file · web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar...

165
KEMAMPUAN MENULIS NARASI BAHASA JAWA NGOKO ANDHAP DENGAN MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR TAHUN PELAJARAN 2007/2008 SKRIPSI OLEH ARIS YULI KRISTANTO NIM 104211472065 41

Upload: lydat

Post on 01-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

KEMAMPUAN MENULIS NARASI BAHASA JAWA NGOKO ANDHAP DENGAN MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS VIII SMP

NEGERI 1 PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR TAHUN PELAJARAN 2007/2008

SKRIPSI

OLEHARIS YULI KRISTANTO

NIM 104211472065

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH

41

Page 2: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

42

MEI 2008KEMAMPUAN MENULIS NARASI BAHASA JAWA NGOKO ANDHAP

DENGAN MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR TAHUN

PELAJARAN 2007/2008

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Negeri Malang

untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana

Pendidikan

OlehAris Yuli KristantoNIM 104211472065

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAHMei 2008

Page 3: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

43

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas kasih,

rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan

Media Gambar Berseri Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Panggungrejo

Kabupaten Blitar Tahun Pelajaran 2007/2008 dengan baik dan lancar serta

dapat selesai tepat pada waktu yang telah ditetapkan.

Skripsi merupakan salah satu persyaratan bagi mahasiswa semua

jurusan yang menempuh pendidikan S1 untuk memeroleh gelar sarjana di

Universitas Negeri Malang (UM). Kelancaran dan kesuksesan penulis dalam

menulis karya ilmiah ini tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak

yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung, atas semua

bantuan yang telah diberikan.

1. Prof. Dr. H. Soeparno, selaku Rektor Universitas Negeri Malang (UM).

2. Dr. H. Dawud, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Negeri

Malang (UM).

3. Dwi Sulistyorini, S.S., M.Hum selaku dosen pembimbing dan dosen mata

kuliah yang telah memberikan bimbingan dengan maksimal dalam penulisan

skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Sastra Indonesia yang telah banyak memberikan

materi dan ilmu dalam perkuliahan yang membantu penulis dalam penulisan

skiripsi ini.

Page 4: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

44

5. Kedua orang tua, yang telah banyak memberikan motivasi dan bimbingan

internal kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Teman-teman off B angkatan 2004 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan

Daerah serta teman-teman seperjuangan lain, yang telah banyak membantu

dan memberikan masukan serta motivasi kepada penulis.

7. Seluruh pihak yang turut membantu, baik secara moril maupun materiil, dalam

penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata, dengan segala keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki,

penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

dengan kerendahan hati penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan, baik secara individu maupun

kelompok, dan diridhoi oleh Allah SWT.

Malang, 19 Mei 2008

Penulis

Page 5: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

45

ABSTRAK

Kristanto, Aris Yuli. 2008. Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media Gambar Berseri Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Panggungrejo Kabupaten Blitar Tahun Pelajaran 2007/2008. Skripsi, Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Pembimbing: Dwi Sulistyorini, S.S., M.Hum.

Kata kunci: kemampuan menulis, narasi, bahasa Jawa ngoko andhap, media gambar berseri.

Pembelajaran bahasa daerah dalam kurikulum 1994 termasuk dalam klasifikasi mata pelajaran nonwajib atau muatan lokal. Akan tetapi, setelah adanya perubahan peraturan pemerintah tentang kurikulum pendidikan, mata pelajaran bahasa Jawa menjadi mata pelajaran wajib. Dengan dipelajarinya bahasa daerah dan masuk dalam kurikulum pendidikan, merupakan sebuah langkah positif yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka menjaga eksistensi kebudayaan nasional. Pembelajaran bahasa daerah, khususnya bahasa Jawa, sudah dilaksanakan pada jenjang Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama untuk Propinsi Jawa Timur.

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Panggungrejo Kabupaten Blitar pada tanggal 9 dan 11 Februari 2008. Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan instrumen berupa soal tes menulis narasi berbahasa Jawa ngoko andhap dan mengambil sampel penelitian, yaitu memilih satu kelas dari lima kelas pada kelas VIII di sekolah tersebut di atas. Analisis data hasil penelitian dilakukan dengan penskoran hasil tes menulis narasi berbahasa Jawa siswa berdasarkan rubrik penilaian menulis narasi berbahasa Jawa dan kemudian mengklasifikasikan skor berdasarkan klasifikasi kemampuan yang sudah ditetapkan. Acuan rentangan skor, yaitu skor 8,5-10 termasuk dalam klasifikasi sangat baik atau A, skor 7,0-8,4 termasuk dalam kategori baik atau B, skor 5,5-6,9 termasuk dalam kategori cukup atau C, dan skor 4,0-5,4 termasuk dalam kategori kurang atau K.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis narasi berbahasa Jawa dari aspek diksi dalam kategori baik, yaitu sejumlah 61,8% memperoleh skor antara 7,0-8,4. Pada aspek keruntutan isi cerita termasuk dalam kategori baik, yaitu sejumlah 88,2% memperoleh skor antara 7,0-8,4. Sedangkan pada aspek kreativitas isi sejumlah 50% siswa memperoleh nilai antara 5,5-6,9 atau dengan kategori cukup baik. Pada aspek ketepatan ejaan dan tanda baca, sejumlah 73,5% siswa termasuk dalam ketegori kemampuan cukup baik, yaitu berada pada rentangan nilai 5,5-6,9. Secara keseluruhan atau dari aspek keutuhan karangan, sejumlah 55,9% termasuk dalam kategori kemampuan baik, yaitu pada skor 7,0-8,4.

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut, misalnya tentang aspek kerangka karangan narasi, pengembangan alur, metode pembelajaran menulis narasi, paragraf deskripsi

Page 6: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

46

bahasa Jawa atau jenis paragraf lainnya, dan aspek lain dalam konteks peningkatan mutu pembelajaran untuk ruang lingkup mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia atau bahasa Jawa. Saran untuk lembaga atau instansi pendidikan dan pemeritah dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan selanjutnya dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Page 7: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

47

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR..................................................................................... i

ABSTRAK...................................................................................................... iii

DAFTAR ISI................................................................................................... v

DAFTAR TABEL......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... x

BAB I PENDAHULUANI.1 Latar Belakang........................................................................... 1 I.2 Masalah....................................................................................... 9

I.2.1 Ruang Lingkup Masalah.................................................... 9I.2.2 Batasan Masalah............................................................... 10I.2.3 Rumusan Masalah............................................................. 10

I.3 Tujuan........................................................................................ 11I.4 Manfaat...................................................................................... 11I.5 Asumsi....................................................................................... 12I.6 Definisi Operasional.................................................................. 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA2.1 Keterampilan Berbahasa dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP)................................................................... 152.2 Keterampilan Menulis............................................................... 18

2.2.1 Hakikat Menulis............................................................... 182.2.2 Menulis sebagai Keterampilan Dasar............................... 192.2.3 Keterampilan Menulis Siswa SMP.................................. 21

2.3 Paragraf Narasi.......................................................................... 232.3.1 Pengertian Narasi............................................................. 232.3.2 Ragam Narasi................................................................... 25

2.4 Media dalam Pembelajaran Menulis......................................... 272.5 Pembelajaran Menulis dalam Muatan Lokal Bahasa Jawa di Sekolah Menengah Pertama...................................................... 32

2.5.1 Kurikulum Muatan Lokal Bahasa Jawa Sekolah Menengah Pertama........................................................... 322.5.2 Pembelajaran Menulis dalam Muatan Lokal Bahasa Jawa Sekolah Menengah Pertama.................................... 37

Page 8: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

48

BAB III METODE PENELITIAN3.1 Rancangan Penelitian................................................................ 413.2 Populasi dan Sampel................................................................. 433.3 Data dan Sumber Data............................................................... 44

3.3.1 Data.................................................................................. 443.3.2 Sumber Data..................................................................... 45

3.4 Teknik Pengumpulan Data........................................................ 453.5 Instrumen Penelitian.................................................................. 463.6 Uji Instrumen Penelitian............................................................ 483.7 Teknik Analisis Data................................................................. 513.8 Prosedur Penelitian.................................................................... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media Gambar Berseri dari Segi Ketepatan dan Keefektifan Diksi...................................................................... 564.2 Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media Gambar Berseri dari Segi Keruntutan Isi Cerita.................................................................................... 594.3 Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media Gambar Berseri dari Segi Kreativitas Isi........... 624.4 Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media Gambar Berseri dari Segi Ejaan dan Tanda Baca................................................................................ 654.5 Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media Gambar Berseri secara Utuh.............................. 68

BAB V PEMBAHASAN5.1 Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media Gambar Berseri dari Segi Ketepatan dan Keefektifan Diksi...................................................................... 745.2 Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media Gambar Berseri dari Segi Keruntutan Isi Cerita.................................................................................... 785.3 Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media Gambar Berseri dari Segi Kreativitas Isi........... 805.4 Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media Gambar Berseri dari Segi Ejaan dan Tanda Baca................................................................................ 825.5 Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media Gambar Berseri secara Utuh.............................. 86

Page 9: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

49

BAB VI PENUTUP6.1 Simpulan.................................................................................... 90

6.1.1 Simpulan Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media Gambar

Berseri dari Segi Ketepatan dan Keefektifan Diksi......... 906.1.2 Simpulan Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media Gambar Berseri dari Segi Keruntutan Isi Cerita............................ 906.1.3 Simpulan Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media Gambar Berseri dari Segi Kreativitas Isi.................................................... 916.1.4 Simpulan Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media Gambar Berseri dari Segi Ejaan dan Tanda Baca....................................... 926.1.5 Simpulan Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media Gambar Berseri secara Utuh....................................................................... 92

6.2 Saran.......................................................................................... 936.2.1 Peneliti Lain..................................................................... 936.2.2 Lembaga atau Instansi Pendidikan................................... 946.2.3 Masyarakat....................................................................... 956.2.4 Pemerintah........................................................................ 95

DAFTAR RUJUKAN.................................................................................... 96

Page 10: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

50

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Perbedaaan Narasi Eksposotoris dan Narasi Sugestif................................ 26

3.1 Kriteria Penskoran Hasil Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap..... 52

3.2 Rekapitulasi Penilaian Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap............................................................................................ 52

4.1 Skor Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media Gambar Berseri dari Segi Ketepatan dan Keefektifan Diksi........................................................................................ 57

4.2 Persentase Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap Siswa dari Segi Ketepatan dan Keefektifan Diksi...................................... 58

4.3 Skor Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media Gambar Berseri dari Segi Keruntutan Isi Cerita................. 60

4.4 Persentase Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dari Segi Keruntutuan Isi Cerita................................................................. 61

4.5 Skor Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media Gambar Berseri dari Segi Kriativitas Isi............................. 63

4.6 Persentase Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dari Segi Kreativitas Isi.............................................................................. 64

4.7 Skor Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media Gambar Berseri dari Segi Ketepatan Ejaan dan Tanda Baca................................................................................. 66

4.8 Persentase Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dari Segi Ketepatan Ejaan dan Tanda Baca....................... 67

4.9 Rekapitulasi Penilaian Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media Gambar Berseri................................. 69

4.10 Persentase Skor Keseluruhan Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap secara Utuh................................................ 70

4.11 Daftar Skor Akhir Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media Gambar Berseri....................................... 71

4.12 Persentase Skor Akhir Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap secara Utuh..................................................................... 72

Page 11: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

51

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Prosedur/Langkah Penelitian Kuantitatif.................................................... 55

Page 12: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

52

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Nama Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 1 Panggungrejo Tahun Pelajaran 2007/2008................................................................................... 99

2. Daftar Nama Siswa Sampel Uji Instrumen Penelitian................................ 100

3. Instrumen Penelitian................................................................................... 101

4. Rubrik Penilaian Menulis Narasi Berbahasa Jawa Ngoko Andhap............ 102

5. Data Hasil Uji Instrumen Penelitian........................................................... 104

6. Hasil Analisis Uji Instrumen...................................................................... 141

7. Data Lengkap Hasil Penelitian................................................................... 156

8. Foto Kegiatan Penelitian............................................................................. 193

9. Surat Ijin Penelitian.................................................................................... 194

10. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian............................................... 195

11. Pernyataan Keaslian Tulisan....................................................................... 196

12. Riwayat Hidup............................................................................................ 197

Page 13: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

53

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Sebagai negara yang kaya akan budaya dan suku bangsa, Indonesia

memiliki ragam bahasa daerah yang termasuk dalam kekayaan kebudayaan

nasional. Bahasa daerah yang merupakan alat komunikasi kedaerahan, memiliki

nilai historis yang tinggi. Bahasa daerah merupakan identitas sebuah komunitas

atau suku bangsa di Indonesia yang harus terus dijaga kelestariannya. Keragaman

bahasa daerah di Indonesia perlu untuk tetap eksis, walaupun kondisi peradaban

yang semakin maju dengan ilmu pengetahuan dan teknologi moderen di

dalamnya. Dengan eksistensi bahasa daerah, identitas Indonesia sebagai negara

yang kaya akan kebudayaan selalu tetap terjaga. Salah satu cara efektif dan efisien

dalam rangka menjaga kelestarian dan eksistensi bahasa daerah adalah melalui

bidang pendidikan.

Dalam kurikulum pendidikan Indonesia, bahasa daerah merupakan salah

satu mata pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa pada jenjang Sekolah Dasar

(SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Bahasa daerah mampu memberikan

pengetahuan yang lebih dan berbeda dengan mata pelajaran lain. Pembelajaran

bahasa daerah dalam kurikulum 1994 termasuk dalam klasifikasi mata pelajaran

nonwajib atau muatan lokal. Namun, dengan dipelajarinya bahasa daerah dan

masuk dalam kurikulum pendidikan, merupakan sebuah langkah positif yang

dilakukan oleh pemerintah sebagai upaya menjaga eksistensi kebudayaan

Page 14: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

54

nasional. Hal pokok yang menjadi bahan pertimbangan dalam pembelajaran

bahasa daerah adalah penanaman nilai dan sikap berbudi pekerti luhur yang sangat

perlu dimiliki oleh setiap masyarakat Indonesia, khususnya para siswa sebagai

generasi penerus bangsa. Bahasa daerah merupakan sarana dan sumber belajar

yang mampu memberikan pendidikan afektif itu.

Pembelajaran bahasa daerah, khususnya bahasa Jawa, sudah dilaksanakan

pada jenjang Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama untuk propinsi Jawa

Timur. Bahasa Jawa yang merupakan bahasa komunikasi sehari-hari dalam

kehidupan masyarakat merupakan sebuah nilai tambah dalam pembelajaran

bahasa Jawa. Siswa secara kognitif telah memiliki pengetahuan dasar tentang

bahasa Jawa, sehingga siswa tidak akan mengalami kesulitan yang sangat besar

dalam mempelajari bahasa Jawa di sekolah.

Apresiasi terhadap mapel bahasa Jawa tersebut akan segera berubah

dengan adanya ketentuan bahwa bahasa Jawa bukanlah mapel muatan lokal.

Ketentuan pertama adalah UU RI No 20 Th 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional yang disahkan 8 Juli 2003 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2003 No.78). Seperti penjelasan Sunoto (2007:1) seperti di bawah ini.

Pada Pasal 37 ayat (1) dinyatakan kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olah raga, keterampilan, dan muatan lokal. Selanjutnya dalam Penjelasan atas UU RI No 20 Th 2003 tersebut (Tambahan Lembaran Negara RI Th 2003 No 4301) khususnya Pasal 37 ayat (1) tentang butir bahasa dijelaskan sebagai berikut: Bahan kajian bahasa mencakup bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing dengan pertimbangan: satu, bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional. Dua, bahasa daerah merupakan bahasa ibu peserta didik. Tiga, bahasa asing terutama bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang sangat penting kegunaannya dalam pergaulan global.

Page 15: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

55

Selain peraturan pemerintah tersebut, ada beberapa peraturan lain yang

mengatur bahwa bahasa Jawa merupakan mata pelajaran wajib yang harus

dipelajari di sekolah dari jenjang SD sampai SMP. Peraturan pemerintah lain

tentang pembelajaran bahasa Jawa menyebutkan bahwa ketentuan yang

menyatakan bahasa Jawa bukan merupakan mata pelajaran mulok adalah

Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/188/KPTS/013/2005 tentang

kurikulum mata pelajaran bahasa Jawa tahun 2005 untuk jenjang pendidikan

SD/SDLB/MI dan SMP/SMPLB/MTs Negeri dan Swasta Propinsi Jawa Timur

tanggal 11 Juli 2005 (Depdikbud, 2005:1). Dari keputusan tersebut dapat

disimpulkan bahwa mata pelajaran bahasa Jawa bukan lagi mata pelajaran yang

dianggap tidak terlalu penting lagi dan harus dipelajari oleh siswa dari jenjang

Sekolah Dasar dan yang sederajat sampai Sekolah Menengah Pertama dan yang

sederajat, khususnya untuk daerah propinsi Jawa Timur.

Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut, pembelajaran bahasa Jawa,

khususnya di propinsi Jawa Timur, hendaknya dapat lebih ditingkatkan kualitas

dan kuantitasnya. Peraturan-peraturan yang mengatur pembelajaran bahasa Jawa

tersebut dapat menjadi motivator, supaya mata pelajaran bahasa Jawa tidak lagi

menjadi mata pelajaran yang dianggap tidak terlalu penting dalam kenaikan kelas

dan kelulusan siswa. Bahkan, untuk jenjang SMA dan yang sederajat, akan sangat

bermanfaat, terutama dalam membelajarkan hal tentang moral dan nilai luhur

budaya Jawa, apabila diadakan pembelajaran bahasa Jawa, seperti yang telah

dilakukan di propinsi Jawa Tengah yang sebenarnya memiliki karakteristik bahasa

dan budaya Jawa yang sama dengan propinsi Jawa Timur.

Page 16: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

56

Berdasarkan uraian di atas, perlu ditekankan bahwa para guru bahasa Jawa

perlu memperhatikan karakteristik kurikulum bahasa Jawa tahun 2005 sampai

pedoman terbaru, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Hal

tersebut adalah menekankan pada fungsi bahasa Jawa sebagai alat komunikasi,

menggunakan pembelajaran terpadu; keterampilan mendengarkan, berbicara,

membaca, dan menulis meliputi kemampuan bahasa dan kemampuan bersastra.

Pembelajaran berpusat pada siswa dalam bentuk pengalaman belajar, guru

berperan sebagai fasilitator, penulis skenario pembelajaran, dan sutradara

pembelajaran serta berorientasi kepada pencapaian kompetensi siswa, yaitu

pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan nilai-nilai dasar atau

sikap (afektif). Guru dituntut lebih kreatif dan inovatif dalam pembelajaran untuk

menciptakan kondisi belajar yang kondusif dan menyenangkan bagi siswa.

Metode pembelajaran bahasa Jawa tidak disajikan secara khusus. Hal ini

bertujuan agar guru dapat memilih metode yang dianggap tepat dan sesuai dengan

tujuan, bahan, dan keadaan siswa (Depdikbud, 1994:133). Kegiatan belajar lebih

ditekankan menggunakan metode yang kreatif dan beragam. Untuk menghindari

kejenuhan, kegiatan belajar dapat dilakukan di luar kelas dengan tujuan yang lebih

disesuaikan. Tugas-tugas dapat diformat secara perseorangan, berpasangan, atau

kelompok. Pada dasarnya pembelajaran yang menyenangkan dan membuat siswa

menjadi berkesan akan sangat membantu memudahkan siswa dalam memahami

materi pelajaran tersebut.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bahasa Jawa, mata

pelajaran bahasa Jawa memiliki ruang lingkup yang mencangkup dua aspek

kemampuan, yaitu kemampuan bahasa dan kemampuan bersastra. Kedua aspek

Page 17: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

57

tersebut memiliki empat kemampuan dasar, yaitu mendengarkan, membaca,

berbicara, dan menulis. Keempat kemampuan bahasa tersebut dilaksanakan secara

terpadu (Depdikbud, 1994:132). Dari keempat kemampuan dasar tersebut,

menulis merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh siswa dan terintegrasi

dengan kemampuan bahasa yang lain, misalnya membaca-menulis,

mendengarkan-menulis, ataupun berbicara-menulis. Dalam Standar Isi Kurikulum

BSNP (2006:231) menyebutkan bahwa kegiatan menulis merupakan salah satu

cara berkomunikasi secara efektif dan efisien untuk meningkatkan potensi dan

membina bakat serta minat peserta didik. Kemampuan menulis ini bukan hanya

pada aspek kebahasaan (nonfiksi) saja, melainkan juga pada aspek kesastraan atau

karya-karya fiksi.

Menulis merupakan kegiatan produktif. Artinya, dalam kegiatan ini hasil

akhirnya berupa karya tulis yang isinya memiliki maksud dan tujuan tertentu yang

ditujukan kepada pembacanya. Dalam menulis, seseorang membutuhkan skemata

atau pengetahuan yang luas mengenai topik yang akan ditulis. Menulis merupakan

kegiatan yang menggabungan beberapa kemampuan, sehingga membutuhkan

konsentrasi yang tinggi untuk menuangkan gagasan abstrak menjadi sebuah

bahasa verbal dalam bentuk simbol-simbol bahasa yang kongkret.

