modul sampling kerja reguler

Upload: afry-fara-istifadah

Post on 06-Jul-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Modul Sampling Kerja Reguler

    1/22

     

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : -

    Jurusan : Teknik Industri Modul : 8

    Praktikum : Fisiologi dan Pengukuran Kerja Tanggal : 17-18 Desember 2014

    SAMPLING KERJA

    A.  DESKRIPSI

    Sampling kerja atau sering disebut sebagai work sampling, Ratio Delay Study atau  Random

    Observation Method adalah salah satu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan

    terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau pekerja / operator. Pengukuran kerja dengan

    cara ini juga diklasifikasikan sebagai pengukuran kerja secara langsung karena pelaksanaan

    kegiatan pengukuran harus dilakukan secara langsung ditempat kerja yang diteliti.

    Pengukuran work sampling   didasarkan pada hukum probabilitas. Sebuah sampel diambil

    secara acak dari kelompok yang besar cenderung akan memiliki pola distribusi yang sama

    sebagai kesatuan. Jika sebuah sampel cukup banyak, maka karakter sampel akan sedikit

     berbeda dari karakter kelompok. Sampel merupakan istilah yang digunakan untuk skala

    kecil, dan populasi atau kesatuan adalah kesatuan yang digunakan untuk skala besar.

    Mengambil dan menganalisis sebagian dari kesatuan atau populasi dinamakan  sampling

    (Barnes, 1980).

    B.  TUJUAN PRAKTIKUM

    1.  Melatih praktikan dalam memberikan pengalaman praktis untuk melaksanakan kegiatan

     pengukuran kerja dengan pemahaman dan penguasaan materi mengenai sampling ker  ja.

    2.  Memperkenalkan kepada praktikan tentang metode sampling kerja sebagai alat yang

    efektif menentukan kelonggaran (allowance time) yang diperlukan dalam penetapan

    waktu baku.

    3.  Memotivasi praktikan agar mau untuk selanjutnya melaksakan kegiatan - kegiatan

     pengukuran dan penelitian kerja khususnya dalam upaya meningkatkan efektifitas,

    efisiensi, dan produktifitas kerja.

    C. 

    INPUT DAN OUTPUT

    INPUT OUTPUT

    a)  Data jumlah kegiatan produktif

     b)  Data jumlah kegiatan idle

    c)  Data jumlah output

    a)  Waktu baku

     b)  Beban kerja

  • 8/16/2019 Modul Sampling Kerja Reguler

    2/22

     

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : -

    Jurusan : Teknik Industri Modul : 8

    Praktikum : Fisiologi dan Pengukuran Kerja Tanggal : 17-18 Desember 2014

    D.  PELAKSANAAN PRAKTIKUM

    1.  Alat yang Digunakan

    a)  Papan pengamatan

     b) 

    Lembar Pengamatan

    c)  Alat tulis

    2.  Prosedur Pengambilan Data

    a)  Tentukan kegiatan apa saja dari operator yang ingin diteliti.

     b)  Tentukan waktu-waktu pengamatan/ kunjungan.

    c)  Catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan dengan memisahkan antara kegiatan

     produktif dan kegiatan non produk tif.

    d)  Konsultasikan penelitian anda kepada asisten.

    Catatan:

    Kegiatan penelitian awal dilakukan antara 3 hari kerja dengan jumlah pengamatan yang

    sebanyak-banyaknya. Jangan lupa tentukan tingk at kepercayaan dan tingkat k etelitian.

    E.  REFERENSI

    Barnes, R.M., 1980. Motion and Time Study, Design and Measurement of Work . Wiley.

     Niebel, B.W., Freivalds, A. 1999.  Methods, Standards, and Work Design.Singapore :

    McGraw-Hill.

    Salvendy, G. (Ed.) (2001). Handbook of Industrial Engineering: Technology and Operations

     Management , third edition, John Wiley & Sons, Hoboken, NJ.

    Sutalaksana, Iftikar Z., R.A., Tjakraatmadja, J.H. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja.

    ITB, Bandung

    Wignjosoebroto, S., 2003. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Edisi ketiga. Jakatrta: Penerbit

    PT. Guna Widya.

