mui.rtf
TRANSCRIPT
7/23/2019 MUI.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/muirtf 1/12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Telah diketahui bersama, sejak dulu ulama’ memiliki peranan yang sangat
penting bagi kehidupan suatu bangsa. Terlebih lagi bagi bangsa Indonesia. Ulama’
tidak hanya memiliki peranan dibidang keagamaan saja, namun terlebih dari itu,
ulama’ juga ikut andil dalam perlawanan – perlawanan fisik serta kegiatan – kegiatan
yang bersifat diplomasi, baik ketika menjelang maupun setelah kemerdekaan
diproklamirkan.
Pada masa colonial, maupun masa – masa penjajahan, kehadiran ulama
menjadi urgent. arena pada masa – masa tersebut, banyak dari kerajaan – kerajaan
yang berdiri dengan dimotori oleh para ulama. !ika dilihat dari sejarah masa lalu,
tidak sedikit pula pesantren yang dijadikan pusat pengatur strategi melawan penjajah.
"kan tetapi peran ulama’ ini lambat laun menjadi terbatas seputar masalah kegamaan
dan masalah – masalah local saja, karena adanya batasan – batasan tertentu yang
diberikan oleh pemerintah #elanda. #ahkan tak sedikit dari para ulama itu yang
hanya diperbolehkan untuk mengurusi pesantren yang dimilikinya saja, tanpa boleh
terlibat dalam urusan – urusan kemasyarakatan terlebih lagi urusan $egara.Pada masa – masa selanjutnya, kehadiran ulama mulai mendapatkan posisi
yang semestinya lagi. Peran – peran ulama mulai kembali pada peran semula yang
tidak hanya berkutat pada rutinitas keagamaan saja, melainkan juga seputar masalah –
masalah local seperti ekonomi, pendidikan maupun hal – hal social lainnya. %al ini
terjadi lantaran adanya hubungan baik yang terjalin antara Indonesia – &akkah
melalui pelaksanaan kegiatan ibadah tahunan berupa ibadah haji. %al ini semakin
memperkokoh posisi ulama pada saat itu, terlebih lagi para ulama juga mulai
dilibatkan dalam hal – hal politik seperti penyusunan strategi untuk merebut
kemerdekaan Indonesia.
Peran strategis yang dimiliki oleh ulama menjadikan posisinya sangat
diistimewakan. &obilisasi massa yang dilakukan oleh para ulama juga menjadikan
mereka dihormati dan berwibawa. 'ehingga mereka mendapatkan kepercayaan dari
Majelis Ulama Indonesia | Fatwa dan YurisprudensiPage 1
7/23/2019 MUI.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/muirtf 2/12
masyarakat dan mampu menggerakkan masyarakat untuk berperang melawan
#elanda. %al ini semakin mengukuhkan pengaruh dan peran ulama di bidang politik.
B. Rumusan Masalah
1. apankah berdirinya &UI (&ajelis Ulama Indonesia)*
2. #agaimana proseudur dan metode yang digunakan &UI (&ajelis Ulama
Indonesia) dalam beristinbath hukum*
3. #agaimana kewenangan fatwa &UI (&ajelis Ulama Indonesia)*
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya &UI (&ajelis Ulama Indonesia).
2. Untuk memahami metode penetapan hukum yang digunakan oleh &UI
(&ajelis Ulama Indonesia) dalam beristinbath.
