dari redaksi · dari redaksi namo sanghyang adi buddhaya, namo buddhaya. negeri kita, indonesia...

64

Upload: others

Post on 24-Aug-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya
Page 2: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya
Page 3: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

dari redaksi

Namo Sanghyang Adi Buddhaya,Namo Buddhaya.

Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumberdaya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya. Halini terbukti dari banyaknya candi yang berdiri kokohdi tanah persada kita ini. Sebuah kebanggaantersendiri bagi kita, bangsa Indonesia memiliki warisanbudaya yang tinggi dari nenek moyang kita berupasuatu mahakarya yang agung yang memiliki ciri khasbudaya bangsa, terutama Candi Borobudur yangmerupakan salah satu keajaiban dunia.

Mendengar kata ‘candi’ ini sangat dekat sekali dengan kita umat Buddha, karenacandi merupakan bangunan khas umat Buddha yang dulu dibangun oleh pararaja. Adanya candi-candi ini menunjukkan kepada kita bahwa agama Buddhapernah berjaya di persada nusantara ini. Candi ini dulu ada yang dibangun untuktempat tinggal anggota Sangha (kuti), sebagai hadiah untuk permainsuri, dsb.Saat ini candi-candi ini selain dimanfaatkan umat Buddha untuk puja bakti, jugadimanfaatkan sebagai tempat ziarah. Dalam waktu dekat ini, akan ada dua kegiatanbesar yang dilaksanakan di candi, yaitu ritual puja bakti detik-detik Waisak 2549BE di Candi Sewu tanggal 23-24 Mei 2005 yang mencakup skala nasional danjuga sebagai rangkaian peringatan HUT MBI ke-50. Selain itu, tanggal 23 Juli2005 akan diadakan ‘Sejuta Pelita Sejuta Harapan’ di Candi Borobudur dalam rangkamenyambut HUT MBI ke-50 juga.

“Sabbe Sankhara Anicca”. Segala sesuatu adalah tidak kekal. Berbagai bencanaalam terus-menerus menimpa negeri kita ini, mulai dari tsunami Aceh, gempaNias, dan meletusnya Gunung Talang. Berbagai duka dirasakan oleh saudara-saudara kita yang tertimpa bencana tersebut. Selain itu, terdapat berbagaiprediksi, ramalan, dan isu yang menyatakan akan terjadi bencana lagi. Seolah-olah kematian begitu dekat dengan kita. Semoga tidak ada ketakutan yangberlebihan dalam diri kita. Semoga kita senantiasa berada dalam kewaspadaandan senantiasa berbuat baik, karena karma baik kitalah yang dapat melindungikita. Semoga kita semua senantiasa hidup dalam keadaaan berbahagia, terbebasdari segala jenis penderitaan.

Selamat Hari Tri Suci Waisak 2549 BE!Selamat Hari Suci Asadha 2549 BE!

REDAKSIREDAKSIREDAKSIREDAKSIREDAKSI

Page 4: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

Februari 2005

PPPPPenerbitenerbitenerbitenerbitenerbit: GMCBP bekerjasama dengan DPD IPMKBI Sekber PMVBI. PPPPPelindungelindungelindungelindungelindung:Sangha Agung Indonesia Wilayah IV. PPPPPenanggung Jawabenanggung Jawabenanggung Jawabenanggung Jawabenanggung Jawab: Ketua Umum GMCBP.PPPPPemimpin Redaksiemimpin Redaksiemimpin Redaksiemimpin Redaksiemimpin Redaksi : Julifin. SekretarisSekretarisSekretarisSekretarisSekretaris: Sri Linda Sartika. BendaharaBendaharaBendaharaBendaharaBendahara: Eka. Edi-Edi-Edi-Edi-Edi-tortortortortor: Hendry, Joly, Minerva A.J.Lim. RedaksiRedaksiRedaksiRedaksiRedaksi: Irwan, Jenny, Merita, Robin, Susilawati.LLLLLayayayayay- out- out- out- out- out: Benny, Erik Wardi, Hariyono. SirkSirkSirkSirkSirkulator:ulator:ulator:ulator:ulator: Jimmy Suhendra, Ronny.No.Rekening BankNo.Rekening BankNo.Rekening BankNo.Rekening BankNo.Rekening Bank : a.n. Indra Cahaya BCA Pusat Yogyakarta no. 0371566766.Alamat RedaksiAlamat RedaksiAlamat RedaksiAlamat RedaksiAlamat Redaksi : Jln. Brigjend Katamso no.3 Yogyakarta 55121, Telp. (0274) 378084.E-MailE-MailE-MailE-MailE-Mail : [email protected]. WWWWWebsiteebsiteebsiteebsiteebsite : http://www.dharmaprabha.or.id.PPPPPencetakencetakencetakencetakencetak : Cahaya Timur Offset Yogyakarta

Sebuah candi yang terletak di tepi jalan Jogja menuju Klaten,yang kelihatannya sangat kusam, tidak terurus jikadibandingkan dengan aslinya dulu.

18 Candi Kalasan18 Candi Kalasan18 Candi Kalasan18 Candi Kalasan18 Candi Kalasan

Sajian Utama

Di kompleks Candi Sewu terdapat 249 buah candi yangterdiri atas sebuah Candi Induk, delapan Candi Apit dan240 Candi Perwara. Gugusan candi tersebut disusun dalamsuatu tata letak yang konsentris dengan orientasi timur-barat-utara-selatan.

12 Candi Sewu12 Candi Sewu12 Candi Sewu12 Candi Sewu12 Candi Sewu

Redaksi menerima sumbangan artikel, cerpen, dan jenis tulisan lainnya yang sesuaidengan misi “Memperkokoh dan Memperluas Wawasan Buddhis”. Tulisan yang dikirimmerupakan hasil tulisan sendiri dan belum pernah diterbitkan di media cetak manapun.Tulisan yang dikirim harap disertai dengan tanda pengenal diri. Redaksi berhak untukmengubah tulisan dengan tidak mengurangi isi dan tema tulisan.

Banyak candi bertebaran di sini, dengan pusatnya di PulauJawa. Mulai dari yang paling megah seperti Candi Borobudurdan Prambanan, hingga candi-candi kecil yang memilikiciri masing-masing.

04 Indonesia, Negeri Seribu Candi04 Indonesia, Negeri Seribu Candi04 Indonesia, Negeri Seribu Candi04 Indonesia, Negeri Seribu Candi04 Indonesia, Negeri Seribu Candi

3 kerajaan besar agama Buddha yang dulu pernah berjayadi negeri kita.

18 Buddha Dhar18 Buddha Dhar18 Buddha Dhar18 Buddha Dhar18 Buddha Dharma di Pma di Pma di Pma di Pma di Persada Nusantaraersada Nusantaraersada Nusantaraersada Nusantaraersada Nusantara

“Bhumisam-Bharabudhara”, itulah nama aslinya. Sebuahkeajaiban dunia yang dibangun oleh Wangsa Syailendrapada masa kekuasaan Samaratungga.

07 Candi Borobudur nan Agung07 Candi Borobudur nan Agung07 Candi Borobudur nan Agung07 Candi Borobudur nan Agung07 Candi Borobudur nan Agung

Page 5: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

daftar isi

Halaman MukaKeterangan Halaman MukaKeterangan Halaman MukaKeterangan Halaman MukaKeterangan Halaman MukaKeterangan Halaman Muka

Stupa yang dikelilingi oleh beberapaStupa yang dikelilingi oleh beberapaStupa yang dikelilingi oleh beberapaStupa yang dikelilingi oleh beberapaStupa yang dikelilingi oleh beberapaprofil candi, dengan latar relief padaprofil candi, dengan latar relief padaprofil candi, dengan latar relief padaprofil candi, dengan latar relief padaprofil candi, dengan latar relief pada

salah satu candi perwara di komplekssalah satu candi perwara di komplekssalah satu candi perwara di komplekssalah satu candi perwara di komplekssalah satu candi perwara di kompleksCandi Sewu. Stupa merupakan ciriCandi Sewu. Stupa merupakan ciriCandi Sewu. Stupa merupakan ciriCandi Sewu. Stupa merupakan ciriCandi Sewu. Stupa merupakan ciri

khas yang menunjukkan sebuahkhas yang menunjukkan sebuahkhas yang menunjukkan sebuahkhas yang menunjukkan sebuahkhas yang menunjukkan sebuahbangunan Buddhis. Selain itu stupabangunan Buddhis. Selain itu stupabangunan Buddhis. Selain itu stupabangunan Buddhis. Selain itu stupabangunan Buddhis. Selain itu stupa

juga merupakan lambang pikiranjuga merupakan lambang pikiranjuga merupakan lambang pikiranjuga merupakan lambang pikiranjuga merupakan lambang pikiranBuddha.Buddha.Buddha.Buddha.Buddha.

Profil44 44 44 44 44 Ibu Kawi46 46 46 46 46 Mahendra Kesuma

Liputan Eksklusif

Serangkaian kegiatan diadakan menujuberakhirnya kepengurusan GMCBP XXI.

49 Rangkaian Kegiatan Menuju GMCBP XXII49 Rangkaian Kegiatan Menuju GMCBP XXII49 Rangkaian Kegiatan Menuju GMCBP XXII49 Rangkaian Kegiatan Menuju GMCBP XXII49 Rangkaian Kegiatan Menuju GMCBP XXII

Ajaran Dasar

Empat Kebenaran Arya33 Cattari Ariya Saccani33 Cattari Ariya Saccani33 Cattari Ariya Saccani33 Cattari Ariya Saccani33 Cattari Ariya Saccani

36 V36 V36 V36 V36 Vita Brevisita Brevisita Brevisita Brevisita BrevisHidup itu Singkat

50 A W50 A W50 A W50 A W50 A Wandererandererandererandereranderer, are Y, are Y, are Y, are Y, are You?ou?ou?ou?ou?

English corner

Artikel

Resensi

28 Sutra tentang yang Bijak dan yang Dungu28 Sutra tentang yang Bijak dan yang Dungu28 Sutra tentang yang Bijak dan yang Dungu28 Sutra tentang yang Bijak dan yang Dungu28 Sutra tentang yang Bijak dan yang Dungu

Berita52 P52 P52 P52 P52 Pelatihan Jurelatihan Jurelatihan Jurelatihan Jurelatihan Jurnalistik Nasionalnalistik Nasionalnalistik Nasionalnalistik Nasionalnalistik Nasional52 Dhar52 Dhar52 Dhar52 Dhar52 Dharmayatra Bersama Bhantemayatra Bersama Bhantemayatra Bersama Bhantemayatra Bersama Bhantemayatra Bersama Bhante Sasana Bodhi Sasana Bodhi Sasana Bodhi Sasana Bodhi Sasana Bodhi53 Retret Bersama Suhu Badhrar53 Retret Bersama Suhu Badhrar53 Retret Bersama Suhu Badhrar53 Retret Bersama Suhu Badhrar53 Retret Bersama Suhu Badhraruciuciuciuciuci54 HUT K54 HUT K54 HUT K54 HUT K54 HUT Kong Co Hiang Thian Sang Tong Co Hiang Thian Sang Tong Co Hiang Thian Sang Tong Co Hiang Thian Sang Tong Co Hiang Thian Sang Teeeeeeeeee54 Sejuta P54 Sejuta P54 Sejuta P54 Sejuta P54 Sejuta Pohon oleh Yohon oleh Yohon oleh Yohon oleh Yohon oleh Yayasan Budha Tzu Chiayasan Budha Tzu Chiayasan Budha Tzu Chiayasan Budha Tzu Chiayasan Budha Tzu Chi

Cerpen58 Dalam P58 Dalam P58 Dalam P58 Dalam P58 Dalam Penantiankuenantiankuenantiankuenantiankuenantianku

Kalyana Putra

48 Berita KP dan Susunan48 Berita KP dan Susunan48 Berita KP dan Susunan48 Berita KP dan Susunan48 Berita KP dan Susunan K K K K Kepengurepengurepengurepengurepengurusan Barusan Barusan Barusan Barusan Baruuuuu47 Laporan Keuangan KP47 Laporan Keuangan KP47 Laporan Keuangan KP47 Laporan Keuangan KP47 Laporan Keuangan KP

Data Donatur56 Donatur Edisi 45, Laporan Keuangan,56 Donatur Edisi 45, Laporan Keuangan,56 Donatur Edisi 45, Laporan Keuangan,56 Donatur Edisi 45, Laporan Keuangan,56 Donatur Edisi 45, Laporan Keuangan, dan Anggaran dan Anggaran dan Anggaran dan Anggaran dan Anggaran

Renungan57 Oh Manusia, Sadarilah K57 Oh Manusia, Sadarilah K57 Oh Manusia, Sadarilah K57 Oh Manusia, Sadarilah K57 Oh Manusia, Sadarilah Keberebereberebereberuntunganmuuntunganmuuntunganmuuntunganmuuntunganmu

Inside dp55 Berita Kegiatan dp55 Berita Kegiatan dp55 Berita Kegiatan dp55 Berita Kegiatan dp55 Berita Kegiatan dp

Page 6: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

Mei 2005

Negeri kita tercinta, Indonesia, pantas mendapat julukan “Negeri Seribu Candi”.Banyak candi bertebaran di sini, dengan pusatnya di Pulau Jawa. Mulai dariyang paling megah seperti Candi Borobudur dan Prambanan, hingga candi-candikecil yang memiliki ciri masing-masing. Ada juga Candi Muara Takus di Riau,Biaro Bahal di Sumatera Utara, dan Candi Agung di Kalimantan Timur. Dahulukala, candi dibangun di seantero nusantara oleh sebuah kerajaan untukmenunjukkan kekuasaannya. Candi adalah sebuah istilah untuk menyebutkansebuah bangunan yang berasal dari masa klasik sejarah Indonesia, yaitu darikurun waktu abad kelima hingga abad keenambelas Masehi. Candi dapat berupabangunan kuil yang berdiri sendiri atau berkelompok. Dapat pula berupa bangunanberbentuk gapura beratap (paduraksa) dan tidak beratap (Candi Bentar). Petirtaanyang dilengkapi kolam dan arca pancuran juga kerap disebut candi, seperti halnyaCandi Ratu Boko.

Istilah “candi” umumnya hanya dikenal di Jawa Tengah dan Yogyakarta.Di daerah-daerah lain seperti Sumatera Utara dikenal istilah “biaro” dan di JawaTimur istilah “cungkub”. Namun pada umumnya masyarakat lebih mengenalistilah candi, apapun jenis bangunan kuno—termasuk reruntuhan—dan di manapun letaknya.

Candi merupakan peninggalan kerajaan-kerajaan kuno yang pernah adadi Indonesia, seperti Mataram Hindu, Singasari, Majapahit, dan Sriwijaya. CandiBorobudur dan Candi Prambanan (Loro Jonggrang) adalah bukti-bukti kejayaan

Indonesia,Negeri Seribu Candi

sajian utama

Page 7: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

Mei 2005

Kerajaan Mataram dari abad ke-8 hinggake-11. Candi Singasari, Kidal, dan Jagomerupakan sisa-sisa kebesaran KerajaanSingasari, dari abad ke-11 hingga ke-13. Candi Tikus, Bajangratu, Brahu, danWringin Lawang adalah peninggalanKerajaan Majapahit, dari abad ke-13hingga ke-15. Candi-candi di sekitarMuara Jambi diduga merupakan sisa-sisa Kerjaaan Sriwijaya dari abad ke-7hingga ke-11.

Candi-candi di Indonesiaumumnya bercirikan agama Buddha(terutama aliran Mahayana danTantrayana) dan agama Hindu(terutama aliran Siwaisme). Candi yangbersifat Buddha dikenal lewat arcaBuddha dan bentuk stupa, misalnyaBorobudur dan Mendut. Sementara itu,Candi bersifat Hindu mempunyai arca-arca dewa-dewi di dalamnya, misalnyaPrambanan dan Dieng. Uniknya,beberapa candi bersifat campuran Siwa-Buddha, antara lain Singasari dan Jawidi Jawa Timur.

Menurut sejumlah arkeolog,berdasarkan langgam seninya candi-candi di Indonesia dapat dikelompokkanmenjadi tiga bagian. Pertama, langgamJawa Tengah Utara. Contohnya CandiGunungwukir, Badut, Dieng, danGedongsongo. Kedua, Langgam JawaTengah Selatan misalnya Candi Kalasan,Sari, Borobudur, Mendut, Sewu,Plaosan, dan Prambanan. Ketiga,langgam Jawa Timur, termasuk candi-candi di Bali, Sumatera, dan Kalimantan;contohnya Candi Kidal, Jago, Singasari,

Jawi, Panataran, Jabung, Muara Takus,dan Gunung Tua.

Dari ratusan candi yang pernahada di Indonesia, kini hanya seratus-duaratus saja yang sampai pada kita.Selebihnya masih terpendam di dalamtanah karena berbagai faktor penyebab,seperti tertimbun lahar akibat letusangunung berapi dan gempa bumi.Sementara itu, yang sudah muncul kepermukaan, sebagian ditemukan dalamkeadaan berantakan atau tidak utuhlagi, bahkan lebih menyerupaionggokan batu. Hal ini disebabkanpengrusakan besar-besaran yangdialami oleh tanah tempat candi ituberdiri. Misalnya, gembur dan longsorkarena hujan. Ulah manusia jugamemperparah keadaan itu. Banyak batucandi (yang berbahan batu andesit)diambil masyarakat sekitar untukberbagi keperluan, seperti tembok,sumur, pondasi rumah, pagar halaman,dan pengganjal tiang. Tragisnya, batu-batu bata merah di komplekspercandian Trowulan, digerusipenduduk untuk dijadikan semenmerah. Puluhan candi telah musnahtanpa sempat dibuatkan rekamantertulisnya.

Karena terhadap candi yangamburadul, maka seringkali dilakukanpemugaran. Pemugaran adalah upayamengembalikan kondisi candi sedapatmungkin ke dalam bentuk aslinya.Pemugaran pun sering menimbulkanpertentangan di antara pakar. Sebagianmenganggap pemugaran yang

05

Page 8: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

sesungguhnya hanya menggunakan batu asli. Pemugaran yang lengkap pun hanyaboleh dilakukan di atas kertas. Sebagian lagi berpandangan, penggunaan batupalsu atau buatan masa kini baru dibenarkan bila memang batu asli telah musnah.Itupun batu-batunya harus benar-benar dicatat atau ditandai agar tidak timbulkesan manipulasi data. Pemugaran seperti ini biasanya untuk kepentinganpariwisata, dengan alasan para wisatawan tidak akan tertarik dengan puing-puingberserakan. Berikut data persebaran candi - candi di Jawa Tengah yangdiperkirakan berjumlah sekitar 47 buah, yaitu di Kab. Magelang 10 buah,Kab.Temanggung 2 buah, Kab. Banjarnegara 8 buah, Kab. Semarang 9 buah, Kab.Klaten 8 buah, Kab. Boyolali 8 buah, dan Kab. Karanganyar 2 buah.Candi-candi selain candi Borobudur antara lain:

Candi Prambanan – Candi Plaosan – Candi Mendut – Candi Sojiwan – CandiPawon – Candi Sukuh – Candi Kalasan – Candi Gatotkaca – Candi Boko –Candi Arjuna – Candi Sari – Candi Semar – Candi Sewu – Candi Bima – CandiLumbung – Candi Darawati – Candi Srikandi – Candi Puntadewa – CandiSembadra – Candi Gedong Songo – Candi Gunung Wukir – Candi Ceta.

Candi di Jawa Timur umumnya terbuat dari batu bata, menghadap ke arah baratdengan puncaknya berbentuk kubus, reliefnya berbentuk simbolis. Candi di JawaTimur yang kebanyakan candi Hindu, yang jumlahnya lebih dari 20 buah, diantranya :

Candi Kidal – Candi Jawi – Candi Singosari – Candi Lor – Candi Jago – CandiPanataran – Candi Kotes – Candi Sumberawan – Candi Sumbernanas – CandiSimping Sumberjati – Candi Cambar – Candi Canbar Wetan – Candi Ngetos –Candi Wengker – Candi Jabung – Candi Kedaton – Candi Kalicilik – CandiSawentar – Candi Surawana – Candi Telagawangi – Candi Songgoriti – CandiPari – Candi Gununggangsir – Candi Rimbi – Candi Brabu – Candi Ratu –Candi Badut.[Joly]

06

Page 9: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

Mei 2005

Salah satu kunci untuk menyingkap misteri candi Buddha di Magelangadalah dokumen dari abad IX yang berhasil dibaca Dr. J.G. Casparis. Dokumentersebut menyebut urut-urutan ketiga keluarga Syailendra yang berkuasa diwilayah itu. Berawal dari Raja Indra, kemudian anaknya, Samaratungga,dilanjutkan cucu perempuan, Pramodawardhani. Juga ditemukan kata“bhumisambhârabhûdhâra”, yaitu sebutan bagi sebuah bangunan suci untukpemujaan nenekmoyang, dari prasastiyang berangka tahun842 SM tersebut. Padamasa kekuasaanSamaratungga inilahd i l a k u k a npembangunan sebuahcandi yang disebut“ B h u m i s a m -Bharabudhara”, yangd i i n t e r p r e t a s i k a nsebagai the mountainof the accumulation ofvirtue in the ten stagesof the Bodhisatwa.Berdasarkan kalimat Bharabudhara inilah, Casparis kemudian menyatakankemiripan dengan sebutannya sekarang ini; Borobudur.Uraian Bangunan CandiUraian Bangunan CandiUraian Bangunan CandiUraian Bangunan CandiUraian Bangunan Candi

Candi Borobudur dibangun di atas sebuah bukit alam yang memanjangdari arah Timur ke Barat. Punggung bukitnya telah diratakan menjadi semacamdataran tinggi, sedangkan puncaknya itulah yang menjadi tempat berdirinyacandi, dan tanah datar yang membentang di sebelah Barat diperuntukkan bagitempat untuk membangun sebuah biara.