  • 8/16/2019 Modul Sampling Kerja Reguler

    3/22

     

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : -

    Jurusan : Teknik Industri Modul : 8

    Praktikum : Fisiologi dan Pengukuran Kerja Tanggal : 17-18 Desember 2014

    LANDASAN TEORI

    I.  ANALISIS SAMPLING KERJA

    Menurut Wignjosoebroto (2003), Niebel dan Freivalds (1999) dan Barnes (1980), pengukuran waktu

    kerja dapat diklasifikasikan sesuai dengan bagan bagan dibawah ini:  

    Gambar 8.1 Metode Pengukuran Kerja

    Metode sampling kerja dikembangkan berdasarkan hukum probabilitas (the law of

     probability). Oleh karena itu, pengamatan terhadap suatu obyek yang ingin diteliti tidak

     perlu dilaksanakan secara menyeluruh (populasi) melainkan cukup dilaksanakan dengan

    mengambil sampel pengamatan yang diambil secara acak (random) .

    Suatu sampel yang diambil secara random dari suatu grup populasi yang besar akan

    cenderung memiliki pola distribusi yang sama seperti yang dimiliki oleh popu lasi tersebut.

    Apabila sampel yang dimiliki tersebut diambil cukup besar, maka karakteristik yang

    dimiliki oleh sampel tersebut tidak akan jauh berbeda dibanding dengan karakteristik dari

     populasinya. Prosedur sampling kerja dalam bentuk yang paling sederhana adalah

    membuat observasi dengan interval acak pada satu atau lebih dari satu operator atau

    mesin dalam keadaan produktif maupun menganggur. Operator dikatakan produktif

    ketika operator sedang bekerja dan diberi tanda pada tally produktif, sementara operator

  • 8/16/2019 Modul Sampling Kerja Reguler

    4/22

     

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : -

    Jurusan : Teknik Industri Modul : 8

    Praktikum : Fisiologi dan Pengukuran Kerja Tanggal : 17-18 Desember 2014

    dikatakan idle  atau menganggur ketika dia sedang menganggur dan diberi tanda pada

    tally idle/menganggur. Setelah diperoleh

     jumlah tally  produktif dan menganggur

    maka dapat ditentukan waktu baku. Waktu

    standar/waktu baku adalah waktu yang

    diperlukan oleh operator yang terampil

    rata-rata, bekerja pada kecepatan normal,

    untuk melakukan tugas tertentu

    menggunakan metode yang ditentukan.

    Didalamnya sudah termasuk ‘allowance’

    yang tepat untuk memungkinkan orang

    untuk pulih dari kelelahan dan, bila perlu

    waktu tambahan untuk menutupi elemen kontingen yang mungkin terjadi (Salvendy,

    2001).

    Banyaknya pengamatan yang harus dilaksanakan dalam kegiatan sampling kerja

    dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu (Barnes, 1980):

    1.  Tingkat Kepercayaan

    Tingkat kepercayaan dilambangkan dengan huruf k. Menurut Barnes (1980), terdapat

    tiga tingkat kepercayaan yang sering dipakai yaitu 168, 295%, dan 3 99%. Hal

    ini dapat digambarkan melalui kurva distribusi normal berikut ini.

    Gambar 8.3 Kurva Distribusi Normal

    Gambar 8.2 Work Sampling  

  • 8/16/2019 Modul Sampling Kerja Reguler

    5/22

     

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : -

    Jurusan : Teknik Industri Modul : 8

    Praktikum : Fisiologi dan Pengukuran Kerja Tanggal : 17-18 Desember 2014

    Berdasarkan gambar 8.3 dapat dilihat bahwa pada tingkat kepercayaan 1 memiliki arti

    sebesar 68% data yang diperoleh melalui random sampling benar (sesuai dengan

    kejadian nyata) dan akan terdapat data yang eror sebanyak 32% dari waktu yang

    tersedia. Untuk memperoleh data yang mendekati sempurna (100% mendekati

    kebenaran), maka pengamat dianjurkan untuk menggunakan tingkat kepercayaan 3.

    2.  Tingkat Ketelitian

    Tingkat ketelitian (s) digunakan untuk menentukan jumlah observasi supaya sesuai

    dengan harapan yang diinginkan. Semakin tinggi nilai tingkat ketelitian maka data yang

    diperoleh semakin valid.

    Menurut Barnes (1980) dan Sutalaksana dkk (2006), secara garis besar metode

    sampling kerja ini dapat digunakan untuk:

      Sebagai sampel performansi kerja yakni untuk mengukur waktu kerja dan waktu

    tidak bekerja dari pekerja.

      Mengetahui tingkat pemanfaatan mesin-mesin atau alat-alat yang ada di pabrik.

      Menentukan waktu baku bagi pekerja-pekerja tidak langsung.

      Memperkirakan kelonggaran bagi suatu pekerjaan dan tingkat performansi.

