model model manajemen berbasis sekolah

7
MODEL MODEL MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) A. PENDAHULUAN Peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di bidang pendidikan nasional dan merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas manusia indonesia secara menyeluruh. Diperlukan suatu strategi untuk menjadikan sekolah menjadi sekolah yang efektif dan produktif. Strategi yang sudah digunakan dibeberapa negara maju dan saat ini sudah mulai dikembangkan di indonesia adalah Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) atau School Based Management(SBM). Keadaan dalam suatu wilayah (negara) mempengaruhi bagaimana cara yang tepat untuk menetapkan suatu gaya pendekatan untuk menjadikan sekolah itu kreatif dan produktif. Hal ini menjadikan MBS memiliki beberapa model yang diterapkan di masing-masing negara/wilayah. Seperti model australia, model amerika, model inggris dan lain sebagainya. Dalam makalah yang singkat ini, akan coba diuraikan beberapa model MBS yang sudah diterapkan. B. MODEL MODEL MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Dalam makalah ini akan diuraikan secara singkat beberapa model yang dikembangkan dibeberapa negara diantaranya: Hong Kong, Kanada, Amerika Serikat, Inggris, Australia, Prancis, Nikaragua, Selandia Baru, El Salvador, Madagaskar, dan di Indonesia. 1. Model MBS di Hong Kong Kondisi yang kurang baik yang terjadi di Hong Kong mendorong diberlakukannya MBS dengan tujuan terjadinya suatu perbaikan.1[1] Di Hong Kong MBS disebut The School Management Initiative (SMI) atau manajemen sekolah inisiatif. Model MBS di Hong Kong ini, menekankan pentingnya inisiatif dari sumber daya sekolah sebagai pengganti inisiatif dari atas yang selama ini diterapkan. Prinsip-prinsip MBS

Upload: bagibagiilmu

Post on 04-Jul-2015

1.041 views

Category:

Education


8 download

DESCRIPTION

Model-model MBS

TRANSCRIPT

Page 1: Model  model manajemen berbasis sekolah

MODEL MODEL MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)

A. PENDAHULUAN

Peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di bidang pendidikan

nasional dan merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas manusia indonesia

secara menyeluruh.

Diperlukan suatu strategi untuk menjadikan sekolah menjadi sekolah yang efektif dan

produktif. Strategi yang sudah digunakan dibeberapa negara maju dan saat ini sudah mulai

dikembangkan di indonesia adalah Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) atau School Based

Management(SBM).

Keadaan dalam suatu wilayah (negara) mempengaruhi bagaimana cara yang tepat untuk

menetapkan suatu gaya pendekatan untuk menjadikan sekolah itu kreatif dan produktif. Hal ini

menjadikan MBS memiliki beberapa model yang diterapkan di masing-masing negara/wilayah.

Seperti model australia, model amerika, model inggris dan lain sebagainya.

Dalam makalah yang singkat ini, akan coba diuraikan beberapa model MBS yang sudah

diterapkan.

B. MODEL MODEL MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Dalam makalah ini akan diuraikan secara singkat beberapa model yang dikembangkan

dibeberapa negara diantaranya: Hong Kong, Kanada, Amerika Serikat, Inggris, Australia,

Prancis, Nikaragua, Selandia Baru, El Salvador, Madagaskar, dan di Indonesia.

1. Model MBS di Hong Kong

Kondisi yang kurang baik yang terjadi di Hong Kong mendorong diberlakukannya MBS

dengan tujuan terjadinya suatu perbaikan.1[1] Di Hong Kong MBS disebut The School

Management Initiative (SMI) atau manajemen sekolah inisiatif.

Model MBS di Hong Kong ini, menekankan pentingnya inisiatif dari sumber daya

sekolah sebagai pengganti inisiatif dari atas yang selama ini diterapkan. Prinsip-prinsip MBS

Page 2: Model  model manajemen berbasis sekolah

yang ditawarkan di Hong Kong adalah perlunya telaah ulang secara terus menerus terhadap

pembelajaan anggran pemerintah, perlunya evaluasi secara sistematis terhadap hasil, definisi,

yang lebih baik tentang tanggung jawab, hubungan erat antara tanggung jawab sumber daya dan

tanggung jawab manajemen, perlu adanya organisasi dan kerangka kerja yang sesuai, hubungan

yang jelas antara pembuat kebijakan dengan agen-agen pelaksana.

Dengan adanya prinsip tersebut maka diperlukan suatu transparansi dan akuntabilitas

dalam pengelolaan pendidikan. Taransparansi dan akuntabilitas di sini meliputi penggunaan

anggaran belanja sekolah dan penentuan hasil belajar siswa serta pengukuran hasilnya.

2. Model MBS di Kanada

Di kanada, pendidikan menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi di mana pemerintah

daerah/kota sebagai unit administratif dan pengambilan kebijakan.2[2]

Model MBS di sana disebut School-site decision making (SSDM) atau pengambilan

keputusan diserahkan pada tingkat sekolah. Ciri-ciri MBS dikanada adalah sebagai berikut :

o Penentuan alokasi sumber daya ditentukan sekolah

o Anggaran pendidikan diberikan secara lupsum

o Alokasi anggaran pendidikan tersebut dimasukkan ke dalam anggaran sekolah

o Adanya program efektivitas guru

o Adanya program pengembangan profesionalisme tenaga kerja. (sungkowo: 2002).