3. Untuk mengetahui batas – batas kewenangan fatwa yang dikeluarkan oleh
&UI (&ajelis Ulama Indonesia).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirina MUI !Majelis Ulama Ind"nesia#
&engingat urgentnya peran ulama di Indonesia baik sebelum maupun pasca
kemerdekaan, maka pada bulan +ktober tahun -/ presiden 'oekarno membentuk
Majelis Ulama Indonesia | Fatwa dan YurisprudensiPage 2
7/23/2019 MUI.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/muirtf 3/12
majelis ulama yang difokuskan untuk mengatur administrasi Islam. &ajelis ini tidak
hanya khusus untuk mengatur masalah – masalah keagamaan. Terlebih dari itu,
majelis ini juga berfungsi untuk menjadi penghubung masyarakat Islam dengan
pemerintah. &ajelis ini juga berfungsi sebagai tempat mengkoordinir segala usaha
umat Islam dalam bidang mental0 rohani0 agama dan tempat penampung segala
persoalan umat Islam./
'eiring dengan runtuhnya era demokrasi terpimpin, majelis yang telah
dibentuk itupun bubar. &engingat salah satu kebijakan pemerintahan orde baru,
adalah melakukan marjinalisasi peranan agama dalam politik formal, misalnya lewat
desakralisasi parpol. Para ulama hanya dibatasi mengatur masalah – masalah
keagamaan tanpa boleh bersentuhan sedikitpun dengan dunia politik. %al ini
menyebabkan berkurangnya peran ulama dalam bidang politik. 'ehingga banyak dari
para ulama yang mencari wadah baru. 1alam konferensi ulama’ di !akarta yang
diselenggarakan oleh pusat 1akwah Islam diajukan saran untuk membentuk sebuah
majelis para ulama’ dengan tugas mengeluarkan fatwa. 2ampur tangan pemerintah
melalui &entri "gama .%. &uhammad 1ahlan dalam hal ini sangat intens.3
1alam konferensi yang diselenggarakan oleh Pusat 1akwah Islam pada
tanggal 34 'eptember sampai 5 +ktober -64 disepakati bahwa untuk mengusung
persatuan umat Islam perlu dibentuk &ajelis Ulama Indonesia yang memiliki fungsi
untuk memberikan fatwa yang disepakati oleh semua golongan.
'elama empat tahun, keinginan para peserta konferensi yang diselenggarakan
Pusat 1akwah Islam tersebut tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah. #aru
pada tahun -65, Presiden 'oeharto dalam pembukaan seminar nasional bagi para
da’i menekankan pentingnya lembaga nasional yang mewadahi para ulama yang
merepresentasikan para umat muslim yang memiliki latar belakang dan paham
1 1eliar $oer, Administrasi Islam di Indonesia (!akarta7 8ajawali, -95) h. /:.
2 "bdu ";i; Thaba, Islam dan Negara dalam Politik Orde Baru (!akarta7 <ema Insani Press, --) h.
//4=//.
3 "bdu ";i; Thaba, Islam dan Negara…,h. //=///.
Majelis Ulama Indonesia | Fatwa dan YurisprudensiPage 3
7/23/2019 MUI.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/muirtf 4/12
keagamaan yang berbeda=beda. 'aran ini disambut oleh para ulama, yang pada
tanggal /5 &ei -6:, para delegasi yang mewakili 1ewan &asjid Indonesia
menghadap Presiden 'oeharto, di mana dalam penyambutannya, dia menekankan
kembali pentingnya suatu wadah ulama yang bersifat nasional. einginan Presiden
'oeharto untuk mendirikan suatu wadah untuk para ulama ini adalah karena7
a) einginan Pemerintah Indonesia untuk melihat kokohnya persatuan umat
Islam.
b) esadaran bahwa banyaknya permasalahan yang dihadapi oleh bangsa
Indonesia tidak bisa dipecahkan tanpa melibatkan peran ulama.5
<una menindaklanjuti keinginan Presiden 'oeharto mengenai pembentukanwadah bagi ulama se=Indonesia ini, maka &enteri 1alam $egeri yang pada saat itu
dijabat oleh "mir &achmud menginstruksikan kepada para gubernur untuk
mendirikan majelis ulama ditingkat propinsi. Instruksi ini mendapat sambutan yang
baik, sehingga tidak berapa lama, pada bulan &ei -6:, majelis ulama tingkat
propinsi sudah berdiri di / propinsi di Indonesia untuk mendukung berdirinya
majelis ulama di tingkat nasional.
einginan untuk mendirikan majelis ulama di tingkat nasional ini semakin
nyata ketika pada tanggal !uli -6:, &enteri "gama 8epublik Indonesia atas nama
pemerintahan 8I membentuk kepanitiaan yang bertugas untuk mempersiapkan
pendirian majelis ulama di tingkat nasional. Terdapat empat orang yang ditunjuk oleh
pemerintah untuk menyiapkan pembentukan majelis ulama tingkat nasional ini, yaitu
%. 'udirman, 1r. %amka, %. "bdullah 'yafi’I, dan %. 'yukri <ha;ali.
'etelah melalui serangkaian rapat dan perundingan yang panjang, maka
diputuskanlah untuk mengadakan konferensi ulama seluruh Indonesia. onferensi ini
disebut dengan onferensi $asional Ulama yang diselenggarakan selama satu
minggu mulai tanggal / juli sampai tanggal /6 juli -6:. onferensi ini diharapkan
mampu mengakomodir seluruh keinginan organisasi masyarakat Islam diseluruhIndonesia.
onferensi yang dimulai bertepatan dengan tanggal / 8ajab 3-: %ijriah ini,
dihadiri oleh kurang lebih :3 orang, dengan perincian7
a. / orang ulama yang mewakili / propinsi.
