molluscum contangiosum
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 Molluscum Contangiosum
1/9
MOLLUSCUM CONTANGIOSUM
Filed Under(Dermatology) by ayumee-chan on 12-12-2008
MOLUSKUM KONTAGIOSUM
PENDAHULUAN
Moluskum Kontagiosum adalah infeksi virus yang umum, jinak yang mengenai kulit dan
membran mukosa yang umumnya mengenai anak-anak(1)
. Disebabkan oleh virus DNA dari
kelompokpoxvirus. Erupsinya biasa sembuh sendiri tanpa sekuele, walaupun bisa lebih meluas
pada orang yang imunitasnya menurun(2)
. Klinisnya berupa papul-papul miliar, kadang-kadang
lentikular dan berwarna putih seperti lilin, berbentuk kubah dan di tengahnya terdapat lekukan(delle)
(3). Moluskum Kontagiosum menyebar melalui kontak kulit dan abrasi mikroskopik dalam
epidermis dipikirkan memfasilitasi transmisi(2)
.
EPIDEMIOLOGI
Moluskum Kontagiosum dapat ditemukan di seluruh dunia tetapi relatif jarang pada
daerah industri. Moluskum Kontagiosum dapat mengenai setiap orang dari berbagai ras maupun
perbandingan gender sama rata. Di Amerika Serikat, data yang dilaporkan dari tahun 1969-1983oleh National and Survey Index teraupetik menunjukkan adanya peningkatan jumlah penderita
yang terkena Moluskum Kontagiosum, terutama pada penderita dengan HIV positif,
prevalensinya menjadi lebih tinggi sekitar 5-18%.(4)
. Pada suatu penelitian di Belanda tahun
1966-1983, pada pasien yang berobat ke dokter ditemukan antibodi terhadap MCV terendah pada
grup usia muda (6 bulan sampai 2 tahun) dan peningkatan seropositif meningkat sesuai umur
(39% pada pasien lebih tua dari 50 tahun). Moluskum Kontagiosum umum pada pasien dengan
infeksi HIV, sering dijadikan petanda untuk penyakit yang lebih lanjut dan dapat
memperlihatkan lesi kulit yang multipel. Beratnya penyakit ini tergantung pada limfosit T CD 4(5)
.
Moluskum Kontagiosum umumnya terjadi pada daerah tropis dan subtropis. Berdasarkan
studi epidemiologi, transmisi pada penyakit ini berkaitan dengan higinitas yang buruk dan faktor
iklim seperti panas dan kelembapan(4)
. Virus Moluskum Kontagiosum (MCV) ditransmisikan
http://ayumee-chan.blog.friendster.com/category/medical-world/referat/dermatology/http://ayumee-chan.blog.friendster.com/category/medical-world/referat/dermatology/http://ayumee-chan.blog.friendster.com/category/medical-world/referat/dermatology/http://ayumee-chan.blog.friendster.com/category/medical-world/referat/dermatology/ -
7/28/2019 Molluscum Contangiosum
2/9
melalui kontak fisik erat dan autoinokulasi. Infeksi virus Moluskum Kontagiosum terlihat di
seluruh dunia dan dapat lebih buruk pada iklim tropis. Infeksi bisa melalui retakan pada
epidermis atau melalui bagian infundibular dari folikel rambut. Autoinokulasi trauma lewat
cukuran telah dilaporkan pada pasien dengan infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus)
yang memiliki lesi wajah. Faktor pendukung penyebaran adalah berbagi mandi, kolam renang
dan handuk(6)
.
ETIOLOGI
Moluskum Kontagiosum merupakan hasil infeksi dari virus pox(7)
. Virus Moluskum
Kontagiosum merupakan virus dengan DNA beruntai ganda yang berukuran panjang 200-300nm
membuat moluskum menjadi virus kutan yang terbesar(6)
. Membran bagian luar dan dalam
dikelilingi oleh nukleoid berbentuk seperti halter (dumbbell- shaped nucleoid). Genomnya adalah
DNA duplex linear dengan taksiran berat 120-220 megadalton(8)
.
