modul 4 sesi 4 batang tekan

Upload: faridhotin

Post on 07-Jul-2018

253 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Modul 4 Sesi 4 Batang Tekan

    1/18

    STRUKTUR BAJA 1

    MODUL 4S e s i 4

    Batang Tekan (Compression Member )

    Dosen Pengasuh :

    Ir. Thamrin Nasution

    Materi Pembelajaran :9. Tekuk Lentur Torsi.

    a) Tekuk Lentur Torsi Profil Siku Ganda dan Profil T. b) Tekuk Lentur Torsi Profil Dengan Dua Sumbu Simetri.

    c) Bentuk Penampang yang mengalami Torsi dan Warping.

    d) Konstanta Torsi dan Warping Untuk Beberapa Bentuk Penampang.e) CONTOH SOAL : EVALUASI.f) CONTOH SOAL : PERENCANAAN.

    Tujuan Pembelajaran :

      Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tekuk lentur torsi pada profil tersusun siku ganda, profil T, profil dengan sumbu simetri, konstanta torsi dan konstanta

    warping, evaluasi dan perencanaan batang tekan dengan profil tersusun siku gandadan pelat koppel.

    DAFTAR PUSTAKA

    a)   Agus Setiawan,” Perencanaan Struktur Baja Dengan Metode LRFD  (Berdasarkan SNI 03-1729-2002)”, Penerbit AIRLANGGA, Jakarta, 2008.

     b)   Canadian Institute of Steel Construction, 2002.c)   Charles G. Salmon, Jhon E. Johnson,”STRUKTUR BAJA, Design dan Perilaku”, Jilid 1, Penerbit

    AIRLANGGA, Jakarta, 1990.

    d)   “ PERATURAN PERENCANAAN BANGUNAN BAJA (PPBBI)”, Yayasan Lembaga PenyelidikanMasalah Bangunan, 1984.

    e)   SNI 03 - 1729 – 2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung.f)   William T. Segui,”Steel Design”, THOMSON, 2007.

  • 8/18/2019 Modul 4 Sesi 4 Batang Tekan

    2/18

    thamrinnst.wordpress.com

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

    pemilik hak cipta photo-photo, buku-buku rujukan dan artikel, yang terlampir

    dalam modul pembelajaran ini.

    Semoga modul pembelajaran ini bermanfaat.

    Wassalam

    Penulis

    Thamrin Nasutionthamrinnst.wordpress.com

    [email protected]

  • 8/18/2019 Modul 4 Sesi 4 Batang Tekan

    3/18

    Modul kuliah   “STRUKTUR BAJA 1”  , Modul 4 Sesi 4, 2011 Ir. Thamrin NasutionDepartemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

    1

    B A T A N G T E K A N(COMPRESSSION MEMBER)

    9. Tekuk Lentur Torsi.

    Apabila batang tekan yang memikul tekan aksial mulai tidak stabil pada seluruh

     panjangnya, dan bukan tekuk lokal, maka batang akan tertekuk dengan tiga kemungkinan

    seperti berikut :

    - Tekuk lentur.

    Tekuk lentur adalah dimana batang tekan melentur pada arah jari-jari inertia

    minimum, ini berlaku untuk seluruh jenis penampang, lihat gambar (20). Kegagalan

    struktur dengan tekuk lentur seperti ini telah dibahas pada modul sebelumnya.

    - Tekuk Torsi.

    Kegagalan seperti ini terjadi dengan berputarnya penampang sepanjang sumbulongitudinal batang. Dapat terjadi pada penampang simetris melintang denganelement penampang yang langsing (pelat tipis), gambar (21).

    - Tekuk Lentur Torsi.

    Tekuk yang terjadi diakibatkan batang disamping melentur juga berputar secara

     bersamaan, yaitu kombinasi antara lentur dan torsi. Kegagalan seperti ini dapat terjadi

     pada penampang dengan satu sumbu simetris dan penampang yang tidak simetris,

    seperti profil kanal (C), T, profil siku ganda, batang tunggal profil siku sama kaki dan

     profil siku tunggal tidak sama kaki.

