modul 4 blok 6 3

7
Bahan yang mengandung flor 1. fungsi Mekanisme fluoride dalam menghambat karies - Mekanisme fisik-kimiawi, ion2 fluoride dilepaskan dr bhn restorasi bergabung dg kristal2 hidroksiapatit dr struktur gigi di dktnya utk membntk suatu struktur yg sdkt lbh thn thdp dekalsifikasi krn asm. Ion fluoride menggeser titik keseimbangan antara dimineralisasi dan remineralisasi ke arah remineralisasi. Fluoride bertindak sbg katalis utk asupan ion2 kalsium dan fosfat . Dibanding dg email yg sehat, email yg karies lbh porus. Porusitas ini yg memungkinkan penetrasi ion2 fluoride yg lbh besar. Jadi ion fluoride dlm konsentrasi rendah menunjang pembentukan kristal2 yg tahan asm dan mengurangi resiko perkembangan karies. - Mekanisme biologi, fluoride menghambat metabolisme karbohidrat melalui mikroflora dlm plak yg bersifat asam. Fluoride memasuki mikroorganisme dg perbedaan konsentrasi dan menumpuk dlm sel ketika pH diluar sel menurun. Pengankutan hidrogen ke dlm sel menjurus ke pemisahan ion2 H dan F dlm cairan intra seluler yg lbh basa,lalu ion2 fluoride mengakibatkan penghambatan enzim dan produksi asm mjd lbh lambat. Sementara itu fluoride meningkatkan permeabilitas sel dan dpt menyebar dg cpt keluar dr bakteri GIC 1. fungsi Sebagai Luting Agent Sebagai Luting Agents, GIC sangat membantu pemasangan crowns, jembatan, veneer dll. Menempelkan Alat Ortodontik Cekat Meskipun saat ini lebih banyak digunakan resin komposit untuk proses ini, tetapi GIC tetap memiliki keunggulan. GIC dapat melekat erat pada gigi karena interaksi ion Poliakrilat dan kristal hidroksiapatit pada gigi, sehingga tidak membutuhkan etsa asam Suatu tambahan yang bernilai untuk retensi dari sistem resin adalah teknik etsa atau demineralisasi email antara permukaan restorasi. Teknik tersebut sangat membantu restorasi kelas IV. Kadang-kadang restorasi kelas IV diubah dengan membuat bahu kecil atau chamfer pada email sejauh mungkin mengelilingi preparasi untuk mendapatkan email yang lebih luas bagi prosedur etsa. Ini adalah keadaan yang melibatkan fraktur insisal, dimana retensi total dari bahan restorasi mungkin diperoleh menggunakan mekanisme etsa asam. Ada saatnya prosedur ini ditambahkan pada preparasi konvensional, untuk keberhasilan suatu restorasi. Keputusan untuk menggunakan etsa asam saja atau dalam kombinasi dengan preparasi didasarkan pada: 1. Lokasi dan ukuran pulpa. Ini dapat mengurangi kegunaan beberapa bentuk preparasi, dengan pengecualian preparasi yang terbatas pada email. 2. Terlibatnya daerah insisal atau oklusal. Etsa asam sendiri tidak akan mampu mendukung restorasi yang menjadi subyek tekanan pengunyahan. Etsa asam pada permukaan email sangat menguntungkan untuk retensi restorasi resin pada gigi anterior yang fraktur. Demikian juga, ini sangat menguntungkan pada jenis restorasi yang lain, misalnya kelas III dan kelas IV, sekalipun retensi hasil preparasi sendiri cukup adekuat pada keadaan tersebut. Bagaimanapun juga, system bonding dari resin yang lebih rapat terhadap email pada bagian tepi

Upload: kiidouble

Post on 18-Dec-2014

51 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul 4 Blok 6 3

Bahan yang mengandung flor

1. fungsi 

Mekanisme fluoride dalam menghambat

karies

- Mekanisme fisik-kimiawi, ion2 fluoride

dilepaskan dr bhn restorasi bergabung dg

kristal2 hidroksiapatit dr struktur gigi di dktnya

utk membntk suatu struktur yg sdkt lbh thn thdp

dekalsifikasi krn asm. Ion fluoride menggeser

titik keseimbangan antara dimineralisasi dan

remineralisasi ke arah remineralisasi. Fluoride

bertindak sbg katalis utk asupan ion2 kalsium

dan fosfat . Dibanding dg email yg sehat, email

yg karies lbh porus. Porusitas ini yg

memungkinkan penetrasi ion2 fluoride yg lbh

besar. Jadi ion fluoride dlm konsentrasi rendah

menunjang pembentukan kristal2 yg tahan asm

dan mengurangi resiko perkembangan karies.

- Mekanisme biologi, fluoride menghambat

metabolisme karbohidrat melalui mikroflora

dlm plak yg bersifat asam. Fluoride memasuki

mikroorganisme dg perbedaan konsentrasi dan

menumpuk dlm sel ketika pH diluar sel

menurun. Pengankutan hidrogen ke dlm sel

menjurus ke pemisahan ion2 H dan F dlm cairan

intra seluler yg lbh basa,lalu ion2 fluoride

mengakibatkan penghambatan enzim dan

produksi asm mjd lbh lambat. Sementara itu

fluoride meningkatkan permeabilitas sel dan dpt

menyebar dg cpt keluar dr bakteri

GIC

1. fungsi

Sebagai Luting Agent 

Sebagai Luting Agents, GIC sangat membantu pemasangan

crowns, jembatan, veneer dll. 

Menempelkan Alat Ortodontik Cekat 

Meskipun saat ini lebih banyak digunakan resin komposit

untuk proses ini, tetapi GIC tetap memiliki keunggulan.

GIC dapat melekat erat pada gigi karena interaksi ion

Poliakrilat dan kristal hidroksiapatit pada gigi, sehingga

tidak membutuhkan

etsa asam

Suatu tambahan yang bernilai untuk retensi dari

sistem resin adalah teknik etsa atau demineralisasi email

antara permukaan restorasi. Teknik tersebut sangat

membantu restorasi kelas IV. Kadang-kadang restorasi

kelas IV diubah dengan membuat bahu kecil atau chamfer

pada email sejauh mungkin mengelilingi preparasi untuk

mendapatkan email yang lebih luas bagi prosedur etsa. Ini

adalah keadaan yang melibatkan fraktur insisal, dimana

retensi total dari bahan restorasi mungkin diperoleh

menggunakan mekanisme etsa asam. Ada saatnya prosedur

ini ditambahkan pada preparasi konvensional, untuk

keberhasilan suatu restorasi.

Keputusan untuk menggunakan etsa asam saja atau

dalam kombinasi dengan preparasi didasarkan pada:

1. Lokasi dan ukuran pulpa. Ini dapat mengurangi

kegunaan beberapa bentuk preparasi, dengan

pengecualian preparasi yang terbatas pada

email.

2. Terlibatnya daerah insisal atau oklusal. Etsa asam

sendiri tidak akan mampu mendukung restorasi

yang menjadi subyek tekanan pengunyahan.

Etsa asam pada permukaan email sangat

menguntungkan untuk retensi restorasi resin pada gigi

anterior yang fraktur. Demikian juga, ini sangat

menguntungkan pada jenis restorasi yang lain, misalnya

kelas III dan kelas IV, sekalipun retensi hasil preparasi

sendiri cukup adekuat pada keadaan tersebut.

Bagaimanapun juga, system bonding dari resin yang lebih

rapat terhadap email pada bagian tepi mengurangi

kemungkinan pewarnaan dan kebocoran mikro di bagian

tepi, terlepas dari tipe resin yang digunakan.

Indikasi Etsa Asam

1. Mendukung restorasi posterior kelas I dan

kelas II.

2. Kelas III, tambahan pada retensi

konvensional.

3. Kelas IV, sudut insisal gigi anterior.

4. Fraktur email, terutama insisivus sentral

dan lateral atas.

5. Kelas V, di oklusal atau insisal email

sebagai tambahan retensi.

Etsa asam tidak akan berhasil jika bagian

email tidak cukup luas atau jika restorasi mendapat beban

tekanan oklusal yang berat. Jadi, banyak restorasi yang

besar pada insisivus bawah gagal bila etsa asam digunakan

sebagai retensi utama. Dalam preparasi resin dengan retensi

yang meragukan, pin sebaiknya ditambahkan sebagai

pendukung.

Penggunaan Etsa Asam

Perindungan Dentin dan Pulpa.