Virus Moluskum Kontagiosum ditemukan di seluruh belahan dunia. Virus ini tidak
berhasil dikembangkan dalam jaringan kultur atau telur. Berdasarkan analisis DNA, Virus
Moluskum Kontagiosum memiliki 4 subtipe mayor yakni: MCV-1, MCV-1a, MCV-2 dan MCV-
3(6)
.MCV-1 lebih umum dibandingkan yang lain. Tidak ada perbedaan klinis yang jelas diantara
strain Virus Moluskum Kontagiosum
(1)
.
PATOGENESIS
Virus ini masuk ke jaringan epidermis melalui kulit yang tidak utuh atau luka kecil,
kemudian mengalami replikasi dalam sitoplasma sel-sel stratum Malphigi dan stratum
granular(4)
. Sel-sel yang terinfeksi, diantara sel normal akan tumbuh dua kali lebih cepat
dibandingkan sel normal dan akan menembus epidermis ke atas membentuk suatu papul. Tetap
tidak jelas bagaimana infeksi virus Moluskum Kontagiosum menyebabkan hiperproliferasi
ini(1)
.Pertumbuhan virus ini terbatas pada jaringan epidermis saja namun pada lesi yang
mengalami inflamasi, dapat ditemukan adanya infiltrasi sel-sel lekosit, limfosit dan histiosit dan
sel raksasa pada jaringan dermis sebagai hasil reaksi dari keratin atau antigen virus(4)
.
-
7/28/2019 Molluscum Contangiosum
3/9
Proliferasi seluler menghasilkan pertumbuhan epidermis yang berlobul yang menekan
papila sampai muncul sebagai septa fibrous diantara lobul, yang berbentuk seperti buah pir
dengan apex yang cenderung naik(9)
.
GEJALA KLINIS
Masa inkubasi Moluskum Kontagiosum bervariasi rata-rata 2-7 minggu, tapi bisa lebih
lama namun dapat berkisar antara 1-6 bulan(4,10)
. Pada sebagian besar pasien gejalanya
asimptomatik atau hanya mengeluhkan gatal ringan saja(8)
. Lesi yang timbul berawal dari papul
kecil yang membesar sampai ukuran 3-6mm dan jarang berukuran sampai 3 cm, keadaan ini
disebut moluskum raksasa (giant molluscum) pada penderita dengan imunodefisiensi(4, 11)
.
Lesi sering dalam kelompok pada area kecil tapi dapat juga menyebar luas (11). Lesi
klinisnya berupa papul yang berbatas tegas, berbentuk kubah (dome-shaped), berumbilikasi/delle
dengan permukaan seperti lilin pada bagian sentral, berwarna seperti daging (fleshy) tapi dapat
juga berwarna merah muda sampai abu-abu(12, 13, 14)
. Terletak di atas dasar kulit berwarna
kemerahan dan terkadang timbul reaksi eksematosa di sekitar lesi. Lesi yang timbul bisa pecah
secara spontan disertai dengan atau tanpa inflamasi(1,4)
.
Distribusi lesi bisa muncul dimana saja pada kulit maupun membran mukosa(4)
. Pada
anak-anak, lesi terutama muncul di wajah, badan dan ekstremitas(8, 12)
. Pada dewasa, lesi sering
berlokasi pada dinding abdomen bagian bawah, area femoris bagian dalam, area pubik dan
genital(4,
. Pada 30% individu dengan Moluskum Kontagiosum yang lesinya berlokasi di area
perigenital memiliki penyakit menular seksual(5)
. Jarang ditemukan pada telapak tangan dan
telapak kaki serta membran mukosa. Pada pasien dengan imunodefisiensi, bisa ditemukan lesi
yang jelek dan kemungkinan melibatkan khususnya wajah dan mungkin melibatkan leher dan
badan(4,8)
. Jika terdapat eksema atau penyakit lain yang dapat mengganggu fungsi barier kulit,
moluskum dapat menyebar dengan mudah pada daerah yang dikenai(8)
.