4 "bdu ";i; Thaba, Islam dan Negara >, h. //
Majelis Ulama Indonesia | Fatwa dan YurisprudensiPage 4
7/23/2019 MUI.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/muirtf 5/12
b. 4 orang mewakili organisasi keagamaan yang berpengaruh di Indonesia saat
itu7 $U, &uhammadiyah, 'yarikat Islam, Persis, al=?ashliyyah, &athlaul
"nwar, <UPPI, PT1I, 1&I dan al=Ittihadiyah.
c. 5 orang ulama yang berasal dari para rohaniawan Islam@ "1, "U, "A, dan
P+A8I.
d. 3 orang tokoh cendekiawan muslim.:
Pada akhirnya terhitung tanggal / !uli -6: atau bertepatan dengan tanggal
6 8ajab 3-: %ijriah, para peserta konferensi sepakat untuk membentuk suatu
lembaga yang mampu menjawab segala problem umat Islam di Indonesia yang terdiri
oleh para ulama yang ahli di bidangnya. Aembaga ini diberi nama &ajelis Ulama
Indonesia. Aahir di !akarta, lembaga ini diketuai oleh 1r. %amka sebagai ketua pertamanya.
B. Met"de dan Pr"sedur Peneta$an %at&a MUI
1asar=dasar dan Prosedur penetapan fatwa yang dilakukan oleh &ajelis
Ulama Indonesia (&UI) dirumuskan dalam Pedoman Penetapan Batwa &ajelis
Ulama Indonesia $omor7 U=:-0&UI0C0--6 yang ditetapkan pada tanggal /
+ktober --6.
1asar – dasar penetapan fatwa tersebut dituangkan pada bagian kedua pasal /
yang berbunyi7
1. 'etiap eputusan Batwa harus mempunyai dasar atas itabullah dan
'unnah 8asul yang mu’tabarah, serta tidak bertentangan dengan
kemaslahatan umat.
2. !ika tidak terdapat dalam itabullah dan 'unnah 8asul sebagaimana
ditentukan pada pasal / ayat , eputusan Batwa hendaklah tidak
bertentangan dengan ijma’, Diyas yang mu’tabar, dan dalil=dalil hukum
yang lain, seperti istihsan, maslahah mursalah, dan saddual=d;ari’ah.
3. 'ebelum pengambilan eputusan Batwa, hendaklah ditinjau pendapat= pendapat para imam mad;hab terdahulu, baik yang berhubungan
dengan dalil=dalil hukum maupun yang berhubungan dengan dalil
yang dipergunakan oleh pihak yang berbeda pendapat.
5 http700;aenul=mahmudi.blogspot.com0/44900metode=istinbath=hukum=mui.html diakses tanggal /5
'eptember /43.
Majelis Ulama Indonesia | Fatwa dan YurisprudensiPage 5
7/23/2019 MUI.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/muirtf 6/12
4. Pandangan tenaga ahli dalam bidang masalah yang akan diambil
eputusan Batwanya, dipertimbangkan.
1asar=dasar penetapan fatwa atau disebut dengan metode istinbath hukum
yang digunakan oleh &UI tidak berbeda jauh dengan metode istinbath hukum yang
digunakan oleh para ulama salaf. 'ikap akomodatif yang digunakan dalam penetapan
fatwa &UI ini adalah perlunya memikirkan kemaslahatan umat ketikan menetapkan
fatwa, hal ini sesuai dengan prinsip dasar semua hokum syari’at islam yaitu menarik
kemaslahatan dan menolak kemafadahan. 1i samping itu juga perlunya
memperhatikan pendapat para ulama mad;hab fiDih, baik pendapat yang mendukung
maupun yang menentang, sehingga diharapkan apa yang diputuskan tersebut tidak
cenderung kepada memihak antara salah satu diantara dua hal, tetapi lebih mencari
jalan tengah antara dua pendapat yang bertolak belakang tersebut. 'olusi cemerlang
yang diberikan oleh &UI dalam menetapkan fatwa adalah perlunya mengetahui
pendapat para pakar di bidang keilmuan tertentu sebagai bahan pertimbangan dalam
menetukan dan menetapkan fatwa.