    Gambar 20 : Tekuk lentur pada arah sumbu lemah.

    X

    X

    Y

    Y

    Y

    Y

    X

    X

    Y

    Y

    Y

    YY ’

    Y ’

    X ’

    X ’

    X

    X

    X

    Z

    Z

    Z

    Z ‘

    Z

    X

    Y

    Y

    XX

    X = sumbu kuat

    Y = sumbu lemahIx > Iy

  • 8/18/2019 Modul 4 Sesi 4 Batang Tekan

    4/18

    Modul kuliah   “STRUKTUR BAJA 1”  , Modul 4 Sesi 4, 2011 Ir. Thamrin NasutionDepartemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

    2

    Gambar 21 : Tekuk torsi.

    Gambar 22 : Tekuk lentur - torsi.

    X

    X

    Y

    Y

    Y

    Y

    X

    X

    Y

    Y

    Y

    Y

    Y ’

    Y ’

    X ’X ’

    X

    X

    X

    X

    X X

    Y

    Y

    X

    X

    Y

    Y

    Y

    Y

    X

    X

    Y

    Y

    Y

    Y Y ’

    Y ’

    X ’

    X ’

    X

    X

    X

    X

    Z

    Z

    Z

    Z ‘

    Z

    X   X

    Y

    Y

  • 8/18/2019 Modul 4 Sesi 4 Batang Tekan

    5/18

    Modul kuliah   “STRUKTUR BAJA 1”  , Modul 4 Sesi 4, 2011 Ir. Thamrin NasutionDepartemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

    3

    a). Tekuk Lentur Torsi Profil Siku Ganda dan Profil T.

    SNI 03-1729-2002 pasal 9.2 menetapkan bahwa kuat tekan rencana akibat tekuk 

    lentur-torsi,   n .  N nlt dari komponen struktur tekan yang terdiri dari profil siku-ganda ( )atau profil berbentuk T (), dengan elemen-elemen penampangnya mempunyai rasio lebar-

    tebal, λ r  lebih kecil daripada yang ditentukan dalam Tabel 7.5-1, harus memenuhi,

     N u ≤    n   .   N nlt

    Dimana,

     n = adalah faktor reduksi kekuatan = 0,85 (lihat SNI Tabel 6.4-2).

    Kekuatan nominal lentur torsi,

     N nlt =   Ag .   f  clt

    Tegangan kritis tekuk lentur torsi.

     

      

       

    2crz)cry(

    .crz.cry411

    2

    crzcryclt

     f   f  

     H  f   f  

     H 

     f   f   f  

    Dimana,

    2o.g

    .crz

    r  A

     J G f    

    G   = modulus geser,

    )3,01(.2

    MPa000.200

    )1(.2  

    v

     E G   = 76923 Mpa.

     Ag = luas total penampang. E    = 200.000 Mpa (baja).

    v   = angka poison = 0,30.

     J    = konstanta torsi/puntir, besarnya

      3.3

    1t b J 

    or    = adalah jari-jari girasi polar terhadap pusat geser.

    2o

    2o

    2o

    yx y x

     A

     I  I r   

     

     

     

       

    2o

    2o

    2o

    1 r 

     y x

     H 

    oo , y x   = koordinat pusat geser terhadap titik berat, o x   = 0 untuk siku ganda dan

     profil T (sumbu y  - sumbu simetris).

     f  cry = dihitung sesuai dengan persamaan berikut, untuk tekuk lentur terhadap

    sumbu lemah y- y, dan dengan menggunakan harga  λc ,yang dihitung

    dihitung dengan persamaan (15),

    iy

    ycr 

     

     f   f    

     E 

     f  

     Lk    y

    .y

    y

    .

    1

    c     

    ...(29)

    ...(30)

    ...(31)

    ...(31.a)

    ...(31.b)

    ...(31.c)

    ...(31.d)

  • 8/18/2019 Modul 4 Sesi 4 Batang Tekan

    6/18

    Modul kuliah   “STRUKTUR BAJA 1”  , Modul 4 Sesi 4, 2011 Ir. Thamrin NasutionDepartemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

    4

     b). Tekuk Lentur Torsi Profil Dengan Dua Sumbu Simetri.

