modul pelajaran las.docx

49
LAS BUSUR LISTRIK BAB I PRINSIP KERJA LAS LISTRIK Las busur listrik umumnya disebut las listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan cara menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis. Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut. Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya. Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi sambungan las. Mula-mula terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan memisahkan penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat mencapai 5500 °C. Pada umumnya, elektroda selain berfungsi sebagai penghantar arus listrik untuk menghasilkan busur nyala listrik sekaligus berfungsi sebagai bahan tambah. Bersamaan dengan timbulnya busur nyala listrik, elektroda meleleh dan mengisi celah sambungan bagian logam yang akan disambung.

Upload: rahimbesol

Post on 05-Sep-2015

235 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

LAS BUSUR LISTRIK

BAB I

PRINSIP KERJA LAS LISTRIKLas busur listrikumumnya disebutlas listrikadalah salah satu cara menyambung logam dengan cara menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis. Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut.Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya.Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi sambungan las. Mula-mula terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan memisahkan penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat mencapai 5500 C. Pada umumnya, elektroda selain berfungsi sebagai penghantar arus listrik untuk menghasilkan busur nyala listrik sekaligus berfungsi sebagai bahan tambah. Bersamaan dengan timbulnya busur nyala listrik, elektroda meleleh dan mengisi celah sambungan bagian logam yang akan disambung.

Gambar Las Elektroda

Skema dasar las busur nyala listrik dapat dilihat pada gambar di atas. Sebuah mesin las dengan sumber tegangan AC ataupun DC, dihubungkan ke benda kerja menggunakan kabel. Ujung kabel satunya dihubungkan ke elektroda melalui kabel elektroda dan pemegang elektroda. Busur nyala listrik terjadi pada saat elektroda menyentuh benda kerja, kemudian secepat mungkin ditarik kembali dan diberikan jarak tertentu dengan benda kerja. Temperatur yang dihasilkan oleh busur nyala listrik mencapai 4000oC. panas yang dihasilkan akan melelehkan bagian benda kerja dan ujung elektroda, menghasilkan kubangan logam cair yang biasa disebut kawah lasan. Kawah lasan yang berupa paduan lelehan benda kerja dan elektroda akan membeku pada saat elektroda bergeser sepanjang jalur sambungan yang akan dibuat, sehingga dihasilkan sambungan las yang kuat berupa paduan logam dari bahan tambah dan benda kerja yang disambung.

Pembentukan Busur Nyala ListrikSumber listrik dihubungkan ke benda kerja sedemikian rupa sehingga kutup sumber yang satu terhubung ke benda kerja (berfungsi sebagai katoda), kutup yang lain dihubungkan dengan elektroda (berfungsi sebagai anoda). elektroda didekatkan /ditempelkan ke benda kerja, akan terjadi hubungan singkat antara kutup-kutup sumber listrik.Elektron mengalir dengan kecepatan tinggi dari kutup katoda (benda kerja) ke kutup anoda, (yang berupa elektroda) melompati ruang udara diantara katoda dan anoda. Aliran elektron menimbul-kan aliran Ion positif dari kutup anoda ke kutup katoda, yang kita istilahkan sebagai aliran arus listrik. Arus listrik yang melompat melalui ruang udara kita lihat sebagai busur nyala listrik. Semakin besar aliran arus listrik yang terjadi, busur nyala listrik yang tercipta juga semakin besar.

Gambar pembentukan busur nyala listrik

Gambar peleburan butiran logam oleh busur nyala listrik.

Terciptanya busur nyala listrik menimbulkan panas yang sangat tinggi, sehingga ujung elektroda mencair membentuk butir-butir logam yang diantarkan oleh busur nyala listrik menuju kampuh sambungan yang dikehendaki dan menyatu dengan logam dasar yang mencair. Proses pemindahan logam elektroda itulah yang kita manfaatkan untuk melakukan pengelasan. Apabila arus listrik yang mengalir besar, butir-butir logam akan menjadi halus. Tetapi jika arus listriknya terlalu besar, butir-butir logam tersebut akan terbakar sehingga kampuh sambungan menjadi rapuh.

