nata2
DESCRIPTION
nataTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM NATA DE COCO
LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR BIOTEKNOLOGI
“PEMBUATAN NATA DE COCO”
DISUSUN OLEH :
KHSDIKOTUL JANAH
1101070033
PEND. BIOLOGI 6 A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2014
PEMBUATAN NATA DE COCO
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Untuk mengetahui cara pembuatan nata de coco
2. Untuk mengetaui mikroorganisme yang berpean dalam proses pembuatan nata decoco
B. DASAR TEORI
Kata nata berasal dari bahasa Spanyol yang berarti krim. Nata diterjemahkan ke dalam
bahasa Latin sebagai ‘natare’ yang berarti terapung-apung. Nata dapat dibuat dari air kelapa,
santan kelapa, tetes tebu (molases), limbah cair tebu, atau sari buah (nanas, melon, pisang,
jeruk, jambu biji, strawberry dan lain-lain). Nata yang dibuat dari air kelapa disebut nata de
coco. Di Indonesia, nata de coco sering disebut sari air kelapa atau sari kelapa. Nata de coco
pertama kali berasal dari Filipina.
Nata de coco merupakan jenis komponen minuman yang terdiri dari senyawa selulosa
(dietry fiber), yang dihasilkan dari air kelapa melalui proses fermentasi, yang melibatkan
jasad renik (mikrobia), yang selanjutnya dikenal sebagai bibit nata. Pada prinsipnya untuk
menghasilkan nata de coco yang bermutu baik, maka perlu disediakan media yang dapat
mendukung aktivitas Acetobacter xylinum untuk memproduksi selulosa ekstraseluler atau
yang kemudian di sebut nata de coco.
Bibit nata adalah bakteri Acetobacter xylinum yang akan dapat membentuk serat nata jika
ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon dannitrogen melalui
proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim
yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik
yang tumbuh pada air kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa
yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai nata.
Acetobacter xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, namun akan tumbuh optimal bila
pH nya 4,3, sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinumpada suhu
28°– 31 °C. Bakteri ini sangat memerlukan oksigen. Asam asetat atau asam cuka digunakan
untuk menurunkan pH atau meningkatkan keasaman air kelapa. Asam asetat yang baik adalah
asam asetat glacial (99,8 %). Asam asetat dengan konsentrasi rendah dapat digunakan, namun
untuk mencapai tingkat keasaman yang diinginkan yaitu pH 4,5 – 5,5 dibutuhkan dalam
jumlah banyak. Selain asan asetat, asam-asam organik dan anorganik lain bisa digunakan.
Seperti halnya pembuatan beberapa makanan atau minuman hasil fermentasi, pembuatan
nata juga memerlukan bibit. Bibit tape biasa disebut ragi, bibit tempe disebut usar, dan bibit
nata de coco disebut starter. Bibit nata de coco merupakan suspensi sel Acetobacter xylinum.
Untuk dapat membuat bibit nata de coco seseorang perlu mengetahui sifat-sifat dari bakteri
ini. Acetobacter xylinum merupakan bakteri berbentuk batang pendek, yang mempunyai
panjang 2 mikron dan lebar micron, dengan permukaan dinding yang berlendir. Bakteri ini
biasa membentuk rantai pendek dengan satuan 6-8 sel. Bersifat imotil dan dengan pewarnaan
Gram menunjukkan Gram negatif.
Bakteri ini tidak membentuk endospora maupun pigmen. Pada kultur sel yang masih
muda, individu sel berada sendiri-sendiri dan transparan. Koloni yang sudah tua membentuk
lapisan menyerupai gelatin yang kokoh menutupi sel koloninya. Pertumbuhan koloni pada
medium cair setelah 48 jam inokulasi akan membentuk lapisan pelikel dan dapat dengan
mudah diambil dengan jarum oase.
Bakteri ini dapat membentuk asam dari glukosa, etil alcohol, dan propel alcohol, tidak
membentuk indol dan mempunyai kemampuan mengoksidasi asam asetat menjadi CO2 dan
H2O. sifat yang paling menonjol dari bakteri itu adalah memiliki kemampuan untuk
mempolimerisasi glukosa sehingga menjadi selulosa. Selanjutnya selulosa tersebut
membentuk matrik yang dikenal sebagai nata. Faktor lain yang dominan mempengaruhi sifat
fisiologi dalam pembentukan nata adalah ketersediaan nutrisi, derajat keasaman, temperatur,
dan ketersediaan oksigen.
