model penelitian 3.1 jenis dan desain...

14
32 BAB III MODEL PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Eksperimen 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). “Pemilihan jenis penelitian dikarenakan penelitian eksperimen semu lebih kuat daripada penelitian praeksperimen, tetapi lebih lemah daripada eksperimen sungguhan.” Dantes (2012:97). 3.1.2 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain eksperimen Nonequivalent Control Group Design, yakni desain penelitian yang terdapat Pre-Test sebelum mendapat perlakuan, agar hasil perlakuan lebih akurat karena dapat membandingan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan, dengan kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dan kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2011:89). Gambar 1 Bentuk Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design Keterangan: O 1 dan O 3 = Hasil belajar siswa sebelum ada perlakuan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik melalui pembelajaran Discovery Learning dan model pembelajaran Problem Based Learning. X 1 = Perlakuan menggunakan pendekatan saintifik model Discovery Learning. X 2 = Perlakuan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. O 2 = Hasil belajar siswa setelah ada perlakuan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik melalui model Discovery Learning. O 1 X 1 O 2 O 3 X 2 O 4

Upload: hoangkiet

Post on 11-Apr-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODEL PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Eksperimenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16931/3/T1_292011321_BAB... · 32 BAB III MODEL PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Eksperimen

32

BAB III MODEL PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Eksperimen

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

“Pemilihan jenis penelitian dikarenakan penelitian eksperimen semu lebih kuat

daripada penelitian praeksperimen, tetapi lebih lemah daripada eksperimen

sungguhan.” Dantes (2012:97).

3.1.2 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain eksperimen Nonequivalent Control

Group Design, yakni desain penelitian yang terdapat Pre-Test sebelum mendapat

perlakuan, agar hasil perlakuan lebih akurat karena dapat membandingan dengan

keadaan sebelum diberi perlakuan, dengan kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak

dipilih secara random (Sugiyono, 2011:89).

Gambar 1 Bentuk Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design

Keterangan:

O1 dan O3 = Hasil belajar siswa sebelum ada perlakuan pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan saintifik melalui pembelajaran Discovery

Learning dan model pembelajaran Problem Based Learning.

X1 = Perlakuan menggunakan pendekatan saintifik model Discovery

Learning.

X2 = Perlakuan menggunakan model pembelajaran Problem Based

Learning.

O2 = Hasil belajar siswa setelah ada perlakuan pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan saintifik melalui model Discovery

Learning.

O1 X1 O2

O3 X2 O4

Page 2: MODEL PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Eksperimenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16931/3/T1_292011321_BAB... · 32 BAB III MODEL PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Eksperimen

33

O4 = Hasil belajar siswa setelah ada perlakuan pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan saintifik melalui model Problem Based

Learning.

Keadaan awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah setara,

penelitian dilakukan untuk mengetahui perbedaan pengaruh penggunaan

pendekatan saintifik melalui model Discovery Learning dengan model

pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar matematika.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas 3 SD Negeri Gedong 01 dan 03. Kelas

3 SD Negeri Gedong 03 sebagai kelas eksperimen dan kelas 3 SD Negeri Gedong

01 sebagai kelas kontrol. Kelas 3 SD Negeri Gedong 03 sebagai kelas eksperimen

diberi perlakuan berupa pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik melalui

model pembelajaran Discovery Learning untuk mata pelajaran matematika. Kelas

3 SD Negeri Gedong 01 sebagai kelas kontrol diberi perlakuan berupa

pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran

Problem Based Learning untuk mata pelajaran matematika. Kuantitas kedua

kelompok tidak sama yaitu: SD Negeri Gedong 01 21 siswa dan SD Negeri

Gedong 03 23 siswa. Secara lebih rinci dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2 Data siswa kelas 3 SD Negeri Gedong 01 dan 03

Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015

Sekolah Kelompok Jenis Kelamin

Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan

SDN Gedong 01

Kontrol 12 9 21

SDN Gedong 03

Eksperimen 11 12 23

Jumlah 44

Tabel 2 menyajikan data siswa pada kedua kelompok. Jumlah siswa laki-

laki dan perempuan pada kedua kelompok beda. Siswa laki-laki pada kelompok

kontrol 12 siswa dan kelas eksperimen 11 siswa. Siswa perempuan pada

kelompok kontrol 9 siswa dan kelas eksperimen 12 siswa. Jadi jumlah

Page 3: MODEL PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Eksperimenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16931/3/T1_292011321_BAB... · 32 BAB III MODEL PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Eksperimen

34

keseluruhan siswa sebanyak 44 siswa. Jadi jumlah keseluruhan subjek penelitian

sebanyak 44 siswa.

3.3 Variabel dan Definisi Operasional

3.3.1 Variabel Penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan saintifik melalui

model pembelajaran Discovery Learning dan model pembelajaran Problem Based

Learning. Variabel terikat adalah hasil belajar matematika kelas 3 SD Negeri

Gedong 01 dan 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun

Pelajaran 2014/2015.

3.3.2 Definisi Operasional

Definisi operasional untuk menjabarkan variabel bebas dan variabel terikat

yang akan digunakan dalam penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

penerapan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Discovery Learning

yang didefinisikan secara operasional sebagai proses pembelajaran matematika

pada siswa kelas 3 SD Negeri Gedong 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten

Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015, dimana siswa melaksanakan

kegiatan pembelajaran dengan melibatkan aktifitas seluruh tubuh dengan kegiatan

bergerak, mendengar, melihat, dan berpikir. Dengan proses pembelajaran yang

melibatkan aktifitas seluruh, maka siswa menjadi aktif dalam pembelajaran.

Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning didefinisikan secara

operasional sebagai proses pembelajaran matematika pada siswa kelas 3 SD

Negeri Gedong 01 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun

Pelajaran 2014/2015, dimana siswa mendengarkan penjelasan guru kemudian

bekerja dalam kelompok untuk mendiskusikan permasalahan yang diberikan guru

dan diharapkan siswa bisa saling membantu sesama anggota kelompok untuk

memahami bahan pelajaran.

Variabel terikat dalam penelitian adalah hasil belajar siswa kelas 3 yang

didefinisikan secara operasional sebagai ketercapaian hasil belajar ranah kognitif

dengan perlakuan menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran

Discovery Learning pada kelompok eksperimen dan hasil belajar ranah kognitif

dengan perlakuan menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran

Page 4: MODEL PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Eksperimenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16931/3/T1_292011321_BAB... · 32 BAB III MODEL PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Eksperimen

35

Problem Based Learning pada kelompok kontrol. Hasil belajar ranah kognitif

datanya diperoleh dengan menggunakan tes tertulis menggunakan 15 soal pilihan

ganda.

3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data tentang hasil belajar

siswa. Peneliti menentukan model pengumpulan data yang sesuai dengan variabel

yang diteliti untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan yang dibutuhkan

dalam penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data berupa tes dan

nontes. Teknik pengumpulan data nontes menggunakan teknik observasi yang

digunakan untuk menilai keterlaksanaan sintak pembelajaran yang dilaksanakan

oleh guru. Tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar matematika pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jenis tes yang digunakan untuk

memperoleh data adalah tes dengan pilihan ganda. Soal yang digunakan dalam tes

dibuat berdasarkan indikator, standar kompetensi, dan kompetensi dasar mata

pelajaran matematika kelas 3 SD dengan materi pokok luas persegi dan persegi

panjang.