Dalam beberapa laporan, jumlah lesi bervariasi. Kebanyakan pasien memiliki lesi kurang
dari 20 lesi(1,
. Namun pada kondisi tertentu dimana kekebalan tubuh menurun atau ada
gangguan fungsi imunitas jumlah lesinya dapat meningkat atau bahkan mencapai ratusan dengan
ukuran yang lebih besar dan persisten, misalnya pada: sarkoidosis, leukimia limfositik,
-
7/28/2019 Molluscum Contangiosum
4/9
imuodefisiensi kongenital, defisiensi IgM selektif, timoma, pengobatan dengan prednison atau
metotreksat, AIDS, limfoma maligna dan dermatitis atopi(4)
.
Pasien anak-anak (*)Pasien dewasa (**)
Pasien dengan AIDS (***)
*, ** diambil dari kepustakaanHabif
*** diambil dari kepustakaan Fitzpatrick
PEMERIKSAAN PENUNJANG
-Pemeriksaan Lab
Antigen MCV dapat diidentifikasi melalui immunofluoresensi (fluorescent antibody
technique) dan ditemukan pada 69% pasien dengan lesi yang nampak(8, 11)
-Pemeriksaan Histopatologi
Ditemukan adanya hipertropi dan hiperplasti dari epidermis. Di atas penampakan normal
lapisan basal adalah lobul-lobul dari sel-sel epidermal yang mengandung badan inklusi
intrasitoplasmik positif feulgen (badan Henderson-Patterson atau badan Moluskum) yang
merupakan khas dari suatu Moluskum Kontagiosum. Badan inklusi ini, yang mengandung
-
7/28/2019 Molluscum Contangiosum
5/9
partikel-partikel virus, selsel yang terinfeksi meningkat dalam ukuran dan bergerak kearah
permukaan.(4,812)
.
DIAGNOSIS
Mendiagnosis Moluskum Kontagiosum berdasarkan morfologi umumnya mudah, tapi
pada beberapa pasien dapat merupakan suatu tantangan diagnostik. Pemeriksaan dengan lensa
pembesar untuk melihat umbilikasi sentral. Selanjutnya, jika diagnosis meragukan dapat
dilakukan pemeriksaan dengan preparat Tzank dan KOH yang dapat diambil dari lesi. Yaitu
sama-sama memperlihatkan adanya badan moluskum(6)
. Dan melalui teknik imunofluoresensi
ditemukan adanya antigen Moluskum Kontagiosum(4)
.
DIAGNOSIS BANDING
Moluskum Kontagiosum memiliki penampakan klinis yang mirip dengan penyakit lain(6)
.
(1) Veruka Vulgaris, gambarannya bisa berupa papul tapi permukaannya irreguler(14)
.
(2) Herpes Simpleks, lesinya diawali berupa vesikel kemudian menjadi pustul dan cepat
berumbilikasi. Jika ruptur akan meninggalkan krusta membentuk ulkus dangkal yang nyeri(14)
.
(3) Varisella (chicken pox), lesinya juga bisa memiliki gambaran umbilikasi. Tapi ada perubahan
yang cepat dari papul menjadi vesikel yang berumbilikasi, pecah dan menjadi krusta. Memiliki
gejala prodromal berupa demam, sakit kepala, malaise, photophobia. Masa klinisnya singkat
kira-kira 14-16 hari(14)
.
PENGOBATAN
Karena penyakit ini biasanya sembuh sendiri dan lesi sembuh tanpa sikatriks jika tidak
ada infeksi sekunder, ada yang menganjurkan untuk tidak melakukan terapi apapun(1,4)
.
Kebanyakan lesi sembuh sendiri dalam durasi 2-9 bulan, tapi ada juga yang berlangsung selama
bertahun-tahun, khususnya pada individu dengan imunokompresi(1, 5)
. Keputusan mengenai
pengobatan yang diperlukan berdasarkan kebutuhan pasien, kesulitan penyakit disembuhkan dan
kemungkinan pengobatan meninggalkann gangguan pigmentasi atau sikatriks. Kebanyakan
-
7/28/2019 Molluscum Contangiosum
6/9
pengobatan yang umum bertujuan mentraumasasikan lesi(11)
. Moluskum Kontagiosum dapat
diobati melalui metode-metode berikut ini(5)
.