    Tegangan kritis tekuk lentur torsi untuk profil dengan dua sumbu simetri seperti profil

    WF, diberikan oleh persamaan berikut,

     p.k 

    w..

     p

    .

    clt 2

    2

     I  L

    C  E 

     I 

     J G

     f  

       

    Dimana,

     Lk = panjang tekuk = k . L

     I  p = momen inertia polar = I x +   I y.

    C w = konstanta torsi warping, besarnya,

    9

    .w

    33 t bC   

     J    = konstanta torsi/puntir, besarnya,

      3.3

    1t b J 

    Batas jari-jari ineria yang menyebabkan terjadinya tekuk torsi,

     p

    k)(..0,04w   221

     I 

     L J C r 

     

    Jika yx1   atau  r r r     (ix atau iy) maka keruntuhan profil akan ditentukan oleh tekuk lentur 

    torsi.

    c). Bentuk Penampang yang mengalami Torsi dan Warping.

    Gambar 23.(a) : Bentuk batang tekan yang Gambar 23.(b) : Bentuk batang tekan yangmengalami torsi. mengalami warping.

    ...(32)

    ...(33)

    ...(34)

    ...(35)

  • 8/18/2019 Modul 4 Sesi 4 Batang Tekan

    7/18

    Modul kuliah   “STRUKTUR BAJA 1”  , Modul 4 Sesi 4, 2011 Ir. Thamrin NasutionDepartemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

    5

    d). Konstanta Torsi dan Warping Untuk Beberapa Bentuk Penampang.

    (Canadian Institute of Steel Construction, 2002).

    d1. T - Sections.

    The warping constant of T-sections is small and often neglected.

    The shear centre is located at the intersection of the flange and stem plate axes.

    Example calculation: WT180x67

    d = 178 mm, b = 369 mm, t = 18.0 mm, w = 11.2 mm

    d’ = 169 mm

    J = 796 x 103 mm4.

    Cw = 2.22 x 109 mm6.

    d2. Doubly-Symmetric Wide-Flange Shapes (W-Shapes and I-Beams)

    Gambar 25.

    (a)   (b)

    d ’

    Gambar 24.

    ...(36a.)

    ...(36b.)

    ...(37a.)

    ...(36c.)

  • 8/18/2019 Modul 4 Sesi 4 Batang Tekan

    8/18

    Modul kuliah   “STRUKTUR BAJA 1”  , Modul 4 Sesi 4, 2011 Ir. Thamrin NasutionDepartemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

    6

    d‘ = d − t

    Example calculation: W610x125d = 612 mm, b = 229 mm, t = 19.6 mm, w = 11.9 mm

    d‘ = 592 mm

    J = 1480 x 103 mm4.

    Cw = 3440 x 109 mm6.

    d3. Channels

    Gambar 26.

    d’ = d − t , b’ = b − w/2

    Shear centre location:

    Example calculation: C310x31

    d = 305 mm, b = 74 mm, t = 12.7 mm, w = 7.2 mm

    (Actual flange slope = 1/6; zero slope assumed here for simplicity)

    d‘ = 292 mm, b‘ = 70.4 mm

    J = 132 x 103 mm4

    α = 0.359, Cw = 29.0 x 109 mm6.

    x = 17.5 mm (formula not shown)

    xo  = 39.2 mm.

    ...(37b.)

    ...(38a.)

    ...(38b.)

    ...(38c)

    ...(38e.)

    ...(37c.)

    ...(38d)

  • 8/18/2019 Modul 4 Sesi 4 Batang Tekan

    9/18

    Modul kuliah   “STRUKTUR BAJA 1”  , Modul 4 Sesi 4, 2011 Ir. Thamrin NasutionDepartemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

    7

    d4. Angles.

