namo sanghyang adi buddhaya, · cita-cita untuk menjadi guru agama buddha telah muncul ketika masih...

64

Upload: nguyennga

Post on 13-Mar-2019

278 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa
Page 2: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa
Page 3: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

Namo Sanghyang Adi Buddhaya,Namo Buddhaya.

Sebagai umat Buddha, kita mengenal para Bhante, Suhu ataupun paraLama. Akan tetapi, tahukah kita bagaimana sebaiknya kita sebagaiumat perumah tangga berhubungan dengan para anggota Sangha?Mereka yang menjalani hidup kebhikkhuan patut dihormati danditeladani, karena tidak banyak yang memiliki karma untuk sampaike tahap tersebut. Sebagai umat biasa, di satu sisi hendaknya kitamengetahui sila bagi perumah tangga, dan di sisi lain, kita jugahendaknya mengerti akan sila-sila yang berlaku bagi Sangha, niscayahubungan bhikkhu dengan umat terjalin dengan baik dan salingmenyokong.

Sajuta bertajuk Persamuan Suci memperkenalkan para rohaniwanagama Buddha, mengupas latar belakang beberapa tokoh agamaBuddha yang memilih jalan hidup kebhikkhuan, serta membahashubungan antara umat perumah tangga dengan para bhikkhu. Tidakketinggalan artikel yang mengupas tentang peranan para bhikkhu didalam meningkatkan keyakinan umat Buddha, serta artikel yangmemperkenalkan struktur kepengurusan Generasi Muda CetiyaBuddha Prabha.

Di samping itu, untuk pertama kalinya, umat Buddha Jogja dansekitarnya, memperingati detik-detik Waisak 2548 BE di pelataranCandi Sewu, Klaten, Jawa Tengah. Tidak ketinggalan liputanrangkaian Waisak di Vihara Buddha Prabha dan berita-berita seputarkegiatan Generasi Muda Cetiya Buddha Prabha.

Selamat Hari Suci Asadha 2548 BE!

dari redaksi

Agustus 2004

JolyPimpinan Redaksi

Page 4: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

4 Merek4 Merek4 Merek4 Merek4 Mereka yang Menempuh Jalan Ka yang Menempuh Jalan Ka yang Menempuh Jalan Ka yang Menempuh Jalan Ka yang Menempuh Jalan Kebhikkhuanebhikkhuanebhikkhuanebhikkhuanebhikkhuan

8 Hubungan antara Bhikkhu dan Umat Buddha8 Hubungan antara Bhikkhu dan Umat Buddha8 Hubungan antara Bhikkhu dan Umat Buddha8 Hubungan antara Bhikkhu dan Umat Buddha8 Hubungan antara Bhikkhu dan Umat Buddha

16 Rohaniwan-Rohaniwati dalam Agama Buddha16 Rohaniwan-Rohaniwati dalam Agama Buddha16 Rohaniwan-Rohaniwati dalam Agama Buddha16 Rohaniwan-Rohaniwati dalam Agama Buddha16 Rohaniwan-Rohaniwati dalam Agama Buddha

Sajian Utama

Sekilas tentang Vinaya dalam hubungannya bhikkhu denganumat. Bagaimana kita sebagai umat Buddha bersikap kepadapara bhikkhu?

Kita akan mengetahui lebih banyak apa dan siapa sajakahrohaniwan-rohaniwati agama Buddha.

Alasan dari mereka yang memutuskan untuk menjalani hidupsebagai bhikkhu.

PPPPPenerbitenerbitenerbitenerbitenerbit: GMCBP bekerjasama dengan DPD IPMKBI Sekber PMVBI. PPPPPelindungelindungelindungelindungelindung: SanghaAgung Indonesia Wilayah IV. PPPPPenanggung Jawabenanggung Jawabenanggung Jawabenanggung Jawabenanggung Jawab: Ketua Umum GMCBP. PPPPPimpinanimpinanimpinanimpinanimpinanRedaksiRedaksiRedaksiRedaksiRedaksi : Joly. SekretarisSekretarisSekretarisSekretarisSekretaris: Dewi Indra. BendaharaBendaharaBendaharaBendaharaBendahara: Darfin. EditorEditorEditorEditorEditor: Anton, Julifin,Minerva A.J.Lim. RedaksiRedaksiRedaksiRedaksiRedaksi: Christina Luis, Hendry, Irwan, Sri Linda Sartika, Merita.LLLLLay outay outay outay outay out: Hendry, Julifin, Tonny S. SirkSirkSirkSirkSirkulator:ulator:ulator:ulator:ulator: Jimmy Suhendra, Ronny. No.RekeningNo.RekeningNo.RekeningNo.RekeningNo.RekeningBankBankBankBankBank : a.n. Indra Cahaya BCA Pusat Yogyakarta no. 0371566766. Alamat RedaksiAlamat RedaksiAlamat RedaksiAlamat RedaksiAlamat Redaksi :Jln. Brigjen Katamso no.3 Yogyakarta 55121, Telp. (0274) 378084. E-MailE-MailE-MailE-MailE-Mail :[email protected]. WWWWWebsiteebsiteebsiteebsiteebsite : http://www.dharmaprabha.or.id. PPPPPencetakencetakencetakencetakencetak :Cahaya Timur Offset Yogyakarta

Page 5: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

daftar isi

25 Jalan lain (bagian III)25 Jalan lain (bagian III)25 Jalan lain (bagian III)25 Jalan lain (bagian III)25 Jalan lain (bagian III)

Artikel

38 P38 P38 P38 P38 Peran Bhikkhu Sangha dalam Meningkeran Bhikkhu Sangha dalam Meningkeran Bhikkhu Sangha dalam Meningkeran Bhikkhu Sangha dalam Meningkeran Bhikkhu Sangha dalam Meningkatkatkatkatkatkan Kan Kan Kan Kan Keyakinan Umateyakinan Umateyakinan Umateyakinan Umateyakinan Umat

Ajaran Dasar49 Arti L49 Arti L49 Arti L49 Arti L49 Arti Lambang dalam Agama Buddhaambang dalam Agama Buddhaambang dalam Agama Buddhaambang dalam Agama Buddhaambang dalam Agama Buddha

Potongan mayat kembali ditemukan,sedangkan tersangka masihmendekam di buih. Siapakahpembunuhnya?

Cerbung

22 22 22 22 22 T T T T Tentang GMCBP XXIentang GMCBP XXIentang GMCBP XXIentang GMCBP XXIentang GMCBP XXIStruktur GMCBP XXI berbeda dengan sebelumnya. Siapa sajapara pengurus baru GMCBP XXI ?

Kita sering melihat gambar swastika, cakra, tasbhi, ataupun lambang-lambang lainnya, tahukah kita artinya?

3333333333 ResensiResensiResensiResensiResensi

54 54 54 54 54 Berita Berita Berita Berita Berita

58 58 58 58 58 Dana Donatur Dana Donatur Dana Donatur Dana Donatur Dana Donatur& L& L& L& L& Laporan Kaporan Kaporan Kaporan Kaporan Keuanganeuanganeuanganeuanganeuangan

Halaman Muka

Agustus 2004

52 Sekilas tentang V52 Sekilas tentang V52 Sekilas tentang V52 Sekilas tentang V52 Sekilas tentang Vihara Maitri Sagaraihara Maitri Sagaraihara Maitri Sagaraihara Maitri Sagaraihara Maitri Sagara

Sangha telah terbentuk sejak Sang Buddha masih ada dan hingga kinitugas mulia Sangha dalam memelihara ajaran Sang Buddha tetapterpelihara. Sejauh manakah peran Sangha tersebut?

Informasi tentang sebuah vihara di Pulau Batam beserta kegiatannya.

36 P36 P36 P36 P36 Prrrrrofilofilofilofilofil

34 English Corner34 English Corner34 English Corner34 English Corner34 English Corner 59 59 59 59 59 P P P P Percilercilercilercilercil

VCD The Life of Buddha

Journey to GMCBP

Ketua Kalyana Putra 2004-2005

Page 6: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

sajian utama

Di dalam agama Buddha, kita mengenal rohaniwan umat Buddha yangtertinggi adalah para bhikkhu dan bhikkhuni (anggota Sangha). Para bhikkhudan bhikkhuni ini menganut berbagai mazhab besar, yang terutama Theravada,Mahayana, dan Vajrayana.

Jalan yang ditempuh para bhikkhu tersebut merupakan pilihan hidupmereka karena mereka mengetahui dengan baik jalan tersebut sesuai denganmereka dalam mencapai tujuan hidup yang sesungguhnya yang dicari mereka.

Dibandingkan dengan jumlah keseluruhan umat Buddha di Indonesia,jumlah para anggota Sangha adalah sangat sedikit sekali. Tidak banyak yangmemilih jalan hidup kebhikkhuan, dan di antara yang sedikit ini, redaksiberkesempatan bertemu dan bertanya kepada beberapa anggota Sanghamengenai motivasi utama mereka sehingga bisa sampai menjadi seorangbhikkhu. Dikatakan bahwa untuk menjadi seorang bhikkhu diperlukantumpukkan karma baik yang luar biasa besarnya, sehingga tidak banyak yangmemilih jalan ini.

Mereka yang MenempuhJalan Kebhikkhuan…

Bhante Viriyanadi :(praktisi Theravada, menetap di Vihara Mojopahit,

Trowulan, Mojokerto)

“Pertama-tama, motivasi untuk menjadi seorangbhikkhu bagi pribadi saya adalah ingin

menjalankan apa yang diajarkan Sang Buddhatentang jalan pembebasan. Karena benar apa yangdikatakan oleh Sang Buddha, bahwa kita hidup

sebagai manusia ini adalah penderitaan. Nah, jalanuntuk melepaskan penderitaan itu apa? Itulah yangterutama saya ingin tahu dan waktu itu guru sayamengajarkan bahwa kita harus menjalankandulu…eh..melaksanakan vipassana, dengan meditasivipassana, kita akan mengenal jalan menuju pembebasan.Di situlah akhirnya saya menjadi seorang bhikkhu.”

Page 7: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

07

Agustus 2004

Suhu Nyanapratama:(praktisi Mahayana, menetap di Medan,

Sumatera Utara)

“Memang yang menjadi sebab utama adalahketika kami menginjak usia 12 tahun, kamimerasa bahwa kehidupan ini sangatlah aneh.Anehnya gimana?Yah..tetangga kita itu adayang kaya dan ada yang miskin..Kita melihatbahwa ada yang kaya…yah kaya juga keknyamenderita..yang miskin juga sama. Yangmenikah juga sama, yang ngga menikah jugasama. Sesungguhnya hidup ini apa sih? Apakahuntuk menderita? Kenapa sih demikian? Koknampaknya ini adalah hal-hal yang sangat aneh,janggal begitu…”

“Nah, bertolak dari sinilah saya terus mencari.Mengapa demikian? Waktu kami bertanyakepada orang tua kami, orang tua kami berkatademikian, “Ah, kamu masih anak kecil, ngapain tanyabegituan? Udah gede, udah tau nanti.” Namun, jawaban-jawaban demikian yang tidak memuaskan kita. Sampai setelah sayaberumur 15 tahun, kami bertemu dengan Bhante Arya Maitri. Nah, BhanteArya Maitri menjelaskan kepada kami tentang adanya hukum karma. Nah,dari sinilah saya bertolak itu….ternyata…memang kelihatannya lebihmasuk akal, dan itulah yang membuat saya tertarik untuk belajar lebihlanjut.”

“Nah, oleh sebab itu, tak berapa lama setelah bertemu Bhante Arya Maitri,saya langsung ikut pabbaja, walaupun orangtua tidak setuju. Yah..karenakita merasa kita ingin mencari dilema ini, teka-teki dari kehidupan ini, makakami juga pergi ke sana dan maju selangkah lagi, kami merasa bahwaternyata pengalaman kami, pengalaman bawah sadar kami di waktu kecildengan teka-teki kenapa keberadaan manusia di dunia ini menderita,ternyata bisa dikatakan hampir semua terjawab.”

Page 8: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

08

Dalam Bahasa Mandarin yang kemudian diterjemahkan olehSuhu Nyanapratama, beliau mengatakan bahwasanya beliaumenjadi bhikkhu mungkin beda dengan yang lain. Setelahbertemu Buddha Dharma, beliau langsung melihat, “Inilahjalan saya”, maka beliau langsung mengambil jalan ini.Begitu saja. Setelah belajar, beliau baru mengetahui bahwa“Eh, ini memang bisa dijelaskan secara Buddhis”

Maksudnya, bahwa kehidupan lampau, bahwa dia mungkinseorang bhikkhu. Nah, dalam kehidupan ini, langsungketemu yah langsung demikian, jadi sangat wajar ajabeliau langsung masuk dan menjadi seorang bhikkhu.

“Jadi, manusia hidup di dunia terbagi 2 yah, satukarena karma dia datang. Baik karma jelek, baikkarma baik. Yah, karma jelek, dia akan susah didalam dunia ini, dan karma baik dia akan hiduplebih enak. Namun, satunya lagi yang disebutsebagai karena tekad, kita datang. Karena tekadyah… Nah, kalo karena tekad kita datang, makabiar bagaimanapun kondisinya kamu tidak akanmenjadi masalah, karena kamu datang ke duniaini menjalankan suatu misi yah, tugas. Jadi, bukanlagi kita diputar oleh karma, tapi kita yangmemutar ini.”

--=o0o=--

Page 9: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

09

Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah munculketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itudikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa beragama Buddhaakan tetapi tidak mendapatkan pendidikan agamaBuddha, sementara yang beragama Islam hanya 6orang tetapi ada pengajarnya. Perasaan cemburutetapi menumbuhkan semangat dan cita-cita yangpositif telah mengantarkan saya untuk menjadiseorang guru agama Buddha walaupun tidak dinassebagai PNS.

Selain itu keberadaan umat Buddha yang tersebardi berbagai pelosok daerah masih banyakmembutuhkan tenaga rohaniwan. Itulah sebabnyamengapa saya meilih menjadi bhikkhu daripadamenjadi PNS (yang mau jadi PNS banyak,sedangkan bhikkhu peminatnya sedikit). Misi sayasebagai bhikkhu sekarang ini, dengan modalpengetahuan yang sedikit ini, saya hendak mengajakumat sekalian belajar bersama tentang BuddhaDharma agar memperoleh pengertian yang benartentang Buddha Dharma dan menjalankannya dalamkehidupan sehari-hari demi kebahagiaan banyak orang.

--=o0o=--

Bhante Sasana Bodhi:(Pembina SAGIN Provinsi D.I. Yogyakarta)

Page 10: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

Agustus 2004

sajian utama

“In simple terms we could say that while Dhamma represented the principles of Truth,the Vinaya represented the most efficacious life style for the realization of that Truth.

Or, the Vinaya was that way of life which enshrined the principles of Truth in thepracticalities of living within the world.”

(The Heritage of the Sangha part 2, Venerable Thiradhammo)

Kita semua mengenal kata ‘Sangha’ yang merupakan bagian tak terpisahkan dariTiratana. Arti kata Sangha adalah persaudaraan, persamuan, atau perkumpulan. Sanghamerupakan wakil Buddha dari masa ke masa dalam memelihara, melestarikan, danmengajarkan Dhamma kepada umat Buddha. Dengan adanya Sangha, Dhamma masihdapat bertahan hingga kini.

Sejarah terbentuknya Sangha diuraikan dalam kitab Mahavagga I. 31-37, VinayaPitaka. Buddha membentuk Sangha di Taman Rusa Isipatthana, Baranasi, di hari Buddhamemberikan khotbah pertama (Dhammacakkapavatthana Sutta). Saat itu, setelahmakan siang Buddha memberikan wejangan pada lima orang pertapa (Kondana,Bhaddiya, Vappa, Mahanama, dan Assaji), dan semuanya mencapaiSotapanna serta menjadi bhikkhu.

Tak berapa lama kemudian, anggota Sangha berjumlah enam puluhorang, termasuk Buddha. Enam puluh bhikkhu, yang kesemuanyaarahat, dianjurkan oleh Buddha untuk menyebar ke berbagai penjuruuntuk membabarkan Dhamma demi kebaikan dan kesejahteraanmanusia.

Dalam melaksanakantugas mulia yangdiembannya, parabhikkhu tidak mungkinhidup terisolasi tanpab e r i n t e r a k s id e n g a nm a s y a r a k a t .Untuk itudiperlukan aturan-

Hubungan antara Bhikkhu&

Umat Buddha

Page 11: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

011

Agustus 2004

aturan yang membatasi hubungan antarabhikkhu dengan umat, sehingga di satu sisipara bhikkhu dapat menjalani kehidupansucinya dan di sisi lain mereka dapatmenyebarkan dan mengajarkan dhammakepada umat. Secara moralitas baikbhikkhu maupun umat terikat denganVinaya1 (disiplin) yang berbeda.

Secara luas, Vinaya tidak hanyadiartikan sebagai peraturan yangberhubungan dengan kebhikkhuan saja.Vinaya Pitaka memang berisikan peraturan,latihan, larangan, apa yang dibolehkan, danketentuan-ketentuan yang mengaturkehidupan bhikkhu, namun di luar VinayaPitaka, dikenal pula Vinaya untuk umatberkeluarga atau upasaka-upasika. Dalampengertian sempit, Vinaya untuk umatberkeluarga adalah Pancasila dan dalampengertian yang lebih luas, SigalovadaSutta disebut pula “Gihi Vinaya” (Vinayauntuk umat berkeluarga). Terdapatperbedaan antara sila untuk umatberkeluarga dan sila untuk bhikkhu. Silauntuk umat berkeluarga bersifat moralsemata-mata dan digolongkan dalamPakati-Sila (sila alamiah). Sedangkan bagipara bhikkhu, selain sila yang bersifatmoral, berlaku sila khusus yang mengaturcara hidupnya. Sila ini digolongkan dalamPannati-Sila (sila yang dibuat).

Dalam Anguttara Nikaya disebutkanbeberapa hal yang menyebabkan Buddhamenetapkan Vinaya: “Untuk tegaknyaSangha (tanpa Vinaya, Sangha tidak akanbertahan lama), Untuk kebahagiaanSangha (sehingga bhikkhu mempunyaisedikit rintangan dan hidup damai), Untukpengendalian diri orang-orang yang tidakteguh (yang dapat menimbulkan persoalandalam Sangha), Untuk kebahagiaanbhikkhu-bhikkhu yang berkelakuan baik

(pelaksanaan sila yang murnimenyebabkan kebahagiaan sekarang ini),Untuk perlindungan diri dari asava dalamkehidupan ini (karena banyak kesukarandapat dihindarkan dengan tingkah lakumoral yang baik), Untuk perlindungan diridari asava yang timbul dalam kehidupanyang akan datang (asava tidak timbul padaorang yang melaksanakan sila denganbaik), Untuk membahagiakan mereka yangbelum bahagia (orang yang belummengenal Dhamma akan bahagia dengantingkah laku bhikkhu yang baik), Untukmeningkatkan mereka yang berbahagia(orang yang telah mengenal Dhamma akanbahagia melihat pelaksanaannya), Untuktegaknya Dhamma yang benar (Dhammaakan bertahan lama bila Vinayadilaksanakan dengan baik oleh parabhikkhu), Untuk manfaat dari Vinaya(Vinaya dapat memberi manfaat kepadamahluk-mahluk, terbebas dari dukkha,menuju Nibbhana).”

( Anguttara Nikaya, Book of the Tens,Discourse 31)

Terdapat dua alasan tambahan yangjuga terdapat dalam Anguttara Nikaya:“Untuk simpati dengan umat berkeluarga”,dan “Untuk mematahkan semangat parabhikkhu yang berpikiran tidak baik”.

