muhammad dwi hidayatullah penerapan smk3

19
11 Nama : Muhammas Dwi Hidayatullah NIM : 130612607888 Jurusan : Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM A 2013) Peminatan : Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Mata Kuliah : Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3) Dosen Pembimbing : Ibu Anny Martiningsih Tugas : Membuat artikel dalam bentuk paper Tema : Penerapan SMK3 PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA PROYEK KONSTRUKSI DI INDONESIA (Studi Kasus: Pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno-Manado) 1. PENDAHULUAN Seiring dengan pesatnya laju perkembangan pembangunan konstruksi gedung bertingkat di Indonesia, maka peranan pengendalian resiko kecelakaan kerja dirasakan menjadi semakin penting. Namun pada kenyataannya penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara umum masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja yang terjadi. Di Indonesia, setiap tujuh detik terjadi satu kasus kecelakaan kerja (“K3 Masih Dianggap Remeh” Warta Ekonomi, 2 Juni 2006). Proyek konstruksi memiliki sifat yang khas, antara lain tempat kerjanya di ruang terbuka yang dipengaruhi cuaca, jangka waktu pekerjaan terbatas, menggunakan pekerja yang

Upload: mhddayat

Post on 19-Feb-2016

230 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA PROYEK KONSTRUKSI DI INDONESIA(Studi Kasus: Pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno-Manado)

TRANSCRIPT

Page 1: Muhammad Dwi Hidayatullah Penerapan SMK3

11

Nama : Muhammas Dwi Hidayatullah

NIM : 130612607888

Jurusan : Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM A 2013)

Peminatan : Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Mata Kuliah : Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3)

Dosen Pembimbing : Ibu Anny Martiningsih

Tugas : Membuat artikel dalam bentuk paper

Tema : Penerapan SMK3

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA (SMK3) PADA PROYEK KONSTRUKSI DI INDONESIA

(Studi Kasus: Pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno-Manado)

1. PENDAHULUAN

Seiring dengan pesatnya laju perkembangan pembangunan konstruksi gedung

bertingkat di Indonesia, maka peranan pengendalian resiko kecelakaan kerja dirasakan

menjadi semakin penting. Namun pada kenyataannya penerapan Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara umum masih sering terabaikan. Hal ini

ditunjukan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja yang terjadi. Di Indonesia, setiap

tujuh detik terjadi satu kasus kecelakaan kerja (“K3 Masih Dianggap Remeh” Warta

Ekonomi, 2 Juni 2006).

Proyek konstruksi memiliki sifat yang khas, antara lain tempat kerjanya di ruang

terbuka yang dipengaruhi cuaca, jangka waktu pekerjaan terbatas, menggunakan pekerja yang

belum terlatih, menggunakan peralatan kerja yang membahayakan keselamatan dan

kesehataan kerja dan pekerjaan yang banyak mengeluarkan tenaga. Berdasarkan sifat-sifat

unik itu pula, maka sektor jasa kontruksi mempunyai resiko biaya kecelakaan fatal.

Untuk mencegah kecelakaan kerja, diperlukan suatu Sistem Manajemen Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang mengatur dan dapat menjadi acuan bagi konsultan,

kontraktor dan para pekerja kontruksi.

SMK3 merupakan bagian yang tidak terpisah dari sistem perlindungan tenaga kerja

dan bagi pekerjaan jasa konstruksi dapat meminimalisasi dan menghindarkan diri dari resiko

kerugian moral maupun material, kehilangan jam kerja, maupun keselamatan manusia dan

Page 2: Muhammad Dwi Hidayatullah Penerapan SMK3

11

lingkungan sekitarnya yang nantinya dapat menunjang peningkatan kinerja yang efektif dan

efisien dalam proses pembangunan.

Proyek pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno - Manado merupakan salah satu

proyek konstruksi yang memiliki resiko kecelakaan kerja yang tinggi. Salah satu

penyebabnya penggunaan alat-alat berat dan mesin-mesin canggih yang memerlukan

keahlian untuk menggunakannya dengan benar. Oleh sebab itu perlu diadakan audit tentang

evaluasi penerapan SMK3 pada proyek tersebut sehingga kecelakaan kerja bisa dapat

dikurangi atau ditekan sekecil-kecilnya. Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang

dilaksanakan dengan sebaik-baiknya diharapkan akan memberi iklim keamanan dan

ketenangan kerja, sehingga sangat membantu dalam meningkatkan produktivitas tenaga

kerja.

2. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3 adalah segala kegiatan

untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya

pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Tenaga Kerja

Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan

barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Pekerja/Buruh

Pekerja/Buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan

dalam bentuk lain.

Perusahaan

Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang

perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik

negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam

bentuk lain; usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan

mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Pengusaha

Pengusaha adalah :

a. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu

perusahaan milik sendiri;

Page 3: Muhammad Dwi Hidayatullah Penerapan SMK3

11

b. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri

menjalankan perusahaan bukan miliknya;

c. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di indonesia

mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b yang

berkedudukan di luar wilayah indonesia.

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Menurut PP No. 50 Tahun 2012, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka

pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang

aman, efisien dan produktif.

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan sistem

perlindungan bagi tenaga kerja dan jasa konstruksi untuk meminimalisasi dan menghindarkan

diri dari resiko kerugian moral maupun material, kehilangan jam kerja, maupun keselamatan

manusia dan lingkungan sekitarnya yang nantinya dapat menunjang peningkatan kinerja yang

efektif dan efisien (Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER.05/MEN/1996).

Audit SMK3

Audit SMK3 adalah pemeriksaan secara sistematis dan independen terhadap pemenuhan

kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu hasil kegiatan yang telah direncanakan

dan dilaksanakan dalam penerapan SMK3 di perusahaan.

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) merupakan definisi dari badan

pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan tenaga

kerja untuk mengembangkan kerjasama saling pengertian & partisipasi efektif dalam

penerapan K3 di lingkungan Perusahaan.

Penerapan

Penerapan merupakan sebuah tindakan yang dilakukan baik secara individu maupun

kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan (Maria, 2012).

B. Penerapan SMK3

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di suatu perusahaan

merupakan suatu persyaratan dimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 87 bahwa perusahaan wajib menerapkan Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang terintegrasi dengan Sistem Manajemen

Perusahaan. Penerapan SMK3 bertujuan untuk: (PP No. 50 Tahun 2012)

Page 4: Muhammad Dwi Hidayatullah Penerapan SMK3

11

a. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana,

terukur, terstruktur, dan terintegrasi;

b. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan

melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh;

serta

c. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong

produktivitas.

Untuk menjamin pelaksaan K3 di tempat kerja, maka Perusahaan membentuk Panitia

Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga

Kerja No 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3).

Manfaat penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) bagi

perusahaan menurut Tarwaka (2008), adalah:

1. Pihak manajemen dapat mengetahui kelemahan-kelemahan unsur sistem operasional

sebelum timbul gangguan operasional, kecelakaan, insiden dan kerugian-kerugian

lainnya.

2. Dapat diketahui gambaran secara jelas dan lengkap tentang kinerja K3 di perusahaan.

3. Dapat meningkatkan pemenuhan terhadap peraturan perundangan bidang K3.

4. Dapat meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran tentang K3,

3. khususnya bagi karyawan yang terlibat dalam pelaksanaan audit.

4. Dapat meningkatkan produktivitas kerja.

Di bawah ini merupakan beberapa hal yang diperhatikan dan diwajibkan perusahaan

dalam penerapan SMK3, sebagai berikut: (PP No. 50 Tahun 2012)

a. Penetapan Kebijakan K3;

b. Perencanaan K3;

c. Pelaksanaan Rencana K3;

d. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3; dan

e. Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3.

