muhammad dwi hidayatullah penerapan smk3
DESCRIPTION
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA PROYEK KONSTRUKSI DI INDONESIA(Studi Kasus: Pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno-Manado)TRANSCRIPT
11
Nama : Muhammas Dwi Hidayatullah
NIM : 130612607888
Jurusan : Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM A 2013)
Peminatan : Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Mata Kuliah : Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3)
Dosen Pembimbing : Ibu Anny Martiningsih
Tugas : Membuat artikel dalam bentuk paper
Tema : Penerapan SMK3
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (SMK3) PADA PROYEK KONSTRUKSI DI INDONESIA
(Studi Kasus: Pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno-Manado)
1. PENDAHULUAN
Seiring dengan pesatnya laju perkembangan pembangunan konstruksi gedung
bertingkat di Indonesia, maka peranan pengendalian resiko kecelakaan kerja dirasakan
menjadi semakin penting. Namun pada kenyataannya penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara umum masih sering terabaikan. Hal ini
ditunjukan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja yang terjadi. Di Indonesia, setiap
tujuh detik terjadi satu kasus kecelakaan kerja (“K3 Masih Dianggap Remeh” Warta
Ekonomi, 2 Juni 2006).
Proyek konstruksi memiliki sifat yang khas, antara lain tempat kerjanya di ruang
terbuka yang dipengaruhi cuaca, jangka waktu pekerjaan terbatas, menggunakan pekerja yang
belum terlatih, menggunakan peralatan kerja yang membahayakan keselamatan dan
kesehataan kerja dan pekerjaan yang banyak mengeluarkan tenaga. Berdasarkan sifat-sifat
unik itu pula, maka sektor jasa kontruksi mempunyai resiko biaya kecelakaan fatal.
Untuk mencegah kecelakaan kerja, diperlukan suatu Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang mengatur dan dapat menjadi acuan bagi konsultan,
kontraktor dan para pekerja kontruksi.
SMK3 merupakan bagian yang tidak terpisah dari sistem perlindungan tenaga kerja
dan bagi pekerjaan jasa konstruksi dapat meminimalisasi dan menghindarkan diri dari resiko
kerugian moral maupun material, kehilangan jam kerja, maupun keselamatan manusia dan
11
lingkungan sekitarnya yang nantinya dapat menunjang peningkatan kinerja yang efektif dan
efisien dalam proses pembangunan.
Proyek pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno - Manado merupakan salah satu
proyek konstruksi yang memiliki resiko kecelakaan kerja yang tinggi. Salah satu
penyebabnya penggunaan alat-alat berat dan mesin-mesin canggih yang memerlukan
keahlian untuk menggunakannya dengan benar. Oleh sebab itu perlu diadakan audit tentang
evaluasi penerapan SMK3 pada proyek tersebut sehingga kecelakaan kerja bisa dapat
dikurangi atau ditekan sekecil-kecilnya. Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya diharapkan akan memberi iklim keamanan dan
ketenangan kerja, sehingga sangat membantu dalam meningkatkan produktivitas tenaga
kerja.
2. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3 adalah segala kegiatan
untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Tenaga Kerja
Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Pekerja/Buruh
Pekerja/Buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan
dalam bentuk lain.
Perusahaan
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang
perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik
negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam
bentuk lain; usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan
mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
Pengusaha
Pengusaha adalah :
a. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu
perusahaan milik sendiri;
11
b. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri
menjalankan perusahaan bukan miliknya;
c. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di indonesia
mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b yang
berkedudukan di luar wilayah indonesia.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Menurut PP No. 50 Tahun 2012, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien dan produktif.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan sistem
perlindungan bagi tenaga kerja dan jasa konstruksi untuk meminimalisasi dan menghindarkan
diri dari resiko kerugian moral maupun material, kehilangan jam kerja, maupun keselamatan
manusia dan lingkungan sekitarnya yang nantinya dapat menunjang peningkatan kinerja yang
efektif dan efisien (Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER.05/MEN/1996).
Audit SMK3
Audit SMK3 adalah pemeriksaan secara sistematis dan independen terhadap pemenuhan
kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu hasil kegiatan yang telah direncanakan
dan dilaksanakan dalam penerapan SMK3 di perusahaan.
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) merupakan definisi dari badan
pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan tenaga
kerja untuk mengembangkan kerjasama saling pengertian & partisipasi efektif dalam
penerapan K3 di lingkungan Perusahaan.