3.4.2 Alat Pengumpulan Data

3.4.2.1 Lembar Observasi

Observasi digunakan untuk mengetahui apakah pembelajaran dilakukan

sesuai dengan rencana pelaksanaan dan sintak pembelajaran. Observasi dilakukan

pada saat pembelajaran dilakukan pada kedua kelompok. Kelompok eksperimen

diobservasi berdasarkan langkah-langkah menggunakan pendekatan saintifik

melalui model pembelajaran Discovery Learning dan kelompok kontrol

diobservasi berdasarkan langkah-langkah menggunakan pendekatan saintifik

melalui model pembelajaran Problem Based Learning. Sebelum membuat

instrumen observasi, dibuat dulu kisi-kisi untuk lembar observasinya. Secara lebih

jelas kisi-kisi observasi dalam pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran

Discovery Learning yang diimplementasikan ke SD eksperimen disajikan pada

tabel sebagai berikut:

Page 5: MODEL PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Eksperimenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16931/3/T1_292011321_BAB... · 32 BAB III MODEL PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Eksperimen

36

Tabel 3 Kisi-kisi Observasi Tindakan Model Pembelajaran Discovery Learning

No. Indikator Aspek yang Diamati 1. Kegiatan Awal 1. Memberikan salam pembukaan dan mengajak siswa

berdo’a. 2. Mengecek kehadiran siswa. 3. Meminta siswa menyiapkan buku dan alat-alat

belajar serta memastikan siswa dalam kondisi siap belajar.

4. Melakukan apersepsi. 5. Memberikan tujuan pembelajaran yang jelas dan

bermakna. 6. Mengajak siswa terlibat penuh sejak awal dengan

membimbing berkomunikasi langsung dengan siswa selama pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi Mengamati

7. Meminta siswa untuk mengamati benda-benda yang berbentuk persegi dan persegi panjang di lingkungan kelas.

8. Menampilkan sesuatu menggunakan papan yang

berbentuk persegi dan persegi panjang untuk membuat siswa kebingungan.

3. Elaborasi Menanya

9. Bertanya jawab permasalahan tersebut. 10. Membimbing siswa dalam kelompok

mengidentifikasi masalah yang ditulis di papan tulis dengan mengajukan beberapa pertanyaan.

4. Menalar 11. Meminta siswa menyebutkan aplikasi dari bangun persegi dan persegi panjang dalam kehidupan sehari-hari.

12. Meminta siswa mengumpulkan berbagai informasi sebanyak mungkin yang berhubungan dengan permasalahan.

13. Meminta siswa berdiskusi dalam kelompok untuk mengolah data yang diperoleh.

5. Mencoba 14. Meminta siswa melakukan eksperimen menggunakan media bangun datar persegi dan persegi panjang.

6. Jejaring 15. Meminta perwakilan dari setiap kelompok maju menyampaikan hasil eksperimen.

7. Konfirmasi Menanya

16. Bertanya jawab dengan siswa mengenai pelajaran hari ini.

17. Menyimpulkan apa yang sudah dipelajarai hari ini. 18. Meminta siswa mengerjakan soal post test.

8. Kegiatan Penutup 19. Memberikan penguatan pengetahuan 20. Mengajak siswa bernyanyi rumus luas persegi dan

persegi panjang.

Page 6: MODEL PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Eksperimenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16931/3/T1_292011321_BAB... · 32 BAB III MODEL PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Eksperimen

37

Berikut adalah kisi-kisi observasi dalam pembelajaran menggunakan Model

Pembelajaran Problem Based Leraning yang diimplementasikan ke SD kontrol

disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4 Kisi-kisi Observasi Tindakan Model Pembelajaran Problem Based Learning

No. Indikator Aspek yang Diamati 1. Kegiatan Awal 1. Memberikan salam pembukaan dan mengajak

siswa berdo’a. 2. Mengecek kehadiran siswa. 3. Meminta siswa menyiapkan buku dan alat-alat

belajar serta memastikan siswa dalam kondisi siap belajar.

4. Melakukan apersepsi. 5. Memberikan tujuan pembelajaran yang jelas dan

bermakna. 6. Mengajak siswa terlibat penuh sejak awal dengan

membimbing berkomunikasi langsung dengan siswa selama pembelajaran.

