newsletter pariwisata insonesia edisi 31

36
Aksesibilitas ke Timur Ketika Bertambah Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012 ISI NOMOR INI 6 16 30 32 Menaikkan Even Lokal sampai Internasional Kemajuan di Makassar Klaten, Dunia Kreatif yang Berjuang NTB Pantas Take off dengan Mutiara Becak Wisata Berkeliling Kota Kekuatan Berpadu Keindahan di Bawah dan di Atas Air www.newsletter-pariwisataindonesia.com J umlah pesawat terbang yang dioperasikan pener- bangan nasional berjadwal dan non-jadwal men- capai 657 (2010) menjadi 705 (2011). Diproyeksikan oleh Kemenhub menjadi 766 (2012), 828 (2013), 894 (2014) dan 966 (2015). Di mana nanti armada itu diparkir mengingat bandara-bandara besar sudah overloaded? Tentulah sebagian di daerah rute yang baru dibuka atau di luar negeri, maka ini juga berarti mem- buka rute baru. Dalam konteks demikian industri pari- wisata harus melirik dan memanfaatkan peluang bisnis itu sedari kini. Nesparnas 2010 (Neraca Satelit Pariwisata Nasional) menunjukkan pariwisata berperan menghasilkan dam- pak 6,87% tenaga kerja nasional, 4,63% upah dan gaji nasional, 4,13% pajak nasional, 4,73% produksi nasional. Wisnus di dalam negeri, kini bagaikan pabrik-pabrik kecil ber- jalan-jalan, menghasilkan dam- pak ekonomi langsung. Wisnus, Lebih dari Shock Absorber Krisis 19 24 Tarian suku Kima-kima, saat Dambu Festival di Merauke.

Upload: muhammad-muslih

Post on 10-Mar-2016

252 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

TRANSCRIPT

Page 1: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012

PercepatanPariwisataNasional

Aksesibilitas ke Timur

Ketika Bertambah

Vol. 3 lNo. 31 l Juli 2012

ISI NOMOR INI

616

3032

Menaikkan Even Lokal sampai Internasional

Kemajuan di Makassar

Klaten, Dunia Kreatifyang Berjuang

NTB Pantas Take off dengan Mutiara

Becak WisataBerkeliling Kota

Kekuatan Berpadu Keindahan di Bawah dan di Atas Air

www.newsletter-pariwisataindonesia.com

Jumlah pesawat terbang yang dioperasikan pener-bangan nasional berjadwal dan non-jadwal men-capai 657 (2010) menjadi 705 (2011). Diproyeksikan oleh Kemenhub menjadi 766 (2012), 828 (2013), 894

(2014) dan 966 (2015). Di mana nanti armada itu diparkir mengingat bandara-bandara besar sudah overloaded? Tentulah sebagian di daerah rute yang baru dibuka atau di luar negeri, maka ini juga berarti mem-buka rute baru. Dalam konteks demikian industri pari-wisata harus melirik dan memanfaatkan peluang bisnis itu sedari kini.

Nesparnas 2010 (Neraca Satelit Pariwisata Nasional) menunjukkan pariwisata berperan menghasilkan dam-pak 6,87% tenaga kerja nasional, 4,63% upah dan gaji nasional, 4,13% pajak nasional, 4,73% produksi nasional.

Wisnus di dalam negeri, kini bagaikan pabrik-pabrik kecil ber-jalan-jalan, menghasilkan dam-pak ekonomi langsung.

Wisnus,Lebih dari

Shock Absorber Krisis

1924

Tarian suku Kima-kima, saat Dambu Festival di Merauke.

Page 2: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

2 Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012

Penanggung jawab :Sapta NirwandarPenerbit/Pemimpin Redaksi :Arifin HutabaratDewan Redaksi :Sadar Pakarti BudiFaried Moertolo T. BurhanuddinWisnu B. SulaemanReporter : Benito LopulalanAlamat :Direktorat Jenderal Pemasaran PariwisataKementerian Pariwisata dan Ekonomi KreatifJl. Medan Merdeka Barat No.17Lantai 3 Jakarta 10110Telp : 021 383 8220Fax : 021 380 8612,Email : [email protected]

www.newsletter-pariwisataindonesia.com

Jika Anda mempunyai informasi danpendapat untuk Newsletter ini, silakankirim ke alamat tersebut di atas.

Udara di atas wilayah barat Indonesia dan sebagian kawasan tengah, telah relatif padat dengan lalu lintas angkutan udara tersebut. Bagian timur dan sebagian bagian tengah Indonesia, belakangan ini meng-alami peningkatan jumlah penumpang yang juga padat. Namun, supply and demand agaknya jauh dari keseimbangan sehingga harga-harga tiket ke dan dari kawasan tengah dan timur ternyata relatif lebih mahal.

Tidak mengherankan sebagian masya-rakat mengomentari keadaan itu: berwi-sata di dalam negeri (ke arah tengah dan timur Indonesia) bisa lebih mahal ketim-bang berwisata ke luar negeri. (Maksud-nya ke kawasan regional Asia).

Memang, dari INACA (Asosiasi Peru-sahaan Penerbangan Nasional Indonesia) diperoleh pan dangan, bahwa perluasan dan peningkatan bisnis penerbangan ke arah timur geografis Indo-nesia mulai menjadi kenyataan. Antara lain, setelah sebelumnya beberapa tahun melirik pe luang, maskapai penerbangan ‘smaller player’ mulai mereali sasi island hopping services dengan armada pesawat komuter, berkapasitas di bawah 80 seaters. Termasuk operator yang spesialis meng-operasikan pesawat ber kapasitas kurang dari 20 tempat duduk.

Bermula sebagai penerbangan charter, satu operator mulai melayani penerbang-an berjadwal pada rute-rute khusus di Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Teng-gara, Barat (NTB), Bali, terus ke Makassar. Penambahan armada pesawat disebutkan tadi terasa lebih ‘menjanjikan’ lagi.

Secara nasional, jumlah penumpang pada rute di dalam negeri tumbuh me-nakjubkan. Antara tahun 2005–2009 rata-rata per tahun meningkat 10,9%, pada 2010 bahkan meningkat 18,1 % dari 2009, dan 16% pada 2011 terhadap jumlah di ta-hun 2010. Tahun 2011 tercatat jumlah pe-numpang yang diberangkatkan mencapai 60,04 juta orang.

Bagaimana kemajuan maskapai nasio-nal pada rute internasional? Jumlah per-tumbuhan penumpang antara tahun 2005–2009 rata-rata 13,2% per tahun. Ta-hun 2010 me ningkat 32% terhadap 2009, kendati tahun 2011 peningkatan jumlah penumpangnya sekitar 23%.

Tetapi hebat pula peningkatan jumlah keberangkatan pesawat (ini berarti fre-kuensi penerbangan).

Di dalam negeri, antara 2005–2009 me-

ningkat rata-rata per tahun 3,2%, tahun 2010 melonjak 7%, bahkan tahun 2011 menaik 19,5% terhadap 2010. Di rute inter-nasional, maskapai penerbangan nasional menambah frekuensi rata-rata 10,4% antara 2005–2009, melonjak tumbuh 18,5% tahun 2010, dan tahun 2011 meningkat lagi 21,5%.

Itu statistik untuk capaian oleh maska-pai penerbangan nasional. Jadi belum ter-masuk hitungan dari operasi maskapai penerbangan asing ke Indonesia.

Penerbangan langsung luar negeri dan wisman

Direktorat Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata Kemenparekraf mem buat analisa perkembangan pariwi-sata periode Januari–Mei 2012. Hasil ana-lisa itu menunjukkan, sejauh ini kenaikan jumlah wisman berkaitan dengan berope-rasinya penerbangan langsung dari luar negeri ke kota-kota destinasi di Indonesia.

Contohnya kenaikan di pintu masuk ban-dara Soekarno-Hatta berkaitan dengan ada-nya tambahan seats penerbangan langsung dari pasar Malaysia sebanyak 268.580 seats.

Selain Garuda Indonesia, tambahan seats juga disumbangkan oleh maskapai Malay-sian Airlines, Jet Star dan Qantas.

Berdasarkan data yang dilansir Biro Pusat Statistik (BPS) dan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemenparekraf, hing ga bulan Mei 2012, jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia mencapai 3.180.779 wisatawan atau naik 8,81% di-

Penerbangan Nasional Berjadwal Dalam Negeri

Penerbangan Nasional Berjadwal Internasional

Pertumbuhan 2005–2009 2009–2010 2010–2011Penumpang Diangkut 10.9% 18.1% 16%Keberangkatan Pesawat 3.2% 7.0% 19,5%

Pertumbuhan 2005–2009 2009–2010 2010–2011Penumpang Diangkut 13.2% 32% 23% Keberangkatan Pesawat 10.4% 18.5% 21,5%

Sumber : INACA, Kemenhub

Suku Kima-kima di Merauke, saat Dambu Festival yang diselenggarakan setiap tahun. Papua, menanti kunjungan saudara-saudara nya dari tengah dan barat Indonesia.

Danau Tondanodi Manado, Sulawesi Utara, menanti revitalisasi.

Utama

Page 3: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

3Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012

bandingkan periode yang sama tahun lalu. Realisasi Januari–Mei tersebut berada diatas target 3.160.000 wisman.

Menparekraf Mari Elka Pangestu me-nyatakan bahwa: “Pertumbuhan wisman yang tetap di atas pertumbuhan pereko-nomian global, maupun pertumbuhan wisman global di tengah-tengah ketidak-pastian perekonomian dunia, adalah ber-ita baik. Dengan tren peningkatan jumlah wisatawan mancanegara (wisman), kita optimis target 8 juta wisman dan U$9 miliar devisa dapat tercapai tahun ini.”

Data bulan Mei 2012 menyatakan wis-man yang datang berjumlah 650.883, naik 8,45% dibandingkan bulan April sebanyak 626.100 wisman. Bandara Ngurah Rai, Bali tetap sebagai gerbang utama kedatangan wisman dengan jumlah 220.508 wisman, dan secara kumulatif Januari–Mei 2012 wisman yang masuk melalui bandara ini mencapai 1.125,003 wisman atau tumbuh 5,6%. Sedangkan pintu masuk kedua ialah Soekarno-Hatta, Jakarta, sebanyak 185.932 wisman atau mengalami pertumbuhan sebesar 23,62%.

Pintu masuk lain yang juga tercatat mengalami pertumbuhan tinggi pada bulan Mei 2012 adalah Husein Sastra-negara, Bandung sebesar 34,05% dan Adi Sumarmo, Solo sebesar 30,80%.

Melalui 19 bandara pintu masuk utama pada bulan Mei 2012 jumlah wisman terbe-sar berasal dari Malaysia (108.176 orang), Singapura (99.676), Australia (71.640), RRC (43.457), dan Jepang (30.791).

Selain kenaikan, ada beberapa tren per-tumbuhan wisman yang menarik. Setelah mengalami pertumbuhan rendah dan bah-kan menurun, jumlah wisman Jepang yang berkunjung ke Indonesia mulai positif se-jak bulan Maret 2012, dan pada bulan Mei 2012 pertumbuhannya mencapai 12,01% dibanding bulan Mei 2011.

Ini kemungkinan terkait dengan mulai dibukanya penerbangan Garuda Indonesia rute bandara Haneda, Tokyo–Ngurah Rai,

Denpasar sejak 27 April 2012. Juga, sudah mulai pulihnya perekonomian Jepang dari dampak tsunami dan kecelakaan pem-bangkit nuklir.

“Penerbangan langsung terbukti men-jadi faktor penting untuk menggenjot jumlah wisman. Kita berharap kenaikan ini terjadi setelah maskapai Garuda Indone-sia membuka rute penerbangan Haneda–Denpasar dengan frekuensi lima kali sem-inggu,” jelas Mari Pangestu.

Dengan catatan yang sama, pertumbuh-an wisman dari Taiwan mengalami penu-runan dan diharapkan dengan ada nya pe-nerbangan langsung oleh maskapai Garuda Indonesia pada rute Taipei– Denpasar, akan dapat meningkatkan kembali jumlah wis-man dari Taiwan.

Secara kumulatif pada periode Januari–Mei 2012, berdasarkan kebangsaan wisman

yang berkunjung ke Indonesia dibanding dengan periode yang sama tahun 2011 se-cara umum pertumbuhannya positif.

Kontribusi wisman lima terbesar ber-turut-turut adalah kebangsaan Singapura (478.680 orang), Malaysia (459.586), Aus-tralia (342.161), RRC (264.715) dan Jepang (166.774). Kontribusi kelima kebangsaan terhadap total kunjungan wisman yang masuk melalui 19 pintu masuk utama mencapai 57,35%.

Pertumbuhan wisman Januari–Mei dari RRC tetap dua dijit sebesar 25,1%, dari Malaysia 18,1% dan Australia 11,8%. Bebe-rapa kebangsaan yang walaupun jumlah-nya masih rendah secara absolut, tetapi pertumbuhannya dalam tahun ini tinggi. Yang dimaksud ialah Timur Tengah se-perti Saudi Arabia tumbuh 18,3% selama Januari-Mei dan mencapai 33.566 wisman.

WisnusLebih dariShockAbsorberDi kalangan UN-WTO belakangan ini, ada wacana

pariwisata domestik diibaratkan shock absorber dalam perekonomian jika krisis ekonomi dari

luar datang melanda setiap saat. Tapi bagi Indonesia rasanya bahkan berperan lebih dari itu.

Menparekraf Mari Elka Pangestu menunjuk-kan angka yang berbicara sendiri, dimana tahun lalu tercatat 245 juta perjalanan warga di dalam negeri, itu tidak kecil. Ia dapat meningkatkan pendapatan, “Tidak bijak kalau kalangan pelaku bisnis tidak menya-dari,” ujar Menteri dalam satu kesempatan berbincang dengan pers.

Kita dorong industri memahami, katanya. Hotel chain besar seperti Accor ketika ditanya malah men-jelaskan akan membangun 50 hotel lagi, sedangkan pertumbuhan tamunya, 60% dari dalam negeri, sisa-nya dari luar.

Perihal hunian kamar hotel, Menteri mengung-kapkan laporan awal tahun ini, dimana cukup stabil di sekitar 51%. JIHA (Jakarta International Hotel Association) menyatakan rata-rata tingkat hunian kamar hotel mereka tahun lalu mencapai 68%, seperti dikutip oleh menteri.

Mereka memproyeksikan 74% tahun 2012 ini. Ternyata pula, lebih kurang 50% tamunya wisman dan sisanya adalah wisnus.

Dari segi Kementerian, diupayakan terus bekerja sama dengan industri. Tahun 2011 tercatat bahwa penge luaran oleh wisman terdiri atas akomodasi 44%,

makan minuman 19,1%, belanja 8,4%, suvenir 8,8%, tahun ini sudah tampak menaik dari segi persentasinya.

Ini gejala menarik. Makanan dan minuman menjadi daya tarik, pertanda baik untuk bisnis kuliner. Menteri lalu mengungkapkan, pengeluaran uang wisatawan nusantara lebih banyak berbelanja daripada biaya untuk makanan. Belanja dulu, lalu makanan, baru suvenir, itulah proporsi pengeluaran wisnus.

“Kita kembangkan kuliner untuk industri kreatif atau daya tarik wisata, itu sudah tepat,” ujar Menteri.

Di Indonesia kini, penduduk m e n i n g k a t , jumlah kelas me nengah pun meningkat.

Adalah ide yang baik kegiat-an promosi wisata domestik dilaksa-nakan di mal di kota besar.

Terminal transit penumpang internasional di bandara Kupang. Bukankah tampak indah?

Menteri Mari Elka Pangestu.

Utama

Page 4: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

4 Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012

Pro-aktif dari Danau Toba

Negara-negara yang terimbas krisis ekonomi global seperti AS dan UE, tetap tumbuh menggembirakan. Wisman ke-bangsaan AS meningkat 11,3% di bulan Mei dan 26% selama Januari–Mei untuk mencapai 81.197.

Beberapa negara Eropa memang tum-buh rendah ataupun menurun, namun wisman Jerman dan Inggris tetap meng-alami pertumbuhan masing-masing 11,6% dan 14,2% untuk mencapai 54.248 dan 77.049 wisman.

Di dalam negeri, belum ada data terkini pertumbuhan wisatawan nusantara (wis-nus), namun mengingat bahwa sekarang adalah masa liburan sekolah dan bahwa

jumlah penduduk Indonesia yang masuk kelas menengah terus bertambah, diper-kirakan pertumbuhan wisnus juga terus meningkat.

Gejala tersebut dapat dipantau dari ke-padatan tempat hiburan, kapasitas penuh yang dialami oleh maskapai penerban-gan dalam negeri dan tingkat hunian ho-tel yang secara rata-rata meningkat dari 51,4% menjadi 51,7% antara Januari–Mei 2012 dibanding 2011.

Dalam rangka menjaga kinerja pari-wisata, Kemenparekraf akan bekerja sama dengan semua stakeholder untuk menjaga kinerja pertumbuhan wisman dari sum-ber negara yang mengalami pertumbuh-

an tinggi. Lalu melakukan evaluasi atas pertumbuhan yang menurun atau negatif serta segera mencari solusinya.

Di samping itu Kemenparekraf mem-punyai komitmen untuk meningkatkan daya tarik dan kesiapan di 16 destinasi. Bersamaan itu mengembangkan tujuh ka-tegori wisata minat khusus seperti wisata kuliner dan belanja, rekreasi olah raga, se-jarah dan budaya, alam dan ekowisata, spa dan kebugaran, MICE dan kapal pesiar.

Dengan langkah-langkah yang terfokus diharapkan dapat menyumbang lang-sung ke pertumbuhan di wilayah daya tarik wisata serta pertumbuhan pariwisata nasional.

Golf danHeritage

Selain itu untuk melaksanakan promosi penting dipikirkan timing-nya. Kapan seseorang membuat kepu-tusan liburan panjang, kelihatannya 3 minggu atau sebu-lan di muka. Maka di bulan Mei, Juni banyak ditingkatkan promosi, bersama dengan industri, agar tergerak pula melakukan hal yang sama.

Menteri menyebutkan NTT sangat memerlukan do-rongan adanya bantuan dan perhatian khusus. Indonesia

Timur meminta perhatian prioritas. Untuk NTB konekti-vitasnya sudah lebih baik.

Ketika bertemu dengan delapan bupati di Pulau Flores, dibahaslah ihwal perpanjangan bandara. Pulau Flores seba-gai satu destinasi berdasarkan kerja sama delapan bupati, menurut Menteri, sudah terpromosikan, sudah banyak yang tertarik, di antaranya cruise ship. Atraksi cukup banyak, tapi diakui wisatawan belum banyak yang bisa longer stay. n Paket tur untuk pegolf mancanegara pun se-

dang dikembangkan. Menparekraf Mari Elka Pangestu menegaskan itu bahkan ketika se-

dang berbicara dengan pers di tengah ajang Tour de Singkarak bulan Juni 2012 di Sumatera Barat. Kata Menteri, ada 152 golf course di seluruh Indonesia, yang menurut penilaian sudah cukup layak

Sudah terbukti di Sumatera Barat, kendati tur pe-golf relatif belum besar jumlahnya. Juga di Bandung, wisatawan Malaysia datang antara lain menikmati main golf di akhir pekan. Indonesia amat berpotensi me ngumpulkan pemain golf. Turnamen masters dan Indonesia Open, akan diangkat dengan lebih banyak mendatangkan pemain internasional dan menyedia-kan hadiah yang cukup besar, untuk menarik pemain internasional. Termasuk di Sumbar, kata Menteri.

Satu golf course yang masih bisa dikembangkan se-bagai daya tarik di Padang, apalagi jika nanti ada tam-bahan kembali direct flight dari Singapura. Sekarang sudah beroperasi penerbangan langsung dari Kuala Lumpur. Tak heran lumayan banyak wismannya yang main golf di sini. Memang yang sudah berkembang lebih dulu adalah diving dan surfing.

Gubernur Sumbar ketika itu menambahkan, seka-rang daerahnya sedang mempromosikan destinasi wisata di Sumbar untuk aktivitas di pantai dan laut, dan agrowisata, juga sedang dikembangkan acara-acara yang sifatnya nasional di kepulauan Mentawai. Menteri lalu menjelaskan, Sawahlunto misalnya, dipandang sebagai kota bersejarah dan memiliki ke-

Jumlah Pesawat di Indonesia dan Proyeksi 2012–2015

AOC 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 F 2013 F 2014 F 2015 F

121 (Ops) 289 259 351 381 432 454 470 508 549 593 135 (Ops) 194 163 209 192 225 251 296 320 345 373

(source: Ditjen Hubud – DGCA)

Utama

Sumber: Kemenparekraf / BPS

AOC = Air Operator Certificate, Izin Operasi Penerbangan.AOC 121, izin operasi pesawat dengan tempat duduk berjumlah di atas 35.AOC 135, izin operasi pesawat dengan tempat duduk berjumlah sampai dengan 35.(Ops) = yang dioperasikan.

Keterangan:

Page 5: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

5Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012

Harapan ke Timur Itulah perkembangan beberapa ta-

hun terakhir ini. “Masa depan pariwisa-ta Indonesia ke arah kawasan timur,“ kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pariwi sata dan Ekonomi Kreatif (Kemen-parekraf) Wardiyatmo saat pembukaan Festival Danau Sentani (FDS) 2012, Selasa (19/6) di Sentani, Jayapura.

“Di kawasan timur kita akan bicara mengenai lingkungan. Lingkungannya enak, asri. Selain menikmati keindahan alam dan budaya, kita juga bisa sehat, karena udaranya bersih. Saya percaya kita lebih sehat di sini dibanding di Jakarta,” kata Sekjen.

Pejabat Bupati Jayapura Jansen Manim juga sebelumnya menerangkan, dari tahun ke tahun jumlah kedatangan wisman dan wisnus selalu bertambah ketika Festival di-laksanakan. Wisman pun datang beberapa ratus orang.

Itu sekaligus mengindikasikan jumlah keseluruhan wisatawan yang berkunjung tentu meningkat. Tapi diakuinya di Sen-tani dan Kabupaten Jayapura hanyalah bertambah satu hotel bintang, namun di Kota Jayapura yang berstatus kota, jumlah hotel meningkat jauh lebih banyak.

Di Provinsi Papua Barat tahun 2011, BPS mencatat rata-rata tingkat hunian kamar hotel berbintang mencapai 54,08% padahal tahun sebelumnya 2010 capaian-nya di level rata-rata 38,87%.

BPS juga mencatat jumlah foreign visi-tors yang masuk dengan penerbangan langsung ke bandara di Sentani, Papua Barat, tahun 2011 sebanyak 3.519 orang. Cukup surprise jika dibandingkan dengan jumlah 2.153 orang melalui bandara A Yani di Jateng, atau di bandara yang lebih ma-pan, Supadio, Pontianak sebanyak 7.093 wisman di tahun yang sama. Di bandara Timika, Papua, tercatat 1.020 warga asing yang masuk.

Untuk rute dalam negeri, beberapa mas-kapai penerbangan sudah melayani kota Jayapura: Batavia, Lion Air, Garuda, Sriwi-jaya, dan Merpati dengan penerbanga n rute Jakarta–Jayapura. Ada yang mampir mela-lui Surabaya, Bali, Makassar dan Ambon.

Sejatinya bisa menjadi satu eksotika, dilihat dari sudut kegiatan wisnus, mana-kala bepergian ke kawasan timur Indone-sia dari tengah dan barat, atau sebaliknya, serasa mengadakan perjalanan ke luar negeri dalam arti, kita melampaui satu atau dua time zone. Dari Pulau Jawa ke Papua atau Maluku seakan bepergian ke Jepang, Korea atau Hongkong.

Manakala frekuensi penerbangan antara bandara-bandara di pulau Jawa dan bandara-bandara di NTT, Maluku sampai Papua menciptakan atau mencapai

kayaan arsitektur Belanda. Telah terbentuk jaringan kota-kota besar di Indonesia dan jaringan antarkota di Indonesia dengan kota-kota internasional. Sekarang ini kita juga bekerja sama dengan Kemdikbud karena sebagian besar wewenang berada di tangan Kemen-terian Pendidik an dan Kebudayaan. Jadi memang harus diperluas ke kota-kota lain. Di Indonesia banyak sekali kota-kota yang memiliki kekayaan dan gedung-gedung bersejarah serta arsitektur bersejarah yang perlu dijaga.

