mkalah penelitian kualitatif

18
June 29, 2010 http://waskitamandiribk.wordpress.com [email protected] - 1 - MAKALAH PEDOMAN PENELITIAN KUALITATIF STUDI KASUS Makalah ini disajikan dalam Kegiatan Lokakarya Regional Penelitian Studi Kasus dan Aplikasinya dalam Pembimbingan Di Sekolah sebagai upaya meningkatkan kualitas Guru BP/BK Tgl, 18 April 2010 di PSB MAN 3 Malang Oleh: Arifin, Drs., M.Si., Dr. ( Guru SMA Islam dan Dosen IKIP Budi Utomo Malang ) LEMBAGA PEMBERDAYAAN PENGEMBANGAN DAN SOSIAL ( LP2S ) JAWA TIMUR MALANG 2010

Upload: izoers-theaz

Post on 23-Jun-2015

1.109 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: MKALAH PENELITIAN KUALITATIF

June 29,

2010 http://waskitamandiribk.wordpress.com [email protected]

- 1 -

MAKALAH

PEDOMAN

PENELITIAN KUALITATIF

STUDI KASUS

Makalah ini disajikan dalam Kegiatan Lokakarya Regional Penelitian Studi Kasus dan Aplikasinya dalam

Pembimbingan Di Sekolah sebagai upaya meningkatkan kualitas Guru BP/BK Tgl, 18 April 2010 di PSB MAN 3 Malang

Oleh:

Arifin, Drs., M.Si., Dr. ( Guru SMA Islam dan Dosen

IKIP Budi Utomo Malang )

LEMBAGA PEMBERDAYAAN PENGEMBANGAN DAN SOSIAL

( LP2S ) JAWA TIMUR

MALANG 2010

Page 2: MKALAH PENELITIAN KUALITATIF

June 29,

2010 http://waskitamandiribk.wordpress.com [email protected]

- 2 -

KATA PENGANTAR Berkat Rakhat Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, penulis dapat menyelesaikan

penyusunan Makalah ini dengan judul “Pedoman Penelitian Kualitatif Studi Kasus”, sesuai dengan rencana waktu yang ditentukan. Makalah ini akan disajikan pada kegiatan Lokakarya Regional Penelitian Studi Kasus dan Aplikasinya dalam Pembimbingan Di Sekolah sebagai upaya meningkatkan kualitas Guru BP/BK Tgl, 18 April 2010 di PSB MAN 3 Malang .

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Ketua

Lembaga Pemberdayaan Pengembangan dan Sosial (LP2S) Jawa Timur yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk menyajikan makalah pada kegiatan Lokakarya Regional Penelitian Studi Kasus dan Aplikasinya dalam Pembimbingan Di Sekolah sebagai upaya meningkatkan kualitas Guru BP/BK Tgl, 18 April 2010 di PSB MAN 3 Malang .

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa apa yang tersaji dalam makalah ini masih

banyak sisi kekurangannya, karena pola penyajian materinya dalam bentuk konsep-konsep pokok tentang Penelitian Kualitatif Studi Kasus. Oleh karena itu hal-hal yang bersifat teknis atau penerapan penelitian kualitatif studi kasus di lapangan bisa dijelaskan dalam proses diskusi pada saat penyajian makalah.

Akhirnya, semoga apa yang tersaji dalam makalah ini dapat memberikan manfaat bagi

Bapak / Ibu guru peserta Lokarya Penelitian Kualitatif Studi Kasus untuk pengembangan profesi guru BP/ BK. .

Malang, 18 April 2010

Penulis

Page 3: MKALAH PENELITIAN KUALITATIF

June 29,

2010 http://waskitamandiribk.wordpress.com [email protected]

- 3 -

DAFTAR ISI

- Halaman sampul ...................................................................................................... 01

- Kata Pengantar ........................................................................................................ 02

- Daftar Isi ................................................................................................................... 03

I. PENDAHULUAN ................................................................................................... 04

II. PEDOMAN PRAKTIS PENELITIAN STUDI KASUS

A. Beberapa Konsep Penting Tentang Penelitian Studi Kasus (CSR)................. 04 B. Mengapa Guru BP/BK Harus Melakukan Penelitian Studi Kasus..................... 06 C. Cara Membuat Judul Penelitian Studi Kasus ………....................................... 06 D. Pedoman Penyusunan Bab I (Pendahuluan). ................................................. 07 E. Pedoman Penyusunan Bab II (Kajian Pustaka). .............................................. 08 F. Pedoman Penyusunan Bab III (Metode Penelitian).......................................... 08 G. Pedoman Penyusunan Bab IV (Hasil Penelitian). ........................................... 09 H. Pedoman Penyusunan Bab V (Penutup). ........................................................ 10 I. Pedoman dalam menyusun daftar pustaka ...................................................... 10 J. Pedoman dalam menyusun laporan CSR .......................................................... 10

III. PENUTUP ............................................................................................................... 11

- Daftar Pustaka ........................................................................................................... 12

- Riwayat Hidup Penulis ............................................................................................... 12

- Lampiran-Lampiran ……………………………………………………………………… 12

Page 4: MKALAH PENELITIAN KUALITATIF

June 29,

2010 http://waskitamandiribk.wordpress.com [email protected]

- 4 -

I. PENDAHULUAN

Hakikat kehadiran setiap individu dalam proses hidup ini, diantaranya adalah mengemban status dan peran sebagai „terdidik dan mendidik‟. Asumsi itulah yang menyebabkan kita semua apabila memahami dan mengkaji tentang „peran atau fungsi guru‟ dalam proses mendidik diri sendiri dan peserta didik di sekolah tidak akan habis untuk diperbincangkan, baik pada level masyarakat awan maupun level masyarakat ilmuwan.

Dari beberapa kajian ilmiah berkaitan dengan fungsi dan peran guru dalam proses pembelajaran tentang ilmu pengetahuan atau pola budaya pada peserta didik, menyimpulkan bahwa kedudukan guru memegang peran sentral sebagai: (1) Salah satu media pentransfer ilmu pengetahuan pada anak; (2) Pembimbing proses perubahan pola perilaku kehidupan anak didik kearah lebih baik; dan (3) Fasilitator/ pengarah dalam proses pemecahan beragam problem peserta didik yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan persoalan pribadi sebagai warga masyarakat. Agar setiap guru BP/BK mampu menjalankan ketiga peran sentral tersebut, maka setiap guru BP/BK disepanjang waktu harus terus berjuang untuk meningkatkan kualitas profesinya, khususnya berkaitan dengan kualitas pelayanan ketiga peran tersebut. Kualitas kompetensi profesional guru BP/BK adalah menyangkut: Kompetensi kepribadian; kompetensi sosial; kompetensi paedagogik; dan kompetensi profesi.

