msdm sp - perbandingan uu kepegawaian & skema michigan rekrutmen pegawai

12
UTS take home MSDM 1. Buatlah skema (diagram) model MSDM yang sesuai dengan pasal 13 dari UU 43/1999 dengan mengacu pada dua model terdahulu yaitu model MSDM Universitas Michigan dan Universitas Harvard. Beri penjelasan atas model yang saudara buat! 2. Buat perbandingan dan analisislah pasal 13 UU 43/1999 tentang kebijaksanaan Manajemen PNS dengan UU ASN (pasal 55 ayat 1) 3. Buatlah perbandingan dan analisislah Komisi Kepegawaian Negara dengan Komisi ASN!! 1. Stakeholder interest: Presiden dengan dibantu Komisi Kepegawaian HRM Policy Choices: Penetapan norma, standar, prosedur Pengangkatan PNS dan formasi dalam penempatan PNS Performances Promosi Jabatan Kenaikan Pengembangan kualitas sumber daya PNS pemindahan Hak Kewajiba Kedudukan hukum

Upload: herlambang-bagus

Post on 20-Aug-2015

499 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: MSDM SP - Perbandingan UU Kepegawaian & skema michigan rekrutmen pegawai

UTS take home MSDM

1. Buatlah skema (diagram) model MSDM yang sesuai dengan pasal 13 dari UU 43/1999 dengan mengacu pada dua model terdahulu yaitu model MSDM Universitas Michigan dan Universitas Harvard. Beri penjelasan atas model yang saudara buat!

2. Buat perbandingan dan analisislah pasal 13 UU 43/1999 tentang kebijaksanaan Manajemen PNS dengan UU ASN (pasal 55 ayat 1)

3. Buatlah perbandingan dan analisislah Komisi Kepegawaian Negara dengan Komisi ASN!!

1.

Stakeholder interest:

Presiden dengan dibantu Komisi Kepegawaian

Negara

HRM Policy Choices:

Penetapan norma, standar,

prosedur

Pengangkatan PNS dan formasi dalam penempatan PNS

)rekrumen dan

Performances

Promosi Jabatan

Kenaikan Pangkat

Pengembangan kualitas sumber daya PNS pemindahan

HakKewajiban

Pemberhentian

Hak

TunjanganKesejahteraan

Tunjangan

Gaji

Kedudukan hukum

Page 2: MSDM SP - Perbandingan UU Kepegawaian & skema michigan rekrutmen pegawai

Analisis:

Menurut pasal 13 UU nomor 43/1999 menjelaskan tentang kebijaksanaan manajemen. Dimana didalam pasal tersebut seperti juga dapat tercermin dalam model MSDM di atas bahwa kebijaksanaan manajemen mencakup penetapan norma, standar, prosedur, formasi, pengangkatan, pengembangan kualitas Sumber Daya PNS, pemindahan, gaji, tunjangan, ksejahteraan, pemberhentian, hak, kewajiban seta kedudukan hukum. Sesuai model diatas bahwa kebijaksanaan manajemen juga terdapat pemisahan-pemisahan menurut langkah-langkahnya. Pihak berwenang dalam penyusunan Kebijaksanaan Manajemen PNS berada pada Presiden selaku Kepala Pemerintahan. Untuk membantu Presiden merumuskan kebijaksanaan dan memberikan pertimbangan tertentu maka dibentuk Komisi Kepegawaian Negara yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden.

Kebijaksanaan Manajamen PNS mengenai pengadaan PNS, dimana setiap warga negara setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan mempunyai kesempatan yang sama untuk melamar menjadi PNS. Syarat yang dimaksud secara tidak langsung juga terdapat dalam hal pengadaan PNS melalui penetapan norma, standar, dan prosedur. Dengan adanya tiga indikator ini PNS yang dicari harus sesuai dengan norma, standar dan prosedur yang telah ditetapkan, sehingga CPNS yang tidak memiliki kriteria tersebut tidak bisa melanjutkan ke tahap seleksi selanjutnya. Hal ini juga berkaitan dengan seberapa besar jumlah PNS yang akan direkrut, sehingga akan sesuai dengan jumlah PNS yang memang dibutuhkan. Rekrutmen juga berkaitan dengan seleksi, dimana melalui seleksi tersebut akan dihasilkan CPNS terbaik dari yang terbaik. Terdapat suatu pengecualian bagi orang-orang yang telah bekerja pada instansi yang menunjang kepentingan nasional dimana pemerintah berhak mengangkat langsung orang-orang tersebut menjadi PNS.

