mow tubektomi

Upload: nadia-alwainy

Post on 02-Jun-2018

249 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/11/2019 MOW tubektomi

    1/18

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1.

    Latar Belakang

    Menunda kehamilan adalah hak setiap pasangan. Salah satu cara untuk menunda

    kehamilan adalah penggunaan kontrasepsi. Sedangkan menurut Mochtar (1998), alat

    kontrasepsi dianggap mempunyai efektivitas baik, bila angka kehamilan/kegagalan

    berkisar antara 0-10%.

    Banyak perempuan mengalami kesulitan didalam menentukan pilihan jenis

    kontrasepsi. Hal ini tidak hanya kerena keterbatasan metode yang tersedia, tetapi oleh

    ketidak tahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut.

    Kontrasepsi mantap atau sterilisasi pada wanita adalah suatu kontrasepsi

    permanen yang dilakukan dengan cara melakukan tindakan pada kedua saluran telur

    sehingga menghalangi pertemuan sel telur (ovum) dengan sel mani (sperma) dan hanya

    dikerjakan atas indikasi medis dan terutama dilakukan pada waktu yang bersamaan

    dengan tindakan obstetrik operatif perabdominal seperti pada secsio negara.

    Kecocokan antara suatu metode kontrasepsi dari setiap klien tergantung pada

    sejumlah faktor. Dalam menentukan metode mana yang akan digunakan, dipengaruhi

    oleh kepentingan pribadi. Tingkat kepentingan berbeda dari satu pasangan ke pasangan

    lain.

    Sterilisasi wanita adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif dengan angka

    kegagalan 1-5 per 1000 kasus, yang berarti efektivitasnya 99,4-99,8% per 100 wanita

    pertahun.

    Saat ini, negara 60% pasangan usia reproduksi di seluruh dunia menggunakan

    kontrasepsi. Selama 20 tahun terakhir, hampir satu juta orang Amerika setiap tahunmenjalankan operasi strilisasi, dan akhir-akhir ini lebih banyak wanita dari pada pria.

    Di Inggris, hampir 30% pasangan, dan hampir 50% dari mereka yang berusia

    lebih dari 40, menggunakan sterilisasi wanita atau pria sebagai metode kontrasepsi

    mereka. Diperkirakan terdapat lebih dari 150 juta wanita yang memilih sterilisasi

    sebagai metode kontrasepsi. Dan digunakan lebih dari 50 juta pasangan di seluruh

    dunia, yang sebagian besar hidup di negara berkembang.

  • 8/11/2019 MOW tubektomi

    2/18

    2

    Peserta atau pasangan yang akan mengikuti kontrasepsi mantap harus secara

    sukarela dan mengikuti kontrasepsi mantap atas keinginannya sendiri. Artinya calon

    peserta tersebut tidak dipaksa atau ditekan untuk menjadi peserta kontap. Peserta sudah

    mengetahui bahwa disamping kontap masih ada cara kontrasepsi lain yang dapat

    mencegah kehamilan yang bersifat sementara tetapi peserta tetap memilih kontap.

    Dimasyarakat modern, dengan majunya tingkat pendidikan, metode kontrasepsi

    mantap (kontap) merupakan pilihan ibu-ibu di daearah perkotaan. Banyak ibu-ibu

    diperkotaan memilih dan merencanakan keluarga kecil, dan kontrasepsi tubektomi

    merupakan paling efektif.

    Wanita yang melakukan sterilisasi sering kali merasa dibebaskan, mereka tidak

    memiliki kecemasan akan kehamilan. Seringkali ketakutan akan kehamilan memicu

    permintaan akan sterilisasi.

    Tujuan program KB sesungguhnya bukan untuk mengurangi jumlah penduduk.

    Tujuan yang benar dari program KB adalah mengendalikan pertumbuhan penduduk

    serta meningkatkan keluarga kecil berkualitas melalui penggunaan alat kontrasepsi

    sehingga bermanfaat bagi kesehatan ibu dan anak.

    Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia

    Tenggara atau keempat di wilayah Asia Pasifik, yaitu mencapai 248 orang per 100.000

    kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan AKI tahun 2002 yaitu 307/100.000 kelahiran

    hidup, angka ini mengalami penurunan namun masih jauh dari target Millenium

    Development Goals (MDGs) tahun 2015 yaitu 102/100.000 kelahiran hidup. Penyebab

    langsung kematian ibu tersebut terutama adalah pendarahan (30%), persalinan macet

    (5%), keracunan kehamilan/ pre eklamsi (25%), infeksi (12%), dan komplikasi

    persalinan (8%).

    Pengaturan kehamilan dan jarak melahirkan diperlukan untuk mencapai targetMDGs tersebut. Ada beberapa metode atau alat KB yang bisa digunakan, bagi wanita

    antara lain pil KB, suntik KB, susuk atau implant, alat kontrasepsi dalam rahim

    (AKDR) dan Medis Operasi Wanita (MOW) biasa disebut tubektomi sedangkan bagi

    pria biasanya dengan cara pantang berkala, senggama terputus, kondom dan Medis

    Operasi Pria (MOP) atau vasektomi.

  • 8/11/2019 MOW tubektomi

    3/18

    3

    BAB II

    TINJUAN PUSTAKA

    2.1. Kontrasepsi

    Kontrasepsi adalah menghidari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat

    adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma (Suratun, 2008). Istilah

    kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti melawan atau

    mencegah, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan

    sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah

    menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara

    sel telur yang matang dengan sel sperma.

    Kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat antara lain dapat dipercaya, tidak

    menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan, daya kerjanya dapat diatur menurut

    kebutuhan, tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus, tidak memerlukan

    motivasi terus menerus, mudah pelaksanaannya, murah harganya sehingga dapat

    dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, dan dapat diterima penggunaannya oleh

    pasangan yang bersangkutan.

    Kontrasepsi dapat reversible (kembali) atau permanen (tetap). Kontrasepsi yang

    reversible adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama didalam mengembalikan kesuburan atau kemampuan untuk mempunyai anak lagi.

    Kontrasepsi permanen adalah kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan

    dikarenakan melibatkan tindakan operasi.

    2.1.1. Jenis-jenis Kontraspsi

    Ada beberapa jenis kontrasepsi yaitu :

    2.1.1.1.

    Metode Sederhana

    (1) KB alamiah

    Natural Family Planning, Fertility Awareness Mewthode, Periodik Abstinens, Metode

    Rhythm, Pantang Berkala, Metode Kalender (Ogino-Knaus), Metode Suhu Badan Basa

    (Termal), Metode Lendir Serviks (Bilings), Metode Simpto-Termal, Coitus Interruptus.

  • 8/11/2019 MOW tubektomi

    4/18

    4

    (2) Dengan Alat

    Mekanis (Barrier) : Kondom pria. Barrier Intra-Vaginal : Diagfragma, Kap Serviks

    (Cervical Cap), Spons (Sponge), Kondom wanita. Kimiawi : Spermisid, Vaginal cream,

    Vaginal foam, Vaginal jelly, Vagibal suppositoria, Vaginal tablet, dan Vaginal soluble

    film.

    2.1.1.2.

    Metode Modern

    1) Kontrasepsi Hormonal

    (1) Per-oral

    Pil oral kombinasi (POK), Mini-Pil, Morningafter pill

    (2) Injeksi/suntikan

    (DMPA, NET-EN, Microspheres, Microcapsules).

    (3) Sub-kutis : Implant

    Alat Kontrsepsi Bawah Kulit (AKBK) : Implant Non-biodegradable. Norplant,

    Norplant-2, ST-1425, Implanon : Implant biodegradable

    2) Intra Uterin Devices (IUD, AKDR)

    3) Kontrasepsi mantap

    2.2. Kontrasepsi Mantap (Tubektomi)

    Istilah kontrasepsi mantap merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, secure

    contraception. Nama lain adalah sterilisasi (strelization), atau kontrasepsi operatif

    (surgical contraception). Pada wanita sterilisasi lazimnya dilakukan dengan memotong

    dan mengambil sebagian saluran telur (tuba) sehingga dikenal istilah tubektomi.