Sebelum aplikasi etsa asam atau penematan

restorasi resin, dentin harus dilindungi dengan memberikan

pelapik. Bila pelapik tidak diberikan,asam yang berfungsi

sebagai etsa atau resin akan menyebabkan iritasi terhadap

Page 2: Modul 4 Blok 6 3

pulpa. Vernis umumnya tidak digunakan sebagai pelapik

karena bagian monomer resin dapat melarutkan vernis,

yang menghilangkan barier pelilndung. Juga bahan pelarut

pada vernis mengganggu pengerasan resin.

Basis kalsium hidroksida adalah pilihan pelapik

yang dianjurkan. Bahan diaplikasikan sebagai suatu lapisan

tipis di bawah resin. Dalam teknik etsa asam, asam fosfat

dapat melarutkan sebagian pelapik kalsium hidroksida,

mengharuskan dilakukan penambahan atau aplikasi ulang

dari bahan pelapik. Bahan baru seperti monomer kaca yang

diaktifkan sinar lebih disukai untuk pelapik karena bahan

ini melekat pada dentin dengan amat baik. Retensi

preparasi harus diperiksa dan bahan pelapik yang mungkin

telah menembus daerah tersebut dibuang.

. Di samping itu, efek antikariogenik yang dimilikinya tetap

menjadi nilai tambah. 

Perawatan Fissure Sealants 

Untuk keperluan ini, bubuk GIC dicampurkan dengan

likuidnya dimana likuid lebih banyak. Dengan demikian,

GIC bisa masuk ke dalam celah pit dan fissure pada gigi

posterior. 

Sebagai Semen Dasar 

GIC memiliki berbagai keuntungan untuk digunakan dalam

tugas ini karena kemampuannya melekat pada dentin dan

email serta kemampuannya melepas fluoride yang tidak

saja mengatasi karies, tapi juga mencegah terjadinya karies

sekunder. Selain itu, bahan ini juga dapat merangsang

terbentuknya dentin sekunder. GIC dapat digunakan untuk

tambalan berbahan resin komposit maupun amalgam. 

Sebagai Adhesive Cavity Liners (Teknik Sandwich) 

Teknik ini menggunakan GIC yang diposisikan seolah

menggantikan dentin, dan komposit sebagai pengganti

email. Restorasi ini sebaiknya dilakukan dengan terencana

dan bukannya sekedar menutupi restorasi GIC yang buruk. 

ART (Atraumatic Restorative Treatment) 

ART adalah teknik perawatan karies pada gigi yang banyak

dilakukan di negara dunia ketiga dimana keberadaan tenaga

kesehatan gigi dan bahan-bahan terbatas, sementara

kebutuhan cukup tinggi. Teknik ini hanya menggunakan

instrumen sederhana seperti ekskavator untuk membuang

sebanyak mungkin jaringan karies. 

Restorasi Pada Gigi Susu 

Karena sifatnya yang melepaskan fluoride dan kebutuhan

preparasinya yang minimal, GIC menjadi salah satu pilihan

utama untuk restorasi pada gigi sulung. Restorasi pada gigi

anak-anak berbeda dengan pada gigi dewasa karena umur

gigi sulung yang terbatas dan daya kunyah yang ditahan

tidak sebesar gigi dewasa. Di awal 1977, diketahui bahwa

GIC memiliki keuntungan lain pada restorasi karena

kemampuannya melepaskan fluoride dan kemampuannya

menempel pada jaringan keras gigi dengan baik. Di

samping itu, dengan jangka waktu pengerjaan yang relatif

singkat, GIC akan sangat menguntungkan jika digunakan

pada restorasi gigi anak. Akan tetapi GIC tetap tidak

dianjurkan untuk gigi molar sulung. 

2. sifat : GIC melekat secara fisik dan kimia, baik pada

email maupun dentin.

Mengapa perlekatan pada email dan dentin berbeda? 

Email merupakan kristal yang sangat padat, 95 - 98%-

nya adalah mineral. Sedangkan dentin hanya

mengandung 75% mineral, selebihnya berupa serabut

kolagen yang lunak. Dentin pun tidak padat karena

mengandung puluhan ribu saluran mikro per mm2.

Secara mekanis perlekatan resin komposit pada pori-pori

email lebih kuat dibandingkan pada kolagen, yang

disebut ikatan hibrida, di permukaan dentin. Demikian

pula dengan GIC yang secara kimia melekat pada

mineral gigi yang lebih banyak dikandung oleh email

Karena sifatnya yang melekat secara kimiawi dengan

jaringan keras gigi dan melepaskan fluoride dalam

jangka waktu yang cukup lama, penggunaan GIC (Glass

Ionomer Cement) menjadi semakin luas.

