model pembelajaran dyah yeni basrowi (1)

105
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kompetensi Yang Diharapkan C. Ruang Lingkup Materi D. Langkah-langkah Pembelajaran BAB II KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 A. Pengantar B. Intisari Materi C. Contoh Kasus 1) Kasus 1 2) Kasus 2 D. Latihan (LKPS) E. Rangkuman F. Refleksi BAB III KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 A. Pengantar B. Intisari Materi C. Contoh Kasus 1) Kasus 1 2) Kasus 2 D. Latihan (LKPS) Bahan Ajar Diklat Peningkatan Kemampuan Pengawas Sekolah Page 1

Upload: annisa-zulaika

Post on 07-Jul-2016

239 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

model pembelajaran

TRANSCRIPT

Page 1: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Kompetensi Yang Diharapkan

C. Ruang Lingkup Materi

D. Langkah-langkah Pembelajaran

BAB II KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

A. Pengantar

B. Intisari Materi

C. Contoh Kasus

1) Kasus 1

2) Kasus 2

D. Latihan (LKPS)

E. Rangkuman

F. Refleksi

BAB III KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

A. Pengantar

B. Intisari Materi

C. Contoh Kasus

1) Kasus 1

2) Kasus 2

D. Latihan (LKPS)

E. Rangkuman

F. Refleksi

DAFTAR PUSTAK

Bahan Ajar Diklat Peningkatan Kemampuan Pengawas Sekolah Page 1

Page 2: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia

Indonesia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur dan beradab

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 telah

dicanangkan dalam rencana pembangunan nasional dalam bidang pendidikan.

Pengawas mempunyai peran, fungsi dan kedudukan yang sangat strategis dalam

pembangunan nasional dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu perlu peningkatan

kualitas pengawas sekolah secara terencana, terarah dan berkesinambungan, agar dapat

melaksanakan perannya sebagai tenaga fungsional yang mampu melakukan pembinaan

kepada pendidik dan tenaga kependidikan dalam menghadapi tantangan di bidang

pendidikan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global.

Kedudukan pengawas sekolah sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan

sistem pendidikan nasional yang bermuara pada terwujudnya tujuan pendidikan nasional,

yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Tugas pengawas satuan pendidikan tidak hanya melakukan supervisi manajerial

kepala sekolah, namun juga membina guru melalui supervisi akademik. Dalam

pembinaan guru tentu harus mengacu pada pengembangan kompetensi guru, terutama

kompetensi profesional dan pedagogik berkaitan dengan proses pembelajaran. Sejalan

dengan perkembangan teknologi serta teori-teori pembelajaran, maka guru pun dituntut

mampu menguasai dan memilih pendekatan, model, strategi, dan metode pembelajaran

yang tepat, sehingga menjadikan siswa aktif, kreatif, dan belajar dalam suasana senang

serta efektif.

Sebagai tenaga profesional, guru mempunyai tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 2

Page 3: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

Guru yang profesional memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang

memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Guru

sebagai tenaga profesional yang memiliki tugas dan fungsi mencerdaskan kehidupan

bangsa di bidang pendidikan diharapkan memiliki kemampuan membelajarkan materi

kepada peserta didik sesuai dengan yang diharapkan pemerintah. Guru perlu menyiapkan

proses pembelajaran yang efektif. Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

didik.

Keberhasilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran tidak terlepas dari kontribusi

pengawas sekolah agar dapat mencapai tujuan pendidikan nasional yang diharapkan. Hal

ini merupakan tugas pengawas sekolah untuk dapatnya membantu dan membimbing guru.

Menghadapi tugas tersebut pengawas tentu harus menguasai strategi, metode, teknik

pembelajaran dan bimbingan yang up to date. Bila pengetahuan pengawas sudah

ketinggalan, apa lagi hanya mengandalkan pengalaman tanpa didukung teori-teori, maka

pengawas tidak akan mandapatkan respek dari para guru yang dibinanya.

Salah satu pendekatan dan strategi yang harus dikuasi pengawas adalah pemahaman

dan penguasaan pelaksanaan Model-model Pembelajaran dengan mengacu pada

Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, atau yang dikenal

dengan PAIKEM, Penguasaan pengawas berkenaan dengan Model-Model Pembelajaran

PAIKEM ini diharapkan mampu menstimulasi terciptanya dinamika pembelajaran yang

sehat dan kondusif yang bermuara pada peningkatan mutu proses dan hasil belajar.

B. Kompetensi yang Diharapkan

Setelah mengikuti pelatihan ini pengawas diharapkan dapat membimbing guru dalam

memahami, memilih dan menggunakan model-model pembelajaran, dan membedakan

dengan pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran yang tepat yang dapat

mengembangkan potensi siswa agar kritis, kreatif, inovatif, mampu memecahkan

masalah melalui mata-mata pelajaran yang relevan.

1. Mendeskripsikan model-model pembelajaran dan implementasinya

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 3

Page 4: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

2. Menyusun silabus dan RPP yang bernuansa karakter bangsa.

C. Ruang Lingkup Materi

Bahan ajar ini secara spesifik membahas hal-hal yang terkait konsep dasar

implementasi Model-Model Pembelajaran dan PAIKEM dalam pembelajaran di

sekolah, dengan ruang lingkup sebagai berikut :

1. Pengertian, penggolongan, karakteristik, dan contoh model pembelajaran

2. Pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran

3. Penuangan Nilai-Nilai Karakter Bangsa di dalam Silabus dan RPP

4. Pengembangan Silabus dan RPP yang bernuansa karakter bangsa

D. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Perkenalan dan pejelasan kompetensi yang diharapkan, ruang lingkup materi,

alokasi waktu serta strategi pembelajaran.

2. Eksplorasi pemahaman peserta berkenaan dengan materi Model-model

Pembelajaran yang PAIKEM dan bernuansa karakter bangsa.

3. Penyampaian Materi Diklat, dengan menggunakan pendekatan andragogi,

diskusi, dan praktik pengembangan strategi pembelajaran .

4. Refleksi

5. Penutup

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 4

Page 5: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

BAB II

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

A. Pengantar

Belajar merupakan proses untuk merubah tingkah laku, oleh karena itu hasil

pembelajaran tentunya juga memerlukan waktu untuk dapat diukur dan dilihat hasilnya.

Sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Bagaimana seorang guru sebagai pendidik

menciptakan kondisi belajar bagi siswa dan bagaimana siswa dalam merespon

pembelajaran, serta bagaimana ketersediaan sumber belajar bagi peserta didik sangat

berperan dalam perolehan hasil belajarnya. Untuk itu guru perlu menyiapkan strategi dan

memilih pendekatan apa yang akan dipergunakan dalam rangka menyampaikan materi

kepada siswa.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 pada  bab III pasal 4,

ayat 1 dan 4 dijelaskan bahwa (1)  Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan

berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai

keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. (4)  Pendidikan diselenggarakan

dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas

peserta diklat dalam proses pembelajaran.

Mengacu pada ayat di atas maka penyelenggaraan proses belajar mengajar berorientasi

pada student centered learning. Dalam implementasi pembelajaran memperhatikan dan

mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik

B. Intisari Materi

1. Pemahaman Perbedaan Pendekatan, Strategi, Teknik dan Model

a. Pendekatan (approach), menurut T. Raka Joni (1991), menunjukan cara umum

dalam memandang permasalahan atau obyek kajian, sehingga berdampak, ibarat

seorang yang memakai kacamata dengan warna tertentu di dalam memandang

alam sekitar. Contoh: pendekatan ekonomis dalam memandang permasalahan

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 5

Page 6: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

pendidikan akan menyebabkan hampir semua pengkajiannya dibawa ke dalam

terminologi investasi dan hasil usaha, pendekatan CBSA dalam memandang

pembelajaran selalu peserta didik yang menjadi orientasi setiap kegiatan.

Istilah pendekatan ini juga digunakan oleh Fred Percival dan Henry Ellington

(1984) untuk menyebut pendekatan yang berorientasi pada lembaga/guru dan

pendekatan yang berorientasi pada peserta didik. Ketepatan dalam pemilihan suatu

pendekatan akan menjadi pedoman atau orientasi dalam pemilihan komponen

kegiatan pembelajaran lainnya terutama strategi dan metode pembelajaran.

b. Strategi (strategy), menurut T Raka Joni (1991) adalah ilmu dan kiat dalam

memanfaatkan segala sumber yang dimiliki dan/atau yang dapat dikerahkan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

A.J. Romiszowski (1981) berpendapat bahwa strategi adalah suatu

pandangan umum tentang rangkaian tindakan yang diadaptasi dari perintah-

perintah terpilih untuk metode pembelajaran. Lebih lanjut ditunjukkan bahwa

strategi pembelajaran itu banyak ragamnya, ibarat berada dalam satu rentangan

(continum) antara dua ujung yang saling berlawanan, yaitu ekspositori dan

diskoveri/inkuiri.

Dick & Carey (1990), menyatakan bahwa strategi menunjukan komponen

umum suatu set bahan ajar instruksional dan prosedur yang akan digunakan

bersama bahan ajar tersebut untuk memperoleh hasil belajar tertentu. Komponen

yang dimaksud, meliputi: kegiatan pra-instruksional, penyajian informasi,

partisipasi peserta didik, tes, dan tindak lanjut.

Jerrold E. Kemp (1994), mengemukakan bahwa strategi pembelajaran

adalah suatu kegiatan yang dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan

pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Dengan demikian strategi menunjukkan langkah-langkah kegiatan

(syntax) atau prosedur yang digunakan dalam menyajikan bahan ajar untuk

mencapai tujuan, kompetensi, hasil belajar. Suatu strategi dipilih untuk

melaksanakan metode-metode pembelajaran terpilih.

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 6

Page 7: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

Dalam setiap langkah strategi yang mencerminkan suatu metode

pembelajaran, inilah barangkali yang mendorong Ivor K. Davies (1981 ) untuk

memaknai bahwa strategi merupakan metode dalam arti luas yang

menggambarkan cara mengajarkan dan mengolah tugas-tugas mengajar. Contoh:

strategi perkuliahan/ceramah, tutorial dan studi kasus. Pandangan Davies tersebut

sejalan dengan Jerome Brunner dalam menggunakan terminologi metode

pembelajaran induktif (berpikir induktif , berpikir evaluatif), metode belajar

bagaimana belajar (learning haw to learn) atau berpikir divergen ala Guildford.

Metode pembelajaran pengetahuan Brunner ini, di samping inkuiri, diskoveri,

pengatasan masalah (problem solving), dan saintifik merupakan metode-metode

yang banyak memberikan peluang dan tanggung-jawab pada peserta didik untuk

mandiri, berpikir kritis dan kreatif dalam rangka menilai kebenaran dan

kebermaknaan tentang sesuatu obyek, (Conny Semiawan, 1997).

Pandangan tentang strategi sebagai metode dalam arti luas tersebut juga

diikuti oleh Muhibbin Syah (1995) bahwa dibandingkan dengan strategi, metode

secara umum kurang berorientasi pada tujuan (less goal-oriented), karena metode

dianggap lebih luas daripada strategi. Gagasan ini bukan berarti mengurangi

signifikansi metode, lantaran strategi itu ada dan berlaku dalam kerangka metode

pembelajaran. Ketepatan dalam memilih strategi sangat memungkinkan

keterlaksanaan metode-metode terpilih dapat mewujudkan terciptanya kondisi

pembelajaran yang kondusif, menyenangkan, sehingga peserta didik merasa

dipermudah dalam mewujudkan hasil belajar yang diharapkan. Dengan demikian,

strategi merupakan komponen pembelajaran yang memungkinkan terlaksananya

metode-metode terpilih untuk menyajikan bahan ajar selama kegiatan

pembelajaran.

c. Metode (method), menurut Fred Percival dan Henry Ellington (1984) adalah

cara yang umum untuk menyampaikan pelajaran kepada peserta

didik atau mempraktekkan teori yang telah dipelajari dalam rangka mencapai

tujuan belajar.

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 7

Page 8: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

Batasan ini hampir sama dengan pendapat Tardif dalam Muhibbin Syah

(1995) bahwa metode diartikan sebagai cara yang berisi prosedur baku untuk

melaksanakan kegiatan penyajian materi pelajaran kepada peserta didik.

Reigeluth (1983) mengartikan bahwa metode mencakup rumusan tentang

pengorganisasian bahan ajar, strategi penyampaian dan pengelolaan kegiatan

dengan memperhatikan tujuan, hambatan dan karakteristik peserta didik,

sehingga diperoleh hasil yang efektif, efisien dan menimbulkan daya tarik

pembelajaran. Pendapat ini didukung oleh Jerome Brunner (dalam Conny

Semiawan, 1997) dengan menyebut metode pembelajaran induktif atau berpikir

induktif. Kemudian J.E. Kemp (1994) menggunakannya untuk mengelompokan

pola mengajar dan belajar, yaitu klasikal, mandiri dan interaksi guru-peserta

didik atau pengajaran kelompok.

Berbagai pendapat di atas, menunjukkan bahwa metode berhubungan

dengan cara yang memungkinkan peserta didik memperoleh kemudahan dalam

rangka mempelajari bahan ajar yang disampaikan oleh guru. Ketepatgunaan

dalam memilih metode sangat berpeluang bagi terciptanya kondisi pembelajaran

yang kondusif, menyenangkan, sehingga kegiatan pembelajaran (instructional

activities) dapat berlangsung secara efektif dan efisien dalam memfasilitasi

peserta didik untuk dapat meraih hasil belajar sesuai yang diharapkan. Secara

demikian metode merupakan suatu komponen yang sangat menentukan

terciptanya kondisi selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran.