Dalam 16 destinasi yang ingin kita kembangkan, kata Menteri, mungkin kota Bandung, Yogya, Solo dan beberapa lagi akan kita harapkan bisa dipelihara dan dikembangkan sebagai kota wisata dengan situs-situs sejarahnya.

Kota-kota yang berminat untuk mengembangkan heritage bisa bergabung dengan asosiasi kota-kota sejarah di Indonesia. Anggota asosiasi itu terdiri antara

lain dari Medan, Palembang, Yogya, Ternate, Surabaya, Banda Aceh, Padang dan lain-lain.

Telah dikabarkan bahwa asosiasi itu mulai me-mikirkan kemana pusat-pusat sejarah tersebut akan dipasarkan sebagai destinasi untuk mendatangkan wisatawan ke Indonesia. Dalam rancangannya antara lain pada tahun 2013 bermaksud akan menaruh baliho di bandar udara Soekarno-Hatta, Jakarta, dan akan men-display obyek-obyek wisata heritage Indonesia. Dengan demikian akan bisa menarik wisatawan-wisatawan dengan minat khusus. Kemudian lagi bisa diarahkan ke Yogyakarta, Solo, dan Ternate serta kota lainnya ke arah timur.

Kota-kota tersebut akan dirapihkan, akan ditu-liskan sejarahnya, dilakukan penelitian, sehingga sejarah- sejarah masa lalu bisa diungkapkan. Demikian pula kemungkinan memperjuangkannya ke UNESCO untuk menjadi bagian dari warisan dunia. n

Inilah bandara Maumere, di Flores.

Rute Baru ke Timur Mulai BertambahInilah kota-kota yang dewasa ini dilayani oleh penerbangan langsung berjadwal dari/ke luar negeri. Batavia Air mulai Juli ini membuka rute baru dari Guangzhou–China langsung ke Bali, dan sejak Mei 2012 membuka rute baru dari Jakarta ke Makassar, Ternate, Ambon dan antarkota tersebut. Sejak Mei pula Lion Air membuka lagi rute baru dan menambah frekuensi ke kota-kota bandara di NTT. Kota Biak di Papua pernah dihubungkan oleh penerbangan nasional Indonesia ke Los Angeles AS dan Kupang di Timor ke Darwin di Australia.

Utama

Page 6: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

6 Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012

Utama

keseimbangan antara supply and demand, niscayalah lalu lintas perjalanan wisnus pada rute ini pun tetap meningkat. Harga tiket akan kian terjangkau sebagaimana layaknya pada banyak rute penerbangan di kawasan barat. Dan harga paket wisata pun akan bersaing alias makin menarik dibandingkan wisata ke luar negeri.

Wisman masuk ke Indonesia berkisar 71% diangkut oleh penerbangan, kata Fransesca Nina, Kasubdit Informasi Pa sar Luar Negeri, Dirtjen Pemasaran Pariwisata Kemenparekraf. Tahun 2011 misal nya, diantara jumlah wisman 7,6 juta berarti mengisi 34% dari jumlah total kapasitas penerbang an langsung luar negeri.

Fransesca Nina memperlihatkan data total kapasitas seats penerbangan langsung luar negeri ke Indonesia pada tahun 2011 itu sekitar 15.914.964. Adalah mengesan-kan bahwa “Tahun 2012 ini terjadi penam-bahan kapasitas penerbangan sebanyak sekitar 688.064 tempat duduk,” ujar Nina.

Pertambahannya relatif kecil empat persen lebih. Tapi peta inilah menunjuk-kan arah, ratusan ‘burung besi’ milik maskapai penerbangan nasional akan harus membuka rute-rute baru. Wilayah bagian tengah dan timur Indonesia se-dang membuka peluang bisnis baru. Ya untuk operasi penerbangan domestik ya untuk penerbangan luar negeri.

Dimaklumi pula betapa pemerintah akan sibuk meningkatkan kemampuan bandara-bandara baik peralatan teknis mau pun pengelolaan, di bagian ground side maupun air side. Kebanyakan bandara telah overloaded, sementara di kawasan tengah dan timur Indonesia memerlukan ‘up grading’.

PT Angkasa Pura I (PT AP I) mengelola 13 bandara di wilayah tengah dan timur Indonesia, dan PT Angkasa Pura II (PT AP II) menge lola 12 bandara di wilayah barat. Situasinya seperti ini:

Bupati Kutai Kartanagara Rita Widyasari

PT AP I, 13 Bandara :

PT AP II, 12 Bandara :

Kapasitas melayani Realisasi jumlah penumpang jumlah penumpang

2009 30.700.440 40.673.172 2010 30.700.440 49.237.473

Kapasitas melayani Realisasi jumlah penumpang jumlah penumpang

2009 24.340.000 52.530.020 2010 28.340.000 62.606.455

Sumber: INACA (Asosiasi Perusahaan PenerbanganNasional Indonesia) dan Kemenhub.

Tahun

Tahun

Menaikkan Even Lokal sampai Internasional

Festival Lembah Baliem ke-23

Wamen Parekraf Sapta Nirwandar terbang ke Balikpapan, hari Sabtu (30/6). Lalu ber-kendara mobil menuju Tengarong, ibu-kota kabupaten Kukar (Kutai Kartanegara).

Biasanya jarak itu ditempuh lebih kurang tiga jam. “Tidak mengapa,” kata Wamen.

“Kalau aksesnya di bawah 3–4 jam sudah termasuk dengan stop over sekitar 1 jam untuk makan, itu ba-gus. Yogyakarta–Borobudur saja 1,5 jam tidak apa-apa. Wisatawan dari kapal pesiar yang singgah di Sema-rang menuju Borobudur dengan per jalanan tiga jam dan stop over di perkebunan kopi, itu juga mereka tetap menikmatinya. Maka saya yakin Balikpapan–Samarinda, meskipun be lum dihubungkan oleh penerbang-an, dengan perjalanan darat masih bisa. Jalannya akan diperbaiki. Dengan visi yang tepat, dan dibangun, turis akan datang ke sana.”

Hari Sabtu berikutnya, jadwalnya dari Jakarta lang-sung terbang ke Alor, di ujung timur pulau Flores, NTT. Di sana membuka resmi Festival Kemilau Budaya dan Wisata Alor 2012. festival itu berlangsung 7–10 Juli 2012.

Di Kabupaten Kutai Kartanegara itu dilaksanakan kembali even tahunan Festival Erau. Wamen tampak mengefektifkan kedua momen itu, untuk sekaligus menjelaskan, bagaimana even-even di Indonesia bisa ditingkatkan secara bertahap.

Boleh jadi even di daerah awalnya bersifat lokal. Namun jika memang potensial, seperti rupanya diyakini oleh Wamen perihal even Festival Erau, kemudian bisa me ningkat menjadi berskala nasional, hingga kemu-dian bahkan internasional.

Bupati Kukar, Rita Widyasari datang ke Kemen-parekraf, dan bersama Wamen Sapta Nirwandar menjelaskan, lebih tepatnya ‘mengangkat’ kepada pers perihal Festival Erau yang diadakan tanggal 1–8 Juli 2012. Isi dari festival itu sebenarnya sudah ratusan tahun ditradisikan, kata Bupati Rita Widyasari.

Acara dimulai dengan pemasangan kayu pancang, ayun, oleh sultan. Dilanjutkan besepah, acara makan bersama, untuk itu dikosongkan satu jalan raya sepan-jang satu km dan diisi oleh makanan, masyarakat ma-kan bersama-sama. “Ini dilakukan sejak zaman kerajaan

dulu, maknanya tidak ada perbedaan antara raja dan rakyatnya,”ujar Bupati lagi.

Seminggu festival itu berlangsung dengan pentas tari dan musik khas Kutai. Alat musiknya gambus, de ngan gitar khas Kutai. Ada kirab budaya menampilkan bersatunya kehidupan etnis di Kukar; etnis Kutai, Dayak, Bu-gis, Lombok, dan hampir semua suku yang hidup membentuk komunitas-komunitas.

Bergangsing dan berhempas (sa-ling pukul), penam pilan sejak zaman kerajaan masih dipertunjukkan sampai sekarang. Ada lomba tingting, kapal kecil/klotok; juga lomba menembak. Fashion show pakaian adat. Festival kuliner menampilkan ma-kanan khas Kutai.

Festival kulinernya dilangsungkan di atas kapal sungai. Ada ekspo komunikatif, dan pasar rakyat, me-nampilkan produk UMKM. Tak luput hiburan dari band-band dari ibukota. Jadi, “menyatukan yang tradisional dan modern,” kata Rita Widyasari.

Masyarakat banyak terlibat, kalau lalulintas macet itu biasa. Akhirnya upacara membuang naga, semua orang yang ikut harus menjadi basah. Semua orang harus keluar rumah dan harus kena air. Tuahnya adalah membersihkan diri. Kalau dulu airnya harus dari Sungai Mahakam, tapi sekarang ada yang menggunakan air ledeng.

Begitulah. Di satu hari pada festival itu beberapa budayawan asal Kukar diundang membahas alasan me-ngapa dan bagaimana Festival Erau harus tetap dilaksana-kan. “Dengan budget berapa agar bisa ‘meng untungkan’. Supaya masyarakat jadi bersemangat sekaligus mengenal budayanya sendiri.” Ya, begitulah gagasan Bupati.

Seperti disebutkan tadi, momen itu menjadi

Event

Festival ini akan mengambil tempat di desa Wosilimo, Distrik Kurulu, Kabupaten Jayawijaya pada tanggal 8–11 Agustus 2012. Anda tentu akan mengagumi bahwa ini merupakan festival

ke-23 kali yang dilaksanakan. Wisnus dan wisman se-lalu datang pada jadwal pelaksanaan festival, jumlah-nya tampak meningkat setiap tahun.

Kabupaten Jayawijaya di Provinsi Papua ini ibu kotanya Wamena, lebih dikenal dengan sebutan Lembah Baliem. Nama itu pun sudah mendunia, dikenal seakan identik dengan keunikan budaya dan keindahan alam

Papua yang mempesona. Salah satu pesonanya adalah sejarah budaya perang suku. Perang yang sungguhan telah dihentikan dan dilarang oleh pemerintah daerah, namun tampilan budaya tradisional perang-perangan tersebut tetap diperingati dan dijadikan atraksi utama dalam Festival Budaya Lembah Baliem.

Tampilan utama itu dipadu dengan atraksi tari-tarian dan lagu, karapan babi, lomba permainan musik pikon, lomba permainan puradan, lomba permainan sikoko, lomba panahan (ini bahkan diperuntukkan pula bagi turis untuk mengambil bagian ikut serta, kesem-

Keadaan ‘overloaded’ itu perlu di-pahami masyarakat dan pemerintah sedang berpacu dengan pertumbuhan dan mengatasinya. n

Page 7: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

7Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012

Di Alor, masyarakat mengadati Wamenparekraf, me-ngu kuhkannya dalam upacara adat, mengenakan pakaian tradisional adat. Kita memiliki lebih 300 suku bangsa dengan adat istiadat yang juga menjadi daya tarik wisman berkunjung, mengapresiasi apa yang mereka dapat saksikan.

Menaikkan Even Lokal sampai Internasional

‘edukasi’ bagi daerah-daerah yang belakangan ini giat menciptakan dan menyelenggarakan even demi tujuan pengembangan pariwisata.

“Saya pikir ini sudah waktunya untuk menjadi even nasional. Bahkan kenapa juga tidak dijadikan even inter-nasional? Tinggal dikemas untuk bisa disajikan secara na-sional maupun internasional. Akan berbeda jika dikemas ke arah skala nasional dan internasional. Berikutnya, kita dukung untuk akses informasi dan akses-akses lain menu-ju ke sana,” ujar Wamen Sapta Nirwandar.

Digambarkannya tahap-tahap pe ningkatan suatu even. Pertama, boleh jadi kemasannya untuk rakyat setempat, berskala lokal. Setelah beberapa lama bisa ditingkatkan dikemas untuk menjadi nasional. Dan ke-mudian lagi dikemas ke skala internasional. Nah, orang akan datang karena ingin melihatnya. Ini tergantung dari kemasan dan pengarusan informa sinya, kata Wamen.

Jadi, lanjut Sapta Nirwandar, dengan contoh-contoh kegiatan yang telah diinisiasi oleh Kemenparekraf, selain sport tourism yang paling kuat juga adalah culture tourism. Seperti Edinburg Festival, festival budaya di Ing-gris, festival Albinyo di Perancis, dan lain-lain. Kalender even seperti itu setiap tahun akan dipenuhi wisatawan. Penting sekali, jadwal even jangan banyak berubah, seh-ingga orang bisa mengikutinya dengan tepat.

Dengan kata lain, kalau sudah menjadi even kalender nasional apalagi internasional, haruslah tetap tertentu jadwalnya. Misalnya untuk menentukan kalender 2013, 2014, 2015, bisa diproyeksikan waktunya dan ditentukan sedari sekarang. Orang Belanda yang mengetahui dan berminat datang tentu sudah bisa merencanakannya.

Wamen membicarakannya dalam konteks bahwa ‘ requirements’ dalam menciptakan dan mengelola even pariwisata, baik yang mengandung olah raga maupun seni budaya, itu berlaku terhadap semua even yang hen-dak dilaksanakan oleh daerah-daerah di Indonesia.

Wamen menganjurkan sedari dini membicarakannya selain antarinstansi, juga dengan para pemuka adat di daerah, tokoh-tokoh masyarakat, ketika merencanakan suatu even yang hendak dilaksanakan di tahun-tahun mendatang.

Festival di AlorKetika meresmikan Festival Alor, di Kalabahi, Kabu-

paten Alor, Wamenparekraf mengungkapkan keyakinan-nya, dengan kekayaan alam di sini, perlu kebersamaan pemerintah pusat dan pemerintah Kabupaten, untuk membangun potensi yang ada ini, sehingga dalam waktu yang tidak lama Kabupaten Alor juga akan masuk sebagai daerah destinasi.

Wisata itu yang pertama dan yang kedua adalah buda-ya. Wisata budaya adalah bagian penting dalam pariwisata, karena itu banyak budaya yang ada di daerah ini yang bisa kita informasikan ke nasional maupun intenasional.

Wamen mengajak untuk terus menjaga alam yang indah agar tidak dirusak oleh orang lain, seperti praktek pengeboman ikan yang akan merusak ekosistem laut dan wisata bahari.

Wamenparekraf juga menjanjikan pemerintah pusat akan berupaya untuk membuat film bawah laut dengan video yang sangat cantik sehingga orang bisa menikmati lewat video, sehingga bisa dikenal wisatawan dan sayang terhadap obyek bawah laut yang indah kita promosikan sehingga menjadi daya tarik.

“Saya garis bawahi hal kesenian. Musik bambu ala Alor yang dimainkan oleh anak-anak sekolah, ini sangat menarik, kita akan undang untuk bisa hadir dalam festival musik bambu internasional di Jakarta pada bulan Oktober nanti,” ujarnya.

“Musik bambu yang panjang itu saya belum pernah lihat di Indonesia, tetapi itu ada di sekitar Amerika Latin. Mudah-mudahan ini juga menjadi atraksi yang menarik yang bisa memberikan semangat kebudayaan kesenian bagi masyarakat Kabupaten Alor dan juga bisa memper-kaya kesenian Indonesia,” katanya. n

patan kegiatan interaktif antara turis dan masyarakat lokal), lomba lempar sege (tombak), peragaan bakar batu, lomba anyaman noken, pameran hasil kerajinan tangan, dan lain-lain.

Lembah Baliem dikenal juga dengan keaneka ragaman pesona wisata alam, uniknya air garam di atas gunung, pa-sir putih di atas perbukitan, wisata air terjun, wisata goa, trecking, wisata sejarah dan budaya yaitu terdapatnya di sini mummi yang diperkirakan telah berumur 369 tahun.

Anda cukup terbang 45 menit dari kota Jayapura untuk sampai ke Lembah Baliem. Penerbangan Trigana Air beroperasi pada rute ini. Dan Jayapura dihubungkan setiap hari oleh beberapa penerbangan dengan kota-kota di bagian tengah dan barat Indonesia. Di Jayapura pun jumlah kamar hotel kian bertambah banyak. n

Pakaian adat tradisional termasuk adat istiadat di setiap daerah, sesungguhnyalah merupakan tampilan yang merepresentasikan nilai dan ke-arifan lokal, keindahan dan semangat keda-maiannya. Itu pula membuat pembicaraan ten-tang pariwisata, seperti kata Sapta Nirwandar, yang pertama dan yang kedua, ialah mengenai

budaya dan manusia-nya.

Di Kutai Karta-negara, Wamen Sapta Nirwandar ‘diadati’ de ngan me ngenakan pa-

kaian adat.

Sebagian pengunjung menyaksikan Festival tahun lalu.

Page 8: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

8 Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012

Tak sedikit operator penerbangan di lingkungan ASEAN seakan me-nitikkan air liur melihat wilayah negeri ini: luas geografinya dan

kaya alam budayanya. Mereka melihat masa depan yang berpotensi besar bagi bisnis penerbangan, dan tentu saja dalam konteks bisnis pariwisata pula.

Maka open sky policy antarnegara ASEAN tahun 2015 seolah ingin diper-cepat saja realisasinya. Kebijakan itu ‘di-inginkan’ sehingga dapat setiap saat terbang ke berba-gai kota-kota di berbagai po-tensi bisnis dan pariwisata.

Bagaimana perkembang-an dan kesiap an sendiri? Mengolah dan mengem-bangkan potensi ke arah timur Indonesia kini men-jadi perhatian. Apa yang sudah dan sedang terjadi di daerah?

Tadinya hub airport Indo-nesia timur bagi Garuda Indonesia berada di Surabaya, sekarang sudah dipindah-kan ke Makassar mulai 18 Juni 2012. Jadi Makassar membawahi sekitar 17 ca-bang di Indonesia timur: tiga di Papua: Jayapura, Timika dan Biak; dua di Malu-ku: Ternate dan Ambon; lima di Sulawesi: Makassar, Manado, Kendari, Gorontalo, Palu; tiga cabang di Kali mantan, : Balik-papan, Pontianak, Banjarmasin, karena bagi operasional maskapai ini, Kaliman-tan sudah dari dulu dimasukkan wilayah Indonesia Timur, bersama Bali, Ampenan-Mataram, NTB dan Kupang, NTT.

“Makassar sangat strategis untuk In-donesia timur,” ujar Rosyinah, VP Eastern Indonesia Region Garuda di Makassar. Dari Papua, Maluku, Manado semua transit di sini. Bisa saja langsung. Tapi kota Makas-sar dilihat oleh semua airlines berposisi paling strategis dan menjadi hub terbaik.

GIA juga akan membuka hub di Balik-papan dan Medan. Nantinya GIA akan memiliki lima hub: Medan, Balikpapan, Makassar, Denpasar dan Jakarta. Di Medan dan Balikpapan dilaksanakan mungkin akhir tahun ini atau awal tahun depan.

Konsepnya, “dari Makassar kita bisa konsentrasi ke Indonesia timur,” kata dia, berusaha sejalan dengan program peme-rintah untuk mengembangkan kawasan timur. Baik penumpang dari wilayah Indo nesia timur ke Makassar maupun se-baliknya sudah bagus. “Kami kan tidak bermain sendiri di sini, banyak airlines lain, terbagi-bagi juga,” kata dia lagi.

Yang masuk 13 rute baru GIA yang di-layani dari Makassar adalah Gorontalo,

Kendari, Palu, Ternate, Ambon. Sebenar nya 13 rute baru yang dibuka Juni tahun lalu tidak semua di Indonesia timur, termasuk rute di barat.

Selain yang lima rute tadi, ada Malang yang du-lunya , ini termasuk Indone-sia timur, lalu Kupang, jadi persisnya tujuh rute baru di Indonesia timur. Lainnya adalah Lampung, Jambi, Pangkal Pinang, Tanjung Karang, Tanjung Pinang.

Ternyata, Sorong dan Manokwari di Papua sebe-narnya termasuk rute baru yang akan dibuka. Sayang-

nya, Sorong dan Manokwari belum tere-alisasi lantar an dari sisi operasional, GIA sudah bersertifikat IOSA (IATA Operation Safety Audit)— sertifikat kelayakan opera-sional dari IATA—dengan IOSA itu, har-us memenuhi persyaratan tertentu pada aspek keamanan dan keselamatan. Di bandara-bandara tertentu spesifikasinya belum bisa memenuhi kriteria sehingga belum bisa dibuka. Jadi 13 rute yang mesti-nya dibuka dari Makassar pada tahun lalu itu sudah terealisasi baru pada 11 rute.

“Mudah-mudahan Sorong dan Manok -wari secepatnya bisa dioperasikan,” Rosyinah menerangkan.

Perkembangan agaknya berlari cepat. Jumlah penumpang ke Sulawesi, Maluku dan Papua langsung stabil. Untuk rute Indonesia timur telah tercapai rata-rata passenger load factor (PLF) sekitar 85%. Ini melebihi level parameter yang meng-indikasikan perlunya ditambah kapasitas. Rute yang paling padat terasa ke Papua:

Jayapura, Timika, Biak. Biak sudah di-operasikan sejak lama.

Siapa penumpangnya?Manager Garuda ini tentu bertugas juga

mengamati dalam rangka men-generate pasar penumpang. Inilah pengamatan-nya. Peak season seperti saat ini, waktunya liburan sekolah atau anak-anak mencari sekolah, dari Indonesia timur mereka akan

Wilayah yang Menggiurkan

Utama

Rosyinah

Garuda indonesia, sebagai salah satu contoh di antara maskapai penerbangan na-sional, tahun ini akan men-

datangkan 21 unit pesawat baru, se-hingga akhir tahun akan menjadi 110 unit. Ke 21 unit pesawat itu terdiri dari empat Boeing 737-800 NG, dua Airbus 330-200, lima pesawat Sub-100 seater yakni Bombardier CRJ 100 dan 10 pesa-wat A320 untuk Citilink.

Pada saat pencanangan program Quantum Leap Garuda 2015, jumlah armadanya akan mencapai lebih dari 154 unit.

Tambahan pesawat-pesawat itulah akan menambah rute-rute baru domes-tik maupun internasional, termasuk menambah frekuensi penerbangan. Pada tahun ini saja, Garuda akan mem-buka rute-rute baru seperti Jakarta–Taipei, dan Denpasar–Haneda. Rute domestik, Bandung–Surabaya.

Selain itu, Garuda menambah fre-kuensi beberapa penerbangan dari dan ke negara-negara di Asia, dian-taranya Denpasar–Seoul dari lima kali menjadi tujuh kali setiap minggu atau berangkat setiap hari. Selanjut-nya Jakarta–Shanghai dari lima kali men jadi tujuh kali setiap minggu, rute Jakarta–Beijing dari tiga kali men-jadi lima kali setiap minggu, dan rute Jakarta–Seoul dari enam kali menjadi tujuh kali setiap minggu.

Secara keseluruhan dalam skala na-sional peningkatan jumlah rute yang di-layani oleh maskapai penerbangan na-sional di tahun 2011 mencapai jumlah 222 rute, itu meningkat 12 persen dari tahun 2010 dengan jumlah 199 rute.

Perhatikan pula armada pesawat yang berkapasitas di atas 35 seat, jum-lahnya akan meningkat dari 454 pesa-wat menjadi 470 tahun 2012, dan akhir-nya mencapai jumlah 593 pesawat tahun 2015.

Rute Penerbangan Bertambah Terus

Page 9: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

9Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012

mencari ke Makassar yang paling dekat. Dari NTT, ke Bali sampai ke barat se-

perti Yogya—tujuan utama, Surabaya, Se-marang. Ke Jakarta tidak terlalu ba nyak. Semarang, Yogya, Solo, yang paling ba-nyak untuk tujuan sekolah. Khusus di Bali biasanya mereka mencari sekolah pari-wisata dan penerbangan. Untuk sekolah-sekolah umum ke Makassar atau Manado. Sehingga saat peak season, itu selalu ramai.

