molluscum contangiosum

Upload: anggecintadia

Post on 03-Apr-2018

233 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Molluscum Contangiosum

    1/9

    MOLLUSCUM CONTANGIOSUM

    Filed Under(Dermatology) by ayumee-chan on 12-12-2008

    MOLUSKUM KONTAGIOSUM

    PENDAHULUAN

    Moluskum Kontagiosum adalah infeksi virus yang umum, jinak yang mengenai kulit dan

    membran mukosa yang umumnya mengenai anak-anak(1)

    . Disebabkan oleh virus DNA dari

    kelompokpoxvirus. Erupsinya biasa sembuh sendiri tanpa sekuele, walaupun bisa lebih meluas

    pada orang yang imunitasnya menurun(2)

    . Klinisnya berupa papul-papul miliar, kadang-kadang

    lentikular dan berwarna putih seperti lilin, berbentuk kubah dan di tengahnya terdapat lekukan(delle)

    (3). Moluskum Kontagiosum menyebar melalui kontak kulit dan abrasi mikroskopik dalam

    epidermis dipikirkan memfasilitasi transmisi(2)

    .

    EPIDEMIOLOGI

    Moluskum Kontagiosum dapat ditemukan di seluruh dunia tetapi relatif jarang pada

    daerah industri. Moluskum Kontagiosum dapat mengenai setiap orang dari berbagai ras maupun

    perbandingan gender sama rata. Di Amerika Serikat, data yang dilaporkan dari tahun 1969-1983oleh National and Survey Index teraupetik menunjukkan adanya peningkatan jumlah penderita

    yang terkena Moluskum Kontagiosum, terutama pada penderita dengan HIV positif,

    prevalensinya menjadi lebih tinggi sekitar 5-18%.(4)

    . Pada suatu penelitian di Belanda tahun

    1966-1983, pada pasien yang berobat ke dokter ditemukan antibodi terhadap MCV terendah pada

    grup usia muda (6 bulan sampai 2 tahun) dan peningkatan seropositif meningkat sesuai umur

    (39% pada pasien lebih tua dari 50 tahun). Moluskum Kontagiosum umum pada pasien dengan

    infeksi HIV, sering dijadikan petanda untuk penyakit yang lebih lanjut dan dapat

    memperlihatkan lesi kulit yang multipel. Beratnya penyakit ini tergantung pada limfosit T CD 4(5)

    .

    Moluskum Kontagiosum umumnya terjadi pada daerah tropis dan subtropis. Berdasarkan

    studi epidemiologi, transmisi pada penyakit ini berkaitan dengan higinitas yang buruk dan faktor

    iklim seperti panas dan kelembapan(4)

    . Virus Moluskum Kontagiosum (MCV) ditransmisikan

    http://ayumee-chan.blog.friendster.com/category/medical-world/referat/dermatology/http://ayumee-chan.blog.friendster.com/category/medical-world/referat/dermatology/http://ayumee-chan.blog.friendster.com/category/medical-world/referat/dermatology/http://ayumee-chan.blog.friendster.com/category/medical-world/referat/dermatology/
  • 7/28/2019 Molluscum Contangiosum

    2/9

    melalui kontak fisik erat dan autoinokulasi. Infeksi virus Moluskum Kontagiosum terlihat di

    seluruh dunia dan dapat lebih buruk pada iklim tropis. Infeksi bisa melalui retakan pada

    epidermis atau melalui bagian infundibular dari folikel rambut. Autoinokulasi trauma lewat

    cukuran telah dilaporkan pada pasien dengan infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus)

    yang memiliki lesi wajah. Faktor pendukung penyebaran adalah berbagi mandi, kolam renang

    dan handuk(6)

    .

    ETIOLOGI

    Moluskum Kontagiosum merupakan hasil infeksi dari virus pox(7)

    . Virus Moluskum

    Kontagiosum merupakan virus dengan DNA beruntai ganda yang berukuran panjang 200-300nm

    membuat moluskum menjadi virus kutan yang terbesar(6)

    . Membran bagian luar dan dalam

    dikelilingi oleh nukleoid berbentuk seperti halter (dumbbell- shaped nucleoid). Genomnya adalah

    DNA duplex linear dengan taksiran berat 120-220 megadalton(8)

    .

