muskulo pbl3 fraktur.doc
TRANSCRIPT
-
7/27/2019 Muskulo PBL3 fraktur.doc
1/7
Fraktur
DEFINISI
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang terjadi karena adanya tekanan
pada tulang yang melebihi absorpsi tulang (Black, 1997)
ETIOLOGI
1. Trauma langsung: benturan pada tulang dan mengakibatkan fraktur pada tempat itu
2. Trauma tidak langsung: bilamana titik tumpul benturan dengan terjadinya fraktur
berjauhan
3. Proses penyakit: kanker dan riketsia
4. Compresion force: klien yang melompat dari tempat ketinggian dapat mengakibatkan
fraktur kompresi tulang belakang
5. Muscle (otot): akibat injuri/sakit terjadi regangan otot yang kuat sehingga dapat
menyebabkan fraktur (misal; elektrik shock dan tetani)
KLASIFIKASI
1. Berdasarkan garis fraktur
a. Fraktur komplit
Garis patanya melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua korteks tulang
b. Fraktur inkomplit
Garis patahnya tidak melalui seluruh penampang tulang
- Greenstick fracture: bila menegenai satu korteks dimana korteks tulangnya sebagian masih
utuh juga periosteum akan segera sembuh dan segera mengalami remodeling kebentuk
normal
2. Fraktur menurut jumlah dan garis patah/bentuk/konfigurasi
a. Fraktur comminute: banyak fraktur/fragmen kecil tulang yang terlepas
b. Fraktur segmental: bila garis patah lebih dari satu tetapi tidak berhubungan satu
ujung yang tidak memiliki pembuluh darah menjadi sulit untuk sembuh dan keadaan ini perlu
terapi bedah
c. Fraktur multipel: garis patah lebih dari satu tetapi pada tulang yang berlainan
tempatnya. Seperti fraktur femur, cruris dan vertebra.
-
7/27/2019 Muskulo PBL3 fraktur.doc
2/7
3. Fraktur menurut posisi fragmen
a. Fraktur undisplaced (tidak bergeser): garis patah komplit tetapi kedua fragmen tidak
bergeser, periosteumnya masih utuh.
b. Fraktur displaced (bergeser): terjadi pergeseran fragmen-fragmen fraktur yang
disebut juga dislokasi fragmen.
4. Menurut hubungan antara fragmen dengan dunia luar
a. Fraktur terbuka (open fracture/compoun frakture)
Fraktur terbuka karena integritas kulit robek/terbuka dan ujung tulang menonjol sampai
menembus kulit.
Fraktur terbuka ini dibagi menjadi tiga berdasarkan tingkat keperahan:
- Derajat I: robekan kulit kurang dari 1 cm dengan kerusakan kulit/jaringan minimal.
- Derajat II: luka lebih dari 1 cm, kerusakan jaringan sedang, potensial infeksi lebih besar,
fraktur merobek kulit dan otot.
- Derajat III: kerusakan/robekan lebih dari 6-8 cm dengan kerusakan jaringan otot, sarafdan tendon, kontaminasi sangat besar dan harus segera diatasi
b. Fraktur tertutup (closed fracture/simple fracture)
Frakture tidak kompkleks, integritas kulit masih utuh, tidak ada gambaran tulang yang keluar
dari kulit.
5. Fraktur bentuk fragmen dan hubungan dengan mekanisme trauma
a. Fraktur transversal (melintang), trauma langsung
Garis fraktur tegak lurud, segmen tulang yang patah direposisi/direduksi kembali ketempat
semula, segmen akan stabil dan biasanya mudah dikontrol dengan bidai gips.
b. Fraktur oblique; trauma angulasi
Fraktur yang garis patahnya membentuk sudut terhadap tulang. Fraktur ini tidak stabil dan
sulit diperbaiki.
c. Fraktur spiral; trauma rotasi
Fraktur ini timbul akibat torsi pada ekstrimitas, menimbulkan sedikit kerusakan jaringanlunak dan cenderung cepat sembuh dengan imobilisasi luar.
-
7/27/2019 Muskulo PBL3 fraktur.doc
3/7
d. Fraktur kompresi; trauma axial flexi pada tulang spongiosa
Fraktur terjadi karena ketika dua tulang menumpuk tulang ketiga yang berada diantaranya
seperti satu vertebra dengan dua vertebra lainnya.
e. Fraktur avulsi; taruma akibat tarikan (fraktur patela)
Fraktur memisahkan suatu fragmen tulang tempat insersi tendon atau ligamen.
6. Fraktur patologi
Terjadi pada daerah yang menjadi lemah oleh karena tumor atau prose patologik lainnya.
Patofisiologis
Fraktur paling sering disebabkan oleh trauma. Hantaman yang keras akibat kecelakaan yang
mengenai tulang akan mengakibatkan tulang menjadi patah dan fragmen tulang tidak
beraturan atau terjadi discontinuitas di tulang tersebut.
Pada fraktur tibia dan fibula lebih sering terjadi dibanding fraktur batang tulang panjang
lainnya karena periost yang melapisi tibia agak tipis, terutama pada daerah depan yang hanya
dilapisi kulit sehingga tulang ini mudah patah dan karena berada langsung di bawah kulit
maka sering ditemukan adanya fraktur terbuka.
Manifestasi klinis:
1). Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi.
Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang dirancang untuk
meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.
2). Deformitas dapat disebabkan pergeseran fragmen pada eksremitas. Deformitas dapat di
ketahui dengan membandingkan dengan ekstremitas normal. Ekstremitas tidak dapat
berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot bergantung pada integritas tulang tempat
melengketnya obat.
3). Pemendekan tulang, karena kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah tempatfraktur. Fragmen sering saling melingkupi satu sama lain sampai 2,5 sampai 5,5 cm
4). Krepitasi yaitu pada saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang.
Krepitasi yang teraba akibat gesekan antar fragmen satu dengan lainnya.
5). Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi akibat trauma dan
perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini baru terjadi setelah beberapa jam atau beberapa
hari setelah cedera.
-
7/27/2019 Muskulo PBL3 fraktur.doc
4/7
TAHAP PENYEMBUHAN TULANG
1. Tahap pembentukan hematom
dalam 24 jam pertama mulai terbentuk bekuan darah dan fibrin yang masuk kearea fraktur.
Suplai darah meningkat, terbentuklah hematom yang berkembang menjadi jaringan granulasi
sampai hari kelima.
2. Tahap proliferasi
dalam waktu sekitar 5 hari , hematom akan mengalami organisasi. Terbentuk benang-benang
fibrin dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk revaskularisasi dan invasi fibroblast
dan osteoblast yang akan menhasilkan kolagen dan proteoglikan sebagai matriks kolagen
pada patahan tulang. Terbentuk jaringan ikat fibrus dan tulang rawan.
3. Tahap pembentukan kalus
Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang rawan tumbuh mencapai sisi lain
sampai celah terhubungkan. Fragmen patahan tulang digabungkan dengan jaringan fibrus,
tulang rawan dan tulang serat imatur. Perlu waktu 3-4 minggu agar frakmen tulang
tergabung dalam tulang rawan atau jaringan fibrus
4. Osifikasi
Pembentukan kalus mulai mengalami penulangan dalam 2-3 minggu patah tulang melalauiproses penulangan endokondrial. Mineral terus menerus ditimbun sampai tulang benar-benar
bersatu. Proses ini memerlukan waktu 3-4 bulan.
5. Konsolidasi (6-8 bulan) dan Remodeling (6-12 bulan)
Tahap akhir dari perbaikan patah tulang. Dengan aktifitas osteoblas dan osteoclas, kalus
mengalami pembentukan tulang sesuai aslinya.
PRINSIP-PRINSIP PENATALAKSANAAN
Ada empat konsep dasar yang harus diperhatikan/pertimbangkan pada waktu menanganifraktur:
1. Rekognisi: menyangkut diagnosa fraktur pada tempat kejadian kecelakaan dan
kemudian di rumah sakit.
- Riwayat kecelakaan
- Parah tidaknya luka
- Diskripsi kejadian oleh pasien
- Menentukan kemungkinan tulang yang patah
-
7/27/2019 Muskulo PBL3 fraktur.doc
5/7
- krepitus
2. Reduksi: reposisi fragmen fraktur sedekat mungkin dengan letak normalnya. Reduksi
terbagi menjadi dua yaitu:
- Reduksi tertutup: untuk mensejajarkan tulang secara manual dengan traksi atau gips
- Reduksi terbuka: dengan metode insisi dibuat dan diluruskan melalui pembedahan,
biasanya melalui internal fiksasi dengan alat misalnya; pin, plat yang langsung kedalam
medula tulang.
3. Immobilisasi:Setelah fraktur di reduksi, fragmen tulang harus dimobilisasi untuk
membantu tulang pada posisi yang benar hingga menyambung kembali.
4. Retensi: menyatakan metode-metode yang dilaksanakan untuk mempertahankan
fragmen-fragmen tersebut selama penyembuhan (gips/traksi)
5. Rehabilitasi: langsung dimulai segera dan sudah dilaksanakan bersamaan dengan
pengobatan fraktur karena sering kali pengaruh cidera dan program pengobatan hasilnya
kurang sempurna (latihan gerak dengan kruck).