    Kontrasepsi mantap adalah suatu metode kontrasepsi yang pada pria disebut

    vasektomi dan pada wanita disebut tubektomi. Kontrasepsi mantap pada wanita yangdisebut tubektomi ialah suatu pembedahan dengan cara mini laparatomi (minilap) yaitu

    tindakan pada tuba fallopii wanita melalui irisan kecil di dinding perut 2-3 cm yang

    dapat mengakibatkan wanita tersebut tidak dapat hamil.

    Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh Uchida dkk (1961) di Jepang untuk

    akseptor kontrasepsi mantap (kontap) atau sterilisasi pada wanita pasca persalinan.

    Selanjutnya Mark dan Webb (1968) melakukan sayatan kecil yang tersembunyi di balik

    lipatan kulit bawah pusat pada akseptor pasca persalinan, sehingga parutnya tidak

  • 8/11/2019 MOW tubektomi

    5/18

    5

    kelihatan. Untuk akseptor masa interval baru dikembangkan sejak tahun 1970-an,

    diantaranya Vitoon Osathanondh (1972) dari Thailand mengembangkan teknik

    minilaparotomi yang sederhana dengan memakai alat-alat yang sederhana pula, anestesi

    lokal tanpa tinggal di rumah sakit. Dan untuk menempatkan rahim sedemikian rupa ke

    depan dinding perut dipergunakan elevator rahim Ramathibodi sehingga tuba Fallopii

    dengan mudah ditampilkannya. Kemudian dilakukan pengikatan atau pemotongan.

    Ternyata teknik yang sederhana ini mudah, aman dan murah sesuai untuk program

    kontap di negara-negara berkembang. Pembedahan tubektomi minilap merupakan salah

    satu teknik kontap pada wanita yang resikonya sedikit tetapi manfaatnya banyak.

    Teknik pembedahan tubektomi (Minilap) dapat dibedakan anatara pasca persalinan,

    pasca keguguran, dan masa interval berdasarkan atas saat melakukan pembedahan,

    lokasi minilaparotomi untuk mencapai tuba, dan teknik pembedahan tubektomi.

    2.2.1. Pengertian Tubektomi

    Tubektomi atau kontap wanita ialah suatu kontrasepsi permanen untuk mencegah

    keluarnya ovum dengan cara tindakan mengikat atau memotong pada kedua saluran

    tuba. Dengan demikian maka ovum yang matang tidak akan bertemu dengan sperma

    karena adanya hambatan pada tuba.

    2.2.1.1. Keefektifian Tubektomi

    Angka kegagalannya hanya 0,2-0,4 per 100 wanita pertahun, kegagalan ini

    umumnya karena kesalahan tehnik operasi tetapi mungkin juga karena rekanalisasi.

    Sedangkan angka kefektifannya 0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun

    pertama penggunaan.

    2.2.1.2. Yang Dapat Menjalani dan Yang Sebaiknya Tidak Menjalani Tubektomi

    Yang Dapat Menjalani Tubektomi

    1) Usia > 26 tahun

    2)

    Paritas > 2

    3) Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya

    4) Pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius.

    5)

    Pascapersalinan

  • 8/11/2019 MOW tubektomi

    6/18

    6

    6) Pasca keguguran

    7) Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini

    Yang Sebaiknya Tidak Menjalani Tubektomi

    1) Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)

    2) Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan (hingga harus dievaluasi).

    3)

    Infeksi sistemik atau pelvic yang akut (hingga masalah itu disembuhkan atau

    dikontrol)

    4) Tidak boleh menjalani proses pembedahan

    5)

    Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas di masa depan

    6)

    Belum memberikan persetujuan tertulis.

    2.2.1.3. Jenis-jenis Tubektomi

    a. Minilaporatomi

    Adalah sterilisasi tuba yang dilakukan melalui suatu insisi suprapubik kecil

    dengan panjang biasanya 3-5 cm. Minilaparotomi merupakan metode sterilisasi

    wanita yang paling sering dilakukan di seluruh dunia karena keamananya,

    kesederhanaannya, dan kemudahan adaptasinya terhadap lingkungan bedah.