(1) Bedah :
-Kuretase (Curretage)
Kuretase merupakan salah satu pilihan pengobatan yang memiliki kentungan yakni menyediakan
spesimen jaringan untuk menegaskan diagnosis. Kerugiannya yakni ada peningkatan perubahan
pigmen postinflamasi setelah kuretase dan prosedurnya tidak bersih (dari perdarahan lokal) dan
memberi rasa tidak nyaman(6)
.
Papul kecil dapat segera disingkirkan dengan kuret dengan atau tanpa anestesi lokal. Perdarahanbisa dikontrol dengan penekanan atau solusi Monsels. Kuretase berguna ketika ada lesi-lesi
kecil karena merupakan pengobatan tersegera dan sangat diandalkan. Sikatriks kecil dapat
terbentuk; maka dari itu harus dihindari untuk daerah kosmetik yang penting.Metode ini lebih
menyakitkan. Bisa digunakan krim anestesi topikal (EMLA) seperti Lidocaine/prilocaine yang
diaplikasikan 30-60 menit sebelumnya untuk mengurangi nyeri(11, 14)
.
-Pulse Dye Laser
Penggunaan pulsed dye laser yang digunakan untuk mengobati MCV telah dilaporkan
memberikan hasil terbaik. Terapi sangat baik ditoleransi tanpa sikatriks atau anomali pigmen.
Lesi sembuh tanpa sikatriks dalam 2 minggu. Studi menunjukkan 96%-99% lesi sembuh dalam
sekali pengobatan. Walaupun efektif, tapi kekurangannya ialah biayanya lebih mahal dari pilihan
lainnya(11)
.
(2) Topikal
- Cryotheraphy
Cryotheraphy untuk MCV efisien dan tidak menyakitkan seperti pada kuret, praktis, harganya
cocok dan hasil kosmetiknya bagus. Setiap lesi harus dibekukan dengan nitrogen cair lewat
usapan kapas selama 6-10 detik. Dapat diulang dengan interval 3 minggu sepanjang dibutuhkan.
-
7/28/2019 Molluscum Contangiosum
7/9
Hipopigmentasi sering terlihat setelah krioterapi pada pasien Moluskum Kontagiosum(6)
. Bedah
beku merupakan pilihan bagi pasien yang tidak mau merasa sakit(14)
.
-Potassium hydroxide
Salah satu pengobatan pilihan yakni penggunaan potassium hidroksida. Potassium hydroksida
(KOH) merupakan alkali kuat yang mencernakan protein dan debris epidermal(5
). Dalam suatu
solusi KOH 10% diaplikasikan topikal pada lesi dua kali sehari. Pengobatan tidak dilanjutkan
jika ada respon inflamasi atau ulkus superfisial. Resolusi muncul rata-rata dalam 30 hari(11)
.
Sikatriks hipertrofik dan perubahan pigmentasi merupakan efek samping(14)
.
- Cantharidin
Cantharidin merupakan terapi yang aman dan efektif. Setetes cantharidin (cantharidin 0.7%)
diaplikasikan pada permukaan lesi, hindari kulit normal. Akan muncul rasa panas, nyeri, eritema
atau pruritus(14)
. Cantharidin merupakan pengobatan pilihan pada pasien muda dan merupakan
suatu inhibitor fosfodiesterase. Substansi ini harus dibilas dalam 2-6 jam dengan rasa sedikit
ketidaknyamanan setelahnya. Walaupun efek sampingnya berupa bula dan nyeri mungkin
mengganggu, khususnya jika pengobatan secara semborono dan digunakan terlalu lama(6)
.
Lesi bular dapat sembuh tanpa sikatriks (14).