Menurut model diatas setelah pengadaan PNS selanjutnya adalah penempatan jabatan. Dimana PNS yang baru diangkat akan menempati job-job yang sesuai dengan kriteria, skill, pengetahuan yang dimiliki. Tidak lepas juga dengan jangka waktu berdasarkan jenis, sifat, dan analisis beban kerja yang harus dilaksanakan. Kemudian setelah itu yaitu performance. Performance PNS terbagi menjadi dua yakni performance positif dan performance negatif. Bagi PNS yang memiliki performance positif berhak mendapatkan reward berupa promosi jabatan dan kenaikan pangkat, adapun dasar pengangkatan jabatan dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja yang telah dilakukan. Dan semua itu dilaksanakan secara obyektif sesuai dengan penilaian prestasi kerja. Sehingga seorang PNS yang mempunyai performance positif akan mudah mendapatkan jenjang karir yang lebih tinggi. Sementara bagi PNS yang memiliki performace buruk negatif harus mengikuti pembinaan agar performance PNS tersebut dapat berkembang dan meningkat. Pembinaannya dapat dilakukan dengan berbagai hal bisa melalui pelatihan, seminar, kursus, maupun penataran. Pembinaan PNS juga dapat dilakukan dengan cara pemindahantug as dan/atau wilayah kerja. Tujuannya adalah untuk menjadikan PNS tersebut memiliki performance yang lebih baik untuk saat itu juga, atau pun dalam jangka waktu tertentu bisa juga untuk mempersiapkan promosi jabatan di masa yang akan datang. Tentunya diluar dua hal tersebut PNS berhak mendapatkan hak sesuai dengan posisi jabatan, produktivitas serta

Page 3: MSDM SP - Perbandingan UU Kepegawaian & skema michigan rekrutmen pegawai

analisis beban kerja yang dilakukan, dalam hal ini adalah gaji yang sesuai. Dimana gaji yang adil, layak dan dapat menjamin kesejahterannya, adapun penetapan gaji PNS telah ditetapkan pada Peraturan Pemerintah (tersirat dalam pasal 7 ayat (1) – ayat (3)) Selain hak terdapat pula kewajiban yakni berkaitan dengan analisis beban kerja yang harus dipenuhi dan dikerjakan oleh PNS tersebut.

Dalam hal pemberhentian PNS terdapat beberapa indikator yang berhubungan dengan hal tersebut yang juga terdapat di dalam pasal 23 dan pasal 24 :

“Pasal 23

(1) Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dengan hormat karena meninggal dunia.

(2) Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan hormat karena :

a) atas permintaan sendiri;

b) mencapai batas usia pensiun;

c) perampingan organisasi pemerintah;atau

d) tidak cakap jasmani atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai Pegawai Negeri Sipil.

(3) Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak diberhentikan karena:

a) melanggar sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil dan sumpah/janji jabatan selain pelanggaran sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil dan sumpah/janji jabatan karena tidak setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah;atau

b) dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan yang ancaman hukumannya kurang dari 4 (empat) tahun.

(4) Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau tidak dengan hormat karena :

a) dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan yang ancaman hukumannya 4 (empat) tahun atau lebih; atau

b) melakukan pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil tingkat berat.

(5) Pegawai Negeri Sipil diberhentikan tidak dengan hormat karena :

a) melanggar sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil dan sumpah/janji jabatan karena tidak setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah;

b) melakukan penyelewengan terhadap ideologi Negara, Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 atau terlibat dalam kegiatan yang menentang Negara dan Pemerintah; atau

Page 4: MSDM SP - Perbandingan UU Kepegawaian & skema michigan rekrutmen pegawai

c) dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan.

