modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

55
Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 KOMUNIKASI DALAM Tri Anjaswarni KEPERAWATAN SEMESTER 3 MODUL Penerapan komunikasi pada pasien dengan kebutuhan khusus

Upload: pjjkemenkes

Post on 14-Apr-2017

1.372 views

Category:

Health & Medicine


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening(AIPHSS)

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga KesehatanBadan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

Jakarta 2015

KOMUNIKASI DALAM

Tri Anjaswarni

KEPERAWATANSEMESTER 3

MODUL

Penerapan komunikasi pada pasien dengan kebutuhan khusus

Page 2: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

i

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkah dan karuniNyalah penyusun dapat menyelesaikan Modul Mata Kuliah Komunikasi Dalam Keperawatan.

Buku ini disusun sebagai referensi dan bahan belajar untuk mahasiswa program Pendidikan Jarak Jauh Program D.III Keperawatan yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Penyusun mengucapkan terima kasih atas berbagai bantuan baik materiil maupun imateriil dari berbagai pihak atas keberhasilan penyusunan modul ini.

Mudah-mudahan Modul ini dapat digunakan secara efektif dan dapat menjadi media yang dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan memberikan asuhan keperawatan jiwa bagi mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh Program D.III Keperawatan.

KataPengantar

Tim Penyusun

Gambar : Praktek Keperawatan Kejiwaan

Page 3: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

ii

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

COVERKata pengantar

iii

Daftar Isi

PendahuluanDaftar isi 1

1

Kegiatan Belajar 1 Konsep Komunikasi Terapeutik pada Pasien dengan KebutuhanKhusus

4

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Kegiatan Belajar 216

Kegiatan Belajar 326

464251

Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Pasien dengan Gangguan Penginderaan

Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Pasien Gangguan Perilaku

PenutupTugas Akhir MandiriDaftar Gambar

Page 4: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

1

Pendahuluan

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Halo…. Salam hangat dan bahagia selalu, semoga Tuhan YME senantiasa memberikan kekuatan, perlindungan dan keselamatan kepada kita.

Saat ini Anda sedang belajar Modul ke-4 yang merupakan modul terakhir untuk mata kuliah Komunikasi dalam Keperawatan. Mohon diingat bahwa semua modul saling berhubungan dan konsep atau materi sebelumnya sangat diperlukan sampai di akhir modul ini. Diharapkan Anda dapat memahami semua modul yang disajikan.

Adakah kesulitan atau keragu-raguan yang masih Anda pikirkan? Jika masih ada yang Kurang Anda mengerti, catatlah dalam buku catatan Anda, dan diskusikan dengan fasilitator pada saat kegiatan tatap muka. Modul ke-4 Mata Kuliah Komunikasi dalam Keperawatan ini berjudul Penerapan Komunikasi pada pasien dengan kebutuhan khusus. Modul ini terdiri dari tiga (3) Kegiatan Belajar dengan alokasi waktu 9 jampembelajaran.Modul ini disusun secara berurutan sebagai berikut:

A. Rasional dan Diskripsi Singkat

Gambar : komunikasi senyum pasien

Page 5: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

21. Kegiatan Belajar 1: Konsep komunikasi pada pasien kebutuhan khusus2. Kegiatan Belajar 2: Penerapan Komunikasi Pada Pasien dengan Penginderaan (wicara/pendengaran)3. Kegiatan Belajar 3: Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Pasien dengan Gangguan Perilaku

Setelah mempelajari modul 4 ini, diharapkan Anda mampu menerapkan komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus, pasien dengan gangguan penginderaan, dan gangguan perilaku . Dalam Modul 4 ini, Anda akan diberikan pengetahuan tentang bernagai kesulitan pasien yang mempunyai masalah khusus dalam komunikasi. Selanjutnya lakukan latihan-latihan yang diminta, dengan terlebih dahulu menyiapkan Strategi Pelaksanaan Komunikasi (SP Komunikasi), serta mendemonstrasikan dengan bersama teman-teman Anda. Hal ini penting untuk melatih Anda bagaimana berkomunikasi dalam aktivitas keperawatan Anda pada kondisi khusus.

Penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatan khususnya dalam menangani pasien dengan kebutuhan khusus diperlukan penguasaan perawat dalam menggunakan komunikasi sebagai alat kerjanya. Setiap berinteraksi dengan pasien, perawat selalu menerapkan komunikasi terapeutik untuk mencapai tujuan. Berkomunikasi dengan pasien dengan kebutuhan khusus adalah sesuatu yang “spesial” karena memerlukan kesadaran, kesabaran dan strategi khusus. Prinsip komunikasi adalah bahwa “KOMUNIKATOR HARUS MEMAHAMI KOMUNIKASI PASIEN DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS”

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .B. Relevansi

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .C. Petunjuk Belajar

Untuk memudahkan Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul 4 ini, maka Akan lebih mudah bagi Anda untuk mengikuti langkah-langkah belajar sebagai berikut:

1. Pahami lebih dulu kepentingan dan kegunaan komunikasi dalam aktivitas sehari-hari Anda sebagai manusia dan calon perawat ahli madya.2. Review kembali materi dalam modul 1, 2 dan 3 yang telah Anda pelajari sebelumnya.3. Pelajari secara berurutan kegiatan belajar 1, 2 dan 3 dalam modul ke-4 ini.4. Baca dengan seksama materi yang disampaikan 5. Kerjakan latihan-latihan / tugas-tugas terkait dengan materi yang dibahas dan diskusikan dengan teman Anda atau fasilitator / tutor pada saat kegiatan tatap muka.6. Pada bagian akhir Anda diminta untuk latihan melakukan pengamatan terhadap perilaku seseorang dalam berkomunikasi, selanjutnya Anda diminta untuk mengidentifikasijeniskomunikasiyangdilakukan.7. Buat ringkasan dari materi yang dibahas untuk memudahkan anda mengingat.8. Kerjakan evaluasi proses pembelajaran untuk setiap materi yang dibahas dan cocokkan jawaban anda dengan kunci yang disediakan pada akhir setiap unit.9. Jika anda mengalami kesulitan diskusikan dengan teman Anda dan konsultasikan kepada fasilitator

Page 6: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

3

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Selamat belajar, semoga berhasil

10. Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mempelajari materi dalam modul ini tergantung dari kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan. Untuk itu belajarlah dan berlatih secara mandiri atau berkelompok dengan teman sejawat Anda.

Kami mengharap, Anda dapat mengikuti keseluruhan kegiatan belajar dalam modul ini dengan baik. Saya yakin Anda mampu menyelesaikan modul ini dengan baik.

Gambar : Pahami Petunjuk

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .D. Petunjuk Bagi Dosen Pengajar / Fasilitator

1. Pahami Capaian Pembelajaran dalam Modul 2 ini.2. Motivasi peserta didik untuk membaca dengan seksama materi yang disampaikan dan berikan penjelasan untuk hal-hal yang dianggap sulit 3. Motivasi peserta didik untuk mengerjakan latihan-latihan / tugas-tugas terkait dengan materi yang dibahas.4. Identifikasikesulitanpesertadidikdalammempelajarimodulterutama materi-materi yang dianggap penting 5. Jika peserta didik mengalami kesulitan, mintalah mahasiswa mendiskusikan dalam kelompok atau kelas dan berikan kesimpulan. 6. Motivasi peserta didik untuk mengerjakan evaluasi proses pembelajaran untuk setiap materi yang dibahas dan mendiskusikannya dengan teman sejawat.7. Bersama peserta didik lakukan penilaian terhadap kemampuan yang dicapai peserta didik.

Page 7: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

4

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 ini diharapkan Anda mampu menerapkan komunikasi terapeutik pasien dengan gangguan kebutuhan khusus dalam asuhan keperawatan.

KegiatanBelajar 1

Konsep Komunikasi Terapeutik Pada Pasien dengan Kebutuhan Khusus

Tujuan Pembelajaran Umum

Tujuan Pembelajaran Khusus

Berdasarkan tujuan pembelajaran pada kegiatan belajar 1, maka pokok-pokok materi yang akan diuraikan secara berurutan adalah konsep gangguan komunikasi pada anak dengan kebutuhan khusus, karakteristik dan macam-macam dan teknik komunikasi terapeutik pada pasien dengan kebutuhan khusus.

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 dalam Modul 3 tentang Komunikasi dalam keperawatan ini, diharapkan Anda dapat :

1. Menjelaskan konsep gangguan komunikasi pada anak dengan kebutuhan khusus2. MengidentifikasiKarakteristikPasienAnakdenganKebutuhanKhusus3. MengidentifikasiMacam-macamgangguankomunikasipadaanakdengan kebutuhan khusus

Gambar : komunikasi yang baik

Pokok-pokok Materi

Page 8: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

5

UraianMateri

Ilustrasi kasus:Dody adalah anak laki-laki berusia 2 tahun dan masih belum bisa berbicara. Dia dapat mengatakan beberapa kata, namun dibandingkan teman sebayanya dia jauh ketinggalan. Keterlambatan ini harus segera dikenali agar tidak terlambat dalam menangani masalah komunikasi Dody.

Kasus ini adalah kasus yang umum kita temukan di kalangan orangtua yaitu kasus anak terlambat berbicara.

Gambar : Komunikasi

Apakah kebutuhan khusus itu?

Cobalah pikirkan Bagaimanakah bentuk implementasi komunikasi terapeutik dalam setiap tahap proses keperawatan?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka pelajarilah dengan seksama penerapan komunikasi pada klien dengan kebutuhan khusus secara berturut-turut berikut ini: 1. Konsep gangguan komunikasi pada anak / Klien dengan kebutuhan khusus

Banyak orang tua ragu untuk mencari bantuan karena mereka berusaha meyakinkan diri bahwa anaknya kelak juga akan bisa berbicara. Mengetahui apa itu normal dan yang tidak di dalam perkembangan berbicara dan bahasa anak dapat membantu anda untuk lebih teliti memperhatikan apakah anak masih dalam kemampuan bicara yang normal atau tidak

Apakah yang dimaksud gangguan komunikasi?.Gangguan komunikasi adalah Gangguan bicara pada anak sebagai salah satu kelainan yang sering dialami oleh anak-anak. Gangguan komunikasi ini sering terjadi pada usia presekolah. Hal ini mencakup gangguan berbicara (3%) dan gagap (1%). Gangguan wicara yangterlambatditanganiadalahjikaterjadiperubahanyangsignifikandalamhaltingkahlaku, gangguan kejiwaan, kesulitan membaca, dan gangguan prestasi akademik termasuk penurunan prestasi di sekolah sampai drop-out.

Kebutuhan khusus adalah suatu kondisi yang memerlukan pemahaman dan perlakuan secara khusus pada pasien / anak yang mempunyai keterbatasan atau kelainan tertentu.

Di masyarakat cukup banyak anak-anak atau orang dewasa dengan kebutuhan khusus sehingga mereka mengalami kesulitan hidup ditengah-tengah masyarakat normal. Sebagian mereka seperti terkucilkan / tidak diterima karena “kelainan” atau “gangguannya” dan tidak mendapatkan bantuan atau penanganan yang adekuat. Sebagian dari mereka yang berasal dari kalangan mampu dapat mendapatkan penanganan ahli secara adekuat sehingga mereka dapat bersekolah di tempat khusus dan mampu mandiri pada usia dewasa.