Mengkaji tentang metode meningkatkan kualitas peran dan profesionalitas guru BP/BK dalam mentranfer ilmu (transfer of science), internalisasi dan transfer nilai-norma (transfer of value and norm), dan sebagai pembimbing (guidance) dalam proses perubahan perilaku peserta didik di sekolah, setiap guru BP/BK dituntut memiliki pemahaman dan sudut pandang secara multidimensional dalam proses pemberian layanan pada peserta didik. Banyak wacana yang telah disampaikan oleh para ahli, baik melalui media publikasi jurnal penelitian ilmiah, maupun buku kajian ilmiah yang membahas tentang, bagaimana metode atau strategi yang dapat ditempuh dalam meningkatkan kualitas kompetensi profesional guru BP/BK di sekolah.

Salah satu bagian penting dari upaya meningkatkan kompetensi profesional guru BP/BK adalah, menumbuhkan motivasi guru BP/BK untuk menulis, membuat karya lmiah atau melakukan penelitian studi kasus. Penelitian Studi Kasus (Case Study) merupakan salah satu bagian karya tulis ilmiah yang harus dikuasai oleh setiap guru BP/BK, agar proses layanan pembimbingan pada peserta didik di sekolah terus terjadi peningkatan kualitas hasil pembelajaran siswa dan peningkatan kualitas kepribadian siswa dan guru BP/BK. Berikut ini dijelaskan secara singkat tentang bagaimana cara melakukan kegiatan penelitian studi kasus?

II PEDOMAN PENELITIAN STUDI KASUS (CASE STUDY RESEARCH)

A. Beberapa Konsep Penting Penelitian Studi Kasus (Case Study Research)

1. Karakteritik Case Study Research (CSR) Ada beberapa konsep penting yang perlu dipahami tentang apa sebenarnya

Penelitian Studi Kasus (Case Study Research atau CSR). Hal ini penting untuk diketahui sebelum melakukan kegiatan penelitian, karena masih banyak kalangan guru mata pelajaran, guru BP/BK, atau peminat pendidikan yang menilai bahwa CSR itu sama, baik dari segi pendekatan dan strategi analisis datanya dengan penelitian kuantitatif. Berikut ini beberapa karakteristik CSR di sekolah, antara lain: a. CSR merupakan salah satu bentuk strategi penelitian kualitatif yang berparadigma

pospositivisme. Ada tiga paradigma penelitian kualitatif, yaitu: (a) Paradigma

Page 5: MKALAH PENELITIAN KUALITATIF

June 29,

2010 http://waskitamandiribk.wordpress.com [email protected]

- 5 -

Pospositivis, yang memiliki lima macam Strategi Penelitian Kualitatif (SPK), yaitu: SPK Studi Kasus; SPK Etnografi; SPK Interaksionis Simbolik; SPK Naturalistis Inquiry; SPK Grounded Theory. (b) Paradigma Konstruktivis, yang memiliki tiga macam SPK, yaitu: SPK Etnometodologi; SPK Etnografi Teks; SPK Action Research/ Penelitian Tindakan. (c) Paradigma Posmodernis, yang memiliki satu SPK, yaitu SPK Pluralisme Inferensial (Bakri, M. (ed). 2002).

b. CSR pendidikan merupakan suatu penelitian atau pendekatan untuk mempelajari, menerangkan, atau menginterpretasi suatu kasus (case) pendidikan (pembelajaran) dalam konteksnya secara natural (alami) tanpa adanya intervensi dari pihak luar. Kasus (case) bisa dalam bentuk: (a) sederhana atau kompleks; (b) individual (kasus tunggal) atau kelompok (cluster / multi kasus); (c) statis atau dinamis (Yin, Robert, K. 1981; Creswell.J.W. 2005).

c. CSR pendidikan lebih menjadi wilayah kegiatan penelitian ilmiah para guru BP/BK, sedangkan kegiatan penelitian guru mata pelajaran adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). CSR pendidikan berkaitan dengan upaya mencari pemecahan kasus yang dihadapi oleh peserta didik, baik secara individu atau kelompok, baik berkaitan dengan kesulitan belajar, masalah karir dan masalah kepribadian menyimpang.

d. Kasus yang diangkat dalam penelitian harus memenuhi dua hal yaitu: (a) spesifik dan (b) mempunyai batasan (bounded system) yang jelas (Salim,A. 2001). Selain itu, penelitian studi kasus dapat dibedakan menjadi tiga tipe yaitu: (a) Studi kasus ekspalanatoris; (b) Studi kasus eksploratoris; dan (c) Studi kasus deskriptif (Yin, Robert, K. 1981).

e. CSR pendidikan yang dilakukan guru BP/BK di sekolah lebih banyak menggunakan tipe Studi kasus deskriptif, dengan model analisis datanya bersifat deskriptif kualitatif atau interaksional (siklus).

2. Keistimewaan CSR Banyak segi positif dari penelitian studi kasus (CSR). Menurut Lincoln dan Guba.

bahwa kesitimewaan studi kasus adalah: (1) studi kasus merupakan sarana utama bagi penelitian emik, yakni menyajikan pandangan subjek yang diteliti; (2) studi kasus menyajikan uraian menyeluruh tentang suatu fenomena yang terjadi sehari-hari; (3) studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti dan responden; (4) studi kasus memberikan „uraian tebal‟ yang diperlukan bagi penilaian atas transferibilitas; (5) studi kasus terbuka bagi penilaian atas konteks yang turut berperan bagi pemaknaan atas fenomena dalam konteks tersebut; (6) pendekatan terpenting dalam studi kasus adalah dengan pendekatan kualitatif. Meskipun peneliti juga menggunakan data dan analisis statistik, namun data analisis statistik tersebut hanya sebagai pelengkap (Bogdan, R.C. and Biklen, K., 1982; Mulyana, 2002).

3. Strategi Analisis Data dalam CSR Proses analisis bukti (data) dalam CSR adalah tahap yang „paling sulit dan rumit‟,

diperlukan kejelian, ketelitihan dan latihan-latihan. Beberapa konsep yang perlu dipahami tentang analisis bukti (data) dalam CSR antara lain: a. Sebelum melakukan analisis data dalam penelitian studi kasus (CSR), hal-hal yang

perlu dilakukan oleh guru BP/BK (peneliti) adalah: (1) latihan-latihan intensif perlu direncanakan dan dilakukan; (2) protokol studi kasus perlu dikembangkan dan dilakukan penyempurnaan kembali; dan (3) perlu ada penelitian perintis (pra penelitian atau kajian awal). Apabila desain penelitiannya multi kasus, maka melakukan protokol studi kasus dan pra penelitian adalah sebuah keharusan. Unsur atau bagian yang

Page 6: MKALAH PENELITIAN KUALITATIF

June 29,

2010 http://waskitamandiribk.wordpress.com [email protected]