Gambar peleburan butiran logam elektroda

Besar kecilnya butir-butir cairan logam elektroda juga dipengaruhi oleh komposisi bahan fluks yang dipakai sebagai pembungkus Elektroda. Selama pengelasan fluks akan mencair membentuk terak dan menutup cairan logam lasan. Selama proses pengelasan, fluks yang tidak terbakar akan berubah menjadi gas. Terak dan gas yang terjadi selama proses pengelasan tersebut akan melindungi cairan logam lasan dari pengaruh udara luar (oksidasi) dan memantapkan busur nyala listrik. Dengan adanya fluks, pemindahan logam cair Elektroda las menjadi lancer dan stabil.

Perlindungan Terhadap Busur Nyala Listrik

Bagaimanapun, proses pengelasan busur nyala listrik tidak hanya sekedar menggeser elektroda sepanjang jalur sambungan. Pada suhu tinggi, logam memiliki kecenderungan mudah bereaksi terhadap zat-zat yang terkandung dalam udara, terutama terhadap oksigen dan nitrogen.

Pada saat pengelasan, apabila terjadi kontak langsung antara kawah lasan dengan udara bebas, oksid dan nitrid akan terbentuk sehingga menurunkan kekuatan dan keuletan sambungan. Oleh karenanya kebanyakan jenis las busur nyala listrik memberikan perlindungan terhadap busur nyala dan kawah lasan dengan lapisan gas pelindung, uap atau terak. Perlindungan terhadap busur nyala listrik akan mengurangi hubungan kawah lasan dengan udara bebas sehingga melindungi sambungan lasan dari proses oksidasi yang akan merusak mutu lasan. Gambar berikut ini menunjukkan ilustrasi perlindungan busur nyalalistrik dan kawah lasan pada las busur nyala listrik dengan Elektroda terbungkus. Fluks (extruded covering) yang digunakan untuk membungkus elektroda berfungsi menghasilkan gas dan terak. Gas berfungsi sebagai pelindung kawah lasan, sedangkan terak yang dihasilkan berfungsi untuk melindungi sambungan las dari oksidasi akibat terhubung dengan udara luar.

Gambar Ilustrasi Perlindungan Terhadap Kawah Lasan dan Sambungan Las pada las Busur Nyala Listrik dengan Elektroda Terbungkus

BAB IIKOMPONEN-KOMPONEN LAS LISTRIK

A. PERALATAN LAS LISTRIK1. Mesin Las

Mesin las busur nyala listrik merupakan alat pengatur tegangan dan arus listrik yang akan dimanfaatkan untuk menghasilkan busur nyala listrik. Sumber arus listrik yang digunakan dapat berupa listrik arus searah (direct current / DC) maupun arus bolak-balik (alternating current / AC).

Mesin las busur nyala listrik dengan sumber arus AC banyak digunakan. Dengan arus AC maka tidak terdapat kutup positif ataupun kutup negatif. Mesin las busur nyala listrik arus AC menggunakan tegangan rendah dan arus tinggi, misalnya 30 V 180 A. apabila menggunakan sumber arus listrik dari jaringan listrik PLN, digunakan transformator untuk menurunkan tegangan. Pada mesin las arus AC, busur nyala listrik yang ditimbulkan tidak stabil (berfluktua-si), sehingga awal penyulutannya lebih susah daripada mesin las arus DC. Mesin las arus AC lebih sesuai menggunakan Elektroda terbungkus (dengan fluks) dan lebih ekonomis apabila digunakan untuk melakukan pengelasan platplat tipis.

Gambar mesin las elektroda

2. Kabel Las

Kabel las digunakan menyalurkan listrik dari trafo las dan dibuat dari tembaga/paduan tembaga yang dipilin (kabel serabut) supaya tidak kaku dan dibungkus dengan isolasi.

Gambar kabel dan mesin las

Kabel las, ada 3 macam, yaitu:

a. Kabel tenaga

Kabel tenaga ialah kabel yang menghubungkan trafo las ke jaringan listrik.b. Kabel elektroda

Kabel elektroda ialah kabel yang menghubungkan trafo las dengan penjepit elektroda.

c. Kabel massa

Kabel massa ialah kabel yang menghubungkan trafo las dengan benda kerja.

