakni ketika mereka membawa

Page 89: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

77

Yusuf pergi, Allah mewahyukan kepada Nabi Ya’kub as. tentang

keadaan anak-anaknya yang bermaksud buruk terhadap Yusuf.

Sedang, anak-anak itu tidak sadar bahwa Allah swt. telah

menyampaikan keadaan mereka kepada Rasul-Nya itu. Jika wahyu

yang dimaksud itu tertuju kepada Yusuf, ayat ini menunujukkan

kepada apa yang akan terjadi belasan tahun sesudah peristiwa sumur

itu, yakni ketika saudara-saudaranya berkunjung ke Mesir pada masa

paceklik dan bertemu dengan Yusuf yang ketika itu telah menjadi

penguasa. (Shihab, 2012: 31)

Thabathaba’i mengemukakan bahwa ayat diatas ketika sampai

pada uraian bahwa sepakat memasukkannya kedalam sumur berhenti

sejenak, tidak menceritakan apa yang terjadi saat itu, sedih dan

menyesal, karena telinga tidak mampu mendengar apa yang mereka

lakukan terhadap anak tidak berdosa dan teraniaya itu, anak yang

bakal menjadi nabi. Anak yang tidak melakukan satu dosa yang

menjadikannya wajar menerima perlakuan buruk dari kakak-

kakaknya sendiri. Padahal, mereka semua mengetahui betapa besar

cinta ayah kandung mereka terhadapnya. Terkutuklah kedengkian

yang membinasakan saudara ditangan saudara-saudaranya sendiri dan

menjadikan seorang ayah merana ditangan anak-anaknya sendiri.

(Shihab, 2012: 32)

Penjelasan dari ayat tersebut adalah keberhasilan saudara-

saudara Yusuf membujuk ayahnya, yaitu untuk mengajak Yusuf

Page 90: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

78

keluar dan mereka merealisasikan rencana mereka untuk membuang

Yusuf ke dasar sumur. Padahal, mereka semua mengetahui betapa

besar cinta ayah kandung mereka terhadapnya.

6. Q.S. Yusuf ayat 16-17

◆ ➔⧫

⧫ ❑⧫

❑⬧ ⧫⧫⧫

⬧ ◼

◆⧫⬧◆ ❑

➔⧫⧫ ⬧⬧

⧫◆

⬧☺ ◆ ❑⬧◆

→ ⧫✓ “Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari

sambil menangis. Mereka berkata: "Wahai ayah kami, sesungguhnya

kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat

barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala; dan kamu sekali-kali

tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang

yang benar." (Q.S Yusuf: 16-17)

Pada ayat ini dijelaskan bahwa setelah saudara-saudara Yusuf

meninggalkan Yusuf didalam sumur, mereka menemui ayah mereka

dan seolah sedang menangisi Yusuf dan memperlihatkan duka cita

serta kesedihannya seraya berkata, "Wahai ayah Kami, Sesungguhnya

Kami pergi berlomba-lomba dan Kami tinggalkan Yusuf di dekat

barang-barang Kami, lalu Dia dimakan serigala; dan kamu sekali-

kali tidak akan percaya kepada Kami, Sekalipun Kami adalah orang-

orang yang benar." (al-Qarni, 2008: 288)

Perkataan saudara-saudara Nabi Yusuf as. “dan engkau tidak

mungkin percaya kepada kami meskipun kami adalah orang-orang

yang benar.” Merupakan ungkapan yang sangat halus untuk

Page 91: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

79

meyakinkan apa yang mereka inginkan. Maksud perkataan mereka

ialah, “kami tahu bahwa engkau tidak mungkin mempercayai kami,

tentang keadaan ini, meskipun kami menurut pandanganmu adalah

orang-orang yang benar. Bagaimana mungkin kebenaran ini bisa

nampak, sedangkan engkau meragukan kami, karena pada saat

membawa Yusuf engkau merasa khawatir jika nantinya Yusuf

dimakan oleh serigala. Maka kami memaklumi jika engkau

meragukan kami, karena kejadian ini sungguh sangat aneh dan apa

yang terjadi sesuai dengan apa yang engkau khawatirkan.”

(Burhami, 2014: 72)

Ayat ini mengandung beberapa pelajaran. Pertama, dengan gaya

tutur yang indah al-Qur’anmenceritakan tahap demi tahap kisah

kebohongan saudara-saudara Yusuf. Mereka merangkai susunan

kisah itu berdasarkan imajinasi mereka. Kedua, kita bisa mendapati

kejelasan dan detail kebohongan mereka hanya melalui beberapa kata

yang ringkas. Ketiga, jika kita perhatikan pembicaraan saudara-

saudara Yusuf, didalamnya tidak ada sesuatupun yang mulia. Adakah

orang yang berakal yang berjanji akan menjaga seorang anak kecil

kemudian ia langsung meninggalkannya dialam terbuka yang liar dan

dikenal sebagai tempar serigala serta binatang buas lainnya.

Faktanya mereka melempar Yusuf kedasar sumur dengan

harapan dipungut rombongan msafir meski ada kemungkinan tidak

ada yang lewat tempat itu sehingga memungkinkan Yusuf akan mati.

Page 92: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

80

Jika kemungkinan itu terjadi, maka berarti mereka telah melakukan

pembunuhan secara tidak langsung. Selanjutnya mereka meneguhkan

kebohongan mereka dengan berkata, “Dan engkau sekali-kali tidak

akan percaya kepada kami sekalipun kami orang yang benar.”

Bagian terakhir ayat ini menunjukkan upaya terakhir saudara-

saudara Nabi Yusuf as. agar ayah mereka percaya. Orang seperti ini

akan menggunakan cara persuasif yang bersifat tidak langsung.

Jelasnya, sipelaku menuturkan sebuah kisah yang asing dan sulit

dpercaya. Kemudian sebelum memberikan kesempatan kepada

pendengar untuk menimbang kebenaran peristiwa atau kisah itu ia

langsung berucap, “apa yang kuceritakan memang sulit dipercaya.”

(Burhami, 2014: 100)

Jadi, isi dari ayat ini yaitu tentang kebohongan saudara-saudara

Yusuf yang mengatakan bahwa Yusuf telah dimakan oleh serigala

saat mereka sedang berlomba-lomba. Padahal faktanya mereka telah

melempar Yusuf sendirian ke dalam sebuah sumur.

7. Q.S. Yusuf ayat 18

◆ ◼⧫ ☺⬧

⧫⬧ ⧫

⬧▪❑ ⬧ →

⬧ ⬧

◆ ➔⧫☺

◼⧫ ⧫ ⧫❑→⬧

“Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran)

dengan darah palsu. Ya´qub berkata: "Sebenarnya dirimu sendirilah

yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran

yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon

Page 93: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

81

pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan." (Q.S Yusuf:

18)

Pada ayat ini dijelaskan bahwa saudara-saudara Yusuf

membawa pulang bajunya yang berlumuran darah, tapi buka darah

Yusuf. Mereka lupa merobek-robek baju Yusuf, sehingga menjadikan

cerita dustanya yang mereka susun itu tidak dapat menyesatkan dan

menipu Ya’kub, dan Ya’kub berkatalah kepada mereka, “Sebenarnya

dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan burukmu itu,

maka aku akan bersabar sebaik-baiknya kesabaran atas perbuatan

yang telah kamu persekongkolkan itu sampai Allah mengaruniakan

kepadaku kelapangan dada dan Dialah yang kumohon

pertolongannya atas segala yang telah kamu ceritakan.” (Katsir,

2005:387)

Salah satu hal yang menunjukkan pada kekasaran hati saudara-

saudara Nabi Yusuf terhadapnya adalah dengan melepaskan pakaian

beliau untuk dijadikan sebagai alat kebohongan meraka terhadap sang

ayah. Akan tetapi Allah telah membuka tabir kebohongan itu dengan

menjadikan saudara-saudara Yusuf lupa untuk melubangi pakaian

Yusuf. Hal ini merupakan sebuah kejadian yang dapat

membahagiakan Nabi Ya’kub, meskipun beliau mendengar kabar

bahwa putranya telah dimakan serigala. Beliau berkeyakinan bahwa

kabar tersebut merupakan sebuah kabar bohong dan sang putra

berada dalam perlindungan dzat yang Maha Kuasa.