    II.  PELAKSANAAN SAMPLING KERJA

    A.  Pengambilan Data

    Untuk menentukan waktu kunjungan, biasanya satu hari kerja dibagi kedalam satuan-

    satuan wak tu yang besarnya ditentukan oleh pengukur. Berdasarkan satu-satuan waktu

    inilah saat-saat kunjungan ditentukan. Waktu kunjungan tidak boleh melebihi 2/3 dari

    total jam kerja. Misalkan satu-satuan waktu panjangnya 10 menit. Misalnya 1 hari

    terdapat 8 jam kerja, sehingga ada 6 observasi dalam 1 jam. Setelah itu, didapat 48 kali

    observasi untuk 1 hari (6*8 jam=48 observasi). Untuk menentukan jumlah observasi,

    dihitung dengan (2/3*48=32) sehingga didapat 32 kali observasi dalam 1 hari. Waktu

    kunjungan tidak boleh pada saat-saat tertentu yang kita ketahui dalam keadaan tidak

     bekerja misalnya jam-jam istirahat atau hari libur, dimana tidak ada kegiatan secara

    resmi (Sutalaksana, 1979).

  • 8/16/2019 Modul Sampling Kerja Reguler

    6/22

     

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : -

    Jurusan : Teknik Industri Modul : 8

    Praktikum : Fisiologi dan Pengukuran Kerja Tanggal : 17-18 Desember 2014

    Bilangan acak bisa didapat dengan menggunakan  Microsoft Excel   atau dengan

    menggunakan tabel bilangan acak. Untuk menentukan waktu observasi, dapat

    dihitung dengan cara:

     

    Waktu observasi 1 = (08.00 + (2 bilangan random x10waktu yang

    ditentukan dalam menit) = 08.20

      Waktu observasi 2 = (08.00 + (3x10) = 08.30

      Waktu observasi 3 = (08.00 + (6x10) = 09.00

    (dilanjutkan sampe 32 observasi)

    Tabel 8.1 Tabel Pengambilan Data

    No. JamKunjung

    Kegiatan I KegiatanII

    Kegiatan..n

    TallyProduktif

    Tally Idle

    1 08.20 √   -2 08.30 √   -3 09.00 - √  …. 

    32

    Jumlah

    B.  Menguji Kecukupan Data

    Untuk menguji kecukupan data dapat dilakukan dengan rumu sebagai berikut:

    ′ = (1 − )

     

     p = Prosentase kejadian yang diamati (prosentase idle/produktif) dalam angka

    desimal.

    k = Konstanta yang besarnya tergantung tingkat kepercayaan yang diambil.

    s = Tingkat ketelitian yang dikehendaki dalam angka desimal.

     N’  = Jumlah pengamatan yang harus dilakukan

    Apabila dari perhitungan tersebut didapatkan nilai N’ < N maka data dianggap cukup,

    sebaliknya apabila nilai N’ > N maka data dianggap tidak cukup.

  • 8/16/2019 Modul Sampling Kerja Reguler

    7/22

     

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : -

    Jurusan : Teknik Industri Modul : 8

    Praktikum : Fisiologi dan Pengukuran Kerja Tanggal : 17-18 Desember 2014

    C.  Menguji Keseragaman Data

    Untuk menghitung keseragaman data kita tentukan batas-batas kontrolnya yaitu:

    BKA = n

     p p

     P 

    )1(

    3

     

     

    BKB = n

     p p P 

    )1(3

     

     

    Dimana:

     p = persentase idle / produktif  dihari ke-I.

    n = jumlah pengamatan dilakukan pada hari ke-I

    Catatan : 

    Jika harga p berada pada batas-batas kontrol, maka berarti semua harga tersebut dapat 

    digunakan untuk menghitung banyaknya pengamatan yang diperlukan. Sebaliknya jika

    ada harga p yang berada diluar batas kontrol, maka pengamatan yang membentuk pi

    yang bersangkutan harus “dibuang” karena berasal dari sistem sebab yang berbeda.

    1 2   3

    BKB

    BKA

    p

     

    Gambar 8.4 Data Seragam

    1 2   3

    BKB

    BKA

    p

     

    Gambar 8.5 Data Tidak Seragam

    Gambar 8.4 menunjukkan bahwa data seragam karena data-data tersebut berada di

    dalam batas control, sementara Gambar 8.5 menujukkan bahwa data tidak seragam

    karena terdapat data yang diluar batas kontrol.