Dalam pembelajaran menulis narasi, khususnya dalam mata pelajaran

bahasa Jawa merupakan kegiatan yang hampir sama dengan menulis narasi dalam

mata pelajaran bahasa Indonesia, hanya perbedaannya terletak pada bahasa yang

digunakan dalam menuangkan ide dan gagasan. Penggunaan kosakata bahasa

Jawa yang efektif dan efisien akan memberikan hasil yang lebih baik bagi karya

tulis siswa. Berdasarkan fakta lapangan menunjukkan bahwa dalam kegiatan

Page 18: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

58

pembelajaran menulis, siswa masih banyak mengalami kesulitan dan metode

pembelajaran masih kurang menarik minat siswa. Hal ini disebabkan oleh banyak

faktor, diantaranya pemanfaatan media dan kegiatan pembelajaran yang kurang

bervariasi, sehingga menyebabkan minat dan semangat siswa dalam pembelajaran

menjadi berkurang dan hasil yang dicapai tidak maksimal. Media pembelajaran

menulis narasi dalam muatan lokal bahasa Jawa selama ini masih kurang

bervariasi, guru cenderung mengabaikan media dan hanya menyuruh siswa tanpa

adanya alat, baik fisik maupun nonfisik, yang dapat membantu siswa dalam

menulis narasi, sehingga hasil yang didapatkan kurang maksimal.

Pada umumnya guru mengajarkan menulis narasi pada mata pelajaran

bahasa Jawa mengalami kesulitan dalam menentukan media, bahkan mengabaikan

kegiatan belajar menulis narasi ini. Para guru tidak membelajarkan kegiatan

menulis narasi bahasa Jawa ini, sehingga siswa kurang menguasai materi menulis

dan hasil belajar dalam tes akhir semester banyak siswa yang mendapatkan nilai

kurang. Selain itu, kurang minatnya siswa pada mata pelajaran bahasa Jawa

membuat kegiatan menulis dengan bahasa Jawa merupakan kegiatan yang tidak

menarik dan menyulitkan.

Hal itu disebabkan oleh metode dan media yang digunakan guru dalam

pembelajaran menulis bahasa Jawa yang kurang inovatif dan kreatif. Dengan

media yang berupa gambar berseri akan memudahkan siswa dalam menuangkan

gagasannya, jika dibandingkan dengan gambar tunggal atau tanpa adanya media

berupa gambar (media visual). Hal itu dikarenakan, dengan adanya gambar

berseri, secara tidak langsung membantu siswa dalam menulis sebuah pokok

bahasan yang sudah tersusun dan secara jelas ada peristiwa atau kejadian dalam

Page 19: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

59

gambar, sehingga siswa lebih mudah dalam mengembangkan gagasan dari

peristiwa-peristiwa yang sudah ada di dalam gambar secara berurutan.

Hasil penelitian sebelumnya dalam hal menulis narasi bahasa Jawa yang

dilakukan oleh Suharnanik (2005) kepada siswa MI menunjukkan adanya

peningkatan kemampuan yang signifikan. Kemampuan menulis narasi bahasa

Jawa yang sebelumnya sangat kurang apabila diajarkan dengan sederhana dan

seadanya. Setelah guru memberikan hal lain, seperti penggunaan media belajar

menulis narasi berupa kartun berseri, siswa menjadi lebih bersemangat dan

antusias. Hasil yang diperoleh pun sangat baik dan memuaskan. Selain itu, teknik

pembelajaran dalam kegiatan menulis narasi pada penelitian Suharnanik (2005)

ini juga sangat kreatif dan bervariasi. Siswa memperoleh pengalaman balajar yang

lebih dan lain dari yang pernah diajarkan sebelumnya. Siswa merasa nyaman dan

senang dalam kegiatan belajarnya.

Hasil penelitian lain dalam hal menulis narasi juga menggambarkan

kondisi yang positif setelah guru secara kreatif dan inovatif melaksanakan

pembelajaran. Dalam penelitian Artharini (2006) kemampuan menulis narasi

siswa salah satu SMP di kota Malang memperoleh hasil yang baik dan

memuaskan. Penelitian untuk mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia ini

menggunakan media pengalaman pribadi siswa. Dari hasil penelitian Artharini ini

dapat diketahui bahwa kemampuan menulis narasi siswa sangat baik, dengan

perolehan skor antara 7,5 sampai 9 pada jumlah sampel penelitian sebanyak 40

siswa.

Penelitian ini dilakukan berdasarkan pedoman Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) untuk mata pelajaran bahasa Jawa yang menyebutkan bahwa

Page 20: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

60

pada jenjang SMP untuk kelas VIII pada semester satu, siswa mempelajari materi

tentang menulis narasi berdasarkan pengalaman pribadi. Penelitian ini bermaksud

mendeskripsikan tingkat kemampuan siswa dalam menulis narasi bahasa Jawa

dengan media gambar berseri. Penelitian sebelumnya telah dilaksanakan pada

jenjang SD dengan karakteristik (dialek) bahasa Jawa yang berbeda dengan

penelitian yang akan dilakukan saat ini.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya oleh Suharnanik

(2005) di MI Tarbiyatul Huda Arjowinangun, Malang. Selain jenjang sekolah

yang berbeda, bahasa daerah Malang juga memiliki karakteristik yang berbeda

dengan bahasa daerah (bahasa Jawa) daerah tempat penelitian saat ini, sehingga

instrumen yang dikembangkan peneliti untuk memperoleh data sangat berbeda.

Demikian juga dengan penelitian Artharini (2006) memiliki karakteristik sendiri,

karena penelitian dilakukan pada mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia,

walaupun dengan bidang yang sama, yaitu menulis narasi. Selain itu,

karakteristik bahasa yang diteliti juga sangat berbeda, sehingga instrumen dan

data yang diperoleh juga sangat berbeda. Akan tetapi, pada dasarnya kedua

penelitan sebelumnya dan penelitian lain yang sejenis memiliki tujuan yang sama

secara umum.

Tujuan tersebut adalah demi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia,

khususnya untuk bidang menulis narasi, baik untuk mata pelajaran bahasa Jawa

maupun bahasa dan sastra Indonesia. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan

mampu untuk memberikan motivasi lebih atau semangat kepada semua pihak

yang berkaitan dengan dunia pendidikan untuk bekerja keras mewujudkan cita-

cita bangsa Indonesia sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 alenia keempat, yaitu

Page 21: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

61

mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara implisit, penelitian tentang bahasa Jawa

ini merupakan sebuah motivasi dalam hal pembelajaran afektif yang selama ini

sudah mulai hilang di tengah-tengah masyarakat dan sangat merugikan bagi

generasi muda, sebagai generasi penerus bangsa dan juga atribut bangsa Indonesia

yang terkenal sebagai bangsa yang ramah dan bertatakrama, yaitu nilai-nilai luhur

budaya bangsa yang tercermin dalam adat sopan santun dan berbudi pekerti luhur.

Hasil menulis narasi bahasa Jawa ini merupakan sedikit cerminan tingkat

penguasaan kosakata dan budaya Jawa siswa serta merupakan titik awal

pengembangan pembelajaran afektif tentang adat sopan santun dan tatakrama

untuk kalangan pelajar yang harus segera dibangun kembali. Berdasarkan

permasalahan dan fenomena yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini akan

mengkaji tentang kemampuan menulis narasi bahasa Jawa siswa SMP. Penelitian

ini berjudul Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan

Media Gambar Berseri Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Panggungrejo Tahun

Pelajaran 2007/2008.

I.2 Masalah

Masalah dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu (1) ruang

lingkup masalah, (2) batasan masalah, dan (3) rumusan masalah.

I.2.1 Ruang Lingkup Masalah

Penelitian ini memiliki ruang lingkup masalah yang cukup luas. Dari segi

proses pembelajaran, menulis narasi bahasa Jawa ini memiliki beberapa tahap,

yaitu pramenulis, saat menulis, dan pascamenulis. Dari segi peningkatan

pembelajaran meliputi: (a) proses pembelajaran, yaitu motivasi dan keaktifan, (b)

Page 22: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

62

produk belajar, (c) sumber belajar, yaitu bahan-bahan yang dapat digunakan siswa

sebagai sumber belajar.

I.2.2 Batasan Masalah

Penelitian ini tidak membahas seluruh aspek atau permasalahan seperti

yang diuraikan dalam ruang lingkup masalah. Pembahasan dalam penelitian ini

hanya dibatasi pada produk belajar siswa dalam kegiatan menulis narasi bahasa

Jawa ngoko andhap pada mata pelajaran (muatan lokal) bahasa Jawa.

I.2.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menulis narasi bahasa Jawa

ngoko andhap dengan menggunakan media gambar berseri dari segi

ketepatan dan keefektifan diksi?

2. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menulis narasi bahasa Jawa

ngoko andhap dengan menggunakan media gambar berseri dari segi

keruntutan jalan cerita?

3. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menulis narasi bahasa Jawa

ngoko andhap dengan menggunakan media gambar berseri dari segi

kreativitas isi?

4. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menulis narasi bahasa Jawa

ngoko andhap dengan menggunakan media gambar berseri dari segi

ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca?

5. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menulis narasi bahasa Jawa

ngoko andhap dengan menggunakan media gambar berseri secara utuh?

Page 23: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

63

I.3 Tujuan

Penelitian ini memiliki deskripsi tujuan seperti di bawah ini.

1. Untuk mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menulis narasi bahasa

Jawa ngoko andhap dengan menggunakan media gambar berseri dari segi

ketepatan dan keefektifan diksi.

2. Untuk mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menulis narasi bahasa

Jawa ngoko andhap dengan menggunakan media gambar berseri dari segi

keruntutan jalan cerita.

3. Untuk mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menulis narasi bahasa

Jawa ngoko andhap dengan menggunakan media gambar berseri dari segi

kreativitas isi.

4. Untuk mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menulis narasi bahasa

Jawa ngoko andhap dengan menggunakan media gambar berseri dari segi

ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca.

5. Untuk mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menulis narasi bahasa

Jawa ngoko andhap dengan menggunakan media gambar berseri secara

utuh.

I.4 Manfaat

Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan

siswa dan guru dalam pembelajaran bahasa Jawa. Materi tentang menulis narasi

dengan menggunakan media gambar berseri dapat membantu siswa dalam

kegiatan belajar bahasa Jawa yang lain. Selain itu, teori-teori tentang

pembelajaran menulis narasi ini dapat dijadikan sebagai penentu strategi

Page 24: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

64

pembelajaran lain dalam mata pelajaran bahasa Jawa atau mata pelajaran lain

yang sesuai.

Secara praktis semua hal yang berkaitan dengan penelitian ini, baik bagian

pendahuluan sampai hasil penelitian, dapat digunakan oleh berbagai pihak,

khususnya bagi guru dan siswa, sebagai bahan pertimbangan yang dapat

diaplikasikan dalam pembelajaran, terutama untuk mata pelajaran bahasa Jawa.

Cara atau strategi belajar yang dicontoh dari penelitian ini, diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam hal menulis atau

kemampuan lain pada mata pelajaran bahasa Jawa.

I.5 Asumsi

Asumsi yang dikemukakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. pembelajaran menulis narasi bahasa Jawa telah diajarkan di SMP

berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

2. siswa kelas VIII telah mampu untuk menuangkan ide, gagasan, dan pikiran

dalam bentuk karya tulis, baik fiksi maupun nonfiksi,

3. mata pelajaran bahasa Jawa di SMP telah diajarkan dari kelas VII sampai

kelas IX, dan

4. guru di SMP mampu mengajarkan menulis narasi bahasa Jawa dengan

menggunakan media gambar berseri.

I.6 Definisi Operasional

Definisi-definisi yang dikemukakan dan berhubungan dengan

permasalahan yang diteliti dalam penelitian dijelaskan seperti di bawah ini.

Page 25: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

65

1. Kemampuan Menulis

Kemampuan menulis merupakan sebuah kesanggupan, kekuatan,

kekuasaan, atau kebolehan untuk melakukan salah satu keterampilan bahasa yang

berupa kegiatan memaparkan ide, gagasan, pikiran, dan perasaan dengan

menggunakan bahasa tulis dalam bentuk suatu karya tulis berdasarkan

kemampuan bahasa penulis.

2. Narasi

Narasi merupakan penceritaan pengisahan suatu kejadian yang beralur

cerita (Salim, 2002:1042).

3. Bahasa Jawa Ngoko Andhap

Bahasa Jawa ngoko andhap menurut Harjawiyana (2001:42) dibedakan

menjadi dua, yaitu bahasa ngoko antya-basa dan bahasa ngoko basa-antya.

Bahasa ngoko antya-basa dalam bahasa Jawa biasa disebut bahasa ngoko alus.

Bahasa ngoko antya-basa merupakan bahasa Jawa ngoko yang kosakatanya

adalah percampuran antara bahasa ngoko dengan bahasa krama inggil yang

bertujuan untuk menghormati orang yang diajak berkomunikasi. Sedangkan,

bahasa Jawa ngoko basa-antya merupakan percampuran kosakata bahasa ngoko,

krama, dan krama inggil dengan tujuan untuk lebih menghargai orang yang diajak

berkomunikasi.

Akan tetapi, pada saat ini untuk bahasa ngoko basa-antya jarang

digunakan. Hal ini disebabkan dalam bahasa Jawa ngoko basa-antya

menggunakan tiga tingkatan tutur dalam bahasa Jawa, yaitu ngoko, krama, dan

krama inggil dan hal itu dianggap terlalu kompleks serta menyulitkan apabila

digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Dengan demikian dapat disimpulkan

Page 26: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

66

bahwa bahasa Jawa ngoko andhap merupakan salah satu tataran tingkat tutur

bahasa dalam bahasa Jawa yang kosakatanya merupakan percampuran antara

bahasa Jawa ngoko dengan bahasa Jawa krama.

4. Media Gambar Berseri

Media gambar berseri merupakan alat, sarana yang berupa gambar tiruan

benda, orang atau pemandangan yang dihasilkan pada permukaan rata, misalnya

dengan melukis atau memotret yang terdiri dari beberapa gambar yang saling

berhubungan dan berurutan (peristiwa) antara gambar yang satu dengan gambar

yang lainnya.

Page 27: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

67

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini dipaparkan kajian-kajian pustaka atau landasan teori yang

mendukung penelitian, yaitu (1) keterampilan berbahasa dalam Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (2) keterampilan menulis, (3) paragraf narasi,

(4) media pembelajaran menulis, dan (5) pembelajaran menulis dalam muatan

lokal bahasa Jawa di SMP.

2.1 Keterampilan Berbahasa dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP)

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006:231). Pembelajaran bahasa

diharapkan membantu perserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya

orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam kehidupan

bermasyarakat yang merupakan sebuah komunitas bahasa yang heterogen.

Diharapkan dengan bekal keterampilan bahasa yang dipelajari, peserta didik dapat

mengaplikasikan kemampuan analitis dan imajinatif yang terdapat pada dirinya.

Tujuan pembelajaran keterampilan berbahasa, baik dalam mata pelajaran

bahasa dan sastra Indonesia maupun muatan lokal bahasa Jawa, sesuai dengan

standar isi kurikulum yang telah disusun BSNP (2006:231) dijelaskan bahwa

peserta didik diharapkan memiliki kemampuan seperti di bawah ini.

Page 28: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

68

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.

2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia dan Bahasa daerah, sebagai bahasa komunikasi sehari-hari dan sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara (bahasa Indonesia).

3. Memahami bahasa Indonesia dan bahasa daerah serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

4. Menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa daerah untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial.

5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu (BSNP, 2008:5). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh

dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan (BSNP, 2008:5). KTSP

terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan

kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus (BSNP,

2008:5). Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), khususnya untuk

mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia serta muatan lokal bahasa Jawa,

memiliki empat hal pokok atau aspek yang menjadi titik tolak pengembangan dan

peningkatan keterampilan siswa, yaitu (1) aspek mendengarkan, (2) aspek

membaca, (3) aspek menulis, dan (4) aspek berbicara.

Keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut dikembangkan dalam

kurikulum pembelajaran secara seimbang (proporsional) dan bersifat satu

kesatuan. Artinya, setiap aspek keterampilan bukan merupakan satu aspek yang

Page 29: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

69

terpisah-pisah, melainkan satu kesatuan yang dalam pembelajaran dapat saling

terintegrasi antara satu keterampilan dengan keterampilan berbahasa yang lain,

misalnya antara kegiatan membaca dengan menulis, berbicara dengan menulis,

membaca dengan berbicara, dan lain sebagainya.

Aspek keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa

yang dalam kegiatan pembelajaran untuk mata pelajaran bahasa dan sastra

Indonesia serta mata pelajaran bahasa Jawa merupakan kegiatan yang sering

dilakukan siswa. Kegiatan menulis ini membutuhkan alokasi waktu yang banyak,

karena merupakan kegiatan yang bersifat produktif. Artinya, pada setiap akhir

kegiatan menulis, siswa dituntut untuk menghasilkan suatu karya tulis yang di

dalamnya berisi cerminan kompetensi siswa dalam hal menuangkan ide, gagasan,

dan pikirannya.

Sebagai salah satu keterampilan berbahasa, menulis merupakan salah satu

kegiatan yang berupa wahana atau alat komunikasi yang efektif dan efisien dalam

hal menuangkan ide dan gagasan siswa mengenai suatu topik, baik yang bersifat

fiksi maupun nonfiksi (BSNP, 2006:231). Kegiatan pembelajaran menulis dalam

muatan lokal bahasa Jawa hampir sama dengan menulis pada mata pelajaran

bahasa dan sastra Indonesia. Unsur pembeda hanya pada penggunaan bahasa.

Mengenai materi, kegiatan menulis dalam muatan lokal bahasa Jawa memiliki

kemiripan dengan materi pada pelajaran bahasa dan sastra Indonesia, misalnya

menulis puisi, menulis cerpen, menulis paragraf deskripsi, narasi, menulis teks

berita, dan lain sebagainya.

Page 30: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

70

2.2 Keterampilan Menulis

2.2.1 Hakikat Menulis

Hampir semua orang mengerti dan mengetahui tentang menulis. Bahkan,

pada dasarnya manusia memiliki kemampuan untuk menulis, walaupun dengan

tingkat kemampuan menulis yang sederhana. Pada umumnya masyarakat

Indonesia telah belajar menulis sejak sekolah pada tingkat awal, dalam hal ini

pada saat sekarang lebih dikenal dengan nama taman kanak-kanak dan play

group.

Menulis merupakan usaha menuangkan ide, pikiran, perasaan, dan

kemauan dengan wahana bahasa tulis (Nurchasanah, 1994:1). Menulis merupakan

salah satu keterampilan bahasa yang kompleks. Artinya, dalam kegiatan menulis

melibatkan berbagai pengetahuan (skemata) dan pengalaman untuk mengolah dan

mengembangkan ide menjadi sebuah karya tulis, baik fiksi maupun nonfiksi.

Pengalaman dan pengetahuan ibarat bahan bakar (Roekhan, 1991:23). Dengan

banyak pengalaman dan pengetahuan tentang semua hal, akan memudahkan

penulis dalam menuangkan ide atau gagasannya dalam bentuk karya tulis yang

kreatif.

Daya kreativitas dalam menulis juga dituntut untuk dikembangkan.

Kreativitas dalam menulis dapat diwujudkan dalam berbagai hal, misalnya

membuat karya tulis yang berbeda dengan karya tulis pada umumnya,

menciptakan karya tulis baru yang lebih baik dan inovatif, menciptakan suatu

karya tulis yang cenderung menentang suatu pemikiran umum dan bersifat rinci,

Page 31: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

71

dapat pula menciptakan suatu karya tulis yang orisinil, tidak ada sebelumnya

(Roekhan, 1991:5).

Dalam definisi lain menulis juga dimaknai sebagai kegiatan menurunkan

atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan bahasa yang

dapat dipahami oleh seseorang (Tarigan, 1986:21). Definisi ini menjelaskan

bahwa lambang-lambang grafik tersebut harus memiliki makna agar maksud atau

pesan dari karya tulis yang ditulis dapat dipahami oleh pembacanya.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan tentang sebuah definisi

menulis secara umum. Pada hakikatnya menulis merupakan salah satu

keterampilan berbahasa yang kegiatannya berusaha untuk memaparkan ide,

gagasan, perasaan, dan pikiran mengenai suatu topik permasalahan dengan

wahana tulis berdasarkan kaidah bahasa yang digunakan oleh penulis tersebut.

2.2.2 Menulis sebagai Keterampilan Dasar

Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa merupakan hal yang

penting dalam menentukan kecakapan hidup seseorang. Sebagai siswa yang

membutuhkan banyak keterampilan dan ilmu pengetahuan guna menunjang masa

depannya, keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi yang harus

dikuasai dan terus untuk diasah. Dengan terampil menulis, siswa dapat

mengembangkan kemampuannya dalam banyak hal dan praktisnya dalam

kehidupan sehari-hari. Kemampuan menulis ini sangat berguna untuk berbagai

kegiatan dan keperluan hidup bermasyarakat, dari hal yang sederhana sampai pada

kegiatan yang rumit dan kompleks.

Page 32: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

72

Dalam kehidupan sehari-hari, keterampilan menulis yang merupakan

keterampilan dasar manusia memiliki manfaat yang banyak. Dengan terampil

menulis, seseorang dapat merekam dalam bentuk catatan mengenai suatu

informasi atau peristiwa yang terjadi di sekitar (Nurchasanah, 1994:5). Selain itu,

dengan terampil menulis seseorang dapat meyakinkan, melaporkan, dan

mempengaruhi orang lain melalui karya tulis yang ditulisnya. Seseorang yang

kritis terhadap persoalan-persoalan hidup dalam kehidupan bermasyarakat, tetapi

tidak mampu untuk menyampaikan secara lisan, akan sangat terbantu dengan

keterampilan menulis yang dimilikinya. Setiap ide, gagasan, dan perasaannya

dapat disampaikan secara tertulis dan lebih sistematis dengan sebuah karya tulis.

