model problem based learning

11
Model Problem Based Learning (PBL) a. Pengertian Model PBL PBL merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBL kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan (Rusman, 2010:229). Menurut Arends (2008) Esensi PBL berupa menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada siswa, yang berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan. Barrows (2000) mengemukakan bahwa PBL adalah pendekatan untuk mengajar dan mengorganisasikan siswa untuk belajar. Ini diartikan sebagai proses pendidikan yang menyediakan pembelajar aktivitas pembelajaran yang mempunyai nilai dalam kehidupan nyata. Tujuannya adalah memberikan tantangan sebagai stimulus dan fokus untuk mengorganisasikan apa yang telah dipelajari untuk kemudian diingat kembali dan diaplikasikan pada pekerjaan di masa depan (Choo Ong & Borich, 2006). Pengertian lain diungkapkan Yeung, et al (2003) bahwa PBL adalah cara belajar yang mendorong siswa memahami materi lebih dalam dari pada cakupan dangkal, dan juga mengorientasi siswa pada masalah tidak hanya belajar mendapatkan pengetahuan dasar sementara tetapi juga mendapatkan pengalaman bagaimana

Upload: sultan-nawawi

Post on 18-Jan-2016

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Model Problem Based Learning

Model Problem Based Learning (PBL)

a. Pengertian Model PBL

PBL merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBL kemampuan berpikir

siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis,

sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan

kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan (Rusman, 2010:229). Menurut Arends

(2008) Esensi PBL berupa menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan

bermakna kepada siswa, yang berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan

penyelidikan.

Barrows (2000) mengemukakan bahwa PBL adalah pendekatan untuk mengajar dan

mengorganisasikan siswa untuk belajar. Ini diartikan sebagai proses pendidikan yang

menyediakan pembelajar aktivitas pembelajaran yang mempunyai nilai dalam kehidupan

nyata. Tujuannya adalah memberikan tantangan sebagai stimulus dan fokus untuk

mengorganisasikan apa yang telah dipelajari untuk kemudian diingat kembali dan

diaplikasikan pada pekerjaan di masa depan (Choo Ong & Borich, 2006).

Pengertian lain diungkapkan Yeung, et al (2003) bahwa PBL adalah cara belajar yang

mendorong siswa memahami materi lebih dalam dari pada cakupan dangkal, dan juga

mengorientasi siswa pada masalah tidak hanya belajar mendapatkan pengetahuan dasar

sementara tetapi juga mendapatkan pengalaman bagaimana menggunakan pengetahuan

mereka untuk memecahkan masalah dunia nyata (Bilgin, Senocak, & Sosbilir, 2009: 154).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan PBL merupakan model

pembelajaran inovatif yang melatih siswa bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil dan

berlatih memikirkan permasalahan yang relevan dengan kehidupan nyata.

Page 2: Model Problem Based Learning

b. Ciri-ciri Model PBL

Menurut Arends (1997: 157-158) PBL melibatkan presentasi situasi-situasi autentik

dan bermakna yang berfungsi sebagai landasan bagi investigasi oleh peserta didik. Model

PBL memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Permasalahan autentik

PBL mengorganisasikan masalah nyata yang penting secara sosial dan bermakna bagi

peserta didik. Peserta didik menghadapi berbagai situasi kehidupan nyata yang tidak

dapat diberi jawaban-jawaban sederhana.

2) Fokus interdisipliner

PBL menggunakan pendekatan interdisipliner. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik

belajar berpikir struktural dan belajar menggunakan berbagai perspektif keilmuan.

3) Investigasi autentik

Peserta didik diharuskan melakukan investigasi autentik yaitu berusaha menemukan

solusi riil. Peserta didik diharuskan menganalisis dan menetapkan masalahnya,

mengembangkan hipotesis dan membuat prediksi, mengumpulkan dan menganalisis

informasi, melaksanakan eksperimen, membuat inferensi, dan menarik kesimpulan.

Metode penelitian yang digunakan bergantung pada sifat masalah penelitian.

4) Produk

PBL menuntut peserta didik mengkonstruksikan produk sebagai hasil investigasi. Produk

bisa berupa paper yang dideskripsikan dan didemonstrasikan kepada orang lain.

5) Kolaborasi

Kolaborasi peserta didik dalam PBL mendorong penyelidikan dan dialog bersama untuk

mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan sosial.