- 6 -

harus ada dalam protokol studi kasus adalah: (a) tinjauan umum objek penelitian studi kasus, (b) prosedur atau tahapan kerja di lapangan yang harus dilakukan, (c) pertanyaan-pertanyaan tentang kasus yang akan diteliti, yang spesifik, pakai tabel-tabel. Pertanyataan bisa dari pihak yang diwawancarai; dari kasus individual; dari kasus multi; dari kasus luar atau dari sumber literatur; (4) tuntunan atau pedoman dalam pembuatan laporan studi kasus.

b. Proses analisis data (bukti) dalam CSR adalah terdiri dari (1) pengumpulan bukti (data) dari beragam sumber; (2) pengujian bukti; (3) pengkategorian atau pengelompokan bukti; (4) pentabulasian atau pengkombinasian kembali bukti-bukti untuk menunjuk pada proposisi atau teori awal saat penelitian; dan (5) pemberian interpretasi dan penarikan kesimpulan. Kelima proses tersebut dapat dilakukan baik pada kasus tunggal atau multikasus.

c. Dalam proses analisis bukti (data) CSR disarankan menggunakan perpaduan atau beberapa teknik analisis, seperti: (a) memasukkan informasi kedalam daftar yang berbeda; (b) membuat matriks kategori dan menempatkan buktinya kedalam kategori; (c) mentabulasi frekuensi peristiwa yang berbeda; (d) memeriksa keberagaman tabulasi dan hubungannya dengan menskor serta menghitung mean-nya; dan (e) memasukkan informasi ke dalam urutan kronologis atau menggunakan skema waktu (Miles, M.B and Huberman, A.M. 1992).

d. Ada dua macam analisis bukti (data) dalam penelitian studi kasus (CSR), yaitu: Pertama, Analisis Dominan. Bentuk analisis dominan ini dibagi lagi menjadi tiga macam sub analisis dominan, yaitu: (1) Analisis pejodohan pola; (2) Analisis penjelasan; dan (3) Analisis deret waktu. Kedua, Analisis Kurang Dominan. Bentuk analisis kurang dominan ini dibagi lagi menjadi tiga macam sub analisis kurang dominan, yaitu: (1) Analisis unit-unit terjalin; (2) Analisis observasi berulang; dan (3) Analisis sekunder lintas kasus. Jadi, untuk melakukan analisis data (bukti) dalam penelitian studi kasus (CSR) banyak sekali macamnya, peneliti bisa memilih salah satu sub analisis atau memadukan dua sub analisis dalam penelitiannya (Yin, Robert, K. 1981; Moleong, L.J. 2006).

e. Dalam tulisan singkat ini dijelaskan gambaran dari dua sub analisis dominan yaitu: analisis penjelasan dan analisis deret waktu.

Pertama, analisis penjelasan. Dalam analisis ini peneliti menjelaskan: (1)

protokol studi kasus; (2) setelah protokol studi kasus, kasus yang diteliti, dijelaskan berdasarkan teori-teori, atau hasil-hasil penelitian terdahulu, atau jurnal ilmiah (mengapa dan bagaimana) kasus tersebut; (3) setelah memahami secara teoritis tentang kasus tersebut, kemudian peneliti memasuki, memahami, mengkaji kondisi realitasnya, kenyataan sehari-hari (mengapa dan bagaimana) kasus tersebut, dijelaskan secara sistematis, logis berdasarkan beragam sumber data yang ada di lapangan secara valid atau dapat dipertanggungjawabkan; dan (4) melakukan interpretasi data dan kesimpulan.

Kedua, analisis deret waktu. Dalam analisis ini peneliti melakukan: (1) protokol studi kasus; (2) setelah protokol studi kasus, melakukan observasi tentang kasus yang dikaji dalam waktu tertentu (minggu atau bulan), dengan berpedoman pada lembar observasi yang secara rinci memuat aspek-aspek (variabel-variabel) yang diobservasi atau diteliti; (3) melakukan tabulasi data hasil observasi, kemudian diinterpretasi atau dijelaskan argumentasi atau dinarasikan secara logis, sistematis (mengapa dan bagaimana) kasus tersebut; (4) setelah dilakukan langkah-langkah pemecahan masalah dalam kurun waktu tertentu (satu minggu atau satu bulan) berdasarkan

Page 7: MKALAH PENELITIAN KUALITATIF

June 29,

2010 http://waskitamandiribk.wordpress.com [email protected]

- 7 -

masukan hasil observasi pertama, kemudian dilakukan observasi lagi pada minggu atau bulan berikutnya dan hasilnya ditabulasi dengan dihitung frekuensinya, kemudian diinterpretasi lagi (mengapa dan bagaimana) kasus tersebut; (5) ketika dipandang telah cukup datanya dalam mengungkap atau mengkaji kasus tersebut, observasi baru dihentikan. Analisis deret waktu bisa dilakukan pada kasus tunggal atau kasus multi, baik untuk variabel bebas atau variabel terikat. Dalam analisis data penelitian studi kasus (CSR) bisa menggunakan perpaduan dua analisis tersebut, bisa juga hanya memakai salah satu macam sub analisis tersebut di atas.

B. Mengapa Guru BP/BK Harus Melakukan CSR Pendidikan?

Salah satu bagian penting yang akan menunjang guru BP/BK mampu meningkatkan kualitas kompetensi profesionalnya adalah kemampuan untuk melakukan penelitian atau melakukan kajian secara intens berkaitan dengan bidang pekerjaannya. Ada beberapa argumentasi atau alasan mengapa setiap guru BP/BK harus memiliki kemampuan untuk melakukan penelitian studi kasus (CSR), antara lain: 1. Kemampuan guru BP/BK melakukan CSR dapat meningkatkan kualitas akademik dan

non akademik secara terus menerus, serta mempunyai kemampuan mengambil keputusan sesuai dengan profesinya (profesional judgment)

2. Penelitian studi kasus (CSR), dapat mengembalikan rasa percaya diri (self confidence) guru BP/BK, sehingga mampu mengemban tugas-tugas profesionalnya. Melalui CSR, guru BP/BK melatih diri mengamati secara jeli beragam problema peserta didik di sekolah, apa yang menjadi sebab terjadinya problem, dan bagaimana cara mencari jalan keluar yang terbaik dalam menyelesaikan problem bagi peserta didik.

3. Penelitian studi kasus (CSR), dapat menumbuhkan semangat membebaskan (liberating) dan menyetarakan (emancipating) dalam konteks profesi guru BP/BK. Artinya ketika guru BP/BK mempunyai rasa kepercayaan diri dan harga diri (self esteem) sebagai guru BP/BK yang profesional, dia akan mandiri, tidak tergantung pada pihak lain, punya semangat inovatif dalam proses layanan pembimbingan siswa.