2. Kegiatan Inti Eksplorasi Mengamati

7. Meminta siswa untuk mengamati benda-benda yang berbentuk persegi dan persegi panjang di lingkungan kelas.

8. Menyajikan sebuah permasalahan yang

berhubungan dengan luas persegi dan persegi panjang.

3. Elaborasi Menanya

9. Membimbing siswa dalam kelompok mengidentifikasi masalah yang ditulis di papan tulis dengan mengajukan beberapa pertanyaan.

10. Bertanya pada siswa bagaimana mencari luas persegi dan persegi panjang serta mencari panjang atau lebar jika luasnya sudah diketahui.

4. Menalar 11. Meminta siswa menyebutkan aplikasi dari bangun persegi dan persegi panjang dalam kehidupan sehari-hari.

12. Memberi bimbingan kepada siswa untuk melakukan eksperimen dan mengumpulkan informasi terhadap materi ysng diangkat dalam permasalahan.

5. Mencoba 13. Meminta siswa melakukan eksperimen berdasarkan rancangan yang sudah dibuat dengan bimbingan guru.

6. Jejaring 14. Meminta siswa satu per satu kelompok menyampaikan hasil eksperimen dan diskusi.

15. Bersama siswa menganalisis dan mengevaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang dipresentasikan setiap kelompok.

7. Konfirmasi Menanya

16. Bertanya jawab dengan siswa mengenai pelajaran hari ini.

Page 7: MODEL PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Eksperimenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16931/3/T1_292011321_BAB... · 32 BAB III MODEL PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Eksperimen

38

17. Bersama siswa menyimpulkan apa yang sudah dipelajari hari ini.

18. Meminta siswa mengerjakan soal post test. 8. Kegiatan Penutup 19. Memberikan penguatan terkait penguasaan

pengetahuan. 20. Mengajak siswa bernyanyi rumus luas persegi

dan persegi panjang.

3.4.2.2 Lembar Soal Tes

Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar matematika pada kelompok

eksperimen dan kontrol. Tes dilakukan dua kali, yaitu Pre-Test dan Post-Test.

Pre-Test digunakan untuk mengetahui kondisi awal hasil belajar siswa. Post-Test

digunakan untuk mengukur kondisi akhir hasil belajar matematika siswa. Prosedur

yang ditempuh dalam penyusunan tes adalah (1) Menentukan kompetensi dasar

dan indikator yang akan diukur sesuai dengan materi. (2) Menyusun kisi-kisi soal

berdasarkan kompetensi dasar dan indikator yang telah dipilih. (3) Menyusun

soal-soal tes berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. (4) Melakukan penilaian

terhadap butir tes. (5) Melakukan analisis butir tes. Tes yang digunakan untuk

mengetahui kemampuan kognitif siswa berupa tes pilihan ganda dengan empat

pilihan jawaban yang dilaksanakan setiap akhir pembelajaran. Sebelum membuat

soal, langkah awal dalam pembuatan soal adalah membuat kisi-kisi. Pre-Test

digunakan untuk mengetahui keadaan awal siswa sebelum masuk dalam materi.

Kisi-kisi soal yang digunakan terdiri dari 30 soal pilihan ganda yang belum

melewati uji validitas dan reliabilitas. Kisi-kisi soal Pre-Test adalah sebagai

berikut:

Tabel 5 Kisi-kisi Instrumen Soal Pre-Test

Standar Kompetensi : Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam

pemecahan masalah

Kompetensi Dasar : Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana.

No. Indikator Jumlah

Soal Nomor Soal

1. Membaca lambang pecahan sederhana.

7 3, 7, 9, 12, 17, 22, 27

2. Menuliskan lambang pecahan 7 1, 4, 11, 15, 20, 24, 25.

Page 8: MODEL PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Eksperimenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16931/3/T1_292011321_BAB... · 32 BAB III MODEL PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Eksperimen

39

sederhana. 3. Menggambar pecahan sederhana. 6 5, 8, 13, 14, 18, 21

4. Menemukan pecahan sederhana dalam soal cerita.

10 2, 6, 10, 16, 19, 23, 26, 28, 29, 30.