    Virus Moluskum Kontagiosum ditemukan di seluruh belahan dunia. Virus ini tidak

    berhasil dikembangkan dalam jaringan kultur atau telur. Berdasarkan analisis DNA, Virus

    Moluskum Kontagiosum memiliki 4 subtipe mayor yakni: MCV-1, MCV-1a, MCV-2 dan MCV-

    3(6)

    .MCV-1 lebih umum dibandingkan yang lain. Tidak ada perbedaan klinis yang jelas diantara

    strain Virus Moluskum Kontagiosum

    (1)

    .

    PATOGENESIS

    Virus ini masuk ke jaringan epidermis melalui kulit yang tidak utuh atau luka kecil,

    kemudian mengalami replikasi dalam sitoplasma sel-sel stratum Malphigi dan stratum

    granular(4)

    . Sel-sel yang terinfeksi, diantara sel normal akan tumbuh dua kali lebih cepat

    dibandingkan sel normal dan akan menembus epidermis ke atas membentuk suatu papul. Tetap

    tidak jelas bagaimana infeksi virus Moluskum Kontagiosum menyebabkan hiperproliferasi

    ini(1)

    .Pertumbuhan virus ini terbatas pada jaringan epidermis saja namun pada lesi yang

    mengalami inflamasi, dapat ditemukan adanya infiltrasi sel-sel lekosit, limfosit dan histiosit dan

    sel raksasa pada jaringan dermis sebagai hasil reaksi dari keratin atau antigen virus(4)

    .

  • 7/28/2019 Molluscum Contangiosum

    3/9

    Proliferasi seluler menghasilkan pertumbuhan epidermis yang berlobul yang menekan

    papila sampai muncul sebagai septa fibrous diantara lobul, yang berbentuk seperti buah pir

    dengan apex yang cenderung naik(9)

    .

    GEJALA KLINIS

    Masa inkubasi Moluskum Kontagiosum bervariasi rata-rata 2-7 minggu, tapi bisa lebih

    lama namun dapat berkisar antara 1-6 bulan(4,10)

    . Pada sebagian besar pasien gejalanya

    asimptomatik atau hanya mengeluhkan gatal ringan saja(8)

    . Lesi yang timbul berawal dari papul

    kecil yang membesar sampai ukuran 3-6mm dan jarang berukuran sampai 3 cm, keadaan ini

    disebut moluskum raksasa (giant molluscum) pada penderita dengan imunodefisiensi(4, 11)

    .

    Lesi sering dalam kelompok pada area kecil tapi dapat juga menyebar luas (11). Lesi

    klinisnya berupa papul yang berbatas tegas, berbentuk kubah (dome-shaped), berumbilikasi/delle

    dengan permukaan seperti lilin pada bagian sentral, berwarna seperti daging (fleshy) tapi dapat

    juga berwarna merah muda sampai abu-abu(12, 13, 14)

    . Terletak di atas dasar kulit berwarna

    kemerahan dan terkadang timbul reaksi eksematosa di sekitar lesi. Lesi yang timbul bisa pecah

    secara spontan disertai dengan atau tanpa inflamasi(1,4)

    .

    Distribusi lesi bisa muncul dimana saja pada kulit maupun membran mukosa(4)

    . Pada

    anak-anak, lesi terutama muncul di wajah, badan dan ekstremitas(8, 12)

    . Pada dewasa, lesi sering

    berlokasi pada dinding abdomen bagian bawah, area femoris bagian dalam, area pubik dan

    genital(4,

    . Pada 30% individu dengan Moluskum Kontagiosum yang lesinya berlokasi di area

    perigenital memiliki penyakit menular seksual(5)

    . Jarang ditemukan pada telapak tangan dan

    telapak kaki serta membran mukosa. Pada pasien dengan imunodefisiensi, bisa ditemukan lesi

    yang jelek dan kemungkinan melibatkan khususnya wajah dan mungkin melibatkan leher dan

    badan(4,8)

    . Jika terdapat eksema atau penyakit lain yang dapat mengganggu fungsi barier kulit,

    moluskum dapat menyebar dengan mudah pada daerah yang dikenai(8)

    .