Pasal 24

Pegawai Negeri Sipil yang dikenakan penahanan oleh pejabat yang berwajib karena disangka telah melakukan tindak pidana kejahatan sampai mendapat putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, dikenakan pemberhentian sementara. “

Sementara terkait dengan kedudukan hukum, seseorang yang telah menjadi anggota PNS (Pegawai ASN) diharuskan memberi pelayanan kepada masyarakat dengan profesional dalam artian yakni netral dari pengaruh semua golongan dan partai politik sehingga tidak menimbulkan sikap diskriminatif. Adapun Peraturan Pemerintah yang telah dikeluarkan perihal antisipasi terhadap hal tersebut yaitu pada Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2004 tentang Larangan Pegawai Negeri Sipil Menjadi Anggota Partai Politik (“PP 37/2004). Disebutkan bahwa pegawai negeri sebagai unsur aparatur negara harus netral dari pengaruh semua golongan dan partai politik, tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, dan dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Oleh karena itu, pegawai negeri yang menjadi anggota dan/atau pengurus partai poiitik harus diberhentikan sebagai pegawai negeri, baik dengan hormat atau tidak dengan hormat.

Ketentuan Pasal 2 ayat (1) PP 37/2004 dengan tegas mengatakan: “Pegawai Negeri Sipil dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.”

Jika Pegawai Negeri Sipil (“PNS”) menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik, maka berdasarkan Pasal 2 ayat (2) PP 37/2004 ia diberhentikan sebagai PNS. Menurut Penjelasan Umum PP 37/2004, pemberhentian tersebut dapat dilakukan dengan hormat atau tidak dengan hormat. Namun PNS juga dapat menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik asalkan PNS tersebut mengundurkan diri terlebih dahulu sebagai PNS sebagaimana diatur dalam Pasal 3 PP 37/2004:

1) Pegawai Negeri Sipil yang akan menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik wajib mengundurkan diri sebagai Pegawai Negeri Sipil.

2) Pegawai Negeri Sipil yang mengundurkan diri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil.

3) Pemberhentian sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) berlaku terhitung mulai akhir bulan mengajukan pengunduran diri.

Pada inti dari Peraturan Pemerintah tersebut bahwa untuk menjamin kenetralan PNS dari pengaruh golongan dan partai politik, PNS mutlak dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.

Page 5: MSDM SP - Perbandingan UU Kepegawaian & skema michigan rekrutmen pegawai

2.

Perbandingan pasal 13 UU 43/1999 tentang kebijaksanaan Manajemen PNS dengan UU ASN pasal 55

UU nomor 43/1999 pasal 13 UU nomor 5/2014 pasal 55

1. Kebijaksanaan manajemen Pegawai Negeri Sipil mencakup penetapan norma, standaar, prosedur, formasi, pengangkatan, pengembangan kualitas sumber daya Pegawai Negeri Sipiil, pemindahan, gaji, tunjangan, kesejahteraan, pemberhentian, hak, kewajiban, dan kedudukan hukum2. Kebijaksanaan manajemen Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), berada pada Presiden selaku Kepala Pemerintahan3. Untuk membantu Presiden dalam merumuskan kebijaksanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan memberikan pertimbangan tertentu, dibentuk komisi kepegawaian negara yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden4. Komisi Kepegawaian Negara terdiri dari 2 (dua) Anggota Tetap yang berkedudukan sebagai Ketua dan Sekretaris Komisi, serta 3 (tiga) Anggota Tidak Tetap yang kesemuanya diangkat dan diberhentikan oleh presiden.5. Ketua dan Sekretaris Komisi Kepegawaian Negara secara ex officio menjabat sebagai Kepala dan Wakil Kepala Badan Kepegawaian Negara.6. Komisi Kepegawaian Negara mengadakan sidang sekurang-kurangnya sekali dalam satu bulan.