Sungguh menarik perhatian bahwa Candi Borobudur boleh dibilang dalamsegala hal berbeda dengan candi-candi lain pada umumnya. Candi ini tidakdidirikan di atas landasan yang mendatar sebagaimana lazimnya, dan di dalamnyasama sekali tidak ada bilik-bilik untuk menempatkan arca pemujaan. CandiBorobudur disusun seperti limas berundak-undak, terdiri atas sembilan tingkatyang semakin ke atas semakin kecil ukurannya, untuk akhirnya diberi mahkotaberupa sebuah stupa yang besar sekali. Batu yang menjadi bahan bangunan initidak diambil dari galian-galian, melainkan dari sungai-sungai terdekat. Batu-

Candi Borobudur nan Agung

Page 10: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

Mei 2005

batu kali itu dibentuk sesuai dengankeperluan, kemudian diangkut ketempat pembangunan candi, untukakhirnya disusun menjadi dinding-dinding dan lantai-lantai.

Susunan Candi Borobudursangatlah rumit bila dibandingkandengan susunan candi pada umumnya.Namun, secara vertikal bangunan inidapat dibagi menjadi tiga, yaitu bagianbawah, tengah, dan atas.

Bangunan suci kita ini berfungsisebagai bangunan ziarah, yangdidukung oleh jenjang-jenjang danlorong-lorong yang dimaksudkan sebagaipengantar dan pemandu para penziarahuntuk menuju ke puncak melalui jalankeliling dari satu tingkat ke tingkat yangberikutnya, yang biasanya disebutpradaksina.

Perjalanan setingkat demisetingkat ini sangat sesuai denganajaran agama Buddha yang sangatmementingkan adanya tingkatan-tingkatan dalam persiapan mentalseorang penganut ajaran Guru Buddha.Dengan melalui tingkatan-tingkataninilah, tujuan akhir dari perjalananspiritual dapat tercapai, yaitu terlepasdari samsara dan mencapai pencerahanyang lengkap dan sempurna.Uraian ReliefUraian ReliefUraian ReliefUraian ReliefUraian Relief

Kedudukan Candi Borobuduryang istimewa di antara candi-candilainnya tidak hanya tampak dari susunanbangunannya yang tiada duanya,namun juga dari banyaknya pahatan-pahatan reliefnya. Seluruh permukaandinding-dinding dan langkan-

langkannya, yang meliputi luas tidakkurang dari 2500 meter persegi, telahdisulap menjadi pahatan-pahatan reliefyang luar biasa indahnya.

Relief-relief itu ada yangmerupakan cerita, dan ada pula yangberupa bidang hias belaka. Semuanyaberjumlah 1460 pigura, yang tersusunmenjadi sebelas deretan mengitaribangunan candi, dengan ukuranpanjang lebih dari 3000 meter. Relief-relief yang berupa hiasan dipahatberkotak-kotak pula, tetapi masing-masing berdiri sendiri dengankeseluruhan berjumlah 1212 pigura.

Gambaran yang jelas mengenaisusunan dan pembagian relief-reliefcerita yang menghiasi Candi Borobudurdapat dilihat pada tabel di halaman 9.

Uraian PUraian PUraian PUraian PUraian PatungatungatungatungatungCandi Borobudur tidak hanya

diperindah dengan relief-relief ceritadan ukiran-ukiran hias, tetapi juga dapatdibanggakan karena patung-patungnyayang memiliki mutu seni yang sangattinggi, serta jumlahnya yang sangatbanyak pula. Patung-patung itusemuanya menggambarkan DhyâniBuddha, terdapat di bagian rûpadhâtudan arûpadhâtu masing-masing dudukbersila di atas bantalan teratai danselalu menghadap ke luar. Pada langkantingkat pertama terdapat 104 relung,pada tingkat kedua juga 104, padatingkat ketiga 88, pada tingkat keempat72, dan pada tingkat kelima 64. Dengandemikian jumlah relung ada 432 buah,

Page 11: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

Mei 2005

dan sebanyak itu pulalah jumlahpatungnya semua.

Jumlah patung seluruhnya diCandi Borobudur mula-mula 504 buah,tetap kini lebih dari 300 buah telahcacad (kebanyakan tanpa kepala),sedangkan 43 buah telah hilang. Sekilaslintas patung-patung Buddha itunampak serupa semuanya, namunterdapat perbedaan pada sikap tanganatau mudra yang merupakan ciri khasdari setiap patung.

Ada 6 macam sikap tangan padapatung-patung di Candi Borobudur,dengan jumlah mudra pokok sebanyak5 yang mewakili 5 mata angin, yaitu:Timur, Barat, Selatan, Utara, dan Pusat;yang sesuai dengan adanya 5 DhyâniBuddha menurut konsepsi Mahayana.Kelima mudra itu adalah:1. Bhûmisparsa-mudrâ , yangmenggambarkan sikap tangan sedangmenyentuh tanah. Sikap tangan inimelambangkan saat Buddha

memanggil Dewi Bumi sebagai saksiketika ia menangkis semua seranganiblis Marâ. Mudra ini adalah khas bagiDhyâni Buddha Akshobya , yangbersemayam di Timur.2. Abhâ ya-mudrâ , yangmenggambarkan sikap tangan sedangmenenangkan dan menyatakan ‘Jangankhawatir ’. Sikap tangan ini menjaditanda khusus bagi Dhyâni BuddhaAmoghasiddhi, yang berkuasa di Utara.3. Dhyâna-mudrâ , yangmenggambarkan sikap samadhi. Sikaptangan ini merupakan tanda khususbagi Dhyâni Buddha Amitabha, yangmenjadi penguasa daerah Barat.4. Wara-mudrâ, yang melambangkanpemberian amal. Dengan mudra inidapat dikenali Dhyâni BuddhaRatnasambhawa, yang bertahta diSelatan.5. Dharmacakra-mudrâ , yangmelambangkan gerak memutar RodaDharma. Mudra ini menjadi ciri khas

09

Page 12: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

Mei 2005

bagi Dhyâni Buddha Wairocana, yangdaerah kekuasaannya terletak di pusat.(Khusus di Candi Borobudur, Wairocanaini digambarkan juga dengan sikaptangan yang disebut witarka-mudrâatau sikap tangan “sedang menguraikansesuatu”: tangan kiri terbuka di ataspangkuan, dan tangan kanan sedikitterangkat di atas lutut kanan dengantelapaknya menghadap ke muka dan jaritelunjuknya menyentuh ibu jari.)

Bila pengetahuan di atasditerapkan pada patung-patung CandiBorobudur, maka para Dhyâni Buddhayang menghadap ke Timur semuanyamenggambarkan Akshobya, sedangkanyang menghadap ke Selatan adalahAmoghasiddhi, yang menghadap keBarat Amitabha, dan yang menghadapUtara Ratnasambawa. Hanya saja,penentuan itu berlaku untuk patung-patung yang menghiasi sisi luar pagarlangkan pada tingkat kesatu sampaidengan tingkat keempat saja. Patung-patung dalam relung pada langkantingkat kelima semuanya DhyâniBuddha Wairocana, dan begitu pulapatung-patung yang terdapat dalamstupa-stupa dalam batur-batur bundar.

Sesungguhnya, menyebutkanBorobudur hanya mempunyai 504 arcaBuddha kurang tepat. Sebab, masih adasatu arca Buddha yang rusak atausengaja tidak diselesaikan, dan sampaisekarang masih menjadi bahanperdebatan, ‘di manakah dulu letaknya?’ Daoed Joesoef, penulis bukuBorobudur, melukiskan, “Mungkin sajaarca tersebut letaknya di dalam stupa

induk di puncak candi atau memang diluar candi, kita enggak tahu. Mengaparusak, sengaja dirusak atau gagal waktumembuat, kita juga enggak tahu. Dankalau gagal, mengapa hanya satu,sedangkan membuat yang lain,semuanya bisa beres?”

Arti SimbolisArti SimbolisArti SimbolisArti SimbolisArti SimbolisMenurut Dr. Soekmono, arti

simbolis dari Candi Borobudur didasaripada dua landasan, yaitu konsepsi ajaranBuddhisme Mahayana dan konsepsipemujaan roh nenek moyang. Konsepsipertama didukung oleh penemuan J.G.de Casparis—yang menurut Dr.Soekmono juga—adalah orang yangpaling berhasil mendapatkanketerangan yang cukup memuaskanberkenaan dengan arti simbolis CandiBorobudur. Dari telaah De Casparisterhadap pelbagai prasasti zamanSailendra, ia menemukan kata majemuk“bhumisambhâ rabhûdhâ ra” dalampiagam yang berangka tahun 842Masehi sebagai nama asli candi kita itu.Kata majemuk yang sangat rumit itu,yang kemudian berubah menjadi kata“Borobudur”, ternyata tidak hanyamencakup arti candi yangsesungguhnya, tetapi sekaligus jugapara pendirinya. Sebagai istilah dalamBuddhisme Mahayana, kata itu berarti:“Bukit tumpukan jasa pada kesepuluhtingkatan Bodhisattwa”. Dalamhubungannya dengan susunan CandiBorobudur, perkataan itu dapatdiartikan: “Bukit yang disusunbertingkat-tingkat”. Dalam pengertian

10

Page 13: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

Mei 2005

yang lebih umum, perkataan itu dapatdikaitkan dengan “Para raja tumpukantanah”, yang berarti para raja darikeluarga Sairlendra (saila indra = rajagunung).

De Casparis juga beranggapanbahwa stupa induk Candi Borobuduradalah tingkat ke-10 dari bangunannya,sehingga adanya 10 tingkat itu dapatdisesuaikan degnan adanya 10 tingkatyang harus dilalui oleh seorangBodhisattwa sebelum mencapai tingkatke-Buddha-an. Sementara itudikembangkan anggapan pula bahwaraja yang mendirikan Candi Borobuduritu adalah raja yang ke-10 dalam deretanraja-raja dinasti Sailendra yangmemerintah.

Dalam sejarah, bukanlah halyang asing bahwa seorang rajamenyamakan dirinya dengan dewapelindungnya: raja Hindu dengan Siwaatau Wisnu, dan raja Buddha denganBodhisattwa. Hanya saja terdapatperbedaaan pokok pada tujuan akhir darikedua raja itu. Bagi seorang raja Hindu,bebas dari lingkaran samsara danbersatu kembali dengan dewapenitisnya adalah cita-citanya yangtertinggi, sedangkan bagi penganutMahayana, hal itu justru merupakanpermulaan dari perjalanan yang harusditempuh oleh seorang Bodhisattwa.Maka seorang raja Sailendra akanberusaha sekuat tenaga untukmeratakan jalan yang akanmembawanya setingkat demi setingkatke arah ke-Buddha-an. Untuk keperluan

ini, ia harus menghimpun jasa sebanyakmungkin selama ia memerintah, sambilselalu mengagungkan para leluhurnya.Suatu cara yang paling menjaminkeberhasilannya ialah mendirikancandi, untuk memuliakan dewapelindungnya dan sekaligus juga nenek-moyangnya.

Suatu limas berundak-undakselalu terdiri atas tingkat-tingkat yangjumlahnya ganjil. Namun CandiBorobudur mempunyai 10 tingkat.Keganjilan ini tentunya disebabkankarena arsitek pembuatnya tidak hanyaberpikir dalam rangka keasliankonsepsinya, tetapi juga—bahkan lebih-lebih—dalam pola Mahayana yangberkenaan dengan jalan yangterbentang bagi seorang Bodhisattwa.Kesimpulan akhir, candi Borobudurdibangun untuk memuliakan ajaranBuddhisme Mahayana sekaligusmenghormati leluhur dinasti Sailendra.Raja yang mendirikannya bermaksuduntuk menampilkan selamapemerintahan 10 orang raja berturut-turut. Maka Candi Borobudur di satupihak mencerminkan nilai-nilaitertinggi agama Buddha, dan di pihaklain mengandung rasa rendah hati yangberasal dari hati yang luhur dan muliadari pembuatnya.[Joly]Sumber :Sumber :Sumber :Sumber :Sumber :Soekmono, Drs. Candi Borobudur. Pusaka BudayaUmat Manusia.Terjemahan dari ChandiBorobudur, A Monument of Mankind. Unesco 1976.PT Dunia Pustaka Jaya. Jakarta:1978.Joesoef, Daud. Borobudur. Penerbit Buku Kompas.Jakarta: Desember 2004.

11

Page 14: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

Mei 2005

Candi Sewu merupakansebuah kompleks candi Buddhadi Jawa Tengah yang besarnyahanya kalah dengan CandiBorobudur. Ditinjau dari luasnyakompleks dan banyaknyabangunan yang terdapat dalamkompleks, diduga Candi Sewu dahulu merupakan candi kerajaan.Latar Belakang SejarahLatar Belakang SejarahLatar Belakang SejarahLatar Belakang SejarahLatar Belakang Sejarah

Pada tahun 1960, di kompleks Candi Sewu telah ditemukan sebuah prasastiberangka tahun 714 Saka atau 792 Masehi yang isinya antara lain menyebutkantentang adanya penyempurnaan bangunan suci yang bernama Mañjusrigrha.Melalui prasasti ini, paling tidak ada dua hal yang dapat diketahui. Pertama,mengingat pada tahun 792 Masehi, candi telah disempurnakan maka awalpembangunannya tentu telah dilakukan sebelum tahun itu. Kedua, nama asliCandi Sewu adalah Mañjusrigrha yang artinya rumah Mañjusri.

Prasasti Mañjusrigrha terbuatdari batu andhesit yang beratnya lebihdari 200 kg, sehingga cukup berat untukdipindah-pindahkan. Oleh karena itu,para ahli berkesimpulan bahwa prasastiini sejak semula memang berada dikompleks Candi Sewu dan bukanpindahan dari tempat lain di luarkompleks. Prasasti yang menyebutkantentang adanya aktivitaspenyempurnaan prasada yang bernamaWWWWWajrasanaajrasanaajrasanaajrasanaajrasana MañjusrigrMañjusrigrMañjusrigrMañjusrigrMañjusrigrha ha ha ha ha memberipetunjuk bahwa bangunan ini sudah ada

sebelum tahun 714 Saka (792 M). Di sisilain juga terbukti bahwa baik CandiInduk maupun Candi Perwara Sewutelah mengalami penambahan-penambahan dalam unsur-unsurbangunannya. Khususnya untukbangunan Candi Induk terlihat adanyaperubahan mendasar dalam rancanganarsitekturalnya.

Bangunan periode I berbentukasanaasanaasanaasanaasana yang terbuka tanpa dindingpenutup dan atap. Bangunan periode IIsudah berbentuk seperti keadaan candi

CandiSewu

sajian utama

Page 15: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

Mei 2005

sekarang, minus bagian-bagiantambahan yang dilakukan padapembangunan periode III. Bangunanperiode III adalah bangunan ‘seutuhnya’yang masih dapat dilihat hinggasekarang.

Dalam pembangunan periodeIII, asanaasanaasanaasanaasana atau tempat duduk arcautama diperluas, yang berarti adapergantian arca, ambang-ambang pintumasuk dan lorong dipersempit ataudiperpendek, relung-relung padapenampil yang semula dimaksudkanuntuk arca berdiri diubah menjadirelung untuk arca dalam posisi duduk.

Mañjusrigrha artinya rumahMañjusri. Mañjusri adalah bodhisattwayang kedudukannya sangat tinggi didalam Mahayana. Pemujaan terhadapMañjusri akan mendatangkankebijaksanaan, ingatan yang kuat,kepandaian, dan kefasihan berbicarayang semuanya itu akanmemungkinkan seseorang untukmenguasai kitab-kitab suci. Denganpengertian ini maka dahulu Candi Sewutentunya dilengkapi dengan ArcaMañjusri sebagai arca utamanya.

Selain itu, di dalam sistemmandala Buddhis, dikenalDharmadhatuwagiswara Mandala yangtokoh utamanya disebut Mañjughosa,yaitu salah satu nama lain dari Mañjusri.Dalam sistem mandala ini dewa-dewaagama Hindu seperti Brahma, Wisnu,Maheswara, dan lain-lain, termasuk didalamnya. Ciri utama dewa agamaHindu dalam Dharmadhatuwagiswara

Mandala adalah pada dua tangannyayang berada dalam sikap anjali.

Pada tahun 1991, di sudut BaratLaut halaman kedua kompleks CandiSewu, telah ditemukan sebuah arcaperak setinggi 8,5 cm yang ditempatkandi atas yoni perunggu setinggi 2,8 cm.Menurut ciri ikonografisnya, arca inimenggambarkan Dewa Siwa(Maheswara). Tangan arca ini beradadalam sikap anjali. Jika arca ini memangasli dari Candi Sewu (karena di beberapaCandi Perwara Sewu memang terdapatrelung-relung kecil yang diduga sebagaitempat meletakkan arca logam), makadapat dikemukakan bahwa saatdibangun, sistem mandala yang dipakaidi Candi Sewu adalahDharmadhatuwagiswara Mandala.

Arsitektur Candi SewuArsitektur Candi SewuArsitektur Candi SewuArsitektur Candi SewuArsitektur Candi Sewu1. T1. T1. T1. T1. Tata Letak Bangunan.ata Letak Bangunan.ata Letak Bangunan.ata Letak Bangunan.ata Letak Bangunan.

Di kompleks Candi Sewuterdapat 249 buah candi yang terdiriatas sebuah Candi Induk, delapan CandiApit dan 240 Candi Perwara. Gugusancandi tersebut disusun dalam suatu tataletak yang konsentris dengan orientasitimur-barat-utara-selatan.

Candi Induk terletak di halamanpertama yang dibatasi oleh pagarkeliling setinggi 85 cm dan berdenah40 m x 41 m. Denah bangunan utamaCandi Sewu ini berbentuk palangbersudut 20 dengan garis tengah 28,9meter; sedang tinggi bangunannya 29,8meter. Sesuai dengan bentuk denahnya,bangunan ini memiliki satu bilik utama(tengah) dan empat buah bilik penampil.

13

Page 16: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

Mei 2005

Masing-masing bilik penampil memilikipintu masuk sendiri. Pintu masuksebelah Timur sekaligus berfungsisebagai pintu utama untuk menuju kebilik tengah. Jadi, Candi Indukmenghadap ke Timur.

Candi Perwara dan Candi Apitseluruhnya terdapat di halaman keduayang tingginya kurang lebih 38 cm dibawah halaman pertama. Candi-candiPerwara disusun dalam empat deretanyang denahnya membentuk empat buahpersegi panjang yang konsentris. Padaderet I terdapat 28 bangunan, deret II44 bangunan, deret III 80 bangunan, danpada deret IV terdapat 88 bangunan.Candi Apit terletak di antara CandiPerwara deret II dan III, masing-masingsepasang di setiap penjuru. Kedudukansetiap pasang Candi Apit mengapit jalanyang membelah halaman kedua tepatpada sumbu-sumbunya.

Pada keempat ujung jalan, didekat pintu pagar halaman kedua,masing-masing terdapat sepasang arcapenjaga (dwarapala) berukuran raksasa.Tinggi arca kurang lebih 229,5 cm danditempatkan di atas sebuah lapik persegisetinggi kurang lebih 111 cm.

Bangunan candi yang terdapatdi halaman kedua semuanya sudahruntuh atapnya, kecuali sebuah CandiPerwara yang menghadap ke TimurLaut deret II yang pernah dipugar padatahun 1928. Bangunan yang sudahdipugar ini denahnya berukuran 5,85meter x 5,80 meter, dan tingginya 10,32meter. Sepintas bentuk dan ukuranCandi-candi Perwara tampak sama.

Bangunan berbilik satu, berdenah bujursangkar dengan sebuah penampil didepannya.