  • 8/16/2019 Modul Sampling Kerja Reguler

    8/22

     

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : -

    Jurusan : Teknik Industri Modul : 8

    Praktikum : Fisiologi dan Pengukuran Kerja Tanggal : 17-18 Desember 2014

    D.  Menghitung Tingkat Produktivitas

    Performance Level =Jumlah Produktif 

    Produktif + Non Produktif (Idle)

    (Jumlah Pengamatan)

    × 100% 

    E.  Menghitung Waktu Baku

    1)  Waktu Normal

    = % (%)

    ℎ 

    2)  Waktu Standard

    = 100

    100 −  

    3)  Total Waktu Baku

    =  

    III.  FAKTOR PENYESUAIAN

    Dalam suatu performansi kerja biasanya terdapat ketidakwajaran yang dilakukan oleh

     pekerja, misalnya: bekerja tanpa kesungguhan, bekerja dengan kecepatan yang terlalu

    cepat, atau performansi menurun karena kondisi ruanganyang buruk. Hal ini tidak

    diinginkan karena waktu baku yang dicari adalah waktu yang diperoleh dari kondisi dan

    cara kerja yang diselesaikan secara wajar. Penilaian harus diadakan karena berdasarkan hal

    inilah penyesuaian dilakukan. Factor penyesuaian adalah factor yang menyebabkan

    ketidakwajaran dalam bekerja. Menurut Wastinghouse terdapat empat factor penyesuaian,

    yaitu: keterampilan, usaha, kondisikerja, dan konsistensi (Sutalaksana, 2006).

    IV.  KELONGGARAN

    Kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu untuk kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa

     fatique, dan hambatan  –  hambatan yang tidak dapat dihindarkan. Ketiganya ini merupakan

    hal yang secara nyata dibutuhkan oleh pekerja, dan yang selam pengukuran tidak diamati,

  • 8/16/2019 Modul Sampling Kerja Reguler

    9/22

     

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : -

    Jurusan : Teknik Industri Modul : 8

    Praktikum : Fisiologi dan Pengukuran Kerja Tanggal : 17-18 Desember 2014

    diukur, dicatat, ataupun dihitung. Karenanya sesuai pengukuran dan setelah mendapatkan

    waktu normal, kelonggaran perlu ditambahkan. (Sritomo, 2003)

    1. 

    Kelonggaran untuk Kebutuhan Pribadi (Personal A ll owance)  

    Yang termasuk kedalam kebutuhan pribadi disini adalah, hal  –   hal seperti minum

    sekedarnya untuk menghilangkan rasa haus, kekamar kecil, bercakap  –   cakap dengan

    teman sekerja sekedar menghilangkan ketegangan ataupun kejenuhan dalam bekerja.

    Kebutuhan  –   kebutuhan ini jelas terlihat sebagai sesuatu yang mutlak; tidak bisa

    misalnya, seseorang diharuskan terus bekerja dengan rasa dahaga, atau melarang pekerja

    untuk sama sekali tidak bercakap –  cakap sepanjang jam –  jam kerja. Larangan demikian

    tidak saja merugikan pekerja (karena merupakan tuntutan psikologi dan fisiologi yang

    wajar) tetapi juga merugikan perusahaan karena dengan kondisi demikian pekerja tidak

    akan dapat bekerja dengan baik bahkan hampeir dapat dipastikan produktivitasnya

    menurun.

    Besarnya kelonggaran yang diberikan untuk kebutuhan pribadi seperti itu berbeda  –  

     beda dari satu pekerjan ke pekerjaan lainnya karena setiap pekerjan mempunyai

    karakteristik sendiri  –  sendiri dengan “tuntutan” yang berbeda –  beda. Penelitian yang

    khusus perlu dilakukan untuk menentukan besarnya kelonggaran ini secara tepat seperti

    dengan sampling kerja atau secara fisiologis. Berdasarkan penelitian ternyata besarnya

    kelonggaran ini bagi pekerja pria dari pekerja wanita; misalnya untuk pekerjaan  –  

     pekerjaan ringan pada kondisi  –  kondisi kerja normal pria memerlukan 2%  –  2,5% dan

    wanita 5% (persentase ini adalah dari waktu normal). Table 1 menunjukan besarnya

    kelonggaran untuk kebutuhan pribadi dan untuk menghilangkan rasa fatique untuk

     berbagai kondisi kerja.

    2. 

    Kelonggaran untuk Menghilangkan Rasa Lelah (Fatique Al lowance). 

    Rasa fatique tercermin antara lain dari menurunnya hasil produksi baik jumlah maupun

    kualitas. Kerenanya salah satu cara untuk menentukan besarnya kelonggaran ini adalah

    dengan melakukan pengamatan sepanjang hari kerja dan mencatat pada saat  –   saat

    dimana hasil produksi menurun. Tetapi masalahnya adalah kesulitan dalam menentukan

  • 8/16/2019 Modul Sampling Kerja Reguler

    10/22

     

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : -

    Jurusan : Teknik Industri Modul : 8

    Praktikum : Fisiologi dan Pengukuran Kerja Tanggal : 17-18 Desember 2014

     pada saat –  saat mana menurunnya hasil produksi yang disebabkan oleh timbulnya rasa

     fatique karena masih banyak kemungkinan lain yang dapat menyebabkannya.

