newsletter pariwisata no.36
DESCRIPTION
Newsletter Pariwisata No.36, Edisi Desember 2012TRANSCRIPT
Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
Vol. 3 lNo. 36 lDesember 2012
ISI NOMOR INI
614
2730
Perhatikan GerakPenerbangan Gelombang ‘Besar’Membangun Hotel
Promosi yangGegap Gempita
Produk dan Destinasi Agar ‘Layak Jual’
Babel SadarMemulai dari Wisnus
Padang, Sumbar, dan Penggarapan Pasar Utama Singapura
www.newsletter-pariwisataindonesia.com
1722
TerobosanPemasaran
Tanjung Balai
Danau TobaHalm. 9
Tepat pada momen dua punggung mereka ber hadapan, rapat tapi belum bersentuhan, salah satu melibaskan cambuknya. Cieet! Kelebat cemeti itu ditangkis lawannya dengan perisai sambil gerak kilat tubuh mengelak.
Beberapa detik bergantian melibaskan cemeti, dan ‘ pasangan lawan’ mengelak lagi seraya menangkis dengan tongkat.
Akhirnya skor dinilai. Siapa yang paling banyak mengenai bagian tubuh lawan, dialah pemenangnya.
MemacuKawasanTengah &Timur Negeri
Itu permainan caci di Labuan Bajo. Ca artinya
satu, ci arti nya lawan. Jadi, satu lawan satu. Per-
formance tradisio nal warisan ratusan tahun
itu kini dijadikan show di saatsaat
tertentu upacara adat oleh penduduk di Kabupaten Manggarai Barat, Flores.
2 Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
Penanggung jawab :Sapta NirwandarPenerbit/Pemimpin Redaksi :Arifin HutabaratDewan Redaksi :Sadar Pakarti BudiFaried Moertolo T. BurhanuddinWisnu B. SulaemanReporter : Benito LopulalanAlamat :Direktorat Jenderal Pemasaran PariwisataKementerian Pariwisata dan Ekonomi KreatifJl. Medan Merdeka Barat No.17Lantai 3 Jakarta 10110Telp : 021 383 8220Fax : 021 380 8612,Email : [email protected]
www.newsletter-pariwisataindonesia.com
Jika Anda mempunyai informasi danpendapat untuk Newsletter ini, silakankirim ke alamat tersebut di atas.
Utama
Sekarang caci mulai diangkat sebagai ‘atraksi’ untuk wisatawan yang berkunjung, utamanya di kawasan Manggarai Barat. Kendati tradisi ini hidup hingga ke Flores tengah, dan seakan setiap lelaki pandai menarikan caci. Bagaikan setiap orang di Bali bisa menari.
Di lepas pantai kabupaten ini berlokasi Pulau Rinca dan Pulau Komodo. Di situ binatang purba Komodo dikonservasi. Dunia kini menitipkan pada Indonesia agar hidupnya terpelihara. Maknanya, kemampuan Indonesia melestarikan kehidupan warisan bumi ini, berarti meng angkat citra dan simpati dunia terhadap bangsa. Itu tergolong citra nasional. Dan kita tahu rasa simpati akan menarik orang ingin melihat negeri Indonesia.
Datang ke Manggarai Barat berarti orang hendak melihat Komodo. Matahari belum terbit, di keremangan cahaya alam, wisatawan sudah berkumpul di pelabuh an Labuan Bajo. Ada yang langsung menaiki kapal dari atas dermaga, ada pula yang harus ‘melompat’ dari dermaga ke perahu motor kecil, untuk menyeberang menaiki kapal yang berlabuh agak ke te ngah. Itu lantaran dermaga sudah dipenuhi oleh kapalkapal lain.
Berangkat pagi subuh merupakan satu kelaziman agar pelayaran mengikuti arus laut yang sedang surut. Tujuan terdekat pulau Rinca, yang terjauh ke Pulau Komodo. Di kedua pulau ini wisatawan berkeliling berjumpa dengan sang komodo di habitatnya. Ke Pulau Rinca saja, kecepatan kapal berlayar ratarata 6,5 knot membawa penumpang sekitar dua jam mencapainya. Ketika kembali menuju daratan Flores di waktu setelah jam makan siang, mengikuti arus laut pula untuk ketenangan berlayar.
Berkeliling jalan kaki di Rinca atau di Ko
modo, bisa dengan durasi satu jam, sampai dua jam, lantaran memang salah satu rutenya bisa dipilih oleh wisatawan.
Para guide di pulau ini disebut Ranger, akan membim bing, mengawal, menceritakan segala sesuatu selama berjalan mencari dan menyaksikan cicit dinosaurus, yang di bumi sekarang hidupnya hanya di negeri ini.
Nah seperti Menteri Parekraf, Mari Elka Pangestu, mengingatkan, bahwa kunjung an wisata ke Komodo bisa selesai dalam setengah hari. Setelah itu, kegiatan wisata atau daya tarik apakah yang bisa ditawarkan kepada para wisatawan?
Bukankah, semakin bertambah durasi wisatawan berada di destinasi, akan semakin banyak dampak ganda dan penghasilan yang akan diterima oleh masyarakat setempat?
Nama “Komodo” sudah mendunia, dan untuk memantapkannya dari perspektif pemasaran, Wameparekraf Sapta Nirwandar bersama pemasar tersohor Hermawan Kartajaya meluncurkan slogan yang lebih tajam “The real WOW“, kepanjangannya, The real Wonder of the World.
Menurut Djunius, petugas dari penge lola Taman Nasional Komodo (TNK), tahun 2012 ini diperkirakan mencapai 50.000 wisatawan pengunjung ke kawasan ini. Sebagian besar adalah wisman.
Wamenparekraf mengingatkan, desti nasi seperti Komodo, tentu saja bukan bersifat destinasi untuk turis massal. Bagaimanapun, karakter destinasi yang ‘mahal’ ini memerlukan pembatasan, lebih tepat rasanya mengatakan, pengelolaan jumlah pengunjung. Sebab statusnya berada di bawah konservasi, bukan saja oleh Indonesia sebagai pemiliknya, tetapi masyarakat dunia pun menghendakinya. Tapi di situ terletak logikanya.
Ketika orang menyebut Amerika, asosiasi dan imaji niscaya melayang pada hebatnya citra Grand Canyon, New York, Hollywood. Padahal tidak setiap turis ke negeri paman Sam itu akan pasti mengunjungi semua tempat tersebut. Tapi itulah guna dan effeknya ‘ikon pariwisata’.
Labuan Bajo, kota mini, namanya telah mendunia dibawa oleh tersohornya nama
Komodo, belakangan mungkin saja menyaingi popularitas nama film Jurrasic Park. Kedatangan kapalkapal pesiar mewah mengangkut 2.000 wisman kian bertambah, mendaratkan penumpangnya di Pulau Komodo dan Pulau Rinca.
Sama rasanya seperti popularitas Raja Ampat, di Papua, menjadi simbol yang meng angkat citra pariwisata Indonesia khususnya
wisata bahari katulistiwa. Kesohoran nya me nyumbang gengsi destinasi Indonesia ke dunia, kendati tak selalu semua turis ke Indonesia harus mengunjungi Raja Ampat.
Tapi citra kemampuan Indonesia memelihara alamnya yang indah dengan ekosistem yang terpelihara, mau tak mau, bagianbagian destinasi tersebut akan dikunjungi turis andaikan pun dengan biaya yang relatif ‘mahal’. Pembatasanpembatas an jumlah diperlukan, mengelolanya, ya karena kita dan dunia berkepentingan akan terpiliharanya ecosystem, terumbu karang, laut jernih bersih.
Lalu, khalayak di dunia pun mengapresiasi budaya, seni dan warisan heritage di situ agar pelestarian, pengembang an dan pemanfaatannya juga dijaga oleh Indonesia. Maka, situasi dan kondisi objektif dari destinasi Indonesia serta pasar pariwisata dunia kini membawa perhatian pada pengembangan dan kemajuankemajuan pariwisata di bagian tengah dan timur negeri ini.
Di bagian barat, kinerja pariwisata sudah ‘relative’ lebih mapan, kuantitatif maupun kualitatif. Sejalan itu telah banyak diberitakan, investasi membangun akomodasi hotel pun mulai mengarah ke tengah dan timur negeri Indonesia, sama seperti derasnya peningkatan jumlah armada pe nerbangan nasional yang juga semakin menambah rute dan frekuensi ke sana.
Kenyataan menunjukkan kawasan te ngah Indonesia di bidang pariwisata sudah selangkah ‘di depan’ dibandingkan kawasan timur. Artinya semakin ke timur hingga Papua, selain pariwisata akan mulai berkembang, para operator penerbangan nasional juga sedang berancangancang menambah rute dan frekuensi terbang ke sana, setelah dewasa ini penambahan rute dan frekuensi layanan terbang di kawasan tengah Indonesia sedang berlangsung.
Salah satu hotel jejaring internasional, Swiss-Bell telah merintis mengoperasikan satu propertinya nun di ujung, di kota Merauke. Itu cukup mengindikasikan bisnis bagus sedang disongsong oleh para investor bidang akomodasi.
Tur Komodo sebagai modelKembali pada kegiatan tur ke Pulau Rinca
dan Pulau Komodo tadi. Untuk wisa tawan tur sehari—one full day tour—berarti mencharter kapal/boat.
Kapal boat bermesin diesel kapasitas 3.000 watt mampu mengangkut hingga 30 orang.
Penari Caci ketika beraksi.
3Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
Utama
Umumnya kapal di sini sudah memenuhi salah satu persyaratan utama, satu contoh kapal ini menyediakan 80 pelampung yang terdiri dari ukuran kanakkanak, remaja, hingga orang dewasa berbagai ukuran.
Jarak tempuh sekali jalan ke Pulau Rinca sekitar dua jam, dengan kecepatan ratarata 6,5 knot. Ke Pulau Komodo, diperlukan waktu empat jam. Di Rinca atau di Komodo, berkeliling satu jam sudah amat memadai untuk bertemu dengan sang Komodo. Bisa bertemu anakanaknya, induk atau pejantannya, dan seterusnya.
Rombongan delapan orang, misalnya, cukup dengan menyewa perahu motor tempel, sebagian merupakan perahu phinisi. Kapal bermesin 250 PK akan membawa kita ke Pulau Rinca dalam 30 menit, yang bermesin dua kali 250 PK bisa mencapainya dalam waktu sekitar 20 menit.
Tersedia puluhan kapal boat untuk wisatawan yang ‘bermalam’ di kabin kapal, di dekat Rinca atau Komodo. Ada yang dilengkapi AC. Mengapa bermalam? Umumnya mereka adalah para penyelam fanatik—katakanlah fanatic divers—yang datang dari bermacammacam negeri. Mereka tampak puas memilih 40 diving spots, yang konon memang membuat me reka fanatik, menyelam sedikitnya dua kali dalam sehari.
Sekembalinya di Labuan Bajo, usai tur pulau, wisatawan bisa dibawa memasuki gua bernama Batu Cermin, hanya bebe rapa menit berkendara dari Labuan Bajo. Setelah itulah timbul pertanyaan kemana lagi? Jawabannya datang ketika belum lama ini diselenggarakan beberapa even, termasuk Karnaval Komodo yang diseleng garakan Salah satu kapal untuk tur.
oleh Kemenparekraf.Di lokasi bernama Pantai Pede, (sebagai
ukuran jaraknya sekitar 200 meter dari Hotel Bintang Flores), ditampilkan taritari tradisional lokal, dan, pertunjukan ‘caci’ tadi. Hampir sehari penuh, demonstrasi kemahiran ‘caci’ telah menahan publik penonton tak beranjak dan lapangan sekeli ling arena pertunjukan dipenuhi terus.
Beberapa anak muda di situ meng akui, merasakan, bahwa pertunjukan ‘caci’ berpotensi,—dengan beberapa mo difikasi penampilan dan waktu yang ‘diperpendek’,—demonstrasi kemahiran itu bisa dijadikan menjadi half-day show untuk dinikmati oleh wisatawan.
Alhasil, wisatawan akan perlu dan senang tinggal setidaknya dua malam di Labuan Bajo. Sebelum meneruskan ke bagian tengah Pulau Flores, ke Danau Kelimutu, ke Ende, ke Maumere, hingga ke Alor atau Kupang di Pulau Timor. nEmpat wisatawan Rusia dan sang Ranger.
Menparekraf Mari Elka Pangestu telah melantik pejabat eselon I Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pada Selasa 4 Desember 2012 di Balairung gedung Sapta Pesona, Kemenparekraf,
Jakarta. Menteri dan Wakil Menteri, Sapta Nirwandar, berfoto bersama pejabat yang baru dilantik, usai pelantikan, yaitu (kiri ke kanan): Firmansyah Rahim, Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata; I Gde Pitana, Kepala Badan Pengembang an Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; I Gusti Putu Laksaguna, Inspektur Jenderal Kementerian Parekraf; Ukus Kuswara, Sekretaris Jenderal Kemenparekraf; Menteri Mari Elka Pangestu; Wakil Menteri Sapta Nirwandar; Esthy Reko Astuti; Dirjen Pemasaran Pariwisata; H.M. Ahman Sya, Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya; Harry Waluyo, Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; Syamsul Lussa, Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga. Pengangkatan para pejabat eselon I tersebut ditetapkan pada 30 Oktober 2012 dengan surat Keputusan Presiden No. 88/M Tahun 2012.
Menteri Melantik Pejabat Eselon I
4 Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
Pro-aktif dari Danau Toba
Utama
Akan halnya memacu pengembangan pariwisata di daerah, ketika berkunjung di Taman Nasional Komodo,
Menparekraf Mari Pangestu mengatakan: ”Sebagai rencana jangka pendek, kami telah memilih 16 dari 80 lokasi sebagai proyek percontohan tentang bagaimana mengelola sektor pariwisata secara komprehensif dan berkoordinasi dengan sektorsektor lain seperti Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Perhubungan, dan pemerintah daerah. Tantangan terbesar adalah bekerja sama dengan pemerintah daerah.”
Ya, diingatkannya: Danau Toba di Suma tera Utara ‘dimiliki’ oleh 10 kabupaten dan kota. Di Flores, delapan kabupaten harus bekerjasama untuk mengembangkan pulau, termasuk Komodo. Meningkatkan lokasi wisata sangat sulit jika tidak ada kerjasama dengan penduduk setempat. Ini adalah tantangan nyata. “Target kami tidak hanya untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke negara kita,” ujar Menteri, “tetapi untuk meng inspirasi pariwisata yang berkualitas baik dan membuat mereka tinggal di sini lagi.”
Keenambelas destinasi dimaksudkan, se bagian merupakan tourist spots, termasuk Danau Toba di Sumatera Utara, Pangandaran di Jawa Barat, BorobudurPrambanan di Jawa Tengah dan YogyaSleman di Yogyakarta, BromoTenggerSemeru di Jawa Timur, Lombok dan gunung berapi Rinjani, Flores Nusa Tenggara Timur, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, Toraja di Sulawesi Selatan, Dera wan pulau di Kalimantan Timur,
selain Pulau Weh di Aceh, Kepulauan Togean di Sulawesi Tengah, Kepulauan Seribu dan Old Batavia di Jakarta, dan pantai Bali selatan dan utara, serta di sekitar Gunung Batur. Jadi, di antaranya Sembilan geografis berada di kawasan tengah negeri ini.
Di antara ratusan atraksi di Indonesia, pemerintah telah mengidentifikasi 16 prioritas tujuan untuk dikembangkan di tahuntahun mendatang, kata Menteri. n
Daerah per Daerah Di Labuan Bajo, Menteri Parekraf menyaksikan MoU antara TMO Labuan Bajo dengan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat mengenai komitmen untuk bersama sama mengembangkan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata yang berkelas du nia. Secara teknis pengembangan wisata Labuan Bajo dan Flores ditangani oleh DMO (Destination Management Organization), ini dijalankan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing. DMO Flores dibagi ke dalam 8 TMO (Tou rism Management Organization).
Living Culture dan Menduniakannya
Nusa Tenggara Barat dan Timur (NTB dan NTT) diberikan perhatian banyak oleh Kemenparekraf. Bersamaan dengan kawasankawasan di Ka
limantan dan Sulawesi, geografis termasuk kawasan tengah negeri ini. Terpacunya pariwisata di kawasan tengah niscaya segera dibarengi dengan tahap melajunya nanti pariwisata di kawasan lebih ke timur, ke Papua.
Menparekraf Mari Elka Pangestu dan Wamen Sapta Nirwandar, beberapa kali secara langsung menyemangati para pelaku industri pariwisata di daerahdaerah tersebut, mulai dari Derawan di Kalimantan Timur, hingga ke Komodo, dan Kupang di Pulau Timor.
Sapta Nirwandar selaku Dirjen Pemasaran Pariwisata mendorong dan langsung mengikuti beberapa kegiatan even promosi yang dilaksanakan oleh Kemenparekraf, mulai dari di Alor di ujung timur NTT hingga Kupang di pulau Timor, selain Lombok. Beberapa festival budaya itu diinisiasi oleh Kemenparekraf. Salah satunya melalui Konser Musik Sasando. Lebih 100 musisi ‘asli’ didatangkan langsung dari Pulau Rote ke Kupang, menghadirkan tontonan unik, mistis, sekaligus megah.
Ini mengingatkan festival Teluk Ambon (yang masuk kawasan timur Indonesia) di bulan Oktober 2012 ketika 181 orang musisi suling bambu tradisional mendemonstrasikan kepiawaian konser suling. Sapta Nirwandar tampak terkesima. Diperhatikannya serius.
Didengarkannya dengan menikmati. Tak lama dipanggilnya Faried Moertolo, Direktur Promosi Dalam Negeri, mengatakan, menurut pendapatnya, “Bawalah konser ini ke Jakarta.” Faried bertanya: ”Seluruh anggota 180 Pak?” Jawaban: “Ya.” Mereka terdiri dari 150an pesuling dan 28 kelompok Choirs.
Adapun konser Sasando tadi, bertema From ancient to the future itu melibatkan artisartis nasional, Ita Purnama Sari, Putri Ayu dan Dwiki Darmawan.“Sasando, merupakan alat musik yang sangat unik, terbuat dari daun lontar dan hanya terdapat di Kabupaten Rote Ndao. Saya berani bertaruh, tidak ada Sasando di tempat lain, selain di NTT,” ujar Sapta Nirwandar. Selain Sasando, NTT masih memiliki banyak objek wisata yang perlu dipromosikan, di antaranya Kelimutu yang dianggapnya sebagai lokasi wisata kelas dunia. Pantai Nembrala, Taman Laut Mbay, Komodo, Kampung Bena yang dipenuhi megalitik.
Ketika itu tampillah tujuh maestro sasandonya, Edon Sasando, John Tedens, Herman
Landong Esa Niti Sasando, David Mesakh, Yeremias Pah, dan Hendrik Pah, berpakaian kebesaran masingmasing, pepak dengan topi Ti’ilangga dan selempang Tais khas tenun Timor, plus alat musik Sasando, telah menjadi tontonan khas etnik yang memikat. Konon sasando digunakan masyarakat Rote sejak abad ke7.
Diharapkan nantinya menjadi alat musik nasional, tetapi di kalangan masyarakat NTT sendiri, sasando harus merakyat. Sasando tidak hanya dikenal sekelompok etnis tertentu yakni Rote ‘Ndao, tetapi juga masyarakat NTT secara keseluruhan. Maka, di setiap sekolah dasar dan mene ngah perlu diajarkan alat musik ini. Sasando harus memberi nilai tambah bagi perekono mian di NTT.
Jadi, dengan pembuatan sasando saja orang sudah mendapat untung, apalagi menggelar konser atau festival, dan kegiatan kepariwisataan. Itulah antara lain gagasan yang sedang berkembang di sana. Sasando hendak jadi a living culture even nowadays. n
Sasando menjulang di bandara Kupang yang tampak asri. Itu mengandung konsekuensi. Sasando mestinya mudah ditemukan, alat musiknya maupun performance setiap saat wisatawan hendak menyaksikannya.
5Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
Utama
Membawa ‘Zamrud’ke Panggung Nasional dan Internasional
Jadi, keadaan obyektif mengindikasikan begini: Dari sudut pariwisata, wilayah Barat Indonesia umumnya berada di tahap ‘mapan’ atau, ibarat
pesawat terbang, telah berada di tahap cruising altitude. Wilayah Tengah, sedang berada dalam tahap ‘upaya melajukan’ pengembangan produk dan pemasaran pariwisatanya. Wilayah Timur, sedang berada pada situasi ‘conditioning’, menciptakan kondisikondisi dasar untuk mempercepat pengembangan.
Strategi Pemasaran sekaligus pengembangan pasar dan produk, oleh Wamenparekraf Sapta Nirwandar, dipertegasnya salah satu jalannya ialah dengan menciptakan even, baik even budaya maupun olah raga.
Kawasan tengah Indonesia memiliki beragam kekuatan, di sektor seni budaya yang etnik pada hampir semua destinasi, alam laut di NTB, NTT dan Kaltim. Sedang kan alam pedalaman dengan sungaisungai yang sesungguhnya eksotik, di Pulau Kalimantan.
Kemenparekraf bersama Pemprov NTT tentunya, menginisiasi konser bertema Sasando in Concert; From Ancient to Future, di Kupang, NTT, pada 13 November 2012.
Pemerhati musik Bens Leo, Dwiki Dhar-mawan, dan Ivan Nestorman membagi wawasan ihwal musik unik ini. Dengan adanya kini Sasando elektrik, instrumen yang tadinya hanya memainkan musik pentatonis, bisa memainkan lagulagu diatonis.
Dwiki menambahkan, perlu kerja ke ras memunculkan Sasando di pelataran musik nasional, apalagi internasional. Di Perancis, keunikan dan kekhasan suara alat musik sasando memikat penonton di kota Gannat, Auvergne, yang berjarak 387 km dari Paris. Musisi Sasando tampil di Festival de Gannat ke39 atas dukungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Selain lagu Indonesia Pusaka, kata Minister Conseiller KBRI Paris, Arifin Saiman kepada Antara London, sasando juga mempersembahkan lagu tradisional dan lagulagu pop, di antaranya Mai Failie dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur dan lagu pop Barat Can`t help falling in love de ngan sasando.
Festival yang diselenggarakan Associa-tion Nationale Cultures et Traditions (ANCT) pimpinan Jean Roucher ini menampilkan aneka pertunjukan budaya, adat istiadat, dan tradisi dari negaranegara di dunia.
Selain Indonesia, festival ini juga diikuti Mesir, Jerman, Amerika Serikat, Namibia, Guadeloupe, Puerto Rico, India, dan Irlandia. Dengan kata lain, sudah cukup banyak cerita tentang ‘perantauan’ sasando termasuk ke ibukota Jakarta.
“Harus inovasi dan estafet skill penguasaan kepada generasi muda, mengarahkan Sasando dapat menjadi ikon pariwisata setempat, ke dunia.”
Kemenparekraf pun telah konsisten memberi dukungan terhadap eveneven yang menampilkan tradisi di masyakarat
NTT: EvenPasola dan Nyale di Sumba, Caci di Flores, Baleo di Lembata dan Alor, dan Reba di Ngada.
Di sebelah baratnya, NTB menyatakan berhasil mencapai target 1 juta wisatawan selama 11 bulan 2012, kegiatan MICE menyumbang besar, dan sebagian besar kunjungan itu dari wisnus. Dispardanya memproyeksikan wisman tahun 2012 sekitar 25%. Dinas itu tahun depan akan mengirim sales mission ke Malaysia, Saudi Arabia, China, Hong Kong, Singa pura dan Australia.
Wamenparekraf Sapta Nirwandar membuka konser bertema From Ancient to Future (atas). Ini di Kupang merupakan konser sasando dengan pemusik yang tampil elegan, tak kurang dari 100 orang, tua dan muda (kiri).
6 Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
Garuda sudah memulai layanan penerbangan langsung Makassar–Lombok. Ada satu langkah kemajuan baru. AirAsia membu
ka penerbangan langsung Lombok–Kuala Lumpur sejak Oktober yang lalu, menurut Disparda NTB, diberikan Rp 500 juta dukungan untuk promosi. Ini setidaknya menunjukkan kesungguhan NTB mempertahankan rute akses yang diinisiasi oleh maskapai penerbangan, seraya bermakna agar wisman sungguh ditarik oleh operator penerbangan untuk berkunjung.
Sementara itu sudah melakukan ‘pdkt’ alias pendekatan pada Tiger Airways dari Australia agar membuka penerbangan Lombok–Perth.
Dioperasikannya pesawat jet Bombardier tipe CRJ-1000 Next Generation oleh Garuda Indonesia, “Pesawat ini diharapkan dapat semakin meningkatkan konektivitas antar kota di Kawasan Timur Indonesia (KTI),” ujar Menteri Perhubungan saat penerbangan perdana di Bandara Sultan Hassanudin, Makassar, Jumat (12/10).
Sejak 16 Oktober yang lalu, Garuda membuka rute penerbangan Makassar–Mataram. Pesawat berkapasitas dibawah 100 seat ini, hingga akhir tahun 2012 akan dimilikinya lima unit, semua akan ditempatkan di Bandara Sultan Hassanudin, Makassar, untuk pengembangan armada di Indonesia bagian timur.
Dewasa ini berbagai pihak di NTT sedang mengancangancang pembukaan rute penerbangan Labuan Bajo–Makassar, Kupang–Darwin, selain persiapan menambah frekuensi penerbangan Labuan BajoDenpasar, dan inernal di kepulauan NTT, Labuan Bajo, Kupang, Maumere, Ende.
Di Kalimantan, Garuda Indonesia membuka rute baru Balikpapan–Singapura sejak akhir Juli 2012. Itu merupakan perpanjangan dari rute Makassar–Singapura pp. Empat kali seminggu dioperasikannya penerbangan Makassar–Balikpapan– Singa pura pp.
Di situ digunakannya pesawat Boeing 737-500 dengan kapasitas angkut 96 penumpang Kelas Eksekutif dan Ekonomi. Strategi Garuda itu tampak sejalan de ngan pariwisata, konsumen dari Singapura kini punya alternative untuk mengunjungi Indonesia selain melalui Jakarta, Denpasar dan Makassar.
Dan, Balikpapan menjadi salah satu pintu gerbang di Indonesia Timur dengan pertumbuhan bisnis yang kian pesat. “Kami melihat ada 11 kota yang bisa dihubungkan pintu Makassar. Saat ini kita baru buka rute di Jakarta dan Surabaya,” kata Dirut Citilink, Arif Wibowo, dikutip media. Secara bertahap Citilink sedang menambah rute penerbangan di Balikpa
Kalimantan dan PapuaMaju lagi pada langkah lain, Wamen
parekraf mengingatkan kekayaan alam sungaisungai di Kalimantan. Pulau ini agaknya akan menjadi destinasi yang kuat manakala Sungai Kapuas, Sungai Barito, Sungai Mahakam, kelak menerima investasi yang membangun kapalkapal susur sungai. Di situ wisata menyusur sungai memasuki kehidupan penduduk pedalaman yang niscaya akan menarik perhatian, dan satwa serta hutan perawan yang menakjubkan.
Utama
Perhatikan Gerak Penerbangan
Kemenparekraf menunjukkan salah satu cara mengenalkan ke dunia dengan akselerasi program, yakni menciptakan even be sar yang pertama dan langsung dibuat bergaung internasional, yakni sport tourism Musi Triboatton Race di Sumatra Selatan.
Peluang mengembangkan river cruise melalui eveneven sungai besar dan panjang, terbuka pula di tanah Papua. Di Kalimantan bahkan juga dipromosikan keahlian menggunakana sumpit, melalui even setiap tahun yang telah dijadikan Interna-tional Borneo Sumpit Tournament.
Boleh dikatakan, masyarakat pariwisata di kawasan tengah ini tertantang untuk ‘melakukan assembling’ atas semua unsurunsur produk wisata, sehingga merupakan suatu mata rantai destinasi yang bervariasi, untuk mana wisnus dan wisman ditangsang memilih di antara pilihan pilihan yang ‘eksotik’.
Di mana mereka juga bisa ‘terlibat’ dan ‘bersentuhan’ dengan aktifitas tradisional masyarakat setempat. Di situ pula teringat kembali Indonesia ibarat zamrud di katulistiwa, emerald on the equator. n
pan, Banjarmasin, Denpasar, Jogja, Bandung dan Medan hingga mencapai 11 kota yang akan dihubungkan langsung dengan Makassar.
AirAsia Indonesia makin agresif menggarap pasar domestik dan global dengan merencanakan penambahan armada pesawat Airbus sebanyak 10 unit pada tahun depan dari jumlah saat ini sebanyak 19 unit.
Chief Operations Officer (COO) AirAsia Indonesia, Ridzki Kramadibrata mengatakan, penambahan armada itu untuk memenuhi tingginya permintaan baik untuk ruterute domestik maupun global.
Alhasil, dilihat perbedaan nyata pada momen kekinian antara kawasan tengah dan timur Indonesia, ialah terutama pada
Potensial pintu masuk wisman di wilayah tengah Indonesia tampaklah kemungkinan ke Kupang, Labuan Bajo, dan di Papua, Jayapura dan Merauke. Bagi airlines pertimbangan utama tentulah memadai atau tidak jumlah penumpang sehingga mencapai tingkat passenger load factor yang diharapkan secara komersial.
Inilah pintu masuk wisman dengan penerbangan langsung dari luar negeri dewasa ini.
7Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
aksesibilitas udara, baik dalam negeri maupun internasional. Demikian pula di sektor akomodasi.
Di kawasan tengah sedang berlangsung penambahan rute dan frekuensi penerbangan nasional, untuk dalam negeri dan luar negeri. Operator penerbang an nasional setiap bulan rata rata mendatangkan tiga pesawat baru ke jajaran armada. Mereka membutuhkan rute dan jumlah penum pang. Kendati ke kawas an regional dekat di ASEAN, penambahan rute penerbangan itu pun merupakan imperative alias tak bisa dihindarkan.
Menariknya, pelaku bisnis perhotelan dewasa ini sudah memasuki pelaksanaan fisik hotel baru yang di bangun, dan akan didirikan di beberapa destinasi di wilayah bagian tengah, dari NTB, NTT hingga Kalimantan dan Sulawesi.
Di dalam wilayah NTT sendiri sedang tumbuh semakin kuat operator berbasis lokal, Trans Nusa Airlines, yang sudah dan
sedang memperkuat penerbangan ‘lompat antar kota’ di dalam wilayah NTT.
Artinya, penerbangan jarak pendek dengan pesawat ‘balingbaling’ dan cukup dengan kapasitas di bawah 50 tempat duduk. Ini akan ekonomis bagi penggunaan program wisata di dalam wilayah destinasi NTT.
Namun sudah dibukanya juga penerbangan Labuan Bajo–Makassar, dan dikabarkan bersiap hendak membuka penerbangan ke Australia dan Timor Leste.
Alhasil, dilihat perbedaan nyata pada momen kekinian antara kawasan tengah dan timur Indonesia, ialah terutama pada aksesibilitas udara, baik dalam negeri mau pun internasional. Demikian pula di sektor akomodasi.
Garuda saja, dengan dibukanya rute Balikpapan–Singapura, saat ini meng ope rasikan 70 penerbangan seminggu dari Negara kota itu ke Jakarta, Bali, Makassar. n
Perhatikan Gerak Penerbangan
Utama
Ke Malukudan Papua
Di awal Desember ini, 181 ke lompok konser musik su ling dari Ambon, memang diterbangkan ke
Jakarta. Disebut sebagai Konser Keajaiban Indonesia 2012, The Great Indonesian Songbook: Sound from The East, pertun jukan mereka dilaksanakan hari Ka mis (13/12/2012) di Ballroom The Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta. Namanya Molluca Bamboo wind Orchestra (MBO), ber kolaborasi dengan musisi dan pe
nyanyi asal Indonesia Timur, Glenn Fredly, Barry Likumahua Project, Oele Pattiselano, Bob Tutupoli, dan musisi Indonesia lainnya.
Wamen Parekraf Sapta Nirwandar tampak ‘happy’ mengumumkan bagaimana kegiatan ini merupakan rea lisasi komitmen dari pelbagai pihak dalam mendukung pelestarian kekayaan budaya Indonesia khususnya musik dari Timur.
“Budaya Indonesia, khususnya musik tradi sional Indonesia, harus senantiasa dilestarikan dan di dukung perkembangannya. Melalui pro gram ini, serta melalui dukungan pe nuh berbagai pihak seperti yang dilakukan oleh Garuda Indo-nesia, maka kami yakin hal tersebut akan memberikan nilai tambah bagi pelestarian dan pengembangan budaya Indonesia,” ujar Sapta.
Dan tentulah musik tradisional ketika diangkat ke pagelaran akan kental dengan kreatifitas hingga akhirnya memasuki pula ranah industri kreatif.
“Secara konsisten, Garuda terus melakukan berbagai inisiatif dan upayaupaya untuk melestarikan bu daya bangsa. Melalui konsep Garuda Indonesia Experience, Garuda mengangkat berbagai kekayaan budaya Indonesia. pada setiap sentuhan layanan kami. Garuda juga secara konsisten memberikan dukungan ke pada programprogram, dan acara yang mengedepankan kekayaan seni maupun budaya Indonesia,” ujar Emirsyah Satar, Direktur Utama Ga ruda Indonesia.
Bulan Agustus 2009, Garuda In-donesia meluncurkan konsep layanan Garuda Indonesia Experience, yaitu
Rute penerbangan sudah operasi
Potensi rute untuk dibukaBALI
MAKASSAR
Festival di Lembah Baliem.
8 Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
konsep layanan yang menghadirkan semua hal terbaik dari Indonesia dengan konsep lima senses (panca indera) yaitu: sight, sound, taste, scent, touch.
Kampanye itu rasanya tepat benar diintensifkan dewasa ini, khususnya dalam melajukan pariwisata di kawasan tengah dan timur Indonesia. Para stakeholders di dae rahdaerah sungguh perlu memerhatikan dan memanfaatkan fenomena ini ke pengembang an produk dan pemasaran pariwisata.
Di provinsi Papua dan Papua Barat, Kemenparekraf telah konsisten menginisiasi dan mendukung terus beberapa even budaya: Festival Danau Sentani, Festival Budaya Fakfak, Festival Budaya Merauke, Festival Asmat, dan seterusnya.
Menengok ke Papua, Lembaga PBB UNESCO baru saja menetapkan Tas Rajutan atau Anyaman Multifungsi Noken Kerajinan Tangan Rakyat Papua masuk dalam Daftar UNESCO Warisan Budaya Tak Benda yang memerlukan perlindungan mendesak.
Ketua Sidang Komite AntarPemerintah ke7 untuk Perlindungan Warisan Budaya Tak benda, Arley Gill dari Grenada, diberitakan mengetok palu menandai secara resmi momen penetap an yang disambut tepuk tangan dan sorak sorai 640 wakil dari 148 negara yang memadati Ruang XII di Markas UNESCO.
Ini jadinya menambah satu lagi warisan budaya takbenda Indonesia yang telah ditetapkan PBB, menyusul Wayang, Keris, Batik, Diklat Warisan Budaya Batik untuk Siswa Sekolah, Angklung dan Saman.
Titus Pekei, Putra Papua, Ketua Lembaga Ekologi Papua dan pencetus gagasan menominasi Noken, Ahli hukum dan lingkungan hidup lulusan UI ini tampil bangga dan berwibawa di ruang sidang Markas UNESCO, — berbusana adat lengkap dengan menyandang ‘Noken Anggrek’, tanda kebesaran bagi masyarakat Papua. “Mamamama Papua pengrajin Noken pasti bahagia pada hari ini” ungkap Titus.
Sementara itu, “Saat ini Sasando sedang dalam proses dan diharapkan segera rampung terutama pemenuhan dan kriteria agar layak masuk dalam kategori UNESCO, se hinggga dapat meraih penghargaan tersebut,” kata Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Faried Moertolo, ketika di Kupang.
Jika saja para maskapai penerbangan nasional sama gerak langkahnya dengan dukungandukungan seperti Garuda Indonesia tersebut, ke bidang pariwisata, maka ‘Indo-nesia Incorporated’ di industri pariwisata pun akan semakin terbentuk dan berperan. Tentu saja proaktif pun diperlukan dari sektor usaha akomodasi dan biro perjalanan serta operator tur. Mereka yang akan memasuki pasar dengan menjual paketpaket wisata yang ‘mengundang selera’. n
Promosikan Golf!
Kalau di Batam wisman dari Singapura dan Malaysia datang menyaksikan pertemuan dan pertunjukan
artisartis seperti Rhoma Irama dan pemain sinetron Tukang Bubur Naik Haji, yang didatangkan Ke menparekraf dalam rangka program End Year Festive Seasons di ujung 2012 ini, di Bogor digelar Wonderful Indonesia Friendship Golf Tournament pada 5 Desember 2012.
Sejumlah 130 golfers dari 11 negara ikut serta pada hari promosi tersebut. Termasuk dari Korea, Malaysia, Singa pura, Taiwan, Inggris, Kanada, Switzerland, India, Thailand dan Brunei.
Pelaksana even, Dian Kelly mene rangkan, umumnya para peserta setelah sehari mengikuti pertandiangan
persahabatan itu, memperpanjang sendiri masa tinggal di Indonesia ratarata tujuh hari. Mereka melakukan aktivitas termasuk tur sendiri.
Beberapa Dubes di Jakarta ikut bermain, dari Finlandia, Dubes Kai Saver, Dubes Spanyol, Rafael Conde de Saro, Dubes Switzerland, Heinz Walker Nederkoorn dan dari Chile, Dubes Ed-wardo Ruiz.
I Gde Pitana, Kepala Badan Pe ngembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kemenparekraf, membuka pertandingan de ngan shot gun pada tee off pertama pukul tujuh pagi. Itu di lapangan Bogor Raya Golf Club.
Usai pukul tiga siang, menurut Dian, selama mereka memperpanjang masa kunjung di Indonesia, masingmasing melakukan tur main golf mencoba lapanganlapangan yang berbeda. Dan tentu saja, acara shopping!
Wisata golf ke Indonesia dipromosikan terus oleh Kemenparekraf sebagai salah satu special interest tours yang dikampanyekan. Lapangan golf yang tersebar di hampir semua destinasi pariwisata utama, selain indah dan challenging bagi pegolf, biaya yang mereka keluarkan pun relatif lebih murah ketimbang bermain di destinasilain, di Korea, Jepang, Taiwan, hingga Malaysia dan Singapura.
Selain Bali, Bandung termasuk telah sukses menarik wisman golfers berkunjung dan menikmati harihari akhir pekan di lapangan golf. n
Utama
Gde Pitana memulai tee off pertama.
Event
9Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
Event
Terobosan Baru Memasarkan Danau Toba via Tanjung Balai
Terobosan ini tentulah akan mengakselerasi peningkatan jumlah kun jungan wisman ke destinasi Danau Toba khususnya, Sumatera
Utara umumnya, bersamaan itu, meningkatkan kegiatan pariwisata kota Tanjung Balai. Untuk gagasan itu Kemenparekraf mengambil inisiatif, bekerja sama dengan Pemkot Tanjung Balai menyelenggarakan Wonderful Tanjung Balai and Toba Culture Festival 2012 di kota Tanjung Balai.
Wamen Sapta Nirwandar berangkat pukul enam pagi dari terminal 3 bandara SoekarnoHatta menuju Kuala Lumpur. Dari KL itu berkendara mobil langsung menuju Port Klang, pelabuhan laut di pantai Barat Malaysia. Dari pelabuhan ini naik ferry, perjalanan menyeberang perbatasan antara Malaysia–RI ini empat jam kemudian, sore hari, tiba di pelabuhan Teluk Nibung, ini jaraknya 10 kilometer ke kota Tanjung Balai. Wamen disertai beberapa wartawan Indonesia.
