nifas.docx
TRANSCRIPT
Menurut Para Ahli Definisi
Sarwono, P. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Saworno
Rustam, M. (1998). Sinopsis Obstetri I. Jakarta. EGC
Saifuddin, dkk. (2004). Buku Panduan Praktis Pelayanan Keseahatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yaysan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Bobak, Lowdermilk, Jensen (2005). Maternity Nursing (4th ed), Maria A& Piter I (2004). (Alih Bahasa), Jakarta : EGC
Abdul Bari, S. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Dan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBPSP
Sarwono Prawirohardjo. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBSP
B. Nifas
Nifas adalah darah yang keluar dari kemaluan perempuan setelah melahirkan dan tidak ada
batas minimalnya. Kapan saja wanita-wanita yang telah melahirkan itu melihat dirinya suci
(darahnya tidak lagi mengalir), maka dia wajib melakukan mandi wajib (mandi junub/
mandi besar) dan shalat, kecuali berhubungan intim.
Makruh baginya berhubungan intim sebelum 40 hari setelah melahirkan, karena
dikhawatirkan akan merasa sakit ketika melakukannya. Adapun batas maksimalnya adalah
empat puluh hari.
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Ummu Salamah Radhiyallahuanha berkata,
“wanita-wanita yang telah melahirkan itu berdiam selama 40 hari.” Dia berkata, “Aku
pernah bertanya kepada Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam, “Berapa lama seorang
peremuan berdiam apabila dia telah melahirkan?” Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam
menjawab,
“Empat puluh hari, kecuali jika dia melihat dirinya suci sebelum itu,” (HR At-Tirmidzi, dan
beliau memberikan cacat pada hadist tersebut dengan gharib (asing) tetapi dishahihkan
oleh Imam Al-Hakim).
Berdasarkan hadist tersebut, maka apabila wanita-wanita yang telah melahirkan itu telah
mencapai 40 hari pasca melahirkan, dia wajib melakukan mandi wajib (mandi junub/
mandi besar), shalat, dan berpuasa (jika ada kewajiban puasa) meskipun darahnya belum
berhenti mengalir.
Hanya saja, apabila dia belum suci, dia hukumnya seperti mustahadhah (wanita yang keluar
darah istihadhahnya), sama persis tidak ada bedanya.
Sebagian ulama menyebutkan, “Sesungguhnya para wanita yang telah melahirkan itu
berdiam selama 50 atau 60 hari, dan berdiam selama 40 hari itu lebih hati-hati (bagus) bagi
agamanya.”
Komplikasi
1. Perdarahan.
2. Infeksi.
3. Gangguan psikologis: depresi.
4. Gangguan involusi uterus.
E. Manajemen pada Pasien Masa Nifas Normal
TindakanDeskripsi dan Keterangan
Kebersihan diri Anjurkan kebersihan seluruh tubuh. Menganjurkan ibu tentang bagaimana membersihkan daerah
kelamin dengan sabun dan air.
Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya 2 kali dalam sehari.
Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan
daerah kelaminnya.
Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu menghindari menyentuh
daerah luka.
Istirahat Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan berlebihan.
Sarankan untuk kembali kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, serta tidur siang
atau beristirahat saat bayinya tidur
Apabila kurang istirahat dapat mempengaruhi: Jumlah produksi ASI, memperlambat proses
involusi uterus dan memperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidakmampuan
merawat bayi dan dirinya.
Latihan Diskusikan tentang pentingnya latihan beberapa menit setiap hari akan sangat membantu.
Dengan tidur terlentang lengan di samping, menarik otot perut selagi menarik napas, tahan
napas ke dalam dan angkat dagu ke dada tahan satu hitungan sampai 5, rileks dan ulangi sampai
10 kali.
Untuk memperkuat tonus otot vagina dengan latihan Kegel.
Berdiri dengan tungkai dirapatkan, kencangkan otot-otot pantat dan pinggul tahan sampai
hitungan 5, kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.
Gizi Ibu menyusui harus:
Mengkonsumsi tambahan kalori tiap hari.
Diit berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vit yang cukup.
Minum sedikitnya 3 liter/hari.
Tablet zat besi setidaknya selama 40 hari post partum.