Lebih dari 2500 tahun berlalu sejakBuddha menetapkan Vinaya bagi parabhikkhu dan saat ini telah banyak hal yangberubah secara nyata. Apakah Vinaya perluberkembang dan berubah sesuai zaman?Dalam hubungan antara bhikkhu denganumat, mungkin kita pernah melihat adaperilaku seorang bhikkhu yang kita nilaitelah melanggar Vinaya. Apakah penilaiantersebut benar, ataukah penilaian kita

Page 12: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

12

Agustus 2004

muncul karena ketidaktahuan kitaterhadap esensi Vinaya? Sebuah tata tertibbaru ditetapkan dan diberlakukanberdasarkan alasan-alasan yang kuatapabila telah terjadi suatu peristiwa.Buddha menetapkan dan memberlakukanVinaya untuk pertama kali di Vesali setelahBhikkhu Sudinna dari Desa Kalandakamelakukan hubungan seksual denganbekas istrinya untuk memenuhi keinginanorang tuanya yang menginginkanketurunan sebagai penerus silsilahkeluarga.

Sewaktu Buddha hidup, Beliau pernahmemberikan kelonggaran khusus bagidaerah lain di luar negara bagian tengahIndia Utara (tempat Beliau tinggal danmengajar Dhamma). Hal ini bisaberhubungan dengan tindakan dalampersamuan (contohnya, untuk daerah yangjauh di mana hanya terdapat sedikitbhikkhu, dalam upacara pentabhisandiizinkan jumlah kuorum yang lebih sedikit)dan juga dengan tindakan praktis lainnya(seperti dispensasi khusus untuk alas kakidan mandi). Jadi dalam hal ini terdapatsesuatu yang bisa dijadikan dasarpenyesuaian terhadap kondisi tertentu,tetapi tidak berarti menghapuskanperaturan yang ada.

Buddha juga memberikan sejumlahprinsip yang masih dapat dijadikanstandard untuk menilai suatu keadaanbaru. Prinsip ini dikenal sebagai standardbaku (‘The Great Standards’). Bila prinsiptersebut digunakan secara tepat, makadapat mencegah penghapusan peraturanyang ada. Berikut diuraikan bagaimana‘The Great Standards’ dirumuskan.

“Bhikkhu, apapun yang belum Saya“Bhikkhu, apapun yang belum Saya“Bhikkhu, apapun yang belum Saya“Bhikkhu, apapun yang belum Saya“Bhikkhu, apapun yang belum Sayalarang dengan mengataklarang dengan mengataklarang dengan mengataklarang dengan mengataklarang dengan mengatakan, ‘Ini tidakan, ‘Ini tidakan, ‘Ini tidakan, ‘Ini tidakan, ‘Ini tidakdiizinkdiizinkdiizinkdiizinkdiizinkan,’ kan,’ kan,’ kan,’ kan,’ kalau hal tersebut sesuaialau hal tersebut sesuaialau hal tersebut sesuaialau hal tersebut sesuaialau hal tersebut sesuai

dengan apa yang tidak diizinkdengan apa yang tidak diizinkdengan apa yang tidak diizinkdengan apa yang tidak diizinkdengan apa yang tidak diizinkan, kan, kan, kan, kan, kalaualaualaualaualauhal tersebut bertentangan dengan apahal tersebut bertentangan dengan apahal tersebut bertentangan dengan apahal tersebut bertentangan dengan apahal tersebut bertentangan dengan apayang diizinkyang diizinkyang diizinkyang diizinkyang diizinkan, hal tersebut tidakan, hal tersebut tidakan, hal tersebut tidakan, hal tersebut tidakan, hal tersebut tidakdiizinkdiizinkdiizinkdiizinkdiizinkan untuk kan untuk kan untuk kan untuk kan untuk kamu.”amu.”amu.”amu.”amu.” “ “ “ “ “Apapun yang belum Saya larangApapun yang belum Saya larangApapun yang belum Saya larangApapun yang belum Saya larangApapun yang belum Saya larangdengan mengatakdengan mengatakdengan mengatakdengan mengatakdengan mengatakan, “Ini tidakan, “Ini tidakan, “Ini tidakan, “Ini tidakan, “Ini tidakdiizinkdiizinkdiizinkdiizinkdiizinkan,” kan,” kan,” kan,” kan,” kalau hal tersebut sesuaialau hal tersebut sesuaialau hal tersebut sesuaialau hal tersebut sesuaialau hal tersebut sesuaidengan apa yang diizinkdengan apa yang diizinkdengan apa yang diizinkdengan apa yang diizinkdengan apa yang diizinkan, kan, kan, kan, kan, kalau halalau halalau halalau halalau haltersebut bertentangan dengan apatersebut bertentangan dengan apatersebut bertentangan dengan apatersebut bertentangan dengan apatersebut bertentangan dengan apayang tidak diizinkyang tidak diizinkyang tidak diizinkyang tidak diizinkyang tidak diizinkan, hal tersebutan, hal tersebutan, hal tersebutan, hal tersebutan, hal tersebutdiizinkdiizinkdiizinkdiizinkdiizinkan untuk kan untuk kan untuk kan untuk kan untuk kamu.”amu.”amu.”amu.”amu.” “Dan apapun yang belum Saya “Dan apapun yang belum Saya “Dan apapun yang belum Saya “Dan apapun yang belum Saya “Dan apapun yang belum Sayaizinkizinkizinkizinkizinkan dengan mengatakan dengan mengatakan dengan mengatakan dengan mengatakan dengan mengatakan, “Inian, “Inian, “Inian, “Inian, “Inidiizinkdiizinkdiizinkdiizinkdiizinkan,” kan,” kan,” kan,” kan,” kalau hal tersebut sesuaialau hal tersebut sesuaialau hal tersebut sesuaialau hal tersebut sesuaialau hal tersebut sesuaidengan apa yang tidak diizinkdengan apa yang tidak diizinkdengan apa yang tidak diizinkdengan apa yang tidak diizinkdengan apa yang tidak diizinkan, kan, kan, kan, kan, kalaualaualaualaualauhal tersebut bertentangan dengan apahal tersebut bertentangan dengan apahal tersebut bertentangan dengan apahal tersebut bertentangan dengan apahal tersebut bertentangan dengan apayang diizinkyang diizinkyang diizinkyang diizinkyang diizinkan, hal tersebut tidakan, hal tersebut tidakan, hal tersebut tidakan, hal tersebut tidakan, hal tersebut tidakdiizinkdiizinkdiizinkdiizinkdiizinkan untuk kan untuk kan untuk kan untuk kan untuk kamu.”amu.”amu.”amu.”amu.” “Dan apapun yang belum Saya “Dan apapun yang belum Saya “Dan apapun yang belum Saya “Dan apapun yang belum Saya “Dan apapun yang belum Sayaizinkizinkizinkizinkizinkan dengan mengatakan dengan mengatakan dengan mengatakan dengan mengatakan dengan mengatakan, “Inian, “Inian, “Inian, “Inian, “Inidiizinkdiizinkdiizinkdiizinkdiizinkan,” kan,” kan,” kan,” kan,” kalau hal tersebut sesuaialau hal tersebut sesuaialau hal tersebut sesuaialau hal tersebut sesuaialau hal tersebut sesuaidengan apa yang diizinkdengan apa yang diizinkdengan apa yang diizinkdengan apa yang diizinkdengan apa yang diizinkan, kan, kan, kan, kan, kalau halalau halalau halalau halalau haltersebut bertentangan dengan apatersebut bertentangan dengan apatersebut bertentangan dengan apatersebut bertentangan dengan apatersebut bertentangan dengan apayang tidak diizinkyang tidak diizinkyang tidak diizinkyang tidak diizinkyang tidak diizinkan, hal tersebutan, hal tersebutan, hal tersebutan, hal tersebutan, hal tersebutdiizinkdiizinkdiizinkdiizinkdiizinkan untuk kan untuk kan untuk kan untuk kan untuk kamu.”amu.”amu.”amu.”amu.”

(The Buddhist Monastic Code, p.27, seealso The Entrance to the Vinaya,

(Vinayamukha), 11, p.170)

Dalam memberikan jawaban untukpertanyaan di atas, selain tinjauan dari segisejarahnya, kita dapat menganalisis darisegi tujuan penetapan vinaya tersebutseperti yang telah diuraikan di atas. Vinayadan Patimokkha Sila ditetapkan olehBuddha sebagai respon terhadap peristiwatertentu yang terjadi, baik di antarakomunitas para bhikkhu maupun melaluiinteraksi mereka dengan komunitas umat.Biasanya sebagai pengantar sebuahperaturan, dalam kitab suci tercantumpenjelasan keadaan sebenarnya pada

Page 13: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

Agustus 2004

waktu itu yang menuntun perumusansuatu peraturan. Oleh karena itu,penekanannya selalu pada praktekDhamma. Dalam praktek Dhamma, Silaatau Vinaya menjadi petunjuk danpendukung yang vital.

Ketika seorang bhikkhu menjalanisilanya, dia mungkin menemukan bahwakecenderungan dan kebiasaan masa lalumasih menyebabkan masalah, terutamajika lingkungan juga tidak mendukung.Tentunya, tinggal di lingkungan yangsesuai akan memberikan kemudahan.Namun, penting untuk dipahami bahwapara bhikkhu tidak akan melatih diri ditempat terisolasi. Para bhikkhu jugamembutuhkan dukungan dan pengertiandari umat. Terdapat suatu kebutuhan untuksaling mendukung dan memberi semangatdi antara komunitas umat dan bhikkhu.Setelah mengetahui sesuatu tentangperaturan para bhikkhu, seharusnya kitasebagai umat Buddha bisa lebihmenghargainya. Vinaya melindungikelestarian ajaran Buddha. Tanpa Vinaya,tidak mungkin ada Sangha. Tanpa Sangha,Dhamma sulit disebarkan, karena hanyakomunitas yang terorganisasi dan terdiridari orang yang menyadari Dhammasepenuhnya yang berkemampuanmelestarikan keutuhan ajaran Buddha.Buddha pernah mengatakan bahwa jikaajaran-Nya menghilang, hal tersebutsemata-mata disebabkan kesalahanbhikkhu, karena kurangnya respek merekaterhadap Vinaya.

Hubungan antara bhikkhu dan umatmerupakan hubungan yang bersifat moral-religius dan bersifat timbal balik,sebagaimana telah dijelaskan Buddhadalam Sigalovada Sutta :

Umat hendaknya menghormati bhikkhuUmat hendaknya menghormati bhikkhuUmat hendaknya menghormati bhikkhuUmat hendaknya menghormati bhikkhuUmat hendaknya menghormati bhikkhudengan membantu dan memperlakdengan membantu dan memperlakdengan membantu dan memperlakdengan membantu dan memperlakdengan membantu dan memperlakukukukukukanananananmerekmerekmerekmerekmereka dengan perbuatan, perka dengan perbuatan, perka dengan perbuatan, perka dengan perbuatan, perka dengan perbuatan, perkataan,ataan,ataan,ataan,ataan,

dan pikiran yang baik, membiarkdan pikiran yang baik, membiarkdan pikiran yang baik, membiarkdan pikiran yang baik, membiarkdan pikiran yang baik, membiarkanananananpintu terbukpintu terbukpintu terbukpintu terbukpintu terbuka untuk mereka untuk mereka untuk mereka untuk mereka untuk mereka dana dana dana dana dan

memberikmemberikmemberikmemberikmemberikan makan makan makan makan makanan serta keperluananan serta keperluananan serta keperluananan serta keperluananan serta keperluanyang sesuai untuk merekyang sesuai untuk merekyang sesuai untuk merekyang sesuai untuk merekyang sesuai untuk mereka.a.a.a.a.

Bhikkhu mempunyai kewajiban kepadaBhikkhu mempunyai kewajiban kepadaBhikkhu mempunyai kewajiban kepadaBhikkhu mempunyai kewajiban kepadaBhikkhu mempunyai kewajiban kepadaumat: mencegah merekumat: mencegah merekumat: mencegah merekumat: mencegah merekumat: mencegah mereka dari melaka dari melaka dari melaka dari melaka dari melakukukukukukananananan

perbuatan jahat, memberi petunjukperbuatan jahat, memberi petunjukperbuatan jahat, memberi petunjukperbuatan jahat, memberi petunjukperbuatan jahat, memberi petunjukuntuk melakuntuk melakuntuk melakuntuk melakuntuk melakukukukukukan perbuatan baik,an perbuatan baik,an perbuatan baik,an perbuatan baik,an perbuatan baik,

mencintai merekmencintai merekmencintai merekmencintai merekmencintai mereka dengan pikiran penuha dengan pikiran penuha dengan pikiran penuha dengan pikiran penuha dengan pikiran penuhkkkkkasih sayang, mengajar sesuatu yangasih sayang, mengajar sesuatu yangasih sayang, mengajar sesuatu yangasih sayang, mengajar sesuatu yangasih sayang, mengajar sesuatu yang

merekmerekmerekmerekmereka belum pernah dengara belum pernah dengara belum pernah dengara belum pernah dengara belum pernah dengar,,,,,memperbaiki dan menjelaskmemperbaiki dan menjelaskmemperbaiki dan menjelaskmemperbaiki dan menjelaskmemperbaiki dan menjelaskan sesuatuan sesuatuan sesuatuan sesuatuan sesuatu

yang merekyang merekyang merekyang merekyang mereka pernah dengara pernah dengara pernah dengara pernah dengara pernah dengar, dan, dan, dan, dan, danmenunujukkmenunujukkmenunujukkmenunujukkmenunujukkan jalan untuk menujuan jalan untuk menujuan jalan untuk menujuan jalan untuk menujuan jalan untuk menuju

pembebasan (Nibbana).pembebasan (Nibbana).pembebasan (Nibbana).pembebasan (Nibbana).pembebasan (Nibbana).

Sesuai dengan pengertian di atas,bhikkhu tidak mempunyai kewenangandan kekuasaan apapun terhadap umat.Bhikkhu juga tidak akan membenci,dendam, atau memusuhi umat yangdengan sengaja melakukan perbuatanyang tidak pantas terhadap Sangha ataupenghinaan terhadap Dhamma. Terhadapumat yang berbuat tidak pantas, tidaksopan, atau melakukan penghinaanterhadap Dhamma dan sebagainya,Sangha akan menunjukkan letakkesalahan dan kebenaran yang dijadikandasar untuk melakukan perbuatantersebut. Apabila para bhikkhu telahberulang kali menasehati, tetapi yangbersangkutan masih tidak mau mengertikarena ia memang keras kepala, makabhikkhu dapat berpaling dengan tidakmenerima segala pemberiannya.

Dalam Navaka Nipata disebutkanseorang bhikkhu seharusnya tidak

sajian utama

Page 14: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

14

Agustus 2004

berkunjung atau menginap di rumah umat,bilamana seorang bhikkhu tidak disapa,tidak disambut, tidak ditawari tempatduduk, dana yang diberikan sedikitwalaupun sebenarnya ada kemampuanuntuk memberi banyak (disembunyikan),persembahan diberikan secara tidakhormat, umat tidak datang mendekat kebhikkhu untuk mendengarkan uraianDhamma, dan sedikit minat untukmendengarkan uraian Dhamma.

Sebaliknya umat pun dapat berpalingdari bhikkhu yang melakukan pelanggaranDhamma-Vinaya, dengan cara tidakmelayani, tidak menghormati, dan tidakmemberikan persembahan makanan,karena bhikkhu tersebut dianggap telahlalai melakukan kewajibannya, sehinggamembuat namanya buruk, bersifat malu-malu, dan penuh kecemasan dalampergaulan sesama bhikkhu maupunbersama umat biasa.

Dalam urusannya dengan wanita,seorang bhikkhu tidak boleh dengan nafsuindriya menyentuh seorang wanita(Sanghadisesa ke-2) dan tidakboleh pula duduk berduadengan wanita ditempat tertutup(Pacittiya ke-44).Selain itu, bhikkhutidak bolehmenjadi perantaradalam hubunganperjodohan antarapria dan wanita(Sanghadisesa ke-5). Bhikkhu tidakboleh menumpukkekayaan emas,perak dan lain-lain. (Nissagiya

Pacittiya ke-18), atau terlibat dalamperdagangan atau jual-beli (NissagiyaPacittiya ke-20). Ia tidak boleh berbohong(Pacittiya ke-1), tidak boleh mencaci-maki(Pacittiya ke-2) atau menfitnah (pacittiya ke-3), tidak boleh pula menjawab secaramenghindar dan menimbulkan kesulitandengan berdiam diri (Pacittiya ke-12). Selainitu, ia melatih diri untuk tidak menontonpertunjukan/nyanyian/tarian dan segalasesuatu yang membawanya ke arahkenikmatan indriya. Ia melatih diri untuktidak mempergunakan tempat tidur atautempat istirahat yang mewah danmembatasi kebutuhan hidup sesederhanamungkin.

Para bhikkhu yang dengan sungguh-sungguh menjalankan Dhamma-Vinayamerupakan sahabat yang sangat baik(kalyana mitta), guru Dhamma yangmelestarikan ajaran-ajaran Buddha, yangpatut mendapatkan pelayanan danpenghormatan. Penghormatan merupakantingkah laku yang menunjukkan

Page 15: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

15

Agustus 2004

kerendahan hati dan merupakan hal yangbaik dan terpuji (untuk bhikkhu dan umat).Ada beberapa cara penghormatan yangdiperkenankan Buddha:

1. Vandana (berlutut—”menunjukkanpenghormatan dengan lima titik”—dahi, kedua lengan bawah, kedualutut).

2. Utthana (berdiri untuk menyambut).3. Anjali (merangkap kedua telapak

tangan untuk menghormat).4. Samicikamma (cara-cara lain yang

baik dan terpuji untuk menunjukkankerendahan hati).

Umumnya bhikkhu akan menerimapenghormatan tersebut denganmengatakan: “Sukhi hotu” - Semogaengkau berbahagia (di Sri Lanka) atau “Ayuvanno sukham balam” (di Mungthai).Buddha sendiri tidak pernah menetapkanbahwa bentuk penghormatan begini ataubegitu harus dilakukan kepada parabhikkhu. Perlu kiranya diingat bahwa sipelakulah—bukan si penerima—yang akanmendapat manfaat dengan memberikanpenghormatan. Karena memberikanpenghormatan kepada yang patutdihormati merupakan suatu perbuatan baikdan akan mengembangkan punna sipelaku.

“P“P“P“P“Pada merekada merekada merekada merekada mereka yang senantiasaa yang senantiasaa yang senantiasaa yang senantiasaa yang senantiasamenghormat pada orang yang lebih tuamenghormat pada orang yang lebih tuamenghormat pada orang yang lebih tuamenghormat pada orang yang lebih tuamenghormat pada orang yang lebih tua

akakakakakan bertambah empat hal: panjangan bertambah empat hal: panjangan bertambah empat hal: panjangan bertambah empat hal: panjangan bertambah empat hal: panjangumurumurumurumurumur, kecantik, kecantik, kecantik, kecantik, kecantikan, kebahagiaan,an, kebahagiaan,an, kebahagiaan,an, kebahagiaan,an, kebahagiaan,

kekkekkekkekkekuatanuatanuatanuatanuatan”””””(Dhammapada 109)(Dhammapada 109)(Dhammapada 109)(Dhammapada 109)(Dhammapada 109)

“““““TTTTTak berak berak berak berak bergaul dengan orang yang takgaul dengan orang yang takgaul dengan orang yang takgaul dengan orang yang takgaul dengan orang yang takbijaksana, Berbijaksana, Berbijaksana, Berbijaksana, Berbijaksana, Bergaul dengan merekgaul dengan merekgaul dengan merekgaul dengan merekgaul dengan mereka yanga yanga yanga yanga yang

bijaksana. Menghormat merekbijaksana. Menghormat merekbijaksana. Menghormat merekbijaksana. Menghormat merekbijaksana. Menghormat mereka yanga yanga yanga yanga yangpatut dihormat, Itulah Berkpatut dihormat, Itulah Berkpatut dihormat, Itulah Berkpatut dihormat, Itulah Berkpatut dihormat, Itulah Berkah Utama.”ah Utama.”ah Utama.”ah Utama.”ah Utama.”