Keterampilan menulis bagi para siswa sangat dibutuhkan dalam upaya

meningkatkan daya kreativitas dan imajinasi dalam hal tulis menulis. Manfaat dari

pembelajaran menulis bagi siswa akan sangat dirasakan ketika siswa berinteraksi

dengan masyarakat dan ketika siswa memasuki jenjang pendidikan yang lebih

tinggi. Hal ini disebabkan dengan memiliki keterampilan menulis, siswa akan

sangat terbantu dalam bersosialisasi dan menyelesiakan setiap pekerjaan atau

tugas. Dengan menulis, siswa akan berupaya menuangkan ide yang masih abstrak

menjadi sebuah sesuatu yang berwujud dan dapat direspon oleh orang lain

(Roekhan, 1991:28). Keterampilan menulis memberikan daya atau kekuatan

dalam diri seseorang untuk berani menuangkan ide, gagasan, dan perasaannya

yang bisa saja bermanfaat dan dibutuhkan oleh orang lain.

Dalam menulis, ada beberapa tahapan kegiatan yang dilalui oleh seorang

penulis dalam menuangkan ide, gagasan, dan perasaannya dalam bentuk karya

tulis. Tahap-tahap kegiatan tersebut diantaranya, (1) tahap pemilihan topik atau

Page 33: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

73

pokok bahasan, (2) tahap pengumpulan informasi dan bahan, (3) tahap evaluasi

informasi dan bahan, (4) tahap pengelolaan pokok-pokok pikiran, dan (5) tahap

penulisan (Parera, 1987:3-4). Kelima tahap tersebut secara alamiah dilalui oleh

seorang penulis apabila akan menulis sebuah karya tulis, baik dalam hal fiksi

maupun nonfiksi. Akan tetapi, penulis tidak menyadari bahwa telah melakukan

beberapa tahapan kegiatan tersebut. Karya tulis yang dihasilkan seolah-olah

keluar begitu saja dari pemikirannya dan kemudian langsung ditulis menjadi

sebuah karya tulis.

2.2.3 Keterampilan Menulis Siswa SMP

Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan atau lebih dikenal dengan

nama KTSP, keterampilan menulis, khususnya pada jenjang SMP, sudah memiliki

variasi kegiatan yang dapat menunjang peningkatan keterampilan menulis siswa,

karena jenis keterampilan menulis yang dikembangkan lebih banyak dan lebih

variatif. Dari menulis paragraf yang sederhana, sampai pada kegiatan menulis

sebuah wacana yang lebih luas, misalnya menulis cerpen atau menulis teks berita.

Keterampilan menulis yang diajarkan kepada siswa, khususnya siswa SMP, telah

menuntun siswa menuju penguasaan keterampilan yang lebih kompleks.

Hal tersebut dipengaruhi oleh perkembangan aspek kognitif siswa SMP

yang lebih baik dan setingkat lebih berkembang dari siswa SD dan dibawahnya.

Dari segi perkembangan mental dan psikologinya, siswa SMP lebih siap untuk

menerima suatu hal yang lebih rumit dan kompleks dari pada siswa SD yang

cenderung masih pada taraf berpikir konkret dan sederhana.

Page 34: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

74

Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan, kegiatan menulis, baik

menulis fiksi maupun nonfiksi, sering dilakukan siswa. Menulis merupakan

keterampilan berbahasa dan suatu keterampilan akan dapat dicapai apabila banyak

berlatih (Nurchasanah, 1994:70). Setiap kegiatan pembelajaran menulis akan

menghasilkan suatu karya tulis siswa. Karya-karya siswa ini akan bermanfaat

apabila dapat diapresiasi oleh orang lain, baik guru, siswa lain, maupun orang tua.

Pembelajaran menulis di SMP menuntut guru untuk lebih kreatif dan

inovatif dalam menentukan ragam kegiatan dan media pembelajaran. Hal ini akan

sangat berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh siswa dalam pembelajaran.

Siswa akan lebih nyaman, senang, dan dapat menikmati pembelajaran menulis,

apabila guru kreatif dalam memilih dan menentukan strategi serta media

pembelajaran. Dalam kurikulum pembelajaran menulis di SMP, memuat beberapa

hal tentang kegiatan menulis, baik dalam bentuk menulis fiksi maupun nonfiksi.

Menulis fiksi, misalnya melatih siswa menulis puisi, pantun, dongeng, dan lain

sebagainya. Sedangkan untuk menulis nonfiksi, misalnya menulis narasi

berdasarkan pengalaman pribadi, menulis buku harian, menulis teks

pengumuman, menulis surat pribadi, dan masih banyak lagi kegiatan menulis

yang sangat bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk setiap kelas dalam jenjang SMP ini pun telah ditata dan dipilih

berdasarkan tingkat kemampuan siswa menurut usianya. Keterampilan menulis

untuk kelas VII SMP berbeda dengan keterampilan menulis yang diajarkan di

kelas VIII dan juga kelas IX. Hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan

belajar bagi siswa dalam meningkatkan kemampuan menulisnya. Siswa akan

dibimbing menulis dari hal yang paling sederhana menuju ke hal yang lebih rumit.

Page 35: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

75

Dengan cara itu, pemerolehan pengetahuan siswa akan terorganisir dan tersistem

menurut perkembangan mental dan psikologinya. Hal ini sesuai dengan prinsip

belajar yang bertolak pada hal yang sederhana menuju ke hal yang lebih rumit dan

kompleks. Dengan sistem belajar tersebut, siswa akan merasa lebih mudah dan

lebih memahami tentang materi belajar.

2.3 Narasi

2.3.1 Pengertian Narasi

Paragraf merupakan kumpulan dari dua atau lebih kalimat yang di

dalamnya terdapat kalimat yang merupakan ide pokok dan kalimat lain sebagai

ide penjelas. Paragraf dalam tata bahasa, pada awal kalimat ditulis lebih menjorok

ke dalam dari garis tepi. Paragraf menurut Salim (2002:1095) merupakan bagian

bab dalam suatu karangan yang penulisannya dimulai dengan baris baru dan

biasanya mengandung satu gagasan pokok. Jenis paragraf dilihat dari sifat isinya

ada lima, yaitu paragraf argumentasi, paragraf eksposisi, paragraf narasi, paragraf

persuasi, dan paragraf deskripsi. Kelima jenis paragraf ini memiliki karakteristik

yang berbeda dalam pola pengembangan isinya.

Penelitian ini menelaah tentang kemampuan menulis siswa dalam bentuk

paragraf narasi. Narasi pada dasarnya merupakan suatu bentuk wacana yang

berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa, sehingga tampak seolah-olah

pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu (Keraf, 2004:135-136).

Menurut definisi lain, narasi merupakan satu bentuk pengembangan karangan dan

Page 36: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

76

tulisan yang bersifat menyejarahkan sesuatu berdasarkan perkembangannya dari

waktu ke waktu (Parera, 1987:5).

Dalam bentuk pengembangan narasi, unsur yang paling menonjol adalah

adanya urutan peristiwa atau rangkaian waktu, kejadian atau kisah cerita

mengenai suatu peristiwa. Dengan kata lain, narasi lebih mementingkan urutan

kronologis suatu peristiwa, kejadian, dan masalah. Hal pokok lain dalam narasi

adalah adanya perbuatan atau tindakan. Apabila dalam narasi hanya

menyampaikan suatu kejadian atau peristiwa, maka narasi akan tampak sulit

dibedakan dengan deskripsi. Hal ini disebabkan karena dalam pola pengembangan

deskripsi, peristiwa dan kejadian dapat pula digunakan.

Sebuah narasi memiliki pola tertentu. Seorang pengarang dapat mengelola

bentuk narasi menjadi berbagai pola. Menurut Parera (1987:8) menjelaskan bahwa

pola narasi tertua yang dikemukakan oleh Aristoteles adalah pola narasi yang

lebih umum digunakan saat ini. Sebuah narasi memiliki beberapa bagian, yaitu

bagian awal, tengah, dan akhir. Bagian awal berisikan, (1) sudut yang membawa

pembaca ke dalam cerita dan menarik pembaca, (2) informasi latar belakang yang

diperlukan untuk dapat memahami narasi, dan (3) pembayangan tentang sesuatu

yang akan menjadi bagian akhir cerita. Bagian tengah narasi merupakan bagian

aksi dan konflik yang didramatisasi. Sedangkan, bagian akhir merupakan bagian

penyelesaian dari konflik yang terjadi dalam cerita.

Jadi, ada dua unsur pokok yang menjadi dasar konten narasi, yaitu

perbuatan atau tindakan dan rangkaian waktu. Dalam batasan yang lebih relevan,

narasi merupakan suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-

tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam

Page 37: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

77

suatu kesatuan waktu atau dapat juga dirumuskan sebagai suatu bentuk wacana

yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu

peristiwa yang telah terjadi (Keraf, 2004:136).

2.3.2 Ragam Narasi

Narasi dibedakan menjadi dua, yaitu narasi ekspositoris dan narasi

sugestif. Kedua jenis narasi ini memiliki perbedaan yang mencolok dalam

pengembangannya.

a. Narasi Ekspositoris

Narasi ekspositoris bertujuan untuk memberi informasi kepada pembaca

agar pengetahuannya bertambah luas. Narasi ekspositoris bertugas menggugah

pikiran pembaca untuk mengetahui hal yang dikisahkan (Keraf, 2004:136).

Sebagai sebuah bentuk narasi, narasi ekspositoris mempersoalkan tahap-tahap

kejadian, rangkaian-rangkaian perbuatan atau tindakan kepada para pembaca.

Runtutan kejadian atau peristiwa yang disajikan itu dimaksudkan untuk

menyampaikan informasi untuk memperluas pengetahuan atau pengertian

pembaca.

Narasi ekspositoris bersifat khas atau khusus dan bersifat generalisasi.

Narasi ekspositoris yang bersifat generalisasi adalah narasi yang menyampaikan

suatu proses yang umum, yang dapat dilakukan siapa saja, dan dapat pula

dilakukan secara berulang-ulang (Keraf, 2004:137). Contoh dari narasi

generalisasi ini, diantaranya narasi yang menceritakan cara pembuatan nasi

goreng, membuat roti, dan lain sebagainya.

Page 38: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

78

Narasi yang bersifat khas atau khusus merupakan narasi yang berusaha

menceritakan suatu peristiwa yang khas, yang hanya terjadi satu kali. Contoh dari

jenis narasi ini, diantaranya narasi tentang peristiwa pembunuhan seseorang,

narasi tentang pengalaman pertama kali masuk perguruan tinggi, dan lain

sebagainya.

b. Narasi Sugestif

Narasi sugestif merupakan bentuk narasi yang berisi rangkaian peristiwa

yang disajikan beberapa macam, sehingga merangsang daya khayal para pembaca

(Keraf, 2004:138). Pembaca menarik suatu makna baru di luar hal yang

diungkapkan secara eksplisit. Sesuatu yang eksplisit adalah sesuatu yang tersurat

mengenai objek atau subjek yang bergerak dan bertindak, sedangkan makna yang

baru adalah sesuatu yang tersirat. Makna yang baru akan jelas dipahami sesudah

narasi itu selesai dibaca. Secara jelas kedua jenis narasi, yaitu narasi ekspositoris

dan narasi sugestif, dibedakan menurut Keraf (2004:138-139) seperti yang

terdapat dalam tabel 2.1.

Tabel 2.1 Perbedaan Narasi Ekspositoris dan Narasi Sugestif

No. Narasi Ekspositoris No. Narasi Sugestif

1 Memperluas pengetahuan. 1 Menyampaikan suatu makna atau suatu amanat yang tersirat.

2 Menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian.

2 Menimbulkan daya khayal.

3 Didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional.

3 Penalaran hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna, sehingga kalau perlu penalaran dapat dilanggar.

4 Bahasanya lebih condong ke bahasa informatif dengan titik berat penggunaan kata denotatif.

4 Bahasanya lebih condong ke bahasa figuratif dengan titik berat penggunaan kata konotatif.

2.4 Media dalam Pembelajaran Menulis

Page 39: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

79

Istilah media dalam dunia pendidikan mencangkup hal yang luas. Dalam

beberapa definisi, istilah media mengalami perbedaan antara definisi yang satu

dengan yang lain. Istilah media dijelaskan sebagai media yang lahir dari revolusi

komunikasi, yang dapat digunakan untuk keperluan instruksional bersama-sama

guru, buku teks, dan papan tulis (Wilkinson, 1984:1). Istilah media menurut

definisi tersebut sangat terbatas pada alat-alat yang bersifat mesin yang

sesungguhnya hanya sebagian kecil dari media pendidikan pada saat ini.

Definisi lain yang lebih luas mengenai media menjelaskan, bahwa media

merupakan suatu cara yang sistematik dalam mendesain, melaksanakan, dan

mengevaluasi keseluruhan proses belajar mengajar dengan tujuan yang spesifik

berdasarkan penelitian mengenai komunikasi dan belajar manusia dan

memanfaatkan suatu kombinasi dari sumber-sumber manusia dan nonmanusia

untuk tercapainya pengajaran yang lebih efektif (Wilkinson, 1984:2). Definisi ini

memaparakan media yang tidak hanya berupa alat-alat yang bersifat mesin, tetapi

juga berupa suatu desain sistem pembelajaran yang kreatif yang dapat

dimanfaatkan dalam pembelajaran untuk meningkatkan mutu dari pembelajaran

itu sendiri. Dalam buku lain menjelaskan bahwa media sebagai alat yang dapat

digunakan untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran

(Arsyad, 2002:4). Difinisi yang terakhir lebih mengarah langsung pada

pendidikan, khususnya dalam kegiatan belajar mengajar.

Dalam istilah lain, media dalam dunia pendidikan merupakan semua alat

dan bahan selain buku teks yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi

dalam suatu situasi belajar mengajar. Media dalam pembelajaran sangat penting

peranannya dalam membantu siswa mempelajari dan menguasai suatu

Page 40: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

80

kompetensi. Media pembelajaran merupakan hal yang penting dalam kegiatan

belajar mengajar saat ini. Ketidakadaannya media akan sangat mempengaruhi

keberhasilan siswa dalam menguasai suatu kompetensi dalam belajar. Guru

sebagai sutradara pembelajaran dituntut kreatif dan inovatif dalam menentukan

media yang akan digunakan dalam pembelajaran. Media pembelajaran adalah

suatu sarana yang memudahkan siswa dalam belajar, sehingga dalam menentukan

media harus berpedoman pada subjek didiknya, seperti dalam penjelasan

Schramm dalam Wilkinson (1984:16).

Siswa yang telah bermotivasi dalam belajar dari medium apa saja jika media itu dipakai menurut kemampuannya dan disesuaikan dengan kebutuhan. Dalam keterbatasan fisiknya, tiap media dapat menampilkan tugas pendidikan apa saja. Soal apakah seorang siswa belajar lebih banyak dari suatu media tertentu ketimbang dari media yang lain, setidak-tidaknya lebih bergantung pada bagaimana media yang bersangkutan digunakan ketimbang pada media apa yang digunakan.

Media dalam dunia pendidikan memiliki karakteristik tersendiri

dibandingkan dengan istilah media yang digunakan dalam bidang lain. Menurut

Arsyad (2002:12) dijelaskan bahwa ciri media pendidikan dikelompokkan

menjadi tiga, yaitu ciri fiksatif, ciri manipulatif, dan ciri distributif. Ketiga ciri

tersebut menunjukkan bahwa peran media dalam kegiatan belajar mengajar sangat

penting.

Ciri fiksatif ini menggambarkan kemampuan media untuk merekam,

menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek

(Arsyad, 2002:12). Suatu peristiwa atau objek dapat diurutkan dan disusun

kembali dengan media, misalnya fotografi, video tape, audio tape, disket

komputer, dan lain sebagainya. Hal ini sangat penting bagi guru, karena kejadian-

Page 41: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

81

kejadian atau peristiwa dan suatu objek yang pernah terjadi dan dapat direkam

untuk menjadi media pembelajaran tidak akan mudah untuk ditemukan kembali

atau terjadi lagi, sehingga peran perekam dan alat atau media lain untuk

mengabadikan fenomena atau objek tersebut sangat penting. Misalnya, sebuah

peristiwa atau kegiatan siswa dalam belajar dapat direkam dan kemudian rekaman

tersebut dapat dimanfaatkan sebagai media untuk dianalisis dan dikritik oleh

siswa lain secara perorangan atau kelompok. Peristiwa semacam itu tidak akan

dapat ditemukan dengan mudah dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga

membutuhkan media fiksatif ini.

Ciri kedua media pendidikan adalah manipulatif. Kinerja dari media

manipulatif ini adalah mentransformasi suatu kejadian atau objek dengan

mempercepat atau memperlambat suatu proses peristiwa. Suatu kejadian atau

objek yang memerlukan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa sebagai

media pembelajaran dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan

gambar time-lapse recording (Arsyad, 2002:12). Media (rekaman video atau

audio) dapat diedit, sehingga guru hanya menampilkan bagian-bagian penting dari

suatu kejadian atau objek, misalnya potongan pidato, ceramah, dan khotbah.

Manipulasi kejadian atau objek dengan cara mengedit hasil rekaman dapat

menghemat waktu. Akan tetapi, kemampuan media dengan ciri manipulatif ini

memerlukan perhatian khusus, karena apabila dalam proses penyederhanaan atau

pengaturan kembali suatu kejadian atau objek mengalami kesalahan akan

berakibat pada kesalahan pemahaman atau penafsiran siswa mengenai kejadian

atau objek yang dipelajari.

Page 42: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

82

Ciri ketiga dari media pendidikan adalah distributif. Dari ciri ini

memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang dan

secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan

stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian atau objek tersebut

(Arsyad, 2002:13). Dengan pendistribusian media yang tidak terbatas pada satu

kelas atau beberapa kelas, akan memperluas dan mempermudah siswa secara luas

di beberapa daerah untuk mempelajari suatu pokok bahasan tertentu dengan media

pembelajaran yang sesuai. Sekali informasi direkam dalam berbagai format

media, dapat direproduksi beberapa kali dan dapat digunakan secara bersama-

sama di berbagai tempat atau dapat digunakan secara berulang-ulang di suatu

tempat.

Fungsi utama dari media pendidikan adalah sebagai alat bantu mengajar

yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan

diciptakan oleh guru (Arsyad, 2002:15). Dalam pembelajaran suatu pokok

bahasan tertentu, media merupakan sarana atau alat bantu yang dapat

mempermudah siswa dalam memahami materi atau pokok bahasan tersebut,

sehingga dalam pemilihan atau penentuan media dalam pembelajaran harus

disesuaikan dengan kondisi lingkungan belajar. Hal tersebut dilakukan untuk

mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses pembelajaran. Menurut Arsyad

(2002:26) menjelaskan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media

pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

Page 43: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

83

1. Media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi, sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses serta hasil belajar.

2. Media pengajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak, sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

3. Media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.

4. Media pengajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungan, misalnya melalui karyawisata, kunjungan ke museum, atau kebun binatang.

Dalam pembelajaran menulis, media yang dapat digunakan sangat

bervariasi. Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis, diantaranya

dapat bersifat fisik dan nonfisik. Media fisik dapat berupa alat-alat atau media

yang berwujud benda, misalnya kaset rekaman sebuah peristiwa, gambar-gambar

yang unik dan menarik, teks puisi, artikel, dan masih banyak media yang lain.

Sedangkan media yang bersifat nonfisik yang dapat digunakan dalam

pembelajaran menulis, misalnya rangsang konteks peristiwa, pengalaman menarik

siswa, kegiatan-kegiatan siswa di sekolah, aktivitas masyarakat, dan lain

sebagainya.

Media yang digunakan dalam pembelajaran menulis harus sesuai dengan

tujuan pembelajaran dan bertujuan memudahkan atau membantu siswa dalam

menulis. Atribut media yang manakah yang memudahkan belajar untuk jenis

siswa yang bagaimana, dan untuk tugas apa (Wilkinson, 1984:11). Pernyataan

Wilkinson tersebut secara ekplisit jelas bahwa media pembelajaran bagi siswa

Page 44: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

84

harus sesuai dan cocok dengan segenap hal yang berhubungan dengan siswa,

misalnya kemampuan siswa, baik secara kognitif, afektif, dan psikomotorik serta

jenis kegiatan belajar siswa. Penentuan media dalam pembelajaran, khususnya

dalam pembelajaran menulis, sangat bergantung dengan kondisi lingkungan

belajar serta harus menyesuaikan dengan strategi pembelajaran yang

dikembangkan. Misalnya, guru mengajarkan menulis pengalaman pribadi yang

menarik dengan kelas yang sangat heterogen, hendaknya guru lebih membatasi

tema topik untuk mempermudah pengelolaan kelas dan lebih memfokuskan pada

suatu materi pembelajaran. Penggunaan media gambar atau visual dapat

membantu siswa dalam menulis pengalaman yang menarik. Siswa dapat melihat

dan tergugah emosinya ketika melihat suatu gambar yang menarik.

2.5 Pembelajaran Menulis dalam Muatan Lokal Bahasa Jawa di SMP

2.5.1 Kurikulum Muatan Lokal Bahasa Jawa SMP

Kurikulum muatan lokal adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar yang ditetapkan oleh daerah sesuai

dengan keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing (Utomo, 1997:1). Muatan

lokal memuat berbagai materi seni dan budaya serta bahasa daerah untuk setiap

daerah atau propinsi. Masing-masing daerah diberi kebebasan untuk

mengembangkan pembelajaran muatan lokal ini. Hal itu, didasarkan pada potensi

masing-masing daerah atau propinsi yang berbeda antara satu dengan yang

lainnya, misalnya untuk daerah di propinsi Jawa Timur, mayoritas mempelajari

Page 45: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

85

bahasa Jawa, walaupun ada beberapa daerah yang mengembangkan pembelajaran

bahasa daerah lain, seperti bahasa Osing di daerah Banyuwangi dan bahasa

Madura di daerah atau di pulau Madura.