Page 9: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

6Sedangkan gangguan pendengaran bervariasi sekitar 5% dari anak usia sekolah dengan level pendengaran di bawah normal. Dari jumlah ini, 10-20% memerlukan pendidikan khusus dan sekitar 1/3 dari anak yang memiliki gangguan pendengaran, bersekolah di sekolah biasa, 2/3 dari mereka memasuki pendidikan khusus atau sekolah luar biasa untuk tuna rungu.

Coba pelajari ilustrasi berikut dan pahami masalah yang terjadi:

Seorang bayi 4 bulan tampak tidak berespon dengan suara atau tidak bisa mengoceh. Bayi hanya melihat ke suatu tempat tanpa respon yang wajar.

Coba pelajari dan pahami pula bayi – anak usia 12-24 bulan berikut:• Tidakdapatmenggunakanbahasatubuhsepertimenunjukataumelambaipadausia 12 bulan• Memilihmenggunakanbahasatubuhdibandingkanvokalisasiuntukberkomunikasi pada usia 18 bulan• Memilikikesulitanmenirukansuaraataukatapertamatidakmunculpadausia18 bulan Normalkah kemampuan komunikasi anak tersebut? Kenalilah secara dini adanya gangguan komunikasi pada anak!

Gambar : Analisa masalah

2. Mengidentifikasi Karakteristik Pasien Anak dengan Kebutuhan Khusus

• Hanyadapatmengulangkataatausuaratanpamampumenghasilkankataatau kalimat sendiri• Hanyamengucapkanbeberapakataatausuaraberulang-ulang• Tidakdapatmengikutipetunjuksederhana• Memilikisuarayangtidakbiasa(suarahidung)• Lebihsulitdimengertidibandingkansebayanya• Anakdenganketerlambatanbicaradanbahasamemilikiberbagaikarakteristik termasuk ketidakmampuan untuk mengikuti petunjuk, lambat dalam berbicara, kesulitan artikulasi, dan kesulitan dalam membuat kalimat.

Page 10: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

7

• Gagapadalahgangguandalamberbicarayangmunculantarausia3-4tahun dan dapat berkembang menjadi kasus yang kronik apabila tidak ditangani secara adekuat. Gagap dapat secara spontan menghilang pada usia remaja. • Anakdengangangguanpendengarandapatmunculdenganberkurangnya kemampuan pendengaran. Deteksi dan diagnosis dini gangguan pendengaran sebaiknya segera dilakukan dan ditangani dengan segera.

Karakteristik lain anak dengan kebutuhan khusus karena mengalami gangguan komunikasi adalah:

Secara umum Ada 4 macam bentuk gangguan komunikasi pada pasien dengan kebutuhan khusus, yaitu gangguan bahasa, gangguan bicara, gangguan suara dan gangguan irama.

Berikut ini uraian macam-macam gangguan tersebut. Pelajarilah dan pahami bentuk gangguan yang terjadi sebelum Anda memahami penerapan komunikasi terapeutik pada keadaan khusus tersebut.

3. Macam-macam gangguan komunikasi pada anak dengan kebutuhan khusus

Bahasa adalah apa yang disampaikan dengan kata-kata (ujaran) dan bukan tulisan. Hal ini sesuai dengan kaidah pertama bahasa, yakni sebagai lambing bunyi. Seorang pembicara akan selalu sadar apa yang akan ia katakan, akan tetapi ia tidak sadar bagaimana ia mengatakannya. Akan tetapi tidak semua orang dapat menggunakan bahasa dengan baik dan mudah. Ada sebagian orang yang memerlukan kebutuhan khusus karena ia bermasalah atau mengalami gangguan dalam menggunakan bahasa.

Ganguan bahasa merupakan salah satu jenis kelainan atau gangguan dalam komunikasi dengan indikasi klien mengalami kesulitan atau kehilangan dalam proses simbolisasi. Kesuliatan simbolisasi ini mengakibatkan seseorang tidak mampu memberikan symbol yang diterima dan sebaliknya tidak mampu mengubah konsep pengertiannya menjadi symbol-simbol yang dapat dimengerti oleh orang lain dalam lingkungannya. Gangguan ini adalah satu bentuk kegagalan klien dalam mencapai tahapan perkembangannya sesuai dengan perkembangan bahasa anak normal seusiannya.

A. Gangguan Bahasa

Gambar : Pengenalan bahasa

Apa sajakah macam gangguan yang termasuk dalam kebutuhan khusus?

Page 11: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

8

1) Keterlambatan dalam perkembangan bahasa

Beberapa bentuk gangguan bahasa adalah keterlambatan dalam perkembangan bahasa dan afasia seperti uraian berikut ini:

Kelambatan perkembangan bahasa antara lain disebabkan keterlambatan mental intelekktual, tunarungu, afasia congenital , autisme, disfungsi minmal otak dan kesulitan belajar. Anak-anak yang mengalami sebab-sebab tersebut di atas, terlambat dalam perkembangan kemampuan bahasa sehingga anak mengalami kesulitan transformasi yang diperlukan dalam komunikasi. Gangguan tingkah laku tersebut sangat mempengaruhi proses pemerolehan bahasa diantaranya kurang perhatian dan minat terhadap rangsangan yang ada disekelilingnya, perhatian yang mudah beralih, konsentrasi yang kurang baik, nampak mudah bingung, cepat putus asa, kreatifitasdandayakhayalnyakurang,sertakurangnyapemilikankonsepdiri.

2) Afasiaa) Afasia SensorisYaitu Kelainan yang ditandai dengan kesulitan dalam memberikan makna rangsangan yang diterimanya . Bicara spontan biasanya lancar hanya kadang-kadang kurang relevan dengan situasi pembicaraan atau konteks komunikasi. Contoh:Seorang aphasia dewasa akan kesulitan untuk menyebutkan kata buku walau di hadapannya ditunjukan benda buku. Klien dengan susah menyebut busa…. bulu……… bubu. (klien nampak susah dan putus asa). Untuk aphasia auditory, klien tidak mampu memberikan makna apa yang didengarnya. Ketika ditanya, “apakah bapak sudah makan?. Maka jawabannya adalah piring…….piring…… meja….. ya…ya..

b) Afasia MotorisAfasia motoris ini ditandai dengan kesulitan dalam mengkoordinasikan atau menyusun fikiran, perasaan dan kemauan menjadi simbol yang bermakna dandimengerti oleh orang lain. Bicara lisan tidak lancar, terputus-putus dan sering ucapannya tidak dimengerti orang lain. Apabila bertutur kalimatnya pendek-pendek dan monoton. Seorang dengan kelainan ini mengerti dan dapat menginterpretasikan rangsangan yang diterimanya, hanya untuk mengekspresikannya mengalami kesulitan.

Pasien afasia motoris mengerti dan dapat menginterpretasikan rangsangan yang diterimanya, tetapi tidak mampu mengekspresikannya bahasanya.

Contoh: Seorang apasia dewasa berumur 59 tahun, kesulitan menjawab, rumah bapak dimana?, maka dengan menunjuk ke arah barat , dan dengan kesal karena tidak ada kemampuan dalam ucapannya. Jenis aphasia ini juga dialami dalam menuangkan ke bentuk tulisan. Jenis ini disebur dengan disgraphia (agraphia).

Page 12: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

9

c). Afasia Konduktif,yaitukKelainan ini ditandai dengan kesulitan dalam meniru pengulangan bunyi-bunyi bahasa. Pada ucapan kalimat-kalimat pendek cukup lancar, tetapi untuk kalimat panjang mengalami kesulitan.

d). Afasia Amnestic, yaitu kelainan yang ditandai dengan kesulitan dalam memilih dan menggunakan simbol-simbol yang tepat. Umumnya simbol yang dipilih yang berhubungan dengan nama, aktivitas, situasi yang berhubungan dengan aktivitas kehidupan.

Contoh: apabila mau mengatakan kursi, maka pasien akan menjadi kata duduk.

2) DislogiaDislogia adalah bentuk kelainan bicara yang disebabkan oleh kemampuan kapasitas berpikir atau taraf kecerdasan di bawah normal. Kesalahan pengucapan disebabkan karena tidak mampu mengamati perbedaan bunyi-bunyi benda terutama bunyi-bunyi yang hampir sama. Contoh: kata tadi diganti dengan dengan tapi, kopi dengan topi.

Rendahnya kemampuan mengingat menyebabkan penghilangan suku kata atau kata pada waktu mengucapkan kalimat. Contoh: /makan/ diucapkan /kan/, /pergi/ diucapkan /gi/, /ibu pergi ke pasar/ diucapkan / bu…gi….cal/.

Perkembangan bahasa tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan bicara. Perkembangan bahasa seseorang akan mempengaruhi perkembangan bicara. Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh situasi dan kondisi lingkungan dimana anak dibesarkan. Kelainan bicara merupakan salah satu jenis kelainan atau gangguan perilaku komunikasi yang ditandai dengan adanya kesalahan proses produksi bunyi bicara. Kelainan proses produksi menyebabkan kesalahan artikulasi baik dalam titik artikulasinya maupun cara pengucapannya, akibatnya terjadi kesalahan seperti penggantian/substitusi atau penghilangan.

Secara klinis, kelainan bicara dalam hubungannya dengan penyebab kelainannya, dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu disaudia, dislogia, disartria, displosia dan dislalia.

B. Gangguan bicara

1) DisaudiaDisaudia adalah satu jenis gangguan bicara yang disebabkan gangguan pendengaran yang menyebabkan terjadinya kesulitan dalam menerima dan mengolah nada baik secara intensitas maupun kualitas bunyi bicara. Gangguan ini menyebabkan terjadinya pesan bunyi yang tidak sempurna dan mungkin salah arti.

Pada anak tunarungu kesalahan tersebut sering dipergunakan dalam berkomunikasi. Anak yang mengalami gangguan pendengaran cenderung bersuara monoton dan bernada tinggi, tidak mengenal lagu kalimat, mana kalimat tanya, kalimat penegasan, dan tidak mengenal makna tanda seru dalam kalimat. Contoh: kata /kopi/, ia dengar /topi/, kata /bola/, ia dengar /pola/. Umumnya anak dengan disaudia , dalam berkomunikasi cenderung menggunakan bahasa isyarat yang telah dikuasainya. Namun tidak semua lawan bicaranya dapat menerima sehingga komunikasi secara umum komunikasinya terganggu.

Page 13: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

103) DisartriaDisartria diartikan jenis kelainan / ketidakmampuan bicara yang terjadi akibat adanya kelumpuhan, kelemahan, kekakuan atau gangguan koordinasi otot alat-alat ucap atau organ bicara karena adanya kerusakan susunan syaraf pusat. Gangguan ini disebabkan oleh beberapa keadaan yaitu: akibat spastisitas atau kekakuan otot-otot bicara, lemahnya otot-otot organ bicara, gangguan koordinasi gerakan-gerakan fonasi, artikulasi dan resonansi, penurunan gerak dari otot-otot organ bicara terhadap rangsangan dari pusat/cortex, dan kegagalan bicara karena adanya gerakan yang tidak disengaja

Gangguan-gangguan tersebut di atas dapat mengakibatkan kesulitan bicara, keterlambatan, putus, putus atau tidak adanya produksi suara atau bicara dengan nada monoton. Kondisi ini sulit dipahami lawan bicara.

