mulai buat hiper.docx
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 MULAI BUAT HIPER.docx
1/11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu keadaan yang menyerupai penyakit hati yang terdapat pada bayi
baru lahir adalah terjadinya hiperbillirubinemia yang merupakan salah satu
kegawatan pada bayi baru lahir karena dapat menjadi penyebab gangguan tumbuh
kembang bayi. Penyakit hemolitik pada bayi baru lahir merupakan penyebab
tersering dari ikterus neonatorum. Namun banyak juga bayi baru lahir menjadi
ikterus tanpa bukti hemolisis dikarenakan belum sempurnanya mekanisme
metabolisme bilirubin.. Salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada bayi berat
lahir rendah adalah ikterus neonatorum. Gejala ini sangat umum terjadi pada bayi
baru lahir antara usia satu sampai tujuh hari. Bahkan ada sekitar 60% pada bayi
yang lahir cukup bulan dan 0% pada bayi yang lahir kurang bulan.
!kterus pada bayi baru lahir dapat merupakan suatu gejala "isiologis# atau
merupakan hal yang patologis. Berbeda dengan dewasa # bayi baru lahir
memproduksi bilirubin dua sampai tiga kali lebih banyak $6 sampai 0mg&kg&'(
jam )s * mg&kg&'(jam+ . Peningkatan produksi ini disebabkan antara lain karena
massa S,- meningkat $hematokrit lebih tinggi+ dan usia eritrosit yang lebih
pendek yaitu 0 sampai /0 hari dibandingkan usia eritrosit dewasa yaitu '0 hari.
iperbilirubinemia indirek milik ibu juga dapat meningkatkan kadar bilirubin
janin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
!kterus neonatorum adalah menguningnya sklera# kulit# atau jaringan lain
akibat penimbunan bilirubin dalam tubuh. 1eadaan ini merupakan tanda penting
1
-
7/25/2019 MULAI BUAT HIPER.docx
2/11
penyakit hati atau kelainan "ungsi hati# saluran empedu dan penyakit darah. Bila
kadar bilirubin darah melebihi ' mg%# maka ikterus akan terlihat. Namun pada
neonatus ikterus masih belum terlihat meskipun kadar bilirubin darah sudah
melampaui 2 mg%. ikterus terjadi karena peninggian kadar bilirubin indirect
$unconjugated+ dan kadar bilirubin direct $conjugated+. Bilirubin indirect akan
mudah melewati darah otak apabila bayi terdapat keadaan berat badan lahir
rendah# hipoksia dan hipoglikemia.
2.2 Macam-Macam Ikter!
. !kterus 3isiologis
!kterus pada neonatus tidak selamanya patologis. !kterus "isiologis adalah
ikterus yang memiliki karakteristik sebagai berikut 4
a. 5imbul pada hari keduaketiga
b. 1adar biluirubin indirek setelah ' 7 '( jam tidak melewati 2 mg% $padaneonatus cukup bulan+ dan 0 mg % $pada neonatus kurang bulan+.
c. 1ecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 2 mg % per hari
d. !kterus hilang pada 0 hari pertama
e. 5idak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologis tertentu
'. !kterus Patologis atau iperbilirubinemia
a. !kterus klinis terjadi pada '( jam pertama kehidupan
b. !kterus berlangsung lebih dari ( hari pada bayi cukup bulan# lebih dari '
hari pada bayi kurang bulan
c. Peningkatan kadar bilirubin serum sebanyak 2mg&d8 atau lebih setiap '(
jam
d. !kterus yang disertai proses hemolisis $inkompatabilitas darah# de"isiensi
G6P,# atau sepsis+
e. !kterus yang disertai oleh4
Berat lahir 9'000 gram
-asa gestasi *6 minggu
:s"iksia# hipoksia# sindrom gawat napas pada neonates $SGNN+
!n"eksi
5rauma lahir pada kepala
ipoglikemia# hiperkarbia
iperosmolaritas darah
2." Kla!i#ika!i Ikter!