    Gambar 27..

    xo   = y – t/2 ; yo   = y – t/2

    The warping constant of angles is small and often neglected. For double angles, the values of 

     J  and Cw  can be taken equal to twice the value for single angles.

    The shear centre (xo, yo) is located at the intersection of the angle leg axes.

    Example calculation: L203x102x13

    d = 203 mm, b = 102 mm, t = 12.7 mm

    d’ = 197 mm, b’ = 95.7 mm

    J = 200 x 103 mm4.

    Cw = 0.485 x 109 mm6.

    yo

    xo

    ...(39a.)

    ...(39b.)

    ...(39c.)

    ...(39d.)

  • 8/18/2019 Modul 4 Sesi 4 Batang Tekan

    10/18

    Modul kuliah   “STRUKTUR BAJA 1”  , Modul 4 Sesi 4, 2011 Ir. Thamrin NasutionDepartemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

    8

    CONTOH SOAL : EVALUASI

    Lakukanlah evaluasi terhadap batang tekan dari profil siku ganda 45.45.5 dengan

     panjang batang L = 2,50 meter, ujung-ujungnya diikat dengan perletakan sendi-sendi,

    memakai pelat koppel dengan ukutan tebal tp = 5 mm, tinggi h = 60 mm. Tebal pelat buhul

    (jarak antara kedua sayap)  = 7 mm. Mutu baja BJ-34.

    Data-data :

     I x = I y = 78300 mm4.

    ix = iy = rx = ry = 13,5 mm.

     I  = 32500 mm4.i = 8,7 mm.

     A  = 430 mm2.

     Ag = 2 . 430 mm2 = 860 mm2.

    e = 12,8 mm.

    a = 2 e +    = 2 . 12,8 + 7 = 32,6 mm.yo = e – t/2 = 12,8 – 5/2 = 10,3 mm.

    xo = 0

     f  y = 210 Mpa.

    k = 1 (sendi-sendi)

     Lk = k . L = 1 . 2500 mm = 2500 mm.

    Evaluasi :

    a). Pemeriksaan tekuk lokal.

    - Sayap ( flens),

    95

    45 t b

    210

    200

    y

    200

     f  = 13,8

    y

    200

     f  t 

    b   (penampang kompak).

     b). Pemeriksaan Terhadap Kekuatan Nominal Terfaktor.

    - Terhadap sumbu X-X (sumbu bahan).

    2,1855,13

    2500kx  xr 

     L x    < 200 (memenuhi).

    200000

    210.)2,185(.

    14,3

    1y)(

    1cx  

     E 

     f   x 

         = 1,91

    Syarat,

    untuk ,250c     maka 1 

    untuk 2,120   5 , c      makac 

     67,06,1

    43,1

    untuk 21 ,c     maka  2

    25,1 c   Maka,

    Gambar 28.

  • 8/18/2019 Modul 4 Sesi 4 Batang Tekan

    11/18

    Modul kuliah   “STRUKTUR BAJA 1”  , Modul 4 Sesi 4, 2011 Ir. Thamrin NasutionDepartemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

    9

    2x   25,1 c       = 1,25 . (1,91)

    2 = 4,56

    4,56

    MPa210.)mm860(

    y.g.gn   2

    xcr   

     

     f   A f   A N    = 39605 N

    Maka, kekuatan nominal terfaktor pada arah sumbu X-X,

     N u <    n .  N n = (0,85) . 39605 N = 33664 N = 33,7 kN = 3,37 ton.

    - Terhadap sumbu Y-Y (sumbu bebas bahan).

    Iytotal = 2 . {Iy +  A  . (½a)2} = 2 . {78300 + 430 . (0,5 . 32,6)2}

    = 385093,4 mm4.

    860

    y

    4,385093g

    totaly    A

     I r    = 21,16 mm

    16,21

    2500kyy

    y

     L    = 118,1 < 200 (memenuhi).