Dalan konteks kondisi pembelajaran yang menyenangkan itu, Ivor K

Davies (1981) menegaskan bahwa suatu kegiatan pembelajaran tidak selalu

menjamin orang (baca: peserta didik) akan dapat belajar. Hal ini menunjukkan

bahwa sebaik apapun seorang guru dalam merancang/mendesain suatu program

pembelajaran, kiranya tidak akan dapat secara optimal mewujudkan ketercapaian

tujuan, kompetensi yang diharapkan, apabila tidak didukung oleh pemilihan

sekaligus penggunaan metode secara tepat.

Di samping pendekatan, strategi dan metode pembelajaran tersebut, akan

diuraikan pula tentang teknik, taktik dan model pembelajaran. Ke tiga istilah ini

juga dipergunakan dalam pembahasan dan/atau penyusunan kegiatan

pembelajaran.

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 8

Page 9: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

d. Teknik (technic), menurut T Raka Joni (1991) menunjukan keragaman khas

dalam mengaplikasikan suatu metode sesuai dengan latar (setting) tertentu,

seperti kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan sarana dan prasarana

sekolah, kemampuan dan kesiapan peserta didik, dan sebagainya. Contoh,

dengan menggunakan metode ceramah, maka dapat disebutkan rentangan teknik

berceramah mulai dari yang diibaratkan tape-recorder dalam menyampaikan

bahan ajar pelajaran sampai dengan menampilkan berbagai alat bantu/media

untuk menyampaikan isi pelajaran yang dirancang berdasarkan teori

pembelajaran mutakhir. Demikian halnya dengan teknik bertanya-jawab, teknik

berdiskusi, dan sebagainya.

e. Taktik (tactic), pengertiannya sama dengan teknik yang disebutkan di atas.

Istilah ini digunakan apabila metode sebagaimana diuraikan di atas berdasarkan

pendapat para ahli yang intinya, yaitu cara yang memungkinkan peserta didik

memperoleh kemudahan dalam rangka mempelajari bahan ajar yang disampaikan

oleh guru disebut dengan menggunakan istilah teknik.

f. Model, menunjuk suatu struktur secara konseptual yang telah berhasil

dikembangkan dalam suatu bidang, dan sekarang diterapkan, terutama untuk

membimbing penelitian dan berpikir dalam bidang lain, biasanya dalam bidang

yang belum begitu berkembang (Marx, 1976). Menurut Snelbecker (1974) ada

beberapa model dan yang paling banyak digunakan ialah model-model fisika,

komputer dan matematik. Semua model mempunyai sifat "jika-maka", dan

model-model ini terikat sekali pada teori (dalam Dahar, 1989). Untuk model

pembelajaran, menunjuk suatu kerangka konseptual atau pola yang melukiskan

prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para

perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan

melaksanakan aktivitas pembelajaran (Winataputra, 1996). Bruce Joyce dan

Marsha Weil, (1992), membedakan model pembelajaran ke dalam 4 kelompok,

yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 9

Page 10: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian,

seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan

strategi pembelajaran. Model-model pembelajaran ini yang dalam

pelaksanaannya mewadahi pendekatan, strategi, metode, dan teknik atau taktik

adalah lebih bersifat spesifik dan khas bagi setiap pengajar.

2. Macam-Macam Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran lebih terkait dengan bagaimana menyajikan bahan

pelajaran kepada peserta didik secara efektif dan efisien. Ada istilah yang digunakan oleh

para ahli dalam menyebutkan pendekatan pembelajaran berbeda-beda namun

substansinya hampir sama. Kedudukan dan fungsi pendekatan pembelajaran dengan

berbagai istilah seperti pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, peristiwa

pembelajaran dan model pembelajaran dimaksudkan sebagai upaya dalam rangka

memudahkan guru dalam mengelola pembelajaran.

Dalam memilih pendekatan pembelajaran sebaiknya memperhatikan beberapa hal

yaitu :

Tujuan atau kompetensi yang diinginkan, jenis dan sifat materi yang akan

disajikan, karakteristik peserta didik dan pemahaman guru terhadap pendekatan

pembelajaran itu sendiri.

Ada berbagai pendekatan pembelajaran yang selama dipergunakan oleh para guru

seperti

1. pendekatan kelompok sosial, yang terdiri pendekatan investigasi kelompok,

pendekatan inkuiri yurisprodensi, pendekatan analisis sosial, pendekatan analisis nilai.

2. pendekatan pengolahan informasi : pendekatan berpikir induktif terdiri dari

pencapaian konsep, pendekatan pencapaian konsep, pendekatan memori, pendekatan

latihan inkuiri,

3. pendekatan personal

4. pendekatan sistem perilaku.

(Baca Milan Riyanto Pendekatan dan Metode Pembelajaran)

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 10

Page 11: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

a. Pendekatan Analisis Sosial

Pendekatan ini dipergunakan untuk mengkaji berbagai peristiwa sosial yang

terjadi di lingkungan sekitar siswa. Suasana yang terjadi di sekitar siswa diangkat dalam

bentuk permasalahan aktual yang telah dipilih untuk dibahas dan dipelajari bersama.

Pendekatan ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Informasikan topik dengan mengacu pada peristiwa yang terjadi di

sekitar siswa dan yang dikenal/diketahui oleh siswa, sehingga siswa dapat lebih

termotivasi untuk membahasnya

2. Guru menginformasikan langkah pembahasannya

3. Siswa diajak curah pendapat terhadap permasalahan yang diangkat

dan yang bertentangan dengan permasalahan yang dihadapi.

4. Masing-masing siswa dikondisikan dalam kelompok membahas

permasalahan atau topik yang dibahas antara kenyataan dengan keharusan yang ada

untuk dikaji bersama

5. Setiap kelompok merumuskan permasalahan yang akan dikaji dalam

bentuk pertanyaan-pertanyaan untuk dicari jawabannya.

6. Setiap siswa atau kelompok merumuskan hipotesis terhadap

permasalahan atau kasus yang sedang dikaji

7. Semua kelompok mencari nara sumber, atau sumber belajar dan

melakukan wawancara untuk pembahasan dari permasalahan tersebut

8. Semua kelompok bersama-sama seluruh anggota kelompoknya

merumuskan hasil wawancara

9. Setiap kelompok bersama-sama anggotanya membuat kesimpulan

dari hasil wawancara

10. Setiap kelompok mencocokkan hipotesis yang ada dengan hasil

kesimpulan yang telah dibuat

11. Semua kegiatan dan hasil dilaporkan kepada guru sebagai hasil

kelompok yang pada intinya melaporkan tentang topik atau masalah yang dikaji

sehubungan dengan kondisi sosial kemasyarakatan antara kondisi atau kenyataan

yang ada dengan keharusan berdasarkan hukum atau peraturan yang seharusnya.

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 11

Page 12: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

b. Pendekatan Analisis Nilai

Pendekatan analisis nilai ini hampir menyerupai pendekatan analisis sosial, tetapi

ada sedikit perbedaan yaitu dipergunakan untuk mengkaji berbagai peristiwa yang

terjadi di lingkungan sekitar siswa terkait dengan nilai-nilai keharusan yang seharusnya

ditaati oleh setiap anggota masyarakat. Peristiwa yang terjadi di sekitar siswa diangkat

dalam bentuk permasalahan pelanggaran tergadap nilai moral yang aktual yang telah

dipilih untuk dibahas dan dipelajari dan dikaji bersama dengan keharusan moral yang

seharusnya ditaati. Pendekatan ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Menginformasikan topik yang akan dipelajari terkait dengan materi

2. Menginformasikan langkah kegiatan pembelajaran

3. Setiap siswa mengajukan contoh kasus-kasus yang aktual yang menjadi

perhatian siswa terkait dengan pelanggaran nilai moral dan secara klasikal kasus yang

diangkat dikaji bersama sebagai bekal untuk diskusi kelompok. (misalnya saat ini

banyak sekali anak-anak wanita memakai pakaian yang menampakkan sebagian

anggota tubuhnya. Apakah hal itu sesuai dengan norma adat ketimuran bangsa

Indonesia? Contoh lain semakin banyaknya anak-anak ikut demontrasi-demontrasi,

dan baru terjadi anak-anak bonek membuat kerusuhan ketika ada pertandingan sepak

bola dsb)

4. Siswa dikelompokkan dengan menggunakan teknik pengelompokan agar

supaya tidak terjadi memilih-milih teman dalam kelompok.

5. Setiap kelompok mendiskusikan kasus yang telah diangkat untuk dibahas, dan

dikaitkan dengan nilai-nilai (apakah akan dikaitkan dengan nilai moral agama? Nilai

kesopanan? Nilai kemasyarakatan? Nilai kedisiplinan dan sebagainya) tergantung

kelompok akan mengkaitkannya kemana. Kemudian merumuskan dan membuat

kesimpulan keterkaitan antara kenyatan dengan nilai keharusan.

6. Setiap kelompok yang telah merumuskan hasil kesimpulannya melaporkan

kepada guru dan apabila perlu diadakan diskusi kelas untuk silang pendapat antara

kelompok yang satu dengan kelompok lainnya.

7. Agar semua siswa lebih memahami dan ikut memiliki hasil yang lebih mantap,

semua siswa ditugaskan untuk mengemukakan dan menulis akibat apa yang akan

muncul apabila permasalahan yang bertentangan dengan nilai-nilai moran tersebut

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 12

Page 13: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

didiamkan dan tidak dilakukan tindakan. Dapat sebagai portofolio siswa secara

mandiri

c. Pendekatan Investigasi Kelompok

Pendekatan investigasi kelompok ini membahas permasalahan yang ada dan

terjadi di dalam kehiduoan masyarakat sehari-hari dengan cara penerapan sebagai

berikut :

1. Mengangkat permasalahan aktual yng sedang hangat terjadi di sekitar (misal sering

terjadi kehilangan barang di kelas pada jam-jam istirahat)

2. Seluruh siswa secara klasikal berdiskusi dipimpin guru untuk memberikan gambaran

secara umum dan sebagai bekal bagi siswa untuk langkah kegiatan berikutnya

3. Semua siswa dikelompokkan dengan menggunakan teknik pengelompokkan dengan

anggota antara 5 – 6 anggota

4. Semua kelompok merumuskan pembagian tugas-tugas, dan mengatur tahapan untuk

proses penelitian.

5. Melakukan Kegiatan penelitian, bisa secara mandiri atau bisa juga kelompok

6. Semua siswa dan kelompok menganalisis kemajuan penelitian, dan menentukan

kapan hasil penelitian dapat dibuat kesimpulannya dan dilaporkan kepada guru

7. Siswa dalam kelompok dapat melakukan pengulangan kegiatan untukmemperoleh

kepastian hasil kesimpulannya, agar supaya tidak salah dalam membuat kesimpulan

Setelah dibahas beberapa pendekatan diatas dapat dikemukakan bahwa

pendekatan pembelajaran, adalah sebagai cara memandang kegiatan pembelajaran, yang

memudahkan guru dalam menyajikan berbagai materi pelajaran. Pendekatan ini

dilaksanakan dengan menggunakan strategi atau metode tertentu.

Atwi Suparman (1996) berpendapat bahwa pendekatan pembelajaran sebagai cara

dalam mengelola kegiatan instruksional untuk menyampaikan materi atau isi pelajaran

secara sistematis, sehingga kemampuan yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa secara

efektif dan efisien.

Percival dan Ellington (1984) Pendekatan pembelajaran ditinjau dari segi

proses, menurut , meliputi:

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 13

Page 14: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

a. Pendekatan yang berorientasi kepada guru/lembaga pendidikan (traditional

teacher/institution centered approach)

Pendekatan yang berorientasi kepada guru/lembaga pendidikan merupakan sistem

pembelajaran yang konvensional di mana hampir semua kegiatan pembelajaran

dikendalikan oleh guru dan staf lembaga pendidikan (sekolah). Guru

mengkomunikasikan pengetahuannya kepada siswa berdasarkan materi pokok

dalam silabus.

Karakteristik pendekatan yang berorientasi pada guru bahwa proses belajar

mengajar atau proses komunikasi berlangsung di dalam kelas dengan metode

ceramah secara tatap muka (face to face) yang dijadwalan oleh sekolah. Selama

proses pembelajaran siswa hanya menerima apa saja yang disampaikan oleh guru

dan hanya sekali-kali diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan.

b. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa

Pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa merupakan sistem

pembelajaran yang menunjukkan dominasi siswa selama kegiatan pembelajaran

dan guru hanya sebagai fasilitator, pembimbing dan pemimpin. Karakteristik

pembelajaran dengan pendekatan yang berorientasi pada siswa bahwa kegiatan

pembelajaran beragam dengan menggunakan berbagai macam strategi atau

metode secara bergantian,

sehingga selama proses pembelajaran siswa berpartisipasi aktif baik secara

individu maupun kelompok. Pendekatan yang berorientasi kepada siswa antara

lain dapat menggunakan pendekatan kooperatif learning (Anita Lee

mengistilahkan dengan pembelajaran gotong royong), pendekatan Deep Dialog

dan Critical Thingking atau dialog mendalam dan berpikir kritis, pendekatan

kontekstual dsb.

d. Pendekatan Kontekstual

Inovasi di bidang pendidikan menghendaki adanya perubahan dari penerapan

pembelajaran sebelumnya yang cenderung lebih memusatkan pada content-based, kearah

perubahan pengembangan seluruh kompetensi siswa. Siswa dibantu agar kompetensinya

muncul dan dikembangkan semaksimal mungkin. Dengan perkembangan pembelajaran

yang baru siswa akan dibawa memasuki kawasan pengetahuan sekaligus penerapan dari

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 14

Page 15: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

pengetahuan tersebut, sehingga siswa akan memiliki ability, skill dan knowledge melalui

proses pembelajaran.