    Keuntungan minilaparotomi dapat dikerjakan oleh setiap tenaga medis yang

    memiliki dasar-dasar ilmu bedah dan keterampilan bedah, hanya memerlukan alat-

    alat yang sederhana dan tidak mahal terutama alat-alat bedah standar, komplikasi

    umumnya hanya komplikasi minor dan dapat dilakukan segera setelah melahirkan.

    Kerugian minilaparotomi yaitu waktu operasi sedikit lebih lama

    dibandingkan dengan laparoskopi yang rata-rata memerlukan 10-20 menit, sukar

    pada wanita yang sangat gemuk bila ada perlekatan-perlekatan pelvis atau pernahmengalami operasi pelvis, operasi ini meninggalkan bekas luka parut kecil yang

    masih dapat terlihat, rasa sakit abdomen yang singkat karena luka insisi terjadi pada

    50% wanita, angka kejadian infeksi luka operasi lebih tinggi dibandingkan dengan

    laparoskopi.

  • 8/11/2019 MOW tubektomi

    7/18

    7

    Gambar 2.1: Minilaparotomi

    b.

    Laparoskopi adalah suatu pemeriksaan endoskopik dari bagian dalam rongga

    peritoneum dengan alat laparoskop yang dimasukkan melalui dinding anterior

    abdomen.

    Cara oklusi tuba falopii

    Cara oklusi tuba falopii adalah dengan ligasi tuba falopii.

    Ligasi atau pengikatan tuba falopii untuik mencegah perjalanan dan pertemuan

    spermatozoa dan ovum . tekhnik ligasi tuba falopii antara lain:

    1. Ligasi biasa

    Ligasi biasa jarang dikerjakan lagi sekarang karena angka kegagalan tinggi.

    Pernah dicoba untuk melakukan ligasi dengan dua ikatan tetapi menyebabkan

    terjadinya hydrosalpinx diantara dua ikatan sehingga cara ini tiadak dipakai

    lagi.

    2. Ligasi & penjepitan tuba falopii

    Teknik Madlener

    Bagian tengah tuba falopii diangkat sehingga membentuk suatu loop. Dasar dari

    loop dijepit dengan klem kemudian diikat dengan benang yang tidak

    diserap(silk,silicon).

    3. Ligasi & pembelahan/pembagian & penanaman

    Ada dua teknik ligasi ini, yaitu :

  • 8/11/2019 MOW tubektomi

    8/18

    8

    Teknik irving

    a. Tuba falopii diikat pada 2 tempat dengan benang yang dapt diserap

    kemudian dibagi diantara kedua ikatan.

    b.

    Ujung atau puntung proximal ditanamkan dalam myometrium uterus

    c. Ujung atau puntung distal ditanamkan kedalam mesosalpinx

    Teknik wood

    a. Pars ampularis tuba falopii dibelah /dibagi(division)

    b. Kedua ujung atau puntung yang dibelah atau dibagi diikat dengan benang

    yang dapat diserap

    c.

    Ujung /puntung medial ditanamkan kedalam kantong yang dibuat dalam

    mesosalpinx.

    Teknik Cooke

    Suatu segmen tuba fallopii dijepit dan dirusak, kemudian ujung proximal

    ditanamkan dalam ligamentum rotundum.

    4. Ligasi & Reseksi tuba fallopii

    Ada empat teknik dalam ligasi ini, yaitu :

    a. Salpingektomi

    Sebagai suatu cara kontap wanita yang biasa / rutin , tidak / jarang

    dikerjakan karena prosedurnya luas, reversibilitas tidak ada dan

    morbiditas lebih tinggi ( perdarahan )

    b. Teknik Pomeroy

    1) Merupakan teknik kontap wanita yang paling sering dikerjakan.

    Bagian tengah tuba fallopii dijepit dengan klem lalu diangkatsehingga membentuk suatu loop. Dasar dari loop diikat dengan

    benang yang dapat diserap ( plain catgut ). Bagian loop diatas ikatan

    dipotong.

    2)

    Dengan diserapnya benang ikatan maka ujung-ujung tuba fallopii

    akan saling terpisah.

    3) Teknik Pomeroy memusnahkan tuba fallopii sepanjang kurang lebih

    3-4 cm.