Perjalanan ferry ini membuktikan rute tersebut berpotensi besar dijadikan gate-way alias pintu masuk wisman. Di Tanjung Balai, ditemukan potensi seni budaya, alam, kuliner yang jika diolah, niscaya menjadi daya tarik wisata.
Sebaliknya, di kawasan ‘halaman belakang’ kota pelabuhan Port Klang, negaranegara bagian Malaysia, berdiam sedikitnya 500 ribu warga yang berasalusul dari Indonesia, dari Tapanuli Selatan yang biasa dikenal dengan masyarakat Mandailing, sehingga masyarakat ini telah lama membentuk perhimpunan Mandailing.
Lebih dari itu, ketika meresmikan pembukaan Festival, Wamen Sapta Nirwandar mengatakan: “Wisman warga Malaysia dan wisman dari negara lain pun akan tertarik mengunjungi Indonesia dengan mendapatkan pengalaman perjalanan di laut, lalu di Tanjung Balai menikmati pariwisata kota ini antara lain wisata di air
Walikota Tanjung Balai H. Thamrin Munthe yang berpakaian adat Melayu dan Wamenparekraf Sapta Nirwandar yang sedang mengenakan batik, diulosi lalu menortor tari tradisional Batak.Sementara tari tradisional Melayu kemudian digelar kolosal oleh muda mudi Tanjung Balai. Siang itu Sabtu (15/12/2012) baru saja diresmikan Wonderful Tanjung Balai and Toba Culture Festival 2012, yang berlangsung 14–16 Desember 2012. Kegiatannya diisi dengan Pentas Budaya dan Tari, yang intinya terdiri dari Gondang Sambilan, Tortor dan Tari Melayu; Pameran Pariwisata dan Kerajinan, serta Asahan River Tour. Pada momentum Festival Wamenparekraf mempertegas gagasan dan pandangan bagaimana Tanjung Balai bisa menjadi pintu gerbang bagi kunjungan wisman, sebagai satu strategi merevitalisasi pemasaran destinasi Danau Toba yang namanya sungguh telah mendunia. Walikota lalu mengekspose rencana membangun Tanjung Balai untuk mampu menjadi pintu masuk wisman dengan menyeberang menggunakan kapal ferry dari Port Klang, di pantai Barat Malaysia, dan mendarat di pelabuhan Teluk Nibung, 10 KM dari Tanjung Balai.
Rute Ferry Port Klang, Malaysia–Teluk Nibung, Tanjung Balai, Indonesia.
Rute jalan darat yang akan dapat ditempuh sekitar 2,5 jam jikalau jalan rayanya telah ditingkatkan kualitasnya.
Rute jalan darat yang selama ini ditempuh untuk wisman menuju Danau Toba.
PoRT KLAng
KUALALUMPUR
MALAYSIA
10 Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
sungai, dan kemudian pengalaman jalan darat dengan pemandangan yang indah antara Tanjung Balai–Danau Toba.” Itulah tampak sebagai latar dari konsep menerobos jalur pemasaran baru.
Ke Danau Toba wisman belakangan ini mulai berkunjung kembali, kendati pertumbuhannya landai sekali, setelah lebih satu dasawarsa belakangan ini jumlah kunjungan wisman ke destinasi danau terbesar di Asia itu, terasa sungguh berkurang.
Kebanyakan dari Malaysia, kini biasanya berdurasi 3 malam 4 hari: sehari di kota Medan, sehari di kota Brastagi sebagai transit dalam perjalanan ke Danau Toba. (Perjalanan bus langsung antara Medan–Danau Toba memerlukan sekitar lima sampai enam jam.) Di Danau Toba menginap sehari, dan esoknya setelah tur lokal, menuju langsung ke bandara di Medan untuk kembali ke Malaysia.
Pemkot Tanjung Balai menampakkan semangat yang ‘bangkit’ untuk menyadari dan hendak menggali, mengangkat, untuk mengelola sumber kepariwisataan kawasan ini.
Walikota H. Thamrin Munthe melakukan pendalaman hingga tersusun rencana komprehensif, yang— selain rasional, menjadi gayung bersambut terhadap konsep terobosan pemasaran dari Kemenparekraf tadi.
Di hari Sabtu (15/12/2012) Walikota menyampaikan proposal kepada Wamen
Parekraf, usai Walikota menyajikan presentasi dan penjelasannya termasuk kepada pers.
Dari Dermaga dan Waterfront Kota
Maka terungkaplah suatu proyeksi kepariwisataan Tanjung Balai yang menjanjikan. Salah satu bagian pantai sungai Asahan, populer disebut penduduk pantai amor, kini dinamakan Waterfront Tanjung Balai. Di situ akan dibangun satu dermaga ‘modern’. Di sepanjang sekitar enam ratus meter pantai itu, akan terbangun suatu kompleks pertokoan, rumah, taman, dan fasilitas lainnya untuk kegiatan masyarakat, tentu juga tampil modern.
Dari dermaga itu akan beraktivitas wisata air, ya olah raga, rekreasi, hingga ke wisata susur sungai.
Adalah salah satu Pulau Besusen, lima kilometer ke arah hilir sungai dari lokasi Waterfront tadi, untuk pulau itu telah dirancang layout –nya hingga tahap tampak artsitekturalnya, menjadi pusat kawasan wisata alam dan wisata air. Lihatlah gambar desain dan layout yang tampak berdaya ‘mengundang’ pengunjung alias wisatawan, tentu saja di samping mereka yang berasal dari seberang perbatasan di Malaysia, termasuk wisman dari berbagai negeri, tentulah juga akan mengundang wisnus dari kabupatenkabupaten dan provinsi lain di Sumatra.
Dari kota Tanjung Balai sendiri pulau itu bisa dicapai dalam 15 menit dengan—
wisata susur sungai di atas boat. Indahnya keaslian alam. Tiada polusi. Pemandangan tepian sungai yang menarik.
Justru lebih dari itu, sekali jalan raya penghubung langsung antara Tanjung Balai sampai kota Parapat di tepian Danau Toba,—berhasil diperbaiki dan memberikan laju kendaraan wisata yang smooth—maka sekitar dua setengah jam saja wisatawan akan tiba di Danau Toba.
Di pertengahan rute perjalanan ini, berlokasi air terjun Siguragura yang mengagumkan. Di situ berdiri PLTA, Pembangkit Listrik Tenaga Air. Di sekitar situ pula ada bagian Sungai Asahan yang telah mendatangkan para penggemar wisata arung jeram, di mana mereka menemukan arus sungai yang ‘mengasyikkan’ bagi penggemar arus jeram. Atau, wisata susur sungai lagi.
Jalan raya penghubung kota Tanjung Balai–kota Parapat di Danau Toba panjangnya sekitar 80 kilometer, namun masih memerlukan sekitar 4–5 jam untuk menjalaninya. Kondisi jalan raya itu dewasa ini memang masih memprihatinkan, membuat mobil harus menghabiskan waktu selama itu. Jadi, berkisar sama seperti perjalanan bus langsung dari Medan ke Danau Toba melalui kota Brastagi.
Kapankah? Kita lalu bertanya kepada Walikota,
kapankah ‘proyeksi’ itu akan menjadi kenyataan, berdasarkan pemikiran dan pe
Event
Situasi Water Front Tanjung Balai dewasa ini (Desember 2012) yang akan ditransformasi.
Dermaga di kawasan Water Front Tanjung Balai saat ini (Desember 2012).
11Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
rencanaan jajaran Pemkot Tanjung Balai?“Insya Allah tahun 2013 akan bisa
mulai pelaksanaan. Dan,” kata Walikota Thamrin Munthe,“ tentunya dengan dukungan dari provinsi hingga pemerintah pusat, tahun 2015–2016 semua rencana di atas kertas itu sudah akan hidup, dalam kehidupan seharihari masyarakat sini.”
Sang Walikota bertambah yakin, beberapa calon investor dari Malaysia telah menunjukkan minat serius. Usai berlangsungnya even Tanjung Balai and Toba Culture Festival itu, calon investor dari Malaysia akan segera memulai ‘kegiatan lapangan’ alias survey final bagi penyiapan langkahlangkah kongkrit.
Masyarakat di kota Tanjung Balai sen diri berpenduduk sekitar 155 ribu, multi etnis yang kaya seni budaya: 43% suku Batak (Simalungun, Toba, Mandai ling, Pakpak, Karo), 17% Jawa, 15% Melayu, Minang, Aceh dan suku bangsa lain sekitar 22%.
Andaikan tiap suku bangsa itu bergantian dapat menyajikan pertunjukan seni
budaya mereka pada wisatawan yang sedang berkunjung; dan kegiatan susur sungai serta aktivitas air di Sungai Asahan itu terkelola rapih memudahkan dan menyenangkan, oooo, bisnis pariwisata di sini tentulah membuka kegiatan usaha, kesempatan kerja, dan itu akan berkaitan dengan peningkatan kualitas hidup, dan, kreativitas yang kian dinamis.
Kuatnya sumber daya alam, dan padunya sumber daya seni budaya di kota itu, memang, tercermin dalam pendekatan budaya alias cultural approach dalam konsep penyelenggaraan even bertajuk kombinasi kota Tanjung Balai (praktis sebagai kota di perbatasan Negara) dengan Danau Toba (yang dikelilingi oleh 7 kabupaten),—Tan-jung Balai and Toba Culture Festival.
Wakil Menteri Parwisata dan Ekonomi Kreatif, Walikota, dan Datuk,—salah satu calon investor besar dari Malaysia yang telah menunjukkan kesungguhan hendak berinvestasi,—diulosi, dihormati dengan cara adat Batak. Dan semua menarikan tari
Event
tortor Batak. Tortor itu dapat dipastikan akan ditarikan oleh para wisatawan ketika mereka berkunjung ke Danau Toba dan dijamu oleh masyarakat, ketika menik mati lagulagu khas Batak yang ‘senantiasa’ disajikan oleh vocal group, kemudian menarik tamunya untuk bersama bergembira menari. Itu kegembiraan dan keramah an bangsa ini, dilatar belakang terhampar Danau Toba na uli, artinya: Wonderful Toba Lake. n
Rencana Dermaga (Pariwisata) Tanjung Balai.
Rencana Pengembangan Pantai Water Front, Tanjung Balai. Rencana Taman dan Pedestrian.
Rencana Pengembangan Pulau Besusen Sebagai Objek Wisata
12 Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
Mari menengok wisata sungai yang dijual di Singapura. Ini merupakan salah satu dari dua operator di sana, yang kabarnya, mulai tahun depan 2013
akan dijadikan satu operator saja.Singapore River Cruise (SRC) memulai meng
operasikan wisata Sungai Singapura sejak 1987, menjadi atraksi wisata dan opera tor pertama. General Mana-gernya See Toh Yew Long mengatakan, “So, we are the pioneer com-pany who starting river cruise for tourism.”
Kini, dioperasikannya 25 boat, dua di antaranya buatan Amerika Serikat, tetapi 23 lainnya adalah bumboat, jenis kapal tongkang dari kayu, biasanya sebagai kapal kargo untuk memindahkan barang dari kapalkapal besar ke pergudangan di sepan jang sungai, sudah ada sejak 150 tahun lalu. Satu di antaranya dilengkapi meja makan, yang 22 lainnya hanya untuk sight seeing. Yang dilengkapi meja biasanya digunakan untuk pesta kecil sehingga memungkinkan penum pang membawa makanan ke atas kapal.
Kenapa bumboat? See Toh menjelaskanya, “It has character. We want to use it to show to tourists what it used to be along the Singapore river, to show the transformation of Singapore, lot of changes, so to bring the tourist closer to reality to see the bay, river pier, so they can see the changes.”
Dua rute menyusuri sungai ditawarkan SRC: pertama, menyusuri sungai selama 40 menit, mengitari rute utama yakni Clarke Quay (baca: klak kii)–Boat Quay–(baca: bot kii)–Marina bay. Rute singkat ini dihargai S$18 per orang dewasa. Rute yang lebih lama yakni 60 menit, selain mengitari rute utama, menyusuri sungai hingga ke bagian atas atau sampai dengan area Robertson Quay (baca: robetson kii) yang dihargai S$ 22 per orang dewasa. Selama perjalanan ini penumpang duduk di atas kapal menikmati pemandangan kota dari atas sungai.
Tidak dipatok jadwal tur cruise SRC. Jika dalam waktu 20 menit ada yang membeli tiket maka cruise akan dilayarkan meskipun hanya satu orang penumpangnya. Jika tampak wisatawan di salah satu jetty sedang menunggu, kapal akan mengambil penum pang tersebut. Biasanya publik berhenti di tempat start, tapi bisa juga berhenti di jetty lain. Namun, kalau mau naik kapal lagi harus membeli tiket baru. SRC tidak menawarkan tur hop-on hop-off. n
Bisnis
Melihat di Tetangga
Peluang Usaha di Tiga Pulau Besar
Gaye Thavisin sudah berbisnis di Kalimantan sejak lima tahun yang lalu. Pada seminar Meng-optimalkan Wisata Su ngai dan
Danau Agar Layak Jual di Jakarta, dia diundang untuk sharing pengalamannya. Bila Wamenparekraf Sapta Nirwandar memberi uraian secara holistic mengenai pengembangan wisata sungai dan danau, maka bisnis approachnya dapat diambil dari praktik river cruise ini. Sesi itu mendekati bisnisnya pemasaran wisata sungai dan danau yang merupakan bagian dari strategi pemasaran yang menyeluruh.
“Saya ingin mendeskripsikan usaha ini dari awal, yakni berupaya membangun susur sungai bertanggung jawab di Kalimantan Tengah,” ujar Gaye.
Perusahaannya Kalimantan Tour Desti nations didirikan oleh Lorna dan Gaye yang sebelumnya berpengalaman 14 ta hun di Kalimantan Tengah di bidang pengembangan swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan dan industri pariwisata. KTD tujuannya membangun industri ekowisata di Kalimantan Tengah yang mengangkat keunikan alam, sejarah dan budaya masyarakat Dayak.
“Awalnya kami hanya punya ide untuk pasar kelas atas dengan mengoperasikan river cruise di Palangkaraya” ujarnya. Tahun 2005 mencari program, lalu mencoba mempercantik sebuah kapal dan mengoperasikannya.
Sebuah perahu kayu (disebut kemudian kapal) pengangkut tradisional, panjangnya 20 meter, di bulan November 2005 dibangunnya kembali bersama dengan ahli kapal lokal dan arsitek ahli.
Saat ini beroperasi dengan tiga kapal, mempekerjakan 20 orang staf. Lingkungan yang alami, indah, di sana hidup desa tradisional dan orang utan. Upaya memberikan kesempatan pada masyarakat lokal memberikan impact yang baik sehingga lebih banyak orang berkunjung untuk melihat orang utan. “Bukankah
kita memiliki kebanggaan yakni orang utan dan komodo yang membuat turis datang?” ucapnya.
Dia mengaku mengoperasikan ekowisata dalam skala kecil di desa terpencil, di mana ada habitat monyet dan orang utan. “Kami sungguh rekomendasikan ini dilestarikan agar langgeng, “ kata dia lagi.
Di salah satu sungai Kalimantan ada pasar terapung terapung, di Banjarmasin. Pada aktivitas itu, keterlibatan masyarakat antara lain dengan memba ngun usaha
kecil yang memberikan tambahan penghasilan, contohnya menjadi pemandu tra disional, servis perahu kecil, sanggar budaya.
Riset menunjukan bahwa ada tren yang meningkat untuk wisata susur su ngai di negaranegara Asia. Pertumbuhan wisata ke daerahdaerah yang masih alami serta untuk melihat hewanhewan khas yang sudah langka. Jadi, pengelolaan
pariwisata dengan pemaham an filosofi ekowisata sangat penting.
Gaye mengatakan, memahami pentingnya lingkungan di sepanjang sungai manapun yang dijadikan tempat ekowisata untuk dilindungi oleh pemerintah agar bisa menjaga kelangsungan wisata sungai. Aset sungai di Kalimantan telah tercatat dalam sejarah sebagai tujuan wisata sungai yang sukses.
Aset sungai di Indonesia (meskipun belum dilakukan survey komprehensif namun dengan menggunakan model kami untuk memilih sungai dan kapal, akan mungkin untuk berhasil).
Jadi sejak lima tahun mengawali operasi ini terbukti bisa langgeng. Pada prakteknya tentu dijelaskan kepada pengunjung bahwa mereka masuk ke dalam hutan, menyadari kondisikondisi yang hendak dijalani.
Kami yakin bisnis yang berhasil didukung oleh perencanaan yang komprehensif. Kami telah memiliki exelent web, busi-ness card, film dan lainlain sebagai ujung
See Toh Yew Long
The bumboat.
Gaye
13Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
Peluang Usaha di Tiga Pulau Besar
tombak promosi, dia mengungkapkan.Untuk meningkatkan kualitas produk,
mereka juga aktif turut membangun masyarakat lokal sebagai prioritas untuk mengembangkan tour yang baru.
Menurut dia, yang perlu dilakukan selanjutnya adalah melanjutkan kerja sama dan membina hubungan yang baik dengan pemerintah, masyarakat, LSM untuk mempromosikan Kalimantan Tengah. Mengembangkan destinasi baru. Kekuatan usaha selanjutnya adalah dengan survey: kecocokan lokasi, keadaan lingkungan, dukungan dari masyarakat, akses terhadap berbagai aktivitas yang berbeda. Ketersediaan teknologi pembuatan kapal dan pemeliharaan. Staf dan kru lokal yang handal. Wisatawana dengan cruise-nya akan menyaksikan kegiatan masyarakat menggunakan perahu kecil; menyaksikan produk hutan, seperti madu, rotan. Memancing. Obat tradisional dari hutan, kegiatan menganyam rotan, menari, upacara
penyambutan wisatawan, tradisi memahat patung, sampai pun pada pembuatan kapal, ukiran, dan mendengarkan ceritacerita ‘kearifan lokal’.
“Usaha kami pun menghadapi tantangan,” akunya. Antara lain belum ada peraturan tepat kepada operator wisata untuk menjaga lingkungan dan hewan setempat. Terlalu populernya sebuah lokasi wisata, sehingga pemerintah perlu mengeluarkan peraturan untuk ‘pengelolaannya’. Kegiatan ilegal pemotongan kayu, tambang emas, pencarian ikan secara besarbesaran, polusi. Ancaman api pada musim kemarau panjang, dan memang, infrastruktur sebenarnya belum memadai.
Begitulah, dia telah menerima penghargaan antara lain Responsible Cruise Operator in 2010 dan Nominasi untuk Responsible Tour Operator dari Yayasan Wild Asia. Penambahan penghasilan yang diterima masyarakat telah membawa perubahan lebih baik pada
standar pelayanan masyarakatnya. KTD bekerja sama dengan pemerintah lokal membangun kamar mandi dan toilet yang baik untuk rumah penduduk di sebuah desa Betang Tumbang Malahoi.
Dia masih terus berupaya melakukan pengembangan dengan mencari destinasi yang terbaik. Saat ini biaya untuk tournya mulai dengan harga Rp. 2,5 juta. Di awal pengoperasian tamunya 100 wisatawan per tahun, kini menjadi 600 dan mereka tinggal over night. Pasarnya dari Australia, Eropa, Inggris, Prancis, Belanda, Swedia, Swiss, Jerman, Rusia, Amerika, Asia, termasuk dari Jepang. Saat ini baru dua sungai saja yaitu Kahayan dan Rungan yang baru dimanfaatkan untuk mengoperasikan tournya.
Sungguh terbuka lapangan usaha ini di sungaisungai lain di Kalimantan, Sumatra, Papua. Dan dimaklumi, usaha kegiatan pariwisata ini pun biasa membawa dampak ganda, mata rantai kegiatan usaha lain yang akan terkait. n
Bisnis
Social-Preneur Online Mendukung Pencitraan Nasional
Pernahkah anda membuka blog atau web good-newsfromindonesia? Kini lumayan popularitas blog itu dengan singkatan GNFI. Akhyari
Hananto, yang membuat dan memeliharanya hingga sekarang.