Melekat pada permukaan gigi secara mekanis, yaitu

melalui pori-pori yang dibuat pada permukaan email

dengan cara dietsa. Cara lain adalah dengan perlekatan

hibrida pada permukaan dentin.

(1) kekerasan dan kekuatan yang baik sehingga dapat

dipakai untuk tambalan gigi anterior dan posterior

(2) ekspansi termis yang kecil

(3) daya larut dalam saliva sangat sedikit

(4) elastisitas kecil, dan

(5) dapat terjadi pengerutan

(6) adhesive

3. komposisi :

Bubuk 

Bubuk untuk GIC pada umumnya terdiri dari : 

• Silica 41.9% 

• Alumina 28.6% 

• Aluminium Fluoride 1.6% 

• Calcium Fluoride 15.7% 

• Sodium Fluoride 9.3% 

• Aluminium Phosphate 3.8% 

Likuid 

Cairan yang digunakan pada GIC adalah asam

poliakrilik dengan konsentrasi antara 40-50%. 

Glass ionomer cements, are materials made of

calcium, strontium aluminosilicate glass

powder (base) combined with a water-soluble

polymer (acid). When the components are

mixed together, they undergo a setting reaction

involving neutralization of the acid groups by

the powdered solid glass base. Because both

components are materials of wide chemical

Page 3: Modul 4 Blok 6 3

diversity, the range of glass – ionomer cements

is very wide indeed and the material has

considerable potential for further development.

4. kelebihan & kekurangan

k+ : perlekatan kuat n than lma

Perlekatan yang bagus dengan struktur gigi 

• Retensi cukup tinggi 

• Mampu melepaskan fluoride 

• Biokompatibel 

• Preparasi minimal dan waktu kerja yang

singkat. 

k- : tdk mmpu menerima tkanan kunyah yg besar

mudah abrasi,erosi,estetik rendah krn kurang

translusensi

Rapuh 

• Mudah larut dalam saliva 

• Kasar 

• Sensitif terhadap air pada saat setting time.

• Sensitive terhadap air selama fase pengerasan

• Beberapa produk melepaskan fluor yang lebih sedikit

dibandingkan GIC konvensional

• Radiopaque yang tidak menyertai walaupun

penambahan zat penambah radiodense seperti barium

dapat merubah radiodensitas.

• Kurang estetik dibandingkan komposit.

• Terbatas dlm merestorasi kavitas yg meluas ke dentin

• Dpt mengiritasi pulpa n terbentuk celah mikro

• Bila tdk ada sisa email yg mendukung maka potensi

bocor besar

5. manipulasi :

Manipulasi Glass Ionomer 

Teknik ART 

Prinsip kerja ART adalah menghilangkan jaringan karies

dengan hanya menggunakan instrumen tangan tanpa

pengeboran dan kemudian menambal kavitas dengan Glass

Ionomer. Indikasi ART adalah karies pada gigi vital yang

baru mencapai dentin, letak gigi memungkinkan masuknya

instrumen, serta tidak ada abses, fistel, dan sejenisnya. 

Isolasi gigi yang akan ditambal dengan cotton roll atau

rubber dam. Buka kavitas dengan ekskavator dari arah

oklusal menuju kavitas, dengan gerakan memutar buang

seluruh jaringan karies. Kemudian bersihkan kavitas

dengan cotton pellet. 

Proses selanjutnya adalah dentine conditioning dengan

cairan Glass Ionomer yang diencerkan. Teteskan 1 tetes

liquid Glass Ionomer di atas paper mixing pad, celupkan

satu cotton pellet ke dalam air kemudian peras, dengan

cotton pellet ini ambil tetesan liquid Glass Ionomer dan

aplikasikan pada kavitas 10-15 detik. Kemudian bersihkan

kavitas dengan 3 cotton pellet basah dan 3 cotton pellet

kering. 

Buat adukan Glass Ionomer yang sama warnanya dengan

warna gigi pasien sesuai petunjuk pabrik, setelah campuran

menyerupai chewing gum aplikasikan ke dalam kavitas

dengan bantuan Ash 49. 

Tekan tambalan dengan matriks yang sesuai kontur gigi,

kemudian oleskan cocoa butter atau varnish di atas

tambalan, biarkan 1-2 menit. 