    Dalam beberapa laporan, jumlah lesi bervariasi. Kebanyakan pasien memiliki lesi kurang

    dari 20 lesi(1,

    . Namun pada kondisi tertentu dimana kekebalan tubuh menurun atau ada

    gangguan fungsi imunitas jumlah lesinya dapat meningkat atau bahkan mencapai ratusan dengan

    ukuran yang lebih besar dan persisten, misalnya pada: sarkoidosis, leukimia limfositik,

  • 7/28/2019 Molluscum Contangiosum

    4/9

    imuodefisiensi kongenital, defisiensi IgM selektif, timoma, pengobatan dengan prednison atau

    metotreksat, AIDS, limfoma maligna dan dermatitis atopi(4)

    .

    Pasien anak-anak (*)Pasien dewasa (**)

    Pasien dengan AIDS (***)

    *, ** diambil dari kepustakaanHabif

    *** diambil dari kepustakaan Fitzpatrick

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    -Pemeriksaan Lab

    Antigen MCV dapat diidentifikasi melalui immunofluoresensi (fluorescent antibody

    technique) dan ditemukan pada 69% pasien dengan lesi yang nampak(8, 11)

    -Pemeriksaan Histopatologi

    Ditemukan adanya hipertropi dan hiperplasti dari epidermis. Di atas penampakan normal

    lapisan basal adalah lobul-lobul dari sel-sel epidermal yang mengandung badan inklusi

    intrasitoplasmik positif feulgen (badan Henderson-Patterson atau badan Moluskum) yang

    merupakan khas dari suatu Moluskum Kontagiosum. Badan inklusi ini, yang mengandung

  • 7/28/2019 Molluscum Contangiosum

    5/9

    partikel-partikel virus, selsel yang terinfeksi meningkat dalam ukuran dan bergerak kearah

    permukaan.(4,812)

    .

    DIAGNOSIS

    Mendiagnosis Moluskum Kontagiosum berdasarkan morfologi umumnya mudah, tapi

    pada beberapa pasien dapat merupakan suatu tantangan diagnostik. Pemeriksaan dengan lensa

    pembesar untuk melihat umbilikasi sentral. Selanjutnya, jika diagnosis meragukan dapat

    dilakukan pemeriksaan dengan preparat Tzank dan KOH yang dapat diambil dari lesi. Yaitu

    sama-sama memperlihatkan adanya badan moluskum(6)

    . Dan melalui teknik imunofluoresensi

    ditemukan adanya antigen Moluskum Kontagiosum(4)

    .

    DIAGNOSIS BANDING

    Moluskum Kontagiosum memiliki penampakan klinis yang mirip dengan penyakit lain(6)

    .

    (1) Veruka Vulgaris, gambarannya bisa berupa papul tapi permukaannya irreguler(14)

    .

    (2) Herpes Simpleks, lesinya diawali berupa vesikel kemudian menjadi pustul dan cepat

    berumbilikasi. Jika ruptur akan meninggalkan krusta membentuk ulkus dangkal yang nyeri(14)

    .

    (3) Varisella (chicken pox), lesinya juga bisa memiliki gambaran umbilikasi. Tapi ada perubahan

    yang cepat dari papul menjadi vesikel yang berumbilikasi, pecah dan menjadi krusta. Memiliki

    gejala prodromal berupa demam, sakit kepala, malaise, photophobia. Masa klinisnya singkat

    kira-kira 14-16 hari(14)

    .

    PENGOBATAN

    Karena penyakit ini biasanya sembuh sendiri dan lesi sembuh tanpa sikatriks jika tidak

    ada infeksi sekunder, ada yang menganjurkan untuk tidak melakukan terapi apapun(1,4)

    .

    Kebanyakan lesi sembuh sendiri dalam durasi 2-9 bulan, tapi ada juga yang berlangsung selama

    bertahun-tahun, khususnya pada individu dengan imunokompresi(1, 5)

    . Keputusan mengenai

    pengobatan yang diperlukan berdasarkan kebutuhan pasien, kesulitan penyakit disembuhkan dan

    kemungkinan pengobatan meninggalkann gangguan pigmentasi atau sikatriks. Kebanyakan

  • 7/28/2019 Molluscum Contangiosum

    6/9

    pengobatan yang umum bertujuan mentraumasasikan lesi(11)

    . Moluskum Kontagiosum dapat

    diobati melalui metode-metode berikut ini(5)

    .