Harga di kawasan ini mahal? Menurut penuturan Rosyinah, harga tiket GIA itu sebenarnya ideal saja. Kebijakannya flexible price artinya harganya beragam. Tapi execu-tive class hanya ada 1 harga, pada economy class diterapkan fleksibel sehingga harga-nya beragam karena seat-nya lebih banyak.

Contoh pesawat berkapasitas 162 seat, konfigurasinya 12 executive 150 economy. Dari yang 150 seat itu ada sembilan harga:

dari kelas Victor yang paling rendah, hing-ga Yankee yang paling tinggi. Di antaranya ada kelas Mike, London, Kilo, Qbek, Bravo. Semua orang berhak mendapatkan harga Victor. Di bawah Victor itu sebenarnya masih ada hotel class, ini tidak dijual di travel agent maupun di sales office Garuda, tapi hanya dijual di web.

Sampai penjelasan itu, tampaklah bah-wa strategi dan taktik serupa juga dite-

Utama

Bagaimana pesawat berukuran lebih kecil? Menurut proyeksi Kemenhub, pe-sawat berkapasitas di bawah jumlah 35 tempat duduk, dari tadinya 251 pesawat

tahun 2011, akan menjadi 296 pesawat ta-hun 2012, hingga akhirnya mencapai 373 pesawat di tahun 2015.

Wuih, jumlah pesawat itu akan mem-

buka rute-rute penerbangan yang baru. Dan ke arah timur Indonesia, itu rasanya tak diragukan lagi. Industri pariwisata pun tentu perlu menyambutnya. n

Rute Penerbangan Bertambah TerusPenerbangan

Domestik dan RegionalGaruda Indonesia Airlines

PenerbanganDomestik dan Regional

Merpati NusantaraAirlines

Bau-BauTanahmerah

Lombok

Page 10: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

10 Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012

rapkan oleh hampir semua operator pe-nerbangan nasional. Tapi lantaran tax, fuel surcharge dan biaya lain-lainnya kerap berubah, praktiknya pun berubah. Ka-renanya maskapai mengambil jalan tengah dengan mencantumkan harga fare saja.

Dengan perubahan-perubahan seperti itu makanya di website ditampilkan exclude tax, fuel surcharge, dan lain-lain, agar calon penumpang tidak ragu. Harga tax dan fuel itu di luar kuasanya airlines. Harga H class tidak mahal, harga itu disediakan kepada pelanggan dan sangat kompetitif.

Ketika saat V class (maksudnya Victor class) habis maka otomatis akan naik ke kelas bravo. Dan biasanya yang last min-ute buying, ya dapatnya yang Yankee class. Sering terjadi orang-orang membeli di last minute saat peak season.

Tapi ya tiket Garuda tetap dipersepsikan lebih mahal. “Kalau ada perbedaan sekitar Rp 100–200 ribu, saya pikir itu wajar. Cost yang dibayar penumpang kami kembali-kan dalam bentuk pelayanan,” jelasnya. Itu tentu berkaitan dengan statusnya se-bagai full service airlines, kebalikan dari LCC (Low Cost Carrier). Garuda pun se-dang menghidupkan LCC sendiri, Citilink. Anak perusahaan ini akan mendukung rute-rute yang tidak diterbangi induknya, hanya melayani rute-rute pendek.

Memang rute Singapura-Makassar be-lum lama dibuka. Perkembangannya saat ini penuh terus. Yang masih perlu ‘diang-kat’ adalah saat low season. Di luar peak season orang banyak datang ke Jakarta. Ini yang masih di analisa. Soalnya, kalau le-wat Jakarta mereka kan bisa belanja dulu.

Penumpang ke Makassar kebanyakan untuk bisnis, untuk liburan kebanyakan dari etnis Cina Singapura. Sebaliknya dari Makassar ke Singapura sebagian untuk berobat selain liburan. “Kita sedang mem-pelajari menarik mereka datang di luar peak season,” kata Rosyinah.

Pertanyaannya kini bagaimana me-nyiapkan industri pariwisata di sini agar orang yang berkunjung merasa nyaman. Garuda rupanya sudah mengadakan sur-vei bareng dengan orang Singapura ke Makassar. Tujuannya, agar bukan hanya mengambil penumpang orang Bugis yang tinggal di Singapura atau Malaysia. Selain wisata pulang kampung yang dibidik, juga agar menumbuhkan ketertarikan orang Singapura terhadap Makassar.

Yang menonjol sebagai obyek daya tarik wisata memang Toraja. Tapi variasinya be-lum sebanyak di Yogya.

“Saya berharap teman-teman lain bisa membuat paket-paket seperti pulang kam-pung, one stop service atau free and easy,” demikianlah harapan VP Eastern Indonesia Region Garuda Makassar ini.

Bagaimana ke timur?Saat ini Garuda berkonsentrasi pada

program awal yang belum terealisasi. Contohnya rute ke Sorong dan Manokwari itu tadi. Atau ke Kendari. Mungkin akan menambah flight. Ketika capaian Load Fac-tor sudah maksimal maka otomatis akan menambah frekuensi penerbangan atau membuka rute yang belum dilayani.

Pesawat-pesawat baru datang tahun ini, berkapasitas 100 seaters, didesain un-tuk rute-rute pendek dan bisa masuk ke bandara yang tidak menerima pesawat berbadan lebar.

Untuk rute Singapura–Makassar belum ada rencana baru lagi, tapi memelihara berlangsungnya penerbangan. Itu me-ngandung makna masih harus mening-katkan pemasaran, menambah jumlah pe-numpang alias meningkatkan Passeenger Load Factor.

Ada satu perkembangan baru lainnya. Diberitakan, Panorama Group membuka kantor pemasaran sejak akhir April 2012, di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, mela-lui anak perusahaannya Panorama Destina-tion. Itu, menurut CEO Panorama Group, Budi Tirtawisata, untuk memasarkan po-tensi NTB dan Indonesia Timur. Keindah-an alam timur Indonesia me rupakan po-tensi pariwisata yang perlu dikelola serius. Disebutnya atrak si wisata Pulau Komodo, Flores, Sum ba dan Nusa Tenggara Barat. Dia menjelaskan dalam kaitan itu pe-rusahaan tour operator-nya kini te-lah memiliki tiga kantor pemasaran di luar negeri, yaitu di Malaysia, Singapura, dan baru saja membuka di Paris, Perancis.

“Kami akan membuka kantor di China sebelum akhir tahun ini dan di Thailand, “ kata manager Panorama ini. n

Utama

Inilah layanan penerbangan dari

Makassar, merupakan ‘modal dasar’ kini bagi industri penerbangan

dan industri pariwisata untuk memanfaatkan dan mengembangkan

bisnis ke arah timur.

Page 11: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

11Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012

Studi UN-WTOtentang Wisnus Studi tentang Pariwisata Domestik di

seluruh Asia-Pasifik telah dijadikan salah satu fokus yang disorot oleh Organisasi Pariwisata Dunia PBB

(UN-WTO) khususnya di Asia Timur, Asia Selatan dan Pasifik. Studi dilakukan bulan Mei yang lalu, penelitian akan diselesaikan akhir tahun ini, tetapi temuan awal telah diungkapkan, dan Imtiaz Muqbil, seorang penulis pengamat pariwisata terkemuka ber-basis di Bangkok, menyiarkan saripatinya.

Studi itu mencakup sektor pariwisata domestik di Australia, Bhutan, Cina, India, Indonesia, Iran, Jepang, Korea, Malaysia, Mongolia, Selandia Baru, Pakistan, Filipina, Sri Lanka, Thailand, dan Vietnam.

Kontribusi pariwisata dalam negeri, di-bandingkan dengan kontribusi pengunjung internasional, mencapai 60% dari total penda-patan pariwisata, tulis studi itu. Memang diperlukan angka yang lebih rinci karena per-bedaan dalam metodologi dan sistem akun-tansi serta perhitungan yang ‘membuatnya sangat sulit untuk memberikan angka yang tepat, handal dan dapat diperbandingkan’.

Laporan itu mencatat bahwa pariwisata Asia telah bertahan dari kesulitan ekonomi, bencana alam dan kejadian akibat buatan ma-nusia seperti Severe Acute Respiratory Syn-drome (SARS), Wabah Flu Burung dan Ma-nusia (AHI), Tsunami 2004, dan terorisme.

Pada saat seperti itu, penelitian mengata-kan, “Pariwisata secara umum dan pariwisata domestik khususnya telah bertindak sebagai ‘shock absorber’ yang dapat meredam dampak negatif dari krisis yang timbul.

Pariwisata domestik telah menjadi ‘cadang an’ di beberapa daerah tujuan wisata di Asia seperti Indonesia dan Sri Lanka yang telah diandalkan untuk melindungi produk wisata, terutama akomodasi, karena tidak terpakai dan mengalami kemerosotan. Pada saat yang sama, pariwisata domestik mem-bantu untuk mempertahankan dan memberi-kan pekerjaan kepada orang-orang yang mata pencahariannya tergantung pada industri ini.

Dalam hal volume, pariwisata domestik diperkirakan sekitar 200 juta di India saja, se-dangkan di Indonesia dan Sri Lanka, kata stu-di itu, pasar pariwisata domestik telah men-dukung industri pariwisata selama periode stagnasi pengunjung internasional.

Dicatat pula bagaimana Cina mengambil kebijakan untuk meningkatkan konsumsi guna menangkal dampak dari krisis ekonomi global baru-baru ini. Pada gilirannya, mem-berikan dorongan kepada pariwisata domes-tik dengan memberikan berbagai insentif dan menempatkannya pada daftar prioritas da-lam kebijakan dan perencanaan. Tujuannya tidak semata-mata ekonomi tapi juga secara sosial, mengingat keseimbangan perkotaan dan pedesaan sedang terancam dengan per-tumbuhan yang lamban.

Memperhatikan bahwa pariwisata domes-tik memberikan manfaat utama bagi UKM, hotel dengan tarif yang relati murah, trans-portasi jalan dan kereta, penelitian men-gatakan bahwa pariwisata domestik akan booming berkat pertumbuhan ekonomi dan kewirausahaan, berkat kelas menengah yang meningkat, sektor swasta yang dinamis dan memperkuat promosi maskapai penerbang-an serta hotel umumnya.

Masalah masa depan yang harus ditangani meliputi kemacetan dan konsentrasi publik selama musim puncak terutama pada situs-situs ziarah, masalah keselamatan dan keamanan, serta standar kesehatan.

Hasil penelitian itu mengamati apa yang terjadi di Indonesia. Dinyatakan, insentif dan kampanye promosi telah dilakukan untuk mendorong pariwisata domestik, seperti slo-gan sukses pariwisata domestik Indonesia ‘Pariwisata nusantara’ (Kenali Negerimu), dan upaya Australia untuk merayu penduduknya, terutama para pegawai negeri, untuk meng-ambil akumulasi cuti mereka dengan berwisa-ta di dalam wilayah Australia sendiri .

Rekomendasi ditulis oleh peneliti agar memberikan pariwisata domestik tempat se-layaknya mulai dari reformasi administrasi dan kebijakan, partisipasi sektor swasta, in-

vestasi dalam infrastruktur, upaya promosi termasuk penerbitan panduan akomodasi untuk pariwisata domestik, dan memperke-nalkan teknologi informasi (seperti situs web multibahasa) untuk digunakan oleh wisatawan domestik.

Pabrik Berjalan

Di Indonesia, di luar dari studi tersebut, nyatanya wisnus tampak tak ‘mundur’ seka-lipun mengalami beberapa kali kemacetan lalu lintas, kadangkala dalam deretan kenda-raan bermotor yang berkilometer panjang-nya, sekian jam lamanya. Di tengah kota dan di pusat-pusat kuliner atau belanja, wisnus berdesakan. Atau berpacu satu sama lain me-menuhi tempat-tempat hiburan rekreasi. Se-lain tentu saja, di pegunungan, danau, pede-saan ada pula yang melenggang menikmati indahnya alam dan sejuknya udara bebas.

Direktur Promosi Pariwisata Dalam Ne-geri, Faried Moertolo, memberikan metaphor lain: para wisnus itu bagaikan ‘pabrik-pabrik kecil yang berjalan’. Apa maksudnya?

Ya, para wisnus itulah yang menghasilkan lapangan kerja, lapangan usaha, seakan men-jadi pabrik uang yang produksinya diberikan kepada masyarakat. Pabrik-pabrik kecil yang berjalan-jalan, hmm. n

Wisata Nusantara

Page 12: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

12 Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012

Ini promosi seni budaya Indonesia dilakukan oleh kalangan muda, para mahasiswa yang tergabung dalam PPIA (Persa-tuan Pelajar Indonesia Australia) di Melbourne. Bekerja sama

dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, KJRI Melbourne, dan Garuda Indonesia setempat, mereka menggelar pagelaran seni musik dan tari tradisional Indonesia untuk me-narik minat warga Australia maupun Indonesia yang berada di Melbourne.

Pertunjukan Musik dan Budaya tersebut bertajuk Et Cetera 2012 yang diselenggarakan tanggal 25 April 2012 di Melbourne Convention and Exhibition Centre, Australia.

Disuguhkanlah di situ tarian dari Sabang sampai Merauke, musik gamelan, dan penampilan musik dari Trio Lestari (Tompi, Glenn Fredly dan Sandy Sandoro ).

Selain pemberian Door Prize dan penyebaran bahan informasi pariwisata, stasiun TV SCTV meliputnya untuk meluaskan pro-mosi Wonderful Indonesia.

Sekitar 1500 tiket terjual habis pada penyelenggaraan event ini. Hasilnya akan disumbangkan kepada masyarakat Indonesia yang kurang mampu atau terkena bencana alam. n

Selama satu hari pada tanggal 1 April 2012, sekitar 15.000 pengunjung warga negara asing dan Indonesia yang se-dang berada di kota Adelaide, Australia, memadati area

penyelenggaraan Indofest 2012 di Rymill Park, di kota itu.Kegiatan ini

menyedot pen-gunjung karena berbagai suguhan acara Cultural Per formance yang khas, selain work-shop, dan pa-rade kebangsaan berupa pawai kesenian Kuda Lumping dan

Reog Ponorogo. Tentu saja selain promosi pariwisata berupa distribusi brosur, bazaar makanan khas Indonesia dari beberapa daerah, melengkapi kemeriahan acara.

Event ini sukses, didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Konsulat Jenderal Republik Indonesia untuk Sydney, Indonesian Investment Promotion Centre (IIPC), Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC), Flinders Asia Centre, Austraining International, dan Indonesian Teachers Association. n

Adalah yang pertama kali bagi Indonesia, difasilitasi oleh Kemenparekraf berpartisipasi pada Marine Diving Fair ke-4 di Ikebukuro Sun Shine City Convention Center, Tokyo,

Jepang. Pameran ini merupakan kegiatan consumer show terbesar di Asia yang khusus mempromosikan resor, produk dan desti-nasi wisata meneyelam. Kegiatannya sendiri berlangsung pada tanggal 6 – 8 April 2012, diikuti oleh 200 exhibitors dari 49 negara dan dikunjungi oleh 52.000 orang.

Peserta yang ikut berpar-tisipasi adalah: Maldives, Palau, Tahiti, New Cale-donia, Mexico, Australia, Thailand, Indo nesia, Filipi-na, Malaysia, Mesir, Kroa-sia, dan ne gara lainnya.

Industri yang berpartisi-pasi di luar booth Indonesia tampak ramai sekali dikun-jungi peminat, yaitu yang dilaksanakan oleh pengu-saha Jepang yang menjual wisata bahari Raja Ampat, Komodo, Wakatobi, Lembeh, Buna-ken, dan wisata laut lainnya.

Keikusertaan Indonesia dengan 4 booth, telah mendapat peng-hargaan Dive & Travel Awards 2012, Reader’s Choice The 10th Prize Best Diving Area, Overseas.

Selain itu dari lima perusahaan yang berpartisipasi atas koordinasi Kemenparekraf menyatakan dapat ‘pembelian’ dari sekitar 1920 wisman, dengan perkiraan pendapatan sekitar Rp16,5 miliar.

Selain promosi ini, khusus wisman dari Jepang diharapkan akan mengalami peningkatan dengan dibukanya jalur pener-bangan baru Haneda–Denpasar–Haneda”. n

Kembali, untuk promosi paket wisata menyelam, Kemen-parekraf berpartisipasi pada even ADEX (Asia Dive Expo). Pameran ini khusus mempromosikan paket wisata diving.

Sebanyak 94 peserta dari 4 negara ikut serta pada ajang yang berlangsung tanggal 13–15 April 2012 di Marina Bay Sands, Expo and Convention Centre, Singapura.

Kali ini Kemen-parekraf memfasili-tasi 11 (sebelas) in dustri dengan transaksi penjualan keseluruhan seki-tar 290 pax dengan nilai sekitar Rp 1,15 miliar.

Pada pameran yang menyedot per-hatian sekitar 15.000 pe ngunjung ini, da-pat diketahui desti-nasi yang menjadi favorit, yakni Lembeh lalu Bali, Bunaken, dan Raja Ampat. n

Ajang bernama ‘Et Cetera’ 2012

Dan INDOFEST 2012

Marine Diving Fair

Lagi, Diving

Promosi Luar Negeri

Page 13: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

13Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012

Esthy Reko Astuti

Membuka dan Memanfaatkan indonesia.travelWeb www.indonesia.travel telah

empat tahun diluncurkan. Kini tugasnya mempromo-sikan pariwisata berbasis

ekonomi kreatif. Ya di situ terkandung tambahan tugas baru. Maka informasi destinasi akan diperkaya dengan berbagai aspek daya tarik wisata, namun dengan fokus kekayaan dan keanekaragaman ke-budayaan pada destinasi tersebut, dan keterkaitannya dengan ekonomi kreatif.

Untuk menjadi media referensi utama berbagai informasi pariwisata Indone-sia, haruslah akurat dan up to date, maka web ini pun akan meningkatkan kuantitas serta kualitas informasi pariwisata yang disebarluaskan, pada akhirnya untuk men dukung pencapaian target kunjungan wisman dan pergerakan wisnus.

Jadi bisa disebut web ini merupakan Penghubung atau ‘hub’ antara wisatawan, stakeholder pariwisata dan pemerintah.

Menurut Esthy Reko Astuti, Direktur Pencitraan Indonesia Kemenparekraf, pengelolaan web indonesia.travel saling ter integrasi antara pengelolaan teknis server, akses, jaringan, CDN (Content Delivery Network), webserver, database dan keamanan sistem.

Demikian pula pengelolaan muatan, interface (desain antar muka), serta fitur-fitur penunjang lainnya termasuk me-ningkatkan kualitas situs, baik dari sisi tampilan maupun navigasi. Muatan selalu diperkaya dan dimutakhirkan melalui desain serta fitur-fitur yang memperkaya informasi pariwisatanya.

Selain itu, intensif pula dilakukan pro-mosi melalui media online internasional dan nasional dan kegiatan offline. Contoh-nya dipasang banner pada berbagai situs po puler; mengoptimalkan penggunaan SEO (search engine optimization), SEM (search engine marketing), pemanfaatan media sosial serta kampanye offline melalui kerja sama dengan merangkul komunitas blogger.

Hasilnya, komunitas yang tergabung dalam situs media sosial sampai saat ini untuk facebook tercatat friend 5.175 dan fans 39.276. Sedangkan di twitter tercatat 30.040 follower.

Web yang digandeng bekerja sama ialah antara lain website jalan sutra, indoback-packer, sahabat museum, komunitas historia,

pecinta kereta api, kompasiana, travel junkie, nusantara beta, kaskus travel, dan lain-lain.

Berkat kerja sama tersebut sejak tahun 2011 hingga saat ini, rata-rata 4.500–5.000 pengunjung masuk ke web Indonesia.travel setiap hari. Ketika ditampilkan program khusus seperti quiz online, bisa mencapai 20.000 pengunjung per hari. Maka di ta-hun 2011 tercatat 1,2 juta lebih visitors.

Lihatlah data ini :

Di balik keberhasilan telah dijalani tan-tangan yang tiada henti, sebagian besar pada kegiatan pengelolaan muatan, ka-rena banyaknya jumlah, keanekaragaman daya tarik serta destinasi wisata Indonesia. Itu ditambah lagi dengan perlunya ber-bagai informasi pendukungnya (termasuk event pariwisata).

“Kami berusaha terus untuk selalu me-nyediakan informasi yang mutakhir melalui koordinasi dengan berbagai pihak, baik di internal Kementerian, instansi daerah terkait, serta berbagai pihak lainnya,” jelas Esthy.

Terus, bagaimana tahun berikutnya? Melanjutkan menyelaraskan pemutakhi-ran informasi sesuai dengan arahan Men-teri Parekraf yang tertuang pada Renstra Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2010–2014. Itu adalah dasarnya.

Pemutakhiran informasi terfokus pada 13 Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) yang tersebar pada KPPN/KSPN (Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional/Ka-wasan Strategis Pariwisata Nasional). Ber-samaan itu mensosialisasikan informasi, mengkampanyekan mengenai tujuh klas-ifikasi wisata minat khusus yakni:

1.Wisata Budaya dan Sejarah; 2. Wisata Alam dan Ekowisata; 3. Wisata Olah Raga Rekreasi (menyelam, selancar, kapal layar, treking, dan mendaki, golf, bersepeda, marathon, hash); 4. Wisata Kapal Pesiar; 5. Wisata Kuliner dan Belanja; 6. Wisata Kesehatan dan Kebugaran; dan 7. Wisata Konvensi, Insentif, Pameran dan Even.

“Lain dari itu, juga akan berkoordinasi dengan berbagai travel portal internasio-nal dan nasional. Website ini akan memu-dahkan wisatawan/calon wisatawan da-lam merencanakan, membeli paket-paket wisata ke berbagai destinasi di Indonesia, melalui jaringan online ini,” tambah Esthy.

Agar penyebaran lebih agresif, kini se-dang dikembangkan kerja sama dengan komunitas dunia maya seperti facebook, twitter, juga website asing pariwisata, antara lain ETN, TTG, Trip Advisor, dan lain-lain. Semuanya dengan tujuan meng-grab masyarakat sebanyak mungkin seraya mempromosikan Indonesia.

Bentuk kerja sama dengan website se-perti ETN adalah dengan memasukkan link www.indonesia.travel di website ETN, dan memanfaatkan email blast ke qualified subscriber-nya.

Jadi dengan kerja sama ini maka berita yang diterbitkan di web indonesia.travel da-pat dibuka oleh pembaca ETN yang terse-bar di seluruh dunia.

Semakin dilengkapiBukalah salah satu bagian dari infor-

masinya. Misalnya Taman Nasional Tan-jung Puting. Akan disajikan informasi

Pengunjung pada Indonesia.travel :

Pengunjung berdasarkan Negara pada Indonesia.travel :

Tahun Visits Pageviews Visitor 2008 85,000 150,000 65,000 2009 180,236 563,858 151,393 2010 340,140 1,269,997 278,165 2011 1,748,607 8,427,960 1,277,188

Negara Persentase Indonesia 34.0 % India 20.7% Pakistan 12.0% China 7.1% United states 4.9% Singapore 3.6% Thailand 2.8% United United Kingdom 2.7% Germany 2.6% Malaysia 1.4% France 1.4%

On Line Indonesia

Page 14: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

14 Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012

mengenai kegiatan apa saja yang dapat dilakukan di sana, selain informasi ako-modasi, belanja, berkeliling, transportasi sampai tips saat berkunjung.

Selain itu disediakan link untuk masuk ke informasi Kalimantan Tengah di mana Taman Nasional ini berada. Content-nya terdiri dari keterangan mengenai Kali mantan Tengah secara umum, ter-masuk sejarah, transportasi, masyarakat dan budaya, kuliner juga alamat dan nomor telepon kantor Dinas Pari-wisatanya.

Tuti Sunario, salah seorang editor bahasa Inggris website ini, menjelaskan, dulu prioritasnya hanya memuat famous desti nation saja, namun akan dilengkapkan dengan setiap daerah di Indonesia, akan dimuat secara bertahap.