Page 94: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

82

Keyakinan Nabi Ya’kub as. akan janji Allah terhadap putranya

dan apa-apa yang akan diajarkan kepada beliau bertambah kuat,

meskipun mereka tidak mengetahui, bahwa Dzat yang Maha Kuasa

akan melindungi siapa saja yang dikehendaki-Nya. Nabi Ya’kub

mengetahui dari Allah, bahwa Nabi Yusuf as. pasti akan lebih tinggi

derajatnya dibanding saudara-saudaranya, sebagaimana yang telah

digambarkan dalam mimpi Nabi Yusuf as. beliau juga mengetahui,

bahwa Nabi Yusuf adalah seorang yang akan mendapatkan pangkat

kenabian. Maka dengan demikian, Nabi Ya’kub sangat yakin bahwa

apa yang telah diinformasikan oleh mereka adalah kebohongan

belaka.

Dari sini tampak kesempurnaan keyakinan Nabi Ya’kub as

terhadap janji Allah, meskipun seakan-akan kejadian yang dihadapi

tampak bertolak belakang dengan apa yang dijanjikan. Akan tetapi

Janji Allah tidak akan pernah berubah dan Allah tidak akan pernah

megingkari janji-Nya. Allah memberikan ujian sebagaimana yang

terjadi kepada Nabi Yusuf as., sehingga nampak seakan-akan janji

Allah tersebut sangat sulit untuk terealisasikan. Namun, ujian tersebut

bertujuan agar hamba-hamba-Nya mau untuk mengabdi, bersabar,

tawakal kepada Allah, tanpa ada keraguan sama sekali didalam hati.

Tidak ada sebuah penyesalan, kesedihan dan amarah kepada Allah.

Tetapi, bagi Nabi Ya’kub cukuplah baginya Allah sajalah yang

dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan, dengan

Page 95: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

83

berusaha bertawakal kepada-Nya, agar dia memberikan sesuatu yang

bermanfaat dan menjauhkan dari segala yang membahayakan.

Meskipun dunia menurut pandangan manusia menjadi gelap, maka

dengan kesabaran dan keyakinan yang kuat, niscaya badai akan

berlalu.

Allah menceritakan keteguhan jiwa para rasul-rasulnya dalam

firmannya:

... ◆◆⬧◆ ◼⧫

⧫ ⧫❑☺⬧◆

◼⧫◆ ◆❑⧫◆⬧

⧫❑➔◆❑⧫☺

“... dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-

gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah

saja orang-orang yang bertawakkal itu, berserah diri" (Q.S. Ibrahim:

12)

Sungguh indah perumpamaan yang diungkapkan oleh Aisyah,

pada saat beliau ditimpa sebuah fitnah, sebagaimana yang dikisahkan

dalam Hadits Ifki (kabar bohong) mana beliau meyebutkan ini.

Beliau berkata “Demi Allah, aku tidak pernah menemukan sebuah

perumpamaan terhadap kalian, kecuali sebagaimana yang dikatakan

oleh ayah Nabi Yusuf as.

... ⬧ ⬧ ◆

➔⧫☺ ◼⧫ ⧫

⧫❑→⬧ “... maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah

sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu

ceritakan." (Q.S Yusuf: 18)

Page 96: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

84

Sebuah penyesalan yang indah, dimana Aisyah bisa terbebas

dari fitnah tersebut berkat pertolongan dari Allah. Maka, hendaknya

jika seorang hamba tertimpa sebuah ujian dari Allah selalu mengingat

kisah yang indah ini, kemudian bersabar dan selalu ingat tentang

tingginya kedudukan ibadah berupa kesabaran dan tawakal.

Kemudian memohon prtolongan kepada Allah swt. sebab Allah tidak

akan pernah menguji seorang hamba, kecuali Dia ingin melihat

sejauh mana kecintaannya kepada Allah dan sejauh mana Dia

mengabdi kepada-Nya. Setelah ujian itu, Allah akan memberikan

kebaikan di dunia maupun akhirat. (Burhami, 2014: 75)

Pada ayat ini dijelaskan tentang penguatan bukti mereka agar

ayah mereka percaya terhadap mereka bahwa Yusuf memang benar-

benar dimakan oleh serigala. Mereka membawa baju yang tadinya

dikenakan oleh Yusuf sebagai bukti dan sebagai penguatnya mereka

melumuri baju Yusuf dengan darah. Akan tetapi mereka lupa

merobek-robek baju Yusuf, sehingga membuat Ya’kub tidak percaya

bahwa Yusuf benar-benar dimakan oleh serigala.

Page 97: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

85

BAB IV

ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN

SURAT YUSUF AYAT 8-18

Berpijak pada uraian bab-bab sebelumnya, maka pada bab IV ini akan

dilakukan analisis tentang pendidikan akhlak dalam al-Qur’an telaah surat Yusuf

ayat 8-18, sebagai berikut:

A. Nilai Pendidikan Akhlak dalam al-Qur’an

Kita sebagai umat islam harus berbuat hal baik kepada sesama manusia

tanpa memandang siapa orang tersebut. Sehingga dalam kehidupan dapat

tercipta kerukunan dan kesejahteraan serta ketenangan. Baik dalam kehidupan

keluarga maupun masyarakat.

Dalam al-Qur’an surat Yusuf ayat 8-18 tersimpan nilai-nilai pendidikan

akhlak terhadap manusia diantaranya yaitu:

1. Mendidik Anak dengan Baik

Anak merupakan tanggung jawab kedua orang tuanya, baik bapak

atau ibu, teristimewa lagi bapak, sebab ia kepala rumah tangga yang

tanggung jawab dunia akhiratnya lebih besar. Sebagai orang tua harus bisa

mendidik anak dengan baik, membiasakan anak untuk berbuat baik dan

mencegah anak apabila melakukan hal yang tidak baik.

Sebagai orang tua tidak boleh membeda-bedakan anak, harus

memberi kasih sanyang yang sepadan agar tidak ada rasa iri pada anak dan

agar tidak ada hal buruk yang lahir akibat hal tersebut. Orang tua yang

baik tidak mengutamakan satu anak saja, tetapi semua anak harus

Page 98: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

86

mendapatkan kasih sayang yang sama, karena anak juga memiliki hak

yang sama pula dengan anak yang lain yang masih saudara.

⧫ ⧫

❑⧫◆ ❑➔

→ ◆

⧫ ❑➔◆

◆⧫◆ ◼⧫

⬧◼⧫

⧫❑➔⧫ ⧫ ➔⧫⧫

⧫❑➔➔⧫◆ ⧫ ⧫⬧⬧

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari

api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya

malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah

terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu

mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S. At-Tahrim: 6)

2. Larangan Bersifat Hasad (Dengki)

❑⬧ ❑⬧

◼❑◆ ◼

.... “(yaitu) ketika mereka berkata: "Sesungguhnya Yusuf dan saudara

kandungnya (Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita dari pada kita

sendiri, ... .” (Q.S. Yusuf: 8)

Potongan ayat ini menjelaskan tentang rasa iri dan dengki nya

saudara-saudara Nabi Yusuf terhadap Nabi Yusuf as. dan saudaranya yang

bernama Bunyamin. Menurut mereka sang ayah lebih mencintai Nabi

Yusuf dan saudaranya dibandingkan mereka. Hasad(Dengki) merupakan

bencana daripada penyakit hati yang diakibatkan perasaan dendam. Hasad

dengki boleh lah kita katakan anak daripada sifat atau pun cucu daripada

sifat marah.