1alam menetapkan fatwa, &UI (&ajelis Ulama Indonesia) memiliki suatu
prosedur tertentu yang telah digariskan, hal ini sebagaimana yang tertuang dalam
pasal 3 sampai dengan pasal : dalam Pedoman Penetapan Batwa &ajelis Ulama
Indonesia yang berbunyi7
Pasal 37
1. 'etiap masalah yang disampaikan kepada omisi hendaklah terlebih dahulu
dipelajari dengan seksama oleh para anggota komisi atau tim khusus
sekurang=kurangnya seminggu sebelum disidangkan.
2. &engenai masalah yang telah jelas hukumnya (Dath’iy) hendaklah komisi
menyampaikan sebagaimana adanya, dan fatwa menjadi gugur setelah
diketahui nashnya dari "l=Eur’an dan 'unnah.
6 1irektorat !enderal #imbingan &asyarakat Islam dan Penyelenggaraan %aji 1epag 8I, %impunan
Batwa &ajelis Ulama Indonesia, !akarta7 1irektorat !enderal #imbingan &asyarakat Islam dan
Penyelenggaraan %aji 1epag 8I, /443, h. 5=:
Majelis Ulama Indonesia | Fatwa dan YurisprudensiPage 6
7/23/2019 MUI.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/muirtf 7/12
3. 1alam masalah yang terjadi khilafiyah di kalangan mad;hab, maka yang
difatwakan adalah hasil tarjih setelah memperhatkan fiDih muDaran
(perbandingan) dengan menggunakan kaidah=kaidah ushul fiDh muDaran yang
berhubungan dengan pentarjihan.
Pasal 57
'etelah melakukan pembahasan secara mendalam komprehensif, serta
memperhatikan pendapat dan pandangan yang berkembang dalam sidang, omisi
menetapkan fatwa.
Pasal :7
1. 'etiap eputusan Batwa harus di=tanfid;=kan setelah ditandatangani oleh
1ewan Pimpinan dalam bentuk 'urat eputusan Batwa ('B).
2. 'B harus dirumuskan dalam bahasa yang dapat dipahami dengan mudah
oleh masyarakat luas.
3. 1alam 'B harus dicantumkan dasar=dasarnya disertai uraian dan analisis
secara ringkas, serta sumber pengambilannya.
4. 'etiap 'B sedapat mungkin disertai dengan rumusan tindak lanjut dan
rekomendasi dan0atau jalan keluar yang diperlukan sebagai konsekuensi dari
'B tersebut.
6
'elain harus berpegang teguh pada aturan yang telah dirumuskan, dalam
penetapan fatwanya, &ajelis Ulama Indonesia haruslah tetap berpedoman pada nash
– nash agama yang telah ada. 'elain itu, untuk menetapkan sebuah fatwa, dilakukan
secara kolektif oleh suatu komisi yang bernama omisi Batwa &UI yang diisi oleh
para ulama yang sudah caliber di bidangnya. Penetapan fatwa &ajelis Ulama
Indonesia ini juga harus responsiFe, proactiFe dan antisipatif.
&ajelis Ulama Indonesia, secara hirarki ada dua, yaitu &ajelis Ulama
Indonesia Pusat yang berkedudukan di !akarta dan &ajelis Ulama Indonesia 1aerah.
&ajelis Ulama Indonesia Pusat berwenang mengeluarkan fatwa mengenai
7 1irektorat !enderal #imbingan &asyarakat Islam dan Penyelenggaraan %aji 1epag 8I, %impunan
Batwa &ajelis Ulama Indonesia, !akarta7 1irektorat !enderal #imbingan &asyarakat Islam dan
Penyelenggaraan %aji 1epag 8I, /443, h. 3=5.
Majelis Ulama Indonesia | Fatwa dan YurisprudensiPage 7
7/23/2019 MUI.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/muirtf 8/12
permasalahan keagamaan yang bersifat umum dan menyangkut permasalahan umat
Islam Indonesia secara nasional dan0atau masalah=masalah keagamaan yang terjadi di
daerah, namun efeknya dapat meluas ke daerah=daerah lain, bahkan masalah=masalah
tersebut bisa meluas hingga nasional.
&eskipun ada hirarki antara &UI Pusat dan &UI daerah, namun fatwa yang
dikeluarkan kedua lembaga tersebut adalah sederajat, artinya bahwa fatwa yang satu
tidak bisa membatalkan fatwa yang lain. &asing=masing fatwa berdiri sendiri sesuai
dengan lokalitas dan kondisinya. $amun ketika keputusan &UI 1aerah dan &UI
Pusat ada perbedaan dalam masalah yang sama, maka kedua pihak perlu bertemu
untuk mencari penyelesaian yang terbaik, agar putusan tersebut tidak
membingungkan umat Islam.