Pemikiran inovasi di bidang pembelajaran berangkat dari pernyataan Depdiknas:

2002:1 bahwa “sebagian besar dari siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang

mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan

dipergunakan/dimanfaatkan. Siswa memiliki kesulitan untuk memahami konsep

akademik sebagaimana mereka biasa diajarkan. Yaitu menggunakan sesuatu yang abstrak

dan metode ceramah. Mereka sangat butuh untuk memahami konsep-konsep yang

menghubungkan dengan tempat kerja dan masyarakat pada umumnya di mana mereka

akan hidup dan bekerja.”

Untuk menjawab pendapat tersebut diatas, salah satu pilihan dalam menjawab

pertanyaan (1) bagaimana cara yang terbaik untuk menyampaikan berbagai konsep yang

diajarkan dalam mata pelajaran tertentu sehingga semua siswa dapat menggunakan dan

mengingat lebih lama konsep tersebut. (2) bagaimana memberikan pemahaman bahwa

setiap mata pelajaran saling berhubungan dan membentuk satu kesatuan yang utuh (3)

bagaimana guru dapat menciptakan komunikasi secara efektif dengan siswa untuk

menjawab pertanyan tentang arti, hubungan dari apa yang dipelajarinya (4) bagaimana

guru dapat membuka wawasan berpikir dari seluruh siswa yang beragam. Jawaban dari

semua upaya tersebut diatas adalah dengan pembelajaran kontekstual.

Belajar akan lebih bermakna jika anak “mengalami” sendiri apa yang

dipelajarinya, bukan “mengetahui”. Selama ini pembelajaran berorientasi pada target

penguasaan materi. Dan hal ini memang berhasil memberikan kompetensi “mengingat”

dalam jangka pendek, tetapi “gagal” membekali anak untuk memecahkan persoalan

dalam kehidupan jangka panjang.

Pembelajaran Kontekstual merupakan salah satu solusi untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan diatas. Dengan pembelajaran kontekstual

(contextual teaching and learning/CTL) merupakan tumpuan harapan para ahli

pendidikan dan pengajaran dalam upaya “menghidupkan“ kelas secara maksimal.

e. Pengertian Pembelajaran Kontekstual

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 15

Page 16: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning – CTL) menurut

Johnsosn dalam Nurhadi, Burhan Yasin, dan Agus Gerrad Senduk, (2004) merupakan

proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam bahan.

Pemikiran tentang kontekstual dikemukakan karena disinyalir bahwa selama ini

pendidikan didominasi berbagai pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta

yang harus dihapal oleh peserta didik. Sumber utama dalam rangka memahami konsep

materi adalah guru. Mengingat saratnya materi yang akan dipelajari sementara waktu

yang tersedia terbatas dan peserta didik secara umum pasif, tidak memiliki kemampuan

untuk mengemukakan pendapat, maka pilihan utama dalam mengatur strategi dan metode

adalah ceramah. Karena metode itulah yang dianggap sebagai satu-satunya cara untuk

mengatasi permasalahan. Saat ini ini guru diharapkan dapat merubah kondisi belajar

peserta didik dari belajar mendengarkan ceraman menjadi belajar menemukan sendiri,

membangun sendiri, konsep dan pengetahuan yang akan dipelajari, melalu berbagai

sumber belajar yang tidak dari satu-satunya guru sebagai sumber belajar, melainkan dapat

dengan cara mencari sendiri sumber belajar, baik yang ada di lingkungan sekolah,

lingkungan rumah dan lingkungan masyarakat sekitar.

Sebagaimana yang telah dikemukakan diatas bahwa belajar akan lebih bermakna

apabila peserta didik menemukan sendiri pengetahuan, konsep, materi yang akan

dipelajari. Pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan

konteks kehidupan mereka sehari-hari, yaitu dengan konteks lingkungan pribadinya,

sosialnya, dan budayanya

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang menggunakan pendekatan

kontekstual dapat mengkondisikan kelas dengan cara :

• Pembelajaran yang mengaitkan materi dengan situasi nyata, siswa didorong untuk

membuat hubungan antara pengetahuan dengan dunianya.

• Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan, siswa bekerja dan

mengalami.

• Mementingkan strategi daripada hasil

Tugas Guru dalam penerapan pembelajaran dengan pendekatan konstekstual adalah

• Menyiapkan strategi pembelajaran sebagai yang telah diterangkan diatas untuk

menata proses penyajian materiModel Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 16

Page 17: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

• Mengelola kelas untuk menemukan sesuatu yang baru yang berasal dari peserta didik

• Peserta didik diajak untuk belajar menemukan sendiri konsep, materi yang sedang dan

yang akan dipelajari, bukan diberi oleh guru dan bukan apa kata guru

• Penerapan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual ini guru tidak perlu

mengubah kurikulum. Apapun kurikulum yang ada dan sedang dipergunakan di

sekolah, maka kondisi kelas disesuaikan dengan materi-materi yang sudah ada di

dalam kurikulum tersebut.

f. Strategi pembelajaran kontekstual

Guru mengkondisikan peserta didik untuk aktif belajar dan menemukan sendiri

pengetahuan yang sedang dan akan dipelajari, dengan cara menemukan masalah yang terjadi

dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik belajar bersama-sama teman yang lain secara

kooperatif. Guru sebagai fasilitator yang memberikan fasilitas dan kemudahan dalam rangka

menemukan dan mempelajari konsep/materi. Guru juga melayani semua yang diperlukan

oleh peserta didik. Dapat disimpulkan bahwa belajar dengan menggunakan pendekatan

kontekstual apabila kondisi belajar dan pembelajaran tercipta suasana sebagai berikut :

Belajar bukan hanya sekedar menghapal tetapi peserta didik perlu mengetahui

sendiri untuk apa dia belajar, bagaimana cara dia belajar.

Anak belajar dari mengalami bukan diberi begitu saja oleh guru

Pengetahuan tidak dapat dipisah menjadi fakta-fakta yg terpisah

Setiap manusia mempunyai tingkatan yg berbeda

Siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah

Proses belajar dapat mengubah struktur otak

1. Siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran

2. Siswa belajar dari teman

3. Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata

4. Perilaku dibangun atas kesadaran diri

5. Ketrampilan dikembangkan atas dasar pemahaman

6. Hadiah utk perilaku baik adalah kepuasan diri

7. Tidak melakukan yang jelek krn siswa sadar itu keliru

8. Bahasa yang digunakan dengan pendkt komunikatif

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 17

Page 18: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

9. Pemahaman rumus dikembangkan atas dasar skemata yang sdh ada dalam diri siswa

10. Pengetahuan yang dimiliki dikembangkan sendiri oleh

11. Siswa itu sendiri diminta bertanggung jawab memonitor & mengembangkan

pembelajaran mereka masing-2

12. Hasil belajar diukur dengan berbagai cara: proses bekerja, hasil karya, penampilan,

rekaman, tes dan lain-lain

13. Pembelajaran terjadi di berbagai tempat, konteks, dan setting

g. 7 Komponen Pembelajaran Kontekstual

1) Konstruktivisme (Constructivism)

Konstruktivisme dimaksudkan sebagai pengkondisian belajar siswa dengan cara:

a) Pengaktifan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh

siswa

b) Pemerolehan pengetahuan baru dari belajar keseluruhan

baru ke yang mendetail

c) Pemahaman konsep yang dipelajari, bisa dengan cara

membuat hipotesis sementara dan kemudian sharing dengan teman lain untuk

mencari tanggapan

d) Praktek pengetahuan dengan mengkaitkan dengan

pengalaman yang ada

e) Melakukan refleksi terhadap pengembangan

pengetahuan dengan cara:

Pengetahuan yang ada dibangun sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas

melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak dengan tiba-tiba sudah

diberi oleh guru

Pengetahuan dibangun dengan cara memberi makna melalui pengalaman

nyata.

Pengetahuan yang dibangun bukanlah seperangkat fakta, konsep, kaidak,

prosedur dan generalisasi yang harus diingat dan dihapal

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 18

Page 19: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

Siswa harus menemukan sendiri dan mentranformasikan suatu informasi

keseluruhan ke situasi yang lain, untuk dipahami sebagai suatu pengetahuan

baru.

Pembelajaran harus dikemas menjadi proses ”Mengkonstruksi” dan bukan

”Menerima” pengetahuan dari guru

Siswa menjadi pusat kegiatan, dan bukan guru yang memberi

Mengutamakan bagaimana terkondisi ”strategi memperoleh” siswa, bukan

seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat suatu pengetahuan.

2) Masyarakat Belajar (Learning Community)

Masyarakat belajar dalam hal ini dimaksudkan sebagai pengkondisian kelas melalui

kegiatan belajar secara kelompok, dan tidak dengan cara individu, dimana siswa

mendenngarkan guru berceramah. Kondisi yang dikehendaki dalam masyarakat

belajar adalah belajar dengan cara berdiskusi bersama siswa lain, baik dalam

kelompok kecil maupun dalam kelompok besar. Suasana belajar dapat dikondisi

sebagai berikut:

a) Hasil belajar diperoleh melalui “sharing” antar teman, antar

kelompok, antara yang sudah mengetahui dengan yang belum mengetahui terkait

dengan suatu pengetahuan yang sedang dipelajari atau sedang dibahas.

b) Siswa dikondisikan dalam kelompok yang heterogen ( jangan yang

pandai berkumpul dengan yang pandai, yang kurang mampu menyatu dengan

yang kurang mampu) paling tidak guru telah mengetahui bagaimana peta

kemampuan siswa di kelas, mana yang termasuk siswa pandai, siswa sedang dan

siswa yang kurang mampu. Ketiga katagori ini di acak dan setidaknya ketiga

macam katagori siswa ini ada dalam semua kelompok.

c) Masyarakat belajar terjadi dalam komunikasi dua arah. Dari siswa ke

siswa, dari guru ke siswa dan dari siswa ke guru.

d) Kegiatan yang diciptakan adalah saling belajar, dan tidak ada yang

merasa paling tahu, kondisikan sesame siswa tidak segan bertanya, semua pihak

mau saling belajar mendengarkan dan menghargai pendapat temannya.

e) Diberikan penyadaran kepada siswa bahwa semua orang pasti

memiliki pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang berbeda, dan setiap

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 19

Page 20: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

orang dapat menjadi sumber belajar antara satu dengan lainnya. Semua orang

pasti memiliki kelebihan sekaligus kekurangan. Karena itu suasana saling

menghargai sangat tepat dikondisikan dalam kelompok.

3) Bertanya (Questioning)

Unsur bertanya sangat menentukan dalam pendekatan kontekstual ini, karena tanpa

adanya keberanian bertanya dan apabila tidak ada unsure pertanyaan yang akan dicari

jawabannya, maka pembelajaran tidak akan berjalan dengan lancar sebagaimana

yang diharapkan dalam pembelajaran kontekstual. Apa yang harus disiapkan oleh

guru dan siswa dalam rangka penyiapan unsur questioning ini antara lain:

a) Guru mendorong, membimbing agar siswa mampu mengungkapkan pertanyaan

dan menilai kemampuan siswa dalam proses berpikir untuk mencari jawaban

terhadap pertanyaan yang dikemukakan.

b) Siswa menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang telah diketahui dan

mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui untuk dicari

jawabannya

c) Penerapan unsur bertanya ini dilakukan antara:

siswa dengan siswa

siswa dengan guru

guru dengan siswa

siswa dengan orang lain

4) Menemukan (Inkuiri)

Pengetahuan dan keterampilan bukan hanya hasil dari mengingat fakta-fakta, tetapi

harus menemukan sendiri. Guru selayaknya mengkondisikan kelas dan merancang

kegiatan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri konsep

materi apapun yang dipelajafri. Misalnya sikap perilaku pelanggaran lalu lintas, bukan

dipelajari dari gambar-gambar dalam buku, melainkan siswa ditugaskan untuk

mengamati sendiri peristiwa dan kejadian perihal pelanggaran lalu lintas di jalan raya.

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 20

Page 21: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

Kemudian siswa baik secara sendiri maupun kelompok membuat analisis, tentang

pelanggaran apa yang dilakukan pengguna jalan kemudian apa sangsi dari pelanggaran

tersebut, dan apa yang harus dilakukan dan ditaati oleh mereka agar supaya pelanggaran

tidak terulang.

Dalam rangka menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan berpikir siswa ada

sejumlah langkah-langkah yang harus dilalui untuk komponen menemukan ini yaitu:

a. Menemukan masalah

Pelanggaran aturan lalu lintas

Pelanggaran aturan mengendarai mobil

banyak pengguna jalan \raya yang tidak memakai helm

banyak sopir tidak memakai self belt

b. Mengumpulkan data melalui pengamatan/observasi

Siswa ditugaskan mengamati suasana jalan raya

Siswa secara individu dan/atau kelompok mengumpulkan data tentang

penggaran aturan berlalu lintas

Semua siswa menulis dan mencatat berapa banyak pelanggaran dari hasil

pengamatan yang dilakukan

c. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam bentuk

laporan

Siswa membuat pendataan dari hasil pengamatan dalam bentuk tertulis

Siswa membuat analisis mengapa para pengguna jalan tersebut tidak

memathui ketentuan lalu lintas tersebut

Siswa menulis hasil pengamatan dan disusun dalam bentuk narasi untuk

dilaporkan

d. Mengkomunikasikan hasil

Hasil tulisan siswa yang telah dianalisis diajikan di

depan kelas

Teman-teman sekelas memberikan masukan, komentar

dan bisa juga pertanyaan

Berdiskusi kelas yang dipimpin oleh moderator yaitu

siswa yang bertugas mengamati dan mendata

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 21

Page 22: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

Melakukan refleksi terhadap hasil pengamatan dan

hasil diskusi serta perolehan apa dari kegiatan itu.

Apabila hasil yang diperoleh dalam bentuk gambar, atau

bagan, maka hasil itu dapat ditempel di papan atau majalah dinding.