    Jika rasa fatique telah datang dan pekerja harus bekerja untuk meghasilkan performance

    normalnya, maka usaha yang dikeluarkan pekerja lebih besar dari normal dan ini akan

    menambah rasa fatique. Apabila hal ini berlangsung terus dan pada akhirnya akan terjadi

     fatique  total yaitu jika nggota badan yang bersangkutan sudah tidak dapat melakukan

    gerak kerja sama sekali walaupun sangat dikehendaki.hal demikian jarang terjadi karena

     berdasarkan pengalamannya pekerja dapat mengatur kecepatan kerjanya sedemikian

    rupa, sehingga lambatnya gerakan –  gerakan kerja ditunjukan untuk menghilangkan rasa

    fatique ini. Besarnya kelonggaran dan kelonggaran untuk kebutuhan pribadi ditunjukan

     pada Tabel II (Lampiran).

    3.  Kelonggaran untuk Hambatan-Hambatan (Delay All owance ).

    Dalam melaksanakan  pekerjaanya, pekerja tidak akan lepas dari berbagai “hambatan”

    ada hambatan yang dapat dihindarkan seperti mengobrol yang berlebihan dan

    mengaggur dengan sengaja ada pula hambatan yang tidak dapat dihindarkan karena

     berada diluar kekuasaan pekerja untuk mengendalikannya. Bagi hambatan yang pertama

     jelas tidak ada pilihan selain menghilangkannya sedangkan bagi yang terakhir walaupun

    harus diusahakan serendah mungkin, hambatan akan tetap ada dan karenayan harus

    diperhitungkan dalam waktu baku.

    Beberapa contoh yang termasuk kedalam hambatan ang tidak terhindarkan adalah:

      Menerima atau meminta petunjuk kepada pengawas.

      Melakukan penyesuaian –  penyesuaian mesin.

      Memperbaiki kemacetan –  kemacetan singkat seperti mengganti alat potong yang

     patah, memasang kembali ban yang lepas dan sebagainya.

     

    Memasang peralatan potong.

      Mengambil alat –  alat khusus atau bahan –  bahan khusus dari gudang.

      Hambatan –  hambatan karena kesalahan pemakaian alat ataupun bahan.

      Mesin mati karena aliran listrik.

  • 8/16/2019 Modul Sampling Kerja Reguler

    11/22

     

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : -

    Jurusan : Teknik Industri Modul : 8

    Praktikum : Fisiologi dan Pengukuran Kerja Tanggal : 17-18 Desember 2014

    Besarnya hambatan untuk kejadian  –   kejadian sperti itu sangat bervariasi dari suatu

     pekerjaan lain bahkan suatu stasiun kerja kestasiun kerja lain karena banyaknya

     penyebab seperti, mesin, kondisi mesin, prosedur kerja, ketelitian suplai alat dan bahan

    dan sebaginya. Salah satu cara yang baik yang biasanya digunakan untuk menentukan

     besarnya kelonggaran bagi hambatan yang tidak terhindarkan adalah dengan melakukan

    sampling pekerjaan.

    V.  APLIKASI SAMPLING KERJA DALAM INDUSTRI

    1.  Penetapan Waktu Baku

      Mengetahui prosentase antara aktivitas dan idle. 

     

    Menetapkan waktu baku. 

    2.  Penetapan Waktu Tunggu (Idle)

    Menekan aktivitas idle sampai prosentase yang terkecil, yaitu dengan memperbaiki

    metode kerja dan alokasi pembebanan mesin atau manusia secara te pat.

    3.  Disiplin Kerja

    Dapat meningkatkan disiplin kerja karena Work Sampling dilakukan sacara r andom.

    Contoh industri yang dapat digunakan untuk mengaplikasikan work sampling :

    a)  Penjilidan Buku 

    Pada penjilidan buku, yang diamati adalah elemen - elemen kegiatan saat

     proses penjilidan buku, dimana outputnya adalah hasil setiap elemen yang

    dikerjakan.

     b) 

    Teller Bank

    Pada pekerjaan teller bank, cukup banyak elemen kegiatan dari pekerjaan

    tersebut. Salah satu proses yang ada adalah pengecekan form bank. Pada

     proses pengecekan form bank dapat diteliti, dengan berapa jumlah pekerjaan

    tersebut yang selesai dikerjakan.

