nonafebri.files.wordpress.com€¦  · web viewkemampuan mengetahui dasar-dasar pemilihan materi...

46
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kemampuan mengetahui dasar-dasar pemilihan materi ajar khususnya pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kemampuan yang sangat penting dimiliki oleh guru maupun calon guru untuk dikembangkan, melalui proses adaptasi, baik guru maupun calon guru menjadikan materi ajar tersebut lebih bermutu, menjadikan materi sebagai sumber belajar yang lebih baik, tepat dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Pemilihan materi ajar yang tepat dan sesuai akan memudahkan peserta didik dalam memahami dan menguasai materi ajar yang dipelajarinya. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan atau materi yang disusun secara sistematis yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Bahan tersebut dapat berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) Bahasa indonesia adalah pengetahuan keterampilan dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan Bahasa Indonesia ( mendengarkan, berbicara, membaca, menulis ) dan sikap atau nilai. 1

Upload: others

Post on 31-Jan-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakanG

Kemampuan mengetahui dasar-dasar pemilihan materi ajar khususnya pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kemampuan yang sangat penting dimiliki oleh guru maupun calon guru untuk dikembangkan, melalui proses adaptasi, baik guru maupun calon guru menjadikan materi ajar tersebut lebih bermutu, menjadikan materi sebagai sumber belajar yang lebih baik, tepat dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Pemilihan materi ajar yang tepat dan sesuai akan memudahkan peserta didik dalam memahami dan menguasai materi ajar yang dipelajarinya.

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan atau materi yang disusun secara sistematis yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Bahan tersebut dapat berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) Bahasa indonesia adalah pengetahuan keterampilan dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan Bahasa Indonesia ( mendengarkan, berbicara, membaca, menulis ) dan sikap atau nilai.

Salah satu upaya yang harus dapat dilakukan oleh guru dalam rangka mengurangi kesalahan dalam pemilihan materi ajar peserta didik adalah dengan mereka harus tepat dan jeli untuk menentukan materi ajar pembelajaran Bahasa Indonesia di SD yang mana sesuai dengan kurikulum, tingkat perkembangan peserta didik, lingkungan, dan ketersediaan sarana prasarana, serta dapat memilih buku paket yang akan dijadikan pegangan. Kemampuan pemilihan materi ajar yang layak bagi peserta didik merupakan kemampuan yang harus terus menerus ditingkatkan oleh setiap guru. Jika seorang guru tidak memiliki kemampuan pemilihan materi ajar yang tepat dan bermakna maka guru akan terjebak pada situasi pembelajaran yang salah. Permasalahannya sekarang adalah tidak banyak guru yang paham tentang pemilihan materi ajar yang tepat bagi para peserta didiknya. Permasalahan inilah yang akan berdampak pada pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Untuk itu dasar-dasar pemilihan materi ajar merupakan rambu-rambu yang perlu diperhatikan ketika guru akan melaksanakan kegiatan pembelajaran.

1.2. Rumusan Masalah

Dengan terbentuknya makalah ini kita dapat mengetahui tentang:

a) Apa saja yang menjadi dasar pertimbangan dalam pemilihan materi ajar Bahasa Indonesia di SD ?

b) Bagaimana cara memilih materi ajar Bahasa Indonesia di SD yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik ?

c) Bagaimana kriteria dalam mengkaji buku paket Bahasa Indonesia di SD ?

1.3. Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan baik bagi guru maupun calon guru tentang dasar-dasar pemilihan materi ajar Bahasa Indonesia di SD. Bagaimana cara memilih materi ajar Bahasa Indonesia di SD yang tepat dan sesuai bagi kebutuhan peserta didik. Bagaimana kriteria buku paket Bahasa Indonesia di SD yang layak dan mampu menunjang pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Serta diharapkan kita sebagai calon guru mampu meningkatkan kemampuan kita dalam memilih materi ajar yang baik bukan hanya asal-asalan akan tetapi semuanya memang harus dipersiapkan secara tepat dan jeli agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan pembelajaran guna memperlancar keberhasilan dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.PEMBAHASAN

Subunit 1

Pemilihan Materi Ajar Berdasarkan Kurikulum

Pengertian kurikulu, secara etimologis kurikulum berasal dari bahasa latin curir yang atinya “pelari”, dan curere yang artinya “tempat berlari” istilah ini berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi Kuno di yunani, yang mengan dung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari sampai garis finis. Secara terminologis pendidikan kurikulum berarti sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik untuk mencapai suatu tujuan pendidikan atau kompetensi yang ditetapkan.

Kurikulum dapat dilihat dari 3 dimensi, yaitu sebagai ilmu (curriculum as a body of knowledge), sebagai sistem (curriculum as a system), dan sebagai rencana ( curriculum as a plan). Kuruikulum yang dikembangkan seperti KTSP adalah kurikulum sebagai rencana. Kurikulum sebagai rencana adalah dapat digunakan sebagai pegangan guru-guru dan para pelaksana kurikulum lainnya dalam implementasi kurikulum. Sebagai sebuah acuan, pedoman, kurikulum berbentuk dokumen tertulis yang sering disebut kurikulum formal. Sebagai dokumen tertulis kurikulum tidak hanya berisi mata pelajaran, uraian isi mata pelajaran, persiapan mengajar, dalam bentuk silabus dan satuan pelajaran, tetapi mencakup semua dokumen tertulis yang berkaitan dengan rencana pembelajaran. Kurikulum tertulis selain mencakup hal-hal diatas juga mencakup azas-azas pengembangan kurikulum, struktur dan sebaran mata pelajaran, garis-garis besar program pembelajaran, pedoman-pedoman pelaksanaan seperti : pengelolaan, bimbingan, dan evaluasi; median dan sumber pembelajaran seperti : media elektronik dan non elektronik; buku, moodul, dan handout; program-program pembelajaran seperti : pembelajaran melalui ; film, komputer, video, audio.

Dewasa ini kurikulum diartikan lebih luas, yaitu sebagai semua rancangan yang berfungsi mengoptimalkan perkembangan peserta didik, dan semua pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik berkat arahan, bimbingan, dan pertanggung jawaban oleh sekolah.