  • 8/11/2019 MOW tubektomi

    9/18

    9

    Gambar 2.2: Teknik Pomeroy

    c. Teknik Pritchards = Teknik Parkland

    1) Suatu segmen kecil dari tuba fallopii dipisahkan dari mesosalpinx.

    2) Masing-masing ujung dari segmen tersebut diikat dengan benang

    chromic kemudian dipotong diantara kedua ikatan dan segmen tuba

    fallopii dibuang.

  • 8/11/2019 MOW tubektomi

    10/18

    10

    d. Fimbriektomi Kroener

    Bagian 1/3 distal tuba fallopii diikat dengan dua ikatan benang silk dan

    ujung fimbrae dieksisi. Pada teknik ini tidak didapatkan gangguan suplai

    darah ovarium.

    5. Ligasi + Reseksi + Penanaman tuba fallopii

    Ada dua teknik dalam ligasi ini,yaitu :

    a. Reseksi Cornu

    Merupakan prosedur yang ekstensif yang memerlukan laparotomi. Utero

    tubal junction diikat dengan benang yang dapat diserap. Insisi tuba

    fallopii proximal dari ikatan, membebaskannya dari mesosalpinx

    kemudian membuang 1 cm dari tuba fallopii. Myometrium uterus

    disekitarnya dieksisi terbentuk baji( untuk mencegah endometriosis dan

    kehamilan ektopik ) dan bagian proximal dari segmen distal tuba fallopii

    ditanam kedalam ligamentum latum.

    b. Teknik Uchida

    1) Larutan garam fisiologis- adrenalin ( 1 : 1000 ) disutikan dibawah

    serosa pars ampularis, sehingga terjadi spasme vaskuler local dan

    pembengkakan dari mesosalpinx, dan terjadi pemisahan dari

    permukaan serosa dengan bagian muskularis tuba fallopii.

    2) Serosa diinsisi dan dibebaskan kebelakang.

    3) Segmen sepanjang 5 cm dari bagian proximal tuba fallopi diputuskan

    / dipotong, ujung yang pendek diikat dengan benang yang tidak

    diserap dan segmen tuba fallopii dibuang. Maka ujung tuba fallopii

    yang telah diikat secara otomatis membenamkan dirinya dibawahserosa .

    4) Pinggir dari insisi serosa dikumpulkan sekitar ujung distal

    tubafallopii dan diikat secara ikatan rangkaian kantong sehingga tuba

    fallopii ditinggalkan menonjol ke dalam cavum abdomen.

  • 8/11/2019 MOW tubektomi

    11/18

    11

    Elektro-koagulasi / termo koagulasi (fulgurasi)

    Elektro-koagulasi adalah tindakan membakar suatu segmen dari tuba falopi

    dengan arus listrik frekuensi tinggi atau dengan panas, sehingga terjadi oklusi dari

    tuba falopii.

    Dikenal 2 macam elektro-koagulasi :

    a. Elektro-koagulasi Uni polar

    -

    Dikembangkan pada tahun 1960 an

    - Arus listrik mengalir dari forsep laparoskop melalui tubuh wanita ke suatu

    lempeng logam yang diletakan di bawah bokong atau paha wanita.

    -

    Bahaya koagulasi Unipolar dapat terjadi luka bakar pada jaringan atau organ

    lain, terutama luka bakar usus

    - Elektro-koagulasi Uni polar merusak 20-50 % dari tuba falopi

    b.

    Elektro-koagulasi Bipolar

    - Dikembangkan pada tahun 1970an, untuk mengurangi terjadinya luka bakar

    usus.

    - Arus listrik mengalir di antara kedua jepitan dari forsep laparoskop sehingga

    hanya sebagian kecil saja dari tuba falopi yang terlibat.

    Thermo-koagulasi

    Merusak Tuba falopi dengan panas sehingga shock dan luka bakar elektrik tidak

    terjadi pada jaringan/organ lain.Thermo-koagulasi belum banyak dipakai dan

    efektivitasnya masih belum diketahui dengan jelas. Dengan memakai aliran listrik

    voltase rendah (6 volt ) atau temperature rendah(umumnya

  • 8/11/2019 MOW tubektomi

    12/18

    12

    Dengan tubal clips, kerusakan tuba falopii < 1 cm dibandingkan denagan 1-3 cm

    pada tubal rings, 3-4 cm pada pomeroy dan 3-6 cm elektrokoagulasi.