Ditinjau dari arah hadapnya,Candi Perwara yang menghadap keTimur berjumlah 66 buah, ke Barat 66buah, ke Utara 54 buah, dan ke Selatan54 buah. Candi Apit yang menghadapke Timur 2 buah, ke Barat 2 buah, keUtara 2 buah, dan ke Selatan 2 buah.Seluruh Candi Perwara yang beradadalam deret I,II, dan IV, berorientasi keluar (membelakangi Candi Induk), danseluruh Candi Perwara deret IIIberorientasi ke dalam (menghadapCandi Induk), dan ke delapan Candi Apitberorientasi ke jalan yang membelahhalaman kedua (tidak berorientasi keCandi Induk).2. Candi Induk Sewu.2. Candi Induk Sewu.2. Candi Induk Sewu.2. Candi Induk Sewu.2. Candi Induk Sewu.

Secara vertikal Candi IndukSewu dapat dibagi menjadi tiga bagianyaitu kaki, tubuh dan atap candi. Yangdimaksud dengan kaki candi adalahbagian bangunan terbawah, mulai dariyang tampak di atas lantai halamansampai ke lantai bilik dan selasar candi.Tubuh candi adalah bagian bangunanyang berdiri di atas kaki, yang berfungsisebagai penutup bilik-bilik candi danpenyangga atap candi. Sedang atapcandi adalah bagian teratas bangunanyang berfungsi sebagai penutup atasbilik-bilik candi.a. Kaki Candia. Kaki Candia. Kaki Candia. Kaki Candia. Kaki Candi

Secara horisontal, kaki canditersusun dari sebuah bujur sangkardengan empat penampil di masing-masing sisinya dan empat struktur

14

Page 17: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

Mei 2005

tangga di depan setiap penampil.Secara vertikal, kaki candi dapat dibagimenjadi tiga bagian, yaitu bagianperbingkaian bawah, tubuh kaki, danperbingkaian atas. Pada tubuh kakicandi terdapat sederetan hiasan reliefyang menggambarkan motifpurnakalasa yang masing-masing diapitoleh dua bentuk pilaster. Purnakalasaadalah sebuah jambangan bunga yangdipakai sebagai simbol kesuburan dankekuatan hidup yang melimpah. Selainitu, juga terdapat arca singa yangditempatkan pada setiap sudutpertemuan antara kaki dan strukturtangga. Salah satu arti simbolik singaadalah sebagai lambang kekuatan.

Pada keempat penjurubangunan terdapat tangga. Tangga-tangga ini dilengkapi dengan pipitangga yang ujung bawahnyaberbentuk makara. Makara adalahbinatang air ajaib yang bentuknyamerupakan kombinasi dari bentukbuaya, ikan, dan gajah. Makaramenggambarkan daya hidup dari air danjuga melambangkan kekuatan air yangmenakutkan sekaligus dermawan.

Pada setiap sisi luar pipi tanggaterdapat relief yang menggambarkanseorang Yaksa, kalpawrksa, jambangan-jambangan yang berisi harta kekayaan,jambangan bunga yang di antaranyaberbentuk sangkha (kerang), pedupaan,dan benda-benda lainnya. Yaksa adalahmakhluk setengah dewa yang dianggapsebagai penguasa harta kekayaan danyang jika berkenan akan melimpahkankekayaan kepada manusia. Kalpawrksa

adalah salah satu dari kelima pohonajaib yang tumbuh di surga dewa Indra.Pohon ini merupakan pohon ajaib yangdapat memenuhi permintaan manusia.Biasanya di bawah pohon ditempatkanjambangan-jambangan yang berisi uangdan harta kekayaan lainnya. Dengandemikian tema hiasan yang terdapatpada ke delapan pipi tangga CandiInduk Sewu berkaitan dengankekuatan-kekuatan yang berkuasa atasharta kekayaan.

Yang menarik adalah bahwadalam DharmadhatuwagiswaraMandala (yaitu sistem mandala yangdiduga sebagai dasar pembangunanCandi Sewu) terdapat keterangansingkat tentang delapan raja Yaksa.Kedelapan raja Yaksa itu bernama: 1.Purnabhadra, 2. Manibhadra, 3.Dhanada, 4. Waisrawana, 5. Civikundali,6. Kelimali, 7. Sukhendra, dan 8.Calendara. Ada kemungkinankedelapan Yaksa yang dipahatkan padapipi-pipi tangga Candi Induk Sewumenggambarkan tokoh-tokoh di atas.b. Tb. Tb. Tb. Tb. Tubuh Candiubuh Candiubuh Candiubuh Candiubuh Candi

Dinding-dinding tubuh candimembagi bangunan menjadi 13 bagian,yaitu satu bangunan tengah, empatlorong, empat selasar, dan empatpenampil. Di dalam bilik tengahterdapat sebuah asana atau tempatduduk arca lengkap dengansandarannya, yang ditempatkanmerapat ke dinding barat ruangan.Asana ini memiliki profil yang terbentukdari susunan perbingkaian yang terdiridari pelipit-pelipit mendatar dan

15

Page 18: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

Mei 2005

bingkai sisi genta. Bidang tubuh asanadihiasi dengan bentuk-bentuk pilaster.Sandaran asana dihias dengan bentukpilaster di kedua sisinya dan tepat diatas pilaster terdapat hiasan berbentukmakara. Selain itu, di bilik tengah tidakada temuan lainnya.

Di Candi Induk Sewu terdapatdelapan pintu penghubung lorongdengan selasar. Ambang keluarkedelapan pintu ini diberi hiasan yangbentuknya kurang lebih sama satudengan lainnya. Di kanan kiri ambangpintu terdapat makara. Tubuh makaraini menjulur ke atas sepanjang sisi-sisipintu dan berujung pada bentuk kalayang terletak agak jauh ke atas. Dibawah kala di dalam sebuah bingkaiyang bagian atasnya berbentuklengkung kurawal, terdapat reliefseorang dewa yang duduk dalam posisivajrasana (Jawa : sila tumpang) yangkepalanya dikelilingi rangkaian lidahapi (sirascakra) sebagai lambangkedewaan/ kemuliaan. Kedua tangantokoh ini memegang setangkai bunga.Di kanan-kiri tokoh terdapat sebuahkamandalu (kendi) dan sebuahpedupaan. Tokoh ini didugamenggambarkan dhyani bodhisattwa.3. Candi Sewu sebagai Replika3. Candi Sewu sebagai Replika3. Candi Sewu sebagai Replika3. Candi Sewu sebagai Replika3. Candi Sewu sebagai ReplikaKosmos (Mandala)Kosmos (Mandala)Kosmos (Mandala)Kosmos (Mandala)Kosmos (Mandala)

Dalam kosmologi Buddhis, alamsemesta terdiri atas sebuah benua pusatyang secara berurutan dikelilingi olehtujuh buah samudra dan tujuh buahrangkaian pegunungan secaraberselang-seling dalam bentuk cincin.Di tengah benua pusat tersebut terdapat

sebuah gunung yang disebut Meru.Kemudian diuraikan bahwa di luarlingkaran terakhir di keempat penjuru,terdapat empat buah pulau. Pulau yangberada di selatan yang disebutJambudwipa merupakan tempattinggal manusia. Melingkari semuanya,terdapat rangkaian pegunungan kedelapan yang disebut Pegunungan Besiyang menandai batas kosmos dengankekosongan.

Alam semesta serba takterbatas sehingga batas-batasnya sulitdikenal oleh manusia. Untuk keperluanpemujaan dewa, dibuatlah replika alamsemesta ini. Replika kosmos inilah yangdikenal sebagai candi. Jika replikadibuat berdenah seperti lingkarancincin, para pemuja tetap kesulitanuntuk menetapkan arah. Padahal arahmemegang peranan penting dalampemujaan karena dewa-dewa yangdipuja menempati arah tertentu sesuaidengan kedudukannya.

Tim Pemugaran yang mengutipKramsrich dalam bukunya The HinduTemple, menyatakan bahwa agarmanusia mengenal arah, dalamarsitektur, konsep tentang kosmos yangberbentuk lingkaran cincin,ditransformasi ke dalam denah yangberbentuk persegi empat denganorientasi menurut arah mata anginutama. Dengan demikian apa yangsemula tidak terbatas, menjadi terbatassehingga mudah dipahami olehmanusia.

Gambaran tentang konsep alamsemesta di atas secara baik tercermin

sajian utama

Page 19: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

pada kompleks Candi Sewu yang tataletaknya sudah pula dibicarakan didepan. Candi Induk sebagai benuapusat dengan Merunya. Tujuh buahrangkaian pegunungan digambarkandalam bentuk: pagar keliling pertama,Candi Perwara deret I, II, Candi Apit,Candi Perwara deret III, IV, dan pagarkeliling kedua. Sedang tujuh buahlautan digambarkan dalam bentuk:halaman pertama, halaman di antarapagar keliling pertama dengan CandiPerwara deret I, halaman di antaraCandi Perwara deret II dan Candi Apit,halaman di antara Candi Apit dan CandiPerwara deret II, halaman di antara

Candi Perwara deret III dan IV, sertahalaman di antara Candi Perwara deretIV dan pagar keliling kedua.

Ditinjau dari tata letak danmakna simbolisnya sebagai replikakosmos, Candi Sewu tak lain adalahsebuah mandala. Bilik-bilik Candi Induk,Candi Apit, dan Candi Perwara Sewutentu dimaksudkan untukmenempatkan tokoh-tokoh tertentusesuai dengan kedudukannya dimandala. Dalam agama Buddha sendiridikenal beberapa sistem mandala,sehingga belum dapat dipastikan sistemapa yang dipakai di Candi Sewu. [Joly]

Sumber:Sumber:Sumber:Sumber:Sumber:Kusen. Ketua Tim Penyusun. Candi Sewu. Sejarah dan Pemugarannya.Bagian ProyekPelestarian/Pemanfaatan Peninggalan Sejarah dan Purbakala. Jawa Tengah:1991-1992.

17

Page 20: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

Candi Kalasan adalah candi agama Buddha yang sekarang terletak ditepi jalan Jogja menuju Klaten, Jawa Tengah. Candi ini dihiasi oleh pahatan-pahatan yang halus dan berseni tinggi. Diperkirakan dulunya bangunan inisangatlah indah dan putih bersinar terang dan diberi berbagai macam warnaserta sebagian bangunannya disepuh dengan emas. Oleh sebab itu, amatlah sulituntuk membayangkan keindahan candi ini bila kita melihat kondisinya sekarangyang amat kusam dan tidak terawat.Juga tidaklah mudah untukmembayangkan bentuk asli dari candiini, tatkala semua dinding-d i n d i n g n y a masih utuh, denganarca-arca batu ataupun perunggu didalam relung- relungnya dan denganpuncak yang bermahkotakan gentabesar di atasnya, karena sebagian besartidak dapat lagi dilihat dengan matatelanjang di abad ke-21 ini.

Jika dari jalan besar kitam e n g h a m p i r i Candi Kalasan, makayang menghadap kepada kita adalahsudut barat lautnya. Sayang sekalibahwa dinding- dinding yangl a n g s u n g nampak di hadapankita itu sudah sangat rusak sekali.Memang hanya tinggal satu dindingsaja yang masih utuh, dan itu adalahyang terletak di sebelah Selatan dan membelakangi jalan besar. Sungguhberuntung sekali kita masih dapat melihat sisi candi yang masih cukup utuh didinding bagian Selatan tersebut, karena sempat diselamatkan melalui pemugaranselama tahun 1927 hingga 1929. Pada pintu masuk di bagian ini dihiasi dengankepala raksasa (kala) yang besar di atas pintu dengan di kanan-kirinya gambar-gambar penghuni kayangan. Namun dinding Selatan ini tak lain hanyalah salahsatu dari dinding-dinding samping. Sebagaimana juga pada kebanyakan daricandi-candi Jawa Tengah, maka pintu masuk ke dalam bilik candi yangsebenarnya adalah di sebelah Timur. Pada Candi Kalasan, bagian sebelah Timuritu sudah rusak sekali. Sebagian besar dari penampilnya yang melingkupi bilikpintu gerbangnya, telah runtuh hilang. Sisi Barat juga sama keadaannya. SisiUtara agak lebih baik, di sini hanya kepala kalanya dan hiasan-hiasan bingkai

Candi Kalasan

Page 21: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

19

pintunya saja yang telah runtuh, jadibilik yang dapat dimasuki dari pintu ituini di dalamnya masih utuh. Adapunhiasan-hiasan pada ketiga dindingsamping itu tentunya sama sajasemuanya. Hanya dinding di sebelahTimurnya, sebagai dinding muka,tentunya lebih megah dan indah.

Di tengah tiap-tiap darikeempat sisi kaki candi ada sebuahtangga yang menuju ke atas batur. Baturini dahulunya dikelilingi pagar langkanyang mempunyai hiasan-hiasanberbentuk genta atau stupa di atasnya.Tepat di muka tangga sebelah Timur adasuatu keistimewaan yang di lain tempattidak terdapat di seluruh Indonesia,yaitu sebuah papan batu yangbentuknya hampir menyerupaisetengah lingkaran. Papan batu inimengingatkan kepada “moonstone”,sebagaimana yang terdapat di mukatangga kuil-kuil agama Buddha di IndiaSelatan dan terutama di Sri Lanka.

Adapun bilik tengah candinya,dengan tidak begitu susah dapatdimasuki melalui semacam tangga yangsesungguhnya bukan tangga,melainkan timbunan batu-baturuntuhan dari dinding. Cahayamatahari, air hujan dan kelelawardengan leluasa dapat masuk ke dalambilik itu, oleh karena ada lubang besardi puncak atapnya. Lubang itu kini telahditutupi dengan fiber glass, namuntetap bocor jika turun hujan. Atap inijuga sudah sangat rusak. Seorangprofesor bernama Van Romondt pernah

mengusahakan rekonstruksi dari baganrangka candi untuk memperolehgambaran yang lebih jelas akan bentukatap yang asli, dan diperkirakan dahulumungkin sekali pusat atap ini diberimahkota stupa besar. Keempat penampilitu masing-masing mempunyai atapsendiri, beralaskan susunan dua kubusyang menempel pada prisma segidelapan bawah pusat atap tadi. Tinggiseluruhnya tanpa stupa puncak kira-kira24 meter.

Para seniman menghiastembok-tembok yang semestinya ratasaja menjadi berseri, denganmenggunakan hiasan, yang tidak hanyameliputi ukiran-ukiran tapi juga bingkaimendatar dan tegak, tiang-tiang,lengkung-lengkung relung, simbar-simbar dan stupa-stupa yang berdirisendiri dan menjulang ke atas.Walaupun belum ada ahli yang beranimemastikan, diduga Candi Kalasan—sama dengan candi-candi lainnya—adalah juga merupakan sebuahmandala. Bagian tengah dari atapnyabeserta empat buah kubus di kelilingnyamerupakan puncak Gunung Meru yangdilingkungi empat puncak lain yanglebih kecil. Bahkan dapat ditambah jugadengan empat puncak lainnya di sela-sela puncak-puncak tadi, ialah berupaatap keempat sudut bujur sangkartubuh candi. Sayang sekali stupa besarpusatnya telah hilang, begitu pulabanyak dari stupa-stupa lainnya yanglebih kecil yang menghias atap candi.Meskipun demikian, stupa-stupa

Page 22: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

Mei 2005

tersebut tetap melambangkan puncak-puncak pegunungan.

Pada candi ini juga ditemukanpola hiasan berupa jambangan yangmelambangkan kemujuran dankebahagiaan, yang merupakanpengganti bonggol yang dijumpai padahiasan di tempat lain. Jambangan danbonggol ini dianggap memiliki sifatyang sama sehingga dapat salingmenggantikan oleh karenanya. Kepalakalanya bersama dengan makara-makara yang terdapat pada kedua sisipintu merupakan pola kala-makarayang sangat penting di dalam kesenianJawa Tengah. Makara adalah seekorbinatang yang ajaib; di Jawa menjadisangat menyerupai gajah, tetapi bentukini diperoleh setelah melampaui sejarahyang panjang sekali. Perubahan inimembuat makara-makara Jawa-Hindu— terutama di Borobudur danCandi Sewu—sangat indah, baik dalamrelief maupun dalam bentuk bulat dankonon jauh melebihi keindahankebanyakan makara-makara India.

Di dalam bilik tengah, bilik-biliksamping dan relung-relung dahulunyaada arca-arca, tetapi kini sungguh tidakbanya yang tersisa. Hanya di dalamberbagai relung di atap candi masihkelihatan beberapa arca Buddha; didekat pintu masuk ke halaman ada jugaberjajar beberapa arca yang tak dapatditaruh kembali dalam tempatnya yangsemula. Disebutkan pula bahwa dalamabad ke-18, Jacob Mossel (seorangpembesar yang nantinya menjadiGubernur jendral) mengangkut arca-

arca dari Jawa Tengah sewaktu iamengadakan kunjungan ke keratonMataram dan ada satu buah arca yangsekarang berada di Jakarta di rumahMossel dahulu (kini klenteng Sentiongdi antara Pintu Besi dan GunungSahari). Berdasarkan atas persamaanlanggam maka arca tersebut dianggapberasal dari Candi Kalasan.

Semua arca Buddha inimelukiskan para Dhyani Buddha,sebagaimana yang juga terdapat didalam relung-relung dan stupa-stupayang terawang di Borobudur. Arca-arcayang mengisi relung-relung tubuhcandi kini hilang semuanya. Tidakmustahil arca-arca itu dibuat dariperunggu dan berakhir di tempatpeleburan logam. Relung-relung iturupanya dapat ditutup dengan pintukayu, mungkin untuk melindungi arca-arca perunggu itu dari hujan danpencurian. Lubang-lubang untuk tiappintunya di sana sini sampai sekarangmasih kelihatan. Arca-arca selanjutnyayang ada pada sisi luar candi hanyalaharca relief saja di samping pintu bilikUtara dan Selatan, dan pada dinding-dinding segi delapan bagian pusat atapcandi.

Dari bilik-bilik samping dan biliktengah arcanya sudah hilang pula.Barangkali arca-arca itu dari perunggujuga. Adapun arca induknya sangatmungkin sekali dibuat dari perunggu.Singgasananya yang ada di hadapan kitakalau kita masuk ke dalam bilik tengah,demikian besarnya sehingga arca yangbertahta di atasnya haruslah luar biasa

sajian utama

Page 23: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

Mei 2005

besarnya, barangkali ada enam metertingginya. Seandainya arca itu dibuatdari batu, diduga kuat akan masih tetapada di tempatnya. Hanya arca perunggusajalah, yang bisa dihancurkan untukkemudian diangkut keluar melaluipintu. Diketahui bahwa di Jawa Tengahdahulu ada arca-arca perunggu yangbesar sekali. Akan tetapi kecualibeberapa pecahan—kadang-kadang taklebih dari beberapa ikal rambutBuddha—tak banyak yang tersisa.Perunggu merupakan bahan yangberharga, dan setelah candi-canditerlantar dan runtuh, tentu banyak yangdilebur. Adapun singgasananya itumempunyai tempat duduk semacamlapik dan sebuah sandaran yang sisikanan kirinya diapit oleh pola hiasanyang terkenal, yaitu gambar singa yangberdiri di atas punggung gajah.Diperkirakan arca itu duduk dengankaki menggantung ke bawah.Ukurannya demikian besarnya,sehingga sebagian besar candi barudidirikan setelah arca ada di tempatnya.

Dari rekonstruksi bentuk asliCandi Kalasan oleh Prof. Prof. Ir. V.R.vanRomondt, terdapat bekas-bekas yangmenyedihkan dari stupa-stupa yang 4,60meter tingginya, dan yang dahulunyaberjajar mengelilingi candi sebanyak 52buah. Gambar bentuk rupanya semulajuga dapat direkonstruksi, tetapi tak adasatu pun yang dapat dibina kembaliseluruhnya, oleh karena terlalu banyakbatu aslinya yang hilang. Stupa-stupaitu adalah makam para pendeta yangsetelah jenazahnya dibakar abunya

ditanam di situ. Di bawah dan di antarastupa-stupa itu ditemukan dalam peti-peti itu terdpat sebuah cermin tiruankecil dan beberapa potong logam.Potongan-potongan logam ini adadianggap sebagai sisa-sisa jarum danpisau cukur, yang bersama denganpakaian pendeta merupakan kekayaanseluruhnya dari seorang biksu.Prasasti KalasanPrasasti KalasanPrasasti KalasanPrasasti KalasanPrasasti Kalasan

Tidak jauh dari candinya sendiri,ditemukan sebuah batu persegi empatbertulisan (kini ada di Museum diJakarta). Prasasti itu berbahasaSanskerta dan ditulis dalam huruf yangdisebut Pre-Negari, yaitu bentuk yanglebih tua dari huruf Nagari yang dewasasekarang umum dipakai untuk menulisdan mencetak bahasa Sansekerta. HurufPre-Nagari khusus dipakai oleh pemelukagama Buddha di pusat-pusat agamaBuddha yang terakhir, yaitu di IndiaTimur Laut. Dari sana tulisan itutersebar ke Jawa, dan dipergunakanuntuk beberapa prasasti agama Buddha.