Penekanan model MBS di kanada ini dalam hal pengambilan keputusan, yaitu

pengambilan keputusan diserahkan kepada masing-masing sekolah secra langsung. Model ini

pun hanya terbatas pada beberapa hal saja, yaitu yang menyangkut pengangkatan, promosi,

penghargaan dan penghentian tenaga guru dan administrasi, pengadaan peralatan sekolah,

pelayanan kepada sekolah. Sebelumnya ketiga hal tersebut ditentukan oleh pusat.

Yang menjadi ciri lain dari MBS model kanada adalah peningkatan dan pengembangan

profesionalisme tenaga kerja baik meningkatkan kemampuan guru maupun tenaga administrasi.

Page 3: Model  model manajemen berbasis sekolah

3. Model MBS di Amerika Serikat

Sistem pendidikan di Amerika Serikat mula-mula secara konstistusional pemerintah pusat

(state) bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dan pemerintah daerah hanya

sebagai pembuatan kebijaksanaan dan administrasi. Pemerintah federal memiliki peran yang

terbatas bahkan semakin berkurang perannya. Perannya hanya dibatasi terutama pada area

khusus, yaitu dukungan pendanaan.

Model MBS di Amerika Serikat disebut dengan Site- based Management. Beberapa

pendapat yang mendudkung diadakannya MBS menyarankan bahwa sebagai syarat penting

untuk meningkatkan kualitas pendidikan maka otoritas pengambilan keputusan harus pada

tingkat sekolah.

Mereka yakin dengan diadakannya MBS dimana penyerahan sumber daya ke tingkat

sekolah akan membuat kemajuan. Hal ini karena sekolah memiliki kebebasan mencurahkan

energi kreatifnya dan sekolah dapat mengembangkan diversifikasi pendekatan strategi untuk

mencapai tujuannya

4. Model MBS di Inggris.

Model MBS di Inggris disebut Grant Maintained School (GMS). Atau manajemen

swakelola pada tingkat lokal. Dinamakan seperti itu karena, adanya undang-undang pendidikan

tahun 1988, antara lain berisi adanya kurikulum inti nasional, adanya ujian nasional, serta

pelaporan nasional. Kontrol terhadap anggaran sekolah diberikan kepada lembaga

pengelola/pengawas beserta para kepala sekoalah menengah keatas dan sebagian sekolah dasar

dalam waktu lima tahun. Juga memberikan pilihan pada orang tua dengan cara membantu

mengembangkan diversifikasi, meninghkatkan akses, mengizinkan sekolah-sekolah negeri untuk

keluar dari kontrol otoritas pendidikan lokal. Berdasarkan suara mayoritas orang tua siswa.

Dengan adanya undang-undang pendidikan tersebut terjadi enam perubahan struktural

guna memfasilitasi pelaksanaan MBS sebagaimana dikemukakan oleh sungkowo (2002).

a. kurikulum nasional untuk mata pelajaran inti ditentukan oleh pemerintah.

b. Ujian nasional dilaksanakan atau diterapkan pada siswa kelas 7,11,14 dan 16.

c. MBS di bentuk untuk mengembangkan otoritas pemerintah.

d. Dibuatlah sekolah lanjutan tekhnik

Page 4: Model  model manajemen berbasis sekolah

e. Kewenangan inner London Education dilimpahkan kepada tiga belas otoritas pendidikan.

f. Skema manjemen sekolah lokal dibentuk dengan melibatkan beberapa pihak terkait.

5. Model MBS di Australia

Karakteristik MBS di Australia dapat dilihat dari aspek kewenangan sekolah yang

meliputi.

1. menyusun dan mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran untuk meningkatkan

hasil belajar siswa

2. melakukan pengelolaan sekolah yang dapat dipilih diantara tiga kemungkinan yaitu

standard flexbility option (SO), Enchanced Flexibility Option-1(EO1), dan enchanced

Flexibility-2(EO2).

3. membuat perencanaan, melaksanakannya dan mempertanggungjawabkannya.

4. adanya akuntabilitas dalam pelaksanaan MBS

5. menjamin dan mengusahankan sumber daya manusia dan sumber daya keuangan.

6. adanya felksibilitas dalam sumber daya sekolah3[3]

seperti yang telah disebutkan di atas untuk melakukan pengelolaan sekolah dapat

dilakukan dengan tiga kemungkinan yaitu SO, EO1 dan EO2.

Pengorganisasian pengelolaan sekolah menggambarkan kadar kewenangan yang

diberikan kepada sekolah.

a. Standar Flexibility Option (SO)

Dalam bentuk ini peran dan dukungan kantor distrik lebih besar. Kepala sekolah hanya

bertanggungjawab terhadap penyususnan rencana sekolah dan pelaksanaan

pelajaran(implementasi kurikulum). Kantor distrik bertanggunjawab terhadap pengesahan dan

monitoring serta bertindak sebagai penasehat dalam penyususnan school planing overview.