Ruang lingkup pembelajaran muatan lokal di sekolah mencangkup tiga

hal. Tiga hal tersebut, diantaranya pendidikan budaya daerah, pendidikan

keterampilan, dan pendidikan lingkungan (Utomo, 1997:2). Pendidikan budaya

daerah mencangkup bahasa daerah, kesenian daerah, adat istiadat, dan olah raga

daerah. Untuk pendidikan keterampilan mencangkup keterampilan daerah,

kerajinan, dan keterampilan lain yang diperlukan, bergantung kekayaan budaya

daerah. Sedangkan, pendidikan lingkungan mencangkup wawasan tentang

lingkungan pendidikan budi pekerti dan lain sebagainya.

Ketiga hal pokok tersebut merupakan pedoman standar dalam

pembelajaran muatan lokal di sekolah-sekolah, mulai dari jenjang Sekolah Dasar

(SD) sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP), bahkan pada daerah tertentu

sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Dalam kurikulum muatan lokal meliputi

berbagai macam mata pelajaran. Hal itu disesuaikan dengan bahan kajiannya,

misalnya mata pelajaan bahasa daerah dengan kajian bahasa daerah, mata

pelajaran keterampilan dan kesenian dengan bahan kajian keterampilan dan

kesenian tertentu, mata pelajaran tata busana dengan bahan kajian keterampilan

dalam hal busana, dan mata pelajaran lainnya yang pengembangannya

berdasarkan kondisi sosial budaya masing-masing daerah.

Mata pelajaran bahasa Jawa merupakan program pengajaran bahasa untuk

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Jawa serta sikap

positif bahasa. Pendekatan pengajaran bahasa Jawa lebih ditekankan pada

Page 46: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

86

penggunaan bahasa Jawa yang baik dan benar terlebih ungggah-ungguhing basa

untuk berkomunikasi (Sumarto, 1986:4). Pembelajaran bahasa Jawa merupakan

salah satu langkah yang ditempuh untuk meningkatkan kecintaan terhadap budaya

daerah, khususnya budaya Jawa. Dalam nilai-nilai budaya Jawa, seseorang yang

dapat menggunakan bahasa Jawa dengan baik sesuai dengan tata aturan atau

dalam teori bahasa Jawa disebut undha usuk, akan mendapat penghormatan

(status sosial) yang lebih baik. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam budaya

Jawa akan tetap terjaga dan lestari, apabila dapat dipelajari dalam dunia

pendidikan. Pembelajaran afektif ini dapat memberikan manfaat yang banyak dan

tidak ditemukan dalam mata pelajaran lain.

Menurut Utomo (1997:6) ada dua manfaat bagi siswa dalam mempelajari

mata pelajaran muatan lokal, seperti bahasa daerah maupun mata pelajaran

lainnya. Manfaat tersebut diantaranya, pengetahuan yang diperoleh siswa akan

lengkap dan utuh. Siswa bukan hanya menguasai materi dalam kurikulum

nasional saja, melainkan juga mengenal lingkungan milik mereka sendiri secara

lebih mendalam, serta manfaat yang kedua adalah siswa akan memiliki bekal

keterampilan yang dapat membantu orang tua dan diri mereka sendiri jika tidak

melanjutkan pendidikan.

Pada poin kedua penjabaran manfaat pembelajaran muatan lokal

di atas, mengandung arti bahwa pembelajaran muatan lokal, seperti

bahasa daerah, keterampilan dan kesenian daerah lainnya, dirancang

sedemikian rupa untuk memberikan pengetahuan secara teoritis dan juga

keterampilan-keterampilan yang bersifat aplikatif atau praktis kepada

siswa. Tujuan dari sistem pembelajaran tersebut adalah memberikan

Page 47: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

87

bekal keterampilan kepada siswa untuk dikembangkan secara individu

guna mendukung dalam kehidupan sehari-hari siswa, baik bagi siswa

yang melanjutkan pendidikan maupun bagi siswa yang tidak

melanjutkan pendidikan. Dengan keterampilan dan pengetahuan yang

pernah dipelajari di sekolah, khususnya untuk mata pelajaran muatan

lokal, siswa yang tidak melanjutkan sekolah diharapkan dapat

menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya

tersebut untuk menunjang dan membantu dalam hidup bermasyarakat.

Dalam kurikulum muatan lokal SMP, pembelajaran bahasa Jawa untuk

keempat aspek keterampilan berbahasa sudah setingkat lebih maju. Hal ini

dibuktikan dengan tingkatan yang tidak jauh berbeda pada setiap kegiatan dari

keempat keterampilan berbahasa itu dengan kegiatan belajar yang dikembangkan

dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Artinya, setiap kegiatan yang

dikerjakan siswa bertujuan memberikan pengetahuan, pengalaman, dan

keterampilan bagi siswa, khususnya dalam bidang bahasa dan sastra yang dapat

dimanfaatkan dalam kehidupan bermasyarakat atau bersifat aplikatif dan biasa

disebut ilmu praktis.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menyebutkan bahwa

bahasa Jawa merupakan bahasa ibu bagi anak-anak Jawa, yaitu bahasa pertama

sebelum mereka mempelajari bahasa nasional yang merupakan bahasa kedua.

Proses belajar bahasa kedua banyak dipengaruhi dan ditentukan oleh penguasaan

bahasa pertama. Keberhasilan atau kegagalan pengajaran bahasa Jawa di SMP

akan menjadi bahan masukan untuk meramalkan proses belajar bahasa kedua dan

belajar bahasa asing pada masa yang akan datang. Penguasaan bahasa merupakan

Page 48: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

88

kunci utama mempelajari ilmu pengetahuan dan jenis pelajaran nonbahasa

(Sumarto, 1986:9).

Berdasarkan teori kebudayaan dalam Sumarto (1986:8), pengajaran bahasa

Jawa di SMP memenuhi aspek-aspek kebudayaan, seperti sosiologis, linguistis,

psikologis, kultural, dan pedagogis seperti dijelaskan dibawah ini.

1. Pengajaran bahasa Jawa diselenggarakan secara sosiologis berarti bahwa penguasaan bahasa Jawa sebagai bahasa daerah memperlancar komunikasi antarpersonal dengan penutur bahasa Jawa.

2. Pengajaran bahasa Jawa diselenggarakan secara linguistis berarti bahwa penguasaan bahasa Jawa akan memperlancar proses belajar bahasa Indonesia, sebab bahasa Jawa serumpun dengan bahasa Melayu yang menjadi induk bahasa Indonesia.

3. Pengajaran bahasa Jawa diselenggarakan secara psikologis. Tahap-tahap mempelajari bahasa dimulai dari bahasa ibu, dalam hal ini bahasa Jawa, kemudian mempelajari bahasa kedua, yaitu bahasa Indonesia. Struktur pola bahasa Jawa yang telah dikuasai murid akan mempermudah proses mempelajari pola struktur bahasa Indonesia.

4. Pengajaran bahasa Jawa diselenggarakan secara kultural dengan dasar bahwa penguasaan bahasa Jawa berarti menguasai unsur budaya daerah yang menjadi pola dasar pengembangan menjadi kebudayaan nasional.

5. Pengajaran bahasa Jawa diselenggarakan secara pedogogis. Artinya, pelaksanaan pendidikan dan pengajaran bahasa Jawa dapat melalui jalur formal, jalur nonformal, dan bahkan juga jalur informal. Salah satu bentuk jalur formal adalah melalui pelajaran bahasa Jawa di sekolah dengan mencantumkannya dalam kurikulum.

Pelaksanaan pembelajaran bahasa Jawa disajikan secara terpadu. Artinya,

bahwa beberapa aspek kemampuan berbahasa disajikan secara serentak dalam

pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk memudahkan siswa dalam menerima

keterampilan dan pengetahuan tentang materi tertentu untuk mencapai tujuan

akhir pembelajaran yang maksimal. Misalnya, dalam pembelajaran puisi atau

Page 49: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

89

gurit, siswa dapat diarahkan untuk melakukan kegiatan, seperti membaca puisi

atau gurit (pembelajaran membaca), mengapresiasi puisi atau gurit (pembelajaran

sastra), dan dapat juga dikembangkan untuk pembelajaran menulis puisi atau gurit

berdasarkan contoh atau model gurit yang diberikan.

Sebagai bahasa yang masih hidup dan dibina oleh penuturnya sesuai

dengan penjelasan UUD 1945, bahasa Jawa perlu dibina dan dikembangkan.

Pembinaan dan pengembangan yang paling baik adalah melalui pengajaran bahasa

di sekolah (Suryono, 1987:1). Agar pembinaan dan pengembangan bahasa Jawa

berhasil, maka perlu adanya suatu penelitian tentang bahasa Jawa. Penelitian-

penelitian tersebut harus bersifat inovatif dalam rangka meningkatkan kualitas

pembelajaran dan untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang muatan

lokal, khususnya bahasa Jawa.

2.5.2 Pembelajaran Menulis dalam Muatan Lokal Bahasa Jawa SMP

Pembelajaran menulis dalam kurikulum muatan lokal bahasa Jawa SMP

memiliki kemiripan dengan kurikulum untuk pembelajaran menulis dalam mata

pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Dengan kata lain, apa dan bagaimana

mengajar bahasa daerah, khususnya bahasa Jawa, sama dengan mengajar bahasa

Indonesia. Unsur pembeda dalam pembelajaran kedua mata pelajaran bahasa ini

adalah bahasa yang digunakan dan tema pembelajaran. Tema pembelajaran dalam

mata pelajaran bahasa Indonesia berbeda dengan tema pembelajaran dalam mata

pelajaran bahasa Jawa. Tema yang dipelajari dalam bahasa Jawa berbeda,

bergantung pada jenis lingkungan budaya yang sesuai dengan bahasa daerah

tersebut (Utomo, 1997:21).

Page 50: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

90

Pada dasarnya tujuan dari pembelajaran menulis adalah memberikan

keterampilan yang sebanyak-banyaknya tentang menulis kepada siswa, sehingga

guru dituntut untuk mampu memberikan model keterampilan menulis yang

lengkap kepada siswa, baik dalam hal menulis fiksi maupun nonfiksi. Menulis

sebagai salah satu keterampilan bahasa sangat diperlukan siswa dalam banyak hal

dan kepentingan. Dalam kurikulum muatan lokal siswa dibimbing untuk

menguasai beberapa keterampilan menulis, seperti menulis karangan narasi

berbahasa Jawa, menulis geguritan (puisi bahasa Jawa), menulis cerkak (cerpen

bahasa Jawa), dan masih banyak keterampilan menulis sastra Jawa lainnya.

Sedangkan untuk aspek kebahasaan, siswa dibimbing untuk menguasai

keterampilan menulis, seperti menulis teks berita, menulis surat berbahasa Jawa,

menulis pengumuman berbahasa Jawa, dan kemampuan menulis lainnya. Semua

keterampilan menulis tersebut sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari siswa,

sehingga perlu dorongan atau motivasi yang lebih kepada siswa untuk mampu

mengembangkan keterampilan berbahasa itu.

Menulis merupakan suatu proses. Dalam menulis memerlukan beberapa

tahapan untuk menjadi sebuah karya tulis akhir. Dari kegiatan pramenulis sampai

pada tahap pengakhiran atau penyelesaian (Parera, 1987:3). Mata pelajaran bahasa

Jawa mengajarkan keterampilan menulis ini dengan beberapa prinsip, yaitu dari

yang mudah ke yang sulit, dari sederhana ke yang kompleks, dan dari hal yang

abstrak ke hal yang konkret. Siswa akan mengalami beberapa tahapan dalam

kegiatan menulis. Kegiatan yang dilaksanakan siswa dari tahap yang paling

mudah sampai menuju ke tahap atau kegiatan menulis yang memiliki tingkat

kesulitan yang lebih tinggi. Misalnya, untuk siswa Sekolah Dasar (SD) yang

Page 51: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

91

dipelajari dalam kegiatan menulis adalah dari menulis kosakata bahasa Jawa

sampai pada kegiatan menulis huruf Jawa. Sedangkan, pada jenjang Sekolah

Menengah Pertama (SMP), siswa akan lebih ditantang pada kegiatan menulis

yang lebih rumit, misalnya menulis karangan atau cerita berbahasa Jawa sampai

pada menulis gurit (puisi bahasa Jawa) dan bahkan sampai pada menulis naskah

drama bahasa Jawa.

Pembelajaran menulis dalam muatan lokal bahasa Jawa juga tidak jauh

dari konsep pembelajaran kontekstual, sehingga dalam pembelajaran harus

berpedoman pada pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Dalam hal ini, perlu

adaya strategi pembelajaran yang sesuai dengan konsep tersebut. Jadi, konsep

pembelajaran kontekstual tidak hanya dimiliki oleh mata pelajaran utama, seperti

bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Matematika, dan mata pelajaran lain, tetapi juga

dalam muatan lokal, khususnya mata pelajaran bahasa Jawa.

Pembelajaran keterampilan menulis dalam muatan lokal, terintegrasi

dengan keterampilan berbahasa lainnya, seperti membaca-menulis, mendengarkan

menulis, berbicara-menulis. Semua aspek ini dapat dipelajari secara terintegrasi

dengan tujuan untuk memudahkan siswa dalam belajar dan meningkatkan

kemampuan siswa dalam berbagai kompetensi berbahasa. Misalnya, dalam

menulis geguritan atau puisi bahasa Jawa yang sebelumnya siswa mendengarkan

pembacaan geguritan untuk merangsang siswa sebelum menulis gurit tersebut.

Diharapkan dengan diperdengarkan pembacaan gurit tersebut, siswa dapat

mencontoh atau terinspirasi untuk menulis gurit dengan bahasa masing-masing

siswa. Tidak berhenti pada hal itu saja, kegiatan menulis juga harus mengarahkan

siswa agar mengetahui dan memahami kondisi riil di masyarakat. Hal ini

Page 52: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

92

bertujuan untuk memberikan ilmu dan keterampilan, khususnya menulis bahasa

Jawa, yang bersifat praktis, sehingga keterampilan dan ilmu pengetahuan yang

didapat dari bangku sekolah tersebut dapat diaplikasikan kelak ketika siswa hidup

dalam sebuah komunitas dalam masyarakat.

Pembelajaran menulis dalam mata pelajaran bahasa Jawa akan sangat

bermakna apabila pembelajaran tersebut sesuai dengan konteks kehidupan dan

lingkungan siswa berada. Menulis pengalaman pribadi dalam bentuk paragraf

narasi merupakan suatu kegiatan yang kontekstual dan dapat memanfaatkan

lingkungan sekitar siswa dan juga siswa itu sendiri dalam proses kegiatan belajar

mengajarnya. Hal ini akan dirasakan siswa sebagai kegiatan belajar yang

menyenangkan dan dapat membangkitkan motivasi belajar mereka.

Page 53: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

93

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dipaparkan metode penelitian yang digunakan oleh

peneliti dalam penelitiannya. Bagian-bagian dalam metode penelitian dibagi

menjadi delapan sub bahasan, diantaranya: (1) rancangan penelitian, (2) populasi

dan sampel, (3) sumber data dan data, (4) teknik pengumpulan data, (5) instrumen

penelitian, (6) uji keabsahan data, (7) teknik analisis data, dan (8) prosedur

penelitian.

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif

merupakan penelitian yang data-data disajikan dalam bentuk angka-angka dengan

menggunakan rumus statistik tertentu (Arikunto, 2002:12). Dalam penelitian

kuantitatif keterlibatan peneliti secara langsung di lapangan tidak terlalu

diutamakan, karena dalam pengambilan data dan proses penelitian dapat

diwakilkan oleh orang lain.

Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang bersifat prosedural.

Artinya, dalam pelaksanaan penelitian, peneliti hanya mengikuti prosedur yang

telah ditetapkan sebelumnya secara konsisten (Hadjar, 1996:35). Dalam penelitian

kuantitatif, prosedur dan langkah-langkah, misalnya teknik pemilihan populasi

dan sampel, penetapan instrumen yang akan digunakan dalam pengumpulan data,

Page 54: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

94

serta teknik analisis data yang akan dikumpulkan, secara detil telah ditetapkan

terlebih dahulu oleh peneliti.

Sesuai dengan sifat penelitian kuantitatif yang di dalamnya berisi data-

data berupa angka statistik, penelitian ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1)

penelitian ini mengkaji hasil pembelajaran menulis narasi bahasa Jawa siswa,

terutama siswa kelas VIII secara sampling per individu, (2) peneliti bukan

instrumen utama dalam penelitian, sehingga dalam pengumpulan data

memungkinkan untuk diwakilkan, (3) penelitian ini mengedapankan hasil tes

belajar siswa, khususnya dalam kegiatan menulis narasi bahasa Jawa dengan

menggunakan media gambar berseri. Selanjutnya, (4) data dipaparkan secara

angka-angka statistik, berdasarkan acuan rumus statistik setelah diolah sedemikian

rupa.

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian

deskriptif bertujuan untuk menyelidiki subjek yang sama dalam jangka waktu

tertentu untuk melihat perubahan yang terjadi dalam aspek yang menjadi fokus

penelitian (Hadjar, 1996:276). Penelitian ini berusaha mendeskripsikan hasil tes

kemampuan siswa dalam hal menulis narasi bahasa Jawa dengan menggunakan

media gambar berseri pada jenjang SMP kelas VIII.

Deskripsi data-data temuan akan dijabarkan secara numerik atau angka-

angka dengan persentase tertentu yang mencerminkan hasil dari kemampuan

siswa dalam kegiatan menulis. Penelitian deskriptif kuantitatif ini merupakan

akumulasi data dasar yang dideskripsikan secara numerik yang tidak perlu

menerangkan adanya hubungan antara dua atau lebih variabel yang berbeda.

Page 55: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

95

3.2 Populasi dan Sampel

Menurut Borg dan Gall dalam (Suharto, 1988:64) dijelaskan bahwa

populasi disebut juga keseluruhan-semesta (universe) dan dapat didefinisikan

sebagai anggota dari suatu kesatuan orang, kejadian, atau benda yang akan kita

jadikan sasaran generalisasi hasil-hasil penelitian kita. Populasi menurut Suharto

(1988:65) berdasarkan karakteristiknya dibagi menjadi dua macam, yaitu populasi

yang homogen atau seragam dan populasi heterogen atau beragam. Populasi

disebut homogen apabila seluruh karakteristik yang ada secara merata dipunyai

oleh setiap anggota populasi (Suharto, 1988:65). Sedangkan, populasi disebut

heterogen menurut Suharto (1988:65) apabila sejumlah anggota populasi hanya

mempunyai satu atau beberapa karakteristik yang ada dalam populasi.

Penelitian ini mengambil populasi siswa SMP, sedangkan sampel

penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Panggungrejo kelas VIII. Sampel

disebut juga anggota-anggota populasi (Suharto, 1988:65). Dalam definisi lain

sampel penelitian mengacu kepada sejumlah anggota dari populasi yang sekaligus

dapat dijadikan wakil dari populasi tersebut atau biasa disebut cuplikan dari

populasi (Suharto,1988:65). Dari keseluruhan siswa SMP Negeri 1 Panggungrejo

kelas VIII diambil satu kelas dari lima kelas yang ada. Satu kelas, yaitu kelas VIII

D, sebagai sampel penelitian berjumlah 37 siswa dengan rincian 19 siswa laki-laki

dan 18 siswa perempuan. Siswa kelas VIII D secara kognitif, afektif, dan

psikomotorik memiliki tingkat kemampuan yang bervariasi atau memiliki

heterogenitas yang tinggi. Daftar nama siswa kelas VIII D SMP Negeri 1

Panggungrejo tahun pelajaran 2007/2008 yang merupakan sampel penelitian dapat

dilihat secara detil pada lampiran 1.

Page 56: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

96

Alasan mengambil subjek penelitian siswa kelas VIII adalah berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan, diantaranya: (1) siswa kelas VIII sudah

mendapatkan materi pelajaran menulis narasi bahasa Jawa sesuai dengan

kurikulum muatan lokal yang telah ditentukan oleh pemerintah, (2) siswa kelas

VIII secara mental atau psikologis sudah mampu menuangkan ide, gagasan, dan

pikiran dalam bentuk karya tulis, baik fiksi maupun nonfiksi mengenai suatu

topik, (3) siswa kelas VIII masih dalam periode pertengahan dan tidak mengalami

kesibukan yang cukup banyak, seperti UAN atau ujian praktik yang biasanya

dilakukan oleh kelas IX dalam penentuan kelulusan sekolah.

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Panggungrejo dipilih sebagai

tempat penelitian karena sekolah tersebut merupakan sekolah negeri yang belum

berkembang yang berpotensi besar untuk mendapat masukan dan perbaikan

pembelajaran, khususnya untuk mata pelajaran bahasa Jawa. Selain itu, sekolah

tersebut berdasarkan fakta lapangan masih sebagian besar menggunakan sistem

pembelajaran yang konvensional, sehingga banyak permasalahan dalam proses

belajar mengajar di kelas, terutama dalam mata pelajaran muatan lokal bahasa

Jawa. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan akan dapat memacu prestasi

belajar siswa dan secara umum dapat mempengaruhi peningkatan mutu

pendidikan di sekolah yang bersangkutan.