5) Pemodelan (Modeling)

Dalam pembelajaran kontekstual, unsure modeling sangat perlu untuk dapat dijadikan

acuan. Ada contoh yang dapat dijadikan acuan untuk ditiru oleh siswa, meskipun

tidak sama persis, tetapi paling tidak siswa memiliki gambaran untuk dicontoh.

Pemodelan dapat dalam bentuk:

a. Demontrasi

b. Pemberian contoh aktivitas

belajar

c. Cara mengoperasikan computer

d. Cara melafalkan atau membaca

yang benar

e. Cara mengambil ancang-ancang

atau start dalam Olah raga lari

f. Cara melempar bola atau serv

g. Cara berbicara yang santun

h. Cara mengemukakan pendapat

yang sopan

i. Cara berjalan apabila ada orang

yang lebih tua sedang duduk

j. Cara berkelompok dengan

menggunakan teknik berpikir berpasangan

k. dsb

Guru bukanlah satu-satunya model yang dapat ditiru, misalnya di sekolah ada siswa

yang pernah menjadi juara dalam lomba dapat mendemontrasikan hasil keahlian yang

dimenangkannya. Siswa yang pernah menang dalam lomba baca puisi dapat menjadi

model untuk dapat ditiru oleh temannya. Kalau ada temannya yang pernah menjadi

pemenang dalam lomba busana dapat juga menjadi model.

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 22

Page 23: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

6) Refleksi (Reflection)

Salah satu bagian yang sangat penting dalamn pembelajaran dengan pendekatan

kontekstual adalah apabila kita selalu melakukan refleksi. Maksud dari refleksi adalah

cara berpikir tentang apa yang bari dplejarai atau berpikir tentang apa yang telah

dipelajari dan yang sudah dilakukan. Refleksi merupakan gambaran dari apa yang

telah dilakukan siswa setelah mengendapkan perolehannya, kemudian mengingat

kembali dan kemudian merespon tentang apa yang telah dipelajarinya.

Kegiatan refleksi dapat berupa pertanyaan kepada siswa tentang:

a. apa yang kamu rasakan dalam

mempelajari materi hari ini?

b. Apakah ada hal-hal baru yang

kamu peroleh setelah belajar hari ini?

c. Apakah kamu dapat mencatat

kejadian yang telah kalian lalui hari ini?

d. Apa komentarmu dalam peristiwa

itu?

e. Apakah pengalaman ini kamu

lakukan juga diluar sekolah?

f. Kesan atau saran dapat diberikan

oleh siswa terhadap penyajian materi hari itu

g. Siswa dapat mendeskripsikan dan

mencatat kejadian-kejadian penting yang dirasakan ketika mempelajari materi hari

itu

h. Menugaskan siswa untuk

mendiskusikan pengalaman yang telah dilakukan hari kemarin dan/atau hari ini

i. Dsb

7) Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment)

Suatu penilaian yang benar adalah apabila melakukan penilaian dari apa yang

memang seharusnya dinilai. Ini adalah hakekat dari authentic. Penilaian authentic

menilai pengetahuan dan keterampilan (performansi) yang diperoleh siswa. Yang

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 23

Page 24: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

melakukan penilaian bisa tidak hanya guru, melainkan bisa juga temannya atau guru

lain.

Prinsip penerapan penilaian authentik antara lain:

a. Mengukur semua aspek pembelajaran

b. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung

c. Menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber

d. Tes merupakan salah satu alat pengumpul data penilaian

e. Tugas yang diberikan kepada siswa merupakan cerminan dari kehidupan

siswa sehari-hari dan siswa dapat menceritakan pengalamannya sesuai dengan

kenyataan setiap harinya.

f. Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian yang

diperoleh dalam mepelajari pengetahuan atau materi tersebut. Bukan keluasanya

atau kuantitasnya. Bukan dapat banyak tetapi tidak paham, melainkan sedikit

tetapi dalam dan paham.

Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang dapat memberikan

gambaran dari perkembangan belajar siswa. Guru perlu mengetahui apakah siswa

dalam belajar mengalami kemacetan atau tidak.

Apabila siswa mengalami kesulitan dan kemacetan dalam mempelajari sesuatu materi

pembelajaran, maka guru harus segera mengambil sikap untuk membantu siswa yang

bersangkutan agar dapat melanjutkan belajarnya. Dan siswa dapat termotivasi untuk

mempelajari materi tersebut dengan lebih bersemangat.

Kemajuan belajar siswa dinilai dari proses, dan bukanlah semata-mata hasil. Dan

karena assessment menekankan pada proses pembelajaran, maka data yang diperoleh

dan dikumpulkan harus dari kegiatan nyata yang dikerjakan oleh siswa pada saat

melakukan proses pembelajaran.

Hal-hal yang dapat digunakan sebagai dasar menilai prestasi siswa adalah sebagai

berikut:

Proyek/kegiatan dan laporannya

Hasil tes tulis

Portofolio

Pekerjaan rumah

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 24

Page 25: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

Kuis

Karya siswa

Presentasi atau penampilan siswa

Demontrasi

Laporan

Jurnal

Karya tulis

Kelompok diskusi

Wawancara

Prinsip dari assessment dalam pembelajaran kontekstual adalah mengetahui tidak

hanya apa yang diketahui siswa melainkan menilai apa yang dapat dilakukan siswa

dan penilaian mengutamakan kualitas hasil kinerja siswa dan bukan kuantitas.

Karaketristik Pembelajaran Kontekstual

Suasana pembelajaran yang menggunakan pendektan kontekstual apabila di dalam

pembelajaranya tercipta suasana sebagai berikut :

a. Kerjasama antara siswa yang satu dengan siswa yang lain

b. Saling menunjang dan saling membantu, saling melengkapi. Siswa tidak belajar

sendiri.

c. Siswa belajar secara aktif dan menyenangkan

d. Belajar yang mengkaitkan materi dengan kehidupan nyata dapat membuat belajar

lebih bergairah, karena mereka akan termotivasi untuk mendalami materi sendiri.

e. Belajar saling terkait antara materi yang satu dengan lainnya dan terintegrasi

f. Siswa belajar sendiri danmencari sendiri sumber belajarnya, maka dapat

menggunakan berbagai sumber yang menurut siswa menarik dan ada hubungannya

dengan materi yang sedang dipelajari

g. Saling berbagi dan saling membantu serta sharing dengan sesama temannya.

h. Kondisi belajar yang mandiri ini dapat membawa suasana belajar dan memberi

kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis dan guru dapat lebih kreatif, karena

akanmenjadi tumpuan pertanyaan apabila ada yang ingin diketahui lebih banyak dari

materi yang dipelajari siswa

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 25

Page 26: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

i. .Kelas yang menggunakan pendekatan belajar kontekstual akan tercermin dari suasana

kelas yang menghargai hasil kreatifitas siswa. Karena itu suasana kelas akan dipenuhi

dengan hasil karya siswa

j. Hasil karya siswa harus dilaporkan kepada guru

Untuk mengetahui apakah siswa belajar secara kontekstual atau tidak perlu melihat kata

kunci dari pembelajaran kontekstual tersebut antara lain:

a. Real World Learning belajar realitas

b. Mengutamakan pengalaman riil/nyata

c. Mengkondisikan berpikir tingkat tinggi

d. berpusat pada siswa

e. Siswa dikondisikan untuk berpikir kritis dan kreatif

f. pengetahuan yang dipelajari memang bermakna dalam kehidupan

g. Dekat dengan kehidupan nyata

h. ada perubahan perilaku

i. Siswa praktek dan bukan menghapal

j. learning dan bukan teaching

k. pendidikan (education) dan bukan pengajaran (instruction)

l. Pembentukan manusia

m. Memecahkan masalah

n. Siswa aktif guru mengarahkan

o. Hasil belajar diukur dengan berbagai cara bukan dengan tes

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 26

Page 27: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

2. Pengertian Metode dan Teknik Pembelajaran

Berbicara tentang Metode dan teknik pembelajaran akan lebih terkonsentrasi pada

pemikiran bagaimana guru menyiapkan langkah dan tahapan-tahapan penyajian materi

baik di dalam maupun di luar kelas.

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang

melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik

dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian

kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui

penggunaan pendekatan dan metode pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada

peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta

didik.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah

sebagai berikut.

a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para

pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara

profesional.

b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh

peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.

c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep

materi pembelajaran.

d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua

unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu

kegiatan siswa dan materi.

Metode pembelajaran merupakan merupakan suatu cara yang dipilih dan

ditetapkan oleh guru untuk menyajikan bahan pelajaran. Bagi siswa metode

pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam upayanya

mempelajari materi atau bahan keilmuan. Sedangkan dipandang dari segi bahan

keilmuan metode dipergunakan sebagai suatu cara bagaimana bahan itu dipahami

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 27

Page 28: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

dengan mudah dan baik. Dari segi metode itu sendiri merupakan suatu cara untuk

menyampaikan bahan atau materi.

Ada berbagai macam bentuk metode pembelajaran yang dikemukakan oleh para

ahli, dan perlu ditekankan bahwa tidak ada satupun metode yang paling baik, paling

tepat, dan paling sesuai untuk mata pelajaran tertentu dan untuk mempelajari suatu

materi tertentu. Karena semua metode apapun bentuknya dan jenisnya pastilah memiliki

kelebihan berikut kekurangan. Terkait dengan hal tersebut maka dalam memilih

danmenetapkan metode apa yang akan dipergunakan dalam pembelajaran seyogyanya

memperhatikan hal-hal berikut:

1. Pendekatan yang telah dipilih dan telah

ditetapkan dengan memperhatikan materi yang akan dibahas atau dipelajari oleh

siswa

2. Bahan keilmuan yang akan disajikan kepada

siswa yang nerupakan isi dari indikator.

3. Sumber bahan dan media yang akan

dipergunakan dalam pembelajaran

4. Tingkat perkembangan kemampuan siswa

yang berdampak pada kemampuan memahami bahan/materi sehingga efektif dan

efisiensinya dapat diperoleh.

3. Macam-macam Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Simulasi

4. Drama

5. Karyawisata

6. Bermain Peran

7. Permainan (Game)

8. Demontrasi

9. Sosiodrama

10. Simulasi

11. Diskusi

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 28

Page 29: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

b. Brainstorming

c. Perkelompok

d. Mangkuk Ikan

e. Simposium

f. Buzz Group

g. Panel

h. Kelas (Whole G)

i. Debat

j. Kolokium

k. Sidang Kelompok

12. Tugas

a. Tugas Latihan

b. Baca referensi

c. Pelajari topik.

d. Tugas unit/proyek

e. Tugas eksperimen

f. Tugas praktis

Syarat-syarat pemberian tugas antara lain :

Harus jelas dan tegas

Penjelasan kemungkinan kesulitan (seperti istilah)

Membicarakan tugas dengan siswa

Kebermaknaan tugas bagi siswa

Prosedur Penugasan

a. Persiapan

Menetapkan indikator/tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai

Menetapkan topik yang akan dibahas

Menentukan langkah kegiatan yang harus dilakukan

siswa

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 29

Page 30: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

Menetapkan berapa lama tugas itu dikerjakan (apakah 1

jam 35 menit, atau 1 hari, atau mungkin 1 minggu dsb)

b. Pelaksanaan

Informasikan topik yang akan dibahas

Jelaskan topik dari tugas yang akan dikerjakan siswa

Informasikan prosedur penyelesaian tugas (cara melakukan, cara

melaporkan dan bagaimana kalau ada yang perlu dikonsultasikan)

c. Tahap Akhir/Tindak Lanjut

4. Macam-MacamTeknik Pembelajaran

Dalam Pendekatan kooperatif learning ada beberapa teknik yang dapat

dipergunakan dan diterapkan kepada siswa dengan catatan teknik-teknik ini perlu

disesuaikan dengan konsdisi dantingkat kemampuan siswa. Teknik dimaksud

antara lain sebagai berikut:

1. Teknik Mencari Pasangan (Make – Match oleh Lorna Curran 1994)

2. Teknik Berpikir berpasangan (Think Pair And Share oleh Frank Lyman 1985)

3. Teknik Jigsaw oleh Aronson, Blaney, Stephen\, Sikes & Snapp 1978)

4. Teknik Examples Non Examples

5. Teknik Picture And Picture

6. Teknik Bertukar Pasangan

7. Teknik Group Investigation oleh Sharan 1992

8. Teknik Bertukar Pasangan

9. Teknik Berpasangan Berempat

10. Teknik Berkirim Salam dan Soal

11. Teknik Dua Tinggal Dua tamu

12. Teknik Keliling Kelompok

13. Teknik Keliling Kelas

14. Teknik Lingkaran Kecil Lingkaran Besar

15. Teknik Bercerita Berpasangan

C. Contoh Kasus

1) Kasus 1

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 30

Page 31: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

Bacalah kasus di bawah ini diskusikan dan berikan pendapat Anda.!

Apa Tema yang sedang dibelajarkan kepada siswa

Mata pelajaran yang sedang dilakukan?