Kurikulum merupakan inti dari pendidikan sebab selain berisi mengenai rumusan tentang tujuan yang menentukan kemana perserta didik akan dibawa dan diarahkan, juga berisi rumusan tentang isi dan kegiatan belajar, yang akan membekali pesrta didik dengan pengetahuan, kecakapan, serta nilai-nilai yang mereka perlukan dalam kehidupan dan pelaksanaan tugas dimasa yang akan datang. Kurikulum memberikan dasar-dasar bagi pengembangan kepribadian dan kemampuan profesional, yang akan menentukan kualitas insan dan sumber daya manusia suatu bangsa.

Kriteria Memilih Isi Kurikulum

Penentuan kurikulum ditentukan dari tingkat pengembanganya. Kurikulum tingkat sekolah tidak sama dengan tingkat bidang studi, dan berbeda dengan tingkat pembelajaran. Pada tingkat sekolah berisis mata pelajaran-pelajaranyang akan diajarkan. Pada tingkat mata pelajaran/bidang studi, isi kurikulum berupa topik-topik yang diajarkan mencakup pada bidang studi yang bersangkutan. Pada tingkat pembelajaran kurikulum berisi bahan-bahan pelajaran atau pokok-pokok bahasan dari masing-masing topik. Terkait dengan kriteria ini Taba (dalam Ali, 1992:96) mengungkapkan kriteria isi kurikulum, sebagai berikut :

1. Isi kurikulum harus sahih dan terpercaya.

2. Isi kurikulum harus berpegang pada kenyataan sosial.

3. Kedalaman dan keluasankurikulum harus seimbang.

4. Isi kurikulum harus meliputi ranah pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.

5. Isi kurikulum harus dapat dipelajari dan dapat disesuaikan dengan pengalaman peseerta didik.

6. Isi kurikulum harus dapat memenuhi kebutuhan dan menarik peserta didik.

Selanjutnya mari keta pelajari pendapat Tyler (dalam Ali, 1992:98-99) sebagai berikut :

1. Isi kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempraktikkan jenis perilaku yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

2. Pengalaman belajar harus dapat memberikan kepuasaan kepada peeserta didik melalui pelaksanaan atau penampilan perilaku yang sesuai dengan tujuan.

3. Pengalaman belajar harus dalam batas kemungkinan peserta didik dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

4. Pengalaman belajar hendaknya diseleksi, pilih yang paling bisa dilaksanakan.

5. Pengalaman belajar diupayakan dapat mencapai suatu perilaku dan dapat mengembangkan kemampuan lain.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Pemberlakuan undang-undang republik Indonesia no 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan yang semula bersifat sentralisitik menjadi desentralisitik. Penerapan desentralisasi pengelolaan pendidikan adalah dengan diberikanya wewenang kepada sekolah untuk menyusun kurikulum. Hal itu juga mengacu pada undang-undang republik Indonesia no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu tentang pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Serta pasal 35 tentang standar nasional pendidikan. Selain itu juga adanya tuntutan globalisasi dalam bidang pendidikan yang mengacu keberhasilan pendidikan negara-negara maju.

Desentralisasi pengelolaan pendidikan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan kondisi daerah perlu segera dilaksanakan. Bukti nyata dari desentralisasi pengelolaan pendidikan ini adalah diberikanya kewenangan kepada sekolah untuk mengambil keputusan berkenaan dengan pengelolaan pendidikan, seperti dalam pengelolaan kurikulum, baik dalam penyusunannya maupun pelaksanaanya di sekolah.

Dalam pelaksanaanya di sekolah kurikulum diartikan sebagai seerangkat rencana, dan pengaturan tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensial daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh tiap satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Pengembangan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin tercapainya tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan berisis mengenai : standar isi, proses, standar kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan pada peserta didik untuk :

a. Belajar untuk beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Belajar untuk memahami dan menghayati.

c. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif.

d. Belajar untuk hdup bersama dan berguna untuk orang lain.

e. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Kewenangan sekolah dalam menyusun kurikulum memungkinkan sekolah menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi daerah.

Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Untuk memberi gambaran mengenai kurikulum bahasa Indonesia SD berikut ini diberikan contoh petikan kurikulum kelas lima beserta salah satu contoh penjabaranya terhadap indikator dan materi pembelajaranya.

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR KELAS V SEKOLAH DASAR

Semester 1

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

1. Mendengarkan

Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan.

1.1 Menanggapi penjelasan narasumber (petani, pedagang, nelayan, karyawan, dll.) dengan memperhatikan santun berbahasa.

1.2 Mengdentifikasi unsur cerita yang didengarkan

2. Berbicara

Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi sesuatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan, atau wawancara.

2.1 Menanggapi suatu persoaalan dan peristiwa dan memberikan saran pemecahanya dengan memperhatikan pilihan kata dan santuk bahasa.

Menceritakan hasil pengamatan/ kunjungan dengan bahasa yang runtut, baik, dan benar.

2.3 Berwawancara sederhana dengan narasumber (petani, pedagang, nelayan, karyawan, dll) dengan memperhatikan pilihan kata dan santun bahasa.

3 Membaca

Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75 kata/menit dan membaca puisi.

3.1 Membaca teks percakapan dengan lafal dan intonasi yang tepat.

3.2 Menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata per menit.

3.3 Membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat.

4 Menulis

Mengungkapkan pikiran, perasaa, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog tertulis.

4.1 Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan.

4.2 Menulis surat undangan (ulang tahun, acara agama, kegiatan sekolah, kenaikan sekolah, dll) dengan kalimat efektif dan memperhatikan penggunaan ejaan.

4.3 Menulis dialog sederhana antara dua atau tiga tokoh dengan memperhatikan isi serta peranya.

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR KELAS V SEKOLAH DASAR Semseter 2

Standar kompetensi

Kompetensi dasar

5 Mendengarkan

Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampaikan secara lisan.

5.1 Menanggapi cerita tentang peristiwa yang terjadi disekitar yang disampaikan secara lisan.

5.2 Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat)

6 Berbicara

Mengungkapkan pikiran ran perasaan secara lisan dalam diskusi bermain drama.

6.1 Mengomentari persoalan-persoalan faktual disertai alasan yang mendukung dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa.

