nagus
DESCRIPTION
hTRANSCRIPT
III. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
A. fungsi holistik
1. fungsi Biologis
keluarga pasien terdiri dari dua orang yaitu ibu rodiyah dan orang tuanya
yang bernama ibu kopiyah, sedangkah suami dari ibu rodiyah sudah
meninggal lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Keluarga bu rodiyah tidak
mempunyai anak. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi biologi keluarga ini
tidak baik.
2. Fungsi psikologis
Hubungan keluarga ini secara umum kurang. Hal ini bisa terlihat dengan
tidak adanya musyawarah ketika terjadi suatu permasalahan. Selain itu
dengan meninggalnya suami ibu rodiyah juga berpengaruh pada psikologis
ibu rodiyah karena harus menjadi tulang punggung keluarga dan tidak ada
tempat berbagi masalah. Selain itu jarak keluarga yang cukup jauh
(cilacap) juga berpengaruh pada fungsi psikologis keluarga ini,
3. Fungsi social
Secara umum fungsi social keluarga ini cukup baik, hal ini terlihat dengan
adanya kemauan keluarga bu rodiyah untuk ikut kegiatan pengajian dan
arisan rutin yang diadakan dilingkungannya.
4. Fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan
Fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan keluarga ini secara umum
kurang. Hal ini karena bu rodiyah yang bekerja sebagai seorang buruh
harus memenuhi kebutuhan ibu kopiyah juga sehingga dengan penghasilan
yang pas-pasan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka.
B. Fungsi fisiologis
Tujuan penilaian fungsi fisiologis keluarga adalah untuk mengetahui persepsi
anggota keluarga mengenai fungsi keluarga dengan menguji tingkat kepuasan
anggota terhadap keluarganya. Instrumen yang dapat digunakan untuk menilai
fungsi fisiologis keluarga adalah dengan menggunakan metode penilaian APGAR
keluarga. Terdapat lima hal yang dinilai dalam APGAR keluarga yaitu
(prasetyawati,2012):
1. Adaptation (Adaptasi)
Tingkat kepuasan anggota keluarga dalam menerima bantuan yang dibutuhkannya
dari anggota keluarga lainnya.
2. Partnership (Kemitraan)
Tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap komunikasi, urun rembuk dalam
mengambil suatu keputusan dan atau menyelesaikan suatu masalah yang sedang
dihadapi dengan anggota keluarga lainnya.
3. Growth (Pertumbuhan)
Tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kebebasan yang diberikan keluarga
dalam mematangkan pertumbuhan atau kedewasaan setiap anggota keluarga.
4. Affection (Kasih Sayang)
Tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kasih sayang serta interaksi
emosional yang berlangsung dalam keluarga.
5. Resolve (Kebersamaan)
Tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kebersamaan dalam membagi waktu,
kekayaan dan ruang antar anggota keluarga .
Lima hal tersebut dituangkan dalam sistem skoring, jika jawaban anggota
keluarga terhadap pertanyaan adalah sering/selalu maka diberi skor 2, jawaban
kadang-kadang diberi skor 1 dan jawaban tidak pernah diberi skor 0. Dengan
demikian, penilaian terhadap fungsi keluarga bersifat kuantitatif dengan kriteria
sebagai berikut (prasetyawati,2012):
1. Jumlah skor 7-10 disebut highly functional family. Hal ini menunjukkan
bahwa fungsi fisiologis keluarga berjalan dengan baik sehingga dapat dikatakan
keluarga tersebut sehat dan saling mendukung satu sama lain.
2. Jumlah skor 4-6 disebut moderately functional family menunjukkan adanya
beberapa fungsi keluarga yang tidak berjalan dengan baik. Jika sebuah keluarga
berada pada skor ini, maka perlu dilakukan family therapy untuk memperbaiki
fungsi fisiologis keluarga.
3. Jumlah skor 0-3 disebut severely functional family. Hal ini menandakan fungsi
fisiologis suatu keluarga tidak berjalan sebagaimana mestinya. Family therapy
harus segera diakukan pada keluarga yang berada pada skor ini.
Dalam memudahkan penilaian dengan sistem skor tersebut, APGAR keluarga
dituangkan dalam sebuah kuisioner yang terdiri dari 5 pertanyaan pokok dan
ditanyakan pada seluruh anggota keluarga yang mampu untuk menjawab/capable.