    Macam-macam tubal clips:

    1.

    Tantalum hemo-clips

    Terbuat dari tantalum, suatu logam yang tidak bereaksi dengan jaringan(non

    tissue reactive), mempunyai alur-alur pada bagian dalamnya agar lebih kuat

    menjepit tuba falopii. Tantalum hemo-clips kurang efektif, dengan angka

    kegagalan lebih dari 10 % yang disebabkan karena:

    - Terlepas/merosot dari tuba falopii

    -

    Klips membuka sedikit sehingga timbul lagi tubal patensi (mungkin

    disebabkan oleh tekanan sekresi intra luminal yang meninggi )

    - Klips memutuskan/ memotong tuba falopi sehingga terjadi

    rekanalisasi.

    Untuk mengurangi angka kegagalan dan mempertinggi efektivitasnya dicoba

    dengan memasang dua tubal clips pada masing-masing tuba

    falopii(wheeless dan penelitian-penelitian lain) tetapi ternyata angka

    kegagalannya masih tetap tinggi.

    2.

    Spring - loaded clips

    Ditemukan dan dipakai awal 1970-an oleh Hulka- Clemens. Terdiri dari 2

    rahang bergigi palstik yang dipegang oleh suatu pegas stainless steel yang

    harus didorong kedepan agar cipsnya menutupi dan menjepit tuba falopii,

    bila dipasang dengan benar angka kegagalan < 0,5 per 100 wanita dengan

    model spring loaded clips mutahkir(dikanal dengan sebagai Rocket Clips di

    inggris dan Wolf Clips di amerika serikat). Morbiditas dengan tuba clipshanya minor saja:

    - Reflex vaso-vagal seperti mual, pingsan, brankhikardia dan

    hipotensi.

    -

    Nyeri atau kejang perut.

    3. Filshie = nothingham clips

    a. Dikembangkan pada tahun 1973 oleh G.M Filshie, terbuat dari titanium

    dengan permukaan dalam clips dilapisi silicon.

  • 8/11/2019 MOW tubektomi

    13/18

    13

    b.Setelah dipasang pada tuba falopii silicon akan ditekan sehingga terjadi

    atrofi jaringan tuba falopii, yang disusul dengan mengembangnya silicon

    sehingga tuba falopii tetap tersumbat.

    c.

    Terdapat 6 model Filshie clips yang telah dicoba pada > 10.000 wanita di

    seluruh dunia dengan angka kegagalan 0,6 per 100. Pada model mutakhir

    filishe clips yaitu Mark-6, angka kegagalan lebih rendah lagi yaitu hanya

    1 kehamilan pada 1.200 wanita. Sejak januari 1983 telah dilakuakan

    43.000 kontap wanita. Dengan Mark-6 clips dan dilaporkan terjadi hanya

    20 kehamilan.

    Gambar 2.3: Filshie Clips

    4. Bleier Clips

    a.

    Dikembangkan awal 1970-an oleh W.Bleier di jerman mempunyai

    panjang 10 mm dan lebar 4 mm terbuat dari plastic

    b.Sekarang bleier clips tidak dibuat dan tiadak dipakai lagi oleh karena

    angka kegagalannya yang tinggi sekali dan sering timbul persoalan-

    persoalan dengan aplikatornya.

    Keuntungan laparoskopi yaitu komplikasi rendah dan pelaksanaannya

    cepat (rata-rata 5-15 menit), insisi kecil sehingga luka parut sedikit sekali, dapat

    dipakai juga untuk diagnostik maupun terapi, kurang menyebabkan rasa sakit

    bila dibandingkan dengan mini laparotomi, sangat berguna bila jumlah calon

    akseptor banyak.

    Kerugian laparoskopi resiko komplikasi dapat serius (bila terjadi), lebih

    sukar dipelajari, memerlukan keahlian dan keterampilan dalam bedah abdomen,

  • 8/11/2019 MOW tubektomi

    14/18

  • 8/11/2019 MOW tubektomi

    15/18

    15

    3) Indikasi Genetik

    Indikasi genetik adalah penyakit herediter yang membahayakan

    kesehatan dan keselamatan anak, seperti hemophilia.