Pendekatan dan teknik apa yang sedang dilakukan oleh Ibu guru

D. Latihan (LKPS)

Setelah mempelajari berbagai macam pendekatan, strategi, metode, model, teknik

pembelajaran, kerjakanlah tugas di bawah ini

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 31

Ibu Anita adalah seorang Guru yang penuh dedikasi, memiliki etos kerja, dan kompetensi yang bagus. Memiliki siswa dengan jumlah sebanyak 45 orang sebetulnya merasa kesulitan melakukan pengelolaan kelas. Tetapi sebagai guru yang kreatif, apalagi yang sudah berhasil menerima tunjangan sertifikasi guru, Ibu Anita tidak kehilangan kreatifitas. Maka dilakukanlah beberapa langkah agar siswa dapat belajar dengan menganut pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.A. Siswa dibagi menjadi 9 kelompok

1. Siswa diberi pekerjaan rumah: untuk mengamati lingkungan sekitar rumahnya.

2. Adakah sawah yang ditanami padi, sudah umur berapa tanaman tersebut,

3. Siapa yang menanamnya,4. Perkiraan menghabiskan modal berapa5. Dimana menjualnya kalau nanti sudah dipanen6. Kira-kira berapa perolehan yang akan diterima petani

apabila panen7. Bagaimana pola hidup masyarakat di sekitarnya

B. Semua kelompok diminta menyusun laporanC. Setiap anggota kelompok mendapat tugas yang berbeda

dan berbagai tugasD. Setiap anggota kelompok berlatih membuat laporan dan

belajar mempresentasikan. E. Pelaksanaan presentasi dilakukan di bawah pohon yang

rindangF. Terakhir guru memberikan klarifikasi

Page 32: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

E. Rangkuman

Penerapan pendekatan, strategi, metode, model dan teknik pembelajaran yang tepat akan dapat meningkatkan proses hasil belajar yang optimal. Sebaiknya guru secara utuh melaksanakan kompetensi guru sebagaimana yang dikehendaki oleh permendiknas. Keseimbangan antara kognitif, afekstif dan psikomotor di dalam pembelajaran oleh guru, dan siswa menjadi prasyarat utama bagi guru yang dianggap layak menerima sertifikat pendidik. Kendatipun pelaksanaan pembelajaran sudah sedemikian bagusnya, tanpa kekurangan, tetapi persiapan administrasi yang terdokumen sekaligus menjadi bukti fisik dari kegiatan proses belajar mengajar tidak kalah pentingnya. Oleh sebab itu antara dokumen tertulis dengan dokumen pelaksanaan dapat dilaksanakan secara seimbang.

F. Refleksi

Untuk kepentingan refleksi, ungkapkanlah hal-hal di bawah ini:

1. Pendekatan pembelajaran yang dapat dipahami di dalam proses pembelajaran ini

antara lain:

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 32

Setelah Anda mendiskusikan kasus tersebut diatas,

Buatlah identifikasi, Guru menggunakan pendekatan apa dalam pembelajaran?Metode apa saja yang dipakai di dalam proses pembelajaran.?Teknik apa yang dipergunakan ./Dan apakah menggunakan salah satu modelBagaimana tingkat keberhasilan di dalam melaksanakan proses pembelajaran.?

Page 33: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

………………………………………………………………………………………

…………………

………………………………………………………………………………………

………………….

2. Simulasi pelaksanaan dengan menggunakan salah satu metode pembelajaran yang

dapat dipahami di dalam proses pembelajaran ini adalah:

………………………………………………………………………………………

…………………

………………………………………………………………………………………

………………….

3. Teknik pembelajaran berbeda dengan metode pembelajaran. yang dapat

dipahami di dalam proses pembelajaran ini adalah:

………………………………………………………………………………………

…………………

………………………………………………………………………………………

………………….

4. Ungkapkan perolehan apa saja yang dapat dirasakan dan dikuasai di dalam proses

pembelajaran ini:

………………………………………………………………………………………

…………………

………………………………………………………………………………………

………………….

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 33

Page 34: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

BAB III

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

A. Pengantar

Di dalam pembelajaran kedua ini akan disajikan beberapa contoh Silabus dan

RPP Tematik, Terpadu dan Mata Pelajaran yang bernuansakan nilai karakter bangsa.

Pengembangan silabus hendaknya tetap mengacu pada prinsip penyusunannya yaitu: (1)

ilmiah, (2) relevan, (3) sistematis, (4) konsisten, (5) memadai, (6) aktual dan kontekstual,

(7) fleksibel, (8) menyeluruh (meliputi keseluruhan ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor. Sedangkan komponen silabus meliputi: SK, KD, Materi, Kegiatan

Pembelajaran, Merumuskan Indikator, Penilaian, Alokasi Waktu, Sumber Belajar dan

pada saat ini diharap nilai karakter bangsa juga diakomodasi sejak dari penyusunan

Silabus yang akan mengalir sampai dengan penyusunan RPP nya.

Keberhasilan dalam melaksanakan proses belajar mengajar tidak dapat dilepaskan

dari rencana pembelajaran atau model pembelajaran yang akan disusun. Di dalam

petunjuk pelaksanaan proses belajar mengajar adalah interaksi atau hubungan timbal balik

antara siswa dengan guru dan antar sesama siswa dalam proses pembelajaran. Sedangkan

mengajar itu bagi guru adalah menciptakan situasi yang mampu merangsang siswa untuk

belajar.

Faktor berhasilnya dalam melaksanakan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh:

(1) Diri siswa sendiri sebagai pelaku utama dalam proses belajar mengajar, (2) Diri guru

sebagai pengelola proses belajar mengajar dengan segala bentuk kreativitasnya, (3)

Tujuan pembelajaran yang menjadi sasaran pencapaian dari proses belajar mengajar, (4)

Bahan pengajaran sebagai penunjangn pokok bagi tercapainya tujuan, (5) Kemudahan

untuk mencapai sumber bahan pengajaran, (6) Suasana sekitar pada waktu belajar.

B. Intisari Materi

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 34

Page 35: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

i. Silabus Tematik

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata

pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk

penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus merupakan

penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus

dicapai oleh siswa.

Pengembangan silabus dan penilaian bersifat hierarkis atau berstruktur yaitu

diawali dari standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator,

kegiatan pembelajaran, alokasi waktu, penilaian dan sumber belajar. Silabus

bermanfaat sebagai pedoman pengembangan pembelajaran lebih lanjut mulai dari

perencanaan, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan penilaian.

Silabus pembelajaran tematik disusun oleh guru kelas. Dalam penyusunan

silabus pembelajaran tematik, rangkaian kegiatan telah dilakukan seperti menjabarkan

SK/KD ke dalam indikator; membuat/mengembangkan tema, melakukan pemetaan

KD sesuai tema, hingga membuat jaringan indikator. Sehingga penyusunan silabus

merupakan muara dari serangkaian kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya.

Dengan demikian guru tinggal menambahkan kegiatan pembelajaran, penilaian,

alokasi waktu dan sumber belajar.

Format silabus pembelajaran tematik diawali dengan identitas. Ada perbedaan

antara silabus tematik dengan silabus mata pelajaran. Perbedaan terletak pada

identitas dan isi silabus. Identitas pada silabus tematik tertulis judul tema. Sedangkan

silabus berisi SK/KD mata pelajaran yang terkait dan disusun ke bawah atau berlapis-

lapis sesuai tema. Berikutnya komponen silabus pembelajaran tematik adalah :

SK/KD dari beberapa mata pelajaran yang terkait dengan tema, materi pembelajaran,

kegiatan pembelajaran, indikator pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan sumber

belajar. Berikut ini adalah contoh silabus pembelajaran tematik :

Menyusun Silabus tematik sebaiknya mengakomodasi berbagai mata pelajaran

yang sekiranya dapat dipadukan dalam satu tema. Sedangkan pembelajarannya

bersifat luwes, tergantung pada kondisi siswa, guru, sekolah, sumber belajar yang

tersedia. Pembelajaran yang memadukan berbagai mata pelajaran mengalir saja tanpa

dipaksakan. Dalam satu silabus direncanakan disajikan berapa minggu..? misalnya

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 35

Page 36: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

perencanaan silabus akan disajikan selama 2 minggu, maka indicator-indikator yang

terpilih untuk disajikan di dalam satu kali pertemuan adalah mata pelajaran dari

indicator yang dapat terpadu secara luwes. Sedangkan indicator yang tidak dapat

dipadukan akan disajikan dalam pertemuan yang berikutnya dengan memadukan mata

pelajaran yang lain. Begitu seterusnya sampai 2 minggu dapat terselesaikan. (lihat

contoh)

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 36

Page 37: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

CONTOH SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SD/MI KELAS 3TEMA : NORMA MASYARAKAT

STANDAR KOMPETENSI /KOMPETENSI

DASAR

INDIKATOR MATERI KEGIATAN PEMBELAJARAN

ALKS WAKT

U

SARANA DAN

SUMBERPENILAIAN

NILAI KARAKTE

R

1 2 3 4 5 6 7PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

2.. Minggu2 x 6 hr = 12 hari

Standar Isi 2006 SD mata pelajaran Agama, IPS, Bahasa Indonesia, Orkes, IPA, Matematika , PKn,Seni-Budaya dan Keterampilan Bahan

Ajar/Buku siswa

Penilaian Tingkah Laku/Pengamatan

Penilaian Tingkah Laku/Pengamatan

Penilaian Tingkah Laku/Pengamatan

Penilaian Unjuk Kerja

Penilaian

toleransi

kerjasama

rasa ingin tahu

cinta damai

disiplin

cinta lingkungan

2.. SK: Melaksanakan norma yang berlaku di masyarakat

Mengamati kegiatan sehari-hari di rumah

Mengidentifikasi contoh-contoh aturan/norma di lingkungan keluarga

Menceritakan penerapan aturan keluarga

2..1 Mengenal aturan-aturan di lingkungan masyarakat sekitar

Menjelaskan pengertian norma

Menceritakan aturan-aturan yang berlaku dii lingkungan keluarga

Pengertian norma

Aturan-aturan yang berlaku dii lingkungan keluarga

2..2 Menyebutkan contoh aturan-aturan di lingkungan masyarakat

Menyebutkan contoh norma-norma di lingkungan masyarakat

Menceritakan macam-macam

Contoh norma-norma di lingkungan masyarakat

Macam-macam norma di masyarakat

Mengamati pererapan aturan/norma di lingkungan sekitar

Mengidentifikasi contoh-contoh aturan/norma di

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 37

Page 38: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

STANDAR KOMPETENSI /KOMPETENSI

DASAR

INDIKATOR MATERI KEGIATAN PEMBELAJARAN

ALKS WAKT

U

SARANA DAN

SUMBERPENILAIAN

NILAI KARAKTE

R

1 2 3 4 5 6 7norma di masyarakat

lingkungan masyarakat (RT, RW dan Kelurahan/Desa)

Pembela jaran Terpadu dengan Pende katan Tematik Kelas III.

Buku bahan Ajar lain yang relevan untuk Mapel Aga ma, IPS, Bhs Indonesia, IPA, PKn Matematika, Seni Budaya dan

sikap dan tingkah laku serta unjuk kerja

Penilaian Tingkah Laku/Pengamatan

Penilaian Unjuk Kerja

Penilaian sikap dan tingkah laku serta unjuk kerja

2..3 Melaksanakan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat

Menjelaskan pelaksanaan aturan-aturan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat

Pelaksanaan aturan-aturan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat

Mengamati penerapan aturan/norma dalam keluarga

Membedakan penerapan aturan/norma yang berlaku di masyarakat

Melaksanakan aturan/norma dalam kehidupan keluarga dan masyarakat

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL1.. Memahami

lingkungan dan melaksanakan kerjasama di sekitar rumah

Menyebutkan tugas-tugas anak di rumah

Menyebutkan bentuk kerjasama antar

Tugas-tugas anak di rumah

Bentuk kerjasama antar anggota keluarga

Manfaat

Mengamati pererapan kerjasama di lingkungan keluarga dan di lingkungan masyarakat sekitar

Mendeskripsikan

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 38

Page 39: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

STANDAR KOMPETENSI /KOMPETENSI

DASAR

INDIKATOR MATERI KEGIATAN PEMBELAJARAN

ALKS WAKT

U

SARANA DAN

SUMBERPENILAIAN

NILAI KARAKTE

R

1 2 3 4 5 6 7dan sekolah

2.. Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang

1..1 Menceritakan lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah dan sekolah

2..2 Memahami pentingnya semangat kerja

anggota keluarga Menceritaka

n manfaat kerjasama di lingkungan keluarga dan tetangga

Menceritakan akibat jika tidak ada kerjasama di lingkungan rumah

Menceritakan cara melakukan kerjasama di lingkungan keluarga dan di masyarakat

Menceritakan kerjasama dalam memeliharan lingkungan di sekitar rumah

Menjelaskan

kerjasama di lingkungan keluarga dan tetangga

Akibat jika tidak ada kerjasama di lingkungan rumah

Cara melakukan kerjasama di lingkungan keluarga dan di masyarakat

Kerjasama dalam memeliharan lingkungan di sekitar rumah

Pentingnya semangat kerja dalam bekerjasama

cara melakukan kerjasama yang tidak bertentang dengan norma di lingkungan masyarakat (RT, RW dan Kelurahan/Desa)

Mendiskusikan bentuk, cara, dan perilaku kerjasama di lingkungan keluarga, dan masyarakat sekitar.