(Mangala Sutta)(Mangala Sutta)(Mangala Sutta)(Mangala Sutta)(Mangala Sutta)

Sehubungan dengan kebutuhan hidup,mengingat bhikkhu tidak meminta kepadaumat, maka seyogianya umat menanyakanhal-hal apa yang dibutuhkan oleh bhikkhuagar pemberian sesuai dengan keperluandan tidak bertentangan dengan peraturankebhikkhuan.

Ada empat kebutuhan pokok bagibhikkhu, yaitu pakaian/jubah, makanan,tempat tinggal, dan obat-obatan. Selain itu,umat dapat menyediakan keperluanlainnya sesuai dengan keadaan, seperti alattulis, keperluan mandi, pisau cukur, jarum,buku-buku, dan sebagainya.

Pada zaman Buddha, para bhikkhumeminta makanan dari rumah ke rumah(pindapata), tetapi ada juga umat yangmemberikan/mengantarkan makanansecara langsung kepada bhikkhu. Padawaktu memberikan makanan kepadabhikkhu, umat hendaknya mempersilakanbhikkhu dengan sikap menghormat danmakanan yang dipersembahkan harusdisentuh oleh bhikkhu, bila tidak, makamakanan itu tidak akan dimakannya. Halini terdapat dalam 92 peraturan SuddhaPacittiya 92 (termasuk pelanggaran ringan/lahukapatti), mengenai makanan(Bhojanavagga). Umat hendaknyamemberikan kesempatan makan terlebihdahulu kepada bhikkhu dan usahakanuntuk tidak makan secara bersama-samadengan bhikkhu.

Dana makanan yang berasal darihewani seperti daging dan ikan, seringmenjadi pergunjingan di kalangan umatBuddha, yang mengatakan apakah denganberdana makanan seperti itu dapatditerima oleh para bhikkhu dan apakahbhikkhu yang menerimanya melanggarvinaya?

Page 16: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

16

Agustus 2004

Peraturan bahwa bhikkhu tidak bolehmakan daging pernah diajukan olehDevadatta, sewaktu ia berusaha menjadiketua Sangha. Ia meminta kepada Buddhauntuk menyetujui bahwa semua bhikkhuharus tinggal di hutan, tidak bolehmenerima undangan makan di rumahumat, harus memakai jubah daripembungkus mayat, harus tidur di bawahpohon, dan dilarang keras makan dagingdan ikan. Buddha mengatakan bahwa parabhikkhu yang ingin mengikuti peraturanitu dibolehkan melakukannya, kecuali“tidur di bawah pohon” selama musimhujan. Dengan demikian, tidak adapelanggaran Vinaya dan larangan bagipara bhikkhu untuk menerima ataumemakan makanan yang berasal darihewani dengan syarat “tidak melihat, tidakmendengar, dan tidak tahu bahwabinatang itu dipotong untuknya.”

Pemberian barang atau dana makanankepada bhikkhu sebaiknya diberikandengan tangan sendiri, karena akanmemberikan pahala yang lebih besardibandingkan dana tersebut dititipkanmelalui orang lain. Dalam Velama Sutta(A.II/391) dikatakan seseorang yangmemberikan dana biasa ataupun yangterpilih, apabila ia memberikan hanyasekedar untuk memberi, tanpaperenungan, tidak diberikan dengantangan sendiri, memberikan barang yangia tidak pakai lagi dan tidak yakin akanhasil dari perbuatannya, maka ketikapemberian tersebut menghasilkan buah, iatidak dapat menikmati kehidupan yanglebih baik, hidup serba kekurangan, dansedikit sekali orang yang mendengarperkataannya. Sebaliknya bila danadiberikan penuh kesadaran, dengan batinyang diliputi kegembiraaan, diberikandengan kedua tangannya, barang-barang

yang diberikan bukan barang yang tidakdipakai lagi, dengan keyakinan dan pahalasebagai akibat dari perbuatan baik, makaketika pemberian tersebut menghasilkanbuah, ia menikmati kehidupan yang lebihbaik, hidup serba berkecukupan, dandihormati oleh banyak orang.

Pada setiap hari suci Kathina, umatBuddha mempersembahkan jubah dankeperluan lainnya. Jubah merupakan satu-satunya pakaian bhikkhu yang selaludipakai setiap saat. Jubah bhikkhu disebutKasava atau Kasaya, berwarna kuning,terdiri dari 3 bagian, yaitu jubah luar(Sanghati), jubah atas (Uttrasanga), danjubah bawah (Antaravasaka). BulanKathina merupakan kesempatan yangpaling baik bagi umat Buddha untukmemberikan dana kepada Sangha. Adapungatha yang biasa digunakan pada setiaphari suci Kathina, yaitu :

IMAM BHANTE, SAPPARIVARAMCIVARADDUSSAM SANGHASSAONOJAYAMASADHU NO BHANTE, SANGHO IMAMSAPPARIVARAM CIVARADUSSAMPATIGGANHATUPATIGGAHETVA CA IMINA DUSSENACIVARAM ATTHARATU, AMHAKAMDIGHARATTAM HITAYA SUKHAYA

Perkenankanlah Bhante, kamipersembahkan kain jubah dansegala perlengkapannya kepadaBhikkhu Sangha.Semoga Bhikkhu Sangha sudimenerima semua persembahan kami.Semoga persembahan ini dapatdigunakan sebaik-baiknya,Sehingga bermanfaat danmendatangkanKebahagiaan bagi kami untuk selama-lamanya.

Page 17: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

17

Agustus 2004

Sangha diibaratkan sebuah ladang yang tiada bandingnya, ladang dengan tanahyang subur yang menghasilkan panen yang berlimpah. Karena itu, benih-benihperbuatan yang berjasa yang ditanam pada Sangha akan memberikan hasil yangberlimpah. Umat Buddha meyakini bahwa pemberian kepada mereka yang sungguh-sungguh melaksanakan hidup suci akan membawa pahala yang besar. Sebaliknya,pemberian tidak membawa pahala yang besar bila diberikan kepada orang yang tidakbermoral. Dalam Velama Sutta, dikatakan “pemberian makanan kepada seratus PaccekaBuddha, pahalanya akan lebih besar apabila ia memberikan makanan kepada seorangSamma Sambuddha yang telah mencapai penerangan sempurna. Jika makanandiberikan kepada para anggota Sangha yang dipimpin oleh Buddha, maka pahalanyaakan lebih besar dibandingkan ia mendirikan sebuah vihara yang dapat digunakan olehpara bhikkhu.

Memilih hidup sebagai bhikkhu dengan kehendak, tekad, dan keinginan yangkuat merupakan pilihan yang sangat luhur dan mulia. Menjadi bhikkhu merupakanperjuangan yang keras, tekun, ulet, dan dengan sungguh-sungguh melatih hidup sucisehingga apa yang menjadi cita-citanya dapat tercapai. Prosedur untuk menjadi bhikkhujuga sangat panjang, mulai dari menjadi samanera sampai ditabhiskan menjadi bhikkhu.Banyak rintangan dan godaan dari luar yang harus selalu diwaspadainya. Karena itu,Tathagata berpesan:

“Berjuanglah dengan sungguh-sungguh, O, bhikkhu,dan waspadalah serta penuh kebijaksanaan !dengan sekuat tenaga, jagalah pikiran sendiri !Siapa yang mengikuti Dhamma dan Vinaya dengan sekuat tenaga,Akan berhasil keluar dari lingkaran tumimbal lahirDan mengakhiri penderitaan.”

Dengan mengetahui sila bagi umat biasa (para perumah tangga) (agariya-vinaya),tata tertib yang berlaku bagi Sangha (anagariya-vinaya), dan hubungan bhikkhu denganumat serta akibat timbal balik yang ditimbulkannya, diharapkan para upasaka-upasikadapat membantu menjauhkan bhikkhu dari hal-hal yang dapat mengganggu perjalanankebhikkhuannya ke arah penghidupan yang suci. Dengan demikian, peran para bhikkhu(Sangha) sebagai pengemban amanat Buddha, pelindung dan penyebar Dhammakepada para penganutnya diharapkan dapat terlaksana dengan baik. Hubungan antarabhikkhu dan umat Buddha yang bersifat moral religius saling mendukung dengan disatu sisi para bhikkhu yang menjalani kehidupan suci tetap membutuhkan umat yangmembantu kebutuhan hidupnya; dan di sisi lain Sangha merupakan lapangan untukmenanam jasa yang tiada taranya bagi umat dan sebagai tempat belajar danmempraktekkan Dhamma. [Julifin]

Keterangan:1 Pengertian Vinaya berarti peraturan, disiplin atau tata tertib. Kata Vinaya sendiri berarti :melenyapkan/menghapus/menghilangkan- dalam hal ini - segala tingkah laku yang menghalangikemajuan dalam pelaksanaan Dhamma; atau sesuatu yang membimbing keluar (dari dukkha).

Page 18: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

Rohaniwan-Rohaniwatidalam

Agama Buddha

Rohaniwan-Rohaniwatidalam

Agustus 2004

Dalam agama buddha kita mengenal adanya berbagai rohaniwan-rohaniwatiseperti bhikkhu, bhikkhuni, samanera, samaneri, upasaka, upasika, dansebagainya. Rohaniwan dan rohaniwati ini tidak dibedakan berdasarkan kasta-kasta yang membedakan derajat manusia dalam kehidupan sehari-hari, keturunan,pangkat, atau kekayaannya, tetapi berdasarkan tingkat keluhuran batin manusiaitu sendiri dan juga berdasarkan sila yang dijalaninya. Berikut ini akan dibahassatu persatu mengenai rohaniwan-rohaniwati dalam agama Buddha.

I. Upasaka dan UpasikaDalam bahasa Pali, umat Buddha

awam laki-laki disebut upasaka danumat Buddha awam perempuan disebutupasika. Kata “upasaka” sendiri berartiseseorang yang mengenal dekat danakrab dengan Tri Ratna; Buddha,Dharma, dan Sangha. Ketika seseorangmenerima perlindungan dari Tri Ratnaatau menganggapnya sebagai pedomanhidup, umumnya dapat dikatakansebagai umat Buddha.

Namun di Indonesia, upasaka-upasika memiliki arti yang sedikitberbeda. Untuk menjadi seorangupasaka atau upasika, seseorang harustelah cukup umur dalam arti telahmempunyai pengertian dan kesadarandengan sungguh-sungguh mengucap-kan Vandana dan Trisarana.

Untuk menjadi upasaka atau upasikatidaklah perlu melalui pentahbisansecara formal. Namun, tidak puladilarang bila mereka mengucapkan

Agama Buddha

sajian utama

Page 19: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

19

Agustus 2004

Vandana dan Trisarana di hadapanBuddha rupang atau seorang bhikkhuuntuk memantapkan batinnya. Jadi,tidaklah benar bila ada orang yangberpandangan ‘untuk menjadi upasakaatau upasika haruslah divisudhi olehseorang bhikkhu terlebih dahulu.’

Kebiasaan visudhi dibimbing olehseorang bhikkhu (agar merasa mantap)dimulai di Negeri Gajah Putih, Thailand.Pada zaman dahulu, bila seorangpemuda atau pemudi hendak pergi keluar negeri (biasanya ke Eropa) untukmeneruskan sekolah/kuliah, dianjurkanoleh orang tuanya untuk ‘meminta’ silakepada seorang bhikkhu agar batinnyamantap dalam menjalani tugasbelajarnya. Begitupun, bila seorangtentara akan terjun ke medan perang.Mereka merasa perlu ‘meminta’ silakepada seorang bhikkhu agar batinnyamerasa mantap dalam berperang.

Dalam kehidupan normal sehari-hari,mereka tidak mengenal istilah visudhiupasaka/upasika. Di dalam sejarahkehidupan Sang Buddha pun tidakmengenal adanya visudhi upasaka/upasika oleh Sang Buddha maupun parasiswa-Nya. Tapussa dan Bhallika,upasaka pertama, menyatakan dirinyasebagai upasaka tanpa dibimbing olehSang Buddha dan begitu juga Sudatta(Anathapindika), Visakha, CittaGahapata, maupun upasaka/upasikasesudahnya. Sang Buddha dan paraSiswa-Nya tidak pernah mentahbiskanpenganut-penganut baru sepertipemimpin-pemimpin agama lainmentabhiskan atau mempermandikanpenganut-penganut barunya.Pentahbisan (Upasampada) hanyadilakukan bila seorang umat Buddha

ingin menjalani kehidupan sebagaiseorang pertapa.

Seorang upasaka/upasika harusmenjalani lima sila (Pancasila) yaitu:

1. melatih diri menghindaripembunuhan makhluk hidup.

2. melatih diri menghindari pencurian.3. melatih diri menghindari perbuatan

asusila.4. melatih diri menghindari ucapan

tidak benar.5. melatih diri menghindari minuman

dan makanan yang memabukkan.Upasaka/Upasika yang tekun

dianjurkan melaksanakan delapan sila(Atthangasila) di hari-hari Uposatha.Biasanya mereka melaksanakanUposatha Sila ini di vihara sambilmelatih bhavana. Uposatha Sila initerdiri dari lima sila (Pancasila) ditambahdengan tiga sila lainnya:

6. melatih diri menghindari makanmakanan setelah tengah hari.

7. melatih diri menghindari untuktidak menari, menyanyi, bermainmusik, pergi melihat tontonan-tontonan, memakai bunga-bungaan, wangi-wangian, dan alat-alat kosmetik untuk tujuanmenghias dan mempercantik diri.

8. melatih diri menghindaripenggunaan tempat tidur dantempat duduk yang tinggi danmewah.

II. PanditaSebutan ‘pandita’ di negara-negara

buddhis, seperti Sri Langka, Thailand,dan sebagainya merupakan gelarakademis atau semacam gelarkesarjanaan khususnya di bidangkeagamaan. Di Indonesia, pandita

Page 20: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

20

Agustus 2004

merupakan gelar fungsionil yangdiberikan oleh suatu organisasi buddhis,karena dinilai telah mempunyaikemampuan yang cukup memadaimengenai ajaran agama Buddha,mengabdikan dirinya untukmembabarkan agama Buddha,membimbing dan memimpin umatnya.Dalam kegiatan keagamaan, seorangpandita mempunyai wewenang dankewajiban seperti menikahkan,mengukuhkan janji jabatan,mengukuhkan janji di pengadilan, dansebagainya.

Buddhaghosa Thera mendefinisikan‘pandita’ adalah orang yang menempuhkehidupan dengan kebijaksanaan, demimanfaat dalam kehidupan sekarangmaupun kehidupan yang akan datang.Sedangkan Sang Buddha dalamMangala Sutta, menyatakan “Takbergaul dengan orang yang takbijaksana, bergaul dengan mereka yangbijaksana, menghormat mereka yangpatut dihormat, itulah berkah utama”.

Istilah ‘pandita’ yang dimaksud olehSang Buddha adalah “orang yangmemiliki kebijaksanaan”. Orang sepertiini merupakan orang yang memilikikemampuan untuk mengembangkandiri dan senantiasa menggunakankearifannya dalam segala tindakan.Kebijaksanaan berhubungan langsungdengan keluhuran batin seseorang.

Jadi, pengertian pandita pada zamanSang Buddha tidak dapat disamakandengan istilah pandita di negara-negarabuddhis atau gelar kepanditaan diIndonesia. Meskipun demikian panditajuga termasuk kelompok upasaka/upasika yang mengabdikan dirinyauntuk kepentingan umat Buddha.

III. DayakaDayaka merupakan umat Buddha

awam yang menyediakan waktu ataumenyantuni Sangha. Seorang dayakaharus menjalankan pancasila.

IV. DharmacariDharmacari merupakan seorang

dhammaduta, orang yang bertugasmenyebarkan ajaran Sang Buddha.Seorang Dharmacari dapat menjalankanPancasila maupun Atthanghasila.

V. Anagarika dan AnagariniAnagarika/Anagarini merupakan

umat Buddha yang mengabdikandirinya kepada bhikkhu/bhikkhunidengan cara menyediakan kebutuhanbhikkhu/bhikkhuni seperti memasakuntuk bhikkhu/bhikkhuni dan mencucibaju bhikkhu/bhikkhuni. Seoranganagarika/anagarini harus tinggal divihara karena ini lebih memudahkanmereka untuk melayani para bhikkhu/bhikkhuni dan juga untuk melatih diri.Seorang anagarika/anagarinimenjalankan Attanghasila.

VI. Samanera dan SamaneriIstilah “samanera” berasal dari kata

‘samana’ berarti bhikkhu dan ‘nera’berarti putra. Jadi, samanera samadengan putra bhikkhu, yang membantudan melayani bhikkhu pembimbingnya.

Dalam pengertiannya luasnyasamanera/samaneri merupakan umatBuddha yang meninggalkan kehidupankeduniawian dan bertekad untukmendalami sila sebelum ditahbiskanmenjadi bhikkhu/bhikkhuni.Pentahbisan samanera/samaneridisebut pabbajja. Pentahbisan itu harus

Page 21: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

Agustus 2004

melalui syarat-syarat yang ditentukandalam kedisplinan (Vinaya) seperti tidakcacat dan lemah jasmani, hingga tidakmampu mendukung hidupkebhikkhuannya (misalnya, pindapattadan mencuci jubah), tidak mempunyaipenyakit menular, bukan seorangpenjahat, dan lain sebagainya sepertiyang ditetapkan di Vinaya.

Seorang samanera/samaneri harusmenjalani sepuluh sila (Dasa Sila)ditambah dengan tujuh puluh limasikkha (latihan). Ke tujuh puluh limasikkha juga terdapat dalam Vinayakebhikkhuan. Ke sepuluh sila tersebutadalah:

1. bertekad melatih diri menghindaripembunuhan.

2. bertekad melatih diri menghindaripencurian.

3. bertekad melatih diri menghindariperbuatan asusila.

4. bertekad melatih diri menghindariucapan yang tidak benar.

5. bertekad melatih diri menghindarimakanan dan minuman yangmemabukan.

6. bertekad melatih diri menghindarimakan makanan setelah tengahhari.

7. bertekad melatih diri untuk tidakmenari, menyanyi, bermain musikdan melihat segala macamtontonan dan pertunjukan.

8. bertekad melatih diri menghindaripemakaian bunga-bungaan,wangi-wangiaan, serta alat-alatpenghias diri.

9. bertekad melatih diri untuk tidakmenggunakan tempat tidur dantempat duduk yang tinggi danmewah.

10.bertekad melatih diri untukmenghindari menerima emas danperak (uang).

Samanera/Samaneri membantukeperluan bhikkhu/bhikkhuni dan mulaibelajar mengenai kebhikkhuan, hinggaada samanera/samaneri yang mampumenghafal Patimokha dengan baik.Mereka juga mempunyai kesempatanuntuk melatih bhavana dengan leluasa.