    4) Indikasi Kontrasepsi

    Indikasi kontrasepsi adalah indikasi yang murni ingin menghentikan

    (mengakhiri) kesuburan, artinya pasangan tersebut tidak menginginkan anak lagi

    meskipun tidak terdapat keadaan lain yng membahayakan keselamatan Ibu

    seandainya ia hamil.

    5)

    Indikasi Ekonomis

    Indikasi ekonomis artinya pasangan suami istri menginginkan sterilisasi

    karena merasa beban ekonomi keluarga menjadi terlalu berat dengan

    bertambahnya anak dalam keluarga tersebut.

    b. Konta indikasi

    Kontra indikasi kontrasepsi mantap pada wanita adalah masalah hubungan,

    ketidaksetujuan terhadap operasi dari salah satu pasangan, dan keadaan sakit atau

    disabilitas yang dapat meningkatkan resiko pada operasi (Everett, 2008, hlm.253).

    2.2.1.6. Keuntungan dan Kerugian Tubektomi

    Keuntungan yang utama bahwa kontap merupakan suatu metode cara KB yang

    paling efektif disbanding seluruh cara yang tersedia. Keefektifannya tercapai begitu

    operasi selesai dikerjakan. Tubektomi merupakan cara KB jangka panjang yang tidak

    memerlukan tindakan ulang artinya cukup sekali dikerjakan. Dengan kata lain cara iniselain tidak user dependent. Karena cara ini permanent, dapat dikatakan continuation

    rate-nya praktis 100%. Meskipun kontap harus ditempuh melalui operasi tubektomi

    merupakan cara yang paling aman, bebas dari efek samping asal semua prosedur dan

    persyaratan operasi terpenuhi. Sebagaimana cara KB lainya kontap bersifat praktis

    artinya tidak membutuhkan kunjungan ulang yang terjadwal dan tidak mengganggu

    hubungan sexsual. Bebas dari efek samping hormonal sebagaimana pil, KB suntik

    maupun susuk.

  • 8/11/2019 MOW tubektomi

    16/18

    16

    Kerugian kontap adalah sifatnya permanent, sehingga calon ibu klien harus

    menyadari betul bahwa sekali dilakukan sterilisasi hamper tidak mungkin hamil

    kembali. Cara ini hanya cocok untuk mereka yang tidak ingin mempunyai anak lagi,

    bukan sebagai cara penjarangan. Kontap merupakan tindakan operasi, sehingga syarat

    operasi harus terpenuhi terutama yang menyangkut pencegahan infeksi.

    2.2.1.7. Tempat pelayanan kontrasepsi mantap

    Pelayanan kontraspsi mantap dapat dilakukan :

    1) Puskesmas

    2)

    Tempat pelayanan kesehatan dengan fasilitas dokter bedah, pemerintah maupun

    swasta.

    3) Tindakan kontrasepsi mantap ini murah dan ringan sehingga dapat dilakukan

    dilapangan (Puskesmas).

    2.3. Persiapan Pre-operatif Tubektomi

    a. Konseling perihal kontrasepsi dan jelaskan kepada klien bahwa ia mempunyai

    hak untuk berubah pikiran setiap waktu sebelum prosedur dilakukan.

    b.

    Menanyakan riwayat medis yang mempengaruhi keputusan pelaksanaan operasi

    atau anestesi antara lain meliputi penyakit-penyakit pelvis, pernah mengalami

    operasi abdominal ataupelvis, riwayat diabetes mellitus, riwayat penyakit paru-

    paru seperti asthma, bronchitis, pernah mengalami problem dengan anestesi,

    penyakit-penyakit perdarahan, alergi dan pengobatan yang dijalani saat ini.

    c.

    Pemeriksaan fisik: meliputi kondisi-kondisi yang mungkin mempengaruhi

    keputusan pelaksanaan operasi atau anestesi.

    d.

