mklklkj

22
1. Apa penyebab dan mekanisme lemah pada kasus ini? 2. Apa penyebab dan mekanisme palpitation pada kasus ini?? 3. Apa kaitan lemah, nauseous dan palpitation pada kasus ini?? 4. Mengapa terjadinya nauseous pada kasus ini dan mekanismenya? Kurangnya eritrosit maupun hemoglobin akan berdampak pada kurangnya asupan oksigen dalam gastrointestinal. Hal ini dapat menyebabkan penimbunan asam laktat pada otot-otot polos sehingga gaster, intestinal, colon, menjadi kelelahan, dan manifestasinya adalah berupa disritmia dan kontraksinya tidak teratur. Selain kekurangan oksigen keadaan kekurangan besi juga dapat menyebabkan disritmia dan gangguan kontraksi otot karena penurunan fungsi mioglobin, enzim sitokrom, dan gliserofosfat oksidase yang akan menyebabkan glikolisis terganggu sehingga adanya penumpukan asam laktat. Keadaan ini akan menyebabkan mual dan rasa penuh pada perut. 5. Bagaimana patofisiologi prolonged and excessive menstruation? 6. Bagaimana etiologi menstruation yang panjang dan berlebihan? 7. Apa ada hubungan antara gejala dengan menstruation yang berpanjangan? 8. Berapa jumlah darah normal yang keluar pada saat menstruation? Selama menstruasi normal, kira-kira 40 ml darah dan tambahan 35 ml cairan serosa dikeluarkan. Cairan

Upload: retno-tharra

Post on 07-Aug-2015

21 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

ok;l

TRANSCRIPT

Page 1: mklklkj

1. Apa penyebab dan mekanisme lemah pada kasus ini?

2. Apa penyebab dan mekanisme palpitation pada kasus ini??

3. Apa kaitan lemah, nauseous dan palpitation pada kasus ini??

4. Mengapa terjadinya nauseous pada kasus ini dan mekanismenya?

Kurangnya eritrosit maupun hemoglobin akan berdampak pada kurangnya asupan

oksigen dalam gastrointestinal. Hal ini dapat menyebabkan penimbunan asam laktat

pada otot-otot polos sehingga gaster, intestinal, colon, menjadi kelelahan, dan

manifestasinya adalah berupa disritmia dan kontraksinya tidak teratur. Selain

kekurangan oksigen keadaan kekurangan besi juga dapat menyebabkan disritmia dan

gangguan kontraksi otot karena penurunan fungsi mioglobin, enzim sitokrom, dan

gliserofosfat oksidase yang akan menyebabkan glikolisis terganggu sehingga adanya

penumpukan asam laktat. Keadaan ini akan menyebabkan mual dan rasa penuh pada

perut.

5. Bagaimana patofisiologi prolonged and excessive menstruation?

6. Bagaimana etiologi menstruation yang panjang dan berlebihan?

7. Apa ada hubungan antara gejala dengan menstruation yang berpanjangan?

8. Berapa jumlah darah normal yang keluar pada saat menstruation?

Selama menstruasi normal, kira-kira 40 ml darah dan tambahan 35 ml cairan serosa

dikeluarkan. Cairan menstruasi normalnya tidak membentuk bekuan, karena

fibrinolisin dilepaskan bersama dengan bahan nekrotik endometrium.

9. Bagaimana metabolisme Fe pada kasus ini?

10. Bagaimana proses eritropoises ?

Hematopoiesis dimulai dari sel stem hematopoietik pluripoten, yang merupakan asal

dari semua sel dalam darah sirkulasi. Sewaktu sel-sel darah ini bereproduksi, ada

sebagian kecil dari sel ini yang bertahan persis seperti sel-sel pluripoten  dan disimpan

di sumsum tulang, sebagian besar sel-sel yang di reproduksi berdiferensiasi

membentuk suatu jalur khusus pembelahan sel dan disebut commited stem cells. Sel

pluripoten akan terus berdiferensiasi yang salah satunya akan membentuk CFU-E ,

yaitu unit pembentuk koloni eritrosit, yang akan membentuk proeritoblas (sel pertama

sebagai rangakaian eritrosit). Proeritoblas akan terus membelah menjadi basofil

eritroblas dimana pada tahp ini sudah terkumpul sedikit Hb, lalu menjadi eritoblas