Page 99: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

87

Kata hasad berasal dari bahasa arab (حسد) hasadun yang berarti iri

hati, dengki. Hasad adalah penyakit hati yang disebabkan oleh rasa

dendam, mengharapkan hilangnya nikmat Allah yang diberikan kepada

orang lain. Hasad muncul akibat bisikan syaitan yang menghembus ke

benak hati untuk melakukan sesuatu kezaliman orang lain, menggunakan

cara kotor untuk menjatuhkan orang dan berasa puas dengan taktik

tersebut. Inilah yang minta dilindungi kepada Allah dari perasaan manusia

yang hatinya busuk dan sentiasa memikirkan cara untuk naik ke atas dan

memijak orang lain dengan bangganya.

Seseorang tidak boleh iri hati kecuali dalam dua hal. Pertama, iri

hati terhadap orang yang telah dikaruniai harta yang melimpah dan dia

selalu menginfakkannya ataupun menshodaqohkan sebagian hartanya

kepada orang yang lebih membutuhkan. Kedua, iri kepada orang yang

diberi kepandaian dalam membaca al-Qur’an, dan dia selalu membacanya

setiap hari baik diwaktu malam maupun siang. Selain dalam dua hal

tersebut, seseorang tidak boleh menyimpan rasa dengki.

3. Larangan bersifat angkuh dan sombong (arogan)

⧫◆... ⧫ ....

“... Padahal kita (ini) adalah satu golongan (yang kuat)... .” (Q.S. Yusuf:

8)

Dalam potongan ayat tersebut dari perkataan saudara-saudara yusuf

yang mengatakan “Padahal kita (ini) adalah satu golongan (yang kuat)”

mencerminkan sifat mereka yang angkuh dan sombong.

Page 100: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

88

Sikap sombong adalah memandang dirinya berada di atas dan

selalu merasa benar diantara orang lain serta menganggap yang lain lebih

rendah darinya. Orang yang sombong merasa dirinya lebih sempurna

dibanding dengan orang lain dan memandang dirinya berada di atas orang

lain.

Sebagai manusia ciptaan Allah, kita dilarang bersikap angkuh dan

sombong. Karena kelebihan yang kita miliki tidak lain adalah dari Allah.

Kita dianjurkan untuk selalu mensyukuri kelebihan kita dan menerima

kekurangan kita. Tidak menjadikan kelebihan kita untuk keangkuhan

maupun kesombongan. Allah swt. berfirman.

◆ ➔➔ ⬧

◆ ☺⬧ ⧫⧫

⧫➔ ❑⬧

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena

sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi

membanggakan diri”. (Q.S. Luqman: 18)

4. Anjuran untuk berbrasangka baik (Khusnuzhon)

... ⧫⧫ ⬧ ◼

“...Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang nyata.” (Q.S.

Yusuf: 8)

Dalam ayat tersebut, secara tidak langsung telah mencerminkan

sifat saudara-saudara Nabi Yusuf yang telah menggunjing dan berburuk

sangka terhadap ayahnya yaitu Nabi Ya’kub. Padahal, didalam ajaran

Page 101: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

89

islam dilarang berprasangka buruk (su’uzhon) tehadap sesama. Sebalikya,

manusia dianjurkan untuk berprasangka baik (khusnuzhon) terhadap

sesorang dalam segala keadaan.

Kata khusnuzhon berasal dari bahasa Arab yang terdiri atas (حسن)

khusnu dan (الظان) azh-zhan. khusnu artinya bai dan azh-zhan artinya

prasangka atau dugaan, jadi husnuzan artinya berprasangaka baik. Lawan

dari khusnuzhan adalah suuzhan, yang artinya berprasangaka buruk.

Orang yang khusnuzhan ialah orang yang selalu berfikir positif

terhadap orang lain dan tidak pernah berfikir negatif terhadap apa yang

dilakukan orang lain. Sedangkan orang yang suuzhan ialah orang yang

selalu berfikiran negatif terhadap apa yang dilakukan orang lain.

Seseorang hendaknya selalu bersikap khusnuzhan terhadap sesama.

Karena selain merupakan sikap yang baik, khusnuzhan juga akan

melahirkan hal-hal yang positif. Seperti berprasangka baik dan berpikiran

positif terhadap sesuatu sedang menimpa dirinya, baik itu masalah yang

berat ataupun yang sangat membebani hidupnya, berprasangka baik

terhadap apa yang telah dilakukan orang lain. Perilaku khusnuzhan

termasuk akhlak terpuji atau akhlakul karimah karena hal tersebut dapat

mendatangkan manfaat bagi seseorang. Oleh karena itu, perilaku

khusnuzhan sangat dianjurkan dimiliki bagi setiap pribadi yang muslim.

Sebagaimana firman Allah swt.

⧫ ⧫

❑⧫◆ ❑⧫

◆➔⧫ → ◆

Page 102: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

90

❑ ◆ ⧫⧫

→➔ ➔⧫ ⧫

→⧫◼ →⧫ ⬧⬧

⧫ ◼❑☺⬧⬧

❑→◆

▪❑⬧ ▪ "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,

sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu

mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu

menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara

kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu

merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya

Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang." (Q.S Surah Al-

Hujurat : 12)

Berikut adalah beberapa contoh perilaku yang mencerminkan sikap

khusnuzhan diantaranya sebagai berikut :

a. Khusnuzhan terhadap Allah SWT, seperti menunjukkan rasa Syukur,

beribadah, berdzikir, berdo’a, tawakal dan lain sebagainya

b. Khusnuzhan terhadap diri sendiri, seperti percaya diri, sabar, tawakal

dan lain sebaginya.

c. Khusnuzhan terhadap sesama manusia, seperti saling mengormati,

berbuat baik tehadap sesama, saling menyayangi, tolong-menolong

dalam kebajikan dan lain sebaginya.

5. Larangan Bersifat Dzalim

❑➔ ❑

◼❑⧫ ⬧

⬧ ◆

❑❑⬧◆ ◼➔⧫

❑⬧ ⧫✓⬧ ⧫⬧

❑➔⬧ ❑

◼❑→◆ ⧫◆

Page 103: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

91

→ ⧫⧫

➔⧫ ◆▪

⧫➔⬧

“Bunuhlah Yusuf atau buanglah Dia kesuatu daerah (yang tak dikenal)

supaya perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja, dan sesudah itu

hendaklah kamu menjadi orang-orang yang baik." Seorang diantara

mereka berkata: "Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah Dia

ke dasar sumur supaya Dia dipungut oleh beberapa orang musafir, jika

kamu hendak berbuat." (Q.S Yusuf : 9-10)

Dalam ayat tersebut menyimpan nilai pendidikan larangan berbuat

dzalim, yaitu mengasingkan ataupun membunuh saudaranya yang

seharusnya ia sayangi. Dzalim berarti berbuat aniaya, tidak adil dalam

memutuskan perkara atau mengambil hak orang lain. Perbuatan zalim juga

bisa disebut sebagai sifat yang melampaui batas kemanusiaan, melanggar

ketentuan, dan menentang atau menyimpang dari ketentuan-ketentuan

yang telah di tetapkan oleh Allah SWT. dzalim merupakan sifat tercela

yang di kutuk oleh Allah SWT, dilaknat oleh para malaikat, dan di benci

oleh sesama.

Membunuh dan mengasingkan seseorang merupakan hal dzalim.

Orang yang membunuh seseorang berarti ia telah menyalahi kodrat Tuhan.