Selain itu, adapun pedoman penilaian penerapan SMK3, meliputi:

a. Kriteria Audit SMK3;

b. Penetapan Kriteria Audit Tiap Tingkat Pencapaian Penerapan SMK3; dan

Ketentuan Penilaian Hasil Audit SMK3. (PP No. 50 Tahun 2012)

Berdasarkan beberapa hal diatas, maka dibawah ini merupakan penjelasannya mengenai

hal yang diwajibkan perusahaan dalam penerapan SMK3, sebagai berikut:

a. Penetapan Kebijakan K3, meliputi:

Page 5: Muhammad Dwi Hidayatullah Penerapan SMK3

11

1. Penyusunan kebijakan K3

2. Penetapan kebijakan K3

3. Ketentuan untuk kewajiban pengusaha/pengurus

4. Ketentuan diadakan peninjauan ulang secara teratur.

5. Setiap tingkat pimpinan dalam perusahaan harus menunjukkan komitmen terhadap K3

sehingga SMK3 berhasil diterapkan dan dikembangkan.

6. Setiap pekerja/buruh dan orang lain yang berada di tempat kerja harus berperan serta

dalam menjaga dan mengendalikan pelaksanaan K3.

b. Perencanaan K3

1. Pengusaha menyusun rencana K3 berdasarkan:

Hasil penelaahan awal

Identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko

Peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya

Sumber daya yang dimiliki

2. Rencana K3 yang disusun oleh perusahaan paling sedikit memuat:

Tujuan dan Sasaran

Skala Prioritas

Upaya Pengendalian Bahaya

Penetapan Sumber Daya

Jangka Waktu Pelaksanaan

Indikator Pencapaian

Sistem Pertanggung Jawaban

c. Pelaksanaan Rencana K3

Pelaksanaan rencana K3 harus dilaksanakan oleh pengusaha dan/atau pengurus

perusahaan atau tempat kerja dengan:

1. Penyediaan Sumber Daya Manusia yang Mempunyai Kualifikasi

Prosedur Pengadaan Sumber Daya Manusia

Konsultasi, Motivasi dan Kesadaran

Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat

Pelatihan dan Kompetensi Kerja

2. Menyediakan Prasarana Dan Sarana Yang Memadai

Prasarana dan sarana yang disediakan meliputi:

Organisasi/Unit yang bertanggung jawab di bidang K3

Anggaran

Page 6: Muhammad Dwi Hidayatullah Penerapan SMK3

11

Prosedur operasi/kerja, informasi, dan pelaporan serta pendokumentasian

d. Pemantauan Dan Evaluasi Kinerja

Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 dilaksanakan di perusahaan meliputi:

1. Pemeriksaan, Pengujian, dan Pengukuran

Prosedur pemeriksaan, pengujian, dan pengukuran secara umum meliputi:

Personil yang terlibat harus mempunyai pengalaman dan keahlian yang cukup;

Catatan pemeriksaan, pengujian dan pengukuran yang sedang berlangsung harus

dipelihara dan tersedia bagi manajemen, tenaga kerja dan kontraktor kerja yang

terkait;

Peralatan dan metode pengujian yang memadai harus digunakan untuk menjamin

telah dipenuhinya standar k3;

Tindakan perbaikan harus dilakukan segera pada saat ditemukan ketidaksesuaian

terhadap persyaratan k3 dari hasil pemeriksaan, pengujian dan pengukuran;

Penyelidikan yang memadai harus dilaksanakan untuk menemukan penyebab

permasalahan dari suatu insiden; dan

Hasil temuan harus dianalisis dan ditinjau ulang.

2. Audit Internal SMK3

Audit internal SMK3 harus dilakukan secara berkala untuk mengetahui keefektifan

penerapan SMK3. Audit SMK3 dilaksanakan secara sistematik dan independen oleh personil

yang memiliki kompetensi kerja dengan menggunakan metodologi yang telah ditetapkan.

Frekuensi audit harus ditentukan berdasarkan tinjauan ulang hasil audit sebelumnya dan

bukti sumber bahaya yang didapatkan di tempat kerja. Hasil audit harus digunakan oleh

pengurus dalam proses tinjauan ulang manajemen.

e. Peninjauan Dan Peningkatan Kinerja SMK3, meliputi:

Untuk menjamin kesesuaian dan keefektifan yang berkesinambungan guna pencapaian

tujuan SMK3, pengusaha dan/atau pengurus perusahaan atau tempat kerja harus:

1. Melakukan tinjauan ulang terhadap penerapan SMK3 secara berkala; dan

2. Tinjauan ulang SMK3 harus dapat mengatasi implikasi K3 terhadap seluruh kegiatan,

produk barang dan jasa termasuk dampaknya terhadap kinerja perusahaan.