polikromatofil kemudian menjadi eritroblas ortokromatomatik dimana Hb terkumpul

semakin banyak. Sampai pada tahap retikulosit sel sudah dipenuhi dengan Hb sampai

konsentrasi 34%, nukelus memadat menjadi kecil, dan akhirnya diasbsopsi atau

Page 2: mklklkj

didorong keluar dari sel. Pada fase ini, sel-sel berjalan dari sumsum tulang masuk ke

dalam kapiler secara diapedesis (terperas melalui pori-pori membrane kapiler). Di

dalam plasma, sel mengalami pematangan dan akhirnya menjadi eritrosit dengan Hb

di dalamnya. Sintesis Hb dimulai dari suksinil Ko-A yang beriktan dengan molekul

glisin menjadi pirol. Kemudian 4 pirol bergabung membentuk protoporfirin IX yang

kemudian bergabung dengan besi untuk membentuk molekul heme. Setiap molekul

heme bergabung dengan rantai polipeptida panjang, yaitu globin membentuk rantai

hemoglobin. Lalu 4 rantai hemoglobin (alfa, beta, gama, delta) berikatan longgar satu

sama lain untuk membentuk molekul hemoglobin. Tipe rantai tersebut menentukan

afinitas ikatan Hb terhadap O2 (Guyton and Hall, 2007).

11. Bagaimana dampak tidak memakai sarung tangan(gloves) pada kasus ini?

12. Intepretasi hasil physical examination

13. Bagaimana mekanisme abnormal pada kasus ini

a) Pale

Kepucatan pada anemia terjadi karena berkurangnya volume darah dan Hb dan

vasokonstriksi untuk meningkatkan pengiriman O2 ke organ vital

b) Fatique

Anemi memiliki kadar Hb yang rendah. Hb memiliki fungsi mengangkut O2

ke seluruh tubuh. Semua organ agar dapat bekerja membutuhkan O2 agar

dapat menghasilkan energi, termasuk otak. Jika tidak mendapat energi, maka

akan cepat mengalami lelah

c) Heart rate

Organ membutuhkan O2, sedangkan darah yang mengalir sedikit, maka

pembuluh darah akan mengalami vasokonstriksi dan jantung akan memompa

lebih kencang agar darah tersebut bisa cepat sampai ke organ untuk

mengantarkan O2. Dengan begitu aliran darah akan menjadi cepat sehingga

menimbulkan palpitasi yang mencerminkan beban kerja dan curah jantung

yang meningkat.

d) Cheilitis (+)

e) Koilonychias(+)

f) Papil atrophy

14. Intepretasi hasil laboratory

Page 3: mklklkj

15. Bagaimana mekanisme abnormal pada hasil laboratory

a) Hb Pada anemia defisiensi besi, besi yang dibutuhkan untuk sintesis heme

tidak tersedia sehingga heme yang terbentuk hanya sedikit dan pada akhirnya

jumlah hemoglobin yang dibentuk juga berkurang

b) Ht hematokrit menurun akibat RBC yang menurun

c) RBC perdarahan kronis akibat infeksi telur cacing tambah ditambah

menstruasi yang berlebihan sehingga terjadi penurunan kadar RBC

d) MCV enzim penentu kecepatan yaitu enzim ferokelatase memerlukan besi

untuk menghentikan sintesis heme. Padahal besi pada anemia defisiensi besi tidak

tersedia sehingga pembelahan sel tetap berlanjut selama beberapa siklus

tambahan namun menghasilkan sel yang lebih kecil (mikrositik). Hal ini ditandai

dengan menurunnya MCV (mean corpuscular volume) < 80 fl.

e) MCH dan MCHC Dengan berkurangnya Hb yang terbentuk, eritrosit pun

mengalami hipokromia (pucat). Hal ini ditandai dengan menurunnya MCV dan

MCHC (mean corpuscular Hemoglobin Concentration) < 32%

f) Hookworm’s egg

Cacing tambang hidup dalam rongga usus halus tapi melekat dengan

giginya pada dinding usus dan menghisap darah. Infeksi cacing tambang

menyebabkan kehilangan darah secara perlahan-lahan sehingga penderita

mengalami kekurangan darah (anemia)

16. Bagaimana cara pemeriksaan lab

a) Hb

b) Ht

c) WBC

d) RBC

e) Trombosit

f) Diff. count

g) MCH

h) MCV

i) MCHC

j) FOB

k) Hookworm’s egg(dengan gambaran)