Bakteri Acetobacter xylinum mengalami pertumbuhan sel. Pertumbuhan sel didefinisikan
sebagai pertumbuhan secara teratur semua komponen di dalam sel hidup.
Bakteri Acetobacter xylinum mengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu fase adaptasi,
fase pertumbuhan awal, fase pertumbuhan eksponensial, fase pertumbuhan lambat, fase
pertumbuhan tetap, fase menuju kematian, dan fase kematian. Apabila bakteri dipindah ke
media baru maka bakteri tidak langsung tumbuh melainkan beradaptasi terlebih dahulu. Pad
fase terjadi aktivitas metabolismedan pembesaran sel, meskipun belum mengalami
pertumbuhan. Fase pertumbuhan adaptasi dicapai pada 0-24 jam sejak inokulasi. Fase
pertumbuhan awal dimulai dengan pembelahan sel dengan kecepatan rendah. Fase ini
berlangsung beberapa jam saja. Fase eksponensial dicapai antara 1-5 hari. Pada fase ini
bakteri mengeluarkan enzim ektraselulerpolimerase sebanyak-banyaknya untuk menyusun
polimer glukosa menjadi selulosa (matrik nata). Fase ini sangat menentukan kecepatan suatu
strain Acetobacterxylinum dalam membentuk nata.
Fase pertumbuhan lambat terjadi karena nutrisi telah berkurang, terdapat metabolik yang
bersifat racun yang menghambat pertumbuhan bakteri dan umur sel sudah tua. Pada fase in
pertumbuhan tidak stabil, tetapi jumlah sel yang tumbuh masih lebih banyak disbanding
jumlah sel mati. Fase pertumbuhan tetap terjadi keseimbangan antara sel yang tumbuh dan
yang mati. Matrik nata lebih banyak diproduksi pada fase ini. Fase menuju kematian terjadi
akibat nutrisi dalam media sudah hamper habis. Setelah nutrisi harbi, maka bakteri akan
mengalami fase kematian. Pada fase kematian sel dengan cepat mengalami kematian. Bakteri
hasil dari fase ini tidak baik untuk strain nata.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Acetobacter xylinum mengalami pertumbuhan adalah
nutrisi, sumber karbon, sumber nitrogen, serta tingkat keasaman media temperatur, dan udara
(oksigen). Senyawa karbon yang dibutuhkan dalam fermentasi nata berasal dari
monosakarida dan disakarida. Sumber dari karbon ini yang paling banyak digunakan adalah
gula. Sumber nitrogen bias berasal dari bahan organic seperti ZA, urea. Meskipun
bakteri Acetobacter xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, namun akan tumbuh optimal
bila pH nya 4,3. sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum pada
suhu 28 – 31 0 C. bakteri ini sangat memerlukan oksigen. Sehingga dalam fermentasi tidak
perlu ditutup rapat namun hanya ditutup untuk mencegah kotoran masuk kedalam media yang
dapat mengakibatkan kontaminasi.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat :
Panci
Kompor
Centong
Wadah nampan
Karet
Koran
Ph meter
LAF
Bahan :
Air kelapa
Air
Urea
Asam cuka
Gula
D. CARA KERJA
1. Mengukur air kelapa sebanyak 1 liter
2. Memasak diatas kompor
3. Memasukkan urea/ZA gula 75 gr
4. Mengaduk sampai larut
5. Menambahkan asam cuka dan mengukur pH hingga 4,5
6. Memasak hingga mendidih
7. Memasukkan air kelapa yang telah masak ke dalam wadah tertutup steril
8. Mendiamkan air kelapa didalam sampai benar-benar dingin
9. Menyiapkan biakan nata sebanyak 1 ml
10. Menuangkan biakan nata kedalam wadah yang berisi air kelapa
11. Memeram selama 2 minggu
12. Mengamati hasil
Keterangan :
Urea : ZA :
- Kel1 = 2,5 gr - kel 5 = 2,5 gr
-Kel 2 = 2,5 gr -kel 6 = 2,5 gr
-Kel 3 = 5 gr -kel 7 = 5 gr
-Kel 4 = 5 gr -kel 8 = 5 gr
E. HASILPENGAMATAN
N
O
Kelompok
Gula
dan
pupuk
Hari
ke
Parameter
Warna Aroma Permukaan Ketebalan
1 1 Urea
2,5
gram
7 Putih Asam Rata 0.5 cm
14 Putih susu Asam Tidak rata 1 cm
2 2 Urea
2,5
gram
7 Putih
kecoklatan
Belum
asaam
Tidak rata 1 cm
14 Putih
kecoklatan
Asam Kontaminasi
3 3 Urea 5
gram
7 Putih Belum
asam
Licin 0,5 cm
14 Putih Asam Licin 1 cm
4 4 Urea 5
gram
7 Putih susu Tidak
berbau
Tidak rata 0,3 cm
14 Keruh Asam Kontaminasi
Banyak semut
5 5 ZA 2,5
gram
7 Putih Asam Licin 0,5 cm
14 Putih
keruh
Asam Licin 1 cm
6 6 ZA 2,5
gram
7 Putih Belum
asam
Tidak rata 0,5 cm
14 Keruh Busuk Kontaminasi
Banyak semut
7 7 ZA 5
gram
7 Putih susu Belum
asam
Tidak rata 1 cm
14 Keruh Asam Kontaminasi
8 8 ZA 5
gram
7 Putih susu Asam Licin rata 2 cm
14
F. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yaitu pembuatan nata dengan menggunakan air kelapa atau disebut
dengan nata decoco. Nata De Coco merupakan jenis komponen minuman yang terdiri dari
senyawa selulosa (dietry fiber), yang dihasilkan dari air kelapa melalui proses fermentasi,
yang melibatkan jasad renik (mikrobia), yang selanjutnya dikenal sebagai bibit nata.