3.3 Data dan Sumber Data

3.3.1 Data

Data dalam penelitian ini merupakan data hasil tes siswa dalam hal

menulis narasi bahasa Jawa dengan menggunakan media gambar berseri.

Page 57: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

97

Menurut Ensiklopedi Indonesia dalam Aminuddin (1990:62), menyebutkan bahwa

data merupakan bahan dasar atau bahan baku pertama yang nyata untuk menyusun

seluruh pengetahuan. Data berbeda dengan objek penelitian. Data juga diartikan

sebagai hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta maupun angka

(Arikunto, 2002:96). Objek penelitian biasa disebut variabel yang merupakan hal

yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

Data awal penelitian ini berupa data verbal hasil tes siswa. Setelah data

dikumpulkan, setiap hasil tes siswa kemudian dilakukan penskoran dan pencatatan

data untuk memilih data-data yang dapat digunakan sebagai hasil temuan. Data

verbal berupa jawaban tertulis siswa berupa narasi bahasa Jawa.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh

(Arikunto,2002:107). Peneliti menggunakan teknik tes, maka sumber data berupa

tester. Dalam penelitian ini sumber data berupa siswa yang melaksanakan

kegiatan menulis narasi bahasa Jawa pada mata pelajaran muatan lokal bahasa

Jawa. Sumber data tersebut merupakan kemampuan siswa dalam menulis narasi

bahasa Jawa dengan media gambar berseri yang didokumentasikan. Dari sumber

data tersebut akan didapat kemampuan siswa rendah atau tinggi dalam

pembelajaran menulis narasi bahasa Jawa pada muatan lokal bahasa Jawa.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, peneliti menggunakan teknik

tes. Tujuan penggunaan teknik tes ini adalah untuk mengukur kemampuan siswa

dalam hal menulis narasi bahasa Jawa dengan menggunakan media gambar

Page 58: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

98

berseri. Jadi, data dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan alat berupa

soal tes yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam

menulis narasi bahasa Jawa dengan menggunakan media gambar berseri.

Tes disusun berdasarkan teori dan dengan konsultasi dosen ahli untuk

memperoleh data yang valid dan reliabel tentang kemampuan menulis narasi

bahasa Jawa siswa. Tes diberikan kepada seluruh sampel penelitian dengan

perlakuan dan bentuk tes yang sama antara satu sampel dengan sampel yang lain

yang telah ditentukan. Dari tes tersebut akan diperoleh data verbal karangan narasi

siswa untuk kemudian dilakukan penskoran untuk mengetahui prestasi belajar

siswa dalam hal menulis narasi bahasa Jawa.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam

rangka memperoleh atau mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik (Arikunto, 2002:136). Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tes. Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta

alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto,

2002:128). Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengukur kemampuan

menulis narasi bahasa Jawa Siswa SMP kelas VIII.

Kategori tes dalam penelitian ini adalah tes prestasi (Achievement test),

yang merupakan sejenis tes untuk mengukur pencapaian prestasi siswa setelah

mempelajari sesuatu (Arikunto, 2002:128). Jadi, penelitian ini mengukur prestasi

siswa dalam hal menulis narasi bahasa Jawa yang sebelumnya sudah

Page 59: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

99

dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran di kelas. Dalam instrumen penelitian ini

juga disusun patokan penskoran, khususnya patokan penskoran untuk skor

kegiatan menulis narasi bahasa Jawa. Patokan penskoran merupakan langkah

yang sangat penting dan harus disiapkan dalam penelitian kuantitatif. Dengan

adanya patokan penskoran akan membantu peneliti mempermudah

mengklasifikasikan dan mengolah data hasil penelitian. Menurut Arikunto

(2002:190) menyebutkan beberapa manfaat adanya patokan penskoran,

diantaranya (1) untuk menyamakan ukuran bagi pengumpul data agar tidak

banyak terpengaruh faktor subjektif, (2) untuk menjaga kestabilan data yang

dikumpulkan dalam waktu yang berbeda, dan (3) untuk mempermudah peneliti

dalam mengolah data agar siapa pun dapat melakukannya.

Instrumen dalam penelitian ini berupa soal tes esai. Soal tes dilengkapi

dengan media gambar berseri dengan jumlah lima buah gambar yang saling

berurutan kejadiannya. Soal atau pertanyaan tes berjumlah satu butir soal dengan

sub soal sejumlah dua butir. Media yang digunakan berupa gambar kartun yang

bertemakan peristiwa atau kegiatan penting keagamaan. Gambar tersebut dipilih

berdasarkan kompetensi dasar dalam kurikulum mata pelajaran bahasa Jawa yang

menitikberatkan pada pengalaman menarik siswa untuk dikembangkan menjadi

sebuah karya tulis yang berupa karangan narasi. Dengan siswa kelas VIII D

sebagai sampel peneletian yang sebagian besar beragama Islam, media gambar

dengan tema kegiatan hari raya Idul Fitri, akan membantu siswa dalam

menuangkan ide atau gagasananya dalam hal peristiwa hari raya Idul Fitri dalam

bentuk karangan narasi, karena sudah tidak asing lagi dengan kegiatan tersebut.

Page 60: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

100

Ketentuan penskoran dalam instrumen berupa soal tes meliputi skor

pencapaian hasil menulis siswa yang mencangkup lima aspek atau permasalahan

dalam penelitian, diantaranya adalah: (1) skor kemampuan menulis narasi bahasa

Jawa dengan menggunakan media gambar berseri dalam hal diksi antara 0-10, (2)

skor kemampuan menulis narasi bahasa Jawa dengan menggunakan media gambar

berseri dalam hal keruntutan isi cerita adalah antara 0-10, (3) skor kemampuan

menulis narasi bahasa Jawa dengan menggunakan media gambar berseri dalam

hal kreativitas pengembangan isi adalah antara 0-10, dan (4) skor kemampuan

menulis narasi bahasa Jawa dengan menggunakan media gambar berseri dalam

hal penulisan ejaan dan tanda baca antara 0-10, dan (5) skor kemampuan menulis

narasi bahasa Jawa secara utuh atau utuh antara 0-10.

Instrumen penunjang dalam penelitian ini kamera untuk dokumentasi

kegiatan penelitian menulis narasi bahasa Jawa ini. Kamera digunakan peneliti

sebagai instrumen penunjang untuk mendokumentasikan kegiatan penelitian di

kelas atau kegiatan lain yang mendukung proses penelitian dalam bentuk gambar,

dalam hal ini berupa foto, sehingga aktivitas siswa pada pelaksanaan penelitian,

khususnya pada saat pengumpulan data, dapat diabadikan dalam bentuk foto dan

merupakan data penunjang yang cukup penting. Secara jelas instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagian lampiran, yaitu pada

lampiran 2 .

3.6 Uji Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kuantitatif, perlu adanya suatu uji keterandalan

instrumen. Uji ini dilakukan untuk mengecek tingkat validitas dan reliabilitas

Page 61: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

101

instrumen penelitian. Validitas instrumen merupakan suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto,

2002:144). Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa

yang akan diukur. Artinya, instrumen penelitian tersebut mampu untuk

mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Reliabilitas instrumen merupakan suatu instrumen yang memiliki

kemampuan untuk cukup dipercaya digunakan sebagai alat pengumpul data,

karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2002:154). Instrumen yang baik

tidak akan bersifat tendensius. Artinya, bahwa instrumen tersebut secara alamiah

tidak akan mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu.

Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel, akan menghasilkan data

yang dapat dipercaya juga. Apabila data yang diambil memang benar-benar sesuai

dengan fakta, maka berapa kali pun data tersebut diambil akan tetap menunjukkan

hasil yang sama.

Dalam penelitian ini uji validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan

dengan mengujikan soal tes menulis narasi bahasa Jawa ngoko andhap pada

siswa SMP yang berbeda, tetapi dengan karakteristik sampel dan jenjang kelas

yang sama. Apabila data yang diperoleh dari hasil uji instrumen tersebut sudah

memenuhi dan sesuai dengan yang seharusnya, berarti bahwa instrumen yang

dikembangkan peneliti sudah baik dan dapat digunakan untuk mengambil data

sebenarnya dalam penelitan.

Uji instrumen dalam penelitian ini dilaksanakan pada siswa SMP Negeri 3

Kademangan Kabupaten Blitar dengan mengambil sampel siswa kelas VIII A

yang berjumlah 37 siswa. Hasil uji instrumen penelitian ini kemudian dianalisis

Page 62: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

102

berdasarkan rubrik penilaian yang telah disusun untuk menentukan tingkat

validitas dan reliabilitas instrumen tersebut. Selain itu, hasil uji instrumen juga

dianalisis dengan melibatkan beberapa pihak, yaitu pemeriksaan teman sejawat

dan diskusi dengan guru sebagai mitra peneliti dan dosen ahli, dalam hal ini dosen

pembimbing. Diskusi dengan teman sejawat merupakan hal penting dalam

penelitian. Teman sejawat dapat membantu dalam menganalisis data dalam hal

memberikan masukan berkaitan dengan data-data hasil temuan, karena teman

sejawat yang berusia tidak jauh beda memiliki kerangka berpikir yang hampir

sama dalam hal menafsirkan data-data hasil temuan.

Diskusi dengan guru dan dosen ahli yang juga merupakan dosen

pembimbing tentang hasil uji instrumen merupakan salah cara untuk menentukan

valid tidaknya instrumen penelitian yang digunakan. Berdiskusi dengan guru kelas

yang juga merupakan mitra peneliti sangat bermanfaat untuk mendapatkan

informasi yang akurat tentang keakuratan data hasil temuan, karena guru kelas

merupakan orang yang lebih mengetahui kondisi sebenarnya siswa di kelas dalam

pembelajaran.

Dosen ahli yang merupakan dosen pembimbing merupakan orang yang

kompeten dalam bidang penelitian ini, sehingga lebih mengetahui secara lebih

dalam dan luas kecenderungan-kecenderungan temuan penelitian. Selain itu,

diskusi dengan dosen ahli juga dapat digunakan sebagai bahan pembanding data-

data temuan uji instrumen penelitian, sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman

bagi peneliti untuk membuat laporan temuan penelitian yang berkualitas. Hasil

analisis uji instrumen secara detil dapat dilihat pada lampiran 5.

Page 63: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

103

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses-proses yang membawa urutan, susunan,

dan makna terhadap sejumlah data yang terkumpul (Faisal, 1994:95). Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan teknik penskoran dan pencatatan data. Setelah

data terkumpul, langkah selanjutnya adalah melakukan penskoran atau mengubah

data-data ke dalam bentuk angka-angka kuantitatif. Sebelum penskoran dilakukan,

perlu adanya pemeriksaan terlebih dahulu untuk mengetahui dan mengecek

kesesuaian data dengan instrumen yang disusun sebelumnya (Hadjar, 1996:208).

Data-data yang sudah terkumpul diberi skor dengan menggunakan patokan

tertentu yang telah ditentukan (lihat lampiran 3). Patokan atau rumus yang

digunakan dalam menentukan persentase kemampuan menulis narasi bahasa Jawa

dengan media gambar berseri untuk masing-masing aspek atau permasalahan

penelitian seperti di bawah ini.

∑ y

∑ xX 100 %=P

Keterangan: P = Persentase kemampuan menulis narasi bahasa Jawa

∑ y = Jumlah siswa dengan skor kemampuan menulis narasi bahasa Jawa dari aspek tertentu

∑ x = Jumlah siswa sampling

Page 64: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

104

Kriteria penskoran hasil kerja siswa berupa karangan narasi bahasa Jawa

diklasifikasikan berdasarkan patokan seperti pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Kriteria Penskoran Hasil Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap

Skor Kategori

8,5 – 10

7,0 – 8,4

5,5 – 6,9

4,0 – 5,4

< 4,0

Sangat Baik (A)

Baik (B)

Cukup (C)

Kurang (K)

Kurang Sekali (KS)

Data yang berupa data kualitatif diubah menjadi data kuantitatif ke dalam

angka-angka. Data-data tersebut kemudian ditelaah lebih lanjut oleh peneliti

bersama mitra peneliti, yaitu guru untuk menentukan data yang sesuai dan dapat

digunakan sebagai data hasil temuan. Data yang berupa skor kemampuan menulis

narasi bahasa Jawa dengan media gambar berseri secara keseluruhan, yang

meliputi empat aspek penilaian dimasukkan dalam format seperti pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Rekapitulasi Skor Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap

No. Kode Siswa

Nama Siswa

Aspek Penilaian

Jumlah SkorDiksi Keruntutan

IsiKreativita

s Isi

Ejaan dan

Tanda Baca

1.2.3.4.5.dst.

Page 65: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

105

Pada tahap menyimpulkan dan verifikasi, peneliti melakukan penyimpulan

terhadap seluruh hasil temuan penelitian yang diarahkan kepada permasalahan

penelitian yang sebelumnya ditentukan, sehingga simpulan penelitian merupakan

jawaban dari seluruh permasalahan yang diajukan peneliti dalam penelitiannya.

Simpulan dalam penelitian ini dapat bersifat sementara dan bersifat simpulan

akhir.

Menarik simpulan penelitian harus selalu berdasarkan pada semua data

yang diperoleh dalam kegiatan penelitian (Arikunto, 2002:311). Dengan kata lain,

penarikan simpulan harus didasarkan atas data, bukan atas angan-angan atau

keinginan peneliti, sehingga terjadi manipulasi data dan tindak kecurangan dalam

penelitian.

3.8 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang secara umum banyak dikembangkan dalam

penelitian secara garis besar dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pembuatan

rancangan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan pembuatan laporan penelitian

(Arikunto, 2002:20). Langkah-langkah penelitian dalam penelitian ini

dikembangkan sebagai berikut: (1) memilih masalah, (2) merumuskan masalah,

(3) merumusakan asumsi, (4) memilih pendekatan, (5) menentukan sumber data

(populasi dan sampel), (6) menentukan dan menyusun instrumen, (7) menguji

instrumen, (8) mengumpulkan data, (9) menganalisis data hasil temuan, (10)

menarik simpulan, dan (11) menyusun laporan hasil penelitian.

Kesebelas langkah atau prosedur penelitian tersebut dilaksanakan secara

bertahap dan berurutan. Setelah menentukan instrumen yang digunakan untuk

Page 66: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

106

mengambil data, peneliti mengadakan uji keterhandalan instrumen. Uji instrumen

ini penting dilakukan untuk memperoleh gambaran validitas dan reabilitas

instrumen penelitian. Apabila dalam uji instrumen sudah dapat memperoleh data

yang sesuai, berarti instrumen tersebut dapat digunakan pada penelitian

sebenarnya untuk mengambil data.

Setelah data diperoleh peneliti menganalisis dan mengolah data

berdasarkan teknik yang ditentukan. Penelitian kuantitatif ini mengolah data

berdasarkan parameter-parameter yang telah disusun sebelumnya, khususnya

parameter untuk mengukur kemampuan menulis narasi bahasa Jawa dengan

menggunakan media gambar berseri siswa kelas VIII SMP. Prosedur penelitian

ini secara lengkap dan jelas dapat dilihat dalam gambar 3.1 bagan arus kegiatan

penelitian.

Page 67: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

Gambar 3.1 Prosedur/Langkah Penelitian Kuantitatif (disadur dari Arikunto, 2002:21)

56

Langkah 2Merumuskan Masalah

Langkah 3Merumuskan Asumsi

Langkah 4Memilih Pendekatan

Langkah 5 aMenentukan Sumber Data

Langkah 5 bMenentukan Populasi dan

Sampel

Langkah 6Menentukan Instrumen

Langkah 7Uji Instrumen

Langkah 8Mengumpulkan Data

Langkah 9Menganalisis Data

Langkah 10Menarik Simpulan

Langkah 11Menyusun Laporan

Langkah 1Memilih Masalah

Page 68: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan temuan penelitian yang meliputi lima masalah,

yaitu (1) pemaparan hasil tentang kemampuan siswa menulis narasi bahasa Jawa

ngoko andhap dengan media gambar berseri dari segi ketepatan dan keefektifan

diksi, (2) kemampuan siswa dalam menulis narasi bahasa Jawa ngoko andhap

dengan menggunakan media gambar berseri dari segi keruntutan jalan cerita, (3)

kemampuan siswa dalam menulis narasi bahasa Jawa ngoko andhap dengan

menggunakan media gambar berseri dari segi kreativitas isi, (4) kemampuan siswa

dalam menulis narasi bahasa Jawa ngoko andhap dengan menggunakan media

gambar berseri dari segi ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca, dan (5)

kemampuan siswa dalam menulis narasi bahasa Jawa ngoko andhap dengan

menggunakan media gambar berseri secara utuh.

4.1 Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media

Gambar Berseri dari Segi Ketepatan dan Keefektifan Diksi

Setelah dilakukan tes kepada sampel dalam hal kemampuan menulis narasi

bahasa Jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri, dari segi ketepatan dan

keefektifan diksi menunjukkan adanya kebervariasian atau heterogenitas

kompetensi siswa. Hal ini ditunjukkan dengan pemerolehan skor yang bervariasi

antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya dalam satu kelas. Secara jelas

dan rinci hasil tes kemampuan menulis narasi bahasa Jawa siswa dalam hal

pemilihan kata (diksi) terdapat dalam tabel 4.1.

Page 69: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

58

Tabel 4.1 Skor Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media Gambar Berseri dari Segi Ketepatan dan Keefektifan Diksi

No. Presensi Kode Siswa L/P Skor

(Ketepatan dan Keefektifan Diksi)1 DY P 7,52 DV P 8,53 DP P 6,54 DM L 7,55 ES L 6,56 FA L 6,57 GC L 6,58 HT P 7,59 LN P 8,510 AP L 811 AS* (S) L -12 AH L 7,513 AR L 7,514 HJ L 7,515 HR* (A) L -16 HS P 6,517 HM L 7,518 IW P 819 IL P 7,520 ID P 821 EW P 722 MW L 6,523 MV L 6,524 MR L 6,525 ND L 7,526 ED P 727 EY P 8,528 FI P 7,529 HP P 7,530 WE L 6,531 WH L 732 YP* (A) L -33 YD L 834 DW P 7,535 DA P 736 ER P 7,537 EA P 6,5

* Tidak mengikuti tes dengan keterangan alpha (A) dan sakit (S).

Dari data tabel 4.1 tentang hasil tes menulis narasi bahasa Jawa ngoko

andhap dari segi keefektifan dan ketepatan diksi di atas dapat diklasifikasikan

menjadi beberapa tingkat kemampuan. Pengklasifikasian berdasarkan

pemerolehan skor siswa dengan menghitung menggunakan rumus statistik yang

Page 70: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

59

telah ditentukan sebelumnya. Di bawah ini merupakan persentase kemampuan

menulis narasi bahasa Jawa ngoko andhap berdasarkan pedoman atau patokan

penskoran yang disajikan dalam tabel 4.2.

Tabel 4.2 Persentase Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dari Segi Keefektifan dan Ketepatan Diksi

No. Skor Frekuensi Persentase Kategori1 8,5 – 10 3 8,8% Sangat Baik (A)

2 7,0 – 8,4 21 61,8% Baik (B)

3 5,5 – 6,9 10 29,4% Cukup (C)

4 4,0 – 5,4 0 0% Kurang (K)

5 < 4,0 0 0% Kurang Sekali (KS)

Jumlah 34 100% -

Dari data tabel 4.2 di atas, dapat diuraikan bahwa kemampuan menulis

narasi bahasa Jawa ngoko andhap dari segi keefektifan dan ketepatan diksi

menunjukkan kebervariasian pencapaian hasil. Siswa yang mendapat skor antara

8,5-10 sebesar 8,8% dari jumlah keseluruhan sampel. Rinciannya adalah siswa

yang mendapat skor 8,5-10 sebanyak 3 siswa dari 34 sampel dan ketiga siswa

tersebut mendapat skor yang sama yaitu 8,5. Sedangkan, siswa yang memperoleh

skor antara 7,0-8,4 sebesar 61,8% dari seluruh jumlah sampel, yaitu sejumlah 21

siswa dari 34 sampel. Secara rinci 21 siswa yang memperoleh skor antara 7,0-8,4

diantaranya, sejumlah 4 siswa memperoleh skor 7, 13 siswa memperoleh skor 7,5,

dan 4 siswa memperoleh skor 8.

Pada kriteria skor antara 5,5-6,9 dalam hasil tes menulis narasi bahasa

Jawa ngoko andhap menunjukkan bahwa sejumlah 29,4% dari keseluruhan

sampel, termasuk dalam kriteria itu. Rinciannya adalah sejumlah 10 siswa

memperoleh skor yang sama, yaitu 6,5 dari 34 sampel. Sedangkan, siswa yang

Page 71: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

60

memperoleh skor di bawah 6,5 atau yang termasuk dalam kriteria skor di bawah

5,5 dalam hasil tes menulis narasi tersebut sebesar 0% atau nihil.

4.2 Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media

Gambar Berseri dari Segi Keruntutan Isi Cerita

Pada hasil tes menulis narasi bahasa Jawa ini menunjukkan heterogenitas

kemampuan siswa dalam satu kelas. Dalam kriteria yang kedua, yaitu kemampuan

menulis narasi bahasa Jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri dari segi

keruntutan isi cerita juga menunjukkan perbedaan kemampuan. Skor yang dicapai

siswa diklasifikasikan sesuai kriteria penskoran dalam tabel persentase masing-

masing kemampuan.

Pada kriteria ini, yaitu keruntutan isi cerita, yang menjadi pedoman atau

acuan penskoran adalah tingkat keterampilan dan kualitas hasil karangan siswa

yang ditulis dengan berpedoman pada urutan gambar dan berdasarkan rangkaian

peristiwa pada masing-masing gambar. Pemerolehan skor secara rinci dapat

dilihat dalam tabel 4.3.