17. Bagaimana siklus hidup hookworm (secara umum)

Page 4: mklklkj

Cacing tambang paling sering disebabkan oleh Ancylostoma duodenale dan Necator

americanus. Cacing dewasa tinggal di usus halus bagian atas, sedangkan telurnya akan

dikeluarkan bersama dengan kotoran manusia. Telur akan menetas menjadi larva

diluar tubuh manusia, yang kemudian masuk kembali ke tubuh korban menembus

kulit. Larva akan berjalan jalan di dalam tubuh melalui peredaran darah yang akhirnya

tiba di paru-paru lalu di batukan dan di telan kembali. Gejala meliputi reaksi alergi

lokal atau seluruh tubuh, anemia dan nyeri abdomen, Cacing dewasa hidup di rongga

usus halus dengan giginya melekat pada mucosa usus. Cacing betina menghasilkan

9.000-10.000 butir telur sehari. Daur hidup cacing tambang adalah sebagai berikut,

telur cacing akan keluar bersama tinja, setelah 1-1,5 hari dalam tanah, telur tersebut

menetas menjadi larva rabditiform. Dalam waktu sekitar 3 hari larva tumbuh

menjadi larva filariform yang dapat menembus kulit dan dapat bertahan hidup 7-8

minggu di tanah. Telur cacing tambang yang besarnya kira-kira 60x40mikron,

berbentuk bujur dan mempunyai dinding tipis. Di dalamnya terdapat beberapa sel,

larva rabditiform panjangnya kurang lebih 250 mikron, sedangkan larva filriform

panjangnya kurang lebih 600 mikron. Setelah menembus kulit, larva ikut aliran

darah ke jantung terus ke paru-paru. Di paru-paru menembus pembuluh darah masuk

ke bronchus lalu ke trachea dan laring. Dari laring, larva ikut tertelan dan masuk ke

dalam usus halus dan menjadi cacing dewasa. Infeksi terjadi bila larva filariform

menembus kulit atau ikut tertelan bersama makanan.

18. Hubungan gejala dengan infeksi hookworm

LI

1. Hook worm

2. Anemia

3. Pemeriksaan darah

4. Pemeriksaan feses

A. Indikasi dilakukan pemeriksaan feses

a. Adanya diare dan konstipasi

b. Adanya darah dalam tinja

c. Adanya lendir dalam tinja

d. Adanya ikterus

e. Adanya gangguan pencernaan

Page 5: mklklkj

f. Kecurigaan penyakit gastrointestinal

B. Macam pemeriksaan

a. Makroskopis

Pemeriksaan makroskopik tinja meliputi pemeriksaan jumlah, warna,

bau, darah, lendir dan parasit.Feses untuk pemeriksaan sebaiknya yang berasal

dari defekasi spontan. Jika pemeriksaan sangat diperlukan,boleh juga sampel

tinja di ambil dengan jari bersarung dari rectum. Untuk pemeriksaan biasa

dipakai tinja sewaktu, jarang diperlukan tinja 24 jam untuk pemeriksaan

tertentu

Tinja hendaknya diperiksa dalam keadaan segar, kalau dibiarkan

mungkin sekali unsure-unsur dalam tinja itu menjadi rusak. Bahan ini harus

dianggap bahan yang mungkin mendatangkan infeksi,berhati-hatilah saat

bekerja.

Dibawah ini merupakan syarat dalam pengumpulan sampel untuk pemeriksaan

feses :

1. Wadah sampel bersih, kedap, bebas dari urine

2. Harus diperiksa 30 – 40 menit sejak dikeluarkan jika ada penundaan

simpan di almari es

3. Tidak boleh menelan barium, bismuth dan minyak 5 hari sebelum

pemeriksaan

4. Diambil dari bagian yang paling mungkin memberi kelainan. misalnya

bagian yang bercampur darah atai lender

5. Paling baik dari defekasi spontan atau Rectal Toucher sebagai

pemeriksaan tinja sewaktu.