Gambar : bunyi Rr

4) DisglosiaDisglosia mengandung arti kelainan bicara yang terjadi karena adanya kelainan bentuk struktur dari organ bicara. Kegagalan tersebut akibat adanya kelainan bentuk dan struktur organ artikulasi yaitu:sumbing langitan, tidak sesuai konstruksi gigi atas dan gigi bawah, kelainan anomali yaitu kelainan atau penyimpangan/cacat bawaan misalnya bentuk lidah yangtebal, tidak tumbuh atau tali lidah yang pendek

5) DislaliaYaitu gejala gangguan bicara karena ketidakmampuan dalam memperhatikan bunyi-bunyi bicara yang diterima, sehingga tidak mampu membentuk konsep bahasa. Misalnya /makan/ menjadi /kaman/ atau /nakam/

1) Kelainan Nada : gangguan pada frekuensi getaran pita suara pada waktu ponasi yang berakibat pada gangguan nada yang diucapkan.

C. Gangguan Suara

Page 14: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

11

2) Kelainan kualitas suara : yaitu gangguan suara yang terjadi karena adanya ketidaksempurnaan kontak antara pita suara pada saat adduksi, sehingga suara yang dihasilkan tidak sama dengan suara yang biasanya.Contoh gangguan: suara menjadi sengau, mengecil atau membesar.

3) Afonia, Yaitu kelainan suara yang diakibatkan ketidakmampuan dalam memproduksi suara atau tidak dapat bersuara sama sekali karena kelumpuhan pita suara.

Yaitu gangguan bicara dengan ditandai adanya ketidaklancaran pada saat berbicara, antara lain gagap, yaitu gangguan dalam kelancaran berbicara berupa pengulangan bunyi atau suku kata, perpanjangan dan ketidakmampuan untuk memulai pengucapan kata, dan ganguan kelancaran bicara yang ditandai bicara yang sangat cepat, sehingga terjadi kesalahan artikulasi yang sulit dipahami. dimengerti.

D. Gangguan Irama

Kesulitan bicara pada pasien / anak dengan kebutuhan khusus perlu dikenali dan dipahami oleh perawat. Perawat harus berusaha memahami komunikasi pasien,

BUKAN pasien yang harus memahami komunikasi Perawat.

Gambar : sentuhan pada pasien

Sentuhan/Berpelukan sebagai salah satu bentuk komunikasi pada pasien kebutuhan khususGambar 4.1

Page 15: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

12

Kebutuhan khusus adalah suatu kondisi yang memerlukan pemahaman dan perlakuan secara khusus pada pasien / anak yang mempunyai keterbatasan atau kelainan tertentu.

Gangguan komunikasi yang termasuk dalam kebutuhan khusus adalah gangguan bicara pada anak sebagai salah satu kelainan yang sering terjadi pada usia presekolah mencakup gangguan berbicara (3%) dan gagap (1% ). Termasuk penyebab gangguan bicara pada anak kebutuhan khusus adalah gangguan pendengaran.

Macam-macam gangguan komunikasi pada anak dengan kebutuhan khusus, Secara umum Ada 4 macam bentuk gangguan komunikasi yaitu gangguan bahasa, gangguan bicara, gangguan suara dan gangguan irama.

Ganguan bahasa merupakan salah satu jenis kelainan atau gangguan dalam komunikasi dengan indikasi klien mengalami kesulitan atau kehilangan dalam proses simbolisasi yang mengakibatkan seseorang tidak mampu memberikan symbol yang diterima dan sebaliknya tidak mampu mengubah konsep pengertiannya menjadi symbol-simbol yang dapat dimengerti oleh orang lain. Bentuk gangguan bahasa adalah keterlambatan dalam perkembangan bahasa dan afasia. a. Kelambatan perkembangan bahasa antara lain disebabkan keterlambatan mental intelekktual, tunarungu, afasia congenital , autisme, disfungsi minmal otak dan kesulitan belajar. b. Afasia adalah salah satu jenis kelainan bahasa yang disebabkan adanya kerusakan pada pusat-pusat bahasa di cortex cerebri. Secara klinis afasia dibedakan menjadi, Afasia Sensoris, Afasia Motoris, Afasia Konduktif, dan Afasia Amnestic.

Gangguan bicara Perkembangan bahasa tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan bicara. Perkembangan bahasa seseorang akan mempengaruhi perkembangan bicara. Kelainan bicara merupakan salah satu jenis kelainan atau gangguan perilaku komunikasi yang ditandai dengan adanya kesalahan proses produksi bunyi bicara. Kelainan proses produksi menyebabkan kesalahan artikulasi baik dalam titik artikulasinya maupun cara pengucapannya, akibatnya terjadi kesalahan seperti penggantian/substitusi atau penghilangan. Secara klinis, kelainan bicara dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu disaudia, dislogia, disartria, displosia dan dislalia.

Gangguan Suara Yaitu salah satu jenis gangguan komunikasi yang disebabkan karena adanya gangguan pada proses produksi suara, meliputi: gangguan nada, kelainan kualitas suara dan afonia. .

Gangguan Irama Yaitu gangguan bicara dengan ditandai adanya ketidaklancaran pada saat berbicara, antara lain gagap dan ganguan kelancaran bicara.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Rangkuman

Page 16: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

13

Apakah yangb dimaksud anak dengan Kebutuhan khusus?

Sebutkan 4 macam bentuk gangguan komunikasi pada anak dengan kebutuhan khusus! .

Sebutkan 2 bentuk gangguan bahasa secara umum!

Apa yang dimaksud dengan afasia?

Apa yang dimaksud dengan gangguan bicara

Apa saja yang termasuk jenis gangguan bicara?

Apakah yang dimaksud dengan gangguan Suara? .

Apakah yang dimaksud dengan gangguan Irama?

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

EvaluasiFormatif

Page 17: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

14

1. LakukanpengamatanpadaorangdisekitarlingkunganAndayangmengalami gangguan komunikasi

2. Coba pahami bahasa yang mereka gunakan

3. Bagaimanakah mereka menyatakan keinginannya baik verbal maupun non verbal? Catatlah hasil pengamatan Anda pada buku tugas Anda.

TugasTerstruktur

Page 18: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

15

Buat rangkuman singkat terkait kegiatan belajar 1 didalam buku Anda

Untuk menambah pemahaman Anda, Bacalah referensi lain terkait komunikasi dan diskusikan dengan rekan sejawat Anda.

1.

2.

Gambar : melakukan tugas

TugasMandiri

Page 19: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

16

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2 diharapkan Anda mampu menerapkan komunikasi terapeutik dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien kebutuhan khusus dengan masalah mengideraan (gangguan wicara dan pendengaran).

KegiatanBelajar 2

Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Pasien dengan Gangguan Penginderaan

Tujuan Pembelajaran Umum

Tujuan Pembelajaran Khusus

Berdasarkan tujuan pembelajaran pada kegiatan belajar 2 modul ini, maka uraian materi yang akan dibahas adalah: masalah-masalahkomunikasi pada pasien gangguan wicara dan pendengaran, teknik-teknik komunikasi terapeutik dan penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan wicara dan pendengaran.

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2, diharapkan Anda dapat :

1. Memahami masalah komunikasi pada pasien gangguan wicara dan pendengaran2. Memilih dan menggunakan teknik-teknik komunikasi terapeutik yang sesuai untuk pasien dengan gangguan wicara dan pendengaran3. Menerapkan Komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan wicara dan pendengaran

Gambar : gangguan bicara dan pendengaran

Pokok-pokok Materi

Page 20: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

17

UraianMateri

Dalam kegiatan belajar 1 modul ini, telah Anda pelajari tentang macam-macam gangguan pada pasien yang mengalami gangguan wicara. Gangguan wicara yang terjadi pada pasien dengan kebutuhan khusus, bisa bersifat tunggal gangguan wicara saja, bisa juga merupakan masalah sekunder karena adanya gangguan pendengaran, atau dua gangguan terjadi. Gangguan ini bisa mengakibatkan masalah-masalah dalam berkomunikasi.

Berikut ini masalah-masalah komunikasi yang harus dipahami oleh perawat pada saat berkomunikasi dengan pasien gangguan wicara / pendengaran.

Gambar : penyampaian informasi

Cobalah bayangkan Bagaimanakah komunikasi yang akan kita lakukan jika kita menghadapi pasien dengan kebutuhan khusus gangguan wicara dan pendengaran?

1. Masalah komunikasi pada pasien gangguan wicara dan pendengaran

• Kesulitanmengungkapkanpendapat/perasaan• Kesulitanmemahamipembicaraan• Kesalahanpesepsi• Kegagalanmenyampaianpesan/informasi• Pengulangankata-katasecaratidaktepat• Kesalahanpenggunaankata-kata/kalimat• Tidakdikenalinyakata-katayangdiucapkanklienolehlawanbicara• Tidakjelasnyavokal,dll

Sudah bisa dibayangkan, betapa sulitnya komunikasi yang akan kita lakukan jika menghadapi klien dengan gangguan wicara dan pendengaran. Kita tidak dapat memahami apa maksud pasien / klien dan diapun tidak paham apa maksud komunikasi perawat. Kondisi ini dapat menyebabkan frustrasi dan terhambatnya komunikasi.

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2 dalam modul 4 ini, Anda akan belajar tentang bagaimana memahami masalah komunikasi pada pasien dengan gangguan wicara dan pendengaran, memilih dan menggunakan teknik yang tepat serta melatih penerapan komunikasi pada pasien gangguan wicara dan pendengaran.

Page 21: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

18

Pada saat Anda berkomunikasi dan berinteraksi dengan pasien / klien kebutuhan khusus karena gangguan wicara atau pendengaran, secara umum Anda tetap harus memperhatikan sikap(kehadiran)secarafisikmaupunsecarapsikologis.

Secara fisik Anda harus berhadapan dengan klien, mempertahankan kontak mata,membungkuk ke arah klien, menjabat tangan klien, mempertahankan sikap terbuka dan tetap rileks. Jangan frustrasi jika Anda sulit memahami komunikasi klien. Tetap rileks, sabar dan ikhlas Disamping itu Anda harus memperjelas vokal dengan gerakan mulut / bibir yang sesuai agar mudah dipahami klien, menggunakan bahasa isyarat yang mudah dipahami, dan memberikan sentuhan.

Secara Psikologis Anda harus bersikap ikhlas, menghargai, dan empati, serta sikap psikologis lain yang diperlukan dalam komunikasi.

Gambar : Seseorang yang terkena NAPZA

2. Strategi dan teknik komunikasi terapeutik yang sesuai untuk pasien denggangguan wicara dan pendengaran

Bagaimanakah strategi dan teknik komunikasi pada pasien dengan gangguan wicara dan pendengaran?

Berikut ini strategi khusus dan teknik komunikasi yang dapat digunakan pada pasien kebutuhan khusus karena mengalami gangguan wicara dan pendengaran.

• Terimalahkliensecarautuh. Biarkan mereka tahu bahwa Anda benar-benar menerimnya. Hal. Ini akan meningkatkan rasa percaya diri mereka dan akan memberikan pengaruh positif dalam berinteraksi dengan orang lain.• Jadilahpendengaryangaktif Biarkan mereka tahu bahwa anda sedang mendengarkan mereka dan anda sangat berminat dan ingin tahu apa yang mereka katakan.• Jadikandiriandatemanbuatklien,haliniakanmemberikangambaranbahwa Anda adalah bagian dari mereka dan menerima mereka bagian yang tidak terpisahkan dengan diri Anda.

Page 22: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

19

• Pertahankankontakmata.KontakmatayangAndapetahankanmemberikan gambaran bahwa Anda sangat perhatian terhadap klien. Disamping itu dengan kontak mata, memungkinkan kita untuk mencoba memahami makna komunikasi yang dilakukan klien. • Gunakanbahasadangeraktubuhyangsopan.Penggunaankata-katayangsopan seperti tolong, maaf, terimakasih dll, akan membuat klien berperilaku sopan dan membuat mereka merasa dihargai serta merasa penting.• Gunakankata-katayangsingkatdanjelas• Pengulanganpertanyaansebelumdapatmenjawabyangbenar

3. Penerapan Komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan wicara dan pendengaranBerikut Contoh penerapan Strategi komunikasi pada pasien yang mengalami gangguan kebutuhan khusus (gangguan wicara dan pendengaran)

Ilustrasi kasus :

Gambar : Ganguan bicara

Seorang anak perempuan usia 10 tahun, tampak duduk menyendiri dan terpisah dari teman-teman sebayanya. Diketahui bahwa anak tersebut mengalami kesulitan bicara (gagap) dan fungsi pendengaran yang tidak normal. Anak seperti tertekan, tampak mata berkaca-kaca seperti mau menangis. Anak tersebut sering diolok-olok temannya karena tidak bisa berbicara secara normal.

Contoh komunikasi :

Anda sebagai Perawat sudah siap untuk melakukan pertemuan dengan anak, Anda sudahtahupermasalahananakdanAndatelahmengidentifikasidiriakankekuatandankelemahan sendiri.

(Mahasiswa membuat SP Komunikasi sebelum interaksi)

Fase Pra Interaksi :

Page 23: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

20• Tampakdudukmenyendiridanterpisahdariteman-temansebayanya.• Anakmengalamikesulitanbicara(gagap)• Terdapatgangguanfungsipendengaran• Anaktampaksepertitertekan,• Mataberkaca-kacasepertimaumenangis.

Tujuan Asuhan Keperawatan:1. Harga diri anak meningkat2. Anak mampu melakukan proses adaptasi dengan Komunikasi dan interaksi efektif dengan orang lain

P : Selamat pagi sayang, assalamu’alaikum (Mengulurkan tangan, mendekat pada anak dan duduk disampingnya)K : Jawaban salam klienP : Apa yang kamu rasakan sayang? (sambil memegang bahu anak) K : Respon klien terkait perasaannya P : Saya akan mengajak kamu bermain…. .. Permainan apa yang kamu suka? .K : Respon klien (memilih bermain ular tangga)P : Kamu mau main dimana? K : Respon klien (disini)

Kondisi Klien:

Diagnosis Keperawatan:1. Gangguan komunikasi verbal2. Isolasi sosial

Rencana Keperawatan:1. Meningkatkan harga diri anak2. Membantu meningkatkan kemampuan komunikasi verbal dan non verbal yang mudah dipahami

Strategi Pelaksanaan (SP) Komunikasi:

Fase Orientasi : (salam terapeutik, evaluasi / validasi dan kontrak)

P : (Melakukan permainan ular tangga). Sambil bermain perawat menggali kelebihan anak sebagai potensi yang dapat dikembangkan. K : Respon terkait dengan pertanyaan perawatP : Kamu harus yakin bahwa kamu mempunyai kepandaian yang dapat kamu banggakan dihadapan teman-temanmu. (Perawat terus menerus membesarkan hati klien, mengajak dia bicara, menerima apa adanya dan bersahabat dengan klien)K : respon klienP : Terimakasih kamu telah menemani saya bermain ular tangga.

Fase Kerja (Tekait permaianan bersama yang dilakukan)

Page 24: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

21

Gambar : dengarkan pasien

Anak dengan kebutuhan khusus harus dipahami komunikasi dan kebutuhannya. Bantulah dia beradaptasi, tingkatkan harga dirinya dan berikan mereka perhatian khusus

P : Bagaimana perasaan kamu sekarang? (sambil memegang bahu anak) K : Respon klienP : Jelaskan apa yang membuat kamu sedih tadi? Apa yang kamu miliki sebagai kelebihanmu? K : Respon KlienP : Permisi ya, ibu akan kembali ke kamu dan kita bahas permasalahan kamu dengan teman-temanmu. Selamat siang.K : Respon klien

Fase Terminasi :

Page 25: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

22

Sangat sulit berkomunikasi dengan klien yang mengalami gangguan wicara dan pendengaran. Kita tidak dapat memahami apa maksud pasien / klien dan diapun tidak paham apa maksud komunikasi perawat. Kondisi ini dapat menyebabkan frustrasi dan terhambatnya komunikasi. Gangguan wicara yang terjadi pada pasien dengan kebutuhan khusus, bisa bersifat tunggal gangguan wicara saja, bisa juga merupakan masalah sekunder karena adanya gangguan pendengaran, atau dua gangguan terjadi. Gangguan ini bisa mengakibatkan masalah-masalah dalam berkomunikasi. Masalah-masalah komunikasi yang harus dipahami oleh perawat pada saat berkomunikasi dengan pasien gangguan wicara / pendengaran.• Kesulitanmengungkapkanpendapat/perasaan• Kesulitanmemahamipembicaraan• Kesalahanpesepsi• Kegagalanmenyampaianpesan/informasi• Pengulangankata-katasecaratidaktepat• Kesalahanpenggunaankata-kata/kalimat• Tidakdikenalinyakata-katayangdiucapkanklienolehlawanbicara• Tidakjelasnyavokal,dllPada saat berkomunikasi dan berinteraksi dengan pasien / klien kebutuhan khusus karena gangguan wicara atau pendengaran, secara umum harus tetap memperhatikan sikap(kehadiran)secarafisikmaupunsecarapsikologis.Secarafisikharusberhadapandengan klien, mempertahankan kontak mata, membungkuk ke arah klien, menjabat tangan klien, mempertahankan sikap terbuka dan tetap rileks. Jangan frustrasi jika Anda sulit memahami komunikasi klien. Tetap rileks, sabar dan ikhlas Disamping itu Anda harus memperjelas vokal dengan gerakan mulut / bibir yang sesuai agar mudah dipahami klien, menggunakan bahasa isyarat yang mudah dipahami, dan memberikan sentuhan sedangkan Secara Psikologis harus bersikap ikhlas, menghargai, dan empati, serta sikap psikologis lain yang diperlukan dalam komunikasi.Strategi khusus dan teknik komunikasi yang dapat digunakan pada pasien kebutuhan khusus karena mengalami gangguan wicara dan pendengaran yaitu: Terimalah klien secara utuh, jadilah pendengar yang aktif, jadikan diri anda teman buat klien, pertahankan kontak mata, gunakan bahasa dan gerak tubuh yang sopan, kata-kata yang singkat dan jelas, serta lakukan Pengulangan pertanyaan sebelum dapat menjawab yang benar Dalam setiap aktivitas komunikasi termasuk pada pasien dengan gangguan wicara dan pendengaran harus melalui fase-fase mulai dari menyiapkan diri (pra orientasi), orientasi, kerja dan terminasi. Membuat Strategi Pelaksanaan (SP) Komunikasi sebelum berlatih interaksi dengan klien adalah hal yang penting karena dapat membantu perawat untuk berinteraksi secara efektif dengan klien.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Rangkuman

Page 26: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

23

Jelaskan kenapa berkomunikasi dengan klien yang mengalami gangguan wicara dan pendengaran dapat menyebabkan frustrasi?

Apa sajakah masalah-masalah komunikasi yang harus dipahami oleh perawat pada saat berkomunikasi dengan pasien gangguan wicara / pendengaran?

ApakahSikap(kehadiran)secarafisikyangharusdiperhatikanperawatsaatberkomunikasidengan klien dengan gangguan wicara atau pendengaran?

Apakah sikap Psikologis perawat saat berkomunikasi?

Apakah strategi khusus dan teknik komunikasi yang dapat digunakan pada pasien kebutuhan khusus karena mengalami gangguan wicara dan pendengaran?

1.

2.

3.

4.

5.

EvaluasiFormatif

Page 27: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

24

1.Lakukanlatihanuntukmempraktekkanpenggunaankomunikasiterapeutikpada pasien dengan gangguan wicara dan pendengaran2. Gunakan skenario pada SP komunikasi yang ada di kegiatan belajar 2 di atas dan berlatihlah secara bergantian dengan teman Anda.3. Mintalah teman Anda memberikan koreksi atas komunikasi Anda baik verbal maupun non verbal.

TugasTerstruktur

Page 28: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

25

Lakukanlatihansecaraterusmenerusuntukberkomunikasiterapeutikpada klien gangguan wicara atau pendengaran

Pahamilah komunikasi yang mereka gunakan

Gunakan tahap-tahap hubungan / komunikasi terapeutik dalam setiap interaksi

Diskusikan dengan teman setiap anda mengalami kesulitan.

1.

2.

3.

4.

TugasMandiri

Gambar : melakukan tugas

Page 29: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

26

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3 diharapkan Anda mampu menerapkan komunikasi terapeutik dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan perilaku.

KegiatanBelajar 3

Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Pasien dengan Gangguan Perilaku

Tujuan Pembelajaran Umum

Tujuan Pembelajaran Khusus

Berdasarkan tujuan pada kegiatan belajar 3 dalam modul 4 ini, maka berikut akan diuraikan secara berurutan tentang pengertian gangguan perilaku, karakteristik gangguan perilaku, masalah-masalah klien dengan gangguan perilaku, teknik dan strategi komunikasi pada klien gangguan komunikasi dan Penerapan komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan perilaku.

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3 diharapkan Anda dapat :

1. Menjelaskan gangguan perilaku2. Mengidentifikasigangguanperilakuyangmemerlukankebutuhankhusus3. Memahami masalah komunikasi pada pasien gangguan gangguan perilaku4. Memilih dan menggunakan teknik-teknik komunikasi terapeutik yang sesuai untuk pasien dengan gangguan perilaku5. Menerapkan Komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan perilaku

Gambar : gangguan perilaku

Pokok-pokok Materi

Page 30: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

27

UraianMateri

Dewasa ini Perkembangan Anak berkebutuhan Khusus seperti autisme dan hiperaktif semakin mengkhawatirkan mengingat sampai saat ini penyebab Autisme masih misterius. Krisis sosialisasi merupakan hal menonjol bagi anak penderita autis maupun hiperaktif. Jumlah anak Autis semakin besar. Mulai tahun 90 –an jumlah anak yang mengalami gangguan autis semakin meningkat dan ini tentunya memerlukan perhatian khusus dari kita semua. Autisme dapat terjadi pada siapa saja, dengan perbandingan antara anak laki laki dan anak perempuan yang mengalami gangguan tersebut adalah 4 : 1.