Teknik Preparasi Biasa 

Lakukan preparasi pada kavitas hingga semua jaringan

karies terbuang. Proses selanjutnya adalah dentine

conditioning dengan cairan Glass Ionomer yang

diencerkan. Teteskan 1 tetes liquid Glass Ionomer di atas

paper mixing pad, celupkan satu cotton pellet ke dalam air

kemudian peras, dengan cotton pellet ini ambil tetesan

liquid Glass Ionomer dan aplikasikan pada kavitas 10-15

detik. Kemudian bersihkan kavitas dengan 3 cotton pellet

basah dan 3 cotton pellet kering. 

Buat adukan Glass Ionomer yang sama warnanya dengan

warna gigi pasien sesuai petunjuk pabrik, setelah campuran

menyerupai chewing gum aplikasikan ke dalam kavitas

dengan bantuan Ash 49. 

Tekan tambalan dengan matriks yang sesuai kontur gigi,

kemudian oleskan cocoa butter atau varnish di atas

tambalan, biarkan 1-2 menit.

6. klasifikasi :

KLASIFIKASI KIMIA 

GIC pada umumnya diklasifikasikan menjadi empat tipe

dasar: 

• Semen Ionomer Kaca Konvensional 

• Semen Ionomer Hybrid (juga disebut sebagai semen

ionomer kaca yang dimodifikasi resin yang dicured

secara kimia atau sinar atau Ionomer kaca dual-cured). 

• Semen ionomer kaca tri-cure. 

• Semen ionomer kaca yang diperkuat metal. 

* Resin komposit : Resin komposit merupakan p-

erkembangan dari resin akrilik yang merupakan salah satu

tambalan yang sewarna dengan gigi

1. fungsi

2. sifat : melekat pada permukaan gigi secara mekanis,

yaitu melalui pori-pori yang dibuat pada

permukaan email dengan cara dietsa.Cara lain

adalah dengan perlekatan hibrida pada permukaan

dentin.

: (1) kekerasan dan kekuatan yang baik sehingga

dapat dipakai untuk tambalan gigi anterior dan

posterior, (2) ekspansi termis yang kecil, (3) daya

larut dalam saliva sangat sedikit, (4) elastisitas

kecil, dan (5) dapat terjadi pengerutan 

3. komposisi :

1. Bahan Pengisi (Filler)

Dimasukkannya partikel pengisi ke dalam suatu matriks

secara nyata meningkatkan sifat bahan matriks bila partikel

pengisi benar-benar berikatan dengan matriks. Bila tidak,

partikel bahan pengisi dapat melemahkan bahan. Karena

Page 4: Modul 4 Blok 6 3

pentingnya bahan pengisi yang berikatan kuat, jelas terlihat

bahwa penggunaan bahan pengisi tambahan sangatlah

diperlukan untuk keberhasilan suatu bahan komposit.

Jumlah pengisi yang dapat dimasukkan ke dalam matriks

resin umumnya dipengaruhi oleh daerah permukaan

pengisi.

Bahan pengisi akan berfungsi mengurangi muai panas

dan meningkatkan ketahanan bahan terhadap abrasi. Bahan

pengisi anorganik yang digunakan adalah komponen

aluminium silikat dan glass sphere serta rod. Kekurangan

dari bahan-bahan ini adalah ikatan antara bahan pengisi dan

matriksnya yang memungkinkan partikel bahan pengisi

yang relatif besar terungkit sehingga terbentuk permukaan

yang selalu kasar.

2. Resin Matrix

Kebanyakan resin biasanya didasarkan pada oligomer

dimethacrylate (BIS-GMA) atau urethane dimethacrylate

(UDMA). BIS-GMA dan UDMA adalah cairan pekat

dengan ikatan molekuler monomer yang rendah

(dimethacrylate) ditambah untuk mengontrol konsistensi

pasta komposit. Kedua oligomer dan ikatan molekuler

monomer yang rendah digambarkan sebagai ikatan atom C

rangkap dua yang bereaksi untuk mengubah keduanya

menjadi polimer.

3. Silane Coupling Agent

Untuk mendapatkan sebuah ikatan yang bagus antara

inorganic filler dan resin matrix , diberikan silane pada

permukaan filler di mana silane memiliki kelompok yang

bereaksi dengan filler inorganik dan kelompok lain

bereaksi dengan matrix organik.