    21

    2yiy 2

         m

    dimana,

    m = 2 ;   50ky/nλ 

    min

    1 r  L ; L1 = Lky/n ; Lk = 2500 mm ;

    r min = i = 8,7 mm

    Tabel mencari jumlah medan dengan “Trial & Error”

    n L1 (mm)1

    λ     50

    3 833,3 95.8 > 50

    5 500,0 57.5 > 50

    7 357,1 41.1 < 50

    22)1,14(

    2

    2)(118,1

    iy   λ   = 125,0 < 200 (memenuhi).

    200000

    210.)0,125(.

    14,3

    1y)iy(

    1ciy    E 

     f   

         = 1,29 > 1,2

    Maka,225,1iy   c       = 1,25 . (1,29)

    2 = 2,08

    2,08

    MPa210.)mm860(

    y.g.gn   2

    iy

    cr     

     f   A f   A N    = 86826,9 N

  • 8/18/2019 Modul 4 Sesi 4 Batang Tekan

    12/18

    Modul kuliah   “STRUKTUR BAJA 1”  , Modul 4 Sesi 4, 2011 Ir. Thamrin NasutionDepartemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

    10

    Maka, kekuatan nominal terfaktor pada arah sumbu Y-Y,

     N u <    n .  N n = (0,85) . 86826,9 N = 73802,9 N = 73,8 kN = 7,38 ton.

    - Terhadap lentur torsi.Tegangan kritis tekuk lentur torsi.

     

      

       

    2crz)cry(

    .crz.cry411

    2

    crzcryclt

     f   f  

     H  f   f  

     H 

     f   f   f  

    Dimana,

    )3,01(.2

    MPa000.200

    )1(.2  

    v

     E G   = 76923 Mpa.

    d’ = d – t/2 = 45 – 5/2 = 42,5 mm b’ = b – t/2 = 45 – 5/2 = 42,5 mm

    3

    )5(.)5,425,42(.)2(

    3

    t.) b'd'(.)2(

    33

     J    = 7083,33 mm4.

    222o

    2o

    2o   )3,10(0

    860

    )78300(.2

    g

    yx

      y x

     A

     I  I r    = 288,18 mm2.

     

     

     

       

     

     

     

       

    18,288

    )3,10(0

    11

    22

    2o

    2o

    2o

     y x

     H    = 0.631862

    )18,288(.)860(

    )33,7083(.)76923(

    .g

    .crz

    2o

    r  A

     J G f     = 2198,5 Mpa.

    08,2

    210

    iy

    ycry  

     

     f   f     = 100,96 Mpa.

    Maka,

     

      

        22198,5)96,100(

    )631862,0(.)2198,5(.)96,100(.411

    )631862,0(.2

    )2198,5)96,100(clt f  

     f  clt = 99,23 MPa

     N nlt =   Ag .   f  clt = (860 mm) . (99,23 Mpa) = 85337,8 N

    Maka, kekuatan nominal terfaktor lentur torsi,

     N u <    n .  N nlt = (0,85) . 85337,8 N = 72537 N = 72,5 kN = 7,2 ton.

    KESIMPULAN : Yang menentukan adalah tinjauan terhadap tekuk ke arah sumbu X-X.

    dengan kekuatan nominal terfaktor  N u < 33,7 kN atau  N u < 3,37 ton.

  • 8/18/2019 Modul 4 Sesi 4 Batang Tekan

    13/18

    Modul kuliah   “STRUKTUR BAJA 1”  , Modul 4 Sesi 4, 2011 Ir. Thamrin NasutionDepartemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

    11

    c). Pemeriksaan Terhadap Kestabilan Profil Tersusun.

    Pasal 9.3.(6) SNI 03-1729-2002 menyatakan, untuk menjaga kestabilan elemen-

    elemen penampang komponen struktur tersusun maka harga-harga   x   dan   iy    harus

    memenuhi :

     x    1,2 1 

    185,2 > 1,2 . (41,1)

    185,2 > 49,3 (memenuhi, stabil ke arah sumbu X-X)

    iy    1,2 1 

    125,0 > 49,3 (memenuhi, stabil ke arah sumbu Y-Y)

    1   = 41,1    50 (memenuhi)

    d). Pemeriksaan Terhadap Ukuran Pelat Koppel.