Kata Autisme berasal dari bahasa Yunani “auto” berarti sendiri. Iatilah ini ditujukan pada seeorang yang menunjukkan gejala “hidup dalam dunianya sendiri”. Pada umumnya penderita Autisma mengacuhkan Gambar : Autis

Pernahkah Anda melihat seorang anak yang tidak bisa duduk diam, selalu bergerak, tidak bisa duduk tenang, memanjat, melempar, bahkan lari-lari ke jalan raya?

1. Definisi Gangguan Perilaku (Autis & Hiperaktif)

suara, penglihatan ataupun kejadian yang melibatkan mereka. Jika ada reaksi biasanya reaksi ini tidak sesuai dengan situasi atau malahan tidak ada reaksi sama sekali. Mereka menghindari atau tidak berespon terhadap kontak sosial (pandangan mata, sentuhan kasih sayang, bermain dengan anak lain dan sebagianya).

Itulah gangguan perilaku pada anak yang secara khusus harus mendapatkan perhatian khusus dan penangannan secara khusus.

Apakah yang harus dilakukan perawat jika kita menghadapi anak dengan gangguan perilaku?

Sebelum diuraikan tentang penerapan komunikasi terapeutik pada anak kebutuhan khusus karena gangguan perilaku, akan diuraikan lebih dulu tentang hal-hal terkait dengan gangguan perilakuautis/hiperaktifyaitudefinisi,karakteristikgangguanperilaku,memahamimasalahkomunikasi anak dengan gangguan komunikasi, dan teknik serta strategi komunikasi pada anak dengan gangguan perilaku.

Secara khusus gangguan perilaku yang akan di bahas dalam kegitan belajar ini adalah hiperaktif / autis karena mempunyai karakteristik yang hampir sama.

Page 31: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

28Autis (Autism/Autisme/Autisma) merupakan gangguan perkembangan neurobiologis yang berat, yang timbul dalam 3 (tiga) tahun pertama kehidupan anak. Gejala-gejala bisa terlihat sejak beberapa hari/minggu setelah bayi lahir, atau beberapa bulan kemudian setelah tahap-tahap perkembangan yang seharusnya ada tetapi tidak dicapai oleh batita yang bersangkutan. Ada juga anak-anak yang mula-mula perkembangannya tampak normal, tetapi kemudian terjadi kemunduran pada umur 18 bulan, yaitu berbagai kemampuan yang tadinya sudah ada tidak bisa berkembang dan kemudian menghilang.

Gambar : Hiperaktif

2. Karakteristik Gangguan Perilaku

Autis merupakan kelainan perilaku dimana penderita hanya tertarik pada aktivitas mentalnya sendiri dan tidak mampu membentuk hubungan sosial atau komunikasi

Sedangkan Hiperaktif adalah defisit perhatian yang ditandai dengan sikap kurangmemperhatikan, overaktif dan impulsif. Gambaran penting gangguan pemusatan perhatian adalah pola persisten tidak perhatian dan atau hiperaktivitas serta impulsivitas.

Gangguan perilaku, baik autis maupun hiperaktif sama-sama mempunyai ketidakmampuan dalam membentuk hubungan sosial dan berkomunikasi. Mereka memerlukan kebutuhan khusus untuk bisa berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain

Gangguan perilaku (autis) ditandai dengan tiga gejala utama, yaitu gangguan interaksi sosial, gangguan komunikasi, dan gangguan perilaku. Gangguan perilaku yang terjadi berupa kurangnya interaksi sosial, menghindari kontak mata, serta kesulitan dalam bahasa. Anak dengan autis menunjukkan gejala kesulitan berhubungan dengan orang lain, mengisolasi diri, perilaku yang tidak biasa dan cara berkomunikasi yang aneh

A. Autis

Page 32: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

29

MenurutPower(1989)karakteristikanakdenganautismeada6gangguanspesifikyangmulai tampak sejak lahir atau saat masih kecil; dan biasanya sebelum anak berusia 3 tahun dalam bidang:

Interaksi sosial, anak menunjukkan perilaku menolak / menghindar tatap muka. Tidak menoleh bila dipanggil, sehingga sering diduga tuli. Merasa tidak senang atau menolak dipeluk. Bila menginginkan sesuatu, menarik tangan orang yang terdekat dan berharap orang tersebut melakukan sesuatu untuknya.

Komunikasi (bahasa dan bicara), anak menggunakan bahasa tubuh dan hanya dapat berkomunikasi dalam waktu singkat. Menggunakan Kata-kata yang tidak dapat dimengerti orang lain (“bahasa planet”)

Perilaku-Emosi, senang kerapian, harus menempatkan barang tertentu pada tempatnya. Anak dapat terlihat hiperaktif misalnya bila masuk dalam rumah yang baru pertama kali ia datang, ia akan membuka semua pintu, berjalan kesana kemari, berlari-lari tak tentu arah. Mengulang suatu gerakan tertentu (menggerakkan tangannya seperti burung terbang). Ia juga sering menyakiti diri sendiri seperti memukul kepala atau membenturkan kepala di dinding. Dapat menjadi sangat hiperaktif atau sangat pasif (pendiam), duduk diam bengong dengan tatap mata kosong. Sangat menaruh perhatianpadasatubenda,ide,aktifitasataupunorang.Dapatsangatagresifkeoranglain atau dirinya sendiri. Anak dapat pula mengalami Gangguan tidur, gangguan makan dan gangguan perilaku lainnya. Gangguan perasaan dan emosi dapat pula dilihat dari perilaku tertawa-tawa sendiri, menangis atau marah tanpa sebab nyata. Marah tanpa alasan yang jelas dan sering ngamuk tak terkendali (temper tantrum), terutama bila tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkan bahkan bisa menjadi agresif, merusak. Tidak dapat berbagi perasaan (empati) dengan anak lain.

Gambar : interaksi pola bermain

1.

2.

3.

Pola Bermain, sangat monoton dan aneh misalnya menderetkan sabut menjadi satu deretan yang panjang, memutar ban pada mainan mobil dan mengamati dengan seksama dalam jangka waktu lama. Ada kelekatan dengan benda tertentu seperti, kertas, gambar, kartu atau guling, terus dipegang dibawa kemana saja dia pergi. Bila senangsatumainantidakmaumainanyalainnya.Lebihmenyukaibendayangkurangmenarik seperti, botol, gelang karet, baterai atau benda lainnya. Bermain tidak spontan dan tidak berimajinasi dengan baik. Tidak dapat meniru tindakan temannya dan tidak dapat memulai permainan yang bersifat pura-pura. Sering memperhatikan jari-jarinya sendiri, kipas angin yang berputar atau angin yang bergerak.

4.

Page 33: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

30

3. Masalah Komunikasi pada Anak dengan Gangguan Perilaku (Autis)

• Gelisahdantidakdapatdiamdansukaruntukdudukdiamwalaupun diperintahkan demikian.• Perhatianmudahteralihkandenganrangsanganyangsedikit.• Sukaruntukmenunggugilirandalampermainanatauketikabelajardikelas.• Langsungmenjawabpertanyaanyangbelumselesaidiucapkan.• Sukarmengikutiinstruksiyangberuntun• Sukarmenyimakdanmenyulitkandalampermainan.• Seringberalihdarisatuaktifitasyangbelumdiselesaikankeaktifitasyanglain.• Sukaruntukbermaindengantenang.• Seringmenyelapembicaraanoranglainataukegiatanoranglain.• Waktudiajakbicara,ekspresiwajahsepertiekspresitidaksedangmendengarkan.• Seringkehilanganbenda-bendapenting,misalalat-alatkeperluansekolah.• Banyakbicara.• Melakukankegiatan-kegaiatanyangberbahayatanpamemikirkanakibatnya.

a. Bayi Autistik menununjukkan adanya gangguan awal komunikasi dengan lingkungannya, antara lain:

Gangguan sensorik dan motorik, Gangguan dalam persepsi sensori meliputi perasaan sensitif terhadap cahaya, pendengaran, sentuhan, penciuman dan rasa (lidah) dari mulai ringan sampai berat. Menggigit, menjilat atau mencium mainan atau benda apa saja. Bila mendengar suara keras, menutup telinga. Menangis setiap dicuci rambutnya, merasa tidak nyaman bila diberi pakaian tertentu, tidak menyukai rabaan atau pelukan, bila digendong sering merosot atau melepaskan diri dari pelukan

Perkembangan terlambat atau tidak normal, hal ini terjadi karena anak mengalami gangguan kognitif dan hidup dengan dunianya sendiri sehingga stimulus eksternal sebagai fasilitas untuk pengembangan diri tidak bisa dimanfaatkan dengan baik.

5.

6.

b. Hiperaktif

• Tidakberesponterhadappenglihatan/suaradarioranglain• Tidakadasenyumsosial• TidakadaperasaansenangbilaberadadidekatIbunya• Tidakmauberusahamenggapaiseseorangsecarafisik• Tidakadareaksiterhadaporanglain,perilakubayiiniseringdisalahartikan sebagai “bayi yang penurut”

Pada usia yang agak besar, maka anak tidak ada kegiatan berimajinasi, suara abnormal (volume nada) dan isi pembicaraan sering terbalik, adanya echolalia serta menggunakan bahasanya sendiri.

Pengenalan dini tidak berkembangnya komunikasi bayi diawal kehidupannya penting bagi perawatsebagaisalahsatucaraidentifikasidinigangguanperilaku

(autis atau hiperaktif).

Page 34: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

31Gambar : World auisem awarned day

b. Gangguan dalam komunikasi verbal maupun nonverbal meliputi:

• Ketidakmampuanberbahasamengalamiketerlambatanatausamasekali tidak dapat berbicara. • Menggunakankata-katatanpamenghubungkannyadenganartiyang lazim digunakan. • Berkomunikasidenganmenggunakanbahasatubuhdanhanyadapat berkomunikasi dalam waktu singkat. • Kata-katayangtidakdapatdimengertioranglain(“bahasaplanet”).• Tidakmengertiatautidakmenggunakankata-katadalamkonteksyangsesuai.• Ekolalia(meniruataumembeo),menirukankata,kalimatataulagutanpa tahu artinya. Bicaranya monoton seperti robot. • Bicarasendiridanmimikdatar.

4. Teknik dan Strategi Komunikasi pada Anak dengan Gangguan Perilaku (Autis / hiperaktif).

Adanyagangguanspesifikpadakemampuaninteraksidankomunikasipadaanakautisatau hiperatif, memerlukan kemampuan perawat untuk memilih dan menggunakan strategi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan anak dengan kebutuhan khusus (autis atau hiperatif). Perawat, orang tua atau orang dewasa lain harus menunjukkan kesabaran yang tinggi waktu berkomunikasi dan berinteraksi. Teknik komunikasi terapeutik apa sajakah yang efektif digunakan pada anak dengan kebutuhan khusus karena autis atau hiperaktif?

Komunikasi dengan anak yang mengalami kerusakan hubungan sosial atau kerusakan komunikasi verbal karena autis atau hiperatif, perlu selektif dalam memilih teknik karena ada hal-hal yang tidak disenangi anak. Komunikasi bisa dilakukan secara verbal maupun non verbal. Pada prinsipnya komunikasi yang dilakukan bertujuan untuk mempertahankan kenyamanan dan keselamatan klien, serta menjaga interaksi dan memperbaiki kerusakan komunikasi.