. !kterus emolitik
!kterus hemolitik disebabkan oleh lisis $penguraian+ sel darah merah
yang berlebihan. !kterus hemolitik merupakan penyebab prahepatik karena
terjadi akibat "aktor"aktor yang tidak harus berkaitan dengan hati. !kterus
hemolitik dapat terjadi pada destruksi sel darah merah yang berlebihan dan
hati tidak dapat mengkonjugasikan semua bilirubin yang dihasilkan. !kterus ini
dapat dijumpai pada reaksi trans"use# atau lisis sel darah merah akibat
2
-
7/25/2019 MULAI BUAT HIPER.docx
3/11
gangguan hemoglobin# misalnya anemia sel sabit dan talasemia. ,estruksi sel
darah merah karena proses otoimun yang dapat menyebabkan ikterus
semolitik.Pada ikterus hemolitik apapun sebabnya# sebagian bilirubin akan
terkonjugasi $disebut bilirubin bebas atau hiperbilirubinemia indirek+ akan
meningkat.
'. !kterus epatoseluler
Penurunan penyerapan dan konjugasi bilirubin oleh hati terjadi pada
dis"ungsi hepatosis dan disebut ikterus hepatoseluler. ,is"ungsi hati dapat
terjadi apabila hepatosit terin"eksi dan oleh )irus# misalnya pada hepatitis#
apabila sel sel hati rusak akibat kanker atau sirosis. Sebagian kelainan
kongenital juga mempengaruhi kemampuan hati untuk menangani bilirubin#
;batobatan tertentu termasuk hormone steroid# sebagian anti biotic dananestetik halotan juga dapat mengganggu sel hati. :pabila hati tidak dapat
mengkonjugasikan bilirubin# kadar bilirubin terkonjugasi akan meningkat
sehingga timbul ikterus.
*. !kterus ;bstrukti"
Sumbatan terhadap aliran empedu keluar hati atau duktus biliaris disebut
ikterus obstrukti". !kterus obstrukti" dianggap berasal intrahepatik apabila
disebabkan oleh sumbatan aliran empedu melintasi duktus biliaris. ;bstruksi
intra hepatik dapat terjadi apabila duktus biliaris tersumbat oleh batu empedu
atau tumor.
Pada kedua jenis obstruksi tersebut# hati tetap mengkonjugasikan bilirubin#
tetapi bilirubin tidak dapat mencapai usus halus. :kibatnya adalah penurunan
atau tidak adanya ekskresi urobilinogen di tinja sehingga tinja berwarna pekat.
Bilirubin terkonjugasi tersebut masuk ke aliran darah dan sebagian besar di
ekskresikan melalui ginjal sehingga urin berwarna gelap dan berbusa. :pabila
obstruksi tersebut tidak di atasi maka kanalikulus biliaris di hati akhirnya
mengalami kongesti dan rupture sehingga empedu tumpah ke lim"e dan aliran
darah.
2.$ Penilaian ikter! !ecara %engan menggnakan kramer
3
,erajat
!kterus,aerah !kterus Perkiraan 1adar Bilirubin
! 1epala dan leher 2#0 mg%
!! Sampai badan atas $di atas umbilikus+ /#0 mg%
!!! Sampai badan bawah $di bawah
umbilikus+ hingga tungkai atas $di
atas lutut+
#( mg&dl
!< Sampai lengan# tungkai bawah lutut '#( mg&dl
< Sampai telapak tangan dan kaki 6#0 mg&dl
-
7/25/2019 MULAI BUAT HIPER.docx
4/11
2.& Tan%a %an 'e(ala
Gejala secara umum adalah warna kuning $ikterik+ pada kulit# membran
mukosa# dan bagian putih $sklera+ mata terlihat saat kadar bilirubin darah
mencapai sekitar (0 =mol&l.
Gejala hiperbilirubinemia dikelompokkan menjadi 4
. Gejala akut 4 gejala yang dianggap sebagai "ase pertama kernikterus pada
neonatus adalah letargi# tidak mau minum dan hipotoni.