Pada keluarga ibu rodiyah dari 2 orang yang tinggal dalam rumah, hanya 1 orang
yang dikatakan capable untuk menjawab kelima pertanyaan APGAR.
Tabel X Skor APGAR keluarga ibu Rodiyah
N
o
A.P.G.A.R Bu Rodiyah terhadap keluarga SERING/
SELALU
(2)
KADANG
-
KADANG
(1)
JARANG/
TIDAK
(0)
1
2
3
4
5
Saya puas bahwa saya dapat kembali
kepada keluarga saya, bila saya
menghadapi masalah.
Saya puas dengan cara-cara keluarga saya
membahas serta membagi masalah dengan
saya.
Saya puas bahwa keluarga saya menerima
dan mendukung keinginan saya
melaksanakan kegiatan dan ataupun arah
hidup yang baru.
Saya puas dengan cara-cara keluarga saya
menyatakan rasa kasih sayang dan
menanggapi emosi
Saya puas dengan cara-cara keluarga saya
membagi waktu bersama
Total point = 3
Total point skor A.P.G.A.R keluarga Bu Rodiyah adalah 3. Hal ini menunjukkan
bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga Bu Rodiyah tidak berjalan
sebagaimana mestinya. Keluarga ini termasuk dalam kriteria severely functional
family dimana setiap anggota keluarga tidak mampu memberikan dukungan satu
sama lain dan perlu segera dilakukan family theraphy.
C. Fungsi genetic
Fugsi genetic adalah suatu fungsi untuk mengetahui apakah ada penyakit
keturunan atau tidak, biasanya fungsi genetic digambarkan dengan genogram
kasmidirodiyah
darmidi kapriyah
semita tirta
darsem w aluji
tarno
w aslan
yantow ati
vindy eka
supriyati dodisetiadi
priyono
sudira
yuni arifan ludi soimah hani
D. Fungsi interaksi
Hubungan interaksi keluarga bu rodiyah tergolong kurang, hal ini bisa terlihat
dengan tidak adanya komunikasi dan adanya musyawarah ketika ada suatu
permasalahan.
IV. IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN
Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan pasien dapat dilihat dari faktor
perilaku dan faktor non perilaku, lingkungan rumah penderita yang dapat mempengaruhi
kesehatan.
A. Faktor perilaku keluarga
Faktor perilaku dapat dinilai dari tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan pasien
maupun keluarganya. Tingkat pengetahuan keluarga dan penderita tentang kesehatan
masih kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan keluarga pasien yang
belum cukup (tamatan SD), tetapi ibu rodiyah sendiri aktif dalam kegiatan sosial disekitar
rumahnya.
Sikap yang dimiliki oleh keluarga ibu rodiyah tentang sakit juga cukup baik, yaitu
mereka setuju bahwa kondisi sakit bisa dipengaruhi oleh perilaku kita sehari-hari, dan
dengan menerapkan pola hidup sehat maka akan terhindar dari sakit.
Tindakan keluarga pasien masih kurang, yaitu tidak langsung membawa anggota
keluarga yang sakit ketempat pelayanan kesehatan (PUSKESMAS) tetapi terlebih
dahulu membeli obat diwarung . Hal ini dapat mengakibatkan penyakit pasein menjadi
tambah parah.
Kebiasaan keluarga ibu Rodiyah yang belum memperhatikan asupan nutrisi yang
adekuat, merupakan salah satu dari faktor predisposisi timbulnya berbagai penyakit.
B. Faktor non perilaku
Faktor nonperilaku dapat dinilai dari lingkungan rumah keluarga, keturunan, dan
pelayanan kesehatan.
1. Lingkungan rumah keluarga Bu Rodiyah
Denah Rumah
Rumah keluarga pasien berlokasi di daerah RT RW Sokaraja lor Kec.Sokaraja
Kab.Banyumas. Kepemilikan rumah keluarga pasien adalah sendiri. Bentuk
bangunan tidak bertingkat. Pencahayaan didalam rumah kurang baik, Rumah Bu
Rodiyah terasa lembab, kebersihan dalam rumah kurang baik, tata letak barang-
barang dalam rumah belum rapi, sumber air untuk minum,mencuci dan masak
menggunakan air dari sumur, terdapat tempat sampah di dapur dan disamping rumah
yang tidak tertutup, tidak terdapat kamar mandi dan tidak memiliki septic tank,
pembuangan langsung ke sungai. Mengenai keadaan rumah, pembahasan disesuaikan
dengan kriteria rumah sehat. Pembahasan tersebut dijabarkan sebagai berikut:
a. Luas bangunan rumah
Luas rumah keluarga pasien adalah 81 m2 jumlah orang dalam satu rumah adalah
sebanyak 2 orang. Perbandingan luas rumah dengan jumlah penghuni adalah 40,5
m2/orang. Syarat rumah sehat adalah memenuhi luas rumah yang optimum yaitu
2,5-3 m2 untuk tiap orang (tiap anggota keluarga) (Notoatmodjo, 2003).