    (1) Bedah :

    -Kuretase (Curretage)

    Kuretase merupakan salah satu pilihan pengobatan yang memiliki kentungan yakni menyediakan

    spesimen jaringan untuk menegaskan diagnosis. Kerugiannya yakni ada peningkatan perubahan

    pigmen postinflamasi setelah kuretase dan prosedurnya tidak bersih (dari perdarahan lokal) dan

    memberi rasa tidak nyaman(6)

    .

    Papul kecil dapat segera disingkirkan dengan kuret dengan atau tanpa anestesi lokal. Perdarahanbisa dikontrol dengan penekanan atau solusi Monsels. Kuretase berguna ketika ada lesi-lesi

    kecil karena merupakan pengobatan tersegera dan sangat diandalkan. Sikatriks kecil dapat

    terbentuk; maka dari itu harus dihindari untuk daerah kosmetik yang penting.Metode ini lebih

    menyakitkan. Bisa digunakan krim anestesi topikal (EMLA) seperti Lidocaine/prilocaine yang

    diaplikasikan 30-60 menit sebelumnya untuk mengurangi nyeri(11, 14)

    .

    -Pulse Dye Laser

    Penggunaan pulsed dye laser yang digunakan untuk mengobati MCV telah dilaporkan

    memberikan hasil terbaik. Terapi sangat baik ditoleransi tanpa sikatriks atau anomali pigmen.

    Lesi sembuh tanpa sikatriks dalam 2 minggu. Studi menunjukkan 96%-99% lesi sembuh dalam

    sekali pengobatan. Walaupun efektif, tapi kekurangannya ialah biayanya lebih mahal dari pilihan

    lainnya(11)

    .

    (2) Topikal

    - Cryotheraphy

    Cryotheraphy untuk MCV efisien dan tidak menyakitkan seperti pada kuret, praktis, harganya

    cocok dan hasil kosmetiknya bagus. Setiap lesi harus dibekukan dengan nitrogen cair lewat

    usapan kapas selama 6-10 detik. Dapat diulang dengan interval 3 minggu sepanjang dibutuhkan.

  • 7/28/2019 Molluscum Contangiosum

    7/9

    Hipopigmentasi sering terlihat setelah krioterapi pada pasien Moluskum Kontagiosum(6)

    . Bedah

    beku merupakan pilihan bagi pasien yang tidak mau merasa sakit(14)

    .

    -Potassium hydroxide

    Salah satu pengobatan pilihan yakni penggunaan potassium hidroksida. Potassium hydroksida

    (KOH) merupakan alkali kuat yang mencernakan protein dan debris epidermal(5

    ). Dalam suatu

    solusi KOH 10% diaplikasikan topikal pada lesi dua kali sehari. Pengobatan tidak dilanjutkan

    jika ada respon inflamasi atau ulkus superfisial. Resolusi muncul rata-rata dalam 30 hari(11)

    .

    Sikatriks hipertrofik dan perubahan pigmentasi merupakan efek samping(14)

    .

    - Cantharidin

    Cantharidin merupakan terapi yang aman dan efektif. Setetes cantharidin (cantharidin 0.7%)

    diaplikasikan pada permukaan lesi, hindari kulit normal. Akan muncul rasa panas, nyeri, eritema

    atau pruritus(14)

    . Cantharidin merupakan pengobatan pilihan pada pasien muda dan merupakan

    suatu inhibitor fosfodiesterase. Substansi ini harus dibilas dalam 2-6 jam dengan rasa sedikit

    ketidaknyamanan setelahnya. Walaupun efek sampingnya berupa bula dan nyeri mungkin

    mengganggu, khususnya jika pengobatan secara semborono dan digunakan terlalu lama(6)

    .

    Lesi bular dapat sembuh tanpa sikatriks (14).