Penerapan
Penerapan merupakan sebuah tindakan yang dilakukan baik secara individu maupun
kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan (Maria, 2012).
B. Penerapan SMK3
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di suatu perusahaan
merupakan suatu persyaratan dimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 87 bahwa perusahaan wajib menerapkan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang terintegrasi dengan Sistem Manajemen
Perusahaan. Penerapan SMK3 bertujuan untuk: (PP No. 50 Tahun 2012)
11
a. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana,
terukur, terstruktur, dan terintegrasi;
b. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh;
serta
c. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas.
Untuk menjamin pelaksaan K3 di tempat kerja, maka Perusahaan membentuk Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga
Kerja No 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3).
Manfaat penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) bagi
perusahaan menurut Tarwaka (2008), adalah:
1. Pihak manajemen dapat mengetahui kelemahan-kelemahan unsur sistem operasional
sebelum timbul gangguan operasional, kecelakaan, insiden dan kerugian-kerugian
lainnya.
2. Dapat diketahui gambaran secara jelas dan lengkap tentang kinerja K3 di perusahaan.
3. Dapat meningkatkan pemenuhan terhadap peraturan perundangan bidang K3.
4. Dapat meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran tentang K3,
3. khususnya bagi karyawan yang terlibat dalam pelaksanaan audit.
4. Dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Di bawah ini merupakan beberapa hal yang diperhatikan dan diwajibkan perusahaan
dalam penerapan SMK3, sebagai berikut: (PP No. 50 Tahun 2012)
a. Penetapan Kebijakan K3;
b. Perencanaan K3;
c. Pelaksanaan Rencana K3;
d. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3; dan
e. Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3.
Selain itu, adapun pedoman penilaian penerapan SMK3, meliputi:
a. Kriteria Audit SMK3;
b. Penetapan Kriteria Audit Tiap Tingkat Pencapaian Penerapan SMK3; dan
Ketentuan Penilaian Hasil Audit SMK3. (PP No. 50 Tahun 2012)
Berdasarkan beberapa hal diatas, maka dibawah ini merupakan penjelasannya mengenai
hal yang diwajibkan perusahaan dalam penerapan SMK3, sebagai berikut:
a. Penetapan Kebijakan K3, meliputi:
11
1. Penyusunan kebijakan K3
2. Penetapan kebijakan K3
3. Ketentuan untuk kewajiban pengusaha/pengurus
4. Ketentuan diadakan peninjauan ulang secara teratur.
5. Setiap tingkat pimpinan dalam perusahaan harus menunjukkan komitmen terhadap K3
sehingga SMK3 berhasil diterapkan dan dikembangkan.
6. Setiap pekerja/buruh dan orang lain yang berada di tempat kerja harus berperan serta
dalam menjaga dan mengendalikan pelaksanaan K3.
b. Perencanaan K3
1. Pengusaha menyusun rencana K3 berdasarkan:
Hasil penelaahan awal
Identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko
Peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya
Sumber daya yang dimiliki
2. Rencana K3 yang disusun oleh perusahaan paling sedikit memuat:
Tujuan dan Sasaran
Skala Prioritas
Upaya Pengendalian Bahaya
Penetapan Sumber Daya
Jangka Waktu Pelaksanaan
Indikator Pencapaian
Sistem Pertanggung Jawaban
c. Pelaksanaan Rencana K3
Pelaksanaan rencana K3 harus dilaksanakan oleh pengusaha dan/atau pengurus
perusahaan atau tempat kerja dengan:
1. Penyediaan Sumber Daya Manusia yang Mempunyai Kualifikasi
Prosedur Pengadaan Sumber Daya Manusia
Konsultasi, Motivasi dan Kesadaran
Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat
Pelatihan dan Kompetensi Kerja
2. Menyediakan Prasarana Dan Sarana Yang Memadai
Prasarana dan sarana yang disediakan meliputi:
Organisasi/Unit yang bertanggung jawab di bidang K3
Anggaran
11
Prosedur operasi/kerja, informasi, dan pelaporan serta pendokumentasian
d. Pemantauan Dan Evaluasi Kinerja
Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 dilaksanakan di perusahaan meliputi:
1. Pemeriksaan, Pengujian, dan Pengukuran
Prosedur pemeriksaan, pengujian, dan pengukuran secara umum meliputi:
Personil yang terlibat harus mempunyai pengalaman dan keahlian yang cukup;
Catatan pemeriksaan, pengujian dan pengukuran yang sedang berlangsung harus
dipelihara dan tersedia bagi manajemen, tenaga kerja dan kontraktor kerja yang
terkait;
Peralatan dan metode pengujian yang memadai harus digunakan untuk menjamin
telah dipenuhinya standar k3;
Tindakan perbaikan harus dilakukan segera pada saat ditemukan ketidaksesuaian
terhadap persyaratan k3 dari hasil pemeriksaan, pengujian dan pengukuran;
Penyelidikan yang memadai harus dilaksanakan untuk menemukan penyebab
permasalahan dari suatu insiden; dan
Hasil temuan harus dianalisis dan ditinjau ulang.