'. Gejala kronik 4 tangisan yang melengking $high pitch cry+ meliputi
hipertonus dan opistonus $bayi yang selamat biasanya menderita gejala sisa
berupa paralysis serebral dengan atetosis# gangguan pendengaran# paralysis
sebagian otot mata dan displasia dentalis+.
2.) E*i%emi+l+gi
Pada sebagian besar neonatus# ikterik akan ditemukan dalam minggu pertama
kehidupannya. ,ikemukan bahwa angka kejadian iketrus terdapat pada 60 % bayi
cukup bulan dan 0 % bayi kurang bulan. !kterus ini pada sebagian penderita
dapat berbentuk "isiologik dan sebagian lagi patologik yang dapat menimbulkan
gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian.
2., Pat+#i!i+l+gi
emoglobin pecah menjadi heme dan globin# globin $protein+ digunakan
kembali oleh tubuh sedangkan heme oleh en>im hemoksigenase # heme dirubah
menjadi bili)eridin yang kemudian dirubah lagi menjadi bilirubin atas pengaruhen>im bilirubin reduktase. Proses tersebut berlangsung dalam jaringan sistem
retikuloendotelial . Bilirubin yang masuk dalam darah akan diikat oleh albumin
dan dibawa ke hati. Bilirubin ini mempunyai daya larut tinggi terhadap lemak dan
kecil sekali terhadap air.# sehingga pada reaksi )an de bergh# >at ini harus
dilarutkan dulu dalam akselerator seperti methanol atau etanol# oleh karena itu
disebut bilirubin indirek. ?at ini sangat toksik terutama untuk otak . Pengikatan
dengan albumin merupakan upaya tubuh untuk menyingkirkan bilirubin indirek
dari tubuh segera. ,aya ikat albuminbilirubin sekitar '2 mg&dl. ;bat seperti asetil
4
-
7/25/2019 MULAI BUAT HIPER.docx
5/11
salisilat # tiroksin dan sul"onamide dapat mengadakan kompetisi terhadap ikatan
bilirubin ini . Bilirubin indirek mudah memasuki hepatosit berkat adanya protein
akseptor sitoplasmik @ dan ? hepatosit. Proses tersebut dihambat oleh anion
organic seperti asam "la)asidik# beberapa bahan kolestogra"ik.
,i dalam hepatosit bilirubin akan diikat oleh asam gluoronat yang berasal dari
asam uridin dis"os"oglukoronat dengan bantuan en>im glukoronil trans"erase.
asil gabungan ini larut dalam air# sehinga disebut bilirubin direk atau bilirubin
terikat $conjugated bilirubin. Bilirubin konjugasi dikeluarka melalui proses yang
tergantung dari energy kedalam sistem bilier. Bilirubin yang diekskresikan ke
dalam usus akan dirubah menjadi sterkobilin. An>im glukoronil trans"erase
diinduksi oleh "enobarbital. 3enobarbital juga menambah protein aksaptor @.
Asterogen dan progestin yang berasal dari ibu dan steroid dapat menghambat
konjugasi bilirubin dalam hati . Bilirubin direk atau bilirubin konjugasi
dikeluarkan melalui membrane kanalikuli ke saluran empeu.;bat seperti
kloprom>in dapat memblokade proses ini # demikian juga adanya bendungan
ekstrahepatal dan kerusakan hati. Bila terjadi blockade # maka bilirubin direk akan
mengalami regurgitasi sehingga kembali dalam plasma. Bilirubin direk ditampung
dalam kantong empedu yang kemudian dikeluarkan kedalam saluran pencernaan .
,i dalam saluran ini biliubin direk akan diredukasi oleh bakteri menjadi
urobilinogen . Sebagian urobilinogen akan diserap usus # masuk kedalam darah
dan selanjutnya akan dikeluarkan oleh ginjal bersama air kemih . Bilirubin direk
sebagian besar diserap oleh ileum terminal secara akti" # sebagian kecil yang tidak
diserap masuk ke dalam kolon # dirusak oleh bakteri usus menjadi bilirubin
indirek. Sebagian dari bilirubin ini diserap secara pasi" oleh kolon. -elalui )ena
porta bilirubin ini memasuki hati dan dikeluarkan lagi ke dalam sistem bilier
$sirkulasi enterohepatik+.2. Diagn+!i!