  • 8/16/2019 Modul Sampling Kerja Reguler

    12/22

     

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : -

    Jurusan : Teknik Industri Modul : 8

    Praktikum : Fisiologi dan Pengukuran Kerja Tanggal : 17-18 Desember 2014

    VI.  STUDI KASUS

    Pengamatan dengan menggunakan sampling kerja dilakukan selama 10 hari (jam kerja =

    8/hari) kemudian didapatkan hasil sebagai berikut;

      Total Tally Produktivitas 1200

      Delay, idle dll 550

      Total Produksi 5000

      Kelonggaran setiap elemen kegiatan adalah 17%

      Performansi Kerja Operator adalah 0.9

    Jawab :

    1) 

    Waktu Normal

    =(108)

    12001750   0.9

    5000 = 0.00987/ 

    2)  Waktu Standard

    = 0.00987 100

    100 − 17 = 0.01189 / 

    3)  Total Waktu Baku

    = 0.01189 5000 = 59.48 

  • 8/16/2019 Modul Sampling Kerja Reguler

    13/22

     

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : -

    Jurusan : Teknik Industri Modul : 8

    Praktikum : Fisiologi dan Pengukuran Kerja Tanggal : 17-18 Desember 2014

    LAMPIRAN

    Factor Penyesuaian

    Tabel 1. Westinghouse Table

    SKILL EFFORT

    +0 15 A1 Super skill   +0 13 A1  Excessive+0,13 A2 +0,12 A2+0,11 B1  Excellent +0,10 B1  Excellent+0,08 B2 +0,08 B2+0,06 C1 Good +0,05 C1 Good+0,03 C2 +0,02 C20,00 D  Average 0,00 D  Average

    -0,05 E1  Fair -0,04 E1  Fair  -0,10 E2 -0,08 E2-0,16 F1  Poor   -0,12 F  Poor  -0,22 F2 -0,17 F2

    CONDITION   CONSISTENCY

    +0 06 A  Idea

     

    +0 04 A  Ideal+0,04 B  Excellent +0,03 B  Excellent+0,02 C Good +0,01 C Good0,00 D  Average 0,00 D  Average

    -0,03 E  Fair -0,02 E  Fair

    -0,07 F  Poor -0,04 F  Poor

    Sebagai contoh, apabila diketahui bahwa waktu rata-rata yang diukur terhadap suatu

    elemen kerja adalah 0,05 menit dan rating performance operator adalah memenuhi

    klasifikasi berikut: 

    - Excellent Skill (B2) : + 0,08

    - Good Effort (C2) : + 0,02

    - Good Condition (C) : + 0,02

    - Good Consistency (C) : + 0,01 +

    Total : + 0.13

    Maka, waktu normal untuk elemen kerja ini adalah : 

    0,05 x 1,13 = 0,565 menit 

  • 8/16/2019 Modul Sampling Kerja Reguler

    14/22

     

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : -

    Jurusan : Teknik Industri Modul : 8

    Praktikum : Fisiologi dan Pengukuran Kerja Tanggal : 17-18 Desember 2014

    Skill

    Untuk keperluan penyesuaian keterampilan dibagi menjadi enam kelas dengan ciri  –   ciri dari

    setiap kelas seperti yang dikemukakan berikut ini:

    SUPER SKILL  : 1. Secara bawaan cocok sekali dengan pekerjaannya.

    2. Bekerja dengan sempurna

    3. Tampak seperti telah terlatih dengan sangat baik

    4. Gerakan  –  gerakannya halus tetapi sangat cepat sehingga sulit

    untuk diikuti.

    5. Kadang  –   kadang terkesan tidak berbeda dengan gerakan  –  

    gerakan mesin.

    6. Perpindahan dari satu elemen pekerjaan ke elemen lainnya

    tidak terlampau terlihat karena lancarnya.

    7. Tidak terkesan adanya gerakan  –   gerakan berpikir dan

    merencanakan dan merencanakan tentang apa yang dikerjakan

    (sudah sangat otomatis)

    8. Secara umum dapat dikatakan bahwa pekerjaan bersangkutan

    adalah pekerjaan yang baik.

     EXELLENT SKILL  : 1. Percaya pada diri sendiri

    2. Tampak cocok dengan pekerjaannya.

    3. Terlihat telah terlatih baik.

    4. Bekerjanya teliti dengan tidak banyak melakukan pengukuran – 

     pengukuran atau pemeriksaan –  pemeriksaan.

    5. Gerakan – gerakan kerja beserta urutan – urutannya dijalankan

    tanpa kesalahan.

    6. Menggunakan peralatan dengan baik.

    7. Bekerjanya cepat tanpa mengorbankan mutu.

    8. Bekerjanya cepat tetapi halus.

    9. Bekerja berirama dan terkoordinasi.

  • 8/16/2019 Modul Sampling Kerja Reguler

    15/22

     

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : -

    Jurusan : Teknik Industri Modul : 8

    Praktikum : Fisiologi dan Pengukuran Kerja Tanggal : 17-18 Desember 2014

    GOOD SKILL : 1. Kwalitas hasil baik.

    2. Bekerjanya tampak lebih baik dari pada kebanyakan pekerjaan

     pada umumnya.

    3. Dapat memberikann petunjuk  –   petunjuk pada pekerja lain

    yang keterampilannya lebih rendah.

    4. Tampak jelas sebagai kerja yang cakap .

    5. Tidak memerlukan banyak pengawasan.

    6. Tiada keragu - raguan

    7. Bekerjanya “stabil” 

    8. Gerakannya –  gerakannya terkoordinasi dengan baik.

    9. Gerakan –  gerakannya cepat.

     AVERAGE SKILL  : 1. Tampak adanya kepercayaan pada diri sendiri.

    2. Gerakannya cepat tetapi tidak lambat.

    3. Terlihatnya ada pekerjaan –  pekerjaan yang perencana.

    4. Tampak sebagai pekerja yang cakap.

    5. Gerakan –  gerakannya cukup menunjukan tidak adanya keragu

     –  raguan.6. Mengkoordinasikan tangan dan pikiran dengan cukup baik.

    7. Tampak cukup terlatih dan karenanya mengetahui seluk beluk

     pekerjaannya.

    8. Bekerjanya cukup teliti.

    9. Secara keseluruhan cukup memuaskan.

  • 8/16/2019 Modul Sampling Kerja Reguler

    16/22

     

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : -

    Jurusan : Teknik Industri Modul : 8

    Praktikum : Fisiologi dan Pengukuran Kerja Tanggal : 17-18 Desember 2014

     FAIR SKILL  : 1. Tampak terlatih tetapi belum cukup baik.

    2. Mengenal peralatan dan lingkuan secukupnya.

    3. Terlihat adanya perencanaan  –   perencanaan sebelum

    melakukan gerakan.

    4. Tidak mempunyai kepercayaan diri yang cukup.

    5. Tampaknya seperti tidak cocok dengan pekerjaannya tetapi

    telah ditempatkan dipekerjaan itu sejak lama.

    6. Mengetahui apa yang dilakukan dan harus dilakukan tetapi

    tampak selalu tidak yakin.

    7. Sebagian waktu terbuang karena kesalahan –  kesalahan sendiri.

    8. Jika tidak bekerja sungguh  –   sungguh outputnya akan sangat

    rendah

    9. Biasanya tidak ragu  –   ragu dalam menjalankan gerakan  –  

    gerakanya.

     POOR SKILL  : 1. Tidak bisa mengkoordinasikan tangan dan pikiran.

    2. Gerakan –  gerakannya kaku.

    3. Kelihatan ketidak yakinannya pada urutan –  urutan gerakan.

    4. Seperti yang tidak terlatih untuk pekerjaan yang bersangkutan.

    5. Tidak terlihat adanya kecocokan dengan pekerjaannya.

    6. Ragu –  ragu dalam menjalankan gerakan –  gerakan kerja.

    7. Sering melakukan kesalahan –  kesalahan

    8. Tidak adanya kepercayaan pada diri sendiri.

    9. Tidak bisa mengambil inisiatif sendiri.

    Untuk usaha atau  Effort   cara Westinghouse membagi juga kedalam kelas  –   kelas dengan ciri

    masing - masing. Yang dimaksud dengan usaha disini adalah kesungguhan yang ditunjukan atau

    diberikan operator ketikan melakukan pekerjaannya. Berikut ini ada enam kelas usaha dengan

    ciri –  cirinya.

  • 8/16/2019 Modul Sampling Kerja Reguler

    17/22

     

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : -

    Jurusan : Teknik Industri Modul : 8

    Praktikum : Fisiologi dan Pengukuran Kerja Tanggal : 17-18 Desember 2014

    Effort

     EXCESSIVE EFFORT   : 1. Kecepatan sangat berlebihan.

    2. Usahanya sangat besungguh  –   sungguh tetapi dapatmembahayakan kesehatannya.

    3. Kecepatan yang ditimbulkannya tidak dapat dipertahankan

    sepanjang hari kerja.