6.2 Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.

7 Membaca

Memahami teks dengan membaca memindai, dan membaca cerita anak.

7.1 Membandingkan dua teks yang dibaca dengan membaca sekilas

7.2 Menemukan informasi secara cepat dari berbagai teks khusus (petunjuk telepon, jadwal perjalanan, daftar susunan acara, daftar menu, dll) yang dilakukan melalui membaca memindai.

7.3 Menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat.

8 Menulis

Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas.

8.1 Meringkas isi buku yang dipilih sendiri dengan memperhatikan ejaan.

8.2 Menulis laporan pengamatan atau kunjungan berdasarkan tahapan (catatan, konsep awal, perbaikan, final) dengan memperhatikanpenggunaan ejaan.

8.3 Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat.

Contoh Indikator Dan Materi Pembelajaran

KEAMANAN DAN KESELAMATAN

Kompetensi Dasar

Indikator

Materi

Alokasi Waktu

A. MENDENGARKAN

1.1 Menanggapi penjelasan narasumber (petani, pedagang, nelayan, karyawan, dll.) dengan memperhatikan santun berbahasanya.

a. Mengidentifikasi gagasan-gagasan yang disampaikan.

b. Mengetahui cara berkendaraan yang tepat.

c. Menanggapi pendapat nara sumber ke dalam satu paragraf yang baik.

Teks “ Berkendaraan dengn Santun “

SM 1

B. BERBICARA

Berwawancara sederhana dengan narasumber (petani, pedagang, nelayan, karyawan, dll) dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa.

a. Mengidentifikasi langkah-langkah wawancara.

b. Menyusun daftar pertanyaan.

c. Melakukan Wawancara dengan petugas keamanan.

Wawancara

C. MEMBACA

3.3 Membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat.

a. Mengidentifikasi persoalan (tema) puisi.

b. Menentukan pemenggalan larik puisi sesuai dengan intonasi pembacaan.

c. Membaca teks puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat.

Membaca dengan intonasi yang tepat

D. Menulis

4.1 Menulis dialog sederhana antara dua atau tiga tokoh dengan memperhatikan isi atau perannya.

a. Menetapkan topik dan tujuan percakapan.

b. Mengidentifikasi ragam bahasa yang akan digunakan.

c. Menulis dialog sederhana.

Menceritakan pengalaman menarik secara tertulis.

Contoh Materi Pelajaran

KEAMANAN DAN KESELAMATAN

A. Mendengarkan Video Tentang “ Berkendaraan dengan Santun “

Safety riding

(Video Terlampir)

1. (Aku Siap Menjawab)Menjawab Pertanyaan

Jawablah pertanyaan-peratanyaan berikut !

a. Sebutkan tips aman berkendara sepeda motor yang baik dan benar !

b. Apa kepanjangan dari kata M.U.L.A.I ? Jelaskan ?

c. Pada huruf I memiliki arti Ijin. Sebutkan 3 surat yang perlu dipersiapkan ketika mengemudi !

d. Atribut apa saja yang diperlukan guna melindungi diri ketika akan melakukan perjalanan ?

e. Bagaimana ciri-ciri pengendara yang siap mental untuk melakukan perjalanan ?

f. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kecelakaan di jalan raya ?

g. Apa yang perlu diperhatikan ketika sudah berkendara di jalan raya ?

h. Bagaimana sebaiknya sikap dalam berkendaraan yang dianjurkan oleh nara sumber itu ?

2. Memberikan Tanggapan

(Aku Menanggapi !)

Buatlah pertanyaan tentang penilaian nara sumber terhadap perilaku remaja dalam berkendaraan. Menurutmu, benarkah yang dikatakan oleh nara sumber itu ? Setujukah kalian ? Tuangkan gagasanmu ke dalam satu paragraf yang baik.

B. Berbicara Melalui Wawancara.

1. (Aku Paham !)Memahami Pedoman Wawancara.

Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan wawancara :

a. Sebelum wawancara kalian harus menentukan topik.

Topik adalah masalah yang akan dibicarakan. Misalnya topik yang berhubungan dengan masalah keamanan dan keselamatan.

Contoh topik : Keamanan dan Keselamatan dalam Berlalu Lintas.

b. Setelah menentukan topik, langkah berikutnya adalah menetapkan tujuan.

Contoh : Saya melakukan wawancara untuk mengetahui berbagai informasi tentang masalah-masalah keamanan dan keselamatan dalam berlalu lintas.

c. Kalau kalian sudah memastikan topik dan tujuan wawancara, langkah yang ketiga adalah menetapkan nara sumber. Karena tujuannya mencari informasi tentang masalah-masalah keamanan dan keselamatan dalam berlalu lintas, tentu nara sumber yang tepat adalah seorang Polisi Lalu Lintas. Carilah nara sumber yang telah kalian tetapkan untuk menanyakan kesediaannya. Bila bersedia, buatlah janji untuk wawancara, kapan dan dimana.

d. Langkah keempat adalah menyusun pertanyaan-petanyaan wawancara. Pertanyaan wawancara harus sopan dan tidak boleh menyinggung perasaan. Mintalah izin terlebih dahulu bila akan menanyakan hal-hal yang sifatnya pribadi seperti identitas diri. Usahakan pula menyusun pertanyaan-pertanyaan yang diawali ilustrasi.

Contoh :

1. jika Bapak tidak keberatan, bolehkah saya mengetahui nama dan tanggal lahir Bapak ?

2. Akhir-akhir ini semakin sering terjadi kecelakaan di jalan, sebenarnya faktor apa yang menjadi penyebab utamanya ?

e. Setelah daftar pertanyaan selesai kalian susun, selanjutnya kamu harus melakukan latiahan. Ada baiknya kalau kamu berlatih di depan cermin untuk memperhatikan penampilanmu.

f. Persiapan terakhir, siapkanlah seluruh peralatan wawancara, seperti : tape perekam, handycam bila mungkin, alat tulis, buku, dan jangan lupa daftar pertanyaannya.

g. Berangkatlah menemui nara sumber untuk melakukan wawancara dengan berpenampilan rapi dan sopan.