Di dalam islam dianjurkan untuk saling mangasihi satu sama lain. Hidup

bersama dengan kerukunan. Dan apabila terjadi suatu masalah, maka harus

diselesaikan dengan baik-baik, jangan terlalu memendam dendam

sehingga menjadikan mudah dihasut setan, dan akan mengakibatkan ia

melakukan apapun yang dapat memenuhi nafsunya, seperti membunuh

dan mengasingkan orang lain.

Page 104: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

92

6. Bersikap Jujur/ larangan berdusta

◆ ➔⧫

⧫ ❑⧫

❑⬧ ⧫⧫⧫

⬧ ◼

◆⧫⬧◆ ❑

➔⧫⧫ ⬧⬧

⧫◆

⬧☺ ◆ ❑⬧◆ →

⧫✓

“Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil

menangis. Mereka berkata: "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi

berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami,

lalu dia dimakan serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan percaya

kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar." (Q.S

Yusuf: 16-17)

Kata )صديق( shiddīq merupakan hiperbola dari kata (صدق) shidq

yang bearti benar, jujur, dan dapat dipercaya (M. Quraish Shihab, 2012:

458). Namun siddiq di sini lebih menjurus kepada sebuah sikap

membenarkan sesuatu yang datang dari Allah SWT dan Rasulullah SAW

yang timbul dari rasa dan naluri keimanan yang mendalam.

Sifat jujur adalah sifat yang selalu benar dalam bersikap, ucapan

dan perbuatanya. Seseorang yang hatinya telah tertanam oleh sifat jujur

tidak akan ternodai oleh kebatilan, tidak pula mengambil sikap yang

bertentangan dengan kebenaran, serta selalu tampak di pelupuk mata

mereka yang haq.

Sebaliknya sikap dusta adalah pernyataan tentang suatu hal yang

tidak sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Dusta ini tidak hanya

Page 105: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

93

berkaitan dengan perkataan saja, tetapi juga dengan perbuatan. Apabila

sifat dusta sudah merajalela dalam kehidupan suatu masyarakat, maka bisa

dipastikan kondisi masyarakat itu akan kacau, karena dusta adalah pangkal

kehancuran. (Spadie & Sarjuni, 2012:226)

Sesungguhnya sifat yang paling nyata dari seorang nabi dan

pembahwa wahyu Ilahi adalah bahwa mereka betul-betul menyampaikan

perintah Allah kepada hamba-hamba Allah sepenuhnya dengan jujur tanpa

mengurangi ataupun melebih-lebihi.

7. Sabar

☺◼⬧ ❑⬧

❑➔◆◆

◼❑➔➔⬧ ⧫◆

➔ ◆◆

⬧ ⧫⧫⬧

➔◆

⧫➔

“Maka tatkala mereka membawanya dan sepakat memasukkannya ke

dasar sumur (lalu mereka masukkan dia), dan (di waktu dia sudah dalam

sumur) Kami wahyukan kepada Yusuf: "Sesungguhnya kamu akan

menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini, sedang mereka tiada

ingat lagi" (Q.S Yusuf: 15)

... ⧫⬧ ⧫ ⬧▪❑ ⬧

→ ⬧

⬧ ◆

➔⧫☺ ◼⧫ ⧫

⧫❑→⬧ “...Ya´qub berkata: "Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik

perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik itulah

(kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya

terhadap apa yang kamu ceritakan." (Q.S Yusuf: 18)

Pada kedua ayat tersebut tersimpan nilai akhlak yaitu anjuran untuk

bersabar. Kesabaran adalah salah satu ciri mendasar orang yang bertaqwa

Page 106: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

94

kepada Allah swt. Untuk melaksanakan berbagai kewajiban tentu saja

dibutuhkan bekal kesabaran. Untuk meninggalkan berbagai larangan

dibutuhkan bekal kesabaran. Begitu pula saat menghadapi keputusan

takdir kauni (yang menyakitkan) tentu juga diperlukan bekal kesabaran.

Karena amat sedikitnya dijumpai orang yang sanggup bersabar

tatkala tertimpa musibah. Ungkapan rasa marah dan tak mau sabar yang

banyak muncul dalam diri orang-orang tatkala mereka mendapatkan ujian

berupa ditimpakannya musibah. Dengan alasan itulah maka akan

diterangkan bahwa sabar adalah hal yang wajib dilakukan tatkala tertimpa

takdir yang terasa menyakitkan. Dengan hal itu juga kami ingin

memberikan penegasan bahwa bersabar dalam rangka menjalankan

ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan hukumnya juga wajib.

Sabar berasal dari bahasa Arab dari akar ( ب ر shabara yang (ص

memiliki arti bersabar, tabah hati, menahan, menanggung, berani (atas

sesuatu). Shabara’ala (ب ر ع ل ى berarti bersabar atau tabah hati, shabara’an (ص

ب ر ع ن ) ب ر به ) berarti memohon atau mencegah, shabarabihi (ص berarti (ص

menanggung.

Sedangkan secara istilah sabar dapat berarti mencegah dalam

kesempitan, memelihara diri dari kehendak akal dan syara’ dan dari hal

yang menuntut untuk memeliharanya, bisa diartikan pula sabar adalah

menahan diri (nafsu) dari keluh kesah, meninggalkan keluhan atau

pengaduan pada selain Allah. (Munawir, 2005:21)

Page 107: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

95

Yang dimaksud dengan sabar menurut pengertian agama islam

adalah tahan menderita pada sesuatu yang tidak disenangi, dengan disertai

sikap ridha, ikhlas dan berserah diri kepada Allah. Secara umum dapat

dikatakan bahwa sabar adalah kemampuan atau daya tahan manusia

menguasai sikap destruktif yang terdapat dalam diri setiap orang, yaitu

hawa nafsu. Dengan demikian, sabar mengandung unsur perjuangan,

pergulatan, pengeluaran segala daya upaya untuk tidak menyerah begitu

saja. (Spadie & Sarjuni, 2012:226)

Sebagai manusia kita diwajibkan untuk bersabar kapanpun

waktunya dan dimanapun tempatnya. Ketika ditimpa musibah, mengalami

hal buruk maka kita wajib bersabar, tahan menghadapi cobaan seperti tidak

lekas marah, tidak lekas putus asa dan tidak lekas patah hati, sabar dengan

pengertian sepeti ini juga disebut tabah, kedua sabar berarti tenang, tidak

tergesa-gesa dan tidak terburu-buru. Orang yang senantiasa bersabar

adalah orang yang disayangi oleh Allah dan Allah swt. senantiasa akan

menyertai hamba-hamba-Nya yang sabar.

... ⧫

“... Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (Q.S. al-

Anfal:46)

8. Amanah dan Menepati Janji

❑⬧ ⧫⧫⧫

⬧ ◼

◆⧫⬧◆ ❑

➔⧫⧫ ⬧⬧

⧫◆

Page 108: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

96

⬧☺ ◆ ❑⬧◆ →

⧫✓

mereka berkata: "Wahai ayah Kami, Sesungguhnya Kami pergi berlomba-

lomba dan Kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang Kami, lalu Dia

dimakan serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada Kami,

Sekalipun Kami adalah orang-orang yang benar." (Q.S. Yusuf: 17)

Pada ayat tersebut menunjukkan bahwa saudara-saudara Yusuf

yang tadinya berjanji akan menjaga Yusuf, tetapi ternyata mereka tidak

menepati janjinya tersebut. Mereka yang sudah diberi kepercayaan oleh

ayahnya, ternyata telah merusak kepercayaan tersebut. Ini menunjukkan

bahwa mereka memiliki sikap yang tidak amanah dan mengingkari janji.

Janji memang ringan diucapkan namun berat untuk ditunaikan.