Bila ingin mendapatkan dan mempertahankan sifat

optimum dari komposit, partikel pengisi harus melekat

pada matriks resin. Ini akan menyebabkan matriks polimer

yang lebih plastis meneruskan stres ke partikel filler yang

lebih kaku. Ikatan antara kedua tahap komposit ini dibentuk

oleh coupling agent. Aplikasi coupling agent yang tepat

(biasanya berupa silane) dapat memperbaiki sifat fisik dan

mekanis serta memberikan stabilitas hidrolitik untuk

mencegah air berpenetrasi di antar permukaan resin-filler

4. kelebihan & kekurangan

k- : terbatas dlm merestorasi kavitas yg meluas ke

dentin,

dpt mengiritasi pulpa n terbentuk celah mikro

bila tdk ada sisa email yg mendukung maka potensi

bocor besar

5. manipulasi

6. klasifikasi :

Komposit dibagi 2 kelompok, microhybrid composite

dan microfilled composite. Microhybrid

composite mengandung campuran dari partikel filler

fine dan microfine dengan 84% berat merupakan

filler.Partikel- partikel filler microfine tepat di antara

partikel-partikel filler fine, menghasilkan total

konsentrasi filler 70% volume.

Microfilled composite mengandung microfine filler

dengan permukaan yang sangat luas. Hanya 35%-50%

volume dari partikel ini dapat digunakan beserta resin

matrix dan masih menghasilkan pasta yang

viskositasnya dapat diterima. Beberapa microfilled

composite menggunakan filler-filler yang partikel-

partikel polimer dikuatkan dengan partikel-partikel

microfine, yang kemudian dicampur dengan resin

matrix.

Resin komposit light cure memiliki sifat-sifat : (1)

polimerisasi sinar untuk bahan pasta dalam tube

agar terjadi pembentukan radikal bebas terdiri atas

molekul-molekul untuk foto inisiator dan aktifator

amine yang terdapat didalamnya, (2) pengerasan

akan terjadi jika bahan disinari dalam waktu 40-60

detik.

Keuntungan pemakaian resin kompositlight cure:

(1) waktu penyinaran yang cepat, (2) kedalaman

penyinaran dapat ditentukan, (3) waktu kerjanya

tidak terbatas, (4) mudah untuk dipolis, (5) tidak

mengalami diskolorisasi.

Perbedaan self cure dan light cure antara lain: (1)

pada resin self cure dengan bahan kimia tidak

dibutuhkan peralatan yahg rumit, sedangkan pada

light cure peralatannya rumit dan mahal, (2)

keuntungan dari waktu pengerasan light cure dapat

diatur oleh operator, (3) pada resin komposit light

cure tidak memerlukan pengadukan.

Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites –

PMC) – Bahan ini merupakan bahan komposit yang sering

digunakan disebut, Polimer Berpenguatan Serat (FRP –

Fibre Reinforced Polymers or Plastics) – bahan ini

menggunakan suatu polimer-berdasar resin sebagai

matriknya, dan suatu jenis serat seperti kaca, karbon dan

aramid (Kevlar) sebagai penguatannya. 

Komposit Matrik Logam (Metal Matrix Composites –

MMC) – ditemukan berkembang pada industri otomotif,

bahan ini menggunakan suatu logam seperti aluminium

sebagai matrik dan penguatnya dengan serat seperti silikon

karbida. 

Komposit Matrik Keramik (Ceramic Matrix Composites

– CMC) – digunakan pada lingkungan bertemperatur

sangat tinggi, bahan ini menggunakan keramik sebagai

matrik dan diperkuat dengan serat pendek, atau serabut-

serabut (whiskers) dimana terbuat dari silikon 

SEMEN POLY F (POLIKARBOKSILAT)