:namnesis ikterus pada riwayat obstetri sebelumnya sangat membantu dalam
menegakkan diagnosis hiperbilirubinemia pada bayi. 5ermasuk dalam hal ini
anamnesis mengenai riwayat inkompatabilitas darah# riwayat trans"usi tukar atau
terapi sinar pada bayi sebelumnya. ,isamping itu "aktor risiko kehamilan dan
persalinan juga berperan dalam diagnosis dini ikterus&hiperbilirubinemia pada
bayi. 3aktor risiko tersebut antara lain adalah kehamilan dengan komplikasi#
persalinan dengan tindakan&komplikasi# obat yang diberikan pada ibu selama
5
-
7/25/2019 MULAI BUAT HIPER.docx
6/11
hamil&persalinan# kehamilan dengan diabetes melitus# gawat janin# malnutrisi
intrauterin# in"eksi intranatal# dan lainlain.
Secara klinis ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau
beberapa hari kemudian. !kterus yang tampak pun sangat tergantung kepada
penyebab ikterus itu sendiri. Pada bayi dengan peninggian bilirubin indirek# kulit
tampak berwarna kuning terang sampai jingga# sedangkan pada penderita dengan
gangguan obstruksi empedu warna kuning kulit terlihat agak kehijauan. Perbedaan
ini dapat terlihat pada penderita ikterus berat# tetapi hal ini kadangkadang sulit
dipastikan secara klinis karena sangat dipengaruhi warna kulit. Penilaian akan
lebih sulit lagi apabila penderita sedang mendapatkan terapi sinar. Selain kuning#
penderita sering hanya memperlihatkan gejala minimal misalnya tampak lemah
dan na"su minum berkurang. 1eadaan lain yang mungkin menyertai ikterus adalah
anemia# petekie# pembesaran lien dan hepar# perdarahan tertutup# gangguan na"as#
gangguan sirkulasi# atau gangguan syara". 1eadaan tadi biasanya ditemukan pada
ikterus berat atau hiperbilirubinemia berat.
aktu timbulnya ikterus mempunyai arti yang penting pula dalam diagnosis
dan penatalaksanaan penderita karena saat timbulnya ikterus mempunyai kaitan
yang erat dengan kemungkinan penyebab ikterus tersebut. !kterus yang timbul
hari pertama sesudah lahir# kemungkinan besar disebabkan oleh inkompatibilitas
golongan darah $:B;# Ch atau golongan darah lain+. !n"eksi intra uterin seperti
rubela# penyakit sitomegali# toksoplasmosis# atau sepsis bakterial dapat pula
memperlihatkan ikterus pada hari pertama. Pada hari kedua dan ketiga ikterus
yang terjadi biasanya merupakan ikterus "isiologik# tetapi harus pula dipikirkan
penyebab lain seperti inkompatibilitas golongan darah# in"eksi kuman# polisitemia#
hemolisis karena perdarahan tertutup# kelainan mor"ologi eritrosit $misalnya
s"erositosis+# sindrom gawat na"as# toksositosis obat# de"isiensi G6P,# dan lain
lain. !kterus yang timbul pada hari ke ( dan ke 2 mungkin merupakan kuning
karena :S! #bayi dari ibu penderita diabetes melitus# dan lainlain. Selanjutnya
ikterus setelah minggu pertama biasanya terjadi pada atresia duktus koledokus#
hepatitis neonatal# stenosis pilorus# hipotiroidisme# galaktosemia# in"eksi post
natal# dan lainlain
2. Pen/e0a0
Pada bayi yang baru lahir terjadi perubahan dari sel darah merah atau eritrosit
saat di dalam kandungan menjadi sel darah merah di luar kandungan. Selsel
darah merah yang ada di dalam kandungan akan hancur dan digantikan oleh sel
6
http://www.kerjanya.net/faq/11484-eritrosit.htmlhttp://www.kerjanya.net/faq/11484-eritrosit.html -
7/25/2019 MULAI BUAT HIPER.docx
7/11
darah merah di luar kandungan. Sel darah merah yang hancur tersebut di dalam
proses penghancurannya menghasilkan bilirubin indirek. Bilirubin indirek ini
agar dapat dibuang dari dalam tubuh memerlukan en>im
uridildiphosphoglukoronil trans"erase $D,PG5+. Proses tersebut dilakukan di
dalam hati menjadi bilirubin direk lalu masuk ke dalam usus. ,i dalam usus# lalu
diproses bersama dengan kumankuman di dalam usus. asil akhirnya lalu
dibuang bersama dengan buang air besar $B:B+.