Tabel 4.3 Skor Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media Gambar Berseri dari Segi Keruntutan Isi Cerita

No. Presensi Kode Siswa L/P Skor

(Keruntutan Isi Cerita)1 DY P 92 DV P 93 DP P 84 DM L 95 ES L 7

Page 72: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

61

6 FA L 77 GC L 88 HT P 89 LN P 910 AP L 811 AS* (S) L -12 AH L 813 AR L 814 HJ L 715 HR* (A) L -16 HS P 717 HM L 718 IW P 819 IL P 820 ID P 821 EW P 822 MW L 723 MV L 724 MR L 725 ND L 826 ED P 727 EY P 828 FI P 829 HP P 830 WE L 731 WH L 832 YP* (A) L -33 YD L 834 DW P 835 DA P 736 ER P 837 EA P 7

* Tidak mengikuti tes dengan keterangan alpha (A) dan sakit (S).

Dari data tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa siswa memperoleh skor

antara 7-9 dan termasuk dalam kategori nilai baik sampai nilai sangat baik.

Kemampuan siswa dalam menulis narasi bahasa Jawa ngoko andhap dengan

media gambar berseri dari segi keruntutan isi cerita dapat diklasifikasikan menjadi

beberapa tingkat kemampuan seperti pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Persentase Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dari Segi Keruntutuan Isi Cerita

No. Skor Frekuensi Persentase Kategori1 8,5 – 10 4 11,8% Sangat Baik (A)

2 7,0 – 8,4 30 88,2% Baik (B)

3 5,5 – 6,9 0 0% Cukup (C)

Page 73: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

62

4 4,0 – 5,4 0 0% Kurang (K)

5 < 4,0 0 0% Kurang Sekali (KS)

Jumlah 34 100% -

Dari segi keruntutan isi cerita, menurut data tabel 4.4 di atas menunjukkan

bahwa kemampuan menulis narasi bahasa Jawa siswa sudah dalam kategori baik.

Sejumlah 11,8% dari seluruh sampel penelitian yang berjumlah 34 siswa

memperoleh skor antara 8,5-10. Rinciannya adalah sebanyak 4 siswa memperoleh

skor 9 dari 34 siswa yang termasuk dalam kategori skor itu.

Siswa yang memperoleh skor dalam kategori skor kedua, yaitu antara 7,0-

8,4 sebesar 88,2% dari seluruh sampel penelitian. Sebanyak 30 siswa dari total

keseluruhan sampel, yaitu 34 siswa memperoleh skor antara 7,0-8,4. Rinciannya

adalah siswa yang memperoleh skor 7 sebanyak 12 siswa dan siswa yang

memperoleh skor 8 sebanyak 18 siswa. Sedangkan, siswa yang mendapat skor di

bawah skor 7 adalah tidak ada atau nihil, sehingga hanya mencapai 0%.

4.3 Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media

Gambar Berseri dari Segi Kreativitas Isi

Kriteria penskoran untuk aspek yang ketiga dalam hal menulis narasi

bahasa Jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri adalah dari segi

kreativitas isi. Aspek yang dinilai dalam kreativitas isi karangan narasi siswa

adalah penggunaan kosakata yang bervariasi dan pengembangan tema cerita yang

kreatif atau tidak monoton. Selain itu, ketiga unsur pokok dalam karangan narasi

harus ada dan dikembangkan secara kreatif oleh siswa. Ketiga unsur tersebut

adalah tokoh, peristiwa atau rangkain kejadian, dan urutan waktu. Hal lain yang

Page 74: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

63

juga masuk dalam penilaian adalah kreativitas siswa dalam memberikan judul

yang sesuai pada hasil karangannya.

Hasil pencapaian siswa untuk aspek yang ketiga ini diklasifikasikan

berdasarkan kriteria penskoran yang sudah ditentukan. Pemerolehan siswa

dijabarkan dengan persentase yang menunjukkan tingkat penguasaan dan

kemampuan siswa dari aspek yang ketiga, yaitu kreativitas isi. Hal ini dapat

menunjukkan beberapa siswa dengan pencapaian hasil yang berbeda dalam satu

kelas atau sampel penelitian. Secara rinci data kemampuan menulis narasi bahasa

Jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri dari segi kreativitas isi seperti

pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Skor Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media Gambar Berseri dari Segi Kreativitas Isi

No. Presensi Kode Siswa L/P Skor

(Kreativitas Isi)1 DY P 8,52 DV P 93 DP P 6,54 DM L 7,55 ES L 6,56 FA L 6,57 GC L 78 HT P 79 LN P 8,510 AP L 7,511 AS* (S) L -12 AH L 813 AR L 6,514 HJ L 6,515 HR* (A) L -16 HS P 6,5

Page 75: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

64

17 HM L 718 IW P 7,519 IL P 820 ID P 6,521 EW P 6,522 MW L 6,523 MV L 6,524 MR L 625 ND L 826 ED P 6,527 EY P 8,528 FI P 6,529 HP P 7,530 WE L 6,531 WH L 732 YP* (A) L -33 YD L 6,534 DW P 8,535 DA P 6,536 ER P 8,537 EA P 6,5

* Tidak mengikuti tes dengan keterangan alpha (A) dan sakit (S).

Dari data tebel 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa pemerolehan hasil

belajar siswa bervariasi. Tingkat kreativitas siswa dalam mengembangkan isi

karangan narasi berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Hal ini

ditunjukkan dengan adanya pemerolehan skor yang bervariasi. Secara rinci tingkat

kemampuan siswa dalam menulis narasi bahasa Jawa ngoko andhap dari segi

kreativitas isi dapat dilihat dalam tabel 4.6.

Tabel 4.6 Persentase Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dari Segi Kreativitas Isi

No. Skor Frekuensi Persentase Kategori1 8,5 – 10 6 17,6% Sangat Baik (A)

2 7,0 – 8,4 11 32,4% Baik (B)

3 5,5 – 6,9 17 50% Cukup (C)

4 4,0 – 5,4 0 0% Kurang (K)

5 < 4,0 0 0% Kurang Sekali (KS)

Jumlah 34 100% -

Page 76: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

65

Dari data tabel 4.6 di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh

skor pada kreteria antara 8,5-10 sebesar 17,6% dari keseluruhan jumlah sampel.

Secara rinci pemerolehan tersebut terdiri dari sebanyak 5 siswa memperoleh skor

8,5 dan seorang siswa memperoleh skor 9. Untuk kriteria skor 7,0-8,4 dari

keseluruhan sampel siswa yang memperoleh skor antara skor tersebut sebesar

32,4% dengan rincian sejumlah 4 siswa memperoleh skor 7, dan 4 siswa

memperoleh skor 7,5, serta 3 siswa memperoleh skor 8.

Siswa yang memperoleh skor antara 5,5-6,9 sebesar 50% atau setengah

dari jumlah sampel. Sejumlah 17 siswa memperoleh skor 6,5 untuk aspek

kreativitas isi karangan narasi bahasa Jawa ngoko andhap. Sedangkan untuk

kriteria skor di bawah 6,9 tidak ditemukan data siswa yang memperoleh skor

tersebut atau nihil.

4.4 Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media

Gambar Berseri dari Segi Ejaan dan Tanda Baca

Dalam kegiatan menulis masalah ejaan dan tanda baca merupakan hal

yang penting untuk diperhatikan. Menulis narasi bahasa Jawa ngoko andhap

dengan media gambar berseri ini juga memperhatikan masalah ejaan dan tanda

baca. Kriteria aspek ini meliputi penggunaan ejaan dan tanda baca yang harus

benar sesuai dengan kaidah tata bahasa yang berlaku.

Dari hasil penelitian, data mengenai aspek ejaan dan tanda baca ini

diklasifikasikan juga berdasarkan kriteria penskoran yang sudah ditentukan.

Setelah diberi skor, karangan narasi bahasa Jawa siswa diklasifikasikan

berdasarkan kriteria skor dengan kategori masing-masing sesuai dengan skor yang

Page 77: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

66

diperoleh siswa. Secara rinci hasil penskoran karangan narasi bahasa Jawa ngoko

andhap siswa dari aspek ejaan dan tanda baca ini dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Skor Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media Gambar Berseri dari Segi Ketepatan Ejaan dan Tanda Baca

No. Presensi Kode Siswa L/P Skor

(Ketepatan Ejaan dan Tanda Baca)1 DY P 6,52 DV P 83 DP P 64 DM L 75 ES L 66 FA L 6,57 GC L 68 HT P 6,59 LN P 7,510 AP L 711 AS* (S) L -12 AH L 613 AR L 614 HJ L 6,515 HR* (A) L -16 HS P 617 HM L 618 IW P 6,519 IL P 6,520 ID P 6,521 EW P 6,522 MW L 623 MV L 6,524 MR L 625 ND L 7,526 ED P 6,527 EY P 7,5

Page 78: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

67

28 FI P 6,529 HP P 6,530 WE L 631 WH L 6,532 YP* (A) L -33 YD L 734 DW P 735 DA P 636 ER P 7,537 EA P 6

* Tidak mengikuti tes dengan keterangan alpha (A) dan sakit (S).

Data tabel 4.7 di atas, menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam

menulis narasi bahasa Jawa dari aspek ketepatan ejaan dan tanda baca.

Pemerolehan skor yang bervariasi menunjukkan bahwa tingkat kemampuan siswa

sangat beragam. Dari data pemerolehan skor di atas dapat diklasifikasikan

berdasarkan kriteria atau pedoman penskoran yang ditentukan. Secara lebih rinci

persentase pemerolehan siswa dalam menulis narasi bahasa Jawa dari segi

ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca seperti dalam tabel 4.8.

Tabel 4.8 Persentase Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dari Segi Ketepatan Ejaan dan Tanda Baca

No. Skor Frekuensi Persentase Kategori1 8,5 – 10 0 0% Sangat Baik (A)

2 7,0 – 8,4 9 26,5% Baik (B)

3 5,5 – 6,9 25 73,5% Cukup (C)

4 4,0 – 5,4 0 0% Kurang (K)

5 < 4,0 0 0% Kurang Sekali (KS)

Jumlah 34 100% -

Kemampuan menulis narasi bahasa Jawa siswa dari aspek ketepatan

penggunaan ejaan dan tanda baca dari data di atas menunjukkan bahwa 26,5%

siswa dari keseluruhan jumlah sampel memperoleh skor antara 7,0-8,4. Secara

rinci skor yang diperoleh siswa diantaranya adalah sebanyak 4 siswa memperoleh

Page 79: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

68

skor 7, sebanyak 4 siswa memperoleh skor 7,5, dan sebanyak 1 orang siswa

memperoleh skor 8.

Skor yang paling dominan diperoleh siswa adalah pada kriteria

pemerolehan skor antara 5,5-6,9. Pemerolehan skor siswa pada kriteria skor ini

sebesar 73,5% dari jumlah keseluruhan sampel penelitian. Siswa yang

memperoleh skor 6 sejumlah 12 siswa, sedangkan siswa yang memperoleh skor

6,5 sejumlah 13 siswa. Untuk kriteria skor antara 8,5-10 menurut hasil penskoran

tidak ditemukan data skor siswa yang termasuk dalam kategori skor tersebut.

Begitu juga, dengan kriteria skor antara 4,0-5,4 dan kurang dari 4,0 tidak

ditemukan data skor siswa yang termasuk dalam kategori skor tersebut, sehingga

memperoleh data temuan nol persen (0%).

4.5 Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media

Gambar Berseri secara Utuh

Kemampuan menulis narasi bahasa Jawa ngoko andhap dengan media

gambar berseri secara utuh merupakan gabungan empat aspek kemampuan yang

meliputi ketepatan dan keefektifan diksi, keruntutan isi cerita, kreativitas isi, dan

ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca. Hasil tes menunjukkan keempat

aspek tersebut dicapai siswa dengan hasil atau skor yang bervariasi.

Penilaian aspek keutuhan sebuah karangan narasi ini dengan

menjumlahkan semua skor yang diperoleh dari keempat aspek tersebut di atas.

Untuk mendapatkan skor akhir kemampuan siswa dalam menulis narasi bahasa

Jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri adalah dengan menggunakan

rumus yang telah ditentukan dalam rubrik penilaian yang dapat dilihat dengan

Page 80: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

69

rinci pada lampiran 3. Daftar rekapitulasi skor keseluruhan siswa dalam menulis

narasi bahasa Jawa dapat dilihat dalam tabel 4.9.

Tabel 4.9 Rekapitulasi Skor Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media Gambar Berseri

No. Kode Siswa Nama Siswa

Aspek Penilaian Jumlah SkorDiksi Keruntutan

IsiKreativitas

IsiEjaan dan

Tanda Baca1. DY Daryanti 7,5 9 8,5 6,5 31,52. DV Devitasari 8,5 9 9 8 34,53. DP Diana Pungki 6,5 8 6,5 6 274. DM Dimas Pandri S 7,5 9 7,5 7 315. ES Eko Susanto 6,5 7 6,5 6 266. FA Fikri Ardi Pratama 6,5 7 6,5 6,5 26,57. GC Guntur Condro Susilo 6,5 8 7 6 27,58. HT Hartatik Tri W 7,5 8 7 6,5 299. LN Liska Nindika 8,5 9 8,5 7,5 33,510. AP Agung Prasetya 8 8 7,5 7 30,511. AS Agung Setyawan* (S) - - - - -12. AH Agus Handika W 7,5 8 8 6 29,513. AR Ahmad Ridwan 7,5 8 6,5 6 2814. HJ Hanib Juniawan 7,5 7 6,5 6,5 27,515. HR Harianto* (A) - - - - -16. HS Heni Sulistyowati 6,5 7 6,5 6 2617. HM Heru Mustofa 7,5 7 7 6 27,518. IW Ifut Wahyuni 8 8 7,5 6,5 3019. IL Intan Lutfiana 7,5 8 8 6,5 3020. ID Ika Damayanti 8 8 6,5 6,5 2921. EW Eki Wahyuni 7 8 6,5 6,5 2922. MW Mohamad Widodo 6,5 7 6,5 6 2623. MV Mu’in Venika 6,5 7 6,5 6,5 26,524. MR Mustakim Ridho’i 6,5 7 6 6 25,525. ND Nur Dita Susanto 7,5 8 8 7,5 3126. ED Endang Setiawan 7 7 6,5 6,5 2727. EY Evi Yulianti 8,5 8 8,5 7,5 32,528. FI Fifianti Is Setyo 7,5 8 6,5 6,5 28,529. HP Heni Puspitasari 7,5 8 7,5 6,5 29,530. WE Wawan Estiawan 6,5 7 6,5 6 2631. WH Wira Harya Seta 7 8 7 6,5 28,532. YP Yoga Prasetya* (A) - - - - -33. YD Yudi Pranoto 8 8 6,5 7 29,534. DW Dani Widyawati 7,5 8 8,5 7 3135. DA Deni Antika 7 7 6,5 6 26,536. ER Erwin Wahyuni 7,5 8 8,5 7,5 31,5

Page 81: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

70

37. EA Evi Agustina 6,5 7 6,5 6 26* Siswa tidak hadir pada kegiatan pembelajaran (tes) dengan keterangan A

(alpa) dan S (sakit)

Dari tabel 4.9 di atas dapat diketahui bahwa pencapaian siswa secara

keseluruhan dalam kegiatan menulis narasi bahasa Jawa ngoko andhap dengan

media gambar berseri sangat beragam. Skor yang diperoleh antara skor 6 yang

merupakan skor terendah dan skor 9 yang merupakan pencapaian skor tertinggi

siswa. Di bawah ini terdapat tabel 4.10 tentang daftar klasifikasi skor akhir

pencapaian siswa dalam menulis narasi bahasa Jawa dari empat aspek penilaian.

Tabel 4.10 Persentase Skor Keseluruhan Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap secara Utuh

No. Skor Frekuensi Persentase Kategori1 36 – 40 0 0% Sangat Baik (A)

2 31 – 35,5 8 23,53% Baik (B)

3 26 – 30,5 25 73,53% Cukup (C)

4 21 – 25,5 1 2,94% Kurang (K)

5 < 21 0 0% Kurang Sekali (KS)

Jumlah 34 100% -

Dari tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa pencapaian hasil siswa dalam

menulis narasi bahasa Jawa secara utuh sebanyak 23,53% siswa memperoleh skor

antara 31-35,5 atau sebanyak 8 siswa memperoleh skor antara 31-35,5 dari 34

siswa. Sedangkan, pada skor antara 26-30,5 menunjukkan jumlah persentase

sebesar 73,53% dari seluruh sampel penelitian atau sejumlah 25 siswa

memperoleh skor antara 26-30,5. Pada kriteria skor 21-25,5 hanya menunjukkan

persentase sebesar 2,94% atau hanya 1 orang siswa yang memperoleh skor antara

21-25,5 tersebut. Untuk kriteria skor antara 36-40 dan skor di bawah 20,5 tidak

Page 82: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

71

ditemukan data skor siswa yang masuk dalam kategori kriteria skor tersebut,

sehingga diperoleh persentase 0%.

Page 83: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

72

Pemerolehan skor akhir secara utuh dari hasil penelitian tentang

kemampuan menulis narasi bahasa Jawa ngoko andhap dengan media gambar

berseri terdapat dalam tabel 4.11.

Tabel 4.11 Daftar Skor Akhir Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media Gambar Berseri

No. Kode Siswa Nama Siswa Skor

Keseluruhan Skor Akhir

1. DY Daryanti 31,5 7,92. DV Devitasari 34,5 8,63. DP Diana Pungki 27 6,84. DM Dimas Pandri S 31 7,85. ES Eko Susanto 26 6,56. FA Fikri Ardi Pratama 26,5 6,67. GC Guntur Condro Susilo 27,5 6,98. HT Hartatik Tri W 29 7,39. LN Liska Nindika 33,5 8,410. AP Agung Prasetya 30,5 7,611. AS Agung Setyawan* (S) - -12. AH Agus Handika W 29,5 7,413. AR Ahmad Ridwan 28 714. HJ Hanib Juniawan 27,5 6,915. HR Harianto* (A) - -16. HS Heni Sulistyowati 26 6,517. HM Heru Mustofa 27,5 6,918. IW Ifut Wahyuni 30 7,519. IL Intan Lutfiana 30 7,520. ID Ika Damayanti 29 7,321. EW Eki Wahyuni 29 7,322. MW Mohamad Widodo 26 6,523. MV Mu’in Venika 26,5 6,624. MR Mustakim Ridho’i 25,5 6,425. ND Nur Dita Susanto 31 7,826. ED Endang Setiawan 27 6,827. EY Evi Yulianti 32,5 8,128. FI Fifianti Is Setyo 28,5 7,129. HP Heni Puspitasari 29,5 7,430. WE Wawan Estiawan 26 6,531. WH Wira Harya Seta 28,5 7,132. YP Yoga Prasetya* (A) - -33. YD Yudi Pranoto 29,5 7,434. DW Dani Widyawati 31 7,835. DA Deni Antika 26,5 6,636. ER Erwin Wahyuni 31,5 7,937. EA Evi Agustina 26 6,5

* Tidak mengikuti tes dengan keterangan alpha (A) dan sakit (S).

Page 84: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

Dalam menentukan skor akhir menggunakan rumus seperti yang tercantum

dalam lampiran 3. Rumus yang digunakan seperti di bawah ini.

SKOR KESELURUHAN (aspek 1+aspek 2+aspek 3+aspek 4 )4

= SKOR AKHIR

Dari data dalam tabel 4.11, skor akhir untuk kemampuan menulis narasi

bahasa Jawa ngoko andhap secara utuh dan utuh dapat diklasifikasikan

berdasarkan kriteria penskoran yang telah ditentukan. Dari skor akhir

dikelompokkan berdasarkan skor pemerolehan untuk dikategorikan tingkat

kemampuan masing-masing skor. Secara rinci klasifikasi kemampuan menulis

narasi bahasa Jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri secara utuh

seperti pada tabel 4.12.

Tabel 4.12 Persentase Skor Akhir Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap secara Utuh

No. Skor Frekuensi Persentase Kategori1 8,5 – 10 1 2,9% Sangat Baik (A)

2 7,0 – 8,4 19 55,9% Baik (B)

3 5,5 – 6,9 14 41,2% Cukup (C)

4 4,0 – 5,4 0 0% Kurang (K)

5 < 4,0 0 0% Kurang Sekali (KS)

Jumlah 34 100% -

Menurut data dalam tabel 4.12 kemampuan menulis narasi bahasa Jawa

ngoko andhap sebesar 2,9% memperoleh skor dengan kriteria sangat baik atau

hanya 1 orang siswa dari 34 siswa yang memerolah nilai A dengan skor 8,6.

Untuk kriteria nilai baik data hasil penelitian menunjukkan sebesar 55,9% siswa

mendapat skor antara 7,0-8,4 atau mendapat nilai B atau sejumlah 19 siswa

memperoleh skor antara 7,0-8,4 dari 34 siswa yang diambil sebagai sampel.

Sedangkan, untuk kriteria skor 5,5-6,9 yang termasuk dalam skor tersebut sebesar

89

Page 85: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

90

41,2% dari keseluruhan sampel penelitian. Dengan kata lain, sejumlah 14 siswa

memperoleh skor yang termasuk dalam kategori skor antara 5,5-6,9 yang berarti

termasuk dalam kategori nilai C atau cukup.

Dari data tabel 4.11 dapat diketahui juga bahwa tidak ada data skor siswa

yang termasuk dalam kriteria skor antara 4,0-5,4 dan di bawah skor 4,0, sehingga

dengan kata lain untuk kriteria nilai kurang (K) dan kurang sekali (KS) adalah

nihil atau sebesar 0%.