Berdiskusi aturan yang disepakati dalam melaksanakan kerjasama dengan menerapkan semangat kerja

Orjaskes

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 39

Page 40: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

STANDAR KOMPETENSI /KOMPETENSI

DASAR

INDIKATOR MATERI KEGIATAN PEMBELAJARAN

ALKS WAKT

U

SARANA DAN

SUMBERPENILAIAN

NILAI KARAKTE

R

1 2 3 4 5 6 7pentingnya semangat kerja dalam bekerjasama

BAHASA INDONESIA1..1

(Mendengarkan) Melakukan sesuatu berdasarkan penjelasan yang disampaikan secara lisan

Melaksanakan perintah guru dengan benar sesuai dengan yang disampaikan secara lisan

Menjelaskan isi pesan kepada orang lain

Menjawab

Cara melaksanakan tugas guru dengan benar sesuai dengan yang disampaikan secara lisan

Isi pesan yang harus disampaikan

Mendengarkan cerita dari guru maupun dari teman tentang teks

Mendengarkan informasi dari guru tentang suatu pesan

Mendengarkan pesan yang disampaikan

Bertanya jawab

Nilai toleransi

Nilai kerjasama

Nilai rasa ingin tahu

Nilai cinta damai

Nilai

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 40

Page 41: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

STANDAR KOMPETENSI /KOMPETENSI

DASAR

INDIKATOR MATERI KEGIATAN PEMBELAJARAN

ALKS WAKT

U

SARANA DAN

SUMBERPENILAIAN

NILAI KARAKTE

R

1 2 3 4 5 6 7pertanyaan tentang teks yang didengar

kepada orang lain

Cara menjawab pertanyaan tentang teks yang didengar

tentang teks dan materi pelajaran

disiplin Nilai

cinta lingkungan

2..1

(Berbicara) Menceritakan pengalaman yang mengesankan dengan menggunakan kalimat yang runtut dan mudah dipahami

Menceritakan peristiwa yang pernah dialami, dilihat, atau didengar

Menjawab pertanyaan guru tentang pengalaman yang pernah dialami

Cerita peristiwa yang pernah dialami, dilihat, atau didengar

Cara menjawab dan mengajukan pertanyaan guru tentang pengalaman yang pernah dialami

Menceritakan kembali cerita yang telah didengarnya dengan menggunakan kata-katanya sendiri

Menjelaskan isi pesan dengan menggunakan kata-kata sendiri

Bertanya jawab tentang isi cerita dalam teks

3..1 Membaca lancar dengan nyaring

Cara membaca lancar dengan

Membaca nyaring isi teks (20-25

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 41

Page 42: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

STANDAR KOMPETENSI /KOMPETENSI

DASAR

INDIKATOR MATERI KEGIATAN PEMBELAJARAN

ALKS WAKT

U

SARANA DAN

SUMBERPENILAIAN

NILAI KARAKTE

R

1 2 3 4 5 6 7(Membaca) Membaca nyaring teks (20-25 kalimat) dengan lafal dan intonasi yang tepat

teks (20-25 kalimat) dengan lafal dan intonasi yang tepat

nyaring teks (20-25 kalimat) dengan lafal dan intonasi yang tepat

kalimat) dengan lafal dan intonasi yang tepat

4..1 Menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan ejaan

Menulis kalimat paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan ketentuan penggunaan ejaan

Cara menulis kalimat paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan ketentuan penggunaan ejaan

Menuliskan pesan yang didengar

Menulis kalimat berdasarkan paragraf sesuai dengan bahan yang tersedia

6..2

Menceritakan peristiwa yang pernah

Menceritakan peristiwa sesuai dengan pengalaman yang pernah

Peristiwa sesuai dengan pengalaman yang pernah dialami sendiri

Bertanya jawab tentang peristiwa-peristiwa sehari-hari di rumah dan di sekolah

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 42

Page 43: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

STANDAR KOMPETENSI /KOMPETENSI

DASAR

INDIKATOR MATERI KEGIATAN PEMBELAJARAN

ALKS WAKT

U

SARANA DAN

SUMBERPENILAIAN

NILAI KARAKTE

R

1 2 3 4 5 6 7dialami, dilihat, atau didengar

dialami sendiri ketika perjalanan dari rumah menuju sekolah

ketika perjalanan dari rumah menuju sekolah

Menceritakan peristiwa yang pernah dialami dalam perjalanan dari rumah menuju sekolah

ILMU PENGETAHUAN ALAMMakhluk Hidup dan Proses Kehidupan1.. Memahami

ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup

Bumi dan Alam

Mengidentifikasi macam-macam kebutuhan manusia

Menceritakan hasil pengamatan secara lisan atau menggunakan gambar

Menggolongkan makhluk hidup secara sederhana

Mengamati gambar tentang kegiatan manusia sehari dan mengidentifikasi macam-macam kebutuhan manusia

Menceritakan hasil pengamatan secara lisan atau menggunakan gambar

Menggolongkan makhluk hidup secara sederhana

Mencari

Mengidentifikasi macam-macam kebutuhan manusia

Menceritakan hasil pengamatan secara lisan atau menggunakan gambar

Menggolongkan makhluk hidup secara sederhana

Nilai toleransi

Nilai kerjasama

Nilai rasa ingin tahu

Nilai cinta damai

Nilai disiplin

Nilai cinta

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 43

Page 44: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

STANDAR KOMPETENSI /KOMPETENSI

DASAR

INDIKATOR MATERI KEGIATAN PEMBELAJARAN

ALKS WAKT

U

SARANA DAN

SUMBERPENILAIAN

NILAI KARAKTE

R

1 2 3 4 5 6 7Semesta6.. Memahami

kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam

informasi dari nara sumber, buku, atau gambar tentang penggolongan makhluk hidup

lingkungan

Kerja keras

1..1 Mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup

1..3 Mendeskripsi

Mencari informasi dari nara sumber, buku, atau gambar tentang penggolongan makhluk hidup

Informasi dari nara sumber, buku, atau gambar tentang penggolongan makhluk hidup

Menyimak informasi tentang makhluk hidup

Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup

Mengamati gambar pertumbuhan makhluk hidup

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 44

Page 45: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

STANDAR KOMPETENSI /KOMPETENSI

DASAR

INDIKATOR MATERI KEGIATAN PEMBELAJARAN

ALKS WAKT

U

SARANA DAN

SUMBERPENILAIAN

NILAI KARAKTE

R

1 2 3 4 5 6 7kan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dan hal-hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak (makanan, kesehatan, rekreasi, istirahat dan olah raga)

Mengemukakan manfaat makanan, kesehatan, rekreasi, istirahat dan olah raga bagi pertumbuhan dan perkembangan

6..2 Menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca

Menceritakan aturan yang telah disepakati dalam melakukan kegiatan jika hari akan turun hujan

Aturan yang telah disepakati dalam melakukan kegiatan jika hari akan turun hujan

Berdiskusi untuk saling menceritakan aturan yang telah disepakati dalam melakukan kegiatan jika hari akan turun hujan

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 45

Page 46: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

STANDAR KOMPETENSI /KOMPETENSI

DASAR

INDIKATOR MATERI KEGIATAN PEMBELAJARAN

ALKS WAKT

U

SARANA DAN

SUMBERPENILAIAN

NILAI KARAKTE

R

1 2 3 4 5 6 7MATEMATIKABilangan1.. Melakukan

operasi hitung bilangan sampai tiga angka

Geometri dan Pengukuran

2.. Menggunakan pengu-kuran waktu, panjang dan berat dalam pemecahan masalah

1..1 Menentukan letak bilangan pada garis bilangan

1..2 Melakukan penjumlahan

Membilang loncat bilangan sampai tiga angka

Membaca dan menulis lambang bilangan dalam kata-kata dan angka

Menyimak informasi tentang bilangan loncat

Membaca soal terkait dengan waktu keguatan sehari-hari

Menuliskan lambang bilangan dengan kata-kata dan angka

Bilangan loncat bilangan satuan sampai tiga angka

Lambang bilangan dalam kata-kata dan angka

Bilangan loncat

Waktu keguatan sehari-hari

Mendengarkan penjelasan guru tentang bilangan loncat dan bilangan sampai tiga angka

Mengamati waktu yang sudah menjadi ketentuan atau aturan masuk sekolah, istirahat, pulang sekolah dalam kegiatan belajar sehari-hari

Menulis lama waktu dalam kegiatan sehari-hari dalam satuan jam

Nilai toleransi

Nilai kerjasama

Nilai rasa ingin tahu

Nilai cinta damai

Nilai disiplin

Nilai cinta lingkungan

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 46

Page 47: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

STANDAR KOMPETENSI /KOMPETENSI

DASAR

INDIKATOR MATERI KEGIATAN PEMBELAJARAN

ALKS WAKT

U

SARANA DAN

SUMBERPENILAIAN

NILAI KARAKTE

R

1 2 3 4 5 6 7dan pengurangan tiga angka

2..1 Memilih alat ukur sesuai dengan fungsinya (meteran, timbangan, atau jam)

2..3 Mengenal hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang, dan antar satuan berat

SENI-BUDAYA4..

Mengekspresikan diri melalui karya seni

Membedakan tentang menguat dan melemahnya bunyi dengan

Membedakan tentang menguat dan melemahnya bunyi dengan

Membuat gerakan tepukan dengan berbagai jenis suara : keras,

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 47

Page 48: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

STANDAR KOMPETENSI /KOMPETENSI

DASAR

INDIKATOR MATERI KEGIATAN PEMBELAJARAN

ALKS WAKT

U

SARANA DAN

SUMBERPENILAIAN

NILAI KARAKTE

R

1 2 3 4 5 6 7musik

11.. Mengekspresikan diri melalui karya seni musik

4..2 Menyanyikan lagu wajib, lagu daerah, dan lagu anak-anak dengan atau tanpa iringan sederhana

11..2 Menyanyikan lagu daerah dan lagu anak-anak dengan iringan sederhana

peragaan gerakan/tepukan

Menyanyikan lagu anak

Menyanyikan lagu daerah terkait dengan norma masyarakat

peragaan gerakan/tepukan

Menyanyikan lagu anak

Menyanyikan lagu daerah terkait dengan norma masyarakat

lemah dan sedang Menyanyika

lagu dengan tertib Menyanyikan

lagu dengan semangat

OLAH RAGA JASMANI DAN KESEHATAN

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 48

Page 49: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

STANDAR KOMPETENSI /KOMPETENSI

DASAR

INDIKATOR MATERI KEGIATAN PEMBELAJARAN

ALKS WAKT

U

SARANA DAN

SUMBERPENILAIAN

NILAI KARAKTE

R

1 2 3 4 5 6 73..

Mempraktikkan gerak senam lantai, senam ketangkasan dasar dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya

5.. Menerapkan budaya hidup sehat

3..1 Mempraktikkan keseimbangan dalam bentuk senam lantai dasar, serta nilai keselamatan, disiplin dan keberanian

5..1 Menjaga

Mempraktikkan keseimbangan dalam bentuk senam lantai dasar, serta nilai keselamatan, disiplin dan keberanian

Menjaga kebersihan pakaian

Mengenal kebutuhan tidur dan istirahat

Menceritakan manfaat kebutuhan istirahat bagi manusia

Menjelaskan akibat apabila manusia

Mempraktikkan keseimbangan dalam bentuk senam lantai dasar, serta nilai keselamatan, disiplin dan keberanian

Menjaga kebersihan pakaian

Mengenal kebutuhan tidur dan istirahat

Menceritakan manfaat kebutuhan istirahat bagi manusia

Menjelaskan akibat apabila manusia

Melaksanakan kegiatan dinamika kelas dengan menggerakkan badan mengikuti perintah guru dengan tertib

Menjaga kebersihan pakaian

Melakukan gerakan latihan dasar bahu dan dada

Melakukan gerakan latihan untuk meningkatkan daya tahan

Memenuhi ketentuan istirahat yang sudah diatur oleh sekolah

Menceritakan akibat jika manusia tidak pernah istirahat dalam melakukan kegiatan sehari-hari

Nilai toleransi

Nilai kerjasama

Nilai rasa ingin tahu

Nilai cinta damai

Nilai disiplin

Nilai cinta lingkungan

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 49

Page 50: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

STANDAR KOMPETENSI /KOMPETENSI

DASAR

INDIKATOR MATERI KEGIATAN PEMBELAJARAN

ALKS WAKT

U

SARANA DAN

SUMBERPENILAIAN

NILAI KARAKTE

R

1 2 3 4 5 6 7kebersihan pakaian

5..2 Mengenal kebutuhan tidur dan istirahat

tidak pernah istirahat

tidak pernah istirahat

Format Silabus pembelajaran Tematik (Depdiknas 2006)

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 50

Page 51: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 51

Page 52: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

2. MODEL RPP TEMATIK KELAS 3

a. Kompetensi

Setelah mempelajari Modul ini peserta pendidikan dan pelatihan dapat menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan benar mengacu pada Permendiknas nomor 41

tentang Standar Proses

b. Rambu-rambu

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Standar Proses memuat ketentuan bahwa sebuah perencanaan proses pembelajaran meliputi

silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata

pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Indikator, Tujuan

Pembelajaran, Materi Ajar, Alokasi Waktu, Metode Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran,

Penilaian Proses dan Hasil Belajar, Sumber belajar.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan suatu rencana kegiatan kelas yang

dirancang oleh guru dan berisikan skenario tahap demi tahap mengenai segala sesuatu yang

akan dilakukan oleh guru bersama siswa terkait dengan materi pokok yang akan dibelajarkan.

Dalam program tersebut telah tercermin tujuan pembelajaran berupa indikator yang ingin

dicapai, media pembelajaran yang akan digunakan untuk mencapai indikator, dan langkah-

langkah yang mencerminkan pembelajaran aktif serta penilaian proses dan hasil (authentic

assessment).

Amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar

proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran

pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria

minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah

hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang

pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, baik pada sistem paket maupun pada

sistem kredit semester.

Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses

pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk ter-

laksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 52

Page 53: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

Landasan pengembangan perencanaan pelaksanaan pembelajaran mengacu pada

Peraturan Pemerintah Nomo 19 Tahun 2005 Pasal 20. Dan Peraturan Mendteri Pendidikan

Nasional nomor 41 tentang Standar Proses. Di dalam peraturan tersebut yang dimaksud

dengan Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus

dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan

pembelajaran, materi pembelajaran, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil

belajar serta memuat Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 53

Page 54: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK

SEKOLAH : SD MANDIRITEMA : NORMA MASYARAKATKELAS /SEMESTER : 3 (Tiga) 1 (satu)WAKTU : 5 kali pertemuan @ 5 JP/hari (5 hari)

I. STANDAR KOMPETENSI BAHASA INDONESIA :

1.. Memahami penjelasan tentang petunjuk dan cerita anak yang dilisankan (Mendengarkan)

2.. Mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman, dan petunjuk dengan bercerita dan memberikan tanggapan/saran (Berbicara)

3.. Memahami teks dengan membaca nyaring, membaca intensif, dan membaca dongeng (Membaca)

4.. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk paragraf dan puisi (Menulis)

6.. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan bercerita (Berbicara)

IPS 1.. Memahami lingkungan dan melaksanakan kerjasama di sekitar

rumah dan sekolah

IPA Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan1.. Memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal

yang mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup Bumi dan Alam Semesta6.. Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan

pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam

MATEMATIKA Bilangan1.. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka Geometri dan Pengukuran2.. Menggunakan pengukuran waktu, panjang dan berat dalam

pemecahan masalahPKn

2... Melaksanakan norma yang berlaku di masyarakat

II. KOMPETENSI DASAR

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 54

Page 55: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

BAHASA INDONESIA 1..1 Melakukan sesuatu berdasarkan penjelasan yang

disampaikan secara lisan2..1 Menceritakan pengalaman yang mengesankan dengan

menggunakan kalimat yang runtut dan mudah dipahami

3..1 Membaca nyaring teks (20-25 kalimat) dengan lafal dan intonasi yang tepat

4..1 Menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan ejaan

6..2 Menceritakan peristiwa yang pernah dialami, dilihat, atau didengar

IPS 1..1 Menceritakan lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah dan sekolah

2..2 Memahami pentingnya semangat kerja

IPA 1..1 Mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup1..3 Mendeskripsikan perubahan yang terjadi pada makhluk

hidup dan hal-hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak (makanan, kesehatan, rekreasi, istirahat dan olah raga)

6..2 Menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca

MATEMATIKA

1..1 Menentukan letak bilangan pada garis bilangan1..2 Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka2..1 Memilih alat ukur sesuai dengan fungsinya (meteran,

timbangan, atau jam)2..3 Mengenal hubungan antar satuan waktu, antar satuan

panjang, dan antar satuan berat

PKn 2..1 Mengenal aturan-aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat sekitar

2..2 Menyebutkan contoh aturan-aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat sekitar

2..3 Melaksanakan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat sekitar

SENI BUDAYA

4..2 Menyanyikan lagu wajib, lagu daerah, dan lagu anak-anak dengan atau tanpa iringan sederhana

AGAMA 3..1 Menampilkan perilaku percaya diri3..2 Menampilkan perilaku tekun 7..1 Menampilkan perilaku setia kawan

III.INDIKATOR

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 55

Page 56: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

BAHASA INDONESIA

1 Melaksanakan perintah guru dengan benar sesuai dengan yang disampaikan secara lisan

2 Menjelaskan isi pesan3 Menjawab pertanyaan tentang pengalaman yang pernah dialami4 Menceritakan pengalaman yang mengesankan dengan

menggunakan kalimat yang runtut dan mudah dipahami 5 Membaca lancar dan nyaring teks (20-25 kalimat) dengan lafal

dan intonasi yang tepat 6 Menulis kalimat paragraf berdasarkan bahan yang tersedia

dengan memperhatikan penggunaan ejaan7 Menceritakan peristiwa yang pernah dialami, dilihat, atau

didengar

IPS 1. Menyebutkan tugas-tugas anak di rumah2. Menyebutkan bentuk kerjasama antar anggota keluarga3. Menceritakan manfaat kerjasama di lingkungan keluarga dan

tetangga4. Menceritakan akibat jika tidak ada kerjasama di lingkungan

rumah5. Menceritakan cara melakukan kerjasama di lingkungan keluarga

dan di masyarakat6. Menceritakan kerjasama dalam memelihara lingkungan alam

dan buatan di sekitar rumah dan sekolah7. Menjelaskan pentingnya semangat dalam kerjasama

IPA 1. Mengidentifikasi macam-macam kebutuhan manusia2. Mendeskripsikan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup

dan hal-hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak (makanan, kesehatan, rekreasi, istirahat dan olah raga)

3. Menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca4. Menceritakan hasil pengamatan secara lisan atau menggunakan

gambar

MATEMATIKA

1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka2. Memilih alat ukur sesuai dengan fungsinya (jam)3. Menentukan hubungan antar satuan waktu

PKn 1. Mengidentifikasi aturan-aturan yang berlaku di lingkungan masya rakat sekitar rumah dan sekolahnya

2. Menyebutkan contoh aturan-aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat sekitar

3. Melaksanakan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat sekitar

SENI BUDAYA

1. Menyanyikan lagu wajib, lagu daerah, dan lagu anak-anak dengan atau tanpa iringan sederhana

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 56

Page 57: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

AGAMA 1. Menampilkan perilaku percaya diri2. Menampilkan perilaku tekun 3. Menampilkan perilaku setia kawan

IV. TUJUAN BAHASA INDONESIA

1. Melaksanakan perintah guru dengan benar sesuai dengan yang disampaikan secara lisan

2. Menjelaskan isi pesan3. Menjawab pertanyaan tentang pengalaman yang pernah dialami4. Menceritakan pengalaman yang mengesankan dengan

menggunakan kalimat yang runtut dan mudah dipahami 5. Membaca lancar dan nyaring teks (20-25 kalimat) dengan lafal

dan intonasi yang tepat 6. Menulis kalimat paragraf berdasarkan bahan yang tersedia

dengan memperhatikan penggunaan ejaan7. Menceritakan peristiwa yang pernah dialami, dilihat, atau

didengar

IPS 1. Menyebutkan tugas-tugas anak di rumah2. Menyebutkan bentuk kerjasama antar anggota keluarga3. Menceritakan manfaat kerjasama di lingkungan keluarga dan

tetangga4. Menceritakan akibat jika tidak ada kerjasama di lingkungan

rumah5. Menceritakan cara melakukan kerjasama di lingkungan

keluarga dan di masyarakat6. Menceritakan kerjasama dalam memelihara lingkungan alam

dan buatan di sekitar rumah dan sekolah7. Menjelaskan pentingnya semangat dalam kerjasama

IPA 1. Mengidentifikasi macam-macam kebutuhan manusia2. Mendeskripsikan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup

dan hal-hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak (makanan, kesehatan, rekreasi, istirahat dan olah raga)

3. Menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca4. Menceritakan hasil pengamatan secara lisan atau menggunakan

gambar

MATEMATIKA

1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka2. Memilih alat ukur sesuai dengan fungsinya (jam)3. Menentukan hubungan antar satuan waktu

PKn 1. Mengidentifikasi aturan-aturan yang berlaku di lingkungan masya rakat sekitar rumah dan sekolahnya

2. Menyebutkan contoh aturan-aturan yang berlaku di lingkungan

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 57

Page 58: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

masyarakat sekitar3. Melaksanakan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan

masyarakat sekitar

SENI BUDAYA

1. Menyanyikan anak-anak

AGAMA 1. Menampilkan perilaku percaya diri2. Menampilkan perilaku tekun 3. Menampilkan perilaku setia kawan

V. MATERIBAHASA INDONESIA

1. Perintah lisan2. Isi pesan3. Pengalaman yang pernah dialami4. Pengalaman yang mengesankan dengan menggunakan kalimat

yang runtut dan mudah dipahami 5. Bacaan lancar dan nyaring teks (20-25 kalimat) dengan lafal

dan intonasi yang tepat 6. Kalimat paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan

memperhatikan penggunaan ejaan7. Peristiwa yang pernah dialami, dilihat, atau didengar

IPS 1. Tugas-tugas anak di rumah

2. Bentuk kerjasama antar anggota keluarga3. Manfaat kerjasama di lingkungan keluarga dan tetangga4. Akibat jika tidak ada kerjasama di lingkungan rumah5. Cara melakukan kerjasama di lingkungan keluarga dan di

masyarakat6. Kerjasama dalam memelihara lingkungan alam dan buatan di

sekitar rumah dan sekolah7. Pentingnya semangat dalam kerjasama

IPA 1. Macam-macam kebutuhan manusia2. Perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dan hal-hal yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak (makanan, kesehatan, rekreasi, istirahat dan olah raga)

3. Pengamatan secara lisan atau menggunakan gambar

MATEMATIKA

1. Letak bilangan pada garis bilangan2. Penjumlahan dan pengurangan tiga angka3. Alat ukur sesuai dengan fungsinya (jam)

PKn 1. Aturan-aturan yang berlaku di lingkungan masya rakat sekitar

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 58

Page 59: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

rumah dan sekolahnya2. Aturan-aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat sekitar3. Aturan-aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat sekitar

SENI BUDAYA

1. Lagu anak-anak

AGAMA 1. Perilaku percaya diri2. Perilaku tekun 3. Perilaku setia kawan

VI. PENDEKATAN DAN METODEPendekatan : Cooperative LearningMetode : Ceramah, Tanya jawab, Diskusi, Penugasan

VII. LANGKAH PEMBELAJARAN

PERTEMUAN PERTAMA1. Kegiatan Awal/Pendahuluan

a. Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing.

b. Bertanya jawab tentang kegiatan siswa ketika bangun pagi dikaitkan dengan aturan-aturan yang berlaku di keluarga

c. Mengajak siswa menyanyikan lagu “Bangun Tidur” sembil menggerakkan anggota badan sesuai dengan syair lagu (Orkes, Budaya-Keterampilan)

d. Setelah selesai siswa diajak bertanya jawab kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan siswa seperti syair lagu, dan dikaitkan dengan aturan-aturan yang ada di keluarga. (Orkes dan BI, IPS, PKn)

e. Menginformasikan tema yang akan dipejari bersama (Norma Masyarakat)

2. Kegiatan Inti (Pendekatan Cooperative learning dengan Teknik Berpikir Berpasangan)a. Bertanya jawab tentang aturan di rumah sejak bangun

pagi hari sampai akan berangkat ke sekolah (PKn, IPS, IPA dan BI, Ekplorasi, Nilai rasa ingin tahu)

b. Bersama-sama siswa mengidentifikasi aturan-aturan yang berlaku di setiap keluarga masing-masing siswa (PKn, BI, Matematika, eksplorasi, nilai mandiri)

c. Semua siswa ditugaskan menulis di buku masing-masing hasil identifikasinya. (BI, Mat, IPS dan PKn, eksplorasi dan elaborasi, nilai mandiri)

d. Menugaskan semua siswa berkelompok dengan teman sebangkunya dan menugaskan semua kelompok pasangan berdiskusi membahas hasil identifikasi aturan-aturan yang diberlakukan di rumahnya

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 59

Page 60: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

masing-masinge. Setiap kelompok ditugaskan untuk membandingkan

aturan di keluarga masing-masing siswa (BI, PKn dan IPS, elaborasi, nilai menghargai sesama teman)

f. Mengidentifikasi contoh aturan di rumah sejak bangun tidur pagi hari sampai dengan malam hari ketika akan tidur malam

g. Hasil kelompok ditulis untuk dibahas dikaitkan dengan pengertian norma/aturan (BI, IPA-, IPS dan PKn, elaborasi, nilai mandiri )

h. Berdiskusi secara klasikal mengacu pada hasil identifikasi setiap kelompok pasangan untuk memberikan klarifikasi tentang aturan-aturan yang dibakukan di rumah.

i. Menugaskan seluruh siswa agar mentaati aturan yang berlaku di rumahnya masing-masing karena hal itu sebagai bukti dari taat pada norma masyarakat.

j. Memberi arahan dan nasehat semua siswa agar melaksanakan perilaku budi pekerti, akhlak mulia dan nilai-nilai sesuai karakter bangsa yang ada di daerahnya. Misalnya:

2. Nilai religius setiap mengawali kegiatan Nilai kerjasama ketika bekerja kelompok Nilai mandiri dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah Nilai menghargai pendapat teman ketika berdiskusi Nilai cinta damai ketika bermain dimanapun Nilai kerja keras ketika mendapat tugas dari guru Dsb

3. Kegiatan Akhir/Penutupa. bersama-sama siswa menyimpulkan hasil belajar sesuai dengan hasil

klarifikasib. bertanya jawab untuk mengetahui penguasaan materi yang telah dipelajari

selama pembelajaran (refleksi evaluasi hasil belajar)c. memberikan tugas PR untuk mengidentifikasi aturan-aturan yang ada di

rumah terkait dengan norma-norma.d. Mengajak semua siswa berdoa untuk mengakhiri pelajaran

VIII. ALAT DAN SUMBER BELAJARGambar-gambar tentang 1. pengendara sepeda tanpa helm2. suasana keluarga sedang makan bersama suasana di pasar3. anak sedang membeli barang4. Lingkungan keluarga 5. Buku Teks siswa (Bahasa Indonesia, PKn, IPA/Sains, Matematika, Orkes,

Budaya-Keterampilan, IPS dan agama)6. Kurikulum mata pelajaran (Bahasa Indonesia, PKn, IPA/Sains, Matematika,

Orkes, Budaya-Keterampilan, IPS dan agama)

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 60

Page 61: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

IX. PENILAIAN1. Penilaian Lisan2. Penilaian Tingkah laku (Pengamatan)3. Penilaian Produk (hasil diskusi dan hasil tugas PR)4. Penilaian Portofolio (laporan hasil diskusi siswa)

PERTEMUAN KEDUA 1. Kegiatan Awal/Pendahuluan

a. Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing. (Religious)

b. Bertanya jawab tentang kegiatan siswa aturan-aturan yang berlaku di keluarga tugas rumah (PR) dari masing-masing siswa.

c. Mengajak siswa menyanyikan lagu “aku anak sehat” sambil menggerakkan anggota badan sesuai dengan syair lagu (Orkes, Budaya-Keterampilan)

d. Setelah selesai siswa diajak bertanya jawab kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan siswa seperti syair lagu, dan dikaitkan dengan aturan-aturan yang ada di keluarga. (Orkes dan BI, IPS, PKn)

f. Menginformasikan tema yang akan dipejari bersama (Norma Masyarakat)