Page 35: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

32• Ketidakmampuanberbahasamengalamiketerlambatanatausamasekali tidak dapat berbicara. • Menggunakankata-katatanpamenghubungkannyadenganartiyang lazim digunakan. • Berkomunikasidenganmenggunakanbahasatubuhdanhanyadapat berkomunikasi dalam waktu singkat. • Kata-katayangtidakdapatdimengertioranglain(“bahasaplanet”).• Tidakmengertiatautidakmenggunakankata-katadalamkonteksyangsesuai.• Ekolalia(meniruataumembeo),menirukankata,kalimatataulagutanpa tahu artinya. Bicaranya monoton seperti robot. • Bicarasendiridanmimikdatar.

Komunikasi Non Verbal (Bahasa Tubuh) dan sikap:

• Pertanyaansederhanaatautertutup,karenaanak/kliensangattidakkoorperatif• Mengulangpembicaraanyangkurangjelas• Memperjelasungkapverbalanak• Janganberbicarasambilberjalan.• Bicarasingkatdanjelassesuaikemampuanmenerimaanak• Memfokuskan,dllyangsesuaidengankondisianak

Komunikasi Verbal dan teknik komunikasi yang digunakan

5. Penerapan Strategi Komunikasi Terapeutik pada Anak dengan Gangguan Perilaku (Autis)

Berikut Contoh penerapan Strategi komunikasi pada pasien yang mengalami gangguan kebutuhan khusus (gangguan wicara dan pendengaran)

Ilustrasi kasus :

Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun diantar ibunya ke rumah sakit untuk konsultasi karena mencurigai adanya gangguan perilaku pada anak. Menurut ibu, anaknya tidak bisa duduk diam, sering lari-lari ke jalan raya, memanjat tembok atau pohon tanpa rasa khawatir, dan tampak selalu gelisah. Saat pengkajian tampak anak selalu gelisah / tidak bisa duduk diam, tidak ada kontak mata dan tidak respon dengan panggilan.

Contoh komunikasi :

Anda sebagai Perawat sudah siap untuk melakukan pertemuan dengan orang tua dan anak.Anda sudah tahupermasalahananakdanAnda telahmengidentifikasi diri akankekuatan dan kelemahan sendiri.

(Mahasiswa membuat SP Komunikasi sebelum interaksi)

Fase Pra Interaksi :

Page 36: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

33

• Tidakbisaduduktenangdanselalugelisah,tidakadakontakmatadantidak berrespon ketika dipanggil namanya.• Menurutibumya,anakseringmanjattembok,pohonataularikejalanraya.

Kondisi Klien:

1. Kerusakan komunikasi verbal2. Resikociderafisik

Diagnosis Keperawatan:

1. Meningkatkan kemampuan anak untuk mengenal komunikasinya2. Meningkatkankemampuanmengontrolperilakudanmencegahtrauma/ciderafisik

Rencana Keperawatan:

1. Mampu mengenal komunikasi2. Tidakterjadiciderafisik

Tujuan Asuhan Keperawatan:

Pelaksanaan (SP) Komunikasi:

P : Selamat pagi sayang, assalamu’alaikum (Mengulurkan tangan, mendekat pada anak dan duduk disampingnya)K : Respon klienP : Apa yang kamu rasakan sayang? (sambil memegang bahu anak) K : Respon klien P : Apa mau bermain dengan saya? . Mana yang kamu suka? (sambil menunjukkan pilihan permainan)K : Respon klien (memilih bermain ular tangga)P : Main di sini saja ya? K : Respon klien

Fase Orientasi : (salam terapeutik, evaluasi / validasi dan kontrak)

Fase Kerja (Tekait permaianan bersama yang dilakukan)

P : Mengamati perilaku anak bermain sambil mengajak bermain bersama ibunya.K : Respon klien terkait permainanP : Apa kamu senang permainannya?K : respon klienP :Lanjutkankalaukamusenang

Fase Terminasi :

P : Bagaimana perasaan kamu sekarang? (sambil memegang bahu anak) K : Respon klienP : Senang ya? K : Respon KlienP : Permainan mu sudah selesai ya, sekarang ayo duduk dekat ibu. Nanti dilanjutkan di rumah bersama ibu. Selamat siang. (meminta jabatan tangan dengan anak)K : Respon klien

Anak dengan kebutuhan khusus harus dipahami komunikasi dan kebutuhannya. Bantulah dia beradaptasi dan berikan perhatian khusus dengan penuh kesabaran dan keikhlasan

Page 37: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

34

Autis (Autism/Autisme/Autisma) merupakan gangguan perkembangan neurobiologis yang berat dimana individu tertarik pada aktivitas mentalnya sendiri, yang timbul dalam 3 (tiga) tahun pertama kehidupan anak, ditandai dengan gangguan interaksi, komunikasi dan perilaku.. Sedangkan hiperaktif adalah defisit perhatian yang ditandai dengansikap kurang memperhatikan, overaktif dan impulsif. Gambaran penting gangguan pemusatan perhatian adalah pola persisten tidak perhatian dan atau hiperaktivitas serta impulsivitas. Gangguan perilaku, baik autis maupun hiperaktif sama-sama mempunyai ketidakmampuan dalam membentuk hubungan sosial dan berkomunikasi. Mereka memerlukan kebutuhan khusus untuk bisa berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain

Karakteristik Gangguan Perilaku a. Autis Gangguan perilaku (autis) ditandai dengan tiga gejala utama, yaitu gangguan interaksi sosial, gangguan komunikasi, dan gangguan perilaku. Gangguan perilaku yang terjadi berupa kurangnya interaksi sosial, menghindari kontak mata, serta kesulitan dalam bahasa. Anak dengan autis menunjukkan gejala kesulitan berhubungan dengan orang lain, mengisolasi diri, perilaku yang tidak biasa dan cara berkomunikasi yang anehMenurutPower(1989)karakteristikanakdenganautismeada6gangguanspesifikyangmulai tampak sejak lahir atau saat masih kecil; dan biasanya sebelum anak berusia 3 tahun dalam bidang:Interaksi sosial, Komunikasi (bahasa dan bicara), Perilaku-Emosi, Pola Bermain, Gangguan sensorik dan motorik, dan Perkembangan terlambat atau tidak normal. b. Hiperaktif, karakteristik berfokus pada ketidakadaan perhatian / gangguan pemusatan perhatian dan komunikasi. Klien selalu bergerak dan tidak bisa diam.

Masalah Komunikasi pada Anak dengan Gangguan Perilaku (Autis)a. Bayi Autistik menununjukkan adanya gangguan awal komunikasi dengan lingkungannya, antara lain: • Tidakberesponterhadappenglihatan/suaradarioranglain• Tidakadasenyumsosial• TidakadaperasaansenangbilaberadadidekatIbunya• Tidakmauberusahamenggapaiseseorangsecarafisik• Tidakadareaksiterhadaporanglain,perilakubayiiniseringdisalahartikan sebagai “bayi yang penurut” b. Pada usia yang agak besar, maka anak tidak ada kegiatan berimajinasi, suara abnormal (volume nada) dan isi pembicaraan sering terbalik, adanya echolalia serta menggunakan bahasanya sendiri.

1.

2.

3.

Rangkuman

Page 38: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

35

c. Gangguan dalam komunikasi verbal maupun nonverbal meliputi:• Ketidakmampuanberbahasamenggunakankata-katatidaklazimdantidak dimengerti orang lain, menggunakan bahasa tubuh dan hanya dapat berkomunikasi dalam waktu singkat. • Ekolalia(meniruataumembeo),menirukankata,kalimatataulagutanpatahu artinya. Bicaranya monoton seperti robot. • Bicarasendiridanmimikdatar.

Adanyagangguanspesifikpadakemampuaninteraksidankomunikasipadaanakautisatau hiperatif, memerlukan kemampuan perawat untuk memilih dan menggunakan strategi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan anak dengan kebutuhan khusus (autis atau hiperatif). Perawat, orang tua atau orang dewasa lain harus menunjukkan kesabaran yang tinggi waktu berkomunikasi dan berinteraksi. Perlu selektif dalam memilih teknik karena ada hal-hal yang tidak disenangi anak. Komunikasi bisa dilakukan secara verbal maupun non verbal. Pada prinsipnya komunikasi yang dilakukan bertujuan untuk mempertahankan kenyamanan dan keselamatan klien, serta menjaga interaksi dan memperbaiki kerusakan komunikasi.

Penerapan Strategi Komunikasi Terapeutik pada Anak dengan Gangguan Perilaku (Autis)Penggunaan strategi komunikasi dan teknik-teknik komunikasi terapeutik dalam berinteraksi dengan klien. Perawat harus selalu menyiapkan diri sebelum berinteraksi denganStrategikomunikasispesifiksesuaimasalahdankondisiklien.

4.

5.

Page 39: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

36

Identifikasigangguanperilakuanakdenganautis

Identifikasigangguanperilakuanakdenganhiperaktif

Seorang Anak usia 6 tahun, saat ini sudah sekolah kelas 1 SD. Menurut guru sekolahnya, bila di kelas anak banyak bicara (talk excessively), tidak perhatian bila guru menerangkan, Jika waktu istirahat, Robert sering memanjat tembok sekolah,dan lari lari ke jalan raya. Jika ditegur oleh guru, biasanya Robert akan tampak merasa kesal , menendang kursi, melempar tas dan memporakporandakan isinya. a. Identifikasiperilakuterkaitdengangangguankomunikasipadaanakb. Identifikasiperilakuterkaitgangguanpsikomotor

Berdasarkan ilustrasi kasus pada soal no 3 di atas, Apakah Diagnosa keperawatan yang tepat pada anak tersebut?A. ResikociderafisikB. Gangguan motorik C. Gangguan konsep diri D. Koping individu tidak efektifE. Ketidakmampuan mengontrol perilaku

Saat interaksi dengan anak dengan hiperaktif perawat berkata: „bagaimana perasaanmu saat ini? Saya lihat kamu gelisah, ada yang bisa saya bantu?Apakah fase komunikasi yang sedang terjadi pada kasus di atas?A. Fase perkenalanB. Fase Pra interaksiC. Fase orientasiD. Fase kerjaE. Fase Terminasi

1.

2.

3.

4.

5.

EvaluasiFormatif

Page 40: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

37

1. Carilah kasus autis2. Identifikasigangguanperilakuyangterjadi3. Buatlah ilustrasi kasus anak dengan autis4. Buatlah SP Komunikasi sesuai dengan fase-fase orientasi. Kerja dan terminasi.5. Diskusikan dengan teman Anda dan Konsultasikan SP komunikasi yang Anda buat kepada fasilitator / tutor jika mengalami kesulitan.6. Selanjutnya lakukan role play (bermain peran) dengan teman Anda untuk menerapkan teknik-teknik komunikasi sesuai SP komunikasi yang telah Anda buat.7. Mintalah tutor Anda memberikan penilaian terhadap penampilan Anda dalam bermain peran dalam perawatan anak autis.