1. manajemen PNS meliputi:a. penyusunan dan penetapan kebutuhan;b. pengadaan;c. pangkat dan jabatan;d.pengembangan karier;e. pola karier;f. promosi;g. mutasi;h. penilaian kinerja;i. penggajian dan tunjangan;j. penghargaan;k. disiplin;l. pemberhentian;m. jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dann. perlindungan2. Manajemen PNS pada instansi Pusat dilaksanakan oleh pemerintah pusat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan3. Manajemen PNS pada instansi Daerah dilaksanakan oleh pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Persamaan UU nomor 43/1999 pasal 13 dengan UU nomor 5/2014 pasal 55

1. Dalam pasal 13 UU nomor 43/1999 dan pasal 55 UU ASN tentang kebijaksanaan manajemen PNS ini mempunyai kesamaan isi yaitu membahas mengenai formasi, pengadaan, pengembangan karir, pemindahan, gaji, tunjangan, kesejahteraan, pemberhentian, hak dan perlindungan yang berupa bantuan hukum

Perbedaan UU nomor 43/1999 pasal 13 dengan UU nomor 5/2014 pasal 55

Page 6: MSDM SP - Perbandingan UU Kepegawaian & skema michigan rekrutmen pegawai

1. Dalam UU ASN pasal 55 beberapanya mencakup pola karier, penilaian kinerja, penghargaan dan disiplin namun dalam UU nomor 43/1999 pasal 13 tidak mencakup semua aspek tersebut2. Dalam UU nomor 43/1999 pasal 13 mencakup empat belas (14) hal tentang kebijaksanaan manajemen PNS namun dalam ayat maupun pasal selanjutnya tidak ada penjelasan dari semua aspek tersebut. Sedangkan pada UU ASN pasal 55 ayat 1 juga mencakup empat belas (14) hal tentang manajemen PNS kemudian pada pasal selanjutnya dijelaskan tentang semua aspek mengenai manajemen PNS tersebut

Analisis:

Kebijaksanaan manajemen dirumuskan oleh Presiden dengan dibantu oleh Komisi Kepegawaian Negara mencakup penetapan norma, standaar, prosedur, formasi, pengangkatan, pengembangan kualitas sumber daya Pegawai Negeri Sipil, pemindahan, gaji, tunjangan, kesejahteraan, pemberhentian, hak, kewajiban, dan kedudukan hukum. Namun dalam UU nomor 43/1999 baik dalam ayat maupun pasal selanjutnya tidak dijelaskan secara detail dari empat belas (14) hal cakupan kebijaksanaan manajemen yang ada contohnya dari pengembangan kualitas sumber daya Pegawai Negeri Sipil ini apa saja hal-hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas dari para Pegawai Negeri Sipil diantaranya melalui pelatihan, seminar, kursus, maupun penataran. Sedangkan pada UU ASN sebanyak empat belas (14) hal cakupan tentang Manajemen PNS dijelaskan secara lengkap pada pasal selanjutnya seperti contohnya tentang penyusunan dan penetapan kebutuhan PNS yang merupakan analisis kebutuhan jumlah, jenis, dan status PNS yang diperlukan untuk melaksanakan tugas utama secara efektif dan efisien untuk mendukung beban kerja Instansi Pemerintah.

Dalam UU nomor 43/1999 pasal 13 ayat 3 dijelaskan tentang Komisi yang dibentuk untuk membantu dan memberikan pertimbangan kepada Presiden untuk merumuskan Kebijaksanaan Manajemen yaitu Komisi Kepegawaian Negara. Komisi Kepegawaian Negara merupakan komisi yang bertugas membantu Presiden dalam:

a. Merumuskan kebijaksanaan umum kepegawaian

b. Merumuskan kebijaksanaan penggajian dan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil; dan

c. Memberikan pertimbangan dalam pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural tertentu yang menjadi wewenang Presiden.

Untuk dapat melaksanakan tugas pokok tersebut secara objektif, maka kedudukan Komisi adalah independen.

Dalam UU nomor 43/1999 pasal 13 ayat 4 disebutkan tentang susunan anggota dari Komisi Kepegawaian Negara yang terdiri dari 2 Anggota Tetap yaitu Ketua dan Sekretaris Komisi, serta 3 (tiga) Anggota Tidak Tetap yang semuanya diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Anggota tetap dalam Komisi Kepegawaian Negara diangkat dari Pegawai Negeri Sipil senior dari instansi pemerintah atau perguruan tinggi dan staf senior dari Badan Kepegawaian Negara, sedangkan Anggota Tidak Tetap diangkat dari Pegawai Negeri Sipil senior dari

Page 7: MSDM SP - Perbandingan UU Kepegawaian & skema michigan rekrutmen pegawai

Departemen terkait, wakil organisasi Pegawai Negeri, dan wakil dari tokoh masyarakat yang mempunyai keahlian yang diperlukan Komisi.