2. Melakukan Wawancara

Setelah memahami langkah-langkah wawancara, tugas kalian adalah melakukan wawancara kepada nara sumber. Temuilah orang-orang yang langsung berhubungan dengan masalah keamanan dan keselamatan, seperti polisi, tentara, satpam, dsb. Kemudian tulislah laporan hasil wawancaramu.

C. Membaca Puisi

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.

Membaca puisi  merupakan upaya apresiasi puisi. Secara tidak langsung, bahwa dalam membaca puisi, pembaca akan berusaha mengenali, memahami, menggairahi, memberi pengertian, memberi penghargaan, membuat berpikir kritis, dan memiliki kepekaan rasa. Semua aspek dalam karya sastra dipahami, dihargai bagaimana persajakannya, irama, citra, diksi, gaya bahasa, dan apa saja yang dikemukakan oleh puisi tersebut. Pembaca akan berusaha untuk menerjemahkan bait perbait untuk merangkai makna dari makna puisi yang hendak disampaikan pengarang. Puisi memiliki bunyi, irama, persajakan, bentuk kata, dan kalimat yang menarik. Oleh karena itu, membaca puisi harus dengan lafal, intonasi, dan nada suara yang tepat. Agar memudahkanmu memberikan intonasi yang tepat, berilah tanda-tanda berikut pada naskah puisimu :

Tanda jeda untuk menentukan irama/ : berhenti satu ketukan, untuk menyatakan satuan makna frasa untuk tanda koma// : berhenti dua ketukan, untuk menyatakan satuan makna kalimat untuk tanda titik.///: berhenti agak lama atau tiga ketukan, untuk menyatakan satuan paragraf.

Tanda intonasiᴧ : suara perlahan sekali seperti berbisikᴧᴧ: suara perlahanᴧᴧᴧ : suara sangat keras seperti berteriakV : tekanan kata sangat pendekVV : tekanan kata agak pendekVVV : tekan kata agak panjang

Berikut ini adalah contoh puisi silahkan lakukan pemenggalan pada larik-lariknya untuk menentukan tanda jedanya.

AKU HANYALAH DEBU

Tuhanku

Aku hanyalah debu yang melayang

Tanpa arah di negeri ini

Tuhan tahu

Tangan dan kakiku terbelenggu oleh kemelaratan

Apa yang dapat kubuat menghadapi berbagai bencana

Yang mendera saudara-saudara kami

Mengapa alam murka kepada kami

Kami hanyalah debu yang melayang

Tanpa arah di negeri ini

Siapakah yang telah mencederai alam

Menoreh jantung dan mengupas kulit-kulitnya

Demi pemuas nafsu

Tuhanku

Aku hanyalah debu yang melayang

Tanpa arah dinegeri ini

Satu saja permohonanku

Hanguskanlah keserakahan mereka dengan api sucimu

Agar saudara

Anak cucu

Kelak

Tidak didera

Murkanya alam

(Nyoto. H)

D. Menulis Dialog Sederhana

Menulis Dialog Sederhana. Tentunya kita sering bercakap-cakap dengan teman, orang tua maupun orang-orang di sekitar kita. Ketika kita berdialog dengan orang atau narasumber (orang dewasa), maka kita harus berbahasa dengan bahasa yang lebih formal dan santun. Bila teman sendiri, kita dapat berbicara dengan bahasa sehari-hari yang sering dgunakan. Dialog atau percakapan merupakan salah satu cara kita untuk memperoleh informasi, pengetahuan maupun bertukar pikiran. Dialog biasanya dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan cara mengajukan pertanyaan langsung kepada narasumber atau tokoh tertentu. Kita tentu ingin menuliskan dialog yang telah kita lakukan.  Dalam menulis sebuah dialog ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

Cara menulis dialog sederhana adalah sebagai berikut :

1. Berbentuk dialog (percakapan).

2. Nama tokoh atau narasumber ditulis.

3. Setelah nama tokoh menggunakan tanda baca titik dua ( : ).

4. Dialog ditulis dalam tanda kutip ( “....” )

5. Keterangan tentang latar yang berupa tempat, waktu dan suasana ditulis dalam kurung ( ).

Perhatikan contoh dialog sederhana antara anak kelas 5 SD dengan seorang Polisi berikut ini :

Eko: (Berjalan mendekati Polisi di sebuah pos dekat Traffic Lamp ) Pak, bagaimana cara menyeberang jalan yang baik ?Polisi: Silahkan adek tunggu dulu sampai semua kendaraan berhenti dan lampu kuning menyala.Eko: O, begitu ! Maaf ya pak saya belum tau cara menyeberang jalan yang baik. Polisi: Iya tidak apa-apa dek, Bapak akan bantu adek menyeberangi jalan ini. Mari ikuti saya ( Sambil berjalan menggandeng tangan Eko )Eko: Terima kasih, Bapak polisi. Sekarang saya sudah mengerti cara menyeberang jalan yang baik dan benar.

Sub unit 2

Pemilihan Materi Ajar

Dalam materi pemilihan bahan ajar didasarkan pada 3 hal yaitu: pada tingkat perkembangan peserta didik, lingkungan, dan ketersediaan sarana.

I. Pemilihan bahan ajar didasarkan pada tingkat perkembangan peserta didik.

Dalam memilih bahan ajar yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik pembelajaran bahasa kita harus memahami perkembangan bahasa anak. Bruner dalam Zuchdi mengungkapkan bahwa perkembangan anak mengalami tiga fase, yaitu fase enaktif, ekonik, dan simbolik(1996/1997:6). Fase enaktif berlangsung dari lahir sampai umur satu tahun, periode dengan melakukan tindakan. Fase ekonik, berlangsung pada umur satu tahun sampai empat tahun, dengan periode berkembangnya khayalan. Fase simbolik mulai umur empat tahun sampai sepanjang kehidupan anak belajar menggunakan sistem symbol yang berupa bahasa.