VII. Bhikkhu/BhikkhuniKata ‘bhikkhu’ sering diterjemahkan

sebagai “pengemis” atau “pemintasedekah”. Memang, untuk memenuhikebutuhan hidupnya yang sederhana,bhikkhu sangat tergantung daripemberian umat. Oleh sebab itu katabhikkhu sebaiknya tidak perluditerjemahkan, karena istilah tersebutsudah merupakan istilah tersendiri didalam agama Buddha.

Sebelum seseorang dapatditahbiskan dengan upasampadaterlebih dahulu harus menjalanipabbajja/samanera. Dalam tradisibuddhis, pentahbisan menjadi bhikkhudilakukan dengan tiga cara, antara lain:

1.Ehi Bhikkhu Upasampada:Pentahbisan yang hanya dilakukanoleh Sang Buddha sendiri.

2.Tisaranagamana Upasampada: Caraseperti ini diperkenankan oleh SangBuddha, untuk mentahbiskan calonbhikkhu yang tinggal ditempat –tempat jauh, dengan cara rambut,janggut, serta kumisnya harusdicukur.

3.Natticatutthakamma Upasampada:Pentahbiskan yang dilakukandengan cara calon bhikkhumenjadi samanera terlebih dahulu.

Sajian Utama

Page 22: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

22

Agustus 2004

Dalam aliran Theravada, seorangbhikkhu harus menjalankan Patimokkha

Sila yang berjumlah 227 sila dan 311 silauntuk para bhikkhuni, yang terdiri dari:

Sila-sila Bhikkhu BhikkhuniParajika 4 8Sanghadisesa 13 17Aniyata 2 -Nissaggiya Pacittiya 30 30Suddha Pacittiya 30 30Patidesaniya 4 8Sekkhiya 75 75Adhikaranasamatha 7 7Jumlah 227 311

Sedangkan dalam aliranMahayana, seorang bhikkhu harusmenjalankan 250 sila dan seorangbhikkhuni harus menjalankan 348 sila.

Sejarah munculnya bhikkhunidalam agama Buddha bermula daripermaisuri Mahapajapati, ibu tirinyaPangeran Siddharta. Setelah rajaSuddhodana meninggal dunia,permaisuri Mahapajapati mengajakkaum wanita Sakya yang suaminyameninggalkan mereka untuk menjadibhikkhu menghadap Sang Buddha,mohon diupasampadakan menjadibhikkhuni. Pada awalnya Sang Buddhatidak menyetujuinya sampai Anandamemohon kepada Sang Buddha danSang Buddha mengupasampadakanpermaisuri Mahapajapti denganmemberikan delapan garudhamma,yaitu:

1. Bhikkhuni, walau telahupasampadà selama seratus tahun,harus menghormat (namaskara),bangun menyambut dengan hormatpada seorang bhikkhu walau baruupasampadà pada hari itu.Bhikkhuni harus menghormat

peraturan ini dan tidakmelanggarnya seumur hidup.

2. Bhikkhuni tidak boleh bervassa disuatu tempat yang tidak adabhikkhunya. Harus menghormatperaturan ini dan tidakmelanggarnya seumur hidup.

3.Bhikkhuni harus menanyakan hariuposatha dan mendengar ajarandhamma dari Sangha bhikkhusetiap tengah bulan. Harusmenghormat peraturan ini dan tidakmelanggarnya seumur hidup.

4. Bhikkhuni, setelah melaksanakanvassa, harus melakukan pavaranadalam Sangha bhikkhu dan Sanghabhikkhuni. Harus menghormatperaturan ini dan tidakmelanggarnya seumur hidup.

5. Bhikkhuni yang melakukanpelanggaran berat harusmelakukan manata (pembersihandiri) pada Sangha bhikkhu danSangha bhikkhuni. Harusmenghormat peraturan ini dan tidakmelanggarnya seumur hidup.

6.Bhikkhuni harus diupasampadàdalam Sangha Bhikkhu dan Sangha

Page 23: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

23

Agustus 2004

Bhikkhuni, setelah dua tahunsebagai sikkhamànà. Harusmenghormat peraturan ini dan tidakmelanggarnya seumur hidup.

7. Bhikkhuni tidak boleh berkata kasarpada seorang bhikkhu. Harusmenghormat peraturan ini dan tidakmelanggarnya seumur hidup.

8.Bhikkhuni tidak boleh mengajarbhikkhu. Tapi, bhikkhu bolehmengajar bhikkhuni. Harusmenghormat peraturan ini dan tidakmelanggarnya seumur hidup.

Sedangkan para pengikut PermaisuriMahapajapti diupamsampadakan olehpara Bhikkhu atas perintah SangBuddha.

Bila kita cermati sejarah munculnyaSangha bhikkhuni, maka bisa diambilkesimpulan, ada beberapa tahapperubahan cara upasampadà bhikkhuni.Pertama, dilakukan sendiri oleh SangBuddha dengan memberikangarudhamma kepada PutriMahàpajàpati. Upasampadà inidilakukan secara khusus hanya padaPutri Mahàpajàpati. Upasampadà inidisebut Atthagarudhammapatiggahan-upasampadà. Sang Buddha tidak pernahlagi melakukannya pada wanita lain.Kedua, dilakukan oleh para bhikkhu atasperintah Sang Buddha. Upasampadà inidilakukan hanya pada para wanitapengikut Putri Mahàpajàpati. Tidakdilakukan pada wanita lain sesudahnya.Ketiga, setelah Sangha bhikkhuniterbentuk (dipimpin oleh BhikkhuniMahàpajàpati), upasampadà yangdinamakan Atthavacikaupasampadàdilakukan pada dua Sangha yaitu,Sangha bhikkhu dan Sangha bhikkhuni,

sesuai dengan garudhamma yang harusdipatuhi oleh bhikkhuni seumur hidup.Upasampadà ini dilakukan semasa SangBuddha masih hidup hingga SangBuddha parinibbàna dan sesudahnya.Sang Buddha tak pernah mengijinkanupasampadà dengan cara lain. Bilaterjadi upasampadà dengan cara lain,itu berarti telah melanggar ketentuanyang telah Sang Buddha tetapkan; telahmelanggar vinaya. Hasilnya, tentu sajabukanlah sebagai bhikkhuni sepertiyang diterangkan dalam Tipitaka (Pàli)bagian Vinaya Pitaka, Culavagga.

Pada saat Asoka Mahàràja berjaya,ia mengirim dhammaduta ke Sri Lankajuga ke Asia Tenggara dan daerah-daerah lain. Dhammaduta yang pergi keAsia Tenggara dan daerah lain tidakdiser tai oleh Sangha bhikkhuni.Karenanya, tidak pernah terdapatbhikkhuni di sana. Mahinda Therabeserta Sangha Bhikkhu danSaïghamittà Theri beserta SanghaBhikkhuni mengupasampadà pria danwanita Sri Lanka yang berminat.

Sangha bhikkhuni sempat berjaya disana. Namun, kemudian memudar danakhirnya punah karena tak ada lagiwanita yang berminat upasampadàmenjadi bhikkhuni. Itulah saat terakhirkeberadaan Sangha bhikkhuni di mukabumi ini. Itu pula kenyataan yangterjadi.

--=o0o=--

Page 24: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

Agustus 2004

Tentang GMCBP XXI

STRUKTUR ORGANISASI GMCBP PERIODE XXI

Setelah serah terima jabatan pada bulan April yang lalu, Generasi Muda CetiyaBuddha Prabha periode XXI tahun 2004/2005 mulai menjalankan tugasnya. Sebagailangkah awal, kepengurusan ini merubah struktur kepengurusan sebelumnya,terutama terjadi penggantian nama bidang dan tentunya secara otomatis akanmerubah fungsi dan tugas yang ada. Perubahan ini dilakukan sesuai dengan tujuanyang ingin dicapai agar masing-masing bidang dapat menjalankan fungsinyasemaksimal mungkin. Untuk itu, pada kesempatan ini, GMCBP XXI melakukansosialisasi kepengurusannya yang baru ini.

artikel

SUSUNAN PENGURUSGENERASI MUDA CETIYA BUDDHA PRABHA

PERIODE XXI 2004 – 2005

Pelindung : Sangha Agung Indonesia Wilayah IV Provinsi D.I.Yogyakarta

Penasehat : Majelis Buddhayana Indonesia Tk I D.I YogyakartaMajelis Buddhayana Indonesia Tk. II D.I YogyakartaKetua Sekber PMVBI D.I. Yogyakarta

Pembina : Upa. Piyarakkhito RudyantoKetua Umum : Bodhi Vijaya Rudyanto

Page 25: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

25

Agustus 2004

Wakil Ketua : Upa. Suratano SuratmanSekretaris : Minerva Anggraeni Jaya, LimBendahara : Upi. Svacitta Ida SusantiKaBid Upacarika : Upi. Vannana Devi SusilawatiKaBd Vidyaka : Upi. Viriya Dharma Kathika Dewi IndraKaBid Mitra : Herman EffendyKaBid Humas : Upa. Satya Deva JulifinKabid SDM : Adipura Ferdy LeonardoStaf Upacarika : Upa. Dhammonano Amran Agus

Ramalius Halim Devi NataliaStaf Vidyaka : Sri Linda Sartika

Engfat Johnson Panorama (Ko Sapoe)Ali Candra SanjayaDiana Alex SusantoLiany Linda Meilani

Staf Mitra : Rusi NawasariWitanto RonnyCharles KurniawanLedy

Staf Humas : Eka Agustian BennyStaf SDM : Jimmy SuhendraStaf Bursa : Upi. Suvana Dewi Lisa

Upa. Kusala ViriyaLia

GELANGGANG ANAK-ANAK BUDDHIS VIHARA BUDDHA PRABHA (GABVBP)Ketua GABVBP : Upi. Ratna Maitri LilianaStaf : Dwijayanti Puspita Sari

Vimala Sari Dewi Chandra PutriDanapati Mahendra KesumahRudi Diana PardjiantoDevi Natalia Rudi Gunawan

MAJALAH DHARMA PRABHAPimpinan Redaksi : Upi. Metta Devi JolySekretaris : Upi. Viriya Dharma Kathika Dewi IndraBendahara : DarfinEditor : Upa. Bodhi Mitta Anton

Upa. Satya Deva JulifinMinerva Anggranei Jaya, Lim

Redaksi : Upi. Viriya Devi MeritaChristina Luis

Foto Pelantikan Pengurus GMCBP XXI (23/05/04)

Page 26: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

Agustus 2004

Hendry IrwanSri Linda Sartika

Lay Out : Tonny. S. Julifin HendrySirkulator : Jimmy Suhendra Ronny

Deskripsi Kerja GMCBP periode XXI 2004 – 2005Visi : Menjadi pemuda Buddhayana yang unggul dan berkompeten

berlandaskan Buddha Dharma.Misi : Mengemban amanat Buddha Sakyamuni untuk penyebaran

Dharma dan peningkatan kualitas pemuda Buddhayana.Tujuan

1. Mempelajari dan mempraktekkan Dharma2. Peningkatan kualitas pemuda Buddhayana3. Menciptakan semangat kekeluargaan dan kebersamaan

SasaranPengurus dan Anggota GMCBP

Bidang UpacarikaBidang Upacarika berkaitan dengan upacara, puja bhakti rutin, yaitu puja baktiMinggu, Uposatha, dan puja bhakti hari suci agama Buddha maupun pembacaanparitta bagi orang sakit maupun di rumah duka serta perkawinan.

Bidang VidyakaBidang Vidyaka berkaitan dengan pengetahuan dan pengembangan diri baikDharma Class, Diskusi Dharma, Latihan Meditasi, Retret, dan lain-lain.

Bidang MitraBidang Mitra berkaitan dengan sosial dan budaya serta kekeluargaan, sepertiberbagai aksi sosial, donor darah, kunjungan ke panti sosial, pengobatan gratis,dan kegiatan budaya, seperti paduan suara, kunjungan ke candi buddhis sertakegiatan kekeluargaan, seperti olah raga, rekreasi, kunjungan ke vihara-vihara,dan lain-lain.

Bidang HumasBidang Humas yang berkaitan dengan publikasi ke masyarakat luas khususnyaumat Buddha tentang keberadaan dan kegiatan-kegiatan GMCBP.

Bidang SDMBidang SDM berkaitan dengan pengembangan kualitas sumber daya manusia(SDM) meliputi perekrutan, pelatihan, dan penugasan. Di samping itu, bidang iniharus terus melakukan pengamatan yang berkesinambungan tentang kebutuhanorganisasi dalam hal ini muda-mudi serta segala kekurangan-kekurangan yangterjadi.

26

Page 27: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

Agustus 2004

Jalan LainBagian III

Rasa jijik sepertinya bertebaran dimana-mana sekarang. Entah dari manamunculnya, namun mau tidak maupetugas kepolisian harus berhadapandengan hal yang satu ini: potonganmayat! Setelah sempat mereda, kasusditemukannya potongan mayat kembalimencuat. Pembunuhan seakan terusberlanjut. Siapakah yang bisamenghentikannya?

*****

“Katakan sesuatu padaku! Apapunitu, yang jelas bisa membantuku! Tolongkatakan!” Matthakundali menatapdengan tajam ke arah Khujjuttara. Pagi-pagi sekali ia sudah datang ke penjara,khusus untuk menemuinya.

“Kenapa aku harus menjawabnya?”jawab Khujjuttara singkat.

“Tidak adakah kata-kata lain yangbisa kau ucapkan? Kumohon, berikanaku sedikit petunjuk! Aku tahu kau tidak

Ringkasan Cerita yang lalu :Matthakundali masih berkutat pada kasus Khujjuttara. Ia hampir putus asamenguak misteri kasus yang ia sedang tangani. Siapa saja yang terlibat dalamkasus ini? Di manakah posisi Matthakundali yang tepat sekarang, sebagai penyidikatau pengacara?

Mari kita lihat!*****

cerbung

Page 28: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

28

Agustus 2004

seorang sendiri melakukan ini!”Matthakundali terus berusaha mencaritahu sesuatu yang membuatnya sangatpenasaran.

“Apa benar aku tidak sendiri?”Khujjuttara terlihat sedikit kacau.Pikirannya seakan terombang-ambingoleh sesuatu yang entah dari manaasalnya.

“Apa kau tidak mau membantukusama sekali?” Matthakundali mulaitermakan oleh emosinya sendiri. Iamulai tidak sabar.

“Aku mencintaimu, sungguhmencintaimu.” Khujjuttara terangguk-angguk.

“Apa? Ada apa denganmu?” amarahMatthakundali memuncak hingga iaberanjak dari tempat duduknya danmencengkeram tubuh Khujjuttara. Iaingin mencekik dan memukulnya.

Namun apa yang terjadi di luardugaan. Khujjuttara bangkit, kemudianmelempar Matthakundali ke dinding.Khujjuttara seperti kesetanan, iaberubah menjadi kuat sekali. Tatapanmatanya benar-benar mengerikan.Amarahnya merupakan sumberkekuatannya. Dua petugas di dalamruangan itu pun tak bisa berbuat apa-apa. Tangan mereka gemetaran.Keringat dingin mengalir deras di tubuhmereka. Khujjuttara berjalan ke arahMatthakundali.

“Seumur hidupku, selamanya!”teriakan dari mulut Khujjuttaramembuat Matthakundali keheranansendiri. Ia tak bisa berbuat apa-apa lagi.

“Itu bukan dirinya!” pikirMatthakundali, sementara Khujjuttaraberjalan keluar ruangan itu menuju keselnya.

*****“Kalau ketemu wanita-wanita cantik,

memang sangat menyenangkan.Pokoknya susah diungkapkan dengankata-kata, deh!” gumam seorangpemuda. Malam itu ia berada di sebuahhotel mewah berbintang lima dimanapertama kalinya ia mengenakan pakaianresmi dan wewangian. Ia sangatbangga dengan pekerjaannya sekarangmeskipun hanya beberapa jam saja.Begitulah Kukun, nama pemuda itu yangbekerja sebagai tukang parkir mobilpada acara fashion show saat itu.

“Wah! Sharon Sinta!” teriak Kukunkegirangan. Ia langsung keluar darimobil yang seharusnya ia parkirkanterlebih dahulu. Spontan saja ia berlarike arah Sharon Sinta, menyalaminya,dan mempersilakannya masuk ke dalamhotel.

“Apa ada yang salah?” gumamnyadalam hati. Orang-orang di sekelilingnyamemandangnya. Ia kebingunganbeberapa saat hingga kemudian iamenyadari kalau ada sesuatu yangharus ia kerjakan. Tetapi sebelum iaberanjak, tiba-tiba ada orang daribelakang menepuk bahunya. Kukun punberbalik.

“Nona memintamu ikut masuk.”ucap orang itu singkat.

“Ehm, Nona siapa yah?” TanyaKukun dengan nada bingung.

“Nona yang tadi kau salami itu.”jawab orang itu dengan senyuman.

“Ah, masak sih?” Kukun masih tidakpercaya.

“Masuklah!” jawab orang itu sambilmempersilakannya masuk.

“Ya,ya. Baiklah.” Kukun pun masukke dalam hotel itu diikuti dengan nada

Page 29: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

29

Agustus 2004

penuh keheranan orang-orang disekitarnya.

Tukang parkir diperbolehkan masukke acara di sebuah hotel mewah. Haah??

*****Pihak kepolisian masih menyelidikipotongan mayat yang telah ditemukan.Entah ada berapa potong mayat yangtelah ditemukan di kota ini. Sejak 3tahun terakhir kasus kriminal memangmeningkat, namun yang palingmengerikan adalah kasus potongan-potongan mayat ini yang kononpelakunya sudah ditangkap, yakniKhujjuttara. Pelakunya sudah ditahan,namun potongan-potongan mayatmasih ditemukan lagi. Untuk sementarakepolisian menarik kesimpulan bahwaada sekelompok orang maniak yangmelakukan serangkaian pembunuhantersebut.

“Mungkin ada yang sangatterinspirasi oleh Dr. Hannibal seperti difilm yang sering kita lihat. Ini adalahhasil perbuatan sekelompok binatangbiadab! Kami akan menyelesaikannya!”Inspektur Mehaire memberi keterangankepada pers.

Inspektur Mehaire adalah sosok yangdisegani di kepolisian dan jugasekaligus dibenci oleh sekelompokorang yang tergabung dalam LSM yangmenganggap bahwa Inspektur Mehaireadalah sumber utama kriminalitas dikota itu. Ia dianggap banyakbersandiwara di depan publik denganmengungkap banyak kasus kriminal,namun saat menghadapi potongan-potongan mayat, ia nyaris tidak berdayamengungkap kasus tersebut. Untungada Mahakala, Kepala Penyidik KasusKriminal yang merupakan salah satu

tangan kanannya, yang berhasilmengungkap dan menangkappelakunya, Khujjuttara. Meskipunsetelah ditangkap dan dijebloskan kepenjara, Khujjuttara sempat melarikandiri dan mengakibatkan para petugaspenjara menjadi korban serta seorangnapi tewas. Sungguh mengerikan! Kinipotongan-potongan mayat kembaliditemukan sementara pelakunya sudahditangkap. Inspektur Mehairememberikan jawaban bahwa adasekelompok orang yang melakukanperbuatan keji ini. Bagaimana bisa?Atau ada yang bisa membantu?

*****“Aku sudah lama menunggumu. Aku

bosan.” Matthakundali berbicaradengan pelan sekali. Ia kembalimenemui Khujjuttara dan menunggudengan sangat sabar sampai Khujjuttaramau keluar dari selnya.

“Kau siapa sekarang?” tanyaKhujjuttara.

“Aku bukan siapa-siapa lagi. Tidakada Aku sekarang.” jawabMatthakundali seraya menarik napaspanjang.