4. Penelitian studi kasus (CSR), dapat memberikan masukan (input) bagi guru BP/BK dalam hal: (a) penyusunan program layanan pembimbingan di kelas (sekolah); (b) strategi memecahkan beragam problema peserta didik untuk kemudian dicari solusi yang terbaik dalam mencapai kualitas prestasi belajar siswa; (c) upaya guru BP/BK dalam melakukan inovasi layanan pembimbingan pesrta didik di sekolah; dan (d) membangun iklim hubungan yang persuasif, komunikatif antara peserta didik dengan guru BP/BK, sehingga siswa tidak merasa takut atau enggan bertemu dengan guru BP/BK (Arifin, 2009).

C. Cara Membuat Judul CSR Pendidikan

Ada beberapa pedoman yang perlu diperhatikan dalam membuat judul Penelitian studi kasus (CSR), yaitu: 1. Berkaitan dengan persoalan proses pembelajaran atau pembimbingan siswa, yang

sehari-harinya dihadapi oleh peneliti/ guru BP/BK di sekolah. 2. Judul hanya menyangkut satu konsep permasalahan atau problem pembelajaran atau

problem psikologis siswa di sekolah, misalnya tentang: Motivasi belajar rendah; Sulit konsentrasi belajar; Konflik pribadi/ konflik psikis; Kegagalan bersosialisasi; Perilaku menyimpang tertentu, dan sejenisnya.

Page 8: MKALAH PENELITIAN KUALITATIF

June 29,

2010 http://waskitamandiribk.wordpress.com [email protected]

- 8 -

3. Problema tersebut akan diselesaikan melalui cara atau metode atau strategi tertentu. 4. Objek / siswa yang diteliti jelas, boleh satu kelas (klasikal) dan boleh individual atau

beberapa individu.. 5. Kapan penelitian itu dilakukan (Semester dan tahun pelajarannya). 6. Tempat penelitian, misalnya SD, SMP, SMA mana (harus jelas).

Catatan. Dalam membuat judul CSR perhatikan lima aspek yang menjadi

Perencanaan Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling (P3BK), yaitu: (1) bimbingan pribadi; (2) bimbingan sosial; (3) bimbingan belajar; (4) bimbingan karir; dan (5) bimbingan budi pekerti. Kelima macam layanan bimbingan tersebut tentu jalan keluar (solusi dari masalah yang muncul) adalah berbeda-beda.

Dari enam pedoman tersebut, berikut ini dirumuskan beberapa contoh judul Penelitian studi kasus (CSR) antara lain: 1. „Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas X1, Melalui Efektifitas Belajar

Kelompok (Study Group), Semester Ganjil Tahun 2009-2010‟ di SMA „Maju‟ Kota Ramai‟. (judul yang berkaitan bimbingan belajar)

2. „Upaya Penyelesaian Kegagalan Sosialisasi Siswa Melalui Intensitas Dialog Teman Sebaya, Kasus Kelas XI di SMA “Unggul” Kota “Maju‟ Tahun 2010‟ (judul yang berkaitan bimbingan sosial)

3. “Analisis Perilaku Menyimpang Remaja dan Alternatif Pemecahannya, Kasus Siswa Kelas XI di SMA „Ramai‟ Kota „Maju‟ Tahun 2010. judul yang berkaitan bimbingan budi pekerti); (4) dan sebagainya

D. Pedoman Penyusunan Bab I (Pendahuluan)

Ada beberapa bagian yang harus dijelaskan dalam Bab I Pendahuluan, pada Penelitian studi kasus (CSR), yaitu paling tidak berisi tentang: (1) Latarbelakang Masalah; (2) Rumusan Masalah; (3) Tujuan Penelitian; (4) Definisi Konsep; (5) Manfaat Penelitian; dan (6) Keterbatasan Penelitian. Bagaimana cara membuat keenam hal tersebut?. Perhatikan hal-hal berikut ini: 1. Apa yang harus disusun atau di jelaskan pada bagian latarbelakang?.

Pada dasarnya latar belakang masalah penelitian pada bab I itu terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: (a) bagian awal (bisa satu/ dua alinea) yang menjelaskan tentang realitas teoritis/ kajian teori singkat/ hasil penelitian studi kasus (CSR) yang lalu tentang hal-hal yang semestinya terjadi dalam proses pembimbingan, misalnya: proses pembimbingan harus membangun motivasi, kreativitas, rasa percaya diri, semangat berprestasi siswa lebih berkualitas; (b) bagian tengah (bisa satu/ dua alinea) yang menjelaskan tentang realitas sehari-hari (realitas empirik) dalam proses pembimbingan di sekolah, misalnya: motivasi siswa; beragam perilaku menyimpang, dsb; dan (c) bagian akhir (bisa satu alinea) yang menerangkan kesimpulan adanya kesenjangan antara realitas teoritis dan realitas empirik, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian studi kasus (CSR) dengan judul tertentu (sesuai dengan problemanya). 2. Bagaimana merumuskan masalah penelitian?

Dalam penelitian studi kasus (CSR) rumusan masalah boleh cukup satu saja, boleh lebih dari satu rumusan masalah. Apabila rumusan masalah dibuat satu, maka untuk contoh judul penelitian nomor 1 di atas adalah: Bagaimana upaya meningkatan motivasi belajar siswa Kelas X1, melalui efektifitas belajar kelompok (study group), semester ganjil tahun 2009-2010‟ di SMA „maju‟ Kota „ramai‟?. Jadi, tinggal memberi kata tanya didepannya.

Page 9: MKALAH PENELITIAN KUALITATIF

June 29,

2010 http://waskitamandiribk.wordpress.com [email protected]

- 9 -

Apabila rumusan masalah dibuat dua, maka untuk judul penelitian di atas adalah: (a) Bagaimana kondisi motivasi belajar siswa Kelas X1, semester ganjil tahun 2009-2010‟ di SMA „maju‟ Kota „ramai‟?; dan (b) Bagaimana upaya meningkatan motivasi belajar siswa Kelas X1, melalui efektifitas belajar kelompok (study group), semester ganjil tahun 2009-2010‟ di SMA „maju‟ Kota „ramai‟?. 3. Bagaimana merumuskan tujuan penelitian?

Apabila rumusan masalahnya satu maka minimal tujuan penelitiannya juga satu. Jadi, rumusan tujuan penelitian minimal adalah mengikuti rumusan masalah penelitian. Misalnya. Apabila rumusan masalahnya dua seperti di atas, maka rumusan tujuan penelitian adalah. “Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah ingin membahas atau mengkaji tentang: (a) Kondisi motivasi belajar siswa Kelas X1, semester ganjil tahun 2009-2010‟ di SMA „maju‟ Kota „ramai‟; dan (b) Upaya meningkatan motivasi belajar siswa Kelas X1, melalui efektifitas belajar kelompok (study group), semester ganjil tahun 2009-2010‟ di SMA „maju‟ Kota „ramai‟. Jadi, tinggal menghilangkan kalimat tanya yang ada di rumusan masalah.