2. Audit Internal SMK3
Audit internal SMK3 harus dilakukan secara berkala untuk mengetahui keefektifan
penerapan SMK3. Audit SMK3 dilaksanakan secara sistematik dan independen oleh personil
yang memiliki kompetensi kerja dengan menggunakan metodologi yang telah ditetapkan.
Frekuensi audit harus ditentukan berdasarkan tinjauan ulang hasil audit sebelumnya dan
bukti sumber bahaya yang didapatkan di tempat kerja. Hasil audit harus digunakan oleh
pengurus dalam proses tinjauan ulang manajemen.
e. Peninjauan Dan Peningkatan Kinerja SMK3, meliputi:
Untuk menjamin kesesuaian dan keefektifan yang berkesinambungan guna pencapaian
tujuan SMK3, pengusaha dan/atau pengurus perusahaan atau tempat kerja harus:
1. Melakukan tinjauan ulang terhadap penerapan SMK3 secara berkala; dan
2. Tinjauan ulang SMK3 harus dapat mengatasi implikasi K3 terhadap seluruh kegiatan,
produk barang dan jasa termasuk dampaknya terhadap kinerja perusahaan.
Tinjauan ulang penerapan SMK3, paling sedikit meliputi:
1. Evaluasi terhadap kebijakan K3;
2. Tujuan, sasaran dan kinerja K3;
3. Hasil temuan audit SMK3; dan
4. Evaluasi efektifitas penerapan SMK3, dan kebutuhan untuk pengembangan SMK3.
11
Perbaikan dan peningkatan kinerja dilakukan berdasarkan pertimbangan:
1. Perubahan peraturan perundang-undangan;
2. Tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar;
3. Perubahan produk dan kegiatan perusahaan;
4. Perubahan struktur organisasi perusahaan;
5. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk epidemologi;
6. Hasil kajian kecelakaan dan penyakit akibat kerja;
7. Adanya pelaporan; dan/atau
8. Adanya saran dari pekerja/buruh.
C. Pembangunan Jembatan dr. Ir. Soekarno-Manado
Pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno yang berlokasi di Kota Manado tepatnya
melintas diatas Sungai Tondano dan Pelabuhan Manado merupakan bagian dari Manado
Outer Ring Road (MORR) yang menghubungkan Boulevard I, Boulevard II dan By Pass
Manado.
Kontraktor atau pelaksana proyek ini adalah PT Hutama Karya. Lokasi kantor PT Hutama
Karya terletak di kompleks Pasar Bersehati, Kelurahan Calaca, Kecamatan Wenang, Kota
Manado. Sasaran utama pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno adalah: Mengatasi
kemacetan lalu lintas dalam kota, melengkapi jalur MORR (Malalayang–Winangun– Kairagi
–Molas–Boulevard– Malalayang), menjadi bagian penataan pusat kota serta menunjang
pariwisata.
5. PEMBAHASAN (ANALISIS MASALAH)
A. Penerapan SMK3
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada proyek
pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno, disusun menjadi satu kesatuan dengan sistem
manajemen mutu dan manajemen lingkungan. Dalam perencanaannya seluruh standar dan
pedoman sistem tersebut disusun dalam prosedur Rencana Mutu, Keselamatan dan Kesehatan
Kerja serta Lingkungan (RMK3L).
RMK3L merupakan integrasi pemenuhan Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001:2000),
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (OHSAS 18001:1999) dan Manajemen Lingkungan (ISO
14001:2004) yang dituangkan dalam prosedur yang dapat digunakan untuk melihat,
memeriksa, mengkaji, menilai, mengukur efektiifitas, mengetahui ketaatan atau kepatuhan
petugas selama proses pelaksanaan proyek. RMK3L dibuat berdasarkan pada persyaratan
11
pelanggan (kontrak), peraturan perundang-undangan yang berlaku dan persyaratan lainnya.