Untuk mengeluarkan fatwa dapat dilakukan satu kali sidang atau dapat
berkali=kali, tergantung tingkat permasalahan di masyarakat. Permasalahan yang
banyak meminta perhatian biasanya sangat sulit untuk dilakukan penetapan fatwa dan
perlu di lakukan beberapa kali siding fatwa contonya yang terjadi pada fatwa rokok,
fatwa ahmadiyah, fatwa teroris, fatwa pluralarisme.9
'eperti yang telah dikemukakan diatas, ada beberapa prosedur yang harus
dilakukan untuk menetapkan suatu fatwa, yaitu7
1. 1asar penetapan umum fatwa7
a. "ktiFitas penetapan Batwa dilakukan secara kolektif oleh lembaga omisi
fatwa &UI.
b. Penetapan fatwa bersifat responsif, proaktif, dan antisipatif.
2. 1asar – dasar serta manhaj yang digunakan untuk menetapkan fatwa7
a. "l – Eur’an.
b. "s – 'unnah (baik berupa ucapan, perbuatan maupun ketetapan
8asulullah).
c. Ijma’ (kesepakatan atau consensus).
Ijma’ secara terminology diartikan sebagai kesepakatan umat &uhammad
secara khusus tentang suatu masalah agama. $amun jumhur ulama
8 http700smujiono.blogspot.com0/40430prosedur=fatwa=mui.html diakses tanggal /5 'eptember /43.
Majelis Ulama Indonesia | Fatwa dan YurisprudensiPage
7/23/2019 MUI.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/muirtf 9/12
mendefinisikan ijma’ sebagai kesepakatan seluruh mujtahid Islam dalam
suatu masa, sesudah wafat 8asulullah terhadap suatu hokum syari@at yang
amali.
d. Eiyas (mengukur)
Eiyas secara terminology diartikan sebagai menyatukan sesuatu yang
tidak disebutkan hukumnya dalam nash dengan sesuatu yang disebutkan
hukumnya oleh nash disebabkan kesatuan illat hokum antara keduanya.
e. Istihsan (mencari kebaikan)
'ecara terminology, Istihsan diartikan sebagai berpaling dari kehendak
Diyas kepada Diyas yang lebih kuat atau pengkhususan Diyas berdasarkan
dalil yang lebih kuat.f. &aslahah &ursalah.
&aslahah &ursalah diartikan sebagai memelihara tujuan syara’ dengan
jalan menolak segala sesuatu yang merusakkan makhluk.
g. 1alil – dalil lain yang mu’tabar.
3. &asalah yang sudah jelas hukumnya akan difatwakan sesuai dengan apa
adanya.
4. &asalah=masalah yang khilafiah dikalangan &a;hab BiDh7
a. 1i usahakan melalui metode al=jam’u wa al=talfiD, yaitu usaha titik temu.
b. "pabila tidak dapat diselesaikan dengan metode talfiD maka perbedaan
dapat diusahakan dengan penyelesaian muDaranah, atau perbandingan
dasar pendapat (comperatiFe legal opinion). Penetapan fatwa didasarkan
pada hasil tarjih yang di anggap lebih kuat melalui kaedah=kaedah dan
Ushul BiDh sebagai parameter tarjih.
c. &asalah yang tidak dapat diselesaikan melalui prosedur di atas penetapan
fatwa didasarkan kepada hasil ijtihad. Batwa hasil ijtihad haruslah berasal
dari corak ijtihad jama’iy (kolektif) dengan perluasan dalil metode bayani,
ta’lili (Diyasi, istihsan, ilhaDDi), Istilahi dan saddal=d;ari’ah.d. Prinsip utama fatwa harus memperhatikan kemaslahatan umum (mashalih
al – Gammah) dan maDashid al=syari’ah.
C. 'e&enangan %at&a MUI !Majelis Ulama Ind"nesia#
Majelis Ulama Indonesia | Fatwa dan YurisprudensiPage !
7/23/2019 MUI.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/muirtf 10/12
Aayaknya sebuah lembaga $egara , &UI selaku salah satu lembaga $egara di
Indonesia yang berbasis Islam juga memiliki kewenangan tertentu yang tidak boleh
dicampuri atau diusik oleh lembaga lainnya. ewenangan tersebut adalah7
a &UI berwenang menetapkan fatwa mengenai masalah=masalah
keagamaan secara umum, terutama masalah hukum fiDh dan masalah
aDidah yang menyangkut kebenaran dan kemurnian keimanan umat Islam
Indonesia.
b &UI berwenang menetapkan fatwa mengenai masalah=masalah
keagamaan seperti tersebut pada nomor satu yang menyangkut umat Islam
Indonesia secara nasional atau masalah=masalah keagamaan disuatu
daerah yang diduga dapat meluas ke daerah lain.
c Terhadap masalah yang telah ada fatwa &UI, majlis ulama’ Indonesia
daerah hanya berhak melaksanakannya
d !ika karena factor=faktor tertentu fatwa &UI sebagaimana dimaksud
nomor tiga tidak dapat dilaksanakan, &UI daerah boleh menetapkan fatwa
yang berbeda setelah berkonsultasi dengan &UI.
e 1alam hal belum ada fatwa &UI, &UI daerah berwenang menetapkan
fatwa.
f husus mengenai masalah=masalah yang sangat musykil dan sensitiFe
sebelum menetapkan fatwa &UI daerah diharapkan terlebih dahulu
melakukan konsulasi dengan &UI pusat.-
1alam perkembangannya, &ajelis Ulama Indonesia memiliki peranan sangat
urgent dalam kehidupan masyarakat Islam di Indonesia. Terlebih kedudukannya
sebagai pemberi fatwa untuk masalah – masalah kontemporer yang kerap kali munul
saat ini. Tugas mulia yang di emban oleh komisi fatwa &ajelis Ulama Indonesia ini
bukanlah tugas yang mudah, melainkan tugas yang sulit karena mengandung resiko
yang berat yaitu pertanggung jawabannya kepada "llah '?T. %al ini mengingat
bahwa tujuan pekerjaanya adalah menjelasakan hukum "llah '?T kepada
9 %impunan Batwa &ajelis Ulama’ Indonesia sejak -6:, (!akarta7 Hrlangga, /4) h. 6=9
Majelis Ulama Indonesia | Fatwa dan YurisprudensiPage 1"
7/23/2019 MUI.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/muirtf 11/12
masyarakat dan akan diamalkan oleh umat islam. &aka dari itu, dalam penetapan
fatwanya, &ajelis Ulama Indonesia haruslah mengikuti prosedur – prosedur yang
telah ditetapkan seperti yang telah dikemukakan diatas.
BAB III
PENUTUP
'ESIMPULAN
&ajelis Ulama Indonesia dibentuk karena keinginan pemerintah untuk
mempersatukan umat Islam, dan kesadaran bahwa masalah yang dihadapi bangsa
tidak dapat dipecahkan dengan baik tanpa keikutsertaan para ulama. &ajelis ini
dibentuk melalui sebuah konferensi yang disebut dengan onferensi $asional Ulama
yang berlangsung pada tanggal / – /6 !uli -6: atau bertepatan pada tanggal / –
9 8ajab 3-:: %ijriah.
1alam menetapkan suatu fatwa, &ajelis Ulama Indonesia haruslah mengikuti
prosedur – prosedur dan ketetapan – ketetapan yang telah ditentukan pada pasal 3 – :
dalam Pedoman Penetapan Batwa &ajelis Ulama Indonesia.
'etiap fatwa yang ditetapkan oleh &ajelis Ulama Indonesia, tidak boleh
bertentangan dengan nash – nash syar’I baik dalam "l – Eur’an maupun "s –
'unnah. 1alam menetapkan fatwanya, &ajelis Ulama Indonesia juga harus tetap
memperhatikan kemaslahatan umat secara umum.
&engenai wilayah hirarki dari &ajelis Ulama Indonesia, apabila terdapat
pertentangan antara penetapan fatwa oleh &UI pusat dan daerah, maka haruslah
dipertemukan kedua belah pihak untuk dicari jalan keluarnya secara bersama – sama.
&ajelis Ulama Indonesi berhak mengeluarkan fatwa mengenai hal – hal yang bersifat
keagamaan dan aDidah umat Islam di Indonesia. 1alam menetapkan fatwanya,
haruslah dilakukan oleh omisi Batwa yang beranggotakan para ulama yang
berkompeten dengan mempertimbangkan nash – nash agama, ijma’, Diyas, maslahah
Majelis Ulama Indonesia | Fatwa dan YurisprudensiPage 11