6. Pasien konstipasi dapat diberikan saline cathartic terlebih dahulu

7. Pada Kasus Oxyuris dapat digunakan metode schoth tape & object glass

8. Untuk mengirim tinja, wadah yang baik ialah yang terbuat dari kaca atau

sari bahan lain yang tidak dapat ditembus seperti plastic. Kalau konsistensi

tinja keras,dos karton berlapis paraffin juga boleh dipakai. Wadah harus

bermulut lebar

Page 6: mklklkj

9. Oleh karena unsure-unsur patologik biasanya tidak dapat merata, maka

hasil pemeriksaan mikroskopi tidak dapat dinilai derajat kepositifannya

dengan tepat, cukup diberi tanda –(negatif),(+),(++),(+++) saja

Berikut adalah uraian tentang berbagai macam pemeriksaan secara

makroskopis dengan sampel feses.

1. Pemeriksaan Jumlah

Dalam keadaan normal jumlah tinja berkisar antara 100-250gram per hari.

Banyaknya tinja dipengaruhi jenis makanan bila banyak makan sayur

jumlah tinja meningkat.

2. Pemeriksaan Warna

a. Tinja normal kuning coklat dan warna ini dapat berubah mejadi lebih

tua dengan terbentuknya urobilin lebih banyak. Selain urobilin warna

tinja dipengaruhi oleh berbagai jenis makanan, kelainan dalam saluran

pencernaan dan obat yang dimakan. Warna kuning juga dapat

disebabkan karena susu,jagung, lemak dan obat santonin.

b. Tinja yang berwarna hijau dapat disebabkan oleh sayuran yang

mengandung khlorofil atau pada bayi yang baru lahir disebabkan oleh

biliverdin dan porphyrin dalam mekonium.

c. Warna kelabu mungkin disebabkan karena tidak ada urobilinogen

dalam saluran pencernaan yang didapat pada ikterus obstruktif, tinja

tersebut disebut akholis.Keadaan tersebut mungkin didapat pada

defisiensi enzim pankreas seperti pada steatorrhoe yang menyebabkan

makanan mengandung banyak lemak yang tidak dapat dicerna dan juga

setelah pemberian garam barium setelah pemeriksaan radiologik.

d. Tinja yang berwarna merah muda dapat disebabkan oleh perdarahan

yang segar dibagian distal, mungkin pula oleh makanan seperti bit atau

tomat.

e. Warna coklat mungkin disebabkan adanya perdarahan dibagian

proksimal saluran pencernaan atau karena makanan seperti coklat, kopi

dan lain-lain. Warna coklat tua disebabkan urobilin yang berlebihan

seperti pada anemia hemolitik. Sedangkan warna hitam dapat

Page 7: mklklkj

disebabkan obat yang yang mengandung besi, arang atau bismuth dan

mungkin juga oleh melena.

3. Pemeriksaan Bau

Indol, skatol dan asam butirat menyebabkan bau normal pada tinja. Bau

busuk didapatkan jika dalam usus terjadi pembusukan protein yang tidak

dicerna dan dirombak oleh kuman.Reaksi tinja menjadi lindi oleh

pembusukan semacam itu. Tinja yang berbau tengik atau asam disebabkan

oleh peragian gula yang tidak dicerna seperti pada diare. Reaksi tinja pada

keadaan itu menjadi asam. Konsumsi makanan dengan rempah-rempah

dapat mengakibatkan rempah-rempah yang tercerna menambah bau tinja.

4. Pemeriksaan Konsistensi

Tinja normal mempunyai konsistensi agak lunak dan bebentuk. Pada diare

konsistensi menjadi sangat lunak atau cair, sedangkan sebaliknya tinja

yang keras atau skibala didapatkan pada konstipasi. Peragian karbohidrat

dalam usus menghasilkan tinja yang lunak dan bercampur gas. Konsistensi

tinja berbentuk pita ditemukan pada penyakit hisprung. feses yang sangat

besar dan berminyak menunjukkan alabsorpsi usus

5. Pemeriksaan Lendir

Dalam keadaan normal didapatkan sedikit sekali lendir dalam tinja.

Terdapatnya lendir yang banyak berarti ada rangsangan atau radang pada

dinding usus.

a. Lendir yang terdapat di bagian luar tinja, lokalisasi iritasi itu

mungkin terletak pada usus besar. Sedangkan bila lendir bercampur

baur dengan tinja mungkin sekali iritasi terjadi pada usus halus.

b. Pada disentri, intususepsi dan ileokolitis bisa didapatkan lendir saja

tanpa tinja.

c. Lendir transparan yang menempel pada luar feces diakibatkan

spastik kolitis, mucous colitis pada anxietas.

d. Tinja dengan lendir dan bercampur darah terjadi pada keganasan

serta peradangan rektal anal.