“Apalagi bila daerah tersebut terkait dengan berita besar yang sedang ramai di-publikasikan, baik nasional atau interna-sional pasti akan ditayangkan di web,“ kata Tuti. Di kesempatan itu akan dimuat profil daerah secara lengkap sehingga langsung dipromosikan aspek pariwisatanya.

Jadi bila satu berita terkait dengan satu destinasi maka tidak hanya beritanya yang muncul, namun profil daerahnya berikut informasi yang dibutuhkan untuk berkunjung ke daerah tersebut juga akan tersedia, dengan kemunculan link.

Coba pula klik ke salah satu destinasi yang terkenal seperti Yogyakarta. Bagian content yang diangkat selain berisi infor-masi umum daerahnya, juga akan tampil data alamat dan nomor telepon akomodasi, restoran, sehingga pembaca dapat langsung berhubungan ke tujuan yang diinginkan.

I n d o n e s i a , ribuan pulau, ber-bagai destinasi dan budaya, itu saja sudah menun-tut perlunya dia-

komodir infor-masi seleng kap mungkin dari

setiap destinasi wisata yang ber-karakter berbeda-beda.

Maka jelas amat berbeda kalau diban-dingkan dengan negara kecil misalnya Singapura. “Sehingga content-nya tidak sekompleks web kita,” jelas Tuti.

Web ini dapat diakses dalam delapan ba-hasa termasuk bahasa Rusia. Pilihan berita dan penyajiannya tidak disamakan untuk pembaca bahasa Inggris dan Indonesia.

Untuk pembaca bahasa Inggris berita-nya dipilih sesuai dengan karakter english reader. Jadi bila satu berita layak untuk dimuat untuk segmen orang asing, belum tentu dibuatkan versi bahasa Indonesia-nya dan sebaliknya.

Juga sudah disesuaikan bagi pemakai gadget terkini, agar dapat diakses dengan mudah misalnya dengan Iphone, Black-Berry, dan lain sebagainya.

Rencananya tahun depan, akan didala-mi kerja sama menggiatkan bahasa Man-darin, ini terkait dengan beralihnya fokus pasar Eropa, yang saat ini dalam keadaan krisis, berpindah ke Asia.

Dengan segala keunggulannya, di te-ngah dinamika dan serunya persaingan bisnis melalui dunia cyber, web ini juga efektif berfungsi menjadi pelengkap tools promosi pariwisata Indonesia yang selama ini diproduksi, seperti brosur, buku-buku, leaflet, dan sebagainya.

Al hasil, ya tugasnya membangun pen-citraan bangsa, “Wonderful Indonesia”. n

Tanggapan Terbuka di Publik On Line Di Indonesia, masyarakat semakin ramai

mencari info untuk kebutuhan memper-siapkan perjalanan wisata, setidaknya tercermin dari daftar ‘kata kunci terhangat,

atau dikenal sebagai ‘trending topics’, begitu kita masuk di Yahoo!Indonesia. Menjelang akhir Juni 2012, terlihat daftar ini:

‘Kata Kunci Terhangat’ :4Singapore Hotel 4Hotel Bali 4Hotel Jakarta 4Hotel Yogyakar...4Hotel Bandung 4Lombok 4Euro 2012 4Batam 4Camera Dslr 4Tiket Pesawat

Itu mengindikasikan selama musim liburan Juni–Juli 2012, masyarakat Indonesia pun mencari info melalui internet. Dan itu mengindikasikan pula destinasi yang populer diminati khalayak.

Mari mengikuti lebih lanjut apa yang terjadi. Sebuah Penelitian Preferensi Konsumen dilaksanakan oleh Maritz Poll di Amerika Serikat bulan April 2012. Hasilnya menunjukkan konsumen sangat ingin suara mereka didengar oleh perusahaan melalui web. Ang-kanya menunjukkan 85% konsumen sangat senang ketika perusahaan menanggapi komentar mereka secara terbuka di forum online dan media sosial.

Metodologi yang digunakan dalam Studi Pre-ferensi Konsumen yang dilakukan 18–22 April, 2012 itu dengan jalan menghimpun tanggapan terhadap panel online dari 1.400 responden. Kuesioner di-fokuskan pada tiga bidang utama: kesadaran, peng-gunaan dan preferensi mekanisme umpan balik kon-sumen; kesadaran dan pendapat atas kegunaan lain dari analisis web, dan demografi.

Penelitian itu menunjukkan bahwa pelanggan yang menerima tanggapan melalui komentar pu blik menyambutnya dengan sangat positif. Seba nyak 27 persen menyatakan ‘senang’ atas tanggap an terha-dap umpan balik mereka di hadapan publik, diban-dingkan dengan hanya 6 persen yang ‘senang’dengan tanggapan langsung. Hanya dua persen dari respon-den menunjukkan ‘tidak senang’ dengan respon yang disajikan di ruangan komentar publik.

Studi penelitian Maritz ini melihat dari dekat ke-sadaran dan kesukaan konsumen terhadap berbagai penggunaan informasi online oleh perusahaan.l Delapan puluh empat persen konsumen lebih

me nyukai menggunakan informasi online untuk membantu pelanggan yang tidak puas.

l Tujuh puluh lima persen mendukung mengguna-kan informasi online untuk menggalang pema-haman tentang apa yang dipikirkan konsumen

On Line Indonesia

Page 15: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

15Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012

Tanggapan Terbuka di Publik On Line mengenai produk perusahaan.

l Tujuh puluh persen menggunakannya untuk mema-hami produk-produk para pesaing serta memanfaat-kan statistik web untuk meningkatkan kehadiran peru-sahaan secara online.

l Enam puluh delapan persen dari konsumen mendukung informasi yang digunakan untuk memahami apa yang dipikirkan konsumen tentang produk perusahaan.

l Enam puluh persennya mendukung informasi yang digunakan untuk memahami apa yang dipikirkan oleh konsumen atas produk pesaing.

Penelitian itu juga dapat memberi gambaran tentang masa depan kontak pelanggan yang menunjukkan bahwa metode kontak konsumen yang disukai berhubungan erat dengan usia. Semua kelompok umur masih lebih suka metode umpan balik langsung, konsumen dewasa muda semakin memilih umpan balik melalui ruangan publik secara online, dimana 33 persen dari kelompok kon-sumen usia termuda (18 sampai 24 tahun) lebih memilih metode umpan balik publik dan 28 persen dari mereka secara khusus mendukung facebook. Semakin muda usia konsumen, semakin besar kemungkinan mereka lebih memilih umpan balik langsung di publik daripada metode umpan balik langsung ke pribadi.

“Kita tahu bahwa perusahaan-perusahaan semakin membutuhkan dan ingin memahami peran metode um-pan balik publik online,” ujar Jim Stone, wakil presiden eksekutif inovasi dan ilmu pemasaran untuk penelitian Maritz.

“Kami berharap kami akan terus melihat lebih dekat kesenjangan antara preferensi metode umpan balik lang-sung dan umpan balik publik karena generasi muda pada hari ini kelak akan menjadi konsumen dewasa. Me reka akan semakin berharap untuk menggunakan forum-forum publik online dan media sosial untuk memberikan umpan balik kepada perusahaan tentang produk, layanan dan pengalaman. Dan mereka akan mengharapkan peru-sahaan-perusahaan itu akan mendengarkan dan menang-gapi umpan balik mereka. “

Di Afrika Kini

Di Afrika pun beberapa Negara dan masyarakatnya dewasa ini tampak kencang mengejar ketertinggalan. Pada tahun ke-4 (2012) diselenggarakannya E-Tourism Af-rica Summit, yang disponsori oleh Badan Pariwisata Afrika Selatan dan badan Pariwisata Cape Town, diberitakan meraih sukses besar dengan sekitar 300 orang menghadiri pertemuan puncak dua hari di Cape Town International Convention Centre pada tanggal 15–16 Maret 2012.

Di hari kedua konferensi, para delegasi ditawarkan menghadiri seminar sehari penuh tentang praktek pari-wisata online atau berinteraksi dengan para spesialis e-marketing. Sesi panel mencakup diskusi mendalam tentang peran baru online bagi para manajer destinasi, agen perjalanan, operator tur, pengelola kebun binatang, dan maskapai penerbangan, yang semuanya dimodera-tori oleh para pakar internasional terkemuka. Di antaranya

adalah Sally Broom, CEO dan Pendiri Tripbod.com, presen-tasi menarik dari Trip Advisor, Expedia, dan Google, yang memberikan banyak wawasan baru yang menunjukkan bagaimana orang-orang memesan dan memutuskan per-jalanan mereka secara online.

CEO Badan Pariwisata Cape Town, Mariette du Toit Helmbold, mengatakan, “Dalam dunia di mana lebih dari 95% dari riset perjalanan dan lebih dari setengah dari pembelian perjalanan dilakukan secara online, sangat penting bagi pemain pariwisata untuk tahu bagaimana terlibat secara aktif dengan—dan mendengarkan—pelanggan potensial.

“Sebagai daerah tujuan, Cape Town telah mening-katkan profil pemasarannya dan keberadaannya secara online. Grup kami di facebook, I ♥ Cape Town, sangat pop-uler sebagai salah satu kelompok terbesar di antara penggemar destinasi di dunia, kami memiliki blog reguler, kompet is i Flickr, dan j a d w a l perjalanan dalam web yang semuanya merupakan bagian dari solusi komunikasi. Kita harus memastikan bahwa kami memiliki tujuan yang akan populer dan ter-hubung ke wisatawan baru di dekade berikutnya. Tentu saja E-Tourism Africa Summit tahun ini memberi kita banyak wawasan baru yang segar, dan sebagai sebuah industri, banyak peluang dan contoh bagaimana kita da-pat menciptakan masa depan yang lebih kuat dan lebih berkelanjutan di sektor pariwisata. “

William Price, Manajer Marketing Global Badan Pari-wisata Afrika Selatan mengatakan bahwa E-Tourism Africa Summit adalah kesempatan besar bagi sektor pariwisata untuk mengejar semua teknologi online terbaru dengan mengatakan: “Saya percaya bahwa sektor pariwisata Afrika Selatan memiliki pemahaman tentang kekuatan pemasaran online jauh lebih besar. Baik informasi dari pre-sentasi maupun Buku Teks Pariwisata Online, saya merasa bahwa pasar kami akan jauh lebih siap untuk berubah dan memanfaatkannya dengan pindah ke online. Pasar kami memiliki beberapa tujuan terkaya, paling beragam, dan dramatis di planet ini dan dunia web tak terbatas untuk menceritakan kisah-kisah kami. “

Di EropaPada tahun 2013, penjualan internet diharapkan

mencapai 69% di bidang transportasi udara, 49% dari penyewaan mobil, 48% dari pangsa penjualan hotel, dan 48% dari penjualan ritel perjalanan. Pertumbuhan akan ditopang oleh kenaikan terus-menerus dalam jumlah konsumen Jerman dengan akses internet broadband dan keakraban lebih besar dengan situs yang menjual produk pariwisata. Dan, tumbuh kebiasaan menggunakan inter-net bukan hanya sebagai sumber informasi, tetapi juga untuk melakukan pembelian.

JepangDi Jepang, penjualan lewat internet diperkirakan akan

terus tumbuh. Konsumen ini akan menjadi lebih percaya diri dalam membeli produk perjalanan dan wisata secara online, karena situs perusahaan travel menjadi lebih cang-gih, lebih aman dan lebih mudah digunakan.

Transaksi melalui internet diharapkan meningkat 70% secara konstan dengan proyeksi hingga ¥ 869 miliar pada tahun 2013. Ini akan setara dengan 12% dari total penjualan. Tetapi, kendati penetrasi internet meluas ke rumah tangga, banyak konsumen yang online hanya un-tuk mengumpulkan informasi pada hari libur mereka atau membuat rencana liburan. Kebanyakan dari mereka tidak membeli produk secara online.

Pelanggan umumnya merasa bahwa ritel perjalanan tradisional lebih dapat diandalkan, terutama untuk produk perjalanan luar negeri yang mahal. Selain itu juga banyak orang Jepang yang tidak suka menggunakan kartu kredit untuk pemesanan online demi alasan keamanan.

AustraliaWarga Australia, karena keakraban dan tingkat pe-

nyerapan internet yang tinggi, biasanya meneliti lebih dahulu pilihan mereka secara online sebelum datang ke agen perjalanan.

Lebih lanjut, dengan sejumlah besar informasi yang tersedia bagi wisatawan online, warga Australia semakin mencari lokasi-lokasi yang lebih eksotis, dan ini mengin-spirasi mereka untuk bepergian ke lokasi di mana diperlu-kan penggunaan agen perjalanan untuk mengatur liburan mereka. n Dari beberapa sumber

Persaingan On Line

Page 16: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

16 Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012

Nico B Pasaka

Kemajuan di Makassar

Bandara Makassar, terminal keberangkatan internasional

Di terminal kedatangan bandara Sultan Hasanuddin, Makas-sar, tampak 12 konter taksi melayani ramainya penump-

ang yang baru tiba, kendati di sekitarnya tetap tersedia ojek dan taksi liar. Bandara ini grade-nya sudah naik bukan hanya di Indonesia, mungkin juga sampai di ting-kat Asia. Misalnya dibandingkan dengan bandara di Guangzhou, Cina, Makassar ini lebih bagus. Masalahnya adalah pe-layanan belum maksimal.

Himpunan masyarakat Sulawesi Se-latan di Kaltim belum lama menyampai-kan keluhan, ssuara pengumuman publik di terminal keberangkatan kerap kurang jelas terdengar, tidak diinformasikan me-ngenai pesawat terlambat, dan keluhan semacamnya.

Bagaimana kemajuan konsep Makassar and Beyond?

Riwayatnya, bermula dari ide merencanakan Visit Makassar Year 2011. Kemudian Walikota Makas-sar bersama jajarannya dan Makassar Tourism Board (MTB) me nemui untuk me-nyampakan pada Wamen (pada waktu itu Dirjen Pe-masaran Pariwisata) Sapta Nirwandar; mempresentasi-kan program Visit Makassar Year 2011.

Sapta menyatakan du-kungan, malahan mem-berikan statement janganlah hanya sampai tahun 2011 tetapi dikonsep menjangkau tahun 2011–2014 and beyond.

“Beyond-nya ini yang kami rasakan, ter-utama bagi saya dari swasta yang diper-bantukan sebagai konsultan di pemerin-tah, itu menjadi tantangan bagi kami. And beyond-nya ini menjadikan kota Makassar di provinsi sebagai alat perekat yang ber-fungsi sebagai distribution point. Kota ini berfungsi sebagai alat perekat bagi selu-ruh kabupaten-kabupaten di Sulsel dan sampai seluruh wilayah Indonesia timur. Artinya promosi ini bukan hanya untuk mempromosikan destinasinya tapi justru produknya.

Sebagai badan promosi Makassar,

tentunya yang saya dahulukan adalah Makassar,” kata Nico B Pasaka, Direktur Eksekutif Makassar Tourism Board (MTB)

Dengan melaksanakan program Visit Makassar 2011, kemudian diundanglah in-dustri dari Bali, dilaksana-kan famtrip untuk travel agent sebanyak 32 orang. Kemudian famtrip dari Cina, airlines Singapura, dan dari Jepang. Kemudian terjadi kenaik an wisatawan dari dalam negeri maupun dari luar negeri yang tergolong luar biasa.

Keseluruhan wisatawan domestik di lihat dari oku-pansi hotel dalam dua ta-

hun terakhir ini meningkat sampai 35%. Sedangkan turis asing meningkat sekitar 12-15%. Ini berarti Visit Makassar Year su-dah dirasakan manfaatnya dan efektif.

Selanjutnya, Visit Makassar Year (VMY) merupakan alat untuk mensukseskan Visit South Sulawesi (VSS) 2012. VSS ini ber-tujuan mempromosikan seluruh Sulsel. Menurut Nico, VSS ini gebrakannya cu-kup besar. Tapi menurut dia pula, sasaran-nya kurang jelas.

Beberapa macam kegiatan diselengga-rakan selama VMY 2011. Contohnya even terjun payung, tujuannya bukan hanya mempromosikan Makassar tapi juga Sul-sel. Bagi kalangan industri hotel dan biro

perjalanan khususnya, yang dijual tentu-lah produknya, bukan destinasinya.

Dengan kata lain, obyek dibangun oleh pemerintah dan industri menjual produk wisata berupa paket.

VMY, setelah diselenggarakan famtrip pelaku bisnis dari Bali, kunjungan wisatawan meningkat cukup signifikan. Agen-agen di Bali mentransfer wisatawan langsung ke Makassar dengan daya tarik adanya Trans Studio. Dari Surabaya, dari Jateng, Kalimantan, Bali dan Indonesia timur pun berdatangan. Belakangan ini, dengan dibukanya Trans Studio di Ban-dung, pengunjung dari Jawa tampak meng alihkan tujuan.

Nico Pasaka yakin, dua ikon Makas-sar, salah satunya adalah distribution point untuk kawasan timur Indonesia, Makas-sar telah menjadi pusat pengembangan wilayah Indonesia timur.

Yang kedua, ikon Trans Studio—indoor entertainment park terbesar di Asia Teng-gara ini—sekaligus menjadi alat bantu mempromosikan Makassar.

Kenapa Makassar menjelma jadi punya peringkat? Kota ini sedang digerakkan menjadi kota budaya, menurut Nico pula. Walaupun etnis utama di Sulsel ini ada empat, yaitu Toraja, Makassar, Mandar, dan Bugis, tapi etnis lain seperti Ambon, Batak, Minang, dan lain-lain membuat kota ini multietnis.

Makassar kini dikunjungi sebagai kota shopping bagi orang-orang dari Papua.

Pemasaran Destinasi

Page 17: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

17Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012

Sejumlah turis Eropa mengunjungi Benteng Rotterdam, obyek wisata bersejarah yang terkenal di Makassar, Sulawesi Selatan.

Ketika mereka berbelanja ke Jakarta di Tanahabang atau Mangga Dua, membeli tas dengan harga Rp 35 ribu, barang yang sama dijual di Makassar seharga Rp 45 ribu. Berbeda lebih mahal Rp 10 ribu, tapi di Papua mereka bisa menjualnya Rp 150 ribu. Kalau hanya mau shopping atau bis-nis, ya lebih baik di Makassar.

Pemerintah kotanya ingin menjadikan kota ini ‘kota dunia’. Alasannya, Makassar itu pernah jaya pada abad ke XVI–XVIII, sebagai bandar terbesar di Asia Tenggara. Kini sebagai bandar terbesar di Indone-sia timur. Dulu perdagangan ekspor dari Indonesia timur harus melewati Surabaya. Tapi sekarang tidak lagi.

Makassar pun sudah mulai menjadi kota MICE keempat di Indonesia. Tantang-an berikutnya terletak pada kenyataan even-even di Makassar belum menjangkau skala internasional. Umumnya masih lokal dan nasional. Tapi indikasi yang nyata ada-lah tingkat hunian hotel meningkat terus.

“Benar, Makassar sekarang mulai keku-rangan kamar hotel,” menurut Nico. Syu-kurnya, tahun ini akan bertambah sekitar 12 ribu kamar. Itu akibat tuntutan dari kegiatan-kegiatan MICE. Kegiatan MICE dan even-even diadakan bukan saja untuk mempromosikan Makassar.

Salah satu alasan utama dengan lokasi-nya berada di tengah, orang dari Medan tidak perlu terbang ke Papua, orang dari Papua pun bisa datang ke sini dengan mu-dah dan lebih efisien. Berarti juga Makas-

sar bisa menyediakan tingkat harga yang bagus untuk mengadakan kegiatan.

Banyak instansi yang mengatakan har-ga hotel di Makassar masih masuk dengan budget kegiatan mereka.

Ke Skala InternasionalDari perkembangan tersebut,

timbullah tantangan, VSS itu se-jatinya menjurus kepada kegiat-an yang menjangkau interna-sional. Salah satu contoh, ajang lomba pe rahu tradisional Sandeq yang sebenarnya sudah terke-nal, rute lombanya berasal dari Mamuju, Sulawesi Barat, finish-nya di Makassar. Itu perlu tetap dipertahan kan, kegiatan dari Sulbar berpadu dengan Sulsel atau kota Makassar. Demikian juga lomba yacht Seascreen dari Darwin, Australia–Ambon, Maluku–Makassar, Sulsel, perlu dipelihara bahkan dikembangkan.

Lomba perahu Sandeq diadakan tiap tahun, be-rangkat dari Mamuju, Sul-bar melewati beberapa kota, lalu finish di Makas-sar. Alangkah hebatnya

manakala race yang dari Australia diper-temukan dengan Sandeq di Makassar.

Sebenarnya, menurut Nico, “Bisa di-bicarakan oleh Pemprov Sulbar, agar me-ningkatkan Sandeq menjadi even internasional.”

Cover Story PI edisi 10 tahun 2010 tentang Makassar.

Pemasaran Destinasi

Page 18: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

18 Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012

Wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Makassar.

Bandaranya Berpacu Lari Lebih Kencang

Ada lagi yang baru di kota ini. Sedang dibangun hotel ban-dara, sekarang under construc-tion dan direncanakan selesai

akhir tahun 2012 ini, sekaligus launching-nya. Kapasitas 132 kamar. Itu nantinya berupa budget hotel dan managemennya akan dipegang oleh grup Accor.

Yang tersedia hingga sekarang berupa home stay. Lalu, datang lagi satu konsep baru. Apakah itu?

General Manager bandara Sultan Hasa-nuddin, Makassar, Rachman Syafrie, tampak bahagia sekali mengungkapkan bagaimana “Kita sedang mengarah ke air-port city. City airport artinya di dalam kota ada airport-nya. Tapi kalau airport city itu artinya ada kota dalam airport, maksudnya apa saja yang ada di kota ada di dalam bandara ini. Itemnya banyak ada leisure, business center, ada rumah sakit, dan seba-gainya. Jadi akhirnya konsep kita seperti mal. Sebenarnya konsep di Changi, Singa-pura seperti itu juga. Kita juga kan sudah mulai di sana ada Starbucks, Polo dan inter-national branded outlets.”

Ke depannya dibangun restoran di area luar bandara. Manakala pengunjung da-tang ke airport bersama keluarga, mereka

bisa juga santai-santai di sini. Jadi, airport melakukan bisnis seperti bisnis melakukan bisnis. Spektrumnya nanti akan luas, banyak hal bisa dilakukan di airport, tidak cuma se-bagai tempat naik turunnya pesawat.

Tidak berhenti sampai di situ. Konsep yang lebih besarnya lagi adalah aerotro-polis. Di aerotropolis inilah peran besar peme rintah un-tuk melakukan dalam radi-us 20 km dari letak bandara itu ada blok bisnis, ada blok trade zone, blok industri, sekolah yang terkenal, blok residensial, blok mal dan se-bagainya. Itu menjadi tugas pemerintah untuk memfa-silitasi akses bisnis yang mem butuhkan kecepatan. Bandara Hasanuddin ke de-pannya harus seperti itu.

Baiklah sekarang baru sampai tahap airport city karena kemampuan memang baru sebatas radius 7 km dari bandara.

Hubungannya dengan pariwisata? Ban-dara jelas membutuhkan destinasi untuk menarik traffic.

Dari sudut pariwisata, image pertama yang dibangun ada di bandara. Dari situ-lah, dari ekspektasi pengunjung, terutama yang baru pertama kali datang ke sini, ke Makassar, image-nya sudah terbangun dengan diwakili oleh bandaranya. Setelah itu yang harus diperhatikan adalah arus informasi, sesudahnya perlu kemudahan akses menuju destinasi wisatanya, layak atau tidak, dan lain-lain. Itu disadari oleh kalangan manajemen bandara sekarang.

Di bandara Makassar diakui, memang

kebersihan dari seseorang atau sebuah keluarga bisa dilihat dari toiletnya. Tapi, bagaimana penerbangan langsung dari luar negeri ke Hasanuddin?