“Kau tak tahu dirimu bagaimana bisamenjadi pengacaraku? Kau lebih cocoksebagai penyidik daripada pengacara.Tak ada bedanya dengan polisi-polisi itu,anjing jalanan!” Khujjuttara mengumbaremosinya.

“Kapan kau akan mati?”Matthakundali balik bertanya.

“Bebaskan aku! Beri aku kebebasan!Sekarang!” jawab Khujjuttara.

*****“Kupikir terlalu banyak PR.” keluh

Mahakala. Dengan tugasnya sekarangia harus mengerjakan tugas lain:

Page 30: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

Agustus 2004

cerbung

Mengungkap siapa pelaku pembunuhanyang meninggalkan potongan mayatlagi. Dengan berat hati ia menerimatugas itu dari Inspektur Mehaire. Iamenyanggupinya karena inimenyangkut nama baik kepolisian danrisiko pekerjaannya sebagai kepalapenyidik.

“Anak-anakku masih kecil. Merekamasih butuh perhatian. Istriku pastisudah sangat kesepian. Aku tak tahulagi harus berbicara apa.” mataMahakala tampak berkaca-kaca.

Ia sedang berbicara di depan anak-anak buahnya. Ia seharusnyamemberikan instruksi kepada merekanamun entah karena stres ia jadimengigau sendiri. Anak-anak buahnyaterdiam hingga akhirnya Mahakalatersadar sendiri. Ia menjadi gugup dantampak seperti orang kikuk hingga tiba-tiba seorang anak buahnya berdiri danberjalan mendekatinya. Ia menepukbahunya seraya memberikan sedikitdukungan.

“Kita pasti bisa! Ada yang akanmenolong kita!” ucap anak buah itu.

*****Kukun terheran-heran berada di

dalam ruangan hotel itu. Entah apa yangia rasakan sampai ia lupa kalau ia sudahberada di ruangan lain.

“Hai, anak muda! Kau tak usahperkenalkan dirimu lagi sebab kamisudah tahu. Oh ya, namaku Maya. Sayaadalah manajer Sharon Sinta yangmengurus segalanya buat dia.” sapaseorang wanita cantik, namun tidaksecantik Sharon Sinta dan tampaksedikit lebih tua.

“Kau mau apa? Akan kumintakan keSharon. Ayolah, jangan sungkan. Inikesempatan emasmu.” tanyanya lagi.

“Aku ingin tanda tangannya. Itusaja.” jawab Kukun.

“Tidak ada yang lain lagi?” wanitaitu kembali bertanya.

“Tidak, aku sudah yakin sekali.Terima kasih.” Kukun seperti merasaberada di dunia lain. Perlahan-lahan iatidak mampu lagi mengendalikanpikirannya. Ia tertidur, tak berdaya, takbisa bergerak, tak ada napas lagi.

“Apakah aku hidup? Apa aku masihsadar? Oh, dimana aku sekarang?”gumamnya.

*****“Aku tak menyangka! Kulakukan

dengan tanganku sendiri. Kubunuh satuorang di dalam sel itu. Itu takkuinginkan, tapi aku harusmelakukannya. Aku harus bebas darikeadaan ini dan tak bisa berada di siniterus. Aku harus keluar! Kulewati orangitu satu per satu. Kulukai mereka danada yang kubunuh juga sebab merekamasih bersikeras menahanku. Mengapamereka tidak mau memberiku jalan?Aku ingin keluar dari sini! Akan kucariorang-orang yang telah menjebloskankudan akan kuhancurkan mereka!”

“Aku sudah berhasil keluar daritempat ini. Tapi..., oh tidak! Ia tahudimana aku berada. Oh, jangan! Jangan!Kumohon! Jangan ambil itu..., janganlakukan itu lagi..., tidak...”

“Aku masih harus membunuh lagi...,kau adalah penguasaKu!”

Bersambung.....

Page 31: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa
Page 32: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa
Page 33: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa
Page 34: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa
Page 35: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

Agustus 2004

resensi

Judul VCD : The Life Of BUDDHAProduser/Sutradara : Clive MaltbyDistributor : PT. Intermedia Prima

VisionTahun Terbit : 2003

Buddha, siapakah Dia, seperti apakah Dia,bagaimana kehidupan-Nya? Mengapa Dia bisadisebut sebagai Buddha? Ini sebabnya film inidibuat supaya orang-orang dapat mengertitentang Buddha dan jalan kehidupan-Nyasampai menjadi seorang Buddha.

Film ini menceritakan tentang mitos dan legendayang tidak tersirat dan membuktikannya benar-benar terjadi dengan serangkaian penemuanyang ada. Diceritakan bahwa 500 tahun sebelumKristus, ada seorang pangeran muda yang

bernama Siddharta Gautama yang meninggalkan kerajaannya dan berangkatke India Utara untuk mencari yang disebut sebagai pencerahan atas masalah-masalah dalam kehidupan ini yang begitu rumit. Pengalaman-pengalamannyamenjadi philosophi yang sekarang diikuti oleh lebih dari 400 juta orang didunia.

Melalui film ini, penonton dapat mengetahui di manakah Buddha tinggal diIndia 2500 tahun yang lalu, kerajaannya, dan peristiwa-peristiwa dalamhidupnya yang menjadi salah satu cerita terhebat di dunia. Film inimenggunakan CGI grafik, pengkhotbah ahli dan penemuan arkeologi terbaru,film ini menceritakan kehidupannya yang luar biasa, dari istana yang mewahdi mana Dia dilayani oleh dayang-dayang istana yang cantik-cantik, sampaipelarian dramatis dari rumah di saat Dia mencoba menjalani kehidupan nyatauntuk pertama kalinya.

Film ini juga merekonstruksi berbagai latihan spiritual yang dicoba danditolaknya. Film The Life Of Budddha, menampilkan wawancara yang esklusifdengan penganut aliran Buddha dari berbagai denominasi. Dan yang perludiketahui bahwa di dalam film ini diceritakan Buddha bukanlah legenda tetapibenar-benar ada. [Darwin]

Page 36: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

Agustus 2004

If we talk about my journey toGMCBP, this story starts at a very longtime ago. It began when I wasstudying at SMU Methodist II on thethird grade. By the time I graduatedfrom Senior High School, I had todecide where I want to continue mystudy. At that time my parentssuggested me to continue my study atKuala Lumpur, but my friendssuggested me to study in Indonesiaespecially at Yogyakarta. The reasonmy parents suggested me to study atKuala Lumpur was because of thechaos in 1998 (the year when Igraduated) in Indonesia (whichhappened at some of the big citiessuch as Jakarta, Medan, etc). I wasthinking very hard because I had tomake a decision. I had no friend whostudy at Kuala Lumpur, thus studyingthere requires a lot of money. Based onthese consideration, I choseYogyakarta to continue my study.

My friend told me that we don’thave to spend a lot of money to studyat Jogja, compared to studying at KL.Everything was cheap at Yogya in 1998and the air was fresh. There were notso many vehicles and motorcycles aswe can see now. I was very surprisedwhen I first came to Yogya. It wasquite different with my hometown,where the malls closed at 21:00. I was

Journey to GMCBP

also very pleased because there wasa nice cinema at that time, but it wasdestroyed in a fire accident at 1999.

At first I planned to enter UGM, butafter my friends told me that it wasdifficult to enter UGM, I changed myplan. Then I tried to take a test atUKDW because my friend told me thatthe computer engineering major inUKDW is better. Eventually I studiedin the computer engineering major atUKDW. By writing this article, I don’tmean to pursuade anybody to studyin UKDW. I am just telling a story aboutmyself.

I thought studying computerengineering was easy for me, but afterI studied, I knew that my knowledgewhen I was in senior high school wasnot enough. I didn’t know anythingabout programming such as Pascal.But I learned and learned aboutprogramming, then I found that it waseasy because, “if there is a will, theremust be a way.”

For some years I didn’t know thatthere are some vihara in Yogyakarta,partly because I followed my friendwhen he pursuaded me to go to achurch. Here I don’t want to mentionthe name of the church I was going to.I didn’t argue anything when hepursuaded me to go to A church, butwhen he pursuaded me a B church, I

english corner

Page 37: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

Agustus 2004

started to argue because it wasdifferent from the A one. Then I toldhim that I didn’t want to go to thatchurch anymore.

Later on my friend pursuaded meto go to the C church. This time I wasjust following him to that church andthen another week I didn’t want to goanymore. Once I had a plan to changemy religion into Christian but myparents forbade it and then they toldme something to pursuade me not tochange my religion.

One day, when it was raining and Iwas just finishing my exam, I rode mymotorcycle quite fast because I didn’thave a raincoat and didn’t want to getwet. After a few minute, in front of BNIbank in Solo street, I had an accident.My parents told me that because Iforgot about it. I got smashed rightbehind of my head that hit my brain.This made me forgot everything for thelast one year or so and I was in a stateof between live and dead for about oneweek.

I was hospitalized in Jakarta forabout 1 month and I had to quit all mystudy for 1 year when I wasn’t atYogyakarta. My parents also forbademe to ride a motorcycle for 1 year too.After one year, I continued my studyin Yogyakarta again, and this time afriend pursuaded me to go to vihara.For the first time, I went to a vihara

and I felt a difference. My heart feltcalm which I never felt before, just likea sea without a wave.

Half of year went by, then this friendpursuaded me to help him at DharmaPrabha and I agreed to join DharmaPrabha. This was a first time for me tojoin in an organization and in thisorganization I learned much and hadmany friends. I was very excited towork in this organization and this wenton and on and continued until one dayI found my name listed in thecandidates of GMCBP chairman list. Iwas surprised to hear this, but later Ithink it was an honour for me to proofmyself with this organization. Iaccepted the responsibility bybecoming the treasurer of GMCBP atthe period of 2003-2004.

It was a long journey for me to join inGMCBP organization. In thisorganization I learn much aboutBuddha Dharma, about solving aproblem, how to make friends withother people, etc. So there is nothingto lose in joining this organization,where some people might think it wasdifficult and maybe something else.Now, my period in this organizationhad ended. I would like to apologizeif there was any mistakes that I madewhen I was serving. May all livingbeing attain happiness. [MH]

37

Page 38: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

Agustus 2004

Profil kali ini adalah seorang pemuda yang sehari-harinya selalu terlihatrapi dan murah senyum. Ia terkenal sebagai koki GMCBP, karena memangjago masak dan sering bantu di bidang konsumsi setiap ada acara ataupunperayaan di GMCBP. Pemuda asal Jambi yang dilahirkan pada tanggal 18Agustus 1982 ini memiliki nama panggilan yang cukup asik, yaitu Abun.Nama lengkapnya Abun Sandi, dan sekarang menjabat selaku Ketua KalyanaPutra (KP) yang baru, masa jabatan 2004-2005.

Awal kedatangan Abun ke Jogja, begitu meletakkan koper, langsungdiajak oleh Ko Dody—ketua KP saat itu—naik ke Panggang. Daerah Panggangyang terletak di Gunung Kidul merupakan tempat anak-anak asuh KP. Waktuitu banyak muda-mudi asal Jambi yang aktif di KP dan sering bareng-barengnaik ke Panggang. Adapun asal-mula berkecimpung dalam masak-memasakitu ketika sering membantu anak-anak KP yang harus masak untuk dibawa kePanggang.

Selain di KP, Abun juga sering membantu di dalam kepanitiaan. Awalberkecimpung di dalam kepanitiaan GMCBP, Abun malah bertugas sebagaipenerima tamu pada perayaan Asadha tahun 2001. Kemudian untukselanjutnya ia sering membantu di bidang konsumsi, dengan 2 kali menjabatsebagai koordinator. Rupanya teman-teman sudah mempercayai Abunsehingga setiap kali perayaan, walaupun tidak langsung menjabat sebagaikordinator, Ia selalu diminta bantuannya di dapur. Selain itu, ia juga membantudi bursa GMCBP dan rajin buka setiap uposattha.

“Kalau bukan kita yang ngurus, siapa lagi ?”

Nama : Abun SandiNama panggilan : BunTempat/tgl lahir : Jambi/ 18 Agustus 1982Alamat asal : Jl. Tarmizi Kadir No. 44 JambiAlamat Yk : Jl. Samirono Baru No. 39 YogyakartaJumlah saudara : 5 orang (1 cewe, 4 cowo)Anak ke : 3 (tiga)Pendidikan : - SDN 189 Jambi

- SMP 2 Jambi- SMK 2 Jambi- Semester 6 D3 Jurusan Perhotelan STP AMPTA

Hobi : memasak, nge-band.

Ketua Kalyana Putra 2004-2005

profil

Page 39: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

Di KP sendiri, Abun bukan orang baru. Pernah menjabat sebagai KabidOperasional dan Kabid Pendidikan, hingga akhirnya terpilih menjadi KetuaKP. Dengan terus terang Abun mengaku menjadi ketua karena melihat yanglain pada tidak mau. Sebagai bentuk kepedulian terhadap KP, akhirnya Abunbersedia menerima tanggung jawab sebagai Ketua. “Kalau bukan kita yangngurus, siapa lagi?” celutuk Abun ketika diwawancarai di kosnya, Jl. SamironoBaru No. 39 Yogyakarta.

Berdasarkan pengalaman selaku Kabid Operasional yang mengurusimasak dan sewa mobil, Abun mengaku adanya hambatan dalam bidangtransportasi. Berhubung KP tidak punya mobil sendiri, setiap kali naik mestimerogoh kocek sekitar Rp.200 ribu untuk sewa mobil. Abun menyarankanalangkah baiknya apabila KP ataupun GMCBP mempunyai mobil sendiri,sehingga kegiatan-kegiatan yang membutuhkan transportasi dapat berjalanlancar dan tidak memakan terlalu banyak biaya.

Aktif di KP membuat Abun tertantang, selain karena memang orangnyalebih sedikit bila dibandingkan dengan organisasi lain di Vihara BuddhaPrabha. Di samping itu, ia juga senang melihat adik-adik anak asuh KP, apalagikalau nantinya sukses. Ini akan membuktikan bahwa apa yang dikerjakanselama ini berguna. Sebagai ketua KP yang baru, Abun juga punya beberapacita-cita buat KP antara lain menambah jumlah anak asuh KP dan jugameningkatkan prestasi anak-anak Panggang yang belakangan ini menurun.

Saat ini Abun sedang kuliah di SRP AMPTA jurusan Perhotelan,berhubung Ia lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pariwisata di Jambi.Pesan Abun buat teman-teman KP: “Tetap semangat!”

39

Agustus 2004

Page 40: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

Agustus 2004

A. PendahuluanSangha merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam perkembangan

ajaran Buddha. Sangha adalah bagian dari kesatuan Tri Ratna dari tiga mustika.Buddha sebagai kesadaran yang tertinggi, Dhamma merupakan kebenaran danSangha sebagai person yang memiliki jiwa kebuddhaan. Sangha terbentuk padawaktu kehidupan Sang Buddha dan beliau sendiri menjadi ketua Sangha padawaktu itu. Sangha pada kehidupan Sang Buddha sebagai perantara dalampenyebaran ajaran kebenaran tentang Dhamma. Pengikut Buddha yang semakinbanyak tidak lain adalah karena pengaruh keyakinan yang muncul melalui ajaransiswa-siswa Buddha yang menyebar ke berbagai daerah untuk mengajarkanDhamma.

Ajaran Buddha setelah mahaparinibbana Sang Buddha, dilanjutkan olehpara siswa utama melalui konsili-konsili yang menghasilkan kumpulan ajaranBuddha berdasarkan khotbah, aturan, dan peristiwa yang terjadi pada waktukehidupan Sang Buddha. Penyebaran ajaran Buddha memberikan banyakkontribusi kemakmuran pada berbagai negara.

Sangha berperan sebagai perubah nilai psikologis pada manusia. Orangyang melihat kehidupan dan perbuatan para bhikkhu yang terlatih dalam sila,memberikan kesejukan hati dan rasa damai. Kegembiraan ini muncul dalam diri

Oleh: Bhikkhu Vajhiradhammo

Peran Bhikkhu Sangha dalamMeningkatkan Keyakinan Umat Buddha

Page 41: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

Agustus 2004

manusia yang selalu memberikan penghormatan dan keyakinan terhadap Sangha,di mana para bhikkhu-bhikkhuni yang selalu memberikan dampak yang baik dalambertindak.

Perlindungan merupakan ciri utama Sangha sebagai kesadaran tinggi dalamkebuddhaan, memberikan satu perubahan besar terhadap perumah tangga untukmenyelamatkan dari ketakutan dan kekhawatiran mengenai kehidupan dunia.Sangha memberikan rasa aman dan sebagai sifat kebijaksanaan pada kesucianyang dilakukan seseorang dalam sifat perlindungan yang dimiliki berdasarkanpada Ariya Sangha sebagai pengertian falsafah kesucian. Selain itu, Sangha jugasebagai tempat menanam kebajikan yang merupakan ladang subur bagi perumahtangga, sebab sangha memiliki moralitas yang tinggi dalam sila dan Vinaya.

Sangha sebagai guru dalam moralitas dan membimbing perumah tanggadan sebagai perlindungan dalam Buddha Dhamma, walaupun setelahmahaparinibbana Sang Buddha, para bhikkhu Sangha terjadi corak perbedaandalam berbagai aspek penerapan Vinaya ataupun ajaran dari Buddha Gautama.Awalnya bhikkhu adalah sebagai manusia biasa yang melatih diri dalam moralitasdan kebajikan, menunjukkan eksistensi dalam pengaktualisasian diri dalam latihanuntuk mencapai tingkat kesucian. Di sisi yang lain, bhikkhu sebagai penganutBuddha yang memiliki peran untuk menyebarkan Dhamma, menyebarkankebenaran agar para makhluk yang lain memperoleh kesempatan dalammenjernihkan kekotoran bathin dengan ajaran Sang Buddha. Jadi, sebagai Sangha,prinsip melatih diri sebagai seorang pertapa tidak ditinggalkan, sembarimemberikan ajaran kepada para perumah tangga.

Perbedaan pendapat dari kalangan bhikkhu memberikan dampak yangberbeda pula, tetapi sebagai tiang perlindungan dan penerus ajaran Buddha.Sangha merupakan penuntun dan figur untuk keyakinan umat perumah tangga.Berdasarkan aktualisasi diri bhikkhu, menjadikan pertanyaan bagi diri kita, apakahpara bhikkhu dalam kenyataannya sekarang ini masih bisa memberikan kontribusiterhadap keyakinan kepada perumah tangga dalam perkembangan agama Buddha.

B. Sangha dalam Agama BuddhaSangha dalam agama Buddha diibaratkan sebagai sebuah ladang yang subur

dalam menghasilkan panen yang berlimpah. Karena itu, benih-benih perbuatanyang berjasa yang ditanam dalam Sangha adalah sebuah ladang yang subur, dimana hasil yang berlimpah dapat diharapkan. Umat Buddha meyakini bahwapemberian dana yang diberikan kepada mereka yang sungguh-sungguhmelaksanakan kehidupan suci akan membawa pahala yang lebih besar, tetapitidak membawa pahala yang besar bila diberikan kepada orang yang tidakmemiliki moralitas yang baik. Buddha menasehati bahwa bentuk pemberianmakanan kepada seratus Pacceka Buddha, pahalanya akan lebih besar apabila iamemberikan makanan kepada seorang Sammasambuddha yang telah mencapaipenerangan sempurna. Jika makanan diberikan kepada para anggota Sangha yang

artikel

Page 42: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

42

Agustus 2004

dipimpin oleh Sang Buddha, pahalanya akan lebih besar apabila ia mendirikansebuah vihara yang dapat digunakan oleh para bhikkhu Sangha.