Dirjen Pemasaran Pariwisata Kemenparekraf (waktu itu Direktur Pencitraan Indonesia), Esthy Reko Astuti, begitu mendarat di kota Malang dari Jakarta, bertemu bincangbincang dengannya, sambil makan siang di sebuah restoran yang tak besar, namun mengesankan, di tengah kota itu, lantaran gaya dekorasi yang dibuat bernuansa museum sejarah.
Achyari sendiri tinggal di Surabaya, juga partner-nya pengasuh web GNFI. Waktu itu tanggal 1–2 November 2012 Kemenparekraf menyelenaggarakan program Sosialisasi dan Pelatihan Promosi Online Pariwisata Melalui Blog. Untuk menjalankan blognya, dia sukarela menyediakan waktu memelihara dan meng up date jejaring internet itu. Blognya pun sudah menjadi media sosial atau bisa dibilang jurnalistik komunitas, untuk mana pembaca pun mengirimkan berita, bahkan hasil interview, hingga artikel artikel perjalanan, lalu dimuatnya, termasuk perjalanan dan penga laman pribadinya sendiri. Blog itu dalam Bahasa Indonesia, tapi adakalanya ditulisnya artikel bahasa Inggris. Tidak komersial, tiada iklan.
“Jadi, dari mana untuk biaya Anda?” “Ya biaya sendiri, masih bisa, masih hobby, tapi semoga bermanfaat bukan?” kata dia.
Success story membangun web sosial tercermin dalam pengantar di webnya. Inilah pengantarnya:
Good News From Indonesia is offering our-selves to become your media partner in echoing all the good stuff from and about Indonesia. Our
website is targeting optimistic and positive minds throughout the nation and those who’d like to see Indonesia from a brighter side. With high daily traffic (average of 1.500 readers) from all across the world in addition to our strong presence on Twitter (more than 45000 followers) and Facebook (more than 3000 fans), GNFI would be a good choice to help deliver your messages to na-tional and international readers.
Please feel free to send us your questions, con-cerns, or invitations anytime to goodnewsfrom[email protected] or shout to @GNFI on Twitter. We’re looking forward to working with you to spread even more good news from Indonesia!
Ketika ke Malang itu, dia diundang Kemenparekraf menjadi salah satu pembicara. Penjelasannya bagaimana memulai dan me
rasakan sukses mengembangkan dan memelihara media sosialnya, tentulah menarik diikuti oleh para peserta pelatihan. Maklum, pengalaman suka duka yang dialami sendiri dan menceritakannya kembali se perti menuliskan cerita sebagai kebiasaannya, sudah barang tentu menghasilkan keasyikan tersendiri bagi pendengarnya. Ya itu, peserta pelatihan tersebut, yang saat itu berjumlah sekitar 60 orang.
Dia sendiri punya bisnis lain, yang tentu saja usaha komersial dan menghasilkan. Jadi, dengan blog dan jurnalistik komunitasnya itu, selain jelas telah ikut mempromosikan pariwisata Indonesia, bukankah dia juga berprofesi ‘social-preneur’ yang menjalankan ‘social-preneurship’? n
Di resto berdekorasi museum sejarah di kota Malang, Achyari (kiri) dan partner bloggernya berpose bersama Dirjen Pemasaran Pariwisata, Esthy Reko Astu (tengah, waktu itu Direktur Pencitraan Indonesia).
14 Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
Akomodasi
Gelombang ‘Besar’ Membangun HotelIndonesia tetap menjadi salah
satu tujuan populer wisata di Asia dan menyediakan peluang signifikan bagi pertum
buhan hotel berjaringan. Sebagian besar operator hotel internasio nal berfokus pada pengembangan hotel kelas atas atau mewah.
Namun, ada peluang untuk jaringan hotel ekonomi yang terbatas di Indonesia yang menyediakan akomodasi bermerek yang bersih, aman, ke pasar budget travel yang booming dengan cepat dan diciptakan oleh masuknya maskapai penerbang an murah di Asia dalam beberapa tahun terakhir. Itu meningkatkan konektivitas dan keterjangkauan serta menghasilkan perjalanan yang lebih intradaerah.
Begitulah gambaran situasi bisnis akomodasi atau perhotelan di Indonesia dari kacamata internasional, dewasa ini tampak amat sangat menggairahkan. Artinya, peluang sedang terbuka, dan ‘dibuka’ oleh kalangan investor bidang ini, dari luar negeri dan dari dalam negeri.
Perusahaan konsultan yang telah ber gerak mancakup kawasan Asia, bernama HVS (Hospitality Services), mengirimkan ke News-letter Pariwisata Indonesia ini hasil analisis mutakhirnya.
Menurut HVS, dengan demikian, jaringan hotel domestik dan internasional samasama menargetkan segmen tersebut untuk lebih mengembangkan keberadaan
mereka di Indonesia. Misalnya, ada 20 merek Aston untuk properti menengah dan 24 properti FaveHotel oleh Aston Internasional; 23 properti Harris dan 23 properti POP! oleh Manajemen Hotel Tauzia; dan 13 properti Best Western oleh Best Western International; dan direncanakan 7 properti Zest oleh Swiss Bel-Hotel dalam jaringannya. Antara lain datanya sebagai berikut:
Dengan kedatangan pengunjung yang jumlahnya ‘sehat’ dan ekonomi yang kuat, hotel dan pasar pariwisata Indonesia cende rung menyaksikan kinerja operasi yang sehat pada tahun 2012, yang berarti ‘membatasi’ dampak guncangan lebih lanjut dari perekonomian regional dan global.
Digunakannya data kedatangan pe ngun
jung ke Indonesia dalam lima bulan pertama 2012 yang menjadi 3.180.779 pe ngunjung, naik 9% dari 2.923.230 pengunjung selama periode yang sama tahun 2011.
Pertumbuhan itu, di tengah ketidakpastian perekonomian dunia, menunjukkan bahwa Indonesia tetap menjadi salah satu tujuan wisata populer di Asia. Berdasar itu dinyatakan membuka peluang pertumbuhan bagi hotel jaringan.
Menurut penelitian HVS, kelompok hotel domestik terkemuka menyediakan total sekitar 20.250 kamar di Indonesia pada semester pertama tahun 2012, sementara kelompok hotel internasional menyediakan total 23.800 kamar.
Mengingat Indonesia mencatat pertum
LEADIng hoTEL gRoUPS In InDonESIA, AS oF 1h 2012
15Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
Akomodasi
Gelombang ‘Besar’ Membangun Hotelbuhan PDB yang kuat dalam beberapa tahun terakhir, yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan pariwisata jangka panjang, kelompok hotel internasional dan kelompok hotel domestik samasama memfokus upaya pengembangan bisnis di Indonesia.
Di antara sepuluh kelompok atas hotel terkemuka yang berdasarkan pada persediaan kamar mereka saat ini di Indonesia, terbuka keseimbangan yang baik bagi kelompok hotel domestik dan kelompok hotel internasional.
Di posisi teratas adalah kelompok hotel Perancis, Accor, dengan persediaan saat ini 10.837 kamar di seluruh Indonesia, yang bahkan lebih tinggi dari persediaan kamar dari pemimpin kelompok ho tel domestik, Aston International.
Sebagai salah satu operator hotel terbesar di dunia di Asia Pasifik, Accor memiliki 51 hotel di Indonesia di bawah berbagai merek mulai dari merek ekonomi Ibis, All Sea-sons (segera akan menjadi Ibis Styles) dan Hotel Formula 1 (segera akan menjadi Ibis Bud-get), untuk merek mene ngah ada Mercure dan merek kelas atas ada Pullman dan Novotel. Kelompok ini makin memperkuat niat untuk menguasai pasar perhotelan Indonesia, dengan jaringan 19 hotel.
Setelah Accor adalah As-ton International, sebuah perusahaan manajemen hotel domestik yang didirikan pada tahun 1997. Dalam waktu kurang dari dua dekade, Aston International kini pemimpin teratas dalam hal penyediaan kamar oleh perusahaan domestik, dengan 6.087 kamar yang saat ini beroperasi.
Aston International menawarkan total 12 merek untuk menargetkan semua segmen pasar, seperti merek pasar kelas atas dari Grand Aston, Alana dan Royal Alana, merek deluxe villa Royal Kamuela dan Kamuela, untuk pasar menengahnya Aston, merek ekonominya ada Aston, Aston City, Aston Inn dan
Quest, hotel butik Neo dan hotel ‘pilih layanan’ dinamakan Favehotel.
Kehadiran yang kuat dari Aston Inter-national di Indonesia hanya disaingi oleh pemain domestik besar berikutnya, Santika Indonesia Hotels and Resorts, yang memiliki inventaris 5.653 kamar. Pembukaan pertama kelompok itu adalah Hotel Santika Bandung, dan kehadiran mereka sejak itu terus berlanjut ke kotakota strategis lainnya di seluruh Indonesia.
Pemasaran mereknya meliputi sasaran kelas menengah hingga pasar kelas atas,
Hotel Santika Premiere, Hotel Santika dan Amaris, dan merek butik Villa Royal Collection The Samaya dan The Kayana.
Di posisi keempat adalah Swiss Bel-Hotel, operator hotel internasional yang berkantor pusat di Hong Kong.
Kelom pok ini memiliki kehadiran besar di Indonesia dengan perkiraan 4.200 kamar. Seti daknya grup ini sedang membangun 32 hotel dalam jari ngannya. Mereknya meliputi merek kelas atas Grand Swiss, merek menengah Swiss Bel-Hotel, merek ekonomi Swiss Belinn dan barubaru ini meng umumkan budget hotel, Zest.
Berada di lima besar adalah Hotel Starwood and Resorts. Operator internasional ini di perkiraan memiliki 2.700 kamar di Indonesia saat ini, tersebar di seluruh mereknya: W, St. Regis, The Luxury Collection, Westin, Sheraton, dan Le Meridien. Merek pilih layanannya, Aloft, akan diperkenalkan ke Indonesia mulai tahun 2016.
Tepat di belakangnya adalah Tauzia Hotel Management yang mengelola merek Har-ris, Preference, Worldhotels dan POP! Hotel. Dalam waktu kurang dari sepuluh tahun sejak pembukaan pertama Harris Hotel di Batam, merek Harris telah berkembang menjadi merek hotel yang populer di Indonesia, mengembalikan
konsep hotel yang terjangkau dan ramah bagi pelancong bisnis maupun rekreasi di pasar kelas menengah.
Ada 11 Hotel Harris di Indonesia saat ini, yang mewakili 1.997 kamar, dengan perkiraan 4.200 kamar lain berada dalam ja ringannya. Persediaan kamar keseluruhan di bawah Tauzia Hotel Management menempatkannya di peringkat ke6.
Mengikuti di belakangnya, jaringan Sa-hid Hotel, IHG, Hyatt dan kelompok Hotel Aryaduta dengan persediaan kamar mulai dari 1.700 hingga 2.000 kamar.
hoTEL gRoUPS In InDonESIA, AS oF 1h 2012
16 Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
Akomodasi
Dalam tahuntahun mendatang, akan ada gelombang besar pasokan dari sepuluh kelompok atas hotel terkemuka di Indonesia.
Menurut Penelitian HVS, tercatat 216 pembangunan hotel di dalam jaringan. Dari pasokan besar yang akan datang, 158 pembangunan hotel yang dirancang ber asal dari kelompok hotel domestik. Aston International menyumbang lebih dari se tengah dari pembangunan yang direncanakan, dengan 82 hotel dalam jaringannya. Sete ngahnya lagi dalam ja ringan hotel domestik terdiri dari Santika International Hotel and Resorts, Tauzia Hotel Management dan Aryaduta Hotel Group.
Dari lima kelompok hotel internasional yang disebutkan dalam tabel di atas, Swiss Bel-Hotel mengirimkan sinyal yang jelas kepada pasar tentang niat mereka untuk lebih memperkuat kehadiran nya di Indonesia dengan 32 hotel di dalam jaringannya. Berikutnya adalah Accor dengan 19 pro perti yang direncanakan, mewakili sekitar 3.600 kamar, sementara Starwood memiliki 7 properti yang direncanakan, atau sekiar 750 kamar.
Jadi, di satu sisi negeri kita bagaikan satu lahan luas di mana sedang terbuka kesempatan bisnis bagi pembangunan hotelhotel, di sisi lain mencerminkan pasar pariwisata Indonesia, untuk domestik dan internasional, dipercaya tengah semakin terdorong untuk siap bertumbuh kembang.
Dengan ketersediaan akomodasi itu, plus aksesibilitas penerbangan yang juga bertambah, segmentasi konsumen pariwisata sedang meluas, destinasi geografis sedang merata, dari barat hingga ke timur. n
17Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
Event
Desa Tanjung Raya itu mendadak gegap gempita. Penduduk berbondong ke satu sudut belokan Sungai Musi. Tak jauh dari
kantor Kepala Desa, di situlah dimulainya etape pertama Musi Triboatton. Anak sekolah hingga warga dewasa tampak riang gembira, sebagian berebut berkenalan seraya berfoto dengan ‘bule’, ada pula atlet peserta Singapura yang dipanggilpanggil jenaka oleh anak muda, sebagai Syahrukhan, ada dipanggil Andy Lau, wajah mereka dipandang tampak mirip.
Suasana ria itu tampak dinikmati benar oleh masyarakat dari satu pedesaan ke desa lainnya, dalam sehari pikiran dan pergaulan mereka serasa terbuka lebar dengan hadirnya ‘wisnus’ dan ‘wisman’.
Dari desa ini di Kabupaten Empat Lawang, Provinsi Sumsel, terlaksanalah even besar Musi Triboatton tanggal 26 November–1 Desember 2012.
Harihari selanjutnya, para pebalap perahu sungai itu disambut luas dengan antusiasme masyarakat yang bergelora di setiap lokasi start dan lokasi finish. Lokasilokasi tersebut berada di desa dan kota pada sisi Sungai Musi di empat kabupaten dan di kota Palembang.
Lima tim dari dalam negeri dan lima tim internasional memeriahkan dan memancing kegembiraan masyarakat tua muda, dari petani, pedagang hingga guruguru dan anakanak sekolah.
yangGempita
PromosiGegap
Pemandangan saat salah satu persiapan hendak start.
Para atlet lomba arung jeram, rafting, bersiap untuk turun ke perahu karet masingmasing, di start pertama di Kabupaten Empat Lawang.
18 Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
Event
Pelaksanaan Musi Triboatton pertama ini telah melibatkan sedikitnya 200 orang te naga pelaksana, mulai dari tahap persiap an, selama pertandingan, yang bertugas di atas sungai maupun di darat, hingga selesainya kegiatan, didukung oleh ratusan orang bidang pengamanan, ketertiban, kebersihan; telah dipergunakan sekitar 50 perahu milik
masyarakat yang antara lain terdiri dari jenis perahu ponton, motor tempel, perahu karet, perahu tradisional dan lainlain. Jumlah peserta lomba 150 orang lebih termasuk atlet dan para official dan pelatih.
Di setiap saat start dan finish pada setiap kabupaten, ribuan orang anggota masyarakat datang menyaksikan, sementara keseluruhan lomba ini terdiri dari enam etape.
Selama keseluruhan lintas lomba sepan jang 500 kilometer di Sungai Musi itu dilaksanakan, setiap bu
pati mengeluarkan peryataan keinginan dan kesiapan untuk menjadi tempat start (awal) penyelenggaraan Musi Triboatton kedua tahun 2013.
Para bupati dan didukung suarasuara dari masyarakat setempat menghargai penyelenggaraan even yang spektakuler ini, dan menyatakan keinginan untuk mening
katkan lagi berbagai aspek penyelenggaraan Musi Triboatton di tahun mendatang.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar, telah memastikan rencana Kemenparekraf untuk menjadikan Musi Triboatton sebagai program nasional setiap tahun. Even jenis Musi Triboatton tampak efektif membawa dampak positif untuk pemasaran potensi pariwisata Sungai Musi, ke dalam negeri dan luar negeri.
Di antara pelomba, satu tim mahasiswa internasional ikut serta, campuran dari Polandia, Amerika, Jepang, Jerman, Denmark, Lithuania dan Australia. Tim luar negeri lainnya dari Singapura, Malaysia, Kambodia, Thailand.
Dan mereka dielukelukan oleh sambutan meriah
dari masyarakat. Yang bertanding dan yang menyambut
serasa tengah samasama berpesta, ya, masyarakat
desa bersentuhan langsung dengan pariwisata.
19Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
Event
Desa dan sungai itu disulap menjadi spot wisata olahraga dan even budaya sehari.
Tim Indonesia dari Yogyakarta, Jawa Barat,Jakarta, dan 2 tim dari Sumsel.
Sejumlah 14 perahu tipe ini, dimodifikasi dari penggunaannya seharihari oleh masyarakat sebagai pengangkut barang dagangan di Sungai Musi, menjadi ‘kapal induk’ satu untuk setiap kontingen selama berlangsungnya perlombaan. Kapal induk itu melayarkan para atlet menyusuri sungai pada jadwal tanpa pertandingan. Keseluruhan panjang sungai rute pertandingan dan nonpertandingan yang dilayari tak kurang dari 500 kilometer.
Raseno memimpin pelaksanaan di lapangan bersama event organizer, didukung oleh ahli teknis perlombaan, Effendi Soen bersama timnya sekitar 50 orang dan Persatuan Olahraga Dayung Indonesia. Ini baru pertama kali. Yang kedua tentu semakin meningkat di semua aspek, katanya.
20 Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
diterangkan oleh pencetus Musi Triboatton, Sapta Nirwandar.
Kepada Wamenparekraf dan pejabatpejabat Kemenparekraf yang aktif di lapangan selama harihari pelaksanaan Musi Triboatton 2012 (tanggal 25 November hingga 1 Desember 2012), para Bupati yang kawasannya di lintasi oleh Triboatton 2012 menyatakan ke yakinan skala even ini bisa membesar, demi kian pula manfaat ekonomi dan sosial akan semakin membesar berkat realisasi pengembangan pariwisata daerah yang akan dibawanya.
Diproyeksikan akan tumbuh kegiatan yang semakin meluas di sepanjang sungai sebagai faktor atraksi dalam pariwisata, mulai dari pertumbuhan prasarana dan sarana aksesibilitas dan akomodasi, baik sebagai kegiatan usaha pariwisata maupun kegiatan industri kreatif termasuk seni budaya, kuliner dan lainlain.
Mata rantai itu akan membuka kesempatan kerja dan penambahan peng
hasilan masyarakat. Terlebih lagi Provinsi Sumatera Selatan memiliki jaringan sungaisungai, diantara kabupaten tersebut ada yang lebih dari 50 persen luas daerahnya berupa kawasan sungai, perairan dan hutan.
Kasubdit Wilayah Su matera Promosi Pariwisata Dalam Negeri, Arya Raseno, memimpin pelaksanaan di lapangan sejak mulai survey pertama hingga selesainya perhelatan itu. “Sungai Musi itu induknya. Beberapa anakanak sungainya melintasi kawasan lain dan kabupaten lain. Sangat terbuka kemungkinan kabupaten lain pun akan berminat memperbesar even ini,” kata Raseno.
Kemenparekraf, menurut Sapta Nirwandar, sedang mendorong kegiatan industri pariwisata dalam mengembangkan wisata sungai untuk pemasaran pariwisata ke luar dan dalam negeri.
Program itu merupakan bagian dalam strategi pengembangan wisata minat
Event
Membidani kelahiran even internasional ke desa desa dan sungai itu, Kemenparekraf memproyeksinya akan menjadi besar. Even seperti Tour de France sudah berusia 107 tahun, kata Wamenparekraf Sapta Nirwandar. Rasanya seperti itulah Musi Triboatton pun diharapkan. Kep ada Gubernur Sumsel Alex Nurdin (ke2 dari kiri, depan) Wamenparekraf (ketiga dari kiri, depan) mengatakan: Tiga direktur kami didatangkan memberi perhatian pada even ini, Direktur Promosi Luar Negeri, Nia Niscaya (paling kiri depan), Direktur Pencitraan Indonesia, Esthy Astuti (kelima dari kiri, depan, sekarang Dirjen Pemasaran Pariwisata) dan Direktur Promosi Dalam Negeri, Faried Moertolo (baris belakang, kanan).