Page 8: mklklkj

e. Tinja dengan lendir bercampur nanah dan darah dikarenakan

adanya ulseratif kolitis, disentri basiler, divertikulitis ulceratif,

intestinal tbc.

f. Tinja dengan lendir yang sangat banyak dikarenakan adanya vilous

adenoma colon.

6. Pemeriksaan Darah.

Adanya darah dalam tinja dapat berwarna merah muda,coklat atau hitam.

Darah itu mungkin terdapat di bagian luar tinja atau bercampur baur

dengan tinja.

a. Pada perdarahan proksimal saluran pencernaan darah akan

bercampur dengan tinja dan warna menjadi hitam, ini disebut

melena seperti pada tukak lambung atau varices dalam oesophagus.

b. Pada perdarahan di bagian distal saluran pencernaan darah terdapat

di bagian luar tinja yang berwarna merah muda yang dijumpai pada

hemoroid atau karsinoma rektum. Semakin proksimal sumber

perdarahan semakin hitam warnanya.

7. Pemeriksaan Nanah

Pada pemeriksaan feses dapat ditemukan nanah. Hal ini terdapat pada pada

penyakit Kronik ulseratif Kolon , Fistula colon sigmoid, Lokal

abses.Sedangkan pada penyakit disentri basiler tidak didapatkan nanah

dalam jumlah yang banyak.

8. Pemeriksaan Parasit

Diperiksa pula adanya cacing ascaris, anylostoma dan spesies cacing

lainnya yang mungkin didapatkan dalam feses.

9. Pemeriksaan adanya sisa makanan

Hampir selalu dapat ditemukan sisa makana yang tidak tercerna, bukan

keberadaannya yang mengindikasikan kelainan melainkan jumlahnya yang

dalam keadaan tertentu dihubungkan dengan sesuatu hal yang abnormal.

Sisa makanan itu sebagian berasal dari makanan daun-daunan dan

sebagian lagi makanan berasal dari hewan, seperti serta otot, serat elastic

Page 9: mklklkj

dan zat-zat lainnya. Untuk identifikasi lebih lanjut emulsi tinja dicampur

dengan larutan Lugol maka pati (amylum) yang tidak sempurna dicerna

nampak seperti butir-butir biru atau merah. Penambahan larutan jenuh

Sudan III atau Sudan IV dalam alkohol 70% menjadikan lemak netral

terlihat sebagai tetes-tetes merah atau jingga

b. Mikroskopis

Pemeriksaan mikroskopik meliputi pemeriksaan protozoa, telur cacing,

leukosit, eritosit, sel epitel, kristal, makrofag dan sel ragi. Dari semua

pemeriksaan ini yang terpenting adalah pemeriksaan terhadap protozoa

dan telur cacing.

1. Protozoa

Biasanya didapati dalam bentuk kista, bila konsistensi tinja cair baru

didapatkan bentuk trofozoit.

2. Telur cacing

Telur cacing yang mungkin didapat yaitu Ascaris lumbricoides,

Necator americanus, Enterobius vermicularis, Trichuris trichiura,

Strongyloides stercoralis dan sebagainya.

3. Leukosit

Dalam keadaan normal dapat terlihat beberapa leukosit dalam seluruh

sediaan. Pada disentri basiler, kolitis ulserosa dan peradangan

didapatkan peningkatan jumlah leukosit. Eosinofil mungkin ditemukan

pada bagian tinja yang berlendir pada penderita dengan alergi saluran

pencenaan. Untuk mempermudah pengamatan leukosit dapat ditambah

1 tetes asam acetat 10% pada 1 tetes emulsi feces pada obyek glass.

4. Eritrosit

Eritrosit hanya terlihat bila terdapat lesi dalam kolon, rektum atau

anus. Sedangkan bila lokalisasi lebih proksimal eritrosit telah hancur.

Adanya eritrosit dalam tinja selalu berarti abnormal.

Page 10: mklklkj

5. Epitel

Dalam keadaan normal dapat ditemukan beberapa sel epite lyaitu yang

berasal dari dinding usus bagian distal. Sel epitel yang berasal dari

bagian proksimal jarang terlihat karena sel inibiasanya telah rusak.

Jumlah sel epitel bertambah banyak kalau ada perangsangan atau

peradangan dinding usus bagian distal.

