nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab...
TRANSCRIPT
i
NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM
KITAB KHULASHAH NURUL YAQIN KARYA
MUHAMMAD KHUDHARI BEK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
SAIFUL AMRI
NIM: 111 12 074
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
TAHUN 1437 H/ 2016 M
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
Artinya: “dan (juga karena) Allah telah menurunkan kitab dan Hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. dan adalah karunia Allah
sangat besar atasmu”. (Qs. An-Nisaa’:113)
“Tiap tempat akan menjadi sempit bila di masukkan sesuatu ke dalamnya, kecuali tempat ilmu. Ia akan bertambah luas, jika dimasukkan ilmu ke dalamnya”
(Sayyidina Ali Ra)
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi yang sederhana ini penulis persembahkan kepada:
Bpk Ibuku (Bpk Tarkim dan Ibu Suwarni), adik-adikku (Emi Bahrul
Munif dan Heri Yanto), seluruh keluargaku yang selalu melengkapi
kehidupanku dalam segala hal. Selalu memberikan kasih sayang,
semangat dan do‟a yang tiada henti, sehingga skripsi ini bisa penulis
selesaikan.
Abah Cholid Ulfi Fatkhurrohman, Abah As‟ad Haris N.F., Abah
Taufiqurrahman, Ibunda Fatichah Ulfah dan Ummah Chusnul Halimah,
serta segenap keluarga besar kepengasuhan Yayasan Al-Manar yang
senantiasa memberi tempat untukku dalam menuntut ilmu.
Pon-pes Al-Manar yang telah mengajarkanku berbagai ilmu pengetahuan.
Jajaran kepengurusan Pon-pes Al-Manar dan seluruh kang-kang, mb-mb
Pon-pes Al-Manar.
Almamaterku tercinta IAIN Salatiga.
Semua teman-teman seperjuangan kelas 7 yang koplak, bakren, kote,
rondeng, gembong, gendon, ahsun, mbokke, eli, mb ris, mb na, mb jul, mb
arin, mb mbem, ulfa, iruk, ndok, kuna, rini, yang selalu memeberiku
inspirasi dan semangat.
Kepada mz Hum, mz Dumb, kang Arip, Tamban, Diduk, wahab, Guz
Faza, gepeng, giweng, Kamal, Nurul Aliyah dan Mb Muddah yang telah
sangat berjasa kepadaku.
viii
Ndukku Choir Al-Um yang selalu menemani, mendoakan serta memberi
motivasi dan semangat kepadaku.
Teman-teman seperjuangan angkatan 2012 IAIN Salatiga. Terkhusus PAI
B, teman-teman KKL, teman-teman PPL dan teman-teman KKN.
Seluruh kaum muslimin dan muslimat yang senantiasa menuntut ilmu,
dan seluruh pembaca yang telah mendo‟akan dan memberi semangat yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
ix
KATA PENGANTAR
بسم اهلل الرمحن الرحيم
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
menganugerahkan kenikmatan yang tak terhingga jumlah dan nominalnya.
Kami memuji, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya. Kami
berlindung kepada Allah dari kejahatan- kejahatan diri kami dan keburukan-
keburukan amal dan perbuatan kami. Aku bersaksi tidak ada Tuhan yang patut
disembah kecuali Allah yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan
aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah hamba dan utusan-Nya.
Shalawat dan salam semoga terlimpah curah Baginda Nabi Muhammad SAW,
juga kepada keluarga, Sahabat, dan Umatnya. Semoga kelak semua umatnya
akan mendapatkan syafa‟atul „uzmah di hari kiamat nanti.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini
tidak sedikit halanagan, hambatan, gangguan dan kesulitan yang dihadapi.
Namun berkat bantuan, bimbingan dan motivasi barbagai pihak akhirnya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Selaku Rektor Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam.
4. Bapak Mohammad Ali Zamroni, M.A. Selaku Pembimbing skripsi
dan Pembimbing Akademik yang telah membimbing dalam
penulisan skripsi ini.
x
xi
ABSTRAK
Saiful Amri. 2016. Analisis Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Kitab Khulashah Nurul Yaqin Karya Muhammad Khudhari Bek. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Mohammad Ali Zamroni,
M.A
Kata kunci: Nilai-nilai Pendidikan Akhlak. Kitab Khulashah Nurul Yaqin Karya
Muhammad Khudhari Bek
Muhammad Khudhari Bek adalah ulama serta tokoh Pendidikan yang
menguasai berbagai bidang disiplin ilmu keagamaan. Salah satu kitabnya adalah
Khulashah Nurul Yaqin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
pendidikan akhlak menurut Muhammad khudhari Bek dalam kitab Khulashah
Nurul Yaqin. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1)
Bagaimanakah nilai pendidikan akhlak dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin karya
Muhammad Khudhari Bek dibutuhkan dalam memahami moralitas Islam, (2)
Bagaimana metode pengajaran yang digunakan Muhammad Khudhari Bek dalam
kitab Khulashah Nurul Yaqin, dan (3) Bagaimanakah aplikasi nilai pendidikan
akhlak pada kitab Khulāşah Nūrul Yaqīn dalam kehidupan sehari-hari.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library
research). Sumber data primer adalah kitab Khulashah Nurul Yaqin, sumber
sekundernya adalah terjemahannya serta buku-buku lain yang bersangkutan dan
relevan dengan penelitian.
Teknis analisis data menggunakan metode Content Analysis (analisis isi).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan akhlak yang ada
dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin karya Muhammad Khudhari sangat relevan
dengan kehidupan sekarang, pendidikan akhlak Rasulullah SAW sangat di
butuhkan dalam mendidik akhlak pada kehidupan sekarang karena Rasulullah
SAW merupakan suri tauladan dalam segala hal. Nabi Muhammad SAW telah
menampilkan cermin kehidupan yang wawasannya demikian luas, seluas ragam
kehidupan kita yang berkaitan dengan berbagai aspek dan profesi kita masing-
masing. Model pendidikan akhlak dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin
menggunakan pendekatan uraian narasi dan pertanyaan, dengan tujuan untuk
meningkatkan daya kefahaman. Aplikasi Nilai-Nilai pendidikan akhlak dalam
kitab Khulashah Nurul Yaqin dalam kehidupan sehari-hari dari sifat-sifat
Rasulullah SAW yaitu: (1) shidiq, (2) Amanah, (3) Tabligh, (4) Fathanah.
xii
DAFTAR ISI
1. JUDUL .................................................................................................. i
2. LOGO IAIN ......................................................................................... ii
3. NOTA PEMBIMBING ....................................................................... iii
4. PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................... iv
5. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................... v
6. MOTTO................................................................................................ vi
7. PERSEMBAHAN................................................................................ vii
8. KATA PENGANTAR......................................................................... x
9. ABSTRAK ........................................................................................... xi
10. DAFTAR ISI ....................................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................ 6
C. Tujuan Penelilitian ........................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ........................................................... 6
E. Penegasan Istilah ............................................................. 7
F. Metode Penelitian .......................................................... 10
G. Sistematika Penulisan .................................................... 12
BAB II. BIOGRAFI DAN KARYA ILMIAH MUHAMMAD
KHUDHARI BEK
A. Riwayat Hidup Muhammad Khudhari Bek ................... 13
xiii
B. Beberapa Karya Muhammad Khudhari Bek .................. 13
BAB III. DESKRIPSI PEMIKIRAN MUHAMMAD KHUDHARI
BEK TENTANG NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM
KITAB KHULASHAH NURUL YAQIN
A. Pengertian Nilai Pendidikan akhlak ............................... 31
1. Pengertian Nilai ...................................................... 31
2. Pengertian Pendidikan ............................................ 32
3. Pengertian Akhlak .................................................. 35
B. Pemikiran Muhammad Khudhari Bek Tentang Nilai
Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Khulashah Nurul
Yaqin............................................................................... 36
1. Pendidikan keujuran dalam amanah ....................... 38
2. Pendidikan Keadilan ............................................... 40
3. Pendidikan Kesabaran ............................................ 42
4. Pendidikan Keberanian ........................................... 43
5. Pendidikan Kpemimpinan ...................................... 44
BAB IV. ANALISIS RELEVANSI NILAI-NILAI PENDIDIKAN
AKHLAK KITAB KHULASHAH NURUL YAQIN
A. Latar Belakang Penulisan Kitab Khulashah Nurul Yaqin
........................................................................................ 48
B. Metode yang Digunakan dalam Pendidikan Akhlak ..... 52
C. Aplikasi Pendidikan Akhlak dalam Kitab Khulashah Nurul
Yaqin dalam Konteks Kehidupan .................................. 56
xiv
1. Pendidikan Kejujuran ............................................. 66
2. Pendidikan Amanah ................................................ 70
3. Pendidikan Keadilan ............................................... 73
4. Pendidikan Kesabaran ............................................ 77
5. Pendidikan Kepemimpinan ..................................... 79
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................... 83
B. Saran .............................................................................. 88
11. DAFTAR PUSTAKA
12. LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW diyakini
dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan
batin. Di dalamnya terdapat berbagai petunjuk tentang bagaimana seharusnya
manusia itu menyikapi hidup dan kehidupan ini secara lebih bermakna dalam
arti yang seluas-luasnya. (FIP-UPI, 2007:17).
Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia,
yang berkaitan dengan tingkah laku manusia nampak amat ideal dan agung.
Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal
fikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap
seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual, senantiasa
mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka,
demokratis, mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak
mulia, dan sikap-sikap positif lainya. (Al-Jamil, 1992:11-12).
Masyarakat modern telah berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi canggih untuk mengatasi berbagai masalah kehidupanya,
namun pada sisi lain ilmu pengetahuan dan teknologi canggih tersebut tidak
mampu menumbuhkan moralitas (akhlak) yang mulia. Dunia modern saat ini
termasuk Indonesia ditandai dengan gejala kemrosotan akhlak yang benar-
2
benar pada taraf yang mengkhawatirkan. Kejujuran, kebenaran, keadilan,
tolong-menolong, dan kasih sayang sudah tertutup oleh penyelewengan,
penipuan, penindasan, saling menjegal dan saling merugikan. Di sana sini
banyak terjadi adu domba dan fitnah, menjilat, mengambil hak orang lain
sesuka hati dan perbuatan-perbuatan biadab lainya. (Nata, 2003:126).
Gejala kemerosotan akhlak tersebut dewasa ini bukan saja menimpa
kalangan dewasa, melainkan juga telah menimpa kalangan pelajar tunas-tunas
muda, orang tua, ahli didik, dan mereka yang berkecimpung dalam bidang
agama dan sosial banyak mengeluhkan perilaku sebagian pelajar yang
berprilaku nakal, keras kepala, mabuk-mabukan, tawuran, pesta obat-obatan
terlarang, bergaya hidup yang berlebih-lebihan, di Eropa, Amerika, dan
sebagainya. (Nata, 2003:126).
Dari permasalahan ini penulis mencoba mendeskripsikan secara
umum mengenai pendidikan akhlak yang membahas bagaimana
mengendalikan kehendak nafsu manusia yang sering menghanyutkan
manusia kepada hal-hal yang negatif dan merugikan, bagaimana suatu akhlak
manusia itu benar-benar menjadi akhlaqul karimah.
Dengan bekal pendidikan akhlak, orang dapat mengetahui batas mana
yang baik dan batas mana yang buruk. Juga dapat menempatkan sesuatu
sesuai dengan tempatnya. Orang yang berakhlak dapat memperoleh irsyad,
taufik, dan hidayah sehingga dapat bahagia di dunia dan di akhirat.
Kebahagian hidup oleh setiap orang selalu didambakan kehadiranya di dalam
3
lubuk hati. Hidup bahagia merupakan hidup sejahtera dan mendapat ridha
Allah SWT dan selalu disenangi oleh sesama makhluk.
Dalam agama yang dapat dijadikan sebagai sarana untuk memperbaiki
akhlak manusia, antara lain anjuran untuk selalu bertaubat, bersabar,
bersyukur, bertawakal, mencintai orang lain, mengasihani dan menolongnya.
Anjuran anjuran itu, sering didapatkan dalam ayat-ayat Al-Qur‟an, sebagai
nasihat orang-orang yang sering melakukan perbuatan buruk. (FIP-UPI,
2007:18).
Pendidikan akhlak yang Islami sangat dibutuhkan dan diperlukan di
zaman sekarang ini. Karna kebudayaan yang baik dari suatu bangsa tidak
menjamin memiliki akhlak dan perilaku yang baik bagi bangsa tersebut.
Sejalan dengan permasalahan di atas, tulisan ini akan mencoba
mencarikan solusi untuk mengatasi tragedi masyarakat tersebut, dengan
memfokuskan kajian-kajian pada tarikh Islam.
Salah seorang ulama yang mengkaji tarikh Islam secara khusus adalah
Muhammad Al-Khudhari Bek. Dia seorang inspektur kementrian dan dosen
sejarah Islam di Universitas Mesir. (Khudhari, 2007:vii). Dan beliau telah
memberikan sumbangan 3 karya dari bidang tarikh Islam, yaitu Khulāşhah
Nūrul Yaqīn jilid pertama, yang mengupas Sejarah Rasulullah SAW dari
masa pertama kehidupan beliau sampai masa kedua dari kehidupan beliau,
dan dilanjutkan Khulāşhah Nūrul Yaqīn jilid kedua, yang cakupan
pembahasannya dari tahun pertama hijrah sampai tahun kesebelas hijrah
4
Rasulullah SAW, dalam menyusun kitab Khulāşhah Nūrul Yaqīn ini,
pengarang menemukan kesukaran-kesukaran karena bahan yang sedikit.
(Djabbar, tt:3).
Dan dilanjutkan penyusunan Khulāşhah Nūrul Yaqīn jilid ketiga dari
tasilul-„arabia yang berguna untuk pelajar bahasa Arab, dengan maksud
untuk melancarkan lidah dalam mempergunakan bahasa percakapan, yaitu
dengan memperbanyak latihan-latihan yang mungkin melebihi pelajar-pelajar
yang ada, dan dengan mengulangi kata-kata beberapa kali dalam bermacam
bentuk dan cara sehingga tidak mudah dilupakan. (Djabbar, tt:3). Dan ketiga
buku ini telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia untuk mempermudah dalam
memahami kitab ini, yang telah diterjemhakan oleh Ustadz Umar Abdul
Djabbar.
Di antara kitab-kitab tarikh, yang penulis pilih ialah kitab “Khulashah
Nurul Yaqin” tentang perjalanan penghulu bagi Rasul-Rasul, susunan
Muhammad Khudhari Bek sebagai kajian dalam skripsi ini, karena dalam
meriwayatkannya, ia bersandar kepada Al-Qur‟an dan Al-Hadits, karena
masyhurnya antara umum dan yang tertentu, dan karena jauhnya dari
perasaan cinta dan benci yang bisa menyebabkan hilangnya faidah
perjalanan-perjalanan itu karena perasaan cinta kepada sesuatu itu
menjadikan baik tiap-tiap yang tidak baik dan berusaha memutar balik
kejadian-kejadian dengan jalan yang rendah, sehingga membawa kepada
kejatuhan yang dibuatnya dan sia-sia, sedang perasaan benci kepada sesuatu,
5
mengajak kepada kesebalikan dari itu, yaitu yang baik ia jadikan tidak baik
dan dari yang baik ia keluarkan keburukan. (Djabbar, tt:3).
Umar Abdul Jabbar menyusun kitab ini setelah menterjemahkannya
secara bebas dari kitab asalnya yang bertajuk Khulāşah Nūrul Yaqīn yang
telah diringkaskan dari kitab yang bernama Nūrul Yaqīn karangan Syeikh
Muhammad Khudhari Bek, ia seorang pemeriksa di kementerian waqaf serta
merangkap pensyarah dalam bidang tarikh Islam di Perguruan Tinggi Mesir.
(Bek, 2007: vii)
Kitab Khulāşah Nūrul Yaqīn merupakan bagian dari ilmu tarikh Islam
yang perlu dipahami secara detail. Dengan menguasai sejarah perjalanan Nabi
Muhammad SAW, dan bagaimana para pahlawan Islam dahulu dapat
mengalahkan penderitaan-penderitaan untuk membuat kenyataan pada cita-
cita mereka, dan lagi agar dapat diketahui hasil kelezatannya, kembalinya-pun
kepada ummat manusia yaitu yang mengikuti agama dan berjalan menurut
ketentuan-ketentuan itu. (Djabbar, tt:5)
Berangkat dari latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengkaji
beberapa hal berkaitan dengan pemikiran, metode, dan aplikasi nilai-nilai
pendidikan akhlak Syeikh Muhammad Khudhari Bek dalam kitab Khulāşhah
Nūrul Yaqīn karyanya, karena menurut penulis hal itu sangat penting dalam
kehidupan.
Di samping itu penulis berharap dapat memberikan inspirasi bagi
lembaga pendikan formal maupun non formal, untuk dapat mengembangkan
6
pembelajaran Khulāşhah Nūrul Yaqīn (sejarah Nabi Muhammad SAW)
dengan rujukan karya Syeikh Muhammad Khudhari Bek. Karena walaupun
karyanya ditulis dengan Bahasa Arab namun tetap mudah dipahami bagi
siswa dan mahasiswa.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah Nilai Pendidikan Akhlak dalam kitab Khulashah Nurul
Yaqin karya Muhammad Khudhari Bek dibutuhkan dalam memahami
moralitas Islam?
2. Bagaimanakah metode pengajaran yang digunakan Muhammad Khudhari
Bek dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin?
3. Bagaimanakah aplikasi Nilai Pendidikan Akhlak pada kitab Khulāşah
Nūrul Yaqīn dalam kehidupan sehari-hari?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui bagaimana Nilai Pendidikan Akhlak dalam kitab Khulashah
Nurul Yaqin karya Muhammad Khudhari Bek dibutuhkan dalam
memahami moralitas Islam.
2. Mengetahui metode pengajaran yang digunakan Muhammad Khudhari
Bek dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin.
3. Mengetahui aplikasi Nilai Pendidikan Akhlak dalam kitab Khulāşhah
Nūrul Yaqīn dalam kehidupan sehari-hari.
7
D. Manfaat Penelitian
a. Secara teoritis
Penelitian tentang pendidikan akhlak ini diharapkan dapat
membantu dan memperbaiki akhlak bangsa terutama bagi kaum muda.
Selain itu diharapkan juga dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi saya pribadi, teman-teman, dan bagi semua yang
membacanya. Dan memberikan kontribusi pemikiran dalam upaya
peningkatan pengetahuan tentang kajian sejarah perjalanan Nabi
Muhammad SAW dan juga pengetahuan tentang ilmu tarikh Islam,
sehingga dapat diketahui bagaimana proses perjalanan Nabi Muhammad
SAW. Dengan demikian diharapkan setiap individu dalam keadaan
tertentu dapat mengambil i‟tibar dari sifat-sifat Rasulullah SAW sebagai
suritauladan dalam melangkah setiap perilaku kehidupan manusia
menuju kebahagiaan dunia sampai akhirat.
b. Secara praktis
Sebagai sumbangan fikiran dalam bentuk tulisan yang berbentuk
ilmiah bagi lembaga IAIN Salatiga guna dapat dimanfaatkan oleh
berbagai pihak yang memerlukanya khususnya bagi umat Islam dalam
rangka memperbaiki akhlak, sebagai tujuan dari visi dan misi Rasulullah
SAW diutus ke muka bumi. Dan penelitian ini diharapkan dapat
menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi penulis dan mahasiswa
jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Salatiga khususnya dan
mahasiswa jurusan lainya dan para pembaca pada umumnya .