TugasTerstruktur

Kondisi Klien :

Diagnosis Keperawatan :

Tujuan Keperawatan :

SP Komunikasi :

Fase Orientasi :…………………………………………………………………………………………………………………..…………………………………………………………………………………………………………………..

Fase Kerja : …………………………………………………………………………………………………………………..…………………………………………………………………………………………………………………..…………………………………………………………………………………………………………………..

Fase Terminasi :Evaluasi subyektif dan obyektif …………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………...………………………………………………………………………………………………………………………...

Rencana tidak lanjut ...................…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...………………………………………………………………………………………………………………………...

Kontrak yang akan datang .........…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...………………………………………………………………………………………………………………………...

STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI

Page 41: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

38TugasMandiri

Buat rangkuman singkat terkait kegiatan belajar 1 didalam buku Anda

Untuk menambah pemahaman diskusikan dengan rekan sejawat Anda hasil membaca Anda dalam mengenal karakteristik gangguan perilaku.

1.

2.

Page 42: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

39

Buat Strategi Pelaksanaan (SP) Komunikasi dalam rangka pengkajian data keperawatan dengan format yang telah disediakan.

Diskusikan dengan teman Anda dan Konsultasikan SP komunikasi yang Anda buat kepada fasilitator / tutor jika mengalami kesulitan.

Lakukanroleplay(bermainperan)dengantemanAndauntukmenerapkanteknik-teknikdan sikap komunikasi terapeutik secara bergantian.

Mintalah teman / tutor Anda memberikan penilaian terhadap penampilan Anda dalam bermain peran konseling dalam keperawatan.

1.

2.

3.

4.

Tugas akhir terstruktur

Seorang anak berusia 5 tahun dibawa orang tua ke RS karena menunjukkan gejala perilaku yang aneh. Menurut ibu anak asyik dengan “dunia” nya sendiri, tidak ada interaksi dan komunikasi dengan orang lain dan lingkungannya. Anak lebih senang main sendiri daripana bersama teman sebayanya.

Page 43: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

40

Tugas AkhirMandiri

Lakukanlatihanterusmenerusuntukmengamatigangguanperilakuanak autis dan hiperaktif serta catat dalam buku tugas Anda

Lakukanlatihankomunikasiuntukmenggalimasalahkliendanmembantumengatasigangguan perilaku yang terjadi. Sebelumnya buat lebih dulu SP Komunikasi sesuai format.

1.

2.

Page 44: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

41

A. Bagaimana perasaan kamu sekarang? (sambil memegang bahu anak) B. Saya lihat kamu tampak bersedih, Apa yang membuatmu bersedih? C. Kamu tidak perlu bersedih lagi karena sekarang saya menjadi sahabatmuD. Saya akan kembali lagi untuk bermain bersama kamuE. Jelaskan kepada saya kenapa kamu menyendiri dan menangis

Bagaimanakah respon komunikasi verbal selanjutnya yang harus dilakukan perawat?

5.

A. Fase pra OrientasiB. Fase orientasiC. Fase interaksiD. Fase kerjaE. Fase terminasi

Dody adalah anak laki-laki berusia 2 tahun dan masih belum bisa berbicara. Dia dapat mengatakan beberapa kata, namun dibandingkan teman sebayanya dia jauh ketinggalan. Berikut komunikasi antara orang tua anak kepada perawat, Orang tua anak :“Banyak orang tua ragu untuk mencari bantuan karena mereka yakin bahwa anaknya kelak akan bisa berbicara. Sayapun demikian, saya yakin anak saya normal” Perawat : Mendengarkan sambil memperhatian

Pada fase apakah proses komunikasi yang terjadi antara orang tua dan perawat?

6.

A. KemarahanB. HiperaktifC. AutistikD. Gangguan emosiE. Perilaku tidak efektif

Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun dibawa ibunya untuk konsultasi di Poli jiwa karena menunjukkan perilaku sering marah-marah. Jika dia merasa kesal maka akan menendang, melempar barang-barang yang ada disekitarnya. Anak suka menantang dan tiba-tiba lari dan manjat tembok.

Apakah gangguan perilaku yang terjadi pada anak sehingga termasuk anak dgn kebutuhan khusus?

7.

A. Fase pra OrientasiB. Fase orientasiC. Fase interaksiD. Fase kerjaE. Fase terminasi

Seorang anak berusia 7 tahun diantar ibunya ke RS karena menurut ibu, anaknya tidak bisa duduk diam, sering lari-lari ke jalan raya, memanjat tembok atau pohon tanpa rasa khawatir, dan tampak selalu gelisah. Apakah Diagnosa keperawatan yang tepat pada anak tersebut?

8.

A. Bicara dengan bahasa tubuhB. Komunikasi dalam waktu yang singkatC. Berlari-lari tidak tentuD. Menghindar tatap mukaE. Senang dengan mainnya sendiri

Manakah Berikut ini yang merupakan karakteristik anak autis pada aspek gangguan interaksi:

Page 45: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

42Test Akhir Modul

Data obyektif yang menunjukkan bahwa anak mengalami masalah psikologis adalah:

A. Mata berkaca-kacaB. Tidak bisa bicara normalC. Gangguan fungsi pendengaranD. Merasa tertekanE. Sering diolok-olok teman

Seorang anak perempuan usia 10 tahun, tampak duduk menyendiri dan terpisah dari teman-teman sebayanya. Diketahui bahwa anak tersebut mengalami kesulitan bicara (gagap) dan fungsi pendengaran yang tidak normal. Anak seperti tertekan, tampak mata berkaca-kaca seperti mau menangis. Anak tersebut sering diolok-olok temannya karena tidak bisa berbicara secara normal.

1.

A. Gangguan alam perasaan B. Gangguan interaksi sosialC. Perasaan berdukaD. Gangguan pendengaranE. Gangguan bicara

Berdasarkan kasus no 1 di atas, apakah masalah keperawatan yang terjadi pada anak pada kasus di atas?

2.

P : Saya akan mengajak kamu bermain. Permainan apa yang kamu suka? .K : Respon klien (memilih bermain ular tangga)P : Kamu mau main dimana? K : Respon klien (disini)

Seorang perawat sedang melakukan komunikasi dengan anak kebutuhan khusus. Berikut gambaran proses komunikasi yang dilakukan perawat dengan anak tersebut:

3.

A. Melakukan kontrakB. Evaluasi obyektifC. Evaluasi subyektifD. Penjelasan pada fase kerjaE. Rencana tindak lanjut

Apakah aktivitas komunikasi yang dilakukan perawat berdasarkan dialog tersebut?

4.

P : Kamu harus yakin bahwa kamu mempunyai kepandaian yang dapat kamu banggakan dihadapan teman-temanmu. (Perawat terus menerus membesarkan hati klien, mengajak dia bicara, menerima apa adanya dan bersahabat dengan klien)K : respon klienP : Terimakasih, kamu adalah teman yang menyenangkan buat saya

Seorang perawat sedang melakukan tindakan untuk meningkatkan harga diri anak dengan kebutuhan khusus. Sambil mengajak bermain anak, perawat menggali kelebihannya sebagai potensi yang dapat dikembangkan.

Page 46: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

43

9.

A. Gangguan persepsiB. Gangguan pola bermainC. Gangguan komuniksiD. Gangguan sensorik –motorikE. Gangguan perilaku emosi

Seorang laki-laki 6 tahun mengalai gangguan perilaku suka marah-marah tanpa sebab dan ngamuk tanpa terkendali terutama jika keinginannya tidak terpenuhi.Pada aspek apakah gangguan perilaku yang terjadi pada anak tersebut:

10.

A. Pra orientasiB. InteraksiC. OrientasiD. KerjaE. Terminasi

Seorang anak laki-laki 5 tahun, nampak duduk sendiri sambil memainkan jari-jarinya. Kadang-kadang mengamati suatu benda dalam waktu lama. Waktu dipanggilnamanya, anak tidak berespon dan tampak asyik dengan kesendiriannya. Perawat duduk disamping anak, memagang pundak sambil bertanya “namamu siapa? Halo… selamat pagi …. Namamu siapa? Saya ibu Tri, Boleh saya ikut bermain disini?Apakah fase komunikasi dalam proses hubungan terapeutik di atas?

11.

1. Duduk di samping anak2. Memberi salam3. Memegang pundak anak4. Bertanya tentang nama

Manakahsikapfisikterapeutikperawatyangdilakukansaatberinteraksiberdasarkankasus soal no: 10 di atas?

12.

1. Menggunakan kata-kata sederhana2. Meningkatkan orientasi3. Mengulang4. Memaksa

Saat berinteraksi dengan anak dengan kebutuhan khusus karena gangguan perilaku, perawat melakukan komunikasi “Halo… selamat pagi …. Namamu siapa? Saya ibu Tri, Boleh saya ikut bermain disini? Halo….. selamat pagi…… namamu siapa? ….. Bu Tri akan main dengan kamu disini…Strategi komunikasi yang digunakan oleh perawat

13.

A. “Dimana kita akan bermain?”B. “Mainanmu bagus, kamu suka?”C. “Setelah ini, Saya akan tunjukkan mainan yang lain.D. “Berapa lama kita akan bermain?”E. “Siapa namamu, dari tadi belum menjawab”

Seorang perawat telah berhasil membina hubungan saling percaya dengan klien anak yang mengalami autis dan saat ini telah masuk fase kerja. Manakah komunikasi yang tepat menggambarkan fase kerja perawat?

14.

A. Menanyakan kenapa marahB. Memberi kesempatan anak untuk mengekspresikan marahnyaC. Memberi nasehat untuk tidak marahD. Memeluk anakE. Menjaga kontak mata

Manakahberikut ini yangmerupakan sikapfisik yangharusdipertahankanpadasaat anak menunjukkan kemarahan?

Page 47: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

4415.

A. Bermain mataB. Menerima secara terbukaC. Rileks dan tenangD. Melindungi anak supaya amanE. Suara lembut

Bahasa tubuh yang harus dihindari perawat saat berinteraksi dengan anak autis adalah:

Page 48: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

45

Acuan Pustaka

1. Chitty(1997).ProfessionalNursingPractice.St.Louis:Mosby

2. Dani Vardiansyah. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor. Ghalia Indonesia

3. Kozier&Erb(1999)FundamentalofNursing:Conceptandpractice.St.Louis

4. Taylor,C;Lillis,C&LeMone,P.(1989).Fundamentalofnursing:Theartandscienceof nursingcare.Philadelphia:J.B.Lippincott.

5. Stuard,GW&Laraia,M.L.(1998).Principleandpracticeofpsychiatricnursing.Mosby yearbook6thedition.St.Louis:Mosby

6. http://miftah88tea.wordpress.com/macam-macam-gangguan-komunikasi-pada-anak- berkebutuhan-khusus/ Posted on October 21, 2011 by jlc

7. http://infowanitakarir.blogspot.com/2011/04/cara-berkomunikasi-dengan-anak.html

8. http://dannyprijadi.wordpress.com/2009/01/19/gangguan-komunikasi-pada-anak/

9. http://teguhsubianto.blogspot.com/2009/10/komunikasi-pada-anak.html

10. http://www.infoautis.com/index.php

11. http://www.resep.web.id/kesehatan/gangguan-autis-pada-anak.htm

Page 49: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

46

Selamat Anda telah menyelesaikan Modul 4 Pembelajaran Komunikasi dalam Keperawatan dengan baik dan tepat waktu. Modul 4 berjudul Penerapan Komunikasi Pada Pasien dengan Kebutuhan Khusus ini dibagi dalam tiga kegiatan belajar, yaitu (1) Konsep Komunikasi Terapeutik Pada Pasien dengan Kebutuhan Khusus, (2) Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Pasien dengan Gangguan Penginderaan, dan (3) Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Pasien Gangguan Perilaku.