Pemda di empat kabupaten, Empat Lawang, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin dan kota Palembang mengakui bahwa kerja besar mengekspos Musi Triboatton membawa dampak mem bangun semangat untuk selanjutnya memelihara lingkungan khususnya kebersihan, ketertiban dan keamanan alam sepanjang Sungai Musi, di samping antusiasme yang menambah kegiatan ekonomi masyarakat.
Wamenparekraf menegaskan, ajang se macam Musi Triboatton itu sendiri pada akhirnya akan mementingkan kualitas dalam berbagai aspeknya, sehingga tidak akan menekankan sematamata pada segi kuantitas atau jumlah peserta.
Jika kualitas Musi Triboatton dengan peserta berbagai negara meraih popularitas ke tengah masyarakat di dunia, maka pencitraan positif akan kualitas kawasankawasan Sungai Musi sebagai destinasi pariwisata dunia akan kian meningkat, sehingga hasilnya secara ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat pun akan meningkat.
Ajang Musi Triboatton diyakini akan membesar dan terkenal ke seluruh dunia, berpotensi sekelas seperti nama even Tour de France, yang telah berlangsung setiap tahun selama 100 tahun lebih, sebagaimana
Sekitar 50 orang tenaga tekhnis pertandingan berada dibalik kesuksesan pelaksanaan Musi Triboatton. Di pimpin oleh Effendi Soen, jalannya pertandingan seluruhnya dikelola oleh para juri, pengawas lapangan, pengawalan atlit, hingga akhirnya dia mengumumkan: “Alhamdulillah, zero accident”, kata dia. Lancarnya suatu perlombaan dari ukuran profesionalitas, akan membangun kepercayaan terhadap even, para peserta tentu akan mau kembali datang. Peserta pendatang baru pun nanti akan tertarik. Tiada terjadi protes. Dan, itu tadi, nihil kecelakaan.
Wamenparekraf Sapta Nirwandar (ujung kiri) memperkenalkan Effendy Soen (kedua dari kiri) bersama timnya di momen penutupan even, siang hari di pelataran di mana garis finish yang final berada, di kawasan sekitar jembatan Ampera Musi, Palembang.
21Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
Event
khusus (special interest tourism) di Indonesia. Di negeri kepulauan ini demikian banyak terdapat sungaisungai besar dan panjang, tersebar di pulaupulau besar Sumatra, Kalimantan sampai Papua.
Di sepanjang sungaisungai itu hidup kebudayaan masyarakat yang khas, yang merupakan daya tarik karena keinginan wisatawan di dunia memang semakin kuat ingin mengunjungi dan menyaksikan
‘kearifankearifan lokal’.Wamenparekraf Sapta Nirwandar me
nyatakan: “Terpenting dari telah diselenggarakannya even besar seperti Musi Trboatton adalah kelanjutannya yang harus diikuti oleh bergeraknya unsurunsur industri pa riwisata dalam menciptakan paketpaket wisata yang kreatifdan layak jual dengan memanfaatkan sumber daya sungai tersebut. Even ini berfungsi me
masarkan citra dan daya tarik yang tersedia.”
Dengan kata lain caracara menciptakan dan mengembangkan even olahraga maupun seni budaya, pada dirinya berfungsi mengembangkan pasar pariwisata. Pengembangan pasar bisa memasuki segmen baru, yaitu peminat ekowisata lingkungan sungai dan desa. Dan geografi pasar baru bisa menyebar ke negaranegara di Amerika, Eropa, Asia sampai Australia.
Daerah pun terpicu memperhatikan sampai membangun dermagadermaga di sungai, jalanjalan diperbaiki menuju ke dermaga, fasilitas umum yang berkaitan, dan ahkirnya menambah fasilitas akomodasi, perahuperahu sungai untuk kegiatan even dan wisata. Itulah yang akan meng undang investor.
Even Musi Triboatton I dibuka resmi oleh Wamenparekraf bersama Gubernur Sumsel, telah selesai dan resmi ditutup pada Sabtu (1/12/2012) siang di sisi Sungai Musi Jembatan Ampera, Palembang.
Ajang tersebut dinyatakan telah berhasil baik sebagai satu even pertama di du nia yang mengkombinasikan sekaligus olah raga lomba rafting, canoeing dan traditional dragon boat, berskala internasional, yang berorientasi pengembangan pariwisata.
Pertandingan final dilaksanakan Sabtu pagi dengan lomba dragon boat, upacara pemenangnya merupakan penutup keseluruhan lomba yang telah berlangsung selama enam hari. n
Pada finish setiap etape, upacara pemenang dilaksanakan. Salah satu giliran Faried Moertolo mengalungkan medali pada pemenang (kiri). Sementara itu, setiap kabupaten menampilkan tarian seni budayanya di kawasan start/finish tempat upacara berlangsung (bawah). Atlit luar ne geri ada yang menyempatkan diri memotret dan merekam dengan video HP.
22 Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
ASEANJazz
Festival
Wisata Sungai & Danau
Kali ini para wartawan me ngambil inisiatif. Forum Wartawan Parekraf menyelenggarakan se minar Meng optimalkan Su ngai dan Danau Menjadi Destinasi Wisata Layak Jual, di Jakarta. Ketua Forum, Tri Wibowo (kiri) menyerahkan plakat peng hargaan kepada Wamenparekraf Sapta Nirwandar usai memberikan paparan utama. Peran media mendukung ke pariwisataan kita selama ini tergolong luar biasa, kata Wamen Parekraf.
Ini seminar diberi warna pariwisata dan kreatif. Ketika peserta baru tiba di pagi hari 4 Desember 2012 di ruang Singosari, Grand Sahid Jaya
Hotel, menikmati coffee morning seraya berceng kerama menunggu pukul 9 tepat dimulai nya forum, sekitar 60 peserta itu disejukkan dulu dengan lantunan lagulagu merdu dari penyanyi dengan musik keyboardnya. Dan ketika seminar usai pukul 12.30 langsung lunch, lantunan lagulagu itu kembali menyelingi. Isi seminar pun disusun tiga rangkai pendekatan.
Wamenparekraf Sapta Nirwandar membuka pembahasan sebagai pembicara utama, menguraikan ‘strategi’ yang tepat untuk memasarkan wisata sungai dan danau, dan, upaya membangunnya sehingga berposisi ‘layak jual’ sebagai produk wisata.
Pendekatan uraiannya bersifat holistik dan kebijakan nasional, maka, ditekankannya kemudian, bahwa pada tahap sekarang ini pemerintah daerah pun harus menangkap peluangpeluang yang terbuka, dan peran kalangan di daerah menjadi menentukan agar strategi dan kebijakankebijakan yang diinisiasi oleh Kementerian bukan hanya berdampak menggaungnya promosi destinasi daerah, ke dalam dan luar negeri, tetapi juga melahirkan inisiatifinisiatif baru di daerah. Baik untuk menciptakan eveneven, maupun membangun dan meningkatkan kualitas sarana serta prasarana di daerah.
Sapta Nirwandar mengingatkan lagi mengapa diciptakan misalnya even Tour de Singkarak di Sumatera Barat. Sudah menjalani tahun keempat, dan hampir seluruh kabupaten di provinsi itu berminat terlibat untuk menyelenggarakan bersama. Demikian pula eveneven lain, dengan dua jenis utama: even olahraga dan festival budaya.
Dapat dimaknai, dua peristiwa ‘ konkret’ jenis itu membuat gagasan produk pariwisata menjadi ‘tangible’. Dengan produk even itu bisa menggerakan wisatawan untuk datang menyaksikannya. Tetapi lebih dari itu, sebuah peristiwa yang kasat mata, dan digemari oleh masyarakat, menjadi ‘news value’ bagi media, maka produk wisata dan potensi destinasi pun disiarkan oleh berbagai media.
Wamen mencontohkan even budaya di Festival Sentani, di Raja Ampat di Papua, hingga akhirnya yang paling mutakhir adalah pengenalan even Musi Triboatton di Sumatera Selatan.
Kebijakan dan strategi pemasaran yang diuraikan itu mengingatkan salah satu kiat dalam PR-ing (public ralations) yang mengatakan: “Better to show rather than to say.” Kita tidak cukup dengan hanya mengatakan daerah kita berpotensi, indah, cantik. Tetapi laksanakanlah sesuatu yang memperlihatkannya, dan orang akan datang untuk menyaksikan dan mengalaminya. Dan dalam phrase manajemen, success will breed success.
Pada salah satu bagian uraiannya, Wamen Parekraf mengatakan, di sungai
sungai dan danaudanau yang demikian banyak kita miliki: “Diperlukan di sana dibuat sesuatu success story, itu penting.“
Pendekatan BisnisSeminar itu mendatangkan seorang
pengusaha yang sudah lima tahun menjalankan bisnis river cruise di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Ms Gaye Thavisin, direksi Kalimantan Tour Destination (KTD) menceritakan venture yang dirintisnya ber sama Ms Lorna Collins.
Sebelum memulai usaha itu, mereka lakukan market research. Tahaptahapnya dia ringkaskan: Pertama, mempelajari kehidupan dan melakukan pendekatan pada local community.
Kedua, mempelajari dan memilih lingkungan di sekitar Palangkaraya yang mem bawa pada keputusan Palangkaraya dijadikan pusat kegiatan.
Ketiga, ditemukannya Sungai Kahayan dan Sungai Rungan cocok untuk kegiatan wisata sungai ini, dan menentukan tiga desa tradisional sebagai spot yang disinggahi dalam wisata sungai.
Pemasarannya kemudian?Diceritakannya ‘murahnya’ pemasaran
dengan menggunakan website, tapi berisi informasi yang dipercaya, dan tentu saja penjualan paket dan transaksi pembayaran yang juga ‘dipercaya’ oleh konsumen.
Dengan salah satu perahu alias river cruiser yang dioperasikan, tahun 2012 ini lebih 600 wisatawan membeli paket tur sungainya. Wisatawannya selain kalangan expatriates dari Jakarta, juga dari negeri Belanda, Perancis, Rusia, Australia, Jepang, Amerika, dan lainlain.
Sebuah kapal akan selesai dibangun di tahun 2013 dan mereka akan mengoperasikan tiga perahu wisata sungai.
“Secara bisnis sungguh menjanjikan,” kata dia. Dan di banyak sungaisungai di Indonesia, cara bisnis itu pun bisa diperluas, kata Ms Gaye.
Pendekatan IlmiahPendekatan ini ditampilkan oleh Dr
Ir Firdaus Ali MSc. Dia anggota Dewan Peng arah Kemitraan Air Indonesia Bidang Inovasi Teknologi dan Infrastruktur Sumber Daya Air, Ketua Asosiasi Dosen dan Peneliti Program Studi Teknik Lingkungan di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Para peserta mendapatkan sisi lain dari upaya pengembangan pariwisata ketika hendak memanfaatkan sumber daya air, khususnya sungaisungai. Antara lain digambarkannya bagaimana secara teknologi air sungai yang ‘keruh’ oleh berbagai sebab, dapat dijernihkan, sehingga
Produk dan Destinasi Agar ‘Layak Jual’
23Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
Wisata Sungai & Danau
sungai pun memberikan pemandangan dan kesan yang enak di mata.
Diingatkannya, kandungan filosofis yang ada didalam sumber daya air, yang merupakan salah satu dari tiga sumber daya dalam kelanjutan kehidupan manusia dan alam.
Manusia sungguh harus memelihara menjaga awetnya sumber daya air, ketika sungai dan danau juga bisa dimanfaatkan untuk kepariwisataan. Ditunjukkannya contohcontoh di berbagai negara yang telah melaksanakannya, termasuk di Singapura dan di China.
Sebelumnya, dalam kaitan itu, Wamen Parekraf Sapta Nirwandar pun mengingatkan: “Sungai dimanamana pasti merupakan pusatpusat peradaban.”
Uraian Wamen: “Negara kita seperti kata orang Betawi ‘Palugada’ (apa lu mau gua ada), atau Rahmatan Lil Alamin.”
Berbicara wisata laut sudah sering kali dibahas. Negara ini pantainya saja salah satu terpanjang di dunia, pulaunya terbanyak pula. Bahkan ada pulau di tengah sungai.
Demikian pula gunung mulai Ijen, Bromo dan seterusnya. Budaya yang tersebar, 300 lebih etnis, bayangkan di Sumsel antara Oku (Ogan Komering Ulu) berbeda dengan Ogan Komering Ilir, di Bengkulu dan Lampung lain lagi, berbedabeda.
Kita punya danau indah, beragam pula keindahan laut dan danaunya. Danau bagus banget bila diolah dan diatur dengan baik. Tapi, diingatkan oleh Wamen, berbicara tentang danau dari Danau Toba sampai Sentani, ketika kita mencoba cara dan gaya ‘indoktrinasi’ untuk membangun, ternyata memang susah.
Maka karena itulah melalui menciptakan dan menyelenggarakan event, menjadi media dan alat mengefektifkan terlaksananya koordinasi dan hingga kegiatan promosi. Jadi, even itu praktis langsung menggerakkan ekonomi instan, menggerakkan koordinasi di daerah.
Di Indonesia danau yang seakan bertingkat pun terdapat di Sumatera Barat, kata Sapta Nirwandar. Danau Ranau di Lampung indah tapi belum terjamah. Di Jabar banyak danau yang disebut situ yang juga potensial. Jatiluhur bagian obyek yang tidak kalah menarik. Di Danau Poso hidup ikan yang enak, seperti belut terbesar, di Danau Tondano kekayaan asetnya berciri lain lagi. Di danaudanau tadi telah pernah dilakukan even besar untuk mempromosikan danau.
Kabupaten Sentani di Papua malah dinyatakan cerdik, menyelenggarakan dan menganggap Festival Sentani sebagai pesta rakyat, tidak perduli wisman datang atau tidak.
Setiap mendekati jadwal Festival Sentani tiba, masyarakat sudah dengan sendirinya bersiapsiap. Mempersiapkan keterlibatan dalam menyajikan atraksi seni budaya mereka. Mereka juga ‘menjual’ hal sederhana, misalnya ikan pinang. Omzet di Festival itu bisa mencapai 2,1 miliar rupiah. Pertunjukan spektakuler juga memukau, misalnya menari di atas buaya, “ini sungguh ditempat lain tidak ada,” ujar Sapta Nirwandar.
Ada yang disebut ‘danau di atas’, sangat indah, jadi, kalau tidak mengolah danau itu namanya tidak mengoptimalkan untuk pariwisata. Kalau kita lihat di Swiss. Lebih mahalnya tarif kamar hotel yang lake view sama dengan di hotel pantai yang sea view.
Keindahan itu mahal, itulah pariwisata. Danau Singakarak airnya seperti laut biru, bagus, that is wonderful. Olahraga air seperti, jet ski, sailing, booting, fishing, dan ikannya enak lagi. Tentunya itulah yang menjadi bagian isi yang penting.
Di sekitar danau hawa tidak terlalu panas. Bahkan dingin, sejuk pemandangannya, mestinya kita punya strategi membenahi, melalui sport tourism, dan culture tourism. Aksesibilitas belum memadai maka nya kita geber melalui penyelenggaraan even. Para wartawan diharapkan menceritakan yang bagus dan mengeritik sehingga akan ada perbaikan. Dengan begitu masyarakat sangat senang , jalan akan menjadi kian bersih dan semakin bagus.
Sungai dimanamana pasti merupakan pusat peradaban. Di Inggris sungai Thames ketika kita berlayar dapat view bagus banget, London Bridge, lalu Sungai Seine di Perancis, apalagi lagi saat masuk ke hulu. Sungai Rein di Jerman bahkan sudah dilayari sampai Budapest.
Sungai itu selain pemandangannya indah dan merupakan green heritage, juga menyenangkan dengan suara kicauan burungburung.
Nah, dengan sungaisungai kita pada umumnya, kita mendapati pemandangan di sisisisi sungai yang menampakkan bagianbagian belakang dari rumah penduduk.
“Saya pernah ke Kalsel, diajak jalan via darat, saya keukeuh maunya jalan sungai. Dan memang, pemandangan yang terlihat umumnya yang berkait dengan urusan ‘belakang rumah’, katanya.
Adalah sebuah kampung di RRC, tempat asal para tokoh dunia seperti Lee Kwan Yew, dulu sungainya hitam pekat sekarang coklat, dan mulai membuat jogging track di pinggirnya. Di sungai Hin dan Han, pelayaran melalui sungai ini menarik dan menyenangkan, sungai di Bangkok juga.
Ketika menerapkan wawasanwawasan itu di Indonesia, di Palembang misalnya, sayangnya, belum muncul pengusaha yang berani membangun hotel menghadap river view. Belum berani menghadap sungai. Sungai masih terbatas digunakan tempat membuang barangbarang yang, maaf, statusnya ‘kotor’.
Produk dan Destinasi Agar ‘Layak Jual’
Danau Tondano di Sulut, akomodasi sudah tersedia, memerlukan pengembangan bisnis untuk mempertahankan dan pemeliharaannya.
24 Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
PenetrasiPasarke Konsumendi London
Sejumlah 250 taksi di antara sekian ribu yang bersileweran di kota besar London, Inggris, antara lain dikenal dengan
sebutan ‘black cab’, kini ikut mempromosikan destinasi pariwisata Indonesia. Logo Wonderful Indonesia yang warnanya mengesankan keramahan, terpasang di pintu depan taksi, dan di pintu belakangnya gambar obyek dan daya tarik wisata Indonesia yang mempesona.
Jumlah wisman berkewarganegaraan Inggris ke Indonesia sebenarnya meningkat terus setiap tahun, bahkan di tengah krisis ekonomi sedang melanda Eropa. Tapi, ya, penetrasi ter hadap pasar wisatawan Inggris karena nya justru perlu diperdalam.
Direktur Pencitraan Indonesia Kemenparekraf, Esthy Reko Astuty, memperlihatkannya seraya mengatakan promosi melalui media taxi di lakukan sebagai salah satu upaya pe nguatan citra Indonesia di pasar utama, khususnya di Inggris.
Kemenparekraf selama ini selalu
Promosi Luar Negeri
Contoh sukses yang nyata dari upaya pengembangan danau untuk pariwisata adalah Tour de Singkarak. Tahun depan para kabupaten berebut menjadi host. Jika diringkaskan success storynya, tahun 2009 dimulai dengan 4 etape yang dikuti oleh 4 kabupaten, tahun 2010 meningkat menjadi 10 kabupaten, tahun 2011–2012 menjadi 14 kabupaten. Bisa menjadi 16 karena di provinsi ini hanya ada 17 kabupaten di mana satu kabupaten yang tersisa adalah Kabupaten Mentawai yang letaknya di lepas pantai.
Saat ini untuk menjadi host start harus membayar 1,5 miliar, jadi lumayan gotong royong. In term of crowd TDS menempati urutan kelima di dunia pada tahun ke4 penyelenggaraannya.
Karena even ini, impactnya penerbang an ke Sumbar meningkat, terjadi peningkatan jumlah wisatawan setiap tahun.
Untuk even Musi Triboatton di Sungai Musi pertama kali tahun 2012 ini peserta nya 10 negara, jumlah seluruhnya 150an orang. Ini salah satu cara, pengganti cara ‘indoktrinasi’ dalam hal niat untuk membangun pariwisata.
Salah satu strategi membangun pariwisata, yakni membuat even. Maka salah satu cara promosi sungai yaitu melalui even. Dengan mengadakan even, rapat koordinasi paling sedikit diikuti oleh wa kil bupati, bupati datang tampil, jadi cara ini lebih efektif.
Mempromosikan sungai lebih baik me lalui even langsung, yang penting attitute masyarakat terhadap sungai dan danau perlu diubah. Maka di situ penting sekali peran pimpinan daerah. Peran media juga tidak bisa diabaikan, pemberitaannya men ciptakan ‘heboh’ yang
menggairahkan terhadap masyarakat.Muspida, Kejati, Polisi muncul ke te
ngah masyarakat waktu itu karena memang mengandung news value. Melalui sport, or culture tourism, pengembangan pemasaran destinasi bisa efektif.