8
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kekeliruan penafsiran dan kesalah pahaman, maka
penulis kemukakan pengertian dan penugasan judul proposal ini sebagai
berikut:
1. Nilai Pendidikan Akhlak
Nilai adalah sesuatu yang dipandang baik, disukai, dan paling
benar menurut keyakinan seseorang atau kelompok orang sehingga
preferensinya tercermin dalam perilaku, sikap dan perbuatan-
perbuatannya. (Ensiklopedia Pendidikan, 2009:106).
Menurut Spranger, nilai diartikan sebagai suatu tatanan yang
dijadikan panduan oleh individu untuk menimbang dan memilih alternatif
keputusan dalam situasi sosial tertentu. (Asrori, 2008:153).
Menurut UU No. 20 th 2003. Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, seta keterampilan yang diperlakukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara. (Hasbullah, 2012:4).
Kata akhlak berasal dari bahasa arab, jamak dari “khuluqun” yang,
menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi‟at.
(Mustofa, 1997:19).
9
Menurut pengertian sehari-hari umumnya akhlak itu disamakan
dengan budi pekerti, kesusilaan, sopan santun. Khalq merupakan
gambaran sifat batin manusia, akhlak merupakan gambaran bentuk lahir
manusia, seperti raut wajah dan body. Dalam bahasa yunani pengertian
khalq ini dipakai kata ethicos atau ethos, artinya adab kebiasaan, perasaan
batin, kecendrungan hati untuk melakukan perbuatan. Ethicos kemudian
berubah menjadi etika. (Nasir, 1991:14).
2. Muhammad Khudhari Bek
Beliau adalah seorang inspektur kementrian dan dosen sejarah
Islam di Universitas Mesir, yang memiliki nama asli Muhammad bin Afifi
Al-Bajuri dikenal sebagai As-Syeikh Muhammad Khudhari Bek,
dilahirkan di daerah propinsi Khortum, Kairo, Mesir. beliau meninggal
pada tahun 1345 H dimakamkan di Kairo, Mesir. (http:// shamela.ws/
index./php author).
3. Kitab Khulashah Nurul Yaqin
Kitab Khulāşhah Nūrul Yaqīn merupakan bagian dari ilmu tarikh
Islam yang perlu dipahami secara detail. Dengan menguasai sejarah
perjalanan Nabi Muhammad SAW, dan bagaimana para pahlawan Islam
dahulu dapat mengalahkan penderitaan-penderitaan untuk membuat
kenyataan pada cita-cita mereka, dan lagi agar dapat diketahui hasil
kelezatannya kembalinya-pun kepada ummat manusia yaitu yang
mengikuti agama dan berjalan menurut ketentuan-ketentuan itu. (Djabbar,
tt:5).
10
Kitab ini terdiri dari 3 jilid yaitu Khulāşhah Nūrul Yaqīn jilid
pertama, yang mengupas Sejarah Rasulullah SAW dari masa pertama
kehidupan beliau sampai masa kedua dari kehidupan beliau, dan
dilanjutkan Khulāşhah Nūrul Yaqīn jilid kedua, yang cakupan
pembahasannya dari tahun pertama hijrah sampai tahun kesebelas hijrah
Rasulullah SAW. Dan dilanjutkan penyusunan Khulāşhah Nūrul Yaqīn
jilid ketiga dari tasilul-„arabia. (Djabbar, tt:3).
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian
kepustakaan (library research), karena yang dijadikan objek kajian
adalah hasil karya tulis yang merupakan hasil pemikiran.
2. Sumber Data
Karena jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library
research), maka data yang diperoleh bersumber dari literatur. Adapun
yang menjadi sumber data primer adalah buku Khulāşah Nūrul Yaqīn dan
terjemahanya juz pertama dan kedua serta ketiga karya Muhammad
Khudhari Bek.
Kemudian yang menjadi sumber data sekunder diantaranya
adalah buku sejarah kebudyaan Islam, sirah nabawiyah, terjemahan kitab
Izhatun Nasi‟in, buku keimanan ilmu tauhid, ilmu dan aplikasi
11
pendidikan kapita selekta pendidikan Islam dan buku-buku yang lain
yang bersangkutan dengan obyek pembahasan penulis.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian
ini adalah dengan mencari dan mengumpulkan buku yang menjadi
sumber data primer yaitu kitab Khulashah Nurul Yaqin dan terjemahanya
dan sumber data sekunder yaitu kitab Izzathun Nasyiin, ilmu dan aplikasi
pendidikan Kapita Selekta, Ensiklopedi dan buku yang relevan lainnya.
setelah data terkumpul maka dilakukan penelaahan secara sistematis
dalam hubungannya dengan masalah yang diteliti, sehingga diperoleh
data yang atau informasi untuk bahan penelitian.
4. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data yang ada, penulis menggunakan dua
metode yaitu:
a. Metode Content Analysis
Metode Content Analysis (analisis isi) menurut Weber
sebagaimana dikutip oleh Soejono dalam bukunya yang berjudul:
Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan, adalah:
“metodologi penelitian yang memanfaatkan seperangkat prosedur
untuk menarik kesimpulan yang sahih dari sebuah buku atau
dokumen”. (Soejono, 2005: 13). Dengan teknik analisis ini penulis
akan menganalisis terhadap makna atau pun isi yang terkandung
12
dalam ulasan-ulsan kitab Risalatul Mu‟awanah dan kaiatanya dengan
nilai-nilai pendidikan akhlak.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan kesan runtutnya pembahasan dan memberikan
yang penulis jabarkan dalam skripsi ini, maka disusunlah pembahasan dalam
suatu sistematika sebagai berikut:
Bab Pertama. Pendahuluan, menguraikan tentang : latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan
istilah, metode penelitian, dan Sistematika penulisan sebagai gambaran awal
dalam memahami skripsi ini.
Bab Kedua. Biografi dan pemikiran Syeikh Muhammad Al-Khudhari
Bek menguraikan tentang; Biografi syeikh Muhammad Al-Khudhari Bek
yang meliputi riwayat kelahiran, perjalanan karirnya. Selain itu dalam bab ini
juga membahas tentang karya-karyanya.
Bab Ketiga. Deskripsi pemikiran Muhammad Khudhari Bek dalam
kitab Khulāşhah Nūrul Yaqīn.
Bab Keempat. Pembahasan nili-nilai pendidikan akhlak dalam kitab
Khulāşhah Nūrul Yaqīn serta menguraikan latar belakang penulisan, metode
yang digunakan dan aplikasi dalam konteks kehidupan.
Bab kelima. Penutup, menguraikan kesimpulan dan saran.
13
BAB II
BIOGRAFI DAN KARYA ILMIAH MUHAMMAD KHUDHARI BEK
A. Riwayat Hidup Muhammad Khudhari Bek
Beliau adalah Muhammad Bin „Afifi Al-Bajuri (nisbah kepada Al-
Bajuri sebuah perkampungan di dalam daerah Al-Manufiyyah di Mesir).
Beliau dikenali dengan panggilan "Syheikh Al-Khudhari". Beliau lahir pada
tahun 1289 H bersamaan dengan tahun 1927 M. Beliau dibesarkan di Al-
Zaitun di Cairo. Beliau berkelulusan dari Madrasah Darul Ulum dan setelah
itu bertugas sebagai Qadhi Syar'i di Khurtoum, kemudian sebagai tenaga
pengajar di Kuliah Al-Qadha' as-Syar'i di Cairo.
Beliau juga mengajar mata pelajaran Al-Tarikh Al-Islami (Sejarah
Islam) di Universitas Mesir, kemudian menjadi Dekan di sebuah Kuliah Al-
Qadha' As-Syar'i, sebelum akhirnya beliau dilantik secara resmi menjadi
Inspektor di dalam Kementerian Pendidikan Mesir pada waktu itu.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Ensiklopedia.).
Beliau meninggal pada tahun 1345 H, dan dimakamkan di Cairo.
Muhammad bin „Afifi Al-Bajuri lebih dikenal sebagai Syeikh Muhammad
Khudhari Bek, seorang sarjana hukum dan sastra serta sejarah Islam dari
Mesir. (Al-Muttaqin, 2007:vii).
14
B. Beberapa Karya Muhammad Khudhari Bek
Sebagai ulama serta tokoh Pendidikan yang menguasai berbagai
bidang disiplin ilmu keagamaan dan juga merupakan salah satu tokoh
pensyarah sejarah Islam di Universitas Mesir, Muhammad Khudhari Bek
berhasil menghasilkan karya-karya hingga saat ini manfaatnya masih dapat
dirasakan oleh kalangan pelajar, siswa dan mahasiswa serta masyarakat
umum.
Adapun karya-karya Muhammad Khudhari Bek selengkapnya adalah
sebagai berikut:
1. Kitab Ushul-fiqih
Diterbitkan oleh Pustaka Amani Jakarta cetakan 1 Sya‟ban 1428
H. / September 2007 M. kitab ini ditulis dengan bahasa Arab dan terlahir
dari kumpulan diktat yang disampaikan kepada para mahasiswa tingkat
dua Mahkamah Syariah Mesir, yang beliau kumpulkan selama empat
tahun mengajar. (Al-Muttaqin, 2007:vii).
Kitab ini didasari pengamatan penulis bahwa dari kitab-kitab para
ulama Salaf dan bahkan ulama Khalaf, tidak ada yang menjelaskan
kaidah dasar yang diakui oleh syari‟ dalam pembentukan hukum dan
menjadi dasar dalil qiyas. Maka sangat manfaat dalam menentukan
hukum Islam dan problem dalam kehidupan lainnya. (Al-Muttaqin,
2007:vii).
15
Kitab ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, dan
kitab ushul fiqih ini merupakan bagian studi penting dalam kurikulum
syari‟at Islam, oleh karena itu Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) di
Indonesia seperti IAIN, STAIN, UIN dan PTAI swasta senantiasa
meletakan ilmu tersebut sebagai komponen penting dalam kurikulum
studinya. (Al-Muttaqin, 2007:vii).
2. Kitab Tārikh Nūrul Yaqīen tentang perjalanan penghulu bagi Rasul-rasul
Kitab ini diterbitkan oleh Maktab Syeikh Salim bin As‟ad Nabhan,
maktab Muhammad bin Ahmad Nabhan, kitab ini merupakan disiplin
ilmu tarikh Islam dan kitab dasar pembelajaran tarikh Islam di pondok-
pondok pesantren tradisional, dan di nusantara pada umumnya.
Bahan referensi dalam tulisan ini adalah Al-Qur‟anul Karim dan
Hadits-hadits Sahih yang diketengahkan oleh Imam Bukhari dan Imam
Muslim. Kami sengaja tidak mengambil referensi lain kecuali dalam
masalah-masalah yang tidak dapat dielakan lagi untuk memperjelas
penyajian. Dalam hal ini banyak sekali menolong kami bahan-bahan
referensi yang kami ambil dari kitab as-Syifa karya Qadhi “Iyadh, kitab
as-Shiratul Halabiyah dan kitab al-Mawahibul Ladunniyah, keduanya
merupakan karya Al-Qashthalani, dan kitab Ihya „ulumid-din karya Imam
Al-Ghazali. (Bek, 2014:3).
16
Di samping itu kitab ini terdiri dari tiga jilid, dengan bahasa Arab
dan telah diterjemahkan oleh Ustadz Umar Ibnu Djabbar dan Sejarah
Rasulullah SAW dengan beberapa sumber, yaitu:
Pertama. Al-Qur‟ānul Karīm (Al-Qur‟an yang mulia) Al-Qur‟an
menyebutkan secara tegas nama dua puluh lima Nabi/Rasul; delapan
belas diantaranya disebutkan dalam Al-Qur‟an surat Al-An‟am (6): 83-
86, sisanya didapatkan dari berbagai ayat berkaitan dengan Nabi
Muhammad SAW. Seperti dinyatakan Al-Qur‟an surat Al-A‟raf (7): 158
diutus kepada seluruh manusia, dan beliau merupakan khtaman nabiyyin
(penutup para nabi) QS. Al-Ahzab (33): 40). (Shihab, 1999:42)
Al-Quran merupakan sumber sejarah Rasulullah SAW yang
paling fundamental, dari Al-Qur‟an ini kita akan mendapatkan gambaran
sejarah Rasulullah SAW. Ada beberapa ayat Al-Qur‟an yang berbicara
tentang Nabi Muhammad SAW sebelum kenabian beliau. Antara lain:
Artinya:”Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia
melindungimu, dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung
lalu Dia memberikan petunjuk. dan Dia mendapatimu sebagai seorang
yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan”. (QS. Adh-dhuhaa:
6-8).
17
Beliau yatim sejak di dalam kandungan, kemudian dipelihara dan
dilindungi oleh paman dan kakeknya. Beliau hidup dalam keresahan dan
kebimbangan melihat sikap masyarakatnya, lalu Allah SWT memberinya
petunjuk, dan mengangkatnya sebagai Nabi dan Rasul. Beliau hidup
miskin karena ayahnya tidak meninggalkan warisan untuknya, kecuali
beberapa ekor kambing dan harta lainya yang tidak berarti. Tetapi Allah
SWT memberinya kecukupan, khusunya menjelang dan saat hidup
berumah tangga dengan istrinya Khadijah. (Shihab, 1999:44).
Al-Qur‟an juga mengakui secara tegas bahwa Nabi Muhammad
SAW. Memiliki akhlak yang sangat agung. Bahkan dapat dikatakan
konsideran pengangkatan beliau sebagi Nabi adalah keluhuran budi
pekertinya. (Shihab, 1999:51).
Hal ini dipahami dari wahyu ketiga yang antara lain menyatakan
bahwa:
Artinya:“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas akhlak
yang” . (QS. Al-Qalam:4).
Al-Qur‟an memaparkan mengenai siksaan dan kesulitan yang
dialami Rasulullah SAW ketika mendakwahkan risalahnya, demikian
juga hal-hal yang dibuat-buat oleh orang-orang Musyrik dengan
menyebutnya sebagai seorang penyihir dan orang yang tidak waras,
mereka lakukan hal tersebut untuk berpaling dari agama Allah SWT yang
18
dibawa oleh Muhammad SAW. Al-Qur‟an menjelaskan tentang hijrah
Rasulullah SAW dan peperangan-peperangan penting yang diikuti
Rasulullah SAW setelah beliau berhijrah, Al-Qur‟an bercerita tentang
perang Badar, Uhud, Ahzab, perjanjian Hudaibiyah, Fathu Makkah, dan
Hunain. Dan juga beberapa mukjizatnya, seperti mukjizat Isra‟ dan
Mi‟raj.
Secara keseluruhan Al-Qur‟an telah menjelaskan banyak
mengenai kejadian-kejadian yang terdapat dalam sejarah Rasulullah
SAW dan jika Al-Qur‟an adalah kitab yang paling kuat dan valid yang
terdapat dimuka bumi ini, dia kuat dengan bentuk yang Mutāwatir
(istilah ahli hadits) yang manusia tidak akan mungkin meragukan
keabsahan atau kevalidan teks-teksnya serta kevalidannya dari segi
sejarah, maka hal-hal yang Al-Qur‟an ceritakan mengenai kejadian-
kejadian yang terdapat dalam sejarah Rasulullah SAW adalah merupakan
sumber yang paling valid secara mutlak.
Akan tetapi sesuai dengan pengamatan, Al-Qur‟an tidak
menjelaskan kejadian-kejadian yang terdapat dalam sejarah Rasulullah
SAW secara terperinci, ia hanya memaparkannya dengan bentuk yang
global (garis besarnya saja), misalnya ketika Al-Qur‟an bercerita tentang
peperangan ia tidak menceritakan sebabnya, begitupun jumlah orang-
orang muslim dan musyrik yang ikut berperang, dan juga tidak
menjelaskan jumlah orang-orang yang terbunuh dan yang tertawan dari
pihak orang-orang musyrik, akan tetapi ia hanya bercerita tentang
19
pelajaran-pelajaran yang terdapat dalam peperangan begitupun nasihat-
nasihat yang bisa dipetik darinya, beginilah gaya Al- Qur‟an yang mulia
dalam memaparkan setiap kisah-kisah tentang para Nabi dan umat-umat
terdahulu.
Oleh karena itu kita tidak cukup dengan teks-teks Al-Qur‟an yang
berkaitan dengan sejarah Rasulullah SAW akan tetapi kita memerlukan
sumber-sumber yang lain yang dapat menjelaskan sejarah Rasulullah
SAW secara terperinci, supaya kita dapat menggambarkan sejarah
kehidupan Rasulullah SAW secara detail dan utuh.
Kedua. Sunnah (hadits-hadits) Rasulullah SAW yang Şahih.
yang dimuat oleh kitab-kitab ulama-ulama hadits yang dikenal dengan
sifat keterpercayaan mereka dalam dunia Islam, seperti: kitab sunnah
yang enam, yaitu: kitab Şahih Bukhari, kitab Şahih Muslim, kitab Abu
Daud, kitab Tirmidzi, Kitab an- Nasaa‟i, dan kitab Ibn Majah, serta
kitab-kitab yang lain seperti: kitab al Muwaţa‟ oleh Imam Malik dan
kitab Musnad Imam Ahmad bin Hambal, dll.
Pada abad ke-3 H dan ke-4 H usaha pembukuan hadits mengalami
masa kejayaanya. Karna pada umumnya buku-buku tersebut menjadi
bahan rujukan hadits bagi yang ingin mengetahui dan belajar ilmu hadits.
(Murodi, 2007:6-7).
Di bawah ini daftar ahli-ahli hadits dan masa hidup mereka: (At-
tirmidzi, 1998:20).
20
1. Imam Bukhari, yakni Muhammad bin Ismail Abu Abdillah. Beliau
dilahirkan pada bulan Syawal tahun 194 H. Dan wafat pada hari
sabtu pertengahan bulan Syawal tahun 256 H.
2. Imam Muslim bin Al-Hajj Al-Qusyairi Abul Hasan. Ia dilahirkan
pada tahun 209 H. Dan wafat tanggal 25 Rajab tahun 256 h.
3. Imam Al-Hafidh At-Tirmidzi. Ia dilahirkan pada tahun 209 H. Dan
wafat pada tanggal 13 Rajab tahun 279 H.
4. Abu Daud, Sulaiman bin Al-„Asy‟ats As-Sajistani. Ia dilahirkan
pada tahun 202 H. Dan wafat pada tanggal 16 Syawal tahun 257 H.
5. An-Nasai, yakni Ahmad bin Syuu‟aib, Abu „Abidirrahman
(panggilanya). Ia dilahirkan tahun 215 H. Dan wafat pada tanggal 13
Shafar tahun 303 H.
6. Ibnu Majah, yakni Muhammad bin Yazid bin Majah, Abu Abdillah
(nama panggilanya). Ia dilahirkan pada tahun 209 H. Dan ia wafat
pada tanggal 22 ramadan tahun 273 H.
Dari kitab-kitab ini yang memuat jumlah yang besar tentang
kehidupan Rasulullah SAW, kejadian-kejadian yang terdapat di dalam
sejarahnya, peperangannya dan aktivitasnya, dengan hal ini, kita mampu
untuk membuat gambaran yang sempurna dan menyeluruh, meskipun
terkadang tidak sempurna tentang sejarah Rasulullah SAW, diantara
faktor yang menambahkan rasa kepercayaan kita kepada sejarah
Rasulullah SAW tersebut ialah sejarahnya diriwayatkan dengan sanad
21
(istilah ilmu hadits) yang bersambungan sampai kepada Sahabat-sahabat
Rasulullah SAW.