2. Kegiatan Inti (Pendekatan Cooperative learning dengan Teknik Number Head To Gether/NHT)

a. Bertanya jawab tentang aturan di rumah hasil identifikasi (PR) untuk dibahas secara klasikal dan diidentifikasi mana aturan yang sudah dibakukan menjadi sebuah norma di rumah dan mana yang menjadi norma masyarakat (PKn, IPS, IPA dan BI, eksplorasi, nilai toleransi)

b. Berdiskusi kelas guru bersama-sama siswa mengidentifikasi aturan-aturan yang berlaku di setiap keluarga masing-masing siswa dikaitkan dengan norma masyarakat secara umum (PKn, BI, Matematika, eksplorasi dan elaborasi, nilai rasa ingin tahu dan saling menghargai)

c. Semua siswa ditugaskan menulis di buku masing-masing hasil identifikasinya yang dibahas. (BI, Mat, IPS dan PKn)

d. Bertanya jawab tentang pengertian norma/aturan (BI, IPA, IPS dan PKn)

e. Membagi siswa dalam kelompok dengan cara menghitung angka 1 sampai 4 dan seterusnya sampai semua siswa menyebutkan angka tersebut. (Mat, IPA, IPS dan PKn)

f. Siswa dengan nomor angka 1 sampai dengan siswa nomor 4 berkumpul menjadi satu kelompok dan memilih nama kelompok masing-masing.

g. Setiap siswa mendapat tugas (Kartu Tugas) yang membahas tentang aturan-aturan di rumah:

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 61

Page 62: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

siswa nomor 1 mendapat tugas membahas kebiasaan yang dilakukan ketika bangun tidur sampai berangkat ke sekolah (BHS Indo, PKn dan IPS)

siswa nomor 2 mendapat tugas membahas norma yang harus dipatuhi ketika makan pagi, siang dan malam (PKn, dan IPA)

siswa nomor 3 mendapat tugas membahas kebiasaan yang wajib dipatuhi dalam mengatur waktu (belajar di sekolah, belajar di rumah) (Bhs Indo, PKn, dan Matematika)

siswa nomor 4 mendapat tugas membahas macam-macam norma yang harus dipatuhi di sekolah dan kalau tidak dilakukan mendapat sangsi

h. Setiap siswa menjawab permasalahan sesuai dengan kartu bernomor yang telah diterimanya dan menulisnya di kertas masing-masing

i. Setiap kelompok mendiskusikan jawaban masing-masing siswa dan saling memberikan argumentasi/pendapatnya

j. Guru mengamati aktivitas siswa selama diskusi berlangsung dan mencatat siapa yang aktif dan siapa yang pasif

k. Guru memanggil salah satu nomor untuk mempresentasikan/ melaporkan hasil tugasnya

l. Seluruh Siswa diberi kesempatan untuk memberikan tanggapannya terhadap laporan temannya

m. Guru memberikan klarifikasi terhadap kebenaran laporan siswa. Memberikan penguatan jika benar dan meluruskan apabila jawaban siswa kurang benar.

3. Kegiatan Akhir/Penutupa. bersama-sama siswa menyimpulkan hasil belajar sesuai dengan hasil

klarifikasib. bertanya jawab untuk mengetahui penguasaan materi yang telah dipelajari

selama pembelajaran (evaluasi hasil belajar)c. memberikan tugas PR untuk mengidentifikasi aturan-aturan yang ada di

rumah terkait dengan sekolah.

ALAT DAN SUMBER BELAJARa. Gambar-gambar tentang b. siskamlingc. gambar anak sedang membawa handukd. kamar mandie. anak sedang membawa tas sekolahf. gedung sekolah g. gambar anak sedang membawa bukuh. ruangan kelas

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 62

Page 63: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

i. Lingkungan keluarga j. Buku Teks siswa (Bahasa Indonesia, PKn, IPA/Sains, Matematika, Orkes,

Budaya-Keterampilan, IPS dan agama)k. Kurikulum mata pelajaran (Bahasa Indonesia, PKn, IPA/Sains, Matematika,

Orkes, Budaya-Keterampilan, IPS dan agama)

PENILAIAN1. Penilaian Lisan2. Penilaian Tingkah laku (Pengamatan)3. Penilaian Produk (hasil diskusi dan hasil tugas PR)4. Penilaian Portofolio (laporan hasil diskusi siswa)

C. Contoh Kasus

Bacalah Wacana di bawah ini dan diskusikan di dalam kelompok dengan menggunakan

teknik dua tinggal dua tamu (atau teknik lain yang sesuai)

1) Kasus 1

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 63

REALITA:Ibu Rina adalh Seorang guru yang sangat kreatif. Di dalam penerapan proses pembelajaran sudah memuat komponen eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi, hampir semua siswanya dapat mencapai kompetensi yang direncanakan, dan selalu merindukan kehadiran gurunya di kelas. Siswa dapat menikmati pembelajaran, karena benar-benar bernuansa PAIKEM. Materi yang disajikan tidak diragukan lagi memang bersifat kontekstual, sumber dan medianya dibuat sendiri dengan atau atau tanpa bantuan dari sekolah.

Tetapi mengapa ibu Rina sudah memiliki pengalaman mengajar hampir 30 tahun dan usianya mendekati 47 tahun masih juga belum bisa mengikuti sertifikasi.? Sesuatu yang bagi kebanyakan guru sangat diharapkan.? Karena kita tahu bahwa dengan memiliki sertifikat pendidik, akan menerima tunjangan 100% dari gaji pokok

Setelah Pengawas Pembina mencari tahu penyebab, mengapa hal itu sampai terjadi, maka dapat disimpulkan bahwa Ibu Rina tidak terlalu suka dengan Dokumen-dokumen yang hanya benar diatas kertas. Dan tidak ada kaitannya dengan implementasi. Ibu Rina lebih memilih mengutamakan penerapan dari pada sekedar bagus diatas kertas tetapi tidak bagus dalam pelaksanaan.

1. Apabila Anda sebagai pembinanya, apa yang akan Anda lakukan.?

2. Apa saja yang harus dipenuhi oleh seorang guru agar kinerjanya di akui

3. Bagaimana caranya supaya Ibu Rina dapat menikmati jerih payahnya sebagai guru yang kreatif.?.

Page 64: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

2) Kasus 2

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 64

REALITA:Seorang Kepala SD, telah lama memimpin sekolah dengan penuh dedikasi, dengan kreatifitasnya yang tinggi telah mengantarkan sekolahnya menjadi sekolah RSBI, kendatipun lokasi sekolahnya berada jauh dari pusat kota. Wali siswa tidak banyak yang mengerti pendidikan. Kehidupan masyarakatnya lebih banyak sebagai petani konvensional tetapi ditengah kondisi masyarakat yang seperti itu, ternyata sebagian besar kepala sekolah ini berhasil mengantarkan siswanya melanjutkan ke jenjang lebih tinggi di sekolah kota yang termasuk favorit. Kondisi yang dibanggakan oleh masyarakat sekitar ini ternyata tidak seiring dengan dukungan dari warga sekolah. Guru, wakil kepal sekolah, penjaga sekolah dan bahkan komite sekolah tidak terlalu suka dengan kondisi tersebut, karena kepala sekolah menggunakan peraturan ketat, disiplin tinggi dan etos kerja yang dipaksakan dengan alas an pembiasaan nilai karakter.

Tugas: Simulasikan 1. Lakukanlah brainstorming: dari kondisi kasus diatas, siapa

yang setuju dengan sikap kepala sekolah menjadi kelompok A, dan yang setuju dengan sikap warga sekolah menjadi kelompok B

2. Buatlah 2 kelompok besar dari setiap kelompok (A1 dan A2) (B1 dan B2)

3. Tunjuklah dari Setiap kelompok masing-masing 3 orang untuk ditugaskan menjadi pengamat menggunakan format pengamatan yang memuat aspek kognitif, afektif dan psikomotor serta format pengamatan nilai karakter bangsa.

4. Diskusikan kasus diatas dengan menggunakan metode DEBAT, Kelompok A1 berhadapan dengan B1Kelompok A2 berhadapan dengan B2

5. Kondisikan kedua kelompok tidak saling berdekatan, supaya masing-masing tidak terganggu.

6. Buat laporan hasil diskusi: metode apa saja yang dapat dimunculkan di dalam kegiatan ini, apa saja cirri-ciri penerapan metodenya.

Page 65: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

D. Latihan (LKPS 02A, 02B, 02C, 02D)

1. Untuk lebih mendalami pemahaman tentang pembelajaran yang menggunakan

pendekatan tematik bagi siswa kelas awal (kelas 1, 2, dan 3), buatlah secara

mandiri, Silabus dan RPP Tematik yang bernuansa nilai karakter bangsa untuk

satu kali pertemuan (1 hari = 5 Jp) dengan tema pilihan sendiri.

2. Tulislah dalam bentuk soft copy di laptop atau ditulis secara manual kemudian

presentasikan di depan audience

3. Mintalah komentar, tanggapan dan pendapat dari teman sejawat untuk lebih

menyempurnakan hasil kerja Anda

4. Lakukan pengamatan keterlaksanaan pembelajaran (analisa Silabus dan RPP)

berdasarkan penyajian /presentasi

5. Pergunakan format pengamatan untuk melihat pelaksanaan/implementasi nilai

karakter bangsa yang dapat diakomodasi di dalam kelas (ketika proses diklat

berlangsung)

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 65

Page 66: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

6. Selamat berlatih.

E. Rangkuman

Penyusunan dan pengembangan RPP dengan menggunakan berbagai Penerapan pendekatan, strategi, metode, model dan teknik pembelajaran yang tepat akan dapat meningkatkan proses hasil belajar yang optimal. Sebaiknya guru secara utuh melaksanakan kompetensi guru sebagaimana yang dikehendaki oleh permendiknas. Keseimbangan antara kognitif, afekstif dan psikomotor di dalam pembelajaran oleh guru, dan siswa menjadi prasyarat utama bagi guru yang dianggap layak menerima sertifikat pendidik. Kendatipun pelaksanaan pembelajaran sudah sedemikian bagusnya, tanpa kekurangan, tetapi persiapan administrasi yang terdokumen sekaligus menjadi bukti fisik dari kegiatan proses belajar mengajar tidak kalah pentingnya. dokumen tertulis dengan dokumen pelaksanaan dapat dilaksanakan secara seimbang, agar ketercapaian kompetensi siswa terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar berhasil dengan baik.

F. Refleksi (upaya mengungkap pengetahuan, sikap dan keterampilan yang

diperoleh peserta)

Untuk kepentingan refleksi, ungkapkanlah hal-hal di bawah ini:

1. Penyusunan Silabus yang dapat

dipahami di dalam contoh antara lain:

………………………………………………………………………………………

…………………….

………………………………………………………………………………………

…………………...

2. RPP dalam pelaksanaan dengan menggunakan salah satu pendekatan

metode pembelajaran yang dapat Anda pahami di dalam adalah:

………………………………………………………………………………………

…………………….

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 66

Page 67: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

………………………………………………………………………………………

…………………...

3. Teknik pembelajaran yang dapat dipahami di dalam contoh adalah:

………………………………………………………………………………………

…………………….

………………………………………………………………………………………

…………………...

4. Ungkapkan perolehan apa saja yang dapat dirasakan dan dikuasai di dalam

contoh silabus dan RPP:

………………………………………………………………………………………

…………………….

………………………………………………………………………………………

…………………...

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 67

Page 68: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 68

Page 69: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Peran guru dan, fungsi serta kedudukan

sangat strategis dalam pembangunan nasional dalam bidang pendidikan. Oleh karena

itu perlu peningkatan mutu guru secara terencana, terarah dan berkesinambungan,

agar guru dapat melaksanakan perannya sebagai tenaga fungsional yang mampu

menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional

dan global. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk

melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan

bertanggung jawab

2. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk

memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui

interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber

belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang

dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan dan metode pembelajaran

yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat

kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.

B. Saran-saran

1. Model-model Pembelajaran diharapkan dapat berjalan dilaksanakan dengan

mengkondisikan siswa aktif, kreatif, inovatif, efekti sekaligus menyenangkan. Hal ini

dapat dilakukan apabila guru meninggalkan kebiasaan lama yang didominasi dengan

metode caramah sebagai satu-satunya alternatif penyajian materi pembelajaran

2. Pembelajaran aktif akan dapat diciptakan apabila guru menggunakan berbagai

teknik pembelajaran dalam menyajikan konsep materi

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 69

Page 70: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

3. Disarankan kepada para guru sebagai motor pengerak dan dinamisator

pembelajaran di kelas agar dapat mengikuti perkembang baru, menginggalkan

sebanyak mungkin penyajian konvensional yang selama ini masih dipergunakan.

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 70

Page 71: Model Pembelajaran Dyah Yeni Basrowi (1)

4.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat PLP, 2003. Pendekatan Kontekstual – Cotextual Teaching and Learning – CTL,. Jakarta: Direktorat PLP Ditjen Dikdasmen Depdiknas.

Gagne, Robert M., 1989. Kondisi Belajar dan Teori Pembelajaran, penerjemah Munandir. Jakarta: PAU-UT.

Gredler, Margaret E. Bell, 1994. Belajar dan Membelajarkan, penerjemah Munandir. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

H. Muslimin Ibrahim dan Mohamad Nur, 2000. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: Unesa Universiity Press.

Joni, T. Raka, 1991. Strategi Belajar Mengajar : Acuan Konseptual Pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta : Universitas Terbuka.

Moelyono, Tj., 1981. Proses Pengambilan Keputusan. Bogor: Proyek Pembinaan SGO Depdikbud.

Muhibbin Syah,1995. Psikologi Pendidikan.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Percival, Fred; Henry Ellington, 19984. Teknologi Pendidikan, alih bahasa Sudjarwo S. Jakarta: Erlangga.

PPPG IPS dan PMP, 2002. Pendekatan dan Metode Pembelajaran: Bahan ajar Penataran Instruktur Guru IPS dan PPKn. Malang : PPPG IPS dan PMP.

Model Pembelajaran: Dyah-Yeni-Basrowi 2012 Page 71