3.

Perbandingan Komisi Kepegawaian Negara dan Komisi ASN

Komisi Kepegawaian Negara Komisi ASN

1. Dibentuk untuk membantu Presiden dalam merumuskan kebijaksanaan manajemen Pegawai Negeri Sipil dan memberikan pertimbangan tertentu, yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden.2. Komisi Kepegawaian Negara terdiri dari 2 Anggota Tetap yang berkedudukan sebagai Ketua dan Sekretaris Komisi serta 3 Anggota Tidak Tetap yang kesemuanya diangkat dan diberhentikan Presiden.3. Ketua dan Sekretaris Komisi Kepegawaian Negara secara ex officio menjabat sebagai Kepala dan Wakil Kepala Badan Kepegawaian Negara.4. Komisi Kepegawaian Negara mengadakan sidang sekurang-kurangnya sekali dalam satu bulan.

1. KASN bertugas:a. menjaga netralitas Pegawai ASNb. melakukan pengawasan atas pembinaan profesi ASNc. melaporkan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Manajemen ASN kepada Presiden2. KASN terdiri atas:a. 1 (satu) orang ketua merangkap anggotab. 1 (satu) orang wakil ketua merangkap anggotac. 5 (lima) orang anggota3. KASN dibantu oleh sekretariat yang dipimpin oleh seorang kepala sekretariat4. Kepala sekretariat berasal dari PNS5. Kepala sekretariat diangkat dan diberhentikan oleh ketua KASN6. KASN dibiayai oleh anggaran pendapatan dari belanja negara

Persamaan Komisi Kepegawaian Negara dengan Komisi ASN1.

Perbedaan Komisi Kepegawaian Negara dengan Komisi ASN

Page 8: MSDM SP - Perbandingan UU Kepegawaian & skema michigan rekrutmen pegawai

1.

Analisis:

Untuk membantu Presiden dalam merumuskan kebijaksanaan manajemen PNS dan memberikan pertimbangan tertentu, dibentuk Komisi Kepegawaian Negara (KKN). Pembentukan Komisi Kepegawaian Negara dimaksudkan untuk menjamin kualitas dan objektifitas pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian PNS dalam dan dari pejabat struktural eselon I di lingkungan Instansi Pusat dan jabatan lain yang pengangkatan, pemindahan dan pemberhentiannya menjadi wewenang Presiden.

Komisi Kepegawaian Negara bertugas memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam:

a. Merumuskan kebijaksanaan umum kepegawaian;

b. Merumuskan kebijaksanaan penggajian dan kesejahteraan PNS;

c. Memberikan pertimbangan dalam pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural tertentu yang menjadi wewenang Presiden.

Dalam rangka penetapan kebijakan Manajemen ASN, dibentuk KASN yang mandiri dan bebas dari intervensi politik. Pembentukkan KASN ini untuk monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan Manajemen ASN untuk menjamin perwujudan Sistem merit serta pengawasan terhadap penerapan asas, kode etik dan kode perilaku ASN.

KASN beranggotakan 7 (tujuh) orang yang terdiri dari seorang ketua merangkap anggota, seorang wakil ketua merangkap anggota, dan 5 (lima) orang anggota. KASN dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya dibantu oleh Asisten dan Pejabat Fungsional keahlian yang dibutuhkan. Selain itu KASN dibantu oleh sekretariat yang dipimpin oleh seorang kepala sekretariat. Ketua, wakil ketua dan anggota KASN ditetapkan dan diangkat oleh Presiden selaku kepala pemerintahan untuk masa jabatan selama 5 (lima) tahun dan hanya dapat diperpanjang untuk 1 (satu) kali masa jabatan.