     EXELLENT EFFORT : 1. Jelas terlihat kecepatan kerjannya yang tinggi

    2. Gerakan  –   gerakan lebih “ekonomis” daripada operator –  

    operator biasa.

    3. Penuh perhatian pada pekerjaannya.

    4. Banyak memberi saran - saran.

    5. Menerima saran –  saran dan petunjuk dengan senang.

    6. Percaya pada kebaikan maksud pengukuran waktu.

    7. Tidak dapat bertahan lebih dari beberapa hari.

    8. Bangga atas kelebihannya.

    9. Gerakan –  gerakan yang salah terjadi sangat jarang sekali.

    10. Bekerja sitematis.

    11. Karena lancarnya, perpindahan dari satu element keelemen

    lainnya tidak terlihat.

    GOOD EFFORT   : 1. Bekerja berirama

    2. Saat  –   saat menganggur sangat sedikit, bahkan kadang  –  

    kadang tidak ada.

    3. Penuh perhatian pada pekerjaan.

    4. Senang pada pekerjaannya

    5. Kecepatannya baik dan dapat dipertahankan sepanjang hari.

    6. Percaya pada kebaikan maksut pengukuran waktu.

    7. Menerima saran  –   saran dan petunjuk  –   petunjuk dengan

    senang.

  • 8/16/2019 Modul Sampling Kerja Reguler

    18/22

     

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : -

    Jurusan : Teknik Industri Modul : 8

    Praktikum : Fisiologi dan Pengukuran Kerja Tanggal : 17-18 Desember 2014

    8. Dapat memberikan saran –  saran untuk perbaikan kerja.

    9. Tempat kerjanya diatur dengan baik dan rapi.

    10. Menggunakan alat –  alat yang tepat dengan baik.

    11. memelihara dengan baik kondisi peralatan.

     AVERAGE EFFORT   : 1. Tidak sebaik good, tetapi lebih baik dari poor.

    2. Bekerja dengan Stabil.

    3. Menerima saran –  saran tetapi tidak melaksanakannya.

    4. Set Up dilakukan dengan baik.

    5. Melakukan kegiatan –  kegiatan perencanaan.

     FAIR EFFORT   : 1. Saran –  saran yang baik diterima dengan kesal.

    2. Kadang –  kadang perhatian tidak ditujukan pada pekerjaanya.

    3. Kurang sungguh –  sungguh.

    4. Tidak mengeluarkan tenaga dengan secukupnya.

    5. Terjadi sedikit penyimpangan dari cara kerja baku.

    6. Alat –  alat yang dipakainya tidak selalu yang terbaik.

    7. Terlihatadanyakecenderungan kurang perhatian pada

     pekerjaanya.

    8. Terlampau hati –  hati.

    9. Sitematika kerjanya sedang –  sedang aja.

    10. Gerakan –  gerakan tidak terencana.

     POOR EFFORT   1. Banyak membuang –  buang waktu.

    2. Tidak memperhatikan adanya minat bekerja.

    3. Tidak mau menerima saran –  saran.

    4. Tampak malas dan lambat bekerja.

    5. Melakukan gerakan  –   gerakan yang tidak perlu untuk

    mengambil alat –  alat dan bahan –  bahan.

    6. Tempat kerjanya tidak diatur rapi.

  • 8/16/2019 Modul Sampling Kerja Reguler

    19/22

     

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : -

    Jurusan : Teknik Industri Modul : 8

    Praktikum : Fisiologi dan Pengukuran Kerja Tanggal : 17-18 Desember 2014

    7. Tidak perduli pada cocok/ baik tidaknya peralatan yang

    dipakai.

    8. Mengubah –  ubah tata letak tempat kerja yang telah diatur.

    9. Set Up kerjanya terlihat tidak baik.

  • 8/16/2019 Modul Sampling Kerja Reguler

    20/22

     

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : -

    Jurusan : Teknik Industri Modul : 8

    Praktikum : Fisiologi dan Pengukuran Kerja Tanggal : 17-18 Desember 2014

    Tabel I I

  • 8/16/2019 Modul Sampling Kerja Reguler

    21/22

     

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : -

    Jurusan : Teknik Industri Modul : 8

    Praktikum : Fisiologi dan Pengukuran Kerja Tanggal : 17-18 Desember 2014

  • 8/16/2019 Modul Sampling Kerja Reguler

    22/22

     

    Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : -

    Jurusan : Teknik Industri Modul : 8

    Praktikum : Fisiologi dan Pengukuran Kerja Tanggal : 17-18 Desember 2014

    Mapping

    Konsep