Sebelum membuat soal, langkah awal dalam pembuatan soal adalah

membuat kisi-kisi. Post-Test digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa

setelah mengikuti pembelajaran dalam kelas. Kisi-kisi soal yang digunakan terdiri

dari 30 soal pilihan ganda yang belum melewati uji validitas dan reabilitas. Kisi-

kisi soal Post-Test adalah sebagai berikut:

Tabel 6 Kisi-kisi Instrumen Soal Post-Test

Standar Kompetensi : Menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang,

serta penggunaannya dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar : Menghitung luas persegi dan persegi panjang.

No Indikator Jumlah

Soal Nomor Soal

1. Menyebutkan penerapan persegi dan persegi panjang dalam kegiatan sehari-hari.

4 1, 5, 11, 15,

2. Mengenal dan menentukan rumus luas persegi.

7 6, 8, 10, 14, 16, 17, 21

3. Mengenal dan menentukan rumus dan persegi panjang. 6 3, 9, 22, 27, 29, 30

4. Menyelesaikan soal yang berhubungan dengan luas persegi. 6 4, 12, 13, 18, 19, 20

5. Menyelesaikan soal yang berhubungan dengan persegi panjang. 7 2, 7, 23, 24, 25, 26, 28

3.4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.4.3.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menguji instrumen tiap item soal yang nanti

digunakan dalam tes individual sebelum dan setelah pembelajaran menggunakan

pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Discovery Learning dan model

pembelajaran Problem Based Learning.

Page 9: MODEL PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Eksperimenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16931/3/T1_292011321_BAB... · 32 BAB III MODEL PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Eksperimen

40

“Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang

dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Validitas tidak

berlaku universal sebab bergantung pada situasi dan tujuan penilaian” Sudjana

(2011:12). Validitas suatu soal dapat diukur dengan menggunakan program SPSS

16.

Tentang kriteria tinggi rendahnya validitas setiap butir instrumen menurut

Azwar (2012:149) dapat digunakan pedoman skor koefisien kerelasi sebagai

berikut:

Tabel 7 Rentang Indeks Validitas

No Indeks Interpretasi 1. 0,00 – 0,10 tidak berguna 2. 0,11 – 0,20 tergantung keadaan 3. 0,21 – 0,35 dapat berguna 4. 0,36 – 1,00 sangat berguna

Pengujian validitas soal Pre-Test dan Post-Test menggunakan SPSS 16.

Pengujian validitas soal Pre-Test menggunakan metode korelasi point biserial

dihitung menggunakan corrected item-total correlation. Hasil pengujian validitas

soal Pre-Test dari 30 soal yang telah disediakan, diperoleh 15 soal valid dan 15

soal tidak valid. Hasil pengujian validitas soal Post-Test dari 30 soal yang telah

disediakan, diperoleh 19 soal valid dan 11 soal tidak valid. Analisis uji validitas

soal Pre-Test dan Post-Test dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8 Kisi-kisi Instrumen Soal Pre-Test (sesudah uji validitas)

Standar Kompetensi : Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam

pemecahan masalah

Kompetensi Dasar : Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana.

No. Indikator Jumlah

Soal Nomor

Soal Uji Validitas

Valid Tidak Valid

1. Membaca lambang pecahan sederhana.

7 3, 7, 9, 12, 17, 22, 27

7, 9, 12, 17, 3, 22, 23

2. Menuliskan lambang pecahan sederhana.

7 1, 4, 11,

15, 20, 24, 25.

1, 11, 15, 24,

4, 20, 25

3. Menggambar pecahan 6 5, 8, 13, 5, 8, 14, 18, 13, 21

Page 10: MODEL PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Eksperimenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16931/3/T1_292011321_BAB... · 32 BAB III MODEL PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Eksperimen

41

sederhana. 14, 18, 21

4. Menemukan pecahan sederhana dalam soal cerita.

10

2, 6, 10, 16, 19, 23, 26, 28, 29,

30.