Sangha memiliki dua makna, yaitu secara sammuti adalah sebagai personalyang duduk dalam sangha yang bertekad melatih diri dalam moralitas untukmeraih kebijaksanaan, yang belum mencapai tingkat kesucian. Sedangkan Sanghasecara paramatta adalah tingkat kesucian pada sottapana, sakadagami, anagami,dan arahat atau Ariya Sangha dalam persaudaraan para bhikkhu-bhikkhuni yangtelah mencapai tingkat kesucian. Keberadaan Sangha selalu memberikan nilaikebaikan yang tinggi bagi perumah tangga. Penjelasan Buddha kepada pemudabernama Sigala memberikan nasehat fungsi Sangha terhadap umat perumahtangga, yakni sebagai pembimbing dan pengajar dalam kehidupan para perumahtangga.

Sangha adalah sebagai bagian dari tiga mustika yang memiliki tempatkhusus dalam perkembangan agama Buddha. Sangha merupakan bagianperlindungan agama Buddha dalam kelangsungan penyebaran Dhamma setelahmahaparinibbana Sang Buddha. “Seseorang yang telah pergi berlindung padaBuddha, Dhamma, dan Sangha akan melihat kebenaran yang mulia denganpengetahuan yang benar” (Dhp. XIV: 190). Secara harfiah, Sangha adalahpersaudaraan suci para bhikkhu-bhikkhuni. Persaudaraan suci para bhikkhu-bhikkhuni terbentuk pada kehidupan Buddha. Sangha dengan Sang Buddhasebagai kepala dalam persamuan tersebut, memberikan banyak inspirasi tentangkebenaran pada zaman kehidupan pertapa di India yang tersesat denganpandangan yang salah.

Praktek pembabaran Dhamma dengan kebijaksanaan memberikan implikasiterhadap perolehan kebahagiaan bagi para pengikut Dhamma dan memberikanpetunjuk terhadap jalan kebahagiaan menuju pembebasan. Masuknya limapertapa pada waktu pertama kali sehingga terbentuklah Sangha pertama,menunjukkan bahwa keyakinan terhadap kebenaran Dhamma denganpenembusan sendiri menjadi aspek teladan bagi umat perumah tangga danpertapa dan juga menunjukkan Buddha memiliki kekuatan yang sangat besardalam memberikan inspirasi keyakinan agar manusia selalu berbuat kebajikan.

Berkembangnya ajaran Buddha ke berbagai negara dengan perantara parabhikkhu sebagai penyebar ajaran Buddha dan sebagai pewaris pelaksanaanDhamma menunjukkan adanya keyakinan para umat kepada Dhamma, sebagaipenerimaan Dhamma, sebagai modal hidup untuk memperoleh kebahagiaan.Sangha pada saat ini telah menunjukkan eksistensinya yang besar dalam upayapenyadaran umat perumah tangga kepada ajaran Buddha sebagai kebenaran yangmulia. Di Indonesia telah berdiri beberapa kelompok Sangha berdasarkan aturanpada Vinaya yang berbeda dan ajaran sumber kitab yang berbeda pula.Keberagaman Sangha di Indonesia atau di seluruh belahan dunia secara esensialmemiliki fungsi yang sama, yaitu sebagai kumpulan orang yang melatih diri dalamVinaya dan upaya untuk pembabaran Dhamma kepada umat manusia yang masihbanyak dicengkram oleh derita karena kekotoran batinnya.

Page 43: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

Agustus 2004

Di masa sekarang, seseorang yang telah puluhan tahun menjalani kehidupansebagai bhikkhu dan melaksanakan peraturan Vinaya dengan baik, adakemungkinan untuk melepaskan jubahnya dengan berbagai macam alasan, karenaitu adalah hak setiap diri pribadi manusia dalam latihan. Setelah kembali di tengah-tengah masyarakat, ia pun menjalani hidup berumah tangga. Ini sama halnyadengan para mahasiswa yang mempertahankan diri untuk belajar, para pekerjayang bekerja keras untuk mencari nafkah secara jujur, tetapi perjuangannya kandasdi tengah jalan dengan berbagai macam hambatan dan rintangan yang tidakmampu untuk dilewatinya.

Seorang bhikkhu, melepaskan jubah dan kembali dalam kehidupan perumahtangga adalah sesuatu yang wajar dan dianggap sesuatu yang biasa. Karenamenjadi bhikkhu hanya merupakan suatu latihan biasa. Selain itu tidak adaperaturan yang sifatnya mengikat yang mengharuskan seseorang untuk menjadibhikkhu selama hidupnya. Tetapi bagi umat awam, yang mempunyai pengetahuanDhamma pas-pasan atau bagi umat yang baru mengerti ajaran Buddha,kemungkinan sulit sekali untuk menerima kenyataan ini, karena ia begitu hormat,bakti, bermurah hati, dan selalu membantu kegiatan yang berkenaan dengankepentingan Sangha. Rasa kecewa akan selalu menyelimutinya, tatkala iamengetahui bahwa mantan bhikkhu tempat ia berbakti itu ternyata sudahmenikah. Maka ia mulai mereka-reka penanggalan jubahnya karena tidak kuatmenahan godaan wanita. Padahal tidak setiap pribadi bhikkhu melepaskanjubahnya karena alasan tersebut. Tetapi perlu direnungkan lebih mendalam, bahwasetiap permasalahan yang muncul selalu ada batas kemampuan bagi seseorangdalam menyikapinya, dan mantan bhikkhu pun tidak serendah yang menjadibayangan.

Sehubungan dengan hal tersebut, Y.A. Ananda menanyakan kepada SangBuddha, tentang bagaimanakah cara bhikkhu bersikap terhadap permasalahan(wanita) tersebut? Sang Buddha menasehatinya,

“Jangan lihat mereka, Ananda.”“Tetapi Bhante, bagaimana kalau kita melihat mereka?”“Maka jangan berbicara kepada mereka, Ananda.”“Namun, Bhante, bagaimana kalau kita harus berbicara dengan mereka?”“Maka dalam hal ini, Ananda, engkau harus selalu waspada.”

C. Aspek-aspek kehidupan SanghaBanyak orang masih belum menyadari bahwa Dhamma yang dibabarkan

Sang Buddha tidak dapat berubah pada situasi apa pun. Aturan Vinaya tertentujuga termasuk dalam kategori yang sama dan tidak dapat berubah pada kondisiapa pun. Tetapi beberapa aturan Vinaya lain dapat berubah untuk mencegahketidaknyamanan yang tidak semestinya. Dhamma dan Vinaya tidak sama. Dalamhal ini, beberapa bhikkhu mengamati tradisi tertentu dengan kaku, seakan-akanhal itu merupakan prinsip yang religius yang penting. Walaupun yang lainnyatidak dapat menemukan kepentingan atau pengertian religius dalam prakteknya.

43

Page 44: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

Agustus 2004

Sangha dalam berbagai aspek fisik memiliki kelemahan seperti manusiabiasa, sehingga menimbulkan perpecahan dalam beberapa kelompok pada waktukehidupan setelah mahaparinibbana Sang Buddha, yang merupakan dinamikadalam kelanjutan dari upaya penyebaran Dhamma. Sangha dalam wujudnya demiperkembangan agama Buddha mampu meningkatkan keyakinan yang memilikibeberapa aspek kehidupan sangha, yang membawa keberuntungan positif bagiperumah tangga, diantaranya:

1. Aspek model.Sangha merupakan pewaris dan pelaksana ajaran Buddha. Melalui sikaplatihan moralitas dan tingkah laku dalam kehidupan, Sangha mampumemunculkan inspirasi kepada umat perumah tangga dalam menemukankebenaran berdasarkan aspek model yang diberikan oleh bhikkhu sangha.Keberhasilan sangha dalam mengemban misi pertapa menumbuhkan kembalisikap dan pandangan manusia yang salah menjadi manusia yang memilikikeyakinan kepada Dhamma sebagai pegangan hidup dalam merealisasikebahagiaan.

Sangha memberikan efek kedamaian bagi orang yang melihat kualitasmoralnya berkat kekuatan Dhamma dan kebijaksanaan yang dimilikinya bagisetiap pribadi bhikkhu-bhikkhuni. Pengendalian ini memberikan kekuatanyang luar biasa terhadap lingkungannya. Bhikkhu Sangha dalam prakteknyamengendalikan indrianya sebagai acuan utama para bhikkhu sangha dalamberpikir, berbuat, maupun berbicara. Berjalan dalam sila dan Vinayamerupakan moralitas yang tinggi yang dapat memberikan kedamian dankekuatan kebijaksanaan.

Beberapa sifat dan sikap bhikkhu Sangha sebagai pertapa kepada paraperumah tangga adalah mencegah anggota keluarga untuk berbuat jahat,menganjurkan untuk selalu berbuat kebaikan, mengajarkan Dhamma ajarankebenaran Sang Buddha yang baru, yang belum diketahuinya ataudidengarnya serta menjelaskan dengan baik. Bhikkhu Sangha sebagai tempatuntuk menanam jasa bagi perumah tangga yang menuju pada kebahagiaan.

2. Aspek keyakinanKeyakinan para siswa Buddha tumbuh setelah melihat Bhikkhu sebagai

model utama dalam moralitas yang memberikan rasa damai dan kesejukanpikiran. “Keyakinan atau kepercayaan adalah yang terbaik yang dapat dimilikiseseorang” (S. I:41). Dalam hal ini, Sangha hanya memberikan keyakinankepada perumah tangga untuk memperkokoh dan memberikan landasandalam hal pola perilaku sebagai panutan. Buddha dan para bhikkhu Sanghaadalah pembimbing menuju pada realisasi diri terhadap kebahagiaan. Denganmemiliki keyakinan kepada Sangha, ada yang berhasil mencapai tujuan,namun tidak sedikit pula yang tidak berubah nasibnya. “Para bhikkhu sanghasebagai siswa Buddha hanya menunjukkan jalan seperti Buddha, hasilnyajelas tergantung kepada orang yang mendapat petunjuk” (M. III, 4-6).

artikel

Page 45: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

Agustus 2004

Aspek keyakinan yang disertai pernyataan berlindung ini mempunyaiarti dalam tiga aspek, (1) Aspek kemauan, yang menghendaki adanyakesadaran dan tindakan yang aktif, bukan pasif menunggu berkah dari atas;(2) Aspek pengertian, yang menghendaki pemahaman terhadap hakekatperlindungan dan perlunya perlindungan, yang memberikan harapan danyang menjadi tujuan; (3) Aspek perasaan, yang mengandung unsur percayakeikhlasan, syukur dan cinta kasih, yang menimbulkan bakti, mendorongpengabdian dan memberikan ketenangan, kedamaian, semangat, kekuatan,dan kegembiraan.

3. Aspek perlindunganKeyakinan muncul mendalam bagi seseorang yang telah mengerti

Dhamma yang akan memberikan perlindungan yang sejati terhadapkehidupan menuju kebahagiaan. Keberadaan bhikkhu Sangha memberikankontribusi yang sangat besar terhadap kebahagiaan para perumah tanggasebagai kekuatan moralitas. “Setelah melatih diri dengan baik, ia sangatsulit memperoleh perlindungan, sesungguhnya diri sendiri yang menjadipelindung bagi dirinya” (Dhp. XII:160)

Ungkapan perlindungan terhadap Sangha menjadi acuan utama dalamupacara ritual agama Buddha. Pernyataan perlindungan bukan berlindungkepada personal sebagai manusia, tetapi kepada sifat moralitas dan kesucianpara bhikkhu Sangha. Berlindung kepada sifat kebuddhaan yang dimiliki olehsetiap manusia adalah percaya pada Buddha sebagai sifat kesadaran dankesempurnaan. Dan aspek Dhamma sebagai bentuk kebenaran pada hukumkesunyataan. Namun yang menjadi aspek perlindungan sebetulnya adalahperlindungan kepada diri sendiri yang telah memiliki pemahaman hakekatkebenaran dan kesucian yang ada pada diri setiap orang. “Karena itu Ananda,jadikanlah pelita bagi dirimu sendiri. Jangan menyandarkan dirimu padaperlindungan dari luar. Peganglah dharma sebagai pelita. Peganglah denganteguh Dhamma sebagai pelindung. Jangan mencari perlindungan di luardirimu” (D. II:100).

Berkembangnya pengikut Buddha merupakan dasar keyakinan yangmuncul dalam pengalaman Sang Buddha, dalam pembabaran Dhammakepada bhikkhu Sangha. Keyakinan ini berkat keterlibatan Sangha sebagaiaspek psikologis dan falsafah yang berarti kesadaran pada tingkat kesucian,diwujudkan oleh umat perumah tangga melalui perlindungan kepada Buddha,Dhamma dan Sangha. Ungkapan perlindungan kepada Sangha adalahsebagai kesadaran jiwa pada realisasi kebenaran, keyakinan yang mendalampada manusia yang menyatakan perlindungan kepada Sangha. Perlindungankepada Sangha dalam Tisarana memberikan arti bukan pada person bhikkhumelainkan pada ariya Sangha sebagai wujud kesucian.

D. Karakteristik Bhikkhu Sangha

45

Page 46: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

46

Agustus 2004

Secara moralitas bhikkhu Sangha maupun umat perumah tangga terikatdengan sila dan Vinaya dalam aturan kedisiplinan. Suatu latihan kedisiplinan danaturan yang ditetapkan dapat diberlakukan apabila telah terjadi peristiwa dandidukung dengan alasan-alasan yang akurat. Dengan demikian orang-orang tidakakan memprotesnya, sebab didukung dengan bukti-bukti yang otentik. SangBuddha menetapkan peraturan Vinaya untuk pertama kalinya di Vesali dandiberlakukannya setelah Bhikkhu Sudinna dari desa Kalandaka, melakukanhubungan seksual dengan mantan istrinya, untuk memenuhi keinginan orangtuanya yang mengharapkan keturunan sebagai penerus silsilah keluarganya.

Tanpa kedisiplinan sila dan Vinaya, kehidupan manusia akan menjadi morat-marit, bagaikan kehidupan binatang liar yang hidup di hutan belantara. Tata tertibdalam agama Buddha ditetapkan bukan hanya untuk menciptakan kedamaiandalam masyarakat, ketentraman bangsa dan bernegara, maupun dalam lingkunganSangha, tetapi lebih daripada itu, digunakan sebagai landasan untukmengembangkan batin bagi yang melaksanakannya. Namun seringkali orangmenganggap peraturan adalah beban dan ikatan yang membatasi kebebasan.Padahal, “Sila dan Vinaya sebenarnya sebagaimana yang dinyatakan oleh SangBuddha dalam ajarannya, merupakan alat atau rakit untuk menyeberangi lautanmenuju ke pantai seberang, perlu untuk menyelamatkan diri, bukan untuk dijadikanbeban” (M, I:135). Justru sila dan Vinaya dibutuhkan oleh mereka yang inginmencapai kebebasan. Dengan mematuhi sila dan Vinaya, orang akan mampumelepaskan dirinya dari ikatan belenggu nafsunya sendiri, sehingga berhasilmenyelamatkan dirinya sendiri dan mencapai kebebasan Nibbana.

Sila dan Vinaya membawa ketertiban, kerukunan, kedamaian, dan kemajuansosial. Ketika Sang Buddha menetapkan Vinaya kepada para siswaNya, Buddhamengemukakan sejumlah fungsi peraturan, yaitu (1) untuk kebaikan Sangha,menjamin kelangsungan hidup atau eksistensi Sangha, (2) mendatangkankesejahteraan bagi Sangha, mengurangi rintangan dalam latihan, dan menciptakankeharmonisan serta kedamaian, (3) mengendalikan mereka yang berkelakuanburuk, (4) melindungi mereka yang berprilaku baik, (5) melenyapkan kekotoranbatin (kilesa) yang telah ada sekarang, (6) mencegah munculnya kekotoran batinyang baru di kemudian hari, (7) meyakinkan mereka yang tidak percaya danmembahagiakan, (8) meningkatkan keyakinan mereka yang telah mendengarkanDhamma, (9) untuk menegakkan Dhamma, yang bertahan lama bila Vinayadilaksanakan dengan baik, (10) untuk menegakkan disiplin sehingga memberikanmanfaat bagi semua makhluk (A.V :70).

Pelaksanaan sila dan Vinaya dengan baik akan memunculkan karakteristikyang menonjol dari seorang bhikkhu di antaranya kemurnian dalam sukarela, hidupdalam kesederhanaan, kerendahan hati, pelayanan tanpa mementingkan dirinyasendiri, penuh pengendalian diri, kesabaran, welas asih, dan tidak membahayakan.Bhikkhu diharapkan menjalankan empat jenis moralitas utama, yaitu (1)patimokkha-sila; kode etika moralitas fundamental sangha dalam menghindarihal-hal yang dilarang oleh Sang Buddha, (2)indriyasamvara-sila; moralitas yang

Page 47: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

47

Agustus 2004

berhubungan dengan penahanan indria, (3) ajivaparisuddhi-sila; yangberhubungan dengan kesucian penghidupan, (4) paccayannissita-sila; yangberhubungan dengan latihan pengembangan spiritual dalam menggunakan empatkebutuhan pokok.

Penetapan Vinaya tidak untuk kebaikan Sangha saja, melainkan juga untukkebaikan seluruh umat. Dengan menjalankan Vinaya secara baik, para bhikkhu-bhikkhuni akan memperoleh sokongan perumah tangga. Vinaya akanmemusnahkan para bhikkhu Sangha yang beritikat buruk. Dhamma akanterpelihara dengan baik dengan adanya kelestarian Sangha. Sangha ini terpeliharakarena adanya Vinaya yang ditaati. Mengajarkan Dhamma tanpa Vinaya, samaartinya dengan mengajarkan jalan tanpa menunjukkan bagaimana cara memulaidan menempuhnya. Sebaliknya Vinaya tanpa Dhamma hanya merupakan suatuperaturan kosong yang sedikit manfaatnya. “Pelaksanaan sila dan Vinaya denganbaik merupakan tindakan yang bebas dari penyesalan (avippatisaro) sebagaitujuan dan buahnya” (A. V:1). Dengan memiliki sila yang baik, seseorang akandicintai, dihormati, dan dihargai oleh orang lain (M. I, 33). Dalam Mahaparibana-sutta, di hadapan perumah tangga Buddha mengemukakan manfaat daripelaksanaan sila; (1) membuat orang bertambah kaya, (2) mendatangkan namabaik, (3) menimbulkan rasa percaya diri dalam pergaulan dengan berbagaigolongan manusia, (4) memberikan ketenangan di saat menghadapi kematian,(5) setelah meninggal dunia akan terlahir di alam surga (D. II, 86).

Seseorang yang memasuki persamuan sangha dan menerima pentahbisansebagai samanera-bhikkhu pemula, ia mulai terikat untuk mematuhi sepuluh silasamanera dan 75 sekiya, dengan kode disiplin tertentu untuk menjalani hidupsampai ia menerima pentahbisan yang lebih tinggi-upasampada menjadi seorangbhikkhu. Bhikkhu pemula wanita disebut samaneri dan yang telah penuh-upasampada disebut bhikkhuni.

Dalam kehidupan bhikkhu Sangha, tidak ada sumpah bagi seorang bhikkhu.Ia menjadi bhikkhu berdasarkan kehendaknya sendiri untuk menjalani kehidupansuci selama ia suka atau sebatas kemampuan yang dimilikinya. Karena itu, iatidak perlu merasa terjebak oleh sumpah yang pernah ia ucapkan dalam upacaraupasampadanya, dan menjadi munafik karena ia sendiri dapat memutuskanapakah ia ingin mematuhi aturan atau tidak. Ia bebas untuk meninggalkankehidupan komunitas Sangha kapan pun dan dapat menjalani cara hidup perumahtangga sebagai umat Buddha biasa apabila hal itu ia inginkan. Ia juga dapatkembali memasuki komunitas sangha lagi kapan pun ia mau, namun ada peraturanyang perlu ditaati, aturan yang sama pula diterapkan untuk para bhikkhuni dalamlatihan sebagai biarawati.