Maskapai AirAsia ke Makassar sudah dioperasikan oleh AirAsia Indonesia. Silk Air pernah terbang tapi sudah berhenti. Itu juga menjadi tantangan, harus meyakinkan kepada operator luar negeri bahwa penumpangnya akan nya-man berada di Makassar. Be-lum ada rencana maskapai pener bangan internasional lain masuk ke Makassar.

Saat ini rute internasio-nal diterbangi oleh Garuda Indonesia ke Singapura dan AirAsia ke Kuala Lumpur. Dari bandara Makassar para

operator penerbangan melayani 32 tujuan domestik dan dua tujuan internasional. Dari dua rute internasional itu, terlihat cu-kup banyak wisman, ada yang dari Jerman, Belanda, dan sebagainya.

Nah, ini satu tantangan baru lagi. Kapa-sitas bandara sebenarnya untuk melayani tujuh juta penumpang per tahun. Tahun 2011 sudah mencapai 7,5 juta. Artinya sekalipun baru beroperasi tiga tahun sejak 2008 tapi kini langsung harus segera me-mikirkan pengembangannya, bersiap kem-bali membangun terminal tambahan baru. Bandaranya berpacu lari kencang menge-jar pertumbuhan jumlah penumpang.

Kenaikan jumlah penumpang pener-bangan di sini rata-rata per tahun 15–17%. Penumpang transit di bandara ini berkisar 30% dari total lalu lintas penumpang. n

Rachman Syafrie

Maksudnya, tentulah berimbas juga men-jadi kegiatan Makassar.

Selama ini, Disparbud Kota Makassar memang memanfaatkannya dengan men-dukung acara penyambutan dan welcome dinner.

Bagaimana dengan Toraja? Kabupaten-kabupaten yang dilintasi wisatawan dari Makassar menuju Tana Toraja diharapkan juga mendapatkan manfaat. Perjalanan darat dari Makassar ke Toraja memakan waktu sekitar delapan jam.

Perjalanan darat sedemikian bagi wisatawan menciptakan ‘idle time’ sampai ‘boring’, maka sejatinya perlu diciptakan ‘stop over’ di dua atau tiga lokasi, di mana wisatawan bisa dilayani dengan kegiat-an ‘tourist spots’. Itu bisa makan minum, peninjauan ‘kehidupan dan seni budaya lokal’, berpotensi pula ‘membeli suvenir’, dan seterusnya.

Pemasaran Destinasi

Page 19: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

19Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012

KlatenDunia Kreatifyang Berjuang

“Saya masih ingat nenek saya memintal benang di rumah, waktu saya masih kecil,” kata Budi Raharjo, seorang pekerja pertanian di Kecamatan Wedi, Klaten, meng-gambarkan suasana sekitar dua puluh tahun lalu.

Klaten adalah sebuah kabupaten yang terletak di antara dua raksasa Jawa bagian Selatan: Surakarta dan Jogjakarta. Bisa dica-pai kurang dari satu jam, dari Surakarta maupun Jogjakarta: jan-tung kembar kebudayaan nan adiluhung para ningrat Jawa. Posisi geografis di antara dua raksasa budaya ini menguntungkan Klaten. Hasilnya, orang-orang rajin yang aktif menjadi perajin, dan terus aktif, sampai tua.

Tak perlu mengingat dua puluh tahun lalu. Saat ini pun banyak anak kecil di Klaten melihat betapa neneknya aktif melakukan ke-giatan ekonomi. Klaten adalah negeri para nenek kreatif, yang tetap aktif di usia senja.

Memang, bukan hanya para nenek, yang muda pun terlibat di dunia perajin nan rajin. Menjelang perbatasan antara Sukoharjo dan Klaten, tepatnya di desa Tanjung dan desa Kwarasan, Juwiring–Klaten Barat, tua dan muda terlibat dalam pembuatan payung kertas. Ada saatnya, bahkan seniman sekelas Ismail Marzuki (alm) terinspi rasi gaya lenggak lenggok payung fantasi sehingga menggubah lagu Payung Fantasi yang terkenal pada era 60-an di Indonesia. Di zaman itu, payung plastik belum lahir dan menyebar, sehingga payung fantasi yang terbuat dari kertas, menguasai pasaran.

“Kegiatan pembuatan payung kertas sempat hampir mati suri, di akhir era 1990-an, tapi kini sangat berkembang,” kata Wahyu Hariadi, Kabid Perekonomian Bappeda Klaten. “Produksi me-reka menembus pasar payung hias di Bali dan di berbagai pelosok Indonesia.”

Pada awalnya, menurut Wahyu, merekalah pemasok payung untuk para ningrat kraton Solo. Kini, keistimewaan dunia payung kertas dan payung hias ala Juwiring mengundang wisatawan berkunjung ke desa mereka: melihat bagaimana payung hias dibuat, membeli cindera mata langsung dari perajinnya. Suatu cara dan bentuk apresiasi pula.

Di salah satu pojok desa Prambanan, yang ternama ke seantero dunia dengan kompleks candi dari dunia Jawa abad ke-12, ada pos-ter besar Bung Karno, tokoh proklamator itu. Persis di sebelah sorot mata tegasnya, ada kutipan terkenal: “...digembleng jatuh, bangun lagi, jatuh, bangun lagi ...” Gaung suara itu seolah menggambarkan dunia kreatif di Klaten. Seperti halnya Juwiring dan payung fantasinya, setiap kecamatan di kabupaten ini bisa menceritakan kehidupan jatuh bangun dunia kreatif mereka.

Desa Bayat, di Klaten Selatan, misalnya, bisa menceritakan naik turunnya kehidupan para pembatik. Mereka pernah menjadi salah satu pemasok utama batik di wilayah Jawa Tengah. Tak banyak orang menyadari bahwa sebagian besar dari kain-kain batik yang ditawarkan di pasar Beringharjo dan pasar Klewer, adalah buatan Klaten, khususnya Kecamatan Bayat.

Pada awalnya, batik tradisional ala Klaten memasok kalangan ningrat di seantero Jawa, dan bahkan diperkirakan hingga ke luar Jawa. Paling tidak, terdapat bukti bahwa perdagangan nusantara, yang pada zaman sebelum perjanjian Giyanti (abad ke-16) dikuasai oleh kaum Bugis-Makassar, juga turut mendistribusikan produk ba-tik dan beras dari Jawa ke antero Nusantara.

Di zaman kolonial, wilayah Jawa Tengah bagian Selatan dan Jogjakarta berkembang dengan berbagai industri pertanian yang ditumbuhkan pemerintah kolonial. Di wilayah Klaten, paling tidak terdapat industri gula, industri karung goni dan industri tembakau yang antara lain dikoordinasi oleh Klatensche Cultuur Maatscahapij yang berpusat di Amsterdam, Belanda.

Pabrik gula Gondang Baru di Klaten, adalah salah satunya, kini menjadi salah satu situs kolonial yang menciptakan wisata tersen-diri, menceritakan gaung dari masa lalu. Pengunjung pabrik gula

Seorang pekerja tengah memasang kertas pada kerangka payung di Desa Tanjung, Juwiring, Klaten.

Payung kertas tradisional dari Juwiring, Klaten.

Pembatik Bayat, tetap bertahan di tengah gempuran pasar bebas.

Industri Kreatif

Page 20: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

20 Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012

ini bisa menaiki kereta uap kuno, dan Pabrik Gula ini masih meng-operasikan mesin uap B. Lahaye&Brissoneant buatan Perancis tahun 1884. Memang, anda boleh heran melihat mesin-mesin uzur lainnya peninggalan abad XIX yang ternyata masih saja bekerja menghasil-kan gula berkualitas tinggi.

Seperti para pembatik tua di Bayat, seperti pembuat payung di Juwiring yang terus bekerja tak dikalahkan oleh umur dan uzur. Be-gitu pula mesin penghasil gula di PG Gondang.

Nah, menurut Wening Sasono, budayawan dan aktivis sosial Klaten, tumbuhnya industri di zaman kolonial meningkatkan pasar kerajinan di Klaten pada waktu itu.

“Kompleks perumahan pegawai kolonial tumbuh di beberapa bagian Klaten, para pegawai kolonial membutuhkan pakaian untuk dirinya, mebel untuk mengisi rumahnya, dan para perajin Klaten sendirilah yang menyediakan berbagai kebutuhan itu,” ujar Wening Sasono. Kondisi ini menciptakan booming bagi berbagai industri ke-cil, terutama industri batik dan lurik.

Lurik adalah tenun Jawa, yang khas dengan motif bergaris-garis, sehingga para turis nusantara kerap menyebutnya : kain garis-garis Jawa. Klaten adalah salah satu tempat di Jawa yang menjadi pusat pembuatan lurik. Kecamatan Bayat menjadi salah satu pusat yang penting.

Menurut Wening, politik ‘berdikari’ ala Bung Karno, yang ter-inspirasi gerakan Swadhesi-Satyagraha yang dipromotori Mahatma Gandhi (India), ikut menunjang maraknya kehidupan perajin di Klaten di tahun-tahun awal kemerdekaan. “Politik masa itu me-nemukan akar nasionalisme ekonomi pada produk kerajinan rakyat,” kata Wening menegaskan.

Sebagai hasil dari perjalanan panjang ber abad-abad itu, siapapun yang berkunjung ke Klaten bolehlah terheran-heran menyaksikan pameran pertunjukan keahlian tradisi dan kreativitas tiada henti. Di Klaten kini, ada pameran keahlian Pengecoran Logam di Ceper, ada kreativitas kerajinan tanduk di Desa Polanharjo, ada industri Tenun Lurik di Kecamatan Pedan dan Cawas. Ini belum semua: kerajinan Gerabah di Desa Melikan, lukisan wayang kulit di Desa Sidowar-no, kerajinan anyaman Bambu di Trucuk. Daftar ini masih belum lengkap. Kerajinan Soun di Desa Manjung, kerajinan kuliner berbagai penganan kecil di Gondangan. Percayalah, daftar ini pun belum lengkap.

Klaten adalah wilayah yang sangat kreatif, dan kreativitasnya pun punya ragam luar biasa. Bahkan makanan pun menciptakan kekhasan Klaten. “Belut yang enak pasti dari Klaten,” kata Elly Sumpeno, fanatik pengan-an kecil di Klaten. Kunjungan ke Klaten tak akan lengkap kalau tak mengunjungi Swiekee Bu Reso di salah satu sudut kampung Tegal Blateran, Klaten.

Maraknya keterampilan yang memiliki dasar tradisi dan sejarah yang sama, biasanya mengundang persaingan antara pelaku indus-tri kerajinan. Persaingan ini, ternyata menjadi pemicu munculnya berbagai disain baru.

Batik Bayat kini memunculkan industri batik warna alami yang akrab lingkungan. Batik Bayat yang dahulu hanya coklat saja kini mulai tumbuh dengan warna lebih beragam. Lurik dan batik di-padukan, makanan kecil baru diciptakan, furniture dengan disain baru muncul.

Jika berbelanja ke desa-desa, langsung ke para perajin sambil me-nyaksikan proses pembuatannya, menjadi bagian favorit dari aksi liburan, maka Klaten adalah salah satu ‘surga’ untuk itu. Sayangnya: tak ada peta wisata kerajinan yang bisa didapatkan di lobby hotel mana pun di Klaten. Nah, baiknya memang jangan lupa, kota kecil nan kreatif ini memasuki zaman baru: zaman pariwisata. n

Pengecoran Logam di Ceper.

Rawa Jombor menjadi tempat wisata andalan kabupaten Klaten.

Melalui tangan-tangankreatif pengrajin lurik, lahirlah pola-pola khas.Salah satunya seperti lurik surjan ini,yang di produksi di sentra lurik Pedan Klaten.

hasil kerajinan gerabah dan keramik yang terletak di Dukuh Bayat, Desa Melikan, Klaten.

Swiekee Bu Reso

Industri Kreatif

Page 21: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

21Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012

Promosi Luar Negeri

Juga, penjulaan paket wisata langsung kepada konsumen ter-bukti efektif melalui partisipasi pada pelaksanaan kegiatan Consumer Selling di Sunway Pyramid Mall, Selangor, Malaysia, yang difasilitasi Kemenparekraf. Tahun ini acara tersebut

digelar pada tanggal 13–15 April 2012.Consumer Selling meru-

pakan salah satu kegiatan promosi me lalui pen-jualan langsung kepada konsumen yang berkun-jung ke mal, yang di-lakukan oleh para pelaku pariwisata baik dari Indo-nesia maupun agen-agen Malaysia yang menjual Indonesia.

Selain promosi penju-lan, parade tim kesenian dilanjutkan dengan tarian nusantara juga fashion show kebaya telah memeriahkan acara. Diperkirakan 3.000 pengunjung dari berbagai kalangan hadir.

Nilai transaksi yang dihasilkan sekitar Rp 1,02 miliar untuk kunjungan wisman dengan berbagai tujuan seperti seperti: Aceh, Bali, Bandung, Palembang, Medan, Padang dan Batam.

Peningkatan wisman dari Malaysia kian diharapkan, di mana juga telah dibuka jalur baru Jakarta–Kuala Lumpur–Jakarta oleh Mandala Airlines sejak Mei 2012. n

Tahun ini Pameran Pariwisata Internasional Brisbane Travel Expo 2012 atau Brisbane Holiday & Travel Show 2012, ber-langsung pada tanggal 14–15 April 2012 di Brisbane Con-

vention and Exhibition Centre, Brisbane, Australia.Selama dua hari penyelenggaraanya telah berpartisipasi 83

exhibitor dari Australia, New Zealand, Singapura, Korea, Taiwan, China, South America, South Pacific (Fiji), Italia, serta Travel Agent yang menjual paket-paket berlibur ke negara- negara Eropa, Jepang, Asia, Afrika, Timur Tengah, specialty tours dan cruise lines.

Empat industri yang bergabung pada booth Kemenparekraf, terdiri dari tiga hotel/resor dan satu wedding organizer. Tidak hanya itu, travel agent dari luar negeri yang hadir pada even ini ada juga yang menjual paket wisata ke Indonesia, di antaranya adalah Freestyle Holidays dan ICON Adventure.

Mereka menjual berbagai macam paket wisata dengan pe-nerbangan Garuda Indonesia, Singapore Airlines, Malaysian Air-lines, Jetsar, Virgin Airlines dan Air Austra-lia. Papua Barat dan Kalimantan Selatan juga di-p r o m o s i k a n dengan me-masarkan paket tour 15 hari di bawah judul West Papua Trek dan Orangutans.

Dari ‘penjualan’ di ajang ini dihasikan transaksi untuk sekitar 272 wisman dengan nilai berkisar Rp 3,79 miliar. n

Selama tiga hari, pada 25–28 April 2012, Kemenparekraf melaksanakan Sales Mission ke dua wilayah potensial di Saudi Arabia yakni Mekkah dan Jedah. Aktivitasnya terdiri

dari pameran dan table top (temu bisnis) antara industri pari-wisata Indonesia selaku seller dengan tour operator Arab Saudi selaku buyer.

Pemerintah berpe-ran sebagai fasilitator dan mediator untuk m e m p e r t e m u k a n para pelaku bisnis pariwisata Indonesia de ngan buyer Arab Saudi serta mitra ker-janya untuk melaku-kan kontak dan kon-trak bisnis.

Di Jeddah, temu bisnis diselenggarakan pada tanggal 25 April 2012 di Tea Room, Le Meridien Hotel Jeddah, dihadiri oleh 79 buyers, dan 11 indus-tri pariwisata Indonesia. Di Mekkah dilaksanakan pada tanggal 28 April 2012 di Le Meridien Hotel Mekkah, dihadiri 40 buyers.

Untuk konsumen langsung, Consumer Show digelar di Aziz Mall, Jeddah tanggal 26–27 April 2012. Persisnya di area food court, dimana banyak keluarga berkumpul sedang menghabis-kan akhir pekan bersama.

Total potensi devisa yang diperoleh dari seluruh kegiatan Sales Mission Arab Saudi ini diperkiraakan sekitar Rp 178,9 miliar. n

China Outbound Travel & Tourism (COTTM) 2012 merupa kan bursa pariwisata bersifat trade & consumer fair. Tahun ini, penyelenggaraannya di China World Trade Center, Beijing,

China, pada tanggal 18–20 April 2012, diikuti oleh 250 exhibitor dari 55 negara. Indonesia berpartisipasi untuk yang ke empat kalinya.

Kemparekraf memfasilitasi 11 industri pelaku bisnis pari-wisata dari Indonesia, dan dari aktifitas mereka membawa hasil transaksi untuk sekitar 2.785 orang yang berarti senilai Rp 23,14 miliar. n

Promosi Bersama di Brisbane

Consumer Selling di Malaysia

Sales Mission

Empat Kali di COTTM

Page 22: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

22 Vol. 3 l No. 31 l Juli 201222

Aksesibilitas

Tambahan ke Bangkok, denganJejaring LCC

Rute baru internasional dibuka oleh Mandala Airlines dengan akan mengoperasikan tujuh pe nerbangan per minggu

antara Jakarta dan Bangkok mulai 10 Agustus 2012.

Bangkok akan men-jadi tujuan interna-sional ketiga Mandala setelah Singapura dan Kuala Lumpur. Saat ini operator pe nerbangan nasional ini sudah me-layani penerbangan yang meng hubungkan Jakarta–Kuala Lumpur; Jakarta–Medan; dan Me-dan–Singapura.

Tapi dengan ber-gabungnya Mandala dengan Tiger Airways, maskapai LCC Si ngapura, maka ia pun terhubung de ngan sendirinya ke kota-kota destinasi LCC Si ngapura itu. Itu men-jangkau 30 kota tersebar di 12 negara di kawasan Asia Pasifik.

Strategi Mandala ialah akan menerbangi kota-kota yang jaraknya kurang dari lima jam terbang, di dalam negeri dan ke luar negeri.

“Dengan sangat se-nang dan antusias kami dapat menawarkan kon-sumen kami di Indonesia sebuah al-ternatif penerbang an ke kota yang me-nakjubkan ini. Bangkok adalah salah satu kota kosmopolitan di Asia, yang ter kenal akan kekayaan budayanya seperti candi dan istananya yang me-ngagumkan, sungai kota yang elok, pasar yang beragam, serta kehidupan malam yang semarak. Ini akan menjadi sebuah harta karun berisikan penga-laman dan pe tualangan berharga yang

mampu menarik berbagai kalangan baik tua maupun muda, wisatawan maupun pebisnis,” ujar Presiden Direk-tur Mandala Michael Coltman.

Kalau menurut data Asosiasi Agen Perjalanan Indonesia (ASITA) menun-jukkan bahwa jumlah penduduk Indo-nesia yang berpergian ke luar negeri telah meningkat secara stabil sebesar 20 persen mencapai sekitar tujuh juta orang di tahun 2011, meningkat dari 5,1 juta orang di tahun sebelumnya.

Sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, serta dengan meningkatnya minat masyarakat untuk berwisata, tingkat pertumbuhan ini diharapkan dapat terus berlanjut di tahun 2012.

“Untuk menjawab kebutuhan pen-duduk Indonesia yang ingin berwisata,

kami akan terus mencari peluang memperluas jar-ingan kami di Indonesia dan kawasan Asia Pasifik agar para konsumen da-pat memiliki keuntungan untuk terhubung dengan kota-kota menarik di se-luruh Asia,” tambah Mr Coltman.

Untuk merayakan pe-luncuran rute baru ini, Mandala menawarkan harga promosi khusus mulai dari Rp 699.000 un-tuk satu kali perjalanan. Tarif ini berlaku sampai de ngan 26 Ok-tober 2012, untuk waktu perjalanan antara 10 Agustus 2012 dan 27 Oktober 2012. Har-ga sudah termasuk pajak dan biaya lain-lain.

Mandala baru saja kem-bali beroperasi sejak April 2012 setelah terhenti dan kini menjadi operator LCC de ngan pengga-bungannya bersama Tiger Group dari Si ngapura dan investor Saratoga Group.

Michael Coltman sendiri akan kembali ke

posisinya di Tiger Airways Holding di Singapura, setelah memimpin Mandala sejak awal tahun ini. Mulai September 2012 dia akan digantikan Paul Rombeek sebagai Direktur Utama.

Dia pernah bekerja di KLM dan di Air France-KLM di kawasan Asia Pasifik, Eropa dan Timur Tengah. Terakhir dia adalah General Manager Air FranceKLM di Singapura, Indonesia, Australia dan New Zealand. n

Bandara Menuju Pengelolaan CanggihAksesibiltas udara dalam kaitan

pariwisata juga ber kait dengan persaingan pelayanan antar-bandara. Semakin ‘berdaya

saing’ suatu bandara, semakin ber peluang menarik operator penerbangan untuk masuk.

Di Indonesia, syukurnya, bandara se-dang bersiap menerapkan satu efisiensi baru. Sejak lama dimimpikan oleh mana-jemen Angkasa Pura I (AP I) dan Angkasa Pura II (AP II) untuk lebih canggih dalam mengelola dan mengatasi kepadatan di bandara, terutama mengatasi masalah kongesti atau antrean yang selalu cende-rung panjang dan lama.

Telah diberitakan, pembayaran biaya pelayanan jasa penerbangan atau passenger services charge (PSC) atau yang lebih dike-nal dengan ‘airport tax’ akan dimasukkan ke harga tiket pesawat.

“Penerapannya tiga bulan lagi atau Sep-tember tahun ini,” kata Menteri BUMN, Dahlan Iskan. Jadi, penum pang tidak akan lagi harus membayar airport tax pada saat melakukan check-in di bandara.

Menurut Dahlan, maskapai pertama yang akan menerapkan sistem ini adalah PT Garuda Indonesia Persero karena sistem teknologi informasi (IT) sudah siap di-padukan dengan sistem milik bandara.

“Garuda sudah siap menyinkronkan sistemnya dengan sistem yang dimiliki bandara,” kata Menteri BUMN

Setelah Garuda, diharapkan maskapai penerbangan swasta nasional turut me-nerapkan sistem tersebut. Dengan demi-kian, antrean di bandara dapat berkurang signifikan. Garuda Indonesia dan BUMN kebandarudaraan harus melakukan sosia-lisasi kepada masyarakat mengenai sistem penyatuan tersebut. Kalau maskapai lain tidak mengikuti menerapkannya, nanti akan malu sendiri, katanya.

Dahlan juga mengungkapkan bahwa pembayaran ‘passenger services charge’ di-anggap sudah primitif yang dimiliki oleh BUMN kebandarudaraan. Karenanya akan memasukkannya ke dalam tiket pe-sawat. Setiap calon penumpang selama ini setidaknya melewati tiga antrean, yak-ni antrean pemindaian barang, antrean ‘check-in’, dan pembayaran PSC.

Dengan penyatuan PSC ke dalam har-ga tiket pesawat yang dibayar penum-pang, maka diharapkan akan mengurangi antrean di bandara sekitar 50 persen.

Michael Coltman

Paul Rombeek

Page 23: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

23Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012

Aksesibilitas

Bandara Menuju Pengelolaan Canggih

“Jadinya, mereka akan antre di ‘scan’ ba-rang dan ‘check-in’ saja,” tuturnya. Se-lain itu, tengah disusun pula strategi un-tuk mengurangi antrean saat ‘check-in.

Kami ingin mengakhiri sistem yang primitif dalam pemungutan uang servis bandara, dijelaskan lagi oleh Direktur Utama Angkasa Pura II, Tri Sunoko.

Direktur Utama Angkasa Pura I, Tom­my Soetomo, mengungkapkan kesiapan-nya untuk merealisasikan sistem tersebut semata-mata untuk menciptakan kemu-dahan bagi penumpang. AP I pun akan mengintegrasikan sistem IT yang dimiliki bandara dengan sistem milik Garuda.

“Uang airport tax itu, nantinya tidak masuk ke Garuda. Kita akan setorkan ke pihak bandara,” kata Direktur Utama Garuda, Emirsyah Satar. Sistem teknologi informasi Garuda sudah terintegrasi de-ngan bandara, sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan lebih cepat.

Akan halnya persaingan pelayanan antarbandara ini, di berbagai bandara internasional seperti Kuala Lumpur, Si-ngapura, di Jepang, Seoul dll sudah cukup lama menerapkan sistem pembayaran air-port tax yang disatukan dalam harga tiket yang dibayar penumpang.