Betapa banyak orang yang mudah mengobral janji tapi tak pernah

menepatinya. Manusia dalam hidup ini pasti ada keterikatan dan pergaulan

dengan orang lain. Maka setiap kali seorang itu mulia dalam hubungannya

dengan manusia dan terpercaya dalam pergaulannya bersama mereka,

maka akan menjadi tinggi kedudukannya dan akan meraih kebahagiaan

dunia dan akhirat. Sementara seseorang tidak akan bisa meraih predikat

orang yang baik dan mulia pergaulannya, kecuali jika ia menghiasi dirinya

dengan akhlak-akhlak yang terpuji. Dan di antara akhlak terpuji yang

terdepan adalah menepati janji dan amanah.

... ❑➔◆ ➔

➔ ❑⧫

“... dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti diminta

pertanggungan jawabnya.” (Q.S. al-Isra’: 34)

Page 109: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

97

Seseorang tidak akan bisa meraih predikat orang yang baik dan

mulia, kecuali jika ia menghiasi dirinya dengan akhlak-akhlak yang

terpuji. Dan di antara akhlak terpuji, yang terdepan adalah menepati janji

dan amanah.

Amanah secara etimologis berasal dari bahasa Arab dalam bentuk

mashdar dari ( امنة -امن ) amina- amanatan yang berarti jujur atau dapat

dipercaya. Namun dalam penggunaanya di bahasa Indonesia, yang

menyerap dari bahasa arab. Kata ini juga menjadi dua kata yang

berdekatan, yakni amanat, dan amanah.

Amanah sangat penting posisinya dalam kehidupan dunia, karena

tanpa amanah berbagai macam aturan, undang-undang dan sebagainya

tidak dapat terlaksana dengan baik. Oleh karena itu, wajarlah jika Allah

memberikan amanah sebagai suatu bentuk ketaatan.

Orang yang berakhlak amanah adalah orang yang selalu

memelihara hak-hak Allah dan hak-hak manusia yang ada dalam dirinya.

Dengan begitu, dia tidak akan menyia-nyiakan atau berkhianat terhadap

apa yang diembannya seperti tidak akan mengingkari janji, menjaga apa

yang dititipkan terhadapnya.

B. Relevansi Nilai Pendidikan Akhlak Surat Yusuf Ayat 8-18 dalam

Kehidupan Sehari-hari

Dapat dikemukakan bahwa analisis nilai pendidikan akhlak yang

dimaksud ialah yang ada hubungannya dengan pendidikan akhlak dalam al-

Page 110: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

98

Qur’an surat Yusuf ayat 8-18 dengan kesesuaiannya dalam kehidupan sehari-

hari manusia.

Tujuan pendidikan akhlak dalam islam adalah untuk membentuk atau

mencetak manusia yang berkepribadian baik, bermoral baik, keras dalam

kemauan, sopan dalam berbicara dan perbuatan, bersikap mulia, bijaksana,

beradab ikhlas, jujur dan suci. Dengan kata lain, pendidikan akhlak bertujuan

untuk melahirkan manusia yang memiliki keutamaan. Berdasarkan tujuan

diatas, keadaan, pelajaran, dan aktifitas merupakan sarana pendidikan akhlak,

dan setiap pendidikan diutamakan harus memelihara dan memperlihatkan

akhlak. (Ramayulis, 2004: 115)

Dari penjelasan-penjelasan diatas, ada beberapa nilai-nilai pendidikan

akhlak yang dapat kita teladani dari al-Qur’an surat Yusuf ayat 8-18 dan dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, agar kehidupan seseorang menjadi

lebih baik.

Dalam sebuah keluarga, setiapa anggota keluarga harus memiliki

akhlak yang baik, entah itu akhlak terhadap anak, orang tua maupun saudara.

Jika sebuah keluarga menerapkan akhlak yang baik dalam keluarganya

tersebut, maka dalam keluarga akan hidup rukun. Tetapi sebaliknya, jika

sebuah keluarga setiap anggota keluarganya memiliki akhlak yang tidak baik,

maka akan muncul masalah-masalah didalam keluarga tersebut.

Al-Qur’an merupakan sumber pendidikan akhlak, yang menjelaskan

bagaimana cara berbuat baik kepada Allah maupun sesama manusia. Kita

sebagai manusia dianjurkan untuk meneladani akhlak-akhlak yang baik.

Page 111: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

99

Tingkah laku para Nabi dan Rasul merupakan contoh akhlak yang baik bagi

manusia.

Adapun nilai-nilai pendidikan akhlak yang relevan dalam kehidupan

sehari-hari dalam al-Qur’an surat Yusuf ayat 8-18 antara lain penulis

mengemukakan sebagai berikut:

Mendidik anak dengan baik sangat relevan dengan kehidupan sehari-

hari. Aanak merupakan titipan Allah yang harus dijaga dengan baik, diberi

ajaran tentang perbuatan-perbuatan yang baik dan dijauhkan dari perbuatan-

perbuatan buruk. Orang tua yang baik harus bisa menjaga anaka dengan baik

dan memberikan hak yang layak terhadap anak-anaknya.

Larangan bersikap hasad (dengki) ini sangat relevan dengan kehidupan

sehari-hari. Setiap manusia tidak bisa hidup sendiri, semua hidup saling

berdampinga, dan nikmat Allah yang dberikan kepada manusia itu tidak selalu

sama. Setiapa orang memiliki kelebihan dan kekurangan dari diri masing-

masing. Maka, dalam hal ini manusia dilarang keras bersikap dengki kepada

orang lain yang memiliki nikmat dari Allah yang lebih. Sifat dengki merupakan

sifat yang buruk. Dimana seseorang merasakan nikmatnya lebih sedikit

daripada orang lain, dan ia menginginkan nikmat yang diberikan Allah

terhadap orang lain menghilang.

Seseorang yang masih menyimpan rasa dengki, hidupnya tidak akan

tentram. Ia akan merasa kurang dan kurang, merasa kesulitan, dan hatinya tidak

akan tenang dan tentram serta hidup selalu gelisah dan tertekan. Di dunia hidup

tidak tenang, diakhiratpun tidak tenang. Maka dari itu, manusia sangat

Page 112: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

100

dianjurkan untuk bersyukur atas nikamt yang diberikan Allah terhadapnya, dan

karena rasa syukur itu dia tidak akan merasa dia lebih rendah dari yang lain,

sehingga tidak akan tumbuh rasa dengki dengan orang lain.

Tidak bersikap angkuh dan sombong relevan dengan kehidupan

manusia sehari-hari. Sesorang yang merasa dirinya angkuh maka akan

menumbuhkan rasa sombong. Dianjurkan untuk orang muslim untuk selalu

bersikap rendah diri, tidak membangga-banggakan kelebihannya dan tidak

boleh mengira bahwa dirinyalah yang paling angkuh.

Sebagai manusia ciptaan Allah, kita dilarang bersikap angkuh dan

sombong. Karena kelebihan yang kita miliki tidak lain adalah dari Allah. Kita

dianjurkan untuk selalu mensyukuri kelebihan kita dan menerima kekurangan

kita. Tidak menjadikan kelebihan kita untuk keangkuhan maupun

kesombongan. Karena keangkuhan dan kesombongan akan menimbulkan hal-

hal yang negatif.

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia harus bersikap baik tehadap

sesama, membantu yang lebih membutuhkan dan tidak boleh menjadikan

kelebihannya untuk kesombongannya, karena dikehipan masyarakat harus

hidup seimbang diantara masyarakat.

Berprasangka baik sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Membiasakan berperilaku khusnuzhan tentunya bukan hal mudah karena dalam

kehidupan kita pasti ada setan yang senantiasa menghalangi kita untuk selalu

melenceng dari ajaran Allah. Namun dengan usaha yang maksimal serta sikap

Page 113: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

101

tawakal kepada Allah, kita pasti bisa membiasakan diri untuk bersikap

husnudzan.