Piaget (dalam Zuchdi, 1996/1997: 6-7) menyatakan ada empat fase perkembangan bahasa anak, yaitu: sensorimotor, praoperasional, operasional konkret, dan operasional-formal. Dalam fase sensorimotor (0-2 tahun) dan praoperasional (2-7 tahun) merupakan masa yang peka bagi anak dalam mempelajari bahasa sehingga anak dapat dengan cepat memperoleh bahasa. Pada periode sensorimotor anak baru dapat bermain dengan bunyi-bunyi bahasa mulai mengoceh dan menyebutkan kata-kata sederhana. Sedangkan pada masa praoperasional anak sudah dapat berbicara menggunakan kalimat. Pada masa opererasional anak sudah dapat membedakan kata sebagai simbol dan konsep yang terkandung dalam kata.

Pada awal usia sekolah anak merupakan periode berkembangannya kreativitas kebahasaan yang diisi sajak, nyanyian, dan permainan kata. Dan biasanya anak berumur lima-enam tahun dapat menghasilkan berbagai macam cerita mengenahi hal-hal yang terjadi di rumah dan masyarakat sekitar.

Dalam sisi perkembangan pragmatik, anak-anak kelas dua sudah bisa dilatih menggunakan kalimat yang agak panjang dengan menggunakan konjungsi dan, lalu, dan kata depan di, ke, dari.

Pada perkembangan kemampuan bercerita, anak usia tujuh tahun sudah dapat membuat cerita yang padu. Usia delapan tahun anak dapat menggunakan penanda awal dan akhir dalam cerita. Mereka juga sudah mulai dapat menarik perhatian pendengar atau pembaca cerita yang dibuatnya.

Dalam perkembangan membaca terjadi atas beberapa fase, yaitu:

Fase kesatu, kelas I dan kelas II, anak usia 7 dan 8 tahun, sudah dapat membaca lancar dalam cerita sederhana. Mereka sudah mengenal huruf, suku kata, dan kata untuk keperluan membaca.

Fase kedua, kelas III dan kelas IV, anak sudah dapat menganalisis kata yang tidak diketahuinya menggunakan pola tulisan dan kesimpulan yang didasarkan konteksnya.

Fase ketiga, kelas IV sampai SLTP(SMP), pembelajaran membaca sudah meningkat bukan lagi pengenalan tulisan, melainkan sudah pada tingkat pemahaman bahan bacaan.

Fase keempat, kelas akhir SLTP(SMP) sampai SLTA(SMA), masa remaja. Mereka sudah menggunakan keterampilan tingkat tinggi, seperti menyimpulkan, mengenal pandangan penulis untuk meningkatkan pemahaman.

Fase kelima, tingkat perguruan tinggi dan seterusnya, mahasiswa atau orang dewasa sudah dapat mengintegrasikan hal-hal yang dibaca dengan pengetahuann yang dimilikinya, menanggapi secara kritis bahan bacaan (Owens dalam Zuchdi, 1996/1997:20-21).

Pada sisi perkembangan menulis, anak-anak kelas I dan II belum memperhatikan pembaca. Mereka masih bersifat egosentrik. Ketika berada di kelas III dan IV baru memperhatikan pembaca. Mereka mulai merevisi dan menyunting tulisannya (Bertlett dalam Zuchdi, 196/1997:22).

Dalam perkembangan kosa katanya, anak sudah dapat mendefinisikan kata-kata dengan dua cara. Pertama, secara konseptual dari definisi kata-kata berdasarkan pengalaman individu ke makna yang lebih bersifat sosial atau makna yang dibentuk bersama. Kedua, secara sintaksis dari definisi berupa kata-kata lepas ke kalimat-kalimat yang menyatakan hubungan yang kompleks (Owens dalam Zuchdi, 1996/1997:13).

Dalam pemilihan bahan ajarnya perlu didasarkan pada perkembangan kesesuaian usia anak. Yang berkaitan dengan kesastraan yang meliputi puisi, prosa, dan drama. Anak-anak usia sekolah dasar lebih menyenangi puisi-puisi yang mengandung kemerduan bunyi. Hal ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak senang menyanyikan nyanyian berisikan permainan bunyi. Misalnya bernyanyi seperti berikut ini:

Topi saya bundar

Bundar topi saya

Kalau tidak bundar

Bukan topi saya

Dalam materi ajar prosa, anak usia 6-9 tahun menyukai cerita sederhana dari kehidupan sehari-hari sampai dengan dongeng hewan. Mereka juga menyukai cerita lucu, seperti Pak Kadok, Pak Pandir, si Kabayan, Lebai Malang, dan sebagainya. Pada usia 9-12 tahun anak sudah mulai menyenangi cerita yang bertemakan pahit-manisnya kehidupan, cerita fantastis, dan petualangan (Suwargana dalam Supriyadi, 1992:355). Anak kelas V dan VI lebih menyenangi cerita petualangan, kepahlawanan, dan science-fiction. Pemilihan bahan ajar drama pada prinsipnya memiliki kesamaan dengan prinsip pemilihan materi ajar prosa.

II. Pemilihan bahan ajar didasarkan pada lingkungan

Pemilihan bahan ajar juga perlu didasarkan pada lingkungan sekolah dan tempat tinggal peserta didik. Lingkungan dan tempat tinggal peserta didik merupakan konteks yang telah dikenal oleh anak. Dengan demikian, anak akan lebih mudah dalam belajar berbahasa baik menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Untuk pengajaran apresiasi puisi, akan lebih efektif jika diawali dengan penyajian puisi yang memiliki suasana lingkungan yang akrab dengan peserta didik baru setelah itu kita mengenalkan lingkungan orang lain. Dalam pembelajaran sastra, termasuk puisi di dalamnya selain untuk membantu meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk mengembangkan daya cipta dan rasa, serta menunjang pembentukan watak. Perhatikan contoh puisi berikut ini:

MATAHARI

Karya: Yun Amerifiani

Di ufuk timur cahayamu benderang

Burung-burung mulai berdendang

Kuncup bunga mengembang

Pak Tani pun berangkat ke lading

O, matahari gemilang

Di ufuk barat kau terbenam

Pertanda akan datang malam.