4. Apa yang perlu dijelaskan dalam definisi konsep? Peneliti perlu menjelaskan maksud/ definisi yang dimaksud peneliti tentang konsep-

konsep yang ada pada judul penelitian. Misalnya untuk judul di atas, peneliti harus menjelaskan apa yang dimaksud dalam penelitian saudara tentang: (a) motivasi belajar; (b) belajar kelompok (study group); (c) efektifitas study group dalam menumbuhan motivasi belajar; dan (e) pendekatan penelitian. Uraikan singkat agar pembaca tidak terjadi salah pengertian 5. Apa yang harus di tulis tentang manfaat penelitian?

Ada tiga manfaat yang perlu dijelaskan pada sub bab tentang Manfaat Penelitian, yaitu: (a) Manfaat hasil penelitian studi kasus (CSR) bagi siswa; (b) Manfaat hasil penelitian studi kasus (CSR) bari guru BP/BK; dan (c) Manfaat hasil penelitian studi kasus (CSR) bagi Lembaga atau Sekolah. 6. Apa yang harus diuraikan pada Keterbatasan Penelitian?

Pada bagian ini, inti uraiannya adalah peneliti menjelaskan, bahwa hasil laporan penelitian studi kasus (CSR) yang dilakukan masih ada sisi kelemahannya, oleh karena itu perlu adanya penelitian lanjutan, baik oleh peneliti sendiri maupun peneliti lainnya”.

E. Pedoman Penyusunan Bab II (Kajian Pustaka)

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kajian pustaka dalam penelitian studi kasus (CSR), yaitu: 1. Pada bagian ini peneliti perlu mengemukakan beberapa hasil dari penelitian studi kasus

(CSR) yang telah dilakukan para peneliti terdahulu. Apabila peneliti tidak menemukan hasil karya penelitian studi kasus (CSR) terdahulu, peneliti dapat melakukan kajian teori yang ada di buku-buku teks ilmiah, majalah ilmiah atau koran, yang berkaitan dengan judul penelitian.

2. Karena penelitian studi kasus (CSR) sifatnya mencari jalan pemecahan terhadap problema khusus yang dihadapi siswa di sekolah, maka uraian teori, konsep dalam kajian pustaka ini cukup ringkas saja, tidak terlalu panjang, namun tetap memperhatikan kaidah ilmiah dalam penulisannya, misalnya dicantumkan sumber rujuannya. Contoh, catatan kaki langsung menyatu dalam teks adalah Menurut Surahmat,W (2000) peran guru BP/BK sangat sentral dalam proses layanan pembelajaran dan pembimbingan

Page 10: MKALAH PENELITIAN KUALITATIF

June 29,

2010 http://waskitamandiribk.wordpress.com [email protected]

- 10 -

3. siswa di sekolah. Atau „Paradigma pembelajaran era sekarang lebih bersifat kontekstual, (Tilaar, 2002: 25)‟. Uraian tentang Kajian Pustaka dianggap salah apabila tidak mencantumkan catatan kaki.

4. Uraian dalam Kajian pustaka pada CSR tidak dibenarkan menyinggung konsep-konsep lain yang tidak sesuai dengan konsep yang ada pada judul penelitian.

5. Fungsi kajian pustaka dalam CSR adalah untuk mendukung dan menjustifikasi rencana atau strategi pembimbingan atau strategi penyelesaian masalah yang dihadapi oleh siswa. Disamping itu kajian pustaka dapat memberikan wawasan ilmiah yang cukup tentang konsep-konsep teori yang berkaitan dengan pokok persoalan yang akan diteliti.

F. Pedoman Penyusunan Bab III (Metode Penelitian)

Uraian yang ada di Bab III (Metode penelitian), paling tidak menjelaskan tentang: (a) Pendekatan/ strategi penelitian; (b) Setting penelitian; (c) Sampel dan Instrumen penelitian; (d) Metode pengumpulan data; dan (e) Analisis data atau analisis tindakan. 1. Apa yang harus dijelaskan pada sub bab pendekatan/ strategi penelitian?

Pada bagian ini peneliti harus menjelaskan bahwa, “Untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini strategi atau pendekatan penelitian yang dipakai adalah pendekatan penelitian kualitatif dengan strategi penelitian kualitatif case study research (CSR) atau penelitian studi kasus, dengan analisis interaktif, sebagaimana yang dijelaskan pada sub bab analisis data berikut”.

Catatan. Sebagaimana yang telah diuraikan di atas, ada tiga macam CSR, yaitu: (a) Studi kasus ekspalanatoris; (b) Studi kasus eksploratoris; dan (c) Studi kasus deskriptif. Pada umumnya CSR yang dilakukan oleh guru BP/BK di sekolah adalah dalam bentuk Studi kasus deskriptif, karena relatif lebih mudah dikerjakan oleh guru.

2. Apa yang harus dijelaskan pada sub bab setting penelitian? Pada bagian ini peneliti harus menjelaskan secara rinci dan sejelas mungkin tentang

Kondisi: (a) letak sekolah yang menjadi objek penelitian; (b) sarana dan prasarana pembelajaran yang dimiliki sekolah; (c) jumlah kelas dan siswa secara keseluruhan; (d) jumlah guru pada masing-masing mata pelajaran; dan (e) Apakah tempat tersebut pernah dilakukan CSR pendidikan oleh peneliti terdahulu dan bila ada fokusnya tentang apa. Tujuan uraian tentang setting penelitian secara rinci adalah, apabila ada peneliti atau guru BP/BK dari sekolah lain yang membaca hasil laporan CSR pendidikan, akan dapat memperoleh informasi yang cukup tentang setting penelitian anda, atau dapat dijadikan perbandingan apakah ada kemiripan antara sekolah anda dan sekolah lain. 3. Apa yang harus dijelaskan pada sub bab objek dan instrumen penelitian?

Hal yang perlu dijelaskan pada bagian ini adalah, “Karena pendekatan penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan strategi penelitian case study research (CSR), maka teknik sampling penelitian adalah menggunakan non probability sampling (teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur / anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel) (Sugiyono, 2005), sedangkan teknik pengambilannya menggunakan purposive sampling (teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan atau tujuan tertentu). Jadi, yang menjadi sampel (objek) penelitian adalah misalnya kelas X-1 dengan jumalh 35 siswa”. Menurut para ahli penelitian kualitatif, sering sampel penelitian dalam CSR disebut objek penelitian, karena sebenarnya dalam CSR kualitatif tidak mengenal istilah populasi. Oleh karena itu apabila menggunakan istilah sampel maka yang dimaksud adalah sampel purposive. Jadi, boleh menggunakan istilah sampel atau objek penelitian, dan „tidak pas atau tidak proporsional bila dalam CSR kualitatif menggunakan istilah populasi‟. Dalam penelitian kualitatif, khususnya CSR yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti sendiri (guru BP/BK).