    SNI 03-1729-2002 pasal 9.3 menyatakan bahwa kelangsingan terhadap sumbu bebas

     bahan   iy    hanya berlaku apabila,

    1

    1.10a

     p

     L

     I  I 

    Dimana,

     I  p = 1/12 t . h3, dengan tebal koppel, t = 5 mm, tinggi h = 60 mm.

     I  p = 1/12 . (5) . (60)3 = 90000 mm4.

     I 1 =  I min =  I  = 32500 mm4 (momen inertia minimum batang tunggal).

     L1 = 357,1 mm.

    a = 32,6 mm

    Maka,

    1,357

    32500.10

    32,6

    90000

    2760,7 > 910,1

    Pelat koppel ukuran  60 x 5 mm telah memenuhi syarat.

  • 8/18/2019 Modul 4 Sesi 4 Batang Tekan

    14/18

    Modul kuliah   “STRUKTUR BAJA 1”  , Modul 4 Sesi 4, 2011 Ir. Thamrin NasutionDepartemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

    12

    CONTOH SOAL : PERENCANAAN

    Suatu batang tekan dari rangka atap menggunakan profil siku ganda dengan panjang

     batang L = 3,0 meter, dimana ujung-ujungnya dianggap sendi-sendi, memikul beban terfaktor 

    terdiri dari beban mati D = 30 kN, beban hidup atap La = 15 kN, dan beban angin W = 10

    kN. Profil siku ganda memakai pelat koppel dengan tebal tp = 5 mm. Tebal pelat buhul (jarak antara kedua sayap)     = 10 mm. Mutu baja BJ-34. Rencanakanlah dimensi profil, danlakukan pemeriksaan terhadap kinerja batang tekan tersebut.

    PERENCANAAN :

    a). Kombinasi Pembebanan (SNI 03-1729-2002, fs 6.2.2) .

    a1).1,4 D  = 1,4 . (30 kN) = 42 kN.

    a2).  1,2 D   + 1,6 L   + 0,5 ( La atau H ) = 1,2 . (30 kN) + 0,5 . (15 kN) = 43,5 kN.

    a3).  1,2 D   + 1,6 ( La atau H ) + (L L  atau 0,8 W ) = 1,2 . (30 kN) + 1,6 . (15 kN) +0,8 . (10 kN) = 68 kN.

    a4).  1,2 D   + 1,3 W   +   L L   + 0,5 ( La atau H ) = 1,2 . (30 kN) + 1,3 . (10 kN) +0,5 . (15 kN) = 56,5 kN.

    a5).  1,2 D   ± 1,0 E   +   L L.a6).  0,9 D   ± (1,3 W  atau 1,0 E ) = 0,9 . (30 kN) + 1,3 . (10 kN) = 40 kN.

    Yang paling menentukan adalah kombinasi a3) dengan  N u = 68 kN.

     b). Perencanaan Dimensi Profil.

    Dalam perencanaan ini gunakan rumus seperti berikut untuk mengestimasi besar 

    momen inertia yang diperlukan,

     E 

     Lk  Pcr  Ix

    2

    2..)5,1(

        (rumus ini masih percobaan)

    Dimana,

     I x = besar momen inertia yang di estimasi, Pcr =  N u = 68000 N,  Lk  = 3000 mm,

    maka,

    )200000(.)14,3(

    )3000(.)68000(.)5,1(

    ..)5,1(

    2

    2

    2

    2

     E 

     Lk  Pcr  Ix

     = 465536,1 mm4

    Atau,   Ix = 46,6 cm4 (untuk 2 profil)

    Rencanakan profil, 60.60.8

    Data-data :

     I x = I y = 291000 mm4.

    ix = iy = rx = ry = 18,0 mm.

     I  = 121000 mm4.i = 11,6 mm.

     A  = 903 mm2.