III. Pemilihan bahan ajar didasarkan pada ketersediaan sarana

Dalam pemilihan bahan ajak didasarkan pada ketersediaan sarana merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam memilih bahan ajar bahasa Indonesia. Karena tanpa tersedia sarana tidaklah mungkin pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung secara optimal. Untuk itu, kita perlu memahami apa yang dimaksud dengan sarana dan sarana apa saja yang diperlukan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk mencapai suatu tujuan (Depdikbud, 1988:784). Sarana juga diartikan alat atau media. Bahan ajar juga disebut dengan istilah media. Media dibedakan atas media yang komersial, dijual-belikan dan media buatan sendiri. Media dikelompokkan juga atas media yang didengar (auditory), yang dilihat (visual), yang didengar dan yang dilihat (audio-visual).

Media yang didengar adalah radio dan tape recorder, sedangkan yang dapat didengar dan dilihat meliputi film, video, dan televisi. Kegunaan media tersebut adalah sebagai berikut:

1. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berlatih secara mandiri di dalam dan di luar kelas.

2. Meringankan, membantu, dan melengkapi peran guru.

3. Memberikan model yang tetap kepada peserta didik, khususnya kalau rekaman berisi ulangan-ulangan yang banyak dan intonasi-intonasi tertentu.

4. Mendengarkan suara beberapa orang penutur asli di kelas sehingga peserta di dapat membedakan suara wanita, pria, anak, pemuda dengan segala ragamnya.

5. Merekam suara peserta didik agar dapat digunakan oleh guru dalam mengevaluasi penguasan bahasa yang dipelajari dan oleh peserta didik untuk mengevaluasi hasil produksi diri sendiri.

Subunit 3

Kriteria Mengkaji Buku Paket

1. Pengertian Buku Paket

Buku paket terbentuk dari 2 kata yaitu, “buku” dan “paket”. Buku adalah lembar kertas yang berjilid berisi tulisan atau kosongan. Sedangkan paket adalah sejumlah buku yang dibungkus, dikirim atau dijual secara keseluruhan sebagai satu nomor(Depdikbud, 1988:132). Buku paket hanyalah sebuah istilah dimana hanya sebatas buku yang dipaketkan oleh pemerintah maupun departemen Pendidikan Nasional kepada sekolah-sekolah. Sedangkan untuk buku-buku yang dijual oleh penertbit (tiga serangkai, Erlangga, dan sebagainya) disebut buku penunjung.

Buku paket berisi pelajaran, ditulis oleh para pakar, relevan dengan mata pelajaran tertentu, memiliki kualitas standar, mempunyai tujuan umum pembelajaran, dilengkapi dengan sarana penunjang untuk tingkat satuan pendidikan tertentu dan mempunyai tujuan khusus untuk penunjang pembelajaran tertentu.

Berdasarkan karakter dari buku paket, maka pada hakikatnya buku paket dapat disebut pula buku teks. Hal ini di dasarkan pada definisi buku teks yang di ungkapkan oleh para pakar. Hall Quest( dalam Tarigan, 1986:11) mengemukakan buku teks adalah buku yang disusun untuk tujuan instruksional. Sementara Lange (dalam Tarigan, 1986:11) buku teks adalah buku standar untuk bidang tertentu yang terdiri atas buku pokok dan tambahan. Lalu Balcon (dalam Trigan, 1986:11) menjelaskan bahwa buku paket adalah buku yang dirancang secara cermat, oleh para pakar dalam bidang terkait; dan dilengkapi dengan sarana yang sesuai dan serasi. Pakar lain mengungkapkan buku teks adalah sarana belajar yang sering digunakakn di sekolah dan di perguruan tinggi untuk menunjang program pembelajaran ( Buckingham dalam Tarigan, 1986:11). Dari beberpa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa buku teks atau buku paket adalah buku pelajaran dalam mata pelajaran tertentu dan merupakan buku standar, disusun oleh para ahli di bidangnya, untuk tujuan instruksional, dilengkapi dengan sarana pembelajaran yang serasi, mudah dipahami oleh penggunanya di sekolah.

2. Jenis-jenis Buku Paket

Penjenisan buku paket dilakukan atas dasar mata pelajaran, mata kuliah, penulisnya, dan jumlah penulisnya (Tarigan, 1986:29). Misalnya, buku paket IPA, buku paket Depdiknas, buku paket Tim Simolek, dsb.

3. Kriteria Mengkaji Buku Paket

Untuk mengkaji buku paket, perlu diketahuai terlebih dahulu kriteria buku paket yang berkualitas. Tarigan (1986) dengan mengadaptasi kriteria yang dikemukan oleh Greene dan Petty memodifikasi kriteria buku paket atas: (1) memiliki sudut pandang tertentu yang melandasinya, (2) memiliki konsep yang jelas, (3) relevan dengan kurikulum, (4) menarik minat, (5) dapat menumbuhkan motivasi, (6) merangsang aktivitas peserta didik, (7) dilengkapi dengan ilustrasi yang menarik, (8) mudah dipahami, (9) menunjangkan mata pelajaran lain, (10) menghargai perbedaan individu.

Sementara itu, Sudjana ( dalam Djuanda, 2006:40) mengemukakan kriteria umum pemilihan sumber belajar (disertakan dengan buku paket) secara umum adalah sumber belajar; (1) harus ekonomis, (2) praktis dan sederhana, (3) mudah diperoleh, (4) fleksibel, (5) dapat memotivasi peserta didik, dan (6) dapat menunjang pencapaian tujuan. Berdasarkan kriteria-kriteria yang telah dikemukakan inilah buku paket dapat dikaji kelebihan dan kekurangannya.

Selain kita melakukan penilaian yang telah di kemukakan oleh para pakar, kita juga bisa menggunakan penilaian menggunakan tabel. Penilaian ini di dasarkan pada berbagai kriteria akan tetapi semua kriteria di bagi menjadi 2 fokus. Fokus pertama Penilaian didasarkan pada kriteria kesesuaian buku terhadap kurikulum seperti pada tabel 1 dan fokus kedua penilaian di dasarkan pada kesesuaian buku terhadap kebutuhan siswa seperti pada tabel 2. Jenis penilaian itu dikemukakan pada Bahan Ajar Cetak PKN mata kulian Kajian Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan SD. Kelebihan dari penggunaan penilaian ini kita jadi lebih tahu kelemahan dan keunggulan sebuah buku dari segala aspek lebih spesifik sehingga kita sebagai guru dimudahkan untuk pemilihan buku bahan belajar sesuai kebutuhan siswa. Untuk cara penilaian sendiri kita dapat mengisi skor pada setiap aspek sesuai angka criteria pensekoran lalu dari setiap aspek kita jumlahkan, jika buku ini di katakana layak maka jumlah dari skor total sesuai keterangan akhir pada tabel.