Pada bayibayi yang baru lahir# terjadi perubahan sel darah merah di dalam
kandungan menjadi sel darah merah di luar kandungan dalam jumlah besar
sehingga produksi dari bilirubin indirek menjadi tinggi. Pada bayi baru lahir
kemampuan D,PG5 di dalam hati untuk dapat mengubah seluruh bilirubin
indirek menjadi bilirubin direk belum maksimal. Selain itu# usus bayi baru lahir
juga masih bersih belum terdapat kumankuman yang dapat mengubah bilirubin
direk agar dapat dibuang bersama dengan B:B dan pergerakan atau motilitasnya
juga belum maksimal sehingga bilirubin direk tersebut dapat diserap kembali
melalui usus dan masuk ke dalam hati lagi. 1adar bilirubin indirek yang tinggi
dapat berbahaya karena bilirubin tersebut dapat masuk dan menembus sawar otak
sehingga menimbulkan kernikterus dan mengancam nyawa. Selain karena proses
normal dari perubahan sel darah merah di dalam kandungan menjadi sel darah
merah di luar kandungan# ikterus neonatorum dapat bersi"at patologis karena
disebabkan oleh4
. !nkompatibilitas golongan darah# inkompatibilitas rhesus. al ini terjadi
apabila terjadi perbedaan antara golongan darah ibu dengan golongan darah
atau rhesus bayi sehingga terjadi pernghancuran dari sel darah merah bayi
'. Bentuk dari sel darah merah yang tidak normal sehingga mudah pecah atau
hancur
*. Gangguan en>im di dalam sel darah merah# contohnya G6P,E(. 8ebam yang luas di kepala karena proses persalinan yang lama dan
penggunaan )akum untuk membantu persalinanE
2. !n"eksi yang berat
6. Sumbatan di saluran pencernaan
. 1urangnya asupan dari :S! pada awalawal proses menyusui karena produksi
yang masih rendah sehingga terjadi peningkatan penyerapan bilirubin direk di
dalam usus. Pada bayibayi yang diberi :S! terjadi peningkatan penyerapan
bilirubin direk di dalam usus karena kandungan yang terdapat di :S!. :pabila
bayi tampak sehat# berat badan bertambah# dan tidak terdapat tandatanda
7
-
7/25/2019 MULAI BUAT HIPER.docx
8/11
adanya gangguan lain maka pemberian :S! dapat diteruskan dan tidak
berbahaya.
2.1 K+m*lika!i
5erjadi kernicterus $Anse"alopati Bilirubin+ yaitu kerusakan otak akibat
akumulasi bilirubin indirek pada jaringan otak. 1ern ikterus biasanya ditemukan
pada neonatus cukup bulan dengan ikterus berat $bilirubin lebih dari '0 mg%+
Pada kernikterus gejala klinik pada permulaan tidak jelas antara lain 4 bayi tidak
mau menghisap# letargi# mata berputarputar# gerakan tidak menentu $in)oluntary
mo)ements+# kejang tonus otot meninggi# leher kaku# dan akhirnya opistotonus.