Prosedur dan persyaratan yang digunakan selama pelaksanaan pekerjaan akan ditinjau
kembali secara rutin untuk menjamin kebijaksanaan dan prosedur-prosedur yang terkandung
didalamnya memenuhi persyaratan kontrak, peraturan legal dan persyaratan lainnya untuk
mencapai peningkatan yang berkesi-nambungan. OHSAS 18001:1999 memiliki komponen-
komponen yang sama dengan SMK3 yang diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Republik Indonesia Nomor: PER.05/MEN/1996. Komponen tersebut meliputi komitmen dan
kebijakan, perencanaan, penerapan, pengukuran dan evaluasi serta tinjauan oleh pihak
manajemen.
B. Penerapan SMK3 pada Pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno-Manado
1. Penerapan
Penerapan yang dilakukan, meliputi:
a. Rekruitmen
b. Pelatihan
c. Alat Pelindung Diri
Helm Proyek (Safety Helmet)
Sepatu Kerja (Safety Shoes)
Pelindung Mata (Safety Glass)
Pelindung telinga (Ear plug /ear muff)
Kacamata las dengan pelindung muka (Face Shield)
Pelindung Tangan
Body Harness
Masker
Rompi Traffic
Pelindung Dada
Jas Hujan
Air Respirator
Pelampung
d. Rambu-rambu dan Tanda K3
e. Inspeksi K3
f. Instruksi Keselamatan Kerja
g. Rencana Tanggap Darurat
h. Penghargaan dan Sanksi
i. Pemeliharaan Peralatan
11
2. Pengukuran dan Evaluasi
Membahas tentang inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja, audit sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3), tindakan perbaikan dan pencegahan.
3. Tinjauan Oleh Pihak Manajemen
Membahas tentang Evaluasi terhadap penerapan kebijakan keselamatan dan kesehatan
kerja, tujuan, sasaran dan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja, hasil temuan audit SMK3,
dan evaluasi efektivitas penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3).
4. Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja (SMK3)
Hasil wawancara yang dilakukan kepada petugas K3 di lokasi proyek pembanguna
jembatan Dr. Ir. Soekarno, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel. Checklist Penerapan Elemen SMK3
Sumber: Proyek Jembatan Dr. Ir. Soekarno
A = Dilaksanakan
B = Tidak Dilaksanakan Sepenuhnya
C = Tidak Dilaksanakan
D = Belum Dipantau
Melalui data-data tersebut, dilakukan observasi untuk melihat penerapannya secara
langsung di lokasi proyek. Dari hasil observasi diketahui bahwa keseluruhan elemen Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di lokasi proyek tersebut telah
dilaksanakan sepenuhnya.
11
Tabel. Data Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sumber: Proyek Jembatan Dr. Ir. Soekarno
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa selain kecelakaan atau penyakit kerja yang
membutuhkan pertolongan medis dan menyebabkan hilangnya hari kerja, tidak ditemukan
terjadi kecelakaan kerja yang fatal dan menyebabkan kematian. Hal tersebut berarti
perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya sebagai ganti rugi bagi keluarga pekerja yang
meninggal. Selain itu tidak ada kasus peringatan yang tercatat, sehingga dapat disimpulkan
bahwa seluruh tenaga kerja mematuhi peraturan atau pedoman yang diberlakukan pada lokasi
pembangunan.
Dari hasil wawancara dengan petugas K3, diketahui bahwa apabila terjadi kecelakaan
atau penyakit kerja yang disebabkan oleh lingkungan kerja maupun penerapan SMK3 yang
tidak benar, maka seluruh biaya yang harus dikeluarkan untuk penanggulangannya menjadi
tanggung jawab perusahaan.Selain itu jumlah hari kerja yang hilang akibat beberapa pekerja
yang membutuhkan pertolongan medis tersebut, tidak mengakibatkan penundaan atau
terganggunya pelaksanaan pembangunan. Hal tersebut telah diantisipasi dengan pembentukan
Tim Tanggap Darurat (TTD) yang telah dipersiapkan perusahaan sebelum pelaksanaan
proyek ini.
Dalam pelaksanaan proyek pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno, Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) telah direncanakan dan diterapkan dengan baik
oleh perusahaan. Hal tersebut terlihat dari hasil wawancara, observasi serta kelengkapan
prosedur-prosedur untuk mengatur terlaksananya pekerjaan dengan aman dan efisien.