Sikap khusnuzhan akan memberikan hikmah dan manfaat dalam

kehidupan kita. Diantaranya yaitu mendatangkan ketentraman dan kedamaian

dalam hati manusia, akan di cintai oleh sesama karena meraeg lain merasa

kehadirannya membawa manfaat dan tidak merasa dirugikan olehnya, akan

menjauhkan seseorang dari sikap suka mengeluh, iri, dengki, adu domba,

dendam, fitnah, dan menggunjing sesama saudara, hubungan persaudaraan

akan semakin erat, merasa bahagia atas kebahagain yang didapat orang lain.

Kebalikan khusnuzhan adalah su’uzhan kepada sesama. Sikap

berprasangka buruk ini akan menghancurkan diri pelakunya. Apabila sikap

su’udzan ini berkembang dalam hubungan antarsesama maka akibatnya akan

lebih parah. Terlebih bila ditimpali dengan rasa dengki dan sombong diri.

Kedua sikap itu akan menyuburkan su’uzhan karena tidak lagi memandang

sesuatu secara objektif. Sebaik apa pun seseorang atau sesuatu jika dilihat

dengan kacamata rasa dengki dan sombong yang tidak ingin merasa kalah

maka akan terlihat jelek dan penuh cacat.

Larangan bersikap dzalim sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari,

karena dengan menghindari sifat dzalim, seseorang akan merasakan

ketenangan dalam hidupnya, tidak merasa bersalah dan selalu dalam jalan

Allah sehinnga selalu dilindungi oleh Allah. Seseorang dilarang berbuat

dzalim, baik itu dzalim terhadap Allah, sesama, diri sendiri maupun makhluk

Allah yang lainnya.

Page 114: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

102

Berbuat dzalim, banyak menimbulkan akibat yang sangat merugikan

baik untuk diri sendiri ataupun orang lain, seperti mencemarkan nama baik,

dibenci oleh orang lain, mendatangkan keresahan hati, mendapatkan balasan

siksa dari Allah swt. dan lain sebagainya.

Ada beberapa cara untuk menghindarkan diri kita dari sifat dzalim,

antara lain saling menasehati dan saling mengingatkan, melaksanakan semua

perintah Allah swt dan menjauhi larangan-larangan Allah swt. serta memohon

perlindungan kepada Allah swt.

Bersikap jujur/larangan berdusta sangat relevan dengan kehidupan

sehari-hari, karena denga sikap yang jujur dan tidak bersdusta maka seseorang

akan dipercaya oleh orang lain dan dianggap orang yang pantas untuk

mengemban amanah.

Orang yang menerapkan sikap jujur akan sangat disenangi oleh banyak

orang, karena pribadi dan kata yang diucapkan tidaklah mengandung perkataan

bohong, maka masyarakat percaya dengan ucapan orang yang jujur.

Begitu pentingnya sikap jujur dalam kehidupan sehari-hari. Bagi orang

yang terbiasa berbicara jujur, kemudian dia berbohong (meskipun itu sedikit)

maka hati dan perasaannya merasa tidak tenang, bahkan kacau balau.

Orang yang mempunyai sifat jujur hatinya akan terasa tenang, dia selalu

merasa nyaman dengan perbuatan dan kalimat jujur yang dilakukannya.

Apapun urusan yang dilakukan dia tetap mendapatkan kedamaian dalam

hatinya dan tidak merasakan takut maupun cemas karena segala sesuatu telah

dilakukannya dengan benar dan tidak merugikan orang lain.

Page 115: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

103

Selain itu, setiap orang jujur akan banyak disukai oleh orang lain. Pada

umumnya, setiap orang akan merasa bahagia dan tenang jika ia berada di dekat

orang yang jujur. Dalam hubungan apapun, kejujuran merupakan awal dari

kepercayaan, dan kepercayaan adalah awal dari langgeng nya sebuah

hubungan.

Sedangkan dusta dalam agama Islam sangatlah dilarang. Karena sikap

dusta dapat berakibat cukup fatal untuk diri kita dan orang lain. Selain itu,

sikap dusta dapat menyebabkan si pendusta tidak dipercayai lagi. Siapa yang

sering berdusta, akan menjatuhkan dirinya ke lembah kehinaan di tengah-

tengah masyarakat. Perkataan yang diucapkan oleh pendusta sangatlah sulit

untuk dipercaya oleh orang lain.

Akhlak berupa sikap sabar sangat relevan dengan kehidupan sehari-

hari, karena dengan bersabar seseorang cenderung akan menjadi manusia

sejati, tangguh, elegan, dan bermartabat. Betapa banyak kerusakan yang terjadi

akibat manusia tidak bisa bersabar. Banyak kegagalan perencanaan hidup juga

diakibatkan karena kurangnya kesabaran.

Seseorang yang memiliki sifat sabar dalam menjalani kesusahan-

kesusahannya, maka kesusahan itulah yang suatu saat akan menjadikan

masalahnya sebagai sumber kebaikan, karena selalu ada hikmah dibalik sifat

yang terpuji. Sabar tidak identik dengan kepasrahan dan menyerah pada

kondisi yang ada, atau identik dengan keterdzoliman. Justru sabar adalah

sebuah sikap aktif, untuk merubah kondisi yang ada, sehingga dapat menjadi

lebih baik dan baik lagi. Oleh karena itulah, marilah secara bersama kita

Page 116: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

104

berusaha untuk menggapai sikap ini. Insya Allah, Allah akan memberikan jalan

bagi hamba-hamba-Nya yang berusaha di jalan-Nya.

Perilaku amanah dan menepati janji sangat relevan dengan kehidupan

sehari-hari, karena seseorang yang amanah dan selalu menepati janji ia akan

dipercaya oleh masyarakat.

Pada hakikatnya segala yang kamu miliki merupakan amanah dari

Allah Swt. Tugas manusia sebagai khalifah di bumi merupakan amanah yang

harus kamu laksanakan dengan baik. Kecerdasan, kekayaan, dan jabatan

merupakan amanah yang harus dimanfaatkan dan dilaksanakan dengan sebaik-

baiknya. Di akhirat kelak manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas

amanah yang diembannya. Oleh karena itu, kamu harus menjaga dan

melaksanakan amanah dengan baik.

Penerapan perilaku amanah dalam kehidupan akan menumbuhkan

lingkungan yang aman, damai, dan tenteram. Amanah merupakan salah satu

faktor utama untuk terciptanya kesejahteraan dan kemakmuran suatu

masyarakat. Karena dengan sikap amanah semua akan terlahir perilaku yang

jujur, tanggung jawab, dan disiplin. Berbeda jika sikap amanah itu telah hilang,

maka kehidupan manusia akan semakin memburuk karena sikap-sikap yang

tidak seharusnya ada.

Page 117: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

105

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisis pada bab-bab sebelumnya yang

dilakukan penulis, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut:

1. Nilai Pendidikan Akhlak dalam al-Qur’an

Dalam al-Qur’an surat Yusuf ayat 8-18 tersimpan nilai-nilai

pendidikan akhlak terhadap manusia diantaranya yaitu, mendidik anak

dengan baik, larangan bersifat hasad (dengki), larangan bersifat angkuh

dan sombong (arogan), anjuran untuk berbrasangka baik (khusnuzhon),

larangan bersifat dzalim, bersikap jujur/ larangan berdusta, sabar, amanah

dan menepati janji.