Page 11: MKALAH PENELITIAN KUALITATIF

June 29,

2010 http://waskitamandiribk.wordpress.com [email protected]

- 11 -

Sebagai instrumen penelitian, maka peneliti (guru BP/BK) betul-betul harus: (a) memahami model analisis CSR; (b) Menguasai wawasan/ konsep yang diteliti; (c) Kematangan kesiapan melakukan CSR; dan (d) selalu melakukan evaluasi diri. 4. Apa yang harus dijelaskan pada metode pengumpulan data?.

Dalam hal ini peneliti perlu menjelaskan tentang metode pengumpulan data. Dalam CSR pendidikan, metode pengumpulan datanya adalah: (a) Metode observasi partisipatif, dalam hal ini peneliti harus membuat pedoman observasi dengan memerinci aspek-aspek yang akan diobservasi;(b) Metode wawancara takterstruktur, dalam hal ini peneliti juga menyusun pedoman wawancara yang akan dilakukan pada siswa; dan (c) Metode tes, dalam hal ini guru BP/BK melakukan tes bila memang dipandang perlu melakukan tes yang berkaitan dengan masalah yang ditelitinya. Apabila tidak menggunakan metode tes, guru BP/BK apabila ingin memperoleh data tentang prestasi siswa dapat mengambil data dokumen (metode dokumen) pada masing-masing guru mata pelajaran. Metod tes dan dokumen ini sebagi penunjang saja.

Catatan, dalam pengumpulan data pada proses CSR, paling tidak ada lima ketrampilan yang harus dimiliki peneliti, antara lain: (1) peneliti harus mampu „mengajukan pertanyaan-pertanyaan‟ yang baik, dan menginterpretasikan jawaban-jawaban informan; (2) peneliti harus menjadi „pendengar‟ yang baik dan tidak terperangkap pada ideologi (paham) atau prakonsepsinya sendiri; (3) peneliti harus mampu „menyesuaian diri dan fleksibel‟, agar situasi yang baru dialami dapat dipandang sebagai peluang dan bukan sebagai ancaman; (4) peneliti harus „memiliki daya tangkap‟ yang kuat terhadap isu-isu yang diteliti; dan (5) peneliti harus „tidak bias‟ (penyimpangan) oleh anggapan-anggapan yang sudah ada sebelumnya (termasuk anggapan dari teori). Oleh karena itu, peneliti harus peka dan responsif terhadap bukti-bukti yang kontradiktif (Yin, Robert, K. 1981). 5. Apa yang harus dijelaskan pada sub bab analisis data (bukti)?

Dalam bagian ini peneliti menjelaskan proses analisis data yang akan digunakan. Karena CSR termasuk jenis penelitian kualitatif, maka analisis datanya bersifat interaktif dan analisis datanya berlangsung secara terus menerus sejak awal penggalian data sampai akhir CSR. Dalam sub bab ini peneliti perlu menjelaskan jenis atau bentuk analisis data (bukti) CSR yang dipakainya, namun sebelum memilih salah satu atau dua bentuk analisis CSR yang dipakai dalam penelitiannya, peneliti sebaiknya menyebutkan macam-macam bentuk analisis CSR (seperti yang disebut di atas).

Pada bagian analisis data (bukti) ini perlu mengemukakan: (a) fokus/ rumusan masasah penelitian; (b) langkah-langkah dalam melakukan analisis data; dan (c) menjelaskan cara-cara dalam melakukan analisis data CSR. Apabila proses analisis data menggunakan bantuan statistik, maka peneliti perlu menjelaskan jenis analisis statistik yang dipakai. Karena strategi CSR termasuk salah satu bentuk penelitian kualitatif berparadigma pospositivisme, maka sebaiknya jenis analisis statistik yang dipakai adalah analisis statistik deskriptif dalam bentuk analisis mean atau frekuensi dan presentase.

G. Pedoman Penyusunan Bab IV (Hasil Penelitian Dan Pembahasan)

Karena CSR ini merupakan salah satu dari strategi penelitian kualitatif, maka deskripsi hasil penelitian di bab ini harus lengkap atau rinci. Dalam mendeskripsikan hasil penelitian ini, peneliti harus memperhatikan jumlah rumusan masalahnya. Apabila jumlah rumusan masalah pada judul penelitian di atas berjumlah dua, maka deskripsi hasil penelitian sebagai berikut:

a. Deskripsi Data Kondisi Motivasi Belajar Siswa. Dalam hal ini peneliti menjelaskan

kondisi motivasi belajar siswa sebelum diberlakukannya pola belajar dengan

Page 12: MKALAH PENELITIAN KUALITATIF

June 29,

2010 http://waskitamandiribk.wordpress.com [email protected]

- 12 -

mengefektifkan belajar kelompok (study group). Sumber datanya bisa diambil dari nilai ulangan harian siswa pada semua mata pelajaran (minta bantuan guru mata pelajaran dengan merekam di daftar nilai) dan skor nilai angket tentang motivasi belajar siswa. Hasil nilai ulangan harian (sumber dokumen) dan skor nilai dari angket dicari mean-nya (rata-rata) kemudian dikategorikan baik, sedang atau kurang.

b. Deskripsi Data Hasil Penyelesaian Kasus. Disinilah peneliti harus menjelaskan dua hal yaitu 1. Protokol Kasus 2. Deskripsi Data Hasil Penyelesaian Kasus (a) Observasi kasus ke 1; (b) Tabulasi data

dan analisis persentase serta diinterpretasi data; (c) Observasi kasus ke 2; (d) Tabulasi data dan analisis persentase, serta diinterpretasi data, dan seterusnya

3. Pembahasan H. Pedoman Penyusunan Bab V (Penutup)

Pada bagian ini peneliti harus menjelaskan atau menguraikan tentang dua hal, yaitu: (1) Kesimpulan; dan (2) Saran-saran. 1. Apa yang harus dijelaskan dalam kesimpulan?

Dalam menyusun kesimpulan peneliti harus berpedoman pada rumusan masalah. Apabila rumusan masalahnya dua, maka paling tidak kesimpulannya juga dua, yang mencerminkan sebuah hasil/ jawaban dari permasalahan. Dalam hal ini peneliti bisa mengambil inti/ kesimpulan dari hasil analisis data pada bab IV.

2. Apa yang harus dijelaskan dalam saran-saran? Dalam menyusun saran pada bab V, peneliti bisa menjelaskan tentang saran,

misalnya: (a) pada guru/ peneliti, agar bisa melakukan penelitian lanjutan untuk pengembangan wawasan keilmuan tentang pembelajaran di kelas; (b) pada lembaga/ kepala sekolah, agar terus memberikan dorongan/ dukungan materi dan non materi pada guru-guru untuk melakukan pengembangan profesi keguruan. dsb.