     Ag = 2 . 903 mm2 = 1806 mm2.

    e = 17,7 mm.

    a = 2 e +    = 2 . 17,7 + 10 = 45,4 mm.yo = e – t/2 = 17,7 – 8/2 = 13,7 mm.

    Gambar 29.

  • 8/18/2019 Modul 4 Sesi 4 Batang Tekan

    15/18

    Modul kuliah   “STRUKTUR BAJA 1”  , Modul 4 Sesi 4, 2011 Ir. Thamrin NasutionDepartemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

    13

    xo = 0

     f  y = 210 Mpa.

    k = 1 (sendi-sendi)

     Lk = k . L = 1 . 3000 mm = 3000 mm.

    c). Pemeriksanaan tekuk lokal.- Sayap ( flens),

    5,78

    60

    b

    210

    200

    y

    200

     f  = 13,8

    y

    200

     f  t 

    b   (penampang kompak).

    d). Pemeriksaan Terhadap Kekuatan Nominal Terfaktor.- Terhadap sumbu X-X (sumbu bahan).

    7,1660,18

    3000kx

     xr 

     L x    < 200 (memenuhi).

    200000

    210.)7,166(.

    14,3

    1y)(

    1cx  

     E 

     f   x 

         = 1,72

    Syarat,

    untuk ,250c     maka 1 

    untuk 2,120   5 , c      maka c   67,06,143,1

    untuk 21 ,c     maka  225,1 c   

    Maka,2

    x   25,1 c       = 1,25 . (1,72)2 = 3,698

    3,698

    MPa210.)mm1806(

    y.g.gn   2

    xcr   

     

     f   A f   A N    = 102565,1 N

    Maka, kekuatan nominal terfaktor pada arah sumbu X-X,

     N u <    n .  N n = (0,85) . 102565,1 N = 87180,3 N = 87,2 kN > 68 kN.(memenuhi).

    Atau,

    28,1kN68

    kN2,87

    u

    u

     N 

     N > 1 (memenuhi).

    - Terhadap sumbu Y-Y (sumbu bebas bahan).

    Iytotal = 2 . {Iy +  A  . (½a)2} = 2 . {291000 + 903 . (0,5 .45,4) 2}

    = 1512613,7 mm4.

  • 8/18/2019 Modul 4 Sesi 4 Batang Tekan

    16/18

    Modul kuliah   “STRUKTUR BAJA 1”  , Modul 4 Sesi 4, 2011 Ir. Thamrin NasutionDepartemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

    14

    1806

    y 7,1512613

    g

    totaly  

     A

     I r    = 28,9 mm

    9,28

    3000ky

    y y r 

     L

        = 103,7 < 200 (memenuhi).

    21

    2yiy 2

         m

    dimana,

    m = 2 ;   50ky/n

    λ 

    min

    1

     L; L1 = Lky/n ; Lk = 3000 mm ;

    r min = i = 11,6 mm

    Tabel mencari jumlah medan dengan “Trial & Error”

    n L1 (mm)1

    λ     50

    3 1000,0 86,2 > 50

    5 600,0 51,7 > 50

    7 428,6 36,9 < 50

    22)(36,9

    2

    2)(103,7

    iy   λ   = 110,0 < 200 (memenuhi).

    200000

    210

    .)0,110(.14,3

    1y

    )iy(

    1ciy    E 

     f  

          = 1,14 < 1,2

    Maka,

    )14,1(.67,06,1

    43,1

    67,06,1

    43,1iy

        = 1,704

    1,704

    MPa210.)mm1806(

    y.g.gn   2

    iycr   

     

     f   A f   A N    = 222545,4 N

    Maka, kekuatan nominal terfaktor pada arah sumbu Y-Y,

     N u <    n .  N n = (0,85) . 222545,4 N = 189163,6 N = 189,2 kN > 68 kN.

    (memenuhi)Atau,

    78,2kN68

    kN2,189

    u

    u

     N 

     N > 1 (memenuhi).

    - Terhadap lentur torsi.

    Tegangan kritis tekuk lentur torsi.