Standar dan pedoman yang digunakan untuk mengatur terlaksananya SMK3 disusun
dalam Rencana Mutu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Proyek
(RMK3LP). Dasar penerapan SMK3 disesuaikan dengan standar internasional yaitu OHSAS
11
18001:1999. Dilihat dari keberadaan kebijakan, komitmen, perencanaan, penerapan,
pengukuran, evaluasi serta tinjauan kembali oleh pihak manajemen, OHSAS 18001:1999
memiliki kesamaan dengan PERMENAKER No.05/1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
SMK3 berpengaruh baik bagi perusahaan maupun tenaga kerja itu sendiri. Hal tersebut
terlihat dari data keselamatan dan kesehatan kerja pada bulan Oktober, November dan
Desember 2011, jumlah tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja masih tergolong
rendah, sehingga tidak menyebabkan terganggunya pelaksanaan pembangunan secara berarti.
Selain itu tidak terdapat kasus kecelakaan kerja maupun penyakit kerja yang menyebabkan
kematian.
11
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi R. I. 2008. Peraturan Perundangan dan
Pedoman Teknis SMK3. Jakarta.
Ervianto, Wulfram. 2002. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: Andi.
Gempur, Santoso. 2004. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Prestasi
Pustaka. J
Husein Abrar, MT. 2008. Manajemen Proyek.Yogyakarta: Andi.
Hutama Karya, PT. 2011. Rencana Mutu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta
Lingkungan Proyek (Pembangunan Jembatan DR. Ir. Soekarno). Manado: PT Hutama
Karya.
Mahdaniah, Rahim, M.R., dan Russeng, S.S. 2014. Gambaran Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pada PT. Tunas Muda Jaya Kalimantan
Timur. Makassar: FKM UNHAS.
Maria, K. 2012. Penerapan Tindakan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. (Online),
(http://eprints.uny.ac.id/9331/3/bab%202-08208241006.pdf), diakses tanggal 12
Oktober 2015.
Masyitha Muis, M. Russeng, S.S., dan Selyanti, H. 2014. Gambaran Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada PT. Semen Bosowa
Maros. Makassar: FKM UNHAS.
Pangkey, F., Malingkas, G.Y., dan Walangitan, D.O.R. 2012. Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pada Proyek Konstruksi Di Indonesia
(Studi Kasus: Pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno-Manado). Jurnal Ilmiah
MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 2, ISSN 2087-9334 (100-113). Manado: Teknik
Sipil Pasca Sarjana dan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sam
Ratulangi. (Online), (www.unsrat.ac.id), diakses tanggal 12 Oktober 2015.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. (Online), (www.hukumonline.com),
diakses tanggal 10 Oktober 2015.
Petunjuk Umum Penerapan Sistem Manajemen K3 Sesuai Permenaker No.05/Men1996.
(Online), (https://www.scribd.com/doc/48676059 /Petunjuk-Umum-Penerapan-
Smk3#download), diakses tanggal 14 Oktober 2015.
Ramli, Soehatman. 2010. Pedoman Praktis Manajemen Resiko dalam Perspektif K3. Jakarta:
Dian Rakyat.
11
Silalahi N. B. Bennet dan Silalahi B. Rumondong, 1995. Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
Subagyo, Yoyo. 2009. Apa dan Bagaimana Cara Menerapkan OHSAS 18001 – Manajemen
K3.
Susihono, W., Rini, F.A. 2013. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (K3) Dan Identifikasi Potensi Bahaya Kerja (Studi kasus di PT. LTX Kota
Cilegon- Banten). Spektrum Industri, 2013, Vol. 11, No. 2, 117 – 242 ISSN: 1963-
6590. Jakarta: Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa. (Online), (www.untirta.ac.id), diakses tanggal 12 Oktober 2015.
Syartini, T. 2010. Penerapan SMK3 Dalam Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Di PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang. Surakarta: Program
Diploma III Hiperkes Dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret.
Tardianto, Taufik, Amd. 2005. Sistem Manajemen dan Standar Pemeriksaan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3). Jakarta: Panca Bhakti.
Tarore, Huibert, dan Mandagi. Robert J M. 2006. Sistem Manajemen Proyek Konstruksi
(SIMPROKON). Manado: Tim Penerbit JTS Fakultas Teknik Universitas Sam
Ratulangi.