I. Pedoman Dalam Penyusunan Daftar Pustaka dan Membuat Lampiran

1. Cara membuat daftar pustaka, yaitu: (a) secara berurutan Nama pengarang (diambil dari nama belakangnya), tahun penerbitan, Judul buku; Nama penerbit, kemudian diakhiri Kota penerbit.; (b) penyusunan daftar pustaka harus urut abjat. Contoh, lihat di datar pustaka halaman terakhir. Contoh penulisan daftar pustaka dalam bentuk buku teks adalah: Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D, Alfabeta, Bandung. Contoh penulisan daftar pustaka berupa surat kabar adalah: Notosusanto, N., 2007. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Harian Umum

Kompas, 10 Juli 2007.h. 4. Contoh penulisan daftar pustaka buku teks tidak ada pengarangnya adalah: Biro Pusat Statistik. 2008. Survey Pertanian Produksi Buah-Buahan di Indonesia.

Jakarta h. 30-35. Contoh penulisan daftar pustaka yang diambil dari internet selain jurnal adalah: Witherspoom, A.M. and R. Pearce. 2000. Nutrient and multispecies criteria standard for

the Chowan River, North Carolina. Report No. 200. www.3.ncsu.edu/wrri/reports.200.html. May, 21.2000.

Apabila tidak tertera tahun maka tanggal pengambilan harus dicantumkan. Contoh penulisan daftar pustaka dari jurnal adalah: Effendi, T.N. 1999. Strategi Pengembangan Masyarakat: Alternatif Pemikiran

Page 13: MKALAH PENELITIAN KUALITATIF

June 29,

2010 http://waskitamandiribk.wordpress.com [email protected]

- 13 -

Reformatif. Jurnal Ilmu Sosial-Ilmu Politik, Vol 3 No. 2: 25-30. Nopember. Fisipol. UGM. Yogyakarta.

2. Lampiran. Lampiran diletakkan setelah daftar pustaka. Dan yang perlu dilampirkan adalah: Jadwal penelitian; Lembar observasi peneliti pada Siswa; Hasil rekap skor hasil angket; Rekap skor hasil observasi; dan Riwayat hidup peneliti.

J. Pedoman Dalam Penyusunan Laporan Hasil CSR Format laporan hasil CSR diharapkan sesuai dengan standart baku format laporan

penelitian ilmiah. Berikut ini dikemukakan contoh format laporan hasil CSR, yang menggunakan model analisis dominan dalam bentuk analisis deret waktu, yaitu:

- Halaman Sampul atau Judul - Lembar persetujuan - Kata Pengantar - Abstrak - Daftar Isi - Daftar Tabel - Daftar Gambar Bab I PENDAHULUAN.

A. Latar belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Definisi Konsep E. Manfaat Penelitian F. Keterbatasan Penelitian

Bab II Kajian Pustaka A. B C (dst, sesuai dengan konsep-konsep yang ada pada judul) Bab III Metode Penelitian

A. Pendekatan/ Strategi Penelitian B. Setting Penelitian C. Sampel/ Objek dan Instrumen Penelitian D. Metode Pengumpulan Data E. Analisis Data

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Protokol Kasus B. Deskripsi Data Hasil Penyelesaian Kasus (1) Observasi kasus ke 1; (2)

Tabulasi data dan analisis persentase serta interpretasi data; (3) Observasi kasus ke 2; (4) Tabulasi data dan analisis persentase serta interpretasi data, dan seterusnya

C. Pembahasan Bab V Penutup. A. Kesimpulan B. Saran-Saran

- DAFTAR PUSTAKA - LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: MKALAH PENELITIAN KUALITATIF

June 29,

2010 http://waskitamandiribk.wordpress.com [email protected]

- 14 -

III. PENUTUP

Dari uraian singkat tentang pedoman penelitian studi kasus (case study research /CSR) di atas, ada beberapa hal yang perlu dipahami sebagai kesimpulan makalah singkat ini, yaitu: 1. Paradigma pembelajaran dan pembimbingan dewasa ini adalah menuntut adanya

peningkatan kualitas profesional pendidik di sekolah dengan lebih menekankan pada aspek keaktifan, kreatifitas siswa dan kemandirian siswa.

2. Salah satu kunci upaya meningkatkan profesional guru BP/BK adalah melatih dan meningkatkan kemampuan diri dalam mengembangkan kemampuan membuat karya tulis ilmiah yang berkaitan erat dengan kualitas proses layanan bimbingan sehari-hari di sekolah. Dan salah satu bentuk karya tulis ilmiah guru BP/BK yang sangat sentral dalam meningkatkan kualitas layanan pembimbingan peserta didik adalah melakukan penelitian studi kasus (CSR), baik secara mandiri atau kelompok.(tim)

3. Penelitian studi kasus (CSR), merupakan salah satu bagian dari strategi penelitian kualitatif yang berparadigma pospositivisme, oleh karena itu bentuk analisisnya khas, dan realtif lebih sulit apabila dibandingkan dengan analisis penelitian tindakan kelas (PTK) atau penelitian kualitatif lainnya. Melakukan analisis penelitian studi kasus dibutuhkan kejelian, keahlian khusus dalam mencermati kasus dan memecahkannya.

4. Setiap guru BP/BK harus terus melatih diri untuk melakukan penelitian studi kasus (CSR), dan apabila telah berhasil membuat CSR harus terus dikembangkan untuk lebih teliti, lebih bagus dalam proses analisis datanya. Tidak akan diperoleh kemampuan meneliti secara baik tanpa melatih dan melatih diri untuk melakukan penelitian demi penelitian berikutnya.

5. Diharapkan setelah mengikuti kegiatan pelatihan atau workshop atau seminar tentang CSR ini setiap guru BP/BK bisa langsung melakukan kegiatan penelitian studi kasus di sekolah masing-masing.

Page 15: MKALAH PENELITIAN KUALITATIF

June 29,

2010 http://waskitamandiribk.wordpress.com [email protected]

- 15 -

DAFTAR PUSTAKA

Arifin. 2009. Pengantar Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, FPISH.

IKIP Budi Utomo Malang. Bakri, M. (ed). 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif, Tinjauan Teoritis dan Praktis, Lemlit

Iniversitas Islam Malang. Bogdan, R.C. and Biklen, K., 1982. Qualitative Research for Education: An Introduction to

Theory and Methods. Boston: Allyn and Bacon.Inc. Creswell.J.W. 2005. Educational Research. Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative

and Qualitative Reserach, Second Edition. Pearson Merrill Prentice Hall. New Jersey. Miles, M.B and Huberman, A.M. 1992. Qualitative Data Analysis, Rohidi T.R. (penerjemah).