Contoh lain di Malaysia, Sepang baru dikenal setelah dibangun sirkuit, begitu juga Langkawi, masyarakat dunia jadi mengenalnya. Portugal paling miskin di Eropa, setelah World Cup, mereka berubah dan banyak wisatawan datang.
Contoh di Sungai Musi itu, begitu di sungai digelar even, wali kota tampil meng adakan acara tambahan, lomba memancing internasional, dan cultural performance, dan lainlain.
Tibatiba peserta seminar dari Palembang, Moehammad Jhonson, staf ahli Gubernur Sumsel, mengajukan usul: Tahun 2013 mohon dipercepat launching, agar diketahui sejak dini apa yang diperlukan di daerah? Sungai Musi dalam kaca mata kami sudah layak jual, kata dia.
Pembenah an sudah ber jalan empat tahun terakhir ini. Lebih kurang plaza sepanjang Sungai Musi sudah dibenahi demikian juga plaza seberang hilir.
Kami harapkan pemahaman lebih jauh apa yang perlu dilakukan oleh pemerintah provinsi, PU, untuk percepatan
infra struktur yang dijadikan priotritas, dan seterusnya.
Wamen Parekraf lalu menyimpulkan: Ini salah satu contoh, sesuatu even pada awalnya dilaksanakan seadanya. Dengan begini menjadi entry point, di mana even mendorong memajukan semua aspek aspek yang berkaitan.
Berbicara danau, kita prioritaskan Toba, Singkarak, Poso, Sentani, Tondano. Jadi prioritasnya ke arah mulai menciptakan sesuatu yang layak jual. Kalaulah yang lain belum menjadi wisata sungai yang oke, seperti Sungai Batanghari yang melintas sampai ke kota Muara Jambi, karena perkembangannya belum sepopuler Su ngai Musi. Diperlukan di sana dibuat sesuatu success story, itu penting.
Summary: kita sudah mempunyai data ilmiah dari berbagai sungai sungai, untuk mengoptimalkannya adalah melalui penyelenggaraan even baik even olahraga maupun even budaya. n
Kalau sudah lebih maju, beginilah tampak wisata sungai di kota Frankfurt, Jerman.
Esthy Reko Astuty (berdiri) dan Agustini Rahayu memperlihatkan si Black Cab.
Wisata Sungai & Danau
25Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
Di Asia, bukan hanya Indonesia, memang, berbagai destinasi pesaing belakangan ini melangkah lebih dalam ke pasarpasar wisa tawan,
yang la zimnya mengutamakan pusatpusat pasar di kotakota besar. Yang pasti tentulah ibukota negara, di mana biasa nya aksesibilitas uda ra pas ti pertamatama dioperasikan. Kecende rungan me ngembangkan pasar kini ialah de ngan pro mosi mema suki pasarpasar di kotakota yang lebih ke pedalaman, atau la zim disebut secon dary and tertiary cities.
Kota Suzhou di distrik Wuzhong, Provinsi Zhejiang, China merupakan pasar yang segera akan dipenetrasi oleh Indonesia dalam rangka memasuki kotakota yang dimaksudkan itu. Yang sudah berjalan lancar dan menunjukkan pertumbuhan pesat, adalah pasar di kotakota utama yang telah dilayani penerbangan berjadwal tetap ke dari Indonesia, yakni Beijing, Shanghai, Guangzhouw, dan Hong Kong.
Penjajakan telah dilakukan dipimpin oleh Direktur Promosi Pariwisata Luar Negeri Kemenparekraf, Nia Niscaya, ketika berkunjung ke China bulan November 2012 dan sudah bertemu pejabat dari Distrik Suzhou Wuzhong.
Menurut Kasubdit Promosi Wilayah Asia Kemenparekraf, Jordi Paliaman, pihak China pada 8 Desember 2012 berencana ke Indonesia untuk juga mempromosikan wisata daerahnya.
Ketika bertemu di Shanghai dengan pejabat dari Suzhou Wuzhong sebanyak 12 orang, dipimpin Deputi Direktur Distrik, Ba Sheng dan Deputi Promosi, Do Yang. Adapun delegasi Indonesia dipimpin Direktur Promosi Pariwisata Luar Negeri Kemenparekraf, Nia Niscaya.
Dikatakan, potensi ekonomi daerahnya bagus dan ada banyak orang asal Indonesia tinggal di daerah tersebut. Wilayah Suzhou Wuzhong berjarak sekitar satu jam perjalanan ke arah selatan dari kota Shanghai.
“Kota tersebut merupakan salah satu penghasil sutera di China dan merupakan kota pelajar,” kata dia. n
Sungai Wuzhen, di Zhejiang, China.
hadir aktif di World Tourism Market (WTM), even sekali setahun untuk pemasaran pariwisata terbesar kedua di dunia setelah ITB Berlin. Hasilnya selama ini sungguh positif.
Tahun 2012 ini, WTM berlangsung tang gal 5–8 November di gedung Excel London. Selain mengikuti pameran, Kemenparekraf bekerja sama dengan KBRI London, menempuh kembali langkah consumers pro motion itu dengan melancarkan promosi melalui media taxi.
Bentuknya yang unik membuat taksi hitam itu menarik perhatian, dan di pintu dan badannya itulah dipasang berbagai gambar obyek wisata Indonesia.
Banyak beroperasi di daerah daerah yang menjadi landmark kota Lon
Penetrasike Kota Kecildi Wuzhong
don, di pusatpusat keramaian antara lain di kawasan Oxford Street. Warga Inggris menjulukinya black cab, si taksi hitam ini memang disukai para turis untuk bepergian berkeliling kota London, dan biasanya wisatawan juga berfoto ria bersama taksinya.
Indonesia mentargetkan kunjungan 200.000 wisatawan Inggris tahun 2012 ini; tahun 2013 ditingkatkan menjadi 225.000.
Dikatakannya promosi dengan media taksi untuk kedua kalinya dilakukan di London. Ini sekaligus sebagai langkah mengawali mempromosikan peran Indonesia sebagai Official Part-ner Country untuk even besar ITB Berlin tahun 2013.
Menurut Kasubdit Strategi Pencitraan Indonesia, Agustini Rahayu, visualisasi pencitraan yang dipilih pada iklan di ratusan taksi tersebut adalah obyek wisata di Indonesia yang menawarkan janji tempat yang ha ngat sekaligus penuh aktifitas, disesuaikan dengan minat dan karakter pasar masyarakat Inggris yang cenderung mencari liburan ke daerah yang lebih hangat saat libur musim dingin. n
Esthy Reko Astuty (berdiri) dan Agustini Rahayu memperlihatkan si Black Cab.
Dan Miss Tourism Indonesia pun berpose bersama si Black Cab yang unik itu.
26 Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
Bisnis
Suksesnya di Belitung Melalui Online
Berawal dari google map di tahun 1999, dilanjutkan dengan membuat sebuah web blog pribadi tahun 2000 dengan menggunakan
domain www.belitungisland.com untuk memuat fotofoto keindahan pantai di Belitung yang dibidik olehnya dan dilengkapi dengan teks bahasa Inggris.
Tahun 2005, Lor In membangun hotel pertama di Belitung dan di tahun yang sama pertama kalinya dia mengajak temanteman outing dari Jakarta ke Pulau Belitung, tempat kelahirannya. Itu pertama kali memperkenalkan island hopping di Belitung. Ternyata ditanggapi dengan sangat baik.
Sejak itu, bersama dengan Kusumah Kosasih mencoba menjual paket wisata melalui website. Dengan target awal komu nitas penggemar fotografi, mulailah bisnis perjalanan pertama di pulau ini tahun 2006.
Rustam Effendi, Pendiri dan Direktur www.belitungisland.com, mengawali percakapan ini beberapa waktu lalu. Dia membuat paket Laskar Pelangi sebelum film itu dibuat.
Semenjak 2008, selain Laskar Pelangi, yang paling menarik bagi orang datang adalah pantaipantai dengan bebatuan tinggi. Dari sana diperkenalkan wisata is-land hopping, atraksi paling menarik di Belitung. Ada tujuh pulau, tidak sebesar yang di Lombok, yang terdiri dari tumpuk an batubatu granit dengan pantai pasir yang lebih bagus.
Sedangkan lokasi syuting film Laskar Pelangi berada di Gantong, Belitung timur (Beltim). Panjang Pulau Belitung dari barattimur sekitar 80 kilometer dan memberikan pemandangan pantai yang berbeda di kedua bagian pulau. Gantong tidak berada di pantai, tapi di sana lahir ide untuk membuat sebuah museum sastra yang kemudian diberi nama Museum Kata Andrea Hirata.
Di harihari biasa atau akhir minggu, Belitung island banyak menangani private trip. Sedangkan public trip lebih banyak saat liburan di long weekend.
Dia mengaku sejak awal berkomitmen mengembangkan kegiatan pariwisata. Karena itu e-travel agent nya sudah berbadan hukum dan berstatus BPW (biro perjalanan wisata). Dalam setahun kini menangani 4.000an orang wisatawan. Tahun 2011,
mencapai sekitar 4.500 wisatawan. Target tahun 2012 ini bisa mencapai 5.000 orang.
Di antara jumlah itu ada wisman meskipun belum banyak, sekitar 10% saja. Target pasarnya kelas middle-up. Harga paketnya lebih mahal, tapi tidak bisa menjual paket semurah mungkin, dengan harga yang bisa semua orang jangkau, agar bisa memberikan pelayanan maksimal kepada wisatawan. Karenanya yang diambil kelas middle-up atau corporate. Konsekuensinya, “harus bekerja lebih profesional dan sempurna” ujarnya.
Jadi, klien yang dicarinya adalah keluarga, corporate outing untuk team building dan sebagainya, serta komunitas fotografer. Komunitas fotografer yang ingin hunting di Belitung dia bersedia memfasilitasi. Para tour guidenya sudah dilatih bagaimana melayani passion para fotografer yang agak berbeda daripada wisatawan biasa. Lumayan banyak menemukan tempattempat yang menjadi surga bagi fotografer, dan terkadang tempatnya bukan tempat wisata tapi bisa menjadi tujuan wisata juga akhirnya.
Pada awalnya hanya mengadakan public tour yang sudah ditentukan jadwalnya sehingga bagi yang tertarik bisa mereservasi melalui web. Durasi public tour biasanya 3 hari 2 malam. Harganya tergantung dari jumlah peserta. Jika pesertanya hanya 2 orang untuk paket public tour 3 hari 2 malam sekitar Rp 2 juta per orang. Jika pesertanya
bertambah, harganya akan berkurang. Misalnya empat orang peserta, harga
nya akan turun menjadi Rp 1,4 juta per orang. Kalau sudah terkumpul sampai 24 orang peserta harganya bisa menjadi hanya Rp 1 juta per orang, atau setengahnya. Semakin banyak peserta harga paket publik akan lebih murah dan itu juga berlaku bagi pendaftar pertama.
Untuk public tour minimal peserta dua orang dan maksimal 40 orang. Yang membatasinya adalah hotel karena jika grup tur tidak berada di hotel yang sama akan susah mengaturnya. Banyak orang berpikir tidak akan merasa nyaman dengan mengikuti program public tour karena akan pergi bersama dengan orangorang yang tidak dikenal, tapi setelah mengikutinya, mereka malah merasa lebih kompak.
Paket yang paling banyak diminati adalah paket lighthouse di Pulau Lengkuas. Sebenarnya paket ini, dan paket fotografer dan paket Laskar Pelangi itu hampir sama. Durasinya 4 hari 3 malam. Paket itu pun merupakan paket dasar.
Itinerarynya dimulai dari mengunjungi obyek wisata di daratan seperti pantai tempat syuting Laskar Pelangi di Tanjung Tinggi dan Tanjung Kelayang.
Hari kedua khusus ke pulau (island hopping) hingga menjelang sunset. Standarnya ada lima tempat pemberhentian. Khusus untuk paket fotografer, bisa sampai tujuh tempat pemberhentian. Di antaranya wisatawan bisa snorkeling, memancing dan sebagainya.
Hari ketiga sebelum pulang bisa jalanjalan di sekitar kota. Jika penerbangan pulang di sore hari masih sempat ke Belitung timur yang berjarak 1,5–2 jam perjalanan.
Paket honeymoon juga cukup diminati. Biasanya sebagai bonus diberikan candle light dinner. Sekarang ini 85% wisatawan ditanganinya adalah wisnus dan 15% wisman. Kebanyakannya orang asing yang tinggal di Indonesia.
Rustam melihat para investor masih merasa berat untuk membangun hotel di sini. Karena tingkat okupansi ramai hanya di akhir minggu saja. Lebih jauh dia optimis mengingat sudah ada hotel bintang 4, dan sedang dibangun hotel lainnya oleh grup Aston.
Performa kebudayaan di Belitung masih harus diolah agar enak ditonton dan menjadi pengisi waktu luang wisatawan di soremalam hari. Pertunjukan yang enak ditonton akan dikejar oleh wisatawan, terutama wisman.
Saran dari Rustam dan timnya, waktu terbaik untuk berkunjung ke Belitung adalah di bulan April hingga Juni atau sebelum masuk musim hujan, karena curah hujan di Belitung lumayan tinggi. n
Rustam Effendi
Waktu terbaik untuk berkunjung ke Belitung adalah di bulan April hingga Juni, atau sebelum masuk musim hujan”.
27Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
Pemasaran Destinasi
Babel SadarMemulai dari Wisnus
Sejak tahun 2008 dan peluncuran Visit Bangka Belitung (Babel) 2010, terasa sekali pertumbuhan pariwisata dan tingkat kunjungan wisatawan di
daerah ini. Arus kunjungan meningkat, pertumbuhan hotel dan fasi litas pariwisata lain meningkat, hotel berbintang dan berjaringan sudah mulai masuk.
“Kita melihat perkembangannya cukup menggembirakan tapi belum memuaskan,” kata Yan Megawandi, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Memang, sebelum ‘branding instan’ yang diciptakan oleh film Laskar Pelangi” meledak, sebenarnya sudah mengalir wisatawan datang ke provinsi ini, utama nya Bangka. Parai Beach Resort di Pantai Parai Tenggiri, Bangka, sudah beroperasi sejak tahun 1993. Resor tersebut merupakan salah satu tonggak pembangunan pariwisata dan menjadi resor pertama di Babel.
Adapun Pulau Belitung, potensi alam pantainya telah diakui ‘kuat’ untuk kelak menjadi destinasi pariwisata, ketika Garuda Indonesia di ujung dasawarsa 1980 hendak membangun di sana untuk dijadikan destinasi ‘Bali Two’, sebutan yang dimiripkan dari pengucapan Belitung.
Dampak dari booming no-vel dan film Laskar Pelangi membawa berkah baik bagi Bangka maupun Belitung. Pemda me minta kepada penu lis novel Laskar Pelangi, Andrea Hirata, Laskar Pelangi menjadi tagline Babel, Negeri Laskar Pelangi Bumi Serum-pun Sebalai.
Peluncuran tahun kunjung an Babel, meledaknya novel dan film Laskar Pela ngi menjadi sinergi bagi pemda dalam percepatan sektor pariwisata. Dan pada akhirnya Laskar Pelangi menjadi brand pariwisata, khususnya di Pulau Belitung. Mengapa? Karena isinya bersifat universal. Di sana ada semangat, kreativitas, kejujuran, dan tidak kalah penting adalah menggambarkan keadaan masyarakat di Babel sebenarnya yang begitu heterogen.
Babel tidak ingin hanya dikenal sebagai tempat yang indah, tetapi juga ingin dikenal sebagai tempat persemaian asimilasi yang berjalan alami tanpa hambatan.
Pengembangan pariwisata di Kepulau an
Babel kemudian digariskan dalam RIPPDA (Rencana Induk Pembngunan Pariwisata Daerah) yang terbagi dalam tujuh cluster.
Cluster pertama di Bangka Barat dengan ibukota Mentok, sebagai kawasan wisata sejarah. Di sana terdapat rumah tempat pembuangan Bung Karno dan kawankawan.
Kota modern pertama di Pulau Bangka, dimana terdapat pelabuhan yang mengangkut semua hasil bumi keluar dari pulau ini pada masa kolonial Belanda.
Cluster kedua, Kabupaten Bangka, ibukotanya Sungailiat, hendak diarahkan menjadi area wisata pantai.
Cluster ketiga, Kota Pangkalpinang sebagai wisata kota (city tour). Kemudian yang keempat, Kabupaten Bangka Tengah, diarahkan pada agrowisata, ibukotanya Koba. Kelima, Bangka Selatan, di sini banyak pulaupulau dan akan diarahkan menjadi wisata bahari di Selat Lepar, selat yang memisahkan Pulau Bangka dengan Pulau Lepar. Keenam, Kabupaten Belitung yang diarahkan pada wisata pesisir. Pusatnya di Tanjung Binga dimana terdapat perkampungan nelayan Melayu dan Bugis.
Cluster ketujuh, Kabupaten Belitung Timur untuk wisata bahari minat khusus, di sana terdapat Kepulauan Memperak. Wisata minat khusus yang akan dikembangkan termasuk snorkeling dan diving. Karangnya masih dalam kondisi baik karena laut di sekitar Belitung sudah tidak ditambang lagi, berbeda dengan di Pulau Bangka.
Saat ini Provinsi Kepulauan Babel masih berkonsentrasi pada wisatawan nusantara sesuai dengan ketersediaan akses udara. Dua bandaranya bukan bandara
internasional.Kendati demikian, Dis
budpar Provinsi sedang mencoba memasuki pasar Eropa. Ketika tahun lalu mengikuti pameran di Belanda hasilnya dua bulan kemudian 15 agen perjalanan dari Belanda datang untuk melihat kondisi di Babel.
“Kami setiap tahun melaksanakan famtrip. Memang masih terbatas pada travel agent dan pasar dalam negeri. Travel agent paling banyak berasal dari Jakarta. Kita tidak mengeluarkan uang untuk famtrip lokal ini. Untuk sementara ini, travel agent dari Bali belum ada yang ikut,” kata Yan Mega-wandi.
Lanjutnya, pada tahun 2012 membuat NESPARDA
(Neraca Satelit Pariwisata Daerah) yang akan dihitung oleh Badan Pusat Statistik, membentuk Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) di tingkat provinsi, dan meninjau ulang RIPPDA.
Tahun 2011 Babel menerima 188.820 wisman dan wisnus. Saat ini sedang meng usahakan menggali potensi agar bisa
Yan Megawandi
Jumlah Penumpang Penerbangan di BABEL 2006–2011
Jumlah Usaha Akomodasi di BABEL 2009–2012
(sumber: Disparda Prov. Babel)
(sumber: Disparda Prov. Babel)
28 Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
Pemasaran Destinasi
membuat even yang bersifat nasional. Di Sumbar telah terkenal TDS, di Sum
sel baru saja dipopulerkan Musi Triboatton. Di Belitung Timur sudah diselenggarakan even kejuaraan barongsai internasional tahun 2012 ini, diikuti tujuh negara: Singapura, Malaysia, Hongkong, Macau, Taiwan, RRC dan Indonesia. Sudah berjalan dua tahun setiap bulan Oktober. Jadi, apapun evennya dirasa bisa dilaksanakan di sini. Contoh, even Jazz on the Beach yang diselenggarakan oleh Kemenparekraf di tepi pantai di Pulau Bangka peminatnya cukup banyak dan tahun 2012 penyelenggaraannya menjadi tahun ketiga.
Masalahmasalah utama yang dihadapi pariwisata di Babel adalah konektivitas dan sumber daya manusia (SDM). Kelemahan dalam SDM disadari oleh pemda karena membangun pariwisata di Kepulauan Babel berarti bagaimana mengubah
masyarakat penambang menjadi masyarakat pariwisata yang memerlukan perubahan sikap dan itu tidak mudah serta membutuhkan proses. Di kalangan pebisnis pariwisata yang boleh dikatakan masih baru, kultur pelayanan harus benarbenar ditanamkan supaya ‘melembaga’.
Maka, salah satu targetnya ialah membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) pariwisata sehing ga agar biayanya lebih murah untuk mendapatkan sertifikasi, masyarakat lokal tidak perlu lagi memanggil aksesor dari luar dan biayanya pun bisa ditekan.