Dapat disimpulkan bahwa perbandingan luas bangunan rumah terhadap jumlah
penghuni rumah keluarga pasien telah memenuhi kriteria rumah sehat.
b. Bahan bangunan
Bahan bangunan merupakan hal yang penting ditinjau guna mewujudkan rumah
sehat. Berikut ini adalah penjabaran dari kondisi bahan bangunan rumah keluarga
pasien :
1) Lantai rumah terbuat dari ubin
2) Dinding rumah terbuat dari papan atau anyaman bambu
3) Atap rumah terbuat dari genteng.
4) Langit-langit tidak ada.
Semua bahan bangunan yang digunakan dalam pembangunan rumah keluarga
pasien belum memenuhi kriteria rumah sehat.
c. Ruangan
Rungan dalam rumah keluarga pasien terdiri dari 3 kamar tidur, satu dapur, satu
ruang keluarga, satu ruang makan, satu ruang tamu. Penjabaran kondisi per
ruangan rumah adalah sebagai berikut:
1) Kamar tidur
Untuk pembagian ruangan rumah, terdapat 3 kamar tidur yang masing-
masing berukuran I. 3 m x 3 m atau 9 m2
II. 3 m x 3 m atau 9 m2
III. 2 m x 2 m atau 4 m2
Pada kamar I dan II terdapat ventilasi pada satu sisi dengan ukuran 1,25 m x 0,5
m , sedangkan pada kamar III tidak terdapat ventilasi. Perbandingan antara luas
kamar tidur dengan ventilasi adalah < 25%.
2) Dapur
Dapur berada didekat kamar mandi, dengan atap yang sedikit tidak
tertutup. memiliki panjang dan lebar masing-masing 3 m dan 2,1 m dengan
luas 6,3 m2 dan terdapat ventilasi pada satu sisi dengan ukuran 1,25 m x 0,51 m
. Perbandingan luas dapur dengan ventilasi adalah <25%.
Keluarga bu rodiyah memasak dengan menggunakan kompor gas, dan
dapur ada saluran pembuangan asap.
Berdasar pada Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal menurut Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor: 829/Menkes/SK/VII/1999, komponen rumah
harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis ruang dapur harus dilengkapi
dengan sarana pembuangan asap .
3) Kamar mandi
Tidak dapat sarana kamar mandi dalam rumah Bu Rodiyah mereka masih MCK
disungai.
4) Ruang Tamu
Merupakan ruangan yang paling depan dan berada dekat pintu utama. Luas
ruangan ini memiliki luas sebesar 7 m dengan ventilasi pada satu sisi dengan
luas 2 m. perbandingan antara luas ruangan dengan ventilasi adalah > 25%.
d. Lingkungan sekitar rumah
Terdapat saluran pembuangan air limbah yang dialirkan melalui got dan kondisi
saluran pembuangan air limbah dalam keadaan mengalir. Diluar rumah tidak
terdapat tempat sampah, jalan di depan rumah memiliki lebar 3 m yang terbuat dari
aspal dan terdapat jalan kecil disebelah depan rumah yang terbuat dari semen.
Terdapat kandang ayam di depan rumah dengan kondisi kurang bersih. Kandang
ayam kurang bersih sehingga menjadi faktor risiko timbulnya kondisi sakit pada
keluarga dan dapat menjadi sumber penularan penyakit.
2. Faktor keturunan
Faktor keturunan atau genetik memiliki pengaruh terhadap kesehatan, walaupun
pengaruhnya tidak begitu besar. Pasien bernama Ibu Rodiyah, 54 tahun merupakan
anak pertama dari 2 bersaudara. Saudara ibu Rodiyah tidak memiliki penyakit
keturunan. Sedangkan Ibunya memiliki riwayat penyakit asam urat. Sedangkan
ayah dan suaminya tidak diketahui riwayat medisnya. Ibu Rodiyah tidak pernah
menderita penyakit berat sebelumnya, ia juga tidak memiliki riwayat hipertensi dan
DM.