1992. UI Press. Jakarta. Moleong, L.J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Mulyana, D. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu

Sosial lainnya, Rosdakarya. Bandung. Salim, A. 2001. Teori dan paradigma Penelitian Sosial (dari Denzin Guba dan Penerapannya),

PT. Tiara Wacana. Yogyakarta. Silverman, D. 1993. Interpreting Qualitative Data. Methods for Analysing Talk, text and

Interaction, First publ. SAGE Publications. London. Yin, Robert, K. 1981. Case Study Research Design and Methods. Penerjemah Mudzakir. 2002.

PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

RIWAYAT HIDUP PENULIS: Arifin, lahir di Lamongan, tanggal 01 Januari 1960. Tamat Madrasah Ibtidaiyah 1973; Melanjutkan ke PGAP Paciran Lamongan lulus 1978. Pondok Pesantren Karangasem di Paciran Lamongan tahun 1973-1978; Melanjutkan ke PGAAN Malang lulus 1980; Lulus S1 IKIP Negeri Malang Prodi Sejarah-Antropologi 1984 (Yudisium Sangat Memuaskan); Lulus Pascasarjana (S2) Magister Sain Sosiologi Pedesaan dari UMM 2002 (Yudisium Cumlaude); Lulus Doktor (S3) Kekhususan Sosiologi Pedesaan dari Universitas Brawijaya Malang 2007-2008 (Yudisium Sangat Memuaskan). Profesi yang ditekuni sampai sekarang adalah sebagai pendidik (Guru Sosiologi SMA Islam Malang; Dosen Prodi Sejarah-Sosiologi IKIP Budi Utomo Malang sejak tahun 1987-sekarang; Dosen Luar Biasa di FISIP Universitas Brawijaya Malang sejak tahun 2004–2009; Dosen Pascasarjana (S2) Universitas Gresik). Pangkat fungsional dosen Lektor Kepala, Pangkat PNS IV/b. (Pembina Tk.1). Berbagai karya tulis berupa buku: (1) Sosiologi; (2) Dasar-Dasar Logika dan Filsafat Ilmu; (3) Pengantar Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif; dan (4) tiga belas Laporan Penelitian Mandiri; Sepuluh Artikel Ilmiah di Jurnal atau Majalah Pendidikan. Aktif sebagai penyaji makalah dalam seminar Regional maupun Nasional tentang pengembangan profesional guru. Aktif sebagai Pembina empat Kelompok Kajian Sosial-Keagamaan di Kota Malang. Semoga Tuhan memaafkan semua kesalahan penulis. HP. 081333949382

Page 16: MKALAH PENELITIAN KUALITATIF

June 29,

2010 http://waskitamandiribk.wordpress.com [email protected]

- 16 -

Contoh Lampiran- Lampiran

Contoh: Lampiran ke 1, tentang Jadwal Penelitian studi kasus (CSR)

No URAIAN KEGIATAN JAN PEB MAR KET

01 02 03 04 05 06 07 08

Penyusunan Proposal CSR Studi pustaka dan acuan referensi. menyusun rancangan penelitian dan Menyusun Bab I, II dan III Mengumpulkan data (Dokumen, Observasi dan Wawancara) dan sekaligus penyelesaian kasus Menyusun Bab IV Analisis data Kualitatif dan menyusun Bab V (Penutup) Menggandakan Laporan Penelitian CSR Pengesahan Laporan Hasil Penelitian Studi Kasus pada Kepala Sekolah

V

V V

V V

V

V V

V

V V

V

V

V

Catatan: Jadwal Kegiatan Penelitian tersebut di atas berlangsung selama 3 (tiga) Bulan, yaitu: dari bulan Januari sampai Maret 2010.

Contoh Lampiran ke 2. Tentang rekap nilai prestasi belajar siswa pada semua pelajaran

No

Nama Siswa

Nilai Semua Mata Pelajaran Nilai

Mean Aga PKn Ind Ing Mat Ork Kes dst.

1 Ali

2 Ani

3 Ari

4 dst.

Mean

Contoh Lampiran ke 3. Tentang rekap skor motivasi belajar siswa

No

Nama Siswa

Nomor Item Angket Tentang Motivasi Belajar Skor

Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst

1 Abi

2 Asi

4 Ami

5 dst

Mean

Page 17: MKALAH PENELITIAN KUALITATIF

June 29,

2010 http://waskitamandiribk.wordpress.com [email protected]

- 17 -

Contoh Lampiran ke 4. Rekap kondisi prestasi belajar siswa Kelas...pada semua mata

pelajaran dan kondisi motivasi belajar siswa

N0 NAMA SISWA Tingkat Prestasi

Belajar siswa Tingkat Motivasi

Belajar siswa KETER.

01 Akbaruddin 02 Ana 03 Anang 04 Andhika . dst .......

Mean

Contoh Lampiran ke 5. Format Pengamatan tentang motivasi belajar siswa selama proses

pembelajaran di sekolah No.

Nama Siswa

Aspek motivasi berpretasi Siswa

Σ Skor

Keter.

Semangat mendengarkan penjel. guru

Inisiatif individu dalam bertnya /mena-jwab

Keserius an meme cahkan masalah

Keterlibatan individu dalam kerja kel

Tnggung jawab dalam menyel tugas

01 Akbaruddin F 3 2 2 3 2 12 D

02 Ana Siti Hayati 3 3 3 3 4 16 C

03 Anang FF 2 4 4 3 3 16 C

04 Andhika K 3 4 4 3 3 17 C

dst

Jumlah

Catatan: Unsur-unsur dari aspk motivasi yang di amati bisa bertambah Keterangan: 01. Kolom Aspek perilaku Motivasi diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria sebagai

berikut; - Skor 1 = Sangat Kurang (SK) - Skor 2 = Kurang (K) - Skor 3 = Cukup (C) - Skor 4 = Baik (B) - Skor 5 = Amat Baik (AB)

02. Pedoman Penilaian: - Σ Skor Minimal = 5 (1 x 5) - Σ Skor Maksimal = 25 ( 5 x 5) - Skor Maksimal setiap item = 5 - Skor Minimal setiap item = 1 - Rentangan Nilai adalah 25 – 5 : 5 = 4

Page 18: MKALAH PENELITIAN KUALITATIF

June 29,

2010 http://waskitamandiribk.wordpress.com [email protected]

- 18 -

- Kolom Keterangan dapat diisi dengan: A. = amat baik, apabila jumlah skor = 22 – 25 B. = baik, apabila jumlah skor = 18 – 21 C. = cukup, apabila jumlah skor = 14 – 17 D. = kurang, a[abila jumlah skor = 10 – 13 E. = sangat kurang, apabila jumlah skor = 5 - 9

Malang, ....... 2010. Pengamat/ Penilai ................................... (Guru BP/BK) Lampiran 6 : berisi Riwayat Hidup Peneliti (Tidak ada karya manusia yang agung tanpa diawali dari karya kecil yang terbungkus oleh motivasi dan ketulusan hati. Cobalah dan jangan takut salah dalam berkarya. Kekurangan yang disadari akan berbuah kesuksesan)