2.11 Pemerik!aan La0+rat+rim
. 1adar bilirubin serum $total+
'. ,arah lengkap
*. Penentuan golongan darah dan Ch dari ibu dan bayi
(. Pada ikterus yang lama# lakukan uji "ungsi hati# uji urin terhadap
galaktosemia.
2. Bila secara klinis dicurigai sepsis# lakukan pemeriksaan kultur darah#
urin# dan pemeriksaan F reakti" protein $FCP+.
2.12 Pr+gn+!i!
iperbilirubinemia baru akan berpengaruh buruk apabila bilirubin indirek
telah melalui sawar darah otak. Pada keadaan ini penderita mungkin menderita
kernikterus atau ense"alopati biliaris. Gejala ense"alopati biliaris ini dapat segera
terlihat pada masa neonatus atau baru tampak setelah beberapa lama kemudian.
Pada masa neonatus gejala mungkin sangat ringan dan hanya memperlihatkan
gangguan minum# latergi dan hipotonia. Selanjutnya bayi mungkin kejang# spastik
dan ditemukan epistotonus. Pada stadium lanjut mungkin didapatkan adanya
atetosis disertai gangguan pendengaran dan retardasi mental di hari kemudian.
,engan memperhatikan hal di atas# maka sebaiknya pada semua penderita
hiperbilirubinemia dilakukan pemeriksaan berkala# baik dalam hal pertumbuhan
"isis dan motorik# ataupun perkembangan mental serta ketajaman pendengarannya2.1" Penatalak!anaan
5ujuan utama dari penatalaksanaan ikterus neonatorum adalah untuk
mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang dapat
menbimbulkan kernikterus ataupun ense"alopati bilirubin# serta mengobati
penyebab langsung dari ikterus tadi. Pengendalian kadar bilirubin dapat dilakukan
dengan mengusahakan agar konjugasi bilirubin dapat lebih cepat berlangsung. al
ini dapat dilakukan dengan merangsang terbentuknya glukoronil trans"erase
dengan pemberian obatobatan $luminal+.
8
-
7/25/2019 MULAI BUAT HIPER.docx
9/11
Pemberian substrat yang dapat menghambat metabolisme bilirubin $plasma
atau albumin+# mengurangi sirkulasi enterohepatik $pemberian kolesteramin+#
terapi sinar atau trans"usi tukar# merupakan tindakan yang juga dapat
mengendalikan kenaikan kadar bilirubin. ;batobatan $!
Immuno Globulin dan -etalloporphyrins+ dipakai dengan tujuan menghambat
hemolisis# meningkatkan konjugasi# ekskresi bilirubin.
Penanganan ikterus berdasarkan kadar serum bilirubin
Berdasarkan penyebabnya# manejemen bayi dengan hiperbilirubinemia
diarahkan mencegah anemia dan membatasi e"ek dari hiperbilirubinemia. -etode
terapi pada hiperbilirubinemia meliputi4 "ototerapi# trans"usi pengganti# in"us
albumin# dan terapi obat
Pada bayibayi yang mengalami ikteris neonatorum "isiologis dapat
dijemur di bawah sinar matahari pagi antara / pagi selama 2 menit. Sinar
matahari mengandung sinar biruhijau yang dapat mengubah bilirubin indirek
menjadi bilirubin yang lebih mudah dibuang. Selain itu# matahari pagi berguna
sebagai sumber )itamin,. Pada bayibayi yang kadar bilirubin indireknya tinggi
dan bersi"at patologis dapat dilakukan "ototerapi dengan menggunakan sinar
berwarna biru hijau. Sinar yang berwarna biru hijau dapat mengubah dari
bilirubin indirek agar menjadi bentuk bilirubin yang lebih mudah buang hingga
9
Dsia
5erapi Sinar 5rans"usi 5ukar
Bayi sehat 3aktor resiko Bayi sehat 3aktor resiko
-g&d
8
=mol&
8
-g&d
8
=mol&
8
-g&d
8
=mol&
8
-g&d
8
=mol&
8
ari Setiap ikterus yang terlihat 2 '60 * ''0
ari ' 2 '60 * ''0 '2 ('2 2 '60
ari * *0 6 '0 *0 20 '0 *(0
ari (
dst.