Di dalam prasasti Kalasan ituada diceritakan tentang desa Kalasa danpendirian sebuah kuil untukmemuliakan Dewi Tara dalam tahun 700Saka, sama dengan tahun 778 Masehi.Mengingat unsur-unsur agama Buddha,baik dari candinya maupun dariprasastinya, dan mengingat puladisebutnya nama Kalasa(n), sampaibeberapa waktu lalu angka 778 Mdianggap sebagai tahun berdirinyaCandi Kalasan.

Tetapi kemudian masalah initidak semudah apa yang terlihat. Sudah

21

Page 24: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

Mei 2005

lama diketahui bahwa Candi Kalasanselama berdirinya itu telah beberapa kalidirombak. Tetapi tak lama sebelumpecah perang dunia kedua, Ir. VanRomondt mengadakan penyelidikanlebih dalam dari sudut ilmu bangunan,dan menemukan fakta bahwaperombakan-perombakan itu tidak sajaterbatas kepada bagian-bagian yangtertentu saja melainkan seluruh candinyadiperbaharui. Jadi candi yang lama telahdiganti dengan yang baru. Di bagian-bagian terbawah dari candi itu, sepertimisalnya di sudut Barat Laut kaki candi—yang sekarang juga masih terdapatbagian yang terbuka—kelihatanlahbahwa kaki candi yang lama masih tetapada. Di sini para pengunjung perludiperingatkan bahwa tanda-tanda yangtergores di batu-batu adalahtidak asli,dan digoreskannya hanya untukkeperluan pemugaran pada tahun 1927-1929. Berangkat dari penemuan ini,muncul kesimpulan sementara bahwajika memang prasasti 778 M itu gunamemperingati waktu didirikannya CandiKalasan, haruslah mengenai candi yanglama dan bukan candi yang kita lihatsekarang itu.

Dari isi prasasti Kalasandiketahui bahwa Candi Kalasan didirikanoleh kerjasama dua orang raja berlainanwangsa: seorang dari wangsa Sailendrayang beragama Buddha dan seorangketurunan raja. Wangsa Sanjayaagamanya Siwa, dan selama di zamanJawa Tengah seluruhnya antara lainberkuasa di daerah tempat berdirinya

Candi Kalasan, meskipun ibu kotanyamungkin ada di daerah lain. Keduawangsa itu rupanya beberapa lamanyaberdampingan di Jawa Tengah. Merekaselalu saling berhubungan, danbarangkali sejak dari mulanya sudahmempunyai tali persaudaraan. Dalamhal pendirian Candi Kalasan kitamengetahui hubungan kerjasama yangmenggembirakan bahwa seorang rajaagama Buddha dan seorang raja agamaSiwa bekerja bersama untuk mendirikanbangunan suci yang bersifat Buddha.

Umumnya di dekat candi adasuatu biara tempat kediaman parapendeta yang memelihara, menjagacandi tersebut. Biara demikian jugaterdapat pada Candi Kalasan.Diperkirakan letaknya di sebelah selatancandi. Pada sebuah gambar kuno yangberasal dari tahun 1806 ada terterabekas-bekas sebuah bangunan ditempat itu. Sebagian besar daribangunan itu harus terbuat dari kayu,tiang-tiangnya beralaskan umpak-umpak besar dari batu. Umpak-umpakini sekarang ada di pinggir Selatanhalaman Candi Kalasan.Dipindahkannya ke situ adalah supayajangan hilang. Biara itu—jika memangbetul ada—tadinya dijaga oleh empatbuah patung pengawal yang besar-besar. Patung-patung penjaga inisetelah mengembara ke sana ke mariakhirnya tiba di Yogyakarta. Dahulubanyak sekali arca-arca yang diangkutike mana-mana, bahkan yang besar-besar pula. Dua dari arca penjaga tadi

22

Page 25: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

kini ada di museum Sono Budoyo (Yogyakarta), sedangkan yang dua lainnya di halamanIstana Merdeka, Jakarta. Ada satu kenang-kenangan lagi dari biara di Kalasan itu,ialah sebuah genta yang indah dari perunggu berlapis perak, tinggi 57,5 cm. Gentaini ditemukan dari halaman di belakang candi dan kini disimpan dalam MuseumSono Budoyo tadi. Genta itu tidak mempunyai anak lonceng, dan dibunyikannyadengan memukul pada sembirnya yang tebal.[Joly]

Sumber :Sumber :Sumber :Sumber :Sumber :Kempers, A.J. Bernet. Tjandi Kalasan dan Sari. Disalin oleh Drs. R. Soekmono.DinasPurbakala Republik Indonesia, Penerbitan dan Balai Buku Indonesia. Jakarta:1954.

23

Page 26: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

Mei 2005

Berkembangnya agama Buddha di negeri kita, Indonesia tidak terlepas dari kerajaan-kerajaan yang dulu pernah berjaya. Berkembangnya kerajaan-kerajaan ini dulu menyebabkanhubungan antarpulau hingga bisa masuknya agama Buddha di Indonesia. Sejarah berkata bahwaagama Buddha pernah berkembang pesat dan berjaya di persada kita ini. Berbagai peninggalansejarah, seperti prasasti dan candi menunjukkan bahwa terdapat beberapa kerajaan besar yangbercorak agama Buddha, di antaranya Sriwijaya, Mataram Kuno, dan Majapahit.

Sr iwi jayaSriwi jayaSriwi jayaSriwi jayaSriwi jayaBerdasarkan prasasti yang ditemukan di Kota Kapur, P. Bangka dan berita Cina, para ahli

yakin bahwa Sriwijaya mulai berdiri sejak abad kelima Masehi dan mencapai puncak kejayaannyapada abad VII dan VIII M. Daerah kekuasaan Sriwijaya saat itu meliputi bagian barat Nusantara,yaitu Semenanjung Malaka, Melayu, dan daerah pantai Barat Borneo Barat. Sejak abad itu pulaSriwijaya selalu mengirimkan dutanya ke Cina yang berlangsung hingga tahun 1178 Masehi.

Dari beberapa prasati yang ditemukan, ada prasasti Ligor bertarik 775 M yangmenyebutkan tentang seorang raja Sriwijaya dan pembangunan trisamaya caitya untuk Padmapani,Sakyamuni, dan Vajrapani. Sisi belakang menyebutkan seorang bernama Wisnu dengan gelarSarwarimadawimathana atau pembunuh musuh-musuh yang sombong tiada bersisa. Kemudiandari Nalanda di India bagian timur, ditemukan sebuah prasasti yang dikeluarkan oleh rajaDewapaladewa. Isinya tentang pendirian bangunan biara di Nalanda oleh raja Balaputradewa,raja Sriwijaya yang menganut agama Buddha. Pada saat itu raja Dewapaladewa dikenal sebagaipelindung agama Buddha dan di Nalanda terdapat perguruan tinggi agama Buddha yang banyakmenarik minat para Bhiksu dari daerah Asia Tenggara dan Cina untuk belajar di sana. Para Bhiksuini tidak saja belajar soal-soal keagamaan, tetapi juga mempelajari seni arca dan arsitektur. Setelahkembali ke tanah airnya, pengetahuan yang mereka peroleh diterapkan sesuai dengan keadaansetempat. Hal ini terlihat dari arca-arca dan candi-candi, yang meskipun memperlihatkan unsur-unsur kesenian India, namun unsur-unsur kesenian setempat juga terlihat dengan jelas.

Hingga permulaan abad XI kerajaan Sriwijaya masih merupakan pusat pengajaran agamaBuddha yang bertaraf internasional. Rajanya saat itu bernama Sri Cudamaniwarman dan mengakudirinya dari keluarga Sailendra. Untuk menghadapi ancaman dari Jawa, Cudaniwarmanmengadakan hubungan persahabatan dengan Cina dan Cola, yang saat itu merupakan duakekuatan besar di Asia Tenggara. Pada masa pemerintahan Cudaniwarman ini, terdapat seorangguru bernama Serlingpa Dharmakirti yang merupakan salah seorang guru tertinggi diSuwarnadwipa dan tergolong ahli pada masa itu, menyusun kritik tentang Abhisamayalandara,sebuah kitab ajaran agama Buddha. Kemudian dari tahun 1011 hingga 1023 seorang Bhiksu dariTibet bernama Atisa datang ke Suwarnadwipa untuk belajar kepada Dharmakirti.

Hubungan antara Sriwijaya dengan negeri di luar Indonesia bukan hanya dengan Cina.Sebuah prasasti raja Dewapaladewa dari Benggala, India, yang dibuat pada akhir abad IXmenyebutkan sebuah biara yang dibuat atas perintah Balaputradewa, maharaja Suwarnadwipa.Prasasti ini dikenal dengan prasasti Nalanda. Sebuah prasasti raja Cola lainnya, yaitu prasasti dariRajaraja I, di India Selatan menyebut Marawijayottunggawarman raja dari Kataha dan Sriwisayatelah memberikan hadiah sebuah desa untuk diabdikan kepada Sang Buddha yang dihormati didalam Cudamanivarmavihara, yang telah didirikan oleh ayahnya di kota Nagipattana (Negapatamsekarang).

Buddha Dharma di Persada Nusantara

sajian utama

Page 27: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

Mei 2005

Berbeda dengan hubungan luarnegeri kerajaan-kerajaan lain di Indonesia, jelassekali bahwa hubungan luar negeri Sriwijayalebih aktif sifatnya. Bukan hanya di IndiaSriwijaya menaruh minat pada bangunanagama, tetapi juga di negeri Cina. Pada awalabad XI, maharaja Sriwijaya memperbaikisebuah kuil Taoist di Kanton. Karya-karya I-tsingyang ditulisnya di Sumatera pada tahun 689dan 692 menunjukkan betapa mashurnyaSriwijaya sebagai pusat agama Buddha.Pertumbuhan pesat itu hanya mungkin jikanegeri itu terbuka untuk hubungan dengan luarnegeri. Hubungan luar negeri yang begitu aktifdari Sriwijaya tentu bukan suatu hal yang tidakbermakna. Hal itu tidak akan terjadi jika tidakdisebabkan oleh kepentingan tertentu.

Kemashuran Sriwijaya sebagai pusatpengajaran agama Buddha tentu bukan hasilsuatu perkembangan dalam waktu yang singkat,dan selanjutnya juga tidak hilang begitu saja.Diperkirakan Sriwijaya berkuasa selama 600tahun sebelum akhirnya runtuh. Raja-rajaSriwijaya selalu tampil sebagai pelindungagama Buddha dan juga penganut yang taat.Hal ini ternyata dari berbagai usaha untukkepentingan agama Buddha, yang sampaimeluas ke luar negeri. Kecuali tindakan-tindakan nyata tadi, yang dapat diketahui daribeberapa prasasti seperti prasasti Nalanda danLeiden, dalam berita Cina juga terdapat uraianmengenai ketaatan raja Sriwijaya terhadapagama Buddha.

I-tsing mengatakan, bahwa di negeriFo-shih yang dikelilingi oleh benteng, ada lebihdari seribu orang pendeta Buddha yang belajaragama Buddha seperti halnya yang diajarkandi India (Madhyadesa). Jika seorang pendetaCina yang ingin belajar ke India, untukmengerti dan membaca kitab Buddha yang aslidi sana, ia sebaiknya belajar dahulu satu ataudua tahun di Fo-shih, baru setelah itu ia pergike India. Pada waktu kembali dari belajar diUniversitas Nalanda (India), I-tsing tinggal diFo-shih selama empat tahun yaitu antara tahun

685 dan 689, untuk menterjemahkan kitabBuddha dari Sanskerta ke dalam bahasa Cina.Rupanya pekerjaan ini terlalu berat untuknya,karena itu ia pulang ke Kanton pada tahun 689dan kembali lagi ke Sriwijaya bersama denganempat orang pembantunya. Di Sriwijaya iamenulis dua buah buku. Tahun 692 iamengirimkan kedua bukunya ke Cina, sedangkania sendiri baru kembali ke negerinya pada tahun695.

Mataram KunoMataram KunoMataram KunoMataram KunoMataram KunoKerajaan Mataram sangat identik

dengan istilah Wangsa Sailendra dan Sanjaya.Namun yang paling mencolok dan menarikbanyak perhatian para ahli sejarah adalah WangsaSailendra. Istilah Sailendrawangsa dijumpaipertama kali dalam prasasti Kalasan tahun 700Saka (778 M). Kemudian istilah itu muncul kembalidi dalam prasasti Abhayagiriwihara dari bukit RatuBaka tahun 714 Saka (792 M), dan di dalam prasastiKayumwungan tahun 746 Saka (824 M). Yang amatmenarik perhatian adalah istilah Sailendrawangsajuga muncul di luar pulau Jawa, yaitu di dalamprasasti Ligor sisi belakang, Nalanda dan Leydenplates.

Para ahli sejarah mencoba mengadakanrekonstruksi jalannya sejarah kerajaan Mataramsampai dengan pertengahan abad IX M dengananggapan bahwa sejak pertengahan abad VIIIada dua wangsa raja-raja yang berkuasa, yaituwangsa Sailendra yang menganut ajaranMahayana, dan raja-raja dari wangsa Sanjayayang beragama Siwa. Raja-raja wangsa Sanjayaitu, sejak Rakai Panangkaran berkuasa hanyasebagai raja bawahan, dan dalam beberapakesempatan pembangunan candi-candimembantu raja wangsa Sailendra denganmemberikan tanah-tanah sebagai sima (semacampersembahan atau upeti) bagi candi-candi itu.

Awal mula kerajaan dimulai dari sini saatRakai Mataram Sang Ratu Sanjaya telahmembangun kembali kerajaan Ho-ling setelahraja Sanna gugur dalam pertempuran karenaserangan musuh dan pusat kerajaannya

25

Page 28: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

sajian utama

Mei 2005

dihancurkan. Pada tahun 717 M Sanjayadinobatkan menjadi raja di Medang yangmungkin itu terletak di Poh Pitu. Pada tahun 732M ia mendirikan bangunan suci untuk pemujaanlingga di atas gunung Wukir, sebagai lambangtelah ditaklukkannya lagi raja-raja kecil disekitarnya yang dahulu mengakui kemaharajaanraja Sanna.

Tetapi pada suatu ketika ia jatuh sakitdan meninggal dalam penderitaan yang amatsangat parah, selama delapan hari karena inginmematuhi apa yang dikatakan oleh gurunya.Anaknya yang bernama Sankhara, atau mungkinlengkapnya Rakai Panangkaran Dyah SankharaSri Sanggramadhananjaya, karena takut akanSang Guru yang tidak benar lalu meninggalkanagama Siwa, menjadi agama Buddha Mahayanadan memindahkan pusat kerajaannya ke Timurmungkin di sekitar Sragen di sebelah timurBengawan Solo atau ke daerah Purwodadi/Grobogen. Ia lalu membangun serangkaian candikerajaan antara lain candi Sewu untuk pemujaanManjusri, Candi Plaosan Lor yang melambangkankesatuan kerajaan, dan Candi Borobudur untukpemujaan pendiri rajakula Sailendra. Ia masihmembangun Candi Kalasan dan sebuahbangunan lagi di bukit Ratu Baka, dan mungkinjuga sebuah biara di Bukit Ratu Baka yangmemperingati pembangunan Abhyagiriwihara.Dan masih ada sisa-sisa bangunan candi Buddhayang besar seperti arca-arca Buddha danBodhisatva di Bogem dan di desa Boyolali. Arca-arca Bogem sangat besar sehingga pantasdiletakkan di dalam candi kerajaan.

Kemungkinan besar Rakai Panangkaransetelah meninggalkan gurunya yang lama, laluberpindah agama dan mengambil seorang Gurubaru yang menganut agama Buddha dan berasaldari India Utara atau Srilanka.

Ada satu hal yang cukup menarik untukdiperhatikan. Sejumlah ahli sejarah asing sepertiG. Coedes dan J. G. De Casparis berpendapatbahwa wangsa Sailendra bukanlah berasal dariIndonesia melainkan berasal dari suatu wilayahdi India atau Kamboja. Pendapat ini ditentang oleh

R.Ng. Poerbatjaraka. Ia merasa amattersinggung membaca teori-teori para ahlisejarah asing tersebut, seolah-olah bangsaIndonesia sejak dahulu kala hanyalah mampudiperintah oleh bangsa asing. MenurutPoerbatjaraka, Sanjaya dan keturunannyaadalah raja-raja dari wangsa Sailendra, orangIndonesia asli yang semula menganut agamaSiwa, tetapi sejak Rakai Panangkaran berkuasa,berpindah agama menjadi penganut agamaBuddha Mahayana. Sebagai salah satu alasania menunjuk pada kitab Carita Parahyangan,yang antara lain memuat keterangan bahwaRahyang Sanjaya telah menganjurkan anaknyaRahyangta Panaraban, untuk meninggalkanagama yang dianutnya, karena ia ditakuti olehsemua orang. Nama Rahyangta Panarabandikenal sebagai Rakai Panangkaran.

Maka dari teori Poerbatjarakatersebut dapat disimpulkan bahwa wangsaSailendra adalah orang Indonesia asli dansebenarnya hanya ada satu wangsa saja yaituwangsa Sailendra, yang semula menganutagama Siwa, tetapi sejak masa RakaiPanangkaran berkuasa berpindah menjadipenganut Mahayana, dan kemudian pindahlagi menjadi penganut agama Siwa sejakpemerintahan Rakai Pikatan.

Sosio Kultural di Kerajaan MajapahitSosio Kultural di Kerajaan MajapahitSosio Kultural di Kerajaan MajapahitSosio Kultural di Kerajaan MajapahitSosio Kultural di Kerajaan MajapahitAbad ke-14 adalah jaman

berkembangnya kerajaan Majapahit. Negarateokratis ini mencapai puncak kemegahannyapada jaman pemerintahan raja Hayam Wuruk(1350-1389). Pada masa itu, Majapahit adalahsebuah negara agraris yang ditunjukkandengan tingkat pertanian yang majuberdasarkan irigasi yang luas, perdaganganinternasional yang maju dan mampumemperluas wilayah teritorialnya.

Pada suatu ketika kerajaan Majapahitterus menerus dilanda pemberontakkanhingga mengganggu keamanan danmenghambat kemakmuran. Baru kemudianmunculnya Tribuwanatunggadewi, keadaan

Page 29: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

27

dapat tenang kembali berkat usaha Patih GajahMada. Pada waktu itu, Gajah Mada banyakmemusatkan perhatian untuk memperluaswilayah kekuasaan Majapahit hingga akhirnyaberkembang sangat luas.

Seperti pada masyarakat agraris yanglain, di Majapahit agama memegang perananyang sangat penting dan memiliki banyak dutaagama. Oleh karena itu dalam peradabanMajapahit, corak pemerintahannya tidak hanyaterdiri pejabat administrasi dan penguasawilayah namun juga oleh para pemuka agama.Sebagai konsekuensinya maka kerajaan tidakhanya menjalankan fungsinya sebagaipengawas semata tapi juga sebagai sikap politikagar masing-masing agama itu bisa tetapberhubungan secara damai, tidak berkembangsecara berat sebelah (menjadi mayoritas atauminoritas). Karena pada masa itu, raja dianggapsebagai dewa maka penghormatan terhadapraja kerapkali dilakukan terutama terhadapnenek moyang para raja. Pada jaman Majapahit,penghormatan nenek moyang raja dilakukanbersamaan dengan pemuliaan raja-raja yangtelah dimakamkan di candi-candi, baik candiSiwa atau candi Buddhis. Menurut kepercayaankuno, penghormatan terhadap nenek moyangdianggap suatu keharusan demi pemeliharaantata kosmis.

Prof. Dr. Slamet Mulyana dalam“Negarakertagama dan Tafsir Sejarahnya”menyebutkan bahwa pada zaman Majapahitagama menjiwai segenap lapangan kehidupan,termasuk kebudayaan. Semua cabangkebudayaan seperti seni bangunan, seni pahat,seni sastra dan seni panggung bernafaskankeagamaan. Namun zaman Majapahit tidakmenghasilkan bangunan-bangunankeagamaan semegah kelompok CandiBorobudur dan Prambanan. Candi-candi padazaman Singasari-Majapahit adalah candimakam keluarga raja, jumlahnya banyak tetapiujudnya kecil-kecil. Pembangunan candi-candi

itu dimaksudkan sebagai tempat pemujaan paraleluhur yakni arwah keluarga raja yang telahmangkat, digunakan untuk menyimpan abujenazah dan arca dewa sebagai lambangkeluarga yang dipuja di situ.