Dari merekalah kemudian kita banyak menperoleh informasi
mengenai perkembangan ilmu hadits hingga kini. Mereka amat berjasa di
dalam upaya melestarikan hadits-hadits Nabi Muhammad SAW. Karya-
kaya mereka menjadi bahan rujukan para ulama untuk mengambil sebuah
keputusan hukum Islam. (Murodi, 2007:7).
Ilmu hadits adalah ilmu yang paling berkah, ilmu yang paling
afdhal, ilmu yang paling banyak memberikan manfaat di dunia dan
akhirat, serta merupakan ilmu yang paling sempurna setelah Kitab Suci
Al-Qur‟an. (Az-Za‟bi, 1998:13).
Sesungguhnya ilmu hadits yang di dalamnya terdapat sejarah
kehidupan Nabi Muhammad SAW adalah merupakan suatu ilmu yang
besar sekali kadarnya dan amat istimewa kedudukanya. Orang-orang
yang mampu menghimpun ilmu itu akan meraih keutamaan yang banyak.
sedangkan orang yang berhasil mendapatkan ilmu pengetahuan tentang
hal itu, berarti mencapai kebaikan yang banyak. (Al-Kasynawi, 1998:15-
16).
Ketiga. Kitab-kitab sejarah fakta-fakta sejarah Rasulullah SAW
adalah suatu bentuk periwayatan yang diriwayatkan oleh para sahabat
untuk orang-orang setelah mereka, sebagian dari mereka ada yang hanya
meriwayatkan bagian-bagian yang terperinci dari sejarah tersebut,
22
kemudian hal ini di nukil (ambil) oleh para tabi‟in (generasi setelah
sahabat) dan menulisnya di dalam kitab mereka, dan sebagian yang lain
ada yang meriwayatkan sejarah hidup Rasulullah SAW dengan
sempurna.
Kitab-kitab yang bertalian dengan sunah Rasulullah SAW
diantaranya meliputi: Al-Maghazi (jihad yang dilakukan Rasulullah
SAW), At-Tarikh (sejarah kehidupan Rasulullah SAW), dan As-Syamail
(kepribadian dan budi pekerti Rasullah SAW), Nūrul Yaqīn Siyari
Sayyidul Mursalīn oleh Muhammad Khudary rahimahullah.
Kesemuanya telah dapat menghimpun perkataan, perbuatan dan sifat-
sifat Nabi, semenjak masa pengembanganya hingga beliau dipanggil oleh
Allah SWT, lebih-lebih pada masa kerasulannya. (At-Tirmidzi, 1998:16).
Tiada sesuatupun yang menyangkut beliau, baik kecil maupun
besar, melainkan tersebut di dalam kitab-kitab itu. Sehingga kita dapat
menemukan bagaimana cara Rasulullah SAW berpakaian, duduk, bangun
tidur, tertawa, tersenyum, berjalan, beribadah dimalam hari maupun
disiang hari, perbuatannya tatkala mandi, ketika makan, ketika minum,
demikian pula bagaiman beliau berbicara dengan orang lain, cara
menyapa ketika beliau bertemu dengan orang lain, warna kesukaanya,
serta seluruh sifat yang terpuji yang senatiasa menghiasi dirinya serta
pribadinya. (At-Tirmidzi, 1998:17).
23
Demikianlah, senantiasa para ulama menyusun kitab tentang
sejarah Rasulullah SAW dengan bentuk yang semakin baru, yang
diterima oleh khalayak ramai, diantara kitab yang sempurna
menceritakan pribadi dan budi pekerti Rasulullah SAW adalah kitab “fi
Nūrul Yaqīn Siyari Sayyidul Mursalīn” oleh Muhammad
Khudhary rahimahullah, kitabnya diterima dengan baik oleh khalayak
ramai, dan dipelajari di sekolah-sekolah agama di seluruh penjuru dunia
Islam.
Sistematika penulisan karya Syeikh Muhammad Khudhori Bek
selengkapnya sebagai berikut:
a. Khulāshah Nūrul Yaqīen jilid pertama versi cetakan Indonesia
Kitab ini diterbitkan oleh toko kitab Ahmad Nabhan,
panggung No. 146 kotak pos No. 350 Surabaya. Di terjemahkan oleh
Al-Ustadz Umar Abdul-Djabbar.
Kitab khulashah ini dibagi menjadi dua pembahasan, yaitu
pembahasan pertama tentang masa pertama kehidupan Rasulullah
SAW, dan pembahasan kedua masa kedua dari kehidupan Rasulullah
SAW.
1) Masa pertama kehidupan Rasulullah SAW, meliputi:
a) Penghulu kita, Muhammad SAW.
b) Nasab beliau dan kewafatan Ayah Nabi SAW.
c) Kelahiran dan penyusuan beliau.
d) Kematian Ibu beliau dan pengasuhan beliau.
24
e) Pendidikan Nabi SAW.
f) Pengembalaan dan perjalanan bisnis Nabi ke Syam pertama
kalinya.
g) Perjalanan kedua kalinya ke Syam.
h) Perkawinan Nabi dengan Siti Khadijah.
i) Peletakan Hajar Aswad.
j) Perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW.
k) Kehidupan Nabi Muhammad SAW sebelum menjadi Rasul.
2) Masa kedua dari kehidupan Rasulullah SAW, meliputi:
a) Permulaan turun Wahyu.
b) Keadaan bangsa Arab sebelum Islam.
c) Ajakan dakwah dengan tidak terang-terangan.
d) Orang yang pertama beriman.
e) Ajakan dakwah dengan terang-terangan.
f) Nabi kumpulkan keluarga.
g) Panas hati Quraisy kepada Nabi Muhammad SAW.
h) Kedatangan Quraisy kepada Abi Thalib kedua kalinya.
i) Kedatangan Quraisy ketiga kalinya kepada Abi Thalib.
j) Gangguan Quraisy kepada Rasulullah SAW.
k) Gangguan kepada Sahabat Nabi Muhammad SAW.
l) Tuntutan Quraisy kepada Nabi Muhammad SAW.
m) Hijrah ke Habasyah pertama.
n) Hamzah dan Umar masuk Islam.
25
o) Nabi dan Anggota keluarganya diblockade.
p) Hijrah ke Habasyah kedua kalinya.
q) Raja Habasyah masuk Islam.
r) Nabi keluar dari kepungan.
s) Utusan Najraan.
t) Wafat Khadijah dan pernikahan beliau dengan Saudah dan
Aisyah r.a.
u) Paman Nabi wafat.
v) Gangguan Quraisy kepada Nabi Muhammad SAW.
w) Hijra ke Thaif.
x) Isra‟ dan Mi‟raj Nabi Muhammad SAW.
y) Mengajak beberapa Pemuka keagamaan.
z) Permulaan Islam kaum Anshar.
aa) Bai‟ah „Aqabah pertama.
bb) Aqabah yang kedua.
cc) Hijrah kaum Muslimin ke Madinah.
dd) Kesepakatan Quraisy membunuh Nabi Muhammad SAW.
ee) Hijrah Rasulullah SAW.
ff) Quraisy mencari Nabi Muhammad SAW.
gg) Nabi Muhammad SAW keluar dari Gua.
hh) Singgah di Quba‟.
ii) Awal jum‟at dan khutbah dalam Islam.
jj) Kecintaan kaum Anshar terhadap kaum Muhajirin.
26
kk) Hijrah keluarga nabi,adanya qunut,dan demam madinah.
b. Khulāshah Nūrul Yaqīen jilid kedua
Kitab ini diterbitkan oleh tokoh kitab al-hikamah, jl. KH.
M. Mansyur No.63 Surabaya. Diterjemah dari susunan ustadz
Umar Abdul-Djabbar.
Kitab Khulāshah Nūrul Yaqīen jilid kedua ini dibagi
menjadi 11 pembasan, diantaranya:
1) Tahun pertama hijrah, meliputi: mendirikan masjid, permulaan
adzan, adzan fajar ramadhan dan adzan jum‟at, kaum yahudi
Madinah, peperangan.
2) Tahun kedua hijrah, meliputi: beberapa peperangan tahun ini
dan perang Qainuqa‟, perang Badar besar, tuan diutus
membawa kebenaran dan keadilan, tebusan tahanan perang
Badar, beberapa syari‟at Islam.
3) Tahun ketiga hijrah, meliputi: peperangan, cerita Da‟tsur dan
keislamnya, perang Ghathafan, perang Uhud, Rasulullah SAW
tetap diperang Uhud, korban dalam perang Uhud, beberapa
kejadian (peristiwa).
4) Tahun keempat hijrah, meliputi: peperangan Banu Nadlir,
beberapa kejadian dalam perang Dzatur-riqa‟.
5) Tahun kelima hijrah, meliputi: sebab-sebab masuk Islamnya
Banu mus-thaliq, khabar bohong, perang Khandaq, peperangan
Banu Quraidlah, masalah Zaid dan Zainab, membatalkan
27
pengangkatan anak angkat sebagai anak kandung, ayat hijab
dan kewajiban haji.
6) Tahun keenam hijrah, meliputi: peperangan yang terjadi, dan
masuk Islamnya Tsummah dan pengakuannya, perang
Hudaibiah dan bai‟atur-ridlwan, perdamaian Hudaibiah.
7) Tahun ketujuh hijrah, meliputi: penaklukan Fadak, perdamaian
Taima‟ dan peperangan Wadi-Qura,‟umrah Qadla‟, beberapa
peristiwa Zainab binti Harits.
8) Tahun kedelapan hijrah meliputi: pesan Rasulullah SAW
terhadap tentara mu‟tah dan pembebasan kota Mekkah,
pembebasan kota Mekkah pada tanggal 20 Ramadhan, hari
pengampunan, pengampun itu, ketika berkuasa, berjanji dan
bai‟at, perang Hunain, perang Thaif, Rasulullah SAW kembali
ke Madianh.
9) Tahun kesembilan hijrah, meliputi: perang Tabuk, orang-orang
munafik membangkang, Rasulullah SAW kembali ke Madinah.
10) Tahun kesepuluh hijrah, meliputi: pengiriman utusan ke negeri
Yaman, Haji Wada‟, beberapa kejadian dalam tahun kesepuluh
ini.
11) Tahun kesebelas hijrah, meliputi: persiapan tentara Usamah,
Rasulullah SAW mulai sakit, Rasulullah SAW wafat, putera-
puteri Rasulullah, isteri-isteri Rasulullah SAW, paman dan bibi
28
beliau, bentuk tubuh dan sebagian keadaan Rasulullah SAW,
budi perangai Rasulullah SAW , mu‟jizat Rasulullah SAW.
c. Khulāshah Nūrul Yaqīen Jilid Ketiga
Kitab ini diterbitkan oleh Awad Abdullah At-tamimi,
Ampel lonceng 50 Surabaya. Jilid yang ketiga ini menguraikan
sejarahnya para khalifah rasyidien yang bijaksana-bijaksana, dan
kitab ini telah dijual di pasar-pasar buku, sehingga mudah
didapatkan.
Kitab jilid ketiga ini memuat beberapa pembahasan, yaitu
ada 40 pelajaran, diantaranya:
1) Pengertian Khulafah Rasyidīn.
2) Kekhilafahan Abu Bakar Ashshidiq r.a.
3) Perjalanan Abu Bakar setalah Islam.
4) Ketabahan Abu Bakar r.a..
5) Pengangkatan Abu Bakar r.a.
6) Pengiriman balatentara Usamah.
7) Memerangi orang-orang Murtad.
8) Permulaan perang Parsi.
9) Penaklukan Khalid bin Walid di Negri Irak.
10) Pengiriman beberapa tentara untuk menaklukan Negeri Syam.
11) Perang Yarmuk.
12) Wafat Abu Bakar r.a, dan kekhilafahan Umar r.a.
13) Kekhilafahan Umar Ibnu khathab r.a.
29
14) Penaklukan Negeri Syam.
15) Penaklukan Baitul-Maqdis.
16) Penaklukan Mesir, Iskandaria dan Shahra‟.
17) Lanjutan penaklukan Irak, peristiwa jembatan pertama.
18) Peristiwa jembatan yang kedua.
19) Seruan perang umum.
20) Penaklukan Qadisyah.
21) Menaklukan kota Madain (ibu kota Parsi).
22) Berakhirnya kerajaan Parsi.
23) Ringkasan Sejarah Umar r.a.
24) Apa-apa yang dipelopori Umar r.a.
25) Hal-hal seputar Umar r.a.
26) Janji Umar dengan musyarawarah.
27) Kekhilafahan Utsman r.a.
28) Biografi Ustman r.a.
29) Penaklukan-penaklukan dimasa Utsman r.a.
30) Terbunuhnya Utsman r.a.
31) Pengangkatan Ali r.a.
32) Biografi Ali r.a.
33) Perang Unta.
34) Enggannya Mu‟awiyah dalam pembai‟atan.
35) Perang Shiffien.
36) Peristiwa pengadilan (tahkim).
30
37) Kaum Khawarij dan perang Nahrawan.
38) Kemenangan Mu‟awiyah atas sebahagian besar daerah-daerah.
39) Terbunuhnya Ali r.a.
40) Kekhilafahan Hasan dan turunnya kepada Mu‟awiyah.
3. Tarikh At-Tasyri‟ Al-Islami (sejarah hidup Nabi Muhammad)
4. Kitab itmamul wafa‟ dalam perjalanan khulafa‟ (sejarah para Khulafa‟
rasyidin) ia adalah kesinambungan bagi kitab sirah "Nurul Yaqin" yang
menceritakan tentang perkembangan dakwah Islam.
5. Kitab mahdzibul aghoni, ada 9 juz.
6. Muhadharat fi Naqd Kitab As-Syi'r Al-Jahili (tulisan kritikan terhadap
buku sastra Arab jahiliyyah karangan Dr. Taha Hussein).
7. Muhadharat fi Tarikh Al-Umam Al-Islamiyyah (sejarah masyarakat-
masyarakat Islam) - 2 jilid.
8. Al-Ghazali; Ta'alimuhu wa Ara'uhu (Imam Ghazali; Ajaran-ajarannya
dan pendapat-pendapatnya).
9. Durus Tarikhiyyah (pelajaran-pelajaran sejarah).
Meskipun seluruh kitab Karya Syeikh Muhammad Khudhari Bek
ditulis dengan bahasa arab, namun tetap mudah dipahami oleh santri, siswa
dan mahasiswa, karena pembahasannya disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat pelajar. Buku-buku tersebut dijadikan rujukan diberbagai
pesantren di Indonesia, antara lain di pesantren Darussalam Gontor, pesantren
Al-Kuddus Salam, pesantren Busytanul Usyaqul Qur‟an, dan di pesantren Al-
Manar Bener, Tengaran, Semarang.
31
BAB III
DESKRIPSI PEMIKIRAN MUHAMMAD KHUDHARI BEK TENTANG
NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULASHAH NURUL
YAQIN
A. Pengertian Nilai Pendidikan Akhlak
1. Pengertian nilai
Di antara definisi nilai yang dikemukakan para ahli, maka definisi
oleh spranger (Asrori, 2008: 153), termasuk yang dikenal secara luas.
Menurut Spranger nilai diartikan sebagai suatu tatanan yang dijadikan
panduan oleh individu untuk menimbang dan memilih alternatif keputusan
dalam situasi sosial tertentu. Dalam perspektif Spanger, kepribadian
manusia itu terbentuk dan berakar pada tatanan nilai-nilai dan
kesejahteraan. Meskipun penempatan konteks sosial sebagai dimensi nilai
dalam kepribadian manusia, tetapi spranger tetap mengakui kekuatan
individual yang dikenal dengan “roh subjektif” (subjective spirit).
Sementara itu, kekuatan nilai-nilai budaya merupakan “roh subjektif”
(objective spirit). Dalam kacamata Spranger, kekuatan individual atau roh
subjektif didudukkan dalam posisi primer, karena nilai nilai budaya hanya
akan berkembang dan bertahan apabila didukung dan dihayati oleh
individu. (Asrori, 2008:153).
32
Nilai memeiliki 3 hiraki yaitu perasaan yang abstrak, norma-norma
moral, dan keakuan. Ketiganya ditemukan dalam kepribadian seseorang.
Perasaan dipakai sebagai landasan bagi seseorang untuk membuat
keputusan dan menjadi standar untuk tingkah laku. Sedangkan norma-
norma menjadi tingkah laku yang yang berfungsi sebagai kerangka
patokan dalam berinteraksi. Keakuan berperan dalam membentuk
kepribadian melalui proses pengalaman sosial. Karenanya nilai menjadi
faktor penentu bagi pembentukan sikap. (FIP-UPI, 2007:41).
Dengan demikian pengertian nilai merupakan sesuatu yang
diyakini kebenarannya dan mendorong orang untuk mewujudkannya. Nilai
merupakan sesuatu yang memungkinkan individu atau kelompok sosial
untuk membuat keputusan mengenai apa yang dibutuhkan atau sebagai
sesuatu yang ingin dicapai. Secara dinamis, nilai dipelajari dari produk
sosial dan secara perlahan diinternalisasikan oleh individu ke dalam
dirinya serta diterima sebagai milik bersama dengan kelompoknnya. Nilai
merupakan standar konseptual yang relatif stabil yang secara eksplisit atau
implisit membimbing individu dalam menentukan tujuan yang ingin
dicapai serta aktivitas dalam memenuhi kebutuhan psikologisnnya.
(Asrori, 2008:153).
2. Pengertian Pendidikan
Pendidikan berasal dari kata didik, yaitu memelihara dan memberi
latihan mengenai akhlak dan kecerdasan fikiran. (FIP-UPI, 2007:20).
33
Pendidikan dapat diartikan secara sempit, dan dapat diartikan
secara luas. Secara sempit dapat diartikan: “bimbingan yang diberikan
kepada anak-anak sampai ia dewasa” (Maribah, 1981:31). Sedangkan
pendidikan dalam arti luas adalah “segala sesuatu yang menyangkut
proses perkembangan dan pengembangan manusia, yaitu upaya
menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai bagi anak didik”. (Nata,
2003:10).
Dalam buku kapita selekta pendidikan Islam, bahwa Untuk
memahami pengertian pendidikan dengan benar, pendidikan dapat
dibedakan dari dua pengertian, pengertian yang bersifat teoritik filosofis
dan pengertian yang bersifat pendidikan dalam arti praktis.(Nata,
2003:210).
Pengertian pendidikan dalam arti teoritik filosofis adalah
pemikiran manusia terhadap masalah-masalah kependidikan untuk
memecahkan dan menyusun teori-teori baru dengan mendasarkan pada
pemikiran normatif, spekulatif, rasional empirik, nasional filosofis,
maupun historis filosofik. (Nata, 2003:210).
Pendidikan dalam arti praktis adalah suatu proses pemindahan
pengetahuan ataupun pengembangan-pengembangan potensi-potensi
yang dimiliki subyek didik untuk mencapai perkembangan secara optimal
serta membudayakan manusia melalui transformasi nilai-nilai utama.
(Nata, 2003:211).
34
Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional (UUSPN, BAB
1 pasal 1) pendidikan diartikan sebagai “ usaha sadar untuk
mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran
dan latihan bagi perannya dimasa yang akan datang “. (Nata, 2003:211).
Pendidikan adalah semua perbuatan dan usaha dari seorang
pendidik untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya,
kecakapannya, serta keterampilannya. (Saliman, Sudarsono, 1993:178).