    Pemeriksaan laboratorium meliputi pemerisaan darah lengkap, pemeriksaan urindan pap smear.

    e. Informed consent harus diperoleh. Standard consent form harus ditandatangani

    oleh suami atau istri yang dari calon akseptor kontrasepsi mantap sebelum

    dilakukan. Umumnya penandatanganan dokumen Informed consent dilakukan

    setelah calon akseptor dan pasangannya mendapatkan konseling.

  • 8/11/2019 MOW tubektomi

    17/18

    17

    2.4. Komplikasi Yang Mungkin Terjadi dan Penanganannya

    a) Infeksi luka, apabila terlihat infeksi luka obati dengan antibiotik.

    b) Demam pasca operasi (> 38 c), obati infeksi berdasarkan apa yang ditemukan.

    c)

    Luka pada kandung kemih, intestinal (jarang terjadi). Apabila kandung kemih

    atau usus luka dan diketahui sewaktu operasi, lakukan reparasi primer, apabila

    ditemukan pascaoperasi,dirujuk kerumah sakit yang tepat bila perlu.

    d)

    Hematoma subkutan, gunakanpacks yang hangat dan lembab ditempat tersebut.

    Amati hal ini biasannya akan berhenti dengan berjalannya waktu tetapi dapat

    membutuhkan drainase bila ekstensif.

    e)

    Emboli gas yang diakibatkan laparoskopi (sangat jarang terjadi).

    f)

    Rasa sakit pada lokasi pembedahan, pastikan adanya infeksi, atau abses dan

    obati berdasarkan apa yang ditemukan.

    g)

    Perdarahan superficial (tepi-tepi kulit atau subkutan), mengontrol perdarahan

    dan obati berdasarkan apa yang ditemukan.

    2.5. Perawatan dan Informasi postoperatife

    Jagalah luka operasi tetap kering hingga pembalut dilepaskan. Mulai lagi aktivitas

    normal secara bertahap (sebaiknya dapat kembali ke aktivitas normal dalam waktu 7

    hari setelah pembedahan), hindarilah hubungan intim hingga merasa cukup nyaman,

    hindari mengangkat benda-benda berat dan apabila merasa sakit minumlah 1 atau 2

    analgesik (penghilang rasa sakit) setiap 4 hingga 6 jam.

  • 8/11/2019 MOW tubektomi

    18/18

    18

    DAFTAR PUSTAKA

    Brahm, (2006),Ragam Metode Kontrasepsi.Cet.1-Jakarta : EGC.

    Everett,(2007),Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual reproduktif. Ed.2-

    Jakarta : EGC.

    Ferre, Hellen,(1999),Perawatan Maternitas.Cet.1.Ed.2-Jakarta : EGC.

    Glasier, A,(2005),Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.Ed.4.Cet.1-Jakarta

    : EGC.

    Hartanto,(2004),Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.Cet.5-Jakarta : CV Muhasari.

    Indiarti, dkk,(2008), Bahagia Menjalani Kehamilan Sehat.Cet.1-Yokyakarta :

    Pegasus.

    Kompas,(2006),Kontrasepsi Mantap.http://www.kompas.htm.dikutip tanggal 23-4-

    2009.

    Manuaba, (1998),Ilmu Kebidanan & Penyakit Kandungan. Cet.2Jakarta : EGC.

    Mochtar,Rustam,(1998),Sinopsi Obstetri : Obstetri Operatif, Obstetri Sosial .Ed.2-

    Jakarta : EGC.

    Notoatmodjo.S,(2002), Metodologi Penelitian Kesehatan.Cet.2Jakarta : PT.Rineka

    Cipta.

    Siswasudarmo.et.al,(2007),Teknologi Kontrasepsi.Cet.2-Yogyakarta:Gadjah Mada

    University.

    Speroff Leon,(2005), Pedoman Klinis Kontrasepsi.Ed.2.Cet.1-Jakarta : EGC.

    Suratun,dkk,(2008),Pelayanan Kelarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi.-

    Jakarta : Trans Info Media.

    Manuaba, Ida Bagus Gde. 1999. Operasi Kebidanan Kandungan dan Keluarga

    Berencana Untuk Dokter Umum. Jakarta : EGC.Wiknjosastro, Hanifa.1999.Ilmu Kebidanan, ed. III. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.