Page 5: Model  model manajemen berbasis sekolah

Dalam pengelolaan MBS tipe SO ini, pemerintah negara bagian memberikan petunjuk pedoman

dan dukungan.

b. Enchanced Flexibility Option-1 (EO1)

Dalam bentuk ini sekolah bertanggungjawab untuk menyususn rencana strategis sekolah. Untuk

tiga tahun. Peran distrik sebagai 1)memberikan dukungan kepada sekolah dalam pelaksanaan

monitoring internal ; 2) menandatangani isi rencana sekolah.

c. Enchanced Flexibility Option-2 (EO2)

Keterlibatan distrik, disini sangat sedikit, hanya berperan sebagai lembaga konsultasi. 4[4]

6. Model MBS di Prancis.

Di Prancis otoritas lokal memiliki tanggung jawab terhadap dukungan finansial.

Kekuasaan badan pengelola sekolah menengah atas diperluas ke beberapa area. Sementara itu

pengangkatan guru masih dilakukan oleh pusat dengan ketat. Masing-masing sekolah menerima

anggaran secara lumpsum terhadap jam mengajar guru. Kepala sekolah mentukan jenis staf yang

dibutuhkan.

7. Model MBS di Nikaragua

Model MBS di Nikaragua difokuskan pada pendesentralisasikan pengelolaan sekolah dan

anggaran sekolah yang keputusannya diserahkan kepada dewan sekolah. Yang mencakup empat

tahapan penting yaitu; desentralisasi kebijakan, perubahan organisasi sekolah, kondisi lokal dan

sejarah organisasi, serta hasil yang diharapkan.

Page 6: Model  model manajemen berbasis sekolah

8. Model MBS di Selandia Baru

Komite sekolah untuk sekolah dasar anggotanya terdiri dari warga setempat dan dipilih

setiap dua tahun. Tetapi sebagian besar sekolah menengah atas di kontrol dan dikelola oleh

dewan gubernur yang keanggotaannya kebanyakan dari orang tua siswa dan anggota mayarakat

lainnya.

9. Model MBS di El Salvador

Model MBS di El Salvador disebut dengan Community Managed Scholls Program yang

kemudian dikenal dengan akronim bahasa spanyol, EDUCO ( Education participation de la

comunidad) maksud dari model ini untuk mendesentralisasikan pengelolaan sekolah Negeri

dengan cara meningkatkan keterlibatan orangtua di dalam tanggung jawab menjalankan sekolah.

Filosofinya adalah perlunya para orang tua siswa untuk terlibat secara langsung di dalam

pendidikan anak-anaknya.

10. Model MBS di Madagaskar

Model MBS yang diterapkan di sini difokuskan kepada pelibatan masyarakat pada

pengontrolan pendidikan dasar. Implementasi MBS diarahkan di dalam kerangka kerja dengan

melibatkan masyarakat desa tidak hanya untuk merehabilitasi, membangun dan memelihara

sekolah-sekolah dasar, tetapi juga dilibatkan dalam pengelolaan dan pensupervisian sekolah

dasar.

11. Model MBS di Indonesia.

Model MBS di Indonesia disebut Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah

(MPMBS), dapat diartikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar

kepada sekolah, fleksibilitas kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung warga

sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan

nasional serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

MBS di Indonesia difokuskan pada peningkatan mutu, tetapi tidak jelas dalam hal mutu

apa.

C. PENUTUP.

Page 7: Model  model manajemen berbasis sekolah

Penerapan atau implementasi MBS pada suatu negara memiliki perbedaan dan

karakteristik sendiri. Hal ini terjadi karena sejarah masing-masing negara yang berbeda selain itu

koindisi masyarakat juga ikut menentukan model MBS yang akan diterapkan.

Walaupun masing-masing wilayah memiliki model yang berbeda, tatapi dari perbedaan

itu tidak menimbulkan tujuan yang berbeda, tujuan mereka hanya satu yakni, meningkatkan

mutu pendidikan.

Ada hubungan saling memberi dan saling menerima antara lembaga pendidikan dengan

masyarakat sekitarnya5[5]. Lembaga pendidikan merealisasikan apa yang dicita-citakan oleh

orangtua terhadap anak-anaknya. Oleh sebab itu perlu adanya kerjasama yang baik antara

orangtua dan sekolah. Salah satu solusinya adalah dengan model MBS.

MBS adalah suatu ide tentang pengambilan keputusan pendidikan yang diletakkan pada

posisi paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah.6[6]

Daftar Pustaka

E. Mulyasa. Manajemen Bebasis Sekolah: Konsep, strategi dan implementasi. Bandung:

Rosdakarya. 2002

1[1] E. Mulyasa. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Rosda.2005.

Made Pidarta. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.2004.

Nurkholis. Manajemen Berbasis Sekolah: Teori, Model dan Aplikasi. Jakarta: grasindo.2003

http://iimabusyifa.blogspot.com/2013/08/model-model-manajemen-berbasis-sekolah.html