Menurut Kitab Negarakertagama adasebanyak 27 buah candi-candi yang terletak diKagenengan, Tumapel, Kidal, Jajago,Wedawawedan, Pikatan, Bakul, Jawjawa, Antang,Trowulan, Kalangbret, Jago, Blitar, Sila, Petak,Ahrit, Waleri, Bebeg, Kukap, Lumbang, Puger,Kamal Pandak, segala, Simping, Sri Ranggapura,Budi Kincir dan Prajnaparamita Puri di Bayalangu.Di antara ke-27 candi tersebut, ada beberapayang bertahan hingga sekarang dalam keadaanhampir utuh, lainnya tinggal batu-batu yangberserakkan.

Selain itu di Singasari ditemukansebuah arca Prajnaparamita. Dalam ajaranMahayana, Dewi Prajnaparamita dipandangsebagai penjelmaan segala kesempurnaan sifatBodhisattwa. Lambang kesempurnaan sejati arcaitu dipandang sebagai salah satu arca yangpaling bagus. Arca ini pernah dibawa ke Belandadan dikembalikan ke Indonesia pada tahun 1978serta disimpan di Museum Pusat, dan tiruannyadisimpan di Museum Jakarta.

Selain itu, kesusastraan juga sangatberkembang pada masa ini. Negarakertagamaoleh Mpu Prapanca adalah salah satu di antaratiga karya sejarah dari zaman Majapahit. Karyasejarah yang kedua adalah “Serat Pararaton”yang digubah antara tahun 1478 dan 1486 tanpamenyebut nama penggubahnya. Karya sastrayang ketiga adalah “Tantu Panggelaran”, sepertihalnya “Serat Pararaton” juga tidak diketahuinama penggubahnya. Beberapa karya sastralainnya digubah oleh Mpu Tantular dan MpuTanakung. Karya sastra Mpu Tantular adalahArjuna Wijaya, Sutasoma dan Purusada Santa.Dari kitab Sutasoma inilah kelak semboyan“Bhinneka Tunggal Ika” menjadi semboyanNegara Indonesia hingga sekarang. [Hendri]

Re fe rens i :Re fe rens i :Re fe rens i :Re fe rens i :Re fe rens i :Marwati Djoened Poesponegoro & Nugroho Notosusanto, 1993, “Sejarah Nasional Indonesia II Edisike-4 “, Balai Pustaka : Jakarta.Tim Penyusun, 2003, “Materi Kuliah Sejarah Perkembangan Agama Buddha “, CV. Dewi KayanaAbadi: Jakarta.

Page 30: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

resensi

Mei 2005

Jangan langsung menilai isi sebuah buku hanya dengan melihatjudulnya saja, tetapi buka dan bacalah buku tersebut dan Andaakan mengerti apa isinya. Begitulah kiranya, yang harus andalakukan terhadap buku yang akan dibaca tidak terkecuali bukuyang satu ini. Sutra tentang yang Bijak dan yang Dungu memilikialur cerita Jataka, yaitu cerita kelahiran kembali, melacak penyebabtragedi masa kini dalam kehidupan manusia dengan mengambiltempat di kehidupan yang lalu. Tema dari tiap cerita adalah sama :

tragedi dari keadaan manusia, penyebab dari tragedi ini dan kemungkinan mengubahnya.Tetapi tidak seperti tragedi Yunani, tragedi Buddhis tidak pernah berakhir dengan sendirinya,sebagai contoh sebuah perasaan terharu karena sandiwara tragedi, namun sebuah panggilanuntuk mengubah yang dapat diubah dan tidak semestinya dialami terus menerus.

Sutra tentang yang Bijak dan yang Dungu adalah salah satu harta karun literaturBuddhis sebagaimana dikenal oleh orang-orang Mongolia. Naskah ini diterjemahkan ke dalambahasa Mongolia dari bahasa Tibet sebagai Lautan Cerita. Meskipun sejarah dari naskah iniyang tidak umum ini masih belum jelas karena menurut legenda, kisah-kisah dalam kitab inididengar oleh bhiksu-bhiksu Cina di Khotan untuk diterjemahkan (namun dari bahasa apa?)ke dalam bahasa Cina, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Tibet, lalu ke dalambahasa Mongolia. Bagaimanapun, kitab ini adalah salah satu kitab Buddhis yang palingmenarik untuk dinikmati dan enak dibaca. Selama berabad-abad, cerita dalam kitab initelah menjadi sumber inspirasi yang tiada habisnya, dan menimbulkan kedamaian bagisemua yang telah membacanya.

Tak ada gading yang tak retak, buku ini masih memiliki sedikit kekurangan dalamhal pengeditan teks dan gaya penerjemahan. Dari pengeditan teks, masih terdapat kata-kata yang terbalik-balik dan salah ketik dalam beberapa buah cerita yang kiranya dapatmengganggu pembaca. Dari gaya penerjemahan, gaya penceritaan dalam bahasa Indonesiamasih terasa sedikit kaku dan tidak jarang ditemui tokoh yang diceritakan tidak memilikinama yang jelas serta tidak konsisten seperti pembedaan nama tokoh yang sebenarnyapada kehidupan saat itu dengan nama julukan yang disandangnya saat itu juga.

Terlepas dari semua itu, entah Anda percaya atau tidak, ragu-ragu ataupun kurangyakin dengan cerita dalam buku ini, sudah seharusnya bacalah buku ini. Anda tidak perlubanyak berkomentar, tidak perlu sibuk bercerita dengan orang lain tapi temukanlah inspirasiAnda melalui cerita-cerita dalam buku ini. Karena tak akan ada seorang pun yang bisa memberikaninspirasi sejati bagi diri Anda, kecuali Anda sendiri.[Hendri]

Judul Buku : Sutra tentang yang Bijak dan yang Dungu(Sutra of the Wise and the Foolish)

Penerjemah : HeniPenerbit : Kadam Choeling BandungTahun terbit : Desember 2004

Page 31: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

Mei 2005

Page 32: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

Mei 2005

Page 33: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

Mei 2005

Page 34: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

Mei 2005

Page 35: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

ajaran dasar

Mei 2005

Empat Kebenaran Arya adalah salah satu skema yang paling mendasar yang digambarkanoleh Buddha. [Istilah ‘Arya’ dalam ‘Empat Kebenaran Arya’ sama sekali tidak berhubungandengan ‘Bangsa Arya’.] Dalam banyak hal penting, Empat Kebenaran Arya mendasarikeseluruhan doktrin (ajaran) Sakyamuni. Pemahaman empat kebenaran ini dapatdisinonimkan dengan pencapaian tujuan praktik Buddhis. Buddha menunjukkan bahwakegagalan untuk memahami Empat Kebenaran Arya telah menyebabkan kita berlarisedemikian lama dalam siklus kelahiran dan kematian. Pentingnya Empat Kebenaran Aryajuga ditunjukkan oleh kenyataan bahwa kotbah pertama yang disampaikan Buddha kepadalima pertapa di Taman Rusa dekat Benares, adalah Dhammacakkapavattana Sutta, yangsubjeknya adalah Empat Kebenaran Arya dan jalan tengah.

Empat Kebenaran Arya terdiri dari :1. Kebenaran tentang Dukkha. (Dukkha Ariyasacca)

Dukkha itu diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai penderitaan. Pengertian tersebutmenyebabkan banyak orang mempunyai pandangan salah mengenai agama Buddha,di mana dinyatakan oleh mereka, bahwa agama Buddha adalah agama yang pesimistis.Ada juga yang mengatakan agama Buddha itu optimistis. Apakah benar hidup inimenderita, suram, tidak ada suka cita sama sekali? Apakah benar hidup ini selalumenyenangkan dan membahagiakan, di mana seolah-olah tidak ada duka cita?Hidup ini menurut agama Buddha merupakan rangkaian suka dan duka yang selaluberubah dan silih berganti datangnya. Suka dan duka yang silih berganti inilah yangdisebut Dukkha. Jadi Dukkha merupakan suatu kesunyataan mutlak, di mana semuaorang mengalaminya. Jadi agama Buddha bukan bersifat pessimis dan juga bukanbersifat optimis, tetapi agama Buddha adalah agama yang bersifat realistis, yangberdasarkan atas kenyataan.Ada tiga konsep tentang Dukkha yaitu:

CATTARI ARIYA SACCANI-Empat Kebenaran Arya-

ajaran dasar

Page 36: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

34

Mei 2005

a. Dukkha sebagai derita biasa disebut dukkha-dukkha. Misalnya : dilahirkan, sakit,tua, mati, berkumpul dengan orang yang tidak disenangi.

b. Dukkha sebagai akibat adanya perubahan-perubahan disebut viparinama-dukkha.Misalnya : sekarang kita merasa bahagia dan gembira, tetapi esok harinya kitamenderita dan bersedih.

c. Dukkha sebagai akibat dari keadaan yang bersyarat atau berkondisi disebutsankhara-dukkha.

2. Kebenaran tentang Penyebab Dukkha (Dukkha Samudaya Ariyasacca)Sebab Dukkha atau Dukkha Samudaya ada tiga, yaitu :a. Karena adanya Avijja (ketidaktahuan atau kegelapan batin)

Karena avijja, kita menganggap diri kita sebagai sesuatu yang kekal, telahmenyebabkan kita menjadi serakah. Untuk memuaskan diri kita, kita seringmelakukan perbuatan-perbuatan jahat, karena pikiran serakah itu padahakekatnya merupakan sumber dari kejahatan.

b. Karena adanya Tanha (nafsu keinginan)Kita sebagai manusia dibentuk dan terjadi oleh tanha. Kita dilahirkan di alamsemesta ini juga oleh keinginan (tanha) kita.Tanha ada tiga macam yaitu :· Kama-tanha, keinginan nafsu untuk menikmati kesenangan hidup.· Bhava-tanha, keinginan untuk dilahirkan kembali.· Vibhava-tanha, keinginan untuk pemusnahan diri.

c. Karena adanya Moha (kebodohan)Ketidakmampuan melihat segala sesuatu sebagaimana adanya, yaitu kegagalanuntuk memahami kebenaran tentang kehidupan.

3. Kebenaran tentang Terhentinya Dukkha (Dukkha Niroda Ariyasacca)Lenyapnya Dukkha disebut Nirvana (Nibbana). Sang Buddha menjelaskan tentang

Nirvana (Nibbana) kepada Ananda : Ini adalah aman tenteram, ini adalah suci, luhur, dimana semua bentuk karma telah terhenti, gugurnya semua lapisan kehidupan,padamnya nafsu keinginan di sanalah Nirvana (Nibbana).

Bilamana seseorang telah mencapai Nirvana, maka ia hidup kekal dan abadi dalamkebahagiaan yang kekal, bebas dari kelahiran, penderitaan, umur tua, kematian danbatinnya telah bersih dari lobha, dosa, dan moha yang menjadi akar dari kejahatan.

4. Kebenaran tentang Jalan Menuju Lenyapnya Dukkha (Dukkha Nirodha GaminiPatipada Ariyasacca)

Jalan Arya Berunsur Delapan atau Jalan Tengah adalah jalan menuju padalenyapnya Dukkha.

Jalan Arya Berunsur Delapan itu meliputi :

Page 37: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

35

a. Pengertian yang benar;Berarti mengerti tentang hakekat hidup ini yang dilukiskan dalam EmpatKesunyataan Mulia, yaitu mengerti tentang Dukkha, sebab Dukkha, lenyapnyaDukkha dan jalan menuju lenyapnya Dukkha.

b. Pikiran yang benar;Berarti pikiran yang bersih dari lobha (keserakahan), dosa (kebencian) dan moha(kebodohan).

c. Perkataan yang benar;Berarti tidak berbohong, tidak membicarakan kejelekan orang lain, tidak menyakitihati orang lain.

d. Perbuatan yang benar;Berarti tidak membunuh, tidak mencuri dan tidak berjinah.

e. Mata Pencaharian yang benar;Berarti menghindari mata pencaharian yang tidak dihalalkan seperti : menjualminuman keras, menjual racun, menjual senjata perang, menjual budak danmenjual segala macam benda yang menyebabkan ketagihan (ganja, morfin,narkotika).

f. Berusaha yang benar;Berarti menghindari segala bentuk kejahatan yang belum dilakukan, tiada lagimengulang perbuatan jahat yang telah dilakukan, berusaha untuk melakukankebaikan yang telah dimiliki dan memelihara kebaikan yang telah dimiliki.

g. Perhatian yang benar;Melalui suatu perenungan, kita memperhatikan dengan benar dan seksama gerak-gerik dari badan, perasaan, pikiran dan kesadaran kita dengan menolak segalabentuk pikiran yang membenci, serakah dan iri hati yang menjadi sumber darikejahatan dan penderitaan.

h. Pemusatan pikiran (konsentrasi) yang benar;Berarti pemusatan yang tunggal, terarah pada satu objek yang dipilih sehinggaakan tercapai jhana-jhana.[Irwan]

Page 38: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

Mei 2005

Bencana tsunamidi Aceh akhir tahun 2004mungkin belum hilangdari ingatan kita. Bahkan,ketika gempa bumikembali melanda PulauSumatera, khususnyaPulau Nias akhir bulanMaret 2005 yang lalu,trauma tsunami masihmenyelimuti. Sebagianmasyarakat yang terkenagempa berusaha menujudaerah yang tinggi,bahkan ada korban gempadi Pulau Nias yang takut terjadi tsunamisehingga mereka tidak keluar rumahtetapi menetap di gedung tinggi yangakhirnya roboh. Sebagian besarpenduduk lainnya tengah beristirahatatau tertidur saat kejadian.

Entahlah, apa yang terjadidengan negara kita? Saat ini, gempabumi di Aceh masih meninggalkanbegitu banyak PR untuk kita semua.Ketika pengungsi di Aceh masihmenempati tenda serta barakpengungsian dan tanah – tanah akibatgempa masih belum sempat dijamahuntuk menghidupi penghuninya, gempabumi kembali menghujam PulauSumatera. Jika gempa bumi penyebabtsunami di Aceh berada pada urutankedua terbesar di dunia, maka getaran

VITA BREVIS(Hidup itu Singkat)

gempa berkekuatan 8,7 pada skalaRichter yang terjadi di Pulau Nias ituterasa sampai sejauh 700 kilometer danmerupakan gempa kelima terdahsyatdalam satu abad terakhir. Efek gempapun kembali terasa di Thailand,Malaysia, Singapura, India, sertaSrilanka. Pusat gempa tanggal 28Maret 2005 ternyata tidak jauh dari titikgempa yang terjadi pada 26 Desember2004. Hal ini merupakan sebuahkejadian langka di mana dua gempabesar terjadi di tempat yang hampirsama dalam waktu berdekatan.

Setelah Kepulauan Nias yangporak poranda akibat gempa, giliranwarga kota Padang panik akibat gempatektonik. Tak lama setelah gempa itu,tepatnya tanggal 12 April kemarin,

artikel

Page 39: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

“Be joyful and share your LOVE with others”

Mei 2005

Gunung Talang di Kabupaten Solok,Sumatera Barat juga meletus meskipunletusannya menurut catatan petugasvulkanologi di wilayah itu tidakmenyebabkan gempa vulkanik. SetelahGunung Talang meletus, barukemudian diketahui bahwa sejumlahgunung berapi khususnya yang beradadi Indonesia bagian barat sedangmeningkat aktivitasnya. Ada sekitar 5gunung berapi yang menunjukkanaktivitas di atas normal, meskipunsifatnya masih fluktuatif. Gunung-gunung itu antara lain, Gunung Talangdi Sumatera Barat, Gunung Krakatau diSelat Sunda, Gunung Semeru, GunungTangkuban Perahu, dan Gunung KarangNgetang di Sulawesi Utara.

Meskipun sekarang kita dapatbernapas sedikit lega karena gempasudah mulai berkurang dan aktivitasgunung berapi sudah normal kembali,namun ada sebuah peringatan bagi kitadari bencana-bencana tersebut, sebuahpertanyaan yang harus dijawab:“Siapkah kita jika waktu itu kita harusmenghadapinya?” Mungkin ada diantara kita ada yang bertanya-tanya:“Menghadapi apa? Gempa? GunungMeletus?” Bukan gempa bumi ataugunung meletus yang manusiatakutkan, tetapi akibat terburuk daribencana tersebut yang mungkinmendatangi kita sebagai manusia,sebuah KEMAKEMAKEMAKEMAKEMATIANTIANTIANTIANTIAN.

Halo Kematian...Halo Kematian...Halo Kematian...Halo Kematian...Halo Kematian...‘Kematian’ sebuah kata yang

sangat tidak ingin kita dengarkan. Ada

sebuah kisah, contoh kecil yangmenggambarkan betapa takutnya kitamendengar kematian. Ada seorangnenek yang datang ke vihara. Beliaubelum pernah ke vihara sebelumnya.Seorang ibu yang melihatkedatangannya, menyambut nenektersebut dengan gembira, beranjalisambil mengucapkan: “Omitofo” .Bukannya merasa senang dengansambutan ramah tersebut, nenektersebut marah – marah. Ada apagerangan? Akhirnya nenek tadi melaporkepada romo vihara, katanya: “Adaseorang ibu di vihara yang mendoakansaya cepat mati.” Tentu saja romotersebut kaget. Setelah diperjelasmasalahnya, ternyata nenek tersebutmenganggap menyebut “Amitofo”hanya ditujukan kepada orang yangsudah meninggal. Pantang bagi orangyang masih sehat walafiatmendengarnya.

Dalam beberapa kebudayaan,membicarakan tentang kematianmerupakan hal yang tabu, bahkandianggap membawa sial. Kematianhanya boleh dibicarakan saat benar –benar datang. Saat itu, baru segalasesuatu yang ‘berbau’ upacarakematian dilengkapi, termasukpembacaan parita atau sutra.

Aneh memang! Padahal dalamkeadaan umum, kita selalumempersiapkan segala sesuatu yangharus kita kerjakan. Semua pekerjaandirencanakan dan dirinci, agenda kerjadibuat, segala kebutuhan dilengkapi,

37

Page 40: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

artikel

Mei 2005

jadwal dilaksanakan dan kemudiandievaluasi secara rutin. Jika adakesalahan, dengan cepat kita berusahamemperbaikinya. Dalam hidup pun,kita selalu punya angan – angan, punyatujuan dan punya keinginan dan kitaselalu berusaha untuk mempersiapkandiri kita sehingga dapat mencapaikeinginan itu. Misalnya, kita inginpunya rumah yang bagus, kita lalubekerja keras, menyisihkan sebagianpenghasilan kita untuk ditabung,mencari tempat yang baik dan cocokdengan kebutuhan kita, mungkinmencari lahannya dulu, kemudianmemanggil arsitek, mendesain rumahkita dan membangunnya. Baru kitadapat menikmati rumah idaman kita.Butuh rencana, persiapan, danpengorbanan untuk mewujudkanangan-angan dan tujuan kita.

Kita selalu butuh persiapan.Untuk sesuatu yang tidak pasti, kadangorang juga membuat persiapan matang.Contohnya, seorang ibu yang sedanghamil, biasanya jika waktumelahirkannya sudah dekat, diamempersiapkan sebuah tas pakaianuntuk dibawa sehingga jika tanda-tandaingin melahirkan sudah datang, diatidak perlu lagi membongkar – bongkarisi lemari untuk mencari sepotongdaster. Inilah yang biasa kita lakukan didunia.

Tapi, bagaimana denganpersiapan kita menyambut kematian?Seperti seorang ibu hamil tua yangselalu siap menunggu kelahiran buah

hatinya, seperti itulah seharusnya kitamempersiapkan diri kita menghadapikematian, bahkan kita harus lebih siaplagi. Kita harus mempersiapkan ‘taspakaian’ kematian tersebut setiap saat.Mengapa demikian? Karena waktukelahiran seorang anak lebih bisadiprediksi, sedangkan waktu kematiantidak. Seorang anak biasanya lahir jikausia kandungan sekitar 9 bulan 10 hari,tetapi bagaimana dengan waktukematian kita? Bisa 50 tahun lagi, 10tahun lagi, setahun lagi, bulan depan,besok, atau mungkin satu jam lagi. Tidakada yang tahu kapan kematian datangmengunjungi kita.