1. Kekurangan dan kelebihan Kesesuaian Buku terhadap kurikulum

Tabel 1

NO

Deskriptor

Kriteria Penskoran

Skor 1

Skor 2

Skor 3

Skor 4

Skor 5

1

Kesesuaian dan kejelasan kerangka isi buku pelajaran Bahasa Indonesia SD/MI

Skor: (…)

Sangat Kurang Jelas

Kurang Jelas

Cukup Jelas

Jelas

Sangat Jelas

2

Kesesuainnya dengan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia yang telah ditetapkan dalam kurikulum Bahasa Indonesia SD/MI tahun 200

Skor: (…)

Sangat Kurang Sesuai

Kurang Sesuai

Cukup Sesuai

Sesuai

Sangat Sesuai

3

Kesesuain uraian materi dengan SK dan KD yang terdapat dalam kurikulum Bahasa Indonesia SD/MI tahun 2006

Skor: (…)

Sangat Kurang Sesuai

Kurang Sesuai

Cukup Sesuai

Jelas

Sangat Sesuai

4

Persentase jumlah KD yang dijabarkan dalam materi pelajaran

Skor: (…)

1 – 20 %

21 – 40 %

41 – 60 %

61 – 80 %

81 – 100 %

5

Kesesuain isi buku teks Bahasa Indonesia SD/MI dengan karakteristik dan struktur keilmuan Bahasa Indonesia

Skor: (…)

Sangat Kurang Sesuai

Kurang Sesuai

Cukup Sesuai

Sesuai

Sangat Sesuai

6

Keakuratan isi, kemutakhiran isi, kekomprehensifan cakupan isi

Skor: (…)

Sangat Kurang akurat, muthakhir dan komprehensif

Kurang akurat, muthakhir dan komprehensif

Cukup akurat, muthakhir dan komprehensif

Akurat, muthakhir dan komprehensif

Sangat akurat, muthakhir dan komprehensif

7

Kesesuain judul bab dengan isi materi dalam tiap tiap bab

Skor: (….)

Sangat Kurang sesuai

Kurang sesuai

Cukup sesuai

sesuai

Sangat sesuai

8

Kejelasan petunjuk pada tiap bab

Skor: (…)

Sangat Kurang Jelas

Kurang Jelas

Cukup Jelas

Jelas

Sangat Jelas

9

Kesesuain antara Indikator Pencapaian Kompetensi dengan Kompetensi Dasar

Skor: (…)

Sangat Kurang sesuai

Kurang sesuai

Cukup sesuai

sesuai

Sangat sesuai

10

Kesesuain antara Indikator Pencapaian Kompetensi dengan paparan materi

Skor: (…)

Sangat Kurang sesuai

Kurang sesuai

Cukup sesuai

sesuai

Sangat sesuai

11

Kejelasan konsep – konsep kunci/pokok dalam materi bahan ajar

Skor: (…)

Sangat Kurang Jelas

Kurang Jelas

Cukup Jelas

Jelas

Sangat Jelas

12

Kesesuain antara ilustrasi dengan materi

Skor: (…)

Sangat Kurang Jelas

Kurang Jelas

Cukup Jelas

Jelas

Sangat Jelas

13

Kejelasan contoh – contoh yang diberikan

Skor: (…)

Sangat Kurang Jelas

Kurang Jelas

Cukup Jelas

Jelas

Sangat Jelas

14

Kesesuain antara tes sambil jalan disela – sela uraian materi dengan uraian materi

Skor: (…)

Sangat Kurang sesuai

Kurang sesuai

Cukup sesuai

sesuai

Sangat sesuai

15

Kesesuain isi rangkuman dengan materi bahan ajar ybs

Skor: (…)

Sangat Kurang sesuai

Kurang sesuai

Cukup sesuai

sesuai

Sangat sesuai

16

Kesesuain antara kasus argumentatif dengan materi yang bersangkutan

Skor: (…)

Sangat Kurang sesuai

Kurang sesuai

Cukup sesuai

sesuai

Sangat sesuai

Skor Total ( 1 s/d 16 ) = (……………..)

Penilaian

1. Skor 61 – 80 = Sangat Sesuai

2. Skor 46 – 60 = Sesuai

3. Skor 31 – 45 = Cukup Sesuai

4. Skor 16 – 30 = Kurang Sesuai

5. Skor 1 – 15 = Sangat Kurang sesuai

2. Kekurangan dan kelebihan Kesesuaian Buku terhadap kebutuhan siswa.

Tabel 2

NO

Deskriptor

Kriteria Pensekoran

Skor 1

Skor 2

Skor 3

Skor 4

Skor 5

1. Kekuatan dalam penyajian buku Bahasa Indonesia SD/MI

1.1

Kemenarikan / kekuatannya dalam menarik perhatian para siswa

Skor (….)

Sangat kurang menarik dan kurang kuat

Kurang menarik dan kurang kuat

Cukup menarik dan kuat

Menarik dan kuat

Sangat menarik dan kuat

1.2

Sistematika pengorganisasian materi pelajaran sistematis

Skor (….)

Sangat kurang sistematis

kurang sistematis

Cukup sistematis

sistematis

Sangat sistematis

1.3

Setiap bab ada petunjuk yang memadai untuk memahami bacaan

Skor (….)

Sangat kurang memadai

kurang memadai

Cukup memadai

memadai

Sangat memadai

1.4

Kesesuaian referensinya

Skor (….)

Sangat kurang sesuai kuat

kurang sesuai

Cukup sesuai

sesuai

Sangat sesuai

1.5

Kemampuan dalam merangsang pembaca untuk mersepon

Skor (….)

Sangat kurang mampu

kurang mampu

Cukup mampu

mampu

Sangat mampu

1.6

Kemampuan mengajak siswa untuk berkonsentrasi

Skor (….)