E. Peran dan Nilai Religius SanghaMunculnya Sangha sebagai pewaris Dhamma memiliki peranan yang sangat

penting dalam penyebaran Dhamma. Setelah para bhikkhu mencapai 60 orangarahat, Sang Buddha mengumpulkan para bhikkhu dan mengutusnya untuk

Page 48: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

48

Agustus 2004

menyebarkan Dhamma ke segala penjuru. “O para bhikkhu, pergilah berkenalan,demi kebaikan semua makhluk, demi kesejahteraan, kebahagiaan cinta kasih dankasih sayang dunia ini, dan demi kebahagiaan dan kebaikan para dewa danmanusia, janganlah kalian pergi bersamaan ke arah yang sama. Baik yang tersiratmaupun yang tersurat, ajarkanlah kehidupan luhur. Di mana ada manusia yangmatanya terselimuti oleh sedikit debu-debu, jika tidak mendengarkan Dhammaakan terjatuh. Mereka itulah yang akan memahami Dhamma. Laksanakan tugasmulia ini, kibarkanlah bendera kebijaksanaan. Ajarkanlah Dhamma, bekerja demikebaikan semua makhluk.”

Peran Sangha dalam pembabaran ajaran Buddha mulai dengan penyebaranenam puluh para bhikkhu arahat dalam meneruskan Dhamma pada kehidupanSang Buddha. Sangha sebagai figur yang melaksanakan Dhamma mendapatsimpati para dewa dan manusia yang ingin mendapatkan kebahagiaan dalamkehidupan ini. Kisah pertapa Kondana setelah Sang Buddha menguraikan khotbahDhamma yang pertama, langsung memperoleh mata Dhamma, karena dapatmengerti dengan jelas makna khotbah tersebut sehingga beliau mencapai tingkatkesucian sotapanna dan disebut Anna Kondana, yang artinya Kondanna yangmengerti (bhikkhu yang mengerti). Y.A. Sariputra mendapatkan keyakinan hanyadengan mendengarkan tentang ajaran Buddha melalui ajaran yang sederhanabahwa segala sesuatu tiada yang kekal, pasti memiliki sebab dan akibatnya,sehingga Sariputra mengerti dhamma dan mencapai tingkat kesucian.

Buddha memiliki pengaruh religius yang sangat besar pada waktukehidupannya setelah pencapaian penerangan sempurna. Masuknya lima pertapateman seperjuangan Siddharta Gautama menjadi pengikut Buddha setelahmendapatkan ajaran tentang kebenaran mulia bahwa fenomena kehidupan initelah tersimbak dan hanya mereka yang masih memiliki banyak kekotoran batindapat menikmati dan melaksanakan Dhamma hingga mencapai pembebasan.

Persaudaraan suci para bhikkhu telah terbentuk pada kehidupan Buddha.Persaudaraan para bhikkhu dengan Sang Buddha sebagai kepala dalam sangha,memberikan inspirasi tentang kebenaran. Praktek pembabaran Dhamma dengankebijaksanaan memberikan implikasi terhadap pencapaian kebahagiaan bagi parapengikut Dhamma dan memberikan petunjuk dalam kehidupan menuju Nibbana.

Moralitas Sangha memberikan peran dalam aspek psikologis bagi orangyang melihatnya dan dinyatakan mampu dalam pengendalian diri terhadap orang-orang yang tidak teguh. Bagi para bhikkhu lain dan umat perumah tangga akandapat merasakan kebahagiaan dengan para bhikkhu Sangha yang melaksanakansila dan Vinaya dengan baik, melatih diri dalam upaya pembebasan yang terkesansangat simpatik dan memberikan kesejukan jiwa. Nilai religius muncul dalamketerlibatan Sangha terhadap kebenaran Dhamma, diwujudkan denganpenghargaan dan perlindungan. Secara fisik Sangha sebagai kumpulan parabhikkhu Sangha, umat perumah tangga memiliki rasa dan sikap ramah tamah,memiliki ucapan yang baik, pikiran yang terkendali, serta menuntun dalam sikapdan perbuatan ke jalan kebenaran.

Page 49: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

49

Agustus 2004

Hubungan antara bhikkhu Sangha dengan umat merupakan hubungan yangbersikap moral religius dan sifatnya timbal balik sebagaimana yang telahdijelaskan Sang Buddha dalam Sigalovada Sutta.

Para bhikkhu yang sungguh-sungguh menjalankan Dhamma-Vinayamerupakan sahabat yang sangat baik (kalyana mitta), guru Dhamma yangmelestarikan ajaran agama Buddha, yang patut mendapatkan pelayanan danpenghormatan. Di manapun ia berada, orang yang tekun dalam pelaksanaankebaikan dan semangat akan berusaha untuk melayani semua kebutuhannya.Karena nilai religius sesuatu kebenaran merupakan suatu kebenaran yanguniversal. Orang-orang yang melaksanakan Dhamma-Vinaya dengan sungguh-sungguh akan menjadi orang yang bijaksana, tidak sombong, sederhana, bebasdari keserakahan, kemarahan, kemelekatan, senantiasa tenang, penuh tenggangrasa, bersemangat, dan tanpa keinginan untuk memperoleh nama dan kemasyurandiri sendiri. Ini merupakan kesempatan baik bagi para perumah tangga dalammenanam kebajikan dengan menopang kehidupan para bhikkhu Sangha.

Sebaliknya umat pun dapat berpaling dari bhikkhu Sangha yang melakukanpelanggaran Vinaya, dengan cara tidak melayani, tidak menghormati, dan tidakmemberikan persembahan makanan karena bhikkhu Sangha tersebut telah lalaimelakukan kewajibannya, sehingga membuat nama buruk. Jika seorang bhikkhumasih menyakiti orang lain dan hidup sama seperti perumah tangga, makasesungguhnya ia bukanlah seorang samana.

Mengingat kehidupan bhikkhu Sangha tidak meminta kepada umat, makasebaliknya umat seyogianya menanyakan hal-hal yang dibutuhkan oleh bhikkhusesuai dengan keperluan dan tidak bertentangan dengan peraturan kebhikkhuan.Karena kehidupan bhikkhu tergantung dari pemberian umat, jadi ia harus merasapuas, tidak memilih atau meminta sesuatu tertentu dari umat, kecuali umatmenawarkan kesempatan dalam pengembangan karma baiknya melalui perbuatanbaik berdana kepada Sangha pada setiap hari Kathina. Ada empat kebutuhanpokok bagi para bhikkhu Sangha, yaitu jubah, makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan serta sarana lain yang mendukung dalam kehidupan sangha.

Peran religius Sangha memberikan perkembangan yang besar dalam sejarahBuddha-Dhamma hingga sekarang ini, menunjukkan adanya keterlibatan bhikkhuSangha sebagai inspirasi pada keyakinan terhadap kebenaran Buddha.

F. PenutupSangha memiliki peran yang sangat penting terhadap pelestarian dan

pembabaran Dhamma, ajaran Sang Buddha. Kebajikan moralitas yang menjadikanacuan dalam berpikir, bertindak, berucap yang positif sebagai seorang pertapamemberikan rasa damai dan bahagia, sehingga menimbulkan keyakinan yangmendalam pada diri orang yang mengenal Dhamma.

Keyakinan dalam agama Buddha bukan keyakinan yang membutaberdasarkan dogma-dogma. “Keyakinan dalam Buddha yang paling utama adalahkeyakinan kepada Buddha, keyakinan pada jalan mulia berunsur delapan,

Page 50: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

50

Agustus 2004

keyakinan kepada ketiadaan hawa nafsu (viraga) atau Nibbana yang dinyatakanjuga sebagai Dhamma dan keyakinan kepada Ariya-Sangha, persaudaraan orang-orang suci” (A. II:34). Buddha memberikan petunjuk terhadap keyakinan adalahdatang dan buktikan. Perbuatan yang memberikan dampak kebahagiaan harustetap dilaksanakan, tetapi perbuatan yang membawa penderitaan jangandilakukan. Buddha menolak ajaran pandangan yang salah berdasarkan keyakinanyang membuta, yang dilakukan oleh kaum titiya dan carvaka yang menganggapbahwa kehidupan manusia akan mengalami kebahagiaan dan hidup hanya sesaatatau tubuh adalah sumber penderitaan dan harus disiksa.

Kegembiraan terhadap sifat yang baik akan ditemukan pada orang-orangyang memiliki pengertian dan kebijaksanaan. Tidak mungkin orang percaya karenatakut dapat merasakannya. Dan sesuatu pengharapan dari sikap moral manusiamencapai kesempurnaan lewat jalan kebijaksanaan dan pemusatan pikiran yangbersih dari dorongan yang keliru. Sariputra memberikan kesaksian bagaimanaseseorang dapat memiliki keyakinan yang sempurna kepada Tathagatha dan tidakmeragukan ajaran-Nya. Keyakinan diuji dengan mengendalikan indria. Dengankeyakinan ini, semangat kesadaran, konsentrasi, kebijaksanaan akan terpeliharasecara terus-menerus. “Sebelumnya aku hanya mendengar ini, sekarang aku hidupdengan mengalaminya sendiri, kini dengan pengetahuan yang mendalam, akumampu menembusnya dan membuktikan secara jelas dan sendiri keindahan itutelah hadir.” (S. V:226)

Referensi:......., 1980, Kebahagiaan dalam Dhamma, Majelis Buddhayana Indonesia,Jakarta.Ingersah, 2002, Hubungan antara Bhikkhu dan Umat Buddhis, ViharaDhamma Metta Arama, Pekan Baru.Krishnanda Wijaya-Mukti, 2003, Wacana Buddha-Dhamma, Ekayana BuddhistCentre, Jakarta.Mulyadi Wahyono, SH, 2002, Pokok-Pokok Dasar Ajaran Buddha, DepartemenAgama Republik Indonesia, Jakarta.Sri Dhamananda, 2002, Keyakinan Umat Buddha, Karaniya, Jakarta.Surya Widya pandita sasanadhaja, 2001, Dhammapada, Abdi DhammaIndonesia, Jakarta.Teja S.M. Rashid, 1997, Sila dan Vinaya, Buddhis Bodhi, Jajarta.Woodrvold Translit, 1989, The Book of the Gradual Saying’s (Anguttara-Nikaya), Pali Text Society Oxford, London.Ven. Narada Maathera, 1998, Sang Buddha dan AjaranNya Bagian I dan II,Yayasan Dhammadipa Arama, Jakarta.Ven. Piyadassi Mahathera, ......, Theravada Buddhism, Present Situation,W.B.F. Unity of Diversity, Thailand.

Page 51: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

Agustus 2004

Di dalam agama Buddha ada bermacam-macam simbol/lambang yang masing-masing mempunyai fungsi dan makna yang berberda-beda, seperti stupa, patungbuddha, dan lain-lain. Banyak orang beranggapan bahwa umat Buddhamenyembah patung Buddha atau bodhisattva dengan cara bersujud di hadapanpatung atau dengan meletakkan persembahan-persembahan di altar seperti dupa,bunga, air, lilin, buah-buahan, atau manisan. Benda-benda persembahan ini banyakdisalahartikan bagi yang tidak memahaminya, misalnya buah/makanan seringdiartikan bahwa makanan yang diletakkan di atas altar dimaksudkan untukdisantap oleh Sang Buddha. Namun sesungguhnya apa makna dari lambang-lambang tersebut. Berikut uraiannya :

1. Patung Buddha/ Buddha RupangBuddha rupang merupakan penghormatan untuk mengenang jasa-jasa Sang

Buddha. Umat Buddha bukanlah penyembah patung. Pengertian patung dalamagama Buddha adalah tetap patung walau terbuat dari apapun. Umat Buddhabersujud di depan patung Sang Buddha adalah sebagai penghormatan kepadajasa-jasa Sang Buddha.

2. Stupa atau PagodaStupa adalah sebuah bangunan yang berbentuk seperti genta, yang

berfungsi sebagai lambang untuk menghormati orang-orang suci yang telahmeninggal dunia. Stupa atau pagoda adalah suatu tempat yang menempatkanbenda-benda suci. Bentuk stupa atau pagoda adalah melambangkan keempatunsur pokok yang membentuk manusia, yaitu air, api, tanah, dan udara. Puncakdari bangunan stupa disebut jyotih, artinya cahaya Sang Buddha, sedangkanpuncak dari bangunan pagoda disebut Payung Tiga Tingkat yang melambangkanSang Triratna, yaitu Buddha, Dharma, dan Sangha. Di atas stupa atau pagodaterdapat bentuk yang runcing ke atas menggambarkan sifat konsentrasi pikiranyang makin lama semakin terpusat dalam melaksanakan samadhi..

Arti Lambang dalam Agama Buddha

ajaran dasar

Page 52: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

Agustus 2004

3. Panji BuddhisPanji buddhis atau sebutan yang lebih terkenal adalah bendera buddhis

memiliki enam macam warna yang memiliki arti tertentu, yaitu :• Biru, melambangkan bakti.• Kuning, melambangkan kebijaksanaan• Merah, melambangkan cinta kasih• Putih, melambangkan kesucian• Jingga, melambangkan kegiatan atau semangat• Campuran yang terdiri dari kelima warna tersebut melambangkan kesiapan

belajar dharma.

4. CakraCakra dalam agama Buddha dikenal dengan dharmacakra yang berarti roda

kesunyataan. Lambang ini berbentuk lingkaran yang didalamnya terdapat ruji-ruji serta porosnya. Lingkaran tersebut dimaksudkan suatu kehidupan ataukelahiran yang berulang-ulang. Ruji-ruji di dalam lingkaran sebanyak delapanbuah menggambarkan jalan utama berunsur delapan yang harus dilaksanakanuntuk mencapai pembebasan mutlak atau nirwana. Adapun porosnyamenggambarkan tempat di mana melekatnya prikebenaran dan pusat roda itumelambangkan adanya kesatuan dalam kehidupan,

5. SwastikaSwastika melambangkan kehidupan yang tidak terbatas, kelahiran berulang-

ulang. Swastika digambarkan arah kakinya berlawanan dengan arah jarum jam,yang melambangkan reaksi dari semua kejadian (sifat) keduniawian, yaitukemajuan batin.

6. Bunga TerataiBunga teratai melambang kesucian dan kebijaksanaan dari seseorang yang

telah terbuka dan naik ke atas yang terpisah dari kotoran-kototan di sekitarnya.Walaupun teratai tumbuh di tempat kotor, tetapi bunganya tetap bersih, demikianjuga dengan manusia yang seharusnya seperti bunga teratai.

7. Pohon BodhiPohon Bodhi dianggap suci karena Pangeran Siddharta mencapai

kebuddhaan di bawah perlindungan Pohon Bodhi. Karena Sang Buddha sendirimelakukan penghormatan terhadap Bodhi agung ini, maka kita sepatutnyamelakukan hal yang sama.

8. TasbihTasbih yang dibawa oleh para bhikkhu/bikkhuni atau upasaka/upasika terdiri

dari 2 bagian, masing-masing 54 tingkat atau masa untuk mencapai tingkatbodhisattva. Sebuah merjan yang besar yang berada di tengah-tengahmelambangkan Sang Buddha.

52

Page 53: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

53

Agustus 2004

9. LilinLilin melambangkan penerangan yang telah memberi sinar bagi diri kita,

seperti api yang membakar habis sesuatu yang kotor sehingga yang tinggal hanyaunsur sucinya saja. Demikianlah kita harus memusnahkan segala kekotoran batinsehingga akhirnya hanya memiliki pikiran-pikiran suci.10. Air

Air melambang kebersihan. Dalam air yang jernih akan selalu tampak bilaada kotoran-kotoran di dalamnya. Hal ini melambangkan bahwa kita harusmempunyai pikiran jernih dan bersih. Kita harus meniru sifat air yang selalumengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, memiliki makna agarselalu bersikap merendah atau tidak sombong.

11. Makanan/Buah-buahanMakanan/buah-buahan melambangkan suatu hasil dari apa yang telah

ditanam. Penanam kejahatan akan memperoleh penderitaan, sedangkan penanamkebaikan akan memperoleh kebahagiaan.

12. BungaBunga melambangkan ketidakkekalan (anicca). Demikianlah juga dengan

badan jasmani kita juga tidak kekal.

Sumber:Buku Pelajaran Agama Buddha,Kebahagiaan Dalam Dhamma oleh Majelis Buddhayana Indonesia.Naskah Dharma oleh DPP IPGABI

Page 54: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

Agustus 2004

artikel

Sekilas tentang Vihara Maitri Sagara

Vihara Maitri Sagara atau Yayasan Naga Mahayana Agung didirikan olehseorang warga negara Singapura yang bernama Elisah Liu. Vihara ini terletak dijalan Tiban 3 Blok C II no. 17, pulau Batam. Vihara ini telah dikelola langsung olehSangha Agung Indonesia dan diketuai oleh Bhiksu Nekkhamma. Vihara ini telahdiresmikan 3 tahun yang lalu. Masa pembangunan vihara ini memakan waktusekitar 3 tahun lamanya.

Vihara Maitri Sagara yang terletak di atas bukit dengan tampak bangunanyang khidmat dan megah memiliki lingkugan yang sejuk, tenang, dan nyamanyang sangat sesuai sekali bagi umat Buddha untuk menjalankan latihan-latihanpengembangan batin (meditasi). Walaupun pulau Batam terkenal akan panasnyacuaca, kita tidak merasakan panasnya udara di vihara ini meskipun tengah harikarena tiap saat bertiup angin sepoi-sepoi yang membuat suasana begitu ademdan bersahabat. Bangunan vihara ini yang berdiri kokoh di atas tanah seluas 2000m2 terdiri dari :

a. Ruang utama (bhaktisala).Ruangan ini dilengkapi 3 rupang Buddha, yaitu Buddha Sakyamuni (gurumanusia dan para dewa dari suku Sakya), Buddha Bhaisajyaguru (Buddhapengobatan, pemimpin alam sebelah Timur), dan Buddha Amitabha (Buddhacahaya tanpa batas, pemimpin alam sebelah Barat). Dinding-dinding ruangutama ini tercetak rupang Buddha-buddha dari 3 zaman (masa lampaau,sekarang, dan akan datang).

b. Ruang para Bodhisattva.Di dalam ruangan ini terdapat rupang Bodhisattva Avalokitesvara yanglebih dikenal dengan Kuan Im Phu Sa (bodhisattva yang penuh welas asihyang senantiasa menolong makhluk-makhluk yang menderita tanpa pamrih).Di dalam ruang ini juga terdapat rupang Bodhisattva Ksitigarbha yang lebihdikenal dengan sebutan Ti Cang Wang Pu Sa (bodhisattva yang senantiasamenolong makhluk-makhluk yang terjatuh di alam sengsara, neraka). Selainitu, juga terdapat nama-nama para Buddha dari 3 zaman dan tempat bagipara umat memasang pelita tahunan yang bertujuan agar segala rintanganbisa terlewatkan berkat dari kekuatan para Buddha, bodhisattva, danpenerangan dari pelita tersebut.

c. Ruang tidur/ruang tamu.Ruang tamu ini bisa ditempati sekitar 150 orang dan dilengkapi dengankotak besi keamanan yang berguna bagi para tamu untuk mengunci barang-barang yang berharga.

d. Ruang makan.