3. Pemegang Elektroda (Electrode Holder)Pemegang elektroda atau penjepit elektroda digunakan untuk menjepit elektroda pada waktu mengelas. Elektroda dijepit pada bagian pangkalnya, yang tidak bersalut (tidak terbungkus)Pemegang Elektroda (Electrode Holder) harus disekat penuh terhadap arus dan konstruksinya dibuat sedemikian rupa sehingga tidak menyalurkan panas las ke tangan operator.

Gambar Pemegang Elektroda (Electrode Holder)

4. Klem Massa

Klem massa adalah alat untuk menghubungkan kabel masa dari trafo las dengan benda kerja. Sekalipun klem massa dan kabel massa sudah dibuat dari bahan yang dapat dialiri listrik dengan baik, benda kerja yang akan dijepit harus dibersihkan dari karat, cat dan minyak agar arus listrik tidak terganggu.

B. ALAT- ALAT BANTU LAS LISTRIK

1. Palu Las Palu las atau palu terak berfungsi untuk membersihkan terak dan percikan las. Hati-hatilah waktu membersihkan terak dan percikan las, pakailah kaca mata bening untuk melindungi mata.

2. Sikat Baja

Sikat baja dipakai untuk membersihkan benda kerja yang akan dilas dan membersihkan terak las setelah lepas dari jalur las setelah diketok dengan palu las.

3. Tang PenjepitPenjepit pada pengelasan sangat bermanfaat, untuk menjepit benda pekerjaan yang panas akibat pengelasan. Oleh karena bentuk benda yang dilas bermacam-macam. Misal bentuk datar dan bulat, maka hal ini memerlukan bentuk mulutpenjepit yang berbeda.

C. PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA

Alat-alat keselamatan kerja yang harus digunakan pada waktu mengelas antara lain:

1. Kedok / Topeng Las

Kedok las atau helm las digunakan untuk melindungi muka dari sinar las yang kuat, sinar ultra violet, infra merah dan percikan api las. Kedok las selain dilengkapi kaca filter, di bagian luarnya dipasang kaca bening untuk melindungi kaca filter. Apabila kaca bening ini sudah kotor, maka kaca tersebut dapat diganti. Penggunaan kedok las ada dua macam yaitu : dengan cara dipegang tangan dan ada yang dipasang langsung pada kepala. Ukuran kca filter dipilih berdasarkan kuat sinar las. Contoh : ukuran kaca filter no. 9 untuk kawat las 0 2, no. 10 untuk kawat las 0 2,5, no. 11 untuk kawat las 0 3,2 4, no. 12 untuk kawat las 0 4 6.

2. Apron Las

Apron las berfungsi untuk melindungi badan dari sinar panas, percikan api dan terak las.

3. Sarung Tangan Las

Sarung tangan dari kulit atau asbes, digunakan untuk melindungi tangan dari sinar panas dan percikan api las.

4. Kaca Mata Bening

Kaca mata bening digunakan untuk melindungi mata dari percikan api dan terak las pada waktu membersihkan kalur las.

5. Masker Las

Digunakan untuk melindungi pernapasan dari debu dan asap las.

6. Sepatu Las

Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api las. Bila tidak ada sepatu las, dapat digunakan sepatu biasa yang tertutup seluruhnya.

B. BAHAN LAS LISTRIK1. ELEKTRODA

Elektroda secara umum mempunyai fungsi :Inti elektroda :- Sebagai penghantar arus listrik dari tang elektroda ke busur yang terbentuk, setelah bersentuhan dengan benda kerja- Sebagai bahan tambah.Adapun bahan inti elektroda dibuat dari logam ferro dan non ferro misalnya :- Baja karbon- Baja paduan- Alumunium- Kuningan, dllSalutan elektroda:- Untuk memberikan gas pelindung pada logam yang dilas, melindungi kontaminasi udara pada waktu logam dalam keadaan cair.- Membentuk lapisan terak, yang melapisi hasil pengelasan dari oksidasi udara selama proses pendinginan.- Mencegah proses pendinginan agar tidak terlalu cepat.- Memudahkan penyalaan.- Mengontrol stabilitas busur.Salutan elektroda peka terhadap lembab, oleh karena itu elektrode yang telah di buka dari bungkusnya disimpan dalam kabinet pemanas (oven) yang bersuhu kira kira 15 derajat lebih tinggi dari suhu udara luar. Apabila demikian, maka kelembaban akan menyebabkan hal ;hal sebagai berikut :Salutan mudah terkelupas, sehingga sulit untuk menyalakanPercikan yang berlebihan.Busur tidak stabil.Asap yang berlebihan