- Tretinoin/Chemical Peeling
Ketika pengobatan di rumah diinginkan, terapi topikal dekstrutif termasuk derivat vitamin A, alfa
hidroksi (lactic) dan asam beta hidroksi. Pada anak-anak berkulit hitam dapat timbul
hiperpigmentasi post-inflamasi setelah penggunaan agen ini(6)
. Digunakan dua kali sehari pada
lesi. Resolusi dilaporkan terjadi pada hari ke-11. Sedikit eritema pada tempat lesi merupakan
efek samping (11).
(3) Oral
- Cimetidine
-
7/28/2019 Molluscum Contangiosum
8/9
Agen oral dapat meningkatkan sistem imun untuk menyingkirkan virus Moluskum Kontagiosum.
Cimetidin telah didemonstrasikan pada atopi dengan infeksi moluskum kontagoisum,
bagaimanapun efikasi pada pasien non-atopi terbatas(6)
. Cimetidin merupakan antagonis reseptor
H2. Dalam suatu studi diberikan dosis 40mg/kg/hari selama 2 bulan. Karena cimetidine
berinteraksi dengan banyak pengobatan sistemik, peninjauan pengobatan lain pasien
direkomendasikan(11)
.
Untuk pasien dengan imunodefisiensi ;
-Imiquimob dan resiquimob
Krim imiquimob 5% telah digunakan secara topikal dalam pengobatan MCV. Keberhasilan
komplit telah diobservasi sampai setengah pasien yang telah diobati dilaporkan hanya dengan
efek samping lokal. Sejumlah agen menghambat replikasi viral in vitro telah dilaporkan. Strategi
teraupetik antivirus melibatkan peninggian respon imun tuan rumah secara alami melalui
pemberian sitokin eksogen. Lesi sembuh didapatkan pada 82% individu dengan pengobatan
Imiquimob, kekambuhan setelah 10 bulan dilaporkan sangat rendah.Resiquimob lebih poten pada
induksi ekspresi sitokin daripada Imiquimob. Diaplikasikan pada area lesi saat malam untuk 4
minggu. Keberhasilan dapat dirasa sampai 3 bulan(6, 15)
.
- Cidofir
Cidofir merupakan analog yang memiliki efek antivirus poten. Krim cidofir 3% telah
digunakan dan sukses mengobati infeksi virus Moluskum Kontagiosum, dengan resolusi dalam
2-6minggu. Harganya mahal dan memiliki efek karsiogenik pada beberapa studi sehingga
penggunaannya dibatasi. Kombinasi imunomodulator dan antivirus lebih efektif(11)
.
PROGNOSIS
Pada individu sehat, Moluskum Kontagiosum dapat sembuh sendiri. Pada individu
dengan infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus), Moluskum Kontagiosum selalu
kambuhan bahkan dengan terapi agresif menghasilkan kecacatan kosmetik yang signifikan,
khususnya lesi di wajah. Pada inidivu dengan infeksi HIV sukses diterapi dengan HAART
-
7/28/2019 Molluscum Contangiosum
9/9
(Highly Active Anti Retroviral), Moluskum Kontagiosum tidak muncul atau sembuh setelah
beberapa bulan. Rekurensi Moluskum Kontagiosum biasanya mengindikasikan kegagalan
HAART(1)
.
KESIMPULAN
Moluskum Kontagiosum adalah infeksi kulit dan membran mukosa yang sering,
umumnya jinak dan diakibatkan oleh virus. Sering ditemukan pada anak-anak, dewasa yang aktif
seksual dan pasien imunodefisiensi. Disebabkan oleh virus molluskum kontagiosum, anggota dari
keluarga poxviridae. Virus ini berbeda dari virus pox lainnya karena dapat menyebabkan regresi
spontan, tumor berumbilikasi pada kulit maupun mukosa dibandingkan lesi mirip pox lainnya.
Pada pasien Moluskum Kontagiosum yang imunokompeten, non-atopi biasanya sembuh sendiri.
Untuk pasien dengan gangguan fungsi imun dengan erupsi jelek yang tersebar luas, biasanya
terapi destruksi lokal tidak efektif; pengobatan dengan antiviral dan imunomodulator lebih
berhasil.