Selain itu Disbudpar Provinisi Kepulauan Babel juga mengadakan diklat dan kodarwis (kelompok sadar wisata). Diklat diperuntukkan bagi para pelaku terdepan pariwisata seperti staf hotel, pramuwisata dan sebagainya.
Dalam dua hingga tiga tahun ke de
pan diharapkan bisa mensertifikasi semua pekerja pariwisata di sini. Sosialisasi sadar wisata di masyarakat setiap tahun dilakukan di seluruh kabupaten/kota di Babel. Kelompok sadar wisata yang sudah berjalan baru di Pangkalpinang dan Belitung.
Masyarakat seolah berkejaran dengan waktu karena sumber komoditi timah pasti akan habis. Harapannya, sebelum timah habis pariwisata sudah bisa menjadi kekuatan yang menggantikan sektor yang telah menghidupi kepulauan ini selama 350 tahun.
Misalnya,MembangunBangka Tengah
Erzaldi Rosman, Bupati Kabupaten Bangka Tengah, salah satu bupati yang peduli untuk menggerakkan ekonomi pariwisata demi menggantikan pertambangan.
Ketika ditemui di Namang, Bangka Tengah beberapa waktu lalu, dia memaparkan pariwisata di Bangka Tengah. Bupati sadar keterbatasan anggaran belanja daerahnya. Karena itu dia mengandalkan kreativitas masyarakat dan kreativitas staf pemda untuk mengembangkan pariwisata.
Dia ngin menjual sikap kebersihan
Erzaldi Rosman
Jalan menuju hutan Pelawan.Bunga pohon pelawan sumber madu pelawan.
29Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
yang sekarang ini dipromosikan ke tengah masyarakat. Dengan bersih, yakin orang akan datang. Dia berusaha menciptakan tempattempat wisata yang murah. Salah satu contohnya adalah kawasan wisata hutan Kalung/Pelawan
Erzaldi mengatakan di kawasan hutan itu harta timah di dalamnya sangat ba nyak. Namun masyarakat dan kepala desa mampu mempertahankan hutan alam ini. Sedikit demi sedikit, sesuai dengan kebijakan, mulai bisa mengalihkan kebiasaan masyarakat dari yang mengandalkan eko nominya dari pertambangan kepada pariwisata.
Agar tetap memperlihatkan keaslian dari sebuah hutan, jalan menuju hutan tidak akan diaspal dan sebagai gantinya sedang dipersiapkan istal (kandang kuda) di ujung awal jalan menuju hutan sehing ga pengunjung bisa naik kuda atau andong menuju tengah hutan, melewati perkebunan lada, sawit dan karet yang semuanya milik warga setempat.
Adapun pondok di tepi sawah, nantinya menyajikan makananmakanan yang dibuat dari bahanbahan yang berasal dari lingkungan di sekitarnya, seperti ikan, jamur, lalapan, sayur keladi (alar keladi).
Penyajian makanan diadaptasi dari tradisi yang hidup di Bangka Tengah. Makanan disajikan dalam dulang yang bermakna kebersamaan. Jadi mengembangkan pariwisata di sini dengan cara sederhana saja dan tidak memerlukan ongkos yang mahal.
Modal awalnya, mencintai kebersihan daerah terlebih dulu. Warga diminta memungut berbagai sampah plastik dan semacamnya, plastiknya dibeli dan menjadi bank sampah, lalu dicacah dan dijual lagi dalam bentuk butiran plastik. Masyarakat di sekitar hutan Pelawan sudah terbiasa dengan pupuk organik dari kotoran sapi, termasuk tanaman padi yang sudah mulai ditanam di sini. Salah satu produknya adalah beras merah organik yang dijual Rp 15 ribu per kilogram.
Kebijakan lain yang sedang dilaksanakan adalah mengembangkan ruang terbuka hijau (RTH) di pinggir pantai di tepi jalan sepanjang sekitar 28 kilometer, dari Penyak ke Koba. Sudah tergarap sepanjang 3 kilometer. Investor akan datang di tahun depan untuk memulai water sport center. Nanti akan ada parasailing, banana boat, jet ski.
Kabupaten Bangka Tengah memiliki gugusan pulau yang terdiri dari empat pulau, Ketawai, Sembujur, Panjang dan Berbua. Gugusan pulau ini bisa dijalani
dalam paket wisata sehari. Ke depannya akan menjadi sebuah konsep island hopping, wisata loncat dari satu pulau ke pulau lainnya.
Di Pulau Ketawai direncanakan menjadi tempat wisata bahari dan resor. Sekarang ini sedang diurus perizinan dan sertifikasi oleh BPN (Badan Pertanahan Nasional) pusat atas nama pemda. Lalu akan diHGBkan ke pihak swasta yang akan mengelola resor tersebut.
Di pulau itu konsepnya adalah konservasi, budidaya dan wisata. Konservasi penyu, budidaya keramba apung di keempat gugusan pulau itu. Jenis ikan kerapu dan jenis ikan karang lainnya akan dibudidayakan. Dan wisatanya adalah resor. Atraksinya pastilah water sport. Di sana juga terdapat karangkarang yang bisa menjadi lokasi diving.
Resor direncanakan akan mulai dibangun Juli 2013 dengan meminimalkan bahan masuk ke pulau. Dia akan menggunakan bahan yang ada di pulau, contohnya, akan menggunakan pohon kelapa tua sebagai salah satu material.
“Saya selalu mengembangkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan pariwisata. Alhamdulilah, masyarakat terpancing dan mau,” kata Erzaldi Rosman. n
Di Pulau Ketawai (atas) dan Plaza Pulau Ketawai (bawah).
Pohon kayu pelawan.
30 Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
JumlahJenis
Burung
Pemasaran Desnasi
Padang, Sumbar, dan Penggarapan Pasar Utama Singapura
Jurnalis dari Singapura antusias mengambil gambar pelayan dengan 23 piring hidangan bersusun di satu tangannya, di resto di kota Padang.
Ada dua potensi besar di kota Padang, yakni alam dan budaya. Potensi alam mulai dari wisata pantai seperti di Air Manis,
wisata bahari di gugusan 19 pulau kecil yang termasuk dalam wilayah administrasi Kota Padang, air terjun, hutan tropis di Taman Hutan Raya Bung Hatta yang memiliki koleksi bunga arnoldi.
Pulau Pagang dan Sikuai adalah dua di antara 19 pulau kecil yang banyak dikunjungi wisman. Pulau Sikuai dikelola secara profesional sebagai sebuah resor. Pulau Pagang ramai meskipun dikelola oleh masyarakat secara tradisional.
Pemda Kota Padang merangkum potensi budaya dalam sebuah festival, Fes-tival Siti Nurbaya. Biasa dilaksanakan satu ming gu, diisi festival randai, permainan tradisio nal, festival kuliner yang menampilkan rendang, lemang, dan sebagainya. Pemprov Sumatera Barat (Sumbar) membuat kebijakan, setiap kabupaten/kota harus memiliki ikon kegiatan atau festival.
Kota Padang mengambil legenda Siti Nurbaya, di sini sebuah makam dilegendakan oleh masyarakat sebagai makam Siti Nurbaya, di Taman Siti Nurbaya di Gunung Padang, dan sebuah jembatan dibangun menuju lokasi tersebut lalu diberi nama Jembatan Siti Nurbaya.
Di Bukittinggi, Festival Bendi diadakan selaras dengan bendi merupakan alat transportasi popular. Di Pariaman, Festival Tabuik. Festival Siti Nurbaya sudah dua kali dilaksanakan. Pertama di tahun 2011.
Sebenarnya tahun 2010 diciptakan Fes-tival Malamang, berdurasi sehari, sebagai cikal bakalnya. Untuk menarik wisatawan dan supaya cukup waktu menampilkan beragam budaya yang hidup di Padang, akhirnya festival digelar selama satu ming gu penuh. Pemda melalui dinas pariwisata mengundang biro perjalanan sebelum acara digelar.
Menutup akhir tahun 2012 kota ini mengadakan Festival Rendang, menampilkan beragam jenis rendang. Tadinya peserta umumnya dari generasi tua, tahun ini partisipan datang dari generasi muda.
Ketika pertama kali menciptakan festival, bagusnya, pemda langsung dapat bekerja sama dengan Balai Pustaka yang saat itu meluncurkan buku kumpulan folklor nusantara, Pelangi Nusantara. Salah satu ceritanya adalah Siti Nurbaya. Sedang diusahakan bekerja sama lagi untuk festival tahun depan.
Sektor pariwisata kota Padang akan
menerima kenaikan anggaran di tahun 2013. DPRD Kota kini melihat sektor pariwisata perlu dibantu. Salah satu yang hendak dilaksanakan adalah pembenahan situs batu Malinkundang, yang menjadi ikon pariwisata kota ini. Selain itu, kenaik
an anggaran juga akan digunakan untuk persiapan Tour de Singkarak 2013.
Padang and beyondIan Hanafiah, Ketua
ASITA Sumbar, melihat target pasar utama pariwisata di kota Padang dan Sumbar adalah wisnus dan wisman dari negaranegara ASEAN. Rute internasional yang eksis saat ini adalah Padang–Kuala Lumpur.
Mulai 1 Desember 2012, Mandala membuka dan melayani kembali rute Jakarta–Padang, dan rute yang pasif
sekitar 4 tahun, Padang–Singapura.Singapura–Padang pernah dilayani
oleh Tiger, Silkair, Garuda, tapi tak bisa bertahan. Akibatnya orang Singapura mau ke Padang harus lewat Batam, begitu pun sebaliknya. Jadi, penerbangan Padang–Singapura baru dibuka kembali oleh Man-dala, terbang setiap hari.
Setiap hari pula kini penerbangan Padang–Kuala Lumpur oleh Airasia de
ngan frekuensi 7 kali dalam seminggu di pagi hari dan 3 kali penerbangan di siang hari pada Selasa, Kamis dan Sabtu.
Ian melihat jadwal penerbangan Man-dala rute Singapura–Padang agak kurang menguntungkan bagi wisatawan Singapura, karena mereka tiba di malam hari, artinya mereka tidak bisa langsung menuju obyek wisata seperti Bukittinggi dan lainnya, mereka harus menginap semalam dulu di Padang.
Begitupun ketika hendak pulang, dengan jadwal penerbangan pagi. Jadi untuk tur ke sini paling tidak menghabiskan waktu 4 hari karena satu harinya habis di perjalanan.
Di Malaysia dan Singapura cukup populer nama pantai Air Manis dan legenda Malinkundang. Bisa dikatakan 95% wisman yang datang pasti minta diantar ke sana. Namun saat ini tempat itu masih perlu pembenahan agar lebih menarik dan lebih nyaman bagi pengunjung.
Obyekobyek wisata di kota perlu dibenahi, tata ruangnya perlu didesain dengan cermat sehingga pengunjung bisa mengitari obyek, lebih lama menghabiskan waktu di sana dan berbelanja di warungwarung milik masyarakat.
Masyarakat di sekitar obyek juga harus terus diberi pengertian, pengarahan dan pembinaan. Bagaimanapun masyarakat di sekitarnya juga yang akan merasakan dampak dari adanya obyek wisata di
Ian Hanafiah
31Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
Pemasaran Desnasi
Padang, Sumbar, dan Penggarapan Pasar Utama Singapura
dae rah mereka.Ero tour, salah satu biro perjalanan yang
banyak membawa inbound tour, memiliki paket yang mengkombinasikan tur ke beberapa kota dengan obyek utama Bukittinggi dan berakhir di kota Padang. Karena wisman dari Malaysia dan Singapura umumnya punya waktu singkat untuk berlibur, mereka akan langsung menuju Bukittinggi, lalu ke Pagaruyung dan sekitarnya, di hari terakhir baru ke Padang sambil makan siang, belanja oleholeh, setelah itu langsung menuju bandara sekitar pukul 6 sore.
Paket city tournya akan dimulai dari pantai Padang, melewati Sungai Batang Arau dan Jembatan Siti Nurbaya, mengunjungi Pasar Gadang ‘Padang Tempo Doeloe’, mampir melihat Teluk Bayur, diteruskan ke pantai Bungus dan diakhiri dengan belanja oleholeh.
Sekarang diciptakan program baru, yakni mengajak wisatawan membuat keripik sanjay. Sekitar 20 orang mengikuti program ini. Tour operator bekerja sama dengan salah satu pembuat keripik sanjay di kota Padang, Shirley. Tamu yang berminat akan mengikuti mulai dari proses mempersiapkan bahan hingga memasaknya. Yang ikut program juga bisa membawa pulang hasil pekerjaannya dengan membayar berapa kilogram yang dimasaknya. Ratarata wisatawan tinggal di kota Padang 1–2 malam saja.
“Wisatawan akan harus berpindah pindah karena daerah kami ini luas. Kalau di Yogya, Bali dan Bandung bisa menginap di satu tempat dan tur ke daerah sekitar nya. Tapi kalau di sini, tamu menginap mengikuti rute tur. Bukan masalah jaraknya yang jauh tapi kita kan harus meng ikuti teori pariwisata, sebuah perjalanan harus membentuk sebuah lingkaran,” ujarnya.
Wisatawan di Padang didominasi wisnus. Kalau grup wisatawan dari Malaysia datang antara 20 dan 50 pax per grup, kebanyakan di musim liburan sekolah bulan Juni dan akhir tahun.
Diakui, target pasar untuk kota Padang tetap wisnus dan ASEAN. Wisman dari Australia cenderung menganggap Padang sebagai transit point karena tujuan akhir mereka menuju Mentawai. Itu kepulauan untuk kegiatan surfing.
Pembenahan dan Strategi EvenPembenahan obyek wisata adalah hal
yang harus dilakukan segera di Padang agar bisa memanfaatkan rute internasional ke Singapura dan Kuala Lumpur, karena dari sisi akomodasi sudah cukup memadai.
Kegiatan semacam Festival Siti Nurbaya dipandang harus dipastikan jadwal penyelenggaraannya sehingga itu akan menjadi agenda tetap dan pasti.
“Pada festival, selain menampilkan ke senian dan kebudayaan, juga festival kuli ner seperti bagaimana cara orang menggiling cabe, bagaimana cara menangkap ikan dan sebagainya. Ini yang sales-able,” kata Ian.
Festival rendang yang dilaksanakan pada minggu kedua di bulan Desember 2012 juga bagus. Jika waktu pelaksanaan kegiatankegiatan tersebut sudah ditetap
kan dan biro perjalanan diberitahukan jauh hari sebelumnya tentu itu akan sangat mendukung pariwisata khususnya di kota Padang.
Pertimbangan AirlinesInilah pertimbangan
mengapa Mandala membuka dan melayani kembali rute Padang–Singapura pp. “Kami melihat ba nyak orang Padang ke Singapura melalui Batam. Bukan hanya itu, kami juga ingin memberi kesempatan kepada orang Singapura untuk melihat keindahan alam di
sini,” jelas Brata Rafly, Direktur Komersial Mandala.
Sebelumnya maskapai ini telah membuka rute Jakarta–Medan dan Medan–Singapura. Brata Rafly melihat prospek bisnis rute ini dengan optimis. Warga Padang maupun Singapura tak perlu lagi lewat Batam atau Jakarta untuk ke Padang dan Sumbar. Potensi pasar mancanegara datang ke sini cukup besar, sama kuatnya dengan
Rombongan famtrip media bersama kru Mandala Tiger dan VITO Singapura di Bukittinggi.
TAHUN MANCANEGARA NUSANTARA TOTAL(orang) 2008 42.028 1.593.725 1.635.753 2009 46.143 1.748.832 1.794.975 2010 47.002 1.823.401 1.870.403 2011 47.609 2.252.336 2.299.945
Jumlah Wisatawan ke Kota Padang 2008–2011
NEGARA
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang
Tiga Besar Jumlah Wisman ke Padang Berdasarkan Kebangsaan 2007–2011
MALAYSIA 23213 30171 31584 32184 32983AUSTRALIA 941 2984 3095 3872 4009SINGAPURA 1481 2841 2901 3001 3012
TAHUN2007 2008 2009 2010 2011
Brata Rafly
32 Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
Pemasaran Destinasi
potensi alam, budaya dan kulinernya.“Saya tidak melihat jadwal yang kami
dapatkan ini sebagai sesuatu yang tidak menguntungkan. Kita lihat kesempatannya. Dari sisi Padang memang ini menguntungkan. Karena ini LCC maka harga tiket jadi lebih murah,” katanya kemudian. Aset Sumbar itu banyak. Ini merupakan kesempatan emas bagi Sumbar. Jika rute ini kelak terpaksa ditutup akan susah lagi untuk memulainya dan mendapatkannya.
Sekarang ini harus dipikirkan bagaimana menarik orang Singapura dan Malaysia mau datang ke sini.
Yang sekarang diperlukan adalah kerja sama tim ASITA, PHRI dan dinas pariwisata untuk bisa mengambil kesempatan baik ini, untuk mempromosikannya, juga mempersiapkan infrastrukturnya—hard dan soft infrastructure.
Bandara mesti memenuhi standar bandara internasional, transportasi dari bandara ke kota perlu disediakan taksi dengan argometer. Soft infrastructure, sumber daya manusia yang bisa berbahasa Inggris dan profesional di bandara, pramuwisata, hotel, semua yang memudahkan wisman.
“Kita memang perlu saling membantu, antara airlines, pelaku pariwisata dan pemda. Perusahaan kami tidak mungkin bisa meneruskan rute jika penumpang dari Padang maupun Singapura tidak banyak. Jika SLFnya (seat load factor) rendah, kami pun akan membuat sebuah keputusan bisnis yang tepat,” lanjutnya.
Bersamaan itu, Country Manager VITO Singapura, Sulaeman Shehdek menilai potensi pariwisata Sumbar tak diragukan, Sumatera sudah dikenal sebagai bumi Minang, bumi Melayu.
Terdapat beberapa faktor kuat untuk memperkuat awareness Sumbar di Si ngapura. Pertama, sudah lama adanya persatuan Minang di kota itu. Kedua, tempattempat alami seperti Bukittinggi dan Danau Maninjau yang berhawa sejuk niscaya menarik bagi orang Singapura untuk berwisata leisure. Itu jugalah yang ditawarkan oleh Sumatera Utara dengan Danau Toba, Brastagi, dan warga Singapura pergi ke sana.
Dia berbagi saran bagaimana memba ngun awareness yang efektif di Singapura. Pertama dengan mengundang travel agent dan newspapers Singapura datang ke Padang dan Sumbar. Satu halaman khusus tentang pariwisata selalu ditampilkan oleh koran koran setempat.
Selain itu perlu me ng adakan consumer show di mal, dan sebaiknya mem bawa hoteliers, travel agent, airlines yang melayani rute tersebut, dan orangorang yang ber kecimpung dalam usaha kuliner seperti pe ngusaha keripik sanjay misalnya.
Sesuatu yang mengandung unsur etnik dan bisa dibanggakan. Handicraft jangan lupa diperlihatkan, dan setiap 2–3 jam dipertontonkan taritarian kesenian daerah.
Lamanya kegiatan cukup 2–3 hari. Waktu paling ideal adalah di bulan Februari, Maret dan April; pada hari Jumat–Minggu ketika pengunjung mal sedang ramai.
Perlu diingat jadwaljadwal liburan sekolah di Singapura, peak seasonnya orang Singapura berwisata. Satu bulan libur sekolah di bulan Juni; liburan akhir tahun mulai dari pertengahan November hingga akhir tahun selama 6 minggu; liburanliburan singkat selama seminggu di bulan Maret dan bulan September.
Sangat dianjurkan agar kegiatan yang berhubungan dengan promosi dilaksanakan tiga bulan sebelumnya sehingga mereka bisa berencana mau menghabiskan liburannya di Indonesia dan harga tiket pun relatif murah, itu yang akan menarik wisatawan Singapura untuk datang.
Penerbangan rute Singapura–Padang juga bisa dimanfaatkan ‘mengambil’ wisatawan dari Australia yang hendak berselancar di Mentawai. “Mandala sekarang bekerja sama dengan Tiger, dan Tiger juga memiliki rute ke Australia,” katanya.