Page 5: Modul 4 Blok 6 3

Komposisi dan kimiawiSemen polikarboksilat adalah system bubuk-cair. Cairannya adalah larutan air dari asam poliakrilat atau kopolimer dari asam akrilik dengan asam karboksilat lain yang tidak jenuh, misalnya asam itakonik. Berat molekul dari poliasam berkisar antara 30.000 sampai 50.000. konsentrasi asam dapat bervariasi diantara satu semen dengan semen lainnya tetapi biasanya sekitar 40%.Komposisi dan prosedur pembuatan bubuknya mirip dengan semen seng fosfat. Bubuknya mengandung oksida seng dengan sejumlah oksida magnesium. Bubuk ini juga dapat mengandung sejumlah kecil stannous fluorida, yang mengubah waktu penngerasan dan memperbaiki sifat manipulasinya. Unsur ini merupakan bahan penambah yang penting karena juga meningkatkan kekuatan. Namun, fluorida yang dilepaskan dari semen ini lebih sedikit (15-20%) dari jumlah yang dilepaskan semen silikofosfat dan ionomer kaca. Reaksi pengerasan dari semen ini melibatkan pelarutan partikel oleh asam yang kemudian melepaskan ion-ion seng, magnesium, dan timah, yang menyatu ke rantai polimer melalui gugus karboksil. Ion-ion ini bereaksi dengan gugus karboksil dari rantai poliasam yang ada di dekatnya sehingga terbentuk garam ikatan silang ketika semen mengeras. Semen yang mengeras terdiri atas matriks gel tanpa bentuk di dalam yang tersebar partikel-partikel yang tidak bereaksi. Gambar struktur mikronya mirip dengan semen seng fosfat.Ikatan dengan struktur gigiSifat yang menonjol dari semen polikarboksilat adalah bahwa semen ini terikat secara kimiawi dengan struktur gigi. Mekanismenya belum dimengerti sepenuhnya, tetapi mungkin mirip dengan reaksi pengerasan. Komponen anorganik dan homogenitas email lebih besar daripada dentin. Jadi, kekuatan ikatan denngan email akan lebih besar daripada dengan dentin.

Sifat khas dari semen polikarboksilat1. Ketebalan lapisanKetika semen karboksilat diaduk pada rasio bubuk:cair yang benar, adonannya lebih kental daripada adukan semen seng fosfat. Namun, adukan polikarboksilat diklasifikasikan sebagai pseudoplastik dan mengalami pengenceran jika kecepatan pengolesannya ditingkatkan. Secara klinis, ini berarti bahwa tindakan pengadukan dan penempatan dengan getaran akan mengurangi kekentalan semen, dan prosedur ini menghasilkan lapisan dengan ketebalan 25 μm atau kurang.2. Waktu kerja dan pengerasan

Waktu kerja untuk semen polikarboksilat jauh lebih pendek daripada semen seng fosfat, yaitu sekitar 2,5 menit dibandingkan 5 menit untuk seng fosfat. Penurunan temperatur reaksi dapat meningkatkan waktu kerja yang diperlukan untuk sementasi jembatan cekat. Sayangnya, temperatur alas aduk yang dingin dapat menyebabkan asam poliakrilat mengental. Bertambahnya kekentalan membuat prosedur pengadukan menjadi lebih sulit. Dianjurkan bahwa hanya bubuk yang didinginkan di lemari pendingin sebelum pengadukan. Alasan dari prosedur ini adalah bahwa reaksi terjadi pada permukaan dan temperatur yang dingin memperlambat reaksi tanpa membuat cairan menjadi kental. Waktu pengerasan berkisar dari 6 sampai 9 menit, dan ini berada di kisaran yang bisa diterima untuk semen perekat.3. Sifat mekanisKekuatan kompresi dari semen polikarboksilat adalah sekitar 55Mpa, karena itu, dalam hal ini, semen ini lebih rendah daripada semen seng fosfat. Namun, kekuatan tarik garis tengahnya sedikit lebih tinggi. Semen polikarboksilat tidak sekaku semen seng fosfat. Modulus elastisitasnya kurang dari setengah dari semen seng fosfat. Selain itu, tidak serapuh semen seng fosfat. Jadi, lebih sulit untuk membuang kelebihan semen setelah mengeras.

4. Daya larutDaya larut semen di dalam ir memang rendah, tetapi jika terpajan asam-asam organik dengan pH 4,5 atau kurang, daya larutnya meningkat sangat besar. Selain itu, penurunan rasio bubuk:cairan akan meningkatkan daya larut dan kecepatan disintegrgasi secara nyata di dalam rongga mulut.5. Pertimbangan biologipH dari cairan semen adalah sekitar 1,7. meskipun demikian, cairan ini dapat dinetralkan dengnan cepat oleh bubuknya. Jadi, pH dari adukan naik dengan cepat ketika reaksi pengerasan berlangsung. Meskipun semen polikarboksilat pada aawalnya bersifat asam, produk ini hanya sedikit mengiritasi pulpa. Ukuran molekul asam polikarboksilat yang lebih besar dibandingkan molekul asam fosfor, membatasi penyebarannya melalui tubulus-tubulus dentin. Kecocokan biologis dengan pulpa merupakan faktor utama yang membuat sistem semen ini populer.