2. Relevansi Nilai Pendidikan Akhlak Surat Yusuf Ayat 8-18 dalam

Kehidupan Sehari-hari

Nilai-nilai pendidikan akhlak yang relevan dapat diambil dan

diterapkan terhadap masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dari al-

Qur’an Surat Yusuf ayat 8-18 antara lain dapat penulis uraikan

bahwasanya nilai pendidikan akhlak dalam al-Qur’an Surat Yusuf ayat 8-

18 sudah sangat relevan sekali dengan kehidupan manusia sehari-hari,

yaitu mendidik anak dengan baik, larangan bersifat hasad (dengki),

larangan bersifat angkuh dan sombong (arogan), anjuran untuk

berbrasangka baik (khusnuzhon), larangan bersifat dzalim, bersikap jujur/

larangan berdusta, sabar, amanah dan menepati janji itu semua sangat

Page 118: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

106

berhubungan dengan kehidupan, karena seseorang yang hidup tanpa

akhlak tidak akan merasakan kehidupan yang nyaman dan hatinya tidak

akan merasa tenang. Untuk menciptakan keluarga harmonis maka perlu

adanya akhlak yang baik yang harus dimiliki oleh setiap anggota

keluarga, agar tidak terjadi hal buruk yang akan menimpa keluarga.

B. Saran-saran

Dari hasil penulisan skripsi ini, penulis menyampaikan saran-saran

sebagai berikut:

1. Kepada Pendidik

Pendidikan akhlak sangat berperan penting dalam upaya

menciptakan individu dan masyarakat yang beradab. Karena pada

dasarnya pendidikan akhlak itu mengenai perintah berperilaku mulia

dan larangan berperilaku tercela. Hal itu telah nyata dan dijelaskan

dalam al-Qur’an dan as-Sunnah, diantaranya adalah yang terkandung

dalam surat Yusuf ayat 8-18. Oleh karena itu, penulis menyarankan

kepada pendidik agar penggalian ajaran tersebut dapat diaplikasikan

atau diterapkan pada pendidik sebagai tauladan bagi pesertaa didik,

dengan melakukan perbaikkan akhlak manusia dalam menjalani hidup

di dunia.

2. Bagi Pembaca

Hendaknya membenahi apabila menemukan kesalahan dalam

skripsi ini agar sesuai dengan hasil yang diinginkan oleh penulis, yaitu

memberi manfaat baik secara teoritis kepada dunia pendidikan dan

Page 119: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

107

secara praktis kepada pendidik dan para orang tua yang berperan

dalam pembentukan akhlak yang mulia kepada anak.

C. Penutup

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang senantiasa

memberikan petunjuk, kelancaran, dan kecerahan pikiran serta nikmat yang tak

terkira hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. tiada daya upaya

melainkan dengan pertolongan-Nya.

Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Rasulullah Muhammad

saw., sosok yang baik, tenang dan sempurna dari seluruh ciptaan-Nya, baik

yang selalu ingat kepada Allah swt. ataupun yang lalai kepada-Nya. Semoga

syafa’at beliau selalu tercurahkan kepada umat muslim seluruhnya.

Alam yang sangat luas ini ibarat kitab, syair, lukisan, dan bangunan

dengan tekstur yang amat indah. Tentu ilmu dan nikmat yang di sediakan Allah

pada alam dan kita tidak terbatas.

Penulis berharap apabila dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini

belum memenuhi syarat, atas nama pribadi penulis mohon maaf yang sebesar-

besarnya. Karena penulis sendiri menyadari kita sebagai manusia yang jauh

dari kesempurnaan dan tak luput dari salah dan lupa. Untuk pembaca

hendaknya berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun menuju

perbaikan. Dengan saran tersebut semoga mampu memberikan semangat bagi

penulis untuk memperbaiki karya-karya selanjutnya.

Page 120: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

108

Akhirnya, hanya ucapan terima kasih yang dapat penulis haturkan

kepada semua belah pihak yang ikut membantu, memberi motivasi dengan

segala kerendahan hati sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini

jazzakumullah khaira jazza’ teriring doa dan salam, sehingga skrispsi ini

memberi manfaat kepada kita semua.

Page 121: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

109

DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, Sutarjo. 2013. Pembelajaran Nilai Karakter: Konstruktivisme dan VCT

Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada

Ahmadi, Wahid. 2004. Risalah Akhlak, Panduan Perilaku Modern. Solo: Era

Intermedia

Al-Aris, Fuad. 2013. Pelajaran Hidup Surah Yusuf. Jkarta: Zamam

Al-Mahalli, Imam Jalaluddin & As-Suyuti, Imam Jalaluddi. 2014. Terjemah

Tafsir Jalalain Berikut Asbabun Nuzuul Ayat Jilid 2. Bndung: Sinar Baru

Algensindo

Al-Munawwar, Said Agil Husain. 2002. Fikih Hubungan Antar Agama.

Jakarta:Ciputa Press.

Al-Qarni, ‘Aidh. 2008. Tafsir Muyassar. Jakarta Timur: Qisthi Press

Anas, Idhoh. 2008. Kaidah-kaidah Ulumul Qur’an. Pekalongan: Al Asri.

Burhani, Yasir. 2014. Renungan Iman dalam Surat Yusuf. Jakarta Timur: Pustaka

Al-Kautsar

Departemen Agama RI. 2009. Mukadimah Al-Qur’an dan Tafsirnya. Jakarta:

Departemen Agama RI

Halim, Nipan Abdul. 2000. Menghias Diri Dengan Akhlak Terpuji.

Bandung:Mitra Pustaka

Hasbi, Muhammad. 2000. Tafsir Al-Qur’an Majid An Nur. Semarang: PT.

Pustaka Rizki Putra

Ichwan, Muhammad Nur. 2008. Memasuki Dunia Al-Qur’an. Semarang: Lubuk

Raya

Imani, Allamah Kamal Faqih. 2005. Tafsir Nurul Qur’an. Jakarta: Al-Huda

Katsier, Ibnu. 2005. Tafsier Ibnu Katsir Jilid 4. Surabaya: PT Bina Ilmu

Khairu, Sulistyowati. 2014. Hikayat Sang Rupawan; Sejarah Lengkap Nabi Yusuf

‘Alaihi Salam. Jakarta Barat: Vicosta Publishing

Page 122: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

110

Mahmud, Ali Abdul Halim. 2004. Akhlak Mulia. Jakarta: Gema Insani

Maslikhah. 2009. Ensiklopedi Pendidikan. Salatiga: STAIN Salatiga Press

Maunah, Binti. 2009. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Sukses Offset

Mudyaharjo, Redja. 2010. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal tentang

Dasar-dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia.

Jakarta: Rajawali Pers

Muhaimin, Majid Abd. 1994. Dimensi-dimensi Studi Islam. Surabaya: Karya

Abditama

Munawwir, M. Fajrul. Konsep Sabar Dalam Al-Quran: Pendekatan Tafsir Tematik.

Yogyakarta: Nuansa Aksara

Muqbil, Abu Abdurrahman. 2006. Shahih Asbabun Nuzul. Yogyakarta: Islamic.

Nata, Abudin. 1997. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Ramayulis. 2004. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia

Shadali, Ahmad. 2000. Ulumul Qur’an. Bandung: Pustaka Setia.

Shihab, M.Quraish. 2012. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati

.............................. 2012. Al-Lubab; makna, tujuan, dan pelajaran dari Surah-

surah al-Qur’an. Tangerang: Lentera Hati

Shohabiya, Mahasri & Imron Rosyadi. 2011. Studi Islam 1. Surakarta: Lembaga

Pengembangan Ilmu-ilmu Dasar (LPID)

Soyomukti, Nurani. 2010. Teori-Teori Pendidikan: Tradisional, (Neo) Liberal,

Marxis-Sosialis, Postmodern. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Supaedi, Didik Ahmad & Sarjuni. 2012. Pengantar Studi Islam. Bandung: PT

Rajagrafindo Persada

Suwarno, Wiji. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Tadjab, Muhaimin & Abd. Mujib. 1994. Dimensi-dimensi Studi Islam. Surabaya:

Karya Abditama

Tim Syaamil Qur’an. 2012. Al-Qur’an Terjemah. Bandung: Syaamil Qur’an.