BAB V

Page 86: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

91

PEMBAHASAN

Pada bab ini dipaparkan pembahasan terhadap temuan penelitian yang

meliputi lima aspek, yaitu (1) kemampuan siswa menulis narasi bahasa Jawa

ngoko andhap dengan media gambar berseri dari segi ketepatan dan keefektifan

diksi, (2) kemampuan siswa dalam menulis narasi bahasa Jawa ngoko andhap

dengan menggunakan media gambar berseri dari segi keruntutan jalan cerita, (3)

kemampuan siswa dalam menulis narasi bahasa Jawa ngoko andhap dengan

menggunakan media gambar berseri dari segi kreativitas isi, (4) kemampuan siswa

dalam menulis narasi bahasa Jawa ngoko andhap dengan menggunakan media

gambar berseri dari segi ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca, dan (5)

kemampuan siswa dalam menulis narasi bahasa Jawa ngoko andhap dengan

menggunakan media gambar berseri secara utuh.

5.1 Kemampuan Siswa Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan

Media Gambar Berseri dari Segi Ketepatan dan Keefektifan Diksi.

Dalam sebuah karya tulis, masalah diksi merupakan hal yang sangat

penting. Pengertian diksi atau pilihan kata jauh lebih luas dari sekedar memilah

dan memilih kata. Menurut Keraf (1999:22) istilah diksi atau pilihan kata ini

bukan saja dipergunakan untuk menyatakan kata-kata yang mana yang dipakai

untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi juga meliputi persoalan

fraseologi, gaya bahasa, dan ungkapan. Sesuai dengan pernyataan tersebut, dapat

ditarik sebuah kesimpulan bahwa suatu kekhilafan yang besar apabila

Page 87: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

92

menganggap persoalan pilihan kata merupakan persolaan yang sederhana dan

persoalan yang tidak perlu dibicarakan dalam sebuah karya tulis. Ketepatan

pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan

gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti apa

yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis (Keraf, 1999:87). Dengan kosakata

yang kaya dan lebih bervariasi akan memungkinkan penulis lebih bebas memilih

kata yang dianggapnya paling tepat yang dapat mewakili pikiran atau gagasannya.

Dalam penelitian ini, menurut hasil analisis data menunjukkan bahwa

masalah diksi, terutama bahasa Jawa, belum secara maksimal diperhatikan dalam

hasil karangan narasi siswa yang menggunakan bahasa Jawa. Pilihan kata yang

digunakan secara umum sudah cukup baik. Akan tetapi, ada sebuah persoalan

yang secara umum ditemukan dalam karangan narasi bahasa Jawa siswa, yaitu

penggunaan kata-kata bahasa Jawa yang merupakan bukan kosakata standar atau

kosakata umum bahasa Jawa. Artinya, dalam karangan narasi siswa masih banyak

menggunakan bahasa Jawa dialek sehari-hari yang menurut tata bahasa Jawa

bukan termasuk bahasa baku untuk bahasa tulis dalam bahasa Jawa. Misalnya,

masih banyak penggunaan kata bodo, sêrku, mangkat, ndorong-ndorong, cekat-

ceket, dan lain sebagainya. Seperti dalam penggalan karangan siswa di bawah ini.

”...sakwise ndelok bal-balan aku ndorong-ndorong karo maca cerita....””...ora kerasa wis 06.30, sarapan wis siap aku mara cekat-ceket sarapan....””...ngangge kethu lan wangi-wangi jam 07.30 aku langsung mangkat....””...tapekno aku balek ora melok genduren....””...ngarepne bodo aku ditumbasne klambi....”

Kosakata tersebut merupakan kosakata bahasa Jawa yang sangat kental

dan akrab untuk bahasa Jawa daerah Blitar, Kediri, Tulungagung, dan sekitarnya,

sehingga apabila menjadi bahasa tulis untuk konsumsi orang dengan bahasa Jawa

Page 88: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

93

daerah lain akan mengalami kesulitan dalam memaknai gagasan atau ide yang

disampaikan dalam karya tulisnya. Kata-kata tersebut bersinonim dengan riyaya,

karepku, budhal, lungguh-lungguh, dan cepet-cepet. Kata-kata yang terakhir ini

merupakan kosakata standar yang digunakan dalam bahasa Jawa, khususnya

dalam bahasa tulis. Apabila dalam bahasa Indonesia, kata-kata tersebut memiliki

arti, yaitu hari raya Idul Fitri, maksudku, berangkat, duduk-duduk, dan cepat-

cepat.

Hasil analisis data karangan narasi bahasa Jawa siswa juga menunjukkan

bahwa secara umum bahasa Jawa yang digunakan sudah memenuhi kriteria yang

telah ditentukan, yaitu bahasa Jawa ngoko andhap. Misalnya, penggunaan kata

sungkem, ngapura, numbasne. Kosakata bahasa Jawa yang digunakan secara

umum sudah cukup baik, karena bahasa Jawa yang digunakan adalah bahasa Jawa

ngoko andhap, hanya saja penggunaan bahasa atau kosakata dialek sehari-hari

yang masih sangat kental. Di bawah ini penggalan hasil karangan siswa yang

memuat data-data tersebut

”...sakwise sungkem-sungkeman, aku lan kluwargaku mangan bareng-bareng....””...sakwise sholat Id aku langsung njaluk ngapura marang bapa lan ibu....””...teko omah ibukku wis numbasne klambi anyar....”

Menurut hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menulis narasi

bahasa Jawa siswa dari segi ketepatan dan keefektifan diksi sangat bervariasi.

Rentangan skor yang dicapai siswa, yaitu antara skor 6,5-8,5. Dengan

pemerolehan tersebut dapat dikatakan bahwa kemampuan menulis narasi bahasa

Jawa pada tingkatan cukup baik. Tidak ada siswa yang memperoleh skor di bawah

standar. Dengan adanya media belajar yang berupa gambar berseri memudahkan

siswa dalam menulis narasi. Siswa lebih mudah dalam menuangkan ide atau

Page 89: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

94

gagasan dalam bentuk karangan narasi apabila ada suatu media, terutama media

gambar yang berupa media visual yang sesuai dengan tingkat pola pikir dan

perkembangan mental siswa usia SMP. Pada dasarnya, menurut Keraf (1999:65-

66) menyebutkan bahwa pada usia remaja, seorang anak yang dahulunya masih

berkenalan hanya dengan lingkungan keluarga dekat, maka sekarang sudah

melangkah lebih jauh mengenal orang-orang sekitar, sehingga proses tersebut

akan disertai dengan proses perluasan kosakata tentang berbagai hal yang baru

dialaminya. Hal ini sudah terlihat dalam karangan narasi siswa.

Bahasa Jawa yang digunakan siswa sudah setingkat lebih variatif. Hal ini

dapat dilihat dari hasil karangan siswa yang mayoritas atau sejumlah 61,8% atau

sejumlah 21 siswa dari 34 sampel penelitian termasuk dalam kriteria penilaian

baik (B) dengan skor antara 7,0-8,4. Diksi bahasa Jawa yang digunakan lebih

bervariasi, walaupun ada beberapa yang masih bercampur dengan bahasa

Indonesia, seperti penggunaan kata macem-macem, keliling, mohon maaf, umat

Islam, dan lain sebagainya. Akan tetapi, secara keseluruhan tingkat ketepatan dan

kefektifan diksi bahasa Jawa yang digunakan dalam karangan narasi siswa sudah

baik. Dari sejumlah 34 siswa, hanya 29,4% atau sejumlah 10 siswa yang memiliki

skor antara 5,5 sampai 6,9. Sedangkan, untuk skor yang di bawah standar atau

dengan kriteria kurang adalah 0% atau tidak ada.

5.2 Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media

Gambar Berseri dari Segi Keruntutan Isi Cerita.

Page 90: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

95

Dalam karangan atau karya tulis narasi ada tiga unsur utama sebagai unsur

pembangun isi karangan. Ketiga unsur tersebut merupakan ciri atau karakteristik

yang terdapat dalam sebuah karangan narasi. Tiga unsur tersebut adalah tokoh,

rangkaian waktu, dan kronologis peristiwa atau tindakan. Menurut Ahmadi

(1991:37) menjelaskan bahwa karangan yang dikembangkan dengan narasi berarti

itu menuturkan cerita, yang biasanya dari sudut pandang orang pertama (Aku)

atau sudut pandang orang ketiga (Ia) dengan mengikuti urutan yang jelas dan

mudah dipahami. Dari karangan siswa, setelah diidentifikasi ditemukan bahwa

semua siswa yang merupakan sampel penelitian menggunakan sudut pandang

orang pertama atau menggunakan pronomina (kata ganti orang) ”aku” dalam

mengembangkan ide cerita.

Dalam karangan narasi bahasa Jawa siswa ini unsur urutan atau kronologis

cerita sangat dominan dan tampak secara jelas. Keruntutan isi cerita dijalin

dengan menggunakan kata sambung atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan

konjungsi. Konjungsi tersebut pada akhirnya akan membangun sebuah kohesi dan

koherensi karangan. Dalam karangan siswa sudah banyak menggunakan pola-pola

ini, misalnya penggunaan kata banjur, sakwise, saktekane, mari iku. Kata-kata

tersebut merupakan konjungsi yang dalam bahasa Jawa biasa disebut tembung

panggandheng dan digunakan untuk merangkai kalimat yang saling berurutan dan

berhubungan. Sedangkan, unsur kohesi dan koherensi dalam karangan yang

membangun keruntutan cerita juga dapat ditemukan dalam karangan siswa.

Misalnya, ada kata ganti wengi iku yang merupakan kata ganti dari malem

tekbiran. Selain itu, penggunaan kata hubung atau konjungsi (tembung

panggandheng) merupakan salah satu tanda adanya kohesi dan koherensi

Page 91: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

96

karangan. Di bawah ini petikan karangan narasi bahasa Jawa siswa yang

menunjukkan adanya keruntutan isi cerita.

”...jama’ah nglaksanakne sholat Id khusyuk banget ( 3). Sakwise mari sholat, para jama’ah pada salam-salaman....( 4)””...ketara selak awan aku terus adus lan macak nggawe klambi muslim sing anyar.... ( 2). Saktekane ing mesjid kabeh wong wis pada teka.... ( 3)””...lan alat musik liyane, gunane kanggo ngiringi tekbiran ( 1). Wengi kuwi, ibuku maringi klambi anyar....( 2)”

Dalam petikan karangan siswa di atas dapat diketahui bahwa keruntutan isi

cerita sudah dibangun dengan baik. Siswa secara umum sudah mengerti

pemakaian kata sambung atau kata hubung yang baik. Kohesi dan koherensi

secara tidak langsung juga terbangun atas pemakaian konjungsi dan kata ganti

tersebut. Dari lima gambar yang merupakan gambar berseri dan masing-masing

gambar memiliki topik permasalahan atau peristiwa tertentu yang berbeda, siswa

dapat menyusun kelima gambar tersebut menjadi sebuah karangan yang utuh dan

lengkap serta padu.

Dari hasil analisis data menunjukkan sejumlah 11,8% atau 4 siswa

memperoleh skor antara 8,5-10. Artinya, siswa yang masuk klasifikasi ini

termasuk dalam siswa yang memperoleh nilai dengan kriteria sangat baik dalam

hal keruntutan isi cerita. Sedangkan, sejumlah 88,2% atau 30 siswa memperoleh

skor antara 7,0-8,4 yang merupakan termasuk dalam klasifikasi baik. Dari hasil

analisis data juga ditemukan bahwa tidak ada siswa atau sejumlah 0% yang

memperoleh skor di bawah 7,0 dalam hal keruntutan isi cerita ini. Keruntutan isi

cerita juga dipengaruhi oleh adanya media yang berupa gambar berseri. Siswa

lebih mudah dalam mengurutkan peristiwa untuk dirangkai menjadi sebuah

karangan yang utuh dan lengkap. Media gambar atau media yang berbasis visual

dapat menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi

Page 92: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

97

materi pelajaran dengan dunia nyata (Arsyad, 2002:89). Penelitian ini

menggunakan media gambar berseri dengan mengambil tema pengalaman pribadi

yang menarik. Gambar berseri yang digunakan adalah gambar dengan tema

kegiatan hari besar agama Islam, yaitu rangkaian peristiwa seputar hari raya Idul

Fitri yang semua siswa atau sampel penelitian mengerti dan mengalami peristiwa

ini.

5.3 Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media

Gambar Berseri dari Segi Kreativitas Isi.

Kreativitas pengembangan karangan narasi bahasa Jawa sangat bergantung

pada penguasaan variasi kosakata, khususnya kosakata bahasa Jawa. Dengan

kosakata yang bervariasi, kreativitas dan daya imajinasi penulis dapat

berkembang. Kreativitas isi karangan narasi bahasa siswa dapat diukur dari dua

aspek, yaitu isi karangan ditulis menggunakan kosakata yang bervariasi dengan

bahasa Jawa ngoko andhap dan dikembangkan secara kreatif, tidak monoton dan

dalam karangan narasi tersebut terdapat tiga unsur pokok, yaitu tokoh, peristiwa,

dan urutan waktu. Kedua aspek tersebut apabila dikembangkan secara maksimal

akan dapat membentuk sebuah karangan narasi yang baik.

Secara umum hasil karangan siswa sudah cukup kreatif. Pola

pengembangan karangan sudah baik dan penggunaan kosakata yang cukup

bervariasi. Hanya saja, ada beberapa siswa yang masih mengalami kesulitan

dalam mengembangkan ide cerita masing-masing gambar. Dari hasil analisis data

diperoleh hasil bahwa sejumlah 17,6% atau sejumlah 6 siswa memperoleh skor

antara 8,5-10 dalam hal kreativitas isi. Sedangkan, sejumlah 32,4% atau sejumlah

Page 93: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

98

11 siswa memperoleh skor antara 7,0-8,4 dan sisanya sejumlah 50% atau 17 siswa

memperoleh skor antara 5,5-6,9. dari pemerolehan itu, kemampuan siswa dalam

hal kreativitas isi menulis karangaan narasi sudah cukup baik. Di bawah ini

petikan karangan narasi siswa yang menunjukkan adanya kreativitas isi dari segi

kreativitas kosakata dan pengembangan tiga hal pokok, yaitu tokoh, peristiwa atau

rangkain kejadian, dan urutan waktu dalam karangan narasi, khususnya untuk

narasi bahasa Jawa.

”...wengi iku, tanggal 12 Oktober 2007, aku lan kanca-kancaku melu tekbiran keliling. Sakwise buka, aku banjur budal. Aku mampiri kancaku disek, Rika jenenge. Terus aku lan Rika budal mlumpuk ing mesjid Alma’unah....”(1)

”...srengenge wis metu saka wetan, aku nyepakne klambi lan liya-liyane kanggo sholah Id. Sakwise nyepakne wis mari aku adus ing sumur....”(2)

”...sholat Id sampun rampung, tiyang-tiyang pada salaman. Aku salaman karo ibukku disek. Lan bar iku aku salam-salaman karo kanca-kancaku....”(3)

Pada kutipan atau petikan pertama (1) siswa sudah mampu

mengembangkan ide atau gagasannya dengan menggunakan pola urutan waktu

dan juga menggunakan sudut pandang orang pertama dengan penanda kata ”aku”

dalam karangannya. Dari kutipan tersebut sangat jelas adanya urutan peristiwa

dan urutan waktu. Sedangkan, pada kutipan kedua (2), siswa menggunakan

deskripsi keadaan alam, dengan adanya hal tersebut lebih menambah kuat unsur

narasi dalam karangan. Penggunaan kata-kata puitis dalam karangan narasi siswa

dapat menambah kesan imajinasi yang kuat dan membuat pembaca lebih

berkesan. Pada kutipan ketiga (3) terdapat penggunaan kosakata bahasa Jawa

halus yang bercampur dengan kosakata bahasa Jawa ngoko atau bahasa sehari-hari

yang biasa digunakan oleh siswa usia SMP. Secara tata bahasa, hal tersebut tidak

dibenarkan. Akan tetapi, dari segi penguasaan atau perbendaharaan kosakata,

Page 94: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

99

siswa tersebut setingkat lebih baik dan lebih kreatif. Kreativitas dalam pemilihan

kata sangat menentukan kualitas karangan atau tulisan. Bahasa yang digunakan

dalam karangan narasi bahasa Jawa ini cenderung menggunakan gaya bahasa

tidak resmi. Artinya, bahasa yang digunakan adalah bahasa standar atau gaya

bahasa yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan tidak bersifat

konservatif (Keraf, 1999:118). Oleh karena itu, daya kreativitas dalam

menuangkan ide dari kelima gambar tentang suatu rangkain peristiwa dapat

diketahui dengan jelas. Gaya bahasa yang tidak formal lebih mudah digunakan

dan lebih banyak pilihan kosakatanya dari pada gaya bahasa yang resmi atau

formal.

5.4 Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media

Gambar Berseri dari Segi Ejaan dan Tanda Baca.

Dalam sebuah karya tulis, masalah ejaan dan tanda baca merupakan

perihal yang penting. Kejelasan dan ketepatan dua hal tersebut menentukan

kualitas sebuah karya tulis. Dengan penggunaan ejaan dan tanda baca yang tepat,

ide atau gagasan yang disampaikan penulis kepada pembaca akan secara mudah

dan jelas dapat diterima atau diterjemahkan. Penggunaan ejaan dalam karya tulis

lebih mengarah pada penggunaan bahasa yang standar atau bahasa baku. Ragam

bahasa standar memiliki sifat kemantapan dinamis, yang artinya memiliki kaidah

dan aturan yang tetap (Alwi, 2003:13-14). Pernyataan tersebut berarti bahwa

bahasa baku atau standar merupakan bahasa yang tidak dapat berubah setiap saat.

Selain itu, sifat dari bahasa standar atau baku adalah memiliki sifat

cendekia, yang artinya bahwa bahasa standar dalam kalimat, dan satuan bahasa

Page 95: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

100

lain yang lebih besar mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur,

logis, dan masuk akal (Alwi, 2003:14). Selain itu, dalam bukunya, Alwi

(2003:14), juga menyebutkan ciri ketiga dari bahasa baku atau bahasa standar,

yaitu dalam bahasa standar terdapat adanya penyeragaman kaidah, bukan

penyamaan ragam bahasa atau penyeragaman variasi bahasa. Dalam sebuah karya

tulis juga sangat mementingkan tanda baca. Penggunaan tanda baca yang tepat

berpengaruh terhadap kejelasan makna kalimat yang ditulis, sehingga pesan atau

gagasan yang ingin disampaikan dapat diterima oleh pembaca.

Semua hal tersebut di atas bukan hanya berlaku dalam sebuah karya tulis

yang menggunakan bahasa Indonesia, melainkan juga dalam bahasa daerah dan

juga bahasa asing. Akan tetapi, aturan yang digunakan menyesuaikan dengan

aturan dalam kaidah tata bahasa masing-masing. Bahasa Jawa yang digunakan

dalam karangan narasi siswa ini juga tidak lepas dari masalah ejaan dan tanda

baca yang benar. Kriteria atau aturan yang dipakai dalam bahasa Jawa dalam

karangan nartasi siswa, khususnya untuk ejaan bahasa menyesuaikan dengan

kaidah tata bahasa bahasa Jawa. Bahasa Jawa yang digunakan harus menggunakan

bahasa standar yang dipakai dalam bahasa tulis bahasa Jawa. Hal ini disebabkan

oleh adanya beberapa perbedaan bahasa tulis dengan bahasa lisan suatu kata.

Misalnya, dalam bahasa Jawa kata menika yang artinya dalam bahasa Indonesia

adalah ”itu”, apabila ditulis dalam sebuah karya tulis menjadi punika.

Dalam hasil analisis data secara umum penggunaan ejaan dan tanda baca

dalam karangan narasi bahasa Jawa siswa dalam kategori cukup baik atau berada

antara skor 5,5-6,9. Hal tersebut, apabila dilihat dari skor yang diperoleh masih

belum maksimal dan kebanyakan siswa masih mengalami kesulitan dalam

Page 96: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

101

penggunaan ejaan dan tanda baca ini. Di bawah ini terdapat kutipan penggalan

hasil karangan narasi bahasa Jawa siswa yang menunjukkan adanya kesalahan

penggunaan ejaan.

”...aku mampiri koncoku disêk....””...masku arep melok tekbiran sêrku aku melu tapi malah aku ora oleh....””...ngarepne bodo aku ditumbasne klambi anyar....””...ketara selak awan aku terus adus....””...aku dijak nyang kamar basan wis teko kamar aku diwei klambi anyar....””...sakwise arep riyaya aku sak kluwarga....”

Dalam kutipan di atas terdapat beberapa kesalahan dalam hal ejaan atau

kosakata yang digunakan. Kata-kata yang dicetak tebal di atas merupakan

kosakata yang tidak standar dalam bahasa tulis bahasa Jawa. Kata mampiri

seharusnya ngampiri, sedangkan kata disêk juga bukan bahasa standar bahasa

tulis. Dalam kutipan dua juga terdapat kosakata atau ejaan yang tidak standar, kata

melok yang dalam bahasa Indonesia berarti ”ikut” seharusnya melu, sedangkan

kata sêrku yang dalam bahasa Indonesia berarti ”inginku” seharusnya karepku.