3. Pelayanan kesehatan
Keluarga Bu Rodiyah ini menggunakan Jamkesmas sebagai sarana pelayanan
kesehatannya. Selain itu akses ketempat pelayanan kesehatan cukup jauh yaitu sekitar 4
km.
Tabel 4.1. Faktor yang Dapat dan Tidak Dapat Diintervensi
Faktor yang dapat diintervensi Faktor yang tidak dapat diintervensi
Tindakan (perilaku)
a. Penderita
1) Memiliki kebiasaan makan yang
tidak teratur 2x sehari dan jarang
sekali memenuhi criteria
makanan sehat.
2) Ketidakpatuhan penderita untuk
minum obat
b. Keluarga
1) Perilaku keluarga yang kurang
memperhatikan hal-hal yang
menjadi faktor predisposisi
timbulnya penyakit
2) Pengobatan yang tidak adekuat
Keturunan (nonperilaku)
???bingung hahaha
Lingkungan rumah
a. Ventilasi seluruh ruangan < 25% dari
luas lantai dan bahkan ada ruangan
yang tidak memiliki ventilasi
b. Jendela jarang dibuka
c. Adanya kandang ayam kurang bersih
d. Tidak tersedianya tempat sampah
diluar rumah
e. Pencahayaan yang kurang
f. Rumah dalam keadaan lembab
Faktor risiko internal
Aspek faktor risiko internal meliputi (Lestari, 2011):
a. Perilaku individu dan gaya hidup (life style) pasien, kebiasaan yang menunjang
terjadinya penyakit, atau beratnya penyakit
b. Kebiasaan merokok
c. Kebiasaan jajan, kebiasaan makan
d. Kebiasaan individu mengisi waktu dengan perihal yang negatif (dietary habits, tinggi
lemak, tinggi kalori)
Pada kasus :
Ibu rodiyah memiliki kebiasaan melakukan MCK di sungai.
Pengetahuan tentang kesehatan yang masih kurang
Adanya kebiasaan menunda untuk berobat ke puskesmas
Aspek faktor risiko eksternal meliputi (Lestari, 2011):
a. Pemicu biopsikososial keluarga dan lingkungan dalam kehidupan pasien hingga
mengalami penyakit seperti yang ditemukan
b. Dukungan keluarga (family support)
c. Tidak ada bantuan/perhatian/ perawatan/ suami & istri, anak, menantu, cucu atau pelaku
rawat lainnya
d. Perilaku makan keluarga (tak masak sendiri), menu keluarga yang tak sesuai kebutuhan
e. Perilaku tidak menabung / perilaku konsumtif
f. Tidak adanya perencanaan keluarga (tak ada pendidikan anak , tak ada pengarahan
pengembangan karier, tak ada pembatasan jumlah anak )
g. Masalah perilaku keluarga yang tidak sehat
h. Masalah ekonomi yang mempunyai pengaruh terhadap penyakit/masalah kesehatan yang
ada
i. Akses pada pelayanan kesehatan yang mempengaruhi penyakit
(jarak/transportasi/asuransi)
j. Pemicu dari lingkungan fisik (debu, asap rokok)
k. Masalah bangunan dan kepadatan pemukiman yang mempengaruhi penyakit/masalah
kesehatan yang ada
Pada kasus
Dukungan keluarga yang kurang karena bu rodiyah hanya tinggal bersama ibunya.
Kondisi lingkungan yang kotor serta tidak ada tempat sampah.
Kondisi rumah yang lembab dan tidak ada ventilasi.
Tidak adanya sarana kamar mandi dan WC di lingkungan sekitar sehingga bu rodiyah
masih MCK di sungai.
Jarak tempat pelayanan kesehatan yang cukup jauh.
Permasalahan ekonomi dimana ibu rodiyah hanya sbagai buruh sehingga belum bisa
untuk mencukupi kebutuhannya.
Lestari, Anik. 2011. Prinsip-prinsip Kedokteran Keluarga. Surakarta: FK UNS.
Prasetyawati, Arsita Eka. 2012. Kedokteran Keluarga dan Wawasannya. Surakarta: FK
UNS.