     

     

     

       

    2crz)cry(

    .crz.cry411

    2

    crzcryclt

     f   f  

     H  f   f  

     H 

     f   f   f  

    Dimana,

  • 8/18/2019 Modul 4 Sesi 4 Batang Tekan

    17/18

    Modul kuliah   “STRUKTUR BAJA 1”  , Modul 4 Sesi 4, 2011 Ir. Thamrin NasutionDepartemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

    15

    )3,01(.2

    MPa000.200

    )1(.2  

    v

     E G   = 76923 Mpa.

    d’ = d – t/2 = 60 – 8/2 = 56,0 mm

     b’ = b – t/2 = 60 – 8/2 = 56,0 mm

    3

    )8(.)5656(.)2(

    3

    t.) b'd'(.)2(

    33

     J    = 38229,3 mm4.

    222o

    2o

    2o   )7,13(0

    1806

    )291000(.2

    g

    yx

      y x

     A

     I  I r    = 509,95 mm2.

     

      

       

     

     

     

       

    95,509

    )7,13(011

    22

    2o

    2o

    2o

     y x H    = 0.63194

    )95,509(.)1806(

    )3,38229(.)76923(

    .g

    .crz

    2o

    r  A

     J G f     = 3193,07 Mpa.

    704,1

    210

    iy

    ycry  

     

     f   f     = 123,23 Mpa.

    Maka,

     

     

     

       

    2)07,319323,123(

    )63194,0(.)07,3193(.)23,123(.411

    )63194,0(.2

    )07,3193)23,123(clt f  

     f  clt = 121,46 MPa

     N nlt =   Ag .   f  clt = (1806 mm) . (121,46 Mpa) = 219353 N

    Maka, kekuatan nominal terfaktor lentur torsi,

     N ult <    n .  N nlt = (0,85) . 219353 N = 186450,1 N = 186,5 kN > 68 kN.(memenuhi).

    Atau,

    74,2kN68

    kN5,186

    u

    ult

     N  N 

    > 1 (memenuhi).

    KESIMPULAN : Profil, 60.60.8 sanggup memikul gaya tekan terfaktor yang

     bekerja pada arah sumbu terlemah yaitu sumbu X-X dengan angka

    keamanan = 1,28.

    e). Pemeriksaan Terhadap Kestabilan Profil Tersusun.

    Pasal 9.3.(6) SNI 03-1729-2002 menyatakan, untuk menjaga kestabilan elemen-

    elemen penampang komponen struktur tersusun maka harga-harga   x   dan   iy    harus

    memenuhi :

     x    1,2 1 166,7 > 1,2 . (36,9)

  • 8/18/2019 Modul 4 Sesi 4 Batang Tekan

    18/18

    Modul kuliah   “STRUKTUR BAJA 1”  , Modul 4 Sesi 4, 2011 Ir. Thamrin NasutionDepartemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.

    16

    166,7 > 44,3 (memenuhi, stabil ke arah sumbu X-X)

    iy    1,2 1 

    110,0 > 44,3 (memenuhi, stabil ke arah sumbu Y-Y)

    1   =36,9    50 (memenuhi)

    f). Perencanaan Ukuran Pelat Koppel Minimum.

    SNI 03-1729-2002 pasal 9.3 menyatakan bahwa kelangsingan terhadap sumbu bebas

     bahan   iy    hanya berlaku apabila,

    1

    1.10a

     p

     L

     I  I    , atau

    1

    1.10.)a( p L

     I  I   

    Dimana,

     I  p = 1/12 t . h3, dengan tebal koppel, t = 5 mm.

     I 1 =  I min =  I  = 121000 mm4

    (momen inertia minimum batang tunggal). L1 = 428,6 mm.

    a = 45,4 mm.

    Maka,

    1/12 . (5) . h3  (45,4) . 10 . (6,428

    121000) = 128170,8

    35

    )8,128170(.12h    = 67,5 mm

    Pakai pelat koppel ukuran     70 x 5 mm .Ukuran ini minimum, belum termasuk keperluan letak baut/paku.