Kemasi pakaianmu...Kemasi pakaianmu...Kemasi pakaianmu...Kemasi pakaianmu...Kemasi pakaianmu...Lalu, apa yang harus diisi dalam

‘tas pakaian’ kematian?a. Jangan mengisinya dengan pakaian

yang rusak.Mungkin membaca poin

pertama tersebut kita tertawa.Mana mungkin saya akan mengisitas pakaian dengan pakaian rusak?Ya, tapi sayangnya kita seringmenyiapkan pakaian rusak pada ‘taspakaian’ kematian kita. Kitamengisinya dengan pakaian rusak,yaitu beragam karma buruk. Karmaburuk akan menemani kita sampaitiba saatnya berbuah. Sepertisebuah tas yang diisi banyakpakaian rusak, yang hanya akanmemberati kita, namunmenimbulkan kesulitan jika pakaiantersebut dikenakan, demikian pula

Page 41: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

39

Mei 2005

jika kita mengisi ‘tas pakaian’kematian kita dengan karma buruk,tentunya karma-karma buruk iniakan menimbulkan banyakpenderitaan jika berbuah. Jika kitamembuat begitu banyak karmaburuk dalam kehidupan kita, bukantidak mungkin ‘tas pakaian’ kitaakan sangat berat dengan beragamisi yang tidak berguna, sehinggahanya dapat menjadi tiket untukmasuk ke alam-alam rendah.

b. Pilihlah pakaian yang masih layakdikenakan

Ya, tentu saja! Dalam kehidupansehari-hari, kita selalu memilihpakaian yang layak untukdikenakan. Bahkan, kadangkala kitasangat serius memilih pakaianterbaik yang bisa kita kenakan.Untuk pergi ke sebuah pesta,seorang wanita bisamempersiapkan pakaiannyabeberapa hari sebelumnya, bahkan

pada hari-H, dapat saja diamengganti pakaiannya hinggabeberapa kali untuk mendapatkanpakaian yang menurutnya palingcantik bila dikenakannya. Demikianpula dalam kehidupan ini,seyogiyanya kita mengumpulkanpakaian kebajikan dalam kehidupankita. Untuk apa tindakan bajiktersebut? Seperti pakaian yanglayak, nyaman untuk dikenakandemikian pula tindakan bajik akanmembawa kita ke kelahiran yangmenyenangkan di alam-alambahagia, membuat kehidupan kitamenjadi nyaman.

c. Semuanya harus bersihAneh rasanya jika ada

seseorang yang mengisi tasnyadengan pakaian ataupunperlengkapan lainnya yang sudahkotor saat akan melakukanperjalanan jauh. Ibarat perjalananyang sangat jauh, demikianlahkematian dapat digambarkan. Jadi,kita sebaiknya mempersiapkankebersihan semua isi tas kita.Apakah itu? Hati dan pikiran kita!Pikiran adalah pelopor. Jika pikirankita baik, maka akan menjadipelopor untuk tindakan baik kita,yang akan berakibat pada kelahirandi alam-alam menyenangkan.Sebaliknya, jika hati dan pikiran kitadipenuhi kebencian, ketamakan,dan iri hari, karma buruk akanmewarnai tindakan kita danakibatnya adalah kejatuhan di alam-

Page 42: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

40

Mei 2005

alam rendah. Tentunya kita tidak menginginkan halini, bukan?

Bersiap-siaplah.. .Bersiap-siaplah.. .Bersiap-siaplah.. .Bersiap-siaplah.. .Bersiap-siaplah.. .Bagaimana cara mempersiapkannya? Mulailah

dengan motivasi! Motivasi membuat kitabersemangat dalam bertindak dan membuattindakan kita dilakukan secara kontinu dan konsisten.Misalnya, motivasi kita dalam bekerja adalah untukmemperoleh kekayaan. Jadi, saat kemalasan datang,kita bisa melawan kemalasan tersebut denganmemperkuat kembali motivasi kita. Kita mempunyaidasar untuk melawan sifat malas kita. Kitamempunyai pemicu, sehingga semua kegiatan kitamenjadi mantap.

Demikian pula dalam mempersiapkan ‘taspakaian’ kematian kita, alangkah baiknya jikadilandasi dengan sebuah motivasi. Ada beberapa

motivasi yang dapat kita renungkan:a. Kelahiran kembali di alam – alam yang baik dan menyenangkan

“Hidup semakin sulit” begitulah komentar sebagian orang. Akibatnyasebagian besar aktivitas kita dicurahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup.Ketika kita diminta untuk praktik Dharma atau meditasi, keluhan yang seringmuncul adalah “Aduh, saya nggak punya waktu!”. Tapi sadarkah kita,kebahagiaan yang kita dapatkan dari mengejar “kebutuhan hidup duniawi”tersebut sangat sementara. Belum puas menikmatinya, penderitaan sudahdatang kembali. Belum lagi bencana yang melanda di berbagai tempat,kesedihan, dan penderitaan bertebaran di mana-mana.

Hidup kita pun tidak kekal. Berapa lama kita hidup? Tidak ada yang tahupasti. Tidak sadarkah kita, dengan kesibukan kita terhadap dunia, kita jadikekurangan bekal untuk ‘tas pakaian kematian’ kita? Dan jika hal ini terjadi,kita bisa berputar – putar di alam-alam rendah, mungkin di alam binatang,hantu kelaparan atau neraka.

Berada di alam – alam tersebut bukanlah hal yang menyenangkan.Ambillah contoh, misalnya kita dilahirkan sebagai sebagai seekor sapi. Bisasaja kita disuruh membajak sawah atau diperah susunya, kemudian jika sudahtidak dapat menghasilkan lagi, dagingnya dipotong untuk dikonsumsi.Bayangkan jika kita dilahirkan seperti itu, tentunya penderitaan datang setiap

Page 43: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

41

Mei 2005

saat. Kita pasti sangat kesal jika adaorang yang terus memaksa kitabekerja, menyiksa dan mengambilbarang milik kita, apalagi saat kitasudah tidak punya apa-apa lagi, diamengambil nyawa kita. Akibatnya,saat kematian datang, kita masihsaja tidak punya kesempatanmempersiapkan kematian, dankarena pikiran kita dikondisikandengan penderitaan dankekecewaan, kita kembali jatuh dialam rendah.

Tentu saja kita tidakmenginginkannya, bukan? Untukitulah, kita mempersiapkan diri darisaat ini dengan memotivasi diri kitauntuk melakukan kegiatan-kegiatanyang menunjang kita memperolehkelahiran yang lebih baik, kelahirandi alam-alam menyenangkan,sehingga di sana kita dapat belajardan praktik Dharma lebih banyaklagi. Jika hal ini dilakukan, kitadapat terlahir di alam yang lebihbaik lagi, dapat kembalimelanjutkan belajar dan praktikDharma kita sehingga menunjangkelahiran yang baik di alamberikutnya.

b. Bebas dari samsaraTapi, apakah kita tidak bosan

jika terus menerus berputar dalamsamsara? Bahkan kehidupan dialam-alam tinggi pun masih tidakkekal. Kita dapat saja terlahir dialam-alam bahagia, tetapi tidakmenutup kemungkinan selanjutnya

terlahir lagi di alam yang penuhpenderitaan. Di alam ini, kita harusberjuang sehingga dapat terlahir dialam bahagia. Kematian dankelahiran datang silih berganti,perjuangan pun tidak pernah usai.

Selagi masih berputar dalamsamsara, segala sesuatunya tidakkekal. Menyadari hal tersebut, kitamemotivasi diri supaya bebas darisamsara. Kita tidak mau lagi‘bermain-main’ dalam samuderakehidupan, lahir-mati, susah-senang, bahagia-menderita, dankita menginginkan kebahagiaansejati, nibbana.

c. Menjadi Buddha demimembebaskan semua makluk daripenderitaan

Tapi, bagaimana dengan orang-orang yang kita cintai? Ibu kita yangsangat menyayangi kita, yang telahmengandung 9 bulan lamanya,telah menyusui kita, menjaga danmemelihara ita. Apakah kita akanmeninggalkannya begitu saja?Apalagi, sudah tidak terhinggajumlahnya kita dilahirkan kembali,bukan tidak mungkin semuamakhluk pernah menjadi ibu-ibukita. Jadi, kita memotivasi diri kita,bertekat untuk menolong semuamakhluk supaya bisa bebas daripenderitaan.

Namun, mana mungkin orangbuta menuntun orang buta? Kita sajamasih diliputi oleh debu-debukekotoran batin, mana bisa

Page 44: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

Mei 2005

Dalam keadaan nyata,pernahkan kita melihat bayi-bayi yangmeninggal tepat setelah dilahirkan,anak-anak yang meninggal karenademam berdarah yang baru-baru inimewabah atau teman sebaya yang lebihdulu mendahului kita? Atau mungkinada yang bilang, anak cucu saya bisamengurusi saya jika saya meninggal,mereka akan mengundang bhikkhuuntuk membacakan liam keng. Jadisaya dapat mendengar nama BuddhaAmitabha dan datang ke surgaSukhavati-Nya. Apakah kita yakin halitu pasti dapat terjadi?

Mari kita berandai – andai. Jikapada waktu bencana tsunami kitaberada di Banda Aceh atau kita sedangtertidur lelap di lantai 3 sebuah gedungdi Gunung Sitoli, Nias saat gempa bumidatang, apakah mungkin kita dapatmendengar nama Buddha Amitabha?Butuh waktu berhari – hari untukmenemukan mayat kita atau malahantidak ditemukan sama sekali. Walaupunditemukan, apakah kita masih bisadikenali? Lalu, apakah saudara kita jugapunya waktu untuk mengundangbhikkhu membacakan liam keng atauparita? Jangan – jangan mereka jugasudah terbujur kaku seperti kita...

Lalu, apa yang bisa kita lakukanjika tubuh kita sudah membujur kaku?Hampir tidak ada. Hanya saat ini, saatdi mana kita masih segar bugar, kitadapat berbuat sesuatu, mempersiapkandiri untuk menghadapi kematian.Berkata bahwa nanti saja, saat kita tua,

42

menolong yang lain. Hanya adaseseorang yang dapat melakukansemua itu, seorang Buddha. Dengancara demikian, kita memotivasi dirikita untuk menjadi seorang Buddhademi membebaskan semuamakhluk dari penderitaan.

Motivasi yang mana yang haruskita ambil? Pertanyaan ini perlu kitarenungkan secara mendalamTanyakanlah pada diri sendiri, apa yangmenjadi tujuan kehidupan kita?Mengapa kita masih bermain-main disamsara? Apakah yang seharusnya kitalakukan untuk membuat hidup kitalebih berarti?

Sadarilah sekarang kita beradapada motivasi yang mana, lalu siapkan‘tas pakaian’ kematian kita. Hal yangpaling utama adalah motivasi kita harusdapat menjadi semangat dan landasandalam setiap tindakan kita,menghancurkan kemalasan dankeengganan dalam mempersiapkan ‘taspakaian’ tersebut.

Selamat Datang Kematian.....Selamat Datang Kematian.....Selamat Datang Kematian.....Selamat Datang Kematian.....Selamat Datang Kematian.....Kapankah kita mempersiapkan

‘tas pakaian’ kematian? Mungkin adasebagian yang bilang, tenang saja, sayamasih muda. Lebih baik bekerja dulu,menikmati hidup, mencari uangsebanyak-banyaknya. Urusan kematianadalah urusan nenek – nenek dan kakek– kakek, hidup masih panjang untukorang muda seperti saya. Namun,yakinkah Anda dengan hal itu?

Page 45: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

43

Mei 2005

baru berpikir tentang persiapan menuju kematian adalah hal yang mustahil.Apakah kita cukup yakin minggu depan kita masih sesehat ini? Jika tidak, apalagijika kita tua nanti. Dalam usia muda, untuk belajar duduk bersila 5 menit sajakita sudah kesulitan. Apalagi jika kita sudah tua, saat tulang-tulang sendi kitamulai rapuh, saat kita mulai sakit-sakitan, apakah kita dapat lebih mudah untukbelajar? Sesuatu yang baik harus dibiasakan sejak dini, itulah yang selalu diajarkanorang tua pada anak-anaknya. Demikian pula dengan kita sendiri, harus berusahamenggunakan prinsip tersebut, berusaha sedini mungkin mempelajari hal-halyang kita anggap baik, baik untuk masa kini dan masa yang akan datang.

Masa lalu merupakan kenangan, dia tidak mungkin diulang kembali lagi.Yang ada hanya bayangan, ingatan baik dan buruk, menyenangkan danmenyedihkan, yang ada dalam pikiran kita. Masa depan adalah khayalan, impian,dan angan-angan, dan kita tidak pernah tahu, apakah kita bisa mencapainya.Satu-satunya hidup yang nyata adalah saat ini. Hanya ‘sekarang’ waktu yangbenar-benar kita punya, buka kemarin atau besok lusa. Jadi, sudahkah kitamemanfaatkan hidup yang singkat ini untuk menyiapkan ‘tas pakaian’ kematian?Bersiap-siaplah, mungkin saja besok ‘dia’ datang... [KaDe]

Page 46: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

profil

Mei 2005

Ibu yang bernama asli Dayawati ini sering sekali dan akrabdipanggil Ibu Kawi, sehingga kadang banyak yang sudah

tidak tahu nama asli ibu rumah tangga yang memiliki 4orang anak ini. Beliau lahir di Muntilan pada tanggal 24Agustus 1939. Ibu Kawi tinggal bersama suaminya, Romo

Kawi (Bpk. Wandoyo Saputro), di Jl. Brigjen Katamso No. 41Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta; yang sekaligus

merupakan tempat usaha toko serba ada yang diberinama “Toko Kawi Harsono”. Dari keempatanaknya, yaitu Handoko, Prio Sumpeno, KawiHarsono, dan Anna Mariana; Ibu Kawi sekarang

sudah memiliki 6 orang cucu. Cucu terakhirlahir tanggal 5 Desember 2004, dari putri

bungsunya yang juga tinggal di Wonosari.Tahun 1993, Ibu Kawi mengalami musibah, yaitu kedua orang putra yang

sangat dikasihinya meninggal dalam kecelakaan di Bali. Ibu Kawi sangat sedihsekali ketika putranya meninggal, terutama Alm. R. Kawi Harsono. Sejak musibahitu, pekerjaan mengelola toko ditinggalkannya. Ibu Kawi sangat dekat denganputra ketiganya ini. Karena musibah ini pulalah yang menjadi titik pangkalpenyebab Ibu Kawi tertarik dan ingin menjadi umat Buddha.

Ibu Kawi sempat berkonsultasi dengan paranormal untuk mencari tahukeadaan putra-putranya setelah meninggal dan dari hasil pembicaraan denganparanormal, diketahui bahwa putra-putranya ‘mengaduh’ bahwa jalan merekagelap. Mereka merasa kedinginan serta kehausan. Ibu Kawi merasa sedih sekalidan tidak tahu harus berbuat bagaimana, padahal Ibu Kawi sudahmenyelenggarakan upacara kremasi (secara non Buddhis, red) selama 49 hariberturut-turut.

Ibu Kawi kemudian bertemu dengan Alm. Romo Hadi Sumarto danbertanya tentang doa untuk putranya. Dari sinilah, Ibu Kawi memutuskan untukmenjadi umat Buddhis, dan akhirnya diwisudhi oleh Bhante Suryabhumi dengannama Niraja Dewi pada tanggal 28 Maret 1993 di Vihara Buddha Prabha Yogyakarta.Sejak itu, Ibu Kawi selalu membaca paritta: pagi, siang dan sore tanpa henti.Baru setelah itu, putra-putranya merasa agak ‘terang’.

Musibah lainnya terjadi ketika Ibu Kawi pernah tertimpa kecelakaansebanyak dua kali. Pertama kalinya di tahun 1999, Ibu Kawi mengalami kaki patahakibat Romo Kawi menyetir mobil dalam keadaan mengantuk di daerah Desa

Ibu Kawi

Page 47: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

45

Mei 2005

Candi. Waktu itu dirawat di RS PantiRapih Jogja dan banyak anak-anakGMCBP yang menjaga Ibu Kawi, yaituketika angkatan Ko Wagiman, dll.Kedua, kecelakaan ketika membawa airpada tahun 2003 dan dirawat di RS yangsama, namun tidak banyak muda-mudiGMCBP yang mengetahui kejadiantersebut.

Setelah mengenal ajarandharma dan menjadi umat Buddha, IbuKawi merasakan banyak sekali manfaat-manfaat yang diperolehnya. Antara lainyang diterapkan dalam usaha toko serbaada (toko kelontong) yang dikelola IbuKawi. Setelah mengenal dharma, tokotidak lagi menjual racun tikus dan lemlalat, serta barang-barang lain yangsejenis.

Tidak mau kalah dengangenerasi yang muda-muda, Ibu Kawimalah semakin bersemangat untukmempraktekkan dharma, bahkan usahatoko hanya dianggap sebagai selinganbelaka. Sungguh merupakan panutanyang luar biasa baik generasi mudasekarang ini. Beliau juga rajin melakukanpembinaan umat Buddha di daerahGunung Kidul, terutama kaum wanita.Selain itu, bantuan dan dukungan luarbiasa juga nampak ketikadiselenggarakan kegiatan Sarasehan &Temu Karya Jawa dan KalimantanSekber PMVBI di Wihara Jina DharmaSradha pada bulan Desember 2003silam. Panitia pelaksana dari Jogjabanyak berkonsultasi dengan Ibu Kawimengenai keadaan lapangan diWonosari.

Dalam beberapa kali kebaktiandi daerah Panggang, Ibu Kawi selalumenanyakan di mana kaum ibu kepadabapak-bapak dan anak-anak kecil yangmengikuti kebaktian. Menurut beliau,adalah sangat penting sekali untuk ibu-ibu untuk memperkuat dharmanya agardapat menjadi keluarga Buddhis yangsebenarnya, karena kaum ibu (wanita)memegang peranan penting di dalammengatur sebuah rumah tangga. IbuKawi juga selalu berusaha mendidikumat Buddha di desa, mulai dari hal-hal kecil seperti menjaga dan merawatwihara serta memperhatikan kebersihanapabila hendak melakukanpersembahan.

Tambahan lagi, Ibu Kawi sangatsenang ketika pada pertengahan tahun2004 yang lalu, Bhante Sasana Bodhiberkenan untuk menetap di WiharaJinna Dharma Sradha, Siraman,Wonosari; wihara yang selama ini selaludijaga dan dirawat oleh Ibu Kawibersama dengan Romo Kawi.Keduanyalah yang mengembangkanbangunan wihara yang dulunya cumasatu, yang kemudian ditambah denganbaktisala, kuti, dan dapur. Denganpenuh ketulusan, keduanya jugalahyang selalu memasok keperluan wihara,seperti dupa, lilin, minyak, dll.

Sambil tetap melakukanpembinaan dengan berkeliling kedaerah-daerah di Jawa Tengah danJogja, Bhante Sasana Bodhimemutuskan untuk menghabiskanbanyak waktu untuk mengembangkan

Page 48: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

46

Mei2005

Siapa yang tidak kenal dengan Mahendra Kesumah, satu-satunya calonketua umum GMCBP yang sekarang telah menjabat sebagai Ketua Umum GMCBP.Ia lahir dan dibesarkan di Palembang pada tanggal 16 September 1984. Di daerahasalnya, teman kita tinggal di Jl. Dr. M. Isa No. 228, Palembang.

Cowok yang masih kuliah di Teknik Elektro Universitas Gadjah Madasemester enam ini pernah menjabat sebagai Sekretaris Ikatan

Pembina Gelanggang Anak-anak Buddhis Indonesia (IPGABI),Dewan Perwakilan Daerah Sumatera Selatan. Sampai di Jogja, iatetap aktif di organisasi Buddhis, terutama di Kamadhis UGM. Ia

pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Dharma dan Pendidikan(periode 2004-2004), hingga akhirnya menjabat sebagai Ketua Umum

Kamadhis UGM (periode 2004-2005),Kegiatan-kegiatan kepanitiaanjuga pernah dilakoninya sejak masih di Persaudaraan Pemuda Buddhis

Dharmakirti hingga GMCBP dan Kamadhis UGM.Sebagai Ketua Umum GMCBP, ia memiliki visi menjadikan GMCBP

s e b a g a i tempat penyebaran Buddha Dharma di Indonesia.Visinya ini didukung oleh alasan karena kebanyakanmuda-mudi GMCBP adalah mahasiswa yang setelahmenyelesaikan studinya, akan meninggalkan Jogja (baik

ke daerah asalnya maupun ke daerah lain), dan merekadapat mengembangkan Buddha Dharma di daerah dimana

mereka berada sehingga Buddha Dharma tersebar luas.

wihara tersebut. Usaha yang telah dilakukan antara lain penyelenggaraanperingatan hari-hari suci yang antara lain telah berhasil dilaksanakan, yaituUlambana, Kathina, dan Magha Puja di tahun 2004 dan awal 2005. Selain itu,areal lahan yang cukup luas juga didayagunakan dengan penanaman pohon-pohon, tanaman hias, dan yang terakhir adalah penanaman cabe rawit. Besarharapan Ibu Kawi agar umat Buddha di daerah Gunung Kidul dapat bertambah,baik dalam hal kuantitas dan kualitas.