elektroda las listrik busur manual

2. Ukuran ElektrodaElektroda diproduksi dengan standar ukuran panjang dan diameter. Diameter elektroda diukur pada kawat intinya. Ukuran diameter elektroda secara umum berkisar antara 1,5 sampai dengan 7 mm, panjang antara 250 450 mm serta dengan tebal salutan antara 10% - 50% dari diameter elektroda.Dalam perdagangan elektroda tersedia dengan beratnya 25 kg, 20 kg, atau 5 kg; dibungkus dalam dus atau kemasan yang terbuat dari kertas dan lapisan plastik pada bagian luarnya.Biasanya pada tiap kemasan dituliskan ukuran elektroda, yaitu : berat per kemasan/ kotak dan diameter elektrodanya, disamping identitas atau keterangan lain, antara lain : merk / fabrik pembuat, kode produksi dan kode elektroda, ketentuan-ketentuan penggunaan, dll.

3. Kode dan Penggunaan ElektrodaKode elektroda digunakan untuk mengelompokkan elektroda dari perbedaan fabrik pembuatnya terhadap kesamaan jenis dan pemakaiannya. Kode elektroda ini biasanya dituliskan pada salutan elektroda dan pada kemasan/ bungkusnya.MenurutAmerican Welding Society( AWS ) kode elektroda dinyatakan dengan E diikuti dengan 4 atau lima digit yang artinya adalah sebagai berikut:E= elektrodaDua atau tiga digit pertama:menunjukkan nilaikekuatan tarik (tensile strength)minimum x 1000 psipada hasil pengelasan yang diperkenankan.Digit ke tiga atau empat: menunjukkan tentangposisi pengelasanyang artinya sbb:1 = elektroda dapat digunakan untuk semua posisi ( E xx1x )

2 = elektroda dapat digunakan untuk posisi di bawah tangan (flat) dan mendatar pada sambungan sudut/fillet( E xx2x )

3 = hanya untuk posisi di bawah tangan saja ( E xx3x )

4 = untuk semua posisi kecuali arah turun ( E .xx4x )

Digit terakhir( ke empat/ lima )menunjukkan tentang jenis arus dan tipe salutan.Digit ( angka ) tersebut mulai dari 0 s.d. 8yang menunjukkan tipe arus dan pengkutuban (polarity) yang digunakan, di mana ada empat pengelompokan yang dapat menunjukkan tipe arus untuk tiap tipe elektroda, yaitu:- Elektroda dengan digit terakhirnya 0 dan 5 dapat digunakan hanya untuk tipe arus DCRP.-Elektroda dengan digit terakhirnya 2 dan 7 dapat digunakan untuk arus AC atau DCSP.- Elektroda dengan digit terakhirnya 3 dan 4 dapat digunakan untuk arus AC atau DC ( DCRP dan DCSP ).-Elektroda dengan digit terakhirnya 1, 6 dan 8 dapat digunakan untuk arus AC atau DCRP. Khusus untuk tipe salutan ( flux ) elektroda, secara umum adalah sebagai berikut:-0 dan 1 =tipe salutannya adalah :celluloce( E xxx0 atau E xxx1)- 2, 3 dan 4 = tipe salutannya adalah :rutile( E xxx2, E xxx3 atau E xxx4 )- 5, 6 dan 8 = tipe salutannya adalah :basic/ base(E xxx5, E xxx6 atau E xxx8 )- 7 = tipe salutannya adalah :oksida besi(E xxx7).

Komposisi Tambahan bahan kimia ( paduan ) pada elektrodaTambahan bahan kimia pada elektode ditunjukkan dengan dua digit setelah empat/ lima digit terakhir kode elektroda. Seperti contoh E 8018-B2 dimana B2 tersebut menunjukkan % bahan paduan elektroda tersebut.berikut ini adalah simbol komposisi bahan paduan yang biasa ditambahkan pada elektrode.