Hal lain, di bandara-bandara tersebut, sudah sejak beberapa tahun ini, begitu pe-sawat men-darat dan sedang taxi menuju ke tempat pemberhentian untuk parkir pesawat, pramugari di dalam pesawat su-dah mengumumkan kepada penumpang: ”Anda sekarang boleh menghidupkan

kembali ponsel Anda.” Di bandara kita di Indonesia, pramugari masih tetap mengu-mumkan: “Anda belum boleh menghidup-kan ponsel sampai saat Anda sudah ber-ada di dalam gedung terminal kedatangan penumpang.”

Dalam pengalaman, pengumuman itu seringkali tak dihiraukan penumpang, hampir setiap orang langsung sibuk SMS-an atau bahkan berbicara lewat handphone masing-masing setelah beberapa detik pe-sawat touch down dan pesawat masih ber-ada di landasan pacu atau menuju posisi parkir.

Upaya Meningkatkan Pengelolaan Per-kembangan lain, dengan tujuan mening-katkan kecanggihan dalam mengelola ban-dara di Indonesia, sebuah Workshop Global Airports Indonesia 2012 diselenggarakan

oleh Angkasa Pura I, Angkasa Pura II, dan Kedutaan Besar AS di Indonesia di Jakarta pada 26 Juni 2012. Acara itu diikuti salah satunya oleh Vice Presi-dent Marketing Boeing, Randy J Tinseth, digelar karena melihat kian pentingnya peran bandara dan potensinya.

Di antara tokoh yang berbi-cara pada workshop ini adalah Dr John Kasarda, ahli ban-dara ternama penulis buku Aerotropolis. Juga berbicara CEO Incheon Internatio nal Air-port, CW Lee, Jeff Schererman, CEO ADC Houston Airport.

Dari dalam negeri antara lain peng usaha properti, Ciputra, Dirut Garuda, Emirsyah Satar, Menteri BUMN, Dahlan Iskan,

dan banyak lagi.Kegiatan itu dimaksudkan untuk mem-

bangun jejaring diantara para jawara (champion) bandara dan ahli bandara dari seluruh penjuru dunia untuk mengadopsi perkembangan terbaru di industri keban-daraan.

Diikuti oleh para eksekutif top Indo-nesia dan mancanegara, itu akan mendo-rong munculnya paradigma bandara kelas dunia sehingga pembangunan bandara menjadi entitas penting dalam pemba-ngunan nasional.

Diberitakan pula, workshop ini ber-langsung pada waktu yang tepat karena Angkasa Pura kini sedang melakukan transformasi menerapkan konsep Kota Bandara (Airport City) yang jadi bahasan utama dalam workshop. n

Di bandara Hong Kong, satu airlines memang bisa menggunakan sampai 12 check-in counter.

Bandara Kupang

Page 24: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

24 Vol. 3 l No. 31 l Juli 201224

Bambang Setiawan

NTB Pantas Take off dengan MutiaraPada tahun 2012 ini Kemenparekraf

masih menginisiasi kegiatan Lom-bok Sumbawa Pearl Festival (LSPF) untuk yang ketiga kali. Pertama

tahun 2010, kemudian tahun 2011, dan yang ketiga pada 29 Juni–1 Juli 2012 di Lombok. Mutiara Lombok khususnya, dan ‘nama Indonesia’ umum-nya, mulai menancap di pasar mancanegara, sebagai produk bisnis ‘high end’, dan kaitannya dengan Indonesia sebagai des-tinasi pariwisata.

Event LSPF itu menunjuk-kan peran yang amat berarti dari pemerintah sebagai regu-lator dan fasilitator.

Bagaimana pula perkembangan niaga mutiara Indonesia dewasa ini, diungkap-kan oleh Bambang Setiawan, Sekjen Asbu-mi (Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia).

Tahun 1982 dimulai budidaya mutiara, tahun 1986 panen raya mutiara di Lombok dan Sumbawa. Sejak itu terjadi booming. Tahu 90-an hiduplah sekitar 60 perusahaan bidang ini di NTB. Pemda saat itu masih kaget dan belum siap sehingga belum ada peraturan-peraturan. Sekarang pemda me-ngatur budidaya tersebut karena pantainya pun terbatas.

Kata Bambang: “Jadi kami pilih-pilih di-mana lokasi untuk budidaya rumput laut, dimana budidaya mutiara, dan sebagainya. Kita tata zonasinya.”

Kerang mutiara yang digu-nakan dalam budidaya mu-tiara di Indonesia adalah hasil breeding atau pembiakan. Zo-nasi tadi untuk memelihara SDA kerang mutiara untuk di-jadikan indukan.

Untuk mendapatkan mu-tiara yang baik maka kerang-nya pun harus dipilih yang bagus dan bisa dikembang-biakkan. Kalau kita mau mem-budidayakan mutiara golden

maka kerangnya harus yang menghasilkan golden.

Bersamaan itu faktor SDM perlu ditata. Budidaya mutiara dikembangkan di remote area yang masyarakatnya tidak berpendidi-kan tinggi. Di Sumbawa timur, Praja dan Bima. Mereka adalah nelayan yang sudah terbiasa hidup di laut, jadi tinggal mengedu-kasi mereka bagaimana mem budidayakan mutiara. Saat kerang mutiara sudah be-sar, harus dibersihkan setiap bulan. Untuk membersihkannya harus menunggu arus air laut, tidak bisa ditangkap seperti ikan.

Terumbu karang yang rusak harus diper-

baiki, serta memperbaiki hutan mangrove yang rusak juga. Ekosistemnya sungguh harus dipelihara.

Dari sisi teknis, tahun 1982 putra-putra daerah banyak yang belajar menjadi teknisi di NTB. Ini juga tetap dipertahankan, diada-kan semacam sekolah khusus seperti yang dilakukan dinas pariwisata di Buleleng yang bekerja sama dengan salah satu PMA dari Australia di Bali. Biasanya teknisi putri yang lebih bisa diandalkan karena tangan-nya lebih luwes, tidak merokok saat kerja, lebih tinggi akurasinya dalam bekerja..

Menurut Wakil Gubernur NTB, Badrul Munir, di Lombok kini tercatat 24 usaha bu-didaya mutiara. Dua menggunakan fasilitas PMA dan 22 usaha PMDN. Semua usaha tersebut menyerap tenaga kerja 2.345 orang. Ini baru tenaga kerja yang terserap di pem-budidayaan mutiara belum termasuk pada kerajinan-kerajinan untuk pengembangan industri kreatif. Justru ini yang lebih besar. Tenaga kerja yang diserap untuk merakit mutiara sebagai perhiasan jauh lebih besar.

Dengan mutiara ini NTB ingin memba-ngun citra, “Ingat Lombok Sumbawa, ingat mutiara.” Dari tahun 2010 ke tahun 2011 transaksi mutiara mengalami kenaikan hampir 200%. Selama periode Januari–Mei 2011 nilai ekspor sudah mencapai seten-gah triliun rupiah atau sekitar Rp 498,8 M. Bisa dikatakan pariwisata mutiara di NTB ini sangat dipengaruhi oleh adanya LSPF (Lombok Sumbawa Pearl Festival) dan meningkatkan jumlah kedatangan turis, kata Wagub.

Ke depan, Lombok akan mengekspor dalam bentuk raw material sekaligus men-jualnya dalam bentuk perhiasan mutiara di pangsa pasar luar negeri dan dalam negeri. Dari luar ne geri permintaan banyak datang dari India, Pakistan, Banglades, dan negara-negara Timteng.

Dari negara-negara ini banyak permin-taan mutiara dalam bentuk perhiasan. Di era ekonomi kreatif sekarang ini, kalau ini-siasi festival mutiara masih dalam bentuk meningkatkan volume transaksi berupa raw material, ke depan festival ini akan men-gangkat para perajin di daerah agar me-ningkatkan keterampilan mereka sehingga bisa bersaing dengan produk-produk lain dari dalam dan luar negeri.

Bambang lalu meyakinkan, promosi-nya dipersiapkan dan dikembangkan. Kata Bambang selanjutnya, “Kita memilah mutiara yang ada sesuai grading sebelum dilemparkan ke pasar.” Contohnya ke pasar Eropa, bisa dilempar grade A dan B+. Kalau pasar India masih mau yang grade C. Maka target 1,2 ton tahun 2012 ini diyakini bisa tercapai karena NTB pernah mencapai ang-ka itu sebelumnya pada tahun 1996.

Ketika itu harga mutiara NTB mencapai

Pemilihan Puteri Mutiara 2012 saat pembukaan Lombok Sumbawa Pearl Festival 2012 di Mataram.

Bisnis

FOTO HuMAS KEMENPAREKRAF

Page 25: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

25Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012 25

USD 144 per gram di pelelangan. Kemu-dian, perusahaan mutiara di NTB terlena lalu tidak menjaga ekosistem. “Sekarang kita sedang berkonsolidasi lagi untuk me-naikkan harga jual, kata Bambang.

Ekspor nasional Indonesia ke pasar du-nia untuk grade C ke atas volumenya sekitar 4 ton per tahun. Market share mutiara NTB sekitar 600 kg. Itu artinya produksinya bisa mencapai 1,5 ton.

Belakangan ini banyak pedagang dari India dan Cina datang ke NTB. Mereka membeli mutiara grade C. Mereka sudah memiliki teknologi untuk memproses nilai tambahnya. Ini juga menjadi tantangan bagi para pelaku industri mutiara di NTB. Per-bandingan harganya bisa menjadi 1 : 3.

Pada ajang LSPF diatur adanya dua macam transaksi: transaksi lelang dan tran-saksi di retail/pameran. LSPF adalah pa-meran fine jewelry. Transaksi dan harga ter-gantung demand dan supply.

Tahun 2012 ini datang buyer dari Cina yang baru pertama kali ke Lombok dan mau mengikuti lelang mutiara, bahkan dia menanyakan berapa banyak perusahaan mutiara di Lombok seraya minta diperke-nalkan.

Pameran itu sebagai sarana perkenalan

produk dan perusahaan. Transaksinya tidak selalu instan, bisa 1-6 bulan kemudiannya. Dan lazimlah akan ada repeat order.

“Pengalaman saya waktu pameran di Munchen,” ujar Bambang, “selama 1 tahun belum ada follow up. Yang paling penting adalah keberlanjutan dari hasil pameran dan di sini menjadi lebih penting lagi untuk jangan mencurangi saat menjual mutiara. Jaminan keaslian mutiara saat buyer mem-belinya. Buyer akan menghargai kejujuran kita atas mutiara yang kita jual.”

Mutiara Lombok Sumbawa ini banyak ragamnya, dari kelas paling tinggi sampai kelas paling rendah. Di dalam festival ini akan digelar mutiara-mutiara yang khas NTB, Lombok Sumbawa, juga mutiara- mutiara yang dibudidayakan di daerah-daerah lain. Ini dilakukan supaya ada pro-ses edukasi kepada buyers dan masyarakat. Sehingga mereka bisa membedakan yang asli dan palsu, bisa membedakan kualitas mutiara A, B, C dan seterusnya.

Pelaku bisnis ini, Bambang Setiawan, menegaskan Indonesia sebagai eksportir mutiara terbesar ketiga di dunia. Tapi saat ini kita sedang mengalami stagnasi harga. Harga kita masih di bawah harga mutiara-mutiara lain. Maka dengan adanya LSPF ini

juga tujuannya adalah untuk menaikkan harga. Kalau target kita maunya ya lebih tinggi, tahun lalu kita mendapatkan USD 96 ribu dengan harga USD 16,3 per gram. Tahun lalu total keseluruhan ekspor hanya 0,54 ton atau 540 kg.

Jadi perkembangan mutiara di NTB jus-tru terjadi saat kita tidak bergantung pada mutiara butiran. Karena kalau mu tiara butir an artinya kita hanya suplai bahan baku. Kita mulai memberikan nilai tambah pada mutiara, yakni mutiara yang telah diproses menjadi barang kerajinan dan per-hiasan. Itulah yang paling besar nilainya. Jika kita jual berupa bahan baku Indonesia masih tertekan di harga hanya USD 4–18 per gram. Tapi pada waktu barangnya sudah menjadi perhiasan, harganya bisa naik sam-pai 20 kali. Di situlah keuntungannya.

Keunggulan mutiara NTB adalah memi-liki beberapa warna spesifik, Bambang me-nerangkan. Warna bronze yang asli hanya terdapat di NTB. Warna metal juga asli Lombok.

Selain mutiara juga sedang dikembang-kan kerajinan kulit kerang. Ini pun mem-berikan nilai tambah. Kalau dulu hanya menjual kulit kerang sebagai bahan baku, sekarang sudah dilakukan proses pengola-hannya di NTB. Nilai yang ditargetkan pa-ling tidak bisa mencapai Rp 1,5 T tahun ini.

“Industri kerajinan dan perhiasan di NTB maju luar biasa saat ini. Anda bisa lihat dalam Facebook mereka (industri) su-plainya sudah sampai mancanegara, “ ujar Bambang.

Dengan adanya LSPF para perajin ini be-lajar memperhalus pekerjaan dan memper-baiki design mereka.

Baik diperhatikan, pelaku industri mu-tiara di Indonesia, 70% berasal dari Ma-taram, Lombok. Inilah kemudian yang menjadikan mereka cepat eksis. Setiap ada pameran di Jakarta pasti orang dari Mataram akan mendominasi booth pamer-an. Mereka ini bergerak mulai dari custom accessories sampai fine jewelry.

Mutiara yang sudah termasuk south sea pearl atau permata bisa dibilang sudah tidak terbatas angkanya, bisa mencapai Rp 1 juta per gram, bisa Rp 100 juta per gram. Ini jenis untuk koleksi. Ini berbeda dengan custom jewelry. Sekarang beberapa pelaku industri mutiara di Lombok sudah meng-gunakan fresh water untuk aksesoris sebagai kelengkapannya. Itulah yang memperkaya kreatifitas perhiasan mutiara dari Lombok.

Untuk segmen custom accessories di Lom-bok sudah maju dan segmen fine jewelry in-dustri mutiara NTB juga sudah lebih maju. Ini juga bagian dari dampak adanya LSPF.

Kadis Pariwisata NTB, Lalu Gita, bilang: “Kami harapkan tahun ini pariwisata NTB sungguh mulai take off.” n

Menparekraf (kedua dari kanan) dan Wagub NTB (kedua dari kiri) ketika mengunjungi Pameran LSPF 2012. Menteri Mari Elka Pangestu meninjau pameran itu pada 1 Juli 2012 diidampingi Puteri Mutiara 2012 (paling kanan) yang tahun ini dinobatkan dengan Mahkota. Budidaya mutiara akan terus didorong dengan cara melakukan lelang di Indonesia bukan di negara lain seperti Hongkong dan Kobe. Lombok akan lebih dikenal sebagai penghasil mutiara laut terbesar di dunia dan akan dapat menarik wisatawan lebih banyak.

Bisnis

fOtO HuMAS KeMeNPAReKRAf

Page 26: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

26 Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012

Bisnis

Di Balik Upaya dan Perkembangan, Tumbuh Kesadaran dan KreatifitasMelihat perkembangaan di Makassar dan

sekitarnya, dari sudut kegiatan bisnis pari-wisata, menarik juga apa yang ter ungkap dari peng usaha travel agent dan tour ope-

rator, pengurus ASITA, dengan pengelola hotel dan pengurus PHRI di daerah ini dan praktisi lain. Di balik upaya dan perkembangan, kesadaran dan kreatifitas sesungguhnya juga sedang cepat tumbuh. Ini mere-fleksikan rangkaian perkembangan di Makassar khu-susnya, Sulsel umumnya.

Wisnus tidak ada musimnya. Perkembangan wisnus jauh lebih besar dan pesat daripada wisman. Perjalanan wisnus tidak mengenal musim, me reka bisa jalan-jalan di tahun baru, atau kenaikan kelas dan sebagainya. Yang membuat okupansi hotel penuh, booking tiket dan kendaraan penuh itu tidak murni wisatawan, tapi juga orang-orang yang melakukan seminar, mu-syawarah tingkat nasional maupun tingkat provinsi, dan sebagainya. Wisatawan MICE ini yang meningkat sangat pesat.

Belum lama ini ASITA, membuat MoU dengan PHRI, keduanya merasa satu kesatuan, ASITA jual hotelnya, PHRI jual paket wisata ASITA.

ASITA ingin semua stake holders sa ling terkait, sehingga memiliki nilai di mata peme rintahan, bahwa organisasi pariwisata ini solid dan bisa saling bekerja sama dengan baik. Setelah bilateral dibenahi, juga kerja sama dengan maskapai penerbangan seperti dengan GIA, Sriwijaya, yang juga mendukung.

Terdapat 170 anggota ASITA di seluruh Sulsel, 75%-nya main di ticketing. ASITA di sini hanya ada di Sulsel, tidak ada di kota Makassar.

Keinginan para agen perjalanan untuk masuk ASITA kini lebih tinggi. Selama ini mereka bertanya apa gu-nanya masuk asosiasi seperti ASITA? Walaupun sudah dibuat per aturan jika mau menjual tiket sebuah maska-pai pener bangan agen tersebut harus mendapatkan rekomendasi ASITA.

Dari 170 anggota, yang benar-banar membawa inbound tourist merupakan pemain-pemain lama, jum-lahnya sekitar 15–20%. Mereka ini benar-benar pure membawa inbound. Seperti yang punya ibu Hj Suti dan Pak Irham, itu mereka pure inbound dan sekarang juga sudah mulai main ticketing.

ASITA sekarang lebih terbuka kepada anggota untuk memudahkan ekspansi bisnis mereka dan lain-lain. Jadi kerja sama ini bukan hanya dengan asosiasi lainnya tapi sesama anggota pun sudah saling bekerja sama. Saling tukar produk. Ada yang belajar meng-adakan umroh, ada yang ingin masuk bisnis inbound tour. Itulah yang berkembang.

Pangsa pasar besar umroh terdapat di Sulsel. Jadi, masing-masing agen memiliki kekuatan, ada yang kuat di ticketing, ada yang kuat di outbound, ada yang kuat di domestic tour dan ada yang kuat di umroh. Itu masih bisa berkembang lagi, karena kerja sama bukan hanya antar stake holders tapi juga dengan sesama anggota.

Semenjak pencanangan VMY dan VSS 2012, secara optimis bisa dikatakan pariwisata meningkat, baik

wisatawan MICE, wisnus dan wisman. Malah sekarang datang permintaan dari Amerika dan pasar-pasar yang baru. Misalnya dari Singapura, yang banyak datang adalah para pelajar. Sekarang sedang digodok pen-jajakan dari agen-agen perjalanan dari Singapura. Pasar pelajar Singapura memang termasuk special interest. Mereka diajak ke tempat-tempat yang banyak pohon sekalian belajar. Itu menarik sekali.

Nanti orang seperti Ibu Yaya ini tetap dibutuhkan, ka rena untuk meng gaet turis special interest seperti ini perlu pendidik seperti dia. Jadi dia bisa memberikan sisi wisata edukasi di Makassar maupun di Sulsel.

Kabupaten Pangkeb memanggil ASITA baru-baru ini untuk melihat potensinya. Begitupun dengan Yaya, Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Pariwisata Telkom Sandhy Putra 1.

Dia mengatakan, dari Kabupaten Pangkeb juga menelepon meminta lulusan dari sekolahnya untuk bekerja di sana, tapi anak-anaknya tidak mau karena alas an kalau bekerja di sana mereka tidak bisa kuliah.

Dari dua destinasi internasional dari dan ke Makassar belum efektif untuk menarik inbound wis-man. Average tahun 2011 dari capacity seat pesawat hanya membawa sekitar 5% inbound wisman. Selebih-nya penumpang warga negara Indonesia. Entah itu penumpang masuk atau keluar.

Sebelum puasa ini akan dilaksanakan penjualan ke Johor. Setiap jualan, dimanapun itu diadakan, orang Malaysia memiliki ketertarikan khusus pada Bandung. Strategi untuk menjual Makassar kepada orang

Malaysia adalah menawarkan membawa mereka ke Bandung lewat Makassar. Ditawarkan kepada mereka untuk me nginap semalam di Makassar lalu melanjut-kan menikmati kuliner di Bandung, terbang dengan Garuda. Jadi nanti di Johor akan dijual Makassar de-ngan program wisata mudik.

Alasan menjual wisata mudik adalah sekitar tiga juta keturunan Bugis dan Makassar hidup di Johor. Dalam program tidak perlu menjual obyek wisata kar-ena mereka mau diajak kembali berkunjung ke daerah asalnya, baru setelah itu jalan-jalan. Wisata mudik ini sudah berjalan. Begitu juga program wisata Makassar–Bandung, itu sudah berjalan semenjak dua tahun yang lalu, sekitar tahun 2010 ketika dibuka rute Makassar–Kuala Lumpur.

Yaya menambahkan, “Dulu ke sini MAS masuk, tapi kemudian tutup. “

Itu sama halnya dengan Silkair, jika dilihatnya penum pangnya tidak banyak, ditutup. Dilihat dari kaca mata bisnis, orang Sulsel yang ingin melihat keluar daerahnya besar sekali. Jadi sekarang mereka ini bukan hanya ingin melihat Jakarta atau Bandung, apalagi ditambah dengan adanya rute langsung ke Singapura, mereka langsung terbang ke sana. Dan orang Indonesia pergi ke sana tidak hanya sekali tapi bisa 3–4 kali, dan orang Sulsel bisa umroh sampai 5 kali.

Kembali pada post tour dari kegiatan MICE, selain diadakannya MoU antara ASITA dan PHRI, sudah ada undang-undang yang mengatur siapa mengatur apa. Tidak bisa misalnya ada oknum hotel yang menjual

Inilah yang disebut Losari Street View Makassar.

Page 27: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

27Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012

Bisnis

Di Balik Upaya dan Perkembangan, Tumbuh Kesadaran dan Kreatifitas paket tur. MoU itu untuk memperjelas dan mem-perkuat peran masing-masing dan salah satu upaya untuk menahan wisatawan selama mungkin tinggal di Makassar.

Setelah kegiatan meeting dan sebagainya tentunya peserta MICE juga ingin melihat-lihat. Setiap orang yang datang ke sebuah kota pasti akan bertanya apa yang bisa dilihat dan dikun-jungi. Jadi hasilnya setiap ada kegiatan MICE, semoga bisa diimplementasikan, bahwa ASITA akan diberikan stan di hotel-hotel yang menyeleng-garakan MICE. Di stan itu agen menjual paket tur. Jadi paket tur ini sifatnya bebas, siapa yang mau bisa langsung membelinya di tempat.

Paket tur yang mau dijual itu sifatnya juga fleksibel. Mi-salnya meeting selama 5 hari, berarti waktu mereka tidak bisa lama-lama, atau waktu tersisa hanya 2–3 hari. Jadi paket tur yang dijual adalah Makassar dan sekitarnya. Atau meeting-nya sudah selesai dalam 1 hari, dan hari-hari berikutnya mereka mau melancong, bisa ditawarkan tur ke Toraja. Banyak pilihan paket tur untuk kegiatan post tour.

Lebih kurangnya dalam itinerary untuk post tour akan dibawa ke Bantimurung, Trans Studio-cukup di-minati terutama oleh masyarakat dari Indonesia timur, Gowa, Maros, dan Pangkeb, masih dijajaki apa yang bisa dijual di sana. Di dalam kota sendiri yang wajib dikunjungi adalah Benteng (Fort Rotterdam), pelabuh-an tradisional Paotere, Tanjung Bunga, wisata belanja yang masih digodok di Pasar Butung. Juga sudah siap dengan mal-mal besar terutama untuk pasar Indonesia timur seperti dari Papua bahkan Kalimantan, mereka tidak perlu lagi ke Jakarta. Disadari sifat dasar orang Indonesia itu kan shopper. Jadi bukan hanya melihat obyek wisata tapi juga belanja.

Yang mau dijual oleh agen-agen ialah mulai dari FIT sampai grup. Itu tergantung dari peminatnya, apakah hanya mau membeli land arrangement atau land tour, tentu harganya tidak termasuk hotel karena sudah di-fasilitasi oleh penyelenggara MICE. Untuk paket seperti ini range harganya pasti di bawah Rp 1 juta. Yang masuk biaya tur ialah restoran, kendaraan, obyek wisata, dan kru pelayanannya.