Kini dalam usia yang sudah cukup tua, setiap bangun pagi, Ibu Kawimerasa besok pagi mau ‘pulang’, sehingga hari ini sebisa mungkin tidak berbuatjahat dan menambah kebajikan. Almarhum Bhante Jinaphalo pernah meramalkanbahwa di dalam keluarga Ibu Kawi akan banyak Buddhisnya, tapi waktunya masihsangat jauh sekali, seperti ‘sungai yang tak bertepi’.[Joly]

Mahendra Kesumah

Page 49: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

Menjadikan GMCBP sebagai ladang untuk belajar dan praktek dharmamerupakan misi utama dari Ketua Umum kita kali ini. Ia berpendapat bahwabelajar dharma adalah hal pertama, kemudian baru praktek sehingga kita dapatmemperoleh hasil dari praktek dharma. Ia tidak begitu setuju dengan pendapatkebanyakan orang bahwa kita tidak perlu banyak-banyak belajar teori-teoridharma, yang penting berbuat baik itu sudah cukup; karena baginya hal itukurang baik. Kita harus belajar dahulu apakah yang kita lakukan betul-betul halyang baik dan benar, dan bagaimana kita yakin yang kita lakukan itu betul-betulbaik sesuai Buddha Dharma. Teman kita ini memang senang belajar dharma, jadikalau ada yang ingin bertukar pendapat tentang dharam atau sekedar inginmengenal pribadinya lebih jauh, ia dapat dihubungi di Jl. Pogung Dalangan SIAXVI/XI/8 Jogja.

Cowok yang kesehariannya selalu terlihat bersemangat ini memiliki usahayang mulia, yaitu mengajak muda-mudi GMCBP untuk belajar dharma, sehinggakita dapat mengetahui bagaimana praktek dharma yang benar. Ada bermacam-macam cara yang dapat dilakukan, antara lain dengan diskusi, ceramah, seminar,dsb. Ia juga menginginkan semangat dan kebersamaan di dalam GMCBP, sehinggaGMCBP dapat menjadi organisasi kepemudaan Buddhis yang sesungguhnya.Demikianlah cita-citanya yang mulia. Semoga apa yang ia cita-citakan dapatterlaksana, tentunya dengan dukungan dari teman-teman pengurus dan anggotaGMCBP. [Jenny]

47

PPPPPengeluaran :engeluaran :engeluaran :engeluaran :engeluaran :Biaya Adm Tabungan Rp 19.893Biaya Beasiswa Rp 7.937.500Biaya Lain-lain Rp 129.100 +

Total Pengeluaran Rp 8.086.493

Saldo AkhirSaldo AkhirSaldo AkhirSaldo AkhirSaldo Akhir Rp 5.486.676

Jumlah Anak Asuh Kalyana PutraJumlah Anak Asuh Kalyana PutraJumlah Anak Asuh Kalyana PutraJumlah Anak Asuh Kalyana PutraJumlah Anak Asuh Kalyana PutraPanggang : 29 orangSemin : 8 orangAmpel : 15 orang

Saldo ASaldo ASaldo ASaldo ASaldo Awalwalwalwalwal Rp 8.279.628

PPPPPemasukan :emasukan :emasukan :emasukan :emasukan :Dana dari Donatur Rp 1.000.000Pendapatan Bunga Rp 45.651Pendapatan Baksos Rp 247.335Pendapatan Parcel Buah Rp 4.000.555 +

Total Pendapatan Rp 5.293.541

Laporan Keuangan Program Beasiswa Kalyana PutraLaporan Keuangan Program Beasiswa Kalyana PutraLaporan Keuangan Program Beasiswa Kalyana PutraLaporan Keuangan Program Beasiswa Kalyana PutraLaporan Keuangan Program Beasiswa Kalyana Putra( F( F( F( F( Febrebrebrebrebruari 2005 – April 2005 )uari 2005 – April 2005 )uari 2005 – April 2005 )uari 2005 – April 2005 )uari 2005 – April 2005 )

Bila anda ingin berdana,dapat mengirimkan wesel ke alamat:

Pengurus Kalyana PutraVihara Buddha Prabha

Jl. Brigdjen Katamso No.3Yogyakarta 55121

Atau dana Anda dapat ditransfer ke rekening BCAAtas nama : Devi Natalia / Tonny S

No rekening : 4560601986

Page 50: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

kalyana putra

Mei 2005

Pada hari Kamis, tanggal 14 April 2005, bertempat di bhaktisala atas Vihara BuddhaPrabha, digelar acara pelantikkan pengurus baru Kalyana Putra, dengan ketua baru Sdri. SriLinda Sartika. Para pengurus ini dilantik oleh Ketua Sekber PMVBI DIY, Sdr. Rudyanto Momodengan disaksikan oleh Ketua Kalyana Putra yang dahulu, Sdr. Abun Sandi. Sdri. Lindaadalah mantan sekretaris KP pada waktu kepengurusan Sdr. Abun Sandi, yang sekarangkuliah di Universitas Atma Jaya Yogyakarta jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2003.Kepengurusan kali ini memiliki fokus untuk dapat menigkatkan kualitas pendidikan kepadaanak-anak KP di daerah Panggang. Selain itu, kepengurusan ini juga berkeinginan untukmenambah anak asuh di daerah-daerah lainnya di Provinsi DIY.

Tidak lama setelah dilantik, kepengurusan baru ini sudah mulai bekerja antara lainkunjungan rutin untuk pertama kalinya pada hari Minggu tanggal 23 April 2005, dan yangkedua pada Minggu, 8 Mei. Dalam dua kali kunjungan ini, sudah mulai dilaksanakan upaya-upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan murid-murid sekolah, antara lain denganmencari bahan-bahan untuk mengajar anak-anak tersebut. Selain itu juga membuatkurikulum pengajaran dan soal-soal yang diberikan kepada anak-anak tersebut. Diharapkandengan demikian, kunjungan rutin setiap 3 minggu sekali ini dapat lebih efektif danbermanfaat.

Dalam waktu dekat ini, pengurus KP ini berencana untuk melakukan usahapencarian dana melalui pembukaan stan serta promosi KP melalui pembagian VCD gratispada saat Waisak di Candi Sewu nanti . Selain itu, kepengurusan ini juga akan memberikankesempatan kepada para donatur yang hendak menjadi orang tua asuh dengan caramemberikan informasi anak-anak di desa-desa yang membutuhkan bantuan para donatur.Penawaran ini akan dilaksanakan dalam bentuk sistem per paket, dengan perincian sebagaiberikut: anak SD Rp. 50.000, anak SMP Rp. 100.000, SMU Rp.150.000 dan SMK Rp150.000per bulan. Bagi yang berminat dapat langsung menghubungi para pengurus yang tercantumdi bawah ini:

Sri Linda Sartika 0813 2836 2422Linda Melani 0852 2823 7379Liany 0813 2879 4522

Susunan PSusunan PSusunan PSusunan PSusunan Pengurengurengurengurengurus Lengkapus Lengkapus Lengkapus Lengkapus LengkapProgram Beasiswa Kalyana Putra periode 2005-2006Program Beasiswa Kalyana Putra periode 2005-2006Program Beasiswa Kalyana Putra periode 2005-2006Program Beasiswa Kalyana Putra periode 2005-2006Program Beasiswa Kalyana Putra periode 2005-2006Ketua Umum : Sri Linda SartikaSekretaris : LianyBendahara Umum : Linda MeilaniBendahara Tabsos : Erik WardiKabid Operasional : Tomy Indra

Staf : ParjiantoKabid Pendidikan : Metta

Staf : Abun Sandi, Benny, Julifin, Budi Salim, Renni Herlina

Page 51: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

49

Menuju berakhirnya kepengurusan Generasi Muda CetiyaBuddha Prabha (GMCBP) XXI periode 2004-2005 diadakan serangkaiankegiatan hingga terbentuknya kepengurusan yang baru. Rangkaiankegiatan tersebut adalah Pemilihan Ketua Umum GMCBP ke-22,Perlombaan dan Seminar dalam rangka HUT GMCBP, Perayaan HUTGMCBP, dan Rapat Anggota dalam rangka mendengar laporanpertanggungjawaban Ketua Umum GMCBP ke-21 dan Tim PemilihanKetua Umum (TPKU) serta serah terima jabatan.

Pada hari Minggu, 3 April 2005, seharusnya adalah momenuntuk kampanye lisan dan pemilihan Ketua Umum GMCBP, namunkarena hanya ada calon tunggal, yaitu Sdr. Mahendra, maka tidakperlu diadakan lagi pemilihan Ketua Umum, sehingga Sdr. Mahendrasecara otomatis langsung terpilih menjadi Ketua Umum GMCBPperiode 22 dan beberapa hari sebelumnya, kampanye tertulis hanyadiisi oleh calon tunggal tersebut.

Dalam rangka HUT GMCBP ke-21, panitia mengadakanserangkaian acara untuk menyambutnya. Pada hari Minggu tanggal3 April 2005 diadakan perlombaan yaitu, lomba pukul air denganmata tertutup, lomba makan bakso pedas, dan lomba pergi ke pesta.Kegiatan ini dengan antusias diikuti oleh para anggota dan pengurusGMCBP. Selain itu, juga diadakan perlombaan Voli dan basket. Seminardengan tema “Mencari Permata Dharma melalui Organisasi Buddhis”juga diadakan untuk menyambut HUT GMCBP ke-21. Seminar yangdiadakan tanggal 10 April 2005 ini dibagi menjadi 2 sesi. Sesi pertamadiisi oleh anggota Sangha, Bhante Sasana Bodhi dan sesi kedua diisioleh alumni GMCBP, Amin Untario. Setelah seminar selesai, diadakanperayaan HUT GMCBP yang diisi oleh berbagai acara, antara laintarian pembuka, nyanyian bersama oleh panitia, kuis, sertapenyerahan hadiah kepada pemenang lomba.

Rapat anggota yang direncanakan diadakan tanggal 1 Mei2005 batal karena anggota yang hadir tidak memenuhi kuorum dandiganti tanggal 8 Mei 2005. Laporan pertanggung-jawaban yangdisampaikan Ketua Umum GMCBP ke-21, Rudyanto diterima secaramufakat oleh para anggota. Demikian pula, laporanpertanggungjawaban TPKU diterima para anggota, yang sebelumnyasempat dipertanyakan kinerja TPKU yang cuma menghasilkan 1 orangcalon. Rapat anggota diakhiri dengan serah terima jabatan dariRudyanto kepada Mahendra Kesuma. Selamat mengemban tugasDharma yang mulia![red.]

liputan eksklusif

Page 52: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

berita

Mei 2005

Many peoplecome here for manyreasons. Most ofwhom I know cometo study, and usuallyare recommended oreven supported. Iwas notr e c o m m e n d e d ,much less supported,yet I came. Therewas a great impulse,a huge unbearable

desire to walk out from the place where one is born and raised. A blind impulsethat would later become so clear and bright by what I later find out here, as if Ihave been searching for something unknown for so long and suddenly everythingis diamond clear. Like a wanderer determined to walk through the thick blackjungle, yet somehow is sure that there is a destination somewhere sometime,waiting for the elements to meet with each other. Even though sometimes therewill be some unsuspected turbulences, but the impulse is forceful.

A great force can lead someone to the places and times she didn’t evendreamed of before, yet the places and the moment felt like something she hasknown all the time. At one point, the wanderer arrived at a certain site insidethe jungle. At the beginning it felt a little awkward and strange to learn abouteducation, but it turned out to be quite challenging and useful.

While studying, one can also learn a lot from the environment. Theatmosphere in this new environment in some aspects is totally different with theone back home. The culture is rich, the people are friendly and the life is more orless peaceful in general. People don’t rush in everything, especially the thingsthat are commonly believed to bring happiness yet they will only lead tounsatisfactory. Besides environment, books have long accepted to be the sourceof great insights. Therefore, one needs to stop by at books, to have a look at thewide world beyond all boundaries. Among the massive references available,books of true knowledge should be given more investments.

A Wanderer, are You?english corner

Page 53: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

51

There were times when I was beginning to get involved in the communityinside the jungle. I started out like everybody else. I wanted to see and try newthings, and in order to do that one should open the heart big enough. By then,things started to come and events started to happen, leaving scratches of notes,like making a book. Just like pushing a button and everything runs automaticallyand so the books start to get printed. Of course you don’t count everything on themachine and this is when you pour your heart into it.

Making books is like serving a forth coming guest. We must honor theguest for he will come soon and not serving him will be disgraceful. But in servingguests, we couldn’t possibly satisfy all sides for we will lose ourselves in trying todo that. We could try to give all the best we have but you don’t need to push sohard as to satisfy everybody because it is not the main question in making books.

When someone opens the heart, one can surely meet many people and goto many places. The bigger the heart the more people and places to be hold, forit will train the heart to be unlimited. By having an unlimited heart, one needsnot to be afraid to walk a long journey into the thick and wild jungle. By the timethe heart can hold the entire jungle, the wanderer is not even a wandereranymore.[Joly]

51

Page 54: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

Mei 2005

PPPPPelatihan Jurelatihan Jurelatihan Jurelatihan Jurelatihan Jurnalistik Nasionalnalistik Nasionalnalistik Nasionalnalistik Nasionalnalistik Nasional‘Mengasah Wawasan Jurnalistik DiLingkungan Buddhis’, itulah tema yangdiangkat pada pelatihan jurnalistik nasionalyang diadakan oleh Ikatan Pengelola MediaKomunikasi Buddhis (IPMKBI) Sekber PMVBIdi Vihara Ekayana Grha, Jakarta pada tanggal11-13 April 2005. Pelatihan ini diikuti oleh 27peserta dari 8 provinsi, yaitu D.I.Yogyakarta,Jakarta, Jateng, Jabar, Bali, Sumbar, danLampung. Kegiatan ini dibuka langsung secararesmi oleh Sangha Agung Indonesia yangdiwakili oleh Biksu Sumanggalo. Pada acarapembukaan, Sekjend Sekber PMVBI, HendwiWijaya tidak dapat hadir karena menghadiriRakernas MBI. Beliau diwakili oleh WasekjendI, Yadi. Pelatihan ini diisi oleh para pakar

jurnalistik, yaitu Marga Singgih, Hery Soba-wartawan Suara Pembaharuan, Iwan Ong danVincentyas-wartawan Kompas. Pelatihan ini lebih banyak dibagi pengalaman pribadi daripembicara tentang profesinya. Sebelum sesi terakhir, para peserta disuruh membuat beritadengan terjun langsung ke Pasar Kopro untuk melakukan wawancara guna mempraktekkanteknik peliputan berita. Pada akhir kegiatan ini, peserta disuruh membuat buletin yangberisi tentang berita kegiatan ini, artikel dharma, artikel media komunikasi, dan liputankhusus ke Museum Gajah. Sebenarnya kunjungan ke Museum Gajah tersebut merupakanpengganti dari batalnya kunjungan ke Kompas karena waktu pelaksanaan kegiatan inibertepatan dengan hari libur. Hanya sedikit teori menulis yang dapat diperoleh dari pelatihanini, apalagi teori editing dan layout yang sebenarnya sangat diharapkan peserta dapatdipelajari melalui pelatihan ini. Hal ini terlihat sekali sewaktu penyusunan buletin masing-masing kelompok. ‘Oleh karena itu, sangat diharapkan pada pelatihan berikutnya lebihbanyak ilmu jurnalistik yang dapat diperoleh,’ kata salah seorang peserta. [red.]

DharDharDharDharDharmayatra ke Candi-mayatra ke Candi-mayatra ke Candi-mayatra ke Candi-mayatra ke Candi-Candi Buddhis di Jogja bersama BhikkhuCandi Buddhis di Jogja bersama BhikkhuCandi Buddhis di Jogja bersama BhikkhuCandi Buddhis di Jogja bersama BhikkhuCandi Buddhis di Jogja bersama BhikkhuSasana Bodhi,Sasana Bodhi,Sasana Bodhi,Sasana Bodhi,Sasana Bodhi,

Bidang Vidyaka GMCBP kembali melaksanakan program kerja yaitu menggelaracara dharmayatra sehari ke candi-candi Buddhis yang berada di Provinsi Daerah IstimewaYogyakarta. Acara ini dilaksanakan bertepatan dengan hari Minggu, tanggal 20 Maret2005, yang dibimbing langsung oleh Pembina Sangha Agung Indonesia (Sagin) Sub WilayahProvinsi DIY, yaitu YM. Bhikkhu Sasana Bodhi. Dharmayatra kali ini meliputi 7 candi yaituCandi Sari, Candi Sewu, Candi Lumbung, Candi Bubrah, Candi Plaosan, Candi Ratu Bokodan Candi Kalasan.

Latihan Teknik Peliputan—Peserta sedangmewawancarai pedagang VCD di Pasar Kopro untukbelajar membuat liputan berita (13/04/05).

berita

Page 55: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

53

Kegiatan ini diikuti oleh 35 orang peserta, sebagian besarpengurus dan anggota GMCBP, dan selebihnya adalah paraumat yang biasa mengunjungi Vihara Buddha Prabha.Kegiatan ini sekaligus dalam rangka memperingati HariUlang Tahun (HUT) GMCBP yang jatuh pada tanggal 8April. [Irwan]

Retret “Kelahiran Manusia yang Berharga”Retret “Kelahiran Manusia yang Berharga”Retret “Kelahiran Manusia yang Berharga”Retret “Kelahiran Manusia yang Berharga”Retret “Kelahiran Manusia yang Berharga”Bersama Suhu Bhadra Ruci di Kaliurang, 24-Bersama Suhu Bhadra Ruci di Kaliurang, 24-Bersama Suhu Bhadra Ruci di Kaliurang, 24-Bersama Suhu Bhadra Ruci di Kaliurang, 24-Bersama Suhu Bhadra Ruci di Kaliurang, 24-27 Maret 200527 Maret 200527 Maret 200527 Maret 200527 Maret 2005Pada tanggal 24-27 Maret 2005 bertempat di WismaSejahtera 3 Kaliurang, Yogyakarta diadakan retret Buddhisdengan topik “Kelahiran Manusia yang Berharga”. Retretini dibimbing oleh Suhu Bhadra Ruci. Selama kurang lebih4 hari 3 malam, sebanyak 79 orang peserta mengikutiteaching yang diselingi dengan meditasi/perenungan.Teaching dari Suhu Bhadra Ruci baru dilakukan pada harikedua dan ketiga (25-26 Maret) yang kemudian diakhiridengan meditasi untuk merenungkan makna darikemuliaan kelahiran sebagai manusia. Pada hari terakhir,

Suhu melakukan review dari hasil teachingsebelumnya dan melakukan diskusi denganpara peserta yang banyak bertanya tentangkarma. Gaya mengajar yang begitu unikdan interaktif dari Suhu ternyatamengundang rasa penasaran dari parapeserta yang hampir semuanyamahasiswa, sehingga selama teachingsejak awal hingga selesai selalu saja adapertanyaan yang ingin diajukan, meskipunada pertanyaan yang tidak ada kaitannyadengan topik retret ini. Selama teaching,Suhu juga mengingatkan para pesertaakan pentingnya bersikap dewasa, yaitujika ada suatu kasus atau masalah kitaseharusnya berpikir dengan menggunakanlogika untuk kemudian dianalisis danbukan hanya berdasarkan emosi ataukepercayaan semata.[Hendri]

Memberikan Ceramah—Suhu Badraruci sedangmemberikan teaching Kelahiran Manusia yang Berharg apada retreat di Wisma Sejahtera 3, Kaliurang (26/03/05).

Memberikan Penjelasan—BhanteSasana Bodhi sedang menjelaskanfungsi Candi Sari kepada para pesertadharmayatra (10/03/05).

Mei 2005

Page 56: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

berita

Mei 2005

PPPPPeringatan HUT Keringatan HUT Keringatan HUT Keringatan HUT Keringatan HUT Kongco Hiang Thian Siang Tongco Hiang Thian Siang Tongco Hiang Thian Siang Tongco Hiang Thian Siang Tongco Hiang Thian Siang TeeeeeeeeeeDalam rangka HUT Kongco Hiang Thian Siang Tee(Dewa Utara) yang jatuh pada tanggal 10 April2005, Kelenteng Hian Thian Siang Teemengundang sejumlah besar kelenteng-kelentengyang ada yang ada di pulau Jawa untuk turutmemperingati ulang tahun dewa utara tersebut.Kelenteng Hian Thian Siang Tee yang berada dijalan Gang Pinggir no.4, Welahan, Jepara inimerupakan pusatnya dewa utara. Kegiatan inidiadakan setiap tahunnya. Dalam kesempatan ini,Vihara Buddha Prabha (Kelenteng Gondomanan—red.) turut diundang untuk mengikuti rangkaianacara peringatan HUT dewa tersebut. Setiaprombongan kelenteng membawa patung dewanyamasing-masing yang diletakkan di atas tandu dandiiringi oleh Samsi. Rombongan Vihara Buddha

Prabha berangkat pada tanggal 8 April dengan melakukan serangkaian upacarasebelumnya. Keesokkannya, 9 April, setiap rombongan melakukan upacara sembahyangdan kemudian melakukan arak-arakan membawa patung dewanya masing-masing dengantandu mengelilingi jalan-jalan kecil di sekitar Kelenteng Hian Thian Siang Tee danmeletakkannya di Kelenteng Hok Tek Ceng Sin. Kegiatan ini dihadiri oleh ribuan umat yangdengan begitu antusias mengikuti peringatan ini. Mereka merupakan para penganutkepercayaan tradisi yang begitu kuat.. Mereka berebut untuk menyetuh patung dewa tersebutkarena menurut mereka hal tersebut akan membawa berkah dan rejeki.[red.]