Kegiatan yang dilakukan pada proses pembuatan nata adalah mengambil air kelapa
sebanyak 1 liter kemudian memasaknya dengan dicampuri urea/ZA, gula dan asam cuka.
penambahan bahan-bahan tersebut berkaitan dengan kebutuhan mikroorganise yang
digunakan yaitu Acetobacter xylinum. Urea /ZA ini ditambahkan untuk dijadikan sebagai
sumber nitrogen untuk pertumbuhan Acetobacter xylinum. Gula ditambahkan untuk dijadikan
sebagai sumber karbon dan glukosa untuk pertumbuhan Acetobacter xylinum. Sedangkan
pemberikan asam cuka untuk menurunkan pH air yaitu antara 4-4,5 karena Acetobacter
xylinum akan tumbuh optimum pada pH asam tersebut. Setelah semua pH air kelapa menjadi
4,5 kemudian membiarkan air kelapa mendidih. Setelah masak lalu menuangkan air kelapa
kedalam wadah yang sudah disterilisasi menggunakan air panas kemudian tutup dan
menunggu sampai air kelapa dingin. Setelah dingin menuangkan biakan nata di LAF agar
steril.
Setelah dilakukan pengamatan dapat diketahui bahwa untuk nata de coco pada kelompok 1
dengan campuran 2,5 gr urea pada minggu pertama warna nata putih aroma asam,
pemukaannya rata ketebalan 0,5 cm kemudian pada minggu kedua warna nata putih susu
dengan aroma asam, permukaan tidak rata dengan ketebalan tipis yaitu 1 cm. Pada kelompok
1warna putih pada permukaan nata adalah serat atau selulosa yang dibuat oleh
bakteri Acetobacter xylinum, aroma asam diperoleh dari asamcuka yang ditambahkan ke air
kelapa, untuk ketebalan yang tipis pada kelompok 1 dikarenakan pertumbuhan
bakteri Acetobacter xylinum dalam menghasilkan selulosa kurang optimal mungkin karena
kadar urea yang dicampurkan sangat sedikit yaitu 2,5 gram. Untuk kelompok 2 pengamatan
minggu pertama nata berwarna putih kecoklatan, aroma belum asam, permukaan tidak rata
dengan ketebalan tipis 1 cm. Pada minggu kedua warna nata masih putih kecoklatan
aromanya asam, permukaan dan terkontaminasi. Pada kelompok 2 terjadi kontaminasi karena
mikroorganisme yang ada diudara masuk ke dalam wadah nata kemudian tumbuh
berkembang pada nata. Kelompok 3 dengan 5 gr urea pada pengamatan minggu pertama
warna nata putih aromanya belum asam permukaan licin dengan ketebalan 0,5 cm. Kemudian
minggu kedua warna nata putih aromanya asam permukaan licin dn ketebalan 1 cm.