Paket tur itulah yang ditawarkan pada pihak penyelenggara MICE. Tapi mereka juga tidak serta merta membuat kegiatan dengan itinerary paket post tour-nya. Mereka rata-rata membuat daftar acaranya. Kecuali yang seminar-seminar, atau meeting yang menyangkut hal kepariwisataan. Ini itinerary post tour pasti masuk dalam program acaranya. Kecuali kalau acara MICE mereka di-handle oleh agen perjalanan lokal. Misalnya sebuah perusahaan telekomunikasi dari

Jakarta mau membuat acara di Makassar dan mereka menggunakan jasa biro perjalanan untuk mengurus dan mengatur semua keperluan kegiatan mereka.

Network ASITA itu bagus, bukan hanya di daerah atau secara nasional saja tapi seluruh dunia. Itu sudah banyak dan sering dilakukan. Jadi biro perjalanan di sana akan mengontak agen di sini.

Jadi, tidak semua orang mau membeli paket tur. Kadang yang dijual komponen-komponen dari paket tur seperti penyewaan ken-daraan berupa mobil atau bis, lalu mereka akan jalan sendiri.

Untuk mempromosikan Makas-sar, pertama, ASITA mendukung semua program yang dibuat peme-rintah baik provinsi maupun kota. Namanya promosi atau pengem-bangan daerah itu semua perlu didukung. Karena dampaknya untuk kepentingan bersama.

Kedua, ASITA akan membuat program-program yang lebih ‘meng gigit’, yang lebih fokus ke-pada target wisatawan yang akan

datang. Misalnya untuk menarik wisman Singapura dan Malaysia akan fokus untuk wisata pelajar bagi Singapura dan wisata mudik bagi Malaysia.

Yang mau dibidik adalah pasar yang 75% itu, yakni wisman Eropa. Di Toraja ramai oleh orang Eropa, dan secara umum wisman di Sulsel masih didominasi Ero-pa. Perusahaan agennya sendiri sering menerima grup dari Belanda berjumlah 18–25 pax per grup. Saat ini Belanda, Belgia, Perancis dan Jerman adalah wisman Eropa yang paling banyak datang ke Sulsel.

Sekarang berkembang dengan mulai masuknya wisman dari Amerika. Meskipun jumlahnya masih nol koma sekian persen, tapi sudah muncul indikasi kedatangannya. Bisa dikatakan secara perlahan mulai membaik.

Di Toraja itu sudah hampir menyerupai Bali. Wis-man ramai sekali, dan di sana banyak hotel. Kemudian, diversifikasi obyek wisata juga penting dilakukan. Itu artinya menambah atraksi-atraksi wisata. Contoh di Toraja. Rata-rata lama tinggal turis di sana 4 hari 3 malam, jika 3 hari 2 malam terlalu melelahkan. Sedang diusahakan agar mereka jangan hanya mengunjungi tempat itu-itu saja. Untuk meningkatkan length of stay di Toraja, harus diadakan atraksi lain yang menarik, salah satunya dengan wisata arung jeram. Ada yang mengatakan salah satu sungai terindah adalah Sungai Maiting. Memang akses ke sana susah tapi masih san-gat alami. Masih bisa melihat iguana melintas saat ber-papasan. Tingkat arung jeram di sini mulai dari kelas pemula sampai advance.

Sebenarnya masih ada atraksi-atraksi yang bisa dibuat. Kalau Makassar sendiri mudah-mudahan infrastrukturnya segera dibenahi. Masih banyak fasi-litas-fasilitas penunjang yang belum layak. Contohnya

toilet, kebersihan dan sebagainya. Pembekalan penge-tahuan pariwisata baru mau disosialisasikan pada sopir-sopir angkutan umum, bukan hanya sopir-sopir pariwisata.

Sopir angkutan umum, taksi dan lain-lain ada-lah lini depan yang langsung berhadapan dengan wisatawan. Bisa jadi backpackers akan menggunakan

jasa mereka. Rekrutmen di setiap perusahaan taksi, ha-ruslah bisa mempekerjakan orang yang punya tanggung jawab moral pada tamu, how to drive and how to talk, dan how to serve your guest meskipun semuanya dilaku-kan dengan standar saja.

Kembali ke obyek wisata, diharapkan bukan hanya diversifikasi obyek tapi juga lingkungannya ditata. Juga penataan SDM masyarakat di sekitarnya. Contoh mesjid terapung juga bisa dijadikan obyek wisata. Orang yang tadinya menikmati pan-

tai Losari dari jam 5–6 sore, sekarang menjadi lebih lama. Mereka solat magrib dulu di situ. Kalau perlu di-budget-kan lebih banyak anggaran untuk membeli tempat sampah. Itu bisa digunakan oleh masyarakat pengunjung maupun oleh pedagang di sana.

Yaya bahkan membandingkan Makassar dengan Manado: di Manado semua orang membawa kantong keresek untuk tempat sampah. Di Makassar tidak ada. Jadi tidak heran di sana lebih bersih. Kesadaran mem-buang sampah di tempatnya di sini masih kurang sekali.

Didi Manaba berpikir jikalau perlu, diberdayakan Polisi Pamong Praja (Pol-PP). Wisatawan merasa aman, kebersihan bisa terjaga. Becak wisata masih kurang jumlahnya dan tidak berkesinambungan. Menurut Didi paling tidak 1 hotel membina 1 becak.

Makassar sebagi living room, pertama kita lihat in-dikator pertamanya adalah penuhnya tingkat hunian hotel. Kedua adalah penuhnya reservasi bis-bis wisata. Kemudian tingginya pertumbuhan hotel di Makassar. Itu sudah terjadi. Dampaknya kepada ASITA, biro-biro perjalanan juga sudah dirasakan. Namun dengan semakin banyaknya usaha biro perjalanan baru, per-saingan juga semakin tinggi. Kita lihat saja orang dari Kalimantan ke sini, orang dari Papua juga ke sini.

ASITA sedang mengembangkan destinasi. Ke depannya Makassar bukan hanya city tour dan tempat menginap, tapi juga sebagai starter point untuk meli-hat destinasi di sekitarnya termasuk destinasi di pulau-pulau. Pulau, wisata pantai, sunset cruise itu semua sedang dikembangkan di ASITA.

Menjual Toraja itu dilakukan sejak tahun 1970-an tapi dampaknya baru dirasakan tahun 1980–1990-an. Karena orang butuh perencaanan, modal dan waktu.

Didik Manaba, tour travel agent,

Ketua ASITA Sulsel.

Anggiat Sinaga, GM Hotel,

Ketua PHRI Sulsel

Page 28: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

28 Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012

Bisnis What do they say ?

Wisatawan Eropa cerdas, sebelum datang ke sini mem-pelajari dulu Indonesia misalnya iklimnya seperti apa dan sebagainya. Korespondensinya juga lama.

Banyak bisa dikunjungi di Makassar dan sekitarnya. Wisata pulau dan pantai di sini tidak usah diragukan. Destinasi yang berada di dekat kota dan sangat meng-giurkan seperti Bantimurung yang ada air terjun dan kupu-kupunya, di Pangkeb ada sebuah gua yang me-narik sekali, ke Gowa ada Malino seperti Puncak di Jawa Barat, di sana ada air terjun dan hawanya dingin. Kalau ke Malino paling tidak harus menginap semalam. Ada beberapa pulau dekat kota yang bisa ditempuh selama 1 jam, di sana juga bagus untuk tempat snorkeling dan diving, yakni di Samalona. Variasi paketnya memang belum banyak. Padahal bagi agen yang bermain di in-bound ide-idenya banyak sekali.

Didi memandang perlu dikumpulkan kawan-kawan media, travel writer dan disiapkan perjalanan famtrip. Selain travel writer dari luar negeri, dari domestik harus didatangkan ke sini juga. Famtrip dari luar negeri se-perti dari Singapura, Malaysia dan Eropa selalu ada.

Bagaimana dengan Perhotelan?Sisi positif dari adanya 2 program visit ini adalah

perubahan mindset dan mencoba mengeksplorasi po-tensi dan citra Makassar dan Sulsel. Yang memberi kon-tribusi sangat berarti bagi tingkat hunian hotel adalah kegiatan MICE. Itu yang memberikan energi bagi hotel-hotel di Makassar.

Jumlah kamar di Makassar itu ada sekitar 6.200 kamar sampai dengan Juni 2012. Sedangkan di seluruh Sulsel ada sekitar 10.700 kamar sampai dengan Juni 2012. Okupansi rata-rata di Makassar hingga akhir Juni 2012 year to date 75–80%. Rata-rata okupansi di selu-ruh Sulsel masih sekitar 45–55% saja.

Di Toraja situasinya masih sama seperti kemarin. Di sana masih membutuhkan hal-hal luar biasa untuk mendongkrak tingkat okupansi hotel.

Tingkat rata-rata okupansi di tahun 2011 hampir sama masih di sekitaran 75–80%. Seharusnya ada per-tumbuhan. Tetapi jika dibandingkan tahun lalu dengan tahun ini, sejak awal tahun 2012 hingga sekarang ada penambahan jumlah kamar sekitar 750 kamar. Sudah dengan penambahan kamar saja, tingkat pertumbuh-an okupansi masih bisa mengimbanginya.

Segmentasi Makassar adalah MICE, corporate meet-ing dan travelers. Yang paling dominan di sini adalah kegiatan meeting. Contohnya selama bulan Juni 2012 lalu ada 10 kegiatan MICE nasional yang dilangsung-kan di Makassar. Memang untuk MICE yang sifatnya internasional di sini masih jarang. Rata-rata ada 5 kali kegiatan MICE per bulan dalam setahun di sini.

Dari seluruh kegiatan MICE yang ada di Makassar yang paling dominan adalah dari pemerintah/instansi, corpo rate, baru kemudian asosiasi terutama asosiasi pro-fesi seperti kedokteran, HIPMI, KADIN dan sebagainya.

Kapasitas kamar di Grand Clarion awalnya 333 ka-mar, tapi sedang kita kembangkan dan nantinya akan ada 585 kamar. Dari pengembangan sekarang baru 100 kamar yang diefektifkan jadi kamar yang dipakai seka-rang, efektif, ada 433 kamar. Target kita akhir Oktober 2012 penambahan kamar sudah selesai.

Kita menambah kamar, kata Anggiat Sinaga, ka-rena seringkali saat ada MICE di hotel kami, kamar kami

Sylviana, Wisnus Pontianak

Nah, inilah Wisnus kita, akan merayakan pesta ulang tahunnya dengan menyewa kapal Ban-jar Serasan. Selain pesta ulang tahun, Ibu Sylviana (posisi tengah di foto) sering memakai

kapal Banjar Serasan untuk rekreasi keluarga, yang biasa menyusuri sungai Kapuas, Kalimantan Barat. Seraya menikmati makanan yang enak, tentu menikmatinya sambil menyusuri Sungai Kapuas, di kota Pontianak, itu memberikan kesan khas, kata dia.

Pontianak memang perlu memasarkan tur di atas sungai Kapuas, merupakan ciri yang berkarakter dari kota katuliswa itu. Kota lain tidak memiliki potensi yang serupa. n

Dari Jerman

Marn Miller, tinggal di Berlin Selatan, Jerman, sudah dua minggu berada di Bali. Saat ditemui di Fort

Roterdam, Makasar awal Juli 2012, dia baru tiba dari Bali pada pagi harinya. Sebelum melanjutkan perjalanan ke Toraja esok harinya, dia akan menginap semalam dulu di Makassar. Dia akan stay di Toraja selama 3 malam, lalu kem-bali lagi ke negerinya. n

Vorasak Kunplin, asal Bangkok, Thailand

Vorasak Kunplin, wisatawaan asal Bangkok, Thai-land, sedang mengikuti Surabaya Heritage Tour.

Dia datang ke Surabaya dengan menggunakan Airasia langsung dari Bangkok dan sudah dua hari berada di kota Jawa Timur itu.

Dia ingin berwisata meskipun informasi mengenai Surabaya sangat sedikit sekali yang dia ketahui. Dia mendapatkan informasi mengenai kota itu dari situs Lonely Planet sebelum dia berangkat. Di hotel tempatnya menginap di Jalan Jagalan, Surabaya, sedikit sekali informasi mengenai tempat wisata.

“ I had no idea what to do on my first day here, till someone asked me to come to House of Sam-poerna”, katanya. Karena itu selama di Surabaya dia baru mengunjungi Museum Nasional saja. Dia menyukai Surabaya Heritage Tour karena programnya sudah seperti city tour kota Surabaya.

Dia akan melanjutkan perjalanannya ke Malang dan Bromo keesokan harinya. n

tidak mencukupi. Terakhir saat PGRI, persatuan guru-guru mengadakan MICE seluruh guru di Indonesia di sini, Clarion tidak bisa menampung semuanya. Untuk itu terpaksa memakai 3 hotel. Jadi memang sudah mu-lai ada kekurangan kamar di Makassar.

Penambahan 750 kamar ini sudah termasuk yang di Aston dan Swiss-bell yang baru saja dibuka masing-masing pada bulan Mei dan April 2012 serta penambah an baru Grand Clarion.

Di Grand Clarion masih sedikit sekali menerima tamu wisman. Adapun tamu-tamu wisman kami yang paling banyak adalah dari Asia seperti Jepang, Malay-

sia, Singapura dan Cina. Kalau ditanyakan berapa oku-pansi orang Jepang di sini, itu masih nol koma sekian ya. Memang orang Jepang yang datang ke sini kan juga masih terbatas. Tamu kita lebih dominan dari Malaysia, dominannya tamu grup. Rata-rata tamu Malaysia ini menginap di sini 3 hari 2 malam, tapi ini juga tidak ru-tin. Saya lihat jadwal mereka ini per triwulan.

Hingga tahun 2014, diperkirakan ada 13 hotel be-sar yang akan masuk Makassar. Grup kita sendiri saja tahun ini akan membangun 2 hotel lagi, satu di dekat bandara yang rencananya bintang 3, satunya lagi di Tanjung Bunga. n

Page 29: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

29Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012 29

Peliputan di Pura Besakih, Bali.

Mr. Elangkeeran Kalaimaran (reporter). Para peserta Famtrip Sun TV, India.Mr. Arunachalam Subramani (cameraman).

Candi Borobudur Candi Boko

Candi Mendut

Peliputan di Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Mendut, dan Candi Boko.

Mr. Malaipapan (program presenter).

Famtrip untuk SunTV dari India

Candi Prambanan

Pengembangan Pasar

Pasar wisatawan di India memang bukan saja merupakan new emer-ging market, tetapi pertumbuhan-nya pun tergolong tinggi. Karena

itu dijadikan salah satu target pasar yang digarap dengan sistematis dan konsisten. Salah satu Famtrip dilaksanakan untuk tim SunTV dari India, akan menyiarkan hasil kunjungan mereka di Bali dan Yogyakarta, selama enam hari tanggal 20–26 Mei 2012.

Selain shooting yang mereka lakukan meliput atraksi mutakhir, yang tentunya sesuai dengan ‘minat’ orang India, mereka sendiri pun tampak ‘enjoy’ melihat temuan keindahan di des-tinasi.

K e b a n g s a a n India yang ber-kunjung ke Indo-nesia tahun 2011 mencapai 181.791 orang. Itu me-ningkat 14,07% dibandingkan ta-hun 2010 yang jumlahnya 159.373 orang.

Para pebisnis dan industri pariwisata di India dewasa ini sedang menunggu dan berharap, akan ber operasinya tahun ini penerbangan langsung yang menghu bungkan In dia dengan Indone-

sia. Kota-kota yang di-harapkan dilayani ialah Bombay, Chennai, New Delhi, Bangelore.

Peserta Fam Trip Jur-nalis Sun TV India ini

terdiri dari Elangkeeran Kalai­maran (reporter), Malaipapan (programme presenter) dan Aruna chalam Subramani (ca-meraman).

Dalam proses liputan, pertama-tama cameraman meliput seluruh obyek secara detail dari berbagai sudut, selanjutnya me-liput presenter in action yang menerang-

kan keadaan dan sejarah candi/pura/obyek, di-lakukan berulang kali, dan segmen ter akhir mengajak pengunjung obyek untuk bersedia diwawancarai (wisman

maupun wisnus) me-ngenai kesan dan pesan terhadap obyek/candi yang sedang dikun jungi, bolehmenggunakan ba-hasa Inggris maupun bahasa sehari-hari para pengunjung (bahasa Ing gris, Indonesia, Pran-

cis, Belanda, Rusia, dan lain-lain).Menurut tim Sun TV, selama peliput an

di Yogyakarta dan Bali, telah menghasil-kan sembilan episode film, masing-masing berdurasi 30 menit.

Rencananya film TV ini akan segera ditayangkan di Sun TV pada bulan Juni 2012, yang akan ditonton oleh jutaan pir-sawan dari seluruh dunia. Dengan harap-an setelah tayangan film-film promosi tersebut akan menjadi perhatian besar bagi masyarakat India dan sekitarnya, dan hasilnya akan semakin banyak wisatawan India yang berwisata ke Indonesia. n

Page 30: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

30 Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012

Zarkoni, polisi pariwisata kota Makassar.

Makassar

Becak Wisata Berkeliling KotaJadi, sejak tahun 1979–1980 hingga

sekarang, wisman yang masuk ke Makassar rata-rata berkisar 72%-nya berasal dari Eropa, dari Jerman,

Perancis, Belanda, dan sebagainya. Mereka jarang bermalam di Makassar.

Kalau datangnya me-lalui Bali, penerba-ngan dari Denpasar tiba di sini pagi hari. Mereka bisa langsung menuju Toraja, me-nginap sekitar tiga malam di sana dan kembali lagi ke Bali dari Makassar dengan pesawat sore. Sekarang diupayakan wis-man itu mau bermalam di kota Makassar.

Cara pertama adalah membuat pro-gram tur yang memang harus singgah di kota-kota lain di samping tujuan ke Toraja. Misalnya ke Sengkang, itu daerah cukup menarik. Mereka bisa berkunjung di sana sehingga mau tidak mau perlu bermalam di Makassar.

Kedua, dialihkan jadwal penerbangan sehingga tibanya dengan pesawat sore, maka tentu perlu bermalam di Makassar sebelum esok harinya menuju ke Toraja. Ketiga, dibuatkan itinerary masuk Makas-sar dan menyajikan kegiatan dengan suguhan-suguhan pertunjukan selama ber ada di Makassar. Di situlah bisa berupa city tour atau islands tour.

Tentunya kalau bermalam di Makassar harus diciptakan nilai tambah yang me reka dapatkan. Pertama adalah hotelnya bagus, kedua adalah turnya bagus, ketiga adalah makannya bagus. Makassar sudah terke-nal dengan sea food-nya. Maka sea food pula daya tarik untuk target menggaet turis.

Becak wisata di kota? Itu konsep mun-culnya ketika kapal pesiar mulai masuk. Kemudian, bersama polisi pariwisata me-rekrut tukang becak melalui dinas pari-wisata, memilih becak yang mangkal di setiap hotel.

Para ‘abang’ itu diberikan penjelasan, bagaimana melayani tamu, becaknya di-tandai dengan tourism becak, agar orang naik becak merasa senang. Diajarkan tidak mempermainkan harga kepada tamu.

Manakala kapal pesiar dating singgah, antara 50 sampai 100 becak berjejer di pintu pelabuhan. Tidak semua wisman yang tu-run dari kapal pesiar akan mengambil tur yang sudah dipaketkan. Bagi perorang an atau kelompok yang mau tur sendiri lalu bisa menyewa becak. Nah, tarif naik beca sudah ditetapkan $5 per jam. Itu sudah berjalan.

Satu ketika, waktu kapal pesiar dari Italia berlabuh di pelabuhan Makassar, di atas kapal turis sudah diumumkan tarif

becak $5 per jam. Artinya, kalau tamu me-nyewa selama tiga jam maka tentu akan bayar $15.

Jadi bisa dibayangkan dalam waktu tiga jam penarik becak bisa mendapatkan Rp 135 ribu (dengan kurs Rp 9.000 saat

itu) yang mana di hari-hari biasa dia tidak mungkin menghasilkan sebanyak itu. Ya merupakan nilai tambah buat mereka dan membuat mereka bersemangat.

Patut diperhatikan pula, para polisi pariwisata yang mengatur dan mengawasi becak-becak itu. Akhirnya sejumlah becak yang belum terekrut lalu berusaha masuk tanpa pengetahuan cukup dengan pakai-an sembrono. Polisi pariwisata pun datang mengatur dan menertibkan.

Zarkoni, Ajun Komisaris Polisi (AKP), kepala unit polisi pariwisata Polrestabes Makassar memastikan, yang membedakan becak wisata adalah warnanya. Biasanya kalau ada kapal pesiar singgah, saya akan cek dulu kebersihan dan sebelum mereka start menuju ke pelabuhan. Becak wisata itu tetap ada tapi memang tidak setiap hari terlihat.

Menurut Zarkoni becak-becak wisata ini biasanya nongkrong di depan hotel. Karena mereka pun binaan hotel. Jika ada tamu yang mau berkeliling dengan meng-gunakan becak, sudah siap. Pada umum-nya hotel berbintang yang mempunyai becak binaan.

Para ‘abang becak’ tidak akan mem-bohongi penumpangnya. Di sini kalau mereka bilang 3 itu artinya Rp 30 ribu bu-kan Rp 3 ribu. Itu diawasi oleh polisi pari-wisata. Rute perjalanan tergantung dari permintaan.

Kapal pesiar tetap singgah. Tahun 2012 ini dijadwalkan 18 kapal pesiar yang akan masuk (pelabuhan), ada yang dari Jerman, Italia, yang ini biasanya kapal Costa Allegra, menurut Zarkoni. Kapal itu dari Singapura langsung ke Makassar, terus ke Komodo, Lombok, Bali, ke Jateng melalui Karimun Jawa baru ke Semarang, dari sana ke Ma-laysia dan kembali lagi ke Singapura.

Kapal pesiar yang biasa masuk ke Makassar berkapasitas sekitar 2.000 orang. Yang turun pasti banyak. Itu tergantung bagaimana dari penjualan di atas kapal. At least, 60% dari penumpang kapal pesiar pasti turun.

Pernah kapal pesiar kecil dengan jum-lah penumpang sekitar 100 orang dan se-muanya mengambil paket tur, maka tidak terlalu berat mengawasinya.

Wisman kapal pesiar yang mengguna-kan becak wisata biasanya pergi ke shop-ping center di Somba Opu, ke Pelabuhan Paotere—dari pelabuhan Soekarno Hatta jaraknya dekat, dan ke pasar sentral. Ka-lau mereka start dari Benteng (Fort Rotter-dam) maka dalam satu jam banyak tem-

Page 31: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

31Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012

Makassar

Promosi Luar Negeri

pat yang bisa mereka kunjunggi, salah satunya adalah MTC, mal bawah tanah di lapangan Karebosi, orang Makassar me-nyebutnya pasar gelap, tapi itu ternyata menarik bagi turis.

Ya, disitu ada pusat belanja di bawah lapangan bola Karebosi. Penerbangan AirAsia pun mempromosikan Makassar dalam in flight magazine pada rute internasionalnya. Penumpang bisa meme-san program paket tur Indonesia di atas pesawat.

Sekarang ini frekuensi penerbangan Airasia seminggu empat kali rute Kua-la Lumpur–Makassar. Dan akan akan membuka rute baru Makassar–Kinabalu, direncanakan mulai bulan Agustus 2012.

Ke depannya, Makassar akan tetap mengikuti kegiatan-kegiatan promosi di dalam negeri. Sedangkan untuk meng ikuti kegiatan promosi di luar negeri masih terbatasi oleh anggaran. Promosi dalam negeri akan dikombinasikan oleh industri dengan kerja sama terutama saat pemda mengadakan direct sales. Misalnya menjual Makassar di Balikpapan, di Medan dan se-bagainya.