Wibowo, Arief, Dkk. 1999. Studi Islam 2. Surakarta: Lembaga Studi Islam

Page 123: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

111

Winarno. 1989. Pengantar Ilmiah Dasar Metode Teknik. Bandung: Tarsito

Yunus, Mahmud. 1989. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Hidakarya Agung

Khamdun, Ibn. 2011. Pendidikan Akhlak. (Online). (https://makalah-

ibnu.blogspot.com/2011/02/pendidikan-akhlak.html#axzz5Jxf0ZXXY,

diakses 02 Agustus 2018).

Page 124: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

112

Page 125: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

113

Page 126: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

114

Page 127: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

115

Page 128: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

116

Page 129: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

117

NILAI SKK

Nama : Siti Himatul Anisah

NIM : 111-14-065

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Dosen Pembimbing : Drs. Nasafi, M.Pdi.

No Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Nilai

1. Opak STAIN Salatiga 2014

“Aktualisasi Gerakan

Mahasiswa yang Beretika,

Disiplin dan Berfikir

Terbuka”

19-19 Agustus 2014 Peserta 3

2. Opak Jurusan Tarbiyah

STAIN Salatiga 2014

“Aktualisasi Pendidikan

Karakter Sebagai

Pembentuk Generasi yang

Religius, Educative, dan

Humanis”

20-21 Agustus 2014 Peserta 3

3. Orientasi Dasar Keislaman

(ODK)

“Pemahaman Islam

Rahmatan lil ‘Alamin

Sebagai Langkah Awal

Menjadi Mahasiswa

Berkarakter”

21 Agustus 2014 Peserta 2

4. Achievement Motivation

Training (AMT)

“Dengan AMT Semangat

Menyongsong Prestasi”

12 Agustus 2014 Peserta 2

5. Library User education

(Pendidikan Pemustaka) 28 Agustus 2014 Peserta 2

6. Pendidikan Komputer

Berbasis Windows 28 April 2014 Peserta 8

7. Piagam Penghargaan Lomba

Mukhafadhoh Se-MADIN

DU Reksosari

07 Juni 2014 Juara 1 3

8. Training Pembuatan

Makalah 17 September 2014 Peserta 2

9. Training Pengembangan

Diri dan Komunikasi 18 September 2014 Peserta

2

Page 130: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

118

10. Seminar Nasional

“Peran Mahasiswa dalam

Mengawal Masa depan

Indonesia Pasca Pilpres

2014”

29 September 2014 Peserta 8

11. Bedah Buku Mendidik

Bintang 01 Oktober 2014 Peserta 2

12. Kegiatan “SIBA-SIBI”

Training UTS Semester

Ganjil Tahun 2014

24-25 Oktober 2014 Peserta 2

13. Semonar Nasional

“Perbaikan Mutu

Pendidikan Melalui

Profesionalitas Pendidikan”

13 November 2014 Peserta 8

14. PAB (Penerimaan Anggota

Baru) JQH Al-Furqan

STAIn Salatiga

“Menumbuhkan Karakter

Islami dan Qur’ani”

13-14 Desember 2014 Peserta 2

15. Gebyar Seni Qur’ani ke-VII

Tingkat Jawa Tengah

“Menyiarkan Islam Melalui

Apresiasi Maha Karya Seni

Qur’aniyy”

6-8 November 2015 Panitia 3

16. Seminar Nasional DEMA

FTIK

“Peningkatan

Profesionalisme Guru

Sebagai dalam

Pembelajaran di Era

Globalisasi”

23 November 2015 Peserta 8

17. GEMA (Gerbang Masuk)

ITTAQO 09 Desember 2015 Peserta 2

18. Penerimaan Anggota Baru

(PAB) JQH Al-Furqan 2015

“Keep On Loving Holy

Qur’an to Reach a

Peacefullness of Life”

25-26 Desember 2015 Panitia 3

19. Seminar Kewirausahaan

“Membumikan Seni Qur’an

Melalui Wirausaha”

25 Desember 2015 Panitia 3

Page 131: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

119

20. Seminar Naisonal

“Implementasi Nilai-Nilai

Pancasila sebagai Benteng

dalam Menolak Gerakan

Radikalisme”

10 Februaru 2016 Peserta 8

21. Nusantara Mengaji 300.000

Khataman Al-Qur’an

“Serentak se-Indonesia

Untuk Keselamatan &

Kesejahteraan Bangsa”

08 Mei 2016 Peserta 2

22. Seminar Nasioanal DEMA

FTIK

“Budaya Sebagai Attitude

Pendidikan”

31 Mei 2016 Peserta 8

23. Workshop tahfidz

“Kontekstualisasi Nilai-

Nilai Al-Qur’an dalam

Membentuk Kepribadian

Huffadz Menuju Peradaban

Dunia”

04 Juni 2016 Panitia 3

24. Gebyar Seni Qur’aniy ke-

VIII Tingkat Jawa Tengah 05 Oktober 2016 Panitia 3

25. Penerimaan Anggota Baru

(PAB) JQH Al-Furqan 2016

“Keep On Loving Holy

Qur’an to Reach a

Peacefullness of Life”

12-13 November 2016 Panitia 3

26. Seminar Nasioanal

Edupreneurship

“Strategi Marketing Kunci

Sukses Wirausaha”

13 November 2016 Peserta 8

27. Public Hearing Senat

Mahasiswa FTIK

“Apa Kabar Dunia

Pendidikan FTIK IAIN

Salatiga?”

22 November 2016 Peserta 3

28. Praktikum Mata Kuliyah

Kewirausahaan (Mahasiswa

Jurusan PAI, PGMI dan

PGRA)

“Keren Itu Mahasiswa

Kreatif, Inovatif, Mandiri

dan Berani Berwirausaha”

14 Desember 2016 Peserta 2

Page 132: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

120

29. Workshop Rebana nasional

“Meningkatkan Hubbun

Nabi dalam Mewadahi

Semangat Muda

Melestarikan Tradisi Islami”

13 Mei 2017 Panitia 8

30. Gebyar Seni Qur’aniyy Ke-

IX Tingkat Jawa Tengah

“Harmonisasi Syair

Qur’any, Wujudkan Siar

Islami”

23 September 2017 Panitia 3

31. SK rektor IAIN Salatiga

tentang Pengangkatan

Pengurus Jam’iyyatul

Qurra’ wal Huffadz (JQH)

Al-Furqan Institut Agama

Islam Negeri (IAIN)

Salatiga Masa Bakti 2016

4

32. SK rektor IAIN Salatiga

tentang Pengangkatan

Pengurus Jam’iyyatul

Qurra’ wal Huffadz (JQH)

Al-Furqan Institut Agama

Islam Negeri (IAIN)

Salatiga Masa Bakti 2017

4

33. SK rektor IAIN Salatiga

tentang Penyelenggaraan

Gebyar Seni Qur’anyy ke-

VIII Jam’iyyatul Qurra’ wal

Huffadz (JQH) Al-Furqan

Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Tahun 2016

3

34. SK rektor IAIN Salatiga

tentang Penyelenggaraan

Workshop Rebana Nasional

Jam’iyyatul Qurra’ wal

Huffadz (JQH) Al-Furqan

Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Tahun 2017

3

35. SK Ketua Pondok Pesantren

Salatiga tentang

Pengangkatan Guru Tidak

Tetap Pondok Pesantren

Yasinta Tahun Pelajaran

2014-2015

7

Page 133: NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT YUSUF ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4550/1... · (Al-Qur’an Surat Yusuf Ayat 8-18), Sekunder (terjemah dan tafsir

121