Karakteristik PBL menurut Trianto (2011) adalah sebagai berikut: (1) permasalahan

menjadi starting point dalam belajar; (2) permasalahan yang diangkat adalah permasalahan

yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur; (3) permasalahan membutuhkan perspektif

ganda (multiple perspective); (4) permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh

siswa, sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar

dan bidang baru dalam belajar; (5) belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama; (6)

pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi sumber

informasi merupakan proses yang esensial dalam PBL; (7) belajar adalah kolaboratif,

Page 3: Model Problem Based Learning

komunikasi, dan kooperatif; (8) pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan

masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari

sebuah permasalahan; (9) keterbukaan proses dalam PBL meliputi sintesis dan integrasi dari

sebuah proses belajar; dan (10) PBL melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan

proses belajar.

c. Tahap Pelaksanaan Model PBL

John Dewey seorang ahli pendidikan berkebangsaan Amerika memaparkan 6 langkah

dalam pembelajaran berbasis masalah ini :

a. Merumuskan masalah. Guru membimbing peserta didik untuk menentukan masalah yang

akan dipecahkan dalam proses pembelajaran, walaupun sebenarnya guru telah

menetapkan masalah tersebut.

b. Menganalisis masalah. Langkah peserta didik meninjau masalah secara kritis dari

berbagai sudut pandang.

c. Merumuskan hipotesis. Langkah peserta didik merumuskan berbagai kemungkinan

pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.

d. Mengumpulkan data. Langkah peserta didik mencari dan menggambarkan berbagai

informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah.

e. Pengujian hipotesis. Langkah peserta didik dalam merumuskan dan mengambil

kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.

f. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah. Langkah peserta didik menggambarkan

rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan

kesimpulan.

Sedangkan menurut David Johnson & Johnson memaparkan 5 langkah melalui

kegiatan kelompok :

a. Mendefinisikan masalah. Merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang mengandung

konflik hingga peserta didik jelas dengan masalah yang dikaji. Dalam hal ini guru

meminta pendapat peserta didik tentang masalah yang sedang dikaji.

b. Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah.

c. Merumuskan alternatif strategi. Menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan melalui

diskusi kelas.

Page 4: Model Problem Based Learning

d. Menentukan & menerapkan strategi pilihan. Pengambilan keputusan tentang strategi

mana yang dilakukan.

e. Melakukan evaluasi. Baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil.

Tahap pelaksanaan model pembelajaran PBL dijelaskan dalam Tabel 1.1 berikut ini.

Tabel 1.1 Sintaks Model Pembelajaran PBL

Fase Deskripsi

Fase 1: Meriview dan menyajikan masalah

Guru mereview pengetahuan yang

dibutuhkan untuk memecahkan masalah dan

member siswa masalah spesifik dan konkret

untuk dipecahkan

Menarik perhatian siswa dan menarik mereka

ke dalam pelajaran

Secara informal menilai pengetahuan awal

Memberikan fokus konkret untuk pelajaran

Fase 2: Menyusun strategi

Siswa menyusun strategi untuk memecahkan

masalah dan guru memberi mereka umpan

balik soal strategi

Memastikan sebisa mungkin bahwa siswa

menggunakan pendekatan guna memecahkan

masalah

Fase 3: Menerapkan strategi

Siswa menerapkan strategi-strategi mereka

saat guru secara cermat memonitor upaya

mereka dan memberikan umpan balik

Memberi siswa pengalaman untuk

memecahkan masalah

Fase 4: Membahasa dan Mengevaluasi Hasil

Guru membimbing diskusi tentang upaya

siswa dan hasil yang mereka dapatkan

Memberi siswa umpan balik tentang upaya

mereka

(Sumber: Eggen, Paul & Don Kauchak, 2012)

Page 5: Model Problem Based Learning

d. Kelebihan dan Kekurangan Model PBL

Kelebihan model ini menurut Trianto (2011) adalah: (1) realistik dengan kehidupan

siswa; (2) konsep sesuai dengan kebutuhan siswa; (3) memupuk sifat inquiry siswa; (4)

retensi konsep jadi kuat; dan (5) memupuk kemampuan Problem Solving. Menurut Yazdani

(2002) kelebihan PBL adalah:

1) Menekankan pada makna bukan fakta

Menggunakan forum diskusi, pemonitoran, dan penelitian kolaboratif, siswa dapat

terlibat dalam pembelajaran bermakna.

2) Meningkatkan pengarahan diri

Ketika siswa berupaya keras mencari solusi atas masalah kelas mereka, mereka

cenderung menganggap tanggung jawab untuk pembelajaran mereka meningkat.

3) Pemahaman lebih tinggi dan pengembangan keterampilan

Siswa dapat berlatih pengetahuan dan keterampilan dalam konteks fungsional, sehingga

diharapkan mereka akan lebih baik dalam penerapan pengetahuan dan keterampilan itu

dalam bekerja kelak.

4) Keterampilan-keterampilan interpersonal dan kerja tim

Metode ini mengutamakan interaksi antar mahasiswa dan keterampilan-keterampilan

interpersonal.

5) Sikap memotivasi diri

Siswa berpikir pembelajaran berdasarkan masalah lebih menarik, merangsang,

menyenangkan, dan PBL menawarkan cara belajar yang lebih fleksibel dan mengasuh.