6. Kristal

Kristal dalam tinja tidak banyak artinya. Dalam tinja normal mungkin

terlihat kristal tripel fosfat, kalsium oksalat dan asam lemak. Kristal

tripel fosfat dan kalsium oksalat didapatkan setelah memakan bayam

atau strawberi, sedangkan kristal asam lemak didapatkan setelah

banyak makan lemak. Sebagai kelainan mungkin dijumpai kristal

Charcoat Leyden Tinja, Butir-butir amilum dan kristal hematoidin.

Kristal Charcoat Leyden didapat pada ulkus saluran pencernaan

seperti yang disebabkan amubiasis. Pada perdarahan saluran

pencernaan mungkin didapatkan kristal hematoidin.

7. Makrofag

Sel besar berinti satu dengan daya fagositosis, dalam sitoplasmanya

sering dapat dilihat bakteri selain eritrosit, lekosit .Bentuknya

menyerupai amuba tetapi tidak bergerak.

8. Sel ragi

Khusus Blastocystis hominis jarang didapat. Pentingnya mengenal

strukturnya ialah supaya jangan dianggap kista amoeba

9. Jamur

Pemeriksaan KOH adalah pemeriksaan tinja dengan menggunakan

larutan KOH (kalium hidroksida) untuk mendeteksi adanya jamur,

sedangkan pemeriksaan tinja rutin adalah pemeriksaan tinja yang biasa

dilakukan dengan menggunakan lugol. Untuk membedakan antara

Candida dalam keadaan normal dengan Kandidiasis adalah pada

kandidiasis, selain gejala kandidiasis, dari hasil pemeriksaan dapat

Page 11: mklklkj

ditemukan bentuk pseudohifa yang merupakan bentuk invasif dari

Candida pada sediaan tinja. Timbulnya kandidiasis juga dapat

dipermudah dengan adanya faktor risiko seperti diabetes melitus,

AIDS, pengobatan antikanker, dan penggunaan antibiotika jangka

panjang. Kalau memang positif kandidiasis dan terdapat gejala

kandidiasis, maka biasanya dapat sembuh total dengan obat jamur

seperti fluconazole, tetapi tentu saja bila ada faktor risiko juga harus

diatasi. Swap adalah mengusap mukosa atau selaput lendir atau

pseudomembran kemudian hasil usapan diperiksa secara mikroskopik,

sedangkan biopsi adalah pengambilan jaringan atau sel untuk

dilakukan pemeriksaan secara mikroskopik juga.

c. Kimia

1. Darah samar

Pemeriksaan kimia tinja yang terpenting adalah pemeriksaan terhadap

darah samar. Tes terhadap darah samar dilakukan untuk mengetahui

adanya perdarahan kecil yang tidak dapat dinyatakan secara

makroskopik atau mikroskopik.Adanya darah dalam tinja selalau

abnormal. Pada keadaan normal tubuh kehilangan darah 0,5 – 2 ml /

hari. Pada keadaan abnormal dengan tes darah samar positif (+) tubuh

kehilangan darah > 2 ml/ hari

Macam-macam metode tes darah samar yang sering dilakukan

adalah guajac tes, orthotoluidine, orthodinisidine, benzidin tes

berdasarkan penentuan aktivitas peroksidase / oksiperoksidase dari

eritrosit (Hb)

a. Metode benzidine basa

1. Buatlah emulsi tinja dengan air atau dengan larutan garam kira-

kira 10 ml dan panasilah hingga mendidih.

2. Saringlah emulsi yang masih panas itu dan biarkan filtrat

sampai menjadi dingin kembali.

3. Ke dalam tabung reaksi lain dimasukkan benzidine basa

sebanyak sepucuk pisau.

4. Tambahkan 3 ml asam acetat glacial, kocoklah sampai

benzidine itu

Page 12: mklklkj

5. Bubuhilah 2ml filtrate emulsi tinja, campur.

6. Berilah 1ml larutan hydrogen peroksida 3 %, campur.

7. Hasil dibaca dalam waktu 5 menit ( jangan lebih lama )

Catatan :

Hasil dinilai dengan cara :

Negative ( - ) tidak ada perubahan warna atau samar-samar hijau

Positif ( +) hijau

Positif (2+) biru bercampur hijau

Positif (3+) biru

Positif (4+) biru tua

b. Metode Benzidine Dihidrochlorida

Jika hendak memakai benzidine dihirochlorida sebagai pengganti

benzidine basa dengan maksud supaya test menjadi kurang peka

dan mengurangi hasil positif palsu, maka caranya sama seperti

diterangkan diatas.

c. Cara Guajac

Prosedur Kerja :

1. Buatlah emulsi tinja sebanyak 5ml dalam tabung reaksi dan

tambahkan 1ml asam acetat glacial, campur.