'0 *(0 '/0 *0 20 '0 *(0
http://www.kerjanya.net/faq/10999-vitamin.htmlhttp://www.kerjanya.net/faq/10999-vitamin.html -
7/25/2019 MULAI BUAT HIPER.docx
10/11
keluar dari dalam tubuh dan tidak berbahaya. Pada bayibayi dengan "aktor resiko
tinggi terjadinya ikterus neonatorum deteksi dini perlu dilakukan dan "ototerapi
dilakukan lebih dini. Pada bayibayi peningkatan kadar bilirubin indirek yang
tetap tinggi walaupun telah dilakukan "oto terapi# dapat dilakukan tran"usi tukar
agar kadar bilirubin dapat menurun. :pabila ikterus neonatorum patologis tidak
diterapi dengan adekuat dapat menyebabkan terjadinya kernikterus. Bilirubin
indirek dapat menembus sawar otak atau lapisan otak sehingga dapat merusak dari
selsel sara" terutama yang di otak karena jumlahnya banyak. 1erusakan yang
ditimbulkan bersi"at permanen dan dapat menyebabkan kecacatan.
BAB III
KESIMPULAN
!kterus adalah perubahan warna kulit atau sclera mata dari putih menjadi
kuning karena peningkatan kadar bilirubin dalam darah. !kterus pada bayi yang baru
lahir dapat merupakan suatu hal yang "isiologis# terdapat pada '2%20% pada bayi
yang lahir cukup bulan. 5api juga merupakan hal yang patologis $tidak normal+
misalnya akibat berlawanannya Chesus darah bayi dan ibunya# sepsis $in"eksi berat+#
penyumbatan saluran empedu# dan lain lain. !kterus "isiologis timbul pada hari ke'
dan ke* dan tidak disebabkan oleh kelainan apapun# kadar bilirubin darah tidak lebih
dari kadar yang membahayakan# dan tidak mempunyai potensi menimbulkan
kecacatan pada bayi. Sampai hari ketujuh biasanya akan menghilang. Sedangkan pada
ikterus yang patologis# kadar bilirubin darahnya melebihi batas# dan disebut sebagai
hiperbilirubinemia. iperbilirubin adalah meningkatnya kadar bilirubin dalam darah
yang kadar nilainya lebih dari normal# Biasanya terjadi pada bayi baru lahir. Nilai
normal 4 bilirubin indirek 0#* # mg&dl# bilirubin direk 0# 0#( mg&dl. 1omplikasi
hiperbilirubinemia adalah terjadi kernicterus $Anse"alopati Bilirubin+ yaitu kerusakan
otak akibat akumulasi bilirubin indirek pada jaringan otak. 1ern ikterus biasanya
ditemukan pada neonatus cukup bulan dengan ikterus berat $bilirubin lebih dari '0 mg
%+
10
-
7/25/2019 MULAI BUAT HIPER.docx
11/11
DATA3 PUSTAKA
; dan !katan ,okter :nak !ndonesia $!,:!+.'0.Buku Saku Pelayanan 1esehatan :nak
,i Cumah Sakit.Hakarta. hal 66/
Sta" Pengajar !lmu 1esehatan :nak. '00.Buku 1uliah !lmu 1esehatan :nak4 Hakarta.
3akultas 1edokteran Dni)ersitas !ndonesia. al 2/2''
-arcdante # 1aren H dkk. '0.Nelson !lmu 1esehatan :nak Asensial Adisi 1eenam Adisi
Bahasa !ndonesia ,i 5erjemahkan ;leh !katan ,okter :nak !ndonesia #bagian I! #
Bab 6'.Hakarta #hal '('
-ansjoer#:rie".'000.1apita Selekta 1edokteran Hilid '. Hakarta4-edia :esculapius. al 20*
20
-ayer.# elsh dan 1owalak#'0. Buku :jar Pato"isiologi. Hakarta4 AGF.al *(2*(6
11