6) Hubungan tutor siswa

Peningkatan kontak antar siswa dapat bermanfaat bagi pertumbuhan kognitif mahasiswa

7) Tingkat pembelajaran

Siswa menjadi lebih baik dalam keterampilan-keterampilan belajar, pemecahan masalah,

teknik-teknik evaluasi diri, pengumpulan data, ilmu perilaku, dan hubungan mereka

dengan masalah sosial-emosional.

(Nur, 2011)

Page 6: Model Problem Based Learning

Kelebihan model PBL juga diungkapkan oleh Choo Ong & Borich (2006) yaitu sebagai

berikut:

1) PBL meningkatkan motivasi belajar

Siswa dilibatkan melalui permasalahan yang menimbulkan ketertarikan. Siswa menjadi

semakin terlibat melakukan penyelidikan mendalam mengenai permasalahan, belajar

mengenai isu yang baru dan melakukan penyelidikan mengenai solusi yang

memungkinkan. Hal ini membuat pembelajaran menjadi relevan dengan dunia nyata.

Ketika pembelajaran relevan, pembelajar menjadi semakin terbiasa dengan ide baru dan

konsep baru, kemudian menjadi lebih termotivasi untuk belajar.

2) Mengembangkan pembelajaran dalam konteks

Siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik ketika mereka dapat mengaitkan

pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah mereka miliki dan pengetahuan yang

berhubungan, mengkonstruksi dan menguatkan konsep selama berproses. PBL

melibatkan siswa dalam masalah yang nyata memungkinkan siswa menemukan makna

dalam pembelajaran.

3) Mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi

Melalui sebuah skenario permasalahan yang kurang terstruktur pembelajar dihadapkan

dengan permasalahan yang tidak mudah diketahui jawabannya. Pembelajar harus

mengumpulkan informasi, mengecek validitas dan kredibilitas informasi dan

menemukan bukti yang dapat mendukung sebuah solusi. Hal ini memerlukan

keterampilan berpikir tingkat tinggi. Ketika siswa berusaha mengumpulkan informasi,

menganalisis data, dan menguji hipotesis, dia sedang belajar bagaimana belajar (learning

how to learn).

PBL memang bukan dirancang untuk memberikan materi sebanyak-banyaknya. PBL

lebih menekankan pada kemampuan memecahkan masalah, mengembangkan keterampilan,

serta melatih siswa untuk bekerja dalam kelompok. Lebih jauh menurut Sudjana (2011)

manfaat khusus yang diperoleh dari metode Dewey adalah metode pemecahan masalah.

Tugas guru adalah membantu siswa merumuskan tugas-tugas, dan bukan menyajikan tugas-

tugas pelajaran. Objek pelajaran tidak dipelajari dari buku, tetapi dari masalah yang ada di

sekitarnya.

Page 7: Model Problem Based Learning

Seperti model pembelajaran yang lain PBL juga memiliki beberapa kekurangan

(Trianto, 2011:97) yaitu: (1) persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks;

(2) sulitnya mencari problem yang relevan; (3) sering terjadi miss-konsepsi; dan (4)

konsumsi waktu, dimana model ini memerlukan waktu yang cukup dalam proses

penyelidikan. Yazdani (2002) mengungkapkan beberapa tantangan dalam pelaksanaan model

PBL, antara lain: perubahan dari pembelajaran berpusat pada guru ke pembelajaran berpusat

pada siswa, guru ditantang untuk memikirkan ulang peran mereka dalam proses pembelajaran

sambil mempertahankan laju penyerapan yang tinggi dari siswa, guru mungkin perlu

merestrukturisasi rancangan pembelajaran untuk menyediakan masalah-masalah kehidupan

nyata, guru harus siap menghadapi suatu pergeseran dalam hubungan guru-siswa dan

menerima peran yang lebih luas, siswa mungkin mengalami peningkatan stres karena

dihadapkan dengan lingkungan pembelajaran yang baru (Nur, 2011).

e. Implikasi PBL dalam Pembelajaran Sains

Dalam implikasinya pada pembelajaran sains model PBL ini dimulai dengan adanya

masalah yang diharus dipecahkan atau dicari pemecahannya oleh siswa. Masalah tersebut

dapat berasal dari siswa atau mungkin juga diberikan oleh guru. Siswa akan memusatkan

pembelajaran di sekitar masalah tersebut, dengan arti lain, siswa belajar teori dan metode

ilmiah agar dapat memecahkan masalah yang menjadi pusat perhatiannya. Pemecahan

masalah dalam PBL harus sesuai dengan langkah-langkah metode ilmiah. Dengan demikian

siswa belajar memecahkan masalah secara sistematis dan terencana. Oleh sebab itu,

penggunaan PBL dapat memberikan pengalaman belajar melakukan kerja ilmiah yang sangat

baik kepada siswa.

Dalam implikasinya guru :

1. Mengorientasikan siswa pada masalah

2. Mengorganisasi siswa untuk belajar

3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah