stase muskulo

11
 STA SE MUSKULOSKELETAL A. DAT A REKAM MEDIS 1. Identitas  Nama : I Nyoman Pica Tanggal Lahir : 31/12/1989 (25 tahun) Jeni !elamin : La"i # la"i Pe"er$aan : Ti%a" &e"er$a 'au" umah a"it : 19/*5/2*15 ( *8:51:3+) 2. Catatan Perkembangan Pasien a. T anggal !"ni 2#1$ u,ye" : nyeri (-) .,y e" : a ien mengguna"an " in tra"i 0 ement :an ggu an a"t iit a un gi ona l %an gera" oleh "aren a re orai ra"ur emur 1/3 tengah %etra Planning : o 0n"le uming o Iometri" eercie o 4ee ,reathing - e"ani thora o 'o,iliai %u%u"  Intereni : o 0n"le uming o Iometri" eercie o 4ee ,reathing - e"ani thora o 'o,iliai %u%u" b. Tanggal 12 !"ni 2#1$ Paien orai %. Ta nggal 1$ !"ni 2#1$ u,ye" : nyeri (6) .,y e" : a i en menga la mi "ete r, at a an .' a% a e" tremit a  ,a7ah %etra "arena nyeri

Upload: ni-made-lidia-swandari

Post on 01-Nov-2015

234 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kesehatan

TRANSCRIPT

STASE MUSKULOSKELETAL

A. DATA REKAM MEDIS 1. IdentitasNama: I Nyoman PicaTanggal Lahir: 31/12/1989 (25 tahun)Jenis Kelamin: Laki - lakiPekerjaan: Tidak BekerjaMasuk Rumah Sakit: 19/05/2015 (08:51:37)2. Catatan Perkembangan Pasiena. Tanggal 9 Juni 2015 Subyek: nyeri (+) Obyek: pasien menggunakan skin traksi Assesment:Gangguan aktifitas fungsional dan gerak oleh karena pre oprasi frakur femur 1/3 tengah dextra Planning: Ankle pumping Isometrik exercise Deep breathing + ekspansi thorax Mobilisasi duduk Intervensi: Ankle pumping Isometrik exercise Deep breathing + ekspansi thorax Mobilisasi dudukb. Tanggal 12 Juni 2015 Pasien oprasi c. Tanggal 15 Juni 2015 Subyek: nyeri () Obyek: pasien mengalami keterbatasan ROM pada ekstremitas bawah dextra karena nyeri Assesment:Gangguan aktifitas fungsional dan gerak oleh karena post oprasi frakur femur 1/3 tengah dextra Planning: Mobilisasi dari tidur ke duduk ROM exercise aktif di ankle dan knee Mobilisasi dari duduk ke berdiri Latihan berdiri dengan 2 crutch Latihan jalan two point gait Non Weight Bearing Intervensi: Mobilisasi dari tidur ke duduk ROM exercise aktif di ankle dan knee Mobilisasi dari duduk ke berdiri Latihan berdiri dengan 2 crutch Latihan jalan two point gait Non Weight Bearing EvaluasiPasien sudah mampu berjalan dengan two point gait Non Weight Bearing beberapa langkah.

B. KAJIAN TEORI1. Fraktur Corpus FemurFraktur adalah keadaan dimana hubungan kesatuan jaringan tulang terputus. Tulang mempunyai daya lentur dengan kekuatan yang memadai, apabila trauma melebihi dari daya lentur tersebut maka akan terjadi fraktur, terjadinya fraktur disebabkan karena trauma, stress kronis dan berulang maupun pelunakan tulang yang abnormal. Fraktur ekstremitas bawah adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang terjadi pada ekstremitas bawah yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa. Fraktur corpus femur merupakan fraktur yang terjadi pada bagian corpus dari femur, mekanisme trauma biasanya terjadi karena trauma langsung akibat kecelakaan lalu lintas atau jatuh dari ketinggian.Klasifikasi fraktur:a. Berdasarkan hubungan dengan di sekitar Fraktur tertutup merupakan fraktur yang tidak menyebakan terjadinya kerobekan pada kulit

Fraktur terbuka merupakan fraktur dengan luka pada kulit atau membran mukosa sampai ke bagian fraktur. Fraktur TertutupFraktur Terbuka b. Berdasarkan garis patahan Fraktur Komplet adalah patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalai pergeseran Fraktur Inkomplet adalah patah hanya terjadi pada sebagian garis tengah tulangFraktur KompletFraktur Inkomplet

c. Jumlah Garis Patahan

1. Simple2. Komunitif3. Segmental

d. Arah Garis Patahan

Proses Penyembuahan Pada FrakturPhaseTimeHealing phasePercentage of main actinityFunction

InflammatoryDays10% Debridement of bone Inflammatory reaction and osteoclastic activity Release of growth factor Chemotaxis of blood vessels and bone cells Totally restricted

RepaeativeWeeks to months40% Soft callus Fibrous tissue Cartilage and small amounts of bone Hard callus Woven bone RestrictedImproved

RemodelingYears70% Lamellar bone formation Resorption of exess callus Osteoblastic and osteoclastic activity Revormation of medulary canal Near Normal

Penggunaan Fiksasi pada Fraktur FemurCatsRodPlatePin, Screw or wireExternal fixator

Biomechanics Stress sharing Stress sharingStress shieldingStress sharingStress sharing

Type of bone healing Secondary (callus) Secondary (callus)Primay (no callus) Secondary (callus)Secondary (callus)