Contoh pembacaan kode elektroda las busur manual:E 6013E = elektroda.60 = kekuatan tarik minimum = 60 x 1000 psi = 60.000 psi1 = elektroda dapat dipakai untuk semua posisi3 = tipe salutan adalahrutiledan arus AC atau DC.E 8018-B2E = elektroda.80 = kekuatan tarik minimum = 80.000 psi1 = elektroda dapat dipakai untuk semua posisi8 = tipe salutan adalahbasicdan arus AC atau DCRP.B2 = bahan paduan adalah 1,25 Cr, 0,5 Mo.

penulisan elektroda

4. Penyimpanan ElektrodaAgar elektroda bertahan lama sebelum digunakan, maka elektroda perlu disimpan secara baik dan benar. Oleh sebab itu perlu diperhatihan hal-hal berikut dalam menyimpan elektroda:1.Simpan elektroda pada tempat yang kering dengan kemasan yang masih tertutup rapi ( kemasan tidak rusak ).2.Jangan disimpan langsung pada lantai. Beri alas sehingga ada jarak dari lantai3.Yakinkan, bahwa udara dapat bersikulasi di bawah tempat penyimpanan ( rak ).4.Hindarkan dari benda-benda lain yang memungkinkan terjadinya kelembaban.5.Temperatur ruangan penyimpanan sebaiknya sekitar 5 derajat diatas temperatur rata-rata udara luar.6. Bila elektroda tidak dapat disimpan pada tempat yang memenuhi syarat, maka sebaiknya beri bahan pengikat kelembaban, seperti silica gel pada tempat penyimpanan tersebut.

penyimpanan electrode

BAB III

MENENTUKAN BESAR ARUS LISTRIK YANG DIGUNAKAN MENGELAS

1. Menentukan besarnya arus listrik

Arus yang terlalu rendah akan menyebabakan tidak terjadi penembusan dan perpaduan yang baik antara kawat dengan kerja dan kawah las sulit dikontrol.

Pada arus yang terlalu tinggi akan menghasilkan banyak percikan terak, rigi las lebar dan penembusan dalam, di bawah ini adalah table penggunaan arus untuk elektroda E 6013 dan E 6012.

TipeDiameterArus

E 60122,6 mm6090 A

dan3,25 mm90 120 A

E 60134,00 mm120160 A

Selanjutnya untuk menentukan besarnya arus listrik yang dipergunakan harus disesuaikan dengan tabel pemakaian arus yang terdapat pada setiap bungkus elektoda.Pemilihan besar arus listrik tergantung dari beberapa faktor, antara lain: diameter elektroda yang digunakan, tebal benda kerja, jenis elektroda yang digunakan, polaritas kutub -kutubnya dan posisi pengelasan.

Tetapi dalam prakteknya dipilih atau ditentukan ampere pertengahan, misalnya: untuk elektroda EGOIO, ampere minimum dan maksimumnya adalah 80-120 ampere. Maka ampere pertengahan yang dipilih 100 ampere.

Hal ini dapat dilihat pada tebel berikut ini.

Diameter elektrodaType elektroda

dalam

mminE 6010E 6014E 7018E 7024E 7027E 7028

2,5380-12570-100100-145

32

3,2180-20110-160115-165140-190125-185140-190

8

45120-160150-220150-220180-250160-240180-250

32

53150-200200-275200-275230-305210-300230-305

16

5,57260-340260-340275-265250-350275-365

32

6,31330-415315-400335-430300-420335-430

4

85390-500375-470

16

2. Pengaruh arus listrik pada hasil las

Bila arus terlalu rendah (kecil), akan menyebabkan:

a. penyalaan busur listrik sukar dan busur listrik yang terjadi tidak stabil,

b. terlalu banyak tumpukan logam las karena panas yang terjadi tidak mampu melebihkan elektroda dan bahan bakar dengan baik,

c. penembusaun kurang baik,

d. pinggiran-pinggiran dingin.

Hasil gerakan elektroda yang tepat dan stabilHasil gerakan elektroda yang terlalu cepat

Bila arus terlalu tinggi (besar), maka elektroda akan mencair terlalu cepat dan menghasilkan: (lihat gambar)

permukaan las yang lebih lebar dan datar,

perembasan terlalu dalam,

terjadi undercut sepanjang alur las.

3. Pengaruh kecepatan elektroda pada hasil las

Untuk menghasilkan rigirigi las yang rata dan halus, kecepatan tangan menarik atau mendorong elektroda waktu mengelas harus stabil.