Page 55: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

55

Agustus 2004

Ruangan yang berkapasitas 150 orang ini digunakan untuk para tamu danumat Buddha yang menginap dan mengikuti acara di Vihara MaitriSagara.

Di samping 4 jenis ruangan tersebut, masih terdapat ruangan lainnya, salahsatunya adalah ruang teras depan vihara yang langsung bisa kita gunakan untukmelihat negara tetangga kita, Singapura.

Tiap tahun, vihara ini mengadakan acara antara lain :1. Acara pelafalan nama Buddha Amitabha.

Biasanya vihara mengadakan acara ini pada bulan Desember ataumengambil hari bertepatan dengan hari raya umat Islam (Idul Fitri), karenapada hari raya Idul Fitri kebanyakan orang libur sekolah dan libur kerja,sehingga umat Buddha bisa mengikuti acara ini selama 3 hari berturut-turut. Tahun yang lalu, peserta yang ikut berjumlah ratusan orang yangberasal dari berbagai daerah, seperti Pekan Baru, Batam, Jambi, TanjungPinang, Singapura, Jakarta, dan sebagainya. Dalam acara ini biasanyapeserta dilarang berbicara selama 3 hari dan makan hanya 2x, yaitu pagidan tengah hari, sedangkan malam hari puasa.

2. Acara pemasangan pelita.Bertepatan dengan hari Avalokitesvara mencapai kesucian yang tahun inijatuh pada tanggal 1 Agustus 2004, Vihara Maitri Sagara akan mengadakanpemasangan pelita. Tujuan pemasangan pelita ini adalah untuk mendoakankeselamatan bagi bangsa dan negara, seta bagi keselamatan diri kita danjuga para leluhur kita yang telah meninggal agar bisa terbebas dari alamsengsara.

3. Acara rutin bulanan.Tiap bulannya, tepat tanggal 8 dan 23 lunar, vihara ini mengadakan doabersama dan ceramah dharma oleh bhikkhu Sangha. Waktu pelaksanaandoa bersama adalah pagi pukul 10.00 WIB dan malam pukul 19.30 WIB. Disamping itu, kebaktian anak-anak pada pukul 08.30 WIB.

Demikianlah sekilas tentang Vihara Maitri Sagara. Anda ingin buktikansemua cerita di atas? Jika Anda berminat, berikut petunjuk untuk lebih mudahmenemukan vihara ini. Pom bensin daerah Tiban, di sampingnya terdapat jalanbesar, Anda jalan terus hingga menemui simpang empat, kemudian Anda belokkanan, tidak jauh kemudian Anda akan menjumpai sebuah bangunan tinggi yangterletak di atas bukit sebelah kanan jalan. Alternatif kedua adalah Pt. PrincessGarden (atau tempat menjual tanaman), Anda jalan terus hingga menjumpaisimpang tiga yang terdapat plat penunjuk jalan ke vihara, Anda belok kiri danjalan terus hingga menjumpai Vihara Maitri Sagara yang berada di sebelah kirijalan. Selamat mencoba!

Narasumber : Bhiksu Nekkhamma

Page 56: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

Agustus 2004

Pindapatta dan Pemandian Buddha RupangRangkaian perayaan Waisak 2548 BE kali ini diawali dengan Pindapatta

dan Pemandian Buddha Rupang yang dilaksanakan pada hari Minggu, 23 Mei2004. Pelaksanaan pindapatta yang dimulai pukul 08.10 mengambil tempat disepanjang jalan P. Senopati hingga pelataran parkir Vihara Buddha Prabha.Segenap umat dan muda-mudi GMCBP mengikuti pelaksanaan pindapata kali inidengan khidmat dengan memberi persembahan kepada 3 anggota Sangha, yakniBhante Sasana Bodhi dan Bhante Padma Suriani, dengan didampingi seorangsamanera.

Selesai pelaksanaan pindapatta, seluruh umat memasuki baktisala untukmelaksanakan kebaktian dengan memanjatkan doa persembahan dan pelimpahanjasa. Sebelum menginjak ke prosesi pemandian Buddha rupang, dijelaskan terlebihdahulu mengenai makna dari prosesi pemandian Buddha rupang itu sendiri, yaknidengan kita melaksanakan pemandian Buddha rupang, kita menumbuhkan tekaddalam diri kita untuk membersihkan hati dan pikiran dari segala bentuk akarkejahatan. Prosesi Pemandian Buddha Rupang ini diiringi dengan lantunan “NamoSakyamuni Buddha”.

Dalam acara ini pula Bhante Sasana Bodhi mengajak seluruh umat untukturut mensukseskan perayaan Waisak di Candi Sewu, baik secara material ataupunmoral, untuk membangkitkan getaran religius yang telah lama terpendam.

Pradaksina dan Peringatan Detik-Detik Waisak 2548 BEBerbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, peringatan detik-detik Waisak

pada tahun ini yang jatuh pada tanggal 3 Juni 2004, pukul 11.19.24 bertempat diCandi Sewu, kompleks Candi Prambanan. Perubahan lokasi peringatan detik-detikWaisak kali ini tidak mengurangi keantusiasan umat untuk menghadirinya, terbuktidengan berkumpulnya kurang lebih 1200 umat yang datang dari berbagai daerah,seperti Panggang, Wonosari, dan Ampel. Tak ketinggalan pula umat dariYogyakarta yang datang dengan menggunakan 2 bus.

Ritual peringatan detik-detik Waisak yang dihadiri oleh 4 anggota Sanghabeserta 2 anagarini diawali dengan prosesi Puja yang diiringi dengan pembacaan“Puja” dalam bahasa Jawa. Dilanjutkan dengan pradakasina mengelilingi CandiSewu yang diikuti oleh seluruh umat dengan membawa dupa dan bunga sedapmalam. Selesai prosesi pradaksina, umat mengikuti kebaktian yang dipimpinoleh Bhante Sasana Bodhi. Dalam wejangannya yang diselingi dengan bahasaJawa, Bhante menekankan akan perlunya memahami kesunyataan.

Mendekati detik-detik Waisak, seluruh umat melaksanakan meditasi dantepat pukul 11.19.24, dilakukan pemukulan tambur dan lonceng, yang kemudian

B E R I T A

berita

Page 57: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

57

Agustus 2004

dilanjutkan dengan menyanyikan “Malam Suci Waisak”. Setelah itu, umat kembalidipersilakan memasuki candi untuk menerima pemberkahan dan acara ditutupdengan makan siang bersama. Karena jumlah umat yang melonjak jauh dariperkiraan sebelumnya, membuat tim konsumsi dari Vihara Buddha Prabhamengalami kewalahan, yang mengakibatkan sejumlah umat tidak mendapatmakan siang. Namun setiba di Vihara Buddha Prabha, para umat dapat menyantaphidangan yang telah disediakan secara prasmanan.

Peringatan Waisak Gelanggang Anak Buddhis (GAB) Bersama diVihara Buddha Prabha

Dalam memperingati TriSuci Waisak 2548 BE/2004,Gelanggang Anak BuddhisVihara Buddha Prabha(GABVBP) bekerja samadengan GAB Giri Surya,Panggang, mengadakanperingatan Waisak bersama.Peringatan Waisak iniberlangsung tanggal 3 Juni2004 bertempat di ViharaBuddha Prabha Yogyakarta dandimulai pukul 14.00 WIB. Acaraini dihadiri oleh 3 anggotaSangha, yaitu Y.M. Bhikkhu Sasana Bodhi, Y.M. Bhikkhuni Padma Suriani, Y.L.Samanera Viriya, dan 2 anagarini. Di samping itu, hadir pula mantan ketua IPGABI-Wenny Salim, Ketua IPGABI-Merita, Ketua GABVBP-Liliana bersama staff,perwakilan GAB Viriya Dharma Loka Ampel, GAB Jawa Dwipa Ampel, GABKaliwungu Ampel, serta orangtua murid.

Acara yang dihadiri oleh 120 anak ini diawali dengan persembahan pujayang dibawakan oleh perwakilan dari 5 GAB yang hadir. Setelah itu, acaradilanjutkan dengan pembacaan Dhammapada, pembacaan parita-parita suci,Waisaka gita yang dibawakan oleh anak-anak GABVBP dan GAB Giri Surya yangkemudian dilanjutkan dengan penutup.

Setelah kebaktian selesai, acara kemudian diakhiri dengan foto bersamadan keakraban. [kun]

Puja Bakti Waisak 2548 BE di Vihara Buddha PrabhaTepat pukul 18.00, bertempat di baktisala Vihara Buddha Prabha, puja bakti

perayaan Waisak dimulai dengan persembahan puja yang kemudian dilanjutkandengan pradaksina mengelilingi vihara. Puja bakti kali dihadiri oleh 3 anggotaSangha, yakni Bhante Sasana Bodhi, Bhante Padma Suriani, dan didampingi

Page 58: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

Agustus 2004

seorang Samanera. Dalam dhammadesana yang dibawakan oleh Bhante PadmaSuriani, beliau menekankan pada ajaran dasar dalam agama Buddha, yakni JanganBerbuat Jahat (berhubungan dengan hukum karma), Tambah Kebajikan(menggunakan materi untuk kebahagiaan makhluk lain), dan Sucikan Hati danPikiran (melalui meditasi). Selain itu, beliau juga menekankan pentingnyakesabaran dan menghimbau untuk lebih mempererat rasa persaudaraan dankerukunan antar umat Buddha.

Bhante Sasana Bodhi juga menambahkan bahwa dengan perayaan Waisak,kita semakin mendekatkan, meyakinkan, dan menjadikan diri sebagai seorangbuddhis yang sesungguhnya. Renungan mengenai riwayat hidup BuddhaGautama dari kelahirannya hingga parinibbana, yang diselingi dengan lagu-laguBuddhis, menambah khusuk pelaksanaan puja bakti kali ini. Di akhir acara,dilaksanakan ramah tamah sambil menyantap hidangan yang telah disediakan.

Perayaan Waisak di Vihara Jina Dharma Sradha, Siraman, WonosariTepat hari Minggu, 6 Juni 2004, berpusat di Vihara Jhina Dharma Sradha

Siraman, Wonosari diadakan perayaan Waisak 2548 BE yang dihadiri oleh 2 anggotaSangha, yakni Bhante Sasana Bodhi dan didampingi seorang samanera. Dalamdhammadesananya, Bhante Sasana Bodhi menekankan pada kesadaran umatuntuk beragama, bersembahyang, serta berlindung kepada Buddha, Dharma, danSangha. Pada kesempatan kali ini Bhante Sasana Bodhi juga menyampaikankegembiraannya akan suksesnya pelaksanaan peringatan detik-detik Waisak diCandi Sewu, sebagai alternatif peringatan detik-detik Waisak selain di CandiBorobudur. Kesuksesan peringatan detik-detik Waisak kali ini ditandai denganbanyaknya umat yang hadir dan media massa ataupun elektronik yang meliputkegiatan tersebut.

Selesai kebaktian perayaan Waisak, acara dilanjutkan dengan DharmasantiWaisak bersama MBI Tingkat II Gunung Kidul dengan mengambil tema: DamaiBersama Waisak Kita Wujudkan Kerukunan dan Kebersamaan dalam Persaudaraandengan Cinta Kasih, Kasih Sayang, dan Kebijaksanaan. Acara puncak dariDharmasanti ini adalah pelantikan pengurus Tingkat II MBI Kabupaten GunungKidul periode 2004-2008 oleh Romo Aryanto selaku ketua MBI Tingkat I D.I.Y.Berbagai bentuk kesenian ditampilkan, seperti tari-tarian ataupun nyanyian-nyanyian yang disambut hangat oleh para umat yang hadir. GMCBP pun turutberpartisipasi dalam mempersembahkan sebuah tarian (yang sebelumnya jugapernah ditampilkan pada perayaan HUT GMCBP, red.). Lagu-lagu yangdinyanyikan pun terdiri dari berbagai macam bahasa, dari bahasa Jawa hinggabahasa mandarin (pokoknya semuanya tersaji lengkap deh…). Sekitar pukul 14.00,rombongan dari Vihara Buddha Prabha kembali menuju ke kota Yogyakarta.[Minerva]

58

Page 59: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

59

Agustus 2004

Latihan Meditasi dengan Y.M. Bhikkhu PannavatthoPada tanggal 22-27 Juni 2004,

Generasi Muda Cetiya Buddha Prabhamelakukan “Latihan Meditasi” di “SaccaGoppala”, Blitar, Jawa Timur selama 3hari disamping sempat mengunjungitempat-tempat Buddhis yang berada disekitar Jawa Timur selama 2 hari.

Latihan Meditasi dilakukandibawah bimbingan Y.M. BhikkhuPannavatho yang menjabat sebagaiPendiri, Ketua, dan Pembina PusatMeditasi Bukit Pertapaan “SaccaGoppala”. Kegiatan Latihan Meditasiyang bertujuan untuk mengembangkanbatin ini berjalan mulus selama 3 hari penuh dari tanggal 23-25 Juni 2004. Pesertadiberangkatkan dari Yogya pada tanggal 22 Juni 2004 dengan jumlah pesertasebanyak 8 orang. Kealamian suasana lokasi meditasi “Sacca Goppala” sangatmendukung untuk dilakukan meditasi dengan bimbingan dari Bhante sebanyak3 kali sehari. “Jadilah Guru yang baik bagi diri Anda sendiri”, inilah kalimat yangselalu dipesankan Bhante kepada semua peserta.

Setelah usai latihan meditasi selama 3 hari, pada tanggal 26 Juni 2004peserta melanjutkan perjalanan ke Vihara Buddhayana Surabaya. Bersama-samadengan Sekber PMVBI Jatim dan PMV Buddhayana Surabaya, perjalanandilanjutkan dengan mengunjungi Triyana Dhamma Center Surabaya, ViharaDharma Jaya Surabaya, Arca Jokodolog Surabaya, Vihara Metta Sradha Mojokerto,dan Maha Vihara Mojopahit Trowulan Mojokerto. Pada Tanggal 27 Juni 2004,setelah mengikuti kebaktian Muda-Mudi di Vihara Buddhayana Surabaya,perjalanan dilanjutkan ke Trawas dengan mengunjungi Patung Buddha Akshobhya(Reco Lanang) dan tempat Y.M. Bhikkhu Suryabumi Trawas.

Perayaan HUT Sekber PMVBI Ke-23 Di YogyakartaPada tanggal 12 Juli 2004 sekitar pukul 19.00, Sekber PMVBI DI. Yogyakartamerayakan ulang tahun Sekber PMVBI ke-23 secara sederhana di Vihara BuddhaPrabha. Acara ini dihadiri hanya 10 orang, di antaranya Ketua Sekber DIY(Rudyanto), Kepala Biro Administrasi DIY (Minerva), Ketua IPGABI DIY (Merita),staf IPMKBI (Julifin), mantan pengurus Sekber, dan perwakilan dari GMCBP. Acaraini sangat sederhana sekali yang dibuka dengan pembacaan Vandana, dirangkaidengan renungan, peniupan lilin dan pemotongan kue. Ketua Sekber DIYmengatakan bahwa untuk perayaan kali ini memang sangat sederhana, tetapiyang penting rasa kebersamaan tetap ada untuk saling memotivasi.

Page 60: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

60

Agustus 2004

Alumni GMCBP Rp 3,000,000.00Bhikkhuni, Bogor Rp 100,000.00Bina Jaya, Jakarta Rp 1,000,000.00Centy, Yk Rp 40,000.00Djoni Issalim, Palembang Rp 50,000.00Dr Enny-andi Rp 150,000.00Jelly s, Jambi Rp 50,000.00Keluarga Endi Wibowo,SE, Rembang Rp 500,000.00Liem Keng Hin, Yk Rp 15,000.00Liong Soei Tjin,Jakarta Rp 50,000.00NN, Yk Rp 118,000.00NN, Yk Rp 50,000.00NN, Yk Rp 100,000.00NN* Rp 3,215,000.00Ratna Murti/ Giok Nio, Palembang Rp 88,000.00Rudi Haryanto, Yk Rp 50,000.00Sugiantan Tanarya, Lubuk Linggau Rp 100,000.00Tenny s, Jambi Rp 50,000.00Theda & Anthea, Tanggerang Rp 400,000.00Toko Hidup Baru, Yk Rp 10,000.00

TOTAL Rp9,281,000.00

Donatur Edisi 42 Laporan KeuanganEdisi 41

Saldo Awal Rp 11,485,297.44

Pendapatan:Dana dari Donatur Rp 9,669,000.00Pendapatan Bunga Rp 55,260.95Pendapatan Iklan Rp 1,300,000.00Total Pendapatan Rp 11,024,260.95

Pengeluaran:Biaya Administrasi & Pajak Rp 26,052.19Biaya Kirim dalam negeri Rp 2,140,000.00Biaya Cetak Rp 3,650,000.00Biaya Pengepakan Rp 60,000.00Total Pengeluaran Rp 5,876,052.19

Dana Akhir 16,633,506.20

Nama DanaAlm. Hartono B.S., Yk Rp 25,000.00Sri Linda Sartika, Yk Rp 25,000.00Suryadi Kamto Rp 20,000.00Toko Manggala Motor, Yk Rp 70,000.00TYK, Yk Rp 25,000.00

Biaya administrasi & Pajak Rp. 120,000.00Biaya kirim dalam negeri Rp. 2,500,000.00Biaya cetak Rp. 3,650,000.00Biaya Pengepakan Rp. 200,000.00

TTTTTotalotalotalotalotal Rp.Rp.Rp.Rp.Rp. 6,470,000.006,470,000.006,470,000.006,470,000.006,470,000.00

Rencana AnggaranPengeluaran Edisi 43

NN* adalah gabungan donatur tanpa diketahui identitas donatur.Mohon maaf jika ada kesalahan penulisan nama, alamat, ataupun nama donatur yang lupatercantum di atas

Page 61: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

pelajaran kecil

Sesungguhnya diri sendiri menjadi tuan bagi diri sendiri.Diri sendiri adalah pelindung bagi diri sendiri.

Oleh karena itu, kendalikan dirimu sendiri,seperti pedagang kuda menguasai kuda yang baik.

(Bhikkhu Vagga ayat 18)

Page 62: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa

Edisi

43NOVEMBER 2004

KKKKKeluareluareluareluareluargagagagaga seperti apakah yang didambakan olehpara perumah tangga?

Bagaimana cara membesarkan anak dan mengabdikepada orang tua bagi umat Buddha perumah tangga?

Apa sajakah aturan-aturan di dalam menjalani hidup berumah tangga?

Dharma Prabha edisi 43 mencoba mengangkat tema Sajuta

KKKKKeluareluareluareluareluarga Buddhis.ga Buddhis.ga Buddhis.ga Buddhis.ga Buddhis.Membahas bagaimana gambaran sebuah keluar keluar keluar keluar keluargagagagaga Buddhis,

di mana kita juga akan mengupas mengenai tata cara pernikahan Buddhis, sumpah jabatan di lingkungan formal bagi umat Buddha,serta aturan-aturan lainnya dalam hidup bermasyarakat.

Simak juga beberapa artikel menarik lainnya. Tidak ketinggalan liputanberita menarik dari Jogja dan sekitarnya.

Untuk Pemasangan iklan dapat menghubungi Joly(0813 2880 8190) dan Darfin (081 2273 5826). Untukdonatur dapat langsung ditransfer ke rekening BCA0371566766

Page 63: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa
Page 64: Namo Sanghyang Adi Buddhaya, · Cita-cita untuk menjadi guru agama Buddha telah muncul ketika masih duduk di bangku SD, dimana pada waktu itu dikelas saya 90% dari sekitar 50 siswa