10, 19, 23, 2, 6, 16, 26, 28, 29, 30

Tabel 9 Kisi-kisi Instrumen Soal Post-Test (sesudah uji validitas)

Standar Kompetensi : Menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang,

serta penggunaannya dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar : Menghitung luas persegi dan persegi panjang.

No. Indikator Jumlah

Soal Nomor

Soal Uji Validitas

Valid Tidak Valid

1.

Menyebutkan penerapan persegi dan persegi panjang dalam kegiatan sehari-hari.

4 1, 5, 11,

15, 5 1, 11, 15

2. Mengenal dan menentukan rumus luas persegi.

7 6, 8, 10, 14, 16, 17, 21

6, 10, 17, 21

8, 14, 16,

3. Mengenal dan menentukan rumus dan persegi panjang.

6 3, 9, 22,

27, 29, 30

3, 22, 27, 29,

30 9

4. Menyelesaikan soal yang berhubungan dengan luas persegi.

6 4, 12, 13, 18, 19, 20

4, 12, 13, 19,

20 18

5. Menyelesaikan soal yang berhubungan dengan persegi panjang.

7 2, 7, 23, 24, 25, 26, 28

2, 23, 25, 28

7, 24, 26,

3.4.3.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi alat ukur jika

pengukuran diulang. “Reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut

dalam menilai apa yang dinilainya, artinya kapanpun alat penilaian tersebut

digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama” (Sudjana, 2011:16).

Reliabilitas suatu soal dapat diukur dengan menggunakan program SPSS 16.

Uji reliabilitas penelitian adalah menggunakan teknik alpha menggunakan

pedoman koefesien reliabilitas menurut Wardani, dkk (2012:344). Pedoman

koefesien korelasi reliabilitas berdasarkan nilai alpha dapat dilihat sebagai

berikut:

Page 11: MODEL PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Eksperimenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16931/3/T1_292011321_BAB... · 32 BAB III MODEL PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Eksperimen

42

Tabel 10 Rentang Indeks Reliabilitas

No Indeks Interpretasi 1. < 0,20 kurang reliabel 2. < 0,40 – 0,20 agak reliabel 3. < 0,60 – 0,40 cukup reliabel 4. < 0,80 – 0,60 Reliabel 5. 0,80 – 1,00 sangat reliabel

Pengujian reliabilitas soal Pre-Test dan Post-Test menggunakan SPSS 16.

Hasil reliabilitas soal Pre-Test diperoleh nilai Cronbach’s alpha 0,869, yang

berarti reliabilitas bagus.

Tabel 11 Reliabilitas Soal Pre-Test Cronbach’s

Alpha N of Items .869 30

Hasil reliabilitas soal Post-Test diperoleh nilai Cronbach’s alpha 0,778,

yang berarti reliabilitas dapat diterima.

Tabel 12 Reliabilitas Soal Post-Test

Cronbach’s Alpha N of Items

.778 30

3.4.3.3 Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran soal digunakan untuk mendapatkan soal yang seimbang

dari tingkat kesukarannya. “Menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji

soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal mana yang

termasuk mudah, sedang, dan sukar” (Sudjana, 2011:135).

Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal

menggunakan rumus sebagai berikut:

� =�

Keterangan:

� : Indeks kesulitan untuk setiap butir soal

Page 12: MODEL PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Eksperimenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16931/3/T1_292011321_BAB... · 32 BAB III MODEL PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Eksperimen

43

� : Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal

� : Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal

Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh makin

sulit soal tersebut, sebaliknya makin besar indeks yang diperoleh makin mudah

soal tersebut. Kriteria ini dipaparkan oleh Sudjana (2011: 137) sebagai berikut:

Tabel 13 Rentang Indeks Tingkat Kesukaran Soal

No. Indeks Interpretasi 1. 0 – 0,30 soal kategori sukar 2. 0,31 – 0,70 soal kategori sedang 3. 0,71 – 1,00 soal kategori mudah