Apabila elektroda di gerakkan:

a. tepat dan stabil, meng-hasilkan daerah perpa-

duan dengan bahan dasar dan perembesan luasnya baik.

( lihat gambar ),

b. terlalu cepat, menghasil-kan perembesan las yang dangkal karena pemanas-an bahan bakar dasar (perhatikan gambar)

c. terlalu lambat, menghasilkan alur yang lebar (lihat gambar). Hal ini dapat menimbulkan kerusakan sisi las, terutama bila bahan dasar yang dilas tipis.

Hasil gerakan elektroda yang terlalu lambat

BAB IVTEKNIK PENYALAAN ELEKTRODAT

Prosedur pengelasan dengan Las Listrik

1. Persiapan Umum Pengelasan

Pengelasan dimulai bersa-maan pada saat elektroda menyentuh benda kerja. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

1. Pastikan benda kerja dalam kondisi bersih sebelum dilakukan pengelasan.

2. Penjepit benda kerja (kabel kerja) diposisikan sedekat mungkin dengan benda kerja.

3. Sebelum memulai penyalaan busur nyala, pasangkan elektroda pada pemegangnya dengan kuat. Sesuaikan arus pengelasan dengan diameter elektroda yang digunakan sesuai rekomendasi dari pabrikpembuat elektroda.

4. Pastikan kondisi pemegang elektroda dalam keadaan baik.

5. Posisi pemegang elektroda

6. Pertahankan panjang busur nyala listrik menyesuaikan dengan diameter elektroda yang digunakan.

7. Setelah pengelasan selesai, gunakan palu terak (chipping hammer) dan sikat kawat untuk menghilangkan terak. Selalu bersihkan terak dan periksa kondisi ujung sambungan pada saat akan melanjutkan jalur pengelasan.

Gambar prosedur Melaksanakan Pengelasan

Teknik Perbaikan Panel Panel Body

2. Penyalaan Busur Nyala Lisrik

Teknik Penyalaan Ayun

Ayunkan dan goreskan elektroda pada permukaan benda kerja seperti menyalakan korek api, kemudian angkat sedikit elektroda begitu menyentuh benda kerja. Apabila busur nyala mati, berarti elektroda terlalu tinggi (jauh) dari benda kerja. Apabila elektroda menempel pada benda kerja, ayunkan elektroda dengan cepat untuk melepaskannya. Teknik penyalaan ayun biasa digunakan pada pengelasan dengan sumber arus AC.

Teknik Penyalaan Ketuk

Ketukkan elektroda secara vertikal pada benda kerja, kemudian angkat sedikit untuk memulai menyalakan busur nyala listrik. Apabila busur nyala mati, berarti elektroda terlalu tinggi (jauh) dari benda kerja. Apabila elektroda menempel pada benda kerja, ayunkan elektroda dengan cepat untuk melepaskannya.

Gambar Teknik Penyalaan Ayun

Gambar Teknik Penyalaan Ketuk

Teknik Perbaikan Panel Panel Body

3. Mengatur Posisi dan Sudut Elektroda Terhadap Benda Kerja

Posisikan elektroda hampir tegak lurus terhadap benda kerja dengan sedikit condong ke arah gerakan pengelasan. Hasil pengelasan terbaik akan didapatkan dengan cara mengatur panjang busur nyala, mengatur kecepatan pengelasan dan pemakanan elektroda (feeding) secara konstan sesuai dengan kecepatan lebur elektroda.

Sambungan Celah (Groove Welds)

Gambar Pengaturan Posisi dan Sudut Elektroda pada Sambungan Celah

Sambungan Fillet (Fillet Welds)

Gambar Pengaturan Posisi dan Sudut Elektroda pada Sambungan Fillet

Teknik Perbaikan Panel Panel Body

Gerakan/Ayunan Elektroda selama Pengelasan

Gerakan/ayunan elektroda diperlu-kan untuk mengisi sambungan lasan dengan celah yang lebar. Lakukan gerak ayunan elektroda secara bergelombang untuk menutup celah sambungan yang lebar dalam satu jalur lasan. Batas lebar ayunan elektroda maksimal 2 kali diameter elektroda yang digunakan.