Tinjauan ulang penerapan SMK3, paling sedikit meliputi:

1. Evaluasi terhadap kebijakan K3;

2. Tujuan, sasaran dan kinerja K3;

3. Hasil temuan audit SMK3; dan

4. Evaluasi efektifitas penerapan SMK3, dan kebutuhan untuk pengembangan SMK3.

Page 7: Muhammad Dwi Hidayatullah Penerapan SMK3

11

Perbaikan dan peningkatan kinerja dilakukan berdasarkan pertimbangan:

1. Perubahan peraturan perundang-undangan;

2. Tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar;

3. Perubahan produk dan kegiatan perusahaan;

4. Perubahan struktur organisasi perusahaan;

5. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk epidemologi;

6. Hasil kajian kecelakaan dan penyakit akibat kerja;

7. Adanya pelaporan; dan/atau

8. Adanya saran dari pekerja/buruh.

C. Pembangunan Jembatan dr. Ir. Soekarno-Manado

Pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno yang berlokasi di Kota Manado tepatnya

melintas diatas Sungai Tondano dan Pelabuhan Manado merupakan bagian dari Manado

Outer Ring Road (MORR) yang menghubungkan Boulevard I, Boulevard II dan By Pass

Manado.

Kontraktor atau pelaksana proyek ini adalah PT Hutama Karya. Lokasi kantor PT Hutama

Karya terletak di kompleks Pasar Bersehati, Kelurahan Calaca, Kecamatan Wenang, Kota

Manado. Sasaran utama pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno adalah: Mengatasi

kemacetan lalu lintas dalam kota, melengkapi jalur MORR (Malalayang–Winangun– Kairagi

–Molas–Boulevard– Malalayang), menjadi bagian penataan pusat kota serta menunjang

pariwisata.

5. PEMBAHASAN (ANALISIS MASALAH)

A. Penerapan SMK3

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada proyek

pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno, disusun menjadi satu kesatuan dengan sistem

manajemen mutu dan manajemen lingkungan. Dalam perencanaannya seluruh standar dan

pedoman sistem tersebut disusun dalam prosedur Rencana Mutu, Keselamatan dan Kesehatan

Kerja serta Lingkungan (RMK3L).

RMK3L merupakan integrasi pemenuhan Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001:2000),

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (OHSAS 18001:1999) dan Manajemen Lingkungan (ISO

14001:2004) yang dituangkan dalam prosedur yang dapat digunakan untuk melihat,

memeriksa, mengkaji, menilai, mengukur efektiifitas, mengetahui ketaatan atau kepatuhan

petugas selama proses pelaksanaan proyek. RMK3L dibuat berdasarkan pada persyaratan

Page 8: Muhammad Dwi Hidayatullah Penerapan SMK3

11

pelanggan (kontrak), peraturan perundang-undangan yang berlaku dan persyaratan lainnya.

Prosedur dan persyaratan yang digunakan selama pelaksanaan pekerjaan akan ditinjau

kembali secara rutin untuk menjamin kebijaksanaan dan prosedur-prosedur yang terkandung

didalamnya memenuhi persyaratan kontrak, peraturan legal dan persyaratan lainnya untuk

mencapai peningkatan yang berkesi-nambungan. OHSAS 18001:1999 memiliki komponen-

komponen yang sama dengan SMK3 yang diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja

Republik Indonesia Nomor: PER.05/MEN/1996. Komponen tersebut meliputi komitmen dan

kebijakan, perencanaan, penerapan, pengukuran dan evaluasi serta tinjauan oleh pihak

manajemen.