Rate of bone healing Fast Fast Slow Fast Fast

Weight bearing Early EarlyLate Delayed Early

2. Problematika Fraktur Corpus Femur3. Intervensi Fisioterapi pada Fraktur Femura. Intervensi Pre Oprasi pada Fraktur Femur 1/3 Tengah Dextrab. Intervensi Post Oprasi pada Fraktur Femur 1/3 Tengah DextraRehabilitasi pasca operasi dimulai pada fase akut, tujuannya agar pasien dapat bergerak secepat mungkin untuk menghindari dan mengurangi efek tirah baring lama. Pasien diajarkan bergerak di bed dengan aman, transfer dan ambulasi secara mandiri dengan pengawasan, latihan nafas dan batuk, kontrol edema ( menggunakan stocking kompresi), proper positioning program latihan ExerciseBerkurangnya joint mobility, ROM, kemampuan otot dan keseimbangan adalah keterbatasan yang paling sering terjadi setelah open reduction dan internal fikasasi dari fraktur hip. Penyembuhan soft tissue biasanya dalam 6 minggu dan penyembuhan tulang dalam 10 sampai 16 minggu.1). Exercise : Fase Proteksi Maksimum Exercise bisa dimulai pada hari pertama setelah operasi untuk mengurangi komplikasi dan memperbaiki kontrol aktivitas fungsional pasien opersasi hip Semua latihan tergantung toleransi pasien Semua latihan untuk menjaga dan meningkatkan ROM pada hip yang dioperasi dan meningkatkan kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah untuk memfasilitasi ambulasi dengan pengawasan Fleksi hip aktif 80 sampai 90 derajat, 2 sampai 4 minggu post operasi Untuk latihan resistance intensitas rendah pada hip yang dioperasi dapat ditunda hingga 4-6 minggu pasca operasi. Namun latihan resistance dari knee dan ankle bisa dilakukan secepatnya Tujuan pemberian latihan post operative adalah: Mencegah komplikasi vascular dan pulmonary Active ankle exercise (pumping exercise) untuk sirkulasi dan mencegah resiko DVTs dan thromboemboli Deep breathing exercise dan airway clearance untuk mencegah komplikasi pulmonal Meningkatkan kekuatan otot ektremitas atas dan bawah yang tidak dioperasi Peningkatan latihan resistance dengan target kelompok otot yang digunakan untuk mobilisasi berdiri dan ambulasi dengan alat bantu Latihan close-chain untuk stimulasi pola gerakan untuk aktivitas Memperbaiki mobilisasi aktif dan kontrol dinamik dari hip dan sendi yang berdekatan Assisted, peningkatan aktif ROM hip dan knee pada posisi terlentang Unassisted SLRs (fleksi, abduksi, ekstensi) posisi berdiri pada kaki sehat dan menyangga untuk keseimbangan Pelvic tilt dan knee-to-chest movements dengan kaki yang tidak dioperasi untuk menceha kekakuan pada punggung pawah Latihan resistance intensitas rendah pada posisi WB dan NWB untuk stabilisasi area fraktur 2). Exercise : Fase Proteksi Sedang dan Minimum Setelah penyembuhan soft tissue dalam 6 minggu atau 8-12 minggu tergantung usia dan keadaan pasien Dalam 6 minggu (kecuali dalam kondisi tertentu) paling tidak PWB atau WB sesuai toleransi sudah diperbolehkan Dalam 8-12 minggu, penggunaan alat bantu ambulasi bisa dihentikan atau paling tidak hanya menggunakan caneTujuan dan latihan yang tepat selama fase rehabilitasi menengah dan lanjutan adalah: Meningkatkan fleksibelitas dari otot yang memendek Heel cord stretching dengan handuk, posisi duduk dengan lutut lurus Hip flkesor stretching pada posisi terlentang (Thomas test position) Stretching hamstring dengan duduk di tepi meja dengan satu kaki ditopang, hip fleksi dan lutut ekstensi Meningkatkan kekuatan dan dayatahan otot ektermitas bawah untuk aktivitas fungsional (ototnya meliputi ankle plantar flexors, hip flexors, dan hamstring) Bilateral CCE, seperti mini squat dan angkat tumit dengan alat bantu untuk medukung keseimbangan dan berat tubuh saat PWB diizinkan Menekuk lutut dan berjalan maju saat weight bearing dengan toleransi diizinkan Open-chain hip and knee exercise , penekanan hip ekstensi dan abduksi untuk ambulasi Task-specific training, seperti naik tangga atau membawa beban ringan sambil ambulasi Meningkatkan stabilitas postural dan keseimbangan berdiri Peningkatan ambul.asi pada berbagai permukaan Meningkatkan kapsitas aerobik atau daya tahan kardiopulmonary Sepeda statik, upper body ergometry, atau berjalan di tread-mill Aktivitas aerobik yang disesuaikan berdasarkan usia, kelompok latihan untuk meningkatkan jarak tempuh dan kecepatan Protokol Fraktur Corpus Femur Minggu 1 Hindari gerakan pasif ROM pada hip dan knee Latihan ROM aktif pada hip dan knee Latihan isometrik pada m.gluteus dan quadriceps Ambulasi dengan alat bantu TTWB / PWB sesuai toleransi Minggu 2-4 Hindari rotasi pada ekstremitas yang fraktur dengan kaki menapak Latihan ROM aktif dan active assistive pada hip dan knee Latihan ROM pasif setelah mendekati 4 minggu Latihan isometrik m.gluteus, hamstring dan quadriceps dengan tungkai lurus Ambulasi dengan alat bantu Minggu 4-6 Hindari rotasi pada ekstremitas yang fraktur dengan kaki menapak Latihan ROM aktif dan pasif pada hip, knee dan ankle Latihan tahanan progresif pada m.gluteus, hamstring dan quadriceps Ambulasi dengan alat bantu Minggu 8-16 Hindari beban torsional pada femur Latihan ROM aktif dan pasif pada hip, knee dan ankle Latihan ROM pasif setelah mendekati 4 minggu Latihan isometrik m.gluteus, hamstring dan quadriceps Latihan isokinetik pada awal minggu 12 WB dengan toleransi Apabila memungkinkan hentikan pemakaian alat bantu