Kapsul vitamin A (200.000 Ui) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI.
Perawatan
payudara
Menjaga payudara tetap bersih dan kering
Memakai BH yang benar-benar menyokong buah dada, tidak boleh terlalu ketat atau kendor.
Apabila putting susu lecet oleskan colostrom atau ASI yang keluar pada sekitar putting susu setiap
kali menyusui.
Apabila lecet lebih parah dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan
dengan memakai sendok.
Untuk menghilangkan nyeri minum Paracetamol 1 tablet setiap 4 – 6 jam.
Apabila payudara bengkak lakukan:
Kompres payudara dengan kain basah dan hangat kira-kira 5 menit
Urut payudara (seperti Breast Care).
Keluarkan ASI sebagian di bagian depan payudara.
Susukan bayi setiap 2 – 3 jam sekali.
Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
Payudara dikeringkan.
Hubungan
perkawinan atau
rumah tangga
Secara fisik aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah merah berhenti dan ibu dapat
menilai dengan memasukkan 1-2 jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri.
Tetapi ada tradisi dan aturan agama tertentu baru boleh melakukan hubungan seksual setelah
40 hari.
Keluarga
Berencana
KB dilakukan sebelum haid pertama setelah persalinan. Penjelasan tentang KB adalah sebagai
berikut:
Bagaimana metode KB dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnya.
Kelebihan dan keuntungan KB
Efek samping
Bagaimana memakai metode yang benar
Kapan metode itu dapat dimulai dipakai untuk wanita post partum.
F. Frekuensi Kunjungan pada Masa Nifas
Kjgn WaktuTujuan
1 6-8 jam post
partum
Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
Mendetaksi dan merawat penyebab lain perdarahan, Rujuk bila perdarahan berlanjut.
Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga. bagaimana mencegah
perdarahan karena atonia uteri.
Pemberian ASI awal.
Membina hubungan antara ibu dan bayinya.
Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia.
2 6 hari post
partum
Memastikan involusi uteri berjalan normal: uterus berkontraksi, fundus di bawah pusat,
tak ada perdarahan abnormal, tak ada bau.
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.
Memastikan ibu mendapatkan makanan, cairan dan cukup istirahat.
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap
hangat dan merawat bayi sehari-hari.
3 2 minggu post
partum
Sama seperti di atas ( 6 hari post partum)
4 6 minggu post
partum
Menanyakan kepada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami pada ibu maupun pada
bayinya.
Menberikan konseling untuk KB.
G. Tindakan Pada Bayi Persalinan Normal
TindakanDeskripsi dan Keterangan
Kebersihan Basuh bayi dengan kain/ busa setiap hari.
Bayi yang baru lahir tidak boleh dimandikan sepenuhnya sampai tali pusatnya kering dan
pangkalnya telah sembuh.
Setiap kali bayi BAB atau BAK bersihkan bagian perianal dengan air dan sabun serta kering
dengan baik.
Menyusui Menyusui dilakukan dalam 2 jam pertama.
Bayi disusui ASI selama 4 bulan.
ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi.
Tidur Baringkan bayi ke samping atau terlentang ( jangan pakai bantal).
Ujung tali pusat Ujung talu pusat dijaga bersih dan kering.
Mencuci sekitar tali pusat setiap hari
Mengompres alkohol 70% 1-2 kali sehari.
Bila telah pulang di rumah, anjurkan agar ibu melaporkan ke petugas kesehatan bila tali pusat
berbau, ada kemerahan di sekitarnya atau mengeluarkan cairan.
Imunisasi Dalam waktu 1 minggu pertama berikan imunisasi BCG, vaksin Polio oral dan Hepatitis B.
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengkajian Fisik
1) Riwayat kesehatan sebelumnya
2) Tanda-tanda Vital
3) Mamae: gumpalan, kemerahan, nyeri, perawatan payudara, management engorgement, kondisi
putting, pengeluaran ASI.
4) Abdomen: palpasi RDA, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, striae.
5) Perineum: lochea, tanda-tanda REEDA.
6) Ekstremitas: varices, tanda-tanda Homan.
7) Rektum: hemoroid, dll.