2. Dalam tabung reaksi lain dimasukkan sepucuk pisau serbuk

guajac dan 2ml alcohol 95 %, campur.

3. Tuang hati-hati isi tabung kedua dalam tabung yang berisi

emulsi tinja sehingga kedua jenis campuran tetap sebagai

lapisan terpisah.

4. Hasil positif kelihatan dari warna biru yang terjadi pada batas

kedua lapisan itu. Derajat kepositifan dinilai dari warna itu.

Zat yang mengganggu pada pemeriksaan darah samar diantara lain

adalah preparat Fe, chlorofil, extract daging, senyawa merkuri,

Vitamin C dosis tinggi dan anti oxidant dapat menyebabkan hasil

negatif (-) palsu, sedangkan Lekosit, formalin, cupri oksida, jodium

dan asam nitrat dapat menyebabkan positif (+) palsu

Page 13: mklklkj

2. Urobilin

Dalam tinja normal selalu ada urobilin. Jumlah urobilin akan

berkurang pada ikterus obstruktif, pada kasus obstruktif total hasil tes

menjadi negatif, tinja dengan warna kelabu disebut akholik.

Prosedur kerja :

1. Taruhlah beberapa gram tinja dalam sebuah mortir dan campurlah

dengan larutan mercurichlorida 10 % dengan volume sama dengan

volume tinja

2. Campurlah baik-baik dengan memakai alunya

3. Tuanglah bahan itu ke dalam cawan datar agar lebih mudah

menguap dan biarkan selama 6-24 jam

4. Adanya urobilin dapat dilihat dengan timbulnya warna merah

3. Urobilinogen

Penetapan kuantitatif urobilinogen dalam tinja memberikan hasil yang

lebih baik jika dibandingkan terhadap tes urobilin,karena dapat

menjelaskan dengan angka mutlak jumlah urobilinogen yang

diekskresilkan per 24 jam sehingga bermakna dalam keadaan seperti

anemia hemolitik dan ikterus obstruktif. Tetapi pelaksanaan untuk tes

tersebut sangat rumit dan sulit, karena itu jarang dilakukan di

laboratorium. Bila masih diinginkan penilaian ekskresi urobilin dapat

dilakukan dengan melakukan pemeriksaan urobilin urin.

4. Bilirubin

Pemeriksaan bilirubin akan beraksi negatif pada tinja normal,karena

bilirubin dalam usus akan berubah menjadi urobilinogen dan

kemudian oleh udara akan teroksidasi menjadi urobilin.

Reaksi mungkin menjadi positif pada diare dan pada keadaan yang

menghalangi perubahan bilirubin menjadi urobilinogen, seperti

pengobatan jangka panjang dengan antibiotik yang diberikan peroral,

mungkin memusnakan flora usus yang menyelenggarakan perubahan

tadi.Untuk mengetahui adanya bilrubin dapat digunakan metode

pemeriksaan Fouchet

Page 14: mklklkj

5. Eritropoiesis

6. Metabolism Fe.

Pembagian kerja

1. Muhammad Randi Akbar-1,13,7,18,11(LI-1)

2. Ghea Duandiza-2,14,8,1,13(LI-2)

3. Rahmatul Ikbal-3,15,9,2,12(LI-3)

4. Atia Julika-4,16,10,3,14(LI-4)

5. M. Albie-5,17,11,4,15(LI-5)

6. Pierre Ramandha K-6,18,12,5,16(LI-6)

7. Marini Syuryati-7,1,13,6,7(LI-1)

8. Intan Permatasari-8,2,14,7,15(LI-2)

9. Muhammad Mukhlis-9,3,15,8,17(LI-3)

10. Nyimas Irin Silvani-10,4,15,8,17(LI-4)

11. Jaskeran Kaur -11,5,16,9,18(LI-5)

12. Prabashini Ramani-12,6,17,10,16(LI-6)

Jawaban dalam bentuk SOFT COPY dan sudah fix, font times new roman 12, spasi 1,5. 2012

petang jam 5.00……jawabannya diberi yang sudah diedit …. Terima kasih