1. Kampuh las gerak lurus, tanpa ayunan elektroda

2. Kampuh dengan gerak ayunan elektroda zig-zag (ke samping) sepanjang jalur lasan

3. Pola ayunan elektroda secara bergelombang

Gambar Pola Ayunan Elektroda

Beberapa Hal Yang Mempengaruhi Bentuk Jalur Lasan

Catatan :

Bentuk jalur lasan dipengaruhi oleh sudut elektroda, panjang busur nyala listrik, kecepatan pengelasan, dan ketebalan benda kerja.

Teknik Perbaikan Panel Panel Body

Gambar Pengaruh Sudut Elektroda Terhadap Bentuk Jalur Lasan

Gambar Pengaruh Panjang Busur Nyala Terhadap Bentuk Jalur Lasan

Gambar Pengaruh kecepatan elektroda terhadap bentuk jalur lasan

Teknik Perbaikan Panel Panel Body

Karakter Kualitas Lasan yang Buruk

Gambar Karakter kualitas lasan yang buruk

Karakter Kualitas Lasan yang Baik

Gambar Karakter kualitas lasan yang baik

BAB V POSISI PENGELASAN DAN BENTUK SAMBUNGAN

A. Posisi Pengelasanada pengelompokkan posisi pengelasan yang sudah biasa digunanakan yaitu :

Posisi bawah tangan

Posisi mendatar

Posisi tegak

Posisi atas kepala

B. Bentuk Bentuk Sambungan las

a. Sambungan tumpul.

b. Sambungan pinggir atau sambungan tepi

c. Sambungan tumpang

d. Sambungan Sudut

Gambar Posisi Pengelasan Flat dan Horisontal

Gambar Posisi Pengelasan Vertikal dan Atas Kepala

Pengelasan Posisi Datar - Sambungan Ujung

1. Tack Welds.

Distorsi pada benda kerja seringkali terjadi pada saat terjadi pemanasan local pada sambungan. Satu sisi plat yang disambung seringkali melengkung dan berubah bentuk selama pengelasan berlangsung maupun pada saat pendinginan berlangsung. Tack welds berfungsi mengunci posisi ujung-ujung sambungan untuk mencegah terjadinya distorsi akibat pengaruh panas local saat pengelasan.

2. Kampuh Konvensional (Square Groove Weld).Te

3. Kampuh V Tunggal (Single V-Groove Weld).

4. Kampuh V Ganda(Double V-Groove Weld ).

Dengan kampuh sambungan konvensional, benda kerja dengan ketebalan sampai dengan 3/16 in (5 mm) seringkali dapat langsung dilas tanpa persiapan khusus. Namun untuk mengelas benda kerja yang lebih tebal diperlukan kampuh sambungan bentuk V untuk menghasilkan pengelasan yang lebih baik. Kampuh sambungan bentuk V tunggal ataupun ganda baik diterapkan pada benda kerja dengan ketebalan antara 3/16 3/4 in (5-19 mm).

Pada umumnya, kampuh sambungan bentuk V tunggal digunakan pada benda kerja dengan ketebalan mencapai in (19 mm) dan tanpa memperhatikan ketebalannya dapat dilas dari satu sisi saja. Besar sudut untuk kampuh bentuk V adalah 30C, sudut kampuh dapat dibuat menggunakan gerinda maupun alat potong lainnya.

Gambar Pengelasan Posisi Datar Sambungan Ujung

Pengelasan Posisi Datar - Sambungan T

1. Elektroda.

2. Pengelasan fillet.

Busur nyala listrik dalam kondisi pendek dan gerakkan elektroda secara konstan pada kecepatan tertentu. Pertahankan posisi elektroda seperti pada gambar untuk memberikan peleburan sampai ke sudut sambungan. Agar didapatkan kekuatan sambungan yang maksimal, lakukan pengelasan pada kedua sisi sambungan.rb3. Pengelasan berlapis. Lakukan pengelasan beberapa lapis apabila diperlukan, lakukan dengan mengayunkan elektroda menggunakan pola bergelombang. Jangan lupa bersihkan dahulu terak yang ada sebelum melakukan pengelasan untuk lapisan selanjutnya.