B. Penerapan SMK3 pada Pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno-Manado

1. Penerapan

Penerapan yang dilakukan, meliputi:

a. Rekruitmen

b. Pelatihan

c. Alat Pelindung Diri

Helm Proyek (Safety Helmet)

Sepatu Kerja (Safety Shoes)

Pelindung Mata (Safety Glass)

Pelindung telinga (Ear plug /ear muff)

Kacamata las dengan pelindung muka (Face Shield)

Pelindung Tangan

Body Harness

Masker

Rompi Traffic

Pelindung Dada

Jas Hujan

Air Respirator

Pelampung

d. Rambu-rambu dan Tanda K3

e. Inspeksi K3

f. Instruksi Keselamatan Kerja

g. Rencana Tanggap Darurat

h. Penghargaan dan Sanksi

i. Pemeliharaan Peralatan

Page 9: Muhammad Dwi Hidayatullah Penerapan SMK3

11

2. Pengukuran dan Evaluasi

Membahas tentang inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja, audit sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3), tindakan perbaikan dan pencegahan.

3. Tinjauan Oleh Pihak Manajemen

Membahas tentang Evaluasi terhadap penerapan kebijakan keselamatan dan kesehatan

kerja, tujuan, sasaran dan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja, hasil temuan audit SMK3,

dan evaluasi efektivitas penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

(SMK3).

4. Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja (SMK3)

Hasil wawancara yang dilakukan kepada petugas K3 di lokasi proyek pembanguna

jembatan Dr. Ir. Soekarno, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel. Checklist Penerapan Elemen SMK3

Sumber: Proyek Jembatan Dr. Ir. Soekarno

A = Dilaksanakan

B = Tidak Dilaksanakan Sepenuhnya

C = Tidak Dilaksanakan

D = Belum Dipantau

Melalui data-data tersebut, dilakukan observasi untuk melihat penerapannya secara

langsung di lokasi proyek. Dari hasil observasi diketahui bahwa keseluruhan elemen Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di lokasi proyek tersebut telah

dilaksanakan sepenuhnya.

Page 10: Muhammad Dwi Hidayatullah Penerapan SMK3

11

Tabel. Data Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Sumber: Proyek Jembatan Dr. Ir. Soekarno

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa selain kecelakaan atau penyakit kerja yang

membutuhkan pertolongan medis dan menyebabkan hilangnya hari kerja, tidak ditemukan

terjadi kecelakaan kerja yang fatal dan menyebabkan kematian. Hal tersebut berarti

perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya sebagai ganti rugi bagi keluarga pekerja yang

meninggal. Selain itu tidak ada kasus peringatan yang tercatat, sehingga dapat disimpulkan

bahwa seluruh tenaga kerja mematuhi peraturan atau pedoman yang diberlakukan pada lokasi

pembangunan.

Dari hasil wawancara dengan petugas K3, diketahui bahwa apabila terjadi kecelakaan

atau penyakit kerja yang disebabkan oleh lingkungan kerja maupun penerapan SMK3 yang

tidak benar, maka seluruh biaya yang harus dikeluarkan untuk penanggulangannya menjadi

tanggung jawab perusahaan.Selain itu jumlah hari kerja yang hilang akibat beberapa pekerja

yang membutuhkan pertolongan medis tersebut, tidak mengakibatkan penundaan atau

terganggunya pelaksanaan pembangunan. Hal tersebut telah diantisipasi dengan pembentukan

Tim Tanggap Darurat (TTD) yang telah dipersiapkan perusahaan sebelum pelaksanaan

proyek ini.

Dalam pelaksanaan proyek pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno, Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) telah direncanakan dan diterapkan dengan baik

oleh perusahaan. Hal tersebut terlihat dari hasil wawancara, observasi serta kelengkapan

prosedur-prosedur untuk mengatur terlaksananya pekerjaan dengan aman dan efisien.

Standar dan pedoman yang digunakan untuk mengatur terlaksananya SMK3 disusun

dalam Rencana Mutu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Proyek

(RMK3LP). Dasar penerapan SMK3 disesuaikan dengan standar internasional yaitu OHSAS

Page 11: Muhammad Dwi Hidayatullah Penerapan SMK3

11

18001:1999. Dilihat dari keberadaan kebijakan, komitmen, perencanaan, penerapan,

pengukuran, evaluasi serta tinjauan kembali oleh pihak manajemen, OHSAS 18001:1999

memiliki kesamaan dengan PERMENAKER No.05/1996 tentang Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

SMK3 berpengaruh baik bagi perusahaan maupun tenaga kerja itu sendiri. Hal tersebut

terlihat dari data keselamatan dan kesehatan kerja pada bulan Oktober, November dan

Desember 2011, jumlah tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja masih tergolong

rendah, sehingga tidak menyebabkan terganggunya pelaksanaan pembangunan secara berarti.