ketebalan yang tipis tersebut dikarenakan pertumbuhan Acetobacter tidak optimal karena
kondisi lingkungan yang tidak memenuhi syarat bagi Acetobacter. Kelompok 4 dengan
campuran 5 gr urea, minggu pertama nata bewarna putih susu, aromanya tidak berbau,
permukaan tidak rata dengan ketebalan 0,3 cm. Kemudian pada minggu kedua warna nata
keruh aromanya asam dan terkontaminasi. Kelompok 5 dengan campuran 2,5 gr ZA warna
nata putih, aromanya asam permukaannya licin, ketebalan 0,5 cm. Minggu kedua warna nata
putih keruh, aromanya asam permukaan licin dan ketebalan 1 cm. Kelopok 6 dengan
campuran 2,5 gram ZA pada minggu pertama warna nata putih, aromanya belum asam
dengan permukaan tidak rata dan ketebalan 0,5 cm. Kemudian pada minggu kedua warna
nata keruh kata menjadi busuk karena terkontaminasi dengan banyak semut yang
menggerumuti nata. Kelompok 7 dengan 5 gr ZA pada minggu pertema warna nata putih
susu aromanya belum asam permukaan tidak rata dengan ketebalan 1 cm. Minggu kedua
warna nata keruh aromanya asam tetapi terkontaminasi. kelompok 8 dengan 5 gram ZA pada
minggu pertama warna nata putih susu, aromanya asam, permukaanya licin rata, ketebalan 2
cm sehingga dapat dikatakan nata pada kelompok 8 adalah nata yang keberhasilannya paling
baik sehingga tidak sampai pada pengamatan minggu kedua nata sudah dipanen.
Untuk nata yang terkontaminasi pada kelompok 2,4,6 terjadi karena pada saat peroses
pembuatan nata tidak steril atau mikroorganisme yang berada diuadara dapat masuk ke
wadah nata bisa juga karena semut yang membawa bakteri lain masuk. Hasil paling baik ada
pada kelompok 8 yaitu ketebalan nata mencapai 2 cm karena konsentrasi ZAnya paling
banyak sehingga Acetobacter xylinum memperoleh sumber nitrogen yang cukup banyak
untuk pertumbuhannya meskipun kelompok 4 juga memiliki campuran urea yang sama
konsentrasinya tetapi kelompok 4 terkontaminasi sehingga hasilnya tidak bagus. Yang
seharusnya memiliki nata dengan ketebalan yang tipis ada pada kelompok 1 dan 5 karena
konsentrasi urea/ZA paling sedikit.Factor-faktor yang mempengaruhi Acetobacter xylinum mengalami pertumbuhan
adalah nutrisi, sumber karbon, sumber nitrogen, serta tingkat keasaman media temperature, dan udara (oksigen. Senyawa karbon yang dibutuhkan dalam fermentasi nata berasal dari monosakarida dan disakarida. Sumber dari karbon ini yang paling banyak digunakan adalah gula. Sumber nitrogen bias berasal dari bahan organic seperti ZA, urea. Meskipun bakteri Acetobacter xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, namun akan tumbuh optimal bila pH nya 4,3. sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter Xylinum pada suhu 28 – 31 0 C. bakteri ini sangat memerlukan oksigen. Sehingga dalam fermentasi tidak perlu ditutup rapat namun hanya ditutup untuk mencegah kotoran masuk kedalam media yang dapat mengakibatkan kontaminasi.
G. KESIMPULAN
1. Nata adalah suatu krim yang bisa berasal dari air kelapa, papaya, atau bahan-bahan lain
yang mengandung glukosa yang difermentasi oleh bakteri Acetobacter xilynum.
2. Penambahan gula pada proses pembuatan nata adalah sebagai sumber karbon dan glukosa
untuk pertumbuhan Acetobacter xylinum
3. Penambahan urea/ZA pada proses pembuatan nata adalah sebagai sumber nitrogen untuk
pertumbuhan Acetobacter xylinum
4. Penambahan cuka untuk mengasamkan bahan dasar asam karena bakteriAcetobacter
xylinum tumbh optimum pada pH asam
5. Acetobacter xylinum menghasilkan enzim ekstraseluler yang dapat menyusun zat gula
menjadi ribuan rantai serat atau selulosa
6. kontaminasi dapat terjadi karenaa mikroorganisme yang berada diudara masuk ke larutan
dan tumbuh berkembang pada larutan tersebut.
Daftar pustaka
http://tantodanardwi.blogspot.com/2013/07/iseng-upload-laporan-nata-de-coco-d.html (diakses
pada hari rabu 28 mei)
Sutarminingsih, 2004. http://www.natadecocoindonesia.com (diakses pada hari Rabu, 28 mei
2014)
http://id.wikipedia.org/wiki/Nata_de_coco (diakses pada hari Rabu, 28 mei 2014)
http://bioindustri.blogspot.com/2008/05/kemampuan-bakteri-acetobacter-xylinum.html (diakses
pada hari Rabu, 28 mei 2014)