8) Aktivitas sehari-hari.
b. Pengkajian Psikologis
1) Umum: status emosi,gambaran diri dan tingkat kepercayaan.
2) Spesifik: depresi postpartum.
3) Seksualitas: siklus menstruasi,pengeluaran ASI dan penurunan libido.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pada Ibu
1) Nyeri b.d. Agen injuri fisik (trauma jalan lahir, episiotomi).
2) Risiko infeksi b.d. Faktor risiko: Episiotomi, laserasi jalan lahir, bantuan pertolongan persalinan.
3) Gangguan pola tidur b.d. Kelemahan.
4) Defisit perawatan diri: Mandi/Kebersihan diri, makan, toileting b.d. Kelelahan postpartum.
5) Risiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan b.d Kurangnya pegetahuan tentang
kebutuhan nutrisi postpartum.
6) Menyusui tidak efektif b.d. Kurang pengetahuan ibu, terhentinya proses menyusui.
7) Kurang pengetahuan: Perawatan post partum b.d. Kurangnya informasi tentang penanganan
postpartum.
8) PK: Perdarahan.
b. Pada Bayi
1) Menyusui tidak efektif b.d. Lemahnya refleks menghisap bayi.
2) Risiko infeksi b.d. Faktor risiko: Imaturitas imun.
3) Bersihan jalan napas tidak efektif b.d. Obstruksi jalan nafas.
4) Hipotermi b.d. Imaturitas hipotalamus.
5) PK: Distress pernapasan
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta
Carpenito, L. J. 1998. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis. Edisi 6. EGC. Jakarta
Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC. Jakarta
http://www. Us elsevierhealth. com. Nursing diagnoses. Outcomes and interventions
NANDA. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification. Philadelphia
Sarwono, P. 1994. Ilmu Kebidanan. Balai Penerbit UI. Jakarta
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Tridasa. Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
1. BKKBN. 2006. Deteksi Dini Komplikasi Persalinan. Jakarta : BKKBN 2. Bobak, 2000. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC3. Depkes RI, 2004. Penilaian K I dan K IV. Jakarta : Depkes RI
4. Depkes RI. 2007. Perawatan Kehamilan (ANC). http://www.depkes.com.id diakses pada tanggal 15 Maret 2010
5. Depkes RI. 2008. Panduan Pelayanan Antenatal. Jakarta : Depkes RI 6. Effendy. 2005. Keperawatan Keluarga. JAKARTA : EGC 7. Farrer, 2001. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC8. Fitramaya, 2008. Asuhan Ibu Hamil. Yogyakarta : Dian Press9. Friedman, 2004. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC10. Harymawan. 2007. Dukungan Suami Dan Keluarga.
http://www.infowikipedia.com.id diakses pada tanggal 15 Maret 2010 11. Hiudayat. 2009. Metode Persalinan Normal dan Komplikasi Bayi Baru Lahir.
Jakarta : JNPK-KR 12. Mandriwati. 2007. Setiap Jam Dua Ibu Hamil Meninggal. http://www.
Indoskripsi.com.id, diakses pada tanggal 15 Maret 2010-07-22 13. Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB. Jakarta : EGC 14. Monika. 2009. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Perilaku.
http://www.infowikipedia.cm.id diakses pada tanggal 15 Maret 2010 15. Pranoto. 2007. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo 16. Pudjiadi, 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta 17. Putriazka. 2007. Angka Kematian Ibu Dan Bayi Tertinggi Di ASEAN.
Hidayat. 2006. Metode Penelitian Kebidanan. Jakarta : PT. Rineka Cipta 18. Rustam. 2005. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC 19. Saifudin. 2005. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yogyakarta : Yayasan Bina Pustaka Pustaka Sarwono Prawirohardjo 20. Sakinah. 2005. Antenatal Care. http://www.info-wikipedia.com. Diakses
tanggal 25 April 201021. Sofyan, 2006. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Salemba Madika22. Suririnah. 2008. Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester I. http://www.kes-
pro.coom.id diakses tanggal 15 Maret 2010 23. Verney. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta. EGC. Hal : 36-3924. WHO. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal. Jakarta : Media Aesclapius
Press