Selain itu tidak terdapat kasus kecelakaan kerja maupun penyakit kerja yang menyebabkan

kematian.

Page 12: Muhammad Dwi Hidayatullah Penerapan SMK3

11

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi R. I. 2008. Peraturan Perundangan dan

Pedoman Teknis SMK3. Jakarta.

Ervianto, Wulfram. 2002. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: Andi.

Gempur, Santoso. 2004. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Prestasi

Pustaka. J

Husein Abrar, MT. 2008. Manajemen Proyek.Yogyakarta: Andi.

Hutama Karya, PT. 2011. Rencana Mutu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta

Lingkungan Proyek (Pembangunan Jembatan DR. Ir. Soekarno). Manado: PT Hutama

Karya.

Mahdaniah, Rahim, M.R., dan Russeng, S.S. 2014. Gambaran Penerapan Sistem Manajemen

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pada PT. Tunas Muda Jaya Kalimantan

Timur. Makassar: FKM UNHAS.

Maria, K. 2012. Penerapan Tindakan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. (Online),

(http://eprints.uny.ac.id/9331/3/bab%202-08208241006.pdf), diakses tanggal 12

Oktober 2015.

Masyitha Muis, M. Russeng, S.S., dan Selyanti, H. 2014. Gambaran Penerapan Sistem

Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada PT. Semen Bosowa

Maros. Makassar: FKM UNHAS.

Pangkey, F., Malingkas, G.Y., dan Walangitan, D.O.R. 2012. Penerapan Sistem Manajemen

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pada Proyek Konstruksi Di Indonesia

(Studi Kasus: Pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno-Manado). Jurnal Ilmiah

MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 2, ISSN 2087-9334 (100-113). Manado: Teknik

Sipil Pasca Sarjana dan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sam

Ratulangi. (Online), (www.unsrat.ac.id), diakses tanggal 12 Oktober 2015.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem

Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. (Online), (www.hukumonline.com),

diakses tanggal 10 Oktober 2015.

Petunjuk Umum Penerapan Sistem Manajemen K3 Sesuai Permenaker No.05/Men1996.

(Online), (https://www.scribd.com/doc/48676059 /Petunjuk-Umum-Penerapan-

Smk3#download), diakses tanggal 14 Oktober 2015.

Ramli, Soehatman. 2010. Pedoman Praktis Manajemen Resiko dalam Perspektif K3. Jakarta:

Dian Rakyat.

Page 13: Muhammad Dwi Hidayatullah Penerapan SMK3

11

Silalahi N. B. Bennet dan Silalahi B. Rumondong, 1995. Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.

Subagyo, Yoyo. 2009. Apa dan Bagaimana Cara Menerapkan OHSAS 18001 – Manajemen

K3.

Susihono, W., Rini, F.A. 2013. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan

Kerja (K3) Dan Identifikasi Potensi Bahaya Kerja (Studi kasus di PT. LTX Kota

Cilegon- Banten). Spektrum Industri, 2013, Vol. 11, No. 2, 117 – 242 ISSN: 1963-

6590. Jakarta: Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa. (Online), (www.untirta.ac.id), diakses tanggal 12 Oktober 2015.

Syartini, T. 2010. Penerapan SMK3 Dalam Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Di PT.

Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Semarang. Surakarta: Program

Diploma III Hiperkes Dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas

Sebelas Maret.

Tardianto, Taufik, Amd. 2005. Sistem Manajemen dan Standar Pemeriksaan Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3). Jakarta: Panca Bhakti.

Tarore, Huibert, dan Mandagi. Robert J M. 2006. Sistem Manajemen Proyek Konstruksi

(SIMPROKON). Manado: Tim Penerbit JTS Fakultas Teknik Universitas Sam

Ratulangi.