Famtrip Media Singapura ke Sumbar Peran media memang diakui penting. Destinasi Sumbar menggaung luas keluar,
dengan topik even Tour de Singkarak (TDS) beberapa tahun terakhir ini juga berkat eksose media. Mandala pun membawa rombongan famtrip media ke Padang dari dalam negeri dan media dari Singapura.
Tiga media Singapura diajaknya awal Desember ini: Wong Kang Wei dari U Weekly; Crystal Lee dari IS Magazine; dan Karen Yeaman dari Time Out Singapore.Country Manager VITO Singapura, Sulae-man Shehdek, ikut dalam rombongan.
Famtrip itu dimulai dengan mengunjungi China town dan Sungai Batang Arau di kota Padang, dilanjutkan mengunjungi heritage sites di Sawahlunto, Terowongan Mbah Suro dan Museum Gudang Ransum, Museum Kereta Tua Mak Itam, Rumah Pek Sin Kek, Sekolah Santa Lucia dan Mesjid Raya.
Bermalam di Bukittinggi, rombongan meneruskan perjalanan mengunjungi Lembah Arau dan air terjunnya di Payakumbuh, desa wisata Sinjai, Jam Gadang dan Pasar Atas di Bukittinggi. Setelah itu kembali ke Padang. Waktu free time dimanfaatkan oleh rombongan media dari Singapura mencicipi masakan Padang yang orisinal dan mereka terkagumkagum melihat pelayan restoran, ketika satu orang membawa menuju meja makan 23 piring bersusun di tangannya satu kali ‘angkut’. Setelah itu memandangi kota Padang di malam hari dari atas Jembatan Siti Nurbaya, dan, di pantai Padang.
Ya, dari Singapura diproyeksikan didatangkan 1.750.000 wisatawan ke Indonesia tahun 2013. Semua daerah destinasi perlu menggarap dan memanfaatkannya. n
Pemandangan kota Padang dari puncak Gunung Padang/bukit Siti Nurbaya.
Pintu gerbang objek wisata Gunung Padang.
33Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
Indikator
Proyeksi
Analisa dari Direktorat Pengembangan dan Informasi Pasar Pariwisata Kemenparekraf, dibanding kan bulan Oktober tahun
lalu, pintu masuk Ngurah Rai—Bali pada Oktober 2012 naik 3,39% (+8.295 wisman). Ini terkait banyaknya even internasional yang di selenggarakan di Bali. Sementara melalui bandara Soekarno Hatta—Jakarta kenaikannya 5,61% (+9.826 wisman) karena sejumlah artis dan grup musik dunia melakukan konser di Jakarta yang menarik penonton dari sekitar Indonesia. Untuk Batam kenaik an 7,35% (+7.001 wisman) didapat karena beberapa program Year End Festival yang dilaksanakan oleh Kemenparekaf untuk mendongkrak kunjungan wisman di wilayah tersebut.
Kemenparekraf telah menjadikan wisata MICE sebagai salah satu dari 7 wisata minat khusus yang akan menjadi fokus pengembangan (flagship). Agar pengembangannya optimal, Kemenparekraf membentuk Direktorat Promosi Konvensi, Incentive, Event dan Minat Khusus di bawah Direktorat Jendral Pemasaran Pariwisata dan Direktorat Pengembangan Wisata Minat Khusus, Konvensi, Insentif, dan Eksibisi dibawah Direktorat Jendral
Wahai tour operator Indonesia, bersiaplah dan majulah dengan menawarkan paketpaket wisata yang variatif, di tahun 2013, sedikitnya untuk mengefektifkan pasar utama wisman Indonesia, yakni Malaysia dan Singa
pura. Lihatlah jaringan penerbangan yang sedang meluas dan ‘komprehensif’, ke Bandung, Makassar, Balikpapan, dan Padang, tentu saja selain Bali. Dan bagi hotel, di Bandung dan Bali, menghindar kan diri dari terjebak dalam price war alias perang diskon. Begitulah antara lain isyu pokok yang ditangkap akhirakhir ini dari tengah praktek bisnis pariwisata.
Perhatikan pula peran yang kian berpengaruh dari online booking, di banyak pasar, dan peran konsultan perjalanan alias Travel Consultant atau travel agent seperti di pasar Australia.
Di Indonesia sendiri, memang, ada penerbangan yang dibatalkan yakni rute Kuala Lumpur–Solo, oleh AirAsia, namun masih ada penerbangan rute KL–Yogyakarta dan KL–Semarang. Tetapi itu mestinya menjadi bahan analisis bagi industri pariwisata di Solo, katakanlah cermin untuk melihat mencari tahu apa kelemahan Solo sehingga tak bisa mempertahankan rute penerbangan itu. Bagi airlines, kalau tak cukup jumlah penumpang, mengandung implikasi tak cukup support yang diberikan oleh industri perjalanan dan pariwisata, niscayalah penerbangan akan dihentikan.
Contohnya adalah sales mission oleh Aneka Kartika Tour Travel dari Surabaya ke Manila, memasuki pasar outbound di Filipina bersama dengan PAL (Philippines Airlines). Demikian pula yang dilakukan
Pengembangan Destinasi Pariwisata.Menparekraf Mari Elka Pangestu me
ngatakan bahwa pencapaian jumlah wisman dan wisatawan nusantara (wisnus) hingga Okober 2012, menurut data BPS dan Pusdatin Kemenparekraf, bulan Oktober 2012 jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 688.341 wisman atau tumbuh sebesar 4,93% dibandingkan bulan Oktober 2011 yang berjumlah 656.006 wisman.
Mari Pangestu menilai pencapaian hingga Oktober tahun ini semakin meyakinkan bahwa target kunjungan 8 juta wisman pada 2012 akan tercapai. Selain itu, pencapaian Oktober 2012 menunjukkan bahwa
upaya untuk mengoptimalkan strategi pemasaran pada tiga bulan terakhir mulai menampakkan hasil.
“Tahun depan Indonesia menjadi tuan rumah APEC, dan sejumlah even internasional seperti Miss World yang berpotensi untuk mendatangkan wisman dalam jumlah yang besar dan mengangkat promosi Indonesia. Hal ini akan berdampak pada kontribusi wisman untuk mencapai target 9 juta wisman tahun depan,” ujar Mari Pangestu dalam jumpa pers di Balairung Soesilo Soedarman Gedung Sapta Pesona Jakarta. n
oleh TTC dengan B2B event di Filipina.Di Lombok, Pemdanya mendukung airlines yang membuka
rute langsung Lombok–Kuala Lumpur. Dukungannya antara lain dana promosi Rp 500 juta. Ini merupakan ‘perhatian’ sekaligus ‘pendekat an’ sekaligus juga ‘pemasaran’ destinasi dan produk wisata setempat. Itu akan mendukung kenaikan jumlah penumpang sang airlines masuk ke Lombok. Jadi, mendukung peningkatan passenger load factor, dan itu kemudian menentukan apakah airlines bisa mempertahankan layanan penerbang an langsung itu
atau tidak.Dan tahun 2013, sekitar 50 pe
sawat terbang komersial pelbagai tipe dan ukuran akan memasuki armada maskapai pener bangan nasional. Para operator penerbangan pun telah ikut ‘menjual’ pariwisata, dalam pemasarannya, baik wisnus maupun wisman. Pesawatpesawat itu akan terbang di dalam negeri, dan, di
regional dekat ASEAN dan Asia. Bersamaan itu hotelhotel baru, di beberapa destinasi wisata, akan mulai beroperasi.
Kegiatan pemasaran 2013, dengan demikian, cenderung akan lebih ‘ramai’. Mengapa lebih ramai? Sebab, di samping kalangan industri, para Pemda Provinsi dan Kabupaten/Kota, kian banyak yang semakin kuat menyadari, bahwa ‘event’ merupakan salah satu medium pemasaran yang efektif bagi pengembangan pariwisata. Beberapa kalangan di daerah juga kian menyadari, bahwa ‘kualitas’ penyelenggaraan even haruslah ditingkatkan, lebih jelasnya, ‘diinternasionalkan’ agar sungguh mampu mendatangkan wisman. n
2012: Dari 8 ke 9 Juta Wisman
2013: Kecenderungan Ramainya Kegiatan Pemasaran
34 Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
*) Kebangsaan lain dan pintu lain.
(+/-) %
Realisasi Wisman Berdasarkan Fokus Pasar, Januari–Oktober, 2012 vs 2011
SIngAPURA 991,950 986,929 5,021 0.51 MALAYSIA 876,878 817,129 59,749 7.31 AUSTRALIA 751,504 739,044 12,460 1.69 CInA 522,063 414,089 107,974 26.08 JEPAng 365,601 348,775 16,826 4.82 KoRSEL 254,187 247,282 6,905 2.79 AMERIKA 172,397 158,077 14,320 9.06 InggRIS 170,433 163,391 7,042 4.31 PERAnCIS 157,110 149,103 8,007 5.37 TAIWAn 151,931 174,406 22,475 12.89 InDIA 143,450 131,813 11,637 8.83 JERMAn 131,268 121,724 9,544 7.84 BELAnDA 127,220 135,836 8,616 6.34 FILIPInA 93,874 84,632 9,242 10.92 TIM-TEng 86,150 80,699 5,451 6.75 RUSIA 64,733 64,734 1 0.00 LAInnYA* 1,522,880 1,452,581 70,299 4.84 gRAnD ToTAL 6,583,629 6,270,244 313,386 5.00
FoKUSPASAR
JAnUARI–oKToBER2012 2011
SELISIh
Indikator
Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Menurut Pintu Masuk dan Kebangsaan (Bulan Januari–Oktober 2012 )
1 Singapura 138,083 86,348 9,566 548,803 13,853 1,687 158 138 754 655 2,011 2,606 1,894 4 57,177 4,925 17,921 76,922 28,445 991,950 986,929 0.51 2 Malaysia 233,456 131,200 105,881 133,198 33,215 474 15,804 20,218 6,066 5,233 551 3,097 10,872 4 11,346 15,468 86,313 10,914 53,568 876,878 817,129 7.31 3 Jepang 160,700 155,228 1,320 17,367 5,674 1,168 26 119 224 140 203 344 98 9 240 771 706 21,209 55 365,601 348,775 4.82 4 Korea Selatan 80,114 101,625 1,042 44,335 2,719 262 142 21 86 41 417 155 126 11 373 238 411 21,996 73 254,187 247,282 2.79 5 Taiwan 49,705 84,870 1,914 3,157 6,536 57 204 22 11 40 10 31 162 165 93 102 4,688 164 151,931 174,406 12.89 6 China 169,655 273,647 5,008 21,626 10,585 608 842 378 102 114 152 1,345 470 21 2,633 586 461 33,510 320 522,063 414,089 26.08 7 India 52,015 37,540 1,608 26,832 2,626 87 59 55 172 57 164 723 408 83 1,693 609 703 16,964 1,052 143,450 131,813 8.83 8 Philipina 31,058 14,260 875 31,515 1,477 300 283 52 21 92 81 322 151 59 1,675 360 396 10,344 553 93,874 84,632 10.92 9 hongkong 24,569 21,716 1,214 1,821 3,395 488 124 40 35 34 123 55 88 235 97 128 8,056 104 62,322 57,618 8.16 10 Thailand 31,252 30,769 2,318 3,220 3,154 202 26 73 195 51 24 193 116 8 178 788 578 1,123 401 74,669 65,823 13.44 11 Australia 69,912 649,171 3,592 8,546 2,077 858 286 1,139 177 162 489 1,136 204 16 579 762 795 11,466 137 751,504 739,044 1.69 12 Amerika 66,637 75,738 2,585 9,482 4,716 1,341 113 211 267 208 452 613 435 6 444 1,036 863 7,111 139 172,397 158,077 9.06 13 Inggris 43,739 91,248 2,474 12,169 1,969 774 91 189 281 210 1,475 493 154 8 676 1,043 532 12,765 143 170,433 163,391 4.31 14 Belanda 51,753 57,795 6,306 3,116 2,227 1,011 133 139 367 218 616 118 54 6 220 825 487 1,789 40 127,220 135,836 6.34 15 Jerman 32,936 77,761 3,174 3,589 2,437 1,541 74 145 491 292 935 288 123 5 295 1,030 337 5,749 66 131,268 121,724 7.84 16 Perancis 33,085 98,897 1,815 2,834 1,946 648 22 372 4,820 425 925 605 61 1 509 1,784 361 7,899 101 157,110 149,103 5.37 17 Rusia 7,990 62,352 253 383 194 201 7 34 11 15 242 63 25 6 45 173 32 1,844 14 73,884 67,118 10.08 18 Saudi Arabia 73,465 2,644 96 225 213 1 7 8 3 40 4 4 6 3 147 73 74 77,013 73,079 5.38 19 Mesir 2,119 1,431 26 116 44 4 3 17 2 1 7 3 3 5 13 17 1 3,812 2,848 33.85 20 Uni Emirat Arab 4,148 302 8 42 27 1 11 20 4,559 4,088 11.52 21 Bahrain 463 239 14 31 2 13 4 766 684 11.99 22 Lainnya 334,549 345,104 11,945 107,952 61,740 4,427 1,637 1,613 5,997 3,044 3,849 1,968 1,433 53,539 6,536 14,794 2,380 26,057 1,955 990,519 974,843 1.61 Jumlah 2012 1,691,403 2,399,885 163,034 980,359 160,826 16,136 20,035 24,968 20,102 11,036 12,760 14,166 16,881 53,786 85,028 45,390 113,690 280,520 87,405 6,197,410 5,918,331 4.72 Jumlah 2011 1,599,020 2,320,029 150,447 931,019 150,282 17,042 19,605 23,591 19,619 11,167 14,867 13,005 17,604 52,874 84,023 39,412 91,750 277,718 85,257 (%) 5.78 3.44 8.37 5.30 7.02 -5.32 2.19 5.84 2.46 -1.17 -14.17 8.93 -4.11 1.72 1.20 15.17 23.91 1.01 2.52 Jumlah kunjungan wisman melalui pintu masuk lainnya 386,219 351,913 9.75 Total kunjungan Wisman melalui seluruh pintu masuk 6,583,629 6,270,244 5.00
P i n t u M a s u k U t a m ano. Kebangsaan Soekarno
HattaNgurah
Rai Polonia Batam Juanda Sam Ratulangi Entikong Minang
kabauAdi
Sumarmo
35Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
Indikator
JAn FEB MAR APR MEI JUn JUL AgT SEP oKT noV DES ToTAL2012 652,692 592,502 658,602 626,100 650,883 695,531 701,200 634,194 683,584 688,341 6,583,629 2011 548,821 568,057 598,068 608,093 600,191 674,402 745,451 621,084 650,071 656,006 654,948 724,539 7,649,731 2010 493,799 523,135 594,242 555,915 600,031 613,422 658,476 586,530 560,367 594,654 578,152 644,221 7,002,944
Grafik Jumlah Wisman Bulanan 2010 – 2012
201220112010800.000
750.000
650.000
550.000
450.000
700.000
600.000
500.000
400.000JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES Sumber : BPS
Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Menurut Pintu Masuk dan Kebangsaan (Bulan Januari–Oktober 2012 )
1 Singapura 138,083 86,348 9,566 548,803 13,853 1,687 158 138 754 655 2,011 2,606 1,894 4 57,177 4,925 17,921 76,922 28,445 991,950 986,929 0.51 2 Malaysia 233,456 131,200 105,881 133,198 33,215 474 15,804 20,218 6,066 5,233 551 3,097 10,872 4 11,346 15,468 86,313 10,914 53,568 876,878 817,129 7.31 3 Jepang 160,700 155,228 1,320 17,367 5,674 1,168 26 119 224 140 203 344 98 9 240 771 706 21,209 55 365,601 348,775 4.82 4 Korea Selatan 80,114 101,625 1,042 44,335 2,719 262 142 21 86 41 417 155 126 11 373 238 411 21,996 73 254,187 247,282 2.79 5 Taiwan 49,705 84,870 1,914 3,157 6,536 57 204 22 11 40 10 31 162 165 93 102 4,688 164 151,931 174,406 12.89 6 China 169,655 273,647 5,008 21,626 10,585 608 842 378 102 114 152 1,345 470 21 2,633 586 461 33,510 320 522,063 414,089 26.08 7 India 52,015 37,540 1,608 26,832 2,626 87 59 55 172 57 164 723 408 83 1,693 609 703 16,964 1,052 143,450 131,813 8.83 8 Philipina 31,058 14,260 875 31,515 1,477 300 283 52 21 92 81 322 151 59 1,675 360 396 10,344 553 93,874 84,632 10.92 9 hongkong 24,569 21,716 1,214 1,821 3,395 488 124 40 35 34 123 55 88 235 97 128 8,056 104 62,322 57,618 8.16 10 Thailand 31,252 30,769 2,318 3,220 3,154 202 26 73 195 51 24 193 116 8 178 788 578 1,123 401 74,669 65,823 13.44 11 Australia 69,912 649,171 3,592 8,546 2,077 858 286 1,139 177 162 489 1,136 204 16 579 762 795 11,466 137 751,504 739,044 1.69 12 Amerika 66,637 75,738 2,585 9,482 4,716 1,341 113 211 267 208 452 613 435 6 444 1,036 863 7,111 139 172,397 158,077 9.06 13 Inggris 43,739 91,248 2,474 12,169 1,969 774 91 189 281 210 1,475 493 154 8 676 1,043 532 12,765 143 170,433 163,391 4.31 14 Belanda 51,753 57,795 6,306 3,116 2,227 1,011 133 139 367 218 616 118 54 6 220 825 487 1,789 40 127,220 135,836 6.34 15 Jerman 32,936 77,761 3,174 3,589 2,437 1,541 74 145 491 292 935 288 123 5 295 1,030 337 5,749 66 131,268 121,724 7.84 16 Perancis 33,085 98,897 1,815 2,834 1,946 648 22 372 4,820 425 925 605 61 1 509 1,784 361 7,899 101 157,110 149,103 5.37 17 Rusia 7,990 62,352 253 383 194 201 7 34 11 15 242 63 25 6 45 173 32 1,844 14 73,884 67,118 10.08 18 Saudi Arabia 73,465 2,644 96 225 213 1 7 8 3 40 4 4 6 3 147 73 74 77,013 73,079 5.38 19 Mesir 2,119 1,431 26 116 44 4 3 17 2 1 7 3 3 5 13 17 1 3,812 2,848 33.85 20 Uni Emirat Arab 4,148 302 8 42 27 1 11 20 4,559 4,088 11.52 21 Bahrain 463 239 14 31 2 13 4 766 684 11.99 22 Lainnya 334,549 345,104 11,945 107,952 61,740 4,427 1,637 1,613 5,997 3,044 3,849 1,968 1,433 53,539 6,536 14,794 2,380 26,057 1,955 990,519 974,843 1.61 Jumlah 2012 1,691,403 2,399,885 163,034 980,359 160,826 16,136 20,035 24,968 20,102 11,036 12,760 14,166 16,881 53,786 85,028 45,390 113,690 280,520 87,405 6,197,410 5,918,331 4.72 Jumlah 2011 1,599,020 2,320,029 150,447 931,019 150,282 17,042 19,605 23,591 19,619 11,167 14,867 13,005 17,604 52,874 84,023 39,412 91,750 277,718 85,257 (%) 5.78 3.44 8.37 5.30 7.02 -5.32 2.19 5.84 2.46 -1.17 -14.17 8.93 -4.11 1.72 1.20 15.17 23.91 1.01 2.52 Jumlah kunjungan wisman melalui pintu masuk lainnya 386,219 351,913 9.75 Total kunjungan Wisman melalui seluruh pintu masuk 6,583,629 6,270,244 5.00
P i n t u M a s u k U t a m a
Makassar
Mataram
Sepinggan
Sultan Syarif Kasim II
Tanjung Priok
Tanjung Pinang
Adi Sucipto
Husein Sastranegara
Tanjung Uban
Balai Karimun
J u m l a h
2012 2011
Pertum-buhan
(%)
Sumber : BPS
36 Vol. 3 l No. 36 l Desember 2012
Festival BudayaLembah Baliem