Pengujian tingkat kesukaran soal dilakukan setelah soal sudah diuji validitas

dan reliabilitasnya. Pengujian tingkat kesukaran soal menggunakan bantuan SPSS

16 untuk 15 soal Pre-test dan 19 soal Post-Test. Analisis tingkat kesukaran soal

Pre-test setelah diuji validitasnya dengan 15 soal didapatkan 10 soal memiliki

kategori sedang dan 5 soal memiliki kategori mudah. Perhitungan tingkat

kesukaran soal Pre-test dapat dilihat pada lampiran 13.

Analisis tingkat kesukaran soal Post-Test setelah diuji validitasnya dengan

19 soal didapatkan 6 soal memiliki kategori sedang dan 13 soal memuliki kategori

mudah. Perhitungan tingkat kesukaran soal Post-test dapat dilihat pada lampiran

13. Tabel analisis tingkat kesukaran soal dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 14 Tabel Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Kategori Soal Nomer Soal Pre-test Nomer Soal Post-Test

Mudah 9, 14, 15, 17, 18, 19, 23,

24 3, 4, 5, 6*, 10, 12*, 13, 17*,

20, 22, 23, 27*, 28, 30 Sedang 1, 5, 7, 8, 10, 11, 12 2, 19, 20, 21, 25, 29

Sulit

Keterangan: * yang tidak digunakan

3.5 Analisis Data

Data yang terkumpul dilakukan pengujian yaitu dengan analisis uji beda rata-

rata (uji-t). Uji-t digunakan untuk membandingkan rata-rata pada hasil belajar

siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian dilakukan terlebih dahulu

dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji-t dilakukan untuk menguji hasil

Page 13: MODEL PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Eksperimenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16931/3/T1_292011321_BAB... · 32 BAB III MODEL PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Eksperimen

44

belajar matematika kelas eksperimen dan kontrol. Pengujian Uji-t dilakukan

dengan bantuan SPSS 16.

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data

berdistribusi normal atau tidak.

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian

populasi adalah sama atau tidak.

Uji beda rata-rata atau uji t adalah suatu pengujian untuk melihat apakah nilai

tengah (nilai rata-rata) suatu distribusi nilai (kelompok) berbeda secara nyata

(significant) dari nilai tengah distribusi nilai (kelompok) lainnya. Prosedur

pengujiannya adalah sebagai berikut:

Hipotesis:

�� ∶ ��� �� (berarti tidak ada perbedaan pengaruh penggunaan pendekatan

saintifik melalui model pembelajaran Discovery Learning dengan Problem Based

Learning)

�� ∶ ��� �� (berarti ada perbedaan pengaruh penggunaan pendekatan

saintifik melalui model pembelajaran Discovery Learning dengan Problem Based

Learning)

Pengujian dilakukan menggunakan bantuan SPSS 16. Pengambilan

keputusan dalam analisis Independent-Samples T Test dilakukan dengan melihat

nilai t hitung. Dari t hitung selanjutnya dilihat dari signifikansi atau probabilitas.

Jika diperoleh signifikansi > 0,05 (�) maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti

tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikansi antara hasil belajar siswa kelas 3

yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Saintifik melalui

Model Pembelajaran Discovery Learning (kelas eksperimen) dengan siswa yang

mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Saintifik melalui

Model Pembelajaran Problem Based Learning (kelas kontrol). Tetapi jika

signifikansi < 0,05 (�) maka Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian

terdapat perbedaan pengaruh yang signifikansi antara hasil belajar matematika

siswa kelas 3 yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan

Saintifik melalui Model Pembelajaran Discovery Learning (kelas eksperimen)

Page 14: MODEL PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Eksperimenrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16931/3/T1_292011321_BAB... · 32 BAB III MODEL PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Eksperimen

45

dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan

Saintifik melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (kelas kontrol).