Dikatakan dalam kitab „Idzhotun-Nasyiin, bahwa anak-anak itu
dikemudian hari akan menjadi generasi penerus, jadi ketika telah terbiasa
berperilaku baik yang bisa meningkatkan derajatnya, dan menghasilkan
ilmu yang manfaat bagi negaranya. (al-Ghulayaini, 2009:69).
Anak-anak itu akan menjadi pondasi kokoh yang akan menjadi
landasan bagi umat, ketika membiasakan budi pekerti yang baik dan
meninggalkan ilmu yang dapat merusak negara yang ditempati umat itu
sendiri. (al-Ghulayaini, 2009:69).
Pendidikan bagi kaum muslim itu merupakan hal yang wajib,
sebagaimana dikatakan Imam Ghozali bahwa, mendidik anak adalah
suatu kewajiban bagi kedua orang tuanya, sebab anak adalah amanah bagi
kedua orang tuanya, hati anak yang bersih itu merupakan hal yang paling
berharga dibanding berlian, karena anak yang dididik dan terbiasa
berbudi baik dan ia menjadi ahli kebaikan, maka orang yang mendidik
dan kedua orang tuanya dapat pahala dari amal yang dikerjakan oleh anak
tersebut. (al-Ghulayaini, 2009:70).
35
Mendidik anak itu adalah menanamkan pekerti yang baik di
hatinya para pemuda, sehingga dapat menciptakan generasi yang ikhlas
beramal, lebih mementingkan maslahah umat dan akan menjadikan
negara yang makmur dan diridhai Allah SWT. (al-Ghulayaini, 2009:70).
Jadi, pendidikan itu merupakan sesuatu yang mendasar bagi
manusia yang harus diberikan, karena pendidikan kunci kesuksesan
dalam menjalankan kehidupan ini, baik berkeluarga, bermasyarakat
ataupun bernegara dan berbangsa.
Seseorang yang dididik akan menimbulkan suatu talenta tersendiri
yang dapat dilihat dalam perilaku atau moralitasnya setiap memberikan
keputusan, setiap bertindak dan bersosialisasi dengan masyarakat.
3. Pengertian Akhlak
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan
akhlak, yaitu pendekatan linguistik (kebahasan) dan pendekatan
terminologik (peristilahan). (Nata, 2002:1).
Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu isim
mashdar dari kata akhlaka, yukhliqu, ikhlaqan, yang berarti al-sajiyah
(perangai), ath-thabi‟ah (kelakuan, tabi‟at, watak dasar), al-„adat
(kebiasaan, kelaziman), al-maru‟ah (peradaban yang baik), dan al-din
(agama). (Nata, 2002:1).
Secara linguistik kata akhlaq merupakan isim jamid dan isim ghair
musytaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar kata, melainkan kata tersebut
memang sudah demikian adanya. Kata akhlaq bentuk jamak dari kata
36
khilqun atau khuluqun yang artinya sama dengan arti akhlaq sebagaimana
telah disebutkan di atas. (Nata, 2002:2).
Akhlak menurut imam al-Ghazali dalam “Ihya‟ Ulumuddin”
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari sifat itu timbul perbuatan-
perbuatan dengan mudah dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran
terlebih dahulu. (Tadjab, 1994: 243).
Akhlak Menurut Ibnu Maskawih dalam kitabnya Tahdzibul Akhlaq
Wa Tathhirul A‟raq adalah sikap jiwa seseorang yang mendorongnya
untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan
(terlebih dahulu). (Siroj, 2009:2).
Berangkat dari beberapa definisi dan uraian di atas, dapat kita
peroleh suatu kesimpulan bahwa akhlak merupakan gerakan spontan yang
keluar dari dalam lubuk hati manusia. Dorongan jiwa yang melahirkan
akhlak tersebut bersumber dari kekuatan batin manusia. (Tualeka,
2011:178).
B. Pemikiran Muhammad Khudhari Bek tentang Nilai Pendidikan Akhlak
dalam kitab Khulāshah Nūrul Yaqīn
Pada hakikatnaya aktivitas pendidikan selalu berlangsung dengan
melibatkan pihak-pihak sebagai aktor penting yang ada di dalam aktivitas
pendidikan tersebut. Aktor penting itu oleh Noeng Muhadjir (1994) disebut
sebagai subjek yang menerima disatu pihak dan subjek yang memberi dipihak
yang lain dalam suatu interaksi pendidikan. Subjek yang memberi disebut
37
pendidik, sedang subjek yang menerima disebut dengan peserta didik.
(Rohman, 2013:105).
Sesungguhnya segala bentuk pendidikan adalah bersumber pada
Rasulullah SAW, karena beliau merupakan suri tauladan yang baik, dan
sebaik-baik tauladan dari zaman sebelum Rasulullah SAW ataupun setelah
Rasulullah SAW. Peri kehidupan Rasulullah SAW merupakan suri tauladan
bagi kaum muslimin, karena itu wajib bagi setiap muslim mengetahuinya
untuk diikuti dan diamalkan sesuai dengan petunjuknya. (Bek, 2014:iv)
Nabi Muhammad SAW adalah sosok pribadi yang agung dimana
beliau telah berhasil membawa misi risalahnya sebagai seorang Nabi dan
Rasul dengan sangat gemilang, yakni dengan jalan berdakwah secara damai
dan simpatik dalam kurun waktu 23 tahun telah banyak mengislamkan jutaan
orang penduduk dunia. Sosok Nabi Muhammad SAW telah dianggap sebagai
manusia sempurna (insanul kamil) dan telah diakui oleh para ahli dari
berbagai disiplin ilmu di dunia baik muslim maupun non muslim akan
keberhasilanya mengubah wajah dunia yang biadab menjadi beradab, dari
zaman jahiliah menjadi zaman yang penuh hidayah. Keberhasilan Nabi
Muhammad SAW sebagai seorang pribadi, seorang kepala rumah tangga,
pemimpin umat sedunia, dan juga kepala pemerintahan Madinah telah banyak
menginspirasi dan memberi teladan kebaikan bagi seluruh umat manusia di
dunia sebagaimana misi risalahnya adalah rahmatan lil„alamin. Sehingga
tidaklah berlebihan dan sangatlah tepat jika nama beliau diletakan diperingkat
38
pertama sebagai tokoh berpengaruh dan idola tingkat dunia dari 100 tokoh
yang disurvei. (Hermawan, 2015:1)
Rasulullah SAW memiliki beberapa sifat sempurna sehingga beliau
menjadi panutan seluruh alam semesta ini, sifat-sifat yang dimiliki Rasulullah
SAW tersebut, yaitu: shidiq, amanah, tabligh, fathanah. (Saberanity,
2006:57)
Dalam kiab Khulāshah Nūrul Yaqīn karya Muhammad Khudhari Bek,
menyebutkan bahwa malaikat Jibril mengajar Nabi bagaimana hendaknya
beliau memimpin manusia kejalan yang lurus dan bagaimana mestinya,
Rasulullah SAW menutuntun mereka supaya menurut agama yang benar.
(Djabbar, tt:15).
Aisyah menjelaskan akhlak Rasulullah SAW sangat sempurna, tidak
ada cela sedikitpun sebagaimana halnya Al-Qur‟an. Bahkan bisa dikatakan
bahwa Rasulullah SAW adalah Al-Quran yang berjalan. (Tualeka, 2011:8).
Pendidikan akhlak tersebut dijelaskan dalam kitab Khulashah Nurul
Yaqin diantaranya:
a. Pendidikan kejujuran dalam amanah
Di dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin dikatakan:
ؼ لذ إخزب سر ز ا ش٠فخ اش أخلل ب ز أ ؼذ ثصذل ب س ل
Artinya: Khadijah memilih Nabi untuk pekerjaanya itu, karena ia pernah
mendengar tentang kebenaran Nabi SAW tentang amanat-amanatnya dan
tentang akhlak-akhlak beliau yang mulia. (djabbar, tt:9).
39
Rasulullah SAW adalah orang yang terkenal sangat jujur dalam
ucapanya bahkan beliau senantiasa mengatakan dengan sejujur-jujurnya
sekalipun pahit dirasakan dan mengandung resiko yang tinggi bagi dirinya
sendiri sehingga karena kejujurannya itulah Rasulullah SAW mendapat
gelar al-amin, artinya dapat dipercaya. Sifat jujur itu sudah dimulai sejak
beliau kecil. Ini terbukti ketika beliau berdagang, mengabdi kepada
saudagar Arab yang bernama Khadijah. Dengan modal kejujuranya itu,
Rasulullah SAW dijadikan sebagai orang kepercayaan dan akhirnya
Khadijah jatuh cinta kepada beliau. (Siroj, 2009:52).
Rasulullah SAW ketika beliau berdagang selalu mengatakan
kepada pembeli bahwa barang yang baik dikatakan baik dan barang yang
ada sedikit cacat dikatakan cacat dan ditunjukan cacat, barang yang
kualitasnya bagus di katakan bagus serta barang yang kurang bagus
kulitasnya dikatakan kurang bagus. Dari situlah perbuatan beliau tidak
merugikan orang lain. (Al-arif, 2009:53).
Allah SWT berfirman:
Artinya:”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada
Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki
40
bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan
Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah
mendapat kemenangan yang besar”. (Q.S. Al-Ahzab:70-71).
Dalam kitab Izhatun Nasi‟in karya Mushtafa al-Ghulayani,
halaman 12 mengatakan bahwa dusta dan jujur dalam masalah ini
bukanlah sifat (budi pekerti) yang sudah dimaklumi dalam masyarakat
karena dusta dan jujur yang seperti ini adalah salah satu perkara dengan
mudah untuk diketahui, anak kecil pun mengetahui hal ini. Karena dusta
dan jujur dalam pekerjaan inilah yang akan menjadi hasil dari ucapan
ketika jujur atau berdusta. (Ghulayaini, 2009:12).
b. Pendidikan keadilan
Di dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin dikatakan:
ي أ حى ا ٠ى ا ػ أ ارفم ىب ث د حجشالس ٠ضغ ا اخزفذ لش٠ش ف١
ي للا سس ي داخ أ سجذ فىب ا ا سض١ب ثب داخ لب ففشحذ لش٠ش ث
١ ل
Artinya: Kaum Quraisy berselisihan tentang siapa yang harus
menaruhkan Al-Hajarul Aswad di tempatnya, kemudian mereka sepakat,
bahwa pendamainya, ialah orang yang pertama masuk Masjidil Haram.
(Muhammad Khudhari Bek, tt: 11)
Saat peristiwa peletakan hajar-aswad, kaum quraisy berselisih
pendapat tentang siapa yang berhak meletakan hajar-aswad tersebut,
Quraisy bersepakat bahwa pendamainya, ialah orang yang pertama masuk
masjidil-haram, maka Rasulullah SAW saat itu yang pertama kali masuk
masjidil-haram, orang-orang Quriasy bergembira karena Rasulullah SAW
setelah meletakan batu itu disatu kain selendang dan beliau minta setiap
41
ketua Quraisy supaya masing-masing memegang ujung selendang itu.
(Djabbar, tt:11).
Maka Nabi Muhammad SAW meletakkan batu itu disatu kain
selendang dan beliau meminta dari tiap-tiap ketua Quraisy supaya
masing-masing memegang ujung selendang itu. Kemudian Nabi
Muhammad SAW menyuruh mereka mengangkat batu tadi. Tatkala
mereka sampai ditempatnya, Rasulullah SAW mengambil batu itu dengan
tangan beliau sendiri, dan meletakkan batu tersebut ditempatnya dengan
tangan beliau sendiri, dengan begini hilanglah perselisihan dalam
penetapan urusan itu, serta kaum Quraisy ta‟jub akan kecerdasan fikiran
Rasulullah SAW. (Djabbar, tt:11).
Allah SWT berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang
dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. (Q.S.
An-Nahl:90).
Rasulullah SAW terkenal sebagai seorang yang cerdas, cerdik atau
pandai. Bahkan, tidak hanya sekedar cerdas akan tetapi sangat arif dan
bijaksana. Di dalam mengambil keputusan Rasulullah SAW selalu
didasari dengan pertimbangan dan pemikiran yang cukup matang.
42
Ucapanya senantiasa dijadikan sebuah konsep, tingkah lakunya dijadikan
sebuah tuntunan dan percontohan. (Siroj, 2009:83).
Sikap atau tindakan bijaksana dalam menyelesaikan sebuah
permasalahan apapun bentuknya, merupakan sebuah keharusan yang
harus dilakukan oleh seorang muslim, tidak terkecuali itu pelajar, orang
tua, ustadz, pegawai dan lain sebagainya. (Tualeka, 2011:119).
c. Pendidikan kesabaran
Di dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin dikatakan:
٠مب ث س ص للا ػ١ وب ؼف ا اطف جش اص ح ثب
Artinya: Adalah Rasulullah SAW menghadapi mereka dengan sifat tidak
lekas marah, sabar, lemah-lembut dan suka mema‟afkan. (Djabbar, tt:23).
Kaum Quraisy mulai menyakiti Rasulullah SAW tetapi beliau
menghadapi mereka dengan tenang dan sabar. (Djabbar, tt:25).
Abu Lahab pernah meletakan kotoran didepan pintu rumah
Rasulullah SAW, dan mencekik Nabi disaat beliau shalat, tapi Rasulullah
selalu berbuat baik dan tetap menggaulinya dengan baik, dengan hormat
dan bijaksana.
Ketika Nabi Muhammad SAW ingin berangkat ke masjid, ada
seorang Quraisy yang melemparkan kotoran kepada beliau, bahkan
berkali-kali dan pada suatu saat orang tersebut sakit, Nabi Muhammad
SAW menjenguk orang tersebut dan saat itu juga orang itu masuk Islam.
Allah SWT berfirman:
43
Artinya: “bersabarlah (hai Muhammad) dan Tiadalah kesabaranmu itu
melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati
terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada
terhadap apa yang mereka tipu dayakan. Sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat
kebaikan”.(Q.S. An-Nahl:127-128).
Sifat sabar Rasulullah SAW juga dapat kita lihat dalam perjuangan
beliau yang tidak pernah mengenal lelah dan putus asa, sekalipun
menghadapi banyak cobaan, hambatan, gangguan, serta rintangan, yang
luar biasa. Sikap kesabaranya yang luar biasa inilah sehingga Rasulullah
SAW termasuk golongan Rasul Ulul Azmi (golongan rasul-rasul yang
memiliki kesabaran luar biasa). (Siroj, 2009:25).
d. Pendidikan keberanian
Di dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin dikatakan:
اثجبد ب أػطب للا ب ث خ رح شذائذ ػظ١ اسل لح اص لذ أصبث ػ١
جش اص
Artinya: Dalam perang itu, beliau ditimpa kesusahan dan bahaya yang
besar. Tetapi sekalipun demikian, dapat diterima dengan teguh dan
kebesaran hati, apa yang diberikan Alah SWT kepadanya itu. (Djabbar,
tt:18)
Rasulullah SAW telah banyak mengikuti keadaan yang amat sulit
dalam peperangan. Pada saat itu semua orang kuat dan para pendekar
perang sering sekali meninggalkan Rasulullah SAW. Akan tetapi
44
Rasulullah SAW tetap teguh bertahan menghadapi musuh dan tidak lari
serta tidak goyah dari posisinya dalam berbagai peperangan. Tiada
seorangpun yang dibilang pemberani yang tidak pernah terpukul mundur
dan tidak pernah melarikan diri kecuali Rasulullah SAW. (Bek,
2014:364).
Rasulullah SAW pantang mundur ataupun lari dari peperangan,
pada saat perang Uhud umat Islam kalah karena tidak mengikuti
peraturan Nabi Muhammad SAW, tapi Nabi Muhammad SAW tetap
berperang dengan gigih dan berani penuh semangat bahkan sampai
Rasulullah SAW masuk ke jurang, dan luka-luka pada badan Rasulullah
SAW.
Sahabat Abdullah Ibnu Umar r.a. meceritakan, “aku belum pernah
melihat seseorang yang lebih berani, lebih suka menolong, dan lebih rela
dari pada Rasulullah SAW”. Sahabat Ali r.a menceritakan pula,
“sesungguhnya, apabila keadaan sangat kritis dalam menghadapi suatu
peperangan dan suasana peperangan sedang berkecamuk dengan
hebatnya, kami berlindung di belakang Rasulullah SAW. Pada saat itu
tiada seorangpun dari kaum Muslimin yang lebih dekat kepada musuh
dari pada Rasulullah SAW. (Bek, 2014:364).
e. Pendidikan kepemimpinan
Di dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin dikatakan:
ي ص للا ػ١ س جضاش ا سس لز مزبي ؤرخ ثلثخ الف سج إ س
١ش ثصش إ أ
45
Artinya: Rasulullah SAW menyiapkan balatentaranya sebesar 3.000
orang ke Mu‟tah untuk memerangi golongan yang membunuh utusan
beliau, ketika dia diutus kepada Amir (gubernur Busra). (Djabbar, tt:45)
Rasulullah SAW selain seorang Nabi dan Rasul, beliau juga
seorang pemimpin dalam Negara Islam yang mengatur segala hal yang
bersangkutan dengan kenegaraan baik dari pembangunan, ekonomi,
politik dan dalam peperangan.
Allah SWT berfirman:
Artinya: “Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-
pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami
wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan
sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada kamilah mereka
selalu menyembah”. (Q.S. Al-Anbiya:73).
Rasulullah SAW selalu pertama kali dalam terjun di lapangan
sebelum menyuruh sahabat untuk melakukannya dan Rasulullah selalu
mengiringi perkataannya dengan perbuatan, sehingga para sahabat sangat
terkagumkan dengan sosok seorang Rasulullah SAW.
Selain sifat-sifat di atas, disebutkan juga mengenai sifat Rasulullah
SAW yang agung dan mulia dalam buku Pesona Akhlak Rasulullah SAW
karya Syaikh Abdurrahman Ya‟qub (2005) tentang beberapa gambaran
akhlak mulia Rasulullah SAW sebabgai berikut:
1) Rasulullah SAW adalah manusia yang paling hebat dalam berjihad di
jalan Allah dan paling kuat dalam bersabar.
46
2) Rasulullah SAW adalah manusia yang paling mengasihi semua
makhluk.
3) Rasulullah adalah manusia yang paling murah hati dan mempunyai
toleransi yang tinggi.
4) Rasulullah SAW adalah manusia yang paling mulia dalam
bermasarakat.
5) Rasulullah SAW adalah manusia yag paling menepati janji.
6) Rasulullah adalah manusia yang paling tawadhu‟, lapang dada, lemah
lembut, ramah, penuh dengan belas kasih, dan selalu tampak riang
gembira, baik kepada keluarganya maupun kepada para sahabatnya.
7) Rasulullah SAW adalah manusia yang paling wara‟ sehingga beliau
mengharamkan harta baitul mal bagi diri dan keluarganya.
8) Rasulullah SAW adalah manusia yang paling pemalu, bahkan lebih
pemalu daripada seorang perawan di dalam kamarnya.
9) Rasulullah SAW lebih banyak diam dan tidak bicara jika tidak ada
keperluan.
10) Rasulullah SAW adalah seorang pemaaf.
11) Rasulullah SAW itu indah dan suka akan keindahan.
12) Rasulullah SAW adalah orang yang paling zuhud di dunia.
13) Rasulullah SAW adalah orang yang paling pemurah dan dermawan.
14) Rasulullah SAW dalah manusia yang paling adil dalam perkataan,
perbuatan, dan penyelesaian masalah.
47
15) Rasulullah SAW adalah makhluk yang paling tawakal kepada Allah
SWT.
16) Rasulullah SAW selamanya takut kepada Allah SWT.
17) Rasulullah SAW adalah makhluk yang paling banyak bersyukur dan
memuji.
18) Rasulullah SAW selalu merenungi kerajaan langit, bumi dan semua
ciptaan allah SWT.
19) Al-Quran adalah penyenang mata, pengobat hati, penenang jiwa, dan
penghidup semangat Rasulullah SAW.
20) Rasulullah adalah makhluk yang paling kuat berzikir dan paling
banyak berdoa.
Al-Qur‟an mengakui secara tegas bahwa Nabi Muhammad SAW
memiliki akhlak yang sangat agung. Bahkan dapat dikatakan bahwa
konsideran pengakuan beliau sebagai Nabi adalah keluhuran budi
pekertinya. Hal ini dipahami dari wahyu ke 3 yang antara lain
menyatakan: (Shihab, 199:51).
Artinya:“dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang
agung”. ( QS. Al-Qalam:4 ).
Tidak ada jalan lain bagi kaum Muslim selain mencontoh sosok Nabi
Muhammad SAW dalam mengikuti jejak langkah dan peninggalan beliau,
baik dalam urusan yang kecil maupun yang besar, menjalankan ketetapan
48
hukum dan syariat, beribadah dan berpikir, berjihad dan melakukan
perenungan, berpolitik dan berdakwah, serta menuntut ilmu dan mengambil
hikmah. Semua jalan menuju Allah tertutup, kecuali jalan yang ditempuh
Rasulullah SAW. Seandainya semua orang datang dari berbagai penjuru dan
mereka minta dibukakan semua pintu serta jendela, tidak akan dibukakan
kecuali pintu yang dimasuki oleh Nabi Muhammad SAW. Dan tidak akan
dibentangkan kecuali jalan yang dilalui oleh beliau. (Ya‟qub, 2005:257-258).
49
BAB IV
ANALISIS RELEVANSI NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM
KITAB KHULASOH NURUL YAQIN
A. Latar Belakang Penulisan Kitab Khulasoh Nurul Yaqin
Muhammad Khudhari Bek dalam menyusun kitab ini memiliki
berbagai alasan, tujuan dan latar belakang. Semenjak beliau masih kecil
beliau telah mempunyai kegemaran membaca buku-buku sejarah tentang
orang-orang zaman dahulu dan kisah-kisah tentang mereka. Ternyata beliau
menjumpai bahwa sejarah dan riwayat hidup mereka merupakan pelajaran
yang paling baik dan guru yang paling berharga bagi manusia. Beliau telah
mempelajari sejarah Nabi Muhammad SAW dan hal-hal yang pernah
dialaminya berupa perlakuan yang menyakitkan dari pihak kaumnya, yaitu
sewaktu dia menyerukan ajakannya ke jalan kebenaran. Beliau juga
mempelajari pula tentang kesabaranya yang dapat dijadikan petunjuk bagi
mereka dalam melakukan apa yang seharusnya mereka ikuti dan apa yang
seharusnya mereka jauhi supaya mereka menjadi orang-orang yang berjaya
sebagaimana para pendahulu mereka memperoleh kejayaan. (Bek, 2014:1).
Khususnya hal-hal yang menyangkut masalah kepemimpinan yang
dijalankan oleh Nabi Muhammad SAW maupun menarik hati kaumnya dan
mampu pula mempersatukan hati mereka. Mengenai hal-hal yang
menyangkut kemiliteran dan para panglima tentara, dengan penuh
kebijaksanaan akhirnya terhimpun personil tentara yang kuat dengan
50
peralatan yang dapat dipersiapkan sehingga mereka mampu memperoleh
kemenangan atas musuh-musuh mereka. Begitupun hal-hal yang berkaitan
dengan integritas mereka sehingga hati mereka bersatu dan merupakan
kekuatan yang menyatu atas musuh mereka. (Bek, 2014:1-2).
Selain dengan alasan itu semua, memang juga karena Muhammad
Khudhari Bek merasa sangat kecewa bila mengingat banyaknya kaum
muslimin yang kurang membaca dan memperhatikan buku tentang sejarah
perjalanan Nabi Muhammad SAW. dan sedikit sekali orang yang mau
menyibukkan diri denganya. Akan tetapi, beliau menyadari akan keengganan
mereka terhadap hal ini karena mengingat bertele-telenya buku-buku yang
ditulis dalam hal ini. (Bek, 2014:2).
Tatkala beliau tiba di kota Al-Manshurah, beliau dipertemukan
dengan Mahmud Bek Salim yang menjabat sebagai qadhi pada mahkamah
kota Al-Manshurah. Ternyata setelah beliau bergaul dengannya, beliau
mengetahui bahwa dia adalah orang yang alim dalam masalah agama dan
sangat langka tandinganya. Adapun mengenai pengetahuanya tentang sejarah
hidup Rasulullah SAW, dia adalah orang yang membidangi hal ini dan sangat
mantap. Beliau sering mendengar ungkapan dan keinginan hatinya untuk
membuat suatu karya yang tidak bertele-tele dan berbelit-belit sehingga dapat
dimanfaatkan oleh kalangan awam kaum Muslimin. Hal ini membuat hati
beliau tergugah, ternyata orang yang beliau muliakan ini mempunyai
keinginan dan tekad yang sama dengan dirinya. Hanya saja pada waktu itu
tekad beliau masih belum bulat untuk melaksanakan niat dan cita-cita yang
51
luhur ini. Beliau menyadari bahwa untuk merealisasikan hal ini tidak mudah
dan banyak kesulitanya. (Bek, 2014:2).
Akan tetapi, setelah beliau sering mendengar dari para tokoh ulama‟
Al-Manshurah, yaitu tentang keinginan mereka untuk mengerjakan suatu
karya tulis dalam bidang ini yang bermanfaat untuk segala lapisan
masyarakat, beliau mengangap hal ini suatu keharusan yang tidak bisa
dielakkan lagi. Dengan tekad yang bulat dan penuh rasa percaya akan
pertolongan Allah SWT, serta berharap kepadanya semoga Allah SWT
memberikan taufik kepada beliau terhadap hal-hal yang diridlainya, akhirnya
beliau tempuh juga pekerjaan ini sehingga tercapailah apa yang beliau cita-
citakan itu. Alhamdulillah, akhirnya terciptalah suatu karya tulis yang mudah
dicerna dan tidak berbelit-belit sehingga dapat bermanfaat bagi kalangan
awam. Selain itu dapat pula dijadikan bahan referensi oleh kalangan khusus.
(Bek, 2014:2-3).
Bahan referensi dalam menulis kitab ini adalah Al-Qur‟anul Karim
dan hadits-hadits sahih yang diketengahkan oleh Imam Bukhari dan Imam
Muslim. Beliau sengaja tidak mengambil referensi lain kecuali dalam
masalah yang tidak dapat dapat dielakkan lagi untuk memperjelas penyajian.
Di antara bahan referensi yang beliau ambil adalah dari kitab as-Syifa karya
Qadhi “Iyadh, kitab as-Siratul Halbiyah dan kitab al-Mawahibul Ladunniyah,
keduanya merupakan karya al-Qasthalani, dan kitab Ihya‟ Ullumud-Din karya
Imam Ghazali. (Bek, 2014:3).
52
Dengan kearifannya, Muhammad Khudhari Bek juga memohon
kepada Allah SWT akan limpahan kemurahannya, semoga Allah SWT
memberikan taufik kepada imam-imam dan para pemimpin kami untuk dapat
mengikuti jejak junjungan kita Rasulullah SAW dan menghidupkan syair-
syair agamanya sehingga mereka mendapat dukungan dari sisi Allah SWT.
Maka sudah tiba saatnya bagi beliau memulainya dengan pertolongan Allah
SWT untuk mendapatkan kebahagiaan, kesehjatraan dan ridha Allah SWT.
(Bek, 2014:3).
Walaupun demikian, untuk mendapatkan kebahagiaan, kesehjatraan
dan ridha Allah SWT tidak mudah. Manusia harus dapat memilih mana yang
buruk dan mana yang baik. Membedakan keduanya berarti dapat menilai.
Apabila orang dapat berpegang pada kebaikan dan dapat membuang
keburukan, inilah jalan kelurusan. Lebih lanjut seseorang dapat memilih yang
baik dan kemudian meninggalkan tindakan yang buruk. Orang yang sudah
mencapai pemilihan terhadap kebaikan, diupayakan ada proses keyakinan dan
menjadikan dirinya kontinuitas (terus menerus) dalam tindakan untuk
membiasakan diri pada kebaikan, akhirnya dapat menumbukan kegemaran.
(FIP-UPI, 2007:19).
Pendidikan akhlak yang Islami sangat dibutuhkan dan diperlukan di
zaman sekarang ini. Karena kebudayaan yang baik dari suatu bangsa tidak
menjamin memiliki akhlak dan prilaku yang baik bagi bangsa tersebut. (FIP-
UPI, 2007:19).
53
Pemberian pembelajaran akhlak tidak hanya sekedar menyeluruh
menghafal nilai-nilai normatif secara kongnitif yang diberikan dalam bentuk
ceramah dan ulangan umum. Tetapi akhlak harus diberikan dan diajarkan
untuk mendukung bidang studi lainya. Pendidikan akhlak yang Islami sangat
dibutuhkan dan diperlukan di zaman sekarang ini. Karena kebudayaan yang
baik dari suatu bangsa tidak menjamin memiliki akhlak dan prilaku yang baik
bagi bangsa tersebut. (FIP-UPI, 2007:30).
Pendidikan akhlak merupakan suatu proses mendidik, memelihara,
membentuk, dan memberikan latihan mengenai akhlak dan kecerdasan
berfikir baik yang bersifat formal maupun informal yang didasarkan pada
ajaran ajaran Islam. Pada sistem pendidikan Islam ini khusus memberikan
pendidikan tentang akhlak dan moral yang bagaimana yang seharusnya
dimiliki oleh seorang muslim agar dapat mencerminkan kepribadian seorang
muslim. (FIP-UPI, 2007: 39).
B. Metode yang Digunakan dalam Pendidikan Akhlak
Metode yang digunakan dalam kitab Khulasah Nurul Yaqin untuk
mendidik akhlak seseorang supaya memiliki kemampuan, pemahaman, sikap
dan keterampilan dalam berprilaku sebagai manusia yang terbiasa berbuat
baik dan berakhlak mulia adalah dengan cara pemberian pengetahuan dengan
metode narasi dan pertanyaan. Di mana narasi tersebut memaparkan dan
menyajikan suatu karya tulis tentang sejarah Nabi Muhammad SAW dengan
penyajian yang mudah dicerna dan tidak berbelit-belit sehingga dapat
bermanfaat bagi kalangan awam.
54
Jenis narasi yang digunakan adalah narasi ekspositorik. Narasi
ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi
secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan
orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi ekspositorik, penulis
menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang
ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai
saat ini atau sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan narasi ini
diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku pada
penulisan narasi ekspositorik. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan
bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsur
sugestif atau bersifat objektif. (https://id.wikipedia.org/wiki/Narasi).
Pertanyaan yang digunakan adalah menggunakan pertanyaan retoris.
Pertanyaan retoris dikemukakan dengan bermacam-macam maksud sesuai
dengan pokok pembahasan. Pertanyaan retoris ini bertujuan untuk memberi
semangat, menggugah hati, memotivasi, dan memberi kesadaran terhadap
pembaca, audiens, atau pendengar. (https://id.wikipedia.org/wiki/Retoris).
Dengan metode ini, diharapkan mampu mengantarkan mereka dalam
berprilaku sesuai dengan prinsip-prinsip akhlak mulia Rasulullah SAW, ini
merupakan usaha untuk menumbuhkan motivasi kegemaran dalam
mempelajari, membaca buku-buku sejarah tentang orang-orang zaman dahulu
dan kisah-kisah tentang mereka, khususnya Nabi Muhammad SAW.
55
Di antara contoh pemaparan dan penyajian yang mudah dicerna dan
tidak berbelit-belityang diajarkan atau diberikan oleh Muhammad Khudhari
Bek dalam kitab Khulasah Nurul Yaqin yang terdapat pada jilid 1 antara lain:
سبد س خ د٠ب غ١ش. م١ب ا للا ٠ ل٠مج ، از سل ال ٠ د لش٠ش، اجبء ثبذ
، ػ ١ إثشا ث ؼ١ سج ثئس ٠زص خ. ىش ىخ ا .أششف لج١خ ف باسل ١
Artinya: “beliau membawa agama Islam yang Allah tidak akan terima selain
dari padanya di hari kiamat. Beliau adalah dari keturunan bangsa Quraisy,
yaitu satu golongan yang termulia di Mekah. Nasab beliau bersambung
dengan Nabi Isma‟il bin Ibrahim „alaihimassalam. (Umar Abdul Djabbar,
tt:5).
Di antara contoh pertanyaan yang diajarkan atau diberikan oleh
Muhammad Khudhari Bek dalam kitab Khulasah Nurul Yaqin yang terdapat
pada jilid 1 antara lain:
Pertanyaan-pertanyaan:
سج؟ ٠زص ا؟ ث لج١خ أ ث ا برا جبء؟ ذ؟ ث ح س١ذب
Artinya: siapa penghulu kita, Nabi Muhammad itu?.Apa yang beliau bawa?
Dari kabilah manakah kedua ibu bapaknya?. Dengan siapa nasab beliau
bersambung?. (Umar Abdul Djabbar, tt:5).
Jawaban-jawaban:
ال ٠ . جبء ثبذ ؼ١ لهلل ا ابط أج سس ذ: ح اس س١ذب . ، ل ػشث
لش . ػذب ش
Artinya: penghulu kita Nabi Muhammad SAW, ialah utusan Allah SWT
kepada sekalian manusia. Beliau membawa agama Islam. Dari kabilah
bangsa Arab, Quraisy. Dengan „Adnan. (Umar Abdul Djabbar, tt:5).
Pemberian pelajaran akhlak tidak hanya sekedar menyeluruh
menghafal nilai-nilai normatif secara kongnitif yang diberikan dalam bentuk
ceramah dan ulangan umum, tetapi akhlak harus diberikan dan diajrkan untuk
mendukung bidang studi lainya.
56
Pendidikan ke arah pemilik akhlak yang luhur untuk para siswa
(pelajar) adalah merupakan tanggung jawab semua guru. Oleh karena itu,
pembinaannya pun harus oleh semua guru. Dengan demikian, kurang tepat
kalau dikatakan bahwa mendidik para siswa agar memiliki akhlak luhur
hanya tanggung jawab guru mata pelajaran tertentu, misalnya guru PPKn atau
guru pendidikan agama. Walaupun dapat dimengerti bahwa porsi yang
dominan untuk mengajarkan (pelajaran akhlak) adalah para guru yang relevan
dengan pelajaran tersebut. (TPIP, FIP-UPI, 2007: 35).
Guru sangat berperan penting dalam mendidik akhlak para pelajar,
karena mereka menganggap guru adalah sumber dari segala ilmu, mereka
beranggapan bahwa guru itu mengetahui segalanya tentang ilmu, mereka juga
selalu mempercayai apa saja yang dikatakan oleh seorang guru. Dan mereka
menjadikan guru sebagai panutan dan teladan untuk mereka.
Peran guru dalam mendidik akhlak yang terdapat pada uraian kitab
Khulashah Nurul Yaqin adalah:
1. Memotivasi mereka supaya mereka mempunyai kegemaran membaca
buku-buku sejarah dan riwayat hidup Rasulullah SAW, karena sejarah
dan riwayat hidup Rasulullah SAW merupakan pelajaran akhlak yang
paling baik dan guru yang paling berharga bagi manusia. Dengan
motivasi tersebut diharapkan mereka dapat melakukan suatu kegiatan
yang menjadikan mereka beranggapan bahwa pendidikan akhlak itu
sangat penting bagi mereka karena akhlak yang baik itu merupakan pusat
dari segala aktivitas yang ada di dunia ini.
57
2. Memberikan pengetahuan kepada mereka bahwa orang yang berakhlak
mulia hidupnya akan bahagia, baik itu kehidupan dunia maupun
kehidupan di akhirat. Dengan cara memaparkan kisah-kisah perjalanan
hidup Rasulullah SAW dari ia lahir sampai wafatnya beliau yang berisi
sifat-sifatnya yang baik dari Rasulullah SAW dan akhlak-akhlaknya yang
mulia. Hal ini dimaksudkan supaya dapat dijadikan teladan, tuntutan,
sehingga barang siapa yang mengikuti jejaknya, maka ia akan berhak
mendapat pujian di dunia dan pahala di akhirat.
3. Mengarahkan dan memberikan contoh kepada mereka (para pelajar) di
dalam menjalankan segala aktivitas yang ada pada kehidupan sehari-hari,
berupa kewajiban-kewajiban, kesunahan-kesunahan, anjuran-anjuran,
dan segala sesuatu agar dapat mencontoh kehidupan Rasulullah SAW.
C. Aplikasi Pendidikan Akhlak dalam Kitab Khulashah Nurul Yaqin dalam
Konteks Kehidupan.
Mempelajari sejarah hidup seorang tokoh atau pemimpin bukan hanya
untuk mengetahui hidup dan perikehidupannya yang ada dan pengaruh pada
pribadi dan lingkungannya, tetapi yang terpenting adalah bagaimana
mengaktualisasikanya serta merealisasikannya dalam kehidupan duniawi
sebagai bekal menuju kehidupan ukhrawi kelak. Berangkat dari pemikiran ini,
dalam penelitian ini penulis ingin menyajikan bagaimana pengaktualisasian
nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kisah Nabi Muhammad SAW pada kitab
Khulasah Nurul Yaqin.
58
Setiap Rasul mendidik umatnya ke arah akhlak yang lebih baik
menurut kemampuan berfikir dari masing-masing umat yang mereka hadapi.
(Hamid, 1997:9).
Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW untuk menuntun
manusia ke arah kesempurnaan akhlak dengan mempergunakan kekuatan
berfikir untuk mengetahui hakikat segala perkara dan keadaan segala yang
ada yang terdapat di alam ini. Sehingga dengan pemikiran yang matang itu
sampailah manusia kepada keyakinan, bahwa semua itu berasal dari Allah
SWT, pencipta segala yang ada dan yang mengetahuinya. (Hamid, 1997:10).
Bila tujuan utama Rasulullah SAW adalah menyempurnakan
kemuliaan akhlak, proses pendidikan seyogyanya diarahkan menuju
terbentuknya pribadi dan umat yang berakhlak mulia. Hal ini sesuai dengan
penegasan Allah SWT bahwa Nabi Muhammad SAW adalah teladan utama
bagi umat manusia. Untuk mencapai hal itu, akhlak mulia harus ditegakkan
dalam formulasi tujuan pendidikan.
Tujuan pendidikan Islam secara umum adalah untuk mencapai tujuan
hidup muslim, yakni menumbuhkan kesadaran manusia sebagai mahkluk
Allah SWT agar mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang
mulia dari beribadah kepadanya. (Nata, 2003:211).
Dengan demikian pendidikan Islam seharusnya bertujuan mencapai
pertumbuhan seimbang dalam kepribadian manusia secara total melalui
pelatihan spiritual, kecerdasan rasio, perasaan dan panca indra. Oleh karena
itu, pendidikan Islam seharusnya menjadi pelayanan pertumbuhan bagi
59
manusia dalam segala aspeknya yang meliputi aspek spiritual, intelektual,
imajinasi, fisik, ilmiah, linguistik, baik secara individu maupun secara
kolektif dan memotivasi semua aspek tersebut kepada kebaikan dan
pencapaian kesempurnaan. Tujuan akhir pendidikan bertumpu pada
terealisasinya ketundukan kepada Allah SWT baik dalam level individu,
komunitas, dan manusia secara luas. (Fauzi, 2012:75).
Tujuan dari pendidikan akhlak dalam Islam adalah untuk mewujudkan
orang-orang yang baik akhlaknya, keras kemauannya, sopan dalam berbicara
dan perbuatan, mulia dalam berbicara dan perbuatan, mulia dalam tingkah
laku dan perangai, bersifat bijaksana, sempurna, sopan dan beradab, ikhlas
dan suci dan yang paling inti sebagaimana dikatakan oleh Al-Habib Abdullah
Al-Haddad muqoddimah (pembukaan) kitab Risalatul Mu‟awanah adalah
bersikap menuju jalan akhirat, yaitu taat kepada Allah SWT atas segala apa
yang diperintahkan olehNya. (Al-Haddad, 2010:15).
Dengan gambaran uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan
pendidikan akhlak adalah untuk terbinanya akhlak terpuji dan mulia
sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW dan karenanya dapat tercapai
keselamatan dunia dan akhirat.
Untuk dapat meneladani atau mengaplikasikan akhlak Nabi
Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari, tentunya umat Islam harus
mengetahui terlebih dahulu pribadi Rasulullah SAW. Telah diuraikan dalam
kitab Khulashah Nurul Yaqin tentang bagaimana pribadi Rasulullah SAW
dari sifat-sifatnya yaitu:
60
1. Shidiq
Shidiq artinya jujur, baik dalam perkataan, perbuatan maupun
i‟tikadnya. Ini menjadi salah satu sifat wajib para rasul karena apa yang
telah diucapkan dan diperbuat serta yang menjadi i‟tikadnya itu
senantiasa mendapat bimbingan dari wahyu Allah SWT. (Al-Arif,
2009:49).
Allah SWT berfirman:
Artinya: “Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al kitab
(Al Quran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat
membenarkan lagi seorang Nabi”. (Q.S. Maryam:41).
Rasulullah SAW bersabda:
ذ إ جش ٠ ا إ جش ذ إ ا ذق ٠ اص لبي إ س ػ١ ص للا اج ػ
ج اش إ جخ ا إ فجس ذ إ ا ىزة ٠ ا إ ٠مب صذ ١صذق حز ٠ى
اثب وز ذ للا ١ىزة حز ٠ىزت ػ ج اش إ ذ إ ابس فجس ٠ ا
Artinya: Dari Abdullah bin Mas‟ud r.a., dari Nabi Muhammad saw SAW,
bahwasanya beliau bersabda. “Sesungguhnya sidiq itu membawa pada
kebaikan, dan kebaikan akan menunjukkan pada surga. Dan seseorang
beperilaku sidiq, hingga ia dikatakan sebagai seorang yang siddiq.
Sementara kedustaan akan membawa pada keburukan, dan keburukan
akan mengantarkan pada api neraka. Dan seseorang berperilaku dusta,
hingga ia dikatakan sebagai pendusta.” (HR. Bukhari). (Siroj, 2009:50-
51)
Kejujuran Nabi Muhammad tidak diragukan lagi, bahkan ketika
usia remaja beliau ikut pamanya berdagang, ketika berdagang itulah
kejujuran Nabi Muhammad SAW sampai membuat pedagang-pedagang
lain kagum dibuatnya dan akhirnya beliau dinobatkan dengan gelar al-
61
Amin. Karena kejujuranya pula saudagar kaya raya jatuh cinta
kepadanya, yaitu Siti Khadijah.
2. Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya. Amanah dapat diartikan secara
berbeda, tetapi intinya adalah sama, yaitu kepercayaan. Berikut ini adalah
pengertianya:
a. Memberikan atau mengembalikan barang kepada yang berhak tanpa
dikurangi. Menyampaikan sesuatu kepada yang berhak tanpa
dikurangi atau ditambah adalah salah satu perwujudan dari sifat
amanah.
b. Bertanggung jawab atas segala tugas dan melaksanakanya dengan
sebaik-baiknya. Orang yang bersifat amanah itu berbuat
sebagaimana yang seharusnya sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban atau tanggung jawabnya. (Al Arif, 2009:62).
Allah SWT berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan
amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)
apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran
yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
mendengar lagi Maha melihat”. (Q.S. An-Nisa:58).
62
Rasulullah SAW bersabda:
ا للا ػ : لبي: لبي أث ش ٠ش ح سض س ي للا ص للا ػ١ سس
ي للا؟ زظشاسبػخ,و١ف إضبػزب ٠بسس بخ فب إرا لبي: إراض١ؼذ ال
زظشاسب ػخ فب ش إىغ١ش أ أسذال
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda:
Apabila amanah disia-siakan maka tunggulah saat kehancurannya.
Salah seorang sahabat bertanya:”Bagaimanakah menyia-
nyiakannya, hai Rasulullah?” Rasulullah SAW menjawab: “Apabila
perkara itu diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka
tunggulah saat kehancurannya (HR. Imam Bukhari). (Siroj,
2009:64-65).
Selama hidupnya, Rasulullah SAW senantiasa dipercaya dan
tidak pernah berkhianat atau mengingkari janji, apabila berjanji
senantiasa beliau tepati, baik janji kepada anak kecil, sesama teman,
orang tua, bahkan janji kepada musuh pun beliau tepati. (Siroj,
2009:66).
3. Tabligh
Tabligh artinya menyampaikan. Yakni menyampaikan segala
informasi yang benar dan lengkap kepada orang banyak. (Al Arif,
2009:71).
Allah SWT berfirman:
Artinya: “Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu,
berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu
63
dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang kafir”. (Q.S. Al-Maidah:67).
Rasulullah SAW bersabda:
ػط١خ، ػ ث ب ثب حس ، حذ صاػ خذ، أخجشب ال بن ث ح اض ثب أث ػبص حذ
، لبي: س ص للا ػ١ اج ش، أ ػ ث ػجذ للا ثغا ػ »أث وجشخ، ػ
آ٠ مؼذ أ ١زج ذا، ف زؼ وزة ػ ل حشج، ث إسشائ١ ثا ػ حذ خ،
ابس »
Artinya: Memberitakan kepada kami Abu „Ashim bin Makhlad,
mengabarkan kepada kami al Auza‟i, memberitakan kepada kami Hasan
bin „Athiyah, dari Abi Kabsyah, dari Abdullah bin Amr, bahwasanya
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Sampaikan dariku
sekalipun satu ayat dan ceritakanlah (apa yang kalian dengar) dari Bani
Isra‟il dan itu tidak apa (dosa). Dan siapa yang berdusta atasku dengan
sengaja maka bersiap-siaplah menempati tempat duduknya di neraka”.
(HR. Bukhari) (Siraj, 2009:73).
Nabi Muhammad SAW selalu menyampaikan apa saja yang
diterimanya dari Allah SWT kepada umat manusia dan mustahil
Rasulullah SAW menyembunyikan wahyu yang diterimanya.
4. Fathanah
Fathanah artinya cerdas. Cerdas bukan hanya mampu menyerap
informasi sebanyak-banyaknya. Akan tetapi, cerdas juga berarti piawai
menangkap pertanda dan mengolahnya menjadi informasi, kemudian
menghubungkan berbagai informasi, menganalisa, dan menemukan hal
baru secara benar. (Siroj, 2009:82).
Allah SWT berfirman:
64
Artinya: “Dan Itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim
untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki
beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha
mengetahui”. (Q.S. Al-An‟am:83).
Rasulullah SAW bersabda:
ف ا ٠ ش ١ خ للا ث ذ ٠ ش ٠ ؼ بز ث ب اؼ إ ,
Artinya:"Barang siapa yang akan diberikan kebaikan oleh Allah maka ia
akan diberikan pemahaman, cara untuk mendapatkan ilmu adalah
dengan belajar”. (http://haditstarbawielghazy.blogspot.co.id).
Rasulullah SAW terkenal sebagai orang yang cerdas, cerdik atau
pandai. Bahkan, tidak hanya sekedar cerdas akan tetapi sangat arif dan
bijaksana. Dalam mengambil keputusan selalu didasari dengan
pertimbangan dan pemikiran yang cukup matang. Ucapanya seanantiasa
dijadikan sebuah konsep, tingkah lakunya dijadikan sebuah tuntunan dan
percontohan. (Al Arif, 2009:83).
Selain sifat-sifat di atas, telah diuraikan di dalam kitab Khulashah
Nurul Yaqin tentang sifat rasa belas kasihan, rasa penyayang dan sifat
rahmatnya terhadap semua makhluk. (Bek, 2014:367).
Allah SWT berfirman:
Artinya: “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu
sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan
(keimanan dan keselamatan) bagimu, Amat belas kasihan lagi Penyayang
terhadap orang-orang mukmin”.(Q.S. At-Taubah:128).
65
Allah SWT juga berfirman:
Artinya: “Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi semesta alam”. (Q.S. AL-Anbiya:107).
Selain itu, disebutkan juga mengenai sifat Rasulullah SAW yang
agung dan mulia. (Saberanity, 2006: 69) Bahwa ketinggian dan keindahan
akhlak Nabi Muhammad SAW, ditegaskan dalam Al-Qur‟an:
Artinya: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang
agung”. (QS. Al-Qalam: 4 ).
Rasulullah SAW dikenal sebagai Nabi dan Rasul yang mempunyai
akhlak mulia dan ramah, diantaranya:
21) Hilm (bijak), sehingga jauh dari sifat marah.
22) Adil, jauh dari sifat tercela.
23) Pemurah, jauh dari sifat kikir.
24) Pemaaf, jauh dari sifat ganas.
25) Suka bersilaturahim.
26) Suka memuliakan tamu.
27) Suka menolong.
28) Tawadhu‟, jauh dari sifat takabbur.
29) Fasih dan lemah lembut perkataannya.
30) Suka mengunjungi orang-orang sakit.
31) Suka turut mengantarkan jenazah.
66
32) Suka menghadiri undangan.
33) Sederhana sehingga beliau pernah memperbaiki sandalnya dan menjahit
pakaiannya dengan tangannya sendiri. (Saberanity, 2006: 68).
Jadi tidak akan pernah habis jika harus membahas dan mengupas
tentang sifat-sifat Rasulullah SAW, dan banyak buku-buku yang membahas
sifat Rasulullah SAW, yang terpenting bahwa kita wajib berkeyakinan bahwa
para Nabi dan Rasul bersifat shidiq dan amanah (jujur dan dipercaya).
Mereka tidak pernah dusta dan berkhianat. Mereka ma‟shum
(terpelihara) dari perbuatan jahat. Kita juga wajib berkeyakinan bahwa para
Nabi dan Rasul bersifat tabligh (telah menyampaikan) terhadap ajaran yang
ditugaskan Tuhan kepada mereka. Juga bersifat fathanah (cerdik) dalam
menghadap umat. (Saberanity, 2006: 61-62).
Wajib juga bagi kita berkeyakinan ( ber‟itikad) bahwa para Nabi dan
Rasul bertabiat sama dengan tabiat manusia. Namun demikian, tidak ada
tabi‟at yang aib dan merendahkan martabat kenabian dan kerasulannya.
(Saberanity, 2006: 62).
Di antara nilai-nilai pendidikan akhlak yang dapat diambil dan
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam Kitab Khulashah Nurul Yaqin
antara lain dapat penulis uraikan sebagai berikut:
67
1. Pendidikan kejujuran
Sikap jujur termasuk akhlak yang terpuji dan mulia. Anak yang
jujur berarti anak yang memiliki akhlak yang mulia dan merupakan sifat
dan sikap yang terpuji dan disenangi oleh Allah SWT.
Sewaktu masih kanak-kanak Muhammad SAW telah menjadi
seorang yatim, dalam kondisi ini Muhammad SAW mulai membentuk
sifat dasarnya (karakternya) beliau tumbuh atas dasar kejujuran dan
amanah sehingga keduanya menjadi gelar baginya. (Sugiyono, 2012:15).
Di dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin dikatakan:
ش٠فخ لذ و اش أخلل ب ز أ ؼذ ثصذل ب س ل ؼ إخزب سر ز ا
Artinya: Khadijah memilih Nabi Muhammad SAW untuk pekerjaan itu,
karena ia pernah mendengar tentang akhlaq-akhlaq beliau yang mulia.
(Umar Abdul Djabbar, tt:9).
Saat Rasulullah SAW sedang menjalankan harta Khadijah untuk
dijual. Rasulullah SAW dalam pelayarannya ke Negeri Syam banyak
mendapatkan keuntungan dari barang yang beliau jual, karena beliau
sangat jujur dan ramah-tamah terhadap orang yang membeli dagangan
beliau.
Rasulullah SAW selalu jujur dalam memberikan harga terhadap
pembelinya, dan mengatakan apa adanya yang terdapat dalam dagangan
beliau, dengan sifat ini banyak orang yang merelakan kembaliannya dari
pembeliaan dagangan Rasul tidak diambil, sehingga Rasulullah SAW
banyak mendapat keuntungan yang tidak diduga dan membuat Siti
68
Khadijah senang, bahkan mengagumi Rasulullah SAW dan menikahi
Rasulullah SAW.
Pengertian jujur ialah benar, benar dalam arti setiap perkataan dan
perbuatan yang dilakukan tidak saling bertentangan. Seseorang muslim
yang jujur, maka perbuatanya tidak pernah menyimpang dari
perkataannya. Islam mengajarkan kepada kita untuk selalu berbuat jujur.
Jujur adalah suatu sifat atau sikap seseorang yang menyatakan sesuatu
dengan sebenar-benarnya, tanpa ditambah atau dikurangi. (Sumitro,
2006:26).
Berkatalah dengan jujur yakni, perkataan yang sesuai dengan
kenyataan. Karena seorang mukmin adalah orang yang jujur, mencintai
kebenaran dan senantiasa menetapi kebenaran lahir maupun batin, di
dalam berkata maupun berbuat, karena kebenaran itu menunjukkan ke
surga. (al-Mas‟udi, tt: 23).
RasulullahSAW. bersabda:
ش ج ا إ ذ ذق ٠ اص إ ج ا إ ذ ٠ ش ج ا إ ت ز ٠ى ذق حز ص ١ ج اش خ إ
٠م ذ للا ص ذ ػ س ج ف ا إ ذ ٠ ة ز ى ا ب إ بس إ ا ذ س ٠ ج ف ا إ إ
ب. زفك ػ١اث ز للا و ذ ت ػ ٠ىز ة حز ز ى ١ ج اش
Artinya: “Sesungguhnya kejujuran itu menunjukkan kepada kebaikan,
dan sesungguhnya kebaikan itu menunjukkan kesurga, tidak henti-
hentinya seseorang berlaku jujur dan memilih jujur sampai dicatat di sisi
Allah sebagai orang yang jujur, dan sesungguhnya dusta itu
menunjukkan kepada perbuatan dosa, dan perbuatan dosa menunjukkan
ke neraka. Dan seseorang tidak henti-hentinya berdusta dan memilih
dusta, sehingga dicatat di sisi Allah sebagai pendusta”. (H.R. Bukhori
dan Muslim) (Al-Qasimi, 2005: 147).
69
Sungguh kejujuran dapat memberikan dampak yang sangat baik
diantaranya, dapat melegakan hati dan menenangkan jiwa, mendapatkan
barakah dan tambahan kebaikan, kebahagiaan setingkat syuhada, selamat
dari bencana yang tidak disukai. (Al-Jaza‟iri, 1998: 258).
Ucapan dapat menjadi agung dan tinggi nilainya, apabila sesuai
dengan kenyataan yang ada, tetapi dapat menjadi kecil atau rendah
nilainya, apabila tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Benar tidaknya
dan baik buruknya suatu perkatan itulah yang menyebabkan seseorang
dipuji dan dihormati orang lain, atau bahkan akan dicela dan dihinakan.
(Al-Ghalayini, 2000:160).
Takutlah bagi kita untuk berbuat dusta. Karena sekali berbuat
dusta niscaya apa yang diucapkannya tidak akan dibenarkan oleh orang
lain sekalipun perkataan itu benar. (Syakir, 1997:27).
Allah SWT. berfirman:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah,
dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar”. (Q.S. At-
Taubah: 119) (Ad-Dimasqi, 2010:33).
Penting bagi kita untuk mengetahui apakah seseorang itu jujur
atau tidak, dengan memahami tanda-tanda kejujuran yakni:
a. Bicara benar. Seorang Muslim apabila berbicara tidak membicarakan
selain kebenaran dan kejujuran, bila memberitakan tidak mau kecuali
yang nyata benar-benar sesuai dengan perkaranya, karena bohong
dalam pembicaraan termasuk dalam kemunafikan.
70
b. Jujur di dalam bekerja. Seorang Muslim bila bekerja bersama orang
lain ia berbuat jujur di dalam kerjanya, tidak ingin menipu,
memperdaya, bersumpah palsu, maupun membujuk dalam keadaan
apapun.
c. Jujur dan bersungguh-sungguh dalam berkemauan. Seorang Muslim
apabila telah berniat melakukan suatu perbuatan, ia tidak akan ragu-
ragu di dalam hal itu bahkan melangsungkannya dengan teguh tanpa
menoleh kemanapun atau memperhatikan yang lain, sehingga
pekerjaan selesai dengan sempurna.
d. Jujur di dalam ikatan janji. Seorang Muslim jika berjanji kepada
seseorang, ia memenuhi janji kepadanya, sebab menyalahi janji
termasuk kemunafikan.
e. Jujur di dalam penampilan. Seorang Muslim tidak akan
menampakkan penampilan yang tidak sesuai dengan kondisinya,
tidak akan menampakkan sesuatu yang menyelisihi batinnya, dia
tidak mengenakan pakaian palsu, tidak pamer, dan tidak pula
memaksakan apa yang bukan miliknya. (Al-Jaza‟iri, 1998:259).
Maka hendaklah dalam bermasyarakat selalu berkata dan berbuat
dengan jujur sesuai dengan petunjuk di atas agar terhindar dari celaan
masyarakat, meninggikan kehormatan kita, dan yang paling penting
menjalankan ajaran suri tauladan yang baik bagi manusia yakni
Rasulullah SAW dan mengamalkan sifat tersebut. Dimana kejujuran
71
adalah salah satu sifat wajib bagi Rasulullah SAW dan kita mengambil
pelajaran dari kisah beliau bagaimana mulianya orang yang jujur.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa perbuatan jujur
mempunyai manfaat yang besar sekali dan mempunyai nilai yang sangat
tinggi di sisi Allah SWT. Sifat yang jujur akan disenangi oleh siapapun.
Kita akan dihargai dan dihormati karena kejujuran kita. Orang yang tidak
jujur tidak akan dipercaya bahkan dibenci oleh siapapun. Kita sebagai
seorang Islam hendaknya senantiasa membiasakan diri bersikap jujur.
Karena agama Islam mengajarkan kepada kita membiasakan akhlak
mulia (terpuji) bertingkah laku terpuji, jujur termasuk salah satu sikap
akhlak terpuji.
2. Pendidikan Amanah
Islam menyerukan kepada pemeluknya agar selalu bersifat
amanah dalam segala kesempatan merupakan unsur penting dan
menentukan akan berhasil dan tidaknya seseorang dalam berusaha dan
beramal, serta berhasil dan tidaknya suatu bangsa dalam
mempertahankan dan melestarikan hidup. (Alfat, 2007:48).
Di dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin dikatakan:
و ب ز أ ؼذ ثصذل ب س ل ؼ ش٠فخ لذ إخزب سر ز ا اش أخلل
Artinya: Khadijah memilih Nabi untuk pekerjaan itu, karena ia pernah
mendengartentang kebenaran Nabi Muhammad SAW, tentang amant-
amanatnya dan tentang akhlak-akhlak beliau yang mulia. (Umar Abdul
Djabbar, tt:9).
Menurut bahasa, amanah artinya dapat dipercaya atau terpercaya.
Adapun menurut istilah agama, amanah yaitu segala hal yang
72
dipertanggungjawabkan kepada seseorang, baik hak-hak itu milik Allah
(haqqullah) maupun hak hamba (haqqul adam), baik yang berupa benda,
pekerjaan, perkataan, ataupun kepercayaan hati. (Alfat, 2007:48).
Allah SWT telah menjadikan amanah sebagai salah satu sikap
hambanya yang shaleh dan menjadi kekasihnya.
Allah SWT berfirman:
Artinya: sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan
adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
melihat. (Q.S. An-Nisa:58).
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:
للا ػ أث ش ٠ش ح سض : لبي: لبي ػ س ي للا ص للا ػ١ سس
ي للا؟ زظشاسبػخ,و١ف إضبػزب ٠بسس بخ فب لبي: إراض١ؼذ ال ش إ إرا أسذال
زظشاسب ػخ غ١ش أ فب
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda:
Apabila amanah disia-siakan maka tunggulah saat kehancurannya.
Salah seorang sahabat bertanya:”Bagaimanakah menyia-nyiakannya,
hai Rasulullah?” Rasulullah SAW menjawab: “Apabila perkara itu
diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat
kehancurannya. (HR. Imam Bukhari). (Siroj, 2009:64-65).
Islam mewajibkan kepada kaum muslimin untuk bersifat amanah,
yakni berlaku jujur dan dapat dipercaya. Apapun pekerjaan seseorang,
apakah ia seorang pelajar, pegawai, petani, pedagang, guru, kepala
keluarga, kepala pemerintahan, dari tingkat desa sampai tingkat Negara,
73
maka ia dituntut untuk bersikap amanah. Karna seperti yang kita ketahui
bahwa semua amanah yang diserahkan kepada kita dituntut
pertanggungjawabanya.
Amanah merupakan sesuatu yang harus dijaga dan disampaikan
kepada yang berhak menerimanya. Amanah menjangkau dan meliputi
semua jenis hubungan, baik yang terkait dengan sesama manusia maupun
denagan Allah SWT. Mempertahankan serta memelihara iman agar
tumbuh dan menjadi kekal merupakan bagian dari amanah. Demikian
pula mengikhlaskan ibadah kepada Allah, memperbaiki hubungan antar
sesama manusia dan masyarakat, menyerahkan setiap hak pada yang
berhak menerimanya, semua itu adalah bagian dari amanah. (Alfat,
2007:49).
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita saksikan adanya
perbedaan yang nyata antara orang yang bersifat amanah dengan orang
yang suka berkhianat. Orang yang bersifat amanah atau jujur selalu
menjadi tempat kepercayaan, dihormati dan disegani. Sedangkan orang
yang bersikap khianat atau curang selalu dibenci dan dikucilkan dari
pergaulan. Sebagai akibat dari dua sikap yang saling bertentangan ini,
dapat kita simpulkan bahwa orang yang bersifat amanah selalu berhasil
dalam berusaha. Sedangkan orang yang bersifat khianat selalu
mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan yang dicita-citakan.
Kita sebagai seorang pelajarpun mendapatkan amanah dari kedua
orang tua kita. Amanah yang telah diberikan kepada kita adalah belajar,
74
itulah amanah yang harus kita perhatikan dan laksanakan dengan
sungguh-sungguh. Kita harus rajin belajar, ketika kita sukses dalam
belajar, berarti kita telah menunaikan amanah yang dipercayakan oleh
kedua orang tua kita.
3. Pendidikan keadilan
Hendaknya seorang Muslim selalu berbuat adil dalam perkataan
maupun perbuatan. Memilih keadilan di dalam seluruh urusannya sampai
keadilan menjadi akhlaknya, menjadi sifat yang tidak dapat terpisah
darinya. Maka keluarlah darinya kalimat-kalimat dan perilaku yang adil,
jauh dari kesewenang-wenangan, kezhaliman, maupun penyelewengan.
Nabi Muhammad SAW menjadi orang yang adil, tidak condong ke hawa
nafsu, bahkan syahwat dan dunia tidak mampu menghanyutkannya. (Al-
Jaza‟iri, 1998:240).
Di dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin dikatakan:
ي أ حى ا ٠ى ا ػ أ ارفم ىب ث د حجشالس ٠ضغ ا اخزفذ لش٠ش ف١
ا سض١ب ثب لب ي للا ففشحذ لش٠ش ث سس ي داخ أ سجذ فىب ا داخ
١ ل
Artinya: kaum Quraisy berselisihan tentang siapa yang harus
menaruhkan Hajar Aswad di tempatnya, kemudian mereka bersepakat,
bahwa pndamainya, ialah orang yang pertama masuk Masjidil Haram.
Maka adalah Rasulullah SAW orang yang pertama kali masuk Masjid
itu, lalu kaum Quraisy bergembira dan mereka berkata orang yang
kepercayaan ini. (Umar Abdul Djabbar, tt:11).
Saat peristiwa peletakan hajar-aswad, kaum Quraisy berselisih
pendapat tentang siapa yang berhak meletakan hajar-aswad tersebut,
Quraisy bersepakat bahwa pendamainya, ialah orang yang pertama
75
masuk masjidil-haram, maka Rasulullahlah SAW saat itu yang pertama
kali masuk masjidil-haram, orang-orang Quriasy bergembira karena
Rasulullah SAW setelah meletakan batu itu disatu kain selendang dan
beliau minta setiap ketua Quraisy supaya masing-masing memegang
ujung selendang itu. (Umar Abdul Djabbar, tt:11).
Kemudian Rasulullah SAW menyuruh mereka mengangkat batu
tadi, tatkala mereka sampai ditempanya. Rasulullah SAW mengambil
batu itu dengan tangan beliau sendiri, dan meletakan batu tersebut di
tempatnya dengan tangan beliau sendiri, dengan begini hilanglah
perselisihan dalam penetapan urusan itu. (Umar Abdul Djabbar, tt:11).
Arti kata adil menurut bahasa adalah tidak berat sebelah atau
tidak memihak, atau menempatkan sesuatu pada tempatnya. (Alfat,
2007:46).
Keadilan memiliki beberapa aspek yang dapat ditunjukkan, antara
lain:
a. Adil menghukumi antar manusia, dengan memberikan hak-hak
kepada masing-masing yang berhak dan barang-barang yang menjadi
haknya.
b. Adil diantara para istri dan anak-anak dengan tidak memberikan
kelebihan dan mengutamakan salah satu atas lainnya atau kepada
sebagian atas sebagian yang lainnya.
c. Adil di dalam perkataan, hingga tidak bersumpah palsu, berkata
dusta atau batil.
76
d. Adil di dalam berkeyakinan, sehingga tidak meyakini hal-hal yang
tidak benar, tidak jujur dan hati tidak ragu-ragu pada sesuatu yang
tidak benar dan tidak nyata. (Al-Jaza‟iri, 1998:242).
Di dalam kitab Taisirul Khalak diterangkan bahwa keadilan
terbagi menjadi dua macam:
Pertama, adil terhadap diri sendiri. Yaitu berjalan di jalan yang
lurus. Menjaga anggota badan yang tujuh yakni lidah, telinga, mata,
perut, kemaluan, tangan, dan kaki. Kesemuanya diberikan Allah SWT
pada kita agar dapat menggunakanya dengan baik. Karena tiap-tiap
bagian itu adalah amanah yang dipercayakan pada kita, maka
pergunakan tiap-tiap bagiannya untuk ketaatan kepada Allah SWT.
Kedua, adil terhadap sesama. Di dalam kitab tersebut, terbagi
menjadi tiga macam:
1) Adilnya pemimpin terhadap rakyat dengan mengikuti sesuatu yang
mudah dijalani serta memberikan haknya setiap orang yang dianggap
berhak.
2) Adilnya rakyat terhadap pemimpin, murid dengan guru, dan anak
terhadap orang tuanya dengan berbakti kepadanya.
3) Adilnya manusia terhadap sesama dengan meninggalkan sifat
kesombongan dan mencegah menyakiti sesama. (Al-Mas‟udi, tt: 44).
77
AllahSWT berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang
dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. (Q.S.
An-Nahl:90).
Seorang muslim yang memandang keadilan secara umum adalah
termasuk kewajiban yang paling utama dan pasti, sebab Allah SWT
memerintahkan di dalam firman-Nya:
Artinya: “Dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang berlaku adil”. (Q.S. Al-Hujurat: 9).
Allah SWT dan rasul-Nya menyuruh kita berlaku adil dan
melarang untuk berbuat zalim. Di dalam surat An-Nisa ayat 135
diterangkan, yang artinya sebagai berikut: “wahai orang-orang yang
beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan,
menjadi saksi karena Allah SWT, biarpun terhadap dirimu sendiri, atau
ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah
lebih tahu kemaslahatanya..”(Alfat, 2007:47).
Rasulullah SAW bersabda:
ي للا ب لبي: لبي سس ػ للا رؼب اؼبص سض ث ش ػ دللا ث ػت ػ
: )) ا س للا ػ١ ص ١ ٠ س, ػ بثش ذ للا ػ ػ مسط١ ا
78
ا ((. ب ١ ا ف حى ٠ؼذ , از٠ ١ ٠ زب ٠ذ٠ و ج ػض ح اش
)اخشج س(.
Artinya: Dari Abdullah ibni amr ibnil ash, telah bersabda Rosulullah
SAW “Sesungguhnya orang yang adil berada dekat dengan ALLAH
SWT diatas mimbar dari cahaya, disebelah kanan ALLAH SWT, dan
tangan keduaNYA adalah kanan, yaitu mereka yang adil didalam hukum
mereka dan kepada keluarga mereka dan segala yang diamanahkan
kepada mereka.” (HR. Muslim). (Alfat, 2007:46).
Keadilan hendaknya ditegakkan di mana saja dan kepada siapa
saja. Kita diperintahkan untuk berbuat adil kepada diri sendiri, kepada
keluarga, kepada teman-teman, dan kepada siapapun. Orang yang
diperlakukan adil akan merasa senang, puas, dan merasa dihargai.
Sehingga dengan adanya keadilan akan menciptakan masyarakat yang
aman dan tentram. Oleh sebab itu, hendaknya kita selalu berusaha untuk
dapat berbuat adil, dan jangan sekali-kali berbuat zalim.
4. Pendidikan kesabaran
Sabar merupakan sikap orang muslim yang rela menerima segala
cobaan, baik berupa kesenangan maupun berupa bencana. (Tualeka,
2011:100).
Orang yang sabar tidak pernah mengeluh, tidak pernah putus asa,
tidak mudah marah, baik dalam keadaan senang maupun susah. (sumitro,
2006:28).
Sifat sabar Rasulullah SAW dapat kita lihat dan dapat kita contoh
dalam perjuangan beliau yang tidak pernah mengenal lelah dan putus asa.
Di dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin dikatakan:
و ف ع ال و ف ط الل و ر ب الص و م ل ح ا ل ب م هه له ا ب ق يه م ل س و ه ي ل ع ى للاه ل ص ان ك و
79
Artinya: Adalah Rasulullah SAW menghadapi mereka dengan sifat tidak
lekas marah, sabar, lemah-lembut dan suka mema‟afkan. (Umar Abdul
Djabbar, tt: 23).
Abu Lahab pernah meletakkan kotoran di depan pintu rumah
Rasulullah SAW, dan mencekik Nabi disaat beliau shalat, tapi Rasulullah
SAW selalu berbuat baik dan tetap menggaulinya dengan baik, dengan
hormat dan bijaksana.
Ketika Nabi Muhammad SAW ingin berangkat ke Masjid, ada
seorang Quraisy yang melemparkan kotoran kepada Nabi Muhammad
SAW, bahkan berkali-kali dan pada suatu saat orang tersebut sakit, Nabi
Muhammad SAW menjenguk orang tersebut dan saat itu juga orang itu
masuk Islam.
Sabar adalah tetap taat kepada Allah SWT serta dapat menerima
cobaan dari-Nya dengan lapang dada tanpa mengeluh. (Siroj, 2009:23).
AllahSWT berfirman:
Artinya : "Bersabarlah (hai Muhammad) dan Tiadalah kesabaranmu itu
melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati
terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada
terhadap apa yang mereka tipu dayakan.Sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan".
(Q.S. An-Nahl:127-128 ) (Siroj, 2009:24).
Sabar merupakan salah satu sifat terpuji yang sangat dianjurkan
oleh Islam. sifat sabar merupakan cerminan keseimbangan antara
perasaan dan fikiran. Orang yang seimbang anatara fikiran dan
80
perasaanya tentu akan lebih bisa bersikap bijaksana dan tidak mudah
emosional dalam menghadapi suatu permasalahan. Dengan kesabaran itu
maka segala keputusan yang akan diambilnya pasti melalui pemikiran
yang matang. Oleh karena itu, segala tindakannya akan terkendali dan
kecil kemungkinan dia bertindak salah. (Siroj, 2009:23).
RasulullahSAW juga bersabda:
ج اص صش غ ا أ اػ اىش فشج غ ا ش أ ش ؼس ا ش غ ١س ا ة أ
Artinya: “Dan ketahuilah, sesungguhnya pertolongan itu bersama
kesabaran dan suka cita itu beserta duka cita, serta kemudahan itu
beriring dengan kesulitan”. (Al-Haddad, 2007:204).
Pembinaan sabar harus dimulai sejak dini, misalnya kita harus
sabar dalam menhadapi musibah. Contohnya yang dapat kita lihat di
sekeliling kita adalah, apabila kita diejek oleh teman karna telah
melakukan kesalahan. Walaupun kita tahu bahwa membalas ejekan yang
setimpal dibenarkan oleh agama Islam, namun kita tidak melakukanya.
Kita tetap bersikap baik terhadap teman-teman yang mengejek kita dan
tetap ikhlas. Kita percaya bahwa di balik kesusahan yang dihadapi pasti
ada hikmahnya. Kesusahan yang dirasakan akan segera berkurang karena
sadar bahwa semua yang dialami manusia pada intinya merupakan ujian
dari Allah SWT.
5. Pendidikan kepemimpinan
Kepemimpinan muncul bersama-sama adanya peradaban manusia,
yaitu sejak zaman Nabi-nabi dan nenek moyang manusia yang berkumpul
bersama, lalu bekerja bersama-sama untuk mempertahankan eksistensi
81
hidupnya menantang kebuasan binatang dan alam di sekitarnya. Sejak
itulah terjadi kerjasama antar manusia, dan unsur kepemimpinan. Pada
saat itu pribadi yang ditunjuk sebagai pemimpin ialah orang yang paling
kuat, paling cerdas, dan paling berani. (Kartono, 1998:28).
Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin umat yang tangguh dan
paling efektif. Segala macam kualitas yang dibutuhkan untuk tampil
sebagai figur kepemimpinan terhimpun pada pribadi Muhammad SAW.
Di dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin dikatakan:
ا سس لز مزبي ؤرخ ثلثخ الف سج إ س ي ص للا ػ١ س جضاش
١ش ثصش إ أ
Artinya: RasulullahSAW menyiapkan balatentaranya sebesar 3.000 orang
ke Mu‟tah untuk memerangi golongan yang membunuh utusan beliau,
ketika dia diutus kepada Amir (gubernur Busra). (Umar Abdul Djabbar, tt:
45).
Rasulullah SAW selain seorang Nabi dan Rasul, beliau juga
seorang pemimpin dalam Negara Islam yang mengatur segala hal yang
bersangkutan dengan kenegaraan baik dari pembangunan, ekonomi,
politik, dan peperangan.
Kepemimpinan diterjemahkan ke dalam istilah sifat sifat-sifat,
perilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola interaksi,
hubungan kerja sama antar peran, kedudukan dari satu jabatan
administratif, dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh.
(Wahjosumidjo, 1999:17).
82
Allah SWT berfirman:
Artinya: "Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-
pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami
wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan
sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada kamilah mereka
selalu menyembah". (Q.S. Al-Anbiya:73).
Rasulullah SAW bersabda:
س ث ثب ػجذ للا حذ ش أ ػ ث ػجذ للا د٠بس ػ ث ػجذ للا به ػ خ ػ
فبل سػ١ز سئي ػ وى ساع لبي أل وى س ػ١ ص للا ١ش سسي للا
از ػ ابط ساع ػ١ ث١ز ساع ػ أ ج اش سئي ػ
ؼجذ ساع ا سئخ ػ ذ شأح ساػ١خ ػ ث١ذ ثؼب ا سئي ػ
فىى سئي ػ بي س١ذ ػ سػ١ز سئي ػ وى ساع
Artinya: Ibn umar r.a berkata : saya telah mendengar Rasulullah SAW
bersabda : setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta
pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara
akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya.
Seorang suami akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya.
Seorang isteri yang memelihara rumah tangga suaminya akan ditanya
perihal tanggungjawab dan tugasnya. Bahkan seorang pembantu/pekerja
rumah tangga yang bertugas memelihara barang milik majikannya juga
akan ditanya dari hal yang dipimpinnya. Dan kamu sekalian pemimpin
dan akan ditanya (diminta pertanggungan jawab) darihal hal yang
dipimpinnya. (HR. Buchary, Muslim). (http://wp.me/P1Ki7x-Fr23).
Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi pendidikan merupakan
hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan dari pendidikan. Dengan
amat berat seolah-olah kepemimpinan dipaksa menghadapi berbagai
macam faktor seperti: struktur atau tatanan, koalisi, kekuasaan, dan
kondisi lingkungan masyarakat. Sebaliknya kepemimpinan rasanya dapat
dengan mudah menjadi satu alat penyelesaian yang luar biasa terhadap
83
persoalan apa saja yang sedang menimpa suatu organisasi.
(Wahjosumidjo, 1999:15).
Masyarakat modern sekarang ini sangat berkepentingan dengan
kepemimpinan yang baik, yang mampu menuntun organisai sesuai
dengan asas-asas manajemen modern, sekaligus memberikan
kesehjatraan dan kebahagiaan kepada bawahan dan masyarakat luas.
Karena itu keberhasilan seorang pemimpin kecuali dapat dinilai dari
produktifitas dan prestasi yang dicapainya, juga harus dinilai dari
kebaikannya. (Kartono, 1998:79).
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis sebagaimana
dalam bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan:
1. Nilai Pendidikan akhlak dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin karya
Muhammad Khudhari Bek dapat tercermin dari keteladanan akhlak
Rasulullah SAW secara universal yang dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari. Nabi Muhammad SAW telah menampilkan cermin kehidupan
yang wawasannya demikian luas, seluas ragam kehidupan kita yang
berkaitan dengan berbagai aspek dan profesi kita masing-masing. Beliau
bukan saja Nabi, melainkan juga sebagai manusia biasa yang dapat ditiru
oleh umatnya. Apapun profesi kita sesungguhnya telah ada cerminan dari
kehidupan yang ditampilkan dari segi-segi kehidupan nabi Muhammad
SAW. Yang demikian itu karena Nabi Muhammad SAW telah melalui dan
memberikan pelajaran untuk manusia segi-segi kehidupan, mulai dari anak
yang miskin, yatim piatu, pengembala, pedagang, guru, pendidik,
pemimpin dan bahkan panglima perang. Karena itu seyogyanya setiap
kita berupaya agar memiliki akhlak mulia seperti yang telah dicontohkan
beliau.