Begitu juga dengan kutipan ketiga, kata bodo dalam bahasa Indonesia berarti ”hari

raya Idul Fitri”, seharusnya apabila ditulis dalam karangan narasi tersebut menjadi

riyaya. Dalam kutipan selanjutnya, terdapat beberapa kata yang juga termasuk

dalam ejaan yang tidak standar untuk bahasa tulis bahasa Jawa. Kata dijak, nyang,

dan diwei apabila digunakan dalam bahasa tulis seharusnya diajak, menyang, dan

diwenehi. Pada kutipan terakhir, terdapat kesalahan mendasar dalam hal

kelogisan makna kata sakwise dan arep pada dasarnya memiliki makna yang

berbeda dan seharusnya digunakan secara terpisah.

Kosakata di atas merupakan contoh penggunaan ejaan tidak standar dalam

bahasa tulis untuk bahasa Jawa. Apabila hasil karangan narasi siswa tersebut

dibaca atau dikonsumsi oleh masyarakat dengan karakteristik bahasa Jawa yang

Page 97: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

102

lain atau di daerah dengan gaya bahasa Jawa yang lain akan menimbulkan

persepsi makna yang lain. Hal ini disebabkan oleh karakteristik bahasa Jawa yang

berbeda antara daerah satu dengan daerah lainnya, misalnya bahasa Jawa daerah

Jawa Timur yang sangat berbeda dengan bahasa Jawa daerah Jawa Tengah. Gaya

bahasa Jawa untuk daerah Jawa Tengah lebih mengarah ke bahasa standar atau

bahasa Jawa yang halus, sedangkan bahasa Jawa untuk daerah Jawa Timur

cenderung sudah mengalami akulturasi atau percampuran bahasa yang cenderung

lebih kasar, kecuali ada berberapa daerah di Jawa Timur yang karakteristik bahasa

Jawa lebih identik dengan daerah Jawa Tengah.

Penggunaan tanda baca, seperti tanda koma, titik, dan tanda baca lainnya

dalam karangan narasi bahasa Jawa siswa juga terdapat beberapa kesalahan. Siswa

masih belum menerapkan secara maksimal dan benar tanda baca dalam kegiatan

menulis. Bahkan, ada beberapa siswa yang tidak menggunakan tanda baca dalam

karya tulisnya. Hal ini menyebabkan pembaca mengalami kesulitan dalam

memahami gagasan atau ide dalam karya tulisnya. Di bawah ini beberapa kutipan

penggalan karangan narasi siswa yang di dalamnya terdapat penggunaan tanda

baca yang tidak tepat.

”...wengi iku tanggal 26 Oktober 2007 aku lan kanca-kancaku....””...aku budhal bareng karo kanca-kancaku ing mesjid aku teko langsung....”” ...aku, lusi, karo ani pas arep neng mesjid....””...dina riyaya wingi 22 oktober 2007 pancen rame banget rudi, yayan, lan konco-konco liyane....”

Pada kutipan di atas dapat dilihat dengan jelas kesalahan penggunaan

tanda baca. Kutipan pertama seharusnya setelah kata iku dan sesudah kata 2007

terdapat tanda koma, karena frasa tersebut merupakan keterangan waktu, yaitu

tanggal dan merupakan aposisi dari kata wengi iku. Sedangkan, pada kutipan

Page 98: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

103

kedua, tanda titik seharusnya terdapat setelah kata mesjid, karena kalimat

selanjutnya sudah berupa bentuk kalimat baru dengan adanya unsur subjek, yaitu

aku. Hal itu juga berperan dalam kejelasan makna untuk mendukung gagasan

penulis. Untuk kutipan ketiga terdapat kesalahan penulisan ejaan. Huruf pertama

nama orang seharusnya ditulis dengan huruf kapital, walaupun kata itu berada

bukan pada awal kalimat, misalnya ditengah atau di akhir kalimat. Demikian juga

pada kutipan keempat, kesalahan terdapat pada penulisan nomina, yaitu nama

orang. Dari beberapa kutipan karangan narasi bahasa Jawa yang diambil secara

acak sejumlah siswa menunjukkan bahwa secara umum kesalahan penulisan tanda

baca terletak pada ketidaktepatan dalam menempatkan tanda baca yang berupa

tanda koma dan tanda titik. Siswa cenderung mengabaikan penggunaan tanda baca

tersebut dalam karangannya, sehingga keterbacaan karangannya kurang maksimal.

5.5 Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan Media

Gambar Berseri secara Utuh.

Keempat aspek penskoran dalam kegiatan menulis narasi bahasa Jawa

siswa, yang meliputi aspek ketepatan dan keefektifan diksi, keruntutan isi cerita,

kreativitas pengembangan isi, dan ketepatan penulisan ejaan dan tanda baca,

merupakan aspek pokok dalam menentukan kualitas karangan tersebut. Secara

menyeluruh empat aspek tersebut yang menentukan baik atau buruk karangan

siswa. Keutuhan karangan narasi bahasa Jawa siswa dapat ditentukan dengan

melihat keempat aspek tersebut. Skor akhir yang diperoleh siswa merupakan skor

total keempat aspek penilaian tersebut.

Page 99: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

104

Hasil yang dicapai siswa dari keempat aspek penilaian tersebut

menunjukkan adanya heterogenitas kemampuan. Skor yang diperoleh bervariasi,

tetapi skor yang diperoleh siswa berada di atas skor standar minimal. Artinya,

tidak ada siswa yang memperoleh skor di bawah standar yang telah ditentukan.

Skor yang diperoleh siswa adalah antara 6,4-10. Skor terendah adalah 6,4 dan

skor tertinggi adalah 8,6. Dengan pemerolehan atau hasil akhir seperti tersebut di

atas menunjukkan bahwa kemampuan menulis narasi bahasa Jawa siswa pada

tingkatan baik. Walaupun ada beberapa siswa yang masih perlu untuk lebih diasah

dan ditingkatkan lagi kemampuan menulisnya.

Media gambar berseri yang digunakan sangat membantu siswa dalam

menulis karangan narasi bahasa Jawa. Siswa dapat mengembangkan ide atau

gagasan berdasar gambar yang ada dengan padu. Keterpaduan suatu bergantung

pada susunan yang logis dari suatu gagasan, yaitu agar pembaca dapat dengan

mudah mengikuti pikiran seperti yang diinginkan pengarang (Ahmadi, 1991:43).

Secara utuh karangan siswa sudah menunjukkan keterpaduan gagasan. Hal itu

juga ditunjang dengan adanya media gambar berseri dengan topik atau peristiwa

yang saling berhubungan antara gambar yang satu dengan gambar yang lain.

Siswa hanya tinggal merangkaikan atau menghubungkan antara peristiwa satu

dengan peristiwa yang lainnya pada masing-masing gambar (lima gambar) dengan

menggunakan kompetensi bahasa yang dimilikinya, dalam hal ini adalah bahasa

Jawa.

Dari keempat aspek penilaian, secara keseluruhan siswa mengalami

kesulitan dalam hal ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca. Skor yang

diperoleh siswa dari aspek ini berada pada kriteria cukup. Sedangkan tiga aspek

Page 100: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

105

yang lain, yaitu diksi, keruntutan isi cerita, dan kreativitas isi termasuk dalam

kategori baik. Skor yang diperoleh mayoritas siswa berada pada kriteria 7,0-8,4

dan hal itu masih bisa untuk ditingkatkan dengan lebih banyak lagi mengadakan

kegiatan menulis, baik menulis karya yang berupa fiksi maupun nonfiksi, untuk

melatih siswa menuangkan ide atau gagasannya melalui karya tulis.

BAB VI

PENUTUP

Page 101: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

106

Pada bab VI ini dipaparkan tentang simpulan dari temuan penelitian

tentang kemampuan menulis narasi bahasa Jawa siswa yang meliputi lima aspek

permasalahan yang diteliti, yaitu (1) kemampuan siswa menulis narasi bahasa

Jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri dari segi ketepatan dan

keefektifan diksi, (2) kemampuan siswa dalam menulis narasi bahasa Jawa ngoko

andhap dengan menggunakan media gambar berseri dari segi keruntutan jalan

cerita, (3) kemampuan siswa dalam menulis narasi bahasa Jawa ngoko andhap

dengan menggunakan media gambar berseri dari segi kreativitas isi, (4)

kemampuan siswa dalam menulis narasi bahasa Jawa ngoko andhap dengan

menggunakan media gambar berseri dari segi ketepatan penggunaan ejaan dan

tanda baca, dan (5) kemampuan siswa dalam menulis narasi bahasa Jawa ngoko

andhap dengan menggunakan media gambar berseri secara utuh. Selain itu, dalam

bab VI ini juga memaparkan tentang saran-saran yang berhubungan dengan

temuan, hasil pembahasan, dan simpulan penelitian yang bertujuan untuk lebih

meningkatkan kualitas penelitian selanjutnya dan mencapai hasil yang lebih baik.

6.1 Simpulan

6.1.1 Kemampuan Siswa Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan

Media Gambar Berseri dari Segi Ketepatan dan Keefektifan Diksi.

Page 102: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

107

Dari temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam

menulis narasi bahasa Jawa ngoko andhap dengan menggunakan media gambar

berseri mayoritas atau sejumlah 61,8% atau sejumlah 21 siswa memperoleh skor

antara 7,0-8,4 dan termasuk dalam kriteria B (baik), sehingga secara umum

kemampuan menulis narasi siswa pada aspek ketepatan dan keefektifan diksi ini

termasuk dalam klasifikasi baik. Siswa tidak mengalami kesulitan yang berarti

dalam memilih dan menentukan kata yang sesuai, terutama kosakata bahasa Jawa.

Hal ini disebabkan, bahasa Jawa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari

tidak jauh berbeda atau identik dengan karakteristik bahasa Jawa standar yang

digunakan dalam bahasa tulis untuk bahasa Jawa.

6.1.2 Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan

Media Gambar Berseri dari Segi Keruntutan Isi Cerita.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa karangan narasi bahasa Jawa

siswa jika ditinjau dari segi keruntutan isi cerita termasuk dalam kategori baik.

Sejumlah 88,2% dari jumlah sampel penelitian atau sejumlah 30 siswa

memperoleh skor antara 7,0-8,4. Sedangkan, sejumlah 11,8% atau sejumlah 4

siswa memperoleh skor atau skor antara 8,5-10 dan termasuk kategori sangat baik.

Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa siswa tidak mengalami kesulitan yang

berarti dalam hal menyusun ide cerita untuk membentuk kohesi dan koherensi.

Hal ini ditandai dengan penggunaan kata hubung atau konjungsi antar kalimat

maupun konjungsi dan kata ganti antar paragraf yang menunjukkan adanya

sebuah kohesi dan koherensi .

Media menulis narasi dalam bentuk gambar berseri yang digunakan juga

sangat membantu siswa dalam menyusun keruntutan isi cerita, karena masing-

Page 103: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

108

masing gambar yang digunakan menunjukkan adanya sebuah alur cerita yang

tersusun dengan baik, sehingga siswa mudah untuk menyusun menjadi sebuah

rangkaian cerita yang runtut dan menarik.

6.1.3 Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan

Media Gambar Berseri dari Segi Kreativitas Isi.

Hasil penelitian menulis narasi bahasa bahasa Jawa dari segi kreativitas isi

menunjukkan bahwa sejumlah 17,6% siswa atau sejumlah 6 siswa memperoleh

skor antara 8,5-10 dan termasuk dalam kriteria penilaian sangat baik. Sedangkan

sejumlah 32,4% siswa atau sejumlah 11 siswa memperoleh skor antara 7,0-8,4

dengan kriteria penilaian baik. Dari segi pengembangan atau kreativitas isi ini,

mayoritas siswa atau sejumlah 50% sampel penelitian memperoleh nilai cukup,

yaitu antara skor 5,5-6,9.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa cukup baik

dalam mengembangkan isi cerita berdasarkan media rangsang gambar berseri.

Tidak ada siswa yang memperoleh skor di bawah standar. Siswa harus lebih

belajar lagi dan lebih menguasai banyak kosakata atau lebih kaya kosakata,

khususnya kosakata bahasa Jawa, agar dapat mengembangkan isi karangan secara

maksimal.

6.1.4 Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan

Media Gambar Berseri dari Segi Ejaan dan Tanda Baca.

Dari temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis

narasi bahasa Jawa siswa dari segi ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca

Page 104: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

109

cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan pemerolehan skor atau skor mayoritas

siswa, yaitu sejumlah 73,5% dari keseluruhan sampel penelitian memperoleh skor

antara 5,5-6,9 dan dalam klasifikasi nilai C atau cukup. Secara umum karangan

siswa kurang maksimal dalam penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar.

Siswa cenderung mengabaikan kegunaan atau sifat penting dari ejaan dan tanda

baca.

Hal yang paling banyak ditemukan kesalahan dalam karangan narasi

bahasa Jawa siswa adalah masalah penggunaan tanda baca, seperti penggunaan

tanda koma, titik, dan tanda baca lainnya. Selain itu, penggunaan kosakata bahasa

Indonesia dalam karangan narasi siswa yang bercampur dengan bahasa Jawa juga

membuat hasil karangan siswa kurang maksimal dalam pemerolehan skor.

6.1.5 Kemampuan Menulis Narasi Bahasa Jawa Ngoko Andhap dengan

Media Gambar Berseri secara Utuh.

Pada poin penilaian kelima ini merupakan penilaian secara keseluruhan,

yaitu keempat aspek penilaian dari diksi, keruntutan isi, kreativitas pengembangan

isi, dan ejaan dan tanda baca. Keutuhan karangan siswa dinilai berdasarkan

jumlah skor atau skor keempat aspek tersebut. Secara umum, kemampuan menulis

narasi bahasa Jawa siswa secara utuh dan menyeluruh adalah dalam kategori baik.

Hal ini ditunjukkan oleh skor pemerolehan mayoritas siswa dari keempat aspek

tersebut berada pada skor antara 7,0-8,4. Sejumlah 55,9% siswa atau sejumlah 19

siswa dari keseluruhan sampel penelitian memperoleh skor tersebut dan tidak ada

siswa yang memperoleh skor di bawah 6.

Adanya media gambar berseri yang merupakan sebuah alat bantu belajar

siswa yang secara nyata mampu memberikan kemudahan bagi siswa, bukan hanya

Page 105: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

110

dalam menentukan topik, melainkan juga dalam pengembangan karangan. Siswa

pada jenjang SMP, khususnya untuk kelas VIII, sudah memilki kemampuan yang

baik untuk menulis salah satu pola pengembangan, yaitu narasi dan bahkan

dengan bahasa komunikasi kedua, yaitu bahasa Jawa.

6.2 Saran

Secara keseluruhan penelitian ini masih jauh dari sempurna dan butuh

adanya sebuah inovasi baru untuk dikembangkan lagi guna menemukan suatu hal

yang lebih baru dan lebih baik lagi, terutama dalam aspek pembelajaran,

khususnya untuk bidang studi bahasa Jawa dan juga bahasa Indonesia. Uraian dan

penjelasan tentang penelitian ini merupakan hal-hal yang berdasar pada data-data

yang sebenarnya dan apa adanya, tanpa ada unsur rekayasa. Penulis mengajukan

saran agar selanjutnya dalam penelitian yang sejenis atau pengembangan dari

yang sudah ada ini dapat secara maksimal memuat hasil penelitian yang lengkap

dan berkualitas. Saran-saran mengenai penelitian ini seperti di bawah ini.

6.2.1 Peneliti Lain

1. Penelitian ini hanya membahas tentang aspek permasalahan, seperti diksi,

isi karangan, dan tanda baca serta ejaan. Untuk penelitian selanjutnya

dapat mengambil sudut pandang permasalahan dari aspek lain, seperti

kerangka karangan, sudut pandang penceritaan, pengembangan alur, dan

lain sebagainya.

2. Dalam penelitian deskriptif ini hanya memanfaatkan media sebagai alat

atau sarana untuk membelajarkan menulis narasi bahasa Jawa. Untuk

penelitian selanjutnya dapat menggunakan bukan hanya media, melainkan

Page 106: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

111

metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif, bahkan menggunakan

kedua hal tersebut, yaitu media dan metode pembelajaran yang berbasis

pada pembelajaran kontekstual.

3. Penelitian pada mata pelajaran atau bidang studi bahasa Jawa ini berfokus

pada salah satu pola pengembangan menulis paragaraf, yaitu narasi.

Penelitian yang akan datang dapat menyoroti tentang pola pengembangan

yang lain, seperti deskripsi, argumentasi, eksposisi, maupun persuasi yang

semua hal tersebut dalam tata cara penulisannya tetap menggunakan

bahasa Jawa.

4. Permasalahan bahasa Jawa yang diteliti adalah bahasa Jawa ngoko andhap

atau bahasa ngoko alus yang merupakan salah satu tataran atau tingkatan

bahasa dalam konteks bahasa Jawa. Untuk penelitian selanjutnya dapat

menggunakan bahasa Jawa pada tingkatan lain, seperti bahasa krama,

krama inggil, maupun krama madya atau bahasa Indonesia untuk

permasalahan yang sama atau dengan rancangan penelitian dengan topik

permasalahan yang lain.

6.2.2 Lembaga atau Instansi Pendidikan

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi sekolah,

khususnya sekolah pada jenjang SMP, untuk lebih meningkatkan kualitas

pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Jawa. Data-data tentang temuan

penelitian dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan pembelajaran dan dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan

pembelajaran selanjutnya yang lebih baik.

Page 107: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

112

2. Hasil Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan kajian dan

perbandingan untuk pengajaran penelitian di kampus tentang aspek

kebahasaan, khususnya dalam kuliah bahasa Jawa.

6.2.3 Masyarakat

Hasil penelitian ini hendaknya dapat dimanfaatkan sebagai bahan acuan

gambaran pembelajaran bahasa Jawa di sekolah, khususnya untuk jenjang SMP.

Masyarakat dapat menentukan atau memberikan penilaian dan sekaligus evaluasi

tentang pembelajaran bahasa Jawa guna tercapainya peningkatan mutu pendidikan

secara umum dan peningkatan kemampuan peserta didiknya dalam mata pelajaran

bahasa Jawa.

6.2.4 Pemerintah

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu ukuran

pencapaian keberhasilan aplikasi kurikulum yang telah disusun sebelumnya untuk

mata pelajaran bahasa Jawa. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat digunakan

sebagai sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan yang baru untuk

meningkatkan mutu pendidikan secara umum dalam penyusunan kurikulum yang

lebih baik dan lebih sesuai dengan kondisi empiris masyarakat Indonesia.

Page 108: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

113

DAFTAR RUJUKAN

Ahmadi, Mukhsin.1991. Penyusunan dan Pengembangan Paragraf serta Penciptaan Gaya Bahasa Karangan. Malang: YA3

Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

Aminuddin. 1990. Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh (YA3)

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Artharini, Citra Yuli. 2006. Skripsi tidak diterbitkan. Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi Siswa Kelas VII SMP Sriwedari Malang dengan Pembelajaran Menulis yang Berorientasi pada Pengalaman Pribadi. Malang: Program Sarjana

BSNP.2006. Standar Isi Kurikulum 2006. Jakarta:BSNP

BSNP.2008. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah,(Online),(http:// www.google.com, diakses 6 Januari 2008)

Depdikbud.1994. Kurikulum Muatan Lokal Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP). Surabaya: Dinas P&K Jawa Timur

Depdikbud. 2005. Kurikulum Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa Jawa Sekolah Dasar. Surabaya: Dinas P&K Jawa Timur

Faisal, Sanapiah. 1994. Merancang Penyelenggaraan Penelitian Kualitatif. Malang: IKIP Malang

Hadjar, Ibnu. 1996. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Harjawiyana, Harjana. 2001. Marsudi Unggah-Ungguh Basa Jawa. Yogyakarta: Kanisius

Keraf, Gorys.2004. Argumentasi dan Narasi, Komposisi lanjutan III. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Keraf, Gorys.1999. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Page 109: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

114

Nurchasanah dan Widodo Hs.1994. Keterampilan Menulis dan Pengajarannya. Malang: UM Press

Parera, Jos Daniel.1987. Menulis Tertib dan Sistematik (Edisi Kedua). Jakarta: Erlangga

Roekhan.1991.Menulis Kreatif, Dasar-Dasar dan Petunjuk Penerapannya. Malang: YA3

Salim, Peter.Yenny Salim.2002. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English PRESS

Suharnanik. 2005. Skripsi tidak diterbitkan. Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi Berbahasa Jawa Siswa Kelas V MI Tarbiyatul Huda Arjowinangun Malang dengan Penggunaan Media Kartun Berseri. Malang: Program Sarjana

Suharto. 1988. Metodologi Penelitian dalam Pendidikan Bahasa, Suatu Pengantar. Jakarta: Depdikbud

Sumarto, Mukidi Adi. Sarjana Hadiatmaja. Sadjijo Prawiradisastra. Sukimin.1986. Pengajaran Bahasa Jawa di SMTP Daerah Istimewa Yogyakarta. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa

Sunoto. 2007. Bahasa Jawa Bukan Muatan Lokal, (Online), (http:// www.suara merdeka.com, diakses 7 Desember 2007)

Suryono. Ari Setyadi.Tina Hartrina. Gufron.1987. Frasa Verba dalam Bahasa Jawa. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa

Tarigan, Henry Guntur.1986. Menulis, sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Utomo, Erry, Sumiyati, Suwandi. 1997. Pokok-Pokok Pengertian dan Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal. Jakarta: Depdikbud (Bagian Proyek Pengembangan Buku dan Minat Baca)

Wilkinson, Gene L.1984. Media dalam Pembelajaran, Penelitian Selama 60 Tahun. Jakarta: Rajawali

Page 110: file · Web viewkemampuan menulis narasi bahasa jawa ngoko andhap dengan media gambar berseri siswa kelas viii smp negeri 1 panggungrejo kabupaten blitar tahun pelajaran ... dan

115