Gambar Pengelasan Posisi Datar Sambungan T

Pengelasan Posisi Datar - Sambungan Tumpang

1. Elektroda.

2. Satu lapis. Gerakkan elektroda mengayun membentuk gerakan memutar.

3.Beberapa lapis. Lakukan pengelasan dalam beberapa lapisan apabila diperlukan. Jangan lupa bersihkan dahulu terak yang ada sebelum melakukan pengelasan untuk lapisan selanjutnya.

Agar didapatkan kekuatan sambungan yang maksimal, lakukan pengelasan pada kedua sisi sambungan.

Gambar Pengelasan Posisi Datar Sambungan Tumpang

Posisi Horisontal - Sambungan UjungTek Perbaikan Panel Panel Body

Pada pengelasan posisi horisontal, gaya gravitasi dapat mempengaruhi bentuk kawah lasan. Perlu diingat bahwa tidak semua jenis elektroda sesuai digunakan untuk melakukan pengelasan posisi horisontal.

1. Elektroda.

2. Pelat pendukung. Lakukan tack weld benda kerja ke pelat pendukung agar mempermudah pengelasan jalur pertama.

Gambar Pengelasan Posisi Horisontal - Sambungan Ujung Satu Jalur

Gambar Pengelasan Posisi Horisontal Sambungan Ujung Beberapa Lapisan (Jalur I dan II)

Teknik Perbaikan Panel Panel Body

Gambar Pengelasan Posisi Horisontal Sambungan Ujung

Beberapa Lapisan (Jalur III hingga Komplet

Pengelasan Posisi Vertikal - Sambungan Ujung

Pada saat kita melakukan pengelasan posisi vertikal, gaya gravitasi akan mempengaruhi bentuk kawah lasan. Tidak semua jenis elektroda dapat digunakan untuk melakukan teknik pengelasan posisi vertikal.

Lakukan pengelasan secara vertikal dengan cara menggiring kawah lasan ke atas, dapat pula dilakukan pengelasan ke arah bawah. Arah pengelasan ke atas lebih mudah dilakukan sebagaimana diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

Lakukan pengelasan sambungan kampuh bentuk V apabila diperlukan. Jangan lupa lakukan tack weld benda kerja ke pelat pendukung agar mempermudah pengelasan jalur pertama.

1. Elektroda.

2. Pelat pendukung.

Gambar Pengelasan Posisi Vertikal Sambungan Ujung (Satu Jalur)

Teknik Perbaikan Panel Panel Body

Gambar Pengelasan Posisi Vertikal Sambungan Ujung Beberapa Lapis

Pengelasan Posisi Vertikal - Sambungan T dan Tumpang

Catatan :

Pada saat kita melakukan pengelasan posisi vertikal, gaya gravitasi akan mempengaruhi bentuk kawah lasan. Tidak semua jenis elektroda dapat digunakan untuk melakukan teknik pengelasan posisi vertikal.

Teknik Perbaikan Panel Panel Body

Gambar Pengelasan Posisi Vertikal Sambungan T

Gambar Pengelasan Posisi Vertikal Sambungan Tumpang

Pengelasan Posisi Atas Kepala

Pada saat kita melakukan pengelasan posisi di atas kepala, gaya gravitasi akan mempengaruhi bentuk kawah lasan. Tidak semua jenis elektroda dapat digunakan untuk melakukan teknik pengelasan posisi vertikal.

1. Elektroda.

Teknik Perbaikan Panel Panel Body

2. Pelat pendukung.

Pengelasan di atas kepala merupakan posisi pengelasan yang paling sulit dilakukan. Lakukan pengelasan posisi atas kepala dengan cara mengayun elektroda sedikit dijauhkan dan dari kawah. Dengan cara demikian akan memberikan sedikit waktu bagi jalur lasan sedikit mengeras. Apabila diperlukan jalur lasan yang lebih lebar, lakukan pula gerakan mengayun elektroda dengan pola bergelombang. Lakukan pengelasan sambungan kampuh bentuk V apabila diperlukan. Jangan lupa lakukan tack weld benda kerja ke pelat pendukung agar mempermudah pengelasan jalur pertama.

Gambar. Pengelasan Posisi Atas Kepala Sambungan T

Teknik Perbaikan Panel Panel Body

Gambar Pengelasan Posisi Atas Kepala Sambungan Ujung

Teknik PerbaikanbbBAB VIBBBBMBBAB VI

Keselamatan Kerja Pada Pengelasan Las Listrik