85
2. Metode yang Digunakan dalam Pendidikan Akhlak
Kitab Khulasah Nurul Yaqin ini menggunakan pendekatan uraian
narasi dan pertanyaan. Muhammad Khudhari Bek menguraikan suatu
peristiwa terlebih dahulu sebelum ditutup dengan pertanyaan, denga tujuan
untuk meningkatkan daya kefahaman.
Metode yang digunakan dalam kitab Khulasah Nurul Yaqin untuk
mendidik akhlak yaitu dengan metode pemberian pengetahuan secara
terurai dengan narasi ekspositorik, pertanyaan historis dan motivasi,
dengan cara memaparkan dan mennyajikan suatu karya tulis tentang
sejarah Nabi Muhammad SAW.
3. Aplikasi nilai pendidikan akhlak yang telah diuraikan dalam kitab
Khulashah Nurul Yaqin tentang bagaimana pribadi seorang Nabi
Muhammad SAW dari sifat-sifatnya yaitu:
a. Shidiq
Shidiq artinya jujur. Kejujuran nabi Muhammad SAW tak
diragukan lagi bahkan ketika usia remaja beliau ikut pamannya
berdagang, ketika berdagang itulah kejujuran Nabi Muhammad SAW
sampai membuat pedagang-pedagang lain kagum dibuatnya dan
akhirnya beliau dinobatkan dengan gelar al-Amin.
Nilai pendidikan akhlak yang dapat diambil dan diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari dari sifat shidiq yaitu pendidikan
kejujuran. Sikap jujur termasuk akhlak yang terpuji dan mulia.
86
Sebagai umat Nabi Muhammad SAW, kita harus meneladani
sifat jujur beliau, dengan cara mengaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari yaitu senantiasa membiasakan diri bersikap jujur dalam
segala hal, baik dalam perkataan, dan perbuatan. Karena agama Islam
mengajarkan kepada kita untuk selalu membiasakan berakhlak mulia
(terpuji) bertingkah laku terpuji, jujur termasuk salah satu sikap akhlak
terpuji.
b. Amanah
Amanah berarti dapat dipercaya. Nabi dan Rasul selalu amanah
dalam tindak tanduknya, seperti menghakimi, memutuskan perkara,
menerima dan menyampaikan wahyu, serta mustahil akan berprilaku
yang sebaliknya.
Nilai pendidikan akhlak yang dapat diambil dan diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari dari sifat amanah yaitu pendidikan
amanah dan pendidikan keadilan. Amanah merupakan sesuatu yang
harus dijaga dan disampaikan kepada yang berhak menerimanya.
Sedangkan keadilan adalah tidak berat sebelah atau tidak memihak atau
menempatkan sesuatu pada tempatnya. Selama hidupnya Rasulullah
SAW senantiasa dipercaya, adil dan tidak pernah berkhianat atau
mengingkari janji. Amanah berupa apapun yang dititipkan kepada
Rasulullah SAW senantiasa disampaikan kepada yang berhak
menerimanya. Beliau terkenal sebagai orang yang adil, konsekuen, serta
konsisten terhadap apa yang beliau ucapkan.
87
Sebagai umat Nabi Muhammad SAW, kita harus meneladani
sifat amanah dan keadilan beliau, dengan cara mengaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari yaitu dengan mengikhlaskan ibadah kepada Allah
SWT, memperbaiki hubungan, berlaku adil sesama manusia dan
lingkungan sekitar, adil dan amanah dalam menyerahkan setiap hak
pada yang berhak menerimanya, semua itu adalah bagian dari amanah
dan keadilan. Apapun pekerjaan seseorang, apakah ia seorang pelajar,
pegawai, petani, pedagang, guru, kepala keluarga, kepala pemerintahan,
dari tingkat desa sampai tingkat Negara, maka ia dituntut untuk
bersikap amanah dan adil.
c. Tabligh
Tabligh artinya menyampaikan. Nabi dan Rasul selalu
menyampaikan apa saja yang diterimanya dari Allah SWT (wahyu)
kepada umat manusia dan mustahil Nabi dan Rasul menyembunyikan
wahyu yang diterimanya.
Nilai pendidikan akhlak yang dapat diambil dan diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari dari sifat tabligh yaitu pendidikan
kesabaran. Kesabran Rasulullah SAW dapat kita lihat dalam perjuangan
beliau yang tidak pernah mengenal lelah dan putus asa dalam
menyampaikan wahyu dan mengajarkan kepada umat manusia yang di
terimanya dari Allah SWT, sekalipun menghadapi banyak cobaan,
hambatan, gangguan, serta rintangan yang luar biasa.
88
Sebagai umat Nabi Muhammad SAW, kita harus meneladani
kesabaran beliau, dengan cara mengaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari yaitu dengan kita menyeimbangkan antara perasaan dan
fikiran. Orang yang seimbang antara fikiran dan perasaannya tentu akan
lebih bisa bersikap sabar, bijaksana dan tidak mudah emosional dalam
menghadapi suatu permasalahan dan dalam menerima cobaan. Dengan
kesabaran itu maka segala keputusan yang akan diambilnya pasti
melalui pemikiran yang matang. Oleh karena itu, segala tindakannya
akan terkendali dan kecil kemungkinan dia bertindak salah.
d. Fathanah
Fathanah artinya cerdas atau pandai. Semua Nabi dan Rasul
cerdas dan selalu mampu berfikir jernih sehingga dapat mengatasi
semua permasalahan yang dihadapinya. Tidak ada satupun Nabi dan
Rasul yang bodoh, mengingat tugasnya yang begitu berat penuh
tantangan.
Nilai-nilai pendidikan akhlak yang dapat diambil dan diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari dari sifat fathanah yaitu pendidikan
kepemimpinan. Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin umat yang
tangguh, efektif dan cerdas. Segala macam kualitas yang dibutuhkan
untuk tampil sebagai figur kepemimpinan terhimpun pada pribadi
Muhammad SAW, hal ini terlihat saat peristiwa peletakan hajar aswad,
terbukti bahwa Rasulullah mampu menyelesaikan perselisihan antara
kaum Quraisy tersebut dengan damai.
89
Sebagai umat Nabi Muhammad SAW, kita harus meneladani
sifat kepemimpinan beliau dengan cara mengaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari, yaitu menjadi pemimpinan yang baik dan
menjadi pemimpin yang mampu berfikir dengan cerdas, dengan
menjadi pemimpin yang baik dan cerdas akan mampu menuntun
organisai sesuai dengan asas-asas manajemen yang berlaku, sekaligus
memberikan kesehjateraan dan kebahagiaan kepada bawahan dan
masyarakat luas.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas
dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Untuk lembaga IAIN Salatiga
Sasaran jurusan pendidikan agama Islam merupakan aktualisasi dari
tujuan jurusan yaitu menghasilkan praktisi pendidikan agama Islam yang
profesional dan berakhlak mulia. Oleh karena itu, untuk menghasilkan
lulusan yang yang berakhlak mulia sebagaimana yang telah dicontohkan oleh
Rasulullah SAW, hendaknya lembaga-lembaga pendidikan agama Islam,
khususnya lembaga IAIN Salatiga menyediakan lebih banyak literatur yang
membahas tentang sejarah perjalanan Rasulullh SAW.
2. Untuk mahasiswa IAIN Salatiga
Peran sejarah perjalanan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat
Rasulullah SAW , berperan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, baik
dalam ibadah maupun pendidikan dan aktivitas kehidupan lainnya. Oleh
90
Karena itu, hendaknya siswa dan mahasiswa yang belajar dalam bidang
agama Islam hendaknya bersungguh-sungguh dalam mempelajari dan
menerapkan i‟tibar dari sejarah perjalanan Nabi Muhammad SAW.
3. Untuk peneliti selanjutnya
Hendaknya kepada peneliti selanjutnya lebih banyak lagi dalam
meneliti tentang pendidikan akhlak ini. Bahan referensi dalam penelitian juga
diharapkan lebih banyak dan luas lagi tentang buku-buku atau kitab yang
membahas tentang akhlak. Karna pendidikan akhlak yang islami sangat
dibutuhkan dan diperlukan di zaman sekarang. Dengan banyaknya lagi
penelitian tentang pendidikan akhlak diharapkan dapat membantu dan
memperbaiki akhlak bangsa terutama bagi kaum muda. Selain itu diharapkan
juga agar dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dan
semua yang membacanya.
91
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghalayini, Musthafa. 2009. „Izhatun Nasyi‟in. Terjemah jilid 1 oleh Siroj
Zaenuri, Hadi Nur. Jakarta: PT Albama.
.................................................„Izhatun Nasyi‟in. 2009. Terjemah jilid 2 oleh
Siroj Zaenuri, Hadi Nur. Jakarta: PT Albama.
Al-Haddad, Abdullah bin Alwi. 2010. Risalatul Mu‟awanah wa Al-
Mudhaharah wa Al-Muwazarah li Ar-Rhaghibin min Al-Mu‟minin fi
Suluk Thariq Al-Akhirah, Jakarta: Dar Al-Kutub Al-Islamiyah.
Al-Jazairi, Abu Bakar Jabir. Tt. Minhajul Muslim. Terjemah oleh Mustofa aini,
Amir Hamzah Fachrudin, Kholif Mutaqin. Malang: PT. Megatama
Sofwa Pressindo.
Al-jamil. 1992. Menerabas Krisis pendidikan Dunia Islam. Jakarta: Golden
Terayon Press.
Al-Mas‟udi, Hafidz Hasan. 2012. Taisirul Khalaq. Surabaya: Al-Miftah.
Al-Muttaqien. 2007. Ushul Fiqih. Jakarta: Pustaka Amani.
Ath-Thahir, Hamid Ahmad. 2006. Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW Untuk
Anak. Bandung: Irsyad Baitus Salam.
Alfat, H. Masan. 2007. Aqidah Akhlak. Semarang: PT Karya Toha Putra.
Asrori, Muhammad. 2008. Psikologi Perkembangan. Bandung: CV Wacana
Prima.
Bek, Muhammad Al-Khudhari. 2014. Nurul Yaqin. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Djabbar, Umar Abdul. T. t. Khulashah Nurul Yaqin 1. Surabaya: Maktab as-
Syeikh Salim bin As‟ad Nabhan.
Djabbar, Umar Abdul. T. t. Khulashah Nurul Yaqin 2. Surabaya: Maktab
Muhammad bin Ahmad Nabhan.
Djabbar, Umar Abdul. T. t. Khulashah Nurul Yaqin 3. Surabaya: Maktab Al-
Hikmah.
92
Djabbar, Umar Abdul. T. t. Ringkasan Nurul Yaqin. Terjemahan jilid 1 oleh
Djabbar, Umar Abdul. T. t. Surabaya: Toko Kitab Ahmad Nabhan.
Djabbar, Umar Abdul. T. t. Ringkasan Nurul Yaqin. Terjemahan jilid 2 oleh
Djabbar, Umar Abdul. T. t. Surabaya: Toko Kitab al-Hikmah.
Djabbar, Umar Abdul. T. t. Ringkasan Nurul Yaqin. Terjemahan jilid 3 oleh
Djabbar, Umar Abdul. T. t. Surabaya: Awad Abdullah Attamimi.
Hadi, Sutrisno. 1990. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset.
Hermawan, Agus. 2015. Sirah Nabawiyah. Kudus: LPSK Kudus.
Kartini, Kartono. 1998. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada,
Maslikhah. 2009. Ensiklopedia Pendidikan. Salatiga: IAIN Salatiga Press.
Murodi. 2007. Sejarah Kebudayaan Islam. Semarang: PT Karya Toha Putra.
Mustofa. 1997. Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia.
Nata, Abudin. 2002. Aklak Tasawuf. Jakarta: Raja Gravindo Persada.
Nata, Abudin. (Ed). 2003. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Bandung: angkasa
Nasir. 1991. Tinjauan Akhlak. Surabaya: Al-Ikhlas.
Saberanity, M. 2006. Keimanan Ilmu Tauhid. Jakarta: LeKDiS Nusantara.
Shihab, Muhammad Quraish. 1999. Wawasan AL-Qur‟an. Bandung: Penerbit
Mizan.
Siroj, Zaenuri dan Al-Arif, Adib. 2009. Hebatnya Akhlak di atas Ilmu dan
Tahta Jilid 1 . Surabaya: Bintang Books.
Sugiyono. 2012. Sejarah Kebudayaan Islam. Semarang: PT. Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri.
Sumitro, M. 2005. Akidah Akhlak. Jakarta: PT. Listafariska Putra.
Soejono dan Abdurrahman. 2005. METODE PENELITIAN Sutau Pemikiran
dan Penerapn. Jakarta: PT. Bina Adiaksara.
Syakir, Muhammad. 1997. Washaya. Semarang: Toha Putra.
93
Tadjab, Muhaimin. Mujib Abd. 1994. Dimensi-dimensi Studi Islam.
Suurabaya: Karya Abditama.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu Dan Aplikasi
Pendidikan bagian I. Bandung. PT. Imperial Bhakti Utama.
Tualeka. 2001. Aqidah Akhlak. Pt Bintang Ilmu.
Ya‟qub, Abdurrahman. 2005. Pesona Akhlak Rasulullah SAW. Bandung: Pt.
Mizan Pustaka.
(http:// shamela.ws/ index./php author). Diakses pada hari kamis, 22 juli 2016.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Ensiklopedia). Diakses pada hari , 22 juli 2016.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Narasi). Diakses pada hari selasa, 26 Agusutus
2016.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Retoris). Diakses pada hari selasa, 26 Agustus
2016.
http://www.akuntt.com/2013/10/kalimat-tanya-retoris-dan-contohnya.html.
Diakses pada hari selasa, 26 Agusutu 2016.
94
DEPARTEMEN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Faks. 323433 Salatiga
50721
Website : http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail :
DAFTAR NILAI SKK
Nama : SAIFUL AMRI Fakultas : F T I K
Nim : 11112074 Jurusan : P A I
Dosen P.A : M. Ali Zamroni M.A
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Nilai
1. OPAK STAIN Salatiga 05-07 September
2012
Peserta
3
2. ORIENTASI DASAR
KEISLAMAN (ODK),
dengan tema:
“Membangun Karakter
Keislaman Bertaraf
Internasional Di Era
Globalisasi Bahasa
10-september-2012 Peserta 2
3. Entrepreneurship dan
perkoprasian 2012 dengan
tema: “explore your
entrepreneurship talent”
11 september 2012 Peserta 2
95
4 Achhevement Motivation
Training
12-september-2012 Peserta 2
5. Has involed in program
“Engglish Festival 2012”
as participant of singing
contest on December 11th
2012
12 desember 2012 Peserta 2
6. “Technology Era, The
Best Moment To Learn
Engglish”
12 desember 2012 Peserta 2
7. Seminar Nasional dengan
tema: Norma hukum serta
kebijakan pemerintah
dalam mengendalikan
harga BBm bersubsidi.
27-mei-2013 Peserta 8
8. Training SIBA-SIBI UAS
semester genap 2013
22 Juni 2013 Peserta 3
9. Piagam Penghargaan
rangking 1 kelas Al-
Imrithi PA
29-juni-2013 Peserta 5
10. Gebyar Rebana ke VII
Pondok Pesantren Al-
Manar
30-juni-2013 Panitia 3
11. Jalan sehat desa bener
dalam rangka pra haflah
akhirussanah pon-pes
O7-juli-2013
Panitia 3
96
almanar dan khaul k.h
djalal shuyuthi ke 66
12. Jalan Sehat Desa Bener
Dalam Rangka Pra Haflah
Akhirussanah Pon-Pes Al-
Manar ke-66
07-juli-2013 Peserta 2
13. Haflah Akhirussanah Dan
Haul KH. Djalal Suyuthi
Ke-66 Pon-Pes Al-Manar
30-juli-2013 Panitia 3
14 Sosialisasi dan Silaturahim
Nasional dengan tema
“sosialisai UU NO 1 TH
2013, peran serta fungsi
OJK. “pran pemerintah
dalam pengawasan LKM
(LEMBAGA
KEUANGAN MIKRO)
30-september-2013 Pesserta 8
15. Has involved in CEC
festifal “youngster today is
the leader of tomorrow”
18-20 November
2013
Peserta 2
16. Jalan Sehat Desa Bener
Dalam Rangka Pra Haflah
Akhirussanah Pon-Pes Al-
Manar ke-67
07-juni-2014
Panitia 3
17. Haflah Akhirussanah Dan
Haul KH. Djalal Suyuthi
Ke-67 Pon-Pes Al-Manar
21-juni-2014 Panitia 3
97
18. Kegiatan Kilatan
Ramadhan Ponpes Al-
Manar 2014
17 juni-09 juli
2014
Panitia 4
19. Gebyar Rebana ke VIII
Pondok Pesantren Al-
Manar
26-juni-2014
Panitia 3
20. Jalan Sehat Desa Bener
Dalam Rangka Pra Haflah
Akhirussanah Pon-Pes Al-
Manar ke-68
03-juni-2015
Peserta 2
21. Piagam Pendidikan Al-
Qur‟an 30 Juz Bin
Nadzhor
11-juni-2015 Peserta 2
22. Haflah Akhirussanah Dan
Haul KH. Djalal Suyuthi
Ke-68 Pon-Pes Al-Manar
13-juni-2015
Panitia 3
23. Gebyar Rebana ke IX
Pondok Pesantren Al-
Manar
13-juni-2015
Panitia 3
24. Kegiatan Kilatan
Ramadhan Pon-Pes Al-
Manar 2015
11-juli-2015 Panitia 4
25. LIBRARY USER
EDUCATION oleh UPT
Perpustakaan IAIN
Salatiga
21-Agustus-2015 Peserta 2
98
26. The Exlusive One Day
Workshop Trading For
Living. In the event of
workshop forex trading
system and live demo
20 oktober 2015 Peserta 2
27 Seminar Nasional
Kewirausahaan dengan
tema: jiwa muda, berani
berusaha.
30-oktober-2015 Perserta 8
28 Seminar Nasional Geliat
Masyarakat Urban
25 maret 2016 Peserta 8
29. Lomba Pucang Dalam
Rangka Pra Haflah
Akhirussanah Pon-Pes Al-
Manar ke-69
17-mei-2016 Peserta 2
30. Jalan Sehat Desa Bener
Dalam Rangka Pra Haflah
Akhirussanah Pon-Pes Al-
Manar ke-69
18-mei-2016
Panitia 3
31. Gebyar Rebana ke X
Pondok Pesantren Al-
Manar
27-mei-2016
Panitia 3
32. Haflah Akhirussanah Dan
Haul KH. Djalal Suyuthi
Ke-69 Pon-Pes Al-Manar
28-mei-2016
Panitia 3
99
Salatiga, 08 September 2016
Mengetahui
Wakil Dekan
Bidang Kemahasiswaan
dan Kerjasama FTIK
Achmad Maimun, M.Ag.
NIP. 19700510 199803 1003
33. Kegiatan Kilatan
Ramadhan Ponpes Al-
Manar 2016
18 juni-10 juli
2016
Panitia 4
34. Surat Keputusan
pengangkatan
Guru/Ustadz
01-agustus-2016
Guru 1
Jumlah: 113
100
101