PPPPPenanaman Sejuta Penanaman Sejuta Penanaman Sejuta Penanaman Sejuta Penanaman Sejuta Pohon oleh Yohon oleh Yohon oleh Yohon oleh Yohon oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia diayasan Buddha Tzu Chi Indonesia diayasan Buddha Tzu Chi Indonesia diayasan Buddha Tzu Chi Indonesia diayasan Buddha Tzu Chi Indonesia diD.I. YD.I. YD.I. YD.I. YD.I. Yogyakarogyakarogyakarogyakarogyakartatatatata

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia melaluiKordinator Wilayahnya di Yogyakarta yangdipimpin oleh Bpk. Frananto Hidayatmelaksanakan program Penanaman Sejuta Pohondi Yogyakarta. Uji coba pertama dilaksanakan diVihara Jina Dharma Sradha, Siraman, Wonosariyang langsung memberikan bibit kepada BhikkhuSasana Bodhi. Selain itu, bibit juga disebar didaerah Panggang, Gunung Kidul, dan Kaliurangmelalui beberapa kali persebaran, di mana Bpk.Frananto beserta keluarga dan simpatisan

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia langsung turun ke lapangan untuk menanam bibit-bibittersebut.[red]

Menyerahkan Patung Kong Co— Patung KongCo Kelenteng Gondomanan diserahkan untukdibawa ke Welahan (08/03/05).

Page 57: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

Mei 2005

Pada tanggal 27 Febnruari 2005, Dharma Prabhamengadakan pemilihan pemimpin redaksi yang baru. Acaraini diawali dengan presentasi yang bertujuan menarik calonredaksi baru. Sayangnya tidak banyak yang hadir padakebaktian Minggu pada saat itu, sehingga presentasi belumdapat menjangkau target audience yang diharapkan.

Acara kemudian dilanjutkan dengan pengajuan calonpemimpin redaksi, yaitu Julifin yang kemudian diterimasemua pihak. Sebelum diterima, para redaksi lama sempatmengajukan beberapa pertanyaan kepada calon pemimpinredaksi yang baru ini.

Julifin telah ikut berkarya di Dharma Prabha sebagaieditor selama 7 edisi terakhir dari Agustus 2003 hinggaFebruari 2005 bersama pemimpin redaksi yang lama. Padasesi terakhir, Julifin juga meminta kesediaan beberaparedaksi lama untuk tetap membantunya, ditambah denganbeberapa muka baru yang mewarnai kepengurusan ini.Selain itu, redaksi juga berkesempatan memberikanpenghargaan kepada beberapa senior yang selama ini selalumendampingi redaksi, antara lain Melia Angelita Jaya, Lim,Yanto Masyap, dan Anton.

Pada kesempatan lainnya, sebagai rasa ucapanterima kasih kepada para donatur tetap, pada bulan Maretyang lalu, redaksi Majalah Dharma Prabha telahmengunjungi beberapa donatur, yaitu Dunia Plastik,Genteng Mutiara, Liman, dan Cahaya Timur Offset untukmemberikan piagam penghargaan berupa ucapan terimakasih serta sedikit kenangan-kenangan. Untuk donatur-donatur lainnya, redaksi berencana akan mengunjunginyadalam waktu dekat ini.

Untuk saat ini, redaksi hanya dapat menjangkau paradonatur yang ada di Yogyakarta. Semoga pada kesempatanyang akan datang, redaksi dapat mengunjungi donatur yangada di luar Yogyakarta. Segenap redaksi mengucapkanbanyak terima kasih kepada para donatur yang telah sangatmembantu dalam penyebaran Dharma melalui media cetakini. Kami akan memberikan yang terbaik bagi penyebaranDharma melalui media cetak ini. Semoga kita senantiasaberbahagia di dalam Dharma.[red.]

inside dp

Page 58: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

data donatur

Mei 2005

NamaNamaNamaNamaNama DanaDanaDanaDanaDanaAlm. Hartono B.S, Yk Rp 25,000.00Evy Susanti, Yk Rp 6,000.00Aju, Yk Rp 5,000.00Wismiati, Yk Rp 5,000.00Eddy Susanto, Riau Rp 20,000.00Go Ek Kung, Riau Rp 20,000.00Ibu Kawi, Wonosari Rp 100,000.00Cia Pin, Yk Rp 100,000.00Bu Aris, Yk Rp 20,000.00Toko Listrik Ananta, Yk Rp 100,000.00Liong Soei Tjin Rp 50,000.00NN* Rp 1,215,000.00NN, Yk Rp 178,000.00TYK, Yk Rp 25,000.00Yanmar Diesel, Bgn Batu Rp 100,000.00Usaha Baru, Bgn Batu Rp 100,000.00Mitsubishi Motor, Bgn Batu Rp 100,000.00Andreas. K, Cirebon Rp 50,000.00Erwin, Medan Rp 100,000.00Mei Ling, Lampung Rp 50,000.00Alumni GMCBP Rp 3,000,000.00Suyandi Rp 100,000.00Linda, Jkt Rp 300,000.00Tanti, Jkt Rp 150,000.00Ratnawati, Jkt Rp 150,000.00

Total Rp 6,069,000.00

Laporan KeuanganEdisi 44

NN* adalah gabungan donatur tanpa diketahui identitas donatur.Mohon maaf jika ada kesalahan penulisan nama, alamat, ataupun nama donatur yanglupa tercantum di atas

Rencana AnggaranPengeluaran Edisi 45Biaya administrasi & Pajak Rp 120,000.00Biaya kirim dalam negeri Rp 3,000,000.00Biaya cetak 2000 eksemplar Rp 7,000,000.00Biaya Pengepakan Rp 100,000.00Kamera digital & utilities-nya Rp 3,300,000.00

TTTTTota lota lota lota lota l R pR pR pR pR p13 ,520 ,000 .0013 ,520 ,000 .0013 ,520 ,000 .0013 ,520 ,000 .0013 ,520 ,000 .00

Donatur Edisi 45Saldo ASaldo ASaldo ASaldo ASaldo Awalwalwalwalwal Rp 24,353,323.68

PPPPPendapatan:endapatan:endapatan:endapatan:endapatan:Dana dari Donatur Rp 8,075,000.00Pendapatan Bunga Rp 356,952.77Pendapatan Iklan Rp 960,000.00Total Pendapatan Rp 9,391,952.77

PPPPPengeluaran:engeluaran:engeluaran:engeluaran:engeluaran:Biaya Administrasi

& Pajak Rp 101,390.55Biaya Kirim dalam negeri Rp 2,570,200.00Biaya Cetak Rp 5,000,000.00Biaya Penghargaan

kepada Donatur Rp 550,000.00Biaya Pembuatan

Press Card Rp 44,000.00Biaya Pengepakan Rp 48,250.00Biaya Transportasi

peserta pelatihan Rp 240,000.00Biaya Pengiriman Susulan Rp 113,900.00Total Pengeluaran Rp 8,667,740.55

Dana AkhirDana AkhirDana AkhirDana AkhirDana Akhir Rp 25,077,535.90

Page 59: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

Hari demi hari t’lah kita lalui.....Hari demi hari t’lah kita lalui.....Hari demi hari t’lah kita lalui.....Hari demi hari t’lah kita lalui.....Hari demi hari t’lah kita lalui.....Apa kita sadar yang t’lah dilakukan saat melalui hari-hari itu?Apa kita sadar yang t’lah dilakukan saat melalui hari-hari itu?Apa kita sadar yang t’lah dilakukan saat melalui hari-hari itu?Apa kita sadar yang t’lah dilakukan saat melalui hari-hari itu?Apa kita sadar yang t’lah dilakukan saat melalui hari-hari itu?

Bila sang waktu berlalu,Bila sang waktu berlalu,Bila sang waktu berlalu,Bila sang waktu berlalu,Bila sang waktu berlalu,Apa yang akan terjadi?Apa yang akan terjadi?Apa yang akan terjadi?Apa yang akan terjadi?Apa yang akan terjadi?

Apakah kita akan tahu?Apakah kita akan tahu?Apakah kita akan tahu?Apakah kita akan tahu?Apakah kita akan tahu?

Sejak terlahir sebagai manusiaSejak terlahir sebagai manusiaSejak terlahir sebagai manusiaSejak terlahir sebagai manusiaSejak terlahir sebagai manusiaSeiring waktu berlaluSeiring waktu berlaluSeiring waktu berlaluSeiring waktu berlaluSeiring waktu berlaluKita pun menjadi tuaKita pun menjadi tuaKita pun menjadi tuaKita pun menjadi tuaKita pun menjadi tua

Mendapat sakit adalah hal yang pastiMendapat sakit adalah hal yang pastiMendapat sakit adalah hal yang pastiMendapat sakit adalah hal yang pastiMendapat sakit adalah hal yang pastiDan kematian pun pastiDan kematian pun pastiDan kematian pun pastiDan kematian pun pastiDan kematian pun pasti

LahirLahirLahirLahirLahir. . . . . tua. . . . .sakit . . . . .mati . . . . .. . . . . tua. . . . .sakit . . . . .mati . . . . .. . . . . tua. . . . .sakit . . . . .mati . . . . .. . . . . tua. . . . .sakit . . . . .mati . . . . .. . . . . tua. . . . .sakit . . . . .mati . . . . .Apa ini akan berlangsung terApa ini akan berlangsung terApa ini akan berlangsung terApa ini akan berlangsung terApa ini akan berlangsung terus?us?us?us?us?

Kapan ini berakhir?Kapan ini berakhir?Kapan ini berakhir?Kapan ini berakhir?Kapan ini berakhir?

Kematian adalah pastiKematian adalah pastiKematian adalah pastiKematian adalah pastiKematian adalah pastiNamun kapan kematian itu datang?Namun kapan kematian itu datang?Namun kapan kematian itu datang?Namun kapan kematian itu datang?Namun kapan kematian itu datang?Siapapun tak bisa menghindarinyaSiapapun tak bisa menghindarinyaSiapapun tak bisa menghindarinyaSiapapun tak bisa menghindarinyaSiapapun tak bisa menghindarinya

Di manapun kita beradaDi manapun kita beradaDi manapun kita beradaDi manapun kita beradaDi manapun kita beradaKematian pasti akan datangKematian pasti akan datangKematian pasti akan datangKematian pasti akan datangKematian pasti akan datang

Apa kita sudah siap menghadapinya?Apa kita sudah siap menghadapinya?Apa kita sudah siap menghadapinya?Apa kita sudah siap menghadapinya?Apa kita sudah siap menghadapinya?

Coba renungkan,Coba renungkan,Coba renungkan,Coba renungkan,Coba renungkan,Apa yang telah kita lakukan setiap hari?Apa yang telah kita lakukan setiap hari?Apa yang telah kita lakukan setiap hari?Apa yang telah kita lakukan setiap hari?Apa yang telah kita lakukan setiap hari?

Apakah itu dapat menjauhkan kita dari kematian?Apakah itu dapat menjauhkan kita dari kematian?Apakah itu dapat menjauhkan kita dari kematian?Apakah itu dapat menjauhkan kita dari kematian?Apakah itu dapat menjauhkan kita dari kematian?

Saat ini, bencana terjadi di mana-manaSaat ini, bencana terjadi di mana-manaSaat ini, bencana terjadi di mana-manaSaat ini, bencana terjadi di mana-manaSaat ini, bencana terjadi di mana-manaRatusan, ribuan bahkan puluhan ribu korbanRatusan, ribuan bahkan puluhan ribu korbanRatusan, ribuan bahkan puluhan ribu korbanRatusan, ribuan bahkan puluhan ribu korbanRatusan, ribuan bahkan puluhan ribu korban

Siapa yang bisa menghindarinya?Siapa yang bisa menghindarinya?Siapa yang bisa menghindarinya?Siapa yang bisa menghindarinya?Siapa yang bisa menghindarinya?

TTTTTerlahir sebagai manusia,erlahir sebagai manusia,erlahir sebagai manusia,erlahir sebagai manusia,erlahir sebagai manusia,YYYYYang berang berang berang berang bertemu dengan Dhartemu dengan Dhartemu dengan Dhartemu dengan Dhartemu dengan Dharmamamamama

MerMerMerMerMerupakan suatu kesempatan yang sangat berupakan suatu kesempatan yang sangat berupakan suatu kesempatan yang sangat berupakan suatu kesempatan yang sangat berupakan suatu kesempatan yang sangat berharga bagi kitaharga bagi kitaharga bagi kitaharga bagi kitaharga bagi kitaUntuk membebaskan diri dari samsaraUntuk membebaskan diri dari samsaraUntuk membebaskan diri dari samsaraUntuk membebaskan diri dari samsaraUntuk membebaskan diri dari samsara

Hanya di sini,Hanya di sini,Hanya di sini,Hanya di sini,Hanya di sini,Di alam manusiaDi alam manusiaDi alam manusiaDi alam manusiaDi alam manusia

Bila kita tak memanfaatkan keberBila kita tak memanfaatkan keberBila kita tak memanfaatkan keberBila kita tak memanfaatkan keberBila kita tak memanfaatkan keber untungan iniuntungan iniuntungan iniuntungan iniuntungan iniBagaimana keberBagaimana keberBagaimana keberBagaimana keberBagaimana keber untungan sempuruntungan sempuruntungan sempuruntungan sempuruntungan sempurna itu akan terjadi?na itu akan terjadi?na itu akan terjadi?na itu akan terjadi?na itu akan terjadi?

Oh Manusia,Oh Manusia,Oh Manusia,Oh Manusia,Oh Manusia,SadarilahSadarilahSadarilahSadarilahSadarilah

KKKKKeberebereberebereberuntunganmuuntunganmuuntunganmuuntunganmuuntunganmuOleh : Merita

renungan

Page 60: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

Mei 2005

Kenapa Willi belum sampai-sampai juga ya?Bukankah seharusnya dia sudah lama sampai?Kenapa dia gak menelepon aku? Apakah terjadisesuatu dengan dia? Lalu aku harus bagaimana?Haruskah aku menunggu dalam ketidakpastian?Setelah lama menunggu, akhirnya akumenghidupkan TV dan duduk sendiri. Alangkahkagetnya aku ketika mendengar berita pesawatGaruda yang berangkat dari Surabaya ke Jakartapukul 14.00 mengalami kecelakaan. Bukankah itupesawat yang Willi tumpangi? Ya ampun.....kenapasemua ini harus terjadi?Kulihat nama-nama penumpang satu per satu,ternyata nama Willi ada...... Tanpa terasa air mataku menetes perlahan dan akhirnya akumenangis. Tiba-tiba Mama keluar dari kamar dan menghampiriku. Setelah kuceritakansemuanya, akhirnya Mama menghiburku dan membawa aku ke kamar.“Sudahlah.....jangan menangis lagi. Segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah Anicca.”Itulah kata-kata terakhir dari Mama yang masih kuingat sebelum ia meninggalkanku sendiri.Dalam kesendirianku, aku teringat saat-saat bersama Willi. Aku mengenalnya setahunyang lalu ketika aku melanjutkan studi di Paris. Saat itu aku sedang berada di tamanbunga, melihat bunga-bunga yang indah sambil duduk sendiri.Tiba-tiba ada seorang pria yang menghampiri dan bertanya, “Apakah saat ini anda merasabahagia?”Aku bertanya-tanya dalam hati, sepertinya aku pernah melihat dia tapi di mana ya?Pertanyaannya tidak aku jawab, kemudian dia mengulurkan tangan dan menyebut namanyaWilliam. Akhirnya kami ngobrol berdua sambil berjalan di taman.Tak kusangka ia berpikiran sama denganku. Dia bilang kalau dia pernah melihat aku dandia merasa telah lama mengenal aku. Ternyata hari itu adalah hari pertama dan terakhiraku bertemu dia di Paris. Kami sama-sama tidak menanyakan alamat masing-masing,hanya sekedar ngobrol.Akhirnya waktu berlalu seiring dengan berakhirnya studiku. Aku kembali ke Indonesiatepatnya di Yogyakarta, tempat kelahiranku. Dari Paris menuju Jakarta, saat berada dibandara aku merasa lapar dan pergi meninggalkan bandara untuk makan siang di luar.Ketika berjalan, tanpa sengaja aku menubruk seorang pria dan kami saling berpandangan.“Ternyata kau!” Kata-kata itu begitu saja keluar dari mulutku.

DalamPenantianku...

Oleh : Jenny

cerpen

Page 61: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

Mei 2005

Willi kelihatan senang sekali bertemu dengan aku. Kemudian dia menawari makan siangbersama dengannya. Sejak bertemu dengannya untuk yang kedua kalinya, hubungan kamimenjadi akrab. Willi sering ke Yogya untuk menemuiku.Hari itu adalah hari Sabtu, saat Willi berlibur ke Yogya. Dia minta aku menemaninya jalan-jalan. Akhirnya kami pergi ke Candi Borobudur dan beberapa candi lainnya. Terakhir kamipergi ke Candi Prambanan. Mulanya aku menolak saat Willi memutuskan ke CandiPrambanan, tapi.....aku tidak punya alasan yang kuat untuk menolaknya.“Pasangan pria dan wanita yang berkunjung ke candi ini akan putus di tengah jalan.” Akukaget sekali mendengar Willi berkata begitu, sepertinya dia tahu apa yang aku pikirkan.Tanpa sengaja aku berkata, “Itu kan hanya mitos.” Kami pun tertawa.Ternyata hari itu adalah hari terakhir aku bertemu dengan Willi. Apakah mitos itu benar-benar terjadi? Apakah ini adalah kutukan? Setelah lama mengenang masa lalu akhirnyaaku tertidur. Tiba-tiba aku mendengar suara memanggilku perlahan..... “Tia.....” Betapakaget dan senangnya aku ketika melihatnya.“Willi,.....kaukah itu? Kau tidak apa-apa?” Willi menganggukkan kepalanya. Akhirnya akubangun dari tidurku. “Jangan tinggalkan aku....., aku nggak sanggup lagi berpisah darimu.....”Lalu aku bertanya, “Kenapa kamu bisa selamat dari kecelakaan itu?”Willi berkata dengan perlahan, “Saat di bandara menunggu keberangkatan tiba-tiba Mamameneleponku. Mama minta aku menunda keberangkatan beberapa jam karena Papakuterkena serangan jantung.”Akhirnya aku dan dia langsung menuju ke rumah sakit. Dan dalam perjalanan, tiba-tibaWilli berkata lagi, “Gimana? Kutukannya meleset kan?” Akhirnya kami sama-sama tertawa.

59

Page 62: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya

Beberapa tahun terakhir ini, acara televisi yang mengangkattema horror, mistis, gaib, dunia lain, dan sejenisnya makinbermunculan dengan semakin diminati oleh para penontonyang terlihat dari tingginya rating acara tersebut. Adapendapat yang menyatakan untuk membatasi jam tayangacara tersebut karena isi acara tersebut menggambarkansesuatu yang tidak baik untuk ditonton terutama bagi anak-anak. Acara ini juga ada yang menyajikan berupa “uji nyali”terhadap keberanian seseorang dalam menghadapimakhluk halus.Di samping itu, berbagai bencana alam menimpa negerikita secara terus-menerus. Banyak korban yang meninggalkarena peristiwa tersebut. Bagaimana kita memandangsemua itu?Untuk itu, kami mengangkat tema DUNIA LAINDUNIA LAINDUNIA LAINDUNIA LAINDUNIA LAIN untukedisi 46 akan datang. Edisi ini mengupas bagaimanaperspektif agama Buddha terhadap berbagai tayanganmisteri di televisi, khususnya uji nyali yang melibatkankontak antara manusia dengan makhluk halus. Bagaimanaperspektif agama Buddha terhadap kematian juga akandisajikan secara lengkap.

Edisi

46 Agustus 2005

Dunia Lain

Bagi pembaca yang hendak menjadi donatur dapat langsung ditransfer kerekening BCA 0371566766, setelah itu dapat mengirimkan sms untukpengecekkan kepada bendahara dp Eka (081328033360).

Untuk Pemasangan Iklan dapat menghubungiJoly (0813 2880 8190) dan Julifin (0818 0272 6086).

Kritik dan saran dapat langsung disampaikan melalui sms ke 081802726086

Page 63: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya
Page 64: dari redaksi · dari redaksi Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya. Negeri kita, Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga kaya akan budayanya