TINDAKAN PEMBEDAHAN
1. ORIF (OPEN REDUCTION AND INTERNAL FIXATION)
- Insisi dilakukan pada tempat yang mengalami cidera dan diteruskan sepanjang bidang
anatomik menuju tempat yang mengalami fraktur
- Fraktur diperiksa dan diteliti
- Fragmen yang telah mati dilakukan irigasi dari luka
- Fraktur di reposisi agar mendapatkan posisi yang normal kembali
- Saesudah reduksi fragmen-fragmen tulang dipertahankan dengan alat ortopedik berupa;
pin, sekrup, plate, dan paku
Keuntungan:
- Reduksi akurat
- Stabilitas reduksi tinggi
- Pemeriksaan struktu neurovaskuler
- Berkurangnya kebutuhan alat imobilisasi eksternal
- Penyatuan sendi yang berdekatan dengan tulang yang patah menjadi lebih cepat
- Rawat inap lebih singkat
-
7/27/2019 Muskulo PBL3 fraktur.doc
6/7
- Dapat lebih cepat kembali ke pola kehidupan normal
Kerugian
- Kemungkinan terjadi infeksi
- Osteomielitis
2. EKSTERNAL FIKSASI
- Metode alternatif manajemen fraktur dengan fiksasi eksternal, biasanya pada ekstrimitas
dan tidak untuk fraktur lama
- Post eksternal fiksasi, dianjurkan penggunaan gips.
- Setelah reduksi, dilakukan insisi perkutan untuk implantasi pen ke tulang
- Lubang kecil dibuat dari pen metal melewati tulang dan dikuatkan pennya.
- Perawatan 1-2 kali sehari secara khusus, antara lain:
Obsevasi letak pen dan area
Observasi kemerahan, basah dan rembes
Observasi status neurovaskuler distal fraktur
TEST DIAGNOSTIK
- X Ray: menentukan lokasi/luasnya fraktur/trauma
- Scan tulang: menidentifikasi kerusakan jaringan lunak
- Hitung darah lengkap:
Ht: mungkin meningkayt (hemokonsentrasi), menurun (perdarahan bermakna pada sisi
fraktur atau organ jauh dari trauma multiple)
Peningkatan SDP: respon stres normal setelah trauma
- Kreatinin: trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal
- Profil koagulasi: perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah atau cedera hati
KOMPLIKASI
1. Komplikasi awal
- Shock Hipovolemik/traumatik
-
7/27/2019 Muskulo PBL3 fraktur.doc
7/7
Fraktur (ekstrimitas, vertebra, pelvis, femur) perdarahan & kehilangan cairan ekstrasel ke
jaringan yang rusak shock hipovolemi.
- Emboli lemak
- Trombo emboli vena : Berhubungan dengan penurunan aktivitas/kontraksi otot/bedrest
- Infeksi : Fraktur terbuka: kontaminasi infeksi sehingga perlu monitor tanda infeksi dan
terapi antibiotik
2. Komplikasi lambat
- Delayed union
Proses penyembuhan fraktur sangat lambat dari yang diharapkan biasanya lebih dari 4 bulan.
Proses ini berhubungan dengan proses infeksi. Distraksi/tarikan bagian fragmen tulang
- Non union
Proses penyembuhan gagal meskipun sudah diberi pengobatan. Hal ini disebabkan oleh
fobrous union atau pseudoarthrosis
- Mal union : Proses penyembuhan terjadi tetapi tidak memuaskan (ada perubahan
bentuk)
- Nekrosis avaskuler di tulang : Karena suplai darah menurun sehingga menurunkan
fungsi tulang .
Prognosis
Waktu yang diperlukan untuk penyembuhan fraktur tulang sangat bergantung pada lokasi
fraktur juga umur pasien. Rata-rata masa penyembuhan fraktur:
Lokasi Fraktur Masa Penyembuhan Lokasi Fraktur Masa Penyembuhan
1. Pergelangan tangan 3-4 minggu 7. Kaki 3-4 minggu
2. Fibula 4-6 minggu 8. Metatarsal 5-6 minggu
3. Tibia 4-6 minggu 9. Metakarpal 3-4 minggu4. Pergelangan kaki 5-8 minggu 10.Hairline 2-4 minggu
5. Tulang rusuk 4-5 minggu 11. Jari tangan 2-3 minggu
6.Jones fracture 3-5 minggu 12. Jari kaki 2-4 minggu
Rata-rata masa penyembuhan: Anak-anak (3-4 minggu), dewasa (4-6 minggu), lansia (> 8
minggu).