Sangat kurang mampu

kurang mampu

Cukup mampu

mampu

Sangat mampu

1.7

Pengaturan gaya tampilan

Skor (….)

Sangat kurang bagus

kurang bagus

Cukup bagus

bagus

Sangat bagus

1.8

Penekanan, ukuran, dan warna

Skor (…..)

Sangat kurang bagus

kurang bagus

Cukup bagus

bagus

Sangat bagus

1.9

Petepatan pengunaan bahasa yang meliputi kosakata, struktur kalimat, gaya penulisan dan tingkat kesulitannya

Skor (….)

Sangat kurang bagus

Kurang bagus

Cukup bagus

Bagus

Sangat bagus

2. Kemenarikan Ilustrasi

2.1

Kesesuaian ilustrasi yang dipilih dengan karakteristik siswa SD/MI

Skor (….)

Sangat kurang sesuai

kurang sesuai

Cukup sesuai

sesuai

Sangat sesuai

2.2

Kejelasan dan keterkaitan dengan teks

Skor (….)

Sangat kurang jelas

kurang jelas

Cukup jelas

jelas

Sangat jelas

2.3

Penempatan, pemberian keterangan

Skor (….)

Sangat kurang bagus

kurang bagus

Cukup bagus

Bagus

Sangat bagus

2.4

Kecakupan ukuran detail dan focus

Skor (….)

Sangat kurang bagus

kurang bagus

Cukup bagus

Bagus

Sangat bagus

2.5

Tampilan ilustrasi seimbang dan serasi

Skor (….)

Sangat kurang seimbang dan serasi

kurang seimbang dan serasi

Cukup seimbang dan serasi

seimbang dan serasi

Sangat seimbang dan serasi

3. Unsur Pelengkap Buku

3.1

Buku dilengkapi petunjuk untuk guru pada setiap aktivitas

Skor (….)

1 – 20 %

21 – 40 %

41 – 60 %

61 – 80 %

81 – 100%

3.2

Buku dilengkapi lembar aktivitas dan soal tes pada setip bab

Skor (….)

1 – 20 %

21 – 40 %

41 – 60 %

61 – 80 %

81 – 100%

4. Kualitas fisik buku Bahasa Indonesia Sd/MI

4.1

Mutu cetakan bagus / tidak bloor

Skor (….)

Sangat kurang bagus

kurang bagus

Cukup bagus

bagus

Sangat bagus

4.2

Jenis dan ukuran huruf standar buku teks font arial 12 pt untuk kelas tinggi

( IV, V, VI )

Skor (….)

Sangat kurang standar

kurang standar

Cukup standar

standar

Sangat standar

4.3

Mutu kertas bagus

Skor (….)

Sangat kurang bagus

kurang bagus

Cukup bagus

bagus

Sangat bagus

4.4

Penjili dan rapi dan kuat

Skor (….)

Sangat kurang rapi dan kurang kuat

kurang rapi dan kurang kuat

Cukup rapid an kuat

Rapi dan kuat

Sangat rapi dan jelas

Skor total : ( 1 s/d 20 ) = (………..)

Penilaian

1. Skor 81 – 100 = Sangat Sesuai

2. Skor 61 – 80 = Sesuai

3. Skor 41 – 60 = Cukup Sesuai

4. Skor 21 – 40 = Kurang Sesuai

5. Skor 1 – 20 = Sangat Kurang Jelas

BAB III

PENUTUP

3.1.Simpulan

Dasar-dasar pemilihan materi ajar itu meliputi kurikulum, tingkat perkembangan peserta didik, lingkungan, dan ketersediaan sarana dan prasarana serta ada lagi kriteria dalam mengkaji buku paket. Materi ajar atau bahan ajar adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Pemilihan materi ajar yang sesuai dan tepat akan membuat perubahan terhadap perkembangan sistem pendidikan dalam rangka memperbaikinya atau menjadikan materi ajar itu lebih cocok untuk dipelajari oleh peserta didik tersebut. Materi ajar yang dipilih untuk diajarakan oleh guru dan harus dipelajari peserta didik hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar mampu menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar.

3.2. Saran

Sebagai mahasiswa/ calon guru haruslah mengerti lebih mendetail lagi tentang dasar-dasar pemilihan materi ajar karena ini bermanfaat banyak bagi guru atau peserta didik juga. Apa saja yang menjadi dasar pertimbangandalam pemilihan materi ajar, bagaimana cara memilih materi ajar yang tepat dan sesuai bagi kebutuhan peserta didik dan bagaimana kriteria dalam mengkaji buku paket yang baik dan benar. Mengapa demikian karena pemahaman terhadap pemilihan materi ajar yang tepat adalah berfungsi untuk mempermudah guru dalam mengajarkan suatu materi yang memang layak dan bermanfaat bagi para peserta didik mereka.

Jadi kita haruslah paham dari apa yang ada di dalam dasar-dasar pemilihan materi ajar sehingga kita mampu mengaplikasikannya di dalam kegiatan pembelajaran dan hendaknya sebagai calon guru kita dapat meminimalkan terjadinya kesalahan dalam pemilihan materi ajar demi menunjang proses kegiatan pembelajaran sehingga peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran secara lebih maksimal. Dan yang terakhir petiklah yang bermanfaat atau yang berguna dari makalah ini karena itu merupakan bahan ajar yang nantinya akan kita gunakan jika kita menjadi guru.

DAFTAR PUSTAKA

Muslich, Masnur. 2001. Textbook Writing: Dasar-dasar Pemahaman, Penulisan, dan Pemakaian Buku Teks. Yogyakarta: ar-Ruzz Media.

Wardani, I. G. A. K.. (2007) Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Jakarta, : Balai Pusataka

http://blog.tp.ac.id/kriteria-pemilihan-materi-pelajaran. diakses pada tanggal 20 Mei 2014 pukul 12.34.

http://nellahutasoit.wordpress.com/2011/11/18/konsep-dasar-materi-ajar/ diakses pada tanggal 20 Mei 2014 pukul 13.45

http://sinau-ok.blogspot.com/2012/01/dasar-dasar-materi-ajar-bahasa.ht diakses pada tanggal 20 Mei 2014 pukul 12.20.

12