Pastikan bahwa Anda telah memahami Bagaimana penerapan komunikasi terapeutik pada keadaan khusus tersebut dengan baik. Hal ini penting karena perlu kemampuan dan pengetahuan khusus perawat dalam menangani pasien-pasien dengan kebutuhan khusus. Untuk itu pastikan bahwa Anda telah menyelesaikan tugas-tugas dan mendemonstrasikan latihan-latihan yang diminta. Kami berharap pemahaman dan kemampuan Anda dalam mendemonstrasikan ketrampilan komunikasi pada pasien dengan kebutuhan khusus, dapat membantu Anda untuk berkomunikasi secara efektif saat melaksanakan tugas-tugas Anda sebagai perawat pada saat Anda merawat dengan pasien dengan kebutuhan khusus.

AndadianggapBERHASILdalammempelajarimodulinijikamampumenyelesaikantest akhir yang terdapat pada bagian akhir modul ini dengan nilai lebih besar atau sama dengan 70 %. Jika Anda mengalami kesulitan dalam mempelajari modul 3 ini, atau ada bagian-bagian yang belum Anda pahami, mintalah bantuan pada fasilitator / tutor untuk membantu.

Dengan Anda telah menyelesaikan test akhir modul, berarti Anda telah selesai mempelajari modul ini. Berlatihlah terus untuk menerapkan komunikasi terapeutik dalam setiap aktivitas keperawatan dan dalam menangani pasien-pasien dengan kebutuhan khusus……………….. sukses untuk Anda.

SALAMHANGAT&SEMOGABERHASIL

Penutup

Page 50: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

47

Kunci Jawaban Test Formatif

Kegiatan Belajar 2

1. Berkomunikasi dengan klien yang mengalami gangguan wicara dan pendengaran dapat menyebabkan frustrasi karena membutuhkan waktu lama, harus diulang- ulang dan membutuhkan kesabaran yang tinggi karena sering terjadi salah penerimaan dan kegagalan komunikasi. Klien tidak paham dengan apayang kita bicarakan dan kita sulit memahami apa yang dikatakan klien.

2. Masalah-masalah komunikasi yang harus dipahami oleh perawat pada saat berkomunikasi dengan pasien gangguan wicara / pendengaran:a. Kesulitan mengungkapkan pendapat / perasaanb. Kesulitan memahami pembicaraanc. Kesalahan pesepsid. Kegagalan menyampaian pesan / informasie. Pengulangan kata-kata secara tidak tepatf. Kesalahan penggunaan kata-kata / kalimatg. Tidak dikenalinya kata-kata yang diucapkan klien oleh lawan bicarah. Tidak jelasnya vokal

Kegiatan Belajar 1

1. Anak dengan Kebutuhan khusus adalah kondisi dimana anak mempunyai keterbatasan atau kelainan tertentu yang memerlukan pemahaman dan perlakuan secara khusus. 2. Empat Bentuk gangguan komunikasi pada anak dengan kebutuhan khusus: gangguan bahasa, gangguan bicara, gangguan suara dan gangguan irama3. Dua bentuk gangguan bahasa secara umum adalah: keterlambatan dalam perkembangan bahasa dan afasia4. Afasia salah satu jenis kelainan bahasa yang disebabkan adanya kerusakan pada pusat- pusat bahasa di cortex cerebri5. Gangguan bicara adalah gangguan perilaku komunikasi yang ditandai dengan adanya kesalahan proses produksi bunyi bicara yang menyebabkan kesalahan artikulasi baik dalam titik artikulasinya maupun cara pengucapannya. 6. Jenis gangguan bicara disaudia, dislogia, disartria, displosia dan dislalia7. Gangguan Suara Yaitu salah satu jenis gangguan komunikasi karena adanya gangguan pada proses produksi suara, meliputi: gangguan nada, kelainan kualitas suara dan afonia. .8. Gangguan Irama Yaitu gangguan bicara dengan ditandai adanya ketidaklancaran pada saat berbicara, antara lain gagap dan ganguan kelancaran bicara.

Page 51: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

48

Kegiatan Belajar 3Gangguan perilaku anak dengan autis meliputi: adanya gangguan Interaksi sosial, Komunikasi (bahasa dan bicara), Perilaku-Emosi, Pola Bermain, Gangguan sensorik dan motorik, dan Perkembangan terlambat atau tidak normal.

1.

Gangguan perilaku anak dengan hiperaktif sikap kurang memperhatikan (gangguan perhatian), komunikasi, overaktif dan impulsif

2.

Jawaban Kasusa. Gangguan komunikasi: banyak bicarab. Gangguan psikomotor: sering memanjat tembok, lari-lari, menendang, melempar tas.

3.

A4.

C4.

3. Sikap(kehadiran)secarafisikyangharusdiperhatikanperawatsaatberkomunikasi dengan klien dengan gangguan wicara atau pendengaran: berhadapan, kontak mata, memegang tangan klien 4. Sikap Psikologis perawat saat berkomunikasi: terbuka, ikhlas, menghargai

7. Strategi khusus dan teknik komunikasi yang dapat digunakan pada pasien kebutuhan khusus karena mengalami gangguan wicara dan pendengaran antara lain: a. Terimalah klien secara utuhb. jadilah pendengar yang aktifc. jadikan diri anda teman buat kliend. pertahankan kontak matae. gunakan bahasa dan gerak tubuh yang sopanf. kata-kata yang singkat dan jelasg. lakukan Pengulangan pertanyaan sebelum dapat menjawab yang benar

Page 52: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

49

Kunci Jawaban Test Akhir Modul

NO JAWABAN NO JAWABAN1. A 11. B2. B 12. B3. A 13. B4. C 14. D5. D 15. A6. D7. A8. D9. E

10. C

Page 53: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

50Profil SingkatPenulis

TriAnjaswarni,S.Kp.M.Kep.,Lahir diMadiunJawaTimurpadatanggal19Mei1967.

Riwayat Pendidikan

Penulis lulus sebagai Ahli Madya Keperawatan dari Akademi Keperawatan Depkes Malang tahun 1989, melanjutkan kuliah dan lulus sebagai Sarjana Keperawatan dari Program Studi Ilmu mKeperawatan - Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran pada tahun 1998, selanjutnya kuliah dan lulus sebagai Magister Keperawatan dari Fakultas Keperawatan Universitas Indonesia pada tahun 2002.

Riwayat Pekerjaan dan Organisasi

Sejak lulus penulis mengabdikan diri pada almamater sendiri di Akademi Keperawatan Depkes Malang sampai tahun 2001 selanjutnya di Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang mulai 2001 sampai sekarang sebagai dosen. Pernah menjadi Kepala Urusan Akademik dan Kemahasiswaan Jurusan Keperawatan periode 2006 – 2009, Ketua Pengelola Program Unggulan Diploma III Keperawatan dan sebagai Kepala Sub Unit Penjaminan Mutu. Saat ini penulis menjadi Ketua Jurusan Keperawatan pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang periode 2010 – 2014. Sebagai dosen, bidang studi yang diajarkan adalah Komunikasi dalam Keperawatan, Etika Keperawatan, Manajemen dan Kepemimpinan Keperawatan, serta Keperawatan Jiwa. Penulis pernah mengajar di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang sampai tahun 2009 dan beberapa perguruan tinggi swasta di Jawa Timur. Dalam bidang organisasi, saat ini penulis sebagai sekretaris Himpunan Perawat Manajer Indonesia (HPMI) Jawa Timur dan Sekretaris Asosiasi Institusi Pendidikan Diploma III (APDiKI) Regional Jawa Timur.

Selain mengajar, saat ini penulis juga aktif menjadi narasumber / pembicara dan fasilitator pada kegiatan workshop atau pelatihan yang diselenggarakan oleh Badan Diklat, rumah sakit pemerintah maupun swasta, serta organisasi profesi bidang manajemen dan kepemimpinan keperawatan khususnya terkait dengan pengembangan dan penerapan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP). Penulis juga aktif melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dan penelitian bidang Keperawatan.

Produk modul yang pernah ditulis adalah modul tentang psikoloogi, Keperawatan Jiwa Anak dan Remaja, Manajemen dan Kepemimpinan Keperawatan, Komunikasi dalam Keperawatan dan Etika Keperawatan.

--- 000 ---

Page 54: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

51

DaftarGambar

http://dreamatico.com/data_images/sunset/sunset-2.jpg

https://drnusapurnawan.files.wordpress.com/2014/09/2014-01-26-14-04-43_deco.jpg

http://www.hilo.hawaii.edu/~csav/gallery/beautyL/SunsetL.jpg

h t t p : / / m e d i c a r t e o n c o l o g i a . c o m / w p - c o n t e n t / u p l o ads/2013/08/1370370755_515918060_1-Gambar-Penyalur-Baby-Sitter-Nanny-Governess-dan-Perawat-Lansia.jpg

http://4.bp.blogspot.com/-izs2GCssIhc/Tfom0dVy2FI/AAAAAAAAABo/qA_A_LfeJAM/s1600/communication.bmp

http://www.dadangkadarusman.com/wp-content/uploads/2014/11/comunica-tion-galleryhipcm.png

http://1.bp.blogspot.com/-CLkqNu__XFk/TeS_DEHCMWI/AAAAAAAAABg/8oWLPat-GZ60/s1600/Bian%2Bno.073.jpg

http://kesehatangizianak.com/wp-content/uploads/2014/04/perkembangan-anak2.jpg

http://www.orientacionandujar.es/wp-content/uploads/2013/05/r.jpg

https://4.bp.blogspot.com/-ntk_5KWrHQs/VGIeT9xfR_I/AAAAAAAAAAo/c5NpkKy-5fM0/s1600/Music%2BWallpaper%2B(35).jpg

h t t p s : / / l h3 . goog l euse r con ten t . com/ - eA l 2G JhDp1s /UWTw_Kv5oV I /AAAAAAAAAkE/3snQK3BXkck/s737/Nurse1+(1).jpg

http://3.bp.blogspot.com/-FpqptCWng0Y/U1KLUm6bpSI/AAAAAAAABIU/bt-fvBOvb1_Q/s1600/311.png

http://blogs.independent.co.uk/wp-content/uploads/2012/11/public-services.jpg

http://1.bp.blogspot.com/-R1qbpVrspZ4/Uu27QuFMqzI/AAAAAAAAA9s/czLCvW-ZczMw/s1600/20130616_124820.jpg

https://marianofaola.files.wordpress.com/2013/01/mental-health-insurance_xl.jpg

https://qeizhaza.files.wordpress.com/2013/03/brainwave.jpg

Page 55: Modul 4 komunikasi pasien kebutuhan khusus

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

52

Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama DenganAustralia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)

2015