    - Tretinoin/Chemical Peeling

    Ketika pengobatan di rumah diinginkan, terapi topikal dekstrutif termasuk derivat vitamin A, alfa

    hidroksi (lactic) dan asam beta hidroksi. Pada anak-anak berkulit hitam dapat timbul

    hiperpigmentasi post-inflamasi setelah penggunaan agen ini(6)

    . Digunakan dua kali sehari pada

    lesi. Resolusi dilaporkan terjadi pada hari ke-11. Sedikit eritema pada tempat lesi merupakan

    efek samping (11).

    (3) Oral

    - Cimetidine

  • 7/28/2019 Molluscum Contangiosum

    8/9

    Agen oral dapat meningkatkan sistem imun untuk menyingkirkan virus Moluskum Kontagiosum.

    Cimetidin telah didemonstrasikan pada atopi dengan infeksi moluskum kontagoisum,

    bagaimanapun efikasi pada pasien non-atopi terbatas(6)

    . Cimetidin merupakan antagonis reseptor

    H2. Dalam suatu studi diberikan dosis 40mg/kg/hari selama 2 bulan. Karena cimetidine

    berinteraksi dengan banyak pengobatan sistemik, peninjauan pengobatan lain pasien

    direkomendasikan(11)

    .

    Untuk pasien dengan imunodefisiensi ;

    -Imiquimob dan resiquimob

    Krim imiquimob 5% telah digunakan secara topikal dalam pengobatan MCV. Keberhasilan

    komplit telah diobservasi sampai setengah pasien yang telah diobati dilaporkan hanya dengan

    efek samping lokal. Sejumlah agen menghambat replikasi viral in vitro telah dilaporkan. Strategi

    teraupetik antivirus melibatkan peninggian respon imun tuan rumah secara alami melalui

    pemberian sitokin eksogen. Lesi sembuh didapatkan pada 82% individu dengan pengobatan

    Imiquimob, kekambuhan setelah 10 bulan dilaporkan sangat rendah.Resiquimob lebih poten pada

    induksi ekspresi sitokin daripada Imiquimob. Diaplikasikan pada area lesi saat malam untuk 4

    minggu. Keberhasilan dapat dirasa sampai 3 bulan(6, 15)

    .

    - Cidofir

    Cidofir merupakan analog yang memiliki efek antivirus poten. Krim cidofir 3% telah

    digunakan dan sukses mengobati infeksi virus Moluskum Kontagiosum, dengan resolusi dalam

    2-6minggu. Harganya mahal dan memiliki efek karsiogenik pada beberapa studi sehingga

    penggunaannya dibatasi. Kombinasi imunomodulator dan antivirus lebih efektif(11)

    .

    PROGNOSIS

    Pada individu sehat, Moluskum Kontagiosum dapat sembuh sendiri. Pada individu

    dengan infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus), Moluskum Kontagiosum selalu

    kambuhan bahkan dengan terapi agresif menghasilkan kecacatan kosmetik yang signifikan,

    khususnya lesi di wajah. Pada inidivu dengan infeksi HIV sukses diterapi dengan HAART

  • 7/28/2019 Molluscum Contangiosum

    9/9

    (Highly Active Anti Retroviral), Moluskum Kontagiosum tidak muncul atau sembuh setelah

    beberapa bulan. Rekurensi Moluskum Kontagiosum biasanya mengindikasikan kegagalan

    HAART(1)

    .

    KESIMPULAN

    Moluskum Kontagiosum adalah infeksi kulit dan membran mukosa yang sering,

    umumnya jinak dan diakibatkan oleh virus. Sering ditemukan pada anak-anak, dewasa yang aktif

    seksual dan pasien imunodefisiensi. Disebabkan oleh virus molluskum kontagiosum, anggota dari

    keluarga poxviridae. Virus ini berbeda dari virus pox lainnya karena dapat menyebabkan regresi

    spontan, tumor berumbilikasi pada kulit maupun mukosa dibandingkan lesi mirip pox lainnya.

    Pada pasien Moluskum Kontagiosum yang imunokompeten, non-atopi biasanya sembuh sendiri.

    Untuk pasien dengan gangguan fungsi imun dengan erupsi jelek yang tersebar luas, biasanya

    terapi destruksi lokal tidak efektif; pengobatan dengan antiviral dan imunomodulator lebih

    berhasil.