Tapi, kembali pada pertanyaan dari mana sajakah wisatawan diharapkan untuk mau tinggal dan tur di Makassar? Sejatinya dewasa ini kota yang pernah di-namakan Ujungpandang, telah memiliki

aksesibilitas atau konektifitas yang luma-yan banyak.

Saat ini rute internasional dilayani oleh Garuda ke Singapura dan AirAsia ke Kuala Lumpur. Dari bandara Makassar saat ini operator penerbangan mela-yani rute ke 32 tujuan domestik. Dari dua rute inter-nasional itu, terlihat cukup banyak wis-man ada yang dari Jerman, Belanda selain

orang Singapura dan Malaysia.Ke arah timur Indonesia, mulai perte-

ngahan tahun 2012 bertambah terus rute penerbangan yang dioperasikan oleh ham-pir semua maskapai penerbangan nasional.

Kota ini memang berpeluang untuk menjadi ‘living room’ bagi masyarakat yang bepergian antara timur dan barat Indonesia. n

Seni Budaya ke Swiss

Promosi dengan me-nampilkan seni bu-daya Indonesia di luar negeri tetap dilakukan

oleh Kemenpa rekraf, seperti pada 26 – 28 April 2012 di ke-giatan ‘Global Village’ di Bern University, Swiss. Penyeleng-garanya adalah AISEC (Asosiasi Mahasiswa Fakultas Ekonomi).

Global Village ini merupa-kan pameran kebudayaan dari masing-masing negara maha-siswa Bern University.

Dukungan Kemenparekraf untuk itu berupa materi promosi wisata Indonesia. Maka selain pertunjukan budaya oleh mahasiswa Indonesia informasi pariwisata juga disebarkan kepada sekitar 150 orang pengunjung per hari.

Ketika di Globus Bahnhoff, Bern, salah satu Department Store kelas atas di Swiss,

mengadakan ‘Bali Woche’ di semua gerai-nya yang tersebar di seluruh Swiss,

Kemenparekraf juga mendukung pe-nam pilan seni budaya tradisional Indone-sia, berupa tarian dari Bali antara lain tari legong, tari cendrawasih, tari taruna jaya dan tari sekar jagat.

Bali Week oleh Globus ini menampilkan dan menjual produk-produk khas Bali

dan Indonesia seperti pakaian, kerajinan tangan dan kuliner khas Indonesia.

Dukungan Kemparekraf dalam ben-tuk tampilan kesenian dan musik ini akan diteruskan di tahun depan, karena sa-ngat efisien mempromosikan pariwisata Indonesia untuk pasar Swiss, sehingga masyarakat Swiss dapat lebih dekat me-ngenal seni dan budaya Indonesia. n

Ke pelabuhan perahu-perahu tradisional Paotere ini, wisman sering dibawa berkunjung dalam tur berkeliling dengan beca.

Page 32: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

32 Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012

Alor NTT

Kekuatan Berpadu Keindahan di Bawah dan di Atas Air

“Udara dingin sekali di laut, terutama malam hari,” ujar Fransisco Gaia, war-ga Amerika keturunan Ita-

lia, seorang koki yang gemar meman cing, ketika bercerita tentang pengalamannya memancing ke wilayah NTT di pertengah-an tahun. “This is the time of winter in Alor,” ujarnya.

“Tahun lalu saya mendapat blue mar-lin di dekat perairan Alor,” katanya. Blue marlin adalah ikan langka yang menjadi kebanggaan para pemancing samudera jika bisa memperolehnya. Segera setelah mendapatkan ikan eksotis nan langka itu, Sisco menjahitkan plastik tag ke salah satu bagian tubuh sang marlin, bertuliskan waktu, koordinat tempat, dan yang pen-ting: nama si pemancing.

Angin dingin bertiup dari garis balik selatan (33,5 LS) setiap pertengahan tahun, maka bulan Juni hingga Agustus adalah musim dingin di Alor dan pulau-pulau sekitarnya. Inilah salah satu wilayah yang memiliki kekhususan: tropis iklimnya, tapi angin salju sub-tropis bertiup setiap tahun.

Di bawah permukaan laut, arus dingin dari kutub juga mengalir ke perairan tersebut, ya, menyumbang signifikan pada dinginnya udara menjelang pera yaan ke-merdekaan Indonesia.

Arus ini membawa kumpulan makluk-makluk ke cil, seolah awan halus yang mengikuti arus laut. Terdiri dari plank-

ton, udang-udangan renik dan ikan-ikan kecil mungil nan lezat, kombinasi ini ada-lah protein laut penuh gizi yang ikut me-nikmati kesuburan nutrisi yang mengalir dari wilayah antartika menuju daerah tro-pis, mengikuti arus yang berputar se perti siklus di seputaran garis balik selatan. Tak pelak lagi, kumpulan protein laut nan lezat ini juga dikejar para penguasa samudra dari berbagai jenis: paus, hiu, lumba-lumba, ikan pari manta, sunfish, pokoknya berbagai jenis ikan.

Plankton dimakan ikan kecil, ikan kecil dimakan ikan besar, lalu dimakan predator. Mereka mengikuti jalur para makanan, yang bergerak ke wilayah ini.

Nah, si marlin yang membuat Sisco Gaia beruntung dalam hari pemancingannya, juga tak lepas dari rantai makanan ini.

Bagi Mulyadi Sulung, seorang pe-nyelam yang telah menjelajah berbagai sudut laut di Nusantara, Alor adalah surga tersendiri, dia bahkan berani menyatakan dunia bawah air di Alor lebih istimewa dari keindahan bawah laut di kepulauan Komodo.

“Setahu saya, Alor spektakular di bawah air. Paling tidak itulah yang se-ring digambarkan orang tentang Alor, itulah keindahan panorama bawah air yang luar biasa,” kata Don Bosco, seorang pemandu wisata yang kerap mengan-tar para turis di wilayah Flores dan NTT. “Snorkeling di Alor itu seperti masuk ke gallery lukisan,” kata Sisco Gaia, yang juga gemar snorkeling. Sisco bahkan berani me-ngatakan, “Saya rasa Alor itu pemandang-an bawah airnya terbaik di Indonesia.”

Alor adalah nama pulau, sekaligus mewakili nama sebuah kepulauan. Alor adalah nama pulau terbesar yang mem-beri nama kepulauan yang terdiri dari 20 pulau, dengan 9 pulau yang telah dihuni penduduk.

Untuk yang masih bingung dengan lokasi Alor, marilah kita bersama-sama menggambarkan lokasinya. Di sebelah Timur kepulauan Alor, menyebrangi Selat Ombai, ada pulau Wetar dan, satu pulau milik Republik Timor Leste yaitu pulau Atauro. Di sebelah Selatan, menyebrangi selat Alor, ada ujung barat pulau Timor.

Kalabahi di Kabupaten/Pulau Alor

Page 33: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

33Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012

Alor NTT

Di utaranya itulah laut Banda.Lokasi Alor yang unik ini membangun

kultur yang unik pula. Ketika Jean Cou-teau, seorang antropolog asal Perancis datang ke pulau Alor beberapa tahun lalu, dia terkesan dengan penampilan para pen-duduk pulau itu, ”Orang-orangnya sangat menarik, kebudayaan mereka menarik. Secara ragawi, Papua dimulai di Alor.”

Keragaman Alor tampak dari bahasa mereka. Di wilayah pesisir, penduduk ber bahasa Alor, yang menampakkan ciri ba-hasa Malayu-Polynesia. Tetapi ini bukan satu-satunya. Tak kurang 15 bahasa suku di Alor, kebanyakan dari bahasa-bahasa ini diklasifikasikan oleh para ahli seba-gai bahasa Papua atau non-Austronesia. Nama-nama bahasa itu antara lain Abui, Adang, Hamap, Kabola, Kafoa, Woisika, Kelon, dan Kui. Sayang, sebagian bahasa ini sekarang semakin kehilangan pen-dukung, kurang aktif diajarkan kepada anak-anak.

Kebudayaan Alor adalah contoh kebu-dayaan yang menjaga kelestarian alam. Para nelayan di Alor hingga kini terus menggunakan cara-cara mencari ikan yang dapat dikategorikan ramah lingkung an, seperti memancing, menombak atau me-nangkap dengan jaring.

Jadi tak heran kalau kondisi perairan di Alor sangat terjaga. Coba saja, sebutan apa yang bakal anda berikan pada sebuah tempat jika anda masuk ke dalam air dan bisa melihat segala yang ada di depan anda sampai 40 meter. Ya, sejernih kristal, itulah air laut di wilayah yang terjaga keasriannya seperti di Alor.

Secara umum Alor memiliki tidak kurang dari 30 dive site saat ini. Bahkan ada pula instruktur penyelam yang menyebutkan lebih dari 40 dive site. Beberapa nama terkenal antara lain: Half

Moon Bay, Peter’s Prize, Crocodile Rook, Trip Top, No Man’s Land, The Chatedral, dan banyak lagi.

Ibarat kompleks sekolah, Alor memiliki tempat yang berguna bagi pemula, dan dive site yang menantang bagi para pe-tualang selam.

Jadi bayangkan wilayah dasar laut yang tenang damai lalu perlahan berubah membentuk dinding serta tebing dengan gua-gua bawah laut. Ini tempat yang sa-ngat diidamkan para pecinta penyelaman.

Di beberapa tempat di kepulauan ini ter-dapat selat sempit membuat penye laman di beberapa titik membutuhkan konsen-trasi karena kondidi arus yang deras.

Anda dapat memandangi keindahan formasi karang dan kehidupan bawah air nan kaya di selat Alor Pantar yang memi-sahkan pulau Alor dan Pantar.

Pemandangan bawah laut di Alor sa-ngat indah. Yang menjadi daya tarik uta-ma dive site Alor adalah ikan-ikan besar se-perti: hiu karang, penyu, Moray Eels, Rays, Napoleon Wrase, Dog-tooth Tuna, barakuda dan masih banyak yang lain.

Namun bila anda pecinta fotografi bawah air, maka di samping berbagai ikan yang berenang di antara formasi karang dan anemon beragam warna, sasaran yang juga menyegarkan bagi kamera anda adalah berbagai hewan lunak moluska berwarna warni yang melenggang di antara karang.

Alor, akan mengangkat kawasan NTT ke pariwisata dunia. Maka Wamen-parekraf Sapta Nirwandar datang ke sana, bergabung dengan masyarakat se tempat, ketika meresmikan Festival Wisata dan Budaya Alor yang diselenggarakan ka-bupaten itu tanggal 7–10 Juli 2012.

Kemenparekraf mendukungnya, me-nyemangati untuk semakin memajukan pariwisatanya. n

Anak-anak nelayan di Alor sedang menangkap ikan didasar laut dengan cara menombaknya. Kebudayaan Alor adalah contoh kebudayaan yang menjaga kelestarian alam, karena mereka menggunakan cara-cara mencari ikan yang ramah lingkung an.

Tarian lego-lego, khas Desa Takpala, Alor.

Page 34: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

34 Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012

Jumlah Kunjungan Wisman Menurut Pintu Masuk Periode Januari–Mei, 2012 vs 2011

Soekarno-Hatta 156,654 138,987 12.71% 154,698 144,299 7.21% 165,927 160,650 3.28% 161,005 151,989 5.93% 185,932 150,407 23.62% 824,216 746,332 10.44%Ngurah Rai 249,728 208,337 19.87% 209,160 201,457 3.82% 222,950 202,539 10.08% 222,657 224,423 -79% 220,508 208,832 5.59% 1,125,003 1,045,588 7.60%Polonia 15,384 12,172 26.39% 14,843 14,270 4.02% 19,228 15,600 23.26% 16,383 14,998 9.23% 18,074 16,648 8.57% 83,912 73,688 13.87%Batam, Kep. Riau 102,630 77,925 31.70% 83,089 86,318 -3.74% 103,626 87,776 18.06% 93,813 92,055 1.91% 94,117 96,206 -2.17% 477,275 440,280 8.40%Sam Ratulangi 1,827 1,050 74.00% 1,171 1,264 -7.36% 1,579 1,778 -11.19% 1,669 1,764 -5.39% 1,442 1,436 0.42% 7,688 7,292 5.43%Juanda 14,200 13,580 4.57% 14,290 13,086 9.20% 16,257 15,317 6.14% 16,061 14,179 13.27% 17,017 14,894 14.25% 77,825 71,056 9.53%entikong 2,324 1,647 41.11% 1,787 2,297 -22.20% 2,121 2,044 3.77% 1,503 1,831 -17.91% 1,973 2,201 -10.36% 9,708 10,020 -3.11%Adi Sumarmo 1,482 1,374 7.86% 1,622 1,622 0.00% 2,024 2,501 -19.07% 2,189 1,993 9.83% 3,325 2,542 30.80% 10,642 10,032 6.08%Minangkabau 2,502 2,183 14.61% 2,561 2,646 -3.21% 3,147 3,215 -2.12% 2,665 2,107 26.48% 2,615 2,669 -2.02% 13,490 12,820 5.23%tanjung Priok 5,449 5,903 -7.69% 4,409 5,089 -13.36% 5,763 5,593 3.04% 5,760 5,278 9.13% 4,995 5,452 -8.38% 26,376 27,315 -3.44%tanjung Pinang 9,524 6,194 53.76% 6,869 8,648 -20.57% 9,841 8,388 17.32% 8,734 9,026 -3.24% 8,770 8,523 2.90% 43,748 40,779 7.28%BIL, Lombok 1,230 1,164 5.67% 871 835 4.31% 1,348 1,315 2.51% 1,482 1,639 -9.58% 942 1,698 -44.52% 5,873 6,651 -11.70%Makassar 1,064 906 17.44% 1,048 1,083 -3.23% 1,277 939 36.00% 1,192 1,146 4.01% 1,039 1,090 -4.68% 5,620 5,164 8.83%Sepinggan, Balikpapan 1,157 1,355 -14.61% 1,836 1,356 35.40% 1,939 1,744 11.18% 1,333 1,283 3.90% 1,272 1,158 9.84% 7,537 6,896 9.30%St. Sarif Q-II,Pekanbaru 1,408 1,412 -0.28% 1,720 1,468 17.17% 2,099 1,852 13.34% 1,701 1,982 -14.18% 1,289 2,131 -39.51% 8,217 8,845 -7.10%Adi Sucipto, Yogyakarta 3,795 2,990 26.92% 3,447 3,344 3.08% 4,253 5,187 -18.01% 4,505 4,651 -3.14% 4,925 5,106 -3.54% 20,925 21,278 -1.66%Husein Sastranegara, Bandung 9,600 9,383 2.31% 10,667 8,747 21.95% 13,101 9,057 44.65% 12,639 9,732 29.87% 12,597 9,397 34.05% 58,604 46,316 26.53%tanjung uban, Kep. Riau 30,546 22,663 34.78% 23,440 25,662 -8.66% 28,471 28,523 -0.18% 25,784 26,206 -1.61% 24,498 25,487 -3.88% 132,739 128,541 3.27%Balai Karimun, Kep. Riau 9,455 7,193 31.45% 8,123 9,903 -17.97% 10,107 8,933 13.14% 8,545 9,284 -7.96% 9,399 8,680 8.28% 45,629 43,993 3.72%Jumlah 19 Pintu 619,959 516,418 20.05% 545,651 533,394 2.30% 615,058 562,951 9.26% 589,581 575,566 2.43% 614,557 564,557 8.86% 2,985,027 2,752,886 8.43%Pintu Lainnya 32,733 32,403 1.02% 46,851 34,663 35.16% 43,544 35,117 24,00% 36,480 32,527 12.15% 36,144 35,634 1.43% 195,752 170,344 14.92%Jumlah Wisman 652,692 548,821 18.93% 592,502 568,057 4.30% 658,602 598,068 10.12% 626,100 608,093 2.96% 650,883 600,191 8.45% 3,180,779 2,923,230 8.81%

Januari Februari MaretPintu Masuk Perubahan thd

Januari 2011Perubahan thd Februari 2011

Perubahan thd Maret 2011

(+/-) %

Jumlah Kunjungan Wisman Berdasarkan Fokus Pasar - Januari–Mei, 2012 vs 2011 - (urutan menurut % growth)

CINA 264,715 189,249 75,466 39.88 tIMuR teNGAH 37,093 30,871 6,222 20.15 fILIPINA 46,412 40,393 6,019 14.90 INDIA 72,264 64,877 7,387 11.39 AMeRIKA SeRIKAt 81,197 72,941 8,256 11.32 MALAYSIA 459,586 413,407 46,179 11.17 KORSeL 131,387 120,538 10,849 9.00 JeRMAN 54,248 49,825 4,423 8.88 AuStRALIA 342,161 316,265 25,896 8.19 RuSIA 43,531 41,485 2,046 4.93 INGGRIS 77,049 74,045 3,004 4.06 JePANG 166,774 160,619 6,155 3.83 PeRANCIS 62,142 60,105 2,037 3.39 SINGAPuRA 478,680 470,629 8,051 1.71 BeLANDA 52,339 54,303 -1,964 (3.62) tAIWAN 76,579 80,686 -4,107 (5.09) LAINNYA 734,622 682,992 51,630 7.56 JuMlAH WISMAN 3,180,779 2,923,230 257,549 8.81

FOKuSPASAR

JANuARI – MEI2012 2011

SElISIH

2012 2012 20122011 2011 2011

Indikator

Page 35: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

35Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012

Jumlah Kunjungan Wisman Menurut Pintu Masuk Periode Januari–Mei, 2012 vs 2011

Soekarno-Hatta 156,654 138,987 12.71% 154,698 144,299 7.21% 165,927 160,650 3.28% 161,005 151,989 5.93% 185,932 150,407 23.62% 824,216 746,332 10.44%Ngurah Rai 249,728 208,337 19.87% 209,160 201,457 3.82% 222,950 202,539 10.08% 222,657 224,423 -79% 220,508 208,832 5.59% 1,125,003 1,045,588 7.60%Polonia 15,384 12,172 26.39% 14,843 14,270 4.02% 19,228 15,600 23.26% 16,383 14,998 9.23% 18,074 16,648 8.57% 83,912 73,688 13.87%Batam, Kep. Riau 102,630 77,925 31.70% 83,089 86,318 -3.74% 103,626 87,776 18.06% 93,813 92,055 1.91% 94,117 96,206 -2.17% 477,275 440,280 8.40%Sam Ratulangi 1,827 1,050 74.00% 1,171 1,264 -7.36% 1,579 1,778 -11.19% 1,669 1,764 -5.39% 1,442 1,436 0.42% 7,688 7,292 5.43%Juanda 14,200 13,580 4.57% 14,290 13,086 9.20% 16,257 15,317 6.14% 16,061 14,179 13.27% 17,017 14,894 14.25% 77,825 71,056 9.53%entikong 2,324 1,647 41.11% 1,787 2,297 -22.20% 2,121 2,044 3.77% 1,503 1,831 -17.91% 1,973 2,201 -10.36% 9,708 10,020 -3.11%Adi Sumarmo 1,482 1,374 7.86% 1,622 1,622 0.00% 2,024 2,501 -19.07% 2,189 1,993 9.83% 3,325 2,542 30.80% 10,642 10,032 6.08%Minangkabau 2,502 2,183 14.61% 2,561 2,646 -3.21% 3,147 3,215 -2.12% 2,665 2,107 26.48% 2,615 2,669 -2.02% 13,490 12,820 5.23%tanjung Priok 5,449 5,903 -7.69% 4,409 5,089 -13.36% 5,763 5,593 3.04% 5,760 5,278 9.13% 4,995 5,452 -8.38% 26,376 27,315 -3.44%tanjung Pinang 9,524 6,194 53.76% 6,869 8,648 -20.57% 9,841 8,388 17.32% 8,734 9,026 -3.24% 8,770 8,523 2.90% 43,748 40,779 7.28%BIL, Lombok 1,230 1,164 5.67% 871 835 4.31% 1,348 1,315 2.51% 1,482 1,639 -9.58% 942 1,698 -44.52% 5,873 6,651 -11.70%Makassar 1,064 906 17.44% 1,048 1,083 -3.23% 1,277 939 36.00% 1,192 1,146 4.01% 1,039 1,090 -4.68% 5,620 5,164 8.83%Sepinggan, Balikpapan 1,157 1,355 -14.61% 1,836 1,356 35.40% 1,939 1,744 11.18% 1,333 1,283 3.90% 1,272 1,158 9.84% 7,537 6,896 9.30%St. Sarif Q-II,Pekanbaru 1,408 1,412 -0.28% 1,720 1,468 17.17% 2,099 1,852 13.34% 1,701 1,982 -14.18% 1,289 2,131 -39.51% 8,217 8,845 -7.10%Adi Sucipto, Yogyakarta 3,795 2,990 26.92% 3,447 3,344 3.08% 4,253 5,187 -18.01% 4,505 4,651 -3.14% 4,925 5,106 -3.54% 20,925 21,278 -1.66%Husein Sastranegara, Bandung 9,600 9,383 2.31% 10,667 8,747 21.95% 13,101 9,057 44.65% 12,639 9,732 29.87% 12,597 9,397 34.05% 58,604 46,316 26.53%tanjung uban, Kep. Riau 30,546 22,663 34.78% 23,440 25,662 -8.66% 28,471 28,523 -0.18% 25,784 26,206 -1.61% 24,498 25,487 -3.88% 132,739 128,541 3.27%Balai Karimun, Kep. Riau 9,455 7,193 31.45% 8,123 9,903 -17.97% 10,107 8,933 13.14% 8,545 9,284 -7.96% 9,399 8,680 8.28% 45,629 43,993 3.72%Jumlah 19 Pintu 619,959 516,418 20.05% 545,651 533,394 2.30% 615,058 562,951 9.26% 589,581 575,566 2.43% 614,557 564,557 8.86% 2,985,027 2,752,886 8.43%Pintu Lainnya 32,733 32,403 1.02% 46,851 34,663 35.16% 43,544 35,117 24,00% 36,480 32,527 12.15% 36,144 35,634 1.43% 195,752 170,344 14.92%Jumlah Wisman 652,692 548,821 18.93% 592,502 568,057 4.30% 658,602 598,068 10.12% 626,100 608,093 2.96% 650,883 600,191 8.45% 3,180,779 2,923,230 8.81%

MeiApril Januari-MeiPerubahan thd

Maret 2011Perubahan thd

April 2011Perubahan thd

Mei 2011

Sumber : BPS

JAN FEB MAR APR MEI JuN Jul AGT SEP OKT NOV DES TOTAl 2012 652,692 592,502 658,602 626,100 650883 3,180,779 2011 548,821 568,057 598,068 608,093 600,191 674,402 745,451 621,084 650,071 656,006 654,948 724,539 7,649,731 2010 493,799 523,135 594,242 555,915 600,031 613,422 658,476 586,530 560,367 594,654 578,152 644,221 7,002,944

Jumlah Kunjungan Wisman Bulanan - 2010 - 2012

201220112010800.000

700.000

600.000

500.000

400.000JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES

2012 2012 20122011 2011 2011

Indikator

Page 36: Newsletter Pariwisata Insonesia Edisi 31

36 Vol. 3 l No. 31 l Juli 2012

ahun 2012, kegiatan menyelenggarakan even akan ber-langsung di seluruh Indonesia, mencapai jumlah sekitar 100 even, di antaranya disponsori oleh Kemenparekraf. Obyek daya tarik wisata yang paling banyak diminati

masyarakat, berlokasi di pulau Jawa. Uniknya, pulau ini merupakan pasar sekaligus juga destinasi wisata nusantara. Maka, jika penduduk dari Jawa berwisata ke pulau-pulau lain, dan sebaliknya, terjadilah pergerakan wisata yang dinamis.

www.indonesia.travel

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi KreatifDirektorat Jenderal Pemasaran Pariwisata

www.parekraf.go.id

29 Juni-1 Juli 2012

22–23 Juni 2012 Nopember 201219-21 Oktober 2012 18–21 Oktober 2012

4–10 Juni 2012

7–12 November 2012

Kemenparekraf menciptakan dan mendukung Tourism Event untuk pemasaran pariwisata di dalam negeri dan di luar negeri.

TIndahnya pakaian dan tari tradisional